49
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi (Buckle at all, 2009). Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Anonim, 2010). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 batas maksimum bakteri Eschericia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml (nol per 100 mililiter) sampel. Minuman dapat diartikan campuran (air minum dengan bahan tambahan lain). Minuman olahan tanpa kemasan dan tanpa merek adalah minuman yang dibuat oleh penjual setelah pembeli memesan minuman tersebut (Santoso et all, 2011). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nomor 7388 tahun 2009 batas maksimum bakteri E. coli pada minuman <3/g (kurang dari tiga per gram) sampel. Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya ataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air baku, ataupun terjadi pada saat pembuatan minuman olahan. Dibeberapa Negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, untuk pembuangan limbah, mandi, cuci, kakus (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya (Dwidjoseputro, 2011). Eschericia coli dapat mencemari air dan menyebabkan gejala seperti kolera, disentri, infeksi gastrointestinal, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan lain (Ika, 2009). 1

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang fileataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air baku, ataupun terjadi ... digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci

  • Upload
    buikhue

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat ditinggalkan untuk

kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi (Buckle at all,

2009).

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum (Anonim, 2010). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 batas maksimum

bakteri Eschericia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml (nol

per 100 mililiter) sampel.

Minuman dapat diartikan campuran (air minum dengan bahan

tambahan lain). Minuman olahan tanpa kemasan dan tanpa merek adalah

minuman yang dibuat oleh penjual setelah pembeli memesan minuman

tersebut (Santoso et all, 2011). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia

Nomor 7388 tahun 2009 batas maksimum bakteri E. coli pada minuman <3/g

(kurang dari tiga per gram) sampel.

Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya

ataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air baku, ataupun terjadi

pada saat pembuatan minuman olahan. Dibeberapa Negara yang sedang

berkembang, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam dan kanal sering

digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci pakaian,

untuk pembuangan limbah, mandi, cuci, kakus (tinja), sehingga badan air

menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya

(Dwidjoseputro, 2011). Eschericia coli dapat mencemari air dan menyebabkan

gejala seperti kolera, disentri, infeksi gastrointestinal, diare dan berbagai

penyakit saluran pencernaan lain (Ika, 2009).

1

2

E. coli merupakan kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam

usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat

menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak dan

travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada

jaringan tubuh lain diluar usus (Dwidjoseputro, 2011).

Berdasarkan penelitian tingkat kontaminasi E. coli pada susu segar di

kawasan gunung perak, kabupaten sinjai rata-rata jumlah escherichia coli pada

susu segar yang dilakukan dengan metode cawan tuang (pour plate) diperoleh

bahwa pada keseluruhan sampel terkontaminasi oleh E. coli. Secara umum

kandungan E. coli pada susu segar adalah 2,4 x 10� – 3,9 x 10� cfu/ml.

Berdasarkan hasil perhitungan Total Plate Count didapatkan bahwa sampel

yang mengandung E. coli dari jumlah yang terkecil hingga terbesar berturut-

turut adalah kelompok tani Pattiroang (2,4 x 10� cfu/ml), kelompok tani Batu

Leppa (3,0 x 103 cfu/ml) dan kelompok tani Kalotoro (3,9 x 10� cfu/ml)

(Akhmad, 2011).

Kota Palangka Raya termasuk Kota yang memiliki kekayaan alam

yang cukup berlimpah baik pertambangan, perikanan, perkebunan dan lain-

lain. Banyak para pebisnis yang memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan

kekayaan alam misalnya saja bisnis kuliner yang sekaligus menjadikan Kota

Palangka Raya sebagai tempat wisata kuliner. Di Kota Palangka Raya terdapat

banyak tempat wisata kuliner yang cukup diminati, salah satunya adalah

rumah makan di sepanjang jalan Yos Sudarso karena letaknya yang dekat

dengan pusat Kota dan harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup

terjangkau. Rumah makan di sepanjang jalan Yos Sudarso menyajikan

beraneka ragam makanan serta minuman. Adapun minuman yang dijual di

warung makan sepanjang jalan Yos Sudarso misalnya es teh, es jeruk, es buah

dan berbagai macam juice. Untuk memastikan bahwa minuman yang dijual di

warung makan sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya layak untuk

dikonsumsi maka perlu dilakukan penelitian. Persyaratan yang digunakan

dalam penelitian ini berasumsi bahwa es teh manis, dan es jeruk manis tidak

mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat menghambat

pertumbuhan E. coli, juga berasumsi bahwa tidak ditambahkan senyawa

3

pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan E. coli, sehingga tidak

diperlukan langkah deaktivasi senyawa antimikroba dengan pengenceran

bertingkat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Bakteri Eschericia coli pada Minuman yang

Dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya dengan Metode

MPN (Most Porbable Number)”.

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Palangka

Kota Raya bebas bakteri Eschericia coli?

2. Apakah termasuk jenis coliform atau coli tinja?

3. Berapa MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli yang

terdapat pada minuman yang dijual di Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota

Palangka Raya?

4. Apakah minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota

Palangka Raya layak untuk dikonsumsi?

