22
LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi a. Tonsil adalah gumapalan limfoid pada belakang tenggorokan (Lie, Stephen. 2001) b. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (gumpalan jaringan) limfoid pada belakang tenggorokan (Dorland. 1998) c. Tonsilektomi adalah tindakan operasi mengangkat tonsil. Tonsilektomi dilakukan pada pasien tonsillitis kronis yang sering kambuh. Pada tonsillitis sedang / berat atau pada pasien tonsillitis yang mempunyai resiko terjadinya komplikasi (St. Carolus. 2000) B. Klasifikasi (Media Aesculapius, FKUI. 2000) a. Tosilitis Akut Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat berwarna putih kekuning-kuningan. b. Tonsilitis Polikularis Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat berbentuk bercak putih yang mengisi Kripti tonsil yang disebut detritus. c. Tonsil Lakunlaris Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mungil lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil. d. Tonsilitis Membranora Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluas menyerupai membrane. C. Etiologi a. Bakteri Streptococcus dan hemoliticus grup A, Pneumococcus, Staphylicoccus Haemolyticcus Influenza. b. Virus, merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. c. Streptococcus non haemolitus dan streptococcus vitidar (Media Aesculapius, FKUI. 2000) D. Gejala Klinis a. Nyeri tenggorokan b. Nyeri saat menelan c. Demam dengan suhu yang tinggi d. Nafas bau e. Radang telinga tengah f. Nyeri kepala 1

1. ASKEP THT.rtf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. ASKEP THT.rtf

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisia. Tonsil adalah gumapalan limfoid pada belakang tenggorokan (Lie, Stephen. 2001)b. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (gumpalan jaringan) limfoid pada belakang

tenggorokan (Dorland. 1998)c. Tonsilektomi adalah tindakan operasi mengangkat tonsil.

Tonsilektomi dilakukan pada pasien tonsillitis kronis yang sering kambuh. Padatonsillitis sedang / berat atau pada pasien tonsillitis yang mempunyai resiko terjadinyakomplikasi (St. Carolus. 2000)

B. Klasifikasi (Media Aesculapius, FKUI. 2000)a. Tosilitis Akut

Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputieksudat berwarna putih kekuning-kuningan.

b. Tonsilitis PolikularisTonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat berbentuk bercakputih yang mengisi Kripti tonsil yang disebut detritus.

c. Tonsil LakunlarisBila bercak yang berdekatan bersatu dan mungil lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.

d. Tonsilitis MembranoraBila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluasmenyerupai membrane.

C. Etiologia. Bakteri Streptococcus dan hemoliticus grup A, Pneumococcus, Staphylicoccus

Haemolyticcus Influenza.b. Virus, merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif.c. Streptococcus non haemolitus dan streptococcus vitidar (Media Aesculapius, FKUI.

2000)

D. Gejala Klinisa. Nyeri tenggorokanb. Nyeri saat menelanc. Demam dengan suhu yang tinggid. Nafas baue. Radang telinga tengahf. Nyeri kepala

1

Page 2: 1. ASKEP THT.rtf

g. Tidak nafsu makanh. Badan lemas

E. Komplikasia. Otitis Media Akut (OMA)b. Abses peritonsilc. Abses parafaringd. Arthritise. Bronkhitis( Media Aesculapius, FKUI. 2001)

F. Penatalaksanaan Keperawatan1. Tonsilitis Akut

a. Antipiretikb. Analgerikc. Istirahat ; bed rest ± 2 harid. Pemasukan xairan yang tidak merangsang / mudah ditelane. Kompres es dileher

2. Tonsilitis Kronisa. Pemberian antibiotic dilaksanakan pada periode kambuh dan diteruskan sampai 48

jam setelah hilangnya gejala-gejala.b. Kompres es dileherc. Antipiretikd. Analgerike. Istirahat baringf. Pemasukan cairan / nutrisi yang tidak merangsang dan mudah ditelang. Tindakan operasi bila ditemukan komplikasi

G. Patofisiologi (Soepardi, Efiati Arsyad, 2001)

Invasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil

Reaksi radang

Pengeluaran leukosit

Membentuk detritur (kumpulan bakteri yang mati dan epitel yang terlapisi)

