Upload
rillaaa
View
92
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN KLINIS PROBIOTIK DAN PREBIOTIK
I. PENDAHULUAN
Sekitar abad ke 19, Elie Metchnikoff (peneliti asal Rusia) menemukan
bahwa bakteri asam laktat memiliki efek baik bagi pencernaan. Ia berpendapat
bahwa autointoksikasi dari saluran cerna dapat dihambat dengan memodifikasi
mikrobiota alami usus. Ia mengembangkan tehnik tersebut dengan diet susu
fermentasi dengan bakteri yang ia sebut “Bulgarian bacillus”. Sejak saat itu mulai
banyak penelitian mengenaik probiotik (Guarner,F. et. al, 2008).
Sebaliknya, prebiotik merupakan makanan dengan bahan yang tidak dapat
diserap, tetapi dapat mengaktifkan secara selektif ataupun tidak bakteri yang
hidup di usus manusia (Weichert, Stefan. 2012). Kata “prebiotik” muncul
tahun1995 oleh Gibson dan Roberfroid, walaupun pada tahun 1990 telah
menyebutkan mengenai “bifidus faktor”, yaitu suatu bahan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan dari bakteri bifidus secara selektif, seperti yang
terkandung pada ASI manusia (Olmstead, Stephen et.al. 2008).
Keduanya telah terbukti dapat merangsang pertumbuhan Bifidobacteria
dalam lumen usus. Jadi efek prebiotik terjadi tidak langsung, yaitu dengan
merangsang pertumbuhan Bifidobacteria yang pada akhirnya menimbulkan efek
positif bagi ketahanan saluran cerna. Sehingga, penggunaan prebiotic akan
disesuaikan dengan penggunaan probiotik mengingat dari fungsi prebiotic yang
sebagai ‘bahan makanan’ dari probitik (Gibson, GR. 2007).
II. PREBIOTIK
A. DEFINISI
Prebiotik merupakan zat makanan (sebagian besar terdiri dari polisakarida
nonstarch dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna) yang memelihara
mikroorganisme yang hidup dalam usus (Guarner,F. et. al, 2008).
1
B. MANFAAT (Guarner,F. et. al, 2008)
Prebiotik terdiri dari zat yang tidak bisa dicerna yang memberikan efek
fisiologis yang menguntungkan bagi host, yang secara selektif merangsang
pertumbuhan yang menguntungkan ataumerangsang kegiatan dari sejumlah
bakteri dalam tubuh.
Tidak seperti probiotik, prebiotik sebagian besar digunakan dalam bahan
makanan, seperti pada biskuit, sereal, coklat, dan produk-produk susu.
Prebiotik Umumnya dikenal adalah:
Oligofruktose
Inulin
Galakto-oligosakarida
Laktulosa
ASI oligosakarida
Laktulosa adalah disakarida sintetis yang digunakan sebagai obat untuk
pengobatan sembelit dan ensefalopati hati. The oligofructose prebiotik ditemukan
secara alami di banyak makanan, seperti gandum, bawang, pisang, madu,
bawang putih, dan daun bawang. Oligofructose juga dapat diisolasi dari akar
chicory atau disintesis secara enzimatik dari sukrosa
Fermentasi oligofructose dalam usus besar akan menghasilkan efek
fisiologis, termasuk:
Peningkatan jumlah bifidobacteria dalam usus besar
Meningkatkan penyerapan kalsium
Peningkatan berat badan fecal
Memperpendek waktu transit gastrointestinal
Mungkin, menurunkan kadar lemak darah
Peningkatan bifidobacteria kolon telah dianggap bermanfaat bagi kesehatan
manusia dengan memproduksi senyawa untuk menghambat patogen potensial,
2
dengan mengurangi kadar amonia, dan dengan memproduksi vitamin dan enzim
pencernaan. Sinbiotik adalah kombinasi yang tepat dari prebiotik dan probiotik.
