27
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO NIM. P.09032 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

01-gdl-muhferdaus-207-1-muhammad-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

  • STUDI KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN

    HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I

    RSUD KARANGANYAR

    DI SUSUN OLEH :

    MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO

    NIM. P.09032

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2012

  • i

    STUDI KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN

    HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I

    RSUD KARANGANYAR

    Karya Tulis Ilmiah

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

    DI SUSUN OLEH :

    MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO

    NIM. P.09032

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2012

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

    berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

    Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P

    DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD

    KARANGANYAR Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

    mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

    1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

    telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

    Husada Surakarta.

    2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    3. Anissa Cindy Nurul Afni S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus

    sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

    masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

    memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    4. -----------------------, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan

    cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

    bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

  • vi

    5. ---------------------, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan

    cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

    bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah memberikan membimbing dengan sabar dan

    wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

    7. Ayah yang menjadi inspirasi penulis untuk melanjutkan studi di keperawatan.

    8. Ibu yang memberikan dukungan serta semangat secara lahir dan batin.

    9. Kakak, seluruh keluarga yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

    semangat serta dukungan untuk menyelesaikan pendidikan.

    10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

    Husada, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang

    telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

    Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

    keperawatan dan kesehatan. Amin.

    Surakarta, April 2012

    MUHAMMAD FERDAUS W.U

    NIM. P.09032

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................... v

    DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1

    B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4

    C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5

    BAB II LAPORAN KASUS

    A. Identitas Klien ........................................................................ 6

    B. Pengkajian .............................................................................. 7

    C. Perumusan Masalah Keperwatan ........................................... 14

    D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 14

    E. Implementasi Keperawatan .................................................... 15

    F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 14

    BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan ............................................................................ 19

    B. Simpulan dan Saran ............................................................... 30

    Daftar Pustaka

    Lampiran

  • viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

    Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

    Lampiran 3 Log Book

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

    Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinyu yang berjalan

    dari mulut sampai anus, dengan modifikasi lokal yang mencerminkan

    spesialisasi regional untuk menjalankan fungsi pencernaan. Fungsi sistem

    utama pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien seperti air,

    dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal

    tubuh. (Junaidi, 2002)

    Hematomesis adalah muntah darah sedangkan melena adalah buang air

    besar seperti aspal, umumnya di sebabkan perdarahan saluran bagian atas

    mulai dari esofagus sampai duodenum. Warna merah gelap atau hitam berasal

    dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. (Sylvia, 2005)

    Umumnya perdarahan SMBA (Saluran Makan Bagian Atas) termasuk

    penyakit gawat darurat yang memerlukan tindakan medic intensif yang segera

    di rumah sakit/puskesmas karena angka kematiannya yang tinggi, terutama

    pada perdarahan varises esofagus yang dahulu berkisar 40-85%. (Netina,

    2001)

    Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang terbanyak di

    jumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 40 -

    55%, kemudian menyusul gastritis hemoragika dengan 20 25 & ulkus

    peptikum dengan 15 20% sisanya keganasan, uremia dan sebagainya.

  • 2

    Sedangkan menurut data yang di peroleh dari medical record ruang Cemara II

    Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto dari bulan Januari sampai

    dengan bulan Juni 2010 jumlah penderita yang mengalami Hematemesis

    Melena yaitu : 25 orang terdiri dari laki-laki : 16 orang, perempuan : 9 orang.

    (Hilmy, 2010)

    Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan

    saluran bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap

    macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran

    makan bagian atas yang terbanyak di jumpai di Indonesia adalah pecahnya

    farises esofagus dengan rata rata 45 50% seluruh perdarahan saluran

    makan bagian atas. (Hilmy, 2010)

    Tanda dan gejala umum pada Hematomesis Melena muntah darah

    (Hematemesis), BAB warna merah kehitaman(Melena), mengeluarkan darah

    dari rectum (hematoskezia), denyut nadi yang cepat, tensi darah rendah, akral

    teraba dingin dan basah, nyeri perut, nafsu makan menurun, jika terjadi

    perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya anemia

    mudah lelah, pucat, nyeri dan pusing. (Hernomo, 1989)

    Hematemesis Melena bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita

    minimum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah

    penderita mengeluh rasa nyeri penderita mengalami dispesi berupa mual

    muntah, nyeri, dan sebelum Hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di

    epigastrium yang berhububungan dengan makanan. Sifat Hematemesis tidak

    begitu massif dan Melena lebih dominan dari Hematemesis. (Suparman,1999)

  • 3

    Kasus yang ditemui di lapangan, pasien dengan diagnosa Hematemesis

    Melena mengeluh perut sakit, mual, muntah darah, disertai keluar tinja darah,

    perut nyeri. Mengacu pada di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan

    keperawatan tentang nyeri pada Tn. P dengan Hematemesis Melena di ruang

    Mawar I RSUD Karanganyar.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan umum.