2

Page 3: 1. ASKEP THT.rtf

Detritur mengisi kriptur

Tonsilitis

H. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d luka operasiKriteria hasil : Nyeri pada luka operasi berkurangIntervensi :- Kaji tingkat nyeri- Atur posisi klien- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman- Observasi tanda-tanda vital- Kolaborasi dengan tim medis

Rasionalisasi :- Dengan mengkaji tingkat nyeri diharapkan dapat mengetahui intensitas nyeri yang

dirasakan- Memfokuskan klien dan membantu rasa sakit yang dirasakan serta meningkatkan

proses penyembuhan- Mendukung klien untuk beristirahat sehingga membantu mengalihkan nyeri- Mengetahui perubahan system tubuh pada klien- Menentukan therapy selanjutnya

b. Resiko tinggi kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d luka operasi.Tujuan : Kebersihan jalan nafas klien efektifKriteria Hasil : Klien mampu mempertahankan jalan nafas yang efektifIntervensi :- Atur posisi klien dengan kepala menghadap ke samping bawah- Beri kompres es pada samping kanan-kiri leher- Kolaborasi dengan tim medis

Rasionalisasi :- Dengan posisi ke samping bawah, air perdarahan dapat keluar- Dengan memberi kompres es diharapkan dapat menghentikan perdarahan sehingga

darah tidak menyumbat jalan nafas- Diharapkan mempercepat proses penyembuhan

c. Potensial perdarahan b/d adanya jaringan yang terlepasTujuan : Tidak terjadi perdarahan

3

Page 4: 1. ASKEP THT.rtf

Kriteria hasil : Tidak terjadi tanda-tanda perdarahanIntervensi :- Anjurkan klien untuk makan makanan yang dapat menghentikan / menyebabkan

perdarahan- Motivasi klien untuk tidak banyak berbicara

Rasionalisasi :- Diharapkan dapat menghentikan / menyebabkan perdarahan yang dapat menyumbat

jalan nafas- Diharapkan jahitan tidak terlepas

Konsep NyeriNyeri adalah pengalaman sensasi dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan actual dan potensial.- Nyeri akut biasanya tiba-tiba dan berkaitan dengan cidera fisik, nyeri ini berlangsung

beberapa detik hingga enam bulan.- Nyeri kronik, nyeri konstan : intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu

dan berlangsung lebih dari enam bulan.

Reseptor NyeriAdalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya jika pada stimulus yang kuat,

secara potensial merusak.Mediator Kimia NyeriZat kimia yang meningkatkan transmisi / persepsi nyeri meliputi histamia bradikinin,

asetilkolin dan substansi P.Prostaglandin adalah zat kimia yang diduga dapat meningkatkan sensitivitas reseptor nyeridengan meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.

Mengkaji Persepsi Nyeri1. Intensitas nyeri

Individu diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal (misalnya : tidak nyeri,nyeri sedikit, nyeri hebat atau sangat hebat atau 0 - 10 ; 0 : tidak nyeri, 10 : nyeri sangathebat).

2. Karakteristik nyeriTermasuk letak, durasi (menit, jam ; waktu timbul), irama (terus menerus, hilang timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas nyeri atau keberadaan nyeri) dan kualitas(nyeri seperti ditusuk-tusuk, terbakar, ditimpa).

3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, istirahat, obat-obatan dan lain-lain)dan apa saja yang dipercaya klien dapat membantu mengatasi nyeri. Banyak orangmempunyai pengalaman-pengalaman tentang apa yang dapat menghilangkan nyerinya.

4. Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari (misal : tidur, nafsu makan, konsentrasi,interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja dan aktivitas sehari-hari). Nyeri akutsering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.

4

Page 5: 1. ASKEP THT.rtf

5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas sepertibeban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengos, E. Marilyn, dkk. 1999. Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

2. Hadjat. Fachri. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan THT. Jakarta : FKUI

3. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ketiga. 2001. Media Aesculapius FKUI

4. Soepardi, Efiati Arsyad. 2003. Telinga Hidung dan Tenggorokan. Jakarta : FKUI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. “R”DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI DI RU. CEMPAKA