C. Rumusan Masalah

1. Minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Palangka Raya

bebas bakteri Eschericia coli atau tidak.

2. Termasuk dalam coliform atau coli tinja.

3. Jumlah bakteri Eschericia coli yang terdapat pada minuman yang dijual di

Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.

4. Kelayakan minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota

Palangka Raya layak untuk dikonsumsi.

D. Batasan Masalah

1. Batasan masalah dalam penelitian ini, adalah minuman segar olahan tanpa

kemasan dan tanpa merek yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan

Yos Sudarso Kota Palangka Raya.

2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik Accidental

Sampling, dimana sampel diambil pada 5 (lima) rumah makan, sampel

yang diambil adalah es teh manis dan es jeruk manis.

4

3. Metode yang digunakan yaitu Metode MPN (Most Probable Number),

berdasarkan Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan dan Minuman

tahun 1991, dengan asumsi sampel tidak mengandung senyawa yang bisa

menghambat pertumbuhan bakteri pada saat dilakukan pengujian.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya bakteri Eschericia coli pada es teh manis dan es

jeruk manis yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso

Kota Palangka Raya.

2. Untuk Mengetahui MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli

yang terdapat pada es teh manis dan es jeruk manis yang dijual di rumah

makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.

3. Untuk mengetahui kelayakan minuman es teh manis dan es jeruk manis

yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota

Palangka Raya.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih

minuman seperti minuman segar olahan tanpa kemasan dan tanpa merek

yang dijual di rumah makan di Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota

Palangka Raya.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang kehigienisan minuman

tanpa kemasan dan tanpa merek yang dijual di rumah makan di sepanjang

jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Makan

Rumah makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman

dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan

penyajian, didalam 1 (satu) tempat tetap yang tidak berpindah (Anonim,

2013).

Rumah Makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup

kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum, di tempat

usahanya dimana orang dapat datang untuk membeli makanan dan minuman

di tempat tersebut. Perlu diingat juga, bahwa seseorang yang bersentuhan

langsung dengan proses pengolahan makanan hingga makanan tersebut

menjadi siap saji yaitu penjamah makanan. Penjamah makanan sangat

berperan penting dalam menjaga kualitas kesehatan makanan bagi para

konsumen. Sebab, bila personal hygiene penjamah makanan tidak

diperhatikan, maka risiko keracunan makanan dan penyebaran penyakit yang

ditularkan lewat makanan dapat mungkin terjadi. Oleh karena itu, personal

hygiene penjamah makanan perlu diperhatikan agar derajat kesehatan

konsumen dapat lebih terjaga. (Irnawati, 2010).

B. Air

Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan

kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan

(Dwidjoseputro, 2011). Air meliputi 70 % dari permukaan bumi, tetapi di

banyak negara persediaan air terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas.

Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk

penggunaan tertentu. Seperti air yang cocok untuk kegunaan industri atau

untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu biasanya diperlukan

untuk persediaan air yang didapat dari sumber di bawah tanah atau sumber-

sumber dipermukaan (Buckle et all,2009).

5

6

Manusia memperoleh air yang diperlukannya untuk minum, masak,

mandi dan cuci dari air hujan, air yang menggenang dipermukaan tanah

seperti waduk, kubangan, atau dari sungai sumber dan sumur (Dwidjoseputro,

2011).

Menurut tempatnya, air dapat berada dipermukaan tanah, selanjutnya

air ini disebut air permukaan, dan dapat pula berada didalam tanah, dan air ini

selanjutnya disebut air tanah. Air hujan yang jatuh ditanah sebagian meresap

kedalam tanah dan sebagian lain dapat menggenang dipermukaan tanah, hal

ini bergantung kepada kondisi tanah (Dwidjoseputro, 2011).

C. Air Minum

Air yang dapat diminum diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri

yang berbahaya dan ketidak murnian secara kimiawi. Air minum harus bersih

dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan

tersuspensi atau kekeruhan (Buckle, at all,2009).

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum. Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang

diproduksi aman bagi kesehatan (Anonim, 2010).

Air minum adalah semua air baik yang masih bersifat alami maupun

yang telah mengalami proses tertentu, misalnya desalinasi pada air laut dan

memenuhi standar air minum yang telah ditetapkan. Standar air minum

dibedakan menjadi air biasa, air mineral, air mineral alami, dan air minum

dalam kemasan (Batarfie, 2006).

Syarat air minum secara fisik antara lain tidak berbau, batas

maksimum warna yang diperbolehkan pada air minum 15 (lima belas) TCU

(True Color Unit),batas maksimum zat padat terlarut air yang diperbolehkan

pada air minum 500 mg/l (lima ratus miligram per liter), Kadar maksimum

yang diperbolehkan pada kekeruhan air minum 5 (lima) NTU (Nephelo metrix

Turbidity Unit) (Anonim, 2010).

Syarat air minum secara kimia antara lain batas maksimum arsen yang

diperbolehkan pada air minum, 0,01 mg/l (miligram per liter), Fluorida 1,5

7

mg/l (miligram per liter),total kromiun 0,05 mg/l (miligram per liter), deterjen

0,05 mg/l (miligram per liter), dan lain-lain (Anonim, 2010).

