94
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA SKRIPSI 2012 KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012 OLEH: AMELIA USMIAH MUSA 110 205 026 PEMBIMBING I: dr. H.MUHAMMAD RUM RAHIM, M.Sc PEMBIMBING II: dr. Hj.MASITA FUJIKO M. SAID, Sp.OG DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

1 - Copy

  • Upload
    inna

  • View
    29

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 - Copy

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA SKRIPSI

2012

KARAKTERISTIK PENDERITA

RUPTUR PERINEUM

DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012

OLEH:

AMELIA USMIAH MUSA

110 205 026

PEMBIMBING I:

dr. H.MUHAMMAD RUM RAHIM, M.Sc

PEMBIMBING II:

dr. Hj.MASITA FUJIKO M. SAID, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012

Page 2: 1 - Copy

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Skripsi dengan judul:

“Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar

Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012”

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II,

(dr. H. Muhammad Rum Rahim, M.Sc) (dr. Hj. Masita Fujiko M.Said, Sp.OG)

Page 3: 1 - Copy

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Skripsi dengan judul ”Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di

RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei

2012” telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia pada:

Hari/Tanggal : Juni 2012

Waktu : 15.00 - 17.00 WITA

Tempat : Ruang Pertemuan Ibnu Sina FK UMI

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Ketua Tim Penguji Anggota Tim Penguji

(dr. H. Muhammad Rum Rahim, M .Sc) (dr. Hj. Masita Fujiko M.Said, Sp.OG)

Page 4: 1 - Copy

RINGKASAN

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

dan Ilmu Kedokeran Komunitas

Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia

Skripsi, Juni 2012

Amelia UM

“Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar

Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012”

(viii + 45 halaman+ 7 tabel )

Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses persalinan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi karakteristik penderita ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Variabel-variabel yang diteliti adalah umur, berat badan lahir bayi, dan paritas.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasinya adalah seluruh pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Sampel diambil secara total sampling. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Office 2007.

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa distribusi penderita ruptur perineum, terbanyak didapatkan pada pasien yang berada pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %), kelompok berat bayi lahir 3000-<3500 gram yaitu 43 orang (51,2%), dan paritas 1 yaitu 43 orang (51,2 %).

Untuk penanggulangan ruptur perineum disarankan perlunya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ruptur perineum dan perlunya pemeriksaan diri secara teratur bagi mereka yang memiliki faktor risiko sehingga sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya ruptur perineum.Daftar bacaan: 16 (1996-2010)

Page 5: 1 - Copy

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap kecuali kata Puji syukur kepada Allah

SWT, yang telah memberikan nikmatnya yang tak terhitung sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi salah satu syarat dalam

menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan

Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Makassar. Tidak lupa pula penulis haturkan salam dan shalawat kepada

Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah, manusia paling sempurna

yang telah memberikan tuntunan kepada kita cara keluar dari alam gelap-gulita ke

alam terang-benderang.

Keberhasilan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah berkat bimbingan,

kerjasama serta bantuan moril dari berbagai pihak sehingga segala rintangan yang

dihadapi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

“Tiada Gading Yang Tak Retak”, Mungkin itu pepatah yang tepat untuk

hasil penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan masukkan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan

datang.

Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaandan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. H.Muhammad Rum Rahim,M.Sc selaku pembimbing I dan dr.Hj.Masita

Fujiko M. Said, Sp.OG selaku pembimbing II dan KPM Ilmu Kesehatan

Page 6: 1 - Copy

Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UMI yang

dengan kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu telah banyak

membantu penyelesaian skripsi ini.

2. Kepala bagian IKM dan Staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UMI.

3. Dekan Fakultas Kedokteran UMI, Prof.dr.H. Syarifuddin Wahid, Ph.D,

Sp.PA(K), Sp.F serta Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Kedokteran UMI.

4. Direktur RS Islam Faisal beserta seluruh staf atas keramahan dan

kerjasamanya selama penelitian.

Penghargaan yang setinggi-tingginya Penulis sampaikan kepada orang tua

penulis, Ir.H.Usman Musa,M.Si dan dra.Hj.S.Salmiah Sari,M.Pd, juga kepada

saudara-saudaraku: Muhammad Alam Islamiah Musa,S.Ked, Muhammad Ashari

S. Musa,S.Ked, Inna Mutmainnah Musa, Muhammad Ridwan Musa, Muhammad

Muflih Usman Musa, sahabatku: dr.Lysia Kusumawati yang telah memberikan

dukungan moril maupun materi. Hanya Allah yang dapat membalas semua yang

telah kalian berikan kepada penulis.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan limpahan Rahmat dan

Hidayah-Nya terhadap aktifitas kita sekalian. Amin.

Makassar, 16 Mei 2012

Penulis

Page 7: 1 - Copy

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

RINGKASAN................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR...................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................. x

DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1.Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah..................................................................... 1

1.3.Tujuan Penelitian...................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 2

1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 2

1.4. Manfaat Penelitian…………………………………….……… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 4

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL......... 11

3.1.Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 11

3.2. Bagan Kerangka Konsep…………………………………….. 12

3.3 Definisi Operasional Variabel yang Diteliti............................. 12

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................... 14

4.1 Judul Penelitian......................................................................... 14

4.2 Jenis Penelitian..………………………………………….........14

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 14

4.3. Populasi dan Sampel................................................................ 14

4.4 Pengumpulan Data ................................................................... 14

4.6 Pengolahan Analisis Data......................................................... 15

Page 8: 1 - Copy

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 16

BAB VI HASIL…………………………………………………………….. 21

BAB VII PEMBAHASAN .............................................................................. 25

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 27

7.1 Kesimpulan .............................................................................. 27

7.2 Saran ...................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 30

Page 9: 1 - Copy

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar umur di RS Islam Faisal

Kota Makassar periode 1 Januari 2007 –12 Mei 2012

Tabel 2 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar berat badan lahir bayi di

RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Tabel 3 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar paritas di RS Islam Faisal

Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Tabel 4 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur di RS

Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Tabel 5 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan umur

di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Tabel 6 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan berat

badan lahir bayi di RS Islam Faisal periode 1 Januari 2007-12 Mei

2012

Tabel 7 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan

paritas di RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo periode 1 Januari 2007-12

Mei 2012

Page 10: 1 - Copy

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan

umur di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Diagram 2 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan

berat badan lahir bayi di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari

2007-12 Mei 2012

Diagram 3 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan

paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012

Page 11: 1 - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ruptur perineum umumnya merupakan luka akibat persalinan. Ruptur

perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya. Ruptur ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan

menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.

Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama

karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin dan

melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu

lama.1, 2, 3

Lebih dari 85% wanita yang mengalami luka perineal sewaktu menjalani

persalinan pervaginam. Narnun angka prevalensi ini tergantung dari variasi

tempat obstetrik, termasuk angka tindakan episiotomi. Di Belanda, angka

episiotomi 8%, sementara di Inggris angka episiotomi mencapai 14%, 50% di

Amerika Serikat dan 99% di negara-negara Eropa Timur.4

Klasifikasi luka Perineal: 1, 6, 7

1) Luka Perineum Spontan (Ruptur Perineum)

Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa

dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka terjadi pada saat persalinan

dan biasanya tidak teratur.

2) Luka perineum yang disengaja (Episiotomi)

Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau

perobekan pada perineum: Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada

perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan mengetahui latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita

Page 12: 1 - Copy

ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita ruptur perineum di

RS Islam Faisal Kota Makassar pada 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar umur.

2. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar berat

badan lahir.

3. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar paritas.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar

mengenai karakteristik ruptur perineum dalam upaya menangani ibu-ibu yang

berisiko terjadinya ruptur perineum.

2. Sebagai masukan bagi khasanah ilmu pengetahuan kedokteran mengenai

karakteristik ruptur perineum.

3. Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan

khususnya dalam bidang penelitian.

Page 13: 1 - Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa. Perineum

adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm.

Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses

persalinan.8,9,10,11

Anatomi dan Persarafan Perineum

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul,

terletak antara vulva dan anus. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma

pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus

koksigis di bagian posterior yang terdiri dari 3 otot penting yaitu: m. puborektalis,

m. pubokoksigis, dan m. iliokoksigis serta selubung fasia dari otot-otot ini.

Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan

posterior ramus pubis superior dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia

obruratorius. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu

di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis pubis, menyilang arkus

pubis di atas fascia superfisialis perinea. Diafragma urogenital terdiri dari

muskulus perinealis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia

interna dan eksterna. Susunan otot tersebut merupakan penyangga dari struktur

pelvis, di antaranya urethra, vagina dan rektum. 4, 12, 13

Perineum berbatas sebagai berikut: 9

1. Ligamentum arkuata di bagian depan tengah.

2. Arkus iskiopubik dan tuber iskii di bagian lateral depan.

3. Ligamentum sakrotuberosum di bagian lateral belakang.

4. Tulang koksigeus di bagian belakang tengah.

Page 14: 1 - Copy

Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu: 9

1. Regio anal. Di sini terdapat m. sfingter ani eksterna yang melingkari anus.

2. Regio urogenitalis. Di sini terdapat m. bulbokavernosus, m. transversus

perinealis superfisialis dan m. iskiokavernosus.

Persarafan perineum berasal dari segmen sakral 2, 3, 4 dari sumsum tulang

belakang (spinal cord) yang bergabung membentuk nervus pudendus. Saraf ini

meninggalkan pelvis melalui foramen sciatic mayor dan melalui lateral

ligamentum sakrospinosum, kembali memasuki pelvis melalui foramen sciatic

minor dan kemudian lewat sepanjang dinding sampai fossa iliorektal dalam suatu

ruang fasial yang disebut kanalis alcock. Begitu memasuki kanalis alcock, n.

pudendus terbagi menjadi 3 bagian/cabang utama, yaitu n. hemorrhoidalis inferior

di regio anal, n. perinealis yang juga membagi diri menjadi n. labialis posterior

dan n. perinealis profunda ke bagian anterior dari dasar pelvis dan diafragma

urogenital; dan cabang ke tiga adalah n.dorsalis klitoris. 12

Gambar persarafan perineum4

Perdarahan ke perineum sama dengan perjalanan saraf yaitu berasal dari

arteri pudenda interna yang juga melalui kanalis alcock dan terbagi menjadi a.

hemorroidalis inferior, a. perinealis & a. dorsalis klitoris.12

Ruptur perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas

apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada

biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala

janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada

Page 15: 1 - Copy

sirkumferensia suboksipito-bregmatika. 1

Pada persalinan sulit di samping robekan perineum yang dapat dilihat,

dapat pula terjadi kerusakan dan keregangan muskulus puborektalis kanan dan kiri

serta hubungannya di garis tengah. Kejadian ini melemahkan diafragma pelvis dan

menimbulkan predisposisi untuk terjadinya prolapsus uteri di kemudian hari.1

Tingkat ruptur perineum: 1, 2, 6, 7

Tingkat I: Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau

mengenai kulit perineum sedikit.

Tingkat II: Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir

vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter

ani.

Tingkat III: Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai

otot-otot sfingter ani. Terbagi menjadi tiga tipe yaitu:

Grade 3a: robekan < 50 % otot sfingter ani eksterna.

Grade 3b: robekan > 50% otot sfingter ani eksterna.

Grade 3c: sfingter ani eksterna putus dan robekan mengenai otot sfingter

ani interna.

Tingkat IV: Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa

rektum.

Page 16: 1 - Copy

Gambar tingkat ruptur perineum tingkat III, IV3

Etiologi

Ruptur perineum disebabkan oleh: perineum kaku, kepala janin terlalu cepat

melewati dasar panggul, bayi besar, perineum kecil, paritas. Faktor penyebab

ruptur perineum antara lain: umur ibu, paritas, berat bayi lahir, posisi persalinan,

presentasi bayi.2, 5, 6, 11, 14, 15

Berat Badan lahir

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama

kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya

ruptur perineum pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-4000 gram. 1, 5, 14, 15

Paritas

Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak

jarang juga pada persalinan berikutnya. 5, 11, 15

Umur

Umur adalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah dilalui sejak lahir

sampai dengan waktu tertentu. Pada usia reproduktif terjadi kesiapan respon

maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan hal-hal

Page 17: 1 - Copy

tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan bertambahnya

umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang lain

dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang pernah

mereka alami.16

Wanita melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau > 35 tahunmerupakan faktor

risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian

maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi

seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia > 35 tahun

fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi

reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca

persalinan terutama perdarahan akan lebih besar.1

Diagnosis

Diagnosis ruptur perineum ditegakkan dengan pemeriksaan inspeksi.

Walaupun anus kelihatan utuh, diagnosis tetap harus ditentukan secara

pemeriksaan rektal. 3

Dalam membuat diagnosis klinik yang akurat: 4

1. Informed consent untuk pemeriksaan vagina dan rektal.

2. Harus dapat terlihat dengan baik cedera pada perineal, jika tidak dimungkinkan,

pasien harus ditempatkan dalam posisi litotomi.

3. Pencahayaan harus baik.

4. Jika pasien mengeluhkan nyeri, maka dibutuhkan analgesi yang adekuat.

5. Pemeriksaan secara visual meliputi dinding vagina untuk menilai sobekan

vagina. Jika didapatkan robekan multiple atau dalam, maka sebaiknya

diposisikan dalam litotomi. Laserasi vagina pada apeks harus diidentifikasi.

6. Pemeriksaan rektal harus dilakukan untuk menilai mukosa rektum dan anal

sfingter. Dan dilakukan juga setelah dilakukan penjahitan untuk menghindari

luka tersisa yang masih terbuka.

7. Untuk menegakkan trauma perineal harus juga dikonfirmasi dengan palpasi.

Dengan menempatkan jari telunjuk pada lubang anal dan ibu jari pada vagina.

Page 18: 1 - Copy

Hal ini bertujuan untuk untuk menilai sfingter anal dengan lebih baik, lalu

pasien diminta untuk mengkontraksikan otot daerah perineum, sehingga dapat

dinilai fungsinya.

Penatalaksanaan

Ruptur perineum yang melebihi ruptur tingkat satu harus dijahit. Hal ini

dapat di lakukan sebelum plasenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan plasenta

harus dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai plasenta

lahir. Dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi dilakukan pembersihan

luka dengan cairan antiseptik dan luas robekan di tentukan dengan seksama.1

Pada ruptur perineum tingkat dua, setelah diberi anastesi lokal otot-otot

diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian

luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-

jaringan di bawahnya.1

Ada beberapa prinsip pembedahan dalam menangani ruptur perineal: 4

- Jahit secepat mungkin setelah anak lahir.

Hal ini untuk mencegah darah keluar yang berlebih dan meminimalkan risiko

infeksi.