Sebuah produk sinbiotik baik untuk efek prebiotik dan probiotik.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN (M. Roberfroid. 2010)
Masih dalam sebuah hipotesa bahwa efek prebiotik dalam penyakit
pediatrik dapat menstimulasi sistim imun sehingga dapat mengurangi resiko
terkena penyakit infeksi pada anak. Prebiotik juga dapat mengubah dan
memodifikasi makanan formula flora intestinal yang dapat berefek menjadi
pencegahan terhadap inflamasi kulit berupa atopic eczema. Pada tahun 2007
sebuah review The Cochrane menjelaskan bahwa pengaruh dari pemberian
prebiotik terdapat cukup bukti peran prebiotik suplementasi susu formula dalam
mencegah penyakit alergi dan hipersensitifitas terhadap makanan. Suplementasi
dengan bahan-bahan memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah bifidobacteria
dalam tinja dan mengurangi beberapa patogen. Ini juga dapat mengurangi pH
feses, meningkatkan konsentrasi fekal SCFA.
Efek utama prebiotik adalah menstimulasi secara selektif pertumbuhan
bifidobacteria dan lactobacilli dalam usus sehingga meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap mikroorganisme patogen. Karbohidrat prebiotik kemungkinan
mempunyai efek yang tidak spesifik karena terfermentasi dalam usus besar.
Karbohidrat prebiotik yang telah dievaluasi pada manusia adalah fruktan atau
galaktan. Penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa prebiotik tidak
dicerna oleh ensim, tetapi difermentasi oleh bakteri anerob dalam usus besar.
Belum pernah dilaporkan penemuan prebiotik karbohidrat dalam feses. Melalui
fermentasi dalam usus besar, karbohidrat prebiotik menghasilkan asam lemak
rantai pendek (small chain fatty acid/SCFA), menstimulasi pertumbuhan berbagai
bakteri termasuk lactobacilli dan bifidobacteria, dan dapat menghasilkan gas.
Seperti karbohidrat terfermentasi lain, prebiotik mempunyai efek laksatif (cuci
perut), tetapi sulit dibuktikan karena efeknya jarang sekali dilaporkan secara
3
klinis. Secara potensial efek utama karbohidrat prebiotik adalah untuk
meningkatkan daya tahan tubuh usus terhadap mikroorganisme patogen sehingga
mengurangi kekerapan diare yang dialami seseorang. Namun efek tersebut belum
berhasil dibuktikan secara meyakinkan pada dewasa dan anak.
Efek anti-inflamasiinulin atau oligofruktosa telah dinilai pada model
kolitis distal tikus yang diinduksi oleh dekstran natrium sulfat, secara
histologiskolitis tersebut mirip dengan kolitis ulseratif pada manusia, serta pada
model trinitrobenzene asam sulfonat yang mirip dengan kolitis ulseratif pada
manusia, Inulin dan oligofruktosa menstimulasi produksi SCFA dalam kolon dan
cenderung memfasilitasi pertumbuhan lactobacilli dan/atau bifidobacteria.
Sebagai akibat efek tersebut terjadi penurunan inflamasi usus dan penurunan skor
lesi mucosa usus. Inulin telah diuji dalam uji klinis dengan kontrol placebo pada
psein dengan pouchitis berulang pada ileostomi kontinen. Pengobatan dengan
prebiotik tersebut mengurangi berbagai parameter endoskopi dan histologi pada
mukosa pouch yang terinfeksi. Inulin dan oligofruktosa memberikan peluang
untuk mencegah kelainan radang usus.
Perubahan dalam komposisi mikrobiota usus klasik dianggap sebagai salah
satu dari banyak faktor yang terlibat dalam patogenesis IBD atau IBS.
Penggunaan khusus produk/bahan/suplemen makanan dengan efek prebiotik
dengan demikian telah diuji dalam uji klinis dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan pasien dengan penyakit seperti negara-negara. Menjanjikan efek
menguntungkan telah dibuktikan dalam beberapa studi tapi masih awal dengan
perubahan dalam komposisi (terutama peningkatan konsentrasi bifidobacteria)
mikrobiota usus yang terkait. Sekali lagi, hal ini layak untuk menyimpulkan
bahwa mekanisme efek ini dihubungkan dengan efek prebiotik.
