Upload
buikhue
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat ditinggalkan untuk
kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan
seperti minum, pertanian, industri, perikanan, dan rekreasi (Buckle at all,
2009).
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum (Anonim, 2010). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 batas maksimum
bakteri Eschericia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml (nol
per 100 mililiter) sampel.
Minuman dapat diartikan campuran (air minum dengan bahan
tambahan lain). Minuman olahan tanpa kemasan dan tanpa merek adalah
minuman yang dibuat oleh penjual setelah pembeli memesan minuman
tersebut (Santoso et all, 2011). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
Nomor 7388 tahun 2009 batas maksimum bakteri E. coli pada minuman <3/g
(kurang dari tiga per gram) sampel.
Pencemaran air oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya
ataupun oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air baku, ataupun terjadi
pada saat pembuatan minuman olahan. Dibeberapa Negara yang sedang
berkembang, termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam dan kanal sering
digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci pakaian,
untuk pembuangan limbah, mandi, cuci, kakus (tinja), sehingga badan air
menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri patogen serta parasit lainnya
(Dwidjoseputro, 2011). Eschericia coli dapat mencemari air dan menyebabkan
gejala seperti kolera, disentri, infeksi gastrointestinal, diare dan berbagai
penyakit saluran pencernaan lain (Ika, 2009).
1
2
E. coli merupakan kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam
usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak dan
travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada
jaringan tubuh lain diluar usus (Dwidjoseputro, 2011).
Berdasarkan penelitian tingkat kontaminasi E. coli pada susu segar di
kawasan gunung perak, kabupaten sinjai rata-rata jumlah escherichia coli pada
susu segar yang dilakukan dengan metode cawan tuang (pour plate) diperoleh
bahwa pada keseluruhan sampel terkontaminasi oleh E. coli. Secara umum
kandungan E. coli pada susu segar adalah 2,4 x 10� – 3,9 x 10� cfu/ml.
Berdasarkan hasil perhitungan Total Plate Count didapatkan bahwa sampel
yang mengandung E. coli dari jumlah yang terkecil hingga terbesar berturut-
turut adalah kelompok tani Pattiroang (2,4 x 10� cfu/ml), kelompok tani Batu
Leppa (3,0 x 103 cfu/ml) dan kelompok tani Kalotoro (3,9 x 10� cfu/ml)
(Akhmad, 2011).
Kota Palangka Raya termasuk Kota yang memiliki kekayaan alam
yang cukup berlimpah baik pertambangan, perikanan, perkebunan dan lain-
lain. Banyak para pebisnis yang memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan
kekayaan alam misalnya saja bisnis kuliner yang sekaligus menjadikan Kota
Palangka Raya sebagai tempat wisata kuliner. Di Kota Palangka Raya terdapat
banyak tempat wisata kuliner yang cukup diminati, salah satunya adalah
rumah makan di sepanjang jalan Yos Sudarso karena letaknya yang dekat
dengan pusat Kota dan harga makanan dan minuman yang ditawarkan cukup
terjangkau. Rumah makan di sepanjang jalan Yos Sudarso menyajikan
beraneka ragam makanan serta minuman. Adapun minuman yang dijual di
warung makan sepanjang jalan Yos Sudarso misalnya es teh, es jeruk, es buah
dan berbagai macam juice. Untuk memastikan bahwa minuman yang dijual di
warung makan sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya layak untuk
dikonsumsi maka perlu dilakukan penelitian. Persyaratan yang digunakan
dalam penelitian ini berasumsi bahwa es teh manis, dan es jeruk manis tidak
mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat menghambat
pertumbuhan E. coli, juga berasumsi bahwa tidak ditambahkan senyawa
3
pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan E. coli, sehingga tidak
diperlukan langkah deaktivasi senyawa antimikroba dengan pengenceran
bertingkat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Bakteri Eschericia coli pada Minuman yang
Dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya dengan Metode
MPN (Most Porbable Number)”.
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Palangka
Kota Raya bebas bakteri Eschericia coli?
2. Apakah termasuk jenis coliform atau coli tinja?
3. Berapa MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli yang
terdapat pada minuman yang dijual di Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota
Palangka Raya?
4. Apakah minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota
Palangka Raya layak untuk dikonsumsi?
C. Rumusan Masalah
1. Minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Palangka Raya
bebas bakteri Eschericia coli atau tidak.
2. Termasuk dalam coliform atau coli tinja.
3. Jumlah bakteri Eschericia coli yang terdapat pada minuman yang dijual di
Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.
4. Kelayakan minuman yang dijual di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota
Palangka Raya layak untuk dikonsumsi.
D. Batasan Masalah
1. Batasan masalah dalam penelitian ini, adalah minuman segar olahan tanpa
kemasan dan tanpa merek yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan
Yos Sudarso Kota Palangka Raya.
2. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik Accidental
Sampling, dimana sampel diambil pada 5 (lima) rumah makan, sampel
yang diambil adalah es teh manis dan es jeruk manis.
