Upload
danny-satria
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2.1 Viskositas
Viskositas adalah fluida yang riil yang memiliki gesekan internal yang
besarnya tertentu. Viskositas ada pada zat cair maupun gas, dan pada intinya
merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada
waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair,
viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas,
viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang bebeda memiliki
besar viskositas yang berbeda, misal sirup lebih kental (lebih viskos) dari air,
minyak lemak lebih kental dari pada minyak mesin, zat cair pada umumnya jauh
lebih kental dari gas. Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara
kuantitatif oleh koefisien viskositas, (huruf kecil dari abjad yunani eta), yang
didefinisikan sebagai satu lapisan tipis fluida ditempatkan antara dua lempeng
yang rata.satu lempeng diam dan yang lainnya bergerak dengan laju konstan.
Fluida yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan pada
permukaan permukaan atas fluida bergerak dengan laju v yang sama seperti
lempeng yang atas, sementara fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang
diam tetap diam. Lapisan fluida yang diam menahan aliran lapisan yang persis di
atasnya, yang juga menahan lapisan berikutnya, dan seterusnya. Untuk fluida yang
berbeda, makin kental fluida maka makin besar gaya yang diperlukan ( Giancoli,
1998).
2.2 Viskometer Rotasi
Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat
berdasarkan 2 standar, sistem Searle dimana silinder bagian dalam berputar
dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder
yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur
ditempatkan pada celah diantara kedua silinder. Persamaan matematis untuk
menghitung viskositas diturunkan dari hukum newton tentang aliran viskos
Gambar 2.1 Viscometer Silinder Sesumbu.
Instrument viscometer rotasi ada 2 macam yaitu Mac Michael dan
Stormer. Kedua instrument tersebut terdiri dari 2 silinder konsentris dengan
diameter berbeda sehingga terdapat celah sebagai tempat cairan yang akan diukur
nilai viskositasnya. Pada tipe Mac Michael, silinder terluar diputar dengan
kecepatan konstan. Karena terdefleksi, silinder dalam akan berputar melawan
pegas yang terpasang di ujung subu tetap. Pergerakan inilah yang menjadi dasar
pengukuran kekentalan cairan. Dengan mengetahui besar defleksi yang terjadi
serta besar kecepatan putarnya, nilai viskositas akan dapat dicari. Pada tipe
Stormer, silinder yang ada di bagian dalam diputar oleh mekanisme balok yang
diikat sedemikian rupa sehingga ketika gaya (F) balok kebawah tepat sama besar
dengan gaya geser fluida maka silinder dalam tepat mulai bergerak. Waktu yang
diperlukan per satu revolusi inilah yang menjadi dasar pengukuran (Pudyasmara.
2006).
2.3 Pengukuran Koefisien Viskositas
Pada umumnya pengukuran koefisien viskositas fluida, khususnya cairan,
adalah berdasarkan hambatan gerakan benda
mengukur kecepatan berputarnya silinder pada sumbunya bila silinder itu
dibenamkan di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya,
seperti percobaan silinder putar penentuan koefisien viskositas cairan dapa
dilakukan dengan menerapkan rumus stokes terhadap kelereng aluminium yang
sedang jatuh bebas di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien
viskositasnya yang mana disebut percobaan kelereng jatuh (Peter Soedojo, 2004).
2.3.1 Percobaan Silinder Putar
Untuk menentukan koefisien viskositas dengan silinde
silinder padat yang jari-
meliliti sumbunya yang berjari
2.3 Pengukuran Koefisien Viskositas
Pada umumnya pengukuran koefisien viskositas fluida, khususnya cairan,
adalah berdasarkan hambatan gerakan benda di dalam fluida, misalnya dengan
mengukur kecepatan berputarnya silinder pada sumbunya bila silinder itu
dibenamkan di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya,
seperti percobaan silinder putar penentuan koefisien viskositas cairan dapa
dilakukan dengan menerapkan rumus stokes terhadap kelereng aluminium yang
sedang jatuh bebas di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien
viskositasnya yang mana disebut percobaan kelereng jatuh (Peter Soedojo, 2004).