Kanker usus besar adalah patologi lain yang mungkin peran komposisi
mikrobiota usus telah menghipotesiskan. Sejumlah penelitian eksperimental di
tikus dan tikus telah melaporkan pengurangan dalam insiden tumor dan kanker
setelah makan produk/bahan makanan tertentu/suplemen dengan prebiotik efek.
4
Beberapa studi ini (termasuk satu percobaan manusia) juga telah melaporkan
bahwa, dalam kondisi seperti itu, komposisi mikrobiota usus diubah (terutama
karena bertambahnya konsentrasi bifidobacteria), namun, peran perubahan
tersebut dalam efek anti kanker akhirnya peninggalan produk bahan suplemen
makanan tertentu ini pasti harus dibuktikan.
D. CARA KERJA (Guarner,F. et. al, 2008)
Prebiotik mempengaruhi bakteri usus dengan meningkatkan jumlah bakteri
anaerob yang menguntungkan dan menurunkan populasi mikroorganisme patogen
(Gambar 1).
Metabolik efek prebiotik : produksi rantai pendek asam lemak, metabolisme
lemak, penyerapan ion (Ca, Fe, Mg), meningkatkan kekebalan inang (IgA
produksi, modulasi sitokin, dll)
5
Gambar. 1 mikrobiota normal dan probiotik berinteraksi dengan host
dalam kegiatan metabolisme dan fungsi kekebalan tubuh dan
mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen oportunistik.
E. DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN (Olmstead, Stephen et.al. 2008)
Berbagai penelitian mengindikasi bahwa beberapa substansi yang mirip dengan
prebiotik dapat mempengaruhi secara langsung sel imunitas. Yeast beta glukan
terbukti dapat meningkatkan aktifitas reseptor pada fagosit, NK sel, dan beberapa
limfosit B dan limfosit T, sedangkan oligosakarida dapat mengaugmentasi
proliferasi splenosit dan produksi dari sitokin seperti IL-12 dan IF-gama.
Beberapa eviden juga menyebutkan bahwa prebiotik dapat mempengaruhi serum
glukosa dan level dari insulin dari berbagai cara. Inti pokoknya, probiotik
menggantikan kadar gula dalam makanan, sehingga glukosa yang terserap ke
pembuluh darah hanya sedikit. Selain itu prebiotik juga dapat memperlama waktu
pengosongan lambung tetapi mempercepat waktu transit di intestin. Mengingat
begitu banyaknya manfaat dari prebiotik, dapat dipertimbangkan untuk
dikonsumsi setiap hari. Tetapi kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh yaitu 7-
10gram untuk dapat meningkatkan populasi bifidobakteri. Berikut ini beberapa
kadar prebiotik yang direkomendasikan.
6
F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN
Prebiotik adalah substrat, umumnya karbohidrat, yang bila dikonsumsi akan
merangsang pertumbuhan kuman probiotik (Firmansyah, Agus. 2001).
Indikasi:
Untuk pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna,
termasuk diare.
Kontra Indikasi:
- Hati-hati pada anak dengan imunokompromais.
7
Saat ini, ada tidak ada kekhawatiran keamanan untuk penggunaan prebiotic
dan probiotik di sehat bayi dan anak. Penggunaan bakteri penghasil asam laktat
selama berabad-abad dalam bentuk susu fermentasi dan yoghurt tanpa laporan
efek samping yang bermakna menjadi jaminan bagi keamanannya (Wiechert,
Stefan, et al. 2012).
G. EFEK SAMPING
Umumnya konsumsi prebiotik jarang menimbulkan efek samping. Efek
samping dapat timbul akibat faktor kemampuan toleransi terhadap dosis yang
diberikan dan faktor sensitivitas seseorang. Beberapa efek samping yang pernah
dilaporkan akibat pemakaian prebiotik antara lain produksi gas yang berlebihan,
rasa tidak nyaman pada perut (kembung). Pada dosis yang berlebihan prebiotik
dapat menimbulkan diare osmotik dan mempercepat waktu transit makanan di
usus sehingga menurunkan absorbsinya (Kolida ,S, Gibson, G. 2007)
.
