Upload
ulfah
View
78
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TANAMAN PANGAN
Citation preview
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 1 LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB IV
HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN
A. PENDAHULUAN
Komoditas padi, jagung dan kedelai tetap menjadi tulang punggung pembangunan sub
sektor tanaman pangan, karena selain berperan penting terhadap ketahanan pangan komoditas
PJK ini juga memberikan andil yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Bagi Provinsi NTB peranan komoditas tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai masih
sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Diharapkan
upaya-upaya yang dilakukan pada tahun 2013 dan 2014 ini dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi padi dan jagung khususnya di kabupaten
sumbawa secara efisien dan dinamis.
Kondisi sistem produksi padi, jagung dan kedelai di masa mendatang akan semakin
kompleks karena berbagai kepentingan yang saling berbenturan, dengan alasan rasionalisasi dan
tujuan yang berbeda. Terdapat enam aspek penting yang menonjol yaitu : (1) kemiskinan; (2)
ketahanan pangan; (3) keberlanjutan sistem produksi; (4) mutu lingkungan; (5) konservasi
lahan; dan (6) erosi sumberdaya genetik. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian dan harus
memperoleh penanganan yang seimbang dalam pembangunan.
Swasembada beras, jagung dan kedelai sebagai salah satu program yang digalakkan
merupakan salah satu perwujudan dari kemadirian pangan serta ketahanan pangan nasional.
Perlu diingat bahwa ketahanan pangan nasional merupakan salah satu bagian dari gerakan
revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional.
Disinilah strategisnya gerakan peningkatan produksi beras dan kedelai nasional.
Gerakan yang selalu didengungkan, yaitu gerakan P2BN merupakan upaya yang
terkoordinasi untuk membangun sistem pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi
serta motivasi baru melalui pendekatan sekolah lapang pengelolaan tanaman dan sumberdaya
terpadu (SL-PTT).
Namun yang terjadi dewasa ini masih jauh dari harapan. Menentukan calon lokasi atau
kelompok dan calon petani begitu lambat. Belum lagi menyiapkan rekening kelompok sampai
transfer dananya. Perlu saudara ketahui bahwa pola SL-PTT tahun 2013 ini berbasis kawasan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 2 LAPORAN TAHUNAN 2013
yang didasarkan pada capaian provitas. Adapun kawasan tersebut adalah : Kawasam
pertumbuhan, perkembangan, dan pemantapan.
Untuk tahun 2013, NTB mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida
171.000 ha, padi lahan kering 30.000 ha, kawasan pertumbuhan padi inbrida 2000 ha, kawasan
pengembangan padi inbrida 5000 ha dan padi hibrida 7.000 ha.
Kawasan SL-PTT jagung pertumbuhan 2000 ha, pengembangan 7.000 ha, dan pemantapan
5000 ha. Kawasan sl-ptt pertumbuhan kedelai 500 ha, pengembangan model 15.000 ha, dan
pengembangan 60.000 ha. Selain dengan program SL-PTT, pada kesempatan ini juga kita
melakukan suatu gerakan tanam padi dengan melibatkan semua komponen, mulai dari
petani/kelompok tani, petugas, dan aparat dalam hal ini tni ad. Sehingga pada saat ini di tengah-
tengah kita hadir bapak DANREM dengan semua jajarannya yang telah siap untuk mendukung
program pertanian dalam mencapai target produksi.
Angka produksi tersebut harus ditingkatkan guna mencapai sasaran produksi 2013. Peluang
itu terbuka karena penerapan sl-ptt diharapkan produktivitas tentu akan meningkat. Oleh karena
itu setiap lokasi sl-ptt harus dikawal dengan serius, oleh PPL.
Kontribusi penggunaan benih varietas unggul bermutu dalam meningkatkan produktivitas,
produksi bahkan mutu hasil telah terbukti secara signifikan, antara lain dengan keberhasilan
peningkatan produksi komoditas tanaman pangan yang terjadi selama ini. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ketersediaan dan pengunaan benih varietas unggul bermutu merupakan suatu
syarat keharusan bagi peningkatan ketahanan pangan nasional disamping penyediaan sarana
produksi lainnya.
Untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas/produksi padi, jagung dan kedelai
serta meringankan beban petani dalam rangka peningkatan penggunaan benih varietas unggul
bermutu terutama pada daerah-daerah yang selama ini belum menggunakannya, maka
pemerintah menyediakan anggaran melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang berasal
dari APBN TA. 2013, dalam bentuk Program SL-PTT yang dialokasikan kepada petani,sejak tahun
2008.
Untuk tercapainya keberhasilan pelaksanaan kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul
(BLBU) diperlukan adanya koordinasi dan informasi bagi petugas Kabupaten/Kota dan Provinsi
agar bantuan benih padi, jagung dan kedelai dapat dilaksanakan dengan baik sesuai sasaran dan
tujuan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 3 LAPORAN TAHUNAN 2013
Untuk keberhasilan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian, maka harus dilakukan upaya yang mendukung upaya Akselerasi
Peningkatan produktivitas Padi melalui pembinaan dan bimbingan teknis lapangan. Demikian pula
untuk sinergisitas kegiatan dengan stake holder terkait maka diperlukan berbagai konsultasi
dengan instansi terkait baik Provinsi, Kabupaten maupun Pusat dalam rangka peningkatan
produktivitas padi.
Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari kemandirian pangan dan
ketahanan pangan nasional yang merupakan salah satu tujuan dari gerakan Revitalisasi Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan
nasional. Peningkatan produksi beras dan surplus 10 (sepuluh) juta ton dan peningkatan produksi
5% per tahun sampai tahun 2013 nanti perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan
beras yang bersumber dari produksi dalam negeri.
Mengatasi salah satu tantangan yang dihadapi dalam rangka peningkatan produksi padi di
perlukan upaya-upaya dan terobosan peningkatan produksi padi dengan menerapkan inovasi
teknologi yang lebih produktif dan efisien. Guna sosialisasi ke tingkat petani, diperlukan petugas
yang terampil dan mampu memberikaan bimbingan kepada petani dan penyuluh dalam
menerapkan teknologi budidaya, khususnya PTT.
1.2. Tujuan
a. Meningkatkan koordinasi antara petugas pusat, Provinsi maupun Kabupaten / kota se NTB
dalam upaya pencapaian sasaran tanam MT. 2013/2014 dan MT. 2014 guna pemantapan
sasaran produksi dan produktivitas tahun 2014 untuk komoditas padi, jagung, Umbi-
umbian dan Kacang-kacangan.
b. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan
agribisnis padi, jagung Umbi-umbian dan Kacang-kacangan melalui pengelolaan POSKO
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
c. Meningkatkan koordinasi antara petugas Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta
instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai
d. Meningkatkan koordinasi tentang pelaksanaan Program Serealia dan KABI di
Kabupaten/Kota se Provinsi NTB
e. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam
rangka pelaksanaan SLP-PTT padi, jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se NTB.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 4 LAPORAN TAHUNAN 2013
f. Menyebarluaskan informasi tekhnologi / cara budidaya yang baik dan benar yang
diperlukan dalam peningkatan produksi padi, jagung umbi-umbian dan kacang-kacangan
sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.
g. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, pengawalan, pendampingan dan MONEV tentang
pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB
h. Mengkoordinasikan dan merencanakan sasaran tanam, panen dan produksi padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Tahun 2014.
1.3. Sasaran
a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan
Kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB Tahun 2013
b. Terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi dalam pengelolaan peningkatan produksi
dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di tingkat
provinsi beserta instansi terkait di tingkat provinsi.
c. Tercapainya kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-
upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas kacang-
kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB
d. Tercapainya pelaksanaan kegiatan pelatihan Pemandu Lapang ( PL ) II, padi, jagung,
kedelai dan Kacang Tanah untuk petugas dari Kabupaten/ Kota se NTB
e. Tercapainya kesepakatan dalam rangka penyusunan sasaran Tanam, panen, produksi
dan produktivitas Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar Provinsi NTB Tahun 2013.
Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2013
Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber dari dana
dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA (APBD). Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (03) TA. 2013, sedangkan dana APBD melaui
proyek DPA SKPD Tahun 2013.
Selain kegiatan Program yang bersumber dari dana APBN dan APBD yang langsung
melekat pada Lembar Kerja Provinsi, terdapat juga kegiatan/program teknis yang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 5 LAPORAN TAHUNAN 2013
merupakan program pokok (rutinitas) yang dilaksanakan secara berkala dalam rangka
mendukung Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan.
Tabel. IV-1 Kegiatan Teknis yang bersumber dari dana Dekonsentrasi (APBN) dan DPA SKPD (APBD I) Bidang Produksi Tanaman Pangan TA. 2013.
