01 Model Pembelajaran Discovery Learning

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Model Pembelajaran Discovery Learning

Citation preview

  • i

    KATA PENGANTAR

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang

    Implementasi Kurikulum 2013, menyatakan bahwa Kurikulum 2013 dilakukan secara

    terbatas dan bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 merupakan

    pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan baik

    internal dan eksternal. Fokus pengembangan Kurikulum 2013, adalah penyempurnaan pola

    pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses

    pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa

    yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Untuk mendukung implementasi Kurikulum

    2013 tersebut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan berbagai upaya salah satunya adalah

    penyusunan berbagai panduan teknis sebagai operasionalisasi dari panduan umum yang

    diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan tersebut adalah sebagai

    berikut:

    1. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (discovery learning) di Sekolah Dasar. 2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (project based learning) di Sekolah Dasar. 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) di Sekolah Dasar. 4. Panduan Teknis Penilaian Berbasis Portofolio di Sekolah Dasar. 5. Panduan Teknis Penilaian Tematik di Sekolah Dasar. 6. Panduan Teknis Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah

    Dasar.

    Panduan-panduan tersebut diterbitkan sebagai panduan teknis atau acuan bagi guru, kepala

    sekolah, pengawas, pejabat dinas pendidikan dan orangtua serta masyarakat dalam

    melaksanakan, mengawal, mendampingi dan memfasilitasi implementasi Kurikulum 2013 di

    Sekolah Dasar.

    Sebagai langkah awal, tentu panduan teknis ini masih perlu penyempurnaan secara

    berkelanjutan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

    Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan naskah ini kami sampaikan

    terima kasih. Semoga panduan-panduan tersebut dapat bermanfaat bagi pelaksanaan

    kurikulum 2013 di Sekolah Dasar dengan baik.

    a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Direktur Pembinaan SD Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. NIP196412281987011001

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------- I

    DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- III

    BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------ 1

    A. LATAR BELAKANG ------------------------------------------------------------------------------------ 1

    B. LANDASAN HUKUM ----------------------------------------------------------------------------------- 3

    C. TUJUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 4

    BAB II METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) ---------- 5

    A. KONSEP DASAR ------------------------------------------------------------------------------------ 5

    B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) ---------11

    C. SKENARIO PEMBELAJARAN ---------------------------------------------------------------------33

    BAB III PENUTUP ---------------------------------------------------------------------39

  • iv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Mulai tahun 2013, pemerintah menetapkan penerapan kurikulum baru yang disebut

    dengan Kurikulum 2013. Kurikulum ini dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber

    daya manusia Indonesia terutama karena beberapa alasan: (1) tantangan perubahan

    kebutuhan pada abad 21, (2) rendahnya daya saing kompetitif pelajar Indonesia dalam

    kancah asesmen internasional, PISA dan TIMMS, serta (3) potensi modalitas keemasan

    sumber daya manusia beberapa puluh tahun ke depan.

    Terkait dengan penerapan Kurikulum 2013 tersebut, pemerintah menekankan

    penggunaan tematik terpadu dalam pembelajaran di sekolah dasar, dan pendekatan

    saintifik dalam proses pembelajarannya untuk pengembangan ranah sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan

    perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas

    menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan

    diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

    mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,

    menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Untuk memperkuat pendekatan

    ilmiah (scientific), tematik terpadu perlu diterapkan pembelajaran berbasis

    penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Sedangkan untuk mendorong

    kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual

    maupun kelompok maka disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

    menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project based learning). Dalam

    konteks pembelajaran di kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,

    peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.

    Mengingat pelaksanaan Kurikulum 2013 menuntut penggunaan tematik terpadu dan

    pendekatan saintifik, agar tidak terjadi kebingungan pada tahap pelaksanaan di kelas,

    Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar berkepentingan untuk memberikan bimbingan

    teknis kepada para guru agar mereka memperoleh pemahaman yang jelas tentang

    beberapa model pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik.

  • 2

    Buku ini dikembangkan untuk memberi kesempatan kepada para guru untuk memahami

    secara mandiri konsep Pendekatan Saintifik pada model pembelajaran berbasis

    penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning),

    dan pembeajaran berbasis masalah (problem based learning).

    Isi bab 2 adalah uraian tentang konsep dasar dan pelaksanaan model pembelajaran

    berbasis penemuan (discovery learning). Isi bab 3 akan diuraikan tentang Konsep

    Dasar dan pelaksanaan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Isi bab 4

    berisi tentang konsep dasar model pembelajaran berbasis masalah (problem based

    learning), dan Bab 5 penutup.

    Saat ini penataan Kurikulum 2013, sudah memasuki tahap implementasi bertahap-

    terbatas pada Kelas I dan IV SD/MI,Kelas VII SMP/MTs, dan Kelas IX SMA pada

    sebagian satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah Indonesia.

    Pentahapan implementasi ini, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tingkat

    keterlaksanaan kurikulum dan memberi peluang bagi penyempurnaan kurikulum secara

    bertahap.

    Langkah awal yang telah dilakukan dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 adalah

    melakukan Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013

    kepada seluruh unsur pendidikan, dalam hal ini pendidik dan tenaga kependidikan di

    sekolah serta unsur-unsur lain yang terlibat langsung dalam proses pendidikan. Salah

    satu strategi untuk memahami dan memantapkan implementasi Kurikulum 2013, yaitu

    melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Implementasi Kurikulum 2013 yang

    diperuntukkan bagi guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

    Atas dasar itu, Diklat Implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah awal yang

    sangat penting untuk mempercepat pemahaman dan keterampilan dalam

    mengimplementasikan kurikulum tersebut. Untuk memelihara dan meningkatkan

    kesinambungan pemahaman dan implementasi Kurikulum 2013 di masing-masing

    satuan pendidikan, diprogramkan kegiatan pendampingan untuk para guru dan kepala

    sekolah. Program pendampingan ini dilakukan sebagai penguatan dalam memahami

    konsep Kurikulum 2013 berikut perubahannya di lapangan serta untuk membantu

    mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat implementasi kurikulum tersebut di

    sekolah.

  • 3

    Untuk mendukung keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013 disekolah sesuai

    dengan konsep dan desain yang telah dirancang, perlu dilakukan pendampingan

    implementasi Kurikulum 2013 sekaligus mengetahui berbagai dukungan dan

    kendalanya. Pedoman ini menjadi acuan bagi guru, kepala sekolah, pengawas, pejabat

    dinas pendidikan dan orangtua serta masyarakat dalam melaksanakan, mengawal,

    mendampingi dan memfasilitasi implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.

    B. Landasan Hukum

    Secara normatif-konstitusional, pengembangan secara utuh Kurikulum 2013

    berlandaskan ketentuan perundang-undangan sebagai berikut.

    a. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

    b. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Nasional Tahun 2005-2025;

    c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

    Dosen

    d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005;

    f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang

    Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah

    g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65

    tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

    h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66

    tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

    i. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

    Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

    j. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71

    Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Untuk

    Pendidikan Dasar Dan Menengah

    k. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, dan

  • 4

    l. Perkalan No.18 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

    Pelatihan;

    C. TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Secara umum tujuan panduan ini adalah untuk memberikan acuan bagi guru, kepala

    sekolah, pengawas, pejabat dinas pendidikan dan orangtua serta masyarakat dalam

    melaksanakan, mengawal, mendampingi dan memfasilitasi pelaksanaan

    pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis projek

    (project based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

    sebagai salah satu pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah

    Dasar.

    2. Tujuan khusus

    Secara khusus panduan ini bertujuan sebagai berikut:

    a. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan bagi guru, kepala sekolah dan

    pengawas, tentang konsep pembelajaran berbasis penemuan (discovery

    learning) di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum 2013.

    b. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan bagi guru, kepala sekolah dan

    pengawas, tentang konsep pembelajaran berbasis projek (project based

    learning) di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum 2013.

    c. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan bagi guru, kepala sekolah dan

    pengawas, tentang konsep pembelajaran berbasis masalah (problem based

    learning) di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum 2013.

  • 5

    BAB II

    METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN

    (DISCOVERY LEARNING)

    Pada lampiran iv Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

    81A Tahun 2013, untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,

    kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2)

    mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan

    menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5)

    menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan

    metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

    Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan

    mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada

    dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang

    sesuai dengan lingkungannya. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa

    pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik

    adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,

    mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan

    dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi

    pengetahuan dalam proses kognitifnya.

    A. KONSEP DASAR

    1. Pengertian

    Discovery diartikan sebagai penemuan. Menurut Sund discovery adalah proses

    mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses

    mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan,

    membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya

    (Roestiyah, 2001:20).

    Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya discovery learning merupakan pembentukan

    kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya

    generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam

  • 6

    discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering

    disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem

    coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang

    terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events).

    Selanjutnya menurut Bruner penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara

    dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan

    tertentu. Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan

    adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu

    masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan

    pemecahan (Markaban, 2006:9).

    Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta

    didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang

    proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada

    tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan discovery learning environment, yaitu

    lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan

    baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

    Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat

    berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

    Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada

    manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta

    didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan

    peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan

    tingkat perkembangannya. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi

    melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactiv,

    iconic, dan symbolic.

    Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk

    memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak

    menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan,

    dan sebagainya.

    Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-

    gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak

    belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).

  • 7

    Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan

    abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.

    Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa,

    logika, matematika, dan sebagainya.

    Ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah

    untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)

    berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan

    pengetahuan yang sudah ada.

    Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode discovery learning menurut

    Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk

    menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika.

    Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta

    menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

    2. Tujuan Pembelajaran

    Tujuan Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) yaitu:

    a. Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.

    b. Mendorong peserta didik untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri

    konsep yang dipelajari mudah diingat dan tidak mudah dilupakan peserta

    didik;

    c. Mendorong peserta didik untuk belajar menemukan pola dalam situasi konkret

    maupun abstrak, serta meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang

    diberikan.

    d. Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling

    membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

    e. Melatih peserta didik belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan

    problema yang dihadapi sendiri

    3. Manfaat

    a. Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan

    kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

  • 8

    b. Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri

    proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama

    diingat;

    c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong

    ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

    d. Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan

    lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;

    e. Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar sendiri.

    4. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning

    a. Langkah Persiapan

    1. Menentukan tujuan pembelajaran

    2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,

    minat, gaya belajar, dan sebagainya)

    3. Memilih materi pelajaran.

    4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara

    induktif (dari contoh-contoh generalisasi)

    5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

    ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik

    6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari

    yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke

    simbolik

    7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

    b. Pelaksanaan Model Discovery Learning

    Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan strategi discovery learning di

    kelas, langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar

    mengajar secara umum sebagai berikut:

  • 9

    Tabel 1 : Sintaksis Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning)

    Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik

    Tahap 1

    Stimulation/pemberian

    rangsangan

    Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan agar timbul

    keinginan untuk menyelidiki sendiri. Dalam PBM guru

    dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran

    membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang

    mengarah pada persiapan pemecahan masalah

    Tahap 2

    Problem statement/

    pernyataan/identifikasi

    masalah

    Setelah dilakukan stimulasi, guru memberi kesempatan

    kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

    masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian

    dipilih salah satu untuk dirumuskan dalam bentuk

    hipotesis

    Tahap 3

    Data collection /

    pengumpulan data

    Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

    mengumpulkan data /informasi sebanyak2nya. Pada

    tahap ini berfungsi untuk menyatakan / membuktikan

    benar atau tidaknya hipotesis. Kegiatan yang dilakukan

    bisa dengan membaca literature, mengamati obyek,

    wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba

    sendiri, dan sebagainya.

    1. Stimulation / pemberian rangsangan

    2. Problem statement /

    pernyataan / identifikasi masalah

    3. Pengumpulan data

    4. Pengolahan data 5. Pembuktian 6. Menarik kesimpulan

  • 10

    Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik

    Tahap 4

    Data processing /

    pengolahan data

    Data yang diperoleh siswa melalui membaca literatur,

    mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber,

    melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya, diolah,

    diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu

    dihitung dengan cara tertentu serta ditafsir pada tingkat

    kepercayaan tertentu.

    Tahap 5

    Verification/

    pembuktian

    Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

    membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Verifikasi

    akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberi

    kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

    konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-

    contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya

    Tahap 6

    Generalization /

    menarik kesimpulan /

    generalisasi

    Proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan

    prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau

    masalah yang sama.

  • 11

    B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN (Discovery Learning)

    1. Pemetaan Indikator Pembelajaran

  • 12

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

    Sekolah : SD .......

    Kelas/Semester : I / 1

    Tema : 2. Kegemaranku

    Sub tema : 2.2. Bernyanyi dan Menari

    Pembelajaran : 5

    Alokasi Waktu : 1 hari (5 x 35menit)

    A. Kompetensi Inti

    1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang di anutnya

    2. Menunjukkan perilaku jujur disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

    dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

    3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

    membaca ) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya makluk

    ciptaan tuhan dan kegiatannya dan benda - benda yang di jumpainya di rumah dan

    di sekolah

    4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, dan logis, dalam bahasa

    yang jelas dan logis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

    tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

    B. Kompetensi Dasar dan Indikator

    Bahasa Indonesia

    1.1 Menerima anugerah Tuhan YME berupa Bahasa Indonesia yang dikenal sebagai

    bahasa persatuan dan sarana belajar di tengan keberagaman bahasa daerah.

    1.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan

    bahasa Indonesi dan / atau bahasa daerah

    3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat

    benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam

    bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

    daerah untuk membantu pemahaman

  • 13

    Indikator :

    3.1.1 Mengikuti arahan guru dalam melakukan permainan.

    3.1.2 Mengemukakan pendapat secara lisan tentang pengalaman mengikuti

    permainan.

    4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan

    pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara

    mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

    bahasa daerah untuk membantu penyajian.

    PPKN

    2.1 Menunjukkan perlilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan

    percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru sebagai

    perwujudan nilai dan moral pancasila.

    3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di

    rumah dan sekolah.

    Indikator

    3.2.1 Mengikuti aturan dalam melakukan permainan

    4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah

    Indikator

    4.2.1 Bekerja sama untuk melakukan permainan tradisional.

    4.3 Mengamati dan menceritakan kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan

    sekolah.

    Matematika

    2.1 Menunjukkan perilaku patuh pada aturan dalam melakukan penjumlahan dan

    pengurangan sesuai prosedur/aturan dengan memperhatikan nilai tempat

    puluhan dan satuan.

  • 14

    3.1 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada

    di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain.

    Indikator

    3.1.1 Mengidentifikasi pasangan bilangan dengan jumlah tertentu.

    4.8 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil penjumlahan

    atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan

    jawaban.

    Indikator

    4.8.1 Menentukan pasangan bilangan dengan jumlah yang ditentukan.

    SBDP

    2.1 Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam

    mengolah karya seni.

    4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu.

    Indikator

    4.7.1 Siswa mampu menyanyikan sebuah lagu permainan anak.

    C. Tujuan pembelajaran

    1. Melalui lagu, siswa dapat melakukan permainan cublak cublak suwengsecara

    berkelompok .

    2. Melalui permainan, siswa dapat melakukan gerak lokomotar dengan benar.

    3. Setelah bermain, siswa dapat mengemukakkan pendapat tentang permainan yang

    dilakukan secara lisan.

    4. Dengan permainan, siswa mampu menemukan pasangan bilangan dengan jumlah

    tertentu secara tepat.

    D. Materi pembelajaran.

    1. Bermain sambil bernyanyi

    2. Keluarga bilangan

  • 15

    E. Metode pembelajaran

    1. Pendekatan : Saintifik

    2. Model pembelajaran : Discovery Learning

    3. Metode : tanya jawab dan demonstrasi

    F. Media, Alat dan Sumber Belajar

    1. Media : lagu cublak-cublak suweng.

    2. Alat : Batu kerikil (batu kecil)

    3. Sumber belajar : Buku siswa dan buku guru

    G. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing (mengawali kegiatan pembelajaran).

    2. Guru mengecek kehadiran siswa

    3. Guru mengarahkan siswa mengarahkan siswa pada situasi belajar dengan menyanyikan lagu selamat pagi

    10 menit

    Kegiatan Inti

    Tahap 1 : Pemberian Rangsangan

    1. Siswa mengenal lagu daerah dari Jawa Tengah Cublak cublak suweng yang disajikan guru (mengamati).

    2. Bersama sama siswa menyanyikan lagu Cublak cublak suweng.

    3. Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan lagu yang di nyanykan.Apakah kamu senang menyanyikan lagu-lagu daerah? (menanya)

    4. Kemudian guru mengajak siswa melakukan permainan dari lagu yang dinyanyikan.

    5. Siswa dikenalkan dengan permainan Cublak Cublak

    Suweng. Berikut ini aturan permainannya:

    Salah satu siswa duduk seperti posisi bersujud dengan menutup mata.

    120 menit

  • 16

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Siswa yang lain membuka telapak tangannya di atas punggung seorang siswa sambil menyanyikan lagu Cublak cublak suweng.

    Salah satu siswa memegang satu batu dan menjalankan batu tersebut diatas tangan teman-temannya secara bergantian.

    Ketika lagu selesai dinyanyikan batu diletakkan di atas tangan seorang siswa.

    Lalu semua siswa menggenggam tangan sambil menggoyang-goyangkannya dan menyanyikan sir..sir..pong....dele kopong, berkali-kali.

    Siswa yang bersujud bangun dan menebak di tangan siapa batu tersebut disimpan.

    Jika tebakannya tepat maka siswa yang memegang batu menggantikan siswa yang duduk bersujud.Jika tebakannya salah maka yang menebak kembali duduk bersujud untuk bermain Cublak Cublak Suweng dari awal.

    Permainan Cublak-cublak suweng efektif jika pesertanya berjumlah 5-7 siswa. Guru menjelaskan pasangan bilangan dengan jumlah yang telah ditentukan hasilnya di papan tulis, misalnya siswa mencari pasangan bilangan yang jumlahnya 15.

    Tahap 2 : Mengidentifikasi Masalah

    1. Siswa berkelompok melakukan diskusi untuk mendapatkan pasangan bilangan dari soal di atas.

    2. Siswa mencari pola bilangan agar mendapatkan hasil

    3. Siswa mencari pasangan-pasangan bilangan yang bisa dijadikan hasil penjumlahan kurang dari 10 . (menalar)

    4. Cari pasangan bilangan yang jumlahnya 15.

  • 17

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    5. Untuk menguatkan konsep kerja sama, siswa bermain dalam kelompok.

    6. Siswa dikelompokan dengan jumlah kelompok antara 10 20 siswa.

    7. Setiap kelompok berperan sebagai kelompok pemain musik. Mereka harus membagi kelompok menjadi peniup suling dan pemain gitar.

    8. Siswa melakukan hipotesis untuk membuktikan pola bilangan melalui permainan untuk mendapatkan pasangan bilangan dari keluarga bilangan.

    Setelah istirahat siswa kembali di beri pertanyaan untuk mengkaitkan materi tahap sebelumnya

    Tahap 3 : Pengumpulan Data

    Siswa membaca buku tentang cara bermain dalam

    kelompok dan berpasangan antara11-20. (mencari

    informasi). Mengingat siswa kelas 1 masih belum

    lancar membaca menulis, maka untuk mengumpulkan

    informasi dilakukan:

    1. Guru meminta 12 siswa ke depan kelas :

    2. Guru bertanya pada siswa, jika pemain suling terdiri dari 6 siswa, berupa jumlah pemain gitar ?

    3. Siswa diminta berhitung sampai 6 lalu memisahkan diri dari barisan semula, kelompok ini adalah peniup suling.

    4. Guru bertanya pada siswa, berapa jumlah siswa pemain gitar?

    5. Bagaimana cara memasangkan bilangan, seperti

    5

    6

    9

    17

    6

    8

  • 18

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    yang dicontohkan dengan menuliskan di papan tulis dan menanyakan kembali pada siswa, jika peniup suling terdiri dari 8 siswa, berapa jumlah siswa pemain gitar ?

    Tahap 4 Pengolahan Data

    1. Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok bermain peran : kelompok pertama sebagai pemain suling dan kelompok kedua sebagai pemain gitar

    2. Setiap kelompok membuat variasi pasangan keluarga bilangan, dengan langkah :

    a) Setiap kelompok diminta mendiskusikan variasi pasangan keluarga bilangan. Sejumlah 8 siswa memisahkan diri dari barisan. Siswa diminta menghitung jumlah siswa yang berada di barisan ?

    b) Siswa diminta untuk mencari pasangan bilangan lainnya dari bilangan 12.

    c) Masing-masing kelompok mendapatkan kertas kosong untuk menuliskan variasi pasangan bilangan dari keluarga bilangan.

    d) Setiap kelompok menuliskan hasil dari variasi keluarga bilangan.

    Tahap 5 : Pembuktian

    1. Salah satu siswa menghitung dengan bersuara untuk membuktikan kebenaran jumlah pasangan keluarga bilangan. (Komunikasi)

  • 19

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    2. Setiap kelompok menampilkan alternatif variasi pasangan bilangan dari jumlah sejumlah anggota kelompoknya. (presentasi)

    Tahap 6 Menarik Kesimpulan

    1. Siswa bersama guru menarik kesimpulan unsur unsur dan sikap yang dikembamgkan dalam permainan cublak-cublak suweng

    2. Secara klasikal guru dan siswa menyimpulkan ciri-ciri pasangan keluarga bilangan.

    Kegiatan

    Penutup

    1. Guru melakukan refleksi kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya.

    2. Guru memberikan penghargaan dengan memberi bintang prestasi pada siswa sesuai dengan tingkat kinerjanya .

    3. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas di rumah (mencari lagu untuk dijadikan permainan.

    4. Guru memberi tindak lanjut untuk tugas di rumah

    5. Doa akhir pelajaran

    15 menit

  • 20

    H. Penilaian

    1. Teknik penilaian

    a. Penilaian unjuk kerja

    Rubrik kegiatan melakukan permainan sambil bernyanyi

    No Kriteria Baik sekali

    4

    Baik

    3

    Cukup

    2

    Perlu

    bimbingan

    1

    1 Ketepatan

    aturan main

    Kelompok

    mampu

    menjalankan

    urutan

    permainan

    dengan tepat

    Kelompok

    melakukan

    1-2 kali

    kesalahan

    urutan

    permainan

    Kelompok

    melakukan

    3-4

    kali

    kesalahan

    urutan

    permainan

    Kelompok

    belum

    mampu

    mengikuti

    aturan

    permainan

    2 Penguasaan

    lagu

    Kelompok

    mampu

    menghafal

    seluruh

    syair lagu,

    Irama tepat

    Kelompok

    mampu

    menghafal

    seluruh

    syair lagu,

    Irama

    kurang

    tepat atau

    sebaliknya

    Kelompok

    hanya

    mampu

    menghafal

    sebagian

    kecil

    syair lagu

    Kelompok

    belum

    mampu

    menghafal

    syair

    lagu

  • 21

    b. Penilaian sikap, meliputi : Disiplin dan kerjasama

    Lembar penilaian sikap:

    Nama

    Siswa

    Disiplin Kerjasama

    membudaya mulai

    berkembang

    mulai

    terlihat terlihat membudaya

    mulai

    berkembang

    mulai

    terlihat

    terlihat

    Uli

    Anis

    dst

    1. Penilaian tes tertulis

    Pasangkan bilangan siswa peniup suling dan pemain gitar

    Jumlah pasangannya harus 15.

    dan

    8 3

    12 2

    7

    10 13

    14 9

    4

    6

    5

    1

    11

    Siswa bermain gitar Siwa peniup suling

  • 22

    Penskoran:

    2. Penilaian sikap

    Format penilaian sikap:

    No Nama Peserta

    Didik

    Aspek Penilaian Sikap

    Percaya diri Rasa ingin tahu

    BS B C K BS B C K

    1. Suliasih

    2. Eva

    3. Odas

    4. Anis

    5. Luqman

    dst

    Catatan : BS = Baik Sekali B = Baik C = Cukup K = Kurang Keterangan skor : 4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

    Skor masksimal = 16 Penskoran :

  • 23

    3. Penilaian : Observasi (pengamatan)

    Lembar pengamatan ketaatan dalam melakukan tugas:

    No Kriteria Terlihat

    Belum

    Terlihat

    1 Mampu mengikuti instruksi guru

    2 Terlibat aktif dalam kegiatan

    3 Mematuhi peraturan dalam melakukan

    kegiatan

    4 Memahami konsep bilangan penjumlahan

    sampai 20

    _________, ___________

    Mengetahui

    Kepala Sekolah

    ______________________

    Guru Kelas 1

    _______________________

  • 24

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

    MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

    (DISCOVERY LEARNING)

    Sekolah : SD .....

    Kelas/Semester : IV / I

    Tema/ : 1. Indahnya kebersamaan

    Sub tema : 1.1 Keberagaman Budaya Bangsaku

    Pembelajaran : 2

    Alokasi Waktu : 1 hari (5 x 35 menit)

    A. Kompetensi Inti

    1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

    2. Menunjukkan perilaku jujur disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

    dalam berinteraksi dengan keluarga,teman, dan guru.

    3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

    membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

    ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di

    sekolah.

    4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, dan logis, dalam karya

    yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

    yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

    B. Kompetensi Dasar dan Indikator

    Bahasa Indonesia

    1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang

    diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk

    memperoleh ilmu pengetahuan

    2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap penggunaan alat teknologi

    modern dan tradisional, proses pembuatannya melalui pemanfaatan bahasa

    Indonesia

  • 25

    3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,

    energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa

    Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

    Indikator:

    3.1.1. Menjelaskan persamaan antara dua rumah adat yang disajikan

    4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang

    gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam ahasa Indonesia lisan dan

    tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

    Indikator:

    3.1.2. Menjelaskan perbedaan antara dua rumah adat yang disajikan

    SBdP

    1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing

    daerah sebagai anugerah Tuhan

    2.1 Menujukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni

    3.4. Mengenal tari-tari daerah dan keunikan gerakannya.

    Indikator:

    3.4.1. Menjelaskan (asal, keunikan gerakan) salah satu tarian adat (tari Kipas)

    4.10 Memperagakan makna gerak ke dalam bentuk tari bertema dengan mengacu

    pada gaya tari daerah berdasarkan ruang gerak.

    Matematika

    2.2 Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam melakukan tabulasi pengukuran

    panjang daun-daun atau benda-benda lain menggunakan pembulatan

    (dinyatakan dalam cm terdekat)

    3.6 Mengenal sudut siku-siku melalui pengamatan dan membandingkannya dengan

    sudut yang berbeda.

    Indikator:

  • 26

    3.6.1. Membedakan jenis sudut lancip, tumpul, dan siku-siku

    3.6.2. Mengukur besar sudut dengan menggunakan busur

    4.16 Merepresentasikan sudut lancip dan sudut tumpul dalam bangun datar.

    Indikator:

    4.16.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk sudut

    C. Tujuan Pembelajaran

    1. Setelah membaca teks dan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan

    perbedaan antara dua rumah adat dengan benar.

    2. Setelah membaca teks dan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan

    persamaan antara dua rumah adat dengan benar.

    3. Setelah bereksplorasi, siswa mampu membedakan jenis sudut lancip, tumpul, dan

    siku- siku dengan benar.

    4. Setelah bereksplorasi, siswa mampu mengukur besar sudut dengan menggunakan

    busur dengan benar.

    5. Setelah membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan (asal, keunikan

    gerakan) salah satu tarian adat (tari Kipas) dengan benar.

    D. Materi Pembelajaran

    1. Ciri-ciri rumah adat panjang dan lontik

    2. Jenis-jenis sudut (sudut lancip, tumpul dan siku-siku)

    3. Cara mengukur sudut

    4. Tari kipas pakarena

    E. Metode Pembelajaran

    1. Pendekatan : Saintifik

    2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Penemuan (Discovey Learning)

    3. Metode : mengamati, tanya jawab, dan demonstrasi

  • 27

    F. Media, Alat dan Sumber Belajar

    1. Busur, penggaris, dan benang.

    2. Buku siswa halaman 10 17 dan buku guru halaman 11 - 17

    G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

    Sesi Pertama

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Pendahuluan 1. Siswa memulai kegiatan dengan berdoa

    2. Mengucapkan salam

    3. Mengecek kehadiran siswa

    4. Apersepsi:

    Guru menyampaikan hari ini akan belajar tentang

    ciri-ciri rumah adat

    5 menit

    Kegiatan Inti Tahap 1: Stimulasi

    - Siswa membaca teks tentang rumah adat dan

    mengamati bentuknya.

    Tahap 2: Identifikasi masalah

    - Siswa secara berkelompok mengidentifikasi ciri-

    ciri rumah adat panjang dan rumah lontik

    Tahap 3: Pengumpulan data

    - Siswa mencatat sebanyak-banyaknya ciri-ciri

    rumah adat panjang dan rumah adat lontik

    Tahap 4 : Pengolahan data

    - Siswa mengumpulkan dan membuat table yang

    termasuk persamaan dan perbedaan antara

    rumah adat panjang dan rumah adat lontik

    70 menit

  • 28

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Tahap 5 : Pembuktian

    - Siswa membuktikan bahwa antara ciri-ciri rumah

    adat yang dibuat dengan gambar yang disajikan

    sudah sesuai

    Tahap 6 : Kesimpulan

    - Siswa dapat menyimpulkan bahwa ternyata

    persamaan dan perbedaan rumah adat panjang

    dan lontik adalah :

    Perbedaan :

    Rumah panjang Rumah lontik

    1. Rumah tradisional

    suku Dayak

    Kalimantan

    2. Bentuknya atapnya

    lurus

    3. Tangga dan pintu

    lebih dari satu

    4. Rumah tradisional

    Riau

    5. Bentuk atapnya

    melengkung

    keatas dan

    runcing

    6. Tangga dan pintu

    hanya satu

    Persamaan :

    Sama-sama rumah adat

    Sama-sama rumah panggung

    Sama-sama terbuat dari bahan kayu

    Kegiatan

    Penutup

    1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan tentang persamaan dan perbedaan rumah adat panjang dan lontik

    2. Guru menyampaikan bahwa di Indonesia terdapat beragam rumah adat, maka kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia

    3. Doa akhir pelajaran

    15 menit

  • 29

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Sesi kedua 1. Selesai beristirahat, siswa diminta duduk tertib dan berdoa sebelum memulai kegiatan

    2. Guru bertanya apa ada teman yang masih berada diluar kelas?

    3. Apersepsi :

    Guru menyampaikan bahwa setelah kita belajar tentang rumah adat, maka kita akan belajar tentang jenis-jenis sudut dan cara mengukur sudut

    5 menit

    Kegiatan Inti Tahap 1: Stimulasi

    - Guru menjelaskan tentang jenis-jenis sudut beserta

    ukurannya (sudut lancip, siku2 dan tumpul)

    Tahap 2: Identifikasi masalah

    - Siswa mengidentifikasi jenis-jenis sudut pada kedua

    rumah adat panjang dan lontik dengan cara melingkari

    (dibuku siswa halaman 11)

    Tahap 3: Pengumpulan data

    - Siswa mencari berbagai benda yang berada dikelas untuk

    ditentukan jenis sudutnya (missal buku, penggaris, kotak

    pensil,dsb)

    Tahap 4 : Pengolahan data

    - Siswa mengukur benda yang dikumpulkan, kemudian

    membuat table yang berisi kolom nama benda, perkiraan

    besar sudut, besar sudut hasil pengukuran dan jenis

    sudut

    - Siswa menuliskan hasil pengukuran ditabel yang sudah

    dibuat

    Tahap 5 : Pembuktian

    - Siswa dapat membuktikan besar sudut setelah melakukan

    pengukuran

    70 menit

  • 30

    KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI

    WAKTU

    Tahab 6 : Kesimpulan

    - Siswa dapat menyimpulkan bahwa jika besar sudut yang

    dia perkirakan sebelum pengukuran besarnya sama

    dengan setelah diukur, dan mengetahui jenis sudutnya

    Setelah kegiatan mengukur sudut berakhir, siswa membaca

    bacaan dibuku siswa halaman 15. Kemudian berdiskusi

    dengan teman sebangkunya menjawab pertanyaan yang ada

    dibuku siswa. (tentang tari kipas pakarena)

    Kegiatan

    Penutup

    1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan tentang besar sudut dan jenisnya

    2. Guru mengungatkan penting dan indahnya kebersamaan dalam keberagaman bangsa.

    3. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk melakukan pengukuran besar sudut pada benda2 yang ada dirumah dengan teliti (sebagai tugas pengayaan)

    4. Doa akhir pelajaran

    10 menit

    H. Penilaian

    1. Teknik Penilaian:

    a. Observasi / pengamatan ( menilai sikap saat melakukan kegiatan)

    b. Penugasan (menilai pengetahuan saat mencari persamaan dan perbedaan

    rumah adat, serta saat mengidentifikasi jenis sudut dalam gambar dan

    mengukur sudut)

    c. Tes tulis (menilai pengetahuan saat menjawab pertanyaan dibuku siswa hal.15)

    2. Bentuk Instrumen Penilaian

    a. Lembar penilaian sikap (pengamatan) saat siswa melakukan kegiatan

    Perilaku yang diamati : rasa ingin tahu, teliti

  • 31

    Nama

    Siswa

    Rasa ingin tahu Teliti

    membudaya mulai

    berkembang

    mulai

    terlihat

    Belum

    terlihat membudaya

    mulai

    berkembang

    mulai

    terlihat

    Belum

    terlihat

    Ani

    Ali

    dst

    b. Lembar penilaian pengetahuan / penugasan (saat mencari persamaan dan

    perbedaan rumah adat)

    Nama

    Persamaan Perbedaan

    Menulis 1 persamaan Menulis 2 perbedaan

    Ya tidak Ya Tidak

    Egalita

    Panji

    c. Penilaian pengetahuan/penugasan (saat mengidentifikasi sudut dalam

    gambar dan saat mengukur sudut dari benda)

    Nama

    Siswa dapat menerapkan

    pemahaman sudut lancip,

    tumpul,

    dan siku-siku dalam gambar.

    Siswa dapat mengukur

    sudut dengan tepat.

    Ya tidak Ya Tidak

    Egalita

    Panji

    d. Lembar penilaian pengetahuan / tes tulis (saat menjawab pertanyaan dibuku

    siswa hal 15)

    Rubrik :

  • 32

    Nomor soal Nilai Keterangan :

    1

    30 Jika jawaban memuat asal tarian dan kisah tarian

    15 Jika jawaban hanya memuat salah satunya (asalnya saja

    atau kisahnya saja)

    2

    30 Jika jawaban memuat 2 gerakan (berputar searah jarum

    jam dan naik turun) dan memuat 2 makna gerakan tersebut

    15

    Jika jawaban memuat 1 gerakan (bisa berputar searah

    jarum jam saja atau naik turun saja) dan memuat 1 makna

    gerakan tersebut

    3 40

    Jika jawaban memuat ide2 yang masuk akal (bisa

    dilaksanakan)

    20 Jika jawaban memuat ide2 yang kurang masuk akal

    Nama No.1 No.2 No.3 Total

    Egalita 30 15 40 85

    Panji 15 15 40 70

    Jakarta, 10 Oktober 2013

    Mengetahui,

    Kepala Sekolah Guru Kelas IV

    _____________________ _____________________

    NIP. NIP .

  • 33

    C. SKENARIO PEMBELAJARAN

    Dari salah satu contoh RPP di atas, dapat dilaksanakan sesuai kemampuan guru, sarana

    prasarana pembelajaran, dan intake siswa dalam situasi pembelajaran. Berikut ini salah satu

    contoh situasi pembelajaran.

    Satuan Pendidikan : SD ....

    Kelas/Semester : IV / 1

    Tema : Indahnya kebersamaan

    Sub tema : Keberagaman budaya bangsaku

    Pembelajaran : 2

    Alokasi Waktu : 1 hari (5 x 35)

    Pada sesi pertama dikegiatan pendahuluan :

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan / gambar

    Selamat pagi anak-anak

    Baik, sebelum kita mulai belajar kita berdoa dulu yacoba mas Panji maju dipimpin teman-temannya berdoa.

    Terima kasih mas Panji, Nah..hari ini ada teman kalian yang tidak masuk ?

    Wahhebat, semua anak ibu rajin sekolah. Nah sebagai hadiahnya hari ini ibu ingin mengajak kalian untuk belajar tentang ciri-ciri rumah adat. Ada yang bisa menjelaskan ini gambar rumah adat mana?

    Pagi bu guru.

    Baik bu. Mari teman-teman kita berdoa. Berdoa mulai..

    Tidak ada bu.

    Suku Dayak bu

    Suku Riau bu.

  • 34

    Dilanjutkan pada kegiatan inti

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan / gambar

    Betulhebat anak ibu, Sekarang kita baca buku halaman . Ayo kita baca bersama-sama. Dimulai ibu guru dulu ya..nanti kalian lanjutkan.

    OK. Sekarang kalian bentuk kelompok dengan teman sebangku. Coba kalian amati gambar 2 rumah adat tersebut. Namanya apa ? rumah adat mana ? ciri-cirinya bagaimana ? kemudian dicari persamaan dan perbedaan dari 2 rumah adat tersebut. Kalian diskusikan dengan teman sebangku. Ada pertanyaan anak-anak ?

    Ditulis dibuku masing-masing dengan membuat table. Ini ibu beri contoh membuat table

    Guru berkeliling mengamati siswa dalam melakukan kegiatan sambil menilai sikap (rasa ingin tahu dan ketelitian). Setelah waktu yang disediakan habis guru menyampaikan :

    Baik anak-anakwaktu mengerjakan tugas sudah selesai, coba sekarang siapa yang mau menyampaikan hasilnya lebih dulu?

    Iya, kelompok egalita dan panji. Ayo siapa yang akan menyampaikan ?

    Gimana anak-anakyang disampaikan egalita ? ada yang bisa nambah?

    Pintar.. Ayo ada yang mau menyampaikan lagi? kegiatan ini bisa berlanjut sampai beberapa kelompok yang menyampaikan dan waktu berakhir.

    Baik bu

    Bu hasilnya ditulis dimana bu ?

    Saya bu..

    Saya buEgalita Saya bu,

    persamaannya sama terbuat dari kayu

    Saya bu.

    Perbedaan :

    Rumah adat

    panjang

    Rumah adat

    lontik

    Persamaan :

  • 35

    Kegiatan penutup

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan

    Anak-anak mari kita simpulkan bersama-sama, sambil kalian cek kembali catatan kalian dibuku masing2.

    Coba gambar yang atas rumah adat mana? apa namanya ?

    Yang bawah?

    Sekarang perbedaan rumah adat panjang dan lontik apa ya ?

    Ayo apalagi perbedaannya?

    Sekarang siapa yang bisa menjelaskan persamaan rumah adat panjang dan lontik ?

    Wahanak ibu sudah hebat, jadi anak-anak di Indonesia itu banyak ragam rumah adat, maka kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia.

    Ok, sekarang waktu istirahat, sebelum istirahat kita berdoa dulu setelah belajar.

    Dayak bu namanya panjang

    Riau bu namanya lontik

    Kalau panjang atapnya lurus, lontik atapnya melengkung dan ujungnya lancip

    Rumah panjang pintu dan tangganya banyak, kalau lontik pintu dan tangganya hanya satu.

    Saya bu, sama-sama rumah adat, sama rumah panggung, sama-sama terbuat dari kayu

  • 36

    Sesi kedua setelah istirahat pada tahap pendahuluan :

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan

    Selamat siang anak-anak ?

    Bagaimana dengan istirahat kalian? Senang ?

    Baik sekarang duduk yang rapi kita berdoa dulu sebelum belajar. Ayo Egalita dipimpin berdoa

    Terima kasih egalitaanak-anak setelah tadi kita belajar tentang rumah adat, sekarang kita akan belajar tentang jenis-jenis sudut dan cara mengukurnya.

    Siapa yang tahu apa yang dimaksud sudut ?

    Hebat.nah coba lihat gambar ini. Ada dua garis bertemu disatu titik. Titiknya namanya titik sudut, dua garisnya disebut sisi-sisi sudut

    Siang bu guru

    Senang bu

    Baik bu.teman-teman mari berdoa. Berdoa mulai

    Saya bu.pertemuan dua garis

    Contoh sudut lancip :

    Kegiatan inti :

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan / gambar

    Sekarang coba kalian amati beberapa gambar sudut ini. Jadi ada berapa jenis sudut ?

    Coba kita ukur besarnya sudut digambar ini dengan busur. Apa benar besarnya seperti yang ditulis digambar ?

    Jadi yang namanya sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0 90 derajad, sudut tumpul besarnya antara 90 180

    3 bu guru, sudut lancip, sudut tumpul dan sudut siku-siku

    Jelas bu guru

    Contoh sudut tumpul :

  • 37

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan / gambar

    derajad dan sudut siku-siku besarnya 90 derajad. Jelas anak-anak ?

    Nah ..sekarang coba kalian buka buku halaman 11. Cari dan sebutkan jenis sudut yang ada di gambar rumah adat. Lingkari sudut kalian temukan dan beri nama sudutnya! jelas anak-anak ?

    Anak-anak, yang sudah selesai bukunya dikumpulkan dimeja bu guru. Setelah itu coba kalian buat kelompok masing2 3 / 4 siswa. Nah setelah itu kalian mencari benda-benda yang ada dikelas dan ukur besar sudut dan tentukan jenis sudutnya.

    Jumlah bendanya bisa 3 / 4 benda, hasilnya kalian bisa tulis dibuku masing-masing dengan membuat table seperti yang tadi pagi sudah bu guru contohkan. Atau coba lihat contoh tabel yang ibu buatkan.

    Baik yang sudah selesai, boleh dilanjutkan dengan membaca buku halaman 15. Kemudian diskusikan dengan temanmu untuk menjawab pertanyaan yang ada dibuku.

    Guru berkeliling mengamati sikap saat siswa melakukan kegiatan

    Jelas bu,

    Bu guru bendanya berapa bu? terus hasil ditulis dimana bu ?

    Bu guru sudah selesai

    Sudut siku-siku :

    90 o

    Tabel hasil pengukuran sudut

    Nama

    benda

    Perkir

    aan

    besar

    sudut

    Hasil

    pengu

    kuran

    besar

    sudut

    Nama

    sudut

  • 38

    Kegiatan penutup

    Kegiatan guru Kegiatan siswa Keterangan / gambar

    Anak-anak hari ini kita sudah belajar apa saja ya?

    Wahpintar-pintar anak ibu, Nah ibu punya tugas untuk kalian semua nanti coba kalian cari benda-benda yang ada dirumah dan coba kalian ukur besar sudutnya.Besok dikumpulkan ya !

    Terserah kalian, lebih banyak lebih baik. Ok, sekarang waktunya pulang, tapi kita berdoa dulu ya supaya Tuhan memberi keselamatan kepada kita semua. Berdoa mulai.

    Ciri-ciri rumah adat, persamaan dan perbedaan rumah adat panjang dan lontik,

    Jenis-jenis sudut, cara mengukur besar sudut

    Tari pakarena

    Berapa bendanya bu?

  • 39

    BAB III

    PENUTUP

    Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

    menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

    bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

    pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta

    penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

    kompetensi lulusan. Dengan tersusunnya buku model pembelajaran di SD ini diharapkan

    dapat memfasilitasi guru, kepala sekolah, dan pengawas, serta para pemangku kepentingan

    pendidikan baik secara individu dan kelompok dalam mengembangan rencana dan

    pelaksanaan pembelajaran serta penilaian hasil pembelajaran.

    Model pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis proyek

    (project based learning), dan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

    dimaksudkan untuk memperkaya dan menambah wawasan bagi guru, kepala sekolah, dan

    pengawas dalam memilih model pembelajaran. Model-model tersebut dimaksudkan untuk

    memperkuat pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik terpadu sebagaimana

    Kurikulum 2013.