36
TUGAS BAKTERIOLOGI Pembuatan Media LB, BGLB, NA, dan PZ Steril Oleh kelompok 3 Nama Kelompok : 1. Ani Eliya (P07134012005) 2. Yulistya Randi Putri (P07134012015) 3. Wahyu Surya Candra Eka Prapti (P07134012025) 4. Made Wisnu Hostyadi Putra (P07134012035) 5. A.A Istri Agung Adnyani (P07134012045) KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1

1. media.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. media.doc

TUGAS BAKTERIOLOGI

Pembuatan Media LB, BGLB, NA, dan PZ Steril

Oleh kelompok 3

Nama Kelompok :

1. Ani Eliya (P07134012005)

2. Yulistya Randi Putri (P07134012015)

3. Wahyu Surya Candra Eka Prapti (P07134012025)

4. Made Wisnu Hostyadi Putra (P07134012035)

5. A.A Istri Agung Adnyani (P07134012045)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2012 / 2013

1

Page 2: 1. media.doc

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehatirat Tuhan,karena atas rahmat dan

hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya dan

tepat pada waktunya.

Didalam laporan ini membahas tentang pembuatan media LB, BGLB, NA,

dan PZ Steril yang kita gunakan.

Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Nyoman Mastra selaku Dosen pengajar mata kuliah Bakteriologi

Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

2. Bapak I Nyoman Jirna, S.KM,M.Si selaku Dosen pengajar mata kuliah

Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

3. Ibu Luh Ade Wilan Krisna,S.Si,M.Ked selaku Dosen pengajar mata kuliah

Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

4. Bapak Kadek Aryadi Hartawiguna,A.Md.AK selaku Dosen pengajar mata

kuliah Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Denpasar

5. Teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Diakhir kata kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih

terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar

laporan ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Denpasar, 11 September 2013

Penyusun

2

Page 3: 1. media.doc

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………................................. Hal

KATA PENGANTAR………………………………………………… 2

DAFTAR ISI………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………. 4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 5

1.3 Tujuan…………………………………………………… 5

1.4 Manfaat…………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………… 6

BAB III METODE

3.1 Waktu dan Tempat………………………………………. 19

3.2 Alat, Bahan, dan Reagen………………………………… 19

3.3 Cara Kerja………………………………………………...19

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan………………………………….. 21

4.2 Pembahasan……………………………………………… 22

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………… 25

5.2 Saran…………………………………………………….. 25

DAFTAR

PUSTAKA………………………………………………… 26

3

Page 4: 1. media.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Media adalah pembenihan substrat atau dasar makanan untuk

menumbuhkan dan membiakkan suatu mikroorganisme. Media yang baik bagi

pemeliharaan mikroorganisme ialah yang mengandung unsure-unsur makanan

yang diperlukan, dapat berupa garam-garam anorganik seperti protein, peptone,

asam-asam amino dan vitamin-vitamin. Bahan-bahan makanan yang disediakan

untuk menumbuhkan mikroorganisme disebut kultur media. Sedangkan

mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada suatu kultur media

disebut kultur.

Media dapat berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan dan meyimpan

mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat

berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan, sifat-sifat biokimiawi

mikroorganisme. Selain itu dalam laboratorium mikrobiologi kedokteran dapat

berfungsi untuk pembuatan antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan

perubahan virulensi dan lain-lain.

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :

1. Media harus mengandung semua unsur makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.

2. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH

yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.

3. Media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami mikroorganisme yang

dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang lain yang tidak

diharapkan .

Komposisi yang terkandung pada media:

Di Laboratorium mikrobiologi, untuk pekerjaan rutin biasanya dibuatkan

media standar yang terdiri dari : kaldu, pepton, karbohidrat. Jika diperlukan media

4

Page 5: 1. media.doc

padat, dapat ditambahkan agar. Media standar ini disediakan untuk mempermudah

macam-macam media yang dikehendaki sesuai dengan tujuannya. Misalnya

membuat media agar miring, untuk membiakkan mikroorganisme, media agar

darah untuk membiakkan kuman yang memerlukan darah, media agar dam

lempeng, untuk melihat hemolisis dan lain-lain.

