101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    1/177

    Abstrak

    DIYAH RAUHILLAH HASNI. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)

    Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep LAju Reaksi. Skripsi. Jakarta:

    Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan model

    Problem Based Learning (PBL) pada konsep Laju Reaksi. Penelitian ini dilakukan sejak

    bulan Agustus Oktober 2010 di SMAN 1 Sukatani. Adapun objek penelitian adalah

    siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 masing-masing 32 siswa. Metode yang digunakan

    adalah quasi eksperiment. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

    berupa tes uraian (subjektif). Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

    (rata-rata pretest = 22,25 dan rata-rata posttest = 61,25) dari pada kelompok kontrol

    (rata-rata pretest= 18,5 dan rata-rata posttest= 36,125) dan dari hasil perhitungan uji-t

    diperoleh nilai thit sebesar 5,8 dan ttab sebesar 1,38 atau thit > ttab. Maka dapat

    disimpulkan H1 menyatakan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar

    kimia siswa pada konsep laju reaksi diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa

    penggunaan model Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang

    signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    2/177

    Abstract

    DIYAH RAUHIL LAH HASNI. Effect of Model Problem Based Learning (PBL)

    Against Chemical Student Learning Outcomes At the rate of reaction concept. Thesis.

    Jakarta: Chemical Education Studies Program, Department of Educational Science,

    Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic

    University Jakarta.

    This study aims to determine learning outcomes through the application of the model

    Problem Based Learning (PBL) on the concept of reaction rate. This research was

    conducted from August until October 2010 at SMAN 1 Sukatani. The research object is

    a class student XI IPA 4 and 5 each 32 students. The method used is a quasi experiment.

    The instrument used to measure learning values description of the test (subjective).

    Results learn student experimental group was higher (average pretest = 22.25 and

    posttest mean = 61.25) than in the control group (average pretest = 18.5 and an

    average posttest = 36.125) and from the results t-test calculations t-count values

    obtained by 5.8 and amounted to 1.38 or t-count > t-table. Then it can be concluded H1

    stated that there were significant changes to the chemistry student learning outcomes on

    the concept of reaction rate received or approved. This shows that the use of Problem

    Based Learning model (PBL) have a significant influence on student learning outcomes

    on the concept of chemical reaction rate.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    3/177

    PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

    TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEPLAJU REAKSI(Quasi Eksperiment di Kelas XI IPA SMAN 1 Sukatani)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    4/177

    LEMBAR PEI\GESAHAN

    PENGARUH MODBL PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDLEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

    PADA KONSEP LAJU REAKSI(Quasi Eksperiment diKelas XI IPA SMAN I Sukatani)

    SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu

    Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    OlehDIYAH RAUHILLAH HASNI

    106016200s9s

    Dibawah Bimbingan

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    5/177

    LE,MBAR PENGESAHAN PANITTA UJIAN

    Skripsi berjudul: '(Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)'I'erhadap I{asil Belajar Kimia Siswa pada. Konsep Laju Reaksi" diajukan kepadaFakultas llmr-r Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, olehDiyah Rauhillah Hasni, NIM. 106016200595 dan telah dinyatakan lulus dalam ujianmunaqasyah pada tanggal 08 April 2011 dihadapan dewan penguji' Karena itu, penulisberhak memperoleh gelar sarjana S1 (S'Pd) dalam bidang pendidikan kimia'

    Jakarta,Tanggal

    Juli 2011Tanda Tangan

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)Baiq Hana Susanti. M. ScNrP. 19700209 200003 2 001Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

    t'/;ou tt

    t'

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    6/177

    SURAT PBRNYATAAN SENDIRI

    Penulis yang bertanda tangan di bawah ini,NamaTempaVtgl. LahirNIMJurusan/ProdiJudul Skripsi

    DIYAH RAUHILLAH HASNIBekasi/06 Juni i988106016200s95Pendidikan IPA/KirniaPengaruh Model Problem Based Learning (PBL) TerhadapHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi

    1. Dr. Sujio Miranto, M.Pd2. Burhanudin Milama, M.Pd

    Dosen Pembimbing

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang penulis buat benar-benar hasil karya sen

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    7/177

    Abstrak

    DIYAH RAUHILLAH HASNI. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)

    Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep LAju Reaksi. Skripsi. Jakarta:

    Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan model

    Problem Based Learning (PBL) pada konsep Laju Reaksi. Penelitian ini dilakukan sejak

    bulan Agustus Oktober 2010 di SMAN 1 Sukatani. Adapun objek penelitian adalah

    siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 masing-masing 32 siswa. Metode yang digunakan

    adalah quasi eksperiment. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

    berupa tes uraian (subjektif). Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

    (rata-rata pretest = 22,25 dan rata-rata posttest = 61,25) dari pada kelompok kontrol

    (rata-rata pretest= 18,5 dan rata-rata posttest= 36,125) dan dari hasil perhitungan uji-t

    diperoleh nilai thit sebesar 5,8 dan ttab sebesar 1,38 atau thit > ttab. Maka dapat

    disimpulkan H1 menyatakan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar

    kimia siswa pada konsep laju reaksi diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa

    penggunaan model Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang

    signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    8/177

    Abstract

    DIYAH RAUHILLAH HASNI. Effect of Model Problem Based Learning (PBL)

    Against Chemical Student Learning Outcomes At the rate of reaction concept. Thesis.

    Jakarta: Chemical Education Studies Program, Department of Educational Science,

    Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic

    University Jakarta.

    This study aims to determine learning outcomes through the application of the model

    Problem Based Learning (PBL) on the concept of reaction rate. This research was

    conducted from August until October 2010 at SMAN 1 Sukatani. The research object is

    a class student XI IPA 4 and 5 each 32 students. The method used is a quasi experiment.

    The instrument used to measure learning values description of the test (subjective).

    Results learn student experimental group was higher (average pretest = 22.25 and

    posttest mean = 61.25) than in the control group (average pretest = 18.5 and an

    average posttest = 36.125) and from the results t-test calculations t-count values

    obtained by 5.8 and amounted to 1.38 or t-count > t-table. Then it can be concluded H1

    stated that there were significant changes to the chemistry student learning outcomes on

    the concept of reaction rate received or approved. This shows that the use of Problem

    Based Learning model (PBL) have a significant influence on student learning outcomes

    on the concept of chemical reaction rate.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    9/177

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanierrahiem

    Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat-Nyalah

    penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu, Skripsi. Shalawat beserta salam tercurah

    kepada baginda Muhammad SAW, selaksa cahya yang terus menerangi hingga saat ini.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan

    (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    penelitian skripsi berlangsung selama kurang lebih 2 bulan pada tanggal 23 Agustus

    02 Oktober 2010.

    Laporan ini berisi tentang hasil penelitian pendidikan dengan judul Pengaruh

    Model Problem Based Learni ng(PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada

    Konsep Laju Reaksi. Dengan berbagai banyak dukungan laporan inipun dapat

    terselesaikan dengan baik, maka beribu terimaksih penulis ucapkan kepada:

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    10/177

    7. Bapak Dadang M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Sukatani, terimakasihatas izin yang diberikan hingga penulis dapat melaksanakan penelitian di

    SMAN 1 Sukatani.