Seksi Pembenihan dan Sarana Produksi
No URAIAN KEGIATAN TOTALPAGU( Rp )
A. DEKOSENTRASI TANAMAN PANGAN: 557.310.000 1 Penyusunan Laporan Pembinaan dan Monev Bantuan Benih 163.100.000 2 Sosialisasi Subsidi benih 156.260.000 3 Pertemuan Pemberdayan Penangkar 60.000.000 4 Pertemuan Evaluasi Bantuan Benih 117.950.000 5 Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan 40.000.000 6 Penyusunan Database Sarana Pascapanen Tanaman pangan 20.000.000
B TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI 2.411.690.000 1 Pemberdayaan Penangkar Benih Padi ( 1 Unit = 50 Ha ) 1.400.000.000 2 Pemberdayaan Penangkar Benih Kedelai ( 1 Unit = 25 Ha ) 480.000.000 3 Penyusunan Laporan Pembinaan dan Monev Pemberdayaan Penangkar 116.690.000 4 Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan 35.000.000 5 Bantuan Sarana Pasca panen Tanaman Pangan 380.000.000
D APBD I 1.474.499.950 Perencanaan Kebutuhan Pupuk 64.312.200 Optimalisasi pemanfaatan alat pasca panen TP 124.940.450 Sinkronisasi Pengawasan pupuk dan Pestisida 120.662.350 Peningkatan kemampuan petugas ke pusat penanganan pasca panen 98.729.250 pembinaan kios saprodi 48.355.700 belanja barang alat mesin pertanian 1.017.500.000
JUMLAH 8.329.689.900
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 6 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel IV-2 Seksi Budidaya Serealia dan AKABI
No Uraian Kegiatan/Program PAGU(Rp)
A APBN1 Persiapan Pelaksanaan SL-PTT Kedelai 36.100.000 2 Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelaporan Pelaksanaan SL-PTT dan 319.670.000
Pengembangan AKABI3 Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT dan pengembangan AKABI 10.000.000
TA. 2012 dan TA. 20134 Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai 80.000.000 5 Koordinasi Kemitraan Stakeholder AKABI 44.110.000 6 Persiapan Pelaksanaan SL-PTT Serealia 66.100.000 7 Rapat Koordinasi Pelaksanaan SL-PTT Serealia 85.600.000 8 Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelaporan SL-PTT Serealia 102.560.000 9 Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT TA. 2013 dan TA. 2013 85.285.000
10 Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia 93.445.000 11 Pertemuan Pengembangan Kemitraan Jagung 70.000.000 12 Identifikasi Potensi Lahan Kering dan Tadah Hujan 34.000.000 13 Persiapan Pelaksanaan Rapat penyusunan Rancangan Pengembangan 49.760.000
Kawasan Padi dan Jagung Serta Pengembangan Serealia Lainnya TA. 201414 Operasional Posko P2BN 72.100.000 15 Rapat Koordinasi Instansi Terkait 87.935.000 16 Rapat Koordinasi Penyusunan Sasaran Produksi Tahun 2014 92.095.000 17 Pengawalan, Monev, dan Pelaporan P2BN 70.610.000 18 Pertemuan Evaluasi Teknis Pelaksanaan P2BN 29.385.000 19 Gerakan Tanam Serempak dan Percepatan Tanam 36.065.000 20 Pemantapan Pelaksanaan P2BN 92.095.000 21 Fasilitasi Kemitraan dan Adopsi Teknologi Serealia Lain 82.180.000 22 Pembinaan Ke Kabupaten/Kota 5.890.000
Jumlah APBN 1.644.985.000 B APBD1 Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung2 Pertemuan Perencanaan Pengembangan TP 2014
Jumlah APBD - Total ( APBN + APBD ) 1.644.985.000
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 7 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel. IV-3 Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
No. Pagu dana Realisasi
Kegiatan Volume (Rp.) (Rp.) % Fisik (%)
I. APBN 665.790.000 558.223.875 83,84 100,00
A.
PENGUATAN PERLINDUNG-
AN TANAMAN DARI
GANGGUAN OPT/DPI 5 Keg 175.000.000 157.230.975 89,85 100,00
1.Pertemuan Koordinasi
Penanganan OPT/DFI 1 Keg 73.750.000 66.525.000 90,20 100,00
2.Pengelolaan Data OPT/DFI
(Padi, Jagung, Kedelai) 1 Keg 101.250.000 90.705.975 89,59 100,00
B. BUDIDAYA SEREALIA 6 Keg 490.790.000 400.992.900 81,70 100,00
1.Gerakan Panen Padi di Pulau
Lombok 1 kali 94.210.000 62.877.100 66,74 100,00
2.Gerakan Tanam Padi di
Pulau Sumbawa 1 kali 138.295.000 120.995.000 87,49 100,00
3.Gerakan panen Jagung di
Pulau Lombok 1 kali 53.855.000 37.370.000 69,39 100,00
4.Gerakan Tanam Jagung di
Pulau Sumbawa 1 kali 76.270.000 62.794.000 82,33 100,00
5.Gerakan Tanam serempak
dan Percepatan Tanam 1 kali 36.065.000 29.165.000 80,87 100,00
6.Pertemuan Evaluasi Gerakan
Tanam Panen 1 kali 92.095.000 87.791.800 95,33 100,00
II. APBDPENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS, DAN MUTU
PRODUK PERKEBUNAN, PRODUK
PERTANIAN 2 Keg 116.425.550 107.835.500 92,62 100,00
1. Pendataan Faktor Iklim dan 1 Keg 56.091.500 48.595.500 86,64 100,00 Dampak Perubahan Iklim
2. Pemantauan dan Pembinaan 1 Keg 60.334.050 59.240.000 98,19 100,00 Pengendalian Serangan OPT
TOTAL 782.215.550 666.059.375 85,15 100,00
Realisasi Keuangan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 8 LAPORAN TAHUNAN 2013
B. REALISASI KEGIATAN
I. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN ANEKA KACANG DAN UMBI
1) Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Non Kedelai
Pertemuan Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi
Non Kedelai TA. 2013 Propinsi Nusa Tenggara Barat diselenggarakan di Mataram pada
Tanggal 25 s/d 27 April 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha - Mataram.
Peserta Pertemuan Teknis Pengembangan Kabi di Propinsi Nusa Tenggara Barat
adalah Kepala Dinas yang menangani bidang pertanian Kabupaten/Kota se- NTB, Kasubdin
Produksi, Kasubdin Perencanaan, Kasi pada Subdin Produksi Kabupaten se-NTB
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1. Issu strategis tahun 2013 : Naiknya harga kedelai dunia menjadi Rp. 4.239/kg.
Sebagian importir akan mengurangi impor dan meningkatkan pembelian dalam negeri
serta meningkatkan kemitraan dengan petani, kondisi ini merupakan Golden Moment
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
2. Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Koordinasi denga
instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi sfesifik lokasi, advokais/perlindungan,
suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
3. Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah oprasional antara lain :
a. Koordinasi dengan instansi terkait/stake holder untuk penerapan teknologi anjuran
sesuai spesifik lokasi sebagai hasil dari pelaksanaan dem area kedelai dalam MK.
2013
b. Penguatan kelembagaan kelompok tani untuk mengadopsi teknologi yang telah nyata
memberikan peningkatan produktivitas dan pendapatan pada pelaksanaan
laboraturium lapangan (LL) di Peningkatan Mutu Intensifikasi Padi, pengembangan
agribisnis jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tahun 2002 2013.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 9 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Perbaikan sistem budidaya
d. Pengendalian hama penyakit dan penaganan pasca panen secara tepat dan benar.
2) Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai
Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 1 Juli
2013 di Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Jumlah peserta gerakan pengembangan kawasan kedelai di Kabupaten Bima sebanyak 150
orang yang berasal dari petani dan petugas.
Gerakan pengembangan kawasan kedelai dihadiri juga oleh narasumber dari Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat/petugas dari Kabupaten Bima, Aparat TNI
AD (Korem 162/Wira Bhakti, Kodim 1620 Kabupaten Bima, Koramil, Babinsa di lokasi
kegiatan), serta undangan lainnya dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan jumlah
keseluruhan lebih kurang sebanyak 250 orang.
Narasumber pada kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai Tahun 2013 yang
dilaksanakan di Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima Tahun 2013 yaitu:
1. Wakil Bupati Kabupaten Bima
2. Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
3. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
4. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai di Pulau Lombok dan
mencermati sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang dalam diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan narasumber dan
pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan panen padi di Pulau Lombok
sebagai berikut:
1. Gerakan pengembangan kawasan kedelai telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
1 Juli 2013 di Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima yang dihadiri oleh peserta sebanyak 150 orang yang terdiri dari
petani/tokoh masyarakat/petugas dari kabupaten Bima. Selain itu kegiatan gerakan
pengembangan kawasan kedelai di Pulau Lombok juga dihadiri oleh narasumber dari
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 10 LAPORAN TAHUNAN 2013
pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat/petugas dari
Kabupaten Bima, Aparat TNI AD (Korem 162/Wira Bhakti, Kodim 1620 Bima, Koramil,
Babinsa di lokasi kegiatan).
2. Kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai secara simbolis dilakukan
penanaman secara bersama-sama oleh bupati, para pejabat dan narasumber, diikuti
oleh penanaman bersama-sama oleh babinsa dan petani/ kelompok tani.
3. Kebutuhan kedelai meningkat setiap tahunnya, seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, meningkatnya kesadaran masyarakat akan peningkatan gizi makanan,
berkembangnya industri pangan dan pakan ternak.
4. Peluang pengembangan kedelai di Nusa Tenggara Barat cukup luas yang didukung
dengan kesesuaian iklim, ketersediaan teknologi tepat guna, besarnya permintaan
dalam negeri serta dukungan program pemerintah.
5. Pemasaran yang tersedia dan harga di tingkat petani yang menarik merupakan salah
satu faktor utama yang mendorong keinginan dan semangat petani dalam menanam
kedelai, disamping bantuan dari pemerintah daerah dan pusat.
6. Bahwa panen dan pasca panen merupakan komponen rangkaian usaha tani dalam
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas yang tidak kalah pentingnya
dari komponen usaha tani lainnya. Penanganan panen dan pasca panen selama ini
pada umumnya masih dihadapkan beberapa kendala yaitu terbatasnya tenaga kerja
sehingga penanganan produksi lamban, belum menyentuhnya peralatan pasca panen
secara modern ke tingkat petani dan sampai saat ini masih bersifat tradisional dari
mulai panen, perontokan sampai proses produksi menggunakan tenaga kerja yang
lebih banyak dan dalam waktu yang lama sehingga dirasakan kurang efektif dan
efisien jika dibanding dengan penggunaan alat modern, sehingga losis kehilangan
hasil pada proses kegiatan tersebut cukup tinggi.
7. Pelaksanaan gerakan tanam kedelai yang dilakukan secara serempak dan bersama-
sama akan berdampak positif terhadap percepatan proses produksi dari tanam sampai
panen sehingga dapat memperbaiki pola tanam yang akan berdampak pada tanam
serempak, terjadinya percepatan tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari
gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan.
8. Harapan dari pemerintah agar alat panen modern yang telah dialokasikan ke Nusa
Tenggara Barat dapat dioperasionalkan dengan baik sehingga dapat berkembang yang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 11 LAPORAN TAHUNAN 2013
akhirnya dapat membuka lapangan kerja, dipelihara dan dirawat dengan baik agar
tahan lama.
9. Melalui kegiatan gerakan pengembangan kawasan jagung ini yang dilaksanakan oleh
Kelompok Tani Lambe Jungge Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan
penanaman kedelai secara serentak dalam areal yang luas sehingga dapat
mengamankan produksi dengan cepat, meningkatkan peran serta berbagai elemen
masyarakat dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan
aparat TNI, mempromosikan kepada petani dan masyarakat tani tentang penggunaan
peralatan panen secara modern dengan proses kegiatannya secara efektif dan efisien
sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi.
3) Rapat Koordinasi Pelaksanaan SL-PTT Serealia
Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Serealia Tingkat Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran 2013, diselenggarakan di Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat,
dengan pelaksanaan sebagai Berikut :
1) Kota Mataram, tanggal 3 Mei 2013
2) Lombok Barat, Tanggal 1 Mei 2013
3) Lombok Utara, Tanggal 2 Mei 2013
4) Lombok Tengah, tanggal 2 Mei 2013
5) Lombok Timur, tanggal 1 Mei 2013
6) Sumbawa, tanggal 26 April 2013
7) Sumbawa Barat, tanggal 23 April 2013
8) Dompu , tanggal 26 April 2013
9) Bima, tanggal 18 April 2013
10) Kota Bima, tanggal 23 April 2013
Peserta Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Serealia Tingkat
Kabupaten/Kota Se-Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2013, masing-masing
Kabupaten/Kota diikuti sebanyak 30 orang yang berasal dari unsur-unsur petugas Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota, KCD/KUPT, POPT, PBT, Koordinator Penyuluh/BPP dan
Kelompok tani
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 12 LAPORAN TAHUNAN 2013
Sebagai narasumber dalam Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT
Serealia se NTB Tahun Anggaran 2013 yaitu : Dinas Pertanian Provinsi NTB; BPTP
Provinsi NTB; Bakorluh Provinsi NTB dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu kebijakan pemerintah
mengenai pengembangan padi dan jagung yang berkaitan dengan peningkatan produksi
dan produktivitas antara lain :
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi dan jagung Kabupaten/Kota, evaluasi
permasalahan dan upaya penanggulangan-nya.
b. Evaluasi pengembangan padi dan jagung di Kabupaten/Kota yang menyangkut luas
tanam, luas panen, produksi, produktivitas, pelaksanaan kegiatan, evaluasi
permasalahan dan upaya penanggulangannya
c. Peranan pendampingan BPTP dalam Program SL-PTT
d. Peran Penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT
e. Materi lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka pengembangan padi di NTB.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota
dan materi yang disampaikan oleh para narasumber, hasil diskusi yang berkembang
selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai berikut :
a. Kota Mataram
1) Kota Mataram pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 1.500 Ha (60 Unit), sampai saat ini baru menanam seluas 1.025 Ha yang
berasal dari bantuan benih CBN.
2) Dari target tanam total padi seluas 4.600 Ha ( MH 2.450 Ha dan MK 2.150 Ha)
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kota Mataram
mencapai 3.786 Ha atau 82.30 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %.
4) Untuk menghadapi musim tanam MK, agar benih padi non hibrida yang di droping
oleh PT. SHS (Persero) agar menggunakan prinsip 6 tepat dan benih segera
didroping sehingga bisa ditanam sesuai dengan jadwal.
5) Untuk penyusunan RUK yang dilakukan oleh kelompok tani agar mendapat
bimbingan dari petugas penyuluh dilapangan dan diasistensi oleh Tim Teknis dari
Kabupaten/Kota
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 13 LAPORAN TAHUNAN 2013
6) Dosis pupuk yang digunakan di dalam petak LL, didasarkan pada dosis
rekomendasi spesipik lokasi dan disesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia.
7) Untuk mengamankan ketersediaan pupuk di tingkat lapang diharapkan Tim
Pengawas pupuk, agar terus memantau distribusi peredaran pupuk di tingkat
lapang.
8) Diharapkan agar koordinasi terus dibangun antara Dinas pertanian yang
mempunyai program kegiatan dengan Badan penyuluh yang mempunyai
SDM/Penyuluh
9) Laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secara benar dan dikirim
tepat waktu
b. Kabupaten Lombok Barat
1) Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah : a. Dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kota Lombok Barat terlalu banyak
permasalahan yang dihadapi diantaranya droping benih yang selalu terlambat
sehingga banyak petani yang menanam benih sendiri, dan varietas yang
diterima petani tidak sesuai dengan dengan CPCL.
b. Masih adanya keterlambatan pengiriman laporan dari kecamatan sehingga
kabupaten juga terlambat melapor ke provinsi.
c. Adanya serangan OPT di lapangan khususnya tungro dan kresek, sehingga
diperlukan penanganan yang secepatnya dari Provinsi.
d. Diharapkan kabupaten lebih meningkatkan monitoring sehingga sehingga
pengendalian Stop Spot bisa dilaksanakan dengan baik, dan segera melapor
dan meminta pestisida sesuai yang dibutuhkan.
2) Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida seluas 14.500 Ha, SL-PTT Padi hibrida 9.00 Ha, SL-PTT Padi Lahan
Kering 900 Ha, sampai saat ini sudah tanam 9.450 Ha dengan benih yang
berasal dari benih CBN dan sebagian menggunakan benih sendiri.
3) Untuk lebih meningkatkan koordinasi, agar BPS diikut sertakan di dalam rapat koordinasi semacam ini, sehingga diharapkan BPS mengetahui program
pertanian yang dilakukan sehingga pada saat pengambilan ubinan BPS tidak
keliru
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 14 LAPORAN TAHUNAN 2013
4) Dari target tanam total padi seluas 30.175 Ha ( MH 17.8605 Ha dan MK 12.310 Ha sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Lombok Barat
mencapai 29.595 Ha atau 98.08 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63% .
5) Dana yang tertuang didalam DIPA Kabupaten/Kota hanya digunakan untuk Pertemuan kelompok dan pembelian Saprodi Pupuk dan tidak termasuk benih
6) Dalam penyusunan CP/CL diutamakan petani yang belum pernah mendapatkan BLBU dan lahannya masih memungkinkan untuk ditingkatkan provitasnya
7) Jenis varietas yang dipilih dan tertuang didalam CP/CL, agar dibetul-betul murni keinginan petani.
8) BPTP akan melakukan pendampingan pada SL-PTT sebanyak 60 % dalam bentuk uji VUB dengan luasan 0,25 Ha, yang benihnya akan diberikan secara
gratis tapi tidak mempunyai dana pembelian saprodi.