RUMAH SAKIT TK. II Dr. AK GANI PALEMBANG

A. Pengkajian1. Identitas

a. Identitas KlienInisial : Tn. “R”Umur : 22 Tahun

5

Page 6: 1. ASKEP THT.rtf

Jenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamSuku : JawaPendidikan : SMAPekerjaan : Karyawan swastaAlamat : Jl. Kapten Abdullah No. 3 PalembangTanggal MRS : 22 November 2008Tanggal pengkajian : 24 November 2008 jam 13.00 WIBNo. Med. Rec : 08.56.05Diagnosa medis : TonsilitisTanggal operasi : 24 November 2008 jam 10.00 WIB

b. Identitas Penanggung JawabNama / Inisial : Tn. “E”Umur : 48 TahunPendidikan : SMAPekerjaan : Karyawan swastaAgama : IslamSuku : JawaAlamat : Jl. Kapten Abdullah No. 3 PalembangHubungan dengan klien : Ayah kandung

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan UtamaKlien masuk RS tanggal 22 November 2008 jam 15.00 WIB dengan keluhan nyeripada tenggorokan, makin lama semakin hebatsejak 3 hari yang lalu.Akan dilakukan operasi tonsil (tonsilektomi) tanggal 24 November 2008 jam 10.00WIB.Keluhan setelah operasi : Nyeri, anoreksia, mual, muntah, rasa sesak saat menariknafas.

b. Riwayat Penyakit SekarangP : Saat pengkajian klien merasa nyeri di daerah operasiQ : Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat menelanR : Nyeri dirasakan di daerah tenggorokan (tempat bekas luka operasi)S : Skala nyeri yang dirasakan 7T : Tonsilektomi dilaksanakan pada hari kedua setelah dirawat diruang cempaka

RS TK. II Dr. AK Gani Palembang

c. Riwayat Penyakit Masa laluKlien mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, menular.

d. Riwayat Kesehatan KeluargaDalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular / keturunan.

6

Page 7: 1. ASKEP THT.rtf

E. Pola Aktivitas Sehari-hariNo Pola Aktivitas Sebelum MRS Saat di RS1.

2.

3.

4.

5.

Nutrisi

- Makan

- Minum

Eliminasi

- BAB

- BAK

Istirahat

- Tidur siang

- Tidur malam

Aktivitas

Personal hygiene

- Mandi

- Gosok gigi

- Klien makan 3x / hari

1 porsi habis

- 6 - 8 gelas / hari

- 1 - 2x / hari

konsistensi padat

- Klien BAK dirumah 3

- 4x

- 2 - 3 jam sehari

- + 6 - 7 jam sehari

- Klien mampu

melakukan sendiri

- 2 - 3 x sehari

- Klien menggosok gigi

2x sehari

- Klien makan 3x /hari dengan

diet ML ; nafsu makan

berkurang

- 4 - 5 gelas /hari

- Selama 2 hari (tanggal 22

November 2008) klien baru

1x BAB

- 1 - 3 x sehari

- 2 - 3 jam sehari

- + 8 - 9 jam sehari

- Pergerakan terbatas ; tangan

kanan terpasang infus

Aktivitas klien dibantu

keluarga dan perawat

- Hanya di lap bersih

- Klien menggosok gigi

(sebelum operasi) 1x dibantu

7

Page 8: 1. ASKEP THT.rtf

- Ganti pakaian

menggunakan pasta

gigi

- 2-3 x sehari

keluarga

- 1x sehari

4. Pemeriksaan Fisik (tanggal 24 November 2008)a. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentisTanda vital :Suhu : 380 CNadi : 96 x / menitTekanan Darah : 100 / 70 mmHgPernafasan : 24 x / menit

b. Keadaan Khusus Kepala

Bentuk : SimetrisWarna rambut : HitamKebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan kutu

MataBentuk : SimetrisPenglihatan : Tidak ditemukan adanya kelainanPupil : IsokorSklera : An ikterikKonjungtiva : An anemis

TelingaBentuk : SimetrisPendengaran : Tidak ditemukan kelainanCairan telinga : Tidak ditemukanKebersihan : Cukup

HidungBentuk : SimetrisPenciuman : Dapat membedakan bauKebersihan : Cukup

Mulut dan TenggorokanGigi : Tidak terdapat carriesBibir : Sedikit kering, tidak pecah-pecahKebersihan : Nafas bauKeluhan : Nyeri tenggorokan saat menelan

