Upload
ervan-togatorop
View
36
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
okk
Citation preview
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN PANGANOleh
Bachrul Ibrahim*PENDAHULUAN
Evaluasi lahan adalah penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif penggunaan seperti : penggunaan untuk pertanian ( kelompok tanaman, tanaman tunggal misalnya padi, jagung dan sebagainya ), kehutanan, pariwisata ( rekreasi, kemah ), atau jenis penggunaan lainnya.
Untuk tujuan evaluasi lahan untuk tanaman pangan saat ini dikembangkan sistim evaluasi lahan yang disesuaikan dengan tujuan evaluasi dengan mempertimbangkan kriteria persyaratan tumbuh tanaman pangan serta kualitas/karakteristik lahan pada setiap blok lahan atau satuan peta lainnya. Evaluasi lahan yang disusun diharapkan dapat yang digunakan sebagai dasar dalam usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas tanaman pangan di suatu lokasi, land system, unit lahan, wilayah.dsbnyaPROSEDUR DAN DATA YANG DIPERLUKAN
Data yang diperlukan untuk evaluasi lahan meliputi data iklim, tanah ( termasuk relief, lereng, dsb ) dan tanaman.
a. Data iklim meliputi data tentang :
Stasiun iklim ( nama, lokasi, elevasi, jenis stasiun ).
Data curah curah, suhu, kelembaban ( rata-rata bulanan, tahunan )
b. Data tanah
Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei tanah ).
c. Data tanah
Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei tanah ).
KAIDAH KLASIFIKASI KESESUAIN LAHAN
Kaidah klasifikasi kesesuaian lahan adalah aturan yang harus diikuti dalam evaluasi. Aturan tersebut disusun dan ditetapkan menjadi suatu sistim evaluasi lahan. Sistim yang ditetapkan merupakan kesepakatan tentang kaidah yang akan dipakai dalam evaluasi lahan. Kaidah-kaidah tersebut dapat dirubah, akan tetapi harus didasarkan pada alasan-alasan yang tepat dan disepakati oleh para pakar evaluasi lahan yang dapat berasal dari beberapa disiplin ilmu seperti : perencana pertanian, ahli tanah, ahli agronomi, dan lain-lain.
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan pada dasarnya mengacu pada metode FAO (1976), dengan menggunakan 4 kategori yaitu; ordo, kelas, subkelas, dan unit. Selama ini kebanyakan evaluasi kesesuaian lahan dilakukan hanya sampai tingkat subkelas.
Ordo: menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan kedalam dua ordo :
Ordo S: Sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Ordo N: Tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.
Kelas
: Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo.
Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai.
Kelas S1
: Sangat sesuai
Kelas S2
: Cukup sesuai
Kelas S3
: Sesuai marginal
Kelas N1
: Tidak sesuai saat ini
Kelas N2
: Tidak sesuai permanen
Subkelas: Menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas. Dalam satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor penghambat; untuk itu penghambat yang paling dominan dituliskan paling depan.
Contoh: Subkelas S2r : Kelas S2 dengan faktor penghambat kedalaman tanah efektif (r)
Sub kelas S2sr : Kelas S2 dengan faktor penghambat utama lereng (s) dan penghambat lain adalah kedalaman tanah efektif ( r ).
Unit
: Kesesuaian lahan dalam tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari Subkelas berdasar atas besarnya faktor penghambat.
Contoh: Unit S2s-2 : Subkelas S2s dengan besar faktor penghambat lereng tingkat ke 2 ( lereng 3- 8 % )
Parameter Yang Dinilai
Pemilihan jenis dan jumlah parameter yang dinilai ditentukan sesuai dengan tingkat penilaian tanah. Parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan adalah kualitas lahan yang dicerminkan oleh karakteristik lahan yang nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Contoh dan jenis parameter yang umum digunakan dalam evaluasi lahan di sajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh Jenis-jenis Parameter (kualitas lahan dan karakteristik lahan) Yang Dinilai Dalam Evaluasi Lahan
No.Kualitas LahanKarakteristik Lahan
1.Regim suhu Suhu rata-rata tahunan
2.Ketersediaan air Curah hujan rata-rata tahunan
Bulan kering ( < 75 mm )
3.Media perakaran Drainase
Tekstur
Kedalaman tanah efektif
4.Retensi hara KTK
pH
C-organik
5.Ketersediaan hara N-total
P2O5 tersedia
K2O tersedia
6.Bahaya Banjir periode
frekuensi
7.Kegaraman daya hantar listrik ( DHL )
8.Kondisi medan Kemiringan lahan
Batu di permukaan lahan
Singkapan batuan
Kualitas lahan adalah kumpulan berbagai sifat-sifat lahan yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Karakteristik lahan adalah suatu sifat (attribute) lahan yang dapat diukur atau diduga.