- Cek kelengkapan alat dan hitung kapas swab dan spons.

Teknik penanganan ruptur perineum grade lanjut terbagi menjadi dua yaitu

teknik end-to-end dan yang kedua adalah teknik overlapping. Teknik end to-end

adalah teknik yang berusaha menyambung otot sfingter ani dengan

mempertemukan tepi luka. Bisa dengan teknik jahitan interrupted atau dengan

teknik jahitan menyerupai angka delapan. Sementara, teknik overlapping yaitu

dengan cara menjahit otot sfingter anal ekstema dengan cara menggabungkan

tepi luka denga tepi luka yang lain dengan saling tumpang tindih.4

Menjahit ruptur tingkat tiga harus dilakukan dengan teliti, mula-mula

dinding depan rektum yang ruptur dijahit, kemudian fasia-pararektal ditutup, dan

muskulus sfingter ani eksternus yang ruptur dijahit. Selanjutnya dilakukan

penutupan ruptur seperti diuraikan untuk robekan perineum tingkat dua. Untuk

Page 19: 1 - Copy

mendapat hasil baik terapi pada ruptur perineum total, perlu diadakan penanganan

pasca pembedahan yang sempurna. Penderita diberi makanan yang tidak

mengandung selulosa dan mulai hari kedua diberi paraffinum liquidum sesendok

makan 2 kali sehari dan jika perlu pada hari ke 6 diberi klisma minyak.17

BAB III

Page 20: 1 - Copy

KERANGKA KONSEP

III.1 Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Ruptur perineum merupakan masalah yang sering di temukan pada saat persalinan

normal terutama pada primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk informasi

tentang karakteristik ruptur perineum, maka didapatkan beberapa karakteristik

pasien ruptur perineum seperti umur, berat badan lahir bayi, dan paritas.

III.1.1 Umur

Umur adalah umur pasien yang tercatat di rekam medik. Variable ini

diteliti untuk mengetahui hubungan umur pasien dengan insiden ruptur perineum.

III.1.2 Berat Badan Lahir Bayi

Berat badan lahir bayi adalah berat badan saat bayi lahir yang tercatat di

rekam medik. Ini diteliti untuk mengetahui hubungan berat badan lahir bayi

dengan ruptur perineum.

III.1.2 Paritas

Paritas adalah frekuensi kelahiran anak baik lahir hidup maupun lahir

mati.Variabel ini di teliti untuk melihat hubungan antara paritas dengan ruptur

perineum.

III.2 Variabel Penelitian

Page 21: 1 - Copy

"Variabel Independent" "Variabel Dependent"

Keterangan:DitelitiTidak diteliti

III.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ruptur perineum

Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh

rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses

persalinan.

2. Umur

Yang di maksud dengan umur adalah umur ibu waktu melahirkan yang

tercatat pada status ibu di bagian rekam medik.

Kriteria objektif:

a. Umur muda : <20 tahun (primi muda)

b. Umur ideal : 20-34 tahun

c. Umur tua : > 35 tahun (primi tua)

3. Berat Badan Lahir

Berat bayi lahir Ruptur perineum

Paritas Ruptur perineum

Umur ibu Ruptur perineum

Posisi persalinan Ruptur perineum

Presentasi bayi Ruptur perineum

Page 22: 1 - Copy

Berat badan bayi saat dilahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian

rekam medik.

Kriteria objektif:

a. Berat badan <2500 gram.

b. Berat badan 2500 - <3000 gram.

c. Berat badan 3000 - <3500 gram.

d. Berat badan 3500 - <4000 gram.

e. Berat badan >4000 gram

4. Paritas

Jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa

memandang apakah bayi lahir hidup atau mati, kelahiran kembar hanya dihitung

satu paritas. Data di ambil dari status ibu dimana paritas sama dengan nilai "P"

pada GPA (Gravid, Paritas, Abortus).

Kriteria objektif:

Paritas 1: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1

Paritas 2: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 2

Paritas 3: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 3

Paritas 4: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 4

Paritas 5: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 5

Paritas 6: Jumlab anak yang telah dilahirkan adalah 6

BAB IV

METODE PENELITIAN

Page 23: 1 - Copy

IV.1 JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian adalah "Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS

Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

IV.2 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik ruptur

perineum yang tercatat pada status pasien yang melahirkan di rekam medis

RS Islam Faisal Kota Makassar.

IV.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal Kota Makassar, tanggal 14-16

Mei 2012.

IV.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah seluruh pasien yang pemah melahirkan dengan ruptur

perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007- 12

Mei 2012.

Sampel adalah semua pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur

perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12

Mei 2012.

IV.5 PENGUM PULAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh

Page 24: 1 - Copy

dari status pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di bagian

rekam medik RS Islam Faisal.

IV.6 PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah dengan menggunakan

Microsoft Office 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.

BAB V

Page 25: 1 - Copy

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V.1. IDENTITAS RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

Rumah sakit Islam Faisal Kota Makassar adalah rumah sakit kelas C

(Swasta Madya) dengan identitas sebagai berikut:

- Nama rumah sakit : RS Islam Faisal Kota Makassar

- Alamat : J1. A. Pangerang Pettarani Kelurahan Banta-bantaeng

Kecamatan Rappocini Kota Makassar

- Telepon : 0411 853 364, 871 974 (operator)

854 118 (IRD)

118 (bebas pulsa) Tim Emergency

830 828 (Inst. Farmasi)

885771 (Kantor)

- Fax.: 0411 857 010

- Pemilik : Yayasan Rumah Sakit Islam Makassar

Rumah sakit Islam Faisal Kota Makassar mempunyai luas wilayah 44632

m2 dengan luas bangunan 4600 m2.

V.2 SEJARAH RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

Pada tahun 1976 didirikan rumah sakit Islam Ujung Pandang dengan Akte

Notaris “ SISTKE LIMOA, SH” No. 19, 3 Maret 1976 “Yayasan RS Islam

Ujung Pandang” oleh: H. Fadeli Luran, Dr.H.Nazaruddin Anwar, SKM,

H.A.Salama Tambo,H.M.Daeng Patompo, H. Kalla.

Pada April 1976 s/d Nopember 1983 dilaksanakan pembebasan tanah.

Pembangunan Tahap I 1 Mei 1978 s/d 10 September 1980 atas dana sumbangan

wakaf dari Yayasan Malik Faisal bin Abdul Azis al-Suud “KSA”. Peresmian 24

September 1980 oleh Menkes RI Dr. Suwarjono Surjaningrat.

Pada tahun 1981, dilakukan Pembangunan Tahap II Gedung Kantor atas

Page 26: 1 - Copy

dana pinjaman BNI 1946, pada tahun 1987 Gedung Perawatan atas sumbangan

Syekh Abdul Rauf (Saudi Arabia), pada tahun 1988 seluruh gedung direnovasi

atas pinjaman bank BUKOPIN, pada tahun 2006 dilakukan pemindahan ruangan

ICU/ICCU dan penambahan kapasitas dari 6 menjadi 10 bed. Kemudian atas

APBN 2006 dilakukan pengadaan/penambahan peralatan medis ICCU, bedah, dan

sarana penunjang medis lainnya, pada tahun 2007 dilakukan pembangunan

gedung perawatan 4, pada tahun 2008 dilakukan penambahan tempat tidur rawat

inap 56 bed atas APBN 2008.