Pada hakekatnya komposisi media yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan

mikroorganisme seperti pada habitat aslinya (kondisi alamiah). Oleh karena itu,

jika ingin membiakkan mikroorganisme yang dapat hidup di usus manusia

misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dapat hidup diusus

manusia misalnya, maka harus menggunakan media tertentu yang dilakukan

dengan bermacam-macam media diperkaya, media selektif , dan media

differensial. Sedangkan pengereman (inkubasi) media harus dilakukan pada suhu

370 C, yaitu suhu yang sesuai dengan tubuh manusia.

Dewasa ini untuk keperluan penelitian maupun pekerjaan di laboratorium banyak

dipermudah dengan adanya bermacam-macam media yang tersedia dalam bentuk

serbuk kering. Serbuk kering ini sudah siap dipakai.artinya tidak perlu lagi

menentukan pH nya, sebab hal ini sudah dilakukan terlebih dahulu pada

pembuatan serbuk. Sehingga untuk menyiapkan media cukup mengikuti aturan

pakai yang dituliskan pada tabel. Misalnya sekian gram serbuk kering dilarutkan

dalam sekian liter mililiter air suling, kemudian disterilkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan media pertumbuhan mikroba?

2. Bagaimana pembuatan media LB,BGLB,NA dan PZ Steril?

3. Bagai mana persyaratan media pertumbuhan ?

4. Apa saja syarat- syarat penyusun media ?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Media LB merupakan media cair yang digunakan dalam

pemeriksaan pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara

mikrbiologi

5

Page 6: 1. media.doc

1.3.2 Media BGLB merupakan media cair yang diguakan untuk

mengefektifkan pertumbuhan kuman Escherichia coli

1.3.3 Media NA merupakan media yang diguakan untuk stok kultur

( penyimpanan kuman- kuman / bakteri)

1.3.4 Media PZ Steril digunakan sebagai media pelarut

1.4 MANFAAT

1.4.1 Dapat membuat media LB yang digunakan dalam pemeriksaan

pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara mikrobiologi

1.4.2 Dapat membuat media BGLB yang digunakan untuk mengefektifkan

pertumbuhan kuman Escherichia coli

1.4.3 Dapat membuat media NA yang digunakan untuk stok kultur

( penyimpanan kuman-kuman / bakteri)

1.4.4 Dapat membuat PZ Steril sebagai media pelarut

6

Page 7: 1. media.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Lactose Broth

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran

koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-

enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa

oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien

esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat

yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan

pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat

dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

2.2 Media BGLB

Tinjauan Umum Tentang Bakteri Coliform

Bakteri Coliform merupakan jenis bakteri yang berasal dari saluran

pencernaan manusia (terdapat pada tinja) dan paling tinggi tingkat ketahanan

hidupnya dibandingkan jenis bakteri lainnya. Apabila bakteri Coliform ditemukan

dalam jumlah besar pada air, menandakan bahwa air tersebut mengalami

pencemaran. Bakteri Coliform berbentuk batang, ada yang bersifat aerob maupun

anaerob, tidak membentuk spora, bersifat gram negatif, dan mampu meragikan

lactose dengan membentuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35 oC (Ane,

2013).

Contoh bakteri Coliform adalah E. coli dan Klebsiella aerogeus.

Keberadaan E. coli pada sumber air mengindikasikan bahwa pasti terjadi

kontaminasi oleh tinja manusia dan berarti bahwa air tersebut tercemar. Menurut

Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat E. coli pada air minum adalah 0 (nol)

koloni per 100 ml. Semakin tinggi tingkat kontaminasi E. coli semakin tinggi pula

resiko kehadiran bakteri patogen lainnya yang biasa hidup dalam kotoran manusia

yang dapat menyebabkan diare (Suprihatin, 2004 dalam Boekoesoe, 2010).

E. coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak berspora,

ukuran 0,4 – 0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel peritrich dan

mempunyai kapsul. E. coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan

7

Page 8: 1. media.doc

merupakan salah satu kuman yang menghasilkan indol positif dan tergolong

kuman yang cepat meragi laktosa.

E. coli memiliki beberapa antigen, yaitu (1) antigen O (somatic) yang

bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari lipopolisakarida yang

mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel bakteri gram negative; (2)

antigen H (flagel) yang bersifat tdak tahan panas atau termolabil dan akan rusak

pada suhu 100°C; (3) antigen K (kapsul). Antigen ini terdapat pada permukaan

luar bakteri, terdiri dari polosakarida dan bersifat tidak tahan panas (Purbowarsito,

2011).