Dalam penyusunan pengharkatan persyaratan tumbuh dan pengelolaan tanaman perlu diperhatikan azas kelestarian dan kesinambungan pertumbuhan/produksi tanaman dan lingkungannya. Untuk itu perlu diperhatikan 3 faktor utama, yaitu : persyaratan tumbuh/ekologi, pengelolaan, dan konservasi lahan.
Asumsi-asumsi
Dalam evaluasi lahan perlu ditetapkan asumsi-asumsi yang menjelaskan tentang ruang lingkup, kondisi dan tingkat manajemen yang akan diterapkan serta arah dari evaluasi. Beberapa hal yang perlu dinyatakan dalam asumsi dalam evaluasi lahan antara lain adalah :
1. Prosedur evaluasi lahan : secara fisik kualitatif atau lainnya.
2. Data : merupakan data tapak ( site ), atau rata-rata dari satuan peta atau blok lahan.
3. Kependudukan, sosial budaya : tidak dipertimbangkan dalam evaluasi.
4. Infrastruktur dan assesibilitas : tidak dipertimbangkan.
5. Pemilikan tanah : tidak dipertimbangkan
6. Tingkat pengelolaan tanah (input): dibedakan atas rendah, sedang dan tinggi. Dijelaskan kriteria masing-masing tingkat dan usaha perbaikan yang dapat dilakukan untuk mencapai kesesuaian lahan potensial.
7. Aspek ekonomi : hanya dipertimbangkan secara garis besar: termasuk dalam aspek ekonomi adalah faktor pemasaran, nilai input-output, serta keuntungan bersih.
Dengan suatu teknologi, lahan yang secara alami mempunyai kelas kesesuaian lahan saat ini atau yang rendah ( kesesuaian lahan aktual ) dapat diperbaiki menjadi kelas kesesuaian lahan yang lebih tinggi ( kesesuaian lahan potential). Namun demikian tidak semua kualitas atau karakteristik lahan dapat diperbaiki dengan teknologi yang ada pada saat ini, atau diperlukan tingkat pengelolaan yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Pada Tabel 2 disajikan jenis-jenis usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan untuk dapat memperbaiki beberapa kualitas/karakteristik lahan.
Prinsip dasar dalam penentuan kelas kesesuaian lahan adalah menggunakan hukum minimum. Yang artinya bahwa faktor kualitas / karakteristik lahan yang merupakan faktor pembatas yang mempunyai rating tertinggi merupakan penentu kelas kesesuaian lahan yang dievaluasi.
Tabel 2. Jenis usaha perbaikan kualitas / karakteristik lahan aktual untuk menjadi potensial menurut tingkat pengelolaannya
Jenis Kualitas / Karakteristik LahanJenis Usaha PerbaikanTingkat Pengelolaan/input
1. Rejim suhu udara ( t )
Suhu udara rata-rata tahunan Tidak dapat dilakukan perbaikan--
2. Ketersediaan air (w )
Bulan kering
Curah hujan Fasilitas irigasi/pengairan ( I )
Fasilitas irigasi/pengairan ( I )Hi
Hi
3. Kondisi Media perakaran ( r )
Drainase
Tekstur tanah
Kedalaman tanah efektif
Perbaikan sistim drainase seperti pembuatan saluran drainase ( J )
Tidak dapat dilakukan perbaikan
Umumnya tidak dapat dilakukan, kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya waktu pengolahah tanah ( K )Hi
--
Hi
4. Retensi Hara ( f )
KTK
pH
C - organik Penambahan bahan organik atau pengapuran ada sumber lokal ( L )
Penambahan bahan organik atau pengapuran tidak ada sumber lokal ( L )
Pengapuran ada sumber lokal ( L )
Pengapuran tidak ada sumber lokal ( L )
Penambahan bahan organik/pupuk kandang ada sumber lokal ( L )
Penambahan bahan organik/pupuk kandang tidak ada sumber lokal ( L )Li
Mi
Li
Mi
Li
Mi
5. Ketersediaan Hara ( n )
N total
P2O5 tersedia
K2O tersedia Pemupukan ( M )
Pemupukan untuk kelas lahan S2 ( M )
Pemupukan untuk kelas lahan S3/N ( M )
Pemupukan untuk kelas lahan S2 ( M )
Pemupukan untuk kelas lahan S3/N ( M )Li
Li
Mi
Li
Mi
6. Keracunan (x)
Salinitas/kegaraman - Reklamasi untuk kelas lahan S2/S3 ( N )
- Reklamasi untuk kelas lahan N ( N )\Mi
Hi
7. Kondisi Medan ( s )
Lereng
Batu di permukaan
Singkapan batuan
( cadas )
8. Bahaya banjir (i)
Periode
Frekuensi Penanaman tanaman penutup tanah, ( P )
Lereng 0 8 %
Pembuatan teras lereng > 8 % ( P )
Batu disingkirkan , hanya untuk ( S )
kelas lahan S2/S3
- Tidak dapat dilakukan perbaikan
Pembuatan tanggul penahan banjir dan pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pembuangan airLi
Hi
Mi
--
Hi
Keterangan :
- Li
: pengelolaan/input rendah, dapat dilakukan petani dengan biaya yang relatif rendah .
