14

Click here to load reader

1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENGELOLAAN DAN KUALITAS AIR

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIDHO SETIADI

NIM : 10 / 13541 / TP

FAKULTAS : TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN : TEKNIK PERTANIAN

ACARA : PENGUKURAN BEBERAPA UNSUR

MUTU AIR IRIGASI

CO.ASS : SAMUEL TRI WAHYUDI

SARJANA TEKNIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2011

Page 2: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

I. ACARA : PENGUKURAN BEBERAPA UNSUR

MUTU AIR IRIGASI

II. TANGGAL : 3 Maret 2011

III. TUJUAN : Untuk mengetahui metode dalam pengukuran mutu air

irigasi seperti EC,TDS, DHL, SUHU dan pH.

IV. DASAR TEORI

Dalam industri kelapa sawit selain bahan pokok yaitu TBS yang

sangat penting, Air digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti kebutuhan

domestik dan pembangkit tenaga listrik atau suplai boiler. Mengingat

begitu penting peran air, kualitas air di dalam suatu industri kelapa sawit

memang harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah

yang dapat membahayakan lingkungan sekitarnya

Air yang digunakan dalam pabrik berasal dari air sungai, danau

atau sumber air terdekat yang kemudian dipompakan kedalam suatu

waduk. Kemudian air ini dilakukan beberapa perlakuan diantaranya

proses penjernihan agar dapat mengurangi kadar kotoran, penetralan pH

air dan pengurangan beberapa unsur mineral yang dapat berdampak buruk

bagai boiler.

Air yang berasal dari sungai masih banyak mengandung larutan

yang dapat menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air serta pH yang

terlalu tinggi, sehingga sebelum digunakan didalam pabrik air tersebut

haru diberika perlakuan penjernihan agar dapat mengurangi tingkat

kesadahn dan pH yang terlalu tinggi. Setelah semua perlakuan dilakukan

maka akan diperoleh data-datapengukran yang natinya akan digunakan

untuk menghitung nilai Ecnya dengan persamaan :

EC (250C) = EC (t) + t x 0,02 x EC (t)

dimana:

EC (250C) =DHL pada suhu standart 250 dalam mmho/ cm;

EC (t)= DAL padat t 0C

t = (t – 25 ) atau (25 - t).

Page 3: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

TDS = 640 x EC

Dengan demikian dapat diketahui berapa nilai EC dan TDS yang

terkandung dalam air tersebut. Dari nilai tersebutlah dapat ditentukan apa

lagi yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan kualitas air yang sesuai

dengan standar dari pabrik sehingga nantinya bila air tersebut digunakan

untuk keperluan proses di dalam pabrik tidak menimbulkan masalah

dikemudian hari.

Page 4: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Conductivity meter = 1 set

2. thermometer = 1 buah

3. Gelas beker = 6 buah

4. pH meter digital = 1 set

5. Kertas indikator pH = secukupnya

6. Pengaduk larutan = 1 buah

B. Bahan

1. Sampel air sawah = secukupnya

2. Sampel air sumur = secukupnya

Page 5: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

VI. CARA KERJA

1. Siapkan peralatan dan sampel sebagai bahan uji yang dibutuhkan.

2. Membagikan air sampel pada gelas beker yang sudah disiapkan,

bedakan antara air sawah yang menjadi sampel dan sampel air

sumur.

3. Mengukur pH, suhu, dan EC pada sampel air sawah.

4. Catat hasil pengukuran dalam tabel.

5. Mengukur pH, suhu, dan EC pada sampel air sumur.

6. Catat hasil pengukuran kedalam tabel.

7. Data yang telah didapat dari hasil pengukuran kemudian dilakukan

perhitungan dengan menggunakan rumus yang ada sehingga nilai

EC dan TDS dapat diketahui dari kedua sampel.

Page 6: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. Tabel hasil pengamatan

Sebelum diberi penambahan soda ash dan tawas

No. Parameter Air sawah Air Sumur

1 Suhu

Thermometer 27 0 C 270 C

EC (t) 28,6 0 C = 0,28 ms 27,8 0 C = 0,23 ms

2 pH

Kertas pH 7 7

pH meter 8,46 7,66

B. Perhitungan

1). EC Air sawah (alat EC)

EC (25oC) = EC (t) + t x 0,02 x EC (t)

= 0,28 + (28,6 – 25) x 0,02 x 0,28

= 0,28 + 3,6 x 0,02 x 0,28

= 0,30

TDS = 640 x EC

= 640 x 0,30

= 192 ppm

2). EC Air sumur

Alat EC (25oC) = EC (t) + t x 0,02 x EC (t)

= 0,23 + (27,8-25) x 0,02 x 0,23

= 0,23 + 2,8 x 0,02 x 0,23

= 0,24

TDS = 640 x EC

= 640 x 0,24

= 153,6 ppm

Page 7: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

VIII. PEMBAHASAN

Dalam hidrologi dikemukakan bahwa debit air sungai adalah tinggi

permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai.

Faktor utama yang mempengaruhi ketinggian air sungai, adalah curah

hujan yang terjadi di hulu tempat alat pengukur permukaan air sungai

ditempatkan. Karena curah hujan merupakan data deret waktu yang

memiliki komponen musiman, dan siklus tahunan dengan karakteristik

musim hujan panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim

hujan pendek).