9) Apabila di dalam penyusunan CP/CL, nantinya pada saat pelaksanaan ada perubahan agar dibuatkan revisi perubahan CP/CL
10) Semua petugas dilapangan seperti PPL, PHP, PBT, Koordinator Penyuluh, Pimpinan BPP/UPTD dan KCD diharapkan dapat mengawal pelaksanaan SL-PTT
sesuai dengan Tupoksi masing-masing
11) Untuk memperlancar pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Lombok Barat, mohon posko IV dihidupkan kembali dan didukung dana dari provinsi
12) Juknis pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secepatnya dan dibagikan kepada petugas di tingkat Kecamatan
13) Pengawalan diharapkan bukan hanya pada benih saja melainkan juga pada teknologinya.
14) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Barat agar dibuat sesuai ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan menggunakan form yang baru
sesuai dengan juklak.
c. Kabupaten Lombok Utara
1) Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500, SL-PTT Padi Lahan Kering 900 Ha, dan SL-PTT jagung
seluas 450 Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 15 LAPORAN TAHUNAN 2013
2) Dari target tanam total padi seluas 13.375 Ha ( MH 10.875 Ha dan MK 2.500
Ha) sampai dengan bulan Mei realisasi tanam total padi di Lombok Utara
mencapai 11.109 Ha atau 83.06 %, masih di bawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %. Sampai saat ini di Kabupaten Lombok Utara belum ada
realisasi tanamSL-PTT jagung.
3) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
4) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
5) Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2013, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih).
6) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
7) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
8) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
Lombok Utara
9) Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 16 LAPORAN TAHUNAN 2013
10) Jika nantinya ada kelompok yang menolak menerima benih karena tidak sesuai
dengan keinginan kelompok maka PT. Pertani PT SHS diharapkan dapat
mengganti sesuai permintaan dalam CP/CL
11) Juknis SL-PTT agar dibuat secepatnya dan segera dibagikan kepada petugas di
tingkat lapang
12) Diharapkan untuk segera mencairkan dana ke rekening kelompok.
13) Benih yang didroping oleh PSO sudah tidak tahan hama penyakit sehingga
banyak serangan ulat grayak, penggerek batang, kresek dan tungro.
14) Dana yang tersedia pada DIPA, yang akan di transfer ke rekening kelompok
digunakan untuk pembelian saprodi di luar benih dan untuk pertemuan
kelompok. Untuk kelancaran pertemuan kelompok sebaiknya dana pertemuan
dinaikkan.
15) RUK disusun oleh petani dengan mendapat bimbingan oleh penyuluh dan di
asistensi oleh Tim Teknis Kecamatan maupun Kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Utara agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan sesuai dengan form yang telah
dikirimkan.
d. Kabupaten Lombok Tengah
Dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kabupaten Lombok Tengah terlalu banyak
permasalahan yang dihadapi diantaranya droping benih yang selalu terlambat dan
varietas yang diterima petani masi hada tidak sesuai dengan yang diminta (CPCL).
Realisasi tanam padi sampai bulan April 2013 sudah melebihi target yang telah
ditetapkan, sudah mencapai 82.349 Ha (103%) dari sasaran seluas 79.421 HA
sedangkan jagung baru seluas 1.910 Ha dari target 6.530 Ha.
Realisasi SL-PTT padi non hibrida tahun 2013 sampai bulan April sudah mencapai
9.750 (39%) dari target 25.000 Ha, sebagian petani menggunakan benih sendiri
karena terjadi keterlambatan pendropan benih, sedangkan jagung belum ada
penanaman karena jadwal penanaman pada MH seluas 450 HA.
Terjadi keterlambatan penanaman padi hibrida akibat adanya perubahan alokasi
SL-PTT padi hibrida dari 10 kelompok menjadi 5 kelompok, disamping itu masih
terjadi keterlambatan benih.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 17 LAPORAN TAHUNAN 2013
Penyakit Blast merupakan penyakit yang endemis di Lombok Tengah, sehingga
diupayakan benih yang didrop tahan terhadap blast.
Dalam pelaksanaan program SL-PTT ,kesalahan seringkali ditimpakan kepada PPL
bukan pejabat kabupaten atau propinsi. Misalnya droping benih yang terlambat, ,
petani menagih janji kepada PPL dan selalu menyalahkan PPL.
Kabupaten Lombok Tengah mengharapkan adanya alokasi SL-PTT full paket
untuk padi hibrida dan komoditas lain sehingga bisa menjadi contoh bagi petani
sekitarnya.
Adanya perubahan RUK menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan
SL-PTT.
Masukan dan Saran
1. Diharapkan kepada kabupaten/kota tidak merealisaikan SL-PTT padi hibrida
sebelum adanya revisi DIPA dari Pusat.
2. Diharapkan bila ada serangan OPT langsung melapor ke Provinsi untuk segera
dikirimkan pestisida yang dibutuhkan sehingga pengendalian Spot Spot bisa
diterapkan dan tidak berpengaruh pada penurunan hasil.
3. Mohon agar varietas unggul padi yang direkomendasikan di lokasi SL-PTT oleh
BPTP-NTB bukan hanya varietas baru, melainkan varietas lama yang ternyata
dibutuhkan kembali oleh petani untuk mengatasi OPT.
e. Kabupaten Lombok Timur
1) Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 10.500 Ha, padi lahan kering seluas 1.800 Ha dan jagung
1.050 Ha, dan sampai saat ini sudah 1.854 Ha.
2) Dari target tanam total padi seluas 64.000 Ha ( MH 51.050 Ha dan MK 12.950
Ha ) sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten
Lombok Timur mencapai 64.397 Ha atau 100.62 %, sudah menyamai angka
rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3) Permasalahan utama SL-PTT di Kabupaten Lombok Timur adalah
keterlambatan benih, apalagi PSO untuk Kabupaten Lombok Timur oleh PT.SHS.
akibatnya sebagian petani menggunakan benih sendiri.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 18 LAPORAN TAHUNAN 2013
4) Bila terjadi keterlambatan pendropan benih harus dicatat oleh kabupaten/kota
dan bisa dilapor ke Malang 081.1425 297 atau menelpon ke PT.SHS Cabang
NTB.
5) Realisasi tanam padi sampai bulan April sudah mencapai 60.520 Ha atau
94,56% dari sasaran seluas 64.000 Ha, sedangkan jagung 12.101 HA (57,90 %)
dari sasran seluas 20.900 Ha.
6) Realisasi tanam Padi non hibrida melalui SL-PTT sampai bulan April 2013 baru
mencapai 1.854 Ha (17,65%) dari sasaran seluas 10.500 HA benih melalui CBN.
SL-PTT jagung belum ada realisasi tanam sampai bulan April ini.
7) Kabupaten Lombok Timur khususnya Kecamatan Terara endemis blas oleh
Karena itu diharapkan benih yg didropkan yang tahan blast dan diharapkan
petani dan POPT lebih tanggap terhadap serangan OPT dan meningkatkan
monitoring sehingga bisa dikendalikan secara Stop Spot.
8) Benih yang didrop masih ada yang belum sesuai permintaan petani.
9) Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
10) Dana yang tersedia untuk pelaksanaan pertemuan sebanyak 8 kali dan untuk
pembelian saprodi dirasakan masih kurang, untuk dimasa yang akan datang
disarankan untuk bisa ditambah dananya
11) Penyusunan RUK oleh petani berdasarkan bimbingan petugas, agar disesuikan
dengan kondisi spesipik lokasi
12) Pilihan paket teknologi yang akan dilaksanakan di petak LL, tergantung
sepenuhnya kepada kelompok tani dengan bimbingan petugas lapangan
13) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
14) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
Lombok Timur
15) Pencairan dana yang dilakukan oleh petani sesuai dengan RUK yang dibuat, dan
no rekening agar secepatnya di serahkan ke Dinas Pertanian kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Timur agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 19 LAPORAN TAHUNAN 2013
17) Diharapkan penyuluh lapangan diberikan penyegaran dari BPTP tentang paket
teknologi yang akan diterapkan.
f. Kabupaten Sumbawa
1) Alokasi SL-PTT tahun 2013 di Kabupaten Sumbawa untuk padi non hibrida 19.400 HA.padi lahan kering seluas 9.000 HA, dan jagung 1.500 Ha. Realisasi
sampai bulan Mei 2013 baru mencapai 2.500 Ha.
2) Dari target tanam total padi seluas 79.250 Ha (MH 62.029 Ha dan MK 17.221 Ha) sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Sumbawa mencapai
79.581 Ha atau 100.42 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi sebesar
100.63 %
3) Permasalahan yang timbul sejak SL-PTT tahun 2011 terulang lagi tahun 2013, bahkan tahun 2013 permasalahannya menjadi lebih serius yaitu keterlambatan
droping benih BLBU. Kalau pemegang PSO tidak mampu melaksanakan tugasnya
untuk pengadaan benih mengapa pemerintah tidak menyerahkan pengadaan
benih ke masing-masing kabupaten/kota
4) Selain terlambat, mutu benih juga kurang bagus ditunjukkan dengan daya kecambah rendah dan banyak campuran varietas lain (CVL), permasalahan ini
sangat mengecewakan dan merugikan petani, sehingga mereka tidak percaya
lagi dengan keunggulan benih BLBU dari pemegang PSO yang ditunjuk.