- Mi
: pengelolaan dapat dilaksanakan pada tingkat petani dengann bantuan fasilitas kredit.
- Hi
: pengelolaan dapat dilaksanakan dengan modal yang relatif besar, perlu bantuan dana pemerintah atau perisahaan besar atau menengah dengan bantuan kredit jangka panjang
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
Kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan cara melakukan pemadanan ( matching ) antara kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi pada tingkat pengelolaan tertentu dengan kualitas / karakteristik lahan dari masing-masing blok lahan atau masing-masing satuan evaluasi lahan. Pemadanan ini dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan komputer. Pada Tabel 3 disajikan contoh analisis kelas kesesuaian lahan manual sampai tingkat Subkelas. Pada lampiran 1 disajikan kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk tanaman X. Lampiran 2 disajikan contoh analisis atau penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman X. Lampiran 3 disajikan uraian faktor karakteristik/kualitas lahan dan kriterianya. Lampiran 4 disajikan kriteria penilaian berbagai sifat-sifat kimia/kesuburan tanah.
Lampiran I. Kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk tanaman X.
Kualitas / Karakteristik LahanKelas Kesesuaian Lahan
S1S2S3N1N2
Temperatur (t)
- Rata-rata tahunan 25 28> 28 - 32
20 - < 25> 32 - 35
Td> 35
> 20
Ketersediaan air (w)
- Bulan kering ( < 75 mm )
- Curah hujan / tahun ( mm )1 2
1500 - 2500> 2 - 3
1500 - 3000> 3 - 4
> 3000 -4000
1250 - < 1500Td> 4
> 1
> 4000
< 1250
Media perakaran (r)
- Drainase tanah
- Tekstur
- Kedalaman efektif (cm)Baik
SL,L,SCL,SiL,
Si,Cl,SiCl
> 100Sedang
LS, SC,
SiC,C
75 100Agak terhambat
Str C
50 - < 75Terhambat,
agak cepat
Td
-Sgt terhambat, sgt cepat
Kerikil, pasir
< 50
Retensi hara (f)
- KTK tanah - pH tanah
- C-organik (%) Tinggi
5.5-6.5
> 1,5Sedang-rendah
6.5-7.55.0
5.0-< 5.5
1,5 0,8Rendah
> 7.5 8.5
4.5 5.5
< 0,84.0 - < 4.5
- Sangat rendah
> 8.5
> 4.0
-
Kegaraman (x)
- Salinitas (mmhos/cm)< 11-3> 3-4> 4-6> 6
Hara tersedia (n)
- Total N
- P2O5- K2O Sedang
Sedang
SedangRendah
Rendah
RendahSangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah-
-
--
-
-
Terrain (s)
- Lereng (%)
- Batuan permukaan (%)
- Singkapan batuan (%)< 8
< 3
< 28-15
3-15
2-10> 15-45
> 15-40
> 10-25> 25-45
Td
> 25-40> 45
> 40
> 40
Bahaya banjir (i)F0F1F2F3F4
Keterangan :
Td: Tidak berlaku
Si
: Debu
S: Pasir
L
: Lempung
StrC: Liat berstruktur
Liat masiv: Liat dari tipe 2 : 1 ( vertisols )
Kedalaman tanah untuk penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P2O5, K2O disesuaikan dengan zone perakaran tanaman yang dievaluasi.