4
3. Metode yang digunakan yaitu Metode MPN (Most Probable Number),
berdasarkan Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan dan Minuman
tahun 1991, dengan asumsi sampel tidak mengandung senyawa yang bisa
menghambat pertumbuhan bakteri pada saat dilakukan pengujian.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya bakteri Eschericia coli pada es teh manis dan es
jeruk manis yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso
Kota Palangka Raya.
2. Untuk Mengetahui MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli
yang terdapat pada es teh manis dan es jeruk manis yang dijual di rumah
makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.
3. Untuk mengetahui kelayakan minuman es teh manis dan es jeruk manis
yang dijual di rumah makan di Sepanjang Jalan Yos Sudarso Kota
Palangka Raya.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih
minuman seperti minuman segar olahan tanpa kemasan dan tanpa merek
yang dijual di rumah makan di Sepanjang jalan Yos Sudarso Kota
Palangka Raya.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang kehigienisan minuman
tanpa kemasan dan tanpa merek yang dijual di rumah makan di sepanjang
jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Makan
Rumah makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan
penyajian, didalam 1 (satu) tempat tetap yang tidak berpindah (Anonim,
2013).
Rumah Makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum, di tempat
usahanya dimana orang dapat datang untuk membeli makanan dan minuman
di tempat tersebut. Perlu diingat juga, bahwa seseorang yang bersentuhan
langsung dengan proses pengolahan makanan hingga makanan tersebut
menjadi siap saji yaitu penjamah makanan. Penjamah makanan sangat
berperan penting dalam menjaga kualitas kesehatan makanan bagi para
konsumen. Sebab, bila personal hygiene penjamah makanan tidak
diperhatikan, maka risiko keracunan makanan dan penyebaran penyakit yang
ditularkan lewat makanan dapat mungkin terjadi. Oleh karena itu, personal
hygiene penjamah makanan perlu diperhatikan agar derajat kesehatan
konsumen dapat lebih terjaga. (Irnawati, 2010).
B. Air
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan
kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan
(Dwidjoseputro, 2011). Air meliputi 70 % dari permukaan bumi, tetapi di
banyak negara persediaan air terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas.
Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk
penggunaan tertentu. Seperti air yang cocok untuk kegunaan industri atau
untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu biasanya diperlukan
untuk persediaan air yang didapat dari sumber di bawah tanah atau sumber-
sumber dipermukaan (Buckle et all,2009).
5
6
Manusia memperoleh air yang diperlukannya untuk minum, masak,
mandi dan cuci dari air hujan, air yang menggenang dipermukaan tanah
seperti waduk, kubangan, atau dari sungai sumber dan sumur (Dwidjoseputro,
2011).
Menurut tempatnya, air dapat berada dipermukaan tanah, selanjutnya
air ini disebut air permukaan, dan dapat pula berada didalam tanah, dan air ini
selanjutnya disebut air tanah. Air hujan yang jatuh ditanah sebagian meresap
kedalam tanah dan sebagian lain dapat menggenang dipermukaan tanah, hal
ini bergantung kepada kondisi tanah (Dwidjoseputro, 2011).
C. Air Minum
Air yang dapat diminum diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri
yang berbahaya dan ketidak murnian secara kimiawi. Air minum harus bersih
dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan
tersuspensi atau kekeruhan (Buckle, at all,2009).
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Setiap penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang
diproduksi aman bagi kesehatan (Anonim, 2010).
Air minum adalah semua air baik yang masih bersifat alami maupun
yang telah mengalami proses tertentu, misalnya desalinasi pada air laut dan
memenuhi standar air minum yang telah ditetapkan. Standar air minum
dibedakan menjadi air biasa, air mineral, air mineral alami, dan air minum
dalam kemasan (Batarfie, 2006).
Syarat air minum secara fisik antara lain tidak berbau, batas
maksimum warna yang diperbolehkan pada air minum 15 (lima belas) TCU
(True Color Unit),batas maksimum zat padat terlarut air yang diperbolehkan
pada air minum 500 mg/l (lima ratus miligram per liter), Kadar maksimum
yang diperbolehkan pada kekeruhan air minum 5 (lima) NTU (Nephelo metrix
Turbidity Unit) (Anonim, 2010).
Syarat air minum secara kimia antara lain batas maksimum arsen yang
diperbolehkan pada air minum, 0,01 mg/l (miligram per liter), Fluorida 1,5
7
mg/l (miligram per liter),total kromiun 0,05 mg/l (miligram per liter), deterjen
0,05 mg/l (miligram per liter), dan lain-lain (Anonim, 2010).
Syarat air minum secara mikrobiologi antara lain batas maksimum
Echericia coli yang diperbolehkan pada air minum, 0 per 100 ml (nol per 100
mililiter) sampel, Total bakteri coliform, 0 per 100 ml (nol per 100 mililiter)
sampel (Anonim, 2010).