5) Mohon agar hasil kajian BPTP NTB dapat ekspose di tingkat kabupaten/kota, sehingga informasi teknologi terbaru dapat didiseminasi lebih cepat oleh seluruh
penyuluh.
6) BPTP-NTB diharapkan melakukan pengujian VUB yang tahan terhadap penyakit virus tungro karena merupakan penyakit yang paling dominan di Kabupaten
Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir dengan menggunakan Tukad Balian
sebagai kontrol ketahanan. Karena Tukad Balian tahan tungro walaupun
produktivitasnya dibawah varietas lain. Jika ada VUB yang memiliki ketahanan
sama dengan Tukad Balian dengan produktivitas yang lebih tinggi, tentu petani
akan memilih VUB tersebut.
7) Di Kecamatan Empang terjadi pendropan benih jagung yang mempunyai kualitas rendah daya tumbuh kurang baik bahkan sampai 70%.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 20 LAPORAN TAHUNAN 2013
8) Para Penyuluh KCD dan petugas lain di lapangan telah berkoordinasi dengan Bapeluh dan Dinas namun perlu ditingkatkan materi dan SDM nya.
9) Belanja sosial untuk pembelian saprodi diluar benih dan untuk pertemuan
kelompok, sampai saat ini sedang proses untuk masuk ke rekening kelompok.
10) Untuk PT. SHS yang diberikan kewenangan untuk menyalurkan benih PSO,
diharapkan Pendropan benih BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT agar dilakukan
sesuai dengan jadwal dan jenis varietas yang sudah ditetapkan, jangan sampai
terlambat.
11) Untuk daerah yang sudah terserang penyakit Blast, agar tidak diberi BLBU padi
varietas ciherang kalau bisa varietas yang lain
12) Pada petak LL atau di luar LL disarangkan kalau bisa dilakukan perlakuan benih
(seed tretment) dengan menggunakan insektisida, untuk mencegah hama di
persemaian dan dipertanaman muda
13) Penggunaan pupuk organik di petak LL, di Kabupaten Sumbawa ada yang
dikombinasikan antara yang padat dan yang cair.
14) Pada pelaksanaan SL-PTT tahun 2011 diharapkan ada peningkatan produktivitas
sebesar 0,5 1,25 Kw/ha untuk padi non hibrida dan padi lahan kering, 1,0
1,25 kw/ha untuk padi hibrida
15) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB,
16) Dalam pendampingan untuk 1 Unit LL seluas 0,25 ha, dimana tiap unit LL akan
mendapat bantuan benih 4 Varietas Unggul Baru (VUB) padi dari Litbang melalui
BPTP Provinsi NTB untuk uji adaptasi sehingga di SL-PTT yang 60 % luasnya
menjadi 1,25 ha
17) Dana yang teredia pada DIPA untuk kegiatan pertemuan kelompok dirasakan
masih kurang untuk melakukan pertemuan, untuk itu perlu ditambah untuk
transport petugas ke lokasi
g. Kabupaten Sumbawa Barat
1) Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500 Ha,padi hibrida seluas 450 Ha dan lahan kering 450 Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 21 LAPORAN TAHUNAN 2013
Realisasi tanam SLPTT padi sampai saat ini baru mencapai 5.075 Ha yang
bersumber dari bantuan benih CBN.
2) Dari target tanam total padi seluas 16.225 Ha sampai dengan bulan Mei realisasi
tanam total padi di Sumbawa Barat mencapai 17.770 Ha atau 109.52 %, diatas
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3) Realisasi tanam jagung sampai bulan Mei 2013 di Kabupaten Sumbawa Barat
sudah mencapai 5.114 (78.56%) masih dibawah rata-rata provinsi sebesar
107.54%.
4) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
5) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
6) Dengan adanya fasilitasi SL-PTT tersebut diharapkan pada tahun 2010
produtivitas padi Non Hibrida meningkat 0,5 1,0 ton/ha, Padi Hibrida
meningkat 2 ton/ha, Padi lahan Kering meningkat 0,5 1,0 ton/ha,
7) Untuk PT.SHS selaku pemenag tender dalam penyaluran benih, diharapkan
Pendropan benih BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT agar dilakukan sesuai
dengan jadwal dan jenis varietas yang sudah ditetapkan, jangan sampai
terlambat.
8) Untuk PT. SHS sebagai penyalur Benih BLBU, diharapkan dapat mengakomodir
benih yang di produksi oleh penangkar setempat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 22 LAPORAN TAHUNAN 2013
9) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha.
10) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
11) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB.
12) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Sumbawa Barat diharap dibuat dan
dikirim tepat waktu sesuai dengan form terbaru yang ada dalam pedum.
13) Hendaknya Posko P2BN di aktifkan sampai tingkat desa.
h. Kabupaten Dompu
1) Kabupaten Dompu pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non
hibrida seluas 14.400 Ha, sampai saat ini sudah tanam seluas 1.750 Ha benihnya
berasal dari benih CBN.
2) Melalui program SL-PTT secara nyata dapat meningkatkan produksi sehingga
perlu terus dikembangkan.
3) Dari target tanam total padi seluas 36.744 Ha ( MH 29.685 Ha dan MK 7.059 Ha )
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten Dompu
mencapai 34.786 Ha atau 94.67 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 % .Sedangkan realisasi tanam jagung sampai saat ini sudah
mencapai 27.465 Ha 174.33 % (diatas angka rata-rata provinsi sebesar
107.54%)
4) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
5) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB,
6) Data menunjukkan persediaan pupuk bersubsidi dilapangan cukup aman,. Untuk
diharapkan Tim pengawas pupuk dan pestisida dapat turun kelapangan untuk
memonetor penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat lapang.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 23 LAPORAN TAHUNAN 2013
7) SL-PTT dan BLBU dirasakan sangat bermanfaat didalam meningkatkan produksi
dan produktivitas, untuk itu diharapkan dapat terus dilanjutkan dan arealnya di
perluas
8) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Dompu diharap dibuat dan dikirim
tepat waktu.
9) disarankan dalam pelaksanaan SL-PTT perlu adanya pilihan varietas dan
diusulkan pembelian saprodi berlaku juga untuk SL.
10) Kabupaten mohon diberikan alat untuk mengubin, Ph meter, BWD dan
penangkap serangga, PUTS
11) Koordinasi sudah berjalan dengan baik
12) Ketersediaan pupuk untyk Msusim Hujan kemungkinan kurang, karena sampai
saat ini sudah terealisasi 67 %, kelangkaan pupuk terjadi disebabkan di tingkat
distributor tidak bisa ditebus.
13) Untuk mengawal tercapainya sasaran produksi padi diharapkan adanya
peningkatan kemampuan dan ketrampilan PPL dan setiap PPL dibekali dengan
buku pintar.
14) Diupayakan posko P2BN diaktifkan sampai tingkat desa.
i. Kabupaten Bima
1) Kabupaten Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 15.000 Ha, padi hibrida seluas 450 Ha, padi lahan kering 9.000 ha sampai
saat ini sudah menanam seluas 2.475 Ha, sebagian berasaldari benih bantuan
CBN.
2) Dari total alokasi padi seluas 64.098 Ha sudah terealisasi seluas 64.983 (101.38%),
sedangkan jagung sudah mencapai 17.940 (147.05%) dari target seluas 12.200
Ha, sudah diatas rata-rata provinsi sebesar 107.54%.
3) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana
kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah
dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 24 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya.
4) Masih terjadi keterlambatan pendropan benih seperti tahun lalu, sehingga petani
menyemai sendiri( sebagian menggunakan benih sendiri).
5) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah menerima
bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
6) Penyerapan dana bansos masih rendah sehingga diupayakan percepatan transper
danan untuk padi hibrida.
7) Pencapaian produksi padi optimis bisa dicapai, karena bulan april dianggap sudah
tutup tanam.
8) Ada di beberapa tempat seperti di Palibelo, mantis tidak pernah mengambil ubinan,
padahal provitas padi bisa mencapai 7-8 ton/ha.
9) Untuk PT SHS dalam mendroping benih agar menggunakan prinsip enam tepat,
dan tidak ada kata terlambat.
10) Hasil pantauan dilapangan kondisi pertanaman dilapangan baik, namun masih
ditemukan serangan tungro.
11) Agar pelaksanaan penyaluran pupuk di tingkat lapang berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka untuk itu Tim pengawas pupuk tetap
memantau pendistribusian pupuk
12) Terkait pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Bima, telah dilakukan koordinasi dengan
petugas lapangan seperti KCD, PPL, POPT, PBT, dengan PT. SHS (Persero) untuk
merencanakan/menjadwalkan pendropan benih
13) Diharapkan nantinya pencairan anggaran ke rekening kelompok bisa dipercepat,
sehingga pelaksanaan SL-PTT bisa sesuai dengan jadwal tanam yang ada
dilapangan
14) Agar pelaksanaan SL-PTT dapat berjalan dengan baik, maka pedoman teknis agar
segera dibuat dan dibagikan ke petugas di tingkat lapang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 25 LAPORAN TAHUNAN 2013
15) Hendaknya laporan SL-PTT dilaporkan setiap bulan secara kontinyu.