8

Page 9: 1. ASKEP THT.rtf

LeherBentuk : SimetrisGerakan : Sedikit kaku

KulitTurgor : ElastisWarna kulit : Sawo matangPenyakit kulit : Tidak ditemukanKebersihan : Cukup

Dada dan Paru-ParuBentuk : Simetris, Angulus costac 900

Frekuensi nafas : 24 x/menitSesak : Sakit saat menarik nafas

CardiovaskulerFrekuensi nai : 96 x/menitIrama jantung : Normal

AbdomenBentuk : SimetrisKeadaan : DatarBising usus : Ada

EkstremitasAtas : Pergerakan terbatas, terpasang infus di tangan kananBawah : Baik, dapat bergerak bebas

Data Penunjang (sebelum / pre operasi)Hb : 13,4 gr %Golongan Darah : ABLeokosit : 12.000Trombosit : 211.000

Therapy Post OperasiInfus RL GH 20 x/menitCefotaxime injeksi 2 x 1 gram (IV)Pronalges ampul (Bolus via infus)Ranitidine injeksi 2 x 1 (IV)Diet ML

9

Page 10: 1. ASKEP THT.rtf

B. Analisa DataNo Data Penyebab Masalah1. 24 November 2008

DS : Klien mengatakan

nyeri pada daerah

operasi

DO : Ekspresi wajah klien

meringis menahan

nyeri

: Klien gelisah

: Klien tampak

menahan nyeri saat

menelan

Tanda Vital :

Suhu : 380 C

TD : 100/70 mmHg

RR : 24 x/menit

Nadi : 96 x/menit

Skala nyeri 7

Tonsilektomi

Luka operasi

Inkontinuitas jaringan

Terbentuknya zat kimiawi

bradikinin, serotin dan enzim

proteolitik

Merangsang ujung saraf tepi

reseptor nyeri

Afferent

Modula Spinalis

Efferent

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

Gangguan rasa nyaman nyeri

10

Page 11: 1. ASKEP THT.rtf

2. 24 November 2008

DS : Klien mengatakan

nyeri saat menelan

: Klien mengatakan

masih terasa mual

DO : Keadaan umum

lemah

: Klien tampak

kesulitan saat

menelan

Tindakan operasi

Diskontinuitas jaringan

Nyeri

Keterbatasan gerak (menelan)

Intake makanan / nutrisi

berkurang

Potensial gangguan pemenuhan

nutrisi

Potensial gangguan

pemenuhan nutrisi

3. 24 November 2008

DS : Klien mengatakan

enggan melakukan

aktivitas karena nyeri

di daerah operasi

Tindakan operasi

Keterbatasan gerak

Gangguan pola aktivitas

Gangguan pola aktivitas

11

Page 12: 1. ASKEP THT.rtf

DO : Keadaan umum lemah

: Aktivitas klien dibantu

: Klien tampak hanya

tiduran di tempat tidur

: Ditangan kanan klien

terpasang infus

Prioritas Masalah1. Gangguan rasa nyaman ; Nyeri2. Potensial gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi3. Gangguan pola aktivitas

Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d luka post operasi2. Potensial gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d adanya nyeri saat menelan3. Gangguan aktivitas b/d luka post operasi

12

Page 13: 1. ASKEP THT.rtf

Asuhan Keperawatan

Inisial : Tn. “R” Tanggal MRS : 22 November 2008Umur : 22 tahun No. Med. Rec : 08.56.05Ruangan : Cempaka

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1.

24 November 2008

Gangguan rasa nyaman ;

nyeri b/d luka post operasi

DS : Klien mengatakan nyeri

saat menelan

: Klien mengatakan nyeri

di daerah tenggorokan

DO : Wajah klien meringis

: Skala nyeri 7

: Tanda Vital

T/D : 100/70 mmHg

T/P : 380 C/ 96 x/i

RR : 24

Tujuan jangka panjang :

- Rasa nyaman terpenuhi

Tujuan jangka pendek :