    8. Ibu Oktri Lestari, S.Pd selaku guru pamong selama penelitian. Terimakasihatas masukan yang membuat penulis lebih termotivasi. Semoga keberkahan

    selalu ada pada Ibu dan keluarga.

    9. Bapak Usman, Ibu Dewi S.Pd, Ibu Neni Suryani, S.Pd, Ibu Erva, S.Pd, IbuVera, dan guru guru SMAN 1 Sukatani yang tidak bisa penulis sebutkan satu

    persatu terimaksih atas semua dukungannya, semoga Allah membalas kebaikan

    yang terindah buat Bapak dan Ibu.

    10. Bapak Drs. Moh. Sayuti, M.Pd dan Ibu Jubaedah, S.PdI selaku orang tua yangmemberikan dorongan secara materi dan moril. Terimaksih telah membesarkan

    penulis hingga saat ini dan kasih sayang yang tercurah untuk penulis, semoga

    Allah dapat merangkul kita dan mempertemukan di firdaus-Nya.

    11. Kak Yasir Asmez Fauzi, S.Pd dan Kak Ida Kholida, S.Pdi selaku kakakterimakasih atas suport yang diberikan kepada penulis.

    12 J l Abidi S S Mb Y i SE K S i K I L kh i F

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    11/177

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar pengesahan ............................................................................................... i

    Lembar pengesahan panitia Ujian .......................................................................... ii

    Abstrak ................................................................................................................... iii

    Abstract ................................................................................................................... iv

    Kata pengantar ....................................................................................................... v

    Daftar isi ................................................................................................................ vii

    Daftar Tabel ............................................................................................................ ix

    Daftar Bagan .......................................................................................................... x

    Daftar Gambar ....................................................................................................... xi

    Daftar Lampiran ..................................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    12/177

    E. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 36

    F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 38

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 39

    B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................................... 39

    C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 40

    D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 41

    E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 43

    F. Instrument Penelitian ................................................................................... 43

    G. Validasi Instrumen ...................................................................................... 44

    H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 47

    I. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 50

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data ............................................................................................. 51

    1. Perbandingan HasilPretestSiswa Kelas Ekspeimen Dan Kontrol ........... 51

    2. Perbandingan HasilPosttestSiswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol ........ 52

    ji bil S l 4

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    13/177

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah .................................................... 10

    Tabel 3.1Nonequivalent Control Group Design...................................................... 39

    Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel X dan Y ................................ 41

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen .................................................................................... 44

    Tabel 4.1 Perbandingan hasilpretestsiswa kelas ekspeimen dan kontrol ............... 51

    Tabel 4.2 Distibusi frekuesni nilai pretest siswa kelas ekspimen dan kontrol .......... 52

    Tabel 4.3 Perbandingan hasil posttest siswa kelas ekspeimen dan konrol ............... 53

    Tabel 4.4 Distrbusi frekuensi nilai posttest siswa kelas ekspeimen dan kontrol ....... 53

    Tabel 4.5 Data uji normalitaspretestpada kelas eksperimen .................................... 54

    Tabel 4.6 Data uji normalitaspretestpada kelas kontrol .......................................... 55

    Tabel 4.7 Data uji homogenitaspretestpada kelas eksperimen dan konrol .............. 55

    Tabel 4.8 Uji hipotesis sampel kelas eksperimen dan kontrol .................................. 56

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    14/177

    DAFTAR BAGAN

    Halaman

    Bagan 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................................... 22

    Bagan 2.2 Kerangka berpikir .................................................................................... 38

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    15/177

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 3.1 Hubungan Populasi dengan Sampel ...................................................... 40

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    16/177

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Eksperimen ......................... 66

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Kontrol ................................ 82

    Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .............................................................................. 98

    Lampiran 4 Kisi kisi Instrumen dan pedoman penilaian ....................................... 117

    Lampiran 5 Rekap Analisis Butir Soal Subjektif ...................................................... 124

    Lampiran 6 Rekap Analisis Butir Melalui ANATES ............................................... 125

    Lampiran 7Pretest

    Posttest Laju Reaksi ............................................................... 126

    Lampiran 8 Statistik UjiPretsetKelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 128

    Lampiran 9 Persiapan Uji NormalitasPretestKelas Eksperimen dan Kontrol ......... 132

    Lampiran 10 Perhitungan Uji NormalitasPretest Kelas Eksperimen ...................... 133

    Lampiran 11 Perhitungan Uji NormalitasPretest Kelas Kontrol .............................. 134

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    17/177

    Kamu tahu motto hidupku?

    aku mau!

    Dan dua kata sederhana ini telah membawaku melewati gemunung kesulitan. aku

    tidak mampu menyerah!.

    aku mau! mendaki gunung itu.

    Aku tipe orang penuh harapan, penuh semangat, jagalah selalu api itu. Janganbiarkan padam. Buatlah selalu bergelora, biarkan aku bersinar, kumohon. Jangan

    biarkan aku terlepas....

    (RA. Kartini dalam suratnya untuk Stella Zeehandelaar, Jepara 13 Jan 1900)

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    18/177

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahPendidikan idealnya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi

    sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan

    masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa

    yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. Menurut Buchori,

    bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya

    mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk

    menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-

    hari.1

    Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat

    dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    19/177

    2

    proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan

    tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri

    melalui penemuan dan proses berpikirnya.3

    Secara empiris berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil

    belajar pesertadidik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang

    didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas

    cenderung teacher-centeredsehingga siswa menjadi pasif.4

    Proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan

    kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada

    kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk

    mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami

    informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-

    hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis

    tetapi mereka miskin aplikasi.5 Sebagian besar siswa kurang mampu

    menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    20/177

    3

    beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan masalah yang kiranya

    dapat diterapkan dalam pembelajaran.

    Model Problem based learning dikembangkan terutama untuk

    membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan

    intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom. Keuntungan

    pembelajaran berbasis masalah adalah mendorong kerja sama dalam

    menyelesaikan tugas. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam

    menyelidiki pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan

    dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomena tersebut.6

    Penerapan model problem based learning dimaksudkan untuk

    meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa karena melalui

    pembelajaran ini siswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses

    interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang

    ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan mengevaluasi hipotesisnya

    berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    21/177

    4

    kognitif anak serta anak dapat menganalisis setip kejadian dalam masalah yang

    akan dihapainya.

    Modelproblem based learningmemiliki ciri-ciri pembelajaran, seperti:

    pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah yang

    diberikan memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajar secara

    berkelompok aktif merumuskan masalah dan memeberikan solusi. Inilah yang

    mendorong peneliti untuk menerapkan dalam konsep laju reaksi pada model

    ini, pada konsep ini siswa tidak hanya mengetahui keguanaanya lebih jauh

    (semisal dalam bidang industri) atau memecahkan masalah secara numerik,

    tetapi laju reaksi sangatlah dekat dengan konteks dunia nyata.

    Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik

    untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat

    menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana guru

    dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat membuka

    wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    22/177

    5

    penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh ModelProblem Based

    Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju

    Reaksi.