16) Pembelian urea masih harus disyaratkan untuk membeli NPK pelangi.
17) Diharapkan adanya bantuan alat ubinan sehingga provitas dapat diukur dengan
tepat.
j. Kota Bima
1) Kota Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida seluas
2.500 Ha , dan padi lahan kering 900 Ha. Realisasi tanam sampai saat ini 125 Ha,
benih bersumbaer dari benih CBN.
2) Keterlambatan pendropan benih masih terulang seperti tahun lalu.
3) Dari target tanam total padi seluas 7.300 Ha sampai dengan bulan Mei 2013
realisasi tanam total padi di Kota Bima mencapai 6.518 Ha atau 89.29 %, dibawah
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 % . Realisasi tnam jagung sampaisaat ini
sudah mencapai 1.405 Ha dari target seluas 1.510 Ha, masih dibawah rata-rata
provinsi sebesar 107.54%.
4) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha, kedelai 40 kg/ha dan kacang tanah
120 kg kg polong kering/ha.
5) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
6) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan 40-50
% dari luasan SL-PTT di NTB,
7) Peran penyuluh dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan
Peluang (KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL
serta Monev dan Pelaporan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 26 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdayasaing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun
Swasta yang terkait
8) Untuk pelaksanaan SL-PTT, diharapkan semua petugas dilapangan harus
mengawal sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
9) Laporan pelaksanaan kegiatan SL-PTT nantinya agar dibuat dibuat sesuai
ketentuan yang ada.
Kesimpulan dari pelaksanaan Rapat Koordinasi di 10 Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut :
Pembangunan pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan suatu
keharusan, karena kita sadari bahwa sebagian besar penduduk kita merupakan
petani. Oleh karena itu mandiri pangan merupakan suatu keharusan yang tidak
ada tawar menawar lagi, target-target yang telah ditetapkan bersama perlu
dijabarkan lebih operasional, dan selama ini melalui program SL-PTT secara
nyata mampu meningkatkan produksi tanaman pangan.
Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013 dilakukan melalui :
a. Peningkatan Produktivitas
b. Perluasan Areal Tanamndan Optimasi Lahan
c. Penurunan Konsumsi Beras danPengembangan diversifkasi PAngan
d. Peningkatan Management
Upaya peningkatan produksi padi di Provinsi NTB yang terfokus pada penerapan
SL-PTT tahun 2013 untuk padi non hibrida seluas 117.800 Ha, padi hibrida seluas
4.500 Ha, padi gogo seluas 30.000 Ha, SL-PTT Full paket padi non hibrida
spesifik lokasi seluas 1.200 Hadan peningkatan IP seluas 1.000 Ha dan padi
hibrida spesifik lokasi seluas 500 Ha.
Sekenario Peningkatan produksi tahun 2013 selain didukung melalui pelaksanaan
BLBU SL-PTT, APBN-P dan CBN, penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk
berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 27 LAPORAN TAHUNAN 2013
Agar tindak lanjut kesepakatan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan
tahun 2013, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten telah menyusun skenario
pencapaian produksi tanaman pangan tahun 2013 tingkat provinsi dan kabupaten
sebagai bentuk komitmen Provinsi dan Kabupaten
Sasaran produksi padi tahun 2013 diharapkan mencapai 2.106.940 ton.
Selain kegiatan SL-PTT, fasilitasi lainnya untuk mendukung pencapaian produksi
tanaman pangan tahun 2013 adalah Cadangan Beras Nasional (CBN),
peningkatan subsidi pupuk dan pemberian bantuan alsin serta perbaikan regulasi.
Dengan adanya fasilitasi SL-PTT tersebut diharapkan pada tahun 2013
produtivitas padi Non Hibrida meningkat 0,5 1,0 ton/ha, Padi Hibrida
meningkat 1,0 1,25 ton/ha, Padi lahan Kering meningkat 0,5 1,0 ton/ha,
Untuk mendukung produksi tahun 2013 selain melalui bantuan benih juga melalui
Subsidi pupuk, bantuan peralatan traktor, corn seler, pompa air dan lain-lain
Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani,
maka diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas
tanaman pangan setiap Desa/Kecamatan.
Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 28 LAPORAN TAHUNAN 2013
Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2011, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih), pertemuan
kelompok dan pelatihan Pemandu lapang
Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha,
Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia dengan menyusun RUK
Untuk mendorong pencapaian sasaran produksi tahun 2013 disepakati untuk
melakukan percepatan realisasi kegiatan dengan langkah tindak lanjut sebagai
berikut :
a. Percepatan penyusunan data CP/CL BLBU SL-PTT dan pengusulan CBN oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk mengatasi ketelambatan pendropan
benih dari PSO.
b. Percepatan verifikasi data CP/CL BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT serta
CBN oleh Dinas Pertanian Provinsi, sesuai dengan yang telah diajukan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
c. Percepatan realisasi verifikasi dan penyaluran benih CBN sesuai dengan
surat tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang telah diterbitkan dan
BLBU oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero) dan PT. Pertani (Persero) sesuai
dengan CP/CL yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Realisasi tanam total padi tahun 2011 di NTB sampai bulan Mei 2013, yaitu
mencapai 397.692 ha atau 100.63 % dari sasaran seluas 395.188 ha.
Permasalahan persiapan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013, antara lain sebagai
berikut
a. Masih adanya keterlambatan dalam menentukan CP/CL, pembukaan
rekening di bank, dll
b. SDM yang ada di Kabupaten/Kota dalam mendukung administrasi masih
terbatas
c. Masih lemahnya koordinasi di berbagai tindakan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 29 LAPORAN TAHUNAN 2013
Upaya pemantapanan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang bisa
dilakukan melalui :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat,
termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU )
b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim ( utamanya
kekeringan )
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
(losses)
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL
f. Meningkatkan supervisi, bimbingan dan rapat-rapat koordinasi dan
pelaporan
g. Diharapkan daerah menyiapkan dukungan pengganggaran.
Peran penyuluh dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan
Peluang (KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL
serta Monev dan Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun
Swasta yang terkait)
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 30 LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Monitoring dilaksanakan secara periodik dari persiapan sampai dengan
panen yang meliputi perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang dicapai
dan lain-lain
b. Evaluasi dilaksanakan setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-PTT
selesai dilaksanakan, meliputi 1) Komponen kegiatan pelaksanaan SL-PTT, 2)
Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas
dilokasi SL-PTT dan LL dan 4) Penerapan komponen teknologi PTT yang
digunakan
Dalam upaya pencapaian sasaran produksi P2BN posko P2 BN diaktifkan sampai
tingkat desa.
4) Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT TA. 2012 dan TA. 2013
Rapat Pertemuan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2012 dan Tahun 2013
dilaksanakan di Hotel Lombok Raya selama 3 (tiga) hari dari tanggal 15 - 17 Mei 2013.
Peserta pertemuan terdiri dari Kepala Bidang yang menangani produksi Tanaman yang
menangani SL-PTT, Kasi Budidaya Tanaman Pangan yang menangani SL-PTT, Kepala
Bapelluh kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat masing-masing 1 orang.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota dan
materi yang disampaikan oleh para narasumber, baik nara sumber pusat dan daerah, hasil
diskusi yang berkembang selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil
pertemuan sebagai berikut :
1. Kunci keberhasilan dalam penerapan PTT adalah ketepatan penetapan CPCL,
ketepatan pemilihan paket teknologi, penerapan paket teknologi spesifik lokasi
rekomendasi, peran aktif petani, pengawalan dan pendampingan oleh petugas
pemandu lapangan dan dukungan steakholder.
2. Tahun 2013 pelaksanaan SL-PTT berdasarkan kawasan yang bagi dalam beberapa
criteria yaitu kawasan pertumbuhan : apabila rata-rata produksi dibawah rata-rata
provinsi, kawasan pengembangan : apabila provitas sama dengan rata-rata provinsi
atau Nasional dan kawasan pemantapan: apabila provitas lebih tinggi dibanding
provitas provinsi.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 31 LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Realisasi bansos sampai bulan Mei 2013 masih rendah, oleh karena itu diharapkan
adanya percepatan realisasi bansos, laporan realisasi bansos dengan melampirkan
SP2D/SPM.