Syarat air minum secara mikrobiologi antara lain batas maksimum

Echericia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml (nol per 100

mililiter) sampel, Total bakteri coliform, 0 per 100 ml (nol per 100 mililiter)

sampel (Anonim, 2010).

D. Minuman

Minuman dapat diartikan campuran (air minum dengan bahan

tambahan lain). Minuman olahan tanpa kemasan dan tanpa merek adalah

minuman yang dibuat oleh penjual setelah pembeli memesan minuman

tersebut. Es teh manis adalah minuman yang dibuat dari teh dalam kemasan

atau teh celup yang ditambahkan dengan air panas, setelah teh tercampur

dengan air selanjutnya ditambahkan dengan gula dan es, akhirnya es teh manis

siap disajikan. Es Jeruk manis adalah minuman yang dibuat dari air jeruk

dalam kemasan (sirup) ataupun buah jeruk, yang ditambahkan dengan air, gula

dan es yang selanjutnya siap disajikan (Santoso et all, 2011). Syarat secara

mikrobiologi batas maksimum E. coli pada minuman, <3/g (kurang dari tiga

per gram) sampel (Anonim, 2009).

E. Bakteri

Bakteri (Yunani; bacterion = tongkat atau batang) adalah

mikroorganisme bersel satu, mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang

tetap, inti prokariot (primitif yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu

selaput atau membran dan terdiri dari DNA), berkembang biak dengan cara

memperbanyak diri dengan pembelahan biner, dapat bergerak dengan

menggunakan flagel, ada juga dengan serabut poros (spirochete), dan dapat

hidup sendiri atau berkoloni (Dwidjoseputro, 2011).

Bakteri merupakan organisme uniseluler yang relatif sederhana.

Karena materi genetik tidak diselimuti oleh selaput membran inti, sel bakteri

disebut dengan sel prokariot. Secara umum, sel bakteri terdiri atas beberapa

bentuk, yaitu bentuk basil atau batang, bulat atau spiral. Dinding sel bakteri

mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang disebut peptidoglikan.

Bakteri umunya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua sel

8

yang berukuran sama yang disebut dengan pembelahan biner. Untuk nutrisi,

bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat diperoleh

secara alami dari organisme hidup atau organisme yang sudah mati. Beberapa

bakteri dapat membuat makanan sendiri dengan proses biosintesis, sedangkan

bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari substansi organik (Sylvia, 2008).

Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran

cerna adalah bakteri-bakteri famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini dapat

hidup dalam usus besar manusia dan hewan, dalam tanah dan dalam air.

Karena hidup dalam usus besar manusia, bakteri-bakteri ini sering disebut

bakteri enterik (Sylvia, 2008).

Coliform merupakan suatu grup bakteri heterogen, bentuk batang,

gram negatif, kuman ini digunakan sebagai indikator adanya polusi yang

berasal dari kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi sanitasi

yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Yang

termasuk basil coliform antara lain: Eschericia coli, Edwarsiella, Citrobacter,

Klebsiella, Enterobacter, Hafnia, Serratia, Proteus, Arizona, Providentia,

Pseudomonas dan basil parakolon. Organisme yang paling umum digunakan

sebagai indikator adanya polusi adalah Eschericia coli dan kelompok koliform

secara keseluruhan. Bakteri coliform bersifat aerob atau anaerob fakultatif,

termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat

memfermentasi lactosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-

37°C. Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu colifrom fecal,

misalnya Eschericia coli dan coliform non fecal misalnya E. aeroginosa.

Eschericia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau

manusia, sedangkan E. aeroginosa biasanya ditemukan pada hewan atau

tanaman yang telah mati (Imam et all, 1999).

Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian

yaitu:

a. Bentuk basil

Contoh: Escherichia coli, Bacillus anthracis, Salmonella typhimurium,

Shigella dysenteriae.

b. Bentuk kokus

9

Contoh: Monococcus gonorhoe, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus

lactis, Staphylococcus aureus, Sarcina luten.

c. Bentuk spiral

Contoh: Spirillum, Vibrio cholerae, Spirochaeta palida (Volk et all, 2011).

F. Eschericia coli

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang

dengan panjang sekitar 2 mikrometer dan diamater 0,5 mikrometer, bersifat

anaerob fakultatif, biasanya dapat bergerak dan tidak membentuk spora.

(Dwidjoseputro, 2011).

E. coli secara normal terdapat dalam alat-alat pencernaan manusia dan

hewan (Buckle, 2009). E. coli tumbuh pada suhu antara 10-44,5ºC (Anonim,

1998). pH optimum untuk pertumbuhannya pada 7,0 – 7,5, pH minimum pada

4,0 dan maksimum pada pH 9,0. E. coli merupakan indikator pencemaran air

oleh tinja. E. coli dalam jumlah banyak bersama-sama tinja, akan mencemari

lingkungan (Imam et all, 1999).