III. PROBIOTIK
A. DEFINISI
Probiotik berasal dari bahasa Yunani pro bios yang berarti “untuk
kehidupan”. Sejarah probiotik dimulai dari awal peradaban manusia; keju dan
susu fermentasi amat dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi dan dianjurkan
diberikan pada anak dan orang yang baru sembuh dari penyakit (Firmansyah,
Agus. 2001).
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah
yang memadai, memberikan manfaat kesehatan pada host. Sebaliknya, prebiotik
adalah bahan makanan nondigestible yang mempengaruhi host secara selektif
merangsang pertumbuhan dan suatu aktivitas atau sejumlah bakteri dalam usus
besar (Weichert, Stefan. 2012).
8
B. MANFAAT
Berdasarkan EFSA (Gibson, GR. 2007), kualitas keamanan konsumsi dari
probiotik didasarkan dari fungsi probiotik, yang terdiri dari :
1. aktifitas antimikrobial
a. menurunkan pH luminal usus
b. mensekresi entimikroba peptida
c. menghambat invasi bakteri
d. memblok adhesi bakteri kepada sel epitel
2. memperkuat fungsi pertahanan
a. meningkatkan produksi mukus
b. memperkuatintegritas pertahanan
3. imunomodulasi
a. efek pada sel epitel
b. efek pada sel dendrit
c. efek pada monosit / makrofag
d. efek padamonosit/makrofag
e. efek pada limfosit (limfosit B, sel NK, sel T, redistribusi sel T)
4. meningkatkan toleransi kepada laktosa : diteliti bahwa probitik
mempengaruhi aktifitas β-galaktosidase.
5. Mencegah gastroenteritis: asam laktat mengekskresikan mikroorganisme
yang dapat mencegah gastroenteritis. ada beberapa cara kerja
mikroganisme untuk mengurangi infeksi intestinal, yang pertama adalah
produk akhir metabolik seperti asam diekskresikan oleh mikrooraganisme
yang lebih rendah dari usus dapat menurnkan patogenisitas flora usus.
selain itu, beberapa laktobasilus dan bifidobakter dapat mengekskresikan
antibiotik alami yang memiliki aktifitas sprektum luas.
6. mengurangi toksin: pada manusia, kanker colorektal disebabkan oleh 10
zat karsinogen hasil dari aktifitas mikroba. dan probiotik dapat
menurunkan toxin level melalui aktifitas serangkaian enzim pada
karsinogenesis.
9
7. sintesis vitamin : bifidobakter dapat mesintesis beberapa vitamin, tertama
grup B
8. meningkatkan fungsi usus dan pencernaan : flora aktif dapat membantu
mencerna makanan secara kuat yang masuk ke kolon.
9. alergi makanan : di anjurkan, bahwa modulasi dari flora normal dapat
menurunkan regulasi peradangan usus dan hipersensitifitas yang akan
menyebebkan terjadinya atopik eksema.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Keuntungan penggunaan probiotik diantaranya adalah terbentuknya
mekanisme yang multipel, sebagai pengantar in situ, aman untuk pasien dengan
populasi yang berbeda, keberagaman potensial organisme, pertahanan tubuh alami
pada AIDS, tidak ada interaksi dengan obat, didapat dengan mudah, dan tidak
mahal (Farland L.V. 2009).