Percobaan Silinder Putar
Gambar 2.2 Percobaan Silinder Putar
Untuk menentukan koefisien viskositas dengan silinder putar, sebuah
-jari penampangnya R1 diputar dengan menarik tali yang
meliliti sumbunya yang berjari-jari r dengan gaya w dari pemberat di ujung tali
Pada umumnya pengukuran koefisien viskositas fluida, khususnya cairan,
di dalam fluida, misalnya dengan
mengukur kecepatan berputarnya silinder pada sumbunya bila silinder itu
dibenamkan di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya,
seperti percobaan silinder putar penentuan koefisien viskositas cairan dapat juga
dilakukan dengan menerapkan rumus stokes terhadap kelereng aluminium yang
sedang jatuh bebas di dalam cairan yang hendak ditentukan koefisien
viskositasnya yang mana disebut percobaan kelereng jatuh (Peter Soedojo, 2004).
r putar, sebuah
diputar dengan menarik tali yang
jari r dengan gaya w dari pemberat di ujung tali
seperti yang terlihat di gambar 2.2 diatas. Momen gaya yang memutar silinder
padat yaitu
Cairan yang melekat pada dinding silinder padat akan ikut berputar dengan
kecepatan sudut , sedangkan cairan yang melekat pada dinding bejana yang jari-
jari penampangnya R2 tetap diam seperti halnya bejana itu. Dengan demikian
terjadilah gradient kecepatan gerak lapisan-lapisan cairan pada arah dari sumbu ke
dinding bejana sekeliling silinder putar. Dengan menganggap variasi kecepatan
sepanjang arah radial dari sumbu linear, gradien kecepatan itu adalah:
.........2.1
Jadi luas permukaan silinder adalah:
2
....2.2
sehingga gaya yang menghambat berputarnya silinder padat adalah:
2
2
..................... 2.3
Makin cepat silinder padat berputar, makin besar gradien kecepatannya dan makin
besar pula gaya hambatannya (F) sehingga pada waktunya akan terjadi
kesetimbangan di mana momen gaya pemutar silinder tepat seimbang demikian
maka pemberat turun dengan kecepatan tetap sebesar v dan kecepatan sudut
putarnya adalah:
/.......2.4
sehingga berlaku persamaan:
2 !
....2.5
yang menghasilkan
"
#$%
& ' !(
..................2.6
dimana: : viskositas
: usaha dinamika rotasi
: Jari-jari penampang
: kecepatan
(Peter Soedojo, 1999).
2.3.2 Percobaan Kelereng Jatuh
Pada dasarnya penentuan dengan menggunakan rumus stokes sangatlah
sederhana. Hanya saja untuk itu secara teknis diperlukan kelereng dari bahan yang
jari-jari sekitar 1 cm saja. Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang
berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya, oleh gaya beratnya,
kelereng akan semakin cepat jatuhnya. Tetapi sesuai dengan rumus stokes, makin
cepat gerakannya, makin besar gaya gesekannya sehingga akhirnya gaya berat itu
tepat seimbang dengan gaya gesekan dan jatuhnya kelerengpun dengan kecepatan
tetap sebesar v sehingga berlaku persamaan:
)* 6 .......2.7
Akan tetapi sebenarnya pada kelereng juga bekerja gaya ke atas Archimedes
sebesar berat cairan yang dipindahkan, yaitu sebesar:
,-. / 0* $4/3% 30*..............2.8
Dengan V ialah volum kelereng dan 0 ialah massa jenis cairan. dengan
menuliskan:
) /4 $4/3% 3 0*...2.9
dengan 0 ialah massa jenis bahan pembuat kelereng, persamaan di atas menjadi:
$4/3% 30* $4/3% 30* 6 ........2.10
yang menghasilkan:
&
5&
66!
g.....2.11
Jadi dengan mengukur jari-jari kelereng r, kecepatan jatuh v sewaktu kecepatan
itu tetap, dan diketahuinya 0, 0 dan g, dapat dihitung koefisien viskositas cairan
di dalam bejana itu.
dimana: : viskositas
: jari-jari
: kecepatan
0 : massa jenis cairan
* : gravitasi
(Peter Soedojo, 1999).