    B. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian latar belakang terdapat beberapa pokok masalah yang

    dapat dikemukakan antara lalin:

    1. Proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered).2. Masih rendahnya daya serap peserta didik dalam proses belajar mengajar.3. Rendahnya hasil belajar kimia karena siswa menganggap bahwa kimia

    merupakan pelajaran yang sulit dan abstrak.

    4. Kurangnya siswa dalam berpikir kritis pada proses pembelajaran.5. Kurangnya siswa dalam kemampuan memecahkan masalah.

    C. Batasan Masalah

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    23/177

    6

    F. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

    1. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi siswa, melatih keterampilansiswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan dapat

    meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

    2. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam prosesbelajar mengajar.

    3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman, serta membantumenyumbangkan dalam memecahkan masalah pembelajaran kimia.

    4. Bagi pembaca, memberikan informasi tentang pengaruh model ProblemBased Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju

    reaksi.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    24/177

    BAB II

    DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR

    A.Deskripsi Teoritis1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

    Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model

    pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

    membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan

    penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.1

    Menurut Arends, pengajaran berbasis masalah merupakan suatu

    pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang

    autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

    mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

    mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajarn ini juga

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    25/177

    8

    kolaboratif, berpikir secara metakognitif, cakap menggali informasi, yang

    semuanya relatif perlu dalam kehidupan seharihari.4

    Menurut Dutch pembelajaran berbasis masalah merupakan

    pembalajaran yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama

    dengan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata, masalah ini

    digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis

    siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah

    mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis, serta mencari dan

    menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.5

    Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membatu guru

    memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis

    masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan

    berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Belajar berbagai

    peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau

    simulasi dan pembelajaran yang otonom dan mandiri.6

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    26/177

    9

    peserta didik menjadi detektif proaktif, peneliti, ilmuwan, atau penemu ketika

    mereka memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan.8

    Dari beberapa penjelasan mengenai model berbasis masalah, bahwa

    pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, serta

    menuntut siswa dapat memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi

    dan menstimulus informasi yang didapat untuk membentuk sebuah solusi dari

    masalah yang diberikan. Siswa belajar sebagai peran dewasa, diaman siswa

    dilibatkan untuk mencari, pengambilan keputusan dan pembelajaran secara

    otonom. Pada pembelajaran model berbasis masalah ini siswa juga aktif dalam

    proses pembelajaran dan masalah yang diberikan sangat sesuai dengan

    kehidupan sehari-hari.

    2. Langkah-langkah Model Berbasis MasalahPembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dengan

    menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    27/177

    10

    kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu

    siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap

    kegiatan.10

    Pada dasarnya model berbasis masalah siswa harus terlebih dahulu

    dikondisikan baik melalui kelompok, atau cara penyampaian masalah pada

    siswa. Pembelajaran berbasiskan masalah ini sangatlah dekat dengan

    kontekstual, hal-hal yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan inilah

    yang menjadi topik bahasan bagi model tersebut.

    Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri dan lima

    tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan

    sesuatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja

    siswa. Tahapan pengajaran berbasis masalah adalah:

    Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah11

    Tahapan Guru

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    28/177

    11

    Tahap 4: Mengembangkan dan

    menyajikan hasil karya karya.

    Tahap 5: Menganalisis dan

    mengevaluasi proses.

    Guru menbantu siswa merencanakan

    dan menyiapkan yang sesuai seperti

    laporan. video, dan model, serta

    membantu siswa berbagi tugas dengan

    temannya.

    Guru membantu siswa melakukanrefleksi atau evaluasi terhadap

    penyidikan mereka dan proses-proses

    yang pemecahan masalah digunakan

    Model pembelajaran berbasis masalah sengaja dibuat untuk

    mengarahakan siswa dengan menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat

    langsung secara aktif, mengembangkan berpikir siswa dalam pemecahan

    masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah

    dengan rasional dan autentik, pada model pembelajaran ini siswa dapat

    berinteraksi dengan individu-individu lain dalam kelompok kecil. Dalam

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    29/177

    12

    a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

    disajikan secara ill-structured.

    c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective).Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep

    dari beberapa bab atau lintasan ilmu dibidang lainnya.

    d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajarandi ranah pembelajaran yang baru.

    e. Masalah membuat pembelajar merasa tertantang untuk mendapatkanpembelajaran diranah pembelajaran yang baru.

    f. Sangat mengutamakan pembelajaran mandiri (self directed learning).g. Memanfaatkan sumber yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.

    Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci

    penting.

    Pembelajaran kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Pembelajaran

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    30/177

    13

    3) Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, danmencapai kesimpulan berdasarkan inferesi ataujudgementyang baik.

    b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.Menurut Resnick, bahwa model pembelajaran berbasis masalah amat

    penting dalam membantu siswa untuk performance diberbagai situasi

    orang dewasa yang penting.

    c. Menjadi pembalajaran yang mandiri.Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi

    pembelajaran yang independen dan self-regulated. Dibimbing oleh guru yang

    senantiasa memberikan semangat dan reward ketika mereka mengajukan

    pertanyaan dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak siswa

    belajar untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri.

    Pembelajaran berbasis masalah mampu mendorong siswa untuk

    memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, menyelidiki dan memberi

    solusi pada masalah tertentu. Di bawah ini merupakan sebagian besar alasan

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    31/177

    14

    4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalaha. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah, adalah16:

    1) Realistis dengan kehidupan siswa2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa3) Memupuk sifat inquiri siswa4) Retensi konsep jadi kuat5) Memupuk kemampuanproblem solving

    Sebagai suatu pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa

    kelebihan, seperti17:

    1) Merupakan tenik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.2) Dapat menantang kemampua siswa serta memberikan kepuasan untuk

    menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

    3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.4) Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka

    untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    32/177

    15

    10) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajarsekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

    Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang

    dibutuhkan dalam pengajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati

    kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan

    sistem manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh

    sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif

    Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur

    dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar

    pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.

    Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang

    ditekankan.

    b. KekuranganDisamping kelebihan pembelajaran berbasis masalah memiliki

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    33/177

    16

    5. Hakikat Pembelajaran dan Hasil Belajara. Pengertian Pembelajaran

    Kata pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction, yang

    banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak

    dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa

    sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh

    perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa

    mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan

    bahan media cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya,

    sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam

    mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi

    guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang

    diungkapkan Gagne, yang menyatakan bahwa instruction is a set of event

    that effect learners in such a way that earning is facilitated . Oleh karena itu

    menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    34/177

    17

    pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh peserta didik dalam mengajar

    (teaching) dan peserta didik belajar (learning). Hubungan tersebut

    mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini.