Tingkatan Taksonomi Escherichia coli (Brooks et all, 2005):

Kingdom : Monera

Divisi : Gracilicutes

Kelas : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : coli G. Dampak Pencemaran Eschericia coli Bagi Kesehatan

Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui

berbagai macam jalan. Sebagian besar penyakit yang disebabkan Escherichia

coli ditularkan melalui makanan yang tidak dimasak dan daging yang

terkontaminasi. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh

asam lambung dan enzim-enzim di lambung atau oleh empedu dan enzim di

usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menyebabkan penyakit.

Mikroorganisme patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat

10

ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan atau jari-jari tangan

yang terkontaminasi (Sylvia, 2008).

Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dan biasanya

terjadi di tempat yang kurang memiliki sanitasi lingkungan yang bersih.

Organisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya

pencemaran pada air adalah E. coli dan kelompok coliform secara keseluruhan

(Buckle et all, 2009).

Beberapa galur E. coli menjadi penyebab infeksi pada manusia, seperti

infeksi saluran kemih. Infeksi E. coli seringkali berupa diare yang disertai

darah, kejang perut, demam dan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada

ginjal (Sylvia, 2008).

H. Analisis Eschericia coli

1. Metode MPN (Most Porbable Number)

Metode MPN (Most Porbable Number) umumnya digunakan untuk

menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri

coliform yang merupakan kontaminan. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri

gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi

laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi

pada 37º C (Astri, 2006).

Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran

dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan

bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat,

dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri

coliform adalah, Esherichia coli (Astri, 2006). Uji coliform fecal secara

lengkap meliputi uji penduga, uji penguat, dan uji lengkap (Imam et all,

1999).

2. Media

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat

makanan atau nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan suatu

mikroorganisme dengan syarat-syarat tertentu. Laktosa Broth adalah salah

satu bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan media dan

digunakan untuk melakukan uji penduga atau persumptive adanya

11

coliform pada minuman. Briliant Green laktosa Broth adalah salah satu

bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan media dan digunakan

untuk melakukan uji penguat atau confirmatory adanya kelompok coliform

seperti Eschericia coli pada minuman (Anonim, 1998).

3. Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan penghilangan jenis

organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,

bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat didalam suatu benda (Sylvia,

2008).

1) Metode Sterilisasi Panas

Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling dapat

dipercaya dan banyak digunakan.

Macam-macam sterilisasi panas:

1. Sterilisasi panas kering

Sterilisasi panas kering berfungsi utnuk mematikan

organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel atau pun

mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk

bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasinya

lama sekitar 2-3 jam, dan berdaya penetrasi rendah. Metode

sterilisasi kering ini tidak memerlukan air sehingga tidak ada uap

air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua

metode sterilisasi panas kering yaitu dengan inserasi

(incineration), yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari

bunsen dengan temperatur sekitar 350°C, dan dengan udara panas

oven yang lebih sederhana dengan temperatur sekitar 160-170°C

(Sylvia, 2008). Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera

di Farmakope dengan menggunakan panas kering biasanya

dilakukan dengan suatu proses bets didalam suatu oven yang

didesain khusus untuk tujuan itu. Oven modern dilengkapi

dengan udara yang dipanaskan dan disaring, didistribusikan

secara merata keseluruh bejana dengan cara sirkulasi atau radiasi

12

menggunakan sistem semprotan dengan peralatan sensor,

pemantau dan pengendali parameter klinis (Anonim 1995).

2) Sterilisasi panas basah

Sterilisasi panas basah dengan perebusan menggunakan air

mendidih 100°C selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan

spora eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri (sylvia,

2008). Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh dibawah

tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan

mungkin merupakan proses sterilisasi yang paling banyak digunakan

(suatu siklus autoklaf ditetapkan dalam Farmakope untuk pmedia

atau pereaksi adalah 15 menit pada suhu 121°C kecuali dinyatakan

lain). Prinsip kerja alat adalah udara didalam bejana sterilisasi diganti

dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat

pembuka dan penutup khusus (Anonim, 1995). Autoclave adalah

suatu alat yang digunakan untuk sterilisasi alat laboratorium

(Anonim, 1998).

3) Sterilisasi dengan Penyaringan

Metode Sterilisasi dengan peyaringan digunakan untuk bahan

yang sensitif terhadap panas, misalnya enzim (Sylvia, 2008).

4) Sterilisasi dengan Radiasi

Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan

degan menggunakan sinar UV (Ultra Violet) ataupun dengan metode

ionisasi (Sylvia, 2008).

5) Metode Pasteurisasi

Pasteurisasi bukan merupakan suatu bentuk sterilisasi,

melainkan merupakan metode untuk membinasakan mikroorganisme

patogen (Sylvia, 2008).

6) Sterlisasi dengan Pengeringan

Pengeringan (desikasi) merupakan metode sterilisasi dengan

menghilangkan kandungan air (Sylvia, 2008).

13

4. Inkubasi

Inkubasi adalah suatu proses pengeraman dan untuk mengetahui

adanya bakteri. Inkubator adalah suatu alat yang digunakan untuk

menginkubasi suatu biakan pada suhu tertentu (Anonim, 1998).