D. Minuman
Minuman dapat diartikan campuran (air minum dengan bahan
tambahan lain). Minuman olahan tanpa kemasan dan tanpa merek adalah
minuman yang dibuat oleh penjual setelah pembeli memesan minuman
tersebut. Es teh manis adalah minuman yang dibuat dari teh dalam kemasan
atau teh celup yang ditambahkan dengan air panas, setelah teh tercampur
dengan air selanjutnya ditambahkan dengan gula dan es, akhirnya es teh manis
siap disajikan. Es Jeruk manis adalah minuman yang dibuat dari air jeruk
dalam kemasan (sirup) ataupun buah jeruk, yang ditambahkan dengan air, gula
dan es yang selanjutnya siap disajikan (Santoso et all, 2011). Syarat secara
mikrobiologi batas maksimum E. coli pada minuman, <3/g (kurang dari tiga
per gram) sampel (Anonim, 2009).
E. Bakteri
Bakteri (Yunani; bacterion = tongkat atau batang) adalah
mikroorganisme bersel satu, mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang
tetap, inti prokariot (primitif yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu
selaput atau membran dan terdiri dari DNA), berkembang biak dengan cara
memperbanyak diri dengan pembelahan biner, dapat bergerak dengan
menggunakan flagel, ada juga dengan serabut poros (spirochete), dan dapat
hidup sendiri atau berkoloni (Dwidjoseputro, 2011).
Bakteri merupakan organisme uniseluler yang relatif sederhana.
Karena materi genetik tidak diselimuti oleh selaput membran inti, sel bakteri
disebut dengan sel prokariot. Secara umum, sel bakteri terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu bentuk basil atau batang, bulat atau spiral. Dinding sel bakteri
mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang disebut peptidoglikan.
Bakteri umunya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua sel
8
yang berukuran sama yang disebut dengan pembelahan biner. Untuk nutrisi,
bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat diperoleh
secara alami dari organisme hidup atau organisme yang sudah mati. Beberapa
bakteri dapat membuat makanan sendiri dengan proses biosintesis, sedangkan
bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari substansi organik (Sylvia, 2008).
Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran
cerna adalah bakteri-bakteri famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini dapat
hidup dalam usus besar manusia dan hewan, dalam tanah dan dalam air.
Karena hidup dalam usus besar manusia, bakteri-bakteri ini sering disebut
bakteri enterik (Sylvia, 2008).
Coliform merupakan suatu grup bakteri heterogen, bentuk batang,
gram negatif, kuman ini digunakan sebagai indikator adanya polusi yang
berasal dari kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi sanitasi
yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Yang
termasuk basil coliform antara lain: Eschericia coli, Edwarsiella, Citrobacter,
Klebsiella, Enterobacter, Hafnia, Serratia, Proteus, Arizona, Providentia,
Pseudomonas dan basil parakolon. Organisme yang paling umum digunakan
sebagai indikator adanya polusi adalah Eschericia coli dan kelompok koliform
secara keseluruhan. Bakteri coliform bersifat aerob atau anaerob fakultatif,
termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi lactosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-
37°C. Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua grup yaitu colifrom fecal,
misalnya Eschericia coli dan coliform non fecal misalnya E. aeroginosa.
Eschericia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan E. aeroginosa biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati (Imam et all, 1999).
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian
yaitu:
a. Bentuk basil
Contoh: Escherichia coli, Bacillus anthracis, Salmonella typhimurium,
Shigella dysenteriae.
b. Bentuk kokus
9
Contoh: Monococcus gonorhoe, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus
lactis, Staphylococcus aureus, Sarcina luten.
c. Bentuk spiral
Contoh: Spirillum, Vibrio cholerae, Spirochaeta palida (Volk et all, 2011).
F. Eschericia coli
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang
dengan panjang sekitar 2 mikrometer dan diamater 0,5 mikrometer, bersifat
anaerob fakultatif, biasanya dapat bergerak dan tidak membentuk spora.
(Dwidjoseputro, 2011).
E. coli secara normal terdapat dalam alat-alat pencernaan manusia dan
hewan (Buckle, 2009). E. coli tumbuh pada suhu antara 10-44,5ºC (Anonim,
1998). pH optimum untuk pertumbuhannya pada 7,0 – 7,5, pH minimum pada
4,0 dan maksimum pada pH 9,0. E. coli merupakan indikator pencemaran air
oleh tinja. E. coli dalam jumlah banyak bersama-sama tinja, akan mencemari
lingkungan (Imam et all, 1999).
Tingkatan Taksonomi Escherichia coli (Brooks et all, 2005):
Kingdom : Monera
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : coli G. Dampak Pencemaran Eschericia coli Bagi Kesehatan
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui
berbagai macam jalan. Sebagian besar penyakit yang disebabkan Escherichia
coli ditularkan melalui makanan yang tidak dimasak dan daging yang
terkontaminasi. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh
asam lambung dan enzim-enzim di lambung atau oleh empedu dan enzim di
usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menyebabkan penyakit.
Mikroorganisme patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat
10
ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan atau jari-jari tangan
yang terkontaminasi (Sylvia, 2008).
Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dan biasanya
terjadi di tempat yang kurang memiliki sanitasi lingkungan yang bersih.
Organisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya
pencemaran pada air adalah E. coli dan kelompok coliform secara keseluruhan
(Buckle et all, 2009).
Beberapa galur E. coli menjadi penyebab infeksi pada manusia, seperti
infeksi saluran kemih. Infeksi E. coli seringkali berupa diare yang disertai
darah, kejang perut, demam dan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada
ginjal (Sylvia, 2008).
H. Analisis Eschericia coli
1. Metode MPN (Most Porbable Number)
Metode MPN (Most Porbable Number) umumnya digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri
coliform yang merupakan kontaminan. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri
gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi
laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi
pada 37º C (Astri, 2006).
Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan
bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat,
dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli (Astri, 2006). Uji coliform fecal secara
lengkap meliputi uji penduga, uji penguat, dan uji lengkap (Imam et all,
1999).
2. Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan atau nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan suatu
mikroorganisme dengan syarat-syarat tertentu. Laktosa Broth adalah salah
satu bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan media dan
digunakan untuk melakukan uji penduga atau persumptive adanya
11
coliform pada minuman. Briliant Green laktosa Broth adalah salah satu
bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan media dan digunakan
untuk melakukan uji penguat atau confirmatory adanya kelompok coliform
seperti Eschericia coli pada minuman (Anonim, 1998).
3. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan penghilangan jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat didalam suatu benda (Sylvia,
2008).
1) Metode Sterilisasi Panas
Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling dapat
dipercaya dan banyak digunakan.
Macam-macam sterilisasi panas:
1. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering berfungsi utnuk mematikan
organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel atau pun
mendenaturasi enzim. Metode ini tidak dapat digunakan untuk
bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasinya
lama sekitar 2-3 jam, dan berdaya penetrasi rendah. Metode
sterilisasi kering ini tidak memerlukan air sehingga tidak ada uap
air yang membasahi alat atau bahan yang disterilkan. Ada dua
metode sterilisasi panas kering yaitu dengan inserasi
(incineration), yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari
bunsen dengan temperatur sekitar 350°C, dan dengan udara panas
oven yang lebih sederhana dengan temperatur sekitar 160-170°C
(Sylvia, 2008). Proses sterilisasi termal untuk bahan yang tertera
di Farmakope dengan menggunakan panas kering biasanya
dilakukan dengan suatu proses bets didalam suatu oven yang
didesain khusus untuk tujuan itu. Oven modern dilengkapi
dengan udara yang dipanaskan dan disaring, didistribusikan
secara merata keseluruh bejana dengan cara sirkulasi atau radiasi
12
menggunakan sistem semprotan dengan peralatan sensor,
pemantau dan pengendali parameter klinis (Anonim 1995).
2) Sterilisasi panas basah
Sterilisasi panas basah dengan perebusan menggunakan air
mendidih 100°C selama 10 menit efektif untuk sel-sel vegetatif dan
spora eukariot, namun tidak efektif untuk endospora bakteri (sylvia,
2008). Proses sterilisasi termal menggunakan uap jenuh dibawah
tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf, dan
mungkin merupakan proses sterilisasi yang paling banyak digunakan
(suatu siklus autoklaf ditetapkan dalam Farmakope untuk pmedia
atau pereaksi adalah 15 menit pada suhu 121°C kecuali dinyatakan
lain). Prinsip kerja alat adalah udara didalam bejana sterilisasi diganti
dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat
pembuka dan penutup khusus (Anonim, 1995). Autoclave adalah
suatu alat yang digunakan untuk sterilisasi alat laboratorium
(Anonim, 1998).
3) Sterilisasi dengan Penyaringan
Metode Sterilisasi dengan peyaringan digunakan untuk bahan
yang sensitif terhadap panas, misalnya enzim (Sylvia, 2008).
4) Sterilisasi dengan Radiasi
Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan
degan menggunakan sinar UV (Ultra Violet) ataupun dengan metode
ionisasi (Sylvia, 2008).
5) Metode Pasteurisasi
Pasteurisasi bukan merupakan suatu bentuk sterilisasi,
melainkan merupakan metode untuk membinasakan mikroorganisme
patogen (Sylvia, 2008).
6) Sterlisasi dengan Pengeringan
Pengeringan (desikasi) merupakan metode sterilisasi dengan
menghilangkan kandungan air (Sylvia, 2008).
13
4. Inkubasi
Inkubasi adalah suatu proses pengeraman dan untuk mengetahui
adanya bakteri. Inkubator adalah suatu alat yang digunakan untuk
menginkubasi suatu biakan pada suhu tertentu (Anonim, 1998).
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
B. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Jenis Kegiatan
Februari 2013
2
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi Tempat Pengambilan Sampel
10-15 Februari
Penyusunan Proposal dan Pembimbingan Proposal
16 Februari-6 Juni
Pengambilan Sampel dan pemeriksaan
6-25 Juni
Penyusunan Laporan 1 juni-6 Juli
Ujian 7
Juli
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian eksperimen
atau percobaan (experiment research) dengan pendekatan laboratorium yang
dilakukan dengan serangkaian percobaan. Penelitian eksperimen atau
percobaan (experiment research) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari
adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya percobaan atau trial (Notoadmodjo, 2005).
