Upload
kevin-tri-yuda
View
23
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Akuntansi
Citation preview
PENDAHULUAN
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan Lembaga Tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Auditor BPK dalam menjaga mutu
pekerjaan profesionalnya harus berpedoman kepada Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yang telah ditetapkan dalam peraturan BPK Nomor 1
tahun 2007. Seorang Auditor yang profesional dapat dilihat dari kinerjanya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional auditor sebagai pihak yang
dianggap independen, menuntut profesi akuntan untuk meningkatkan kinerjanya
agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang
membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam
melaksanakan audit pada lembaga keuangan negara, hendaknya para auditor
independen memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan
pemahaman mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
(Herawaty 2008).
Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja auditor,
namun peneliti mencoba mengkaji masalah mengenai independensi auditor,
komitmen organisasi, serta gaya kepemimpin yang dipersepsikan merupakan
faktor yang mempengaruhi kinerja auditor dalam menjalankan tugas profesinya
(Purba 2009).
Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Hian Ayu
(2009) yang meneliti mengenai Pengaruh Independensi, Komitmen Organisasi,
Gaya Kepemimpinan dan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor yang
dilakukan pada KAP di Yogyakarta. Sebagaimana dikatakan dalam penelitian
Hian Ayu (2009), bahwa penelitian mengenai akuntansi keprilakuan (behavior)
mengenai gaya kepemimpinan dan komitmem organisasional terhadap kinerja
seperti ini banyak dilakukan pada perusahaan manufaktur, dan jarang dilakukan
1
pada perusahaan non-manufaktur seperti pada KAP ataupun BPK yang
respondennya terdiri dari auditor independen. Pada penelitian ini peneliti
mengambil responden yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Hian Ayu (2009), dimana responden pada penelitian ini diambil dari auditor
yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi
Sumatera Selatan.
BAHAN DAN METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Selatan yang berjumlah
70 orang. Sampel pada penelitian adalah keseluruhan jumlah populasi yang
berjumlah 70 auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan
Provinsi Sumatera Selatan yang diambil dengan teknik purposive sampling.
ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Independensi Auditor
Data mengenai independensi auditor didapat berdasarkan kuisioner dengan
11 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data
yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor
independensi auditor sebesar 48,66, dengan total skor independensi auditor
tertinggi adalah 55 dan total skor independensi auditor terendah adalah 33.
Komitmen Organisasi
Data mengenai komitmen organisasi didapat berdasarkan kuisioner dengan
12 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data
yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor
2
komitmen organisasi sebesar 49,29, dengan total skor komitmen organisasi
tertinggi adalah 60 dan total skor komitmen organisasi terendah adalah 34.
Gaya Kepemimpinan
Data mengenai gaya kepemimpinan didapat berdasarkan kuisioner dengan
9 butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data
yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor
gaya kepemimpinan sebesar 37,39, dengan total skor gaya kepemimpinan
tertinggi adalah 45 dan total skor gaya kepemimpinan terendah adalah 27.
Kinerja Auditor
Data mengenai kinerja auditor didapat berdasarkan kuisioner dengan 11
butir pertanyaan yang dibagikan kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan data
yang telah diolah dengan menggunakan SPSS 19, diperoleh rata-rata total skor
kinerja auditor sebesar 45,59, dengan total skor kinerja auditor tertinggi adalah 54
dan total skor kinerja auditor terendah adalah 33.
Pengujian Instrumen
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian
sangat pergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Pengujian hipotesis tidak dapat mengenai sasarannya, bilamana data yang dipakai
untuk menguji hipotesis adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan
secara tepat konsep yang diukur. Untuk analisis ini, data yang diperoleh dari hasil
penyebaran kuisoner kepada 70 auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa
Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan, kemudian hasilnya diuji. Uji
kesahihan dan keandalan kuisoner ini dilakukan dengan komputer menggunakan
program SPSS 19.
3
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakuan untuk dapatmempertanggungjawabkan
ketelitian serta ketepatan kuisoner yangdibagikan kepada responden. Dengan kata
lain perlu diuji kesahihan kemampuan kuisoner sebagai instrumen untuk
mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan
instrumen tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi product
moment dari Pearson dimana pengujian dilakukan dengan melihat angkat
koefisien korelasi (rxy) yang menyatakan hubungan antara skor butir pertanyaan
dengan skor total (item-total correlation). Butir dikatakan sahih atau valid jika
rhitung>rtabel.
Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan, maka rhitung dibandingkan
dengan rtabel. Rtabel pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = jumlah kasus – 2.