2.4 Fluida
Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah
fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam
fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul di dalam fluida mempunyai kebebasan
lebih besar untuk bergerak sendiri-sendiri. Dalam zat cair gaya interaksi antara
molekul-molekul, yaitu yang disebut gaya kohesi, masih cukup besar, karena jarak
antara molekul tidaklah terlalu besar. Akibatnya zat cair masih tampak sebagai
kesatuan, kita masih dapat melihat batas-batas zat cair. Disamping itu zat cair
tidak mudah untuk dimampatkan. Lain halnya dengan gas; disini molekul-molekul
gas dapat dianggap sebagai suatu sistem partikel bebas. Gaya kohesi antar
molekul-molekul sangatlah kecil, dan interaksi antar molekul terutama adalah
oleh tumbukan. Sebagai akibatnya, gas cenderung untuk memenuhi ruang
(Sutrisno, 1997).
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa fluida adalah
suatu zat yang dapat mengalir. Dimana fluida meliputi cairan, yang mengalir di
bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah yang mungkin dari
penampungnya, dan gas yang mengembang mengisi penampungnya tanpa peduli
bentuknya.
Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas, namun klasifikasi tersebut
tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas atau ter, mengalir begitu
lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu
yang biasanya digunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut. Plasma,
yang merupakan gas yang sangat terionisasi tidak cocok untuk digolongkan ke
dalam salah satu dari kategori ini; plasma tersebut seringkali dinamakan keadaan
keempat dari materi (fourth state of matter) untuk membedakannya dari
keadaan padat, keadaan cair, dan keadaan gas. Malah perbedaan diantara suatu
cairan dan suatu gas tidaklah jelas karena dengan mengubah tekanan dan
temperatur secara tepat, maka tidak mungkin mengubah suatu cairan (air,
misalnya) menjadi suatu gas (uap, misalnya) tanpa munculnya suatu meniscus dan
tanpa mendidih; massa jenis dan viskositas berubah secara kontinu di seluruh
proses tersebut (Halliday, 1984).
Benda ditinjau dari zat penyusunnya terdapat tiga macam, yaitu benda padat,
benda cair, dan gas. Perbedaan antara ketiganya adalah bahwa benda padat pada
umumnya mempunyai bentuk yang tertentu. Selain itu, benda padat
mempertahankan bentuk dan ukurannya, meskipun apabila diberikan sebuah gaya
yang besar padanya maka benda padat tidak langsung berubah bentuk atau
volumenya. Hal tersebut berbeda dengan benda cair dan gas yang mempunyai
bentuk tergantung pada tempatnya masing-masing. Benda cair tidak
mempertahankan bentuk yang tetap (melainkan mengambil bentuk tempat yang
ditempatinya), dan perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan
gaya yang besar. Sedangkan gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang
tetap, dan gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya
(Olson, 1993).
2.5 Viskositas Dalam Kajian Al-Quran
2.5.1 Zat Cair Dalam Al-Quran
Al-quran merupakan petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat, maka
tidaklah heran jika didalamnya terdapat berbagai petunjuk baik yang tersirat
maupun yang tersurat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan guna mendukung
fungsinya sebagai kitab petunjuk (Shihab, M. Quraish, 2006).
Jumlah ayat-ayat ilmiah dalam Al-Quran mencapai sekitar 750 ayat yang
didalamnya telah mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan. Dengan kata lain
Allah telah memberikan isyarat tentang semua ilmu pengetahuan ilmiah yang ada.
