Upload
fera-astarina
View
53
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisia. Tonsil adalah gumapalan limfoid pada belakang tenggorokan (Lie, Stephen. 2001)b. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (gumpalan jaringan) limfoid pada belakang
tenggorokan (Dorland. 1998)c. Tonsilektomi adalah tindakan operasi mengangkat tonsil.
Tonsilektomi dilakukan pada pasien tonsillitis kronis yang sering kambuh. Padatonsillitis sedang / berat atau pada pasien tonsillitis yang mempunyai resiko terjadinyakomplikasi (St. Carolus. 2000)
B. Klasifikasi (Media Aesculapius, FKUI. 2000)a. Tosilitis Akut
Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputieksudat berwarna putih kekuning-kuningan.
b. Tonsilitis PolikularisTonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat berbentuk bercakputih yang mengisi Kripti tonsil yang disebut detritus.
c. Tonsil LakunlarisBila bercak yang berdekatan bersatu dan mungil lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
d. Tonsilitis MembranoraBila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluasmenyerupai membrane.
C. Etiologia. Bakteri Streptococcus dan hemoliticus grup A, Pneumococcus, Staphylicoccus
Haemolyticcus Influenza.b. Virus, merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif.c. Streptococcus non haemolitus dan streptococcus vitidar (Media Aesculapius, FKUI.
2000)
D. Gejala Klinisa. Nyeri tenggorokanb. Nyeri saat menelanc. Demam dengan suhu yang tinggid. Nafas baue. Radang telinga tengahf. Nyeri kepala
1
g. Tidak nafsu makanh. Badan lemas
E. Komplikasia. Otitis Media Akut (OMA)b. Abses peritonsilc. Abses parafaringd. Arthritise. Bronkhitis( Media Aesculapius, FKUI. 2001)
F. Penatalaksanaan Keperawatan1. Tonsilitis Akut
a. Antipiretikb. Analgerikc. Istirahat ; bed rest ± 2 harid. Pemasukan xairan yang tidak merangsang / mudah ditelane. Kompres es dileher
2. Tonsilitis Kronisa. Pemberian antibiotic dilaksanakan pada periode kambuh dan diteruskan sampai 48
jam setelah hilangnya gejala-gejala.b. Kompres es dileherc. Antipiretikd. Analgerike. Istirahat baringf. Pemasukan cairan / nutrisi yang tidak merangsang dan mudah ditelang. Tindakan operasi bila ditemukan komplikasi
G. Patofisiologi (Soepardi, Efiati Arsyad, 2001)
Invasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil
↓
Reaksi radang
↓
Pengeluaran leukosit
↓
Membentuk detritur (kumpulan bakteri yang mati dan epitel yang terlapisi)
↓
2
Detritur mengisi kriptur
↓
Tonsilitis
H. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d luka operasiKriteria hasil : Nyeri pada luka operasi berkurangIntervensi :- Kaji tingkat nyeri- Atur posisi klien- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman- Observasi tanda-tanda vital- Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :- Dengan mengkaji tingkat nyeri diharapkan dapat mengetahui intensitas nyeri yang
dirasakan- Memfokuskan klien dan membantu rasa sakit yang dirasakan serta meningkatkan
proses penyembuhan- Mendukung klien untuk beristirahat sehingga membantu mengalihkan nyeri- Mengetahui perubahan system tubuh pada klien- Menentukan therapy selanjutnya
b. Resiko tinggi kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d luka operasi.Tujuan : Kebersihan jalan nafas klien efektifKriteria Hasil : Klien mampu mempertahankan jalan nafas yang efektifIntervensi :- Atur posisi klien dengan kepala menghadap ke samping bawah- Beri kompres es pada samping kanan-kiri leher- Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :- Dengan posisi ke samping bawah, air perdarahan dapat keluar- Dengan memberi kompres es diharapkan dapat menghentikan perdarahan sehingga
darah tidak menyumbat jalan nafas- Diharapkan mempercepat proses penyembuhan
c. Potensial perdarahan b/d adanya jaringan yang terlepasTujuan : Tidak terjadi perdarahan
3
Kriteria hasil : Tidak terjadi tanda-tanda perdarahanIntervensi :- Anjurkan klien untuk makan makanan yang dapat menghentikan / menyebabkan
perdarahan- Motivasi klien untuk tidak banyak berbicara
Rasionalisasi :- Diharapkan dapat menghentikan / menyebabkan perdarahan yang dapat menyumbat
jalan nafas- Diharapkan jahitan tidak terlepas
Konsep NyeriNyeri adalah pengalaman sensasi dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan actual dan potensial.- Nyeri akut biasanya tiba-tiba dan berkaitan dengan cidera fisik, nyeri ini berlangsung
beberapa detik hingga enam bulan.- Nyeri kronik, nyeri konstan : intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu
dan berlangsung lebih dari enam bulan.