Ada beberapa alasan mengapa bakteri Coliform dipilih sebagai indikator

terjadinya kontaminasi tinja manusia dibandingkan bakteri patogen lainnya di

saluran pencernaan manusia antara lain (Chandra, 2007):

1. Jumlah bakteri Coliform cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-

400 miliar bakteri ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang

ditemukan pada air, keberadaan bakteri patogen ini menunjukkan bahwa

adanya kontaminasi tinja manusia.

2. Bakteri Coliform lebih mudah dideteksi dibandingkan bakteri patogen

lainnya.

3. Bakteri Coliform lebih tahan hidup pada kondisi yang tidak

menguntungkan dibandingkan bakteri patogen lainnya.

4. Bakteri Coliform resisten terhadap purifikasi air secara alamiah. Karena

itu, jika bakteri Coliform ditemukan pada sampel air, dapat disimpulkan bahwa

bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam usus manusia juga ditemukan

pada sampel air tersebut, meskipun dalam jumlah sedikit.

Berdasarkan ketetapan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990

bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan dalah

maksimum 50 MPN/100 ml, sedangkan pada air perpipaan adalah maksimum 10

MPN/100 ml.

Penyakit – penyakit yang ditimbulkan oleh kuman E. coli adalah infeksi

saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat

sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan.

8

Page 9: 1. media.doc

Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan meningitis,

epidemic diarchea pada bayi dan neonates (Hastomo, 2010).

Tinjauan Umum Tentang Medium Pertumbuhan

Medium pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang

terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme

untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium

untuk menyusun komponen sel dirinya. Dalam pembuatan medium pertumbuhan

perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan aseptis untuk menghindari kontaminasi

pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar

yang pembentuknya, yaitu (Bapelkes Cikarang, 2012):

1. Medium kompleks

Medium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui

secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak)

berbagai jenis jaringan tumbuhan /daging /ragi yang kaya akan polipeptida, asam

amino, vitamin dan mineral.

2. Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentu

Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi

tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari:

a.         Sumber C : glukosa, dekstrosa, dan sukrosa

b.        Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, dan urea

c.         Sumber P : KH2PO4

d.        Sumber vitamin

e.         Sumber mineral : Fe, Mn, dan S

Adapun media pertumbuhan pada pemeriksaan bakteriologis air adalah

sebagai berikut:

1. Media Laktosa

Laktosa adalah karbohidrat yang hanya terdapat dalam susu. Laktosa

dibutuhkan oleh beberapa spesies bakteri. Beberapa bakteri ada yang mampu

memfermentasi laktosa dan beberapa laktosa. Fermentasi laktosa menghasilkan

asam (Nuryanto, 2011).

2. Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)

9

Page 10: 1. media.doc

Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika

terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni

Coliform yang bereaksi dengan BGLB. merupakan bakteri fermentasi, seringkali

menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi

dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Larutan BGLB

terbuat dari (Purbowarsito, 2011):

a. Peptone 10 g

b. Laktosa 10 g

c. Oxgall 20 g

d. Brilliant green 0,0133 g

e. Aquades 1 liter

2.3 Media NA

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA

juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak

selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa

dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air

desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan

disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan

wadah sesuai yang dibutuhkan.

10

Page 11: 1. media.doc

BAB III

METODE

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu : 11.30-14.50 WITA

Tempat :Laboratorium bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar

3.2. ALAT , BAHAN, DAN REAGEN

Alat-Alat :

Neraca Analitik

Erlenmeyer

Gelas Ukur

Petridisk

Tabug reaksi

Tabung duham

Beaker glass

Autoclave

Bahan :

Kapas Berlemak

Label

Benang pulung

Rak tabung

Reagensia :