Diantara 750 ayat tersebut terdapat kurang lebih 130 ayat yang membahas tentang
cairan (Abdushshamad, M. Kamil 2003).
Zat cair merupakan unsur yang sangat penting bagi semua makhluk ciptaanya.
Selain jadi penyeimbang alam semesta air juga merupakan sumber kehidupan.
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar Rad :17
t tr& !$ y9 $# [ !$ t M s9$| s 8 t r& $ y ys) / y tG m$$s 9 $# #Y t/ y $\ /# 4 $ u t % n=t $9$# u!$t G /$# > u=m r& 8tF t t/ y & #Wi 4 y79 x x. > o !$# , ys 9 $# t7 9 $#u 4 $ r' s t/ 9$# =y u s [ !$x* _ ( $ r& u $ t x* t } $ 9$# ] 3 us F{$# 4 y7 9x x. > o !$# t$ sW F{$#
Artinya: Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang
mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk
membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil.
adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun
yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Perumpamaan bagi Kebenaran dan Kebatilan
t tr& !$ y 9 $# [!$ t M s9$| s 8 t r& $ y ys) / y tG m$$s 9 $# #Yt/ y $\ /# 4 Allah menurunkan hujan dari langit, lalu mengalirlah air lembah menurut
ukurannya, sesuai dengan besar dan kecilnya lembah. maka, arus yang terjadi dari
itu membawanya buih yang tinggi terapung di atas permukaannya. Inilah
perumpamaan pertama yang dibuat Allah bagi kebenaran dan kebatilan, serta
keimanan dan kekufuran (Al- Maraghi Musthafa, 1994).
Ukuran dari zat cair ini lebih ditekankan pada ukuran kekentalan
(viskositas) cairan. penetapan ukuran kekentalan (viskositas) suatu cairan adalah
hal yang sangat penting. karena kekentalan atau viskositas menentukan fungsi dari
suatu cairan. sebagai contoh kita bandingkan beberapa cairan yang mempunyai
viskositas yang berbeda, sehigga berbeda pula manfaatnya. viskositas air, aspal,
gliserin, minyak zaitun, dan asam sulfat. jika kita bandingkan zat-zat cair tersebut
perbedaannya sangat jelas. Air 10 juta kali lebih cair daripada aspal, 1000 kali
lebih cair daripada gliserin, 100 kali lebih cair daripada minyak zaitun, dan 25 kali
lebih cair dari pada asam sulfat (Harun yahya, 2007).
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. untuk itulah air
diciptakan dengan kekentalan (viskositas) yang sangat rendah. Agar tubuh
makhluk hidup dapat menyerap dan menyalurkannya melewati sel-sel yang
ukurannya sangat kecil.
Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan hambatan
atau ketahanan fluida terhadap deformasi. Apabila kita menyebut seseorang
bergerak seperti sirup yang baru di ambil dari lemari pendingin, kita
menggunakan sebuah ukuran kualitatif untuk viskositas fluida karena kita tahu
bahwa sirup yang dalam keadaan dingin itu mengalir dengan lamban. Perbedaan
pokok antara zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida).
Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan ber-ubah secara
kontinyu apabila mengalami geseran, atau mempunyai reaksi terhadap tegangan
geser sekecil apapun. Dalam keadaan diam atau dalam keadaan keseimbangan,
fluida tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja padanya, dan oleh sebab itu
fluida mudah berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Umumnya, makin besar
laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser untuk fluida tersebut
(Olson, Ruben M. 1993).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Jaatsiyah:5
#n= Gz $#u 9$# $p ]9 $#u !$t u t t r& ! $# z !$y9 $# 5 h $ u mr' s / u F{$# y t/ $ pE t # n@u xt h9$# Mt#u 5 s) j9 t= ) t
Artinya: Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal.