Reseptor NyeriAdalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya jika pada stimulus yang kuat,
secara potensial merusak.Mediator Kimia NyeriZat kimia yang meningkatkan transmisi / persepsi nyeri meliputi histamia bradikinin,
asetilkolin dan substansi P.Prostaglandin adalah zat kimia yang diduga dapat meningkatkan sensitivitas reseptor nyeridengan meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Mengkaji Persepsi Nyeri1. Intensitas nyeri
Individu diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal (misalnya : tidak nyeri,nyeri sedikit, nyeri hebat atau sangat hebat atau 0 - 10 ; 0 : tidak nyeri, 10 : nyeri sangathebat).
2. Karakteristik nyeriTermasuk letak, durasi (menit, jam ; waktu timbul), irama (terus menerus, hilang timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas nyeri atau keberadaan nyeri) dan kualitas(nyeri seperti ditusuk-tusuk, terbakar, ditimpa).
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, istirahat, obat-obatan dan lain-lain)dan apa saja yang dipercaya klien dapat membantu mengatasi nyeri. Banyak orangmempunyai pengalaman-pengalaman tentang apa yang dapat menghilangkan nyerinya.
4. Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (misal : tidur, nafsu makan, konsentrasi,interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja dan aktivitas sehari-hari). Nyeri akutsering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.
4
5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas sepertibeban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doengos, E. Marilyn, dkk. 1999. Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
2. Hadjat. Fachri. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan THT. Jakarta : FKUI
3. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ketiga. 2001. Media Aesculapius FKUI
4. Soepardi, Efiati Arsyad. 2003. Telinga Hidung dan Tenggorokan. Jakarta : FKUI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “R”DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI DI RU. CEMPAKA
RUMAH SAKIT TK. II Dr. AK GANI PALEMBANG
A. Pengkajian1. Identitas
a. Identitas KlienInisial : Tn. “R”Umur : 22 Tahun
5
Jenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamSuku : JawaPendidikan : SMAPekerjaan : Karyawan swastaAlamat : Jl. Kapten Abdullah No. 3 PalembangTanggal MRS : 22 November 2008Tanggal pengkajian : 24 November 2008 jam 13.00 WIBNo. Med. Rec : 08.56.05Diagnosa medis : TonsilitisTanggal operasi : 24 November 2008 jam 10.00 WIB
b. Identitas Penanggung JawabNama / Inisial : Tn. “E”Umur : 48 TahunPendidikan : SMAPekerjaan : Karyawan swastaAgama : IslamSuku : JawaAlamat : Jl. Kapten Abdullah No. 3 PalembangHubungan dengan klien : Ayah kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan UtamaKlien masuk RS tanggal 22 November 2008 jam 15.00 WIB dengan keluhan nyeripada tenggorokan, makin lama semakin hebatsejak 3 hari yang lalu.Akan dilakukan operasi tonsil (tonsilektomi) tanggal 24 November 2008 jam 10.00WIB.Keluhan setelah operasi : Nyeri, anoreksia, mual, muntah, rasa sesak saat menariknafas.
b. Riwayat Penyakit SekarangP : Saat pengkajian klien merasa nyeri di daerah operasiQ : Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat menelanR : Nyeri dirasakan di daerah tenggorokan (tempat bekas luka operasi)S : Skala nyeri yang dirasakan 7T : Tonsilektomi dilaksanakan pada hari kedua setelah dirawat diruang cempaka
RS TK. II Dr. AK Gani Palembang
c. Riwayat Penyakit Masa laluKlien mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, menular.
d. Riwayat Kesehatan KeluargaDalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular / keturunan.
6
E. Pola Aktivitas Sehari-hariNo Pola Aktivitas Sebelum MRS Saat di RS1.
2.
3.
4.
5.