LB Agar

BGLB Agar

NA Agar

NaCl 0,85%

Aquadest

3.3. CARA KERJA

11

Page 12: 1. media.doc

3.3.1 Pembuatan Media LB Singel Strength

1. Ditimbang 13 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter

aquadest

2. Dipanaskan sampai larut sempurna

3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi

tabung durham

4. Ditutup dengan kapas berlemak

5. Disterilkan dengan autoclave

6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian

disimpan dalam almari es

3.3.2 Pembuatan Media LB Double Strength

1. Ditimbang 26 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter

aquadest

2. Dipanaskan sampai larut sempurna

3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi

tabung durham

4. Ditutup dengan kapas berlemak

5. Disterilkan dengan autoclave

6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian

disimpan dalam almari es

3.3.3 Pembuatan Media NA

1. Ditimbang 23 gram Nutrient agar, dilarutkan dalam 1 liter aquadest

2. Dipanaskan sampai larut sempurna

3. Diatur pH 7,4

4. Disterilkan dengan menggunakan auatoclave

5. Jika tidak segera digunakan, dibungkus degan kertas kemudian disimpan

dalam almari es

3.3.4 Pembuatan media PZ Steril

1. Ditimbang NaCl 0,85% sebanyak 8,5 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest

2. Ditutup erlenmeyer dengan kapas berlemak

3. Disteril dengan menggunakan autoclave

12

Page 13: 1. media.doc

4. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas kemudian disimpan

dalam almari es

3.3.5 Pembuatan media BGLB

1. Ditimbang 40 gram bubuk lactose broth, dilarutkan dalam 1 liter aquadest

2. Dipanaskan sampai larut sempurna

3. Dituang sebanyak 9 ml ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung

durham

4. Ditutup dengan kapas berlemak

5. Disterilkan dengan autoclave

6. Jika tidak segera digunakan, dibungkus dengan kertas, kemudian disimpan

dalam almari es

13

Page 14: 1. media.doc

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan

5. Pembuatan Media LBSS dan LBDS

Gambar Keterangan

5,2 gr bubuk LB yg

dilarutkan dengan 200 ml

aquades untuk membuat

LBDS.

1,3 gr bubuk LB yg

dilarutkan dengan 100 ml

aquades untuk membuat

LBSS

Media LBDS dan LBSS yang

telah dipanaskan

14

Page 15: 1. media.doc

Larutan Media dipipet

sebanyak 10 ml ke dalam

tabung reaksi yang telah

berisi tabung durham untuk

media LBDS.

Larutan Media dipipet

sebanyak 10 ml ke dalam

tabung reaksi yang telah

berisi tabung durham untuk

media LBSS.

Media yang sudah di dalam

tabung reaksi ditutup dengan

menggunakan kapas

berlemak.

Media yang berada di dalam

tabung di bungkus dengan

menggunakan kertas buram

lalu diikat dengan benang

pulung dan disterilisasi di

dalam autoclave.

15

Page 16: 1. media.doc

Media LBSS yang telah

disteril berwarna kuning

pucat

Media LBDS yang telah

disteril berwarna kuning.

6. Pembuatan Media BGLB

Gambar Keterangan

8 gr bubuk media BGLB

yang telah dilarutkan

dengan 200 ml aquadest,

dan dipanaskan hingga larut

sempurna.

Media berwarna hijau.

Larutan Media BGLB

dipipet sebanyak 10 ml ke

dalam tabung reaksi yang

telah berisi tabung durham

kemudian ditutup dengan

kapas berlemak.

16

Page 17: 1. media.doc

Media yang berada di dalam

tabung di bungkus dengan

menggunakan kertas buram

lalu diikat dengan benang

pulung dan disterilisasi di

dalam autoclave.

7. Pembuatan Media NA

Gambar Keterangan

11,5 gr bubuk NA yang telah

dilarutkan dengan 500 ml

aquadest, kemuadian di

panaskan hingga larut sempurna

dan disterilisasi dengan

menggunakan aquadest. Media

berwarna kuning.

8. Pembuatan Aquadest steril

Gambar Keterangan

Aquadest dipipet sebanyak 9

ml kedalam tabung reaksi

kemudian ditutup dengan

kapas berlemak.

17

Page 18: 1. media.doc

Aquadest kemudian dibungkus

dengan kertas buram dan diikat

dengan benang pulung lalu

disterilisasi dengan

menggunakan autoclave.

4.2. Pembahasan

4.2.1 Media pertumbuhan Mikroba

Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang

berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan

nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan

bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan

perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya harus

disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada

media. Macam nutrien yang digunakan tergantung dari macam bakteri yang

dibiakkan.

4.2.2 Pembuatan Media BGLB,LBSS,LBDS,NA, dan Aquadest Steril

4.2.2.1 Pembuatan Media BGLB

Setiap kali praktikum hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan

APD. Penggunaan APD dianggap penting bagi praktikan guna mencegah

kontaminasi maupun risiko keracunan baik dari reagen maupun sampel-sampel

infeksius lainnya.