Adapun maksud terjadinya mekanisme yang multipel ialah:
1. Stimulasi sistem imunitas
Terutama infeksi Rotavirus pada bayi, dimana suplementasi
probiotik mengurangi durasi penyebaran virus, meningkatkan sel yang
mensekresi IgA antirotavirus, menurunkan peningkatan permeabilitas usus
10
(yang secara normal berhubungan dengan infeksi Rotavirus) dan
mengurangi durasi diare dan lama rawat rumah sakit.2,3
2. Stimulasi imunitas mukosa usus
Mekanisme kerja probiotik untuk menghambat pertumbuhan
bakteri patogen dalam mukosa usus diduga dengan cara kompetisi untuk
mengadakan perlekatan dengan enterosit, enterosit yang telah jenuh
dengan bakteri probiotik tidak dapat lagi mengadakan perlekatan dengan
bakteri yang lain. Jadi dengan adanya bakteri probiotik didalam mukosa
usus dapat mencegah kolonisasi bakteri patogen. Kemampuan adhesi
bakteri probiotik dapat mengurangi atau menghambat adhesi bakteri lain
misalnya E. Coli dan Salmonella sehingga tak terjadi kolonisasi (Salendu
P.M. 2011).
3. Produksi substansi antibakteri
Misalnya asam organik, bakteriosin, mikrosin, reuterin, volatile
fatty acid, hidrogen peroksida dan ion hidrogen. Epitel mukosa usus dan
mikroflora usus normal merupakan barier mukosa terhadap bakteri
patogen, antigen dan bahan yang merusak lumen usus. Dalam keadaan
normal barier ini intak, bila epitel sel atau mikroflora normal terganggu,
terjadi peningkatan permeabilitas dengan akibat invasi/translokasi patogen,
antigen asing dan bahan yang membahayakan. Pemberian bakteri
probiotik akan menekan reaksi inflamasi intestinal dan normalisasi
permeabilitas mukosa usus dan flora usus serta dapat memperbaiki barier
imunologik, terutama respon SigA.
Bakteri probiotik yang sering digunakan untuk mempercepat
penyembuhan diare adalah lactobacillus GG (LGG), lactobacillus
acidophilus, bifidobacterium bifidum dan streptococcus faecium
(Michael.V and Philippe R. M. 2007).
4. Pengaturan enzim intestinal dan interaksi dengan sistem saraf enteric
(Farland L.V. 2009).
11
Selain itu, penggunaan probiotik juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Adanya perbedaan dosis
Saat ini masih belum adanya kesepakatan dosis efektif dari probiotik.
Pada suatu percobaan klinis menunjukan bahwa range dosis yang efektif ialah dari
107/hari sampai 1011/hari. Pada percobaan 25 sampel yang dipilih secara acak
selama pencegahan AAD, didapatkan daya protektif 8/12 (67%) dengan
menggunakan dosis probiotik >1010/hari sedangkan bila dengan dosis <1010/hari
hanya 2/12 (17%). Akan tetapi, masih banyak probiotik yang menggunakan dosis
tinggi setiap hari. Kelemahan lainnya adalah dosis yang ditemukan efektif pada
salah satu mikroorganisme belum tentu efektif untuk mikroorganisme yang lain
(Farland L.V. 2009).
2. Kurangnya kontrol kualitas produk probiotik
Beberapa produk probiotik yang dibuat oleh perusahaan farmasi memiliki
kualitas protokol dan standar yang terkontrol . Akan tetapi adapula produk
probiotik yang tidak terkontrol. Akibatnya beberapa produk probiotik
mengandung strain/mikroorganisme dan konsentrasi spesifik pada labelnya dan
ada juga tidak. Pada penelitian yang dilakukan di US, bahwa produk probiotik
komersial hanya 1/14 (7%) mengandung daftar bakteri probiotik, sebagian besar
adalah bakteri lain atau kontaminan. Pada penelitian yang lain didapatkan pada 18
produk probiotik komersial, 39% organisme lebih sedikit dari yang tercantum di
label. Bahkan dari penelitian besar pada 58 produk probiotik dari eropa,U.K, Asia,
dan kanada, menghasilkan 30% diantaranya tidak terdeteksi mikrorganisme
probiotik yang tercantum pada label produk dan 60% diantaranya mengandung
mikroorganisme yang lebih sedikit ¿106 /g dari yang tercantum dilabel produk
(Farland L.V. 2009).