Jumlah kasus pada penelitian ini adalah 70 responden, jadi df adalah 70 – 2 = 68,
r(0,05;68) pada uji satu arah = 0,198. Jika rhitung > rtabel maka butir tersebut valid.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
ItemItem-total
CorrelationRtabel Keterangan
Indenpendensi Auditor
I1 0,731 0,198 Valid
I2 0,831 0,198 Valid
I3 0,699 0,198 Valid
I4 0,730 0,198 Valid
I5 0,709 0,198 Valid
I6 0,767 0,198 Valid
4
I7 0,699 0,198 Valid
I8 0,697 0,198 Valid
I9 0,744 0,198 Valid
I10 0,803 0,198 Valid
I11 0,817 0,198 Valid
Komitmen Organisasi
K1 0,561 0,198 Valid
K2 0,684 0,198 Valid
K3 0,692 0,198 Valid
K4 0,740 0,198 Valid
K5 0,736 0,198 Valid
K6 0,889 0,198 Valid
K7 0,726 0,198 Valid
K8 0,493 0,198 Valid
K9 0,828 0,198 Valid
K10 0,824 0,198 Valid
K11 0,838 0,198 Valid
K12 0,634 0,198 Valid
Item Item-total Rtabel Keterangan
5
Correlation
Gaya Kepemimpinan
G1 0,485 0,198 Valid
G2 0,785 0,198 Valid
G3 0,807 0,198 Valid
G4 0,786 0,198 Valid
G5 0,828 0,198 Valid
G6 0,831 0,198 Valid
G7 0,785 0,198 Valid
G8 0,775 0,198 Valid
G9 0,767 0,198 Valid
Kinerja Auditor
Ki1 0,698 0,198 Valid
Ki2 0,672 0,198 Valid
Ki3 0,758 0,198 Valid
Ki4 0,815 0,198 Valid
Ki5 0,792 0,198 Valid
Ki6 0,675 0,198 Valid
Ki7 0,430 0,198 Valid
Ki8 0,756 0,198 Valid
Ki9 0,824 0,198 Valid
6
Ki10 0,823 0,198 Valid
Ki11 0,690 0,198 Valid
Sumber : data primer yang telah diolah
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam
kuisoner mempunyai item-total corelation > 0,198 maka disimpulkan bahwa
seluruh item pertanyaaan dalam kuisioner valid.
Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah pengujian tingkat kestabilan dari suatu alat pengukur
suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi tingkat reliabilitas suatu alat ukur,
maka semakin stabil dan semakin dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan teknik Cronbach’s alpha, dengan jumlah sampel 70 responden.
Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,60.
Perhitungan nilai koefisien reliabilitas untuk instrumen penelitian yang digunakan
diperoleh hasilnya sebagai berikut.
Tabel 2
Hasil Uji Realiabilitas
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Independensi Auditor (X1) 0,916 Reliabel
Komitmen Organisasi (X2) 0,914 Reliabel
Gaya Kepemimpinan (X3) 0,906 Reliabel
Kinerja Auditor 0,903 Reliabel
Sumber : data primer yang telah diolah
7
Analisa Deskriptif
Karakteristik Responden
Untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik responden yang akan
diteliti, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik deskriptif.
Dengan mendeskripsikan skor dari suatu variabel yang ada, didapatkan suatu
gambaran tentang permasalahan yang akan diajukan daam penelitian ini.
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan bantuan program
SPSS 19 dengan teknik analisis data. Berikut ini disajikan hasil analisis statistik
deskriptif yang diperoleh berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden atas
dasar pertanyaan dalam kuisioner.
a. Jenis Kelamin Responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 38 54,29%
Wanita 32 45,71%
Total 70 100%
Sumber : data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak merupakan
responden pria yaitu sebanyak 38 orang (54,29%) dan sisanya sebanyak 32 orang
(45,71%) responden wanita.
8
b. Pendidikan Responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan responden ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
S1 57 81,43%
S2 13 18,57%
Total 70 100%
Sumber : data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan pendidikan responden terbanyak yaitu
S1 sebanyak 57 responden (81,43%), dan sisanya S2 sebanyak 13 responden
(18,57%).
c. Bidang Kerja Responden
Distribusi frekuensi responden berdasarkan bidang kerja responden
ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bidang Kerja
Bidang Kerja Jumlah Persentase
Auditing 70 100%
Total 70 100%
Sumber : data primer yang telah diolah
9
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan semua bidang kerja responden adalah
auditing.