V.3. VISI, MISI, BUDAYA DAN MOTTO RS ISLAM FAISAL KOTA

MAKASSAR

V.3.1 Visi

"Menjadi rumah sakit terkemuka dalam pelayanan kesehatan Islami,

professional dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan

kesehatan masyarakat, seiring dengan perkembangan iptek, sebagai

perwujudan amal shaleh dalam kerangka ibadah serta pengabdian kepada

Allah SWT.

V.3.2 Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna,

pendidikan, dan

penelitian.

b. Menjadikan RS sebagai wadah silaturrahiym dan Da’wah dalam

upaya

peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

c. Mewujudkan suasana Islami di lingkungan RS sebagai upaya

peningkatan Imtaq dan Iptek, melalui pendekatan pelayanan paripurna

menurut aturan perundangan dan tuntunan syariat Islam.

V.3.4 Motto

"Ikhsan dalam pelayanan, bekerja sebagai ibadah, menegakkan amar

ma’ruf nahi mungkar.

Page 27: 1 - Copy

V.4. SARANA PELAYANAN

A. RAWAT JALAN

1. Poliklinik Umum & Gigi

2. Poliklinik Spesialis (8 spesialisasi)

3. IRD (Bedah dan Non Bedah)

4. Poliklinik Sub Spesialis (10 Sub Spesialis)

5. Hemodialisa (6 unit)

B. SARANA RAWAT INAP

Sarana Rawat Inap terdiri 4 unit dengan kapasitas 127 bed:

Kelas III : 55 bed

Kelas II : 6 bed

Kelas I : 32 bed

Vip A : 5 bed

Vip B : 19 bed

ICU/ICCU: 10 bed

C. SARANA PENUNJANG MEDIS

1. Instalasi Bedah Sentral (OKB) 3 bed

2. Instalasi Laboratorium Klinik

3. Instalasi Radiologi (Rontgen & USG)

4. Instalasi Farmasi

5. Instalasi Gizi

6. Unit Pelayanan Emergency 118 (5 ambulans)

D. SARANA PENUNJANG NON MEDIS

1. Pelayanan visite ulama

2. Pemulasan jenazah

3. Yantel

4. Masjid

Page 28: 1 - Copy

5. Kantin

6. Lapangan Olah Raga

7. Sarana Pendidikan

8. Asrama Residen & Coass

V.5 SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga medis terdiri atas dokter spesialis 65 orang, dokter umum 13

orang. Tenaga paramedis perawatan 81 orang, non perawatan 18 orang. Tenaga

non medis sebanyak 70 orang.

Page 29: 1 - Copy

BAB VI

HASIL

A. Analisis Univariat

Tabel 1

Distribusi ruptur perineum berdasar umur di RS Islam Faisal Kota Makassar

periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Umur Ibu (tahun) n %

< 20 10 11,9

20-34 72 85,7

> 35 2 2,4

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Umur Ibu dengan persentase terbanyak

terdapat pada kelompok Umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %), diikuti

kelompok < 20 tahun berjumlah 10 orang (11,9 %), sedangkan kelompok > 35

tahun 2 orang (2,4 %).

Tabel 2

Distribusi ruptur perineum berdasar berat lahir bayi di R Islam Faisal Kota

Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Berat Badan Lahir Bayi (gram) n %

< 2500 5 5,9

2500-<3000 29 34,0

3000-<3500 43 51,2

3500-<4000 6 7,1

Page 30: 1 - Copy

>4000 1 1,2

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel 2, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam

Faisal Kota Makassar berdasar Berat Badan Bayi Lahir dengan persentase

terbanyak terdapat pada berat badan bayi dilahirkan 3000-<3500 gram, 43 orang

(51,2 %), diikuti berat badan bayi dilahirkan 2500-<3000 gram, 29 orang (34,0

%), berat badan bayi lahir 3500-<4000 gram, 6 orang (7,1%), berat badan bayi

dilahirkan <2500 gram, 5 orang (5,9%), > 4000 gram, 1 orang (1,2%).

Tabel 3

Distribusi ruptur perineum berdasar paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar

periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Paritas n %

1 43 51,2

2 27 32,1

3 9 10,7

4 2 2,4

5 2 2,4

6 1 1,2

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Paritas terbanyak pada paritas 1, yaitu 43

orang (51,2 %), diikuti paritas 2, 27 orang (32,1%), paritas 3, 9 orang (10,7%),

paritas 5, 2 orang (2,4 %), paritas 4, juga 2 orang (2,4%), paritas 6, 1 orang

(1,2%).

Page 31: 1 - Copy

Tabel 4

Distribusi ruptur perineum berdasar tingkatan di RS Islam Faisal Kota Makassar

periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Tingkat n %

I 36 44

II 46 54,8

IIIA 1 1,2

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar tingkat terbanyak pada tingkat II, yaitu 46

orang (54,8 %), diikuti tingkat I, 36 orang (44 %), tingkat IIIA 1 orang (1,2%).

Page 32: 1 - Copy

B. Analisis Bivariat

Tabel 5

Distribusi ruptur perineum berdasar umur dan tingkatan ruptur di RS Islam Faisal

Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Umur Ibu (tahun) n % Tingkat n %

< 20 10 11,9 I 2 20

II 8 80

TOTAL 10 100

20-34 72 87,5 I 33 45,8

II 38 52,8

IIIA 1 1,4

TOTAL 72 100

> 35 2 2,4 I 1 50

II 1 50

TOTAL 2 100

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Umur Ibu dengan persentase

terbanyak terdapat pada kelompok Umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %)

dengan komposisi terbanyak pada tingkat II 38 dari 72 orang (52,8 %) diikuti

tingkat I 33 dari 72 orang (45,8% dari 20-34 tahun) lalu tingkat IIIA 1 dari 72

orang (1,4 %). Diikuti kelompok < 20 tahun yaitu 10 orang (11,9 %) dengan

komposisi terbanyak juga tingkat II yaitu 8 dari 10 orang (80 %) diikuti tingkat I

2 dari 10 orang (20%), sedangkan kelompok > 35 tahun 2 orang (2,4 %). Dengan

komposisi tingkat I 1 dari 2 orang (50 %) dan tingkat II juga 1 dari orang (50 %).

Page 33: 1 - Copy

Tabel 6

Distribusi ruptur perineum berdasar berat bayi dilahirkan dan tingkatan ruptur di

RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Berat Bayi Lahir (gram) n % Tingkat n %

<2500 5 5,9 I 1 20

II 4 80

TOTAL 5 100

2500-<3000 29 34,5 I 13 55,2

II 16 44,8

TOTAL 29 100

3000-<3500 43 51,2 I 20 46,5

II 22 51,2

IIIA 1 2,3

TOTAL 43 100

3500-<4000 6 7,1 I 4 66,7

II 2 33,3

TOTAL 6 100

>4000 1 1,2 I 0 0

II 1 100

TOTAL 1 100

TOTAL 84 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapatkan pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Berat Badan Bayi Lahir

dengan persentase terbanyak terdapat pada berat badan bayi lahir 3000-<3500

gram, 43 orang (51,2%) dengan kompososi terbanyak pada tingkat II 22 dari 43

orang (51,2 %), tingkat I 20 dari 43 orang (46,5 %), tingkat IIIA 1 dari 43 orang

Page 34: 1 - Copy

(2,3 %), diikuti berat badan bayi lahir 2500-<3000 gram, 29 orang (34,5 %)

dengan komposisi terbanyak tingkat II 16 dari 29 orang (55,2 %) dan tingkat I 13

dari 29 orang (44,8 %), 3500-<4000, 6 orang (7,1 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat II 4 dari 6 orang (66,7 %), tingkat II 2 dari 6 orang (33,3 %),

diikuti berat badan bayi lahir <2500 gram, 5 orang (5,9 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat II 4 dari 5 orang (80 %), lalu tingkat I 1 dari 5 orang (20 %),

berat badan bayi yang lahir >4000 gram hanya 1 orang (1,2%) pada tingkat II.