D. CARA KERJA (Guarner,F. et. al, 2008)
Secara normal, saluran intestinal manusia merupakan habitat dari sekitar
100.000 jenis bakteri, sebagian besar terdapat di kolon. Sebagian besar bakteri
12
yang diambil dari pemeriksaan tinja tidak dapat di kultur. Pada individu yang
sehat, komposisi tinja akan selalu stabil. Terdapat 3 dominasi dari ekosistem pada
usus manusia, yaitu bakteroidet, firmikut, dan aktinobakteri.
Probiotik mempengaruhi ekosistem usus dengan menstimulasi mekanisme
kekebalan mukosa dan dengan merangsang mekanisme nonimmune melalui
antagonisme / persaingan dengan patogen potensial. Fenomena ini diperkirakan
untuk menengahi efek yang paling menguntungkan, termasuk pengurangan
kejadian dan keparahan diare, yang merupakan salah satu penggunaan yang paling
luas diakui untuk probiotik. Probiotik mengurangi risiko kanker usus pada
binatang, mungkin karena peran mereka dalam menekan aktivitas enzim bakteri
tertentu yang dapat meningkatkan tingkat prokarsinogen, tetapi hal ini belum
terbukti pada manusia.
Terdapat beberapa interaksi antara probiotik dan tubuh manusia, yaitu:
a. Efek imunologis:
- Aktifasi makrofag lokal untuk meningkatkan presentasi antigen
kepada limfosit B dan meningkatkan sekresi IgA baik secara lokal
maupun sistemik
- Modulasi dari profil sitokin
- Menginduksi hiporesponsif terhadap antigen dari manakan
b. Efek non imunologis
- Menbantu dalam mencerna makanan
- Menjaga pH agar lingkungan tidak kondusif untuk pertumbuhan
patogen
- Memproduksi bakteriosin untuk menghambat patogen
- Mencegah radikal bebas
- Stimulasi produksi musin oleh sel epitel
- Meningkatkan barier pertahanan di saluran cerna
- Memodifikasi toksin patogen
- Menghalangi adesi dari patogen.
13
E. DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN
Sebagian besar probiotik dikemas dalam bentuk susu dan makanan
fortifikasi probiotik (Tabel 1). Terdapat pula dalam bentuk tablet, kapsul, dan
sachets mengandung bakteri. Dosis probiotik yang dibutuhkan bergantung pada
strain mikroorganisme yang digunakan dan produk olahannya. Menetapkan
standar dosis yang dibutuhkan dalam probiotik sangatlah tidak mungkin karena
dosis ditetapkan berdasarkan penelitian pada manusia yang menunjukkan manfaat
kesehatan dari probiotik. Pada tabel 2, terdapat beberapa rekomendasi dosis
berdasarkan penelitian klinis menunjukan bahwa pemberian probiotik secara oral
memberikan manfaat kesehatan. Meskipun banyak produsen produk
menggunakan 1-10x109 cfu/dose, beberapa produk menunjukkan efikasi pada
dosis rendah dan beberapa pada dosis tinggi. Contohnya pada produk
Bifidobacterium infantis dengan dosis 100x106 cfu/hari sudah menunjukkan
efektivitas mengurangi gejala pada irritable bowel syndrome (Guarner F, et.al. .
2008).
Kriteria minimal yang harus terpenuhi dalam produk probiotik ialah
spesifisitas strain dan genus mikroorganismenya telah ditentukan,
mikroorganisme yang hidup, menunjukan efikasi dalam penelitian terkontrol pada
manusia (Guarner F, et al, 2008).
14
Tabel 3. Contoh strain probiotik dalam berbagai macam produk.
Berikut ini dosis yang direkomendasikan pada beberapa kasus klinis.