Nutrisi
- Makan
- Minum
Eliminasi
- BAB
- BAK
Istirahat
- Tidur siang
- Tidur malam
Aktivitas
Personal hygiene
- Mandi
- Gosok gigi
- Klien makan 3x / hari
1 porsi habis
- 6 - 8 gelas / hari
- 1 - 2x / hari
konsistensi padat
- Klien BAK dirumah 3
- 4x
- 2 - 3 jam sehari
- + 6 - 7 jam sehari
- Klien mampu
melakukan sendiri
- 2 - 3 x sehari
- Klien menggosok gigi
2x sehari
- Klien makan 3x /hari dengan
diet ML ; nafsu makan
berkurang
- 4 - 5 gelas /hari
- Selama 2 hari (tanggal 22
November 2008) klien baru
1x BAB
- 1 - 3 x sehari
- 2 - 3 jam sehari
- + 8 - 9 jam sehari
- Pergerakan terbatas ; tangan
kanan terpasang infus
Aktivitas klien dibantu
keluarga dan perawat
- Hanya di lap bersih
- Klien menggosok gigi
(sebelum operasi) 1x dibantu
7
- Ganti pakaian
menggunakan pasta
gigi
- 2-3 x sehari
keluarga
- 1x sehari
4. Pemeriksaan Fisik (tanggal 24 November 2008)a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentisTanda vital :Suhu : 380 CNadi : 96 x / menitTekanan Darah : 100 / 70 mmHgPernafasan : 24 x / menit
b. Keadaan Khusus Kepala
Bentuk : SimetrisWarna rambut : HitamKebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kutu
MataBentuk : SimetrisPenglihatan : Tidak ditemukan adanya kelainanPupil : IsokorSklera : An ikterikKonjungtiva : An anemis
TelingaBentuk : SimetrisPendengaran : Tidak ditemukan kelainanCairan telinga : Tidak ditemukanKebersihan : Cukup
HidungBentuk : SimetrisPenciuman : Dapat membedakan bauKebersihan : Cukup
Mulut dan TenggorokanGigi : Tidak terdapat carriesBibir : Sedikit kering, tidak pecah-pecahKebersihan : Nafas bauKeluhan : Nyeri tenggorokan saat menelan
8
LeherBentuk : SimetrisGerakan : Sedikit kaku
KulitTurgor : ElastisWarna kulit : Sawo matangPenyakit kulit : Tidak ditemukanKebersihan : Cukup
Dada dan Paru-ParuBentuk : Simetris, Angulus costac 900
Frekuensi nafas : 24 x/menitSesak : Sakit saat menarik nafas
CardiovaskulerFrekuensi nai : 96 x/menitIrama jantung : Normal
AbdomenBentuk : SimetrisKeadaan : DatarBising usus : Ada
EkstremitasAtas : Pergerakan terbatas, terpasang infus di tangan kananBawah : Baik, dapat bergerak bebas
Data Penunjang (sebelum / pre operasi)Hb : 13,4 gr %Golongan Darah : ABLeokosit : 12.000Trombosit : 211.000
Therapy Post OperasiInfus RL GH 20 x/menitCefotaxime injeksi 2 x 1 gram (IV)Pronalges ampul (Bolus via infus)Ranitidine injeksi 2 x 1 (IV)Diet ML
9
B. Analisa DataNo Data Penyebab Masalah1. 24 November 2008
DS : Klien mengatakan
nyeri pada daerah
operasi
DO : Ekspresi wajah klien
meringis menahan
nyeri
: Klien gelisah
: Klien tampak
menahan nyeri saat
menelan
Tanda Vital :
Suhu : 380 C
TD : 100/70 mmHg
RR : 24 x/menit
Nadi : 96 x/menit
Skala nyeri 7
Tonsilektomi
↓
Luka operasi
↓
Inkontinuitas jaringan
↓
Terbentuknya zat kimiawi
bradikinin, serotin dan enzim
proteolitik
↓
Merangsang ujung saraf tepi
reseptor nyeri
↓
Afferent
↓
Modula Spinalis
↓
Efferent
↓
Nyeri
↓
Gangguan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman nyeri
10
2. 24 November 2008
DS : Klien mengatakan
nyeri saat menelan
: Klien mengatakan
masih terasa mual
DO : Keadaan umum
lemah
: Klien tampak
kesulitan saat
menelan
Tindakan operasi
↓
Diskontinuitas jaringan
↓
Nyeri
↓
Keterbatasan gerak (menelan)
↓
Intake makanan / nutrisi
berkurang
↓
Potensial gangguan pemenuhan
nutrisi
Potensial gangguan
pemenuhan nutrisi
3. 24 November 2008
DS : Klien mengatakan
enggan melakukan
aktivitas karena nyeri
di daerah operasi
Tindakan operasi
↓
Keterbatasan gerak
↓
Gangguan pola aktivitas
Gangguan pola aktivitas
11
DO : Keadaan umum lemah
: Aktivitas klien dibantu
: Klien tampak hanya
tiduran di tempat tidur
: Ditangan kanan klien
terpasang infus
Prioritas Masalah1. Gangguan rasa nyaman ; Nyeri2. Potensial gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi3. Gangguan pola aktivitas
Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d luka post operasi2. Potensial gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d adanya nyeri saat menelan3. Gangguan aktivitas b/d luka post operasi
12
Asuhan Keperawatan
Inisial : Tn. “R” Tanggal MRS : 22 November 2008Umur : 22 tahun No. Med. Rec : 08.56.05Ruangan : Cempaka
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1.