Praktikum kali ini mempergunakan bahan media BGLB Oxoid CM0031.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat pembuatan media BGLB ialah:

18

Page 19: 1. media.doc

Penimbangan bubuk BGLB harus sesuai volume yang akan dibuat. Dalam

praktikum kali ini digunakan sebanyak 11,5 gram.

Penambahan aquadest harus tepat karena dapat mempengaruhi konsistensi

media. Dalam praktikum digunakan sebanyak 500 ml.

Pelarutan yang homogen. Kelarutan tidak ditandai dengan larutan yang

mendidih melainkan ditandai dengan tidak adanya Kristal media yang bersisa

baik pada dasar erlenmeyer maupun bagian dindingnya.

Pengecekan ph harus menyesuaikan petunjuk yaitu sebesar 7,4 ± 0,2 (T =

25◦C) pada kondisi inilah media dapat berfungsi optimal.

Apabila larutan kurang basa dapat diteteskan NaOH 0,01 N.Apabila larutan

kurang asam dapat diteteskan HCl 0,01 N

Saat penetesan reagen ini senantiasa pengecekan ph perlu dilakukan

Penuangan larutan pada tabung reaksi yang telah berisi tabung durham

dalam posisi terbalik.

Pada praktikum kali ini larutan media yang dituang dalam tabung reaksi

berukuran 10 ml sebanyak 9 ml. Sebenarnya tidak ada acuan khusus untuk

volume penuangan. Namun persyaratan penuangan/larutan media dalam tabung

reaksi harus memenuhi seluruh ruang dalam ruang. Dalam tabung durham juga

menghindari adanya gelembung sehingga tabung reaksi harus dibolak-balik 2-3

kali dengan menutup bagian mulut tabung dengan ibu jari untuk menghindari

ketumpahan. Perlu diperhatikan saat membalikkan tabung reaksi, mulut tabung

durham harus menyentuh dasar tabung reaksi. Tabung durham yang digunakan

harus bersih karena jika tabung durham dalam keadaan kotor maka akan memicu

gelembung. Sebelum penuangan larutan media pada tabung reaksi yang berisi

durham dilakukan fiksasi guna menghindari dari kontaminasi mikroorganisme

lingkungan luar yang tidak diinginkan. Pada praktikum kali ini tidak dilakukan

uji kulaitas media menggunakan incubator sehingga tidak diketahui apakah

media layak digunakan untuk menumbuhkan bakteri atau tidak. Secara visual,

media berwarna hijau tua dengan konsistensi cair karena tidak mengandung

agar.

4.2.2.2 Pebuatan Media LBSS dan LBDS

19

Page 20: 1. media.doc

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran

koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-

enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa

oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien

esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat

yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan

pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.

Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%

laktosa.

Pada praktikum kali ini media LBSS yang kita timbang 1,3 gram dalam

100 ml sedangkan media LBDS yang ditimbang yaitu 5,2 gram dalam 200 ml .

setelah itu di larutkan dengan cara pengadukan kemudian dipanaskan dengan

kompor listrik, warna media LBSS yaitu kuning urine sedangkan Media LBDS

kuning pekat . Setelah media lart sempurna kemudian di cek PH media yaitu 6,9

setelah itu larutan dimasukkan kedala tabung reaksi berisi tabung durham dalam

kondisi terbalik dengan bantuan fiksasi , apabila dalamtabung terdapat gelembung

itu menandakan bahwa bakteri koliform berhasil ditangkap ke dalam tabung.

Untuk media LBDS di pindahkan media kedalam tabung reaksi 10ml sebanyak 10

tabung, sedangkan untuk media LBSS dipindahkan media kedalam tabung reaksi

10 ml sebanyak 4 tabung.

4.2.2.3 Pembuatan Media NA (Nutrient Agar)

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA

juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak

selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media

sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah

satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa

dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

dalam praktikum kali ini , mula-mula ditimbang media NA sebanyak 6,5 gram

dalam 250 ml kemudian media dilarutkan dengan bantuan pemanasan dan

pengadukan ,warna media NA yaitu kuning . dipastikan media larut dengan

sempurna ditandai dengan tidak adanya bubuk di dinding tabung. Kemudian dicek

20

Page 21: 1. media.doc

Ph media 7,4 setelah Ph sesuai media ditutup dengan kapas berlemak dan

aluminium foil kemudian media disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C

selama 15 menit .