Fungsi Strain Dosis yang
direkomendasikan
Terapi untuk diare
akut infeksius pada
anak
L. rhamnosus GG 1010 - 1011 cfu, dua kali
sehari
L. reuteriATTC 55730 1010 - 1011 cfu, dua kali
sehari
L. acidophilus+ B.
infantis
(Infloran strains)
109 cfu, tiga kali sehari
S. cerevisiae (boulardii)
lyo
200 mg, tiga kali sehari
Pencegahan untuk
diare akibat
S. cerevisiae (boulardii)
lyo
250 mg, dua kali sehari
15
penggunaan antibiotik
pada anak
L. rhamnosus GG 1010 cfu, satu atau dua kali
sehari
Pencegahan untuk
diare nosokomial pada
anak
L. rhamnosus GG 1010 - 1011 cfu, dua kali
sehari
B. lactis BB12 109 cfu, dua kali sehari
L. reuteri ATTC 55730 109 cfu, dua kali sehari
Tabel 4. Rekomendasi dosis berdasarkan strain probiotik.
Telah diketahui terdapat interaksi obat dengan probiotik yang diberikan
secara bersamaan. Probiotik mengandung mikroorganisme hidup, dimana
pemberian yang bersamaan dengan antibiotic dapat membunuh organisme
probiotik tersebut sehingga mengurangi efikasi probiotik tersebut. Pasien harus
diingatkan untuk tidak mengkonsumsi prebiotik dan antibiotik secara bersamaan,
dimana rentang waktunya minimal dua jam. Selain itu, diketahui juga S. boulardii
berinteraksi dengan antifungi serta interaksi antara probiotik dengan warfarin
yang akan menurunkan efikasi probiotik tersebut (Usha Vyas dan Natarajan
Ranganathan, 2012).
F. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMAKAIAN
Probiotik adalah mikroorganisme yang bila dikonsumsi per oral akan
memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan galur flora
usus normal yang dapat diisolasi dari tinja manusia sehat (Firmansyah, Agus.
2001).
Indikasi:
16
- Untuk pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit saluran cerna,
termasuk diare infeksi, diare karena antibiotik, travellers diarrhea dan
intoleransi laktosa (Purnamasari H, et.al . 2011).
- Selain itu juga dapat pula pada kondisi-kondisi seperti: konstipasi,
inflammatory bowel disease, irritable bowel syndrome (Alasiry E, Abbas
N, Daud D. 2007).
Kontra Indikasi:
Penilaian reesiko kritis pada anak imunokompromais, anak dengan
underlying desease dengan penyakit kritis dan anak yang lahir prematur
(Wiechert, Stefan, et al. 2012).
G. EFEK SAMPING (NCCAM. 2008)
Beberapa mikroorganisme hidup memiliki sejarah panjang penggunaan
probiotik tanpa menyebabkan penyakit pada manusia. Keamanan probiotik belum
diteliti secara ilmiah, namun. Informasi lebih lanjut diperlukan pada seberapa
amankah mereka untuk anak-anak, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan
tubuh berkompromi.
Efek samping probiotik , jika terjadi, tetapi cenderung ringan dengan
pencernaan (seperti gas atau kembung). Efek yang lebih serius telah terlihat pada
beberapa orang. Probiotik secara teoritis dapat menyebabkan infeksi yang perlu
diobati dengan antibiotik, terutama pada orang dengan kondisi kesehatan yang
kurang baik. Probiotik juga dapat menyebabkan aktivitas metabolik yang tidak
sehat. Produk probiotik diminum sebagai suplemen diet yang diproduksi serta
diatur sebagai makanan, bukan obat.
IV. KESIMPULAN
17
Prebiotik merupakan zat makanan yang memelihara mikroorganisme yang
hidup dalam usus, banyak diproduksi dalam bahan makanan, seperti pada biskuit,
sereal, coklat, dan produk-produk susu. Prebiotik mempengaruhi bakteri usus
dengan meningkatkan jumlah bakteri anaerob yang menguntungkan dan
menurunkan populasi mikroorganisme patogen. Probiotik adalah mikroorganisme
hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang memadai, memberikan manfaat
kesehatan pada host. Probiotik mempengaruhi ekosistem usus dengan
menstimulasi mekanisme kekebalan mukosa dan dengan merangsang mekanisme
nonimmune melalui antagonisme / persaingan dengan patogen potensial.