Dilanjutkan pada QS. Jaatsiyah:13
t yu / 3s9 $ Nu y9 $# $ tu F{$# $Ysd i 4 ) 9 s ;M tU 5 s) j9 3x* tGt
Artinya: Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir.
Kedua ayat diatas sangat berkaitan erat dengan teknologi keudaraan.
Diawali dengan ayat 5, dengan terjemahan "tshriifirriyaahi" sebagai perkisaran
angin kita dituntun untuk mempelajari sifat fluida yang bergerak atau mengalir.
Disambung oleh ayat 13, menegaskan dasar dari teknologi keudaraan.
2.6 Sensor Optocoupler
Optocoupler terdiri dua komponen yang tidak terpisahkan yaitu LED
inframerah dan phototransistor. LED inframerah digunakan sebagai input sinyal
sedangkan phototransistor digunakan sebagai penerima sinyal berupa cahaya yang
dipancarkan oleh LED inframerah. Pada saat cahaya dari led inframerah yang
menujuk phototransistor diterima maka phototransistor akan melewatkan arus
yang melaluinya. Pada keadaan phototransistor menerima cahaya maka
optocoupler akan menghasilkan beda potensial sebesar beberapa mV.
optocoupler berfungsi sebagai penghasil pulsa dengan cara memberikan
lempeng pulsa berlubang yang akan berputar pada jalur cahaya dari LED infra
merah ke phottransistor.
Gambar 2.3 Optocoupler
2.7 Encoder
Rotary encoder adalah divais elektromekanik yang dapat memonitor
gerakan dan posisi. Rotary encoder umumnya menggunakan sensor optik untuk
menghasilkan serial pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi, dan arah.
Sehingga posisi sudut suatu poros benda berputar dapat diolah menjadi informasi
berupa kode digital oleh rotary encoder untuk diteruskan oleh rangkaian kendali.
Rotary encoder umumnya digunakan pada pengendalian robot, motor drive, dsb.
Rotary encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang memiliki lubang-
lubang pada bagian lingkaran piringan. LED ditempatkan pada salah satu sisi
piringan sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Di sisi yang lain suatu photo-
transistor diletakkan sehingga photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari
LED yang berseberangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau
divais berputar lainnya yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor
berputar piringan juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan
cahaya dari LED dapat mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang
ada, maka photo-transistor akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu
pulsa gelombang persegi. Gambar dibawah menunjukkan bagan skematik
sederhana dari rotary encoder. Semakin banyak deretan pulsa yang dihasilkan
pada satu putaran menentukan akurasi rotary encoder tersebut, akibatnya semakin
banyak jumlah lubang yang dapat dibuat pada piringan menentukan akurasi rotary
encoder tersebut.
Gambar 2.4 Blok Penyusun Rotary Encoder
2.8 Magnet
Sebuah magnet akan menarik penjepit kertas, paku, dan benda-benda lain
yang terbuat dari besi. Semua magnet, baik yang berbentuk batang atau tapal
kuda, memiliki dua ujung atau muka, yang disebut kutub, dimana efek magnet
paling kuat. Jika magnet digantungkann dengan benang, ternyata satu kutub
magnet akan selalu menunjuk ke utara. Seperti prinsip dari kompas. Jarum
kompas merupakan magnet yang ditopang pada pusat gravitasinya sehingga dapat
berotasi dengan bebas. Kutub suatu magnet yang bergantung bebas yang
menunjuk ke utara disebut kutub utara magnet. kutub lain yang menunjuk
keselatan disebut kutub selatan. Jika dua magnet didekatkan, masing-masing akan
memberikan gaya pada yang lainnya. Gaya tersebut bisa tarik-menarik atau tolak-
menolak dan dapat dirasakan bahkan saat magnet-magnet tersebut tidak
bersentuhan. Jika kutub utara suatu magnet didekatkan ke kutub utara magnet
kedua, gaya akan tolak menolak. Dengan cara yang sama, jika dua kutub selatan
didekatkan, gaya bersifat tolak-menolak. Tetapi ketika kutub utara di dekatkan ke
kutub selatan, gaya akan tarik-menarik (Giancoli, 2001).