Tabel 7

Distribusi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan paritas di RS Islam

Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

Paritas n % Tingkat n %

1 43 51,2 I 15 34,9

II 28 65,1

TOTAL 43 100

2 27 32,1 I 12 14,3

II 14 16,7

IIIA 1 1,2

TOTAL 27 100

3 9 10,7 I 7 77,8

II 2 22,2

TOTAL 43 100

4 2 2,4 I 1 50

II 1 50

TOTAL 2 100

5 2 2,4 I 0 0

II 2 100

TOTAL 2 100

6 1 1,2 I 1 100

TOTAL 1 100

TOTAL 84 100

Page 35: 1 - Copy

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Paritas dengan persentase

terbanyak terdapat pada paritas 1 yaitu 43 orang (51,2 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat II 28 dari 43 orang (65,1 %), tingkat I 15 dari 43 orang (34,9

%), diikuti paritas 2 yaitu 27 orang (32,1 % ) dengan komposisi terbanyak tingkat

II 14 dari 27 orang (51,9 %), tingkat I 12 dari 27 orang (44,4 %) tingkat IIIA 1

dari 27 orang (3,7 %), paritas 3 yaitu 9 orang (10,7 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat I 7 dari 9 orang (77,8 %), tingkat II 2 dari 9 orang (22,2 %),

paritas 4 yaitu 2 orang (2,4 %) dengan komposisi semuanya (100 %) pada tingkat

II, paritas5 juga 2 orang (2,4 %) dengan komposisi , paritas 6, 1 orang (1,2 %)

pada tingkat I.

Page 36: 1 - Copy

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Umur

Menurut karakteristik umur, seperti pada tabel 1 terlihat bahwa pasien

ruptur perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota Makassar selama

periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 terbanyak didapatkan pada kelompok umur

20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %). Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar

bahwa rata-rata yang mengalami ruptur perineum pada usia < 35 tahun dan sesuai

dengan penelitian yang mengalami ruptur perineum pada persalinan normal itu

rata-rata pada usia < 35 tahun.

VII.2 Berat Badan Lahir Bayi

Menurut karakteristik Berat Badan Lahir Bayi seperti pada tabel 2 terlihat

bahwa pasien rupture perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota

Makassar selama periode 1 Januari 2007-Mei 2012 terbanyak didapatkan pada

kelompok Berat Badan Lahir Bayi 3000-<3500 gram yaitu 43 orang (51,2 %). Hal

ini sesuai dengan penelitian Andrew V, dari departemen Obstetri dan Gynecologi,

Croydon, Suriah (Juni 2006) yang menyatakan bahwa Berat Badan Lahir Bayi

yang besar merupakan salah satu penyebab terjadinya ruptur perineum.

VII.3 Paritas

Menurut karakteristik Paritas seperti pada tabel 3 terlihat bahwa pasien

ruptur perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota Makassar selama

periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 terbanyak didapat pada paritas 1 atau jumlah

Page 37: 1 - Copy

anak yang telah dilahirkan adalah 1 yaitu 43 orang (51,2%). Hal ini sesuai dengan

pendapat Mochtar (1998) yang menyatakan bahwa primipara merupakan salah

satu penyebab terjadinya ruptur perineum. Dan berdasarkan hasil data prasurvey,

angka kejadian ruptur perineum spontan yang dialami ibu primigravida di BPS

Ny. Endang tahun 2007 masih sangat tinggi.

Page 38: 1 - Copy

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian mengenai “Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di

RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012”, setelah

data sekunder diolah dan pembahasan hasil diperoleh, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Distribusi ruptur perineum berdasar umur terbanyak didapat pada pasien

yang berada pada kelompok umur 20-34 tahun.

2. Distribusi ruptur perineum berdasar berat badan lahir bayi terbanyak didapat

pada pasien yang berada pada kelompok berat bayi lahir 3000-<3500 gram.

3. Distribusi ruptur perineum berdasarkan paritas terbanyak didapatkan pada

pasien dengan paritas 1 atau jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1

orang.

VIII.2 SARAN

1. Bagi mereka yang berisiko terjadi ruptur perineum agar supaya

mendapatkan penyuluhan tentang faktor-faktor yang bisa menyebabkan

terjadinya ruptur perineum untuk meminimalkan ruptur perineum seperti:

cara melahirkan yang baik, olahraga peregangan perineum (senam

perineum, jalan), massage perineum, mengontrol tinggi gula darah.

2. Bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar diharapkan lebih baik dalam

pendataan status-status pasien.

Page 39: 1 - Copy

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam: Ilmu kebidanan. Edisi 3.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.665

2. Affandi B. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia; 2001

3. Jong W, Syamsulhidajat R. Ruptur perineum. Dalam: Buku ajar ilmu bedah.

Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h.716

4. Lestarina P. Teknik reparasi luka perineum 1. [on line]. November 30,2011

[cited 2012 April 10 ]. Didapat dari:URL:/ http://www.scribd.com/doc/

80579481/ 37560281 Teknik Reparasi Luka Perineum (1 ) scribd

5. Oxorn. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esensia

Medika. 1996.

6. Rachimhadhi T, Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu bedah kebidanan

Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.

h.170-176

7. Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. h.19,50-51

8. Newman D. Dalam: Huriawati H, [dkk.], editor. Kamus kedokteran dorland.

Ed. 29. Jakarta: EGC; 2002. h. 1279

9. Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam Ilmu kebidanan. Edisi 2

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.665

10. Hamilton, PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC;

1995. h.63

11. Mochtar, Rustam. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan

Essensia Medica; 1998

12. Bonica, John J. Principles and practice of obstetric analgesia and anesthesia

Page 40: 1 - Copy

2d ed. Philadelphia: FADavis Co; 1995. p. 501-513

13. Cunningham. Obstetri williams 21th edition. Jakarta: EGC; 2006.14. Vasanth A, Hamid SA, Ranee T, Walker JP. Risk factors for obstetric anal

sphincter injury: A Prospective study. Croydon:2006

15. Lestari, Rochyatun E, Rozak A. Studi korelasi berat badan lahir dengan

rupture perineum persalinan normal pada primigravida di BPS

Ny.Endang.2007

16. Hurlock, EB. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang kehidupan.

Jakarta :Erlangga; 2002.

17. Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. h.19,50-51

Page 41: 1 - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ruptur perineum umumnya merupakan luka akibat persalinan. Ruptur

perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya. Ruptur ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan

menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.

Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama

karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin dan

melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu

lama.1, 2, 3

Lebih dari 85% wanita yang mengalami luka perineal sewaktu menjalani

persalinan pervaginam. Narnun angka prevalensi ini tergantung dari variasi

tempat obstetrik, termasuk angka tindakan episiotomi. Di Belanda, angka

episiotomi 8%, sementara di Inggris angka episiotomi mencapai 14%, 50% di

Amerika Serikat dan 99% di negara-negara Eropa Timur.4

Klasifikasi luka Perineal: 1, 6, 7

1) Luka Perineum Spontan (Ruptur Perineum)

Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa

dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka terjadi pada saat persalinan

dan biasanya tidak teratur.