Probiotik mengurangi risiko kanker usus pada binatang, mungkin karena peran
mereka dalam menekan aktivitas enzim bakteri tertentu yang dapat meningkatkan
tingkat prokarsinogen, tetapi hal ini belum terbukti pada manusia.
Alasan untuk penggunaan probiotik terutama didasarkan pada kemampuan
host untuk merombak mikroba yang menginfeksi, dan dengan demikian
meningkatkan pertumbuhan bakteri komensal yang ada pada kolon untuk
menenakan bakteri patogen. prebiotik komersialisasi telah dikembangkan untuk
berhasil meniru efek prebiotik oligosakarida susu manusia yang ditemukan dalam
ASI manusia. Berdasarkan perbedaan struktural yang ada dengan oligosakarida
susu manusia, mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk manfaat
kesehatan lebih lanjut di luar mereka fungsi prebiotik itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Alasiry E, Abbas N, Daud D. Khasiat Klinik Pemberian Probiotik pada
Diare Akut Nonspesifik Bayi dan Anak. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3
(Suplemen), Januari 2007. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/8-3-
7s.pdf.
2. Farland L.V. Evidence-based review of probiotics for antibiotic-associated
diarrhea and Clostridium difficile infections.2009. accessed at :
www.elsevier.com/locate/anaerobe
3. Firmansyah, Agus. Terapi Probiotik dan Prebiotik pada Penyakit Saluran
Cerna Anak. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001.
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/2-4-7.pdf.
4. Guarner F, Khan AG, Garisch J, et al. 2008. Probiotics and prebiotics.
World Gastroenterology Organisation. Available at:
http://www.worldgastroenterology.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines
/19_probiotics_prebiotics.pdf Accessed 27th Oct. 2012.
5. Gibson, GR. 2007. Functional Foods: Probiotics and prebiotics. Vol. 28
No. 2. ISSN 0965 – 0989. Food Microbial Sciences Unit, Department of
Food Biosciences: UK
6. Kolida ,S, Gibson, G. 2007. Prebiotic Capacity of Inulin-Type Fructans. J.
Nutr. 137: 2503S–2506S.
7. M. Roberfroid, G. R. Gibson, L. Hoyles, A. L. McCartney, R. Rastall, I.
Rowland, D. Wolvers, et al.Journal of Nutrition. BJN An International
Journal of Nutritional. Vol 104. August 2010. available on
Sciencehttp://www.farm.ucl.ac.be/Full-texts-FARM/Roberfroid-2010-
1.pdf accessed at 29-10-2012
8. Michael.V and Philippe R. M. 2007. American Society for Nutrition.
Accesed at: http://jn.nutrition.org/content/137/3/803S.full
9. NCCAM. 2008. An Introduction to Probiotics. National Institutes of
Health: U.S
19
10. Olmstead, Stephen et.al. 2008. Understanding Prebiotics. ProThera, Inc.
Acceses at 29th October 2012. Available at
www.medspane.com/files/43870924.pdf
11. Purnamasari H, Santosa B, Puruhita N. Suplementasi Seng Dan Probiotik
Terhadap Kejadian Diare Berulang. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 2, Agustus
2011. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/13-2-3.pdf.
12. Salendu P.M. Gambaran Pemberian Probiotik pada Anak dengan Diare
Akut di bagian ilmu kesehatan anak FK. Unsrat/RSU prof. Dr. R. D.
Kandou. Buletin ilmiah kebudayaan dan sains. 2011.No. 25
13. Vyas U dan Ranganathan N. 2012. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics:
Gut and Beyond. Hindawi Publishing Corporation Gastroenterology
Research and Practice. Available at:
http://downloads.hindawi.com/journals/grp/2012/872716.pdf Accessed
27 th Oct. 2012 .
14. Weichert, Stefan. 2012. The Role of Prebiotics and Probiotics in
Prevention and Treatment of Childhood Infectious Diseases. Pediatr
Infect Dis J 2012;31: 859–862: Germany
20