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

B. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Jenis Kegiatan

Februari 2013

2

Maret 2013

April 2013

Mei 2013

Juni 2013

Juli 2013

1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi Tempat Pengambilan Sampel

10-15 Februari

Penyusunan Proposal dan Pembimbingan Proposal

16 Februari-6 Juni

Pengambilan Sampel dan pemeriksaan

6-25 Juni

Penyusunan Laporan 1 juni-6 Juli

Ujian 7

Juli

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian eksperimen

atau percobaan (experiment research) dengan pendekatan laboratorium yang

dilakukan dengan serangkaian percobaan. Penelitian eksperimen atau

percobaan (experiment research) adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari

adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah

adanya percobaan atau trial (Notoadmodjo, 2005).

14

15

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut populasi

dalam penelitian ini yaitu minuman yang dijual di rumah makan sepanjang

jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dianggap mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel dalam

penelitian ini mengambil dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara Accidental Sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan

ada atau tersedia (Notoatmojo, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu es teh manis dan es

jeruk manis yang dijual di lima rumah makan di sepanjang jalan Yos

Sudarso Kota Palangka Raya.

E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain botol

sampel atau erlenmeyer, autoclave, inkubator, neraca digital, kompor listrik,

rak tabung, pipet ukur, tabung reaksi, tabung durham, ose, bola hisap, lampu

spiritus atau lilin, aluminium foil, kertas coklat, Briliant Green Laktosa Broth,

Laktosa Broth, dan aquades.

F. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Lactosa Broth Single Strength (LBSS)

1) Timbang 13 gram media laktosa broth, masukkan ke dalam

Erlenmeyer yang berukuran 1 liter.

2) Larutkan dengan akuades sebanyak 1 liter hingga homogen.

3) Atur pH 6,9.

4) Panaskan hingga mendidih, bagi-bagikan ke dalam tabung reaksi

10 mL (pakai tabung durham dalam posisi terbalik).

5) Tutup dengan kapas.

6) Ikat dengan kertas autoclave tip indicator.

16

7) Sterilkan di dalam autoclave selama 15 menit dengan temperatur

121°C.

8) Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna

autoclave tip indicator menjadi berwarna coklat dan tabung durham

berisi penuh tanpa udara.

9) Angkat bahan dari autoclave, biarkan dingin sampai pada suhu

kamar ( 15-30°C ).

10) Disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 2-8°C (Anonim, 1998).

2. Pembuatan Lactosa Broth Double Strength (LBDS)

1) Timbang 26 gram media laktosa broth, masukkan ke dalam

Erlenmeyer yang berukuran 1 liter.

2) Larutkan dengan akuades sebanyak 1 liter (dengan menggunakan

magnit stirrer hingga homogen).

3) Atur pH 6,9.

4) Panaskan hingga mendidih, bagi-bagikan ke dalam tabung reaksi

10 mL (pakai tabung durham dalam posisi terbalik).

5) Tutup dengan kapas.

6) Ikat dengan kertas autoclave tip indicator.

7) Sterilkan di dalam autoclave selama 15 menit dengan temperatur

121°C.

8) Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna

autoclave tip indicator menjadi berwarna coklat dan tabung durham

berisi penuh tanpa udara.

9) Angkat bahan dari autoclave, biarkan dingin sampai pada suhu

kamar ( 15-30°C ).

10) Disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 2-8°C (Anonim 1998).

3. Pembuatan Briliant Green Laktosa Broth (BGLB)

1) Siapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah diisi dengan tabung

Durham.

2) Timbang media BGLB sebanyak 40 gram, masukkan ke dalam labu

Erlenmeyer.

3) Larutkan dengan akuades 1 (satu) liter, aduk sampai homogen.

17

4) Tuang ke dalam tabung , tutup dengan kapas.

5) Masukkan ke dalam besek (keranjang), ikat dan tutup dengan kertas

coklat, pada kertas ditulisi BGLB, tanggal dan bulan pembuatan.

6) Tempel indikator Autoclave tape pada kertas coklat dan sterilisasi

dengan Autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit.

7) Dinginkan, kemudian simpan dalam Refrigerator (Anonim 1998).

4. Pengambilan Sampel

1) Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api lilin

sambil diputar.

2) Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah

diberi kode tertentu.

3) Setelah terisi 90 % tutup kembali botol sampel tersebut (Anonim

1998).

5. Uji MPN (Most Probable Number) Coli Tinja

1) Uji Praduga (Presumtive Test)

a) Siapkan 5 tabung LBDS, 2 tabung LBSS sampel uji dikocok

sampai homogen.

b) Kedalam 5 tabung LBDS masing-masing diinokulasi dengan 10

mL sampel.

c) Kedalam 1 tabung LBSS masing-masing diinokulasi dengan 1 mL

sampel.

d) Kedalam 1 tabung LBSS masing-masing diinokulasi dengan 0,1

mL sampel.

e) Semua tabung Laktosa Broth diinkubasi pada suhu 37°C selama 24

- 48 jam (Astri, 2006).