- Dalam waktu 1 x 24 jam

nyeri berkurang hingga

hilang

- Kaji tingkat nyeri

- Atur posisi klien

- Ajarkan teknik relaksasi

- Ciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

- Observasi tanda vital

- Dengan mengkaji tingkat nyeri akan didapat

data seberapa berat nyeri yang dirasakan

klien sehingga dapat ditentukan tindakan

yang akan dilakukan

- Dengan mengatur posisi klien diharapkan

nyeri dapat berkurang

- Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

koping klien dalam menurunkan nyeri

- Mendukung klien untuk beristirahat sehingga

membantu mengalihkan nyeri yang

dirasakan

- Dengan memonitor tanda vital dapat

diketahui perkembangan klien

13

17

Page 14: 1. ASKEP THT.rtf

- Kompres sekitar daerah

operasi leher dengan

kompres dingin

- Kolaborasi dengan tim

medis

- Kurangi aktivitas bicara

- Es/kompres dingin akan menimbulkan

vasodilatasi pada pembuluh darah tepid an

jaringan sekitar sehingga aliran darah

menurun dan rasa nyeri berkurang

- Diharapkan mempercepat proses

penyembuhan dan menurunkan rasa nyeri

- Kegiatan dapat meningkatkan nyeri akibat

kerja otot-otot rahang

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

2.

24 November 2008

Potensial gangguan

pemenuhan kebutuhan nutrisi

b/d adanya nyeri saat

menelan

Tujuan jangka panjang :

- Tidak terjadi gangguan

pemenuhan nutrisi

- Motivasi klien untuk

makan sesuai diit

- Anjurkan keluarga untuk

- Diit yang diberikan merupakan salah satu

cara pemenuhan nutrisi

- Es krim selain mudah di konsumsi juga

14

18

Page 15: 1. ASKEP THT.rtf

DS : Klien mengatakan nyeri

saat menelan

: Klien mengatakan

merasa mual

DO : Keadaan umum lemah

: Klien tampak kesulitan

saat menelan

Tujuan jangka pendek :

- Dalam waktu 1 x 24 jam

rasa mual, nyeri saat

menelan berkurang sehingga

klien dapat makan dan

nutrisi terpenuhi

menyediakan es krim

- Anjurkan keluarga untuk

menyediakan makanan

kesukaan klien tanpa

kontra indikasi

mengandung glukosa dan nutrisi lain sebagai

alternatif pemenuhan nutrisi

- Memberikan manfaat makanan dan

meningkatkan nafsu makan klien

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi3. Gangguan aktivitas b/d luka

post operasi

DS : Klien mengatakan

enggan melakukan

aktivitas karena nyeri

didaerah operasi

DO : Keadaan umum lemah

: Tangan kanan klien

terpasang infus

Tujuan jangka panjang :

- Kebutuhan ADL terpenuhi

Tujuan jangka pendek :

- Dalam waktu 1 x 24 jam

pola aktivitas kembali

normal klien mampu

memenuhi ADL tanpa

bantuan

- Kaji klien dalam

beraktivitas

- Dorong klien untuk

beraktivitas sesuai

kemampuan

- Beri penjelasan manfaat

melakukan aktivitas bagi

klien

- Mengidentifikasi keterbatasan klien dalam

beraktivitas

- Klien termotivasi untuk beraktivitas secara

bertahap

- Mempercepat penyembuhan dan

menghindari komplikasi

15

19

Page 16: 1. ASKEP THT.rtf

: Aktivitas klien dibantu

keluarga.

16

20

Page 17: 1. ASKEP THT.rtf

Catatan Perkembangan

No Implementasi Evaluasi1. Tanggal 24 November 2008

Jam 13.30 WIB

- Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan

klien yang dinilai dari intensitas,

karakteristik, frekuensi nyeri dengan

menggunakan skala nyeri :

- Skala nyeri 7

- Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk

nyeri bertambah bila klien menelan

- Mengatur posisi kepala dengan posisi

15-300 lebih tinggi dari bagian tubuh

lainnya. Kepala diberi bantalan kecil.

- Mengajarkan teknik relaksasi untuk

mengurangi rasa nyeri yaitu teknik

nafas dalam disaat nyeri timbul.

- Menciptakan suasana lingkungan yang

nyaman dan tenang dengan

menganjurkan klien dan keluarga

untuk membatasi pembicaraan dengan

klien, membatasi waktu kunjungan,

suasana ruangan yang tidak gaduh,

menyalakan pendingin ruangan (jika

ada).

Tanggal 25 November 2008

Jam 13.00 WIB

S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan

terutama saat menelan sudah berkurang.