Besarnya konsentrasi garam-garam yang terlarut dalam air

diklasifikasikan dengan konduktivitas elektriknya, sebab besar kecilnya

daya hantar listrik (DHL) dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi garam-

garam atau ion-oin yang ada dalam air atau disebut juga salinitas. Selain

merupakan fungsi dari konsentrasi ion dalam air, nilai DHL juga sangat

dipengarui pada temperatur air. Oleh karena itu perhitungan DHL harus

distandarkan pada temperatur tertentu yaitu 250 C. Nilai DHL akan

meningkat bila temperatur bertambah tinggi.

DHL diukur dengan mho yang berbanding terbalik dengan ohm.

Konduktivitas elektrik air ditentukan dengan menghitung tahanan listrik

antara dua elektroda yang pararel yang dicelupkan ke dalam air. Dasar

satuan untuk konduktivitas elektrik adalah mho/m atau mmho/cm

(mikrohhos/cm).

Total padatan terlarut (TDS) adalah jumlah konsentrasi bahan-

bahan padat terlarut dalam air yang dapat berupa bahan organik maupun

anorganik. Konsentrasi ion hidrogen dalam air dinyatakan dengan pH,

yaitu logaritma 10 dari konsentrasi ion hidrogen dalam mole per liter. pH

menyatakan intensitas kemasaman atau kebasahan dari suatu cairan. Air

netral mempunyai pH = 7,0 yang berarti bahwa jumlah ion H+ sama

dengan jumlah ion OH-. Air dengan pH < 7,0 berarti asam, menunjukan

Page 8: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

bahwa ion OH- lebih kecil daripada jumlah ion H+. Kemudian air dengan

pH < 7,0 berarti basa.

Dalam praktikum ini kami menggunakan dua sampel air untuk

dijadikan perbandingan. Pertama kami gunakan air sawah dan yang kedua

kami gunakan air sumur. Air yang sudah di masukan dalam gelas beker

kemudian di ukur pH, suhu dan EC yang merupakan beberapa indikator

kualitas dari air tersebut.

Pengukuran pH menggunakan dua cara yaitu menggunakan kertas

indikator pH dan menggunakan pH meter. Demikian juga untuk

pengukuran suhunya menggunakan dua cara yaiut menggunakan

thermometer dan menggunakan Conductivity meter. Sehingga setelah

didapatkan datanya maka akan digunakan untuk menghitung EC ( DHL

pada suhu standart 250C), serta menghitung TDS ( Total Dissolved Solid ).

Setelah dilakukan perhitungan dari data yang didapat dari hasil

pengukuran maka didapat nilai EC air sawah 0,30 dan TDS sebesar 192

ppm. Sedangkan air sumur didapat besar EC 0,24 dan TDS 153,6 ppm.

Dalam industri kelapa jika air dengan nilai TDS seperti sampel

langsung digunakan sebagai air umpan boiler maka tentunya hal ini akan

berdampak negatif diantaranya terjadinya carry over impurities ke jaringa

steam. Selain itu hal ini juga dapat menyebabkan umur boiler yang lebih

singkat dan biaya perawatan yang lebih mahal. Disamping itu terjadinya

penumpukan impurities di tangki air umpan menyebabkan seringnya

dilakukan blow down tentunya ini akan menurunkan efisiensi boiler

karena terjadinya kehilangan panas saat dilakukan blow down boiler.

Page 9: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

IX. KESIMPULAN

1. Besarnya konsentrasi garam-garaman yang terlarut dalam air

diklasifikasikan dengan konduktivitas elektriknya, sebab besar

kecilnya hambatan listrik (DHL) dipengaruhi oleh besarnya

konsentrasi garam-garaman atau ion-ion yang ada didalam air atau

disebut juga salinitas

2. Kandungan pH air dapat diturunkan dan dapat dinaikan, untuk

menurunkan kandungan pH bisa menggunakan larutan garam dan

untuk menaikan pH bisa menggunakan soda ash.

3. Air yang pHnya terlalu tinggi atau rendah akan memerlukan waktu

yang cukup lama dalam proses pengendapan flok-flok pada air.

4. Air yang telah diberi larutan garam harus di ukur DHL nya

menggunakan multimeter dengan beban x 10.

5. Hasil perhitungan peraktikum.

Air sawah

- EC (25oC) = 0,596

- TDS = 192 ppm

Air sumur

- EC (25oC) = 0,24

- TDS = 153,6 ppm

Page 10: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Buku petunjk praktikum kualitas air. INSTIPER,Yogyakarta.

Brinker, R. C. & P.R. Wolf (1986) Dasar-dasar Pengukuran air tanah.jilid1. Penerbit Erlangga, Jakarta

Frick, H. (1979) Ilmu dan Alat Ukur air. Penerbit Kanisius,Yogyakarta .

Yogyakarta, 15 Maret 2011

Mengetahui

CO.ASS Praktikan

Page 11: 1 Pengukuran Beberapa Unsur Mutu Air Irigasi(ridho setiadi)

(Samuel Tri Wahyudi) (Ridho Setiadi)