2) Uji Penegasan (Confirmed Test)

a) Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positif pada uji

presumtipe dikocok.

b) Masing-masing diambil 1 ose kemudian diinokulasi pada tabung

Briliant Green Laktosa Broth. Tabung Briliant Green Laktosa

Broth diinkubasi pada suhu 44°C selama 24 – 48 jam.

18

c) Diamati terbentuknya gas pada setiap tabung. JumLah tabung

BGLB yang positif gas dicatat dan hasilnya dirujuk ke tabel MPN

1 Angka yang diperoleh dari tabel menunjukkan MPN Coliform

per 100 mL contoh uji (Astri, 2006)

6. Pemusnahan Limbah Biologi

1. Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus.

2. Masukkan ke dalam autoclave dan lakukan sterilisasi dengan suhu

121°C selama 15 menit.

3. Setelah dingin lakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan

limbah yang telah disediakan.

4. Lakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham kemudian

keringkan dalam satu tempat yang tersedia (Anonim, 1998).

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari penelitian yang telah dilakukan pada 10 (sepuluh) sampel yaitu

yang dijual di lima rumah makan antara lain rumah makan Bakso super,

rumah makan mas bejo, rumah makan agra, rumah makan citra dan rumah

makan kalimantan diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 1.2 Hasil Uji Praduga Eschericia coli pada Minuman di lima

Rumah makan

No. Kode Samp

el

Tempat Rumah Makan

Sampel 10 mL 1 mL 0,1 mL MPN/

100 mL

1 A 1 Bakso Super

Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

2 A2 Bakso Super

Es Jeruk Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

3 B1 Mas Bejo Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

4 B2 Mas Bejo Es Jeruk Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

3 B1 Mas Bejo Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

5 C1 Agra Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

6 C2 Agra Es Jeruk Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

7 D1 Citra Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

8 D2 Citra Es Jeruk Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

9 E1 Kalimantan Es Teh Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

10 E2 Kalimantan Es Jeruk Manis

0 0 0 0 0 0 0 0

19

20

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Laboratorium

Mikrobiologi Faktultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka

Raya. Pengambilan sampel dilakukan di lima Rumah Makan, antara lain

Rumah Makan Bakso Super, Rumah Makan Mas Bejo, Rumah Makan Agra,

Rumah Makan Citra, dan Rumah Makan Kalimantan dengan dua sampel, Es

Tah Manis dan Es Jeruk Manis.

Semua alat disiapkan dan dibersihkan serta dibungkus, selanjutnya

disterilisasi dengan autoclave. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis

dengan cara botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api

lilin sambil diputar, dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam erlenmeyer

yang telah diberi kode tertentu. Setelah terisi 90 % (sembilan puluh persen)

tutup kembali botol sampel tersebut. Pengujian dilakukan dengan metode

MPN (Most Probable Number), untuk memperkirakan adanya bakteri

Eschericia coli dalam 100 mL sampel. Pengujian dilakukan dengan cara

disiapkan 5 (lima) tabung LBDS (Laktosa Broth Double Strength), 2 (dua)

tabung LBSS (Laktosa Broth Single Strength), sampel dipipet kedalam 5

(lima) tabung LBDS masing-masing diinokulasi dengan 10 mL sampel,

kedalam 1 (satu) tabung LBSS diinokulasi dengan 1 mL sampel, dan kedalam

1 (satu) tabung yang lain diinokulasi dengan 0,1 mL sampel. Semua tabung

Laktosa Broth diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam.

Hasilnya dari 10 (sepuluh) sampel minuman lima rumah makan di

Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya, yang telah diinokulasi pada media LB

(Lactosa Broth) tidak ditemukan tanda-tanda kekeruhan dan gas pada sampel

dengan MPN (Most Probable Number) 0/100 mL sampel (nol per seratus

mililiter sampel). Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 bahwa kadar maksimum E. coli

pada air minum adalah 0/100 mL sampel dan membuktikan bahwa minuman

yang dijual di Rumah Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka

Raya layak konsumsi.

21

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

1. MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli pada sampel

minuman (Es Teh Manis dan Es Jeruk Manis) yang dijual di Rumah

Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya adalah 0/100

mL sampel (nol per seratus mililiter sampel)

2. Minuman yang dijual di Rumah Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso

Kota Palangka Raya layak konsumsi karena telah memenuhi persyaratan

mikrobiologi yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 492 Tahun 2010.

B. Saran

1. Bagi konsumen agar memilih Rumah Makan yang memiliki hiegenitas

yang baik untuk mengkonsumsi makanan dan minuman.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melakukkan penelitian dengan

sampel lain dan pada tempat yang berbeda.

21

22

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, 2011. Tingkat Kontaminasi Escherichia Coli Pada Susu Segar DiKawasan Gunung Perak. Sinjai. Pdf.(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1712/TINKATKONTAMINASIEscherichiacoliPADASUSUSEGARDIKAWASAN GUNUNG PERAK _1_.pdf?sequence=1).

Anonim, 1991. Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan dan Minuman.

Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 1998. The Oxoid Manual. Compiled by E.Y. Bridson.Hal : 2-176, pdf.

(sst-web.tees.ac.uk/external/u0003076/Food_micro/oxoidmanual.Pdf, diakses tanggal 1 Juni 2013).

Anonim, 1999. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,

21th edition 2005, Pdf. (related: www. umass. edu/tei/mwwp /acrobat/ sm9010-40intro. PDF Methods for the Examination of Water and Waste water, diakses tanggal 1 Juni 2013).

Anonim, 2009. Parameter Mikrobiologi. Palangka Raya. Balai Pengawas Obat

dan Makanan. Anonim, 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ MENKES/PER/IV/2010. Astri, 2006. Kualitas Bioindikator Kualitas Air. Jakarta. Penerbit Universitas

Trisakti Batarfie, 2006. Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum

Dalam Kemasan. Bogor. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitutPertanianBogor,Pdf.(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10450/H06mua. pdf, diakses tanggal 25 Mei 2013).

Brooks et all, 2005. Buku 1 Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Penerbit Salemba

Medika. Buckle, et all, 2009. Ilmu Pangan. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Dwidjoseputro, 2011. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

23

Ika, 2009. Hygiene sanitasi dan Pemeriksaan kandungan Bakteri Eschericia coli pada es cream yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah Medan, diakses tanggal 3 juni 2013).

Imam et all, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.

Bandung. Penerbit Alumni, (Halaman 64-68). Irnawati, 2010. Pengetahuan Perilaku Dan Kebersihan Penjamah Makanan Pada

Tempat Umum. Jakarta. Universitas Sumatra Utara. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-irnawati.pdf.

Nurwantoro dalam Ika, 2009 Hygiene sanitasi dan Pemeriksaan kandungan

Bakteri Eschericia coli pada es cream yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah Medan, diakses tanggal 3 juni 2013).

Notoatmojo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Citra. Rina, 2003. Daya Hambat Sari Daun Sirsak (Annona Muricata L.) terhadap

Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli, pdf. (http://jurnal.stkip-pgri-sumbar. ac. id/ DOSBIO/ index. php/ RW/article/ download/13 /13, diakses tanggal 3 juni 2013).

Volk and Wheeler, 2011. Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Penerbit Erlangga.

24

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : GUSTU PRIATMAJA

Tempat Tanggal Lahir : Lada Mandala Jaya , 13 November 1991

Agama : Kristen Protestan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Ahmad Yani KM. 9,5 RT 025 RW 008 Kelurahan

Baru Kecamatan Arut Selatan

No. Telepon/Hp : 085752380005

Kode Post : 74113

Nama Orang Tua :

Ibu : Mariani

Ayah : Setia Tukul Sarwono

Hoby : Jogging, Sepak Bola, Main Game.

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Jurusan Tahun

SDN Lada Mandala Jaya-4 - 2004

SMP Negeri 1 Arut Selatan - 2007

SMA Negeri 2 Pangkalan Bun IPS 2010

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Program Studi D III Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan

-

25

1. Daftar Tabel

1) Tabel Waktu Pengambilan sampel

Kode Rumah Makan Sampel Hari dan Tanggal

Pukul

A 1 Bakso Super Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013

09.30 WIB

A2 Bakso Super Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013

09.33 WIB

B1 Mas Bejo Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013

11.33 WIB

B2 Mas Bejo Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013

11.37 WIB

C1 Agra Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013

12.24 WIB

C2 Agra Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013

12.30 WIB

D1 Citra Es Teh Manis RABU, 12 JUNI 2013

08.16 WIB

D2 Citra Es Jeruk Manis RABU, 12 JUNI 2013

08.21 WIB

E1 Kalimantan Es Teh Manis RABU, 12 JUNI 2013

08.50 WIB

E2 Kalimantan Es Jeruk Manis RABU, 12 JUNI 2013

08.53 WIB

26

2) Tabel MPN Ragam/Porsi 5 x 10 mL;1 x 1 mL dan 1 x 0,1 mL

Volume MPN/100 mL

10 1 0,1

0

0

0

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

0

0

0

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

4

5

5

5

2

2

1

2,2

4,4

4,4

6,7

5

7,5

7,6

10

8,8

12

12

16

15

20

21

27

38

96

240

(Anonim, 1991)

27

Lampiran 1 Penimbangan 1. Penimbangan Bahan

a. LBDS (Lactosa Broth Double Strength)

Kertas perkamen = 0,0362 g

Kertas Perkamen + Media LB = 26,6234 g

Media LB = 26,6234 g – 0,0362 g

= 26,5872 g

b. LBSS (Lactosa Broth Single Strength)

Kertas Perkamen = 0,0002 g

Kertas perkamen+media LB = 13,8061 g

Media LB = 13,8061 g - 0,0002 g

= 13,8059 g

28

Lampiran 2 Prosedur Kerja 1. Pembuatan LBSS (Lactosa Broth Single Strength)

Ditimbangkan Lactosa Broth 13 gram

Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer

Diatur pH 6,9

Dipanaskan hingga mendidih

Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil

(Anonim, 1998)