14
15
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoadmodjo, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut populasi
dalam penelitian ini yaitu minuman yang dijual di rumah makan sepanjang
jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dianggap mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel dalam
penelitian ini mengambil dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Accidental Sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan
ada atau tersedia (Notoatmojo, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu es teh manis dan es
jeruk manis yang dijual di lima rumah makan di sepanjang jalan Yos
Sudarso Kota Palangka Raya.
E. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain botol
sampel atau erlenmeyer, autoclave, inkubator, neraca digital, kompor listrik,
rak tabung, pipet ukur, tabung reaksi, tabung durham, ose, bola hisap, lampu
spiritus atau lilin, aluminium foil, kertas coklat, Briliant Green Laktosa Broth,
Laktosa Broth, dan aquades.
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Lactosa Broth Single Strength (LBSS)
1) Timbang 13 gram media laktosa broth, masukkan ke dalam
Erlenmeyer yang berukuran 1 liter.
2) Larutkan dengan akuades sebanyak 1 liter hingga homogen.
3) Atur pH 6,9.
4) Panaskan hingga mendidih, bagi-bagikan ke dalam tabung reaksi
10 mL (pakai tabung durham dalam posisi terbalik).
5) Tutup dengan kapas.
6) Ikat dengan kertas autoclave tip indicator.
16
7) Sterilkan di dalam autoclave selama 15 menit dengan temperatur
121°C.
8) Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna
autoclave tip indicator menjadi berwarna coklat dan tabung durham
berisi penuh tanpa udara.
9) Angkat bahan dari autoclave, biarkan dingin sampai pada suhu
kamar ( 15-30°C ).
10) Disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 2-8°C (Anonim, 1998).
2. Pembuatan Lactosa Broth Double Strength (LBDS)
1) Timbang 26 gram media laktosa broth, masukkan ke dalam
Erlenmeyer yang berukuran 1 liter.
2) Larutkan dengan akuades sebanyak 1 liter (dengan menggunakan
magnit stirrer hingga homogen).
3) Atur pH 6,9.
4) Panaskan hingga mendidih, bagi-bagikan ke dalam tabung reaksi
10 mL (pakai tabung durham dalam posisi terbalik).
5) Tutup dengan kapas.
6) Ikat dengan kertas autoclave tip indicator.
7) Sterilkan di dalam autoclave selama 15 menit dengan temperatur
121°C.
8) Bila bahan sudah steril maka ditandai dengan perubahan warna
autoclave tip indicator menjadi berwarna coklat dan tabung durham
berisi penuh tanpa udara.
9) Angkat bahan dari autoclave, biarkan dingin sampai pada suhu
kamar ( 15-30°C ).
10) Disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 2-8°C (Anonim 1998).
3. Pembuatan Briliant Green Laktosa Broth (BGLB)
1) Siapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah diisi dengan tabung
Durham.
2) Timbang media BGLB sebanyak 40 gram, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
3) Larutkan dengan akuades 1 (satu) liter, aduk sampai homogen.
17
4) Tuang ke dalam tabung , tutup dengan kapas.
5) Masukkan ke dalam besek (keranjang), ikat dan tutup dengan kertas
coklat, pada kertas ditulisi BGLB, tanggal dan bulan pembuatan.
6) Tempel indikator Autoclave tape pada kertas coklat dan sterilisasi
dengan Autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit.
7) Dinginkan, kemudian simpan dalam Refrigerator (Anonim 1998).
4. Pengambilan Sampel
1) Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api lilin
sambil diputar.
2) Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah
diberi kode tertentu.
3) Setelah terisi 90 % tutup kembali botol sampel tersebut (Anonim
1998).
5. Uji MPN (Most Probable Number) Coli Tinja
1) Uji Praduga (Presumtive Test)
a) Siapkan 5 tabung LBDS, 2 tabung LBSS sampel uji dikocok
sampai homogen.
b) Kedalam 5 tabung LBDS masing-masing diinokulasi dengan 10
mL sampel.
c) Kedalam 1 tabung LBSS masing-masing diinokulasi dengan 1 mL
sampel.
d) Kedalam 1 tabung LBSS masing-masing diinokulasi dengan 0,1
mL sampel.
e) Semua tabung Laktosa Broth diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
- 48 jam (Astri, 2006).
2) Uji Penegasan (Confirmed Test)
a) Dari setiap tabung yang menunjukkan gas positif pada uji
presumtipe dikocok.
b) Masing-masing diambil 1 ose kemudian diinokulasi pada tabung
Briliant Green Laktosa Broth. Tabung Briliant Green Laktosa
Broth diinkubasi pada suhu 44°C selama 24 – 48 jam.