    Jadi, bila terjadi hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, peserta

    didik akan berusaha sungguh-sungguh masuk kedalam kegiatan ini. Hal ini

    terjadi karena selain murid memiliki insting peniruan, juga karena murid

    memiliki rasa senang yang diperolehnya dari hubungan positif dengan

    gurunya. Semakin besar keterlibatan murid pada kegiatan ini tentu semakin

    besar pula kemungkinan murid memahami dan menguasai bahan pelajaran

    yang disajikan, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kualitas hubungan

    antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan proses pembelajaran

    yang efektif.22

    Menurut Gagne belajar merupkan kegiatan yang kompleks. Hasil

    belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar siswa memiliki keterampilan,

    pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya capability tersebut dari simulasi

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    35/177

    18

    permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Ciri ciri perubahan

    dalam pengertian belajar menurut Slameto, meliputi:25

    1)Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang kurangnyasadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah,

    kecakapannya berkembang, dan lainlain.

    2)Perubahan dalam belajar bersifat berkelanjutan dan fungsional. Belajarbukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan

    setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.

    3)Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menujuperubahan yang lebih baik.

    4)Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jikaperubahan itu hanya sesaat.

    5)Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseoranghendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui

    belajar.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    36/177

    19

    2)Terdapat mekanisme, prosedur, langkah langkah, metode dan teknikyang direncanakan dan didisain untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan.

    3)Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.4)Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya

    kegiatan belajar mengajar.

    5)Aktor guru yang cermat dan tepat.6)Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi

    masingmasing.

    7)Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.8)Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.

    Dari beberapa teori diatas pembelajaran dapat disimpulkan sebagai

    suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

    perubahan perilaku yang baru secara keseluruahan, sebagai hasil dari

    pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    37/177

    20

    banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam

    jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni:

    pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperhension), penerapan

    (application), analisis (analysis), sintesis (synthensis), dan evaluasi

    (evaluation).28

    Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu

    peruabahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil

    atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor, adapun

    faktor-faktor tersebut adalah:29

    Faktor-faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi tiga, yaitu faktor dari

    internal, eksternal dan instrumen:30

    1. Faktor internala) Faktor fisiologis

    Secara umum faktor fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak

    dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    38/177

    21

    (2)Perhatian, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek.

    (3)Minat dan bakat menurut Hilgard, sebagai kecenderungan yangtetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

    Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

    (4)Motif dan motivasi, adalah sebagai uapaya yang mendorongseseorang untuk melakukan sesuatu.

    (5)Kognitif dan daya nalar. Kognitif merupakan berfikir danpenalaran merupakan dasar yang paling menentukan dari

    kemampuan berpikir analitis dan sintesis.

    2. Faktor eksternala) Lingkungan

    Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.

    Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula

    berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu ,

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    39/177

    22

    Faktor-faktor yangmempengaruhibelajar

    Internal

    Eksternal

    Fisiologis

    Psikologis

    Kondisi fisiologis umum

    Kondisi panca indera

    Intelegensi

    Perhatian

    Motif dan motivasi

    Minat dan bakat

    Kognitif dan daya nalar

    Lingkungan

    Instrumental

    Alam

    Sosial

    Kurikulum

    Sarana dan fasilitas

    Guru

    23

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    40/177

    23

    Pengkajian dan praktek kimia memainkan peranan penting dalam

    membentuk peradaban kita. Konsep-konsep falsafah kita mengenai sifat dasar

    kehidupan, produksi makanan, obat dan senjata, pengaruh pada lingkungan yang

    memberi makan dan mendukung kita. Semuanya ini dan praktis telah

    dipengaruhi oleh perkembangan kimia. Dipihak lain, ahli-ahli kimia membantu

    menciptakan dan memproduksikan kebanyakan bahan yang dinikmati oleh

    masyarakat modern.33

    Ilmu kimia merupakan ilmu rekayasa materi, yaitu mengubah suatu materi

    menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut diperlukan

    pengetahuan mengenai susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta

    energi yang menyertai perubahan tersebut.

    Kimia sering disebut sebagai "central science" karena menghubungkan

    berbagi ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan nanoteknologi, biologi, farmasi,

    kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai

    subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbgai disiplin ilmu.

    24

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    41/177

    24

    Setiap rekasi kimia memiliki kecepatan yang berbeda beda. Ada

    reaksi kimia yang berlangsung cepat, adapula yang bereaksi lambat. Reaksi

    pembakaran bensin dalam mesin berlangsung sangat cepat, sedangkan reaksi

    pengkaratan besi dan pembentukan beton dari semen, air dan pasir berlangsung

    lambat. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi?35

    Dalam fisika, istilah laju digunakan untuk menyatakan besar

    perpindahan suatu benda tiap satuan waktu. Akan tetapi, dalam kimia, laju reaksi

    didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan berkurangnya jumlah zat-zat

    pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap satuan

    waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia biasanya

    dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai

    ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat

    hasil reaksi tiap satuan waktu. Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan: 36

    A BKeterangan:

    25

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    42/177

    25

    nilai negatif laju reaksi yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-zat pereaksi

    menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang.37

    Kadang-kadang, suatu reaksi kimia melibatkan beberapa zat yang

    perbadingan jumlah molnya dinyatakan dengan koefisien reaksi, sehingga

    persamaan kimianya dapat dituliskan sebgai berikut.38

    pA + qB rC + sD

    Keterangan:

    A, B = zat-zat pereaksi

    C,D = zat-zat hasil reaksi

    p, q, r, s = koefisien reaksi

    Laju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan

    persamaan kimia di atas dapat ditentukan sebagai berikut.

    v = - t

    A

    p

    1=-

    t

    B

    q

    1=+

    t

    C

    r

    1=+

    t

    D

    s

    1

    Pada dasarnya, terdapat beberapa cara sederhana dalam mengukur laju

    26

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    43/177

    26

    Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi

    berdasarkan konsentrasi zat-zat pereaksi. Pada umumya, laju reaksi hanya

    bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui

    percobaan. Lihat gambar dibawah ini:

    Untuk reaksi A + B C + D, maka persamaan laju reaksinya dapat

    dinyatakan sebagai berikut.39

    v = k [A]m

    [B]n

    C + DHasil reaksi

    A + BPereaksi

    Jumlah molekul

    Waktu/s

    A + BC + D

    27

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    44/177

    27

    a. Orde ReaksiDalam suatu reaksi kimia, penambahan konsenrasi zat-zat pereaksi

    dapat meningkatkan laju reaksi. Berkaitan penambahan konsentrasi zat

    pereaksi, maka dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang

    disebut dengan orde reaksi. Dalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai

    bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan penambahan laju reaksi karena

    penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. Sebagai contoh, jika konsentrasi

    suatu pereaksi dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi

    meningkat nkali, maka hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi

    zat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.41

    mq= n

    Keterangan:

    q = orde reaksi

    m = kenaikan konsentrasi

    n = kenaikan laju reaksi

    28

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    45/177

    28

    2) Orde reaksi SatuJika orde reaksi suatu zat sama dengan satu, berarti penambahan konsentrasi

    akan berbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.44

    v = k [A]1= k [A]