2) Luka perineum yang disengaja (Episiotomi)

Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau

perobekan pada perineum: Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada

perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina.

1.2 Rumusan Masalah

Page 42: 1 - Copy

Dengan mengetahui latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita

ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Tahun 2007- 2011 (Januari-

Desember).

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita ruptur perineum di

RS Islam Faisal Kota Makassar tahun 2007- 2011 (Januari-Desember).

1.3.2 Tujuan Khusus

4. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar umur.

5. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar berat

badan lahir.

6. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar paritas.

1.4 Manfaat Penelitian

4. Sebagai sumber informasi bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar

mengenai karakteristik ruptur perineum dalam upaya menangani ibu-ibu yang

berisiko terjadinya ruptur perineum.

5. Sebagai masukan bagi khasanah ilmu pengetahuan kedokteran mengenai

karakteristik ruptur perineum.

6. Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan

khususnya dalam bidang penelitian.

Page 43: 1 - Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa. Perineum

adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm.

Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses

persalinan.8,9,10,11

Anatomi dan Persarafan Perineum

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul,

terletak antara vulva dan anus. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma

pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus

koksigis di bagian posterior yang terdiri dari 3 otot penting yaitu: m. puborektalis,

m. pubokoksigis, dan m. iliokoksigis serta selubung fasia dari otot-otot ini.

Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan

posterior ramus pubis superior dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia

obruratorius. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu

di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis pubis, menyilang arkus

pubis di atas fascia superfisialis perinea. Diafragma urogenital terdiri dari

muskulus perinealis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia

interna dan eksterna. Susunan otot tersebut merupakan penyangga dari struktur

pelvis, di antaranya urethra, vagina dan rektum. 4, 12, 13

Perineum berbatas sebagai berikut: 9

5. Ligamentum arkuata di bagian depan tengah.

Page 44: 1 - Copy

6. Arkus iskiopubik dan tuber iskii di bagian lateral depan.

7. Ligamentum sakrotuberosum di bagian lateral belakang.

8. Tulang koksigeus di bagian belakang tengah.

Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu: 9

4. Regio anal. Di sini terdapat m. sfingter ani eksterna yang melingkari anus.

5. Regio urogenitalis. Di sini terdapat m. bulbokavernosus, m. transversus

perinealis superfisialis dan m. iskiokavernosus.

Persarafan perineum berasal dari segmen sakral 2, 3, 4 dari sumsum tulang

belakang (spinal cord) yang bergabung membentuk nervus pudendus. Saraf ini

meninggalkan pelvis melalui foramen sciatic mayor dan melalui lateral

ligamentum sakrospinosum, kembali memasuki pelvis melalui foramen sciatic

minor dan kemudian lewat sepanjang dinding sampai fossa iliorektal dalam suatu

ruang fasial yang disebut kanalis alcock. Begitu memasuki kanalis alcock, n.

pudendus terbagi menjadi 3 bagian/cabang utama, yaitu n. hemorrhoidalis inferior

di regio anal, n. perinealis yang juga membagi diri menjadi n. labialis posterior

dan n. perinealis profunda ke bagian anterior dari dasar pelvis dan diafragma

urogenital; dan cabang ke tiga adalah n.dorsalis klitoris. 12

Gambar persarafan perineum4

Perdarahan ke perineum sama dengan perjalanan saraf yaitu berasal dari

arteri pudenda interna yang juga melalui kanalis alcock dan terbagi menjadi a.

hemorroidalis inferior, a. perinealis & a. dorsalis klitoris.12

Ruptur perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas

Page 45: 1 - Copy

apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada

biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala

janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada

sirkumferensia suboksipito-bregmatika. 1

Pada persalinan sulit di samping robekan perineum yang dapat dilihat,

dapat pula terjadi kerusakan dan keregangan muskulus puborektalis kanan dan kiri

serta hubungannya di garis tengah. Kejadian ini melemahkan diafragma pelvis dan

menimbulkan predisposisi untuk terjadinya prolapsus uteri di kemudian hari.1

Tingkat ruptur perineum: 1, 2, 6, 7

Tingkat I: Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau

mengenai kulit perineum sedikit.

Tingkat II: Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir

vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter

ani.

Tingkat III: Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai

otot-otot sfingter ani. Terbagi menjadi tiga tipe yaitu:

Grade 3a: robekan < 50 % otot sfingter ani eksterna.

Grade 3b: robekan > 50% otot sfingter ani eksterna.

Grade 3c: sfingter ani eksterna putus dan robekan mengenai otot sfingter

ani interna.

Tingkat IV: Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa

rektum.

Page 46: 1 - Copy

Gambar tingkat ruptur perineum tingkat III, IV3

Etiologi

Ruptur perineum disebabkan oleh: perineum kaku, kepala janin terlalu cepat

melewati dasar panggul, bayi besar, perineum kecil, paritas. Faktor penyebab

ruptur perineum antara lain: umur ibu, paritas, berat bayi lahir, posisi persalinan,

presentasi bayi.2, 5, 6, 11, 14, 15

Berat Badan lahir

Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama

kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya

ruptur perineum pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-4000 gram. 1, 5, 14, 15

Paritas

Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak

jarang juga pada persalinan berikutnya. 5, 11, 15

Umur

Umur adalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah dilalui sejak lahir

sampai dengan waktu tertentu. Pada usia reproduktif terjadi kesiapan respon

maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan hal-hal

Page 47: 1 - Copy

tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan bertambahnya

umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang lain

dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang pernah

mereka alami.16

Wanita melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau > 35 tahunmerupakan faktor

risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian

maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi

seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia > 35 tahun

fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi

reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca

persalinan terutama perdarahan akan lebih besar.1

Diagnosis

Diagnosis ruptur perineum ditegakkan dengan pemeriksaan inspeksi.

Walaupun anus kelihatan utuh, diagnosis tetap harus ditentukan secara

pemeriksaan rektal. 3

Dalam membuat diagnosis klinik yang akurat: 4

1. Informed consent untuk pemeriksaan vagina dan rektal.

2. Harus dapat terlihat dengan baik cedera pada perineal, jika tidak dimungkinkan,

pasien harus ditempatkan dalam posisi litotomi.

3. Pencahayaan harus baik.

4. Jika pasien mengeluhkan nyeri, maka dibutuhkan analgesi yang adekuat.

5. Pemeriksaan secara visual meliputi dinding vagina untuk menilai sobekan

vagina. Jika didapatkan robekan multiple atau dalam, maka sebaiknya

diposisikan dalam litotomi. Laserasi vagina pada apeks harus diidentifikasi.

6. Pemeriksaan rektal harus dilakukan untuk menilai mukosa rektum dan anal

sfingter. Dan dilakukan juga setelah dilakukan penjahitan untuk menghindari

luka tersisa yang masih terbuka.

7. Untuk menegakkan trauma perineal harus juga dikonfirmasi dengan palpasi.

Dengan menempatkan jari telunjuk pada lubang anal dan ibu jari pada vagina.

Page 48: 1 - Copy

Hal ini bertujuan untuk untuk menilai sfingter anal dengan lebih baik, lalu

pasien diminta untuk mengkontraksikan otot daerah perineum, sehingga dapat

dinilai fungsinya.