Kriteria C oragnik, N, P2O5, dan K2O dapat dilihat pada Lampiran 4.Lampiran 2. Contoh Penilaian kesesuian lahan untuk tanaman X
Kualitas dan karakteristik lahan Nilai dataKelas kesesuain lahan aktual ( A )Usaha perbaikan
( I )Kelas kesesuan lahan potensial
( P )
t- Regim suhu
Suhu rata-rata tahunan26 C S1
S1
w- Ketersediaan air
Bulan kering ( < 75 mm )
Curah hujan tahunan (mm/th) 1 bulan
2000 S1
S1
S1
r- Media perakaran
Drainase tanah
Tekstur tanah
Kedalaman efektif (cm)Agak terhambat
Liat berpasir
125 S3
S3
S2
S1J / HiS2
f- Retensi hara
KTK (cmol/kg )
pH
C Organik ( % )Rendah
6,1
1.6 S2
S2
S1
S1
n- Ketersediaan hara
N total
P2O5 tersedia
K2O tersedia Rendah
Tinggi
Sedang S2
S2
S1
S1
i- Bahaya banjir
Periode Banjir
Frekuensi Tidak pernah S1
S1
S1
x- Kegaraman/ Salinitas
( mm hos/cm )0.5 S1
S1
s- Kondisi medan ( Terrain )
Kemiringan lahan
Batu di permukaan
Singkapan batuan ( cadas )2 %
0 %
0 % S1
S1
S1
S1
A=S3rI= J/HiP=S2
Kelas Kesesuaian lahan aktual sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase (r) kesesuian lahan potensial berubah menjadi kelas kesesuaian lahan cukup sesuai ( S2)
Lampiran 3. Faktor Karakteristik / Kualitas Lahan.
Uraian faktor-faktor karakteristik/kualitas lahan yang diperlukan dalam evaluasi lahan adalah sebagai berikut :
Temperatur Udara Rata-rata Tahunan
Temperatur udara rata-rata tahunan merupakan komponen iklim uatama yang erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Data temperatur udara rata-rata tahunan hendaknya berasal dari periode yang cukup panjang ( > 10 tahun ). Hal ini dimaksudkan agar variasi yang terdapat dari tahun ke tahun dapat tergambarkan, sehingga diperoleh data rata-rata tahunan yang lebih teliti.
Yang dimaksud dengan bulan kering adalah bulan dengan intensitas curah hujan kurang dari 15Lemah
Sedang
Kuat
Ekstrim
Lereng
Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan bidang horisontal dinyatakan dalam persen ( 45o sama dengan 100 %)Penggolongan Lereng adalah sebagai berikut :
Lereng ( % )Kriteria
0 3
3 8
8 15
15 25
25 45
> 45Datar
Berombak
Bergelombang
Agak terjal
Terjal
Sangat terjal
Batuan Permukaan ( Surface Stonines )
Batuan permukaan merupakan penyebaran batuan lepas di permukaan tanah. Intensitas penyebaran batuan dapat mengganggu usaha tani, alat mekanisasi dan lain-lain.
Penggolongan batuan dipermukaan sebagai berikut :
- Tanpa Batuan
: Tanpa atau sangat sedikit batuan di permukaan. Penutup batuan < 1,001 %
- Berbatu ringan
: Permukaan tanah cukup berbatu yang mengganggu pengolahan /penanaman tanaman. Penutupan batuan 0,01 0,1 %, jarak antar batuan 10 30 meter dengan diameter batu 15 30 cm.
- Berbatu sedang
: Permukaan tanah berbatu yangmengganggu pengolahan/penanaman tanaman. Penutupan batuan 0,1 3,0 %, jarak antar batuan 1,0 10 meter dengan diameter batu 15 30 cm.
- Sangat berbatu
: Permukaan tanah yang berbatu, praktis penggunaan alat mekanis tidak dapat dilakukan kecuali dengan alat mekanis ringan atau alat mekanis tanah (hand tools). Penutupan batuan 3 15 %, jarak antar batuan 75 160 cm dengan diamter batu 15 30 cm.
- Berbatu melimpah: Permukaan tanah berbatu, yang secara praktis seluruh alat mekanis tidak dapat dilakukan. Penutupan batuan 15 90 %, jarak antar batuan kurang dari 75 cm dengan diameter batu 15 sampai 30 cm.
Batuan Singkapan ( Rock outcrops ).
Batuan singkapan merupakan batuan induk yang muncul/tersingkap di permukaan tanah.