O : Klien mulai tidak menunjakkan reaksi tanda

nyeri (meringis saat menelan, berbicara)

: Skala nyeri 3 - 4

: Leher klien masih dikompres dingin (es)

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

17

Page 18: 1. ASKEP THT.rtf

1.

- Memeriksa tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Suhu : 380 C

Nadi : 96 x/menit

RR : 24 x/menit

- Melaksanakan kolaborasi dengan tim

medis dalam pemberian analgesik

Pronalges injeksi IV 1 ampul

- Mengompres daerah leher dengan

kompres es menggunakan kirbat es

selama ± 4 jam pertama dan 10-15

menit pada jam kedua.

Tanggal 25 November 2008

Jam 13.00 WIB

- Mengkaji tingkat nyeri yang dinilai dari

intensitas, karekteristik dan frekuensi

nyeri.

- Skala nyeri 3-4

- Nyeri dirasa masih seperti ditusuk-

tusuk

- Nyeri timbul jika klien menelan

makanan

- Mengatur posisi kepala 15-300 lebih

tinggi dari bagian tubuh lain dengan

member bantalan tipis pada leher.

Tanggal 26 November 2008

Jam 12.30 WIB

S :Klien mengatakan sudah mampu mengatasi

nyeri yang timbul, nyeri yang dirasakan sudah

jarang timbul dan berkurang.

O : Klien tampak tenang

: Ekspresi wajah klien tidak meringis dan

tegang lagi

: Kirbat es / kompres es dilepas

18

Page 19: 1. ASKEP THT.rtf

- Mengajarkan teknik relaksasi dan

menganjurkan klien untuk rutin

melakukan teknik relaksasi (nafas

dalam) saat nyeri timbul.

- Menciptakan suasana lingkungan yang

nyaman dan tenang dengan mengatur

jadwal kunjungan, membatasi waktu

kunjungan, bicara klien.

2. Tanggal 24 November 2008

Jam 13.30 WIB

- Memotivasi klien untuk mau

mengkonsumsi makanan yang diberikan

pihak RS dan menjelaskan walaupun

sedikit tetapi mampu untuk memnuhi

kebutuhan nutrisi tubuh.

- Menganjurkan keluarga untuk

menyediakan es krim sebagai makanan

sampingan untuk pemenuhan nutrisi

Tanggal 25 November 2008

Jam 13.00 WIB

S : Klien mengatakan rasa nyeri saat menelan

berangsur-angsur berkurang.

: Klien mengatakan ingin menyantap bubur

ayam dan es krim.

O : Klien tampak berselera saat menyantap

makanan pengganti (bubur ayam) dan es

krim.

: klien tampak tidak kesulitan saat menyantap

19

Page 20: 1. ASKEP THT.rtf

karena es krim mengandung glukosa /

gula yang baik metabolisme.

- Menganjurkan keluarga untuk

menyediakan makanan kesukaan klien

yaitu bubur ayam. Prinsipnya diit klien

dengan bubur ayam sama hanya

penyajian dan komposisinya sedikit

berbeda.

makanan.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

3. Tanggal 24 November 2008

Jam 15.00 WIB

- Mengkaji pola aktivitas klien dalam

kegiatan sehari-hari.

- Memotivasi klien beraktivitas sesuai

kemampuan klien.

- Menjelaskan bahwa aktivitas ringan saat

ini sangat diperlukan dalam proses

penyembuhan dan hal tersebut tidak

berpengaruh pada kondisi klien sekarang

ini dan menjelaskan bahwa lama

terbaring dapat menyebabkan

komplikasi seperti dekubitur.

Tanggal 25 November 2008

Jam 15.00 WIB

S : Klien mengatakan klien termotivasi dengan

arahan dan penjelasan perawat.

O : Klien tampak antusias melaksanakan arahan

perawat.

: Klien tampak mulai beraktivitas ringan

seperti duduk, berjalan ke kamar mandi.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

20

Page 21: 1. ASKEP THT.rtf

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. ”R”

DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI

DI RUANG CEMPAKA RS TK. II Dr. AK GANI PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

NAMA :

NIM :

TINGKAT :

21

Page 22: 1. ASKEP THT.rtf

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/ SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2008 - 2009

22