24 November 2008
Gangguan rasa nyaman ;
nyeri b/d luka post operasi
DS : Klien mengatakan nyeri
saat menelan
: Klien mengatakan nyeri
di daerah tenggorokan
DO : Wajah klien meringis
: Skala nyeri 7
: Tanda Vital
T/D : 100/70 mmHg
T/P : 380 C/ 96 x/i
RR : 24
Tujuan jangka panjang :
- Rasa nyaman terpenuhi
Tujuan jangka pendek :
- Dalam waktu 1 x 24 jam
nyeri berkurang hingga
hilang
- Kaji tingkat nyeri
- Atur posisi klien
- Ajarkan teknik relaksasi
- Ciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman
- Observasi tanda vital
- Dengan mengkaji tingkat nyeri akan didapat
data seberapa berat nyeri yang dirasakan
klien sehingga dapat ditentukan tindakan
yang akan dilakukan
- Dengan mengatur posisi klien diharapkan
nyeri dapat berkurang
- Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
koping klien dalam menurunkan nyeri
- Mendukung klien untuk beristirahat sehingga
membantu mengalihkan nyeri yang
dirasakan
- Dengan memonitor tanda vital dapat
diketahui perkembangan klien
13
17
- Kompres sekitar daerah
operasi leher dengan
kompres dingin
- Kolaborasi dengan tim
medis
- Kurangi aktivitas bicara
- Es/kompres dingin akan menimbulkan
vasodilatasi pada pembuluh darah tepid an
jaringan sekitar sehingga aliran darah
menurun dan rasa nyeri berkurang
- Diharapkan mempercepat proses
penyembuhan dan menurunkan rasa nyeri
- Kegiatan dapat meningkatkan nyeri akibat
kerja otot-otot rahang
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
2.
24 November 2008
Potensial gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
b/d adanya nyeri saat
menelan
Tujuan jangka panjang :
- Tidak terjadi gangguan
pemenuhan nutrisi
- Motivasi klien untuk
makan sesuai diit
- Anjurkan keluarga untuk
- Diit yang diberikan merupakan salah satu
cara pemenuhan nutrisi
- Es krim selain mudah di konsumsi juga
14
18
DS : Klien mengatakan nyeri
saat menelan
: Klien mengatakan
merasa mual
DO : Keadaan umum lemah
: Klien tampak kesulitan
saat menelan
Tujuan jangka pendek :
- Dalam waktu 1 x 24 jam
rasa mual, nyeri saat
menelan berkurang sehingga
klien dapat makan dan
nutrisi terpenuhi
menyediakan es krim
- Anjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan
kesukaan klien tanpa
kontra indikasi
mengandung glukosa dan nutrisi lain sebagai
alternatif pemenuhan nutrisi
- Memberikan manfaat makanan dan
meningkatkan nafsu makan klien
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi3. Gangguan aktivitas b/d luka
post operasi
DS : Klien mengatakan
enggan melakukan
aktivitas karena nyeri
didaerah operasi
DO : Keadaan umum lemah
: Tangan kanan klien
terpasang infus
Tujuan jangka panjang :
- Kebutuhan ADL terpenuhi
Tujuan jangka pendek :
- Dalam waktu 1 x 24 jam
pola aktivitas kembali
normal klien mampu
memenuhi ADL tanpa
bantuan
- Kaji klien dalam
beraktivitas
- Dorong klien untuk
beraktivitas sesuai
kemampuan
- Beri penjelasan manfaat
melakukan aktivitas bagi
klien
- Mengidentifikasi keterbatasan klien dalam
beraktivitas
- Klien termotivasi untuk beraktivitas secara
bertahap
- Mempercepat penyembuhan dan
menghindari komplikasi
15
19
: Aktivitas klien dibantu
keluarga.