18
c) Diamati terbentuknya gas pada setiap tabung. JumLah tabung
BGLB yang positif gas dicatat dan hasilnya dirujuk ke tabel MPN
1 Angka yang diperoleh dari tabel menunjukkan MPN Coliform
per 100 mL contoh uji (Astri, 2006)
6. Pemusnahan Limbah Biologi
1. Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus.
2. Masukkan ke dalam autoclave dan lakukan sterilisasi dengan suhu
121°C selama 15 menit.
3. Setelah dingin lakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan
limbah yang telah disediakan.
4. Lakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham kemudian
keringkan dalam satu tempat yang tersedia (Anonim, 1998).
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan pada 10 (sepuluh) sampel yaitu
yang dijual di lima rumah makan antara lain rumah makan Bakso super,
rumah makan mas bejo, rumah makan agra, rumah makan citra dan rumah
makan kalimantan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.2 Hasil Uji Praduga Eschericia coli pada Minuman di lima
Rumah makan
No. Kode Samp
el
Tempat Rumah Makan
Sampel 10 mL 1 mL 0,1 mL MPN/
100 mL
1 A 1 Bakso Super
Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
2 A2 Bakso Super
Es Jeruk Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
3 B1 Mas Bejo Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
4 B2 Mas Bejo Es Jeruk Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
3 B1 Mas Bejo Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
5 C1 Agra Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
6 C2 Agra Es Jeruk Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
7 D1 Citra Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
8 D2 Citra Es Jeruk Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
9 E1 Kalimantan Es Teh Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
10 E2 Kalimantan Es Jeruk Manis
0 0 0 0 0 0 0 0
19
20
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Laboratorium
Mikrobiologi Faktultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka
Raya. Pengambilan sampel dilakukan di lima Rumah Makan, antara lain
Rumah Makan Bakso Super, Rumah Makan Mas Bejo, Rumah Makan Agra,
Rumah Makan Citra, dan Rumah Makan Kalimantan dengan dua sampel, Es
Tah Manis dan Es Jeruk Manis.
Semua alat disiapkan dan dibersihkan serta dibungkus, selanjutnya
disterilisasi dengan autoclave. Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis
dengan cara botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api
lilin sambil diputar, dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam erlenmeyer
yang telah diberi kode tertentu. Setelah terisi 90 % (sembilan puluh persen)
tutup kembali botol sampel tersebut. Pengujian dilakukan dengan metode
MPN (Most Probable Number), untuk memperkirakan adanya bakteri
Eschericia coli dalam 100 mL sampel. Pengujian dilakukan dengan cara
disiapkan 5 (lima) tabung LBDS (Laktosa Broth Double Strength), 2 (dua)
tabung LBSS (Laktosa Broth Single Strength), sampel dipipet kedalam 5
(lima) tabung LBDS masing-masing diinokulasi dengan 10 mL sampel,
kedalam 1 (satu) tabung LBSS diinokulasi dengan 1 mL sampel, dan kedalam
1 (satu) tabung yang lain diinokulasi dengan 0,1 mL sampel. Semua tabung
Laktosa Broth diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 - 48 jam.
Hasilnya dari 10 (sepuluh) sampel minuman lima rumah makan di
Jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya, yang telah diinokulasi pada media LB
(Lactosa Broth) tidak ditemukan tanda-tanda kekeruhan dan gas pada sampel
dengan MPN (Most Probable Number) 0/100 mL sampel (nol per seratus
mililiter sampel). Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 bahwa kadar maksimum E. coli
pada air minum adalah 0/100 mL sampel dan membuktikan bahwa minuman
yang dijual di Rumah Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka
Raya layak konsumsi.
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
1. MPN (Most Probable Number) bakteri Eschericia coli pada sampel
minuman (Es Teh Manis dan Es Jeruk Manis) yang dijual di Rumah
Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso Kota Palangka Raya adalah 0/100
mL sampel (nol per seratus mililiter sampel)
2. Minuman yang dijual di Rumah Makan di sepanjang jalan Yos Sudarso
Kota Palangka Raya layak konsumsi karena telah memenuhi persyaratan
mikrobiologi yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492 Tahun 2010.
B. Saran
1. Bagi konsumen agar memilih Rumah Makan yang memiliki hiegenitas
yang baik untuk mengkonsumsi makanan dan minuman.
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat melakukkan penelitian dengan
sampel lain dan pada tempat yang berbeda.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, 2011. Tingkat Kontaminasi Escherichia Coli Pada Susu Segar DiKawasan Gunung Perak. Sinjai. Pdf.(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1712/TINKATKONTAMINASIEscherichiacoliPADASUSUSEGARDIKAWASAN GUNUNG PERAK _1_.pdf?sequence=1).
Anonim, 1991. Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan dan Minuman.
Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1998. The Oxoid Manual. Compiled by E.Y. Bridson.Hal : 2-176, pdf.
(sst-web.tees.ac.uk/external/u0003076/Food_micro/oxoidmanual.Pdf, diakses tanggal 1 Juni 2013).
Anonim, 1999. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater,
21th edition 2005, Pdf. (related: www. umass. edu/tei/mwwp /acrobat/ sm9010-40intro. PDF Methods for the Examination of Water and Waste water, diakses tanggal 1 Juni 2013).