    3) Orde reaksi duaJika orde reaksi zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akan

    meningkatkan reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat

    Laju reaksi

    Konsentrasi

    Laju reaksi

    Konsentrasi

    29

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    46/177

    zat baru. Bagaimanakah hubungan gerakan partikel-partikel zat dengan reaksi

    kimia zat tersebut?46

    Alasan bagaimana zat-zat tersebut dapat mengalami reaksi kimia dapat

    dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan. Menurut tumbukan satu sama

    lain dengan energi yang cukup untuk belangsungn reaksi tersebut. Dengan kata

    lain, agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung, maka harus terjadi tumbukan

    yang efektif antara partikel-partikel zat-zat yang bereaksi. Tumbukan yang

    efektif tersebut dapat terjadi apabila partikel-partikel tersebut mempunyai

    energi kinetik yang cukup besar, sehingga memungkinkan terjadinya

    perombakan (perubahan) pada struktur ikatan antar atom zat.47

    Energi kinetik minimun yang harus dimiliki partikel untuk

    menghasilkan tumbukan efektif yang dapat mengahsilkan suatu reaksi kimia

    disebut energi aktivasi. Jika partikel-partikel suatu zat memiliki energi aktivasi

    (Ea) yang kecil, maka zat tersebut mudah bereaksi, sebaliknya jika partikel-

    partikel suatu zat memiliki energi aktivasi yang besar, maka zat tersebut sukar

    30

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    47/177

    2) Dua buah molekul yang bertumbukan dalam posisi ruang yang tepat,tumbukan keduanya menghasilkan reaksi.

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju reaksiPada dasarnya, laju suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, diantaranya luas permukaan, suhu, konsentrasi, tekanan, dan katalis.

    1)Luas permukaanPada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan

    mempengaruhi laju reaksi. Oleh karena itu, luas permukaan zat padat akan

    mempengaruhi seberapa cepat reaksi tersebut berlangsung. Zat padat yang

    B

    B

    A

    A+

    B

    B

    A

    A

    A

    A B

    B

    Tumbukan molekul-molekul yang tepat mengahsilkan reaksi

    31

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    48/177

    2)SuhuPerubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Pada

    umumnya, kenaikan suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik,

    maka partikel-partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap

    kalor (energi), sehingga energi kinetik partikel-partikel tersebut meningkat

    oleh karena itu, dengan meningkatnya suhu, maka semakin banyak patikel

    yang mempunyai energi kinetik lebih besar dari energi aktivasi. Keadaan ini

    memungkinkan terjadinya lebih banyak tumbukan efektif antara partikel-

    partikel, sehingga reaksi berlangsung dengan lebih cepat.52

    Berdasarkan hasil eksperimen, setiap kenaikan suhu sebesar 100 0C,

    maka laju reaksi akan meningkat dua kali. Hubungan laju reaksi dengan

    peningkatan suhu dapat dinyatakan secara matematis.53

    v = 102T

    v0

    Keterangan:

    V = laju reaksi pada suhu tertentu

    32

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    49/177

    pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua

    partikel yang berdekatan relatif rapat, sehingga muda bertumbukkan. Oleh

    karena itu, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak

    partikel yang terdapat dalam larutan. Jadi, apabila suatu larutan direaksikan

    dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan mudah bereaksi ada larutan yang

    pekat.55

    4)TekananAnda harus tahu bahwa partikel-partikel (atom atau molekul) dalam

    suatu gas sangat berjauhan (tersebar). Pada dasarnya, tekanan

    mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkan gas. Semakin besar tekanan

    semakin cepat laju reaksinya dan semakin kecil tekanan gas semakin lambat

    laju reaksinya. Agar dua buah zat kimia bereaksi, maka harus terdapat

    tumbukan diantara partikel-partikelnya. Dengan demikian meningkatkan

    tekanan, maka kita menekan partike-partikel tersebut bersama-sama

    sehingga kita akan meningkatkan frekuensi tumbukan diantara partikel-

    33

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    50/177

    Salah satu reaksi dengan menggunkan katalis adalah reaksi pembuatan

    gas oksigen melalui pemanasan kalium klorat (KClO3). Pada kondisi normal

    (tanpa katalis), reaksi pemanasan KClO3tersebut berlangsung lambat. Akan

    tetapi, dengan penambahan katalis mangan dioksida (MnO2) atau batu kawi

    reaksi tersebut berlangsung lebih cepat pada suhu yang tidak terlalu tinggi,

    dan pada akhir reaksi, katalis MnO2tersebut diperoleh kembali.58

    2 KClO3 (s) 2KCl(s)+ O3 (g)

    2 KClO3 (s) 2KCl(s)+ O3 (g)

    Katalis banyak digunakan dalam industri, misalnya vanadium

    pentoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam industri asam sulfat(H2SO4) melalui proses kontak dan serbuk besi (Fe) digunakan sebagai

    katalis dalam industri amonia (NH3) melalui prosesHaber-Bosch.59

    Disadari atau tidak, reaksi-reaksi kimia dalam tubuh manusia juga

    dipercepat oleh katalis yang disebut dengan enzim. Dalam hal ini, enzim

    Tanpa katalis

    Menggunakan katalis MnO2

    34

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    51/177

    disimpulkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dalam

    proses dan pemahaman disetiap siklusnya.61

    Susriyati Mahanal dkk, Judul Penerapan Pembelajaran Masalah dengan

    Strategi Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains Untuk

    Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI jenderal

    Sudirman Malang, yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode STAD pada

    pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif untuk

    meningkatkan berpikir kritis.62

    Elsa Krisanti Mulia dan Dainursanti Judul Mengembangkan

    Kecakapan Skill (process skill) melalui Penerapan Metode Belajar Berbasis

    Masalah (Problem Based Learning) pada Mata Ajaran Kimia Analitik, dapatdismpulkan bahwa model ini mampu meningkatnya keterampilan proses dalam

    mata kuliah kimia Analitik.63

    Ni Made Suci dengan judul penelitian Penerapan ModelProblem Based

    Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar

    35

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    52/177

    mahasiswa karena dengan model ini mahasiswa dapat mengeksploitasi

    pengetahuan awalnya.64

    Jackie O'kelly, dengan judul penelitian Designing a Hibrid Problem

    Based Learning (PBL) Course: a Case Study of First Year Computer Science

    in NUI, MAYNOOTH. Model Problem Based Learning (PBL) dapat

    diimplementasikan oleh siswa hingga dapat berdampak baik bagi lingkungan.

    Model ini menyediakan cara yang mampu membantu siswa dalam masalah

    yang abstrak. Masalah yang diberikan dapat menumbuhkan pemikiran kritis,

    keterampilan berkomunikasi secara verbal maupun tertulis dan kemampuan

    mereka untuk bekerja dalam kelompok. Hal ini membantu siswa dalam

    membentuk sifat menerima dan menghindari individualis.65Abd. Qohar dkk, dengan judul Penelitian Upaya Meningkatkan

    Kemampuan Bernalar Mahasiswa dalam Pembelajaran Pemrograman

    Komputer melalui Penekatan Masalah, dapat disimpulkan pembelajaran dasar-

    dasar komputer dengan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan

    36

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    53/177

    Pdagogy and Content Knowledge, dapat disimpulkan bahwa Problem Based

    Learning mampu meningkatkan kemampuan calon guru dalam

    mengintegrasikan tekhnologi dan kontent pengetahuannya dalam pendidikan.68

    Yuswanti Ariani Wirahayu dan Marhadi Slamet Kristianto dengan judul

    penelitian Peningkatan Pemahaman Geografi dengan Strategi Pembelajaran

    Berbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di

    Kelas X SMAN I Batu, dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah

    dapat menigkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan

    pemahaman siswa dalam mata pelajaran geografi khususnya pada materi

    sejarah terbentuknya bumi dan tata surya.69

    Wafroturrohmah dan Suyatmini dengan judul penelitian PenggunaanMetode Problem Base Learning Untuk Meningkatkan Kemempuan Belajar

    Mandiri Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akutansi pada Matakuliah Akutansi

    Perpajakan, dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learningdapat

    meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa jurusan pendidikan

    37

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    54/177

    gaya belajarnya. Inilah yang dapat mempengaruhi pembelajaran baik secara

    internal (dalam diri siswa) maupun ekternal (lingkungan).