Penatalaksanaan

Ruptur perineum yang melebihi ruptur tingkat satu harus dijahit. Hal ini

dapat di lakukan sebelum plasenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan plasenta

harus dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai plasenta

lahir. Dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi dilakukan pembersihan

luka dengan cairan antiseptik dan luas robekan di tentukan dengan seksama.1

Pada ruptur perineum tingkat dua, setelah diberi anastesi lokal otot-otot

diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian

luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-

jaringan di bawahnya.1

Ada beberapa prinsip pembedahan dalam menangani ruptur perineal: 4

- Jahit secepat mungkin setelah anak lahir.

Hal ini untuk mencegah darah keluar yang berlebih dan meminimalkan risiko

infeksi.

- Cek kelengkapan alat dan hitung kapas swab dan spons.

Teknik penanganan ruptur perineum grade lanjut terbagi menjadi dua yaitu

teknik end-to-end dan yang kedua adalah teknik overlapping. Teknik end to-end

adalah teknik yang berusaha menyambung otot sfingter ani dengan

mempertemukan tepi luka. Bisa dengan teknik jahitan interrupted atau dengan

teknik jahitan menyerupai angka delapan. Sementara, teknik overlapping yaitu

dengan cara menjahit otot sfingter anal ekstema dengan cara menggabungkan

tepi luka denga tepi luka yang lain dengan saling tumpang tindih.4

Menjahit ruptur tingkat tiga harus dilakukan dengan teliti, mula-mula

dinding depan rektum yang ruptur dijahit, kemudian fasia-pararektal ditutup, dan

muskulus sfingter ani eksternus yang ruptur dijahit. Selanjutnya dilakukan

penutupan ruptur seperti diuraikan untuk robekan perineum tingkat dua. Untuk

Page 49: 1 - Copy

mendapat hasil baik terapi pada ruptur perineum total, perlu diadakan penanganan

pasca pembedahan yang sempurna. Penderita diberi makanan yang tidak

mengandung selulosa dan mulai hari kedua diberi paraffinum liquidum sesendok

makan 2 kali sehari dan jika perlu pada hari ke 6 diberi klisma minyak.17

BAB III

Page 50: 1 - Copy

KERANGKA KONSEP

III.1 Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Ruptur perineum merupakan masalah yang sering di temukan pada saat persalinan

normal terutama pada primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk informasi

tentang karakteristik ruptur perineum, maka didapatkan beberapa karakteristik

pasien ruptur perineum seperti umur, berat badan lahir bayi, dan paritas.

III.1.1 Umur

Umur adalah umur pasien yang tercatat di rekam medik. Variable ini

diteliti untuk mengetahui hubungan umur pasien dengan insiden ruptur perineum.

III.1.2 Berat Badan Lahir Bayi

Berat badan lahir bayi adalah berat badan saat bayi lahir yang tercatat di

rekam medik. Ini diteliti untuk mengetahui hubungan berat badan lahir bayi

dengan ruptur perineum.

III.1.2 Paritas

Paritas adalah frekuensi kelahiran anak baik lahir hidup maupun lahir

mati.Variabel ini di teliti untuk melihat hubungan antara paritas dengan ruptur

perineum.

III.2 Variabel Penelitian

Page 51: 1 - Copy

"Variabel Independent" "Variabel Dependent"

Keterangan:DitelitiTidak diteliti

III.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ruptur perineum

Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh

rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses

persalinan.

2. Umur

Yang di maksud dengan umur adalah umur ibu waktu melahirkan yang

tercatat pada status ibu di bagian rekam medik.

Kriteria objektif:

d. Umur muda : <20 tahun (primi muda)

e. Umur ideal : 20-34 tahun

f. Umur tua : > 35 tahun (primi tua)

6. Berat Badan Lahir

Berat bayi lahir Ruptur perineum

Paritas Ruptur perineum

Umur ibu Ruptur perineum

Posisi persalinan Ruptur perineum

Presentasi bayi Ruptur perineum

Page 52: 1 - Copy

Berat badan bayi saat dilahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian

rekam medik.

Kriteria objektif:

f. Berat badan <2500 gram.

g. Berat badan 2500 - <3000 gram.

h. Berat badan 3000 - <3500 gram.

i. Berat badan 3500 - <4000 gram.

j. Berat badan >4000 gram

4. Paritas

Jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa

memandang apakah bayi lahir hidup atau mati, kelahiran kembar hanya dihitung

satu paritas. Data di ambil dari status ibu dimana paritas sama dengan nilai "P"

pada GPA (Gravid, Paritas, Abortus).

Kriteria objektif:

Paritas 1: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1

Paritas 2: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 2

Paritas 3: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 3

Paritas 4: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 4

Paritas 5: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 5

Paritas 6: Jumlab anak yang telah dilahirkan adalah 6

Paritas 7: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 7

Paritas 8: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 8

BAB IV

Page 53: 1 - Copy

METODE PENELITIAN

IV.1 JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian adalah "Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS

Islam Faisal Kota Makassar Tahun 2007-2011 ( Januari-Desember).

IV.2 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik ruptur

perineum yang tercatat pada status pasien yang melahirkan di rekam medis

RS Islam Faisal Kota Makassar.

IV.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal Kota Makassar, tanggal 19

April-3 Mei 2012.

IV.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah seluruh pasien yang pemah melahirkan dengan ruptur

perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama tahun 2007-2011 (Januari –

Desember).

Sampel adalah semua pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur

perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama tahun 2007-2011 (Januari-

Desember).

IV.5 PENGUM PULAN DATA

Page 54: 1 - Copy

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh

dari status pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di bagian

rekam medik RS Islam Faisal.

IV.6 PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah dengan menggunakan

Microsoft Office 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.

DAFTAR PUSTAKA

Page 55: 1 - Copy

18. Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam: Ilmu kebidanan. Edisi 3.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.665

19. Affandi B. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia; 2001

20. Jong W, Syamsulhidajat R. Ruptur perineum. Dalam: Buku ajar ilmu bedah.

Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h.716

21. Lestarina P. Teknik reparasi luka perineum 1. [on line]. November 30,2011

[cited 2012 April 10 ]. Didapat dari:URL:/ http://www.scribd.com/doc/

80579481/ 37560281 Teknik Reparasi Luka Perineum (1 ) scribd

22. Oxorn. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esensia

Medika. 1996.

23. Rachimhadhi T, Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu bedah kebidanan

Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.

h.170-176

24. Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. h.19,50-51

25. Newman D. Dalam: Huriawati H, [dkk.], editor. Kamus kedokteran dorland.

Ed. 29. Jakarta: EGC; 2002. h. 1279

26. Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam Ilmu kebidanan. Edisi 2

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.665

27. Hamilton, PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC;

1995. h.63

28. Mochtar, Rustam. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan

Essensia Medica; 1998

29. Bonica, John J. Principles and practice of obstetric analgesia and anesthesia

2d ed. Philadelphia: FADavis Co; 1995. p. 501-513

30. Cunningham. Obstetri williams 21th edition. Jakarta: EGC; 2006.31. Vasanth A, Hamid SA, Ranee T, Walker JP. Risk factors for obstetric anal

sphincter injury: A Prospective study. Croydon:2006

Page 56: 1 - Copy

32. Lestari, Rochyatun E, Rozak A. Studi korelasi berat badan lahir dengan

rupture perineum persalinan normal pada primigravida di BPS

Ny.Endang.2007

33. Hurlock, EB. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang kehidupan.

Jakarta :Erlangga; 2002.

34. Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. h.19,50-51

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM

FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012

Page 57: 1 - Copy

No. RM Tingkat

I II IIIA IIIB IIIC IV

P Umur (tahun)

< 20 20-34 > 35

Berat bayi lahir (gram)

< 2500 2500-< 3000 3000-<3500 3500-<4000

1 051356 + 1 + +

2 055903 + 1 + +

3 071512 + 3 + +

4 072038 + 1 + +

5 019211 + 3 + +

6 042135 + 2 + +

7 028453 + 4 + +

8 069951 + 2 + +

9 069842 + 6 + +

10 069172 + 2 + +

11 061971 + 2 + +

12 068361 + 1 + +

13 067714 + 1 + +

14 067615 + 1 + +

15 067506 + 2 + +

16 052462 + 1 + +

17 067318 + 2 + +

18 067050 + 2 + +

19 055955 + 1 + +

20 066941 + 1 + +

21 067011 + 1 + +

22 066978 + 1 + +

23 066871 + 3 + +

24 066712 + 1 + +

25 066211 + 1 + +

26 065940 + 1 + +

27 065851 + 1 + +

28 065697 + 2 + +

29 063540 + 1 + +

30 063454 + 1 + +

Page 58: 1 - Copy

31 063001 + 2 + +

32 062069 + 3 + +

33 062333 + 2 + +

34 062091 + 1 + +

35 037510 + 2 + +

36 061294 + 2 + +

37 058733 + 2 + +

38 060876 + 1 + +

39 060499 + 1 + +

40 061513 + 2 + +

41 037252 + 2 + +

42 059960 + 3 + +

43 059852 + 2 + +

44 057590 + 2 + +

45 056476 + 2 + +

46 054629 + 5 + +

47 027671 + 2 + +

48 057056 + 1 + +

49 057215 + 1 + +

50 038573 + 3 + +

51 032457 + 5 + +

52 056308 + 1 + +

53 037271 + 2 + +

54 053103 + 2 + +

55 052525 + 1 + +

56 062411 + 1 + +

57 052370 + 1 + +

58 050702 + 1 + +

59 004740 + 2 + +

60 047762 + 1 + +

61 000161 + 2 + +

62 047635 + 1 + +

Page 59: 1 - Copy

63 047365 + 1 + +

64 039729 + 2 + +

65 046092 + 4 + +

66 046033 + 1 + +

67 045935 + 3 + +

68 045797 + 3 + +

69 045684 + 1 + +

70 044800 + 1 + +

71 044933 + 1 + +

72 041327 + 2 + +

73 038046 + 3 + +

74 070355 + 1 + +

75 036716 + 2 + +

76 022381 + 1 + +

77 043412 + 1 + +

78 037271 + 1 + +

79 041691 + 2 + +

80 035106 + 1 + +

81 041434 + 1 + +

82 035572 + 1 + +

83 024370 + 1 + +

84 023192 + 1 + +

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM TINGKAT III-IV

DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR TAHUN

2008-2011

No

.

RM P Umur (tahun) Berat bayi

lahir (gram)

< 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - < 3000 3000 - <

3500 3500 - < 4000 > 4000

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM

Page 60: 1 - Copy

FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-30 APRIL 2012

No

.

RM Tingkat P Umur (tahun)

Berat bayi lahir (gram)

III A III B III C IV < 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - <

3000 3000 - < 3500 3500 - < 4000 > 4000

1 + 1 +

+

2 + 1 + +

3 + 1 + +

4 + 1 +

+

5 + 1 + +

6 + 1 +

+

7 + 1 +

+

8 + 2 +

+

1 408322 +

2 360005 +

3 261085 +

4 406105 +

5 410977 +

6 434139 +

Page 61: 1 - Copy

7 354312 +

8 385824 +

9 385414 +

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM

FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012

No. RM Tingkat

I II IIIA IIIB IIIC IV

P Umur (tahun)

< 20 20-34 > 35

Berat bayi lahir (gram)

< 2500 2500-< 3000 3000-<3500 3500-<4000

1 051356 + 1 + +

2 055903 + 1 + +

3 071512 + 3 + +

Page 62: 1 - Copy

4 072038 + 1 + +

5 019211 + 3 + +

6 042135 + 2 + +

7 028453 + 4 + +

8 069951 + 2 + +

9 069842 + 6 + +

10 069172 + 2 + +

11 061971 + 2 + +

12 068361 + 1 + +

13 067714 + 1 + +

14 067615 + 1 + +

15 067506 + 2 + +

16 052462 + 1 + +

17 067318 + 2 + +

18 067050 + 2 + +

19 055955 + 1 + +

20 066941 + 1 + +

21 067011 + 1 + +

22 066978 + 1 + +

23 066871 + 3 + +

24 066712 + 1 + +

25 066211 + 1 + +

26 065940 + 1 + +

27 065851 + 1 + +

28 065697 + 2 + +

29 063540 + 1 + +

30 063454 + 1 + +

31 063001 + 2 + +

32 062069 + 3 + +

33 062333 + 2 + +

34 062091 + 1 + +

35 037510 + 2 + +

Page 63: 1 - Copy

36 061294 + 2 + +

37 058733 + 2 + +

38 060876 + 1 + +

39 060499 + 1 + +

40 061513 + 2 + +

41 037252 + 2 + +

42 059960 + 3 + +

43 059852 + 2 + +

44 057590 + 2 + +

45 056476 + 2 + +

46 054629 + 5 + +

47 027671 + 2 + +

48 057056 + 1 + +

49 057215 + 1 + +

50 038573 + 3 + +

51 032457 + 5 + +

52 056308 + 1 + +

53 037271 + 2 + +

54 053103 + 2 + +

55 052525 + 1 + +

56 062411 + 1 + +

57 052370 + 1 + +

58 050702 + 1 + +

59 004740 + 2 + +

60 047762 + 1 + +

61 000161 + 2 + +

62 047635 + 1 + +

63 047365 + 1 + +

64 039729 + 2 + +

65 046092 + 4 + +

66 046033 + 1 + +

67 045935 + 3 + +

Page 64: 1 - Copy

68 045797 + 3 + +

69 045684 + 1 + +

70 044800 + 1 + +

71 044933 + 1 + +

72 041327 + 2 + +

73 038046 + 3 + +

74 070355 + 1 + +

75 036716 + 2 + +

76 022381 + 1 + +

77 043412 + 1 + +

78 037271 + 1 + +

79 041691 + 2 + +

80 035106 + 1 + +

81 041434 + 1 + +

82 035572 + 1 + +

83 024370 + 1 + +

84 023192 + 1 + +

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM TINGKAT III-IV

DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR TAHUN

2008-2011

No

.

RM P Umur (tahun) Berat bayi

lahir (gram)

< 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - < 3000 3000 - <

3500 3500 - < 4000 > 4000

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM

FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-30 APRIL 2012

No

.

RM Tingkat P Umur (tahun)

Berat bayi lahir (gram)

III A III B III C IV < 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - <

Page 65: 1 - Copy

3000 3000 - < 3500 3500 - < 4000 > 4000

1 + 1 +

+

2 + 1 + +

3 + 1 + +

4 + 1 +

+

5 + 1 + +

6 + 1 +

+

7 + 1 +

+

8 + 2 +

+

1 408322 +

2 360005 +

3 261085 +

4 406105 +

5 410977 +

6 434139 +

7 354312 +

8 385824 +

9 385414 +

Page 66: 1 - Copy