4. Pengawalan SL-PTT tahun 2013 melibatkan TNI dan petugas dinas.
5. Pencapaian sasaran tanam dan panen SL-PTT padi non hibrida tahun 2012 mencapai
100% (117.800 Ha) dengan provitas di luar Kabupaten Lombok Barat rata-rata 60,77
Ku/ha dan LL provitas 65,93 Ku/Ha. Untuk komoditi padi hibrida luas tanam panen
100 % dengan provitas rata-rata 42,90 Ku/Ha dengan LL 76,76 Ku/Ha, padi lahan
kering lahan kering tanam panen 100% (31.000 Ha) dengan produktivitas 42,93
Ku/Ha dan LL 47,26 Ku/Ha, komoditi kedelai realisasi tanam panen mencapai 98,5%
% (32.520 Ha) dari target seluas 33.020 Ha, dengan produktivitas 13,01 Ku/Ha, LL
mencapai 13,98 Ku/Ha sedangkan jagung tanam panen mencapai 100% (6.000 Ha)
dengan provitas 69,31Ku/Ha dan LL produktivitas 13,98 Ku/Ha di luar kabupaten
Lombok Barat (samapi saat ini belum ada laporan).
6. Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha. Kedelai kawasan pengembangan sudah mencapai 13.290 HA (22,15%) dari
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
7. CPCL untuk komoditas kedelai belum selesai/belum lengkap dari kabupaten/kota
pelaksana kegiatan.
8. Permasalahan umum dalam pelaksanaan SL-PTT adalah :
a. Masih ada sebagian kabupaten/kota yang belum membuat juknis dan belum
dibagikan ke petugas lapangan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 32 LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Tahun 2012 Penyaluran benih masih terlambat dan varietas benih masih ada yang
belum sesuai dengan permintaan petani.
c. Sampai saat ini belum ada kejelasan kebijakan subsidi benih, sehingga petani
menunggu, bila menggunakan benih sendiri untuk sebagian varietas ketersediaan
masih terbatas di daerah.
d. Masih kurangnya pemahaman petugas lapangan mengenai konsep SL-PTT
berdasarkan kawasan.
e. CPCL dan SK Kadis Kabupaten/kota masih ada yang terlambat, dan masih sering
revisi.
f. Kebijakan subsidi benih belum jelas.
g. Ketersediaan Varietas padi, jagung dan kedelai di sebagian kabupaten masih
terbatas sehingga terjadi keterlambatan tanam.
h. Masalah ketersediaaan benih untuk kedelai tahun 2013 adalah beberapa daerah
pengembangan kedelai agak mengalmai kesulitan mendapatkan benih varietas
unggul bermasalah, benih terlambat tidak sesuai dengan waktu tanam, kuantitas
kebutuhan benih tidak terpenuhi, kualitas benih kurang bagus dan varietas yang
tidak sesuai dengan kehendak petani sehingga dibutuhkan upaya khusus
penyediaan benih kedelai.
i. Pembinaan belum optimal
j. Laporan dari kecamatan dan kabupaten belum kontinyu, seperti di Kabupaten
Lombok Barat sampai saat ini belum emlaporkan kegiatan 2012 dan 2013.
k. Koordinasi petugas dinas dan bakorluh belum padu
l. Dukungan APBD belum optimal
m. Masih kurang pembinaan setelah program selesai.
9. Masalah teknnologi yang dihadapi dalam penerapan SL-PTT adalah :
a. Pemilihan teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sepenuhnya spesifik lokasi
b. Varietas yang digunakan hanya berdasarkan kebiasaan petani sehingga perlu
pergantian varietas untuk mengurangi serangan OPT.
c. Kemampuan keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan paket
teknologi bervariasi antar petani.
d. Pemahaman tentang maksud dan tujuan SL-PTT oleh aparat tingkat
Kabupaten/kecamatan masih beragam.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 33 LAPORAN TAHUNAN 2013
10. Upaya yang perlu dilakukan :
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis disesuaikan dengan kondisi
masing-masing daerah.
b. Merancang peningkatan produktivitas di lokasi SL-PTT termasuk konstribusinya
terhadap peningkatan produksi.
c. Menyusun rencana tanam SL-PTT maksimal pertanaman dilaksanakan seluruhnya
sampai Bulan September 2013.
d. Diharapkan untuk segera mentransfer bantuan sosial ke rekening kelompoktani.
e. Segera melaksanakan pertanaman di lokasi sesuai jadwal tanam yang telah
disusun, tidak perlu menunggu kebijakan subsidi benih, bisa menggunakan benih
dari swadaya petani atau sumber lain, khusus untuk kedelai bisa menggunakan
benih tidak bersertifikat asalkan asal usul benih sudah jelas.
f. Menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai dengan kebutuhan petani di
wilayah masing-masing.
g. Menyelesaikan Rekening Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT.
h. Meningkatkan pendampingan dan pengawalan SL-PTT
i. Melakukan evaluasi pelaksanaan pencapaian sasaran tanam, panen dan
produktivitas.
11. Indikator keberhasilan SL-PTT adalah penerapan budidaya yang baik dan benar,
peningkatan produktivitas dan keberlanjutan dan reflikasi sedangkan indikator
keberhasilan SL-PHT adalah penerapan budidaya sesuai kondisi agroekosistem,
menurunnya luas serangan OPT dan DFI, meningkatkan produktivitas dan kualitas
hasil usaha tani dan keberlanjutan dan reflikasi.
12. Dalam penyusunan RUK hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-
masing.
13. Bantuan benih diarahkan untuk mengganti varietas baru yang memiliki potensi hasil
lebih tinggi dan peningkatan pendampingan dan pengawalan ditingkatkan.
14. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang dibarengi dengan penerapan
teknologi yang tepat secara signifikan mampu memberikan kontribusi dalam
peningkatan produktivitas.
15. Stock padi sampai April 2013 : 436.719 ton, sedangkan kedelai terbatas hanya ada di
Kabupaten Lombok Timur dan Dompu, sedangkan realisasi penyaluran padi sampai
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 34 LAPORAN TAHUNAN 2013
April 2013 506.910 ton dan masih ada stock 2.790,187 ton, jagung tersalur 128,185
ton stock 67,42 ton dan kedelai tersalur 143,40 dan stock 30,640 ton.
16. Untuk memenuhi kebutuhan benih bersubsidi, pengadaan benih untuk SLPTT perlu
dibenahi dengan menekankan pada pengembangan penangkar lokal sehingga bisa
menghasilkan benih-benih sesuai spesifik lokasi.
17. Bentuk kegiatan pendampingan BPTP dalam mendukung kegiatan SL-PTT adalah
menyediakan paket teknologi, penyediaan kalender tanam, penyediaan rekomendasi
varietas unggul spesifik lokasi (berbasisi kecamatan), rekomendasi pemupukan dll.
18. Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan
komponen yang spesifik lokasi. Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan
tingkat kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion).
Komponen SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion
yang rendah dan secara gradual di tingkatkan.
19. Peran penyuluh dalam mendukung pelaksanaan SL-PTT adalah:
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev
dan Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun Swasta
yang terkait).
16. Evaluasi tugas penyuluh di desa sesuai PERMENTAN 45/2011 adalah :
a. Mendampingi petani dalam menyusun RDKK dan RDK
b. Membimbing penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan pola tanam dan
pola usahatani
c. Memfasilitasi petani dalam mengakses sarana produksi, permodalan dan
informasi pasar.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 35 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Mengidentifikasi teknologi spesifik lokasi yang dibutuhkan petani untuk disalurkan
kepada peneliti pendamping.
e. Melaksanakan rembug desa di posluhdes dalam rangka menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi petani di lokasi SL-PTT
f. Menfasilitasi para petani untuk menumbuhkembangkan kelembagaan tani dan
kelembagaan ekonomi petani.
17. Pendampingan diperlukan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya yang
tersedia secara terpadu, sinergis, spesifik lokasi, efisien dan partisipatif dan
membangun kelompoktani untuk mandiri.
18. Dalam pelaksanaan SL-PTT perlu dilakukan evaluasi pada tahan persiapan,
pelaksanaan dan akhir program.
Kesimpulan
1) Kunci keberhasilan dalam penerapan PTT adalah ketepatan penetapan CPCL,
ketepatan pemilihan paket teknologi, penerapan paket teknologi spesifik lokasi
rekomendasi, peran aktif petani, pengawalan dan pendampingan oleh petugas dinas
dan aparat TNI dan dukungan steakholder.
2) Pencapaian sasaran tanam dan panen SL-PTT padi non hibrida tahun 2012 mencapai
100% (117.800 Ha) dengan provitas di luar Kabupaten Lombok Barat rata-rata 60,77
Ku/ha dan LL provitas 65,93 Ku/Ha. Untuk komoditi padi hibrida luas tanam panen
100 % dengan provitas rata-rata 42,90 Ku/Ha dengan LL 76,76 Ku/Ha, padi lahan
kering lahan kering tanam panen 100% (31.000 Ha) dengan produktivitas 42,93
Ku/Ha dan LL 47,26 Ku/Ha, komoditi kedelai realisasi tanam panen mencapai 98,5%
% (32.520 Ha) dari target seluas 33.020 Ha, dengan produktivitas 13,01 Ku/Ha, LL
mencapai 13,98 Ku/Ha sedangkan jagung tanam panen mencapai 100% (6.000 Ha)
dengan provitas 69,31Ku/Ha dan LL produktivitas 13,98 Ku/Ha di luar kabupaten
Lombok Barat (samapi saat ini belum ada laporan).
3) Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 36 LAPORAN TAHUNAN 2013
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha. Kedelai kawasan pengembangan sudah mencapai 13.290 HA (22,15%) dari
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
4) Realisasi bansos sampai Minggu II bulan Mei juga masih kecil dan diharapkan segera
mentransfer dana bansoso ke rekening kelompoktani dan melaporkan setiap dua
minggu dengan melampirkan SP2D dan SPM dan segera dimanfaatkan sesuai RUK.
5) Dalam penyusunan RUK, penggunaan sarana produksi ditingkat lapangan disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah dan telah disetujui oleh PPL, BPTP dan Dinas
Pertanian setempat.
6) Dukungan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013 berbasisi kawasan, sebagai stimulan akan
mendapatkan sarana produksi berupa pupuk NPK, pupuk organik, kapur pertanian,
herbisida, sedangkan pertemuan kelompoktani, insentif bagi pendamping dan papan
nama diberikan pada setiap 25 Ha dalam kawasan 1.000 Habaik pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan.
7) Permasalahan umum dalam pelaksanaan SL-PTT adalah :
a. Juklak belum dibuat oleh kabupaten/kota dan belum diberikan ke putugas
lapangan.
b. CPCL dan SK Kadis Kabupaten/kota masih ada yang terlambat.
c. Kebijakan benih bersubsidi sampai saat ini belum ada kejelasan.
d. Secara teknis petani belum menerapkan jajar legowo secara menyeluruh.
e. Pembinaan dan pendampingan belum optimal karena keterbatasan SDM.
f. Konsep SL-PTT berdasarkan kawasan belum dipahami secara utuh oleh petugas
lapangan.
g. Pelaksanaan LL belum sepenuhnya sesuai sehingga masih ada kabupaten yang
dalam pelaksanaan SL dan LL belum menunjukkan perbedaan provitas yang
signifikan.
h. Laporan dari kecamatan dan kabupaten belum kontinyu.
i. Koordinasi petugas dinas dan bakorluh belum padu
j. Dukungan APBD belum optimal
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 37 LAPORAN TAHUNAN 2013
k. Masih kurang pembinaan setelah program selesai.
5) Rapat Penyusunan Rancangan SL-PTT dan Pengembangan Serealia TA. 2014
Untuk menyamakan persepsi antara provinsi dan dinas pertanian kabupaten/kota
mengenai penentuan lokasi SL-PTT dan penentuan produksi dan produktivitas SL-PTT tahun
2013 yang akan dicapai, maka perlu dilaksanakan pertemuan penyusunan Rencana SL-
PTT dan Pengembangan Serealia tahun 2014.
Rapat Pertemuan Penyusunan Rancangan SL-PTT dan Pengembangan Serealia Tahun
2013 dilaksanakan di Hotel Lombok Raya selama 3 (tiga) hari dari tanggal 16-18 Juli 2013.
Peserta pertemuan terdiri dari Kepala Seksi yang menangani SL-PTT, Kepala Bapelluh
kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat dan Kepala Cabang Dinas (KCD) masing-masing 1
orang.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota dan materi
yang disampaikan oleh para narasumber nara sumber pusat dan daerah, hasil diskusi yang
berkembang selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah. Dengan
pelaksanaan Permentan nomor 45 tahun 2011 diharapkan ke depan hal ini akan
terlaksana.
2. Basisi penentuan lokasi SL-PTT tahun 2013 merupakan desa atau hamparan terintegrasi
dan produktivotas dibawah rata-rata dan atau indeks pertanaman dibawah rata-rata.
3. Batasan kawasan PJK ini sebagai batasan minimal. Dalam 1 kabupaten/kota dapat
melebihi 1 kawasan artinya kelipatan batasan minimal atau dapat merupakan gabungan
luasan dari beberapa kabupaten yang dekat.
4. Rancangan alokasi SL-PTT padi tahun 2013 adalah :
5. SL-PTT padi kawasan pertumbuhan seluas 2.000 Ha, SL-PTT padi kawasan
pegembanganseluas 12.000 HA terdiri dari SL-PTT spesifik lokasi seluas 4.00 Ha dan
denfarm padi hibrida seluas 4.000 HA.
6. SL-PTT padi kawasan pemantapan seluas 215.000 Ha terdiri dari SL-PTT padi sawah
seluas 171.000 HA, SL-PTT padi lahan kering seluas 30.000 HA
7. Rancangan alokasi SL-PTT jagung tahun 2013 sebagai berikut :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 38 LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Areal pertumbuhan jagung seluas 2.000 Ha b. Areal Pengembangan seluas 7.000 Ha c. Areal Pemantapan Jagung seluas 5.000
8. Penyusunan CPCL SL-PTT seawal mungkin, bulan September 2013 CPCL dari
kabupaten/kota sudah diterima pusat.
9. SLPTT bukan berdasarkan unit tetapi berupa satu hamparan berbasis desa atau satu
kelompok tani secara utuh.
10. Unit (luasan) SL-PTT disesuaikan dengan luasan lahan yang dikuasai petani/
kelompoktani (berdasarkan CP-CL).
11. Perhatian lebih pada pemberdayaan kelompok, untuk itu, perlu penelaahan yang
menyeluruh terhadap keberadaan kelompok tani dengan melihat keberagaman anggota
dari sisi status sebagai petani, penguasaan lahan, dan kemampuan dalam adopsi inovasi.
12. Sistem pengadaan benih untuk SLPTT perlu dibenahi dengan menekankan pada
pengembangan penangkar lokal sehingga bisa menghasilkan benih-benih sesuai spesifik
lokasi
13. Bentuk kegiatan pendampingan BPTP dalam mendukung kegiatan SL-PTT adalah
menyediakan paket teknologi, penyediaan kalender tanam, penyediaan rekomendasi
varietas unggul spesifik lokasi (berbasisi kecamatan), rekomendasi pemupukan dll.
14. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013 dilakukan melalui :
Peningkatan Produktivitas Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan Penurunan Konsumsi Beras danPengembangan Diversifkasi Pangan Peningkatan Management
15. Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan komponen
yang spesifik lokasi. Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan tingkat
kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion). Komponen
SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion yang rendah
dan secara gradual di tingkatkan.
16. Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani, maka
diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas tanaman
pangan setiap Desa/Kecamatan.
17. Peran penyuluh dalam mendukung pelaksanaan SL-PTT adalah:
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan
melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dalam
meningkatkan produktivitas usahataninya
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 39 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev dan
Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam mencapai
target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun Swasta
yang terkait)
Kesimpulan yang dihasilkan dari pertemuan penyusunan Rencana SL-PTT dan Pengembangan
Serealia tahun 2013 :
1. Pelaksanan SL-PTT tahun 2013 berdasarkan kawasan atau berupa hamparan minimal
1.000 ha atau merupakan kelipatannya.
2. Penyusunan CPCL SL-PTT seawal mungkin, bulan September 2013 CPCL dari
kabupaten/kota sudah diterima pusat.
3. Penyusunan CPCL dibuat sampai tingkat desa.
4. Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah.
5. Peran penyuluh pertanian lebih ditingkatkan terutama dalam pendampingan pelaksanaan
SL-PTT, begitu juga instansi lain yang terkait seperti BPTPH, BPTP dan petugas dinas
kabupaten/kota.
6) Rapat Koordinasi Instansi Terkait (P2BN)
Pertemuan Koordinasi Instansi Terkait (P2BN) dilaksanakan di Mataram selama 2 (dua)
hari dari tanggal 10 s/d 11 Juni 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha No.
11 Mataram Nusa Tenggara Barat.
Peserta Pertemuan Koordinasi P2BN Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kepala Dinas yang
menangani bidang pertanian Kabupaten/Kota serta Anggota Tim Pembina P2BN yang berasal
dari instansi/SKPD Lingkup Pemerintah Daerah NTB.
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 40 LAPORAN TAHUNAN 2013
(1) Strategi peningkatan produktivitas padi nasional ditempuh melalui peningkatan mutu
intensifikasi, pendekatan pengelolaan tanaman terpadu, pengembangan padi hibrida, dan
pengembangan kelembagaan tani.
(2) Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Koordinasi denga
instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi spesifik lokasi, advokasi/`perlindungan,
suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
(3) Kebijakan yang mendukung Program P2BN Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
45/Permentan/OT.140/8/2011.
(4) Persyaratan pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah : Daerah irigasi terjamin dan
tanah subur, bukan daerah endemic hama wereng coklat, tungro dan ganjr, Ketersediaan
sarana produksi, sangat sfesifik lokais, petani setempat tangap terhadap teknologi baru
dan tingkat hasil padi yang dicapai sudah tinggi.
(5) Pencapaian Luas Areal Tanam sampai dengan Februari 2013 untuk komoditi Padi telah
melampaui sasaran yang ditetapkan. Pencapaian Luas Panen, Produktivit