    Pembelajaran model Probel Based Learning (PBL) menuntut anak

    dapat berperan aktif dan memecahkan masalah, hal ini akan membantu anak

    dalam kemampuan berpikir, itu semua dapat dilihat dari hasil belajar anak

    (secara kognitif). Hal inilah model problem based learning (PBL) sangatmembantu dalam proses belajar mengajar kimia.

    Pada model Problem Based Learning(PBL) tidak hanya melatih anak

    dalam memecahan masalah dan berpikir kreatif, melainkan menuntun anak

    untuk lebih aktif serta dapat memiliki keterampilan berkomunikasi. Dengan

    model PBL ini diharapkan siswapun terdorong dalam keilmuan baik sainsmaupun umum. Hal ini sudah ditemukan dari beberapa penelitian sebelumnya,

    bahwa PBL sangatlah berengaruh baik pada sistem kognitif maupun motivasi

    anak, seperti penelitian Ni Made Suci mengalamai kenaikan hasil belajar pada

    pretestrata-rata 56 sedangkan setelah diadakan treatmentmeningkat menjadi

    38

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    55/177

    Hasil Belajar PBL

    INTERNAL

    Faktor yangmempengaruhi Hasil

    Belajar

    1.Faktor lingkungankeluarga

    2.Faktor lingkungansekolah

    EKSTERNAL

    Karakteristik :1. Dapat memecahkan

    masalah.2. Dapat berkerjasama3. Studen center.4. Belajar mandiri5. Pengumpulan

    informasi-informasi.

    Penetapan Model

    Kognitif

    Afektif

    Psikomotorik

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    56/177

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian model Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan di

    SMAN I Sukatani Bekasi pada semester ganjil kelas XI IPA tahun ajaran

    2010/2011. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 02

    Oktober 2010.

    B.Metode Penelitian dan Desain Penelitian1. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen,

    yaitu penelitian yang mempunyai kelompok-kelompok kontrol, tetapi tidak

    dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

    40

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    57/177

    O1 =Pretest(hasil sebelum dilaksanakan treatment)

    O2 =Posttest(hasil setelah dilaksanakan treatment)

    X1 = TreatmentModelProblem Based Learning(PBL)

    X2 =Menggunakan metode yang sering digunakan (konvensional)

    C.Populasi sampel dan Teknik Pengambilan SampelPopulasi penelitian adalah seluruh siswa SMAN I Sukatani Bekasi dan

    populasi target adalah siswa kelas XI SMAN 1 Sukatani tahun ajaran

    2010/2011. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1

    Sukatani Bekasi.

    Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraPurposive sample,karena

    dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau

    daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.3Maka, diperoleh kelas XI

    IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol, karena

    memiliki kemampuan yang sama sebagai sampel penelitian.

    41

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    58/177

    Dari gambar 3.1 menunjukan bahwa hasil penelitian merupakan didapat

    dari sampel, dan sampel bagian dari populasi akses, sedangkan populasi akses

    merupakan bagian dari populasi target.

    D.Variabel PenelitianVariabel penelitianadalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

    diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

    hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger menyatakan bahwa

    variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.5 Jadi Variabel

    penelitian dapat disimpulkan yaitu segala sesuatu yang menjadi objek

    pengamatan penelitian atau sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

    atau gejala yang akan diteliti.

    Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

    X = ModelProblem Based Learningsebagai variabel bebas.

    Y = Hasil belajar kimia sebagai variabel terikat.

    42

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    59/177

    Y

    Hasil belajar atau achievement

    merupakan realisasi dari

    kecakapan-kecakapan potensi

    atau kepastian yang dimiliki

    oleh seseorang dapat dilihat

    dari perilakunya, baik perilakudalam bentuk penguasaan

    pengetahuan, keterampilan

    berfikir maupun keterampilan

    motorik

    Merupakan kemampuan

    kognitif yang diperoleh

    dengan memberikan tes

    uraian (subjektif).

    Dari tabel 3.2 menunjukan definisi konsep dan oprasional dari kedua variabel.

    Variabel bebas yaitu model Problem Based Learning (PBL) dan varaibel

    terikatnya yaitu hasil belajar.

    Model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model yang

    beradasrkan konstruktivisme, siswa dituntut dapat menyelesaikan masalah,

    berpikir kritis dan menemukan solusi dengan mengevaluasi masalah yang

    43

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    60/177

    Hasil belajar secara konseptual merupakan hasil dari proses belajar

    mengajar dan berupa Achivment atau penilaian. Pada umumnya hasil belajar

    dapat dilihat tidak hanya pada nilai pelajaran yang diujikan, tetapi dapat berupa

    nilai apektif atau aplikasi dari teori dan kognitif.

    E.Teknik Pengumpulan DataPada pelaksanaan pengumpulan data, peneliti terlibat langsung, baik

    dalam mengolah maupun menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

    Pengumpulan data diambil dengan Test.

    Test yang digunakan adalah pretest-posttest anak pada proses

    pembelajaran. Sebelum treatmentanak diberikan pretestpada kelas eksperimen

    dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal dari kedu kelas tersebut,

    sehingga kelas eksperimen dan kontrol pantas atau tidak untuk dijadikan sampel

    penelitian. Setelah itu diadakannya treatment bagi kelompok eksperimen

    sedangkan kelompok kontrol dengan konvensional barulah diberi posttest pada

    44

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    61/177

    hanya dalam bentuk hafalan. 6Adapun kisi kisi instrumen dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini:

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

    No Indikator Taksonomi Bloom

    1 Menjelaskan pengertian laju

    reaksi

    C1 C2 C3 C4 C5 C6

    2*, 3 1

    2 Menghitung laju reaksi darifaktor-faktor yang

    mempengaruhinya.

    4, 5 6*

    3 Menjelaskan hubunganantara laju reaksi dengan

    ordenya

    7 8* 9

    4 Mampu menjelaskan teoritumbukan untuk

    menjelaskan faktor penentu

    laju reaksi.

    10*

    11 12

    5 Mampu menghitung

    persamaan laju reaksi dan

    orde reaksi

    13, 14*,

    15

    6 Menyebutkan manfaat laju

    reaksi dalam kehidupansehari-hari.

    1816,

    17*

    45

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    62/177

    1. Tingkat kesukaranTingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional

    paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupkan proposri atau

    perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa

    yang mengikuti test.7

    Rumus tingkat kesukaran:

    P = B/N

    Keterangan:

    P = Proporsi (indeks kesukaran)

    B = Jumlah siswa yang menjawab benar

    N = Jumlah peserta test

    2. Daya bedaDaya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam

    membedakan kelompok-kelompok siswa antara kelompok siswa yang

    pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.8

    46

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    63/177

    Keterangan :

    rit = koofisien korelasi antara skor butir dengan skor total

    axi2 = jumlah kuadrat devisi skor dari xi

    2

    axt2 = jumlah kuadrat deviasi skor dari xt

    2

    axixt = jumlah deviasi skor dari xixt

    Reabilitas (rely+ ability = reability) bermakna: keterpercayaan, keajegan,

    kestabilan atau konsisten. Sejauh ini dapat diartikan hasil suatu

    pengukuran yang dapat dipercaya.

    Rumus reabilitas :

    rii=

    2

    2

    11 St

    Sikk

    Keterangan :

    rii = koefisien reabilitas tes

    k = jumlah butir

    47

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    64/177

    Keterangan :

    rii = koefisien reliabilitas tes

    k = jumlah butir

    piqi = varians skor butir

    pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

    qi = proporsi jawaban salah untuk butir i

    St2 = varaians skor total

    H.Teknik Analisis Data1. Pengujian Prasyarat Analisis

    a. Uji normalitas dataUji normalitas secara parametrik dengan menggunakan penaksiran rata-

    rata dan simpangan baku. Uji normalitas data ini dilakukan untuk

    mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.

    Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lielifors dengan taraf

    48

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    65/177

    3)Hitung proporsi Z1,Z2,..,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi,maka proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

    S(Zi) =banyaknya Z1, Z2, .Zn yang Zi dibagi n

    4)Hitung selisih F(Zi)S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.5)Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai

    ini dinamakan Lo.

    6)Memberikan interpretasi, Lo dengan membandingkan dengan Lt. Ltadalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji lielifors.

    7)Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt, yang telahdidapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal.

    b. Uji homogenitasUntuk menentukan rumus t-test, maka harus menemukan kehomogenan

    sampel tersebut dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan

    dengan uji Fischer, yaitu dengan menguji varians dari kedua sampel

    49

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    66/177

    2

    11

    21

    2211

    nn

    vnvn

    21

    11

    21

    nndsg

    XXt

    2. Pengujian hipotesisBila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka dapat

    digunakan rumus t-test Polled Varians. Jika yang digunakan derajat

    kebebasannya (dk) yang digunakan sebesar n1 + n2 2 pada taraf

    signifikansi = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:13

    dengan dsg =

    Keterangan:

    1

    X rata-rata data kelompok eksperimen

    2X rata-rata data kelompok kontrol

    dsg = nilai deviasi standar gabungan

    n1 = banyaknya data kelompok eksperimen

    n2 = banyaknya data kelompok kontrol

    v1 = varians data kelompok eksperimen

    50

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    67/177

    Ho : 1 < 2

    H1: 1 > 2

    Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modelProblem

    Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju

    Reaksi.

    H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem

    Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju

    Reaksi.

    Dengan:

    1= rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa menggunakan model Problem Based

    Learning(PBL) dalam pembelajaran.2= rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa tanpa menggunakan model Problem

    Based Learning(PBL) dalam pembelajaran.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    68/177

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian ini adalah hasil data pretest dan posttest dari dua kelas,

    yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum menerapakan pembelajaran

    model Problem Based Learning (PBL), kedua kelas masing-masing diberikan

    pretest. Pretest ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal peserta didik

    mengenai kosep Laju Reaksi. Setelah masing-masing kelas melakukan proses

    belajar dengan perlakuan yang berbeda, setelah itu pada masing-masing kelas

    dilakukanposttestyang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasilbelajar peserta didik.

    A.Hasil penelitian1. Perbandingan hasil pretestsiswa kelas eksperimen dan kontrol

    52

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    69/177

    kelas kontrol, sedangkan modus 17,9 untuk kelas eksperimen dan 19,1 untuk

    kelas kontrol.

    Distribusi frekuensi biasanya dipakai sebagai data persiapan untuk uji

    selanjutnya. Adapun data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dibawah

    ini:

    Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Nilai pretestsiswa kelas eksperimen dan kontrol

    No

    Interval

    kelas

    eksperimen

    Frekuensi Interval

    kelas

    kontrol

    Frekuensi

    AbsoluteRelative

    (%)Absolute

    Relative

    (%)

    1 1215 5 15,625 310 9 28,125

    2 1619 8 25 1118 8 25

    3 2023 6 18,75 1926 10 31,25

    4 2427 7 21,875 2734 2 6,25

    5 2831 2 6,25 3542 1 3,125

    6 3235 3 9,375 4350 2 6,25

    7 3639 1 3,125 - - -

    Jumlah 32 100 % Jumlah 32 100%

    53

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    70/177

    Tabel 4.3 Perbandingan hasil posttestkelas eksperimen dan kontrol

    Data Kelas eksperimen Kelas kontrol

    Nilai maksimum 97 60

    Nilai minimum 22 20

    Mean 61,25 36,125

    Median 63,7 33,5

    Modus 64,7 30Rentang kelas (R) 75 40

    Interval (I) 12 7

    Standar Deviasi (SD) 14,4 10

    Berdasarkan tabel 4.3 dariposttestdiketahui nilai rata-rata 61,25 untuk

    kelas eksperimen (XI IPA 4) dan nilai rata-rata 36,125 untuk kelas kontrol (XIIPA 5), masing-masing memiliki standar deviasi 14,4 untuk kelas eksperimen

    dan 10 untuk kelas kontrol, median 63,7 untuk kelas eksperimen dan 33,5

    untuk kelas kontrol, sedangkan modus 64,7 untuk kelas eksperimen dan 30

    untuk kelas kontrol.

    54

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    71/177

    terendah pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada interval 20

    26. Dapat

    dilihat pada lampiran 14.

    B.Pengujian Prasyarat Pengambilan SampelBerdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, pada pengujian

    prasyarat sampel ini membutuhkan data pretestdari kelas eksperimen maupunkelas kontrol. Rata-ratapretestkelas eksperimen sebesar 22,25 dan kelas kontrol

    18,5. Pretest diujiakan pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum dilakukan

    perlakuan. Untuk melakukan uji prasyarat sampel maka, data tersebut harus

    dihitung, normalitas dan homogenitas, setelah keduanya dihitung dapat

    dilanjutkan pada uji parametrik atau nonparametrik.1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji

    normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

    atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi Lhit 2

    Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretets kelas

    eksperimen dengan kelas kontrol.Hasil uji hipotesis sampel kedua kelas penelitian dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 4.8 Uji hipotesis sampel kelas Eksperimen dan Kontrol

    DataPretest

    K l k i K l t l

    57

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    74/177

    C.Pengujian Prasyarat AnalisisBerdasarkan data yang sudah dipaparkan, pada pengujian prasyarat

    analisis dibutuhkan dataposttestdari kelas eksperimen dan kontrol.Posttestini

    diambil setelah dilakukanya perlakuan, rata-rata kelas eksperimen sebesar 61,26

    dan kelas kontrol 36,125. Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan

    pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dan pada kelas kontrolmenggunakan pembelajaran konvensional. Untuk melakukan uji prasyarat

    hipotesis, data terlebih dahulu harus dihitung normalitas dan homogenitasnya,

    setelah itu dapat dilanjutkan pada uji parametrik atau non parametrik untuk uji

    hipotesis.

    1.

    Uji NormalitasUji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji

    normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

    atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila Lhit< Ltabdengan

    derajat kebebasan masing-masing 32 untuk kelas eksperimen dan kontrol

    58

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    75/177

    Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Posttestpada kelas kontrolKeterangan Test N Lhit Ltab Kesimpulan data

    Kelompok

    eksperimenPosttest 32 0,1217 0,1560 Berdistribusi normal

    Pada tabel 4.10 diketahui Lhit= 0,1217 sedangkan Ltab= 0,1560 pada taraf

    signifikan 95% dengan derajat kebebasan 32, dengan ketentuan Lhit < Ltab

    atau 0,1217 < 0,1560 maka dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut

    berdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

    2. Uji HomogenitasSetelah kedua sampel dapat dinyatakan berdistribusi normal pada

    dataposttestbaik kelas eksperimen dan kontrol, maka selanjutnya dicari nilai

    homogenitas. Dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan uji Fisher.

    Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu kedua kelas dinyatakan homogen

    apabila Fhit< Ftab. Homogenitas setelah dilakukannya perlakuan menyatakan

    bahwa kedua kelas memeiliki kemampuan yang homogen

    59

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    76/177

    3. Uji hipotesisSetelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa hasil posttest

    berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian data hasil belajar

    kedua kelas dialnjutkan pada analisis berikutnya, yaitu uji hipotesis. Untuk

    hasilposttestmenggunakan uji-t dengan kriteria:

    Ho : 1< 2

    Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model

    Problem Based Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju

    reaksi.

    H1 : 1> 2

    H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modelProblemBased Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju reaksi.

    Dengan:

    1 < 2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

    posttestkelas eksperimen dengan kelas kontrol

    60

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    77/177

    masing 32. Dengan kriteria thit> ttab untuk penerimaan H1, Nilai thit= 5,8 danttab= 1,38 maka 5,8 > 1,38 sehingga dari penelitian ini adanya pengaruh hasil

    belajar kimia siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning

    (PBL), yang dilihat dari terdapatnya perbedaan rata-rata hasil belajar kimia

    siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Perhitungan dapat dilihat pada

    lampiran 19.

    D.PembahasanPada dasarnya belajar merupakan aktifitas positif yang mendorong

    siswa lebih kreatif dan berpikir kritis, hingga tidak hanya pemahaman melainkan

    adanya perubahan sikap. Pada penelitian inipun modelProblem Based Learningmenuntut siswa belajar mandiri (student centered) dengan memberikan

    masalahmasalah yang tidak jauh pada kehidupan seharihari, dan siswa mampu

    memberikan solusi dari masalah tersebut.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kelas eksperimen dan kontrol

    61

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    78/177

    Setelah dilakukan perlakuan sampel diujikan dengan posttest, dataposttest yang sudah ada dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah

    pada uji hipotesis. Data yang didapat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen

    dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi Lhit < Ltab pada taraf

    signifikan 95%. Selain itu bersifat homogen didapat nilai Fhit= 1,44 dan Ftab =

    1,77, karena memenuhi syarat homogenitas yaitu Fhit< Ftabatau 1,44 < 1,77 padataraf signifikan 95%, setelah data tersebut bersifat normalitas dan homogenitas,

    maka data tersebut dapat dilanjutkan pada uji hipotesis dengan uji-t. Data yang

    diperoleh pada kedua kelas tersebut yaitu thit = 5,8 dan ttab = 1,38 menunjukan

    bahwa thit > ttabatau 5,8 > 1,38. Dengan demikian Hoditolah dan menerima H1,

    bahwa adanya pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibanding kelaskontrol dengan menggunakan modelProblem Based Learningpada hasil belajar

    kimia siswa.

    Peneliti menggunakan model Problem Based Learning pada proses

    pembelajaran dengan langkah awal, guru dapat mengkondisikan siswa terlebih

    62

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    79/177

    dalam pengalaman nyata atau simulasi dan pembelajaran yang otonom danmandiri.

    1

    PembelajaranProblem Based Learningmenjadikan siswa terampil dalam

    memecahkan masalah, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplor apa yang

    mereka ketahui dengan informasi-informasi yang sudah mereka cari dan

    membuktikan melalui praktikum. Hal baru yang didapat siswa secara langsungtentunya akan memberikan kesan dan memebentuk sebuah kesimpulan dari

    masalah yang diberikan oleh siswa. Tentunya siswa akan lebih tertantang pada

    pembelajaran seperti ini, karena pembelajaran Problem Based Learning

    sangatlah erat dengan hal yang relevan pada dunia nyata.

    Model Problem Based Learning membuat pelajaran lebih bermakna

    ketika diterapkan ke dunia nyata. Dengan memilih masalah yang melibatkan

    peserta didik. Biasanya masalah diajukan dan dikembangkan dalam kelas, jika

    diperlukan siswa dapat membedakan dengan masalah lain sebagai pembanding.

    Siswa dapat meminta saran dan masukan tentang proses dan prosedur yang akan

    63

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    80/177

    berinteraksi mengajukan pertanyaan

    pertanyaan, membahas ide

    ide, belajar darisiswa lainnya, serta mengemukakan kritikan yang membangun. Hal inilah yang

    memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep

    laju reaksi dengan menggunakan modelProblem Based Learning.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    81/177

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

    Learning (PBL) terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari

    hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji-t pada taraf signifikan 95%, didapat

    hasil thit > ttab atau 5,8 > 1,38 data tersebut dapat disimpulkan bahwa H0ditolak

    dan menerima H1atau adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajarkimia siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada konsep laju

    reaksi. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa hasil belajar kimia siswa

    dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)

    lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

    65

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    82/177

    DAFTAR PUSTAKA

    Amir, Taufiq, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1.

    Arends, Richard I, Learning To Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008. cet Ke-1.

    Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

    Barell, John, Problem Based Learning an inqury approach, A SagePublications Company, London. 2007.

    Bosung Kim, Hyo-Jeong So, Learning About Problem Based Learning:Student Teachers Integrating Technology, Pdagogy and Content

    Knowledge, Journal of Educational Technology from NahayangTechnological Universitas, 25 Jan 2009.

    Chapman Carolyn Differentiated Assessment Strategies California:

    66

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    83/177

    Pemecahan Masalah, Jurusan Matematika FMIPA UniversitasNegeri Malang, 2007.

    Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009, cet. Ke-1.

    Ruhan zkarde Tandoan, Orhan Akinolu, The Effects of Problem-BasedActive Learning in Science Education on Students Academic

    Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal ofMathematics, Science & Technology Education, 2007.

    Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar ProsesPendidikan,Jakarta: Fajar Interpratama. 2009. Cet. Ke-6.

    Setiawan, I Gusti Agung Nyoman, Penerapan Pengajaran KontekstualBerbasis