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dari media tidak sesuai

dengan standart yaitu :

1. Alat yang tidak steril

2. Proses pemanasan yang terlalu lama atau terlalu cepat

3. Proses penimbangan yang tidak teliti

4. PH yang tidak sesuai

5. Adanya kontaminan dari udara luar

4.2.2.4 Pembuatan Aquadest Steril

Larutan pengencer/ larutan fisiologis adalah larutan yang digunakan untuk

mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Pengenceran dilakukan untuk

memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu

antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Pengenceran biasanya dilakukan 1:10,

1:100, 1:1000, dan seterusnya. Larutan Fisiologis ini lebih tepatnya medium

setengah padat karena mengandung 0,9 % NACl yang terkandung didalamnya.

Medium sintetis juga bias dibilang bagian dari larutan fisiologis karena Larutan

fisiologis ini sudah diketahui jumlah, jenis dan takarannya.

Namun pada praktikum kali ini , larutan yang kita buat adalah aquadest

steril sebanyak 500 ml ,kemudian aquadest steril dipipet sebanyak 9 ml kedalam

12 tabung . setelah itu aquadest steril di sterilisasi kedala autoclave.

4.2.3 Persyaratan Media Pertumbuhan

Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai

pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:

1.      Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bakteri.

21

Page 22: 1. media.doc

2.      Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan

pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri.

3.      Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri

yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

4.2.4 Syarat Penyusun Media

Sesuai dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di

dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:

1.      Kandungan air

2.      Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain

yang mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan

asam-asam nukleat.

3.      Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain

yang. Diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi sintesis dalam

pertumbuhan, pemeliharaan keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya.

4.      Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti

fosfat, potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat

5.      Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi

pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial.

22

Page 23: 1. media.doc

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan

1. Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat

hara yang berguna untuk membiakkan mikroba.

2. Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media:

1. LBDS (Lactose Broth Single Strength) dibuat sebanyak 1,3 g

dalam 100 ml aquades dan LBDS (Lactose Broth Double

Strength) dibuat sebanyak 5,2 g dalam 200 ml aquades.

Lactose broth merupakan media cair digunakan dalam

pemeriksaan pendahuluan terhadap pemeriksaan air secara

mikrobiologi. Media ini berkosistensi cair dan disimpan

dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dengan

posisi terbalik.

2. BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) dibuat sebanyak 8 g

dalam 200 ml aquades. media ini digunakan untuk

mengefektifkan pertumbuhan kuman E. Coli. Media ini

memiliki kosistensi cair berwarna hijau dan disimpan dalam

tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dengan posisi

terbalik.

23

Page 24: 1. media.doc

3. NA (Nutrien Agar) dibuat sebanyak 11,5 g dalam 500 ml

aquades. media ini digunakan untuk stock culture

(penyimpanan kuman bakteri). Materi ini berkosistensi padat

berwarna kuning.

3. Pembuatan aquades steril sebanyak 500 ml. Aquades steril ini

digunakan sebagai pelarut media.

5.2. Saran

Pembuatan media ini harus dilakukan secara aseptis agar mendapatkan

hasil yang sesuai dengan prosedur. Media yang dibuat harus sesuai dengan

persyaratan-persyaratan media agar media yang dihasilkan dapat ditumbuhi

oleh mikroba yang diinginkan.

Seorang praktikan juga harus memperhatikan keamanan saat melakukan

aktivitas di laboratorum dengan selalu memakai APD yang lengkap saat

melakukan tugasnya guna menghidari terjadinya kecelakaan kerja yang bersifat

merugikan, baik itu merugikan diri sendiri maupun orang disekelilingnya.

Selain itu praktikan juga hendaknya selalu berhati-hati dan teliti saat

melakukan praktikum baik itu di dalam laboratorium maupun di luar

laboratorium.

24

Page 25: 1. media.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Mataram: Universitas Mataram Press.

Anonim, 2011. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Samarinda: STIKES Wiyata Husada

Samarinda.

Anonim, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektronTeknik_

pembuatan_preparat_yang_digunakan_pada_mikroskop_elektron. Diakses tanggal

15 Juni 2011

Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.

Hadiotomo, Ratna Siri., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan.

Jakarta: EGC Press.

Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya:

Airlangga University Press.

Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta: Akademi Analis

Kesehatan Yogyakarta DEPKES RI.

Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta. Penerbit

Universitas Indonesia.

25

Page 26: 1. media.doc

Ermila, Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.

cpy.

26