2. Pembuatan LBDS (Lactosa Broth Double Strength)

Ditimbangkan Lactosa Broth 26 gram

Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer

Diatur pH 6,9

Dipanaskan hingga mendidih

Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil

(Anonim, 1998)

29

3. Pembuatan BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)

Ditimbangkan BGLB 40 gram

Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer

Diatur pH 6,9

Dipanaskan hingga mendidih

Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil (Anonim, 1998)

30

4. Sterilisasi Alat dan Bahan

Disiapkan alat-alat yang akan disterilkan

Dibersihkan alat-alat yang akan disterilkan

Dimasukkan bahan Lactosa Broth Double Strength

sebanyak 5 mililiter yang telah dibuatkedalam lima tabung

ditutup dengan menggunakan kapas steril dan dilapisi dengan alumunium foil

Dimasukkan bahan Lactosa Broth Single Strength

sebanyak 10 mililiter yang telah dibuat kedalam dua tabung

Dimasukkan bahan Briliant Green Lactosa Broth

sebanyak 10 mililiter yang telah dibuat kedalam tabung

Ditutup dengan menggunakan kapas steril dan dilapisi dengan alumunium foil

Alat dan Bahan disusun dalam keranjang dan dimasukkan kedalam autoklaf

dengan tekanan 1 atm pada suhu 121°C selama 15-20 menit

Setelah selesai alat didinginkan di suhu ruangan

(Anonim, 1998)

31

5. Pengambilan Sampel

Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api lilin sambil diputar

Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah diberi kode tertentu

Setelah terisi 80 % tutup kembali botol sampel dengan kapas yang dilapisi aluminium foil

(Anonim, 1998)

32

6. Pemeriksaan dengan Metode Most Probable Number

Sampel minuman

10 mL sampel 1 mL sampel 0,1 mL

LB Double Strength LB Single Strength LB Single Strength

Inkubasi suhu 37°C selama 24-48 jam

Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Positif ditandai adanya

Negatif (berhenti) gelembung udara pada tabung durham

Pindah ke media BGLB @ 1 ose

Inkubasi suhu 44oC selama 24-48 jam

Hasil Pemeriksaan Positif Hasil Pemeriksaan Negatif

Dapat dilihat pada Tabel Thomas (berhenti)

Sehingga dapat diperoleh JumLah Coliform dalam 100 mL

(Astri, 2006)

33

7. Pemusnahan Limbah Biologi

Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus

Masukkan ke dalam autoclave dan lakukan sterilisasi

dengan suhu 121°C selama 15 menit

Setelah dingin lakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan limbah

yang telah disediakan

Lakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham

keringkan dalam satu tempat yang tersedia

(Anonim, 1998)

34

Lampiran 3 Gambar Alat dan Bahan saat akan disterilisasi

Gambar 1 Sterilisator Autoclave

Gambar 2 Media Laktosa Broth

35

Gambar 3 Sampel Es Jeruk Manis dan Es Teh Manis

Gambar 4 Media Lactosa Broth Sebelum ditambahkan Sampel

36

Gambar 5 Media Lactosa Broth Setelah ditambah Sampel Es teh Manis

Gambar 6 Media Lactosa Broth Setelah ditambah sampel Es jeruk manis

37

Gambar 7 Setelah 24 Jam

Gambar 8 Setelah 48 Jam

38

Lampiran 4 Parameter Mikrobiologi Minuman

PARAMETER MIKROBIOLOGI

39

SNI 7388:2009

Tabel (lanjutan) No. Kat Pangan

Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum

Margarin, lemak

reroti

ALT (30°C,72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g

APM Escherichia coli <3/g

Salmonella sp. negatif/25 g

Staphylococcus aureus 1 x 10� koloni/g

0.30 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk sherbet dan sorbet

Es batu, Es lilin,

Es berperisa

ALT (30°C,72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform < 3/g Salmonella sp. negatif/25 g

0.40 Buah dan sayur (termasuk, umbi, kacang-kacangan termasuk

kacang kedelai dan lidah buaya), rumput laut, biji-bijian 04.1 Buah

04.1.1 Buah Segar APM Eschericia coli <20/g

Salmonella sp. Negatif/25 g 04.1.2 Buah Olahan

Buah Kering (kismis, sale,

pisang, mangga, dll

ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� APM Koliform < 3/g

Kapang/Khamir 5 x 10� koloni/g

Manisan Buah

Basah

ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g

APM Eschericia coli <3/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g

Manisan Buah

Kering

ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g

APM Eschericia coli <3/g Kapang 1 x 10� koloni/g

Buah dalam

kaleng

ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g

Staphyloccous aureus negatif/g Clostridium perfringens negatif/g

Jem, jeli buah, selai dan marmalad

ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g

APM Koliform <3/g

Staphyloccous aureus 1 x 10� koloni/g

Clostridium sp. 1 x 10� koloni/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g

Jeli Agar ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g

APM Koliform <3/g

Staphyloccous aureus 1 x 10� koloni/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g

40

Lampiran 5

41

42

43

44

45

46

47

48

49