Penggolongan batuan singkapan sebagai berikut :
Tanpa atau sangat sedikit batuan singkapan; tanpa atau sangat sedikit batuan induk yanag dapat mengganggu pengolahan tanah. Singkapan cadas kurang dari 2 %
Batuan cadas sedikit : cukup batuan tersingkap yang muncul di permukaan yang mengganggu pengolahan tanah, tetapi tidak sampai mengganggu pertanaman. Singkapan cadas berkisar 2 10 % dengan jarak antar cadas di permukaan 35 100 meter.
Batuan cadas cukup : batuan singkapan cukup membuat pengolahan tanah dan penanaman tanaman tergganggu. Singkapan cadas berkisar 10 25 %, dengan jarak antar cadas 10 35 meter.
Batuan cadas agak berlebih : Jumlah batuan singkapan cukup membuat pengolahan tanah dan penanaman tanaman tergganggu kecuali alat-alat mekanis kecil/sederhana. Singkapan cadas berkisar 25 50 % dengan jarak antar cadas 3,5 10 meter.
Batuan cadas berlebihan P: Jumlah batuan cadas tidak memungkinkan penggunaan alat-alat, mekanis, meliputi pula tanah-tanah sangat dangkal yang tidak dapat diolah dengan alat mekanis. Cadas meliputi 50 90 % dengan jarak antar cadas sekitar 3,5 meter.
Dominasi cadas : Lebih dari 90 % lahan berupa batuan singkapan/cadas.
Bahaya Banjir
Bahaya banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari : kedalaman banjir dan lamanya banjir.
Kedalaman banjir ( X ) :1. < 25 cm
2. 25 50 cm
3. 50 150 cm
4. > 150 cm
Lamanya banjir ( Y ) :
1. < 1 bulan
2. 1 3 bulan
3. 3 6 bulan
4. > 6 bulan
Bahaya banjir diberi simbol Fx.y. , ( dimana X adalah simbol kedalaman dan Y adalah simbol lamanya banjir ), dibedakan atas :
F0 ( tanpa )
: -
F1 ( ringan )
: F1.1, F2.1, F3.1
F2 ( sedang )
: F1.2, F2.2, F3.2, F4.1
F3 ( agak berat ) : F1.3, F2.3, F3.3
F4 ( berat )
: F1.4, F2.4, F3.4, F4.2, F4.3, F4.4
Lampiran 4. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah
Sifat TanahSangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi
C ( % )< 1.001.00 - 2.002.01 - 3.003.01 - 5.00> 5.00
N ( % )< 0.100.10 - 0.200.21 - 0.500.51 - 0.75> 0.75
C/N< 55 1011 - 1516 - 25> 25
P2O5 HCl
( mg/100g )< 1010 - 2021 - 4041 - 60> 60
P2O5 Bray 1
( ppm )< 1010 - 1516 - 2526 - 35> 35
P2O5 Olsen
( ppm )< 1010 - 2526 - 4546 - 60> 60
K2O HCl 25 %
( mg / 100 g )< 1010 - 2021 - 4041 - 60> 60
KTK
( cmol / kg )< 55 1617 - 2425 - 40> 40
Susunan kation :
K ( cmol/kg )
Na ( cmol/kg )
Mg ( cmol/kg )
Ca ( cmol/kg )< 0.1
< 0.1
< 0.4
< 20.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 - 1.0
2 50.3 - 0.5
0.4 - 0.7
1.1 - 2.0
6-100.6 - 1.0
0.8 - 1.0
2.1 - 8.0
11 - 20> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20
Kejenuhan
Basa ( % )< 2020 - 3536 - 5054 - 70> 70
Kejenuhan Aluminium ( % )( 1010 - 2021 - 3031 - 60> 60
Sangat
Masam
pH H2O < 4.5Masam
4.5 5.5Agak masam
5.6 6.5Netral
6.6 7.5Agak alkalis
7.6 8.5Alkalis
> 8.5
DAFTAR PUSTAKA
CSR/FAO Staff, 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 Scale Atlas Format Procedures. Centre for Soil Research, Bogor Indonesia
Djaenuddin,D., Marwan H., Subagyo H. dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian .Bogor, IndonesiaPusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2005. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT Agromedia Pustaka Jakarta
Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983. Terms of Reference Survai Kapabilitas Tanah.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor
Landon, J.R., 1984. Booker Tropical Soil Manual.. Booker Agriculture International Limited. England
PAGE 16