2.9 Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung
yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang
tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 2.4 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen
utama:
a. Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub
magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC
memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan
bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki
dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar
sebagai penyedia struktur medan.
b. Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi,
arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
c. Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo.
Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan
sumber daya.
Gambar 2.5 Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur:
a. Tegangan dinamo meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan
b. Arus medan menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya
dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya
rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering
terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang
lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang
bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC
juga relatif mahal dibanding motor AC.
2.10 Potensio
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang
digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan
sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk
mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.
Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai
transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari
1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat
analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali
masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu
menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC,
jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu. Potensiometer yang
digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar
yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada
pada posisi terendah.
2.11 Mikrokontroler
Mikrokontrorel merupakan suatu komponen elektronika yang didalamnya
terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM/ROM) dan I/O, rangkaian
tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer.
Pada mikrokontroler sudah terdapat komponenkomponen mikroprosesor dengan
busbus internal yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah
RAM, ROM, timer, komponen I/O paralel dan serial, dan interrupt controller.
Adapun keunggulan dari mikrokontroler adalah adanya sistem interrupt sebagai
perangkat kontrol penyesuaian, mikrokontroler sering disebut juga untuk
menaikkan respon semangat ekternal (interrupt) di waktu yang nyata. Perangkat
tersebut harus melakukan hubungan switching cepat, menunda satu proses ketika
adanya respon eksekusi yang lain (Fitrianto, 2006).
2.11.1 Mikrokontroler AT89C51
Mikrokontroler AT89C51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler
CMOS 8 bit yang memiliki performa yang tinggi dengan disipasi daya yang
rendah, cocok dengan produk MCS-51. Kemudian memiliki sistem pemograman
kembali Flash Memori 4 Kbyte dengan daya tahan 1000 kali write/erase.Di
sampig itu terdapat RAM Internal dengan kapasitas128 x 8 bit. Dan frekuensi
pengoperasian hingga 24 MHz. Mikrokontroler ini juga memiliki 32 port I/O yang
terbagi menjadi 4 buah port dengan 8 jalur I/O, kemudian terdapat pula sebuah
port serial dengan kontrol serial full duplex, dua timer/counter 16 bit dansebuah
osilator internaldan rangkaian per waktu.
Mikrokontroler berguna untuk megubah keluaran ADC yang berbentuk
paralel ke dalam bentuk serial. Sebenarnya banyak cara untuk mengubah data
paralel ini ke dalam serial, namun sengaja digunakan mikrokontroler agar peserta
dapat mengenal mikrokontroler sebagai pengolah data. Mikrokontroler digunakan
sebagai otak kecil yang mudah untuk diprogram.Dengan mikrokontroler kita
dapat langsung menampilkan ke dala
mikrokontroler digunakan untuk mengubah
Peran penting mikrokontroller AT89S51 dalam sistem pengukuran adalah
sebagai tempat pengolahan data hasil pembacaan oleh ADC0804 dan kontr
data.Sebelum data ditampilkan LCD, data diproses dalam mikrokontroller.
2.11.2 Struktur Memori
Semua perangkat MCS51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk Program
Memori dan Data Memori, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.6
- RAM Internal, memori sebesar 128 byte yang biasa digunakan untuk menyimpan
variabel atau data yang bersifat sementara.
- Special Function Register
register yang mempunyai fungsi
mikrokontroler tersebut , seperti timer, serial dan lain
- Flash PEROM, memori
MCS51.
dapat langsung menampilkan ke dalam layar seven-segment.Pada keperluan ini
mikrokontroler digunakan untuk mengubah data paralel ke dalam bentuk serial.
mikrokontroller AT89S51 dalam sistem pengukuran adalah
sebagai tempat pengolahan data hasil pembacaan oleh ADC0804 dan kontr
data.Sebelum data ditampilkan LCD, data diproses dalam mikrokontroller.
Struktur Memori
Semua perangkat MCS51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk Program
Memori dan Data Memori, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.6 Alamat RAM Internal dan FLASH PEROM
Struktur memori AT89S51 terdiri atas:
, memori sebesar 128 byte yang biasa digunakan untuk menyimpan
variabel atau data yang bersifat sementara.
Special Function Register (register fungsi khusus), memori yang berisi register
register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus yang disediakan oleh
mikrokontroler tersebut , seperti timer, serial dan lain-lain.
, memori yang digunakan untuk menyimpan intruksi intruksi
segment.Pada keperluan ini
paralel ke dalam bentuk serial.
mikrokontroller AT89S51 dalam sistem pengukuran adalah
sebagai tempat pengolahan data hasil pembacaan oleh ADC0804 dan kontrol
data.Sebelum data ditampilkan LCD, data diproses dalam mikrokontroller.
Semua perangkat MCS51 memiliki ruang alamat tersendiri untuk Program
, memori sebesar 128 byte yang biasa digunakan untuk menyimpan
ng berisi register-
fungsi khusus yang disediakan oleh
digunakan untuk menyimpan intruksi intruksi
AT89S51 mempunyai struktur memori yang terpisah antara RAM internal
dan Flash PEROMnya. RAM internal dialamati oleh RAM address register
(register alamat RAM) sedangkan flash PEROM dialamati oleh program address
register (register alamat program). Sehingga walaupun RAM internal dan flash
PEROM mempunyai alamat awal yang sama namun secara fisik kedua memori
tersebut tidak saling berhubungan (Nalwan, 2003).
2.11.3 Konfigurasi Pin AT89S51
Pin AT89S51 dibedakan menjadi pin sumber tegangan, pin osilator, pin I/O,
dan pin untuk proses interupsi luar (Widodo, 2005).
Gambar 2.7 Konfigurasi Pin AT89S51
Sumber: www.atmel.com
Fungsi dari pin-pin AT89S51:
a. Pin 40 adalah pin Vcc, yaitu pin positif sumber tegangan 5 volt DC.
b. Pin 20 adalah pin Vss, yaitu pin grounding sumber tegangan.
c. Pin 3239 adalah pin port 0, merupakan port I/O 8 bit full duplex. Port ini dapat
digunakan sebagai gabungan antara alamat dan data selama ada pengambilan
dan penyimpanan data dengan eksternal ROM dan RAM.
d. Pin 18 adalah pin port 1, merupakan port I/O 8 bit full duplex. Setiap pin dapat
digunakan sebagai masukan atau keluaran tanpa tergantung dari pin yang lain.
e. Pin 21-28 adalah pin port 2, sama seperti port 0. port ini dapat digunakan
sebagai address bus tinggi, selama ada pengambilan dan penyimpanan data
dengan eksternal ROM dan RAM.
f. Pin 10-17 adalah pin port 3, sama seperti port 1, tetapi port ini memiliki
keistimewaan seperti pada tabel berikut:
Fungsi Alternatif Port 3
Kaki Port Fungsi Alternatif
P3.0 RXD (masukan penerima data serial)
P3.1 TXD (keluaran pengirim data serial)
P3.2 INT 0 (interupsi eksternal 0)
P3.3 INT 1 (interupsi eksternal 1)
P3.4 T0 (masukan eksternal pewaktu/pencacah 0)
P3.5 T1 (masukan eksternal pewaktu/pencacah 1)
P3.6 WR (strobe penulisan memori data eksternal)
P3.7 RD (strobe pembacaan memori data eksternal)
Sumber: www.atmel.com
g. Pin 9 adalah RST/VPD, pin ini berfungsi untuk me-reset sistem AT89S51.
kondisi high (logika 1) dari pin ini selama dua siklus clock (siklus mesin)
akan me-reset mikrokontroller yang bersangkutan.
h. Pin 30 adalah pin ALE/PROG, pin ini berfungsi untuk mengunci low address
(alamat rendah) pada saat akses memori program selama operasi normal.
i. Pin 29 adalah pin PSEN, Program Strobe Enable merupakan strobe output yang
dipergunakan untuk membaca eksternal program memori. PSEN aktif setiap
dua siklus mesin.
j. Pin 31 adalah pin EA/VPP, Eksternal Acces Enable secara eksternal harus
disambung ke logika 0 jika diinginkan MCS51 menjadi enable untuk
mengakses kode mesin dari program memori eksternal. Namun jika EA
dihubungkan ke logika 1 maka device akan mengambil kode mesin dari
internal program memori, kecuali jika program counter berisi lebih besar dari
0FFFh.
k. Pin 18 adalah pin XTAL1, pin ini merupakan input ke inverting amplifier
osilator. Pin ini dihubungkan dengan kristal atau sumber osilator dari luar.
l. Pin 19 adalah pin XTAL 2, pin ini merupakan output dari inverting amplifier
osilator. Pin ini dihubungkan dengan kristal atau ground jika menggunakan
sumber kristal internal.
2.12 Liquid Crystal Display (LCD)
LCD merupakan sistem monitoring yang digunakan untuk menampilkan
keluaran suatu perangkat. Adapun dua jenis utama LCD:
a. Matrik pasif
b. Matrik aktif
Matrik pasif adalah LCD yang mempunyai semua kolom dan baris yang
dihubungkan diluar circuit.Jenis ini mempunyai kegunaan yang fleksibel dan
ekonomis. Tetapi jenis ini tidak dapat digunakan untuk display besar karena tidak
mempunyai kapasitas yang cukup, s
mempunyai operasi circuit di dalam substrate. Jenis ini mempunyai display yang
dapat menyimpan perubahan kecil dalam pixel yang disimpan sampai adanya
perubahan lagi. Namun pada dasarnya semua LCD disandarkan pad
cahaya dan dapat digunakan dengan cara yang berbeda
transmissive, reflective, dan
Liquid Cristal Display
yang relatif rendah dan terdapat sebuah
tersebut sebagai pembangkit ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi
tampilan di kontrol oleh suatu instruksi modul LCD dapat d
diinterfackan dengan MPU (Widodo,
mempunyai kapasitas yang cukup, sedangkan matrik aktif adalah jenis LCD yang
mempunyai operasi circuit di dalam substrate. Jenis ini mempunyai display yang
dapat menyimpan perubahan kecil dalam pixel yang disimpan sampai adanya
perubahan lagi. Namun pada dasarnya semua LCD disandarkan pad
cahaya dan dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda melalui:
, dan transflective (Pierre, 2005).
Gambar 2.8 LCD M1632
Liquid Cristal Display adalah modul tampilan yang mempunyai konsumsi daya
yang relatif rendah dan terdapat sebuah controler CMOS didalamnya.
tersebut sebagai pembangkit ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi
tampilan di kontrol oleh suatu instruksi modul LCD dapat dengan mudah
iinterfackan dengan MPU (Widodo, 2002).
edangkan matrik aktif adalah jenis LCD yang
mempunyai operasi circuit di dalam substrate. Jenis ini mempunyai display yang
dapat menyimpan perubahan kecil dalam pixel yang disimpan sampai adanya
perubahan lagi. Namun pada dasarnya semua LCD disandarkan pada sumber
beda melalui:
adalah modul tampilan yang mempunyai konsumsi daya
CMOS didalamnya.Controler
tersebut sebagai pembangkit ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi
engan mudah