94
1 ABSTRAK Tulisan ini berjudul “Peran Orang Tua dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak usia 3-14 Tahun. Kecerdasan spiritual sangat penting dalam kehidupan, apalagi dalam dunia pendidikan. Namun bila dilihat pada saat ini kebanyakan para orang tua kurang memperhatikan esensi dari kecerdasan spiritual (SQ) anaknya, mereka menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan ke lembaga-lembaga pendidikan sekolah, sehingga bila dilihat kenyataan yang terjadi, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan hasil yang maksimal dari pendidikan yang mereka terima pada materi pelajaran yang diajarkan di sekolahnya, terutama pendidikan moral (spiritual). Permasalahan pokok penelitian ini adalah bagaimana membina kecerdasan spiritual anak? Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membina kecerdasan spiritual anak sejak dini, dan bagaimana peran orang tua dalam membina kecerdasan spiritual anak, sedangkan kegunaan pembahasan ini adalah sebagai acuan bagi orang tua, pendidik, pemerhati dan penanggungjawab pendidikan, yang pada umumnya selalu berusaha menanamkan kecerdasan spiritual terhadap anak. Untuk sampai tujuan dan manfaat skripsi ini dilakukan kajian kepustakaan (Library research) baik terhadap literatur-literatur yang mendukung kajian ini dan literatur sekunder. Data-data dari literatur tersebut kemudian didefinisikan secara cermat sesuai dengan topik masing-masing permasalahan yang dibahas kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Dan untuk menarik kesimpulan menggunakan sistem berpikir induktif, deduktif dan komperatif. Berdasarkan hasil penelitian ini yang penulis lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan ruh, semangat dan jiwa religius serta memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinisip hanya karena Allah SWT. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kecerdasan spiritual antara lain sumber kecerdasan itu sendiri (God spot), potensi qolbu (hati nurani) dan kehendak nafsu. Sedangkan secara umum ada dua faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan yaitu; faktor genetik atau bawaan dan faktor lingkungan, baik lingkungan rumah (keluarga), lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Dan faktor laion yang mendukung terbinanya kecerdasan spiritual di antaranya; kecukupan nutrisi, interfensi dini dan pendidikan di sekolah. Langkah-langkah yang harus diperhatikan orang tua dalam pembinaan kecerdasan spiritual pada anak pun harus tepat, yang diantaranya dengan mengembalikan manusia (anak) pada fitrah hatinya, sehingga manusia (anak) tersebut akan mampu melihat dengan mata hatinya, mampu memilih dengan tepat dan dapat memprioritaskan segala sesuatu dengan benar dengan berprinsip hanya kepada Allah SWT.

1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

1

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul “Peran Orang Tua dalam MembinaKecerdasan Spiritual Anak usia 3-14 Tahun”. Kecerdasan spiritualsangat penting dalam kehidupan, apalagi dalam dunia pendidikan.Namun bila dilihat pada saat ini kebanyakan para orang tua kurangmemperhatikan esensi dari kecerdasan spiritual (SQ) anaknya, merekamenyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan ke lembaga-lembagapendidikan sekolah, sehingga bila dilihat kenyataan yang terjadi,banyak anak-anak yang tidak mendapatkan hasil yang maksimal daripendidikan yang mereka terima pada materi pelajaran yang diajarkan disekolahnya, terutama pendidikan moral (spiritual). Permasalahan pokokpenelitian ini adalah bagaimana membina kecerdasan spiritual anak?Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untukmengungkapkan cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalammembina kecerdasan spiritual anak sejak dini, dan bagaimana peranorang tua dalam membina kecerdasan spiritual anak, sedangkankegunaan pembahasan ini adalah sebagai acuan bagi orang tua,pendidik, pemerhati dan penanggungjawab pendidikan, yang padaumumnya selalu berusaha menanamkan kecerdasan spiritual terhadapanak.

Untuk sampai tujuan dan manfaat skripsi ini dilakukan kajiankepustakaan (Library research) baik terhadap literatur-literatur yangmendukung kajian ini dan literatur sekunder. Data-data dari literaturtersebut kemudian didefinisikan secara cermat sesuai dengan topikmasing-masing permasalahan yang dibahas kemudian dianalisis dandiinterpretasikan. Dan untuk menarik kesimpulan menggunakan sistemberpikir induktif, deduktif dan komperatif.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang penulis lakukan dapatdiambil kesimpulan bahwa kecerdasan spiritual itu adalah sesuatu yangberkaitan dengan ruh, semangat dan jiwa religius serta memiliki polapemikiran tauhid (integralistik) serta berprinisip hanya karena AllahSWT. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kecerdasanspiritual antara lain sumber kecerdasan itu sendiri (God spot), potensiqolbu (hati nurani) dan kehendak nafsu. Sedangkan secara umum adadua faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan yaitu; faktor genetikatau bawaan dan faktor lingkungan, baik lingkungan rumah (keluarga),lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Dan faktor laion yangmendukung terbinanya kecerdasan spiritual di antaranya; kecukupannutrisi, interfensi dini dan pendidikan di sekolah. Langkah-langkahyang harus diperhatikan orang tua dalam pembinaan kecerdasanspiritual pada anak pun harus tepat, yang diantaranya denganmengembalikan manusia (anak) pada fitrah hatinya, sehingga manusia(anak) tersebut akan mampu melihat dengan mata hatinya, mampumemilih dengan tepat dan dapat memprioritaskan segala sesuatudengan benar dengan berprinsip hanya kepada Allah SWT.

Page 2: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

2

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kepada Allah SWT, sholawat dan

salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah atas rahmat, hidayah

dan kasih sayang Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademik

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada bidang Pendidikan

Agama Islam.

Penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki

keurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini. Berkenaan dengan

selesainya penulisan skripsi ini, maka saya dengan rasa syukur dan hormat

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,

bimbingan, dan pengarahan serta dukungan moril dan materil. Dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Sururin, M.Ag dosen pembimbing skripsi.

4. Drs. H. Achmad Gholib, dosen pembimbing akademik.

5. Segenap staf dan karyawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak dan Ibu dosen serta para petugas Perpustakaan Umum dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan yang telah

memberikan kemudahan dan bantuan kepada penulis selama duduk

dibangku perkuliahan.

7. Ibunda Hj. Marnah dan Ayahanda H. sabihi. R yang tercinta dan tersayang

yang telah memberikan kasih sayangnya yang tiada tara, baik dalam

bentuk materi maupun immateri.

Page 3: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

3

8. Kakanda Etih, Yuendah, Dahrurroji, Yoyoh, M. Jeni Rahman, Iyus Sofa

dan segenap keluarga yang selalu mendukung penulis untuk

menyelesaikan studi.

9. Rindi Nawangsih suwito yang selalu mendampingi penulis dalam

pembuatan karya ini.

10. Drs. Wandih dan seluruh karyawan lembaga Putera Salemba Group.

11. Kawan-kawanku yang terbaik : Muhammad Mukhlis yang terdepan dalam

membantu pencarian referensi, Basri Susanto, Yoni, Ade, Fitri yang selalu

memberikan semangat dalam perampungan penulisan skripsi, Subhan,

Mulkan Darajat, kawan kawan PAI kelas A dan seluruh angkatan PAI

2004

Akhir kata, penuls berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama kawan-kawan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, baik sebagai bahan karya tulis, berupa informasi, perbandingan maupun

dasar untuk penelitian lebih lanjut.

Jakarta, September 2009

Penulis

Page 4: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

4

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

i

ABSTRAKSI …………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUANA Latar Belakang …………………………………………. 1

B Identifikasi Masalah ……………………………………. 8

C Pembatasan Masalah …………………………………… 8

D Perumusan Masalah ……………………………………. 9

E

F

Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………

Metodologi Penulisan…………………………………..

10

11

G Sistematika Penulisan………………………………….. 14

BAB II PERANAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK

DALAM KELUARGA

A Pengertian peranan Orang Tua Pada Pendidikan Anak… 15

B Orang Tua dalam Pemenuhan Kebutuhan Anak……….. 16

C Tanggung Jawab Orang tua Terhadap PendidikanAnak…………………………………………………….

22

BAB III MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

A Pengertian Kecerdasan Spiritual……………………….. 28

B Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual………………………….. 33

C Karakteristik Anak yang Cerdas……………………….. 38

D Fungsi Kecerdasan Spiritual………………………….... 39

E Pekembangan Jiwa Agama (Spiritual) pada Anak…….. 43

F Pengaruh SQ Terhadap IQ dan EQ……………………. 47

Page 5: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

5

BAB IV PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA

KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

A Dimensi-dimensi yang Mempengaruhi Kecerdasan

Spiritual Anak…………………………………………... 49

B Faktor-faktor yang Membantu Orang Tua dalam

Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual Anak…………….. 55

C Langkah-langkah Orang Tua dalam Pembinaan

Kecerdasan Spiritual Anak……………………………... 58

BAB V PENUTUPA Kesimpulan …………………………..………………… 53

B Saran……..……………………………………………... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dibina,

hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Apabila ia

dibiasakan pada suatu yang baik niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-sifat

baik dan akan bahagia di dunia dan akhirat, sebaliknya jika ia dibiasakan pada

kejahatan dan dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa.

Sedangkan memeliharanya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajarinya

akhlak yang baik. Oleh karena itu orang tualah yang memegang faktor kunci yang

bisa menjadikan anak tumbuh dengan jiwa Islami sebagaimana sabda Rasulullah

SAW:

او بواه يهودانهد اال يولد على الفطرة فاوما من مول. : م. ل رسول اهللا صاقيانهسجمي او انهرصىبخارالرواه ( ن(

"Bersabda Rasulullah SAW: Setiap anak dilahirkan diatas fitrahnyamaka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atauMajusi”. (Hadits riwayat Bukhari)1

Dari hadis ini dapat dipahami, begitu pentingnya peran orang tua dalam

membentuk kepribadian anak dimasa yang akan datang. Karena watak seorang

anak akan terbentuk dimulai dari lingkungan keluarga. Seorang anak akan meniru

dari kebiasaan-kebiasaan lingkungan sekitar. Dengan demikian peran orang tua

dalam memberikan pengaruh yang positif pada anak sangat dibutuhkan terutama

pada masa pertumbuhan mereka.

Dalam Al-Qur’an al-Karim surat Luqman ayat 16:

1 Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut : Dar Ahya al-Turarts al-Arabiy,tt), h.125

Page 7: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

7

)۱٦لقمان (

"(Luqman berkata) ”Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatuperbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalambumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya) sesungguhnya AllahMaha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS.Luqman : 16)

Orang tua hendaknya memperhatikan anak dari segi Muraqabah kepada

Allah SWT yakni dengan menjadikan anak merasa bahwa Allah SWT selamanya

mendengar bisikan dan pembicaraannya, melihat setiap gerak-geriknya serta

mengetahui apa yang dirahasiakan dan disembunyikan. Terutama masalah

kecerdasan spiritual (SQ) anak. SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk

memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan

tertinggi manusia.

Pada saat ini kita telah mengenal adanya tiga kecerdasan. Ketiga

kecerdasan itu adalah kecerdasan otak (IQ), kecerdasan hati (EQ), dan kecerdasan

spiritual (SQ). Kecerdasan-kecerdasan tersebut memiliki fungsi masing-masing

yang kita butuhkan dalam hidup di dunia ini. Dalam rangka mencapai pendidikan,

Islam mengupayakan pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan

seimbang, dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna

diharapkan ia dapat melaksanakan fungsi pengabdiannya sebagai khalifah di

muka bumi. Untuk dapat melaksanakan pengabdian tersebut harus dibina seluruh

potensi yang dimiliki yaitu potensi spritual, kecerdasan, perasaan, dan kepekaan.

Potensi-potensi itu sesungguhnya kekayaan dalam diri manusia yang

amat berharga. 2

Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna

ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan

pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan

2 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997) cet ke-1,h. 51

Page 8: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

8

memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena

Allah SWT”. Langkah awal untuk menanamkan kecerdasan spiritual yaitu dengan

cara mengembalikan manusia pada fitrah hatinya ”God Spot” , sehingga manusia

akan mampu melihat dengan mata hati, mampu memilih dengan tepat,

memprioritaskan dengan benar yaitu kemampuan melihat sesuatu secara jernih

dan obyektif. Dari cara melihat yang obyektif ini maka keputusan yang diambil

dalam setiap bertindak akan benar dan dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai

dengan fitrah dan suara hati.3 Menurut Al-Quran, sebelum bumi dan manusia

diciptakan, ruh manusia telah mengadakan perjanjian dengan Allah SWT, Allah

SWT bertanya kepada jiwa manusia:”...Bukankah aku Tuhanmu? Lalu ruh

manusia menjawab: ”ya”, kami bersaksi (Surat Al-A’raf ayat 172)

” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anakAdam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu)agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam)adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

Bukti perjanjian ini menurut prof. Dr. N. Dryarkara, S.J. Ialah adanya

suara hati manusia. Suara hati itu adalah suara Tuhan yang terekam di dalam jiwa

manusia. Karena itu bila manusia hendak berbuat tidak baik, pasti akan dilarang

oleh suara hatinya. Sebab Tuhan tidak mau kalau manusia berbuat tidak baik.

Kalau manusia tetap mengerjakan, perbuatan yang tidak baik itu maka suara

hatinya akan bernasehat. Dan kalau sudah selesai dia kerjakan pasti akan

menyesal.4 Lingkungan bisa berubah-ubah dalam hitungan detik tanpa bisa

diduga. Namun prinsip adalah abadi. Prinsip tidak berubah. Prinsip yang benar

3 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan SpiritualESQ (Jakarta:Penerbit Arga 2001) cet ke-1, h. 57.

4 Drs. H. Syahminan Zaini, Jalur Kehidupan Manusia menurut Al-Quran, (Jakarta: KalamMulia, 1995), h. 1.

Page 9: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

9

bukanlah sekedar siap ”proaktip” yang selama ini dikenal di barat yaitu melihat

dan berespon dengan cara yang ”berbeda” tanpa prinsip dasar yang jelas. Prinsip

dasar adalah suatu kesadaaran fitrah (awareness), berpegang kepada pencipta

yang abadi. Prinsip yang esa, prinsip yang berkeyakinan hanya kepada Allah

SWT, karena tiada Tuhan selain dia.

Kecerdasan spiritual dapat dikaitkan dengan kecerdasan ruh. Adapun

ketiadaan kecerdasan ruh akan mengakibatkan hilangnya ketenangan bathin dan

pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya kebahagiaan pada diri orang

tersebut. Besarnya kecerdasan ruh lebih besar dari pada kecerdasan hati dan

kecerdasan otak atau kecerdasan ruh cendrung meliputi kecerdasan hati dan

kecerdasan otak.5

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Ia dapat membantu manusia

menyembuhkan dan membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual ini

berada di bagian diri yang paling dalam yang berhubungan langsung dengan

kearifan dan kesadaran yang dengannya manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai

yang ada, tetapi manusia secara kreatif menemukan nilai-nilai yang baru. Setiap

manusia pada prinsipnya membutuhkan kekuatan spiritual ini, karena kebutuhan

spiritual merupakan kebutuhan untuk mempertahankan/mengembangkan

keyakinan dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan

pengampunan mencintai, menjalin hubungan dan penuh rasa percaya dengan sang

penciptanya.

Kecerdasan spiritual ini sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

ia akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk membedakan yang baik

dengan yang buruk, memberi manusia rasa moral dan memberi manusia

kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan aturan-aturan yang baru, yaitu

aturan-aturan yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Peranan orang tua sangat berpengaruh sekali dalam mendidik anak,

peranan tersebut akan berjalan dengan baik apabila diimbangi dengan

pengetahuan mereka tentang agama dan kecerdasan spiritual. Terutama sekali di

dalam pendidikan agama Islam. Di antara kaidah dasar peran orang tua dalam

5 Dedhi Suharto, Ak, Qur’anis Quotient, (Jakarta : Yayasan Ukhuwah, 2003) cet ke-1 h. 53

Page 10: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

10

mendidik anak mereka yaitu menanamkan prinsip-prinsip yang mulia dan sifat-

sifat yang terpuji dalam dirinya terlebih dahulu sejak dini , namun sayang anak

kecil yang memerlukan perhatian yang besar dari orang tua mereka terkadang

tidak sepenuhnya mereka dapatkan, karena banyak dari orang tua mereka yang

sibuk bekerja untuk mencari uang sehingga banyak pula yang menyerahkan

sepenuhnya pendidikan anak mereka kepada guru di sekolah. Yang lebih

mengkhawatirkan lagi yaitu pengasuhan balita yang seharusnya dilakukan oleh

orang tua mereka diserahkan kepada perawat atau pembantu. Contohnya anak

yang berumur empat tahun itu sangat sulit dipisahkan dari televisi. Waktunya

sehari-hari, ketika ditinggal ibu dan bapaknya bekerja, dihabiskan hanya untuk

menonton televisi. Repotnya lagi pembantu yang diharapkan bisa mengalihkannya

dari televisi itu malah suka menonton acara sinetron untuk orang dewasa. Kalau

sudah demikian, sepulangnya bekerja mereka tak lagi bermuka ramah. Yang ada

hanyalah amarah dan terkadang membentak atau mencela anaknya. Harapan

menjadikan anak yang cerdas spiritualnya makin sulit diwujudkan.6 Anak

merupakan bahagian dari masyarakat yang dipundaknya terpikul beban

pembangunan di masa mendatang, dan juga sebagai generasi penerus dari yang

tua-tua, maka dari itu orang tua harus lebih memperhatikan dan selalu

membimbing dan mendidik dengan baik, sehingga tercapailah baginya

kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat

Untuk mengantisipasi hal ini, maka Allah SWT mengingatkan kepada

orang tua agar mempertahankan keturunannya.

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirterhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

6 Majalah Noor No. 02/TH.VI/Februari 2008, h.91-92.

Page 11: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

11

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar".(QS.Anisa :9)

Ayat di atas mengisyaratkan kepada orang tua agar tidak meninggalkan

anak mereka dalam keadaan lemah. Lemah disini maksudnya adalah lemah dalam

segala aspek kehidupan seperti lemah mental, psikis, pendidikan, ekonomi

terutama lemah iman (spiritual). Anak yang lemah iman akan menjadi generasi

tanpa kepribadian. Jadi semua orang tua harus memperhatikan semua aspek

perkembangan anaknya baik itu dari segi perhatian, kasih sayang, pendidikan

mental, maupun masalah aqidah atau keimanannya. Maka bertaqwalah kepada

Allah SWT.

Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses pendidikan yang

diharapkan orang tua tidak sepenuhnya berhasil dalam membina kecerdasan

spiritual anak, terkadang nilai-nilai etika yang diajarkan guru di sekolah tidak

dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena kurang

minatnya anak pada mata pelajaran agama tersebut, sehingga orang tualah yang

mempunyai peranan yang sangat penting di dalam mendidik anak-anak mereka

karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di rumah bersama orang tuanya.

Dalam hal ini, berlaku lemah- lembutlah kepada anak, karena dengan berperilaku

lemah-lembut sangat membantu dalam menanamkan kecerdasan spiritual pada

anak, sebab anak itu besarnya nanti ditentukan bagaimana cara-cara orang tua

memdidik dan membesarkannya.

Cara- cara mendidik dan membesarkan anak diperlukan pelatihan yang

dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan dan kemudian

berubah menjadi suatu karakter seperti yang diharapkan. Apabila sikap baru itu

telah tercipta, maka secara otomatis kebiasaan lama yang buruk akan hilang

dengan sendirinya. Melatih kebiasaan kognitif umumnya lebih mudah

dibandingkan melatih kecerdasan emosi. Melatih orang untuk mengoprasikan

komputer, menghitung, menghafal daftar, menghafal sederetan angka adalah salah

satu contoh kebiasaan kognitf yang berasal dari otak kiri. Tetapi pelatihan yang

membuat orang menjadi konsisten, berintegrtas tinggi, berpikiran terbuka,

Page 12: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

12

bersikap jujur, memiliki prinsip, bersikap adil, bijaksana, atau kreatif, adalah

contoh kecerdasan emosi yang seharusnya dilatih dan dibentuk.

Dalam Al-Qur’an al-Karim surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidakmengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan danhati, agar kamu bersyukur."

Untuk memperkuat pribadi, meneguhkan hubungan, memperdalam rasa

syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan perlindungan yang selalu kita terima,

maka dirikanlah shalat, karena dengan shalat kita melatih lidah, hati, dan seluruh

anggota badan untuk selalu ingat kepada Allah SWT. A da be bera pa fak to r ya n g

m enen tu kan kece rdasan sp iritua l seseo ran g. D i a n ta ra n ya sum be r k ece rdasan itu

send iri (God-Spot), po tensi qa lbu (ha ti n u ran i) dan ke hen dak nafsu. K e tiga ha l

in i pe rlu d ik aji leb ih jauh ka re na m a nus ia d im ana pu n d i dun ia in i se la lu

m erind u kan pu ncak keagun ga n ya n g d itan da i den ga n se ga la d im en si

ek sisten s in ya ; ya itu hu b un gan ya n g ha rm on is an ta ra T uha n, m an u sia da n a la m

sek ita r. Sp iritua l a da lah ja lan yan g pa lin g ideal ya n g m em be rikan m ak n a h idu p

ba gi m an usia d i an ta ra m akh lu k A llah yan g la in .

Beranjak dari apa yang penulis paparkan di atas dapat dipahami bahwa

upaya membina kecerdasan spiritual anak perlu mendapat perhatian yang serius

dari para orang tua, yang berdasarkan kepada Al Qur’an dan Hadis karena akan

sangat berpengaruh untuk kehidupan anak dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut mendorong penulis untuk membahasnya dengan

judul “PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN

SPIRITUAL ANAK”

B. Identifikasi Masalah

Page 13: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

13

Dari permasalahan di atas maka penulis mengindentifikasikan masalah-

masalah tersebut sebagai berikut:

1. Banyak orang tua yang sibuk dan menyerahkan masalah pendidikan anak

sepenuhnya kepada pendidik (guru) di sekolah

2. Mayoritas orang tua belum memahami peran dan faktor – faktor di dalam

membina kecerdasan spiritual anak

3. Kurangnya pelatihan kecerdasan emosi dan spiritual serta langkah-langkah

yang seharusnya dibiasakan oleh orang tua kepada anak dalam kehidupan

sehari-hari

4. Nilai-nilai etika yang diajarkan orang tua dan guru di sekolah tidak

dijalani oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari

5. Kurangnya minat anak untuk menambah pengetahuan agama

6. Perhatian yang kurang dari para orang tua terhadap perkembangan

kecerdasan spiritual anak

C. Batasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari pokok masalah tersebut,

penulis membatasi masalah di atas dalam beberapa hal yaitu:

1. Peranan orang tua dalam membina kecerdasan spiritual anak

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kecerdasan spiritual anak

3. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembinaan kecerdasan

spiritual anak

Untuk menghindari terjadinya kemungkinan kesalahpahaman akan judul

ini, maka penulis memberikan penjelasan atau definisi operasional sebagai berikut

Peranan : Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan, fungsi

utama.7

Orang Tua : Orang yang sudah tua, Ibu, Bapak, orang yang dianggap

tua (cerdik, pandai), yang dimaksud penulis adalah

"Ibu dan Bapak".8

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarat :Balai Pustaka, 1990), h. 667

Page 14: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

14

Membina : Mengusahakan agar lebih baik.9

Kecerdasan Spiritual : Spritual yang berkaitan dengan ruh, semangat atau jiwa

religius yang berhubungan dengan agama, keimanan,

kesolehan, menyangkut nilai-nilai transendental yang

bersifat mental sebagai lawan material fisikal atau

jasmaniah. Jadi kecerdasan spiritual adalah kemampuan

mengaktualisasikan nilai-nilai ibadah terhadap perilaku

dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran

yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya dan

memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanya

kepada Allah SWT.10

Anak : Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam proses

perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya.11

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka

yang menjadi masalah pokok dalam skripsi ini adalah :

1) Bagaimana peranan orang tua dalam membina kecerdasan

spiritual anak ?

2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembinaan kecerdasan

spiritual ?

3) Langkah-langkah apa saja di dalam pembinaan kecerdasan

spiritual anak ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

8 Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarat : Balai Pustaka, 1982), h.688

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,…, h. 10910 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali, 1989), h. 48011 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991).

Cet II, h.250

Page 15: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

15

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kecerdasan spiritual

anak serta cara merealisasikannya dalam keluarga menurut pendidikan Islam.Dari

tujuan umum ini diperinci kepada beberapa tujuan khusus sebagai berikut:

1. Mengetahui peran orang tua di dalam membina anak

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kecerdasan

spiritual pada anak

3. Mengetahui cara membina kecerdasan spiritual anak dalam keluarga

4. Mengetahui langkah-langkah pembinaan kecerdasan spiritual

Adapun manfaat penelitian :

1. Bagi anak :

Menjadikan anak merasa bahwa Allah SWT selamanya mendengar

bisikan dan pembicaraannya, melihat setiap gerak-geriknya serta

mengetahui apa yang dirahasiakan dan disembunyikan, sehingga

tumbuh kesadaran untuk tidak berbuat kesalahan dan kebohongan

dalam kehidupan sehari-hari.