16
20
Catatan Perkembangan
No Implementasi Evaluasi1. Tanggal 24 November 2008
Jam 13.30 WIB
- Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan
klien yang dinilai dari intensitas,
karakteristik, frekuensi nyeri dengan
menggunakan skala nyeri :
- Skala nyeri 7
- Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk
nyeri bertambah bila klien menelan
- Mengatur posisi kepala dengan posisi
15-300 lebih tinggi dari bagian tubuh
lainnya. Kepala diberi bantalan kecil.
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu teknik
nafas dalam disaat nyeri timbul.
- Menciptakan suasana lingkungan yang
nyaman dan tenang dengan
menganjurkan klien dan keluarga
untuk membatasi pembicaraan dengan
klien, membatasi waktu kunjungan,
suasana ruangan yang tidak gaduh,
menyalakan pendingin ruangan (jika
ada).
Tanggal 25 November 2008
Jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
terutama saat menelan sudah berkurang.
O : Klien mulai tidak menunjakkan reaksi tanda
nyeri (meringis saat menelan, berbicara)
: Skala nyeri 3 - 4
: Leher klien masih dikompres dingin (es)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
17
1.
- Memeriksa tanda vital
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 380 C
Nadi : 96 x/menit
RR : 24 x/menit
- Melaksanakan kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian analgesik
Pronalges injeksi IV 1 ampul
- Mengompres daerah leher dengan
kompres es menggunakan kirbat es
selama ± 4 jam pertama dan 10-15
menit pada jam kedua.
Tanggal 25 November 2008
Jam 13.00 WIB
- Mengkaji tingkat nyeri yang dinilai dari
intensitas, karekteristik dan frekuensi
nyeri.
- Skala nyeri 3-4
- Nyeri dirasa masih seperti ditusuk-
tusuk
- Nyeri timbul jika klien menelan
makanan
- Mengatur posisi kepala 15-300 lebih
tinggi dari bagian tubuh lain dengan
member bantalan tipis pada leher.
Tanggal 26 November 2008
Jam 12.30 WIB
S :Klien mengatakan sudah mampu mengatasi
nyeri yang timbul, nyeri yang dirasakan sudah
jarang timbul dan berkurang.
O : Klien tampak tenang
: Ekspresi wajah klien tidak meringis dan
tegang lagi
: Kirbat es / kompres es dilepas
18
- Mengajarkan teknik relaksasi dan
menganjurkan klien untuk rutin
melakukan teknik relaksasi (nafas
dalam) saat nyeri timbul.
- Menciptakan suasana lingkungan yang
nyaman dan tenang dengan mengatur
jadwal kunjungan, membatasi waktu
kunjungan, bicara klien.
2. Tanggal 24 November 2008
Jam 13.30 WIB
- Memotivasi klien untuk mau
mengkonsumsi makanan yang diberikan
pihak RS dan menjelaskan walaupun
sedikit tetapi mampu untuk memnuhi
kebutuhan nutrisi tubuh.
- Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan es krim sebagai makanan
sampingan untuk pemenuhan nutrisi
Tanggal 25 November 2008
Jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan rasa nyeri saat menelan
berangsur-angsur berkurang.
: Klien mengatakan ingin menyantap bubur
ayam dan es krim.
O : Klien tampak berselera saat menyantap
makanan pengganti (bubur ayam) dan es
krim.
: klien tampak tidak kesulitan saat menyantap
19
karena es krim mengandung glukosa /
gula yang baik metabolisme.
- Menganjurkan keluarga untuk
menyediakan makanan kesukaan klien
yaitu bubur ayam. Prinsipnya diit klien
dengan bubur ayam sama hanya
penyajian dan komposisinya sedikit
berbeda.
makanan.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Tanggal 24 November 2008
Jam 15.00 WIB
- Mengkaji pola aktivitas klien dalam
kegiatan sehari-hari.
- Memotivasi klien beraktivitas sesuai
kemampuan klien.
- Menjelaskan bahwa aktivitas ringan saat
ini sangat diperlukan dalam proses
penyembuhan dan hal tersebut tidak
berpengaruh pada kondisi klien sekarang
ini dan menjelaskan bahwa lama
terbaring dapat menyebabkan
komplikasi seperti dekubitur.
Tanggal 25 November 2008
Jam 15.00 WIB
S : Klien mengatakan klien termotivasi dengan
arahan dan penjelasan perawat.
O : Klien tampak antusias melaksanakan arahan
perawat.
: Klien tampak mulai beraktivitas ringan
seperti duduk, berjalan ke kamar mandi.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. ”R”
DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI
DI RUANG CEMPAKA RS TK. II Dr. AK GANI PALEMBANG
DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIM :
TINGKAT :
21
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/ SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2008 - 2009
22