Anonim, 2009. Parameter Mikrobiologi. Palangka Raya. Balai Pengawas Obat
dan Makanan. Anonim, 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ MENKES/PER/IV/2010. Astri, 2006. Kualitas Bioindikator Kualitas Air. Jakarta. Penerbit Universitas
Trisakti Batarfie, 2006. Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum
Dalam Kemasan. Bogor. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitutPertanianBogor,Pdf.(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10450/H06mua. pdf, diakses tanggal 25 Mei 2013).
Brooks et all, 2005. Buku 1 Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Penerbit Salemba
Medika. Buckle, et all, 2009. Ilmu Pangan. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Dwidjoseputro, 2011. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
23
Ika, 2009. Hygiene sanitasi dan Pemeriksaan kandungan Bakteri Eschericia coli pada es cream yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah Medan, diakses tanggal 3 juni 2013).
Imam et all, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.
Bandung. Penerbit Alumni, (Halaman 64-68). Irnawati, 2010. Pengetahuan Perilaku Dan Kebersihan Penjamah Makanan Pada
Tempat Umum. Jakarta. Universitas Sumatra Utara. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-irnawati.pdf.
Nurwantoro dalam Ika, 2009 Hygiene sanitasi dan Pemeriksaan kandungan
Bakteri Eschericia coli pada es cream yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah Medan, diakses tanggal 3 juni 2013).
Notoatmojo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Citra. Rina, 2003. Daya Hambat Sari Daun Sirsak (Annona Muricata L.) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli, pdf. (http://jurnal.stkip-pgri-sumbar. ac. id/ DOSBIO/ index. php/ RW/article/ download/13 /13, diakses tanggal 3 juni 2013).
Volk and Wheeler, 2011. Mikrobiologi Dasar. Jakarta. Penerbit Erlangga.
24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : GUSTU PRIATMAJA
Tempat Tanggal Lahir : Lada Mandala Jaya , 13 November 1991
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Ahmad Yani KM. 9,5 RT 025 RW 008 Kelurahan
Baru Kecamatan Arut Selatan
No. Telepon/Hp : 085752380005
Kode Post : 74113
Nama Orang Tua :
Ibu : Mariani
Ayah : Setia Tukul Sarwono
Hoby : Jogging, Sepak Bola, Main Game.
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Jurusan Tahun
SDN Lada Mandala Jaya-4 - 2004
SMP Negeri 1 Arut Selatan - 2007
SMA Negeri 2 Pangkalan Bun IPS 2010
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Program Studi D III Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan
-
25
1. Daftar Tabel
1) Tabel Waktu Pengambilan sampel
Kode Rumah Makan Sampel Hari dan Tanggal
Pukul
A 1 Bakso Super Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013
09.30 WIB
A2 Bakso Super Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013
09.33 WIB
B1 Mas Bejo Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013
11.33 WIB
B2 Mas Bejo Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013
11.37 WIB
C1 Agra Es Teh Manis SELASA, 11 JUNI 2013
12.24 WIB
C2 Agra Es Jeruk Manis SELASA, 11 JUNI 2013
12.30 WIB
D1 Citra Es Teh Manis RABU, 12 JUNI 2013
08.16 WIB
D2 Citra Es Jeruk Manis RABU, 12 JUNI 2013
08.21 WIB
E1 Kalimantan Es Teh Manis RABU, 12 JUNI 2013
08.50 WIB
E2 Kalimantan Es Jeruk Manis RABU, 12 JUNI 2013
08.53 WIB
26
2) Tabel MPN Ragam/Porsi 5 x 10 mL;1 x 1 mL dan 1 x 0,1 mL
Volume MPN/100 mL
10 1 0,1
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
2
2
1
2,2
4,4
4,4
6,7
5
7,5
7,6
10
8,8
12
12
16
15
20
21
27
38
96
240
(Anonim, 1991)
27
Lampiran 1 Penimbangan 1. Penimbangan Bahan
a. LBDS (Lactosa Broth Double Strength)
Kertas perkamen = 0,0362 g
Kertas Perkamen + Media LB = 26,6234 g
Media LB = 26,6234 g – 0,0362 g
= 26,5872 g
b. LBSS (Lactosa Broth Single Strength)
Kertas Perkamen = 0,0002 g
Kertas perkamen+media LB = 13,8061 g
Media LB = 13,8061 g - 0,0002 g
= 13,8059 g
28
Lampiran 2 Prosedur Kerja 1. Pembuatan LBSS (Lactosa Broth Single Strength)
Ditimbangkan Lactosa Broth 13 gram
Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer
Diatur pH 6,9
Dipanaskan hingga mendidih
Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil
(Anonim, 1998)
2. Pembuatan LBDS (Lactosa Broth Double Strength)
Ditimbangkan Lactosa Broth 26 gram
Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer
Diatur pH 6,9
Dipanaskan hingga mendidih
Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil
(Anonim, 1998)
29
3. Pembuatan BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)
Ditimbangkan BGLB 40 gram
Dilarutkan dengan 1000 mililiter aquades didalam erlenmeyer
Diatur pH 6,9
Dipanaskan hingga mendidih
Didinginkan dan ditutup dengan kapas yang dilapisi aluminium foil (Anonim, 1998)
30
4. Sterilisasi Alat dan Bahan
Disiapkan alat-alat yang akan disterilkan
Dibersihkan alat-alat yang akan disterilkan
Dimasukkan bahan Lactosa Broth Double Strength
sebanyak 5 mililiter yang telah dibuatkedalam lima tabung
ditutup dengan menggunakan kapas steril dan dilapisi dengan alumunium foil
Dimasukkan bahan Lactosa Broth Single Strength
sebanyak 10 mililiter yang telah dibuat kedalam dua tabung
Dimasukkan bahan Briliant Green Lactosa Broth
sebanyak 10 mililiter yang telah dibuat kedalam tabung
Ditutup dengan menggunakan kapas steril dan dilapisi dengan alumunium foil
Alat dan Bahan disusun dalam keranjang dan dimasukkan kedalam autoklaf
dengan tekanan 1 atm pada suhu 121°C selama 15-20 menit
Setelah selesai alat didinginkan di suhu ruangan
(Anonim, 1998)
31
5. Pengambilan Sampel
Botol sampel yang telah steril lehernya didekatkan dengan api lilin sambil diputar
Dalam waktu cepat masukkan sampel kedalam botol sampel yang telah diberi kode tertentu
Setelah terisi 80 % tutup kembali botol sampel dengan kapas yang dilapisi aluminium foil
(Anonim, 1998)
32
6. Pemeriksaan dengan Metode Most Probable Number
Sampel minuman
10 mL sampel 1 mL sampel 0,1 mL
LB Double Strength LB Single Strength LB Single Strength
Inkubasi suhu 37°C selama 24-48 jam
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Positif ditandai adanya
Negatif (berhenti) gelembung udara pada tabung durham
Pindah ke media BGLB @ 1 ose
Inkubasi suhu 44oC selama 24-48 jam
Hasil Pemeriksaan Positif Hasil Pemeriksaan Negatif
Dapat dilihat pada Tabel Thomas (berhenti)
Sehingga dapat diperoleh JumLah Coliform dalam 100 mL
(Astri, 2006)
33
7. Pemusnahan Limbah Biologi
Kumpulkan limbah biologi dalam satu tempat khusus
Masukkan ke dalam autoclave dan lakukan sterilisasi
dengan suhu 121°C selama 15 menit
Setelah dingin lakukan pembuangan limbah ke dalam bak pembuangan limbah
yang telah disediakan
Lakukan pencucian tabung reaksi dan tabung durham
keringkan dalam satu tempat yang tersedia
(Anonim, 1998)
34
Lampiran 3 Gambar Alat dan Bahan saat akan disterilisasi
Gambar 1 Sterilisator Autoclave
Gambar 2 Media Laktosa Broth
35
Gambar 3 Sampel Es Jeruk Manis dan Es Teh Manis
Gambar 4 Media Lactosa Broth Sebelum ditambahkan Sampel
36
Gambar 5 Media Lactosa Broth Setelah ditambah Sampel Es teh Manis
Gambar 6 Media Lactosa Broth Setelah ditambah sampel Es jeruk manis
39
SNI 7388:2009
Tabel (lanjutan) No. Kat Pangan
Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
Margarin, lemak
reroti
ALT (30°C,72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g
APM Escherichia coli <3/g
Salmonella sp. negatif/25 g
Staphylococcus aureus 1 x 10� koloni/g
0.30 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk sherbet dan sorbet
Es batu, Es lilin,
Es berperisa
ALT (30°C,72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform < 3/g Salmonella sp. negatif/25 g
0.40 Buah dan sayur (termasuk, umbi, kacang-kacangan termasuk
kacang kedelai dan lidah buaya), rumput laut, biji-bijian 04.1 Buah
04.1.1 Buah Segar APM Eschericia coli <20/g
Salmonella sp. Negatif/25 g 04.1.2 Buah Olahan
Buah Kering (kismis, sale,
pisang, mangga, dll
ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� APM Koliform < 3/g
Kapang/Khamir 5 x 10� koloni/g
Manisan Buah
Basah
ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g
APM Eschericia coli <3/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g
Manisan Buah
Kering
ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g
APM Eschericia coli <3/g Kapang 1 x 10� koloni/g
Buah dalam
kaleng
ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g APM Koliform 10/g
Staphyloccous aureus negatif/g Clostridium perfringens negatif/g
Jem, jeli buah, selai dan marmalad
ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g
APM Koliform <3/g
Staphyloccous aureus 1 x 10� koloni/g
Clostridium sp. 1 x 10� koloni/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g
Jeli Agar ALT (30°C, 72 jam) 1 x 10� koloni/g
APM Koliform <3/g
Staphyloccous aureus 1 x 10� koloni/g Kapang dan Khamir 1 x 10� koloni/g