Analisa Jawaban Responden
Untuk menganalisis jawaban responden tentang analisis pengaruh
independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja auditor diukur dengan menggunakan skala likert yaitu dengan penilaian
responden tertinggi dengan skor rata – rata 5 dan terendah dengan skor rata – rata
1 yang kemudian dapat ditentukan nilai intervalnya sebagai berikut :
Skor maksimal ― skor minimal 5 – 1
Interval = ------------------------------------------ = ------ = 0,8
Jumlah kelas 5
Sehingga dapat ditentukan range jawaban sebagai berikut :
Skor rata – rata antara 1,00 – 1,79 : sangat rendah dengan nilai 1
Skor rata – rata antara 1,80 – 2,59 : rendah dengan nilai 2
Skor rata – rata antara 2,60 – 3,39 : netral dengan nilai 3
Skor rata – rata antara 3,40 – 4,19 : tinggi dengan nilai 4
Skor rata – rata antara 4,20 – 5,00 : sangat tinggi dengan nilai 5
Nilai pada skala likert digunakan untuk analisis data pada penelitian ini.
a. Independensi Auditor (X1)
Independensi auditor terdiri dari 11 pertanyaan, masing – masing 5
jawaban yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
10
Tabel 6
Variabel Independensi Auditor
Interval
Variabel
Independensi
Auditor
Bobot Frekuensi Jumlah
1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0
1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0
2,60 – 3,39 Netral 3 2 6
3,40 – 4,19 Setuju 4 21 84
4,20 – 5,00 sangat setuju 5 47 235
Jumlah 70 325
Independensi Auditor 4,64
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa independensi auditor pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai
4,64 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor sangat independen dimana tidak
mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpai dalam pemeriksaan dan dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya..
b. Komitmen Organisasi (X2)
Komitmen organisasi terdiri dari 12 pertanyaan, masing – masing 5
jawaban yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
11
Tabel 7
Variabel Komitmen Organisasi
Interval
Variabel
Komitmen
Organisasi
Bobot Frekuensi Jumlah
1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0
1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0
2,60 – 3,39 Netral 3 7 21
3,40 – 4,19 Setuju 4 30 120
4,20 – 5,00 sangat setuju 5 33 165
Jumlah 70 306
Komitmen Organisasi 4,37
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa komitmen organisasi pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai
4,37 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor mempunyai komitmen yang
sangat baik terhadap KAP dimana dia bekerja.
c. Gaya Kepemimpinan (X3)
Gaya kepemimpinan terdiri dari 9 pertanyaan, masing – masing 5 jawaban
yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
12
Tabel 8
Variabel Gaya Kepemimpinan
IntervalVariabel Gaya
KepemimpinanBobot Frekuensi Jumlah
1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0
1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0
2,60 – 3,39 Netral 3 6 18
3,40 – 4,19 Setuju 4 28 112
4,20 – 5,00 sangat setuju 5 36 180
Jumlah 70 310
Gaya Kepemimpinan 4,43
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai
4,37 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor menilai pimpinan dimana dia
bekerja memimpin dengan sangat baik.
d. Kinerja Auditor (Y)
Kinerja auditor terdiri dari 11 pertanyaan, masing – masing 5 jawaban
yaitu sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
13
Tabel 9
Variabel Kinerja Auditor
IntervalVariabel Kinerja
AuditorBobot Frekuensi Jumlah
1,00 – 1,79 sangat tidak setuju 1 0 0
1,80 – 2,59 tidak setuju 2 0 0
2,60 – 3,39 Netral 3 7 21
3,40 – 4,19 Setuju 4 32 128
4,20 – 5,00 sangat setuju 5 31 155
Jumlah 70 304
Kinerja Auditor 4,34
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa kinerja auditor pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan nilai
4,34 termasuk sangat tinggi , yang artinya auditor melaksanakan pekerjaannya
dengan sangat baik dan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Uji Normalitas.
Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk
membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki
distribusi normal (Syihabuddin 2012).
Hasil uji normalitas Kolgomorov Smirnov menunjukkan hasil sebagai
berikut.
14
Tabel 10
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Variabel Sig. Keterangan
Kinerja Auditor (Y) 0.054 H0 diterima
Independensi Auditor (X1) 0.072 H0 diterima
Komitmen Organisasi (X2) 0.200 H0 diterima
Gaya Kepemimpinan (X3) 0.084 H0 diterima
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa data kuisioner kinerja auditor,
independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan memiliki
distribusi yang normal.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model
regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat
heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat
autokorelasi ( Sudrajat 1988 : 164). Pada penelitian ini uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji heterokedasitas.
a. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak ada masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
uji hederoskedestisitas dengan melihat scatterplots (Priyatno,2010).
15
Metode pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas dengan
melihat scatterplots yaitu :
a) Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
meyempit), maka terjadi heteroskedasititas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas
dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari output SPSS diperoleh chart sebagai berikut :
Gambar 1
Scatterplots
Berdasarkan chart diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik
– titik yang menyebar ke atas dan di bawah 0, sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi heterokedastisitas.