Tumbuhnya rasa keterikatan anak dengan orang dewasa,

khususnya orang tua (ayah dan ibu) yang mempengaruhi

perkembangan spiritualnya sehingaga anak pun merasa aman dan

mempercayai lingkungan di sekitarnya.

Membiasakan anak pada tindakan-tindakan yang berpedoman pada

nilai-nilai keberagaman sehingga akan terbentuk kepribadian anak

yang luhur.

2. Bagi Orang Tua :

Memotivasi para orang tua untuk lebih giat dalam membina mental

spiritual anak.

Memberikan informasi kepada orang tua mengenai pembinaan

kecerdasan mental spiritual pada anak.

Menumbuhkan kesadaran orang tua agar merealisasikan nilai-nilai

agama dalam kehidupan sehari-hari

Page 16: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

16

3. Bagi Guru : Mengetahui teori-teori, faktor-faktor dan langkah-langkah

penanaman nilai-nilai kecerdasan spiritual bagi para peserta didik

dalam proses belajar mengajar.

4. Bagi Lembaga :Merealisasikan teori-teori kecerdasan spiritual dengan

melakukan pembinaan dan pelatihan SQ di lembaganya .

F. Metodologi Penelitan

Jenis penelitian yang digunakan, penulis menggunakan penelitian

kepustakaan (library reseach), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

membaca, mempelajari, dan meneliti buku- buku, kitab-kitab, majalah, surat

kabar, dan sumber lain yang berkaitan dengan tema skripsi ini.

Adapun data-data yang digunakan pada penelitian ini dibagi dalam dua

kategori, yaitu :

1. Sumber data primer

a. Buku Emotional Spiritual Quotient (ESQ), karangan Ary Ginanjar

Agustian terbitan Arga Cet IV tahun 2001

Buku rujukan ini memberi inspirasi penulis untuk memilih judul

dalam penulisan skripsi ini. Buku ini pun menjelaskan tentang arti

pentingnya kecerdasan spiritual (SQ), teori yang diungkapkan dalam

buku ini selalu dihubungkan dengan penglaman-pengalaman dan

contoh-contoh hidup. Sehingga isinya mudah ditangkap. Buku

Emotional Intelligence, karangan Daniel Goleman dengan alih bahasa

T. Hermaya terbitan PT Gramedia Pustaka Utama. Cet IX tahun 1999

b. Buku Kecerdasan Ruhiyah, (Trancendental Intelligence) karangan

K.H. Toto Tasmara terbitan Gema Insani Press. Cet I tahun 2001

Buku ini berisikan tentang pentingnya kecerdasan ruhiah,

kecerdasan ruhiah bertumpu pada ajaran cinta (mahabbah) dalam hal

ini, kecerdasan ruhiah dapat dikaitkan dengan kecerdasan spiritual.

Dan, cinta yang dimaksudkan dalam buku ini adalah keinginan untnk

memberi dan tidak memiliki pamrih untuk memperoleh imbalan.

Tetapi sebuah kepedulian yang sangat kuat terhadap moral agama

Page 17: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

17

(spiritual) dan kemanusiaan. Cinta berarti kemampuan untuk membuka

pintu pemaafan serta jauh dari sikap dendam dan benci. Mereka yang

cerdas secara ruhaniah itu adalah tipikal jiwa yang tenang (nafsul

muthma’innah), karena mereka sadar bahwa hidup hanyalah kedipan

mata, bergerak, kemudian diam, gemuruh lantas senyap, hidup untuk

mengabdi kepada Allah SWT.

c. Buku Emotional Intelligence, karangan Daniel Goleman dengan alih

bahasa T. Hermaya terbitan PT Gramedia Pustaka Abadi Utama. Cet

IX tahun 1999.

Buku ini berisikan tentang kesanggupan untuk mengendalikan

dorongan emosi, untuk membaca perasaan terdalam orang lain, hal ini

sangat terkait dengan kecerdasan spiritual. Warisan genetik memberi

kita serangkaian muatan emosi tertentu yang menentukan tempramen

kita. Tetapi, jaringan otak yang terlibat sangat mudah dibentuk-bentuk,

karena tempramen bukanlah takdir. Kecerdasan emosi dapat

meningkat dan terus ditingkatkan sepanjang kita hidup.12 Kemudian

sebuah pertanyaan, mekanisme pelatihan apa yang mampu

memberikan suatu pelatihan kecerdasan emosi yang bisa berjalan

seumur hidup, atau pelatihan jenis apa yang bisa didapatkan pada

lembaga training modern saat ini. Karena pada umumnya sejumlah

training yang dilakukan memberi implikasi sesaat, dan relatif terbukti

bahwa pelatihan sesingkat itu tidak banyak memberikan arti dalam

pembentukan karakter. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah

kemampuan memberi makna ibadah dalam setiap perilaku dan

kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah,

menuju manusia seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran

tauhid (integralistik), serta berprinsip hanya karena Allah SWT13

12 Goleman Emotional Intelligence, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1999). Cet IXh. 286

13 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual ESQ,( Jakarta : Agra , 2001) Cet. Ke-1, h. 57

Page 18: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

18

d. Buku Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, karangan DR.

Makmun Mubayidh terjemahan Muhamad Muchson Anasy, S.HI,

terbitan Pustaka Al-Kautsar tahun 2006

Buku ini menyajikan tentang peran orang tua dalam mengarahkan

dan meningkatkan potensi dan kecerdasan spiritual anak yang telah

Allah SWT karuniakan pada diri anak tersebut. Dalam buku ini juga

mengkaji tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam

membina kecerdasan spiritual anak dalam keluarga.

e. Buku Agar Anak tidak Durhaka, karangan As’ad Karim al-Faqi

terbitan Gema Insani, Cet II tahun 2006

Kajian dalam buku ini tentang bagaimana mewujudkan pendidikan

islam bagi anak sejak dini, agar kelak mereka tidak menjadi anak yang

durhaka kepada orang tuanya.

2. Sumber data sekunder

a. Buku Ilmu Jiwa Agama, karangan DR Sururin, M.Ag terbitan PT Raja

Grafindo Persada. Cet I tahun 2004

b. Buku The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiaasaan Manusia

yang sangat Efektif) karangan Stephen R. Covey dengan alih bahasa

Drs. Budijanto terbitan Binarupa Aksara. Cet I tahun 1997

c. Buku Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, karangan DR. Ahmad

Tafsir terbitan PT Remaja Rosda Karya. Cet IV tahun 2004

d. Buku Filsafat Pendidikan Islam, karangan Prof DR. H. Abuddin Nata,

MA terbitan PT Logos Wacana Ilmu. Cet IV tahun 2001

e. Buku Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, karangan Hasbullah, Ed Revisi

terbitan PT Raja Grafindo Persada tahun 2006

f. Majalah Tarbawi, edisi 198 th.10, Rabiul Awal ; 1430 H 5 Maret 2009

g. Majalah Noor No. 02/TH.VI/Februari 2008

h. Sumber-sumber lain yang berkaitan

Page 19: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

19

Sedangkan pengelohan data yang telah diperoleh menggunakan metode

komperatif, deduktif dan induktif 14.

1. Komperatif : Membandingkan beberapa pendapat, gunanya untuk

mencari kebenaran serta kesempurnaan dalam penulisan.

2. Deduktif : Menarik kesimpulan dari keadaan yang bersifat umum

kepada hal yang bersifat khusus

3. Induktif : Mempelajari suatu hal untuk menentukan hukum yang

bersifat umum

G. Sistematika Penulisan

Untuk membentuk jalan pikiran yang sistematis, oleh karena itu

pembahasan pada skripsi ini terdiri dari bab-bab dan sub bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, penjelasan judul, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : pada bahasan ini berisikan pengertian peranan orang tua,

kedudukan orang tua, dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga.

BAB III : Dalam bab ini berisikan tentang pengertian kecerdasan spiritual

dan kecerdasan spiritual pada anak

BAB IV: Pada bab ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kecerdasan spiritual, langkah-langkah pembinaan kecerdasan spiritual dan

pentingnya membina kecerdasan spiritual anak dalam keluarga.

BAB V : Saran dan Kesimpulan

14 Safurrahaman Nawaw & Drs. Ahmad Zayadi, Petunjuk Praktis Menulis Karya Ilmiah,(Ponorogo : Darussalam Press 1994) cet. II h. 16

Page 20: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

20

BAB II

PERANAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK DALAM

KELUARGA

A. Pengertian Peranan Orang Tua Pada Pendidikan Anak

Peranan berasal dari kata dasar "peran" yang ditambahkan akhiran an,

peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama

yang dilakukan.15

Orang tua memiliki arti ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua

(cerdik, pandai, dan para ahli).16 Dengan demikian yang dimaksud dengan

peranan orang tua adalah tugas utama yang harus dilaksanakan ayah dan ibu

kandung.

Peran utama dari orang tua yaitu mendidik anaknya agar kelak menjadi

anak yang baik dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Mendidik anak

adalah membantu dengan sengaja pertumbuhan anak dalam mencapai

kedewasaannya.17 Karena pada diri anak terdapat kesatuan jasmani dan rohani,

sekurang-kurangnya bantuan pertumbuhan jasmani ini sudah dapat diberikan

sejak anak masih di dalam kandungan. Bantuan ini dapat berwujud makanan ibu

yang diusahakan sehat dan lengkap, artinya begizi tinggi dan mengandung zat-zat

15 Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998),Cet.II, h. 667

16 Wjs. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarata : Balai Pustaka, 1982), h.688

17 Drs R.I Suhartin Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini (Jakarta, Baatara,1980) h. 1

Page 21: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

21

yang berguna secara lengkap. Kekurangan zat-zat itu akan mengakibatkan si anak

“menyedot” bagian-bagian tubuh si ibu. Misalnya, apabila si ibu kurang makan

zat kapur, bayi akan “menyedot” zat kapur dari ibunya. Tidak jarang gigi itulah

yang menjadi sasaran, sehingga mudah keropos. Di samping itu, usahakan jangan

sampai si ibu menderita sakit atau berpenyakit, lebih-lebih rahimnya. Dengan

usaha-usaha ini diharapkan anak akan lahir dengan kondisi tubuh yang sehat.

Dengan demikian bantuan pertumbuhan jasmani sudah dapat diberikan

sejak anak masih berada dalam kandungan. Sedangkan bantuan pertumbuhan

rohani juga dapat diberikan, namun bantuan yang diberikan secara langsung

belum dapat dilakukan, tetapi bantuan yang dapat dilakukan bersifat tidak

langsung. Bayi yang ada dalam kandungan itu sudah dapat bereaksi terhadap

rangsangan yang datang dari si ibu, misalnya kejutan pihak ibu atau perasaan-

perasaan yang amat tertekan. Oleh karena itu, disarankan selama ibu mengandung

hendaknya selalu dalam keadaan tenang dan sejahtera. Di samping itu, karena

manusia merupakan kesatuan jasmani dan rohani, kesehatan jasmani dan rohani

yang baik memungkinkan kesehatan rohani yang baik pula. Apabila jasmaninya

sehat, dapat diharapkan jiwanya akan sehat pula.18 Terutama ketika mengandung

diusahakan agar orang tua terutama si ibu agar membiasakan membaca Al Quran,

shalawat dan dzikir sesering mungkin.

B. Orang Tua Dalam Pemenuhan Kebutuhan Anak

Pendidikan yang didapatkan seorang anak di dalam lingkungan keluarga

sangat penting, karena pendidikan yang didapatkannya banyak sedikit

menentukan masa depan anak itu sendiri.

Ada banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada anak, salah

satunya yaitu dengan cara memberikan perhatian pada anak dengan tidak

18 Drs R.I Suhartin Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini (Jakarta, Batara,1980),…, h. 2

Page 22: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

22

mengikat dan membatasi ruang gerak atau aktivitas anak. Orang tua berhak dalam

memberikan perhatiannya kepada anak, orang tua juga harus menyadari bahwa

anak pasti akan merasakan dan memerlukan apa yang menjadi kebutuhan dalam

hidupnya, baik itu kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

ini dapat digolongkan depada 2 golongan pokok, yaitu;

a. Kebutuhan fisik (jasmaniah) yang primer, seperti makan, minum,

dan lain sebagainya

b. Kebutuhan fsikhis dan social (rohaniah) yang skunder.19

Keluarga merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat negara yang

luas. Keluarga adalah lapangan pendidikan yang pertama kali, dan pendidiknya

adalah orang tua. Ayah dan ibu merupakan pendidik kodrati yang diberi anugerah

oleh Allah SWT berupa naluri kasih sayang, dengan naluri tersebut mereka

merasa bertanggung jawab untuk memelihara, merawat, mengawasi,

membimbing, serta melindunginya.20

Kebutuhan fisik (jasmaniah) merupakan kebutuhan yang sangat penting

dan harus diperhatikan demi untuk memperhatikan dan demi untuk

mempertahankan kelangsungan hidup, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak

terpenuhi maka akan hilanglah keseimbangan tubuh.

Sedangkan kebutuhan psikhis (ruhaniah) merupakan kebutuhan yang

berhubungan dengan psikhis yang mana semuanya harus dipenuhi, jika tidak

maka akan mengkibatkan kegelisahan dalam diri seseorang dan perasaan yang

tidak enak.

Adapun kebutuhan - kebutuhan manusia diantaranya;

a. Hemeostatis, yaitu kebutuhan yang dituntut tubuh dalam proses

penyesuaian diri dengan lingkungan.

b. Regulasi temperatur, yaitu penyesuaian tubuh dalam usaha mengatasi

kebutuhan akan perubahan temperatur badan.

c. Tidur

19 Zakiah Darajat. Pendidikan Islam Dalam Islam Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta :Bulan Bintang , 1975). Cet III, h. 13.

20 Sri Harini & Aba Firdaus al-Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyakarta : KreasiWacana, 2003), Cet. I, h. 35

Page 23: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

23

d. Lapar

e. Seks, yaitu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan jenis,

kebutuhan ini sebagai kebutuhan vital pada manusia sehingga sering

mendatangkan pengaruh negatif.

f. Melarikan diri, yaitu kebutuhan manusia akan perlindungan dan

keselamatan jasmani dan rohani.

g. Pencegahan, yaitu kebutuhan manusia untuk mencegah terjadinya reaksi

melarikan diri

h. Ingin tahu

i. Humor, yaitu kebutuhan untuk mengendorkan beban kejiwaan yang

dialaminya.21

Dalam keragaman dan perbedaan kebutuhan-kebutuhan jiwa manusia yang

banyak itu, ada juga kebutuhan jiwa yang dirasakan oleh setiap orang, yaitu

kebutuhan-kebutuhan yang akan mendorong serta mengendalikan perbuatan dan

tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kebutuhan-kebutuhan

tersebut yaitu kebutuhan rasa kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa

dilindungi.

Menurut pendapat al-Ghazali orang tua dikatakan sebagai pendidik anak,

sebab anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara

cemerlang, bersih dari segala gambaran, ia mampu menerima segala yang

dicondongkan kepadanya, maka bila anak dibiasakan ke arah kebaikan jadilah ia

pribadi yang baik, tetapi bila terbiasa dengan keburukan, celaka dan rusaklah

pribadinya.22

Di samping orang tua memiliki kekuasaan untuk mendidik, mereka juga

mempunyai tugas kekeluargaan yakni memelihara keselamatan kehidupan anak

baik moril maupun materil. Jadi keluarga tidak hanya menjadi persekutuan hidup

antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi pendidik pertama bagi

21 Djalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997). Cet - II, h. 80-84

22 H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah &Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 72

Page 24: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

24

perkembangan rohani maupun jasmani. Pendidikan yang pertama kali ini akan

membawa pengaruh yang signifikan dalam perjalanan hidup selanjutnya.

Orang tua merupakan pembentuk pribadi pertama dalam hidup anak, baik

sikap dan cara hidup mereka. Hal ini ialah unsur-unsur pendidikan yang tidak

langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam kepribadian anak yang sedang

tumbuh. Oleh karena itu kehidupan keluarga memiliki pengaruh yang paling

mendasar bagi perkembangan anak.

Berikut ini beberapa fungsi dan peranan kedudukan orang tua dalam

mendidik anak dalam keluarga23

a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak

Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus

disadari dan dimengerti oleh keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam

lingkungan keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri

dari ikatan keluarga.

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang

merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan

keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di

dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah

yang pertama dan utama. Pertama, maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia

disebabkan kedua orang tuanya. Mengingat orang tua adalah orang dewasa, maka

merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap anak. Kewajiban orang tua

tidak hanya sekedar memelihara eksistensi anak untuk menjadikannya kelak

sebagai seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu

yang tumbuh dan berkembang.

Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab

pada pendidikan anak. Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak

dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan

23 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006)h. 39

Page 25: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

25

dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong

dirinya sendiri.

b. Menjamin Kehidupan Emosional Anak

Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan

simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tenteram, suasana percaya

mempercayai.

Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional,

spiritual dan kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau berkembang

dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dan anak

didik, selain itu pun orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik, sehingga

hubungan tadi dapat berjalan baik dengan didasarkan atas rasa cinta dan kasih

sayang yang murni.

Kehidupan spiritual dan emosional ini merupakan salah satu faktor yang

terpenting dalam membentuk pribadi anak. Berdasarkan penelitian, terbukti

adanya kelainan-kelainan di dalam perkembangan pribadi individu yang

disebabkan aleh kurang berkembangnya kehidupan emosional ini secara wajar,

antara lain sebagai berikut.24

1. Anak-anak yang sejak kecil dipelihara di rumah yatim piatu, panti asuhan

atau di rumah sakit, banyak mengalami kelainan-kelainan jiwa seperti

menjadi anak yang pemalu, agresif dan lain-lain yang pada mulanya

disebabkan kurang terpenuhinya rasa kasih sayang, yang sebenarnya

merupakan bagian dari emosional anak.

2. Banyaknya terjadi tindak kejahatan atau kriminal, dan penelitian

menunjukkan, bahwa tumbuhnya kejahatan tersebut karena kurangnya rasa

kasih sayang yang diperoleh anak dari orang tuanya. Penyebabnya

kesibukan orang tua, suasana yang tidak religius, broken home dan

sebagainya.

c. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral

bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai

24 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,...,h.

Page 26: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

26

teladan yang dapat dicontoh anak. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara

menyatakan bahwa:

“Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang

pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa

pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sikap kuat

dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya.”25

Memang biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh anak.

Teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif, yakni penyamanan diri dengan

orang yang ditiru, dan hal ini penting sekali dalam rangka pembentukan

kepribadian. Segala nilai yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang

disenangi dan dikaguminya, dan dengan melalui inilah salah satu proses yang

ditempuh anak dalam mengenali nilai.

d. Menberikan Dasar Pendidikan Sosial

Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam

peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga

merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat

dibentuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa

tolong-menolong, gotong royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau

tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan

dan keserasian dalam segala hal.26

e. Peletakan Dasar-dasar Keagamaan (spiritual)

Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, di samping

sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah

pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transformasi

nilai-nilai spiritual (keagamaan) ke dalam pribadi anak.

25 Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Karya Ki Hajar Dewantara Bagian I,(Yogyakarta, 1962), h. 71. dikutip Soewarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta, AksaraBaru, 1985), h. 69

26 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2006),..., h. 45

Page 27: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

27

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-

dasar hidup beragama. Dalam hal ini tentu saja terjadi pada keluarga. Anak-anak

seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid bersama-sama untuk menjalankan

ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah keagamaan, kegiatan

seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Kenyataan

membuktikan, bahwa anak yang semasa kecilnya tidak tahu menahu dengan hal-

hal yang berhubungan dengan hidup keagamaan, tidak pernah pergi bersama

orang tua ke masjid atau tempat ibadah untuk melaksanakan ibadah,

mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah dan sebagainya, maka setelah

dewasa mereka itupun tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan. Kehidupan

dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami

suasana hidup keagamaan.

C. Tangung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Pendidikan anak pada dasarnya merupakan tanggungjawab orang tua,

karena orang tua merupakan tempat awal kehidupan bagi seorang anak, dan orang

tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara

alami anak pada masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah keluarga.

Syariat Islam membebankan kepada orang tua tanggung jawab ini karena anak-

anak akan mewarisi akhlak orang tuanya dan sifat-sifat mereka secara umum. Hal

itu terjadi karena orang tua merupakan pihak pertama yang mendidik mereka,

sehingga pengaruh orang tua akan amat besar dan penting bagi anak- anak.27

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya

meliputi hal-hal berikut.28

a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih sayang yang menjiwai hubungan

orang tua dan anak. Kasih sayang orang tua yang ikhlas dan murni akan

mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk

mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya

27 As’ad Karim al- Faqi, Agar Anak tidak Durhaka (Jakarta, Gema Insani, 2005). Cet I h.43

28 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006)h.,,,.44 - 46

Page 28: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

28

b. Pemberian motivasi kewajiban moral dan spiritual sebagai konsekuensi

kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Adanya tanggung jawab moral

ini meliputi nilai-nilai agama atau spiritual, penanaman sikap beragama sangat

baik pada masa anak-anak. Pada masa anak-anak (usia 3 sampai 6 tahun)

seorang anak memiliki pengalaman agama yang asli dan mendalam, serta

mudah berakar dalam diri dan kepribadiannya. Hal tersebut merupakan faktor

yang sangat penting melebihi yang lain, karena pada saat itu anak mempunyai

sifat wordering atau heran sebagai salah satu faktor untuk memperdalam

pemahaman spiritual reality.

Pada periode ini peranan orang tua dirasakan sangat penting melalui

pembiasaan, misalnya orang tua sering mengajak anak-anaknya ke tempat-

tempat ibadah, sebagai penanaman dasar yang akan mengarahkan anak pada

pengabdian yang selanjutnya, dan mampu menghargai kehadiran agama dalam

bentuk pengalaman dan pengamalan dengan penuh ketaatan.

Dengan demikian penanaman agama (spiritual) yang dimiliki anak sejak kecil

ini betul-betul tertanam dan berkesan pada dirinya.

c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan

menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.

Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab

kekeluargaan yang dibina oleh darah, keturunan dan kesatuan keyakinan.

Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa kasih

sayang yang ikhlas, dan kesediaan mengorbankan segala-galanya hanya untuk

melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak dalam membimbing

mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna,

sebagaimana yang diharapkan. Begitu juga diharapkan dapat melatih sikap

mandiri dan mampu mengambil keputusan sendiri serta stabil dalam

kehidupannya.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dasar-dasar

tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, terutama dalam konteks pendidikan.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-

menerus perlu dikembangkan pada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang

Page 29: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

29

dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tapi telah

didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman.

Adapun pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua, menurut

Zakiyah Darajat dan kawan-kawan sekurang-kurangnya dalam bentuk sebagai

berikut :

1. memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggungjawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup

manusia.

2. melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan-gangguan penyakit dan dari

penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan

falsafah hidup dan agama yang dianutnya.

3. memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak

memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan

seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4. membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.29

Adapun bentuk pendidikan yang perlu disadari dan dilaksanakan oleh

orang tua terhadap anaknya antara lain adalah :

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan karena anak memerlukan makan,

minum, dan perawatan agar ia dapat hidu secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik jasmani dan rohani dari

gangguan berbagai penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi hidupnyam, sehingga apabila telah dewasa ia mampu berdiri

sendiri dan membantu orang lain serta melaksanakan kkhalifahannya.

29 Zakiah Darajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Logos. 1999). Cet –I h. 38

Page 30: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

30

d. Memberikan bekal kepada anak untuk kehidupan di dunia dan akhirat

berupa pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai

tujuan akhir hidup muslim.30

Dari macam-macam bentuk tanggung jawab orang tua dalam pendidikan

anak di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan yang diberikan oleh orang tua

kepada anak hendaknya berwawasan pendidikan manusia seutuhnya meskipun

dalam bentuk penanaman dasar-dasar, sehingga dalam pelaksanaan tanggung

jawab tersebut secara tidak langsung dapat mencapai tujuan yang diinginkan

sebagaimana tercantum dalam UU No.20 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut “ Berekembangnya potensi

peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dam

menjadi warga Negara yang demokratis dan bertangung jawab”.31

Pendidikan yang telah diberikan orang tua kepada anak akan membawa

suatu pengaruh, dan besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung kepada anak

yang bersangkutan, serta cara orang tua dalam memberikan pendidikan yang

berlangsung.

Sedangkan menurut pendapat Abdullah Ulwan, tanggung jawab utama

orang tua dalam pendidikan anak ialah pendidikan jasmaniah dalam bentuk

pemenuhan nafkah, yaitu penyediaan pangan, sandang dan papan yang baik agar

anak tumbuh sehat dan kuat.32

Namun pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak hendaknya

tidak hanya dalam bentuk pendidikan jasmaniah saja tetapi juga pendidikan

rohaniah, meskipun Ulwan sendiri lebih menekankan pada pendidikan jasmani,

tetapi dari segi kepentingan pendidikan bagi anak tidak mengutamakan satu

bentuk pendidikan atas dasar pendidikan yang lainnya. Ulwan juga berpendapat

bahwa tanggungjawab pendidikan anak terdiri dari :

30 H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), Cet-I, h. 6431 Asarorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, Analisis Kronologis Atas

Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta : elSAS, 2006), Cet. I, h. 1432 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos. 1999). Cet ke I, h. 90

Page 31: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

31

a. Pendidikan iman, yang dimaksud dengan pendidikan iman disini adalah

mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun islam, dan dasar-dasar

syariah, sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu.

b. Pendidikan moral, yang dimaksud dengan pendidikan moral adalah

pendidikan tentang prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak

(tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa

pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf yakni siap mengarungi lautan

kehidupan.

c. Pendidikan fisik (jasmani), pendidikan fisik disini dimaksudkan agar anak-

anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan

bersemangat.

d. Pendidikan rasio (intelektual), yang dimaksud dengan pendidikan rasio

adalah membentuk (pola) pikir anak dengan segala sesuatu yang

betmanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan dan peradaban. Dengan

demikian, pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dan

sebagainya.

e. Pendidikan psikhis (jiwa), yang dimaksud dengan pendidikan kejiwaan

adalah mendidik anak supaya bersikap berani terbuka, mandiri, suka

menolong, bias mengendalikan amarah dan senang pada seluruh bentuk

keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.33

f. Pendidikan sosial, yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah

mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang

baik, dasar-dasar kejiwaan yang mulia dan bersumber pada akidah

Islamiyah yang kekal dan perasaan keimanan yang mendalam, agar

ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berprilaku yang

baik, keseimbangan akal yang matang dan bijaksana.

g. pendidikan seksual, yang dimaksud dengan pendidikan seksual adalah

upaya pengajaran penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah

yang seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang

33 Abdullah Nashib Ulwan, pendidikan Anak Dalam Islam. Terjemahan Jamaluddin Miri(Jakarta : Pustaka Amanah, 1998), h. 151-595

Page 32: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

32

berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Hal ini dimaksudkan agar

jika anak telah tumbuh dewasa, ia telah mengetahui masalah-masalah yang

diharamkan dan yang dihalalkan.34

34 Abdullah Nashib Ulwan, pendidikan Anak Dalam Islam. Terjemahan Jamaluddin Miri(Jakarta : Pustaka Amanah, 1998), h. 151-595

Page 33: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

33

BA B III

M EM BIN A K ECERDA SAN SPIRITUAL AN AK

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri dari gabungan kata

kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yaitu sempurna

perkembangan akal budi untuk berpikir dan mengerti.35 Sedangkan spiritual

berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa latin yaitu spritus yang berarti

nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada energi batin yang non jasmani

meliputi emosi dan karakter.36 Dalam kamus psikologi spirit adalah sustu zat atau

makhluk immaterial, biasanya bersifat ketuhanan menurut aslinya, yang diberi

sifat dari banyak ciri karekteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat, vitalitas

energi disposisi, moral atau motivasi.37

Danah Zohar dan Ian Marshal mengatakan bahwa:

"kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi perilaku atauhidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasanuntuk menilai bahwa hidup seorang lebih bermakna bila dibandingkandengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untukmemfungsikan IQ dan EQ secara efektif bahkan SQ merupakankecerdasan tertinggi manusia".38

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang paling tinggi, bahkan kecerdasan inilah yang dipandang berperan

35 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta BalaiPustaka, 1993) Cet. Ke-2, h. 186

36 Toni Buzan, kekuatan ESQ: 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual,terjemahan Ana Budi Kuswandi, (Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003) Cet. Ke-1, h. 6

37 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pres, 1989 ) Cet. Ke-1, h. 48038 Danah zohar dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam

Integralistik dan Holistik Untuk Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2001) Cet ke-II, h.4

Page 34: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

34

memfungsikan kecerdasan IQ dan EQ. sebelum kecerdasan ini ditemukan, para

ahli sangat bangga dengan temuan adanya IQ dan EQ, sehingga muncullah suatu

paradigma di masyarakat bahwa otak itu adalah segala-galanya, padahal nyatanya

tidaklah demikian.

Dengan demikian dapat dimaknai bahwa yang dimaksud dengan

kecerdasan piritual adalah kemampuan yang sempurna dari perkembangan akal

budi untuk memikirkan hal-hal di luar alam materi yang bersifat ketuhanan yang

memancarkan energi batin untuk memotivasi lahirnya ibadah dan moral.

Kekuatan spiritual atau ruhiyah yang terdapat dalam diri seseorang

merupakan kekuatan yang besar dan dahsyat. Kekuatan ruhiyah ini bahkan

menjadi kekuatan penghubung antara manusia dan Allah SWT sebagai khalik".39

Sementara itu kekuatan jasadiyah yang ada pada manusia sangat terbatas. Ia

hanya mengetahuai apa yang diketahuai oleh panca indera saja. Demikian pula

halnya dengan kekuatan akal yang dibatasi oleh waktu dan tempat. Kekuatan

spiritual ini tidak pernah dibatasi oleh apapun.

Islam sangat memperhatikan sekali tentang kekuatan ruhiyah atau spiritual

ini. Kekuatan ini merupakan sentral bagi manusia. Hal tersebut juga merupakan

kekuatan penghubung yang bisa menghubungkan manusia dan Allah SWT. Islam

memiliki cara sendiri dalam melakukan pendidikan ruhiyah ini, yaitu dengan cara

mengintensifkan komunikasi dengan Allah SWT setiap saat.

Selanjutnya Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah pada setiap perilaku

dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju

manusia seutuhnya (hanif), dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik),

serta berprinsip hanya karena Allah SWT.40

Dengan demikian berarti orang yang cerdas secara spiritual adalah orang

yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ketuhanan sebagai manifestasi dari

aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari dan berupaya mempertahankan

39 Khalid Ahmad Syantut, Melejitkan Potensi Moral Spritual Anak, (Bandung : Syamil,2007), h. 90

40 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & SpiritualESQ,…57

Page 35: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

35

keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupannya, sebagai wujud dari

pengalamannya terhadap tuntutan fitrahnya sebagai makhluk yang memiliki

ketergantungan terhadap kekuatan yang berada di luar jangkauan dirinya yaitu

sang maha pencipta.

Kebutuhan akan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan

keyakinan, mengembalikan keyakinan, memenuhi kewajiban agama, serta untuk

menyeimbangkan kemampuan intelektual dan emosional yang dimiliki seseorang,

sehingga dengan kemampuan ini akan membantu mewujudkan pribadi manusia

seutuhnya.

Untuk keperluan ini perlulah kiranya Allah SWT mengutus seorang Rasul

yaitu Muhammad SAW untuk mengajarkan mereka kitab (al-Quran) dan hikmah,

sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya Q.S. Al- jum'ah, 62:2

" Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (AsSunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalamkesesatan yang nyata".

Spiritual dalam Islam identik dengan kecerdasan ruhaniyah yang pada

dasarnya tahap pencerdasan ruh ini dapat kita mulai sejak pra kehamilan, dan

dapat terus kita bangun sejak balita hingga dewasa.

Setiap pemeluk agama yang memiliki eksistensi Allah SWT selaku

penciptanya, maka pada dirinya tumbuh spiritualitas tersebut. Keinginan

mempertahankan keyakinan dalam diri dalam kehidupan ini ada yang mengatur

dan mengendalikannya, itupun cabang dari spiritualitas. Pengabdian diri

seutuhnya terhadap Ilahi merupakan hasil dari kerja keras spiritual yang

membumi pada setiap jiwa. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa

spiritualitas menjadi "pusat aktifitas" setiap manusia. Segala perilaku pada

akhirnya harus dipersepsikan sebagai serpihan spiritualitas, baik maupun jahat.

Page 36: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

36

Hanya saja, evaluasi baik dan jahat dengan sendirinya itu akan terkontiminasi oleh

perilaku sosiologis suatu masyarakat, sehingga serpihan spiritual akan mengerucut

dan mengumpul dalam kehidupan manusia. Maka, yang baik di suatu tempat

tertentu belum tentu baik di tempat lain, lantaran semua lini historis dan sosiologis

manusia memiliki serpihan "pengalaman suci" yang bebeda-beda pula.

Dalam memahami spiritual ini, sains pun tidak bisa berdiri sendiri. Sains

tetap membutuhkan instrument-instrument, lantaran lain dari yang kelihatan, atau

yang luar biasa. Ada dua instrument yang lazim digunakan dalam dunia spiritual

ini yang satu bersifat kolektif dan lainnya bersifat privasi. Yang bersifat kolektif

itu bagi suku, masyarakat, peradaban, atau tradisi adalah instrument wahyu yang

ada dalam teks suci, sedangkan bagi masyarakat yang tidak kenal baca tulis

(primitif), instrument yang digunakan adalah mitos yang termuat dalam legenda-

legenda mereka. Jika seseorang dibesarkan dalam tradisi tulis baca yang

mengajarkan gambaran antropomorfis Tuhan yang berasal dari teks-teks suci, ia

niscaya menganggap kebenaran sebagai sesuatu yang muncul dari pemahaman

bawah sadarnya tentang teladan-teladan spiritual. Ini terjadi karena pada akhirnya

petualangan manusia, ternyata roh (dimensi Ilahiyah yang terdapat dalam diri

manusia) dan yang tidak terbatas (dimensi Ilahi yang terdapat dalam finalitas

transpersonal Tuhan) identik41

Ketika dimensi roh berfungsi seoptimalnya, meskipun kita mendapati

tubuh yang kasar, kepribadian kemanusiaan, hubungan dan tanggung jawab yang

sama seperti sebelumnya, perjalanan atau kebiasaan ini telah berubah secara

dramatis, kesadaran menjadi lensa mendapati Tuhan memandangi dunia fisik

sehingga "kita" menjadi mata yang melaluinya Tuhan "melihat" sehingga Tuhan

melihat, maka penglihatan kita adalah penglihatan Ilahi. Dalam perumpamaan ini

terkandung esensi tasawuf.

Kisah tentang turunnya setiap jiwa ke dalam eksistensi, pengalamannya

dalam penderitaan yang diakibatkan oleh perpisahan dari keberadaannya yang

sejati, dan perjalanan kembali serta kesadarannya kembali kepada hakikat

41 Sayyed Hossein Nasr, Antara Tuhan, Manusia dalam Alam; Jembatan Filosofis danReligius Menuju Puncak Spiritual,…,h. 10

Page 37: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

37

Ilahiyah. Sebab sejak jiwa mendapatkan bentuk fisiknya, kenangan akan

lingkungan samawi tempat ia berasal menjadi kabur, yang teringat hanyalah hal-

hal yang terjadi pada diri sejak dilahirkan. Tetapi pengetahuan yang hilang

mengenai alam semesta tetap tersimpan di alam bawah sadar. Seperti pakar

arkeologi yang menggali-gali berlapis-lapis batuan, dapat diketahui kembali

pengetahuan itu dengan memperdalam dan memperluas kesadaran melalui shalat,

meditasi, dan pemujaan. Dapat dirasakan bagaimana kesadaran sebelum lahir

ketika kita melihat cahaya di mata seorang bayi.42

Sesungguhnya rahasia tasawuf adalah beralih dari sudut pandang pribadi

yang sempit ke sudut pandang Ilahi. Secara sederhana, keberadaan kita terdiri dari

dua kutub kesadaran, diri individual yang pribadi sifatnya dan diri Ilahi yang lebih

mulia. Di dalam kutub dimensi kesadaran pribadi itulah mengalami kendala dan

batasan. Sementara kita mengira bahwa keadaan merupakan penyebab frustasi ini.

Penyebab yang sesungguhnya adalah tidak sadar akan diri yang lebih mulia. Jadi

tujuan meditasi trans-personal dari keberadaan ini.

Dari penjelasan ini, dapat dipahami bahwa spiritualitas adalah bagian dari

tasawuf yang mengharapkan lahirnya kesadaran pribadi akan hakikat diri yang

sesungguhnya. Manusia itu adalah "serpihan" Ilahi sebenarnya. Artinya semakin

disadari dan dihayati hakikat diri, semakin tahu dan kenal akan Tuhan.

Menghadirkan Tuhan ke dalam setiap diri memang sangat tidak rasional menurut

pandangan ilmiah, tetapi hal itu harus didorong oleh keyakinan yang dalam bahwa

seluruh aktifitas adalah gerakan kekuatan yang ditransfer-Nya. (dari kekuatan

absolut). Setiap manusia yang memiliki kemampuan transendental, maka

kehidupannya adalah jelmaan dari hidup-Nya. Sehingga disanalah kepantasan

manusia menyandang gelar makhluk mulia yang dibekali dengan pengalaman suci

dan fitrah beragama semenjak ia dari kandungan ibunya.

Maka makna hidup manusia dengan demikian terletak pada tingkat

spiritualitas yang dimilikinya. Ada sebagian manusia berpendapat bahwa yang

dicapai dalam proses pembinaan spiritualitas tersebut itulah Tuhan yang

42 Pir Vilayat Inayat Khant, Membangkitkan Kesadaran Spiritualitas, terjemahanRahmain Astuti, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2002) cet. Ke-1, h. 17.

Page 38: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

38

sebenarnya. Bahkan sebagai tenaga penggerak untuk membentangkan celah dari

masa lalu ke masa depan, merupakan bagian dari proses yang berlangsung selama

milyaran tahun dan masih berlangsung hingga sekarang, dengan itu alam semesta

terus membentuk debu-bintang menjadi manusia. Perencanaan alam semesta

adalah menyadari akan pengaruh pada penyingkapan penciptaan. Jika perubahan

kuantum dalam kesadaran semacam itu benar-benar terjadi, itu akan mewakili

kemenangan heroik atas determinisme, bukan atas alam, melainkan akan batasan-

batasan pikiran sendiri yang mencegah untuk bekerja secara selaras dengan alam

semesta.

B. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

Robert A. Emmons sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, ada 5

ciri orang cerdas secara spiritual.43

1. Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material

2. Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak.

Dua karakteristik di atas disebut sebagai komponen inti kecerdasan

spiritual. Anak yang merasakan kehadiran Tuhan atau makhluk

ruhaniyah di sekitarnya mengalami transendensi fisik dan material. Ia

memasuki dunia spiritual, ia mencapai kesadaran kosmis yang

menggabungkan dia dengan seluruh alam semesta.

3. Kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari.

4. Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual dalam

menyelesaikan masalah. Anak yang cerdas secara spiritual tidak

memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau emosional

saja. Ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual.

Ia merujuk pada warisan spiritual yaitu Al Qur'an dan sunnah.

5. Kemampuan untuk berbuat baik, yaitu memiliki rasa kasih yang tinggi

pada sesama makhluk Tuhan seperti memberi maaf, bersyukur atau

mengungkapkan terima kasih, bersikap rendah hati, menunjukan kasih

sayang dan kearifan, hanyalah sebagai dari kebajikan.

43 www. muthahhari.or.id/doc/artikel/sqnak.htm

Page 39: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

39

Menurut Marsha Sinetar, pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ)

mempunyai kesadaran tinggi yang mendalam, intuisi dan "keakuan" atau

"otoritas” tinggi, kecenderungan merasakan" pengalaman puncak."dan bakat-

bakat (estetis)".44

Dari dua pendapat tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak

yang cerdas secara spiritual akan terlihat dari beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh

anak tersebut. Diantara ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan spiritual adalah:

a. Memilki tujuan hidup yang jelas

Menurut Steven R. Covey seperti yang dikutip oleh Toto Tasmara dalam

bukunya "Kecerdasan Ruhaniyah", visi adalah pengejawantahan yang terbaik dari

imajinasi kreatif dan merupakan motivasi utama dari tindakan manusia. Visi

adalah komitmen (keterikatan, akad) yang dituangkan dalam konsep panjang,

yang akan menuntun dan mengarahkan ke mana ia harus pergi, keahlian apa yang

kita butuhkan untuk sampai ke tujuan, dan bekal apa yang dibutuhkan untuk

mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan.

Seseorang yang cerdas secara spiritual akan memiliki tujuan hidup

berdasarkan alasan-alasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan baik

secara moral maupun di hadapan Allah SWT pada akhirnya. Dengan demikian

hidup manusia sebenarnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan jasmani saja

seperti makan, minum, tidur, berkasih sayang. Tetapi lebih jauh dari itu, manusia

juga memerlukan kebutuhan rohani seperti mendekatkan diri kepada Allah SWT

dengan cara beribadah yang bertujuan untuk mencapai ketenangan dan

ketentraman dalam hidupnya.

Orang yang memiliki tujuan hidup secara jelas akan memperoleh manfaat

yang banyak dari apa yang telah dicita-citakannya, diantara manfaat tujuan hidup

adalah :

1) Mendorong untuk berfikir lebih mendalam tentang kehidupan

2) Membantu memeriksa pikiran-pikiran yang terdalam

3) Menjelaskan hal-hal yang benar-benar penting untuk dilakukan

44 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta; PustakaPopuler Obor, 2003) Cet. I, h. 46

Page 40: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

40

4) Memperluas cakrawala pandangan

5) Memberikan arah dan komitmen terhadap nilai-nilai yang diyakini

6) Membantu mengarahkan dalam kehidupan

7) Mempermudah dalam mengelola potensi dan karunia yang ada

Kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada persepsinya mengenai

tujuan hidupnya. Persepsi tujuan hidup dipengaruhi pula oleh pandangan terhadap

dirinya sendiri, jika seseorang selalu pesimis dalam melakukan aktivitas yang

menjadi tujuannya, maka ia akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

Demikian pula sebaliknya, orang yang selalu optimis dalam kehidupannya maka

keberhasilan akan selalu dekat dengannya.

Firman Allah SWT dalam al-Quran surat al-Fushilat 41:46,

"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya)untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mumenganiaya hamba-hambaNya".

b. Memiliki Prinsip Hidup

Prinsip adalah suatu kesadaran fitrah yang berpegang teguh kepada

pencipta yang abadi yaitu prinsip Yang Esa. Kekuatan prinsip akan menentukan

setiap tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang diingginkan,

jalan mana yang akan dipilih, apakah jalan yang benar atau jalan yang salah.

Semua tergantung kepada keteguhannya.

Dalam surat as-Syams 91:8-10

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan danketakwaannya.. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwaitu,. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

Berdasarkan firman Allah SWT di atas, manusia telah diberi potensi yang

mengarah kepada kebaikan oleh Allah SWT, tinggal bagaimana seseorang

Page 41: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

41

menjadikan potensi tersebut sebagai bekal untuk senantiasa berpegang teguh pada

prinsip yang benar, yaitu sesuai panggilan hati nuraninya. Orang cerdas secara

spiritual adalah orang yang menyandarkan prinsipnya kepada Allah SWT semata,

dan ia tidak ragu-ragu terhadap apa yang telah diyakininya berdasarkan ketentuan

ilahiah..

Allah SWT berfirman dalam al-Quran 41:30

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turunkepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlahmerasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikanAllah kepadamu".

c. Selalu merasakan kehadiran Allah SWT

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual selalu merasakan kehadiran

Allah SWT, bahwa dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan tidak satupun

yang luput dari pantauan Allah SWT. Dengan kesadaran ini pula, akan lahir nilai-

nilai moral yang baik karena seluruh tindakan atau perbuatannya berdasarkan

panggilan jiwanya yang suci, sehingga akan lahirlah pribadi yang teguh

memegang prinsip keimanannya.

Perasaan selalu merasakan kehadiraan Allah SWT dalam jiwa kita, tentu

saja tidak datang begitu saja tanpa proses terlebih dahulu, tetapi melalui

pembersihan jiwa dengan memperbanyak ibadah-ibadah kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 191:

Page 42: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

42

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau dudukatau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langitdan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan inidengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka".

d. Cenderung kepada kebaikan

Insan yang memiliki kecerdasan spiritual akan selalu termotivasi untuk

menegakkan nilai-nilai moral yang baik sesuai dengan keyakinan agamanya dan

akan menjauhi segala kemungkaran dan sifat yang merusak kepada

kepribadiannya sebagai manusia yang beragama.

Allah SWT berirman dalam surat At Taubah ayat 71:

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagianmereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akandiberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi MahaBijaksana".

e. Berjiwa besar

Manusia yang memilki kecerdasan ruhiyah atau spiritual, akan sportif dan

mudah mengoreksi diri atau mengakui kesalahannya. Manusia seperti ini akan

mudah memaafkan dan meminta maaf jika ia bersalah, bahkan ia akan menjadi

karakter yang berkepribadian mendahulukan kepentingan umum dari pada dirinya

sendiri.

Allah SWT menjelaskan hal ini dalam surat Ali 'Imran ayat 134:

Page 43: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

43

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapangmaupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".

f. Memiliki empati.

Manusia yang memiliki kegemilangan spiritual, adalah orang yang peka

dan memiliki perasaan yang halus, suka membantu meringankan beban orang lain,

mudah tersentuh dan bersimpati kepada keadaan dan penderitaan orang lain

C. Karakteristik Anak yang Cerdas Spiritual Quotientnya (SQ)

Anak-anak yang memiliki kecerdasan spiritual, memiliki karakter-karakter

berikut:45

Memiliki kemampuan bersosialisasi: ia sangat fleksibel dalam

berhubungan dengan orang lain. Ia mampu memberikan perhatian pada

mereka. Ia berhasil dalam berbicara dan berdialog dengan mereka.

Memiliki keterampilan tinggi dalam memyelesaikan suatu masalah.

Artinya: ia mampu menganalisa karakter suatu masalah; karena itu ia

menawarkan berbagai solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Selain itu, ia juga mampu melaksanakan solusi yang

ditawarkannya.

Memiliki pribadi yang mandiri: ia memiliki kemampuan yang tinggi untuk

menghargai diri sendiri, hidup tertib dan terkendali, dan memiliki pribadi

yang merdeka.

Ia memiliki perasaan universal terhadap arah hidup yang ditujunya; ia

memilik rencana masa depannya. Artinya, ia memiliki arah dan tujuan

yang ingin dicapainya dimasa datang. Ia termotivasi untuk memberi,

senang belajar dan mendapatkan keterampilan, konsekuen dalam

menjalankan pekerjaannya, dan bersikap optimis dalam melihat masa

depan.

Barangkali sebagai karakter ini dapat kita rangkum dari ucapan Luqman

45 DR. Makmun Mubayidh Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak, terjemahanMuhamad Muchson Anasy, S.HI, (Jakarta Pustaka Al-Kautsar ,2006). Cet I, h. 182

Page 44: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

44

Hakim saat menasehati anak-anaknya:

”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakanyang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlahterhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasukhal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamudari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumidengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombonglagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan danlunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”(Luqman: 17-19)

D. Fungsi Kecerdasan Spiritual

Manusia yang memiliki spiritual yang baik akan memiliki hubungan yang

kuat dengan Allah SWT, sehingga akan berdampak pula kepada kepandaian dia

dalam berinteraksi dengan manusia, karena dibantu oleh Allah SWT yaitu hati

manusia dijadikan cenderung kepada-Nya.46

Firman Allah SWT dalam surat Al Fushsilat ayat 33:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyerukepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "SesungguhnyaAku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa kondisi spiritual pada seseorang

berpengaruh terhadap kemudahan dia dalam menjalani kehidupan ini. Jika

46 Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ Dengan Langkah Taqwa dan Tawakal,(Jakarta:Zikrul Hakim, 2005) Cet. I, h. 181

Page 45: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

45

spiritual baik, maka ia menjadi orang yang cerdas dalam kehidupan. Untuk itu

yang terbaik adalah memperbaiki hubungan kepada Allah SWT dengan cara

meningkatkan tawa dan menyempurnakan tawakal serta memurnikan pengabdian

kepadanya. 47

Dari uraian di atas penulis dapat mengungkapkan beberapa fungsi

kecerdasan spiritual antara lain :

D. Mendidik hati menjadi benar

Pendidikan sejati adalah pendidikan hati, karena pendidikan hati tidak

hanya menekankan segi-segi pengetahuan kognitif intelektual saja tetapi juga

menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang

reflektif dalam kehidupan sehari-hari.

Ada dua metode mendidik hati menjadi benar antara lain :

a. Jika mendefinisikan diri sebagai dari kaum beragama, tentu kecerdasan

spiritual mengambil metode vertikal, bagaimana kecerdasan spiritual dapat

mendidik hati anak untuk menjalin kemesraan kepada Allah SWT. Sebagaimana

firman-Nya dalam surat ar-Ra'd 13:28

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteramdengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lahhati menjadi tenteram".

Dzikir merupakan salah satu metode kecerdasan spiritual untuk mendidik

hati anak menjadi tenang, tentram dan damai yang berimplikasi langsung pada

ketenangan, kematangan dan sinar kearifan yang memancar dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Implikasinya secara horizontal, yaitu kecerdasan spiritual mendidik hati

dalam budi pekerti yang baik dan moral yang beradab. Di tengah arus

demoralisasi, seperti sikap destruktif, pergaulan bebas, narkoba, maka kecerdasan

spiritual itu sangat efektif dalam upaya mengobati perilaku tersebut dan dapat

menjadi "guidance" manusia dalam menapaki kehidupan menjadi lebih beradab.

47 Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ Dengan Langkah Taqwa dan Tawakal,…, h.182

Page 46: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

46

E. Keceradasan spiritual dapat mengantarkan kepada kesuksesan.48

Seperti hal Rasulullah SAW sebagai seseorang yang terkenal ummi (tidak

bisa baca tulis), namun beliau adalah orang yang paling sukses dalam hidupnya.

Beliau dapat melaksanakan semua yang menjadi tugas dan kewajibannya dengan

baik. Hal ini karena hati dan akal beliau mengikuti bimbingan dan petunjuk Allah

SWT yang diturunkan kepadanya. Setiap langkah yang hendak ditempuhnya

selalu disesuaikan dengan wahyu yang diterimanya, sehingga dapat berakhir

dengan kesuksesan yang cemerlang.

Allah SWT menerangkan hal ini dalam surat an-Najm 52:6

"Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diridengan rupa yang asli".

3. Kecerdasan spiritual membuat manusia memiliki hubungan yang kuat dengan

Allah SWT .

Ini akan berdampak pada kepandaian seseorang untuk berinteraksi

dengan manusia lainnya, karena di bantu Allah SWT yaitu hati manusia

dijadikan cenderung kepada-Nya.49 Jadi kondisi spriritual seseorang itu

berpengaruh terhadap kemudahan dia dalam menjalani kehidupan ini. Jika

spiritualnya baik maka ia akan menjadi orang yang paling cerdas dalam

kehidupannya.

4. Kecerdasan spiritual membimbing kita untuk meraih kebahagiaan hidup

hakiki.50

Kehidupan bahagia merupakan tujuan hidup semua orang. Untuk dapat

meraih kebahagiaan hidup yang hakiki harus dengan cara, yaitu :

a. Cinta. Cinta adalah perasaan yang lebih menekankan kepekaan emosi

dan sekaligus menjadi energi atau tidak, sedikit banyaknya tergantung pada energi

cinta. Misalkan saja seorang pemuda yang sedang dimabuk cinta, meskipun

kondisi tubuhnya sedang lelah, namun ia tetap tampak bersemangat untuk

48 Sukidi, Kecerdasan Spiritual, (Jakarta : Gramedia Pustaka Umum, 2004), cet. II, h. 2849 Mas Udik Abdullah, Kecerdasan Spiritual ,…, h. 18150 Sukidi, Kecerdasan Spiritual,…,103

Page 47: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

47

menemui dan menemani pacarnya. Itulah dorongan cinta yang menggelora dalam

emosinya. Tetapi apabila kecerdasan spiritual telah bagus maka ia tidak mau

untuk menjatuhkan cintanya kepada lawan jenisnya demi kepuasan nafsu semata,

tetapi ia akan lebih mencurahkan rasa cintanya kepada Tuhan yang telah

menciptakannya yaitu Allah SWT. Kunci kecerdasan spiritual untuk meraih

kebahagaian didasarkan cinta kepada sang khalik. Inilah level cinta tertinggi

karena cinta kepada Allah SWT (the love of god) akan menjadikan hidup menjadi

lebih bermakna dan bahagia secara spiritual.

b. Do'a. Doa merupakan bentuk komunikasi spiritual kehadirat Tuhan.

Karena itu manfaat terbesar doa' terletak pada penguatan ikatan cinta antara

manusia dan Tuhan. Doa' juga menjadi bukti bahwa kehadiran Tuhan selalu

menyertai perjalanan kehidupan manusia. Doa' sebagai salah satu nilai terpenting

dalam meraih kehidupan sukses juga sangat membantu dalam mengobati

kekurangan gizi spiritual.51

c. Kebajikan. Berbuat kebajikan dan berbudi pekerti luhur dapat

membawa kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup. Hidup dengan cinta dan

kasih sayang akan mengantarkan kita pada kebajikan yang menjadikan hidup

lebih bermakna.

d. Kecerdasan spiritual mengarahkan hidup untuk selalu berhubungan

dengan kebermaknaan hidup. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah

orang yang mampu bersikap fleksibel, mampu beradaptasi secara spontan dan

aktif, mempunyai kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan, memiliki visi dan prinsip nilai, mempunyai komitmen dan bertindak

dengan penuh tanggung jawab.

e. Dengan menggunakan kecerdasan spiritual dalam mengambil keputusan

cenderung akan melahirkan keputusan yang terbaik. Keputusan spiritual adalah

keputusan yang diambil dengan megedapankan sifat-sifat Illahiah.

5. Kecerdasan spiritual mengarahkan hidup kita untuk selalu berhubungan

dengan kebermaknaan akan hidup itu sendiri.52

51 Sukidi, Kecerdasan Spiritual,…, h. 11752 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan,…,h. 48

Page 48: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

48

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual merupakan orang yang mampu

bersikap fleksibel, mudah beradaptasi, memanfaatkan penderitaan dan rasa sakit

menjadi kesabaran, memiliki visi dan prinsip nilai, mempunyai komitmen dan

tanggung jawab.

6. Dengan menggunakan kecerdasan spiritual dalam mengambil keputusan

cenderung akan mengambil keputusan yang terbaik.

Keputusan yang diambil dengan kecerdasan spiritual adalah keputusan

yang mengedepankan sifat-sifat illahi dan suara hati sehingga apa yang telah

diputuskan dapat dijalankan dengan baik dan bertanggung jawab.

7. Kecerdasan merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ

dan EQ secara efektif dan kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan tertinggi.53

Peran IQ memang penting dalam kehidupan manusia untuk

memanfaatkan teknologi demi efisiensi dan evektifitas. Sedangkan EQ juga

mempunyai peran penting dalam membangun hubungan baik dengan antar

manusia . Tetapi semua itu tanpa didasari dengan nilai-nilai SQ hanya akan

melahirkan Hitler dan Fir'aun kecil di muka bumi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual itu selain dapat

membawa seseorang pada puncak kesuksesan dan memperoleh ketentraman diri,

juga dapat melahirkan pribadi-pribadi yang mulia dalam diri manusia.

E. Perkem bangan Jiw a A gam a (Spiritual) Pada A nak

P erkem bangan ada lah se rangka ian pe rubahan p rogresif yang te rjad i ak iba t

da ri p ro ses kematangan dan pengalaman. Dalam rentang kehidupan terdapat tahap

perkembangan. Menurut Kohnstamm, tahap perkembangan kehidupan manusia

dibagi menjadi lima periode, yaitu :

1 . Umur 0 – 3 tahun, periode vital atau menyusui.

2 . Umur 3 – 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan bermain.

3 . Umur 6 – 12 tahun, periode intelektual (masa sekolah).

53 Danar Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Memaknai Kehidupan,terjemhan Rahmi Astuti & Ahmad Nadjib Burhani, (Bandung : Kronik Indonesia Baru, 2001), cet.I, h, 20

Page 49: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

49

4 . Umur 12 – 21 tahun, periode sosial atau masa pemuda atau masa

adolesence.

5 . Umur 21 tahun ke atas, periode dewasa atau masa kematangan fisik

dan psikis seseorang. 54

Imam Banawi membagi fase perkembangan agama pada masa anak

menjadi empat bagian, yaitu 55:

1 . Fase dalam kandungan

2 . Fase bayi

3 . Fase kanak-kanak

4 . Fase anak sekolah

Fase dalam kandungan. Untuk memahami perkembangan agama pada

masa ini sangatlah sulit, apalagi yang berhubungan dengan psikis ruhani. Meski

demikian perlu dicatat bahwa perkembangan agama bermula sejak Allah SWT

meniupkan ruh pada bayi, tepatnya ketika terjadi perjanjian manusia atas

Tuhannya. Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat al-A'raf ayat 172

” dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam darisulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (EngkauTuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di harikiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Fase bayi. Pada fase kedua ini juga belum banyak diketahui perkembangan

agama seorang anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan

dalam hadis, seperti memperdengarkan azan dan iqamat saat kelahiran anak.

Fase kanak-kanak. Masa ketiga tersebut merupakan saat yang tepat untuk

menanamkan nilai keagamaan. Pada fase ini anak sudah mulai bergaul dengan

54 Imam Bawani, Pengantar Psikologi Perkembangan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1989),cet. I, h. 139

55 DR. Sururin, M. Ag, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT Raja Grafindo Perdasa, 2004), cet.I, h. 55-57

Page 50: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

50

dunia luar. Banyak hal yang ia saksikan ketika berhubungan dengan orang-orang

disekelilingnya. Dalam pergaulan inilah ia mengenal Tuhan melalui ucapan-

ucapan orang disekelilingnya. Ia melihat perilaku orang yang mengungkapkan

rasa kagumnya kepada Tuhan. Anak pada usia kanak-kanak belum mempunyai

pemahaman dalam melaksanakan ajaran agama Islam, akan tetapi di sinilah peran

orang tua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan

tindakan-tindakan agama sekalipun sifatnya hanya meniru. Tindakan demikian

sangat penting guna perkembangan agama pada masa selanjutnya.

Fase masa anak sekolah. Seiring dengan perkembangan aspek-aspek jiwa

lainnya, perkembangan agama juga menunjukkan perkembangan yang semakin

realistis. Hal ini berkaitan dengan perkembangan intelektualitasnya yang semakin

berkembang.

Adapun sifat agama pada anak mengikuti pola ideas concept on

authorithy, artinya konsep keagamaan pada diri anak dipengaruhi oleh faktor-

faktor dari luar diri mereka. Ketaatan mereka pada ajaran agama merupakan

kebiasaan yang menjadi milik mereka, yang dipelajari dari orang tua atau guru

mereka. Bagi anak, sangatlah mudah untuk menerima ajaran dari orang dewasa,

walaupun belum mereka sadari sepenuhnya manfaat ajaran tersebut. Keimanan

anak adalah sesuatu yang timbul dalam pelaksanaan nyata, walau dalam bentuk

cakupan yang sederhana dari apa yang diajarkannya.

Untuk selanjutnya, sifat keagamaan pada anak dibagi menjadi enam

bagian, yaitu 56:

1 . Unreflective (kurang mendalam/tanpa kritik)

2 . Egosentris

3 . Anthromorphis

4 . Verbalis dan Ritualis

5 . Imitatif

6 . Rasa heran

Unreflective (kurang mendalam/tanpa kritik).kebenaran yang mereka

terima tidak begitu mendalam, cukup sekedarnya saja, dan mereka merasa puas

56 DR. Sururin, M. Ag, Ilmu Jiwa Agama,…, h. 57-59

Page 51: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

51

dengan keterangan yang kadang-kadang kurang masuk akal. Menurut penelitian,

pikiran kritis baru muncul pada anak berusia 12 tahun, sejalan dengan

perkembangan moral, namun demikian, sebelum usia 12 tahun pada anak yang

mempunyai ketajaman berpikir akan menimbang pemikiran yang mereka terima

dari orang lain.

Egoisentris. Berbicara bagi anak-anak tidak mempunyai arti seperti orang

dewasa. Bagi anak, bahasa tidaklah menyangkut orang lain, tetapi lebih

merupakan ”monolog” dan ”monolog kolektif”, yaitu merupakan bahasa

egosentris, bukan sebagai sarana untuk mengomunikasikan gagasan dan

informasi, lebih-lebih merupakan pernyataan atau penegasan diri dihadapan orang

lain. Demikian juga dengan masalah keagamaan, anak lebih menonjolkan

kepentingan dirinya dan lebih menurut konsep keagamaan yang mereka pandang

dari kesenangan pribadinya. Sebagai contoh adalah tujuan do’a dan shalat yang

mereka lakukan adalah untuk mencapai keinginan pribadi.

Anthromorphis. Konsep anak mengenai ketuhanan pada umumnya berasal

dari pengalamannya. Di kala ia berhubungan dengan orang lain, pertanyaan anak

mengenai ”bagaimana” dan ”mengapa” biasanya mencerminkan usaha mereka

untuk menghubungkan penjelasan religius yang abstrak dengan dunia pengalaman

mereka yang bersifat subjektif dan konkret.

Verbalis dan Ritualis. Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh

dari sebab ucapan (verbal). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat

keagamaan dan mengerjakan amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan

pengalaman mereka menurut tuntunan yang diajarkan pada mereka. Shalat dan

do’a yang menarik bagi mereka adalah yang mengandung gerak dan biasa

dilakukan (tidak asing baginya).

Imitatif. Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak pada dasarnya

diperoleh dengan meniru. Dalam hal ini orang tua memegang peranan penting.

Pendidikan sikap religius anak pada dasarnya tidak berbentuk pengajaran, akan

tetapi berupa teladan atau peragaan hidup yang riil.

Rasa Heran. Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan

pada anak. Berbeda dengan rasa heran pada orang dewasa, rasa heran pada anak

Page 52: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

52

Zero Mind Procces

belum kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum pada keindahan lahiriah saja. Untuk

itu perlu diberi pengertian dan penjelasan pada mereka sesuai dengan tingkat

perkembangan pemikirannya. Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan yang

sangat penting.

F. Pengaruh SQ Terhadap IQ dan EQ

Kecerdasan klasik yang masih permanen hingga saat ini adalah pemisahan

antar SQ, EQ dan IQ yang pada kehidupan nyata saling mempengaruhi. Salah satu

dari literatur yang penulis baca yaitu ESQ karangan Ary Ginanjar Agustian

menggambarkan bahwa hubungan antara SQ, EQ dan IQ bagaikan segitiga sama

kaki yang ketiga sudutnya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

TUHAN

SQ (God Spot)

Paradigma Paradigma

Kepentingan Persepsi

Intelektual EmosionalIQ EQ

Dari gambar segitiga ini menjelaskan bahwa SQ adalah landasan yang

diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan SQ merupakan

kecerdasan tertinggi yang menghasilkan ketenangan jiwa (jiwa muthamai'nnah).57

Ketenangan yang dimiliki Sang Pemilik Kecerdasn Ruh akan terpancar pada

57 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & SpiritualESQ,…,xIiv

Spiritual

SuaraHati

Page 53: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

53

wajahnya berupa kesejukan, pada sikapnya berupa ketawadhuan, pada

keinginannya berupa membahagiakan orang lain, pada gerakannya berupa

kebajikan, pada amalnya berupa kesalehan dan pada budi pekertinya berupa

akhlak yang mulia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi SQ adalah

mengoptimalkan IQ dan EQ, bila SQ tidak ada maka IQ dan EQ tidak berjalan

secara efektif.. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam kehidupan manusia SQ-

lah yang harus dimiliki. Hal ini adalah bantahan pada tokoh-tokoh yang

berpendapat bahwa hanya IQ dan EQ saja yang memberi makna hidup dan

mengarahkan aktivitas manusia.

IQ dan EQ ternyata tidak mampu mencapai kehidupan yang tenang dan

abadi, karena setelah keduanya dimiliki masih ada kegelisahan jiwa. Fungsi dan

peran yang paling dominan dalam kehidupan manusia adalah kombinasi antara

IQ, EQ dan SQ.

Berdasarkan cerdas atau tidaknya ketiga piranti kecerdasan tersebut,

terdapat beberapa kemungkinan pada diri seseorang. Pertama, seseorang cerdas

otaknya tapi tidak memiliki kecerdasan hati dan ruh yag tinggi. Kedua, seseorang

cerdas otak dan hatinya tapi tidak memiliki kecerdasan ruh yang tinggi. Ketiga,

seseorang cerdas keseluruhan otak, hati maupun ruhnya. Keempat, seseorang

cerdas hati dan ruhnya. Kelima, seseorang hanya cerdas ruhnya.58

Orang yang cerdas otaknya tapi tidak dengan hati dan ruhnya akan

terganggu pergaulan sosialnya dan ketenangan hatinya. Orang tersebut sangatt

mungkin gagal dalam karirnya sekaligus gelisah dalam batinnya. Orang yang

cerdas otak dan hatinya akan dapat memelihara pergaulan sosial meskipun mudah

terganggu ketenagan hatinya. Orang tersebut dapat berhasil dalam karirnya tetapi

merasakan kekosongan dalam jiwa. Orang yang cerdas keseluruhannya akan

mampu menjaga interaksi sosialnya serta mampu memelihara ketenangan

batinnya. Orang tersebut akan berhasil dalam karir dan kehidupannya. Jadi dengan

demikian peran SQ dalam kehidupan sangat berperan dalam kehidupan karena

menghasilkan jiwa yang tenang.

58 Dedhi Suharto, Qur'anic Quetient, ( Jakarta : Yayasan Ukhuwah, 2003), cet. I, h. 53

Page 54: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

54

BAB IV

PERANAN O RANG TUA DALAM M EM BIN A K ECERDASAN

SPIRITUAL ANAK

A. Faktor-faktor yang M embantu Orang Tua dalam M em pengaruhi

Kecerdasan Spiritual Anak

A da bebe ra pa fak to r ya n g m e nen tu ka n kece rdasan sp iritua l sese o ra n g. D i

an ta ra n ya su m ber kece rdasan itu se nd iri God-Spot (fitrah), p o ten si qa lbu (ha ti

nu ran i) da n ke hen dak na fsu. K e tiga hal in i pe rlu d ikaji leb ih jauh ka rena m anu sia

d im a nap un d i dun ia in i se la lu m e rin du ka n p u ncak kea gu n gan ya n g d itan da i

den ga n se ga la d im e nsi ek sisten sin ya ; ya itu h ubu n gan ya n g harm o n is an ta ra

T u han, m anu sia da n a la m sek ita r. S p iritua l ada lah ja lan yan g pa lin g ide al ya n g

m em be rikan m a kna h id up ba gi m an usia d i a n ta ra m akh lu k A llah S W T yan g

la in.

S p iritua l seba ga i pe n ga lam an h o ristik m e ru pa kan ja ti d iri ya n g fu nda m en ta l

ba gi m anu sia , yan g m enun tu n ke ja lan h id up yan g lurus dan benar, karena

pada dasarnya manusia adalah makhluk spiritual yang selalu terdorong

oleh kebutuhan untuk menemukan makna dan nilai dari apa yang kita

perbuat dan alami.59N a m un se kara n g kem ajuan tekn o lo g i dan sa in s ya n g b etu l-

be tu l m em a njakan keb u tu han m ate ria l m en ye babka n m an u sia banyak yang

ga ga l m encap ai pu ncak sp iritua l. Sem ua itu d ise bab kan o leh h ila n gn ya m akna

filo sofis dan re ligiu s da ri m an us ia dalam m e njaga kese im bangan d ia le k tis an ta ra

59 Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan kecerdasan Spiritual Dalam BerpikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan (Bandung: Mizan Media Utama, 2001), cetke-II, h. 4

Page 55: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

55

dirin ya , T u han dan a lam . A k ib atn ya m ere ka te rsesa t d i m e dann ya sed iri da n

ham pa da lam m e n ja lan i hid up ya n g se dan g d ila lu in ya . A ga r te rh in dar da ri

kesesa tan h id up yan g sedan g d i ja lan i ini, m aka perlu d ipe rha tikan ha l-ha l be rik u t:

1 . G od- S pot (F itrah )

Se ba ga im a na yan g te la h d ikem u ka kan se be lu m n ya, seo ran g a h li sya ra f

da ri C a lifo rn ia U n ive rsity yaitu V .S . R am achan d ra n te lah be rhasil m e n em u kan

eksis ten si God-Spot da lam o tak m anu sia , yan g m eru paka n pusat sp iritua l te rle tak

an ta ra ja rin ga n sa ra f dan o tak.60

K are na God-Spot ada lah pu sa t sp iritua l, m aka ia

di pan dan g seba ga i fak to r pene n tu. God-Spot d i sam pin g seba ga i penen tu

spiritua l, m aka ia d ipa n dan g seba ga i su m ber sua ra ha ti m an u sia . S uara ha ti

te rseb ut se la lu m en ganju rka n a ga r se la lu be rb u at ba ik sesua i a tu ran ya n g te lah

d ite ta pkan A llah SWT dan m en in gga lkan se ga la kem u n gka ran dan ke jaha ta n.

H a l in i te rdapa t da lam Q .S . A l-A ’ra f aya t: 17 2.

” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam darisulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (EngkauTuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di harikiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalahorang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

D alam tafsir a l-M a ra gh i aya t in i m e nera n gka n bah w a m a nu sia te la h

m em ilik i janji na luri (f itrah ) an ta ra A llah S W T den gan m an u sia . M anus ia te lah

d ibe k ali o le h A llah S W T de n ga n fitrah Isla m ya itu de n gan m ena ru h da lam ha ti

m ere ka im an ya n g ya k in .61

B uk ti ada n ya pe rjan jian in i m enu rut M uha m m a d

A b du h ia lah a dan ya fitrah im an da lam fitrah m anu sia . Sedan gk an m enu ru t N .

60 A ry G inanjar A gustian , Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Jakar ta :A rga , 2 0 01 ) , cet. K e-1, h. xxx ix

61 A h m ad M us htha fa A l- M ara g i, Tafsir Al-Maraghi, ( te r jem a han A n w ar R as yid i, 1 9 8 7) , c e t. K e-1 , h .1 8 9

Page 56: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

56

D rya rka ra ia lah a dan ya sua ra ha ti m an u sia . Su a ra ha ti itu a da lah sua ra T u han

yan g te reka m di da la m jiw a se tiap m anu sia . Seh in g ga b ila m anu sia be rbua t tida k

ba ik, m aka sua ra ha tin ya akan m enase ha tin ya . Sean da in ya m a sih d ilak u ka n ha l

yan g tidak ba ik te rse bu t ia pasti a kan m en yesa l. M ac. Sc he le r m en ga ta kan bah w a

pen ye sa lan ada lah tanda kem b alin ya kepada T u ha n .62

D ari pe nje lasan d ia ta s dapa t d ipa ham i bahw a nasiha t yan g d ike lua rkan

o leh sua ra ha ti m em b u at m an u sia se la lu da lam kea daan be na r. In i ada lah

m e ru pakan rea lisa si da ri kece rdasan sp iritua l. K e kua ta n yan g d iban gu n da la m

jiw a m e ru pakan m an ifes ta si da ri god-spot seba ga i tanda ba h w a m anu sia ad alah

“ba gia n” dari T uhan itu send iri, a rtin ya tidak m u n gk in ada pe m isa h a nta ra T uhan

dan m an u sia . God-Spot a dalah ke nda li ke h idupa n m anu sia seca ra sp iritua l, untuk

itu god-spot da n sua ra ha ti ada lah ba gian pen tin g m an usia yan g m esti

dipe rta han kan .

G od sp o t (f itrah ) in i te lah d ibe rikan o le h A llah S W T sem e n jak lah ir, o le h

karena itu o ra n g tua lah ya n g sa n ga t be rpe ran d i da lam m em bim b ina anak -ana k

m ereka te ru ta m a fitrah (god spo t) ya n g te rdap a t pada d iri m ere ka . G od spo t

m erupaka n sa la h sa tu fak to r ya n g dapa t m e m b an tu o ra n g tua da lam m em b ina

kece rdasa n sp iritua l ana k . O ra n g tua ha ru s m e m ula i pen d id ikan a nak n ya den ga n

pend id ika n sp iritua l se m en jak anak d ila h irkan .6 3 B eberapa ta hu n pe rtam a pada

m asa kanak - kana k m erupaka n kesem pa tan yan g pa lin g te pa t. K a rena , da lam

periode -pe rio de te rsebu t kep riba d ian a nak m u la i te rbe n tu k dan kecende run ga n -

kecenderun gan n ya sem ak in tam pa k . M asa kanak -kana k in i juga m e ru paka n

kesem pa tan yan g sa n ga t tepa t un tuk m e m be n tu k pen gen da lian sp iritu a l. D en gan

d iban tu inde ra pen den garan da n pen g liha tan , k epe rca yaan ana k ke pad a A llah

S W T seca ra em o sio na l akan sem a k in be rta m ba h k ua t dan m e leka t. S em ua itu

d ika renakan du n ia ana k ada lah d un ia pe rasaa n . M aka , ke tika seo ra n g a nak

m en ya ksikan ke dua o ran g tua da n ke raba tn ya sed an g m e n ye bu t nam a A lla h S W T

dalam sho la t ya n g m ere k a lakukan , m a ka tidak d ira gu kan la g i anak te rseb u t akan

m en iru tin gkah lak u m e reka . K arena , ke b iasaan anak m e m an g m en iru o ran g tua

62 S ya h m in a n Za in i, Jalur Kehidupan Manusia Menurut Al-Qur’an , (Jaka rta : K a la m M ulia , 1 9 95 ) ,h . 163 Maulana Musa Ahmad Olgar Tips Mendidik Anak Bagi Orang Tua Muslim (Tangerang:

Agro Media Pustaka, 2006), cet. Ke- I,h. 101

Page 57: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

57

ya n g d ic in ta in ya dan m e m anda n g bena r pe rilak u m ereka . 6 4

2 . Potensi Q albu

M en gga li po tensi qa lb u, seca ra k lasik se ring d ihubun gkan den gan

polemos, am arah, eros, c in ta dan logos pen ge tahuan.6 5 Padaha l d im ensi qa lbu

tidak han ya m en cakup a tau d icakup den gan pem ba tasan ka tago ri yang pasti.

M enan gkap dan m em ah am i pen gertian qa lbu seca ra u tuh ada lah kem u stah ilan.

Itu han ya lah sebaga i asum si da ri p ro ses pe renun gan yang san ga t pe rsona l karena

d ida lam qa lbu te rdapa t po tensi yang san ga t m u lti d im en siona l. D ian ta ran ya ada lah

sebaga i beriku t:

a . F u ’ad

M erupa kan po te nsi qalbu yan g san ga t be rka ita n den ga n in d ra w i, m en go lah

info rm asi yan g se rin g d ilam ban gk an be rada da lam ota k m an u sia (fun gsi ra sio na l

ko gn itif). Fu’ad m em pu n ya i tan ggu n g jaw ab in te lek tua l ya n g juju r kepada apa

yan g d iliha tn ya . P o te ns i in i cende ru n g da n se la lu m erujuk pa da o bjek tif ita s,

ke ju ju ran, dan jauh dari s ikap kebo ho n ga n . Fu’ad m am pu m ene rim a in fo rm asi

dan m en ga na lisisn ya sed em ik ia n ru pa se hin gga d ipe ro leh pela ja ran da ri info rm asi

te rse b ut. Fu’ad yan g b ersika p juju r da n o bjek tif akan se la lu haus den ga n

kebena ran da n bertin dak a tas ruju ka n yan g benar pu la . Q alb u d ibe ri p o ten si p ikir

ya itu ha ti da lam ben tuk fu’ad.

K e m am pua n u n tuk m e n go lah, m em ilih dan m e m u tuskan se ga la info rm asi

yan g d ibaw a o leh se n tu han ind ra . Fu’ad m em beri ruan g un tuk a ka l, be rp ik ir,

be rtafaku r, m em ilih da n m em ilah selu ru h da ta yan g m asuk da la m qalb u.

Se h in gga lah irlah ilm u pen ge tah uan yan g be rm ua tan m o ral. Pen ga w as se tia san g

fu’ad ad alah a ka l, z ik ir, pen den gara n dan pen gliha tan yan g seca ra n ya ta yan g

sistim a tis d iu ra ikan da la m A l-Q u r’an . Fu n gsi aka l ada lah m em ba n tu fu’ad un tuk

m enan gka p se lu ruh fenom ena yan g bersifa t la h ir, w u ju d, dan n ya ta den ga n

m em pergu na kan fu n gsi nazhar in d ra pen gliha tan . O leh ka rena itu pa ra o ran g tua

64 Asy-Syaikh Fuhaim Musthafa Manhaj Pendidikan Anak Muslim Penerjemah ‘AbdillahObid, Lc dan Yessi HM. Basyaruddin, Lc, (Jakarta: Mustaqiim, 2004), cet. Ke –I, h. 24

65 T oto T as m ara , Kecerdasan Ruhaniah, (Jaka rta : G em a Insa n i, 20 0 1 ) , ce t. K e- I, h. 9 3

Page 58: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

58

m uslim hen dak n ya m e n yada ri be tu l bah w a pende n ga ran , pen g liha tan da n

perasaan ke la k akan d im in ta i pe rtan ggu n gja w aban d i ha dapan A lla h S W T

seba ga im a na d ije la skan o leh firm an n ya , su ra t a l-Is ra : 36 .6 6

“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya”

b. S hadr

Shadr berpe ran un tuk m erasaka n da n m en gha ya ti a tau m em pu n ya i fu n gsi

em osi (m ara h, benc i, c in ta , inda h, efek tif). Shadr ada la h d ind in g ha ti yan g

m ene rim a lim pa han cah a ya ke in da han, seh in gga m am pu m e nerjem ah ka n se ga la

sesua tu se ru m it apap un m enjad i indah da ri ka ryan ya . Shadr ada la h pe lita o ra n g-

o ra n g yan g be rilm u. Shadr m e m p u nya i po tensi b esa r un tu k ha sra t, kem aua n, n ia t,

kebena ra n, dan kebe ra nian yan g sa m a besa rn ya den gan kebe ra nian un tuk

m ene rim a k ejaha tan dan kem u nafikan. D i da lam in i pu la te rsim pa n rasa cem as

dan taku t, be rbe da de n ga n Fu’ad ya n g be ro rie n ta si kede pan. Shadr m em andan g

pada m asa la lu, kese ja raha n, se rta no sta lgia m ela lu i ra sa , pen ga lam an dan

keberhasila n se ba ga i ce rm in.D e n ga n k o m pe te ns in ya un tuk m eliha t du n ia m asa

la lu, m anu sia m em pu n ya i kem am p uan un tu k m en im ban g, m e m ba nd in g da n

m en ghas ilkan kea rifa n.6 7

D a ri pe nje la san d i a ta s, dapa t d ipa ham i ba hw a o ran g yan g shadr-n ya

te rke nd ali, ya itu o ra n g ya n g m a m p u m en yiasa ti h idup den ga n m e m ban gu n

m an ajem en ya n g te rke nd a li dan m a n tap. K a re na shadr b isa m eliha t m asa silam

seba ga i ped om a n pe la k sanaan se buah m a na jem en hid up saa t in i dan m a sa

m en da tan g. Se h in g ga d en gan dem ik ia n ada se bua h ke pastian m enja la n i hidu p

beriku tn ya . D en gan ka ta la in, shadr ada lah sebuah su m ber k ece raha n seb ua h

66 M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka PelajarOfset, 2000), cet ke-I, h. 57

67 T oto T as m ara , Kecerdasan Ruhaniah,...,h . 9 4

Page 59: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

59

keh idu pan . Pend id ikan seba ga i lan gk ah a w a l m en capa i kesejah te raan dan

keseim ba n ga n h id up m a nu sia ju ga bero ren tas i kepada pem b inaan shadr yan g ada

dalam setiap qalbu m an usia . O ran g tua seba ga i pend id ik aw a l san ga t be rpe ran

besa r da la m pem eliha raan te rha dap Fu’ad dan Shadr ba gi ana k m ere ka , o leh

karena itu pe m b inaan fu’ad dan shadr pe n ulis pa nda n g se ba ga i p ro se s pe rja lanan

un tuk m ena nam ka n n ila i-n ila i kece rdasan sp iritua l anak m ereka. S e lu ruh po ten si

qo lbu in i h a ru s d is ina ri cahaya Ila h i.

c. H aw aa

M erupakan po ten si qalbu yang m en garahkan kem auan. D i da lam n ya ada

am b isi, kek uasaan, pen garuh , dan ke inginan un tuk mendun ia . Po ten si hawaa

cend erung un tuk m em bum i dan m erasakan n ikm at dun ia yang bersifa t fana Fitrah

m anusia yang d im u liakan A llah SW T , akh irnya te rge linc ir m en jad i hina

dika renakan m anusia te tap te rp ika t pada dun ia . Po tensi hawaa se la lu ingin

m em baw a pada sikap -sikap yang rendah , m en ggoda , m erayu dan menyesa tkan

te tapi sek aligus m em ika t. W alaupun cahaya d i da lam qa lbu pada fitrahn ya se la lu

benderan g, te tap i ka rena m anu sia m em punya i hawaa in i, m aka se lu ruh qa lbu

b isa ru sak b in asa ka rena ke te rp ika tan dari b is ikan yang d ihem buskan se tan

ked alam po ten si se lu ruh hawaa.68

D ari penje la san in i, m aka fu’ad dan shadr m em ilik i tugas be ra t un tuk

m en ga tasi kek ua tan hawaa yang se la lu m em baw a kearah keb in asaan dan

kehancu ran seh ingga len yap lah ken ik m atan yang keka l dan abad i ya itu

keabad ian d isisi T uhan Y ang M aha E sa. Sebaga i penen tu nasib se tiap m ak hluk

Hawaa sebena rnya ju ga harus d ipe rtahan kan da lam h idup m anu sia , ka rena

berfungsi sebaga i tenaga pen ggerak keh idupan m anusia . N am un fu’ad dan shadr

harus m en genda likan kerjan ya hawaa. T an pa hawaa ten tu m anusia be rubah w u jud

m enjadi m a la ika t yang keh idupan ya sta tis, yang kerjan ya hanya m en gabd ikan

sega la hidupnya un tuk sua tu tugas te rten tu sa ja . Sem en ta ra m anu sia sebaga i

m akh luk m ulia te lah d iam anah i A llah S W T den gan tu gas yang san ga t ban yak ,

d ian ta ran ya sebaga i “khalifah fil ardi”. Sebaga i seo rang kha lifah, ten tu ban yak

tugas yang m esti d ise le sa ikann ya da lam w ak tu yang sudah d ite tapkan -N ya .

68T oto T as m ara , Kecerdasan Ruhaniah,...,h . 9 5

Page 60: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

60

D em i pe n ye lesa ian se lu ruh tugas, m aka se tiap m an usia ke rja ekstra ke ras

un tuk m e w ujud kan keseim ban ga n ke tiga p o ten si te rseb u t, ya itu fu’ad shadr dan

hawaa seba gaim ana ya n g te lah d i je la skan d ia ta s. K e tiga ha l itu ju ga d i p an dan g

seb aga i fakto r d om ina n un tuk m e w ujud ka n sp iritua l da lam jiw a m anu sia .

M an u sia ya n g m e ru paka n ba gia n da ri-N ya , sem estin ya pa tu h dan taa t te rha dap

se ga la kete tapa n -N ya . T e tap i ka re na sp iritua l be lum beke rja sem aksim a l

m u n gk in da la m ke h id u pan se lu ruh jiw a , m aka d o sa be sa r m e n ye lim u ti sehin gga

sina r Ilah i yan g m e n yin a ri qa lbu se tia p m an u sia m em u dar da n ba hkan len yap

sam a seka li. Se la nju tn ya pen u lis akan m en gu n gkapka n a da dua fak to r u ta m a

ya n g m e m pe n ga ruh i kece rdasan seca ra um u m ya itu :

1 .) Fak to r gene tik / baw a an

Fa k to r in i leb ih m eru paka n p o ten si k ece rdasan yan g su dah a da a tau

te rbe rikan ka rena te rka it den ga n jaringan serial sa raf-sa ra f ya ng a da pad a o rgan

o tak.6 9 B aga im ana kece pa tan o tak m en go la h atau m em p ro ses m asuka n yan g

d ida pa t am at te rga n tu n g pada kon d isi da n kem atan gan o rgan vita l ya n g sa tu in i.

J ika o rgan da lam n ya ba ik, m aka p rose s pen go lahan a pap un ya n g d ite rim a o tak

akan d itan gka p den gan ba ik da n d ija lankan tu bu h sesu ai pe rin ta h otak.

H asiln ya , A pa yan g d i k e rjakan anak akan m em beri hasil te rba ik.

2 .) Fak to r lin gk un gan

K a pasita s a tau po ten si k ece rdasan ya n g sudah te rbe rikan dala m d iri se tiap

anak tidak a kan be ra rti apa -a pa ka la u lin gk un ga n sa m a seka li tid ak be rpe ra n

da lam m era n gsan g dan m e n gasa h po ten si te rsebu t. D i sin i a da em p a t fak to r

lin gk un gan yan g da pa t m en gasah po ten si anak ya itu :7 0

a .) L in gk u n ga n ru m ah.

L in gk u n ga n ke lua rga m erupa kan fak to r pe n du ku n g te rpe n tin g ba gi

kece rdasan a nak. D a lam lin gk un gan ke lua rga a n ak m en gha b iskan w ak tu d alam

m asa pe rkem ban gan n ya . Pe n ga ruh lin gk u n ga n rum ah in i be rka itan p u la de n gan

m asa lah :

69 Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ Memanfaatkan kecerdasan Spiritual Dalam BerpikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,…,6

70Dedeh Kurniasih: Arti Sehat dan Bahagia Bagi Anak (http://www.tabloidnakita.com/khasanah/khasana h. 06309-01.htm)

Page 61: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

61

a.1 ) S tim ulus. U ntuk m enjad ikan a nak ce rdas, fak to r stim u lus m e njad i

san ga t pen tin g, ba ik ya n g be rka itan den gan fisik m aup un m e n ta l/em osi anak.

O ran g tua da pa t m em be rikan s tim u lus se jak anak m asih da lam kan du n gan, saa t

lah ir, sam pa i d ia tu m b uh besa r. T en tu sa ja den ga n in ten sita s dan ben tu k

stim u lasi ya n g be rbeda -beda p ula pada se tia p tahap perkem ban ga n. C on to hn ya

ke tika m asih da lam kandu n gan, s tim u lus leb ih d ia rah ka n pada pen den ga ran

m en ggu nakan ira m a m usik dan tu tu ra n ib u da n a yah . Se te lah ana k lah ir, stim u lu s

ini d iperluas m e njadi p ada kelim a in d ra m au p un sen so ri-m o to rik n ya . B e gitu

stim u lasi la in ya yang dapa t m era n gsan g da n m en gem ba n gkan kem am pua n

ko gn isin ya m au pu n kem am pua n la in .

Seca ra m en ta l o ra n g tua ju ga m en stim ulasi anak den gan m en cip ta kan ra sa

am an da n n yam a n sejak m asa ba yi. C ara n ya de n gan m enc u rahka n kasih sa yan g,

m enu m b uh kan e m pati dan a feks i,d isam p in g m e m be ri s tim u lasi den gan

m ena nam kan n ila i-n ila i m o ra l dan keb ijakan seca ra konk re t. D en gan itu da pa t

m em bu at po ten si kece rd asan anak m encapa i m aksim a l.

a .2 ) Po la asuh . P o la asuh o ran g tua yan g pe n uh kasih sa yan g d iyak in i

dapa t m e n in gka tka n p oten si kece rdasan si ana k. Seba likn ya, tidak ada n ya p o la

asuh han ya a kan m em b ua t anak b in gu n g, s tre s, dan trau m a ya ng b erb un tu t

m asalah pa da em o si an ak. D am pa kn ya apap un yan g d ike rjakann ya tida k akan

m em b ua hkan hasil m aks im a l.

a.3 ) M e m be ri pan ga ja ran. O ran g tua ha ru s a ktif dan inte rak tif m e ran gsan g

o tak anak nya . In i p un la gi-la gi dapa t d ilak u ka n sejak ia m asih d alam kan dun ga n,

M isa ln ya den gan ak tif m en gajakn ya b ica ra . Se te lah anak lah ir, a yah dan ib u

dapa t m e m berikan be ra gam eksperim e n kec il kepada n ya yan g bergu n a un tu k

m era n gsan g kein ginan dan m ina t be reksp lo rasi.

b .) K ecuk upan nu tris i.

Pe ran n u trisi ba gi kece rdasan ana k tak b isa d ia ba ikan be gitu sa ja . U n tuk

m e njad ikan ana k seha t seca ra fisik da n m e n ta l, sebe tuln ya pe rlu pe rs iapa n jauh -

jauh hari se be lum p rose s keham ilan te rjad i. T ep a tn ya ke tika m asa pe re ncanaan

keh am ilan, sepa njan g m asa keham ilan dan a ka n te ru s be rla nju t se lam a m asa

pertum bu han a nak. M e nga pa de m ikia n? T ak la in ka re na kecuk u pa n nu tris i

Page 62: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

62

berka itan e ra t de ngan perkem ban ga n o rga n o tak dan fun gsin ya yan g akan

m ene ntu kan kua lita s a nak d im asa depan . T an pa nu tris i yan g ba ik d im asa -m asa

sebe lu m n ya , ke m un gk inan b esa r pe rtum bu han dan fun gsi o tak te rha m bat se h in gga

po te nsi kece rdasan ana k m e njad i renda h. B egitu pu la keseh atan n ya seca ra

kese lu ru han . T u bu h yan g le m ah dan se rin g sak it-sak itan ten tu sa ja ju ga

m em pe n ga ruh i po ten si kece rdasann ya .

c .) In te rfensi d in i.

D am pak in te rfen si d ini te rha dap ana k a kan ba ik jika itu d ilak u ka n

berdasa rkan pertim ban gan tin gka t kem ata n gann ya. M en yed iaka n berba ga i

fa silita s ba gi ke pen tin gan anak m e ru pakan sa lah sa tu bentuk in te rfen si o ran g

tua . A ga r e fek n ya se la lu po sitif, in ga tlah se la lu un tuk m en gin te rfen si ana k den ga n

ha l-ha l k rea tif. C o n to hn ya m en gajak m em bu at m aina n bersa m a guna

m e ran gsan g ko gn isi anak .

d .) Pend id ika n d i seko lah.

Y an g pas ti kece rdasan da lam d iri ana k tida k m u ncu l be g itu sa ja. D ilua r

po te n si yan g te rbe rika n, sebe tuln ya ce rdas ju ga bera rti k e te ku nan m e m pe la ja ri

sesu atu. Se la in pen d id ik an yan g d ibe rika n o ran g tua d i ru m ah, pe ran seko la h

ju ga tida k ka lah besa r. B o leh d ika ta kan se k ola h m eru pakan ru m ah ked ua ba gi

anak yan g m em un gk ink ann ya m entra nsfe r pen ge tahua n, ke te ram p ila n, da n n ila i-

n ila i keh id u pan. S e la in itu se ko la h ju ga be rtu gas u n tu k m en ye m p urna kan a pa

ya n g te lah d ilak uka n o ran g tua d i ru m ah seh in gga ba ik itu d i ru m ah a taupu n d i

seko la h , keduan ya sa lin g m en gisi dan m en du ku n g da lam m end id ik anak .7 1

B. Langkah-langkah Orang Tua dalam Pembinaan Kecerdasan Spiritual

pada Anak

K ece rdasan sp iritua l (SQ ), yan g m erupa kan te m uan te rk in i seca ra ilm iah

yan g d iga ga s D a nah Z ohar da n Ian M a rsha ll, m asin g-m a sin g dari H arva rd

U n ive rsity da n O xfo rd U n ive rsity m em b uk tik an seca ra ilm iah kece rda san

sp iritua l te rseb ut. K e m u d ian pe ne litia n yan g la in ju ga m em bu k tika n, pe rtam a

71 Khalid Ahmad Syantut Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak (Bandung, SyaamilCipta Media, 2007). Cet I, h.122

Page 63: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

63

rise t a hli p siko lo gi a tau sha raf M ic hae l Pe rsin ge r pada aw al tah un 19 90 -an dan

leb ih m u tak h ir la gi tahu n 1 99 7 o leh ah li sha raf V .S . R am acha n ra n dan tim n ya

dari C alifo rn ia U n ive rsity ya n g m enem u kan God Spot da lam o tak m an usia .7 2

M en uru t pen u lis pa da d asa rn ya IQ , E Q , da n S Q m asin g-m as in g m em ilik i

lan gkah -lan gk ah te rse nd iri da la m pe nca pa ian n ya . IQ b isa d icapa i den ga n ban ya k

m elak u ka n pela tihan -pe la tihan yan g m en ye im b an gkan fun gs i o tak ka nan da n

k iri, m isa ln ya be la ja r be rh itu n g, m en den garkan m usik, da n m e m baca . Sem enta ra

pe la tihan E Q da n S Q h am p ir sam a, ka re na ia be rsum b er da ri sua ra ha ri (God

Spot).

La n gka h -lan gka h ya n g d itaw a rka n o leh A ry G ina nja r dapa t dilak u kan u n tuk

m en gem ban gka n Emotional Spiritual Question (E SQ ) ada lah seba ga i be riku t:

1 . Z ero Mind Process, ya itu be ru sa ha m en gu n gkap be len ggu -be len g gu

p ik iran da n m enc o ba m en giden tif ikasi pa ra d igm a itu , seh in gga da pa t d iken ali

apakah pa rad igm a te rsebu t te lah m e n gke ran gken g p ik ira n . J ika ha l itu a da

d iha ra pkan da pa t d ia n tis ipasi leb ih din i sebe lum m en ghu jam ke da la m be nak. H asil

yan g d iha rap kan ada lah lahirn ya a lam p ik iran je rn ih dan suc i ya n g d in am akan

God Spot a ta u fitrah ya itu ke m ba li pada ha ti da n p ik iran ya n g be rsifa t m erdeka

se rta beba s da ri be len ggu . T ahap ini m e ru paka n titik to lak dari seb uah k ece rdasa n

em o si. D is in ilah tanah yan g su bu r, tem p at un tuk m enana m ben ih berupa

ga gasa n.7 3

Pe nu lis be rpe n da p at bah w a se tiap d iri ha ru s m en guasa i ha ti dan p ik ira nn ya

send iri. K e m erdekaa n b erfik ir dan pe rasaan ya n g ne tra l da ri d irin ya m e sti ada ,

ka re na aka l dan ha ti itu lah hak ika t da ri m an us ia . T idak be rn ila i se seo ran g b ila

ia han ya po tre t a tau je lm aan d iri o ran g la in . K ebebasan dan ke m erdek aan in i

d iha ra p ka n m elahirkan p rin s ip h id up ya n g kua t.

2 . Mental building, m ak sud n ya a da lah kese h atan m en ta l, ya itu te rh in da rny a

dari ge ja la gan g gua n jiw a da n dari ge ja la pen yak it jiw a . Pe n ge ta h uan da n

perbua ta n yan g bertu juan un tu k m en gem ba n gkan se ga la p o ten si, ba ka t dan

72 Danah Zohar dan Ian Marshall SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam BerpikirIntegralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,…, h. 10

73 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,…,h. 4

Page 64: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

64

pem ba w aan sem a k sim al m un gk in , seh in gga b isa m e m ba w a ke baha giaan d iri dan

o ra n g la in.74

3 . Personal strength, in tinya ha l in i d im u la i da ri pene tapa n -pe ne tapa n m isi

p ribad i, d ila nju tka n de n ga n pe m ben tukan ka rak ter, pen ge nd alian diri, dan

m em pertaha nkan ko m itm en p ribad i.

4 . Social strength, ya itu pem ben tukan dan pe la tihan un tu k m elakukan

alian si, s ine rgi den gan o rang la in a tau dengan lin gkun gan sosia ln ya . Suatu

perw u ju dan tan ggung jaw ab so sia l seo rang ind ividu yang te lah m em iliki

ke tan ggu han p ribad i.

5 . Aplikasi total, pada tahap in i se lu ruh la n gka h -lan gkah d ia tas ha rus

d ilak u ka n sehin gga dapa t d iha rapka n lah irn ya k etan ggu han sosia l (Social Strength).

Sp iritua lita s ada lah dasar ba gi tu m b uh n ya ha rga d iri, n ila i-n ila i, dan m o ra l.

S p iritua lita s m em be ri a rah dan a rti pa da keh idu pan. H id up m en jad i in d ah dan

m en gga ira hkan ka rena d iri m anu sia tida k ha n ya d i ku ru n g o leh ba ta s-ba tas fisik .

K a re na jiw a a nak -anak in tuitif dan te rbu ka seca ra a lam i, m aka o ran g tua dan

gu ru hen da kn ya se la lu m em u pu k sp iritua lita s anakn ya , sum ber kece ria an dan

m akna h idu p. C ara n ya den ga n m ela lu i pe rk a taan, tin daka n, da n perha tian

sepenu hn ya dari o ran g tu a .

D isam p in g u pa ya yan g d ilak ukan d i a ta s, m a ka ada be bera pa lan gka h -

lan gkah un tu k m en um bu h da n m en gem ban gka n kece rdasan sp iritua l a nak ya itu

seba ga i be riku t:7 5

a. A ja rka n A l-Q u r’an bersam a-sam a da n m elaksa n akan m ak nan ya da la m

keh idu pan kita .

b. B an tu lah anak un tu k m erum uska n “m isi” h idup n ya

c. Jad ilah k ita “ ge m ba la sp iritua l” yan g ba ik

d. C erita kan k isah -k isah n ab i dan rasu l se rta k isah te ladan la in ya

e. L iba tkan anak dalam ke gia tan -ke gia tan ritu a l keagam aan

f. B acakan pu isi-p u isi a tau la gu -la gu ya n g sp iritua l dan in sp ira sio n al

g. B aw a anak un tuk m e n ikm ati ke in dahan a lam

74 Zak ia h D ara ja t, Kesehatan Mental, (Jaka rta : P T . T ok o G un un g A gu n g , 2 00 1) , c e t. K e- 2 3, h. 575 Asy-Syaikh Fuhaim Musthafa Manhaj Pendidikan Anak Muslim Penerjemah ‘Abdillah

Obid, Lc dan Yessi HM. Basyaruddin, Lc,…, h. 24

Page 65: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

65

h. Ik u t se rtakan anak da lam kegia tan -ke gia ta n so sia l, dan

i. Jad ilah ce rm in positif bagi anak

U n tu k leb ih je la sn ya aka n penu lis u ra iaka n sa tu -p e rsa tu, ya itu :

a .) Ajarkan al-Qur’an bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan

kita.

Pe nu lis a kan m em u la i pem ba h asan ini seb a ga i m ana A llah SW T

m en gaw ali w ah yu pertam an ya kepa da R asu lu llah S A W , den gan ka lim a t;

Iqra’bismi rabbik al-ladzi khalaq. M enu ru t A l-Fak h ru rraazi, k a ta aqra’ da lam

a ya t d i a ta s m e m ilik i pen ge rtian ; bacalah A l-Q u r’an . Seba b k ata al-Qiraa’ah

(m e m baca) han ya d ipe rgunaka n un tu k m em baca A l-Q u r’an .76

D alam m e n ga ja rkan A l-Q u r’an , pa ra o ra n g tu a , ju ru dak w ah dan pa ra

pen d id ik he n da kn ya m en dasa rka n pen gaja ra nya kepa da A l-Q u r’an da n had is

yan g beris i pe tu njuk -p etunjuk pen tin g R a su lu llah S A W . Seba b ya n g aka n

d ia ja rkan a da lah firm an Ilah i ya n g m e ru pakan ”unda n g-un dan g” dan p edom an

h id up um at m an usia . K itab ya n g tida k m e n yim pan sed ik itp un keba tila n . K itab

yan g m enda pa t jam ina n ke u tu han lan gsun g d ari D za t yan g m en u ru nka n ya ;

A lla h SW T . K ita ju ga pa tut be rte rim a kasih kepa da A llah S W T ya n g te lah

m enu run kan A l-Q u r’an den ga n bahasa A rab . K itab ya n g m en gan du n g sya ria t

Is la m serta pe tu njuk hala l ha ra m dan bebas da ri se ga la m acam pen yim pan ga n ,

pe ruba han a tau bahka n pen gga n tian den gan k a lim a t-ka lim a t la in , seka lipu n

m em ilik i m ak na ya n g sam a . K a rena A l-Q u r’an b e rada d i ba w ah pen ga w asan da n

penja gaa n lan gsun g A lla h SW T .

O ran g-o ran g te rdahu lu (salaf-al-ummah) ban yak yan g te lah m e laksa na kan

pend idika n A l-Q u r’an in i un tuk anak -a nakn ya, dan se rin g d ilak sa na kan d i m asjid -

m asjid . Out put da ri m o da l pe nd idikan in i cu k u p m e n ga gu m kan . M e reka tum bu h

m e njad i sua tu gene rasi yan g san ga t gigih m e m pe rtahan kan da n m e n yeba rkan

Islam d ibe rba ga i pe nju ru du n ia . Seja rah ban yak m enca ta t ke be rhasilan m ere k a .

M ere ka yan g m en jad i ” sin ga” d i sian g ha ri, te tap i d im a lam ha ri m e reka te tap

ru ku ’ dan sujud de n ga n penu h ke kh u syukan . In i se m ua ka rena m ere ka te lah

76 H a m da n R a jih, Spiritual Quotient for Children ( J o g ja ka r ta : D iva P ress, 2 00 5) h . 1 6 5

Page 66: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

66

”m en gh irup” a ir yan g m em a ncarkan da ri m a ta a ir A l-Q u r’an . D en gan

m em pe la ja rin ya , be ra rti m ereka te lah m e m pe la ja ri ilm u pen ge tah uan sek aligus

m em p ra ktek ka n n ya . K e tika A l-Q u r’an su dah b e rse m a ya m di keda la m an ha ti

m e rek a , dada m e reka a k an m e njad i lapa n g da n tidak m u da h stre ss , bahasa m ere ka

lanca r dan p in tu -p in tu sam u de ra ilm u pen ge tahua n te rbu ka leba r un tuk m e reka .

M en gapa o ran g-o ran g te rdah u lu (salaf) in i be g itu a n tu sia s m e laksa na kan

tu ga s pe nga ja ran A l-Q u r’an? Jaw aban ya je la s. K a rena , pertama, A l-Q u r’a n ada lah

firm a n Ila h i. Kedua, R asu lu llah SAW m e n ga ja rkan m e reka se la lu m en do ro n g

a gar m em pe la ja ri A l-Q u r’an u n tu k kem u d ian d ia ja rka n ke pa da o ra n g la in.

Ketiga, karena pem be rian o ra n g tua kepa da anak yan g m em ilik i n ila i tin g gi

ada lah m e n gaja rka n A l-Q u r’an . H a l in i ka re na d i da lam A l- Q u r’an te rda pa t

a ja ran bu d i peke rti, ta ta k ram a, akh lak, se lu ruh jen is keu ta m aan, h ik m ah se rta

se ja rah h id up u m at te rdahu lu sejak da ri nab i A da m A s. D ida lam n ya ju ga

te rdapa t pesan -pesan p ara R asul bah w a A llah SW T . ya n g tidak m en gin gin kan

ada d i an ta ra ham ba-ha m ba-N ya yan g k u fu r.

Di samping itu perlu juga dibiasakan membaca Al-Quran. Di mulai dari

surat Al-Fatihah dan surat-surat yang pendek dan mudah dihafal. Dituntun mereka

membacanya dengan tajwid yang benar dan bacaannya fasih.77

O ran g tua a tau gu ru ya n g be rm ak su d m e n ge m b an gkan S Q anak ha ru s lah

seseo ra n g yan g suda h m en ga la m i kesa da ran sp iritua l ju ga . Ia suda h

“m en ga k ses” sum be r-su m be r sp iritua l un tuk m en ge m ban gk an d irin ya . Sepe rti

yan g te lah pe nu lis je laskan d ia ta s, ya kn i c iri o ran g ya n g ce rdas seca ra spiritua l, ia

ha ru s dapa t m erasakan keha diran dan pe ran T uh an da lam h idupn ya .

“Spiritual intelligence is the faculty of our nonmaterial dimension the

human soul,” itu lah u n gkapan K ha lil K h a va ri, ia ha ru s sudah m ene m u kan m akna

h id up n ya dan m en ga lam i h id up ya n g be rm a k na. Ia tam pak pa da o ran g-o ran g d i

sek ita rn ya seba ga i “o ran g ya n g be rja lan den gan m em ba w a caha ya .” Se ba ga i m ana

te rda pa t dalam A l-Q u r’a n su ra t A l-A n ’am aya t 1 22 :

77 A. Mudjad Mahali, Hubungan Timbal Balik Orang Tua dan Anak, (Solo: Ramadhani,1994), cet ke IV, h.138

Page 67: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

67

"Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kamiberikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapatberjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yangkeadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apayang Telah mereka kerjakan".

b .) Bantulah anak untuk merumuskan “m isi” hidupnya

P ene ta pan m isi saa t in i um um n ya d iben tuk be rd asa rkan lo g ika sa ja te tap i

se rin gka li m e n ga ba ikan sua ra ha ti yan g fitra h , ak iba tn ya yan g te rjad i ada lah

sua tu d ok rin ya n g m e n ghasilka n lan gkah -lan gka h yan g se rin g tidak m a n usia w i,

sepe rti H itle r con to hn ya , a tau da jja l-da jja l kec il yan g ada d i In do nesia ya n g te la h

m en ye n gsa raka n rak ya t ban ya k .7 8 O le ka rena itu n ya ta kan kepa da anak bah w a

ada be rba ga i tin gka t tujuan da lam m e rum u skan “ m is i” h idu p in i. M u la i da ri tujuan

pa lin g deka t sam pa i tu juan pa lin g jauh dan bah k an tujuan ak h ir k ita . R um u san ini

b isa d ilaku k an den gan m en ggu nakan tek n ik “what then, senor” d alam anekd o t

D a nah Z o ha r, k ita da pa t m em ba n tu a nak u n tu k m ene m u kan m isin ya den ga n

un gka pa n, jika kam u sudah sek o lah kam u m au jad i ap a? A ku m au jadi o ran g

p in ta r. J ika suda h pin ta r m a u jad i apa? What then? D en ga n kep in ta ran k u, aku

akan m e m pe ro leh pe ke rjaan yan g ba gu s. J ika suda h dapa t pe ke rjaan, m au jad i

ap a? A ku akan pun ya du it ban ya k. Jika su dah p u n ya d u it ban ya k , m au ap a? A ku

in gin ban tu o ran g m isk in , yan g d ine ge ri k ita su dah tidak te rh itun g ju m lah n ya .

Sa m pa i d isin i k ita sud ah m em ban tu a nak un tuk m e nem u kan tujuan h idup n ya ,

h in gga sam p ai ke tujuan akh irn ya ya itu bahagia dun ia dan akh ira t.

c .) Jadilah “gembala spiritual” yang baik

O ran g tua a tau gu ru ya n g be rm ak su d m e n ge m b an gkan S Q anak ha ru s lah

seseo ra n g yan g suda h m en ga la m i kesa da ran sp iritua l ju ga . Ia suda h

78 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,…,h. 182

Page 68: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

68

“m en ga k ses” sum be r-su m be r sp iritua l un tuk m en ge m ban gk an d irin ya . Sepe rti

yan g te lah pen u lis je lask an d ia ta s, yakn i c iri o ra n g yan g ce rdas seca ra spiritua l,

ia ha ru s dapa t m erasakan kehadiran dan pe ran T uhan da lam h id upn ya .

“Spiritual intelligence is the faculty of our nonmaterial dimension

the human soul,” itula h un gk apa n K ha lil K ha vari, ia ha ru s suda h m en em u kan

m akna h id up n ya dan m en ga lam i h id up ya n g be rm a k na. Ia tam pak pa da o ran g-

o ra n g d i sek ita rn ya se b a ga i “o ran g yan g berja lan den gan m em ba w a caha ya .”

Se ba ga i m ana te rda pa t dalam A l-Q u r’an su ra t A l-A n ’am a ya t 122 :

"Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kamiberikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapatberjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yangkeadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apayang Telah mereka kerjakan".

d .) Ceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul serta kisah teladan lainya

A na k -anak ba h kan o rang dew asa , san ga t te rpen garuh de n ga n ce rita ka rena

“m anu sia” a da lah sa tu -sa tun ya m akh lu k yan g suka be rce rita dan hid up

berdasa rkan ce rita ya n g d i pe rca ya in ya . D ari itu o rang tua ten tu tidak aka n pernah

m am p u m em pe ro leh ke perca yaan da n ka itan d a ri m e reka kecu ali jika o ra n g

tua te rseb t te lah m am p u m em berikan kepa da m e reka con toh te lada n ya n g

tin ggi dan n ila i-n ila i ya n g su dah ba ran g ten tu jauh da ri be rba ga i kesa la han dan

kek h ila fa n.

U ntuk m em bangun sp iritua l anak, o rang tua dapat m em ilih k isah -k isah

seperti k isah nab i Ism ail, S iti H ajar dan sum ur Z am zam . D alam k isah tersebut anak

akan d ila tih un tuk m em aham i bahw a A llah SW T sangat m encin ta i anak kecil.

D alam k isah tersebut, sosok anak kecil in i te rdapat da lam d iri N abiyullah Ism ail.

A ir Z am zam m em ancar d isebabkan o leh kak i kecil Ism ail a .s.. dengan keluarnya a ir

tersebut, S iti H ajar dan nab i Ism ail dapat m inum . O rang -orng d i sana dapat

Page 69: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

69

m enikm ati a ir Z am zam yang m em ancar itu .7 9

D ari sirah R asu lu lla h S A W , orang tua dapat menceritakan kisah

belia sebaga i pan u tan d an te la dan te rb aik u m at Is lam . K ita m en ga m b il con toh

dari pe tu njuk da n ak hlak yan g d iba w a o le h b e liau yan g m ulia . Firm a n A lla h

su ra t A l- A h zab aya t 21 :

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) harikiamat dan dia banyak menyebut Allah."

K isa h te lada n yan g ada p ada d iri R asu lu llah S A W terse bu t b isa k ita a ja rkan

dan c on toh kan ke pada anak -a nak k ita , yan g d ibaw a n ya da la m sik ap da n

kehidu pan se ha ri-ha ri. K e m ud ia n apa b ila ana k te rta rik a kan ce rita itu , m aka

ce rita kan lah be ru lan g-u la n g kepa dan ya, seh in gga d ia m e njad ikan R asulu lla h S A W

seba ga i ido la n ya.

e .) Libatkan anak dalam kegiatan ritual keagamaan

K e gia ta n a gam a a da lah ca ra p raktis u n tuk “ tune in“ den gan sum ber da ri

sega la ke kua ta n. Bantulah anak-anak dalam menerapkan nilai-nilai dan tradisi-

tradisi masyarakat Islam, terutama dalam berinteraksi dengan teman-teman

mereka. Tentunya agar mereka mampu menampakkan perilaku baik, melatih

mereka untuk dapat membedakan antara perilaku yang benar dan perilaku yang

salah dalam kehidupan mereka sehari-hari. Juga, melatih mereka untuk

menghormati etika-etika umum di tengah-tengah keluarga, sekolah, masjid,

jalan, pasar, dan tempat-tempat yang lainnya.80

A m billa h b o la lam p u lis tik d i rum ah an d a. B ahaslah be ntu kn ya ,

stru k tu rn ya , kom po nen -ko m p onen n ya , kekua ta n caha ya n ya , vo lta sen ya , dan

seba ga inya . K e gia tan a gam a ada lah ka be l yan g m en gh ub un gka n bo la la m p u itu

79 Khalid Ahmad Syantut Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak,…, h. 10280 Asy-Syaikh Fuhaim Musthafa Manhaj Pendidikan Anak Muslim Penerjemah ‘Abdillah

Obid, Lc dan Yessi HM. Basyaruddin, Lc,…, h. 26

Page 70: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

70

den ga n caha ya . Sha la t, da lam ben tuk a pap u n, m en ga n gka t m an us ia da ri

pen ga lam a n fis ika l da n m ate ria l ke pen ga la m a n sp iritua l. U n tu k itu , ke gia ta n

kea ga m aan tidak b o leh d ilak uka n den gan te rla lu ban ya k m ene kan ha l-h a l yan g

fo rm al. B erikan kepa da anak -ana k k ita m a kna ba tin iah da ri se tia p ritua l ya n g k ita

laku kan. Sha la t b u ka n sekedar ke w ajiban, sh ala t khu sus be rsa m a m e rek a un tuk

m en ik m ati c ip taan T u han , se te lah se tiap ha ri k ita d ipen gap ka n o leh c ip taan k ita

send iri. Se tiap ha ri ada lah is tim ew a , ya n g w ajib d iha ya ti dan d isyu k u ri. Se tia p

pa gi a jak anak -a nak un tu k bersyuk u r pada T u han sam bil m ena ta p lan git, m a taha ri,

poh on -po ho nan dan alam sek ita r ru m a h k ita . Sa m pa ikan te rim a kasih dan p ujian

a tas ke ba ikan dan ke indahan yan g se la lu ha dir m en yerta i kita tan pa m e m u n gu t

ba ya ra n.

.f.) Bacakan puisi-puisi, atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional.

M an usia pada u m um n ya , khu susn ya ana k -anak , am at senan g jika

m ende n ga r a luna n m u sik a tau bu n yi-b un y ian . S e akan -a kan , iram a b un y i-bun y ian

te rseb u t se ja lan den gan f itrah m e reka . A na k -a nak ya n g m as ih d isu su i o le h ibun ya

akan m e rasa n yam a n d an senan g apa b ila d ise nand un gka n ba it-ba it lagu o leh

ibu n ya . S a n g a nak b isa sam pa i te rtidu r jika m ende n ga r sena nd un g yan g

d iba w akan ib un ya . te rka dan g , ada a nak ya n g re w e l d iseba bka n lapa r a tau ge lisah

karena ke ge rahan . N am un , ke tika m e nden gar senand un g la gu da ri san g ib u , ia

b isa te rtid u r.8 1

M an usia m e m p un ya i d ua faku lta s -fak ulta s u n tu k m ence rap ha l-ha l m a te ria l

dan sp iritua l. K ita p un ya m ata lahir da n m ata ba tin . K e tika k ita be rka ta

“m asakan in i pah it” , k ita sedan g m e n g gu naka n ind ra la h iriah k ita , te tap i ke tika

k ita be rka ta “ke pu tu san ini pa h it” , k ita sedan g m en ggu naka n in d ra ba tin iah k ita.

E m pa ti, c in ta , kedam ian, ke in da han ha n ya dapa t dice rap de n ga n faku lta s

sp iritua l k ita (in i ya n g k ita sebu t se ba ga i SQ ). S Q harus d ila tih , sa lah sa tu ca ra

m ela tih SQ ia la h m en yan yikan la gu -la gu ro han iah a tau m em bacaka n p u isi-pu isi,

ka rna den gan itu dapa t m em icu k ece rdasa n anak.

g.) Bawa anak untuk menikmati keindahan alam

T ekn o lo gi m o dern dan keh id upa n u rba n m e m b u at k ita te ra lie nasi da ri

81 Khalid Ahmad Syantut Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak,…, h. 179

Page 71: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

71

alam . K ita tida k ak rab la gi den gan a la m . Se tiap hari k ita be rhu bu n ga n den ga n

a lam yan g suda h d ice m ari, d im a n ip u lasi, dan d iru sa k. A lam ta m pak d i depan

k ita se ba ga i m u su h se te lah k ita m em u su h in ya. B aw alah ana k -anak k ita kepa da

a lam ya n g re la tif be lu m ban ya k te rcem a ri. A jak m ere ka na ik ke pu ncak gunu n g.

R asakan uda ra yan g se gar dan seju k, den ga rkan bu run g-b u ru n g yan g b erk icau

den ga n be bas. H irup w ew an gian a la m i, a jak m e reka k epan ta i, ra sak an an gin

yan g m ene rpa tu bu h, ce lup kan kak i k ita dan b ia rkan o m bak kecil m e n ge lu s-e lu s

ja rin ya dan se te ru sn ya . K ita ha rus m en ye d ia kan w ak tu

h .) Ikut sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial

K e te ra m p ilan SQ se perti in i tida k cu ku p han ya d ib ica ra kan. Jika ana k us ia

p ra sek ola h m en ga lam i send iri ba ga im ana pe nde ritaan yan g d ira sa kan o leh

o ra n g la in m aka lan gka h in ila h ya ng te rba ik.

A pa b ila o ran g tua be rte kad u n tu k m em bantu o ran g la in , m e reka he nda k n ya

m en giku t se rtaka n ana k -a nak m ere ka ka rena pen ga lam a n in i tida k han ya aka n

m en ga ja ri m e reka leb ih ped u li pada o ran g la in, te tap i ju ga m en gaja rkan

ke te ra m p ilan sosia l yak n i pen tin gn ya kerja sam a, kese tiaan dan ke tekuna n.

D ian ta ra keg ia tan sosia l kem asya raka tan yan g d im ak sud an ta ra la in :

1 .) M enjen guk tem an a tau te tang ga yan g seda n g sak it

2 .) B ekerja d idapu r um u m

3.) B ergab un g de n ga n o rga n isasi yan g beru saha m enye lam atka n

spesie s yan g te rancam p unah

4 .) Iku t se rta da la m kerja b ak ti d ilin gk un gan sekita r ru m ah

5 .) M en gh ibu r o ran g-o ran g ya n g te lah tua

6 .) M em ba n tu anak -ana k ya n g m asih kec il

7 .) M en gh im p un ban tua n u ntu k ko rba n bencana a lam .

K e gia ta n -ke gia ta n sos ia l d ia ta s k esann ya m e m an g san ga t sede rhana , tapi

o ra n g tua hen dak n ya m eneka nkan pa da anakn ya bahw a be ta pa pe rbu atan yan g

san ga t sede rha na itu m am p u m em bua t o ran g la in baha gia . O ran g tua b isa

m en gu su lk an pada anak n ya u n tuk m enca ta t pe rb ua tan ba ik yan g te la h m ere ka

laku kan pada ha ri in i. m enun tun o ran g ya n g sudah tua , m en ye bera n gi ja lan,

a tau m em besuk tem an yan g sedan g sak it. A pab ila m elaku kan pe rb ua tan b aik ini

Page 72: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

72

su dah m enjad i keb iasaa n, pada ak h irn ya o ran g tua akan m en yak sika n anak -a nakn ya

ke ta giha n m e laku kan pe rbua tan ya n g ba ik te rseb ut, dan m ere ka akan m e nc ari ja lan

send iri un tu k m elak ukan leb ih ban yak la gi pe rb u a tan ba ik.

i.) Jadilah cermin positif bagi anak

ke te ladanan yan g ba ik da ri kedua o ra n g tua da pa t m em berikan pen ga ruh

ya n g sign ifikan te rha da p anak -anak un tuk be rbak ti ke pada ke dua o ra n g tua .

K e te ladana n ya n g ba ik akan m en ghasilkan generasi yan g ba ik , sed an gka n

ke te ladanan ya n g je lek akan m en ghasilka n ge nerasi ya n g su lit d ia tu r.D a lam

keh idu pan ru m ah ta n gga tanpa d isada ri m as in g-m a sin g m e ru paka n akto r ya n g

se la lu d iliha t dan d in ila i o leh o ra n g la in. M aka jad ilah akto r a tau m o de l pe ran

yan g ba ik ba gi anak -a na k. Seka li-ka li ada kan fo rum un tuk sa lin g m e n ya m pa ikan

kesan dan pen ila ian ya n g sa tu ke pa da ya n g la in da lam suasa na ya n g rilek s,

n ya m an, tan pa teka na n . Ketahuilah, orang tua adalah cermin bagi anak-

anaknya.82

Jad ilah o ran gtua se ba ga i pen den ga r yan g ba ik ba gi anak -anak n ya . J ika anak

b ica ra jan gan b u ru -b u ru d ip o to n g la lu d ice ra m ah i. D en ga rkan dan p erha tika n

den ga n ta ta pan m ata yan g pe nuh a n tu sias da n stim u la tif a ga r anak te rla tih

m en gu ta ra kan pik ira n da n em osin ya den gan lanca r, te rtib , dan je rn ih. Iba ra t sum ur

ka lau se rin g d itim ba m aka a irn ya akan je rn ih .

C. Pentingnya Pembinaan Kecerdasan Spiritual pada Anak

K e lua rga m erupa kan in s titu si pe nd id ikan u tam a dan pe rta m a ba gi anak.

K a re na anak u n tu k pe rtam a ka lin ya m e n ge na l pen d id ikan d i da lam lin gk un gan

ke lua rga sebe lum m enge na l m asyara ka t ya n g leb ih luas. D isa m p in g itu k e lua rga

d ikata kan sebaga i pe le tak p on dasi un tuk pe n d id ikan se la nju tnya . Pen d id ikan

yan g d ite rim a anak da lam ke lua rga in ila h ya n g aka n d igu na kan o le h ana k

seba ga i dasa r un tu k m en g ik u ti pend idikan selan ju tn ya d i seko la h.

O ran g tua seba ga i pen did ik u ta m a da n u tam a ba gi ana k m e ru paka n

penan ggu n g jaw ab pe nu h te rha dap pe nd id ikan anak -ana kn ya. T u gas dan

82 As’ad Karim al-Faqi Agar Anak tidak Durhaka, (Depok: Gema Insani, 2006),cet ke-II,h.173

Page 73: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

73

tan ggu n g jaw ab o ran g tua da lam ke lua rga te rh adap pen d idika n anak -a nakn ya

leb ih be rsifa t pem ben tu kan w atak, agam a dan sp iritua ln ya .

Seca ra psik ososio lo gi ke lua rga berfun gsi seba ga i:

1 . P e m be ri ra sa am an bag i anak dan an ggo ta ke lua rga la in n ya

2 . M em beri pem e nu han ke bu tuhan ba ik fis ik m aup un p sik is

3 . S um ber kasih sa yan g da n penerim aan

4 . M o de l p o la pe rilaku ya n g tepa t ba g i ana k u n tu k be la ja r m en jad i

an ggo ta m asyia raka t yan g ba ik

5 . P e m be ri b im b in gan bag i pen ge m ba n ga n pe rilaku yan g seca ra

sosia l d ian gga p tepa t.

6 . P e m be ri pe tun juk pada anak da lam m em ecah k an m asa lah yan g

d ihada p in ya da lam ran gka m en ye sua ikan d irin ya te rha dap

keh id upa n

7 . P e m be ri b im b in ga n be la ja r da lam ke te ra m p ila n m o to rik , ve rba l

dan so sia l yan g d ib u tu hk an un tu k pen yesua ian d iri

8 . S tim u la to r ba g i pen ge m ban ga n kem am pua n ana k u n tuk m enca pa

p resta s i, b a ik d i seko lah dan m asya rka t

9 . P e m bim b in g da lam m en ge m ba n gkan asp ira si

10 . S um ber pe rsa haba tan a ta u tem an be rm ain ba g i an ak sam pa i cu ku p

usia u n tu k m en dapa tkan tem an d i lua r ru m a h , a tau apab ila

pe rsa haba tan d i lua r rum ah tidak m em u n gk in kan .83

Sedan gkan dari sudu t pandang sosio logis, fun gsi ke lua rga dapa t

d ik lasif ikasikan keda lam fungsi-fungsi be riku t : 1 ) Fun gsi b io logis , 2 ) F un gsi

ekonom is, 3 ) Fungsi pend id ikan (edukatif), 4 ) Fun gsi so sia lisa si, 5 ) Fun gsi

pe rlindunga n (protektif), 6 ) Fun gsi rek rea tif, 7 ) Fun gsi agam a (religius).

U n tu k leb ih je la sn ya akan penu lis kem u kakan sa tu pe rsa tu an ta ra la in :

a ) F un gsi b io lo g is , a rtin ya ke lua rga m e ru paka n tem pa t m em e nu h i se m ua

kebu tuha n b io lo g is , sepe rti sandan g , dan pan gan .

b ) F un gsi ek on om is, m aksu dn ya bah w a d ike lua rga la h o ran g tua

83S ya m s u Y us uf L N , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (B an d un g:R osda K arya ,2 0 0 1) , h .

3 8

Page 74: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

74

m em en uh i ke w ajibann ya te rhadap anak -a nak se laku o ra n g tua .

c ) F un gsi pen d id ikan , ia lah ke lua rga m eru paka n tem pa t aw a l pend id ikan

d ) F un gsi so sia lisa si, m aksu dn ya ke lua rga m erupaka n b ua ian a tau

pen ye m aian ba g i m asya raka t m asa depan

e) F un gsi pe rlin dun gan , ke lua rga m e ru pakan tem pa t pe rlind un gan sem ua

ke lua rga da ri sem ua gan ggua n dan ancam an

f) F un gsi rek rea tif , k e lua rga m e ru pakan pu sa t d a ri ke n yam a nan dan

h ib u ra n ba g i sem ua an ggo ta ke lua rga n ya

g ) F un gsi a ga m a , m aksu d n ya ke lua rga m erupaka n tem pa t pe nanam a n

aga m a ba gi ke lua rga

Fun gs i ekono m i d ije la skan da lam su ra t A l-B a qa rah aya t 233

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengancara yang ma’ruf (baik). Seseorang tidak akan dibebani (dalam memberi nafkah),melainkan menurut standar kemampuannya”. (QS: 2; 233)

Fungsi pend id ikan (edukatif) d ije la skan da lam had its R asu lu llah SA W ,

yang d iriw aya tka n o leh B ukhari dan M uslim , ya itu :

ول هللا ص رس ال من . : م. ق ا ام ف ة الفطر لى ولد ع ولد اال ی ا◌ م انھ د یھو اه و ◌ بو ا رانھ ھ ◌ ینص ن سا ج و یم

“ Bersabda Rasulullah SAW: Setiap anak dilahirkan diatas fitrahnyamaka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasraniatau Majusi”.(H R . B ukhari).8 4

D alam A l-Q u r’an al-K a rim su ra t Lu qm a n aya t 12

"Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:

84B uk hari, Shahih Bukhari, (B eirut : D ar A h ya a l-T urar ts a l-A rab iy, tt) , h .1 2 5

Page 75: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

75

"Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yangtidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QSLuqman :12)

T erka it den gan penafsiran aya t-aya t d i a ta s su ra t Luqm an aya t 12 H am ka

m en afsirkann ya , sebaga im ana d isa rikan berikut in i: inti h ikm at yang te lah

d ika run iakan o leh A llah S W T kepada L uqm an te lah disam pa ikan dan d ia ja rkan

kepada anakn ya sebaga i ped o m an u tam a da lam keh idu pann ya ya itu : supaya

jan gan m em perseku tukan A llah S W T dengan yang la inn ya k arena

m em perseku tukan A llah m erupakan dosa besa r.

A lla h SWT m em erin ta hk an ke pada m a nu sia a ga r m ere ka m e n gho rm ati da n

m em u lia kan ked ua o ra n g tua n ya . K are na m ela lu i ked ua o ra n g tuan ya lah m e reka

d ilah irkan d im u ka bu m i dan sew aja rn ya lah ke d ua n ya d ih o rm ati. J ika ak idah

o ran g tua ba ik , m a ka k ed ua o ra n g tuan ya se la lu d iho rm ati, d isa yan gi, d ic in ta i

den ga n sepa tu tn ya den ga n ya n g m a ’ru f.

U n tu k m e m pe rk ua t p rib ad i, m ene guh kan hu b un gan , m em pe rda lam rasa

syuk u r kepada A lla h SWT atas n ikm at dan perlin du n ga n ya n g se la lu k ita

te rim a, m aka d irikan lah sha la t. D en ga n sha la t k ita m e la tih lida h, h a ti, dan

se lu ruh an ggo ta badan u n tu k se la lu in ga t kepa da A lla h SW T . A lla h SWT tidak

m en yu ka i o ran g- o ran g yan g som bo n g.

D apa t d ism p u lkan bah w a aya t-a ya t in i m en gan du n g da sa r-dasa r pe nd id ika n

ba gi seo ran g m uslim d an dapa t d ijad ika n su m ber in sp ira si d a lam pe n d id ika n

anak -a nak kau m m uslim in, dan mengandung pokok akidah yaitu kepercayaan

terhadap Allah SWT yang menimbulkan jiwa merdeka bebas dan bebas da ri

pen ga ruh ben da da n a lam serta m e ru paka n dasa r u tam a te ga kn ya ru m ah

tan gga sakinah, mawaddah dan rahmah.

D a lam ha l in i d ije la skan pula tentang ped om an , jika te rjad i pe rtika ian

penda pa t an ta ra o ran g tu a den gan a nak yan g berb eda ak idah. K ec in taan te rha dap

ked ua o ran g tua tidak b oleh m e n ga lahk an ak ida h. A ya t in i ju ga m en ga nju rkan

un tuk be rb ua t ba ik, ka rena sekec il apa pu n keba ikan akan m e nda pa t b alasan da ri

A lla h SW T . Zak iah D araja t m en ga ta kan, bah w a kandu n gan su ra t L u q m an a ya t

Page 76: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

76

12 s.d 19 m elip u ti: a ) P em b inaan jiw a o ran g tua (kew ajiban bersyuk u r kepada

A llah S W T ), b ) Pe m b ina an a tau pen didikan kepa da anak yan g m en ya n gku t aspek -

aspek : im an dan ta uh id (tidak m ensyu k u ri A llah S W T ) ak h lak a ta u kep ribad ia n

(be rsyu k u r kepada A llah dan kepa da o ran g tua , be rsifa t sa ba r da la m m e n gha dap i

m usiba h, tidak be rsikap so m b on g a ta u an gku h kepada o ra n g la in ), ibadah

(m e ne gak kan sha la t, b e rtau ba t, ra jin be ra m al sha leh dan da k w ah ) de n gan ka ta

la in m e m e rin ta h a tau m en gajak o ran g la in u n tu k m ela ku kan keba ikan dan

m ela ran g a tau m ence ga h o ran g la in be rbua t ke jah atan /keb u ru kan.

Fungsi agam a (religius) dapa t d ije la skan dalam A l-Q ur’an su ra t A t-T ah rim

aya t 6 :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yangdiperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yangdiperintahkan."

Se buah ru m ah tan gga te rkada n g te rd iri da ri a yah , ibu d ita m ba h sau da ra

an ggo ta la in ; kake k, nene k, dan la in -la in . R u m ah ta n gga m e rupa kan sebua h

lin gk un gan a lam ia h, yan g m e n ge m ban tu ga s da lam pem binaan ana k . Pa ra

psiko lo g, pen did ikan dan pem bina pe rca ya ba hw a rum a h tan g ga m erupa kan

lin gk un gan te rbaik da lam upa ya m em b ina seo ran g a nak.8 5 H ubu n ga n da n

ko m u n ikasi a nak de n ga n ke dua o ra n g tuan ya m eru paka n h ub un ga n pa lin g k ua t

d iba nd in g berba ga i ben tu k hubu n gan la in.

Pe rtum buhan anak d ib aw ah asuhan ayah dan ibu m erupakan seba ik -ba ik

sa rana bagi pem b inaan akh lakn ya . N am un dem ik ian ku rangn ya pen ge tah uan

an ggo ta ke lua rga ju ga dapa t be rpen garuh (nega tif) bag i ke tu runan m erek a.

K eb iasaan dan trad isi yang d ipe ro leh seo rang anak dari ke lua rgan ya akan diw arna i

85M . B a gir H u jja ti, Pendidikan Anak dalam Kandungan, (B og or : C a ha ya , 2 0 0 3) , h .1 0 9

Page 77: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

77

ada t dan keb iasaan tem an-tem ann ya. O leh karena itu Is lam m ela rang bergau l

den gan tem an yang jaha t dan bu ruk..

Pe nd id ika n ke lua rga d ipan dan g se ba ga i pend id ikan pe rta m a da n u ta m a

kare na pe ranan n ya yan g be gitu besa r se ba ga i pe le tak p on dasi pen gem ban gan -

pen ge m ban gan be rik utnya . Pen d id ikan yan g d ib e rika n o ran g tua te rhada p ana k

m em p un ya i pe ran ya n g besa r se ka li ba gi keh idu p an dan m asa depa n anak, ka rena

pada dasa rn ya pen d id ika n m erupa kan upa ya un tu k m e m an u siaka n m anu sia . H a l

in i m en gin ga t bahw a pada hak ika tn ya m a nusia d ic ip taka n A llah berdasa rkan

F itra h -N ya (Q S A r-R u u m :3 0 ):

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplahatas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak adapeubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui"

Y an g d im aksud den gan F itra h pada Q S. A r-R u um a ya t 3 0 d ia ta s a da lah

bah w a d ian ta ra ya n g d ibaw a sejak lah ir te la h m em ba w a po te nsi u n tu k d id ik

dan m e n did ik . Pen d id ika n anak da lam ke lua rga ada lah ta n ggu n g jaw ab o ran g

tua te ru tam a ib u. Pe ra nan ibu da lam pen d idikan anak le b ih d o m in an dari

pe ra nan a ya h , ha l in i a gak n ya dapa t d ipaha m i karena ib u lah o ran g ya n g le b ih

banyak m en ge rti anak sejak seo ran g anak lah ir, ibu lah o ran g yan g se la lu ada

d i sam p in gn ya , ba hkan d ika taka n bah w a pe n ga ruh ib u te rha dap a nak n ya d im u la i

se jak da lam kandu n gan .86

Pe rana n a ya h te rha dap anakn ya tida k ka la h pen tin gn ya da ri pe ra nan ibu.

A yah m e rupaka n su m ber kek u asaan yan g m em be rikan ana kn ya tentan g

m an ajem en dan kepe m im p inan, seba ga i pe n ghu bu n g an ta ra k elua rga dan

m asya raka t de n ga n m em berika n pend id ikan te rha dap a nak n ya berupa k om un ikasi

86 A b u A h m a di, Ilmu Pendidikan,..., h. 1 8 0

Page 78: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

78

te rhadap sesam a n ya m em beri pe rasaan a m an da n perlin du n ga n te rha dap

ke lua rga n ya .8 7 H al in i dapa t dipaham i berdasa rkan Q S. A n- N isaa ’ A ya t: 34

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena AllahTelah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari hartamereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagimemelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara(mereka]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya Maka nasehatilahmereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalanuntuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar".

Seca ra ga ris besa r a da dua keb utu h an a nak yak n i keb u tu han jasm an i d an

kebu tu han ro han i (sp iritua l). K eb u tu han jasm an i anak se pe rti m a kana n, p aka ian,

pe ru m aha n, keseha ta n dan seba ga in ya . A n ta ra keb u tu han jasm an i dan rohan i

te rdap at kete rkaita n sa tu sam a la in. D ari sa tu sisi, d a lam ked ok te ran d ika takan

bah w a k ua litas m a kana n ya n g d ibe rikan kapa da anak ba lita a kan m en entu kan

kua lita s kece rda san dan kem a m p uan anak.

U pa ya pence rdasa n dapa t d ilak uka n o leh sia pa saja tidak m em a n da n g apa ka h

ibu ya n g ham il itu ce rda s a tau tida k. Sepe rtin ya kep ribad ian dan kece rdasan anak

te rba n gu n m ela lu i tra n sm isi sp iritua l, in te lek tua l, em o siona l da n m o ral ibu n ya .

K a re na itu ibu ya n g sed an g ham il sa n ga t d ia nju rka n un tuk m en in gka tka n bo bo t

sp iritua l, e m osiona l, m ora l da n in te lek tu alita sn ya . Pen in gka tan in i ban ya k

d item pu h den gan m em perban yak ibadah sha la t suna t, m em baca dan m e n ta la ’ah

87 R ehan i, Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an,(Baitul hikmahPress,2001),cet. Ke-1, h. 91

Page 79: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

79

A l-Q u ran , m e nja ga tu tu r ka ta , ge m ar be rinfak d an be rsede kah (de rm a w a n) se rta

akh la k te rp uji la in ya .8 8

B erda sa rkan ha l te rsebu t, o ran g tua (a yah dan ib u ) he n da kn ya

m em perha tikan kese im ban gan a n ta ra keb u tuhan jasm an i dan roha n i ana k. O le h

sebab itu o ran g tua ha rus m em berikan m a kanan yan g ha la l da n be rgiz i kepada

anak ba lita a ga r o ta kn y a tum b uh de n ga n sem p u rn a , d isam p in g m e lak u kan anak

den gan pe nu h ka sih saya n g. Fa k to r kasih saya n g san ga t m en en tu kan

perkem ban gan kep riba dian ana k. N am un de w asa in i tidak se dik it pa ra o ra n g

tua yan g k u ra n g m em perha tikan kese im ban ga n an ta ra keb utu han jasm an i dan

keb u tu ha n akan sp iritua l anak. O ra n g tua cend run g leb ih m em pe rha tika n

kebu tu han jasm an i anak dari pa da ke bu tu han da lam m ence rdaskan sp iritu a ln ya .

H a l in i dapa t d iliha t da ri ken ya taan bah w a se m ak in ban yak n ya a nak -a nak ya n g

seha t dan ce rdas te tap i sp iritua ln ya be lu m ten tu ce rdas. .

D is in ilah ba ran g ka li le tak kese njan gan perha tia n seba ga i o ra n g tua da lam

ka itan n ya de n gan pe nd id ikan a na k. K a rena itu lah se tiap o ran g tua ha rus

m en yada ri da n m e m pe rh a tikan kese im ban ga n an ta ra keb u tu han jasm an i dan roha n i

(sp iritua l) anakn ya.

B erda sa rkan c on toh d ia ta s m en u nju kkan be ta pa pen tin gn ya m em b in a

kece rdasan sp iritua l an ak , khusu sn ya da lam lingk un ga n ke lua rga . Pe nu lis

m en gajak ke pa da pa ra oran g tua supa ya leb ih m em perha tikan anak -a nakn ya ,

tidak han ya da ri se gi IQ dan E Q n ya sa ja , te tap i S Q yan g leb ih d iu tam aka n

d itana m ka n ke pa da an ak -a nakn ya. Y aitu o ra n g tua tidak la gi m en gabaikan

kece rdasan sp iritua l anakn ya .

Pe nd id ika n a ga m a dan S p iritua l te rm asu k b idan g-b ida n g pend id ikan yan g

m enda pa t pe rha tian penuh o leh ke lua rga (o ra n g tua ) te rhada p anak -anakn ya .

Pe nd idikan a gam a da n sp iritua l in i be rarti m em ba n gk itkan kek ua tan dan

kesed iaan S p iritu a l yan g bersifa t na lu ri ya n g ada pada ka nak -kanak m e la lu i

b im bin ga n a gam a ya n g seha t dan m e n ga m a lkan aja ran -a ja ran a ga m a da n

upaca ra -u paca ra n ya. B e gitu ju ga de n ga n m en ga ja rkan ke pada n ya ca ra - ca ra yan g

be tu l u n tu k m en un aika n syia r-syia r dan ke w ajiban a gam a, dan m e no lon g

88 S uh a rs on o, Mencerdaskan Anak, (Jaka rta : In tuisi P ress, 2 0 0 0 ) ,h . 1 1 8

Page 80: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

80

m en gem ban gka n sikap a gam a yan g be tu l, te rm asuk m u la -m u la seka li ada lah

im an ya n g k ua t kepa d a A llah SW T , M ala ika t, K itab -K itab -N ya , R asu l-ra su l-

N ya, H a ri ak h ira t, taku t kepa da A lla h S W T dan se la lu m en dapa t pen ga w a san da ri

pada -N ya da la m sega la pe rb ua tan dan perka taan .89

Seba ga im a na pe nu lis k e tahu i bah w a ke lua rga ada lah seba ga i pe rsek u tuan

h id up te rkec il da ri m asyarak at ne ga ra yan g luas, ke lua rga m em ain kan p e ranan

pen tin g da lam pe n ge m ban gan ke m am puan k rea tif ita s anak -a nak . K arena ,

ke lua rga da pa t m e m pe rliha tkan seca ra lan gsun g be rba ga i ke te ra m p ila n yan g

d in ila i be rgu na da n jitu . S e la in itu , ke lua rga ju ga da pa t m e nstim u las i

(m e ran gsan g ) pe rke m b an gan anak da lam be rfik ir da n be rka rya , seka ligu s

m em be rikan do ro n gan -do ro n gan kepa da m e re ka . T idak han ya itu , sebuah

ke lua rga ju ga dapa t m em ban tu anak da lam m en ghada p i pe rsoa la n -p e rsoa la n

keh id upa n da n m e m bim b in g m e reka un tuk m en ye le sa ikan pe rsoa lan -pe rsoa lan

te rseb u t.9 0

D en gan dem ik ia n ke lua rga m em pu n ya i ke w ajiban ya n g tidak kec il, k a rena

ba ik bu ruk a tau suk ses tidak n ya an g go ta ke lua rga m eru paka n tan ggu n g jaw ab n ya.

D a lam ha l in i o ran g tua seba ga i ke pa la ke lua rga m e m an g d itun tu t un tu k

m ew a rnai ke lua rga den gan n ila i da n ak h lak yan g ba ik , su ri tau ladan yan g ba ik ,

m en ye lam atkan a ggo ta ke lua rga da ri se ga la be ntu k ke resaha n dan kesusaha n,

ba ik susah n ya pe rjuan ga n dunia m au pun akh ira t.

K e lua rga m e rupaka n “ training centre” ba gi penan am an n ila i-n ila i

pen ge m ban gan fitra h a tau jiw a bera ga m a ana k, se yo gia n ya be rsa m aan den ga n

perkem ban gan ke p riba d ian ya ya itu se jak lah ir ba hkan le b ih da ri itu se jak da lam

kand un gan . Pan dan gan in i d idasa rkan pe n ga m ata n pa ra ah li jiw a te rhadap o ra n g-

o ra n g yan g m e n ga lam i gan ggu an jiw a, te rn ya ta d ipen ga ruh i o le h k eadaa n em osi

a tau sikap o ran g tua (te ru tam a ibu ) pada w ak tu anak m asih da lam kan du n gan .

O leh kare na itu , seb aik n ya pada saat ba yi m asih be ra da da lam kan du n ga n ,

o ra n g tua (te ru tam a ib u ) se yo gian ya le b ih m e n in gka tka n am al ibada hn ya kepa da

89H asa n La n g gu lu n g , Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,(Jaka rta :

P T . A l H us na Z ikra , 19 9 5 ) cet. K e-3, . h .3 7 290Asy-Syaikh Fuhaim Musthafa Manhaj Pendidikan Anak Muslim Penerjemah ‘Abdillah

Obid, Lc dan Yessi HM. Basyaruddin, Lc,…,h. 46

Page 81: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

81

A lla h, sepe rti m elak sanakan sha la t w ajib dan sha la t suna t, be rdo ’a , be rzik ir,

m em baca A l-Q u r’an dan m em beri sede kah se rta am alan sha leh la inn ya .

D a lam m em b ina da n m en ge m ba n gkan sp iritu a l anak da lam lin gk u n ga n

ke lua rga , d isam p in g u pa ya -u pa ya yan g te lah d ilak u kan d ia ta s, m aka ad a

bebe rapa ha l lagi yan g perlu m enjad i pe rha tian o ra n g tua ya itu sebaga i be riku t:

1. K a re na o ra n g tua m erup akan pe m bina p ribad i ya n g pertam a ba gi ana k ,

dan tok oh ya n g d iiden tifikasi a tau ditiru a nak, m aka se yo gian ya d ia

m em ilik i kep ribad ia n yan g ba ik a tau be rak h la k ul ka rim ah (ak h lak

yan g m ulia ). K e p ribad ian o ra n g tua , ba ik ya n g m e n ya n gku t sika p,

keb ia saan berp rilak u a ta u ta ta ca ra h idup n ya m erupa kan unsu r-u nsu r

pand id ikan ya n g tidak lan gsu n g m em be rika n pen ga ru h te rhadap

perkem ba n ga n fitrah bera gam a anak.9 1

2 . O ra n g tua hen dak n ya m em perlak u ka n a nak n ya den ga n ba ik. Pe rla kuan

yan g o to rite r (pe rlak uan yan g ke ras) a kan m en gak iba tkan

perkem ban ga n p ribad i anak ya n g k u ra n g d iha rap kan, be g itu pu la

pe rlakua n ya n g perm isif

(te rla lu m em be ri ke bebasan ) a kan m en ge m ba ngkan p ribad i ana k

yan g tida k bertan ggun g jaw ab a tau ku ran g m e m perdu lika n ta ta n ila i

yan g d iju njun g tin g gi da lam lin gk un gan n ya . S ikap da n pe rlak ua n

o ra n g tua yan g ba ik ada lah ya n g m em pu n ya i ka rak te ristik: a .

M em be rikan cu rah an k asih sa ya n g yan g ik h las , b . B ersikap re spe k

a tau m en gha rga i p riba d i anak, c . M enerim a anak seba ga im a na

b iasan ya, d . M au m en den ga rkan pe nda pa t a tau ke lu han ana k , e .

M em aafkan kesa lahan a nak, m e m in ta m aaf b ila te rn ya ta o ran g tua

send iri sa lah kepa da a nak, f. M elu ruskan kesa lahan ana k den ga n

pertim ba n ga n a tau a lasan-a la san yang te p at.

3 . O ran g tua he ndak n ya m em eliha ra hu bu n ga n yan g harm o n is a n ta ra

an ggo ta ke lua rga (a ya h den ga n ibu , o ran g tua d en gan a nak, dan ana k

den ga n ana k ). H ub un gan yan g harm o n is pen u h pen ge rtian dan kasih

sa yan g a kan m em b ua hk an pe rke m ban ga n pe rilaku ana k yan g ba ik .

91 M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga,…, 47

Page 82: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

82

Se dan gka n yan g tidak ha rm on is, sepe rti se rin g te rjad i pe rten ta n ga n a ta u

perse lis ihan a kan m e m pen ga ru h i pe rkem ban ga n p ribad i ana k yan g

tidak ba ik, sepe rti ke ras kepa la , pem b oh on g dan seba ga in ya .9 2

4 . O ran g tua he n dakn ya m em bim bin g, m en gaja rkan a tau m e la tih a ja ran

a gam a te rha dap a nak se p e rti: S yaha da t, Sha la t (ba caan dan ge raka n ya ),

D o ’a -d o ’a , B acaan A l-Q u r’an , la faz zik ir d an akh lak te rp uji sepe rti

be rsyu ku r ke tika m en dapa t a nu ge rah, be rsikap juju r m en ja lin

pe rsa uda raan den gan o ra n g la in , dan m e njauh kan d iri da ri pe rbua tan

yan g d ila ran g A lla h S W T 9 3

U n tuk m em eliha ra ke lua rga dari segenap ha l-ha l yang dapa t

m enje rum uskan keda lam neraka ten tu tidak m udah begitu sa ja . K arena itu

d ibu tuhkan sua tu p roses pen gertian dan pem aham an yang m en da lam te rhadap

tugas-tugas te rsebu t. Sebaga i o rang tua , tidak hanya berkew ajiban m em enuh i

kebu tuhan jasm an iah anak sem ata te tap i ju ga kebu tuhan akan sp iritua l anak da lam

m en capa i kebahagiaan dun ia dan akh ira t. D en gan ca ra m em biasakan anak sejak

d in i den gan ha l-ha l yang sesua i den gan n ila i-n ila i kesu silaan dan agam a

diha rapkan akan te rben tuk akh lak dan p ribad i yang ba ik pula dim asa - m asa

selanjutnya , seh ingga pada gilirann ya anak dap at m em bedakan m ana yang ba ik

dan te rbaik dan m ana yang bu ruk dan te rbu ru k, m ana yang benar dan m ana

yang sa lah da lam kehidupan seha ri-ha ri.

D a lam A l-Q u r’a n te lah d ije la skan bah w a ke lua rga da lam ha l in i o ra ng tua

bertan ggun g jaw ab te rh adap pen d id ikan a nak -a nak n ya . H a l in i te la h te rga m bar

pada A l-Q ur’an su ra t a t-T ah rim a ya t 6 se ba ga im a na te la h pe nu lis je la skan

sebe lu m n ya.

K e lua rga ada lah w ada h pe rta m a da n u tam a ba gi pe rtum bu han dan

perkem ban gan ana k, jika suasana da la m ke lua rga itu ba ik dan m e n ye nan gka n

m aka anak a kan tum bu h den gan ba ik pu la . J ika tidak, te n tu aka n te rham ba tla h

pertum bu han anak te rse bu t.

K e lua rga m em ilik i peranan ya n g sa n ga t pen tin g da la m u p a ya

92 Khalid Ahmad Syantut, Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak,…, h. 2493 A. Mudjad Mahali, Hubungan Timbal Balik Orang Tua dan Anak,…, h.138

Page 83: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

83

m en gem ban gka n p ribad i anak. Pe ra w a tan o ra n g tua yan g pen uh kasih saya n g

dan pe nd id ikan ten tan g n ila i-n ila i keh idu pa n be ra ga m a dan be rm asya raka t,

m erupa kan fak to r yan g ko nd u sif u n tuk m em p ersiap kan anak m e njad i p riba d i

dan an ggo ta m asya rak at yan g se ha t. O ran g tua m erupa kan o ra n g yan g te rde ka t

den ga n ana k. D i m ana sikap dan tin gka h la ku o ra n g tua a kan m enjad i panu tan

ba gi anak n ya , te ru tam a anak ya n g m asih k ec il. Penga lam a n anak se m a sa kec il

in i a kan te rba w a dan m em be kas sam pa i ia de w a sa . D an akh irnya aka n m ew arna i

co rak ke p ribad ian ya . D a lam ha l in i te ru tam a seka li da ri p ihak ib u lebih d itun tu t

un tuk berpe ra n aktif, ka re na ibu m e rupa kan o ra n g yan g leb ih deka t den ga n

anakn ya . Seo ra n g ib u yan g pe nu h kese riu san p erha tian, pe n ya yan g dan tekun

m enja lan kan aja ran -a ja ran a gam a, se rta u n tu k hidup sesua i n ila i-n ila i m o ra l ya n g

te lah d iga riskan o leh a gam a, m aka ia dapa t m em bina m o ra l da n m en ta l

(p ribad i) anakn ya seca ra seh at dan te ra tu r.

M en u ru t Carl Gustav Jung, seo ran g p sik o lo g te rke na l m e n ga ta ka n, ka lau

o ra n g tua in gin anakn ya bertin gka h lak u ba ik, te rleb ih dah u lu o ra ng tu a ha ru s

m en ge va luasi d irinya , a paka h m em a n g suda h b isa be rtin gk ah laku leb ih ba ik? .

B era t se ka li m em an g tu gas seba ga i o ran gtua , ada tun tu tan u n tu k se la lu b isa

m enjad i te la dan ba gi a nak ka rena anak a kan se la lu be la ja r ten tan g d un ia in i

den gan m eliha t sikap dari o ran g te rde ka tn ya te ru tam a oran g tu a .

O ran g tua m a napu n pasti in gin a nakn ya b isa be rtin gka h lak u yan g ba ik d i

depan o ra n g ba n ya k , m en gho rm ati o ran g leb ih tu a , sada r akan hak da n k ew ajiban

o ra n g la in yang b isa m em ba tasi hak dan ke w ajibann ya sen d iri, se rta peka

te rhadap o ran g la in . Pe n de k ka ta anak b isa m en giku ti n o rm a dan n ila i so sia l

yan g berlak u. Sun g gu h bu kan ha l ya n g m uda h un tuk d ise ra p dan d ipe la ja ri

anak, na m u n k ita be gitu in gin m ere ka ta hu dan b isa m e n ga m alka n ha l-h a l ba ik

te rse bu t. M e n ga pa ana k ha ru s m em pe la ja ri ha l te rsebu t? Letitia Baldrige,

seo ra n g ah li e tike t ya n g m e ru pakan sta f ah li da ri m anta n Fisrt Lady Lecgueline

Kennedy, m en ga ta kan ba hw a a lasan k ita (dan ju ga ana k -anak ) pe rlu be rtin gkah

laku yan g ba ik dan sopan san tun ya itu :9 4

94M o nty P . Sa tia D arm a da n F ide lis E . W aruw u, Mendidik Kecerdasan ,(Jaka rta : P us taka P op uler

O b or, 20 0 3 ) cet. K e-1 .h .4 8

Page 84: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

84

1 . D iri k ita akan m erasa n ya m an dan ba ha gia ke tika k ita b isa

m em pe rlih a tkan

tin gkah laku yan g ba ik

2 . K ita aka n b isa h id up d item pa t ya n g efis ie n dan te rtib b ila sem ua

o ra n g b isa be rtin gka h laku ba ik dan berso pan san tun

3. K e ba ikan a kan m em b ua t lin gk un gan dan du nia k ita leb ih ba ik dan

n yam a n

U n tu k m en ge m ban gk an S Q da lam ke lua rga , be riku t in i be be rapa tip s ya n g

dapa t d ipe rha tikan o ran g tua :

a. M ela lu i “ jalan tugas”

b. M ela lu i “ jalan pen gasu h an”

c. M ela lu i “ jalan pen ge tah uan”

d. M ela lu i “ jalan peruba han p ribad i”

e. M ela lu i “ jalan persau daraan”

f. M ela lu i “ jalan kep em im pinan ya n g pen uh pen ga b d ian” 95

U ntuk leb ih je la sn ya akan penu lis u ra ikan sa tu pe rsa tu, ya itu :

a . M ela lu i “jalan tu gas”

Y aitu a nak d ila tih m elaku kan tu gas-tu gas ha rian n ya de n gan

do ro n ga n m otivasi da ri da lam . A rtin ya anak m elak ukan se tia p ak tif ita s- n ya

den ga n pe rasaan se nan g, bu kan kare na te rpaksa a tau ka rena pak saa n o ra n g tua .

B iasan ya ana k a kan m elakuka n tu gas-tu gasn ya d en gan pen uh se m an ga t apabila

d ia tahu m an faa t ba gin ya . U n tu k itu o ran g tua pe rlu m em be ri m o tiva si, m em b uka

w a w asan seh in gga se tiap tin dakan ana k - anak te rse b ut seca ra b e rtaha p

d im o tivasi da ri da lam

. A nak pe rlu d ibe ri w aktu m e n ggu na kan kebebasan p ribad in ya,

m em be nam kan d iri pa da ak tif ivita s -ak tivita s fa vo ritn ya se perti m em baca,

m en atap tem bok , m en den ga rka n m usik , m e na ri, m em anc in g, da n seba ga in ya .

Pe rm aina n -pe rm ainan in i m em bua t a nak -a nak p rod uk tif dan m en gem ban gkan

keka yaan kece rdasan da lam d iri m ere k a .

Page 85: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

85

D ida lam ke lua rga pe rlu ko nd isi yan g m en du ku n g pe n ge m ba n ga n k on d isi

ba tin a nak a gar da p at b e rk ha ya l, be ran gan -a n ga n , m en ge m ba n gkan fan tasin ya ,

dan berm ain . P e rm ainan m em bu ka p in tu baka t da n m e m b u at o ran g be bas

be rp ik ir dan den gan dem ik ian m en gem ban gka n kece rdasan.Pe rm ainan

m em un gk in kan ana k -an ak m en gena l d irin ya sen diri. Pe rm a inan ad ala h gu ru

te rba ik ba gi ana k -a na k. Pe rm aina n m em bu ka p in tu un tu k m em asu ki sua tu

yan g m un gk in d ira sa kan seseo ran g a nak seb a ga i ta ta nan yan g sud ah ada

seb elum n ya . Pe rm aina n m em ban tu anak te rh ub u n g den gan be bas ke du n ian ya

dan den gan m u dah m en g hab iskan w ak tun ya pen u h k ua lita s.

K e bebasa n berp ik ir ya n g efek tif da n p ositif akan berkem ban g da la m

d iri anak ya n g m e re ncana kan, m em u la i, dan m enen tu kan se nd iri a rah

perm ainann ya . B e rh ub u n ga n de n ga n ha l itu , sifa t-s ifa t o ran g tua ya n g san ga t

m en gekan g a tau m en gen da lika n a nak seca ra po sitif a kan m en gham ba t

pe rkem ba nga n S Q anak da lam ke luarga .

b . M ela lu i “jalan pen gasuh an”

O ran g tua ya n g penu h kasih sa ya n g, sa lin g pe n ge rtian, c in ta , dan

pen gha rgaa n . A nak tidak perlu d im a njakan k arena akan m e n ge m ba n g- ka n

da lam d iri anak sifa t m em en tin gka n d iri send iri dan m e n ga ba ika n k ebu tuhan

o ra n g la in. Pen gasuh a tau ibu ya n g te rla lu m eno lon g tidak m e n ge m b an gkan

kece rdasa n sp iritua l (S Q ) ana k, ka rena han ya m en gem ban gka n p ribad i-p ribad i

yan g k ik ir dan be rp ik iran sem p it da lam c in ta , tidak m e m ilih pe rspek tif luas

sehin gga tida k m en yada ri kebu tu han dasa r a tau kebera daan o ran g la in.

T e rbu ka dan ja lin h ub u n ga n kasih den gan a nak -a nak. K ita pe rlu be la ja r

un tuk b isa m e n erim a dan m ende n ga rkan den gan baik “ diri k ita send iri” dan

leb ih -le bih “o ra n g la in ” . O ran g tua pe rlu m em b uka diri, m en gam b il re siko

m engu n gka pkan d irin ya kepa da “p u tra -pu trin ya” . H an ya den gan ca ra d em ik ian

k ita m em be ri m o de l dan pen ga la m an h idu p ba gi ana k -a nak un tu k

m en ge m ba n gkan kece rd asan sp iritua l (SQ )-n ya .

O ran g tua pe rlu m e n c ip taka n lin gk u n ga n k e lua rga pe nu h kas ih dan

pen ga lam a n sa lin g m e m aafka n. T inda kan ba las kasiha n, pe la yan an dan

Page 86: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

86

pen ga m pu nan m em be rikan a pa yan g d ika ta ka nan o leh ah li pe nd id ik an G race

P ilo n seba ga i “ ra sa se jahte ra da lam pik ira n ” yan g m e njad i landasan ba gi

pen gem ban gan kece rdasan sp iritua l (S Q ).

c . M ela lu i “jalan pen ge tah uan”

D en gan m en gem ban gka n sikap in ve stiga tif, p em ah am an, pe n ge ta hua n

dan sikap e k splo ita tif. D iru m ah pe rlu d ib e ri ruan g ba gi ana k u n tu k

m en gem ban gka n w aw a san ilm u pe n ge tah uan n ya . M u n gk in d ia lo g den gan o ran g

tua ya n g sudah m e m ilik i pen ge tah uan yan g leb ih luas da pa t m em perluas

pen getahua n ana k seh in gga m em ban tu u saha e k sp lo i- ta tif da n penca riann ya

te rhadap keka yaan ilm u penge ta hua n itu send iri.

d . M ela lu i “jalan peruba han p ribad i” (k rea tif ita s ).

U n tuk m en gem ban gka n k rea tif ita s ana k m em bu tuhka n w ak tu ba gi d irin ya

send iri u n tu k dapa t be rim a jinasi da n ke m ud ian m enc ipta kan sesua tu sesu ai hasil

im a jinasin ya . B a n ya kn ya laran gan m u n gk in akan m en gha m ba t ruan g k re a tif ita s

anak. Itu be ra rti o ra n g tua tidak la g i m e la ra n g da n m en ga ra hkan ke gia ta n

anak m ela in kan pe rlu be rd ia lo g de n ga n ana k -ana k, seh in g ga m ere k a dapa t

m en g gu nakan ke bebasa n k rea tif ita sn ya den gan te tap m e m pe rha tika n k o m itm en

pada tugas-tu gas ya n g d ilaku kann ya.

e . M ela lu i “jalan persau daraa n”

H al in ilah yan g pa lin g dapa t d ila tih da lam ke lua rga , m e la lu i sikap sa lin g

te rb uka se m ua ang go ta ke lua rga den ga n be rd ia lo g sa tu sam a la in. Se tiap

kesu litan a tau k on flik yan g tim b u l da lam ke lua rga d ipecahkan be rsa m a den gan

sa lin g m en gha rga i sa tu sam a la in. Sa ra na u n tu k itu ada lah “dia lo g” . U n tu k dapa t

be rd ia lo g d ian d alka n ke m am p uan un tu k sa lin g m ende n ga rkan da n kem am p uan

m enerim a pen dapa t syan g be rbe da . Pen ga la m an seperti itu ha n ya dapa t d ia lam i

o leh anak dida lam ke lua rga n ya .

f . M ela lu i ja lan kepem im pinan yan g pen uh pen ga b dian.

O ran g tua a da lah m o d el seo ra n g pem im p in yan g akan d ia la m i o leh a na k -

anak di da la m ke lua rga . Pe m im pin yan g efek tif seo ran g yan g be rsika p ra m a h,

m am p u m e m aham i pe rasaan yan g d ip im p in da n m am pu be rhu bu n gan den ga n

sem ua an ggo ta ke lua rga . D isin i o ran g tua dapa t m enjad i m o de l ba gi a na k -a nak

Page 87: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

87

un tuk m ela yan i, re la be rk o rba n, dan m en gu tam akan kepe n tingan be rsa m a da ri

pada kepe n tin ga n d iri send iri. K a rena ya n g m e m andu se tiap pe rila ku ada lah apa

yan g bern ila i dan be rm akna ba gi sem ua.

S in gka tn ya , tem pa t pertam a un tuk m en um b uh kan kece rdasan sp iritu a l

ada lah ke lua rga . A nak -a nak yan g d ibesa rkan da lam lin gk un ga n ke lua rga yan g

berkece rdasan sp iritua l (S Q ) tin gg i akan m enjadi p riba d i- p riba d i den gan S Q

tin ggip u la .

Page 88: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Peran utama dari orang tua yaitu mendidik anaknya agar kelak menjadi anak

yang baik dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Mendidik anak

adalah membantu dengan sengaja pertumbuhan anak dalam mencapai

kedewasaannya baik dari segi jasmani dan rohani.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan kecerdasan spiritual anak, yaitu:

a. God spot (fitrah)

b. Potensi qolbu (fu’ad, shard, dan hawa)

c. Faktor genetic atau bawaan

d. Faktor lingkungan keluarga dan rumah

3. Langkah-langkah pembinaan kecerdasan spiritual anak meliputi :

a. Pendidikan keimanan, yang dimaksud dengan pendidikan iman disini

adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun islam, dan dasar-

dasar syariah, sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu.

b. Pendidikan moral, yang dimaksud dengan pendidikan moral adalah

pendidikan tentang prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak

(tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa

pemula hingga ia menjadi seorang mukallaf yakni siap mengarungi lautan

kehidupan.

Page 89: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

89

c. Pendidikan fisik (jasmani), pendidikan fisik disini dimaksudkan agar anak-

anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan

bersemangat.

d. Pendidikan rasio (intelektual), yang dimaksud dengan pendidikan rasio

adalah membentuk (pola) pikir anak dengan segala sesuatu yang

betmanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan dan peradaban. Dengan

demikian, pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan dan

sebagainya.

e. Pendidikan psikhis (jiwa), yang dimaksud dengan pendidikan kejiwaan

adalah mendidik anak supaya bersikap berani terbuka, mandiri, suka

menolong, bias mengendalikan amarah dan senang pada seluruh bentuk

keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.

f. Pendidikan sosial, yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah

mendidik anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan prilaku sosial yang

baik, dasar-dasar kejiwaan yang mulia dan bersumber pada akidah

Islamiyah yang kekal dan perasaan keimanan yang mendalam, agar

ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berprilaku yang

baik, keseimbangan akal yang matang dan bijaksana.

g. Pendidikan seksual, yang dimaksud dengan pendidikan seksual adalah

upaya pengajaran penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah

yang seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang

berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Hal ini dimaksudkan agar

jika anak telah tumbuh dewasa, ia telah mengetahui masalah-masalah yang

diharamkan dan yang dihalalkan

D isam p in g , itu ada be bera pa lan gk ah - lan gk ah un tuk m e nu m bu h dan

m en gem ban gka n kece rd asan sp iritua l anak ya itu sebaga i be riku t:

a) A ja rka n A l-Q u r’an bersam a-sam a da n m elaksa n akan m ak nan ya da la m

keh idu pan kita .

b) Jad ilah k ita “ ge m ba la sp iritua l” yan g ba ik

c) B an tu lah anak un tu k m erum uska n “m isi” h idup n ya

d) C erita kan k isah -k isah n ab i dan rasu l se rta k isah te ladan la in ya

Page 90: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

90

e) L iba tkan anak dalam ke gia tan -ke gia tan ritu a l keagam aan

f) B acakan pu isi-p u isi a tau la gu -la gu ya n g sp iritua l dan in sp ira sio n al

g) B aw a anak un tuk m e n ikm ati ke in dahan a lam

h) Ik u t se rtakan anak da lam kegia tan -ke gia ta n so sia l, dan

i) Jad ilah ce rm in positif bagi anak

a. SARAN

Dari pembahasan di atas penulis memberikan saran-saran kepada :

i. Untuk orang tua agar menambah ilmu pengetahuan dalam mendidik anak dari

segi IQ, EQ, dan SQ sehingga baik dan benar dalam memberikan teladan yang

baik bagi anak-anak agar mereka menjadi anak-anak yang tumbuh dewasa

dengan kepribadian yang baik.

ii. Bagi para pengajar di sekolah agar memperhatikan kecerdasan spiritual siswa-

siswi selain kecerdasan akal dan emosi mereka

iii. Bagi para traniner harus dapat menciptakan metode-metode baru yang

memudahkan orang tua dalam pembinaan kecerdasan spiritual anak sehingga

dapat diaplikasikan oleh orang tua dalam membina anak-anaknya.

Page 91: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

91

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Mas Udik, Meledakkan IESQ Dengan Langkah Taqwa dan

Tawakal, Jakarta: Zikrul Hakim, 2005, cet. I

2. Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual ESQ (Jakarta:Penerbit Arga 2001) cet ke-1

3. Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Logos. 1999, cet ke I

4. Arifin, H. M. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan

Sekolah & Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1970

5. Bawani, Imam Pengantar Psikologi Perkembangan, Surabaya : Usaha

Nasional, 1989, cet. Ke-I

6. Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut : Dar Ahya al-Turarts al-Arabiy,tt

7. Buzan, Toni, kekuatan ESQ: 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan

Emosional Spiritual, terjemahan Ana Budi Kuswandi, (Indonesia :

PT Pustaka Delapratosa, 2003) Cet. Ke-1

8. Chaplin, JP, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : Rajawali Pres, 1989, cet.

Ke-1

9. Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam Dalam Islam Dalam Pembinaan

Mental, Jakarta : Bulan Bintang , 1975,cet. Ke- III

Kesehatan Mental, Ja ka rta : P T . T o k o G un un g A gu n g, 2 00 1, ce t.

K e - X X III

10. Djalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, Cet

- II

11. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1998,

cet.ke-II

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1993,

cet. Ke-II, h. 186

Page 92: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

92

12. Fuhaim Musthafa, Asy-Syaikh, Manhaj Pendidikan Anak Muslim

Penerjemah ‘Abdillah Obid, Lc dan Yessi HM. Basyaruddin, Lc,

(Jakarta: Mustaqiim, 2004), cet. Ke-I

13. Goleman Emotional Intelligence, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

1999,cet. Ke-IX

14. Halim, M. Nipan Abdul, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Ofset, 2000), cet ke-I

15. Harini, Sri & Aba Firdaus, al-Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini,

Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003, cet. Ke-I

16. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2006

1 7 . H u jja ti, M . B a gir Pendidikan Anak dalam Kandungan, B og or : C a ha ya ,

2 0 0 3

18. Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, cet

ke-I

19. Karim As’ad, Al-Faqi, Agar Anak tidak Durhaka Jakarta, Gema Insani,

2005, cet. Ke- I

20. Khant, Pir Vilayat Inayat Membangkitkan Kesadaran Spiritualitas,

terjemahan Rahmain Astuti, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2002, cet.

Ke-1

21. Kurniasih, Dedeh: Arti Sehat dan Bahagia Bagi Anak (http://www.tabloid

nakita.com/khasanah/khasana h. 06309-01.htm)

2 2 . L a n g gu lu n g , H a sa n , Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi

dan Pendidikan,(Jaka rta : P T . A l H u sna Z ikra , 19 9 5 ) cet. K e -3

2 3 . Mahali, A. Mudjad, Hubungan Timbal Balik Orang Tua dan Anak, (Solo:

Ramadhani, 1994), cet ke IV

24. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Karya Ki Hajar Dewantara

Bagian I, Yogyakarta, 1962, dikutip Soewarno, Pengantar Umum

Pendidikan, Jakarta, Aksara Baru, 1985

Page 93: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

93

25. Mubayidh, Makmun, Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak,

terjemahan Muhamad Muchson Anasy, S.HI, Jakarta Pustaka Al-

Kautsar ,2006, cet. Ke-I

26. M u shtha fa A h m ad , A l- M ara g i, Tafsir Al-Maraghi, te rjem a h an A n w a r

R a syid i, 19 8 7 c e t. K e -1

27. Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,

1997 cet ke-1

28. Noor, No. 02/TH.VI/Februari 2008

29. Nawaw, Safurrahaman & Zayadi, Ahmad Petunjuk Praktis Menulis Karya

Ilmiah, Ponorogo : Darussalam Press 1994 cet. Ke-II

30. Olgar, Maulana Musa Ahmad, Tips Mendidik Anak Bagi Orang Tua

Muslim (Tangerang: Agro Media Pustaka, 2006), cet. Ke- I

31. Poerwadarminta, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarata : Balai

Pustaka, 1982

32. R a jih, H a m da n , Spiritual Quotient for Children Jo g ja ka rta : D iva P re ss,

2 00 5

33. R e h an i, Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan dalam Perspektif Al-

Qur’an, Baitul hikmah Press,200),cet. Ke-1

34. Satiadarma, Monty P, dan E. Waruwu, Fidelis Mendidik Kecerdasan,

Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003, cet. Ke I

35. Sholeh, Asarorun Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru, Analisis

Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta : elSAS, 2006,

cet. I

36. S uh a rson o, Mencerdaskan Anak, (Ja ka rta : In tu is i P re ss, 2 0 0 0 ),

37. Suhartin, R.I Cara Mendidik Anak dalam Keluarga Masa Kini Jakarta,

Batara, 1980

38. Suharto, Dedhi, Qur'anic Quetient, Jakarta : Yayasan Ukhuwah, 2003, cet.

Ke-I

39. Sukidi, Kecerdasan Spiritual, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum, 2004,

cet. II

Page 94: 1 ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46936/1/ASROPI...Adapun tujuan penulis mengangkat karangan tulisan ini untuk mengungkapkan cara-cara

94

40. Sururin, DR. M. Ag, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo

Perdasa, 2004, cet. Ke-I

41. Syantut, Khalid Ahmad, Melejitkan Potensi Moral Spritual Anak,

(Bandung : Syamil, 2007)

42. T a sm a ra , T oto , Kecerdasan Ruhaniah, Ja ka rta : G e m a Insa n i, 20 0 1 , ce t.

K e-I

43. Ulwan, Abdullah Nashib, pendidikan Anak Dalam Islam. Terjemahan

Jamaluddin Miri Jakarta : Pustaka Amanah, 1998

44. Y u su f, S ya m su , L N , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja ,

B a n d un g:R osd a K arya , 2 0 0 1

45. Zaini, Syahminan, Jalur Kehidupan Manusia menurut Al-Quran, Jakarta:

Kalam Mulia, 1995

46. Zohar, Danah dan Marshal, Ian, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam Integralistik dan Holistik Untuk Kehidupan, Bandung:

Mizan, 2001, cet ke-II