    Melaporkan kasus nyeri pada Tn. P dengan Hematemesis

    Melena di Mawar I RSUD Karanganyar.

    2. Tujuan khusus

    a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri

    Hematemesis Melena.

    b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

    dengan nyeri Hematemesis Melena.

    c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien

    dengan nyeri Hematemesis Melena.

    d) Penulis mampu melakukan tindakan implementasi pada pasien

    dengan nyeri Hematemesis Melena.

    e) Penulis mampu melekukan evaluasi pada pasien dengan nyeri

    Hematemesis Melena.

    f) Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada pasien

    dengan nyeri Hematemesis Melena.

  • 4

    C. Manfaat Penulisan

    a. Bagi penulis

    Untuk memperoleh dan memperluas wawasan serta

    pengetahuan tentang penyakit Hematemesis Melena beserta

    penatalakasanaan secara medis dan konsep keperawatannya, sehingga

    dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.

    b. Bagi profesi keperawatan

    Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi

    laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan

    pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan.

  • 5

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang

    dilakukan pada Tn. P dengan kasus nyeri dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 4

    April 2012 asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa

    keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

    A . Pengkajian

    Tanggal 2 April 2012 jam 09.00 WIB diperoleh dengan cara

    autoanamesa dan alloanamnesa mengadakan pengamatan atau observasi

    langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat.

    Pasien bernama Tn. S umur 64 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir

    tidak sekolah, pekerjaan seorang petani alamat Mojogedang Karanganyar

    yang di rawat di ruang Mawar I. Dokter mendiagnosa bahwa Tn. S

    menderita penyakit hematesis melena penanggung jawab kepada pasien

    adalah Ny. S umur 40 tahun alamat Mojogedang Karanganyar dan

    hubungan dengan pasien sebagai adik.

    Hasil pengkajian pengkajian, keluhan utama yang dirasakan pasien

    saat di kaji yaitu perut sakit. Riwayat kesehatan sekarang, klien

    mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sakit perut

    disertai keluar tinja darah dan muntah darah kemudian kien dibawa ke

    IGD pada tanggal 1 April 2012, jam 18.00 WIB kemudian klien dibawa

  • 6

    ke ruang Mawar 1 pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sakit

    perut nyeri. Pengkajian nyeri dengan P,Q,R,S,T menghasilkan (profokatif)

    P: adanya peradangan di lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan,

    (paliatif) P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan saat posisi berbaring,

    (quality) Q: nyeri seperti teriris, (regional) R: di perut bagian kiri, (skala)

    S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri terasa saat beraktifitas. Keluar tinja darah

    dan muntah darah dan klien mengatakan juga lemah dan pusing tidak mau

    makan. Tekanan darah dengan 150/90, nadi 80 kali per menit, suhu 370C.

    Pola aktifitas latihan ditemukan data sebelum sakit klien

    mengatakan sering di kebun mencocok tanam selama sakit: klien

    mengatakan hanya berbaring di tempat tidur semua aktifitas klien di bantu

    Pemeriksaan abdomen: inspeksi bentuk datar, tidak ada bekas luka,

    auskultasi bising usus 5 kali per menit, perkusi timpani, palpasi nyeri saat

    abdomen ditekan bagian kiri, (profokatif) P: adanya peradangan di

    lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan, (paliatif) P: nyeri berkurang

    saat tidak ditekan dan posisi berbaring, (quality) Q: nyeri seperti teriris,

    (regional) R: di perut bagian kiri, (skala) S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri

    terasa saat beraktifitas

    Pada pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan laboratorium

    didapatkan pada tanggal 2 April 2012 yaitu: SGOT 47 u/L meningkat

    dengan nilai normal (SGOT

  • 7

    B. Perumusan Masalah

    Masalah dari hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis

    melakukan analisa data kemudian mengangkat diagnosa keperawatan

    menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi

    tindakan. Pasien mengeluh perut terasa sakit dengan kriteria hasil,

    (profokatif) P: adanya peradangan di lamung nyeri terasa saat abdomen

    ditekan, (paliatif) P: nyeri erkurang saat tidak ditekan dan posisi berbaring,

    (quality) Q: nyeri terasa seperti teriris, (regional) R: di perut bagian kiri,

    (skala) S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri terasa saat beraktifitas, tampak

    meringis kesakitan, dan lemah. Diagnosa keperawatan pada pasien adalah

    nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis. Mengacu pada diagnosa

    keperawatan di atas dapat dirumuskan permasalahan nyeri pada Tn. P

    dengan Hematomesis Melena.

    C. Perencanaan

    Hasil dari perumusan masalah kemudian dibuat rencana tindakan

    untuk mengatasi masalah pasien. Tujuan yang dibuat penulis adalah

    setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan

    nyeri dapat berkurang dari 7 menjadi 4 dengan kriteria hasil, skala nyeri

    menurun, ekspresi wajah rileks. Intervensi atau tindakan yang akan

    dilakukan yaitu kaji nyeri pada klien untuk mengetahui tingkat nyeri pada

    klien, ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi tingkat nyeri klien,

  • 8

    berikan posisi nyaman dan lingkungan yang tenang agar pasien tenang dan

    rileks, dan kolaborasi dengan dokter untuk menghilangkan rasa nyeri.

    D. Implementasi

    Tindakan implementasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2

    April 2012 jam 09.00 mengkaji karakteristik nyeri pasien. dengan respon

    pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, P: adanya peradangan di

    lambung nyeri terasa saat abdomen di tekan, P: nyeri berkurang saat tidak

    ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri seperti teriris, R: di perut

    bagian kiri, S: skala nyeri menunjukkan 7, T: saat melakukan aktifitas,

    dengan ditandai pasien tampak meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00

    mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mengatakan agak sulit

    melakukan karena perut bagian kiri masih terasa sakit, dengan ditandai

    pasien tampak berusaha melakukan tehnik relaksasi yang telah diajarkan.

    Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon pasien mendapatkan

    hasil: pasien mengatakan lebih nyaman, dengan ditandai pasien tampak

    rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan

    dokter untuk pemberian analgetik, dengan respon pasien mengatakan mau

    diinjeksi, dengan di tandai injeksi Ranitidine 1 ampul masuk lewat

    intravena dengan lancar.

    Implementasi dilanjutkan hari Selasa tanggal 3 April 2012. Jam

    09.00 mengkaji ulang nyeri pasien, dengan respon pasien mengatakan

    sakit nyeri masih terasa di perut, P: adanya peradangan di lambung nyeri

  • 9

    terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan

    dengan posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di bagian perut

    kiri, S: skala nyeri menunjukan 6, T: terasa saat melakukan aktifitas,

    dengan ditandai tampak pasien meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00

    mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mendapatkan hasil,

    pasien mengatakan bersedia, ditandai pasien tampak terlihat sudah bisa

    melakukannya. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon

    pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan tampak lebih nyaman,

    ditandai dengan pasien tampak rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00

    mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, dengan

    respon pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan bersedia diinjeksi,

    ditandai dengan Ranitidin 1 ampul masuk lewat intravena dengan lancar.

    Implementasi hari pertama dan kedua di lanjutkan pada hari Rabu

    tanggal 4 April 2012. Jam 09.00 mengkaji ulang lagi nyeri, dengan respon

    pasien mengatakan nyeri agak berkurang, P: adanya peradangan di

    lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak

    ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di perut

    bagian kiri, S: skala nyeri 5, T: saat melakukan aktifitas, ditandai dengan

    tampaknya pasien meringis gelisah. Jam 10.00 mengajarkan tehnik

    relaksasi, pasien mengatakan bersedia, pasien tampak terlihat sudah

    melakukan dengan baik. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan

    respon pasien mengatakan lebih nyaman, ditandai pasien tampak rileks

    dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan dokter

  • 10

    untuk pemberian analgetik, dengan respon pasien mengatakan mau

    diinjeksi, ditandai dengan Ranitidine 1ampul masuk lewat intravena

    dengan lancar.

    E. Evaluasi

    Selesai dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi hari Senin

    tanggal 2 April 2012, jam 13.00, dengan menggunakan metode Subyektif

    Obyektif Assessment Planing (SOAP) yang hasilnya adalah pasien

    mengatakan perut bagian kiri terasa sakit nyeri, ekspresi wajah tampak

    meringis skala nyeri 7. Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan: kaji

    karakteristik nyeri pasien, ajarkan tehnik relaksasi, berikan posisi nyaman,

    kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

    Selesai dilakukan tindakan keperawatan pada hari pertama

    dilakukan lagi pada hari selasa tanggal 3 April 2012, jam 13.00 dengan

    mengunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri

    masih terasa dengan skala nyeri 6. Masalah belum teratasi, intervensi

    dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter untuk

    pemberian analgetik.

    Selesai dilakukannya tindakan keperawatan pada hari pertama dan

    hari kedua dilakukan lagi pada hari rabu tanggal 4 April 2012. Jam 13.00

    dengan cara menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien

    mengatakan bahwa nyeri masih terasa dengan skala 5. Masalah belum

  • 11

    teratasi, intervensi dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan

    dokter untuk pemberian analgetik.

  • 12

    BAB III

    PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

    A. Pembahasan

    Bab ini penulis akan membahas proses asuhan keperawatan yang

    dilakukan pada tanggal 2 sampai 4 April 2012 di ruang Mawar I RSUD

    Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan pada

    aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,

    diagnosa keperawatan, perencanaan, dan evaluasi keperawatan.

    Pengkajian pada asuhan keperawatan pasien nyeri dengan

    Hematemesis Melena, pengkajian dilakukan dengan metode

    autoanamnese dan alloanamnese sesuai dengan peraturan pengkajian

    keperawatan, mulai dari biodata, riwayat kesehatan, pengkajian pola

    kesehatan, pengkajian fisik, dan didukung dengan hasil pemeriksaan

    penunjang.

    Keluhan utama yang dirasakan pasien sakit perut dan nyeri di

    bagian kiri abdomen hal tersebut yang terjadi karena adanya ulkus di

    mukosa lambung yang membuat pasien terasa nyeri. (Netinaa, Sandra,

    2001)

    Pada saat di lakukan pengkajian sesuai dengan teori Tn. P

    mengeluh nyeri perut bagian kuadran kiri bawah, dan pada saat di palpasi

    terdapat nyeri tekan di kuadran kiri bawah.

  • 13

    Pola aktivitas latihan hampir semua aktivitas pasien dibantu oleh

    keluarga. Dengan kata lain pasien mengalami kelemahan dikarenakan

    masukan yang tidak adekuat sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi dari

    tubuh kurang. (Sylvia, 2005). Pengaruh pada aktivitas sehari-hari klien

    yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpatisipasi dalam

    aktifitas rutin (Potter, 2002).

    Hasil pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium SGOT 47 u/L

    meningkat karena terjadi gangguan pada hepar atau pada jantung,

    hemoglobin 6,5 menurun karena kekurangan darah disebabkan perdarahan

    dengan nilai normal pada laki, 14-18 g/%, perempuan, 12-16 g/%. (Putut,

    2000).

    Diagnosa keperawatan yang diangkat penulis adalah nyeri

    berhubungan dengan agen cedera biologis. Pengertian nyeri adalah

    pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang

    muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau

    menunjukkan adanya kerusakan (Association For The Study In Pain)

    serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang

    dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan yang

    dapat berhubungan dengan agen cedera (biologis, psikologi, kimia, fisik).

    (NANDA, 2006)

    Diagnosa tersebut diangkat sebagai diagnosa utama karena

    merupakan faktor utama yang membuat pasien mengalami berbagai

    macam ganguan dalam beraktivitas. Diagnosa ini di ditegakkan

  • 14

    berdasarkan data yang ditemukan pada saat pengkajian yaitu pasien

    mengatakan perut sakit.

    Perencanaan dan tujuan dari tindakan keperawatan menggunakan

    kaidah sesuai dengan sistematika SMART, yaitu (spesifik) jelas,

    (measureable) dapat diukur, (rasional dan timming) tujuan yang dibuat

    oleh penulis adalah nyeri dengan kriteria hasil skala nyeri berkurang dari 7

    menjadi 4 pada penatalaksanaan penulis melakukan tindakan sesuai

    dengan teori di lakukan sesuai dengan rencana penulis pantau tanda

    tanda vital Tn. P, kaji nyeri, sesuai teori menyebutkan bahwa nyeri bersifat

    subyektif dan sangat bersifat individual. (McCaffery 1980).

    Pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, terasa seperti teriris,

    skala nyeri 7, terasa saat ditekan. Ajarkan pada pasien untuk tehnik

    relaksasi. Teori menyebutkan bahwa tehnik relaksasi merupakan

    kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, tehnik relaksasi

    memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau

    nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. (Perry, 2001). Supaya relaksasi

    dapat dilakukan dengan efektif maka penulis memerlukan kerja sama dan

    partisipasi pasien mengajarkan tehnik relaksasi pasien tampak masih

    kesulitan melakukanya. (Potter, 2005)

    Beri posisi nyaman, sesuai teori menyebutkan kenyamanan adalah

    konsep sentral kiat keperawatan konsep kenyamanan memiliki

    subjektifitas yang sama dengan nyeri pasien mengatakan merasa nyaman

    dengan posisi berbaring.

  • 15

    Kolaborasi sesuai dengan advis dokter dalam pemberian analgetik.

    Penulis melakukan tindakan keperawatan pada Tn. P sesuai intervensi

    yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah ganguan rasa

    nyaman nyeri yaitu dengan memonitor tanda tanda vital (tekanan darah,

    nadi, suhu, respirasi) untuk memantau kondisi pasien atau

    mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon pasien terhadap

    intervensi.

    Respon fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keberadaan

    dan sifat nyeri dan ancaman yang potensial terhadap kesejahteraan klien

    apabila klien merasakan nyeri, perawat harus mengkaji tanda-tanda vital,

    melakukan pemeriksaan fisik terfokus, dan mengobservasi keterlibatan

    sistem saraf otonom. (Potter, 2001). Mengkaji nyeri untuk mengetahui

    skala nyeri dalam hal ini,pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala

    0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri

    sebelum dan setelah intervensi terapeutik. (Perry, 2005).

    Nyeri merupakan salah satu dari berbagai tanggung jawab

    keperawatan yang membutuhkan pemikiran yang efektif. Respon perilaku

    klien dan petunjuk nyeri tidak selalu terlihat jelas pasien biasanya

    merupakan sumber paling baik untuk evaluasi keefektifan upaya

    penangganan nyeri harus secara kontinu mempertimbangkan apakah

    karakter perubahan nyeri yang pasien alami dan apakah terapi secara

    individual itu efektif. (Perry, 2005) Penulis mengevaluasi keadaan pasien

    pada hari ke tiga pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 pasien mengatakan

  • 16

    bahwa nyeri masih terasa dengan skala 5. Masalah belum teratasi,

    intervensi dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter

    untuk pemberian analgetik. Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat

    dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menyeleksi terapi yang

    cocok, dan untuk mengevaluasi respons pasien terhadap terapi.(Potter,

    2005)

    B. Simpulan dan saran

    1. Simpulan

    a. Hasil pengkajian pada pasien dengan nyeri berhubungan dengan

    cedera agen biologis pada Hematemesis Melena pasien mengalami

    nyeri di perut sebelah kiri.

    b. Hasil pengkajian pada pasien dengan nyeri pada Hematemesis

    Melena didapatkan diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan agen

    cedera biologis.

    c. Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien

    dengan nyeri pada Hematemesis Melena stroke yaitu monitor

    tanda tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi), kaji

    karakteristik nyeri, ajarkan tehnik relaksasi dan dukung pasien

    dalam latihan tehnik relaksasi, memberi posisi nyaman, kolaborasi

    dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.

    d. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri pada

    Hematemesis Melena yaitu memonitor tanda tanda vital (tekanan

  • 17

    darah, nadi, suhu, respirasi), kaji karateristik nyeri, mengajarkan

    tehnik relaksasi dan dukung pasien dalam latihan tehnik relakasi,

    kolaborasi pemberian obat analgetik.

    e. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan nyeri pada

    Hematemesis Melena yaitu pasien masih tampak mengeluh nyeri.

    f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan nyeri pada

    Hematemesis Melena kondisi pasien mengalami keterbatasan

    dalam melakukan aktivitas sehari hari, tergantung dengan keluarga.

    C. Saran

    Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran

    sebagai berikut:

    1. Bagi institusi: dapat memberikan waktu pengelolaan pasien lebih

    banyak karena dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan

    secara maksimal.

    2. Bagi rumah sakit: dapat lebih diperhatikan dalam melakukan

    perawatan pada pasien dengan ganguan rasa nyaman nyeri.

    3. Bagi penulis: penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan

    selanjutnya pada pasien Hematemesis Melena.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.

    Jakarta: EGC.

    Corwin, Elizabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

    Doengoes, M.E., Moorhouse dan M.F., Geisster A.C. (2000). Rencana Asuhan

    Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

    Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi

    Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

    Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2009). Informasi Spesialite Obat (ISO)

    Indonesia. Jakarta: PT. ISFI.

    NANDA International. (2009). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.

    Jakarta; EGC.

    Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume I. Edisi 4.

    Jakarta: EGC.

    Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Edisi 4.

    Jakarta: EGC.

    Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.

    Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika

    Tamsuri, Anas. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

    Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

    Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.