16
Pengujian Hipotesis
Tabel 11
Hasil Uji Regresi
Variabel Koefisien Regresi Sig. Keterangan
Independensi Auditor (X1) 0,552 0,002 Ha diterima
Komitmen Organisasi (X2) 0,339 0,018 Ha diterima
Gaya Kepemimpinan (X3) 0,094 0,498 H0 diterima
Sumber : data primer yang telah diolah
Pengujian Hipotesis Pertama, kedua, dan ketiga
Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga adalah untuk membuktikan
secara parsial apakah terdapat pengaruh antara independensi auditor, komitmen
organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja audior. Dari hasil
perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS didapat
hasil sebagai berikut :
Y = -0,113+0,552X1+0,339X2+0,094X3+e
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan :
1. Dalam persamaan regresi di atas, konstanta (B0) adalah sebesar -0,113. Hal
ini berarti jika tidak ada perubahan variabel X1 (independensi auditor), X2
(komitmen organisasi), X3 (gaya kepemimpinan) yang mempengaruhi, maka
kinerja auditor (Y) sebesar -0,113.
2. Variabel X1 (independensi auditor) merupakan variabel yang mempengaruhi
kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis data
menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,002 dibawah 0,05. Angka
tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H01 ditolak dan
Ha1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh independensi auditor terhadap
17
kinerja auditor. Pengaruhnya sebesar 0,552, dimana jika independensi auditor
naik satu satuan makan kinerja auditor akan naik sebesar 0,552 dengan
asumsi bahwa variabel lain konstan. Hal tersebut berarti semakin independen
seorang auditor makan akan semakin mempengaruhi kinerjannya.
3. Variabel X2 (komitmen organisasi) merupakan variabel yang mempengaruhi
kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis data
menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,018 dibawah 0,05. Angka
tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. Dengan demikian H02 ditolak dan
Ha2 diterima, yang artinya terdapat pengaruh komitmen organisasi terhadap
kinerja auditor. Pengaruhnya sebesar positif 0,339, dimana jika komitmen
organisasi naik satu satuan maka kinerja auditor akan naik sebesar 0,339
dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Hal tersebut berarti semakin
komit seorang auditor terhadap tempat dia bekerja maka akan semakin
mempengaruhi kinerjanya.
4. Variabel X3 (gaya kepemimpinan) merupakan variabel yang tidak
mempengaruhi kinerja auditor (Y). Hal ini ditunjukkan dalam hasil analisis
data menunjukkan probabilitas kesalahan sebesar 0,498 diatas 0,05. Angka
tersebut menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Dengan demikian Ha3
ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja auditor.
Pengujian Hipotesis Keempat
Dari hasil ketiga variabel bebas, variabel yang paling dominan
mempengaruhi kinerja auditor adalah variabel independensi auditor. Ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 0,552 dibanding
dengan koefisien regresi variabel lainnya. Hasil analisis regresi linier berganda
tersebut dapat terlihat dari R square sebesar 0,622 yang menunjukkan bahwa
kinerja auditor dipengaruhi oleh independensi auditor, komitmen organisasi, dan
gaya kepemimpinan sebesar 62,2% sisanya yaitu 37,8% dipengaruhi variabel lain
yang belum diteliti dalam penelitian ini yang ditunjukkan dalam hasil analisis
data.
18
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian diatas, diperoleh bahwa independensi auditor,
komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan Sumatera Selatan. Dalam hal ini, BPK Perwakilan Sumatera Selatan
sebagai principal telah berhasil meningkatkan kinerja auditornya (agent) dengan
cara menekankan nilai-nilai independensi, komitmen organisasi, serta gaya
kepemimpinan terhadap agennya, yaitu auditor yang bekerja pada BPK
Perwakilan Sumatera Selatan. Sehingga BPK Perwakilan Sumatera Selatan
sebagai principal dapat mendapatkan hasil yang mereka inginkan dari pekerjaan
yang dilakukan agent-nya (auditor BPK Perwakilan Sumatera Selatan).
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan analisis dan hipotesis yang telah dilakukan
mengenai pengaruh independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan
Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
2. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan
Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan.
3. Gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor pada
Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan.
4. Independensi auditor, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan secara
simultan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa
Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
19
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis
memberikan saran :
1. Untuk penelitian selanjutnya
Diharapkan agar menambah lagi variabel yang mempengaruhi kinerja auditor
seperti motivasi kerja, profesionalisme, kompetensi, dan kepuasan kerja. Selain
itu, akan lebih baik bila sampel pada penelitian ini ditambah agar diperoleh
data yang lebih valid.
2. Untuk Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa independensi auditor, komitmen
organisasi, dan gaya kepemimpinan secara simultan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Tetapi secara parsial gaya kepemimpinan tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil tersebut akan
lebih baik bila para pimpinan pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan
Sumatera Selatan melakukan evaluasi terhadap gaya kepemimpinan mereka.
Dan apabila terdapat hal yang kurang baik, ada baiknya para pimpinan pada
Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan merubah gaya
kepemimpinan yang mereka terapkan agar dapat meningkatkan kinerja para
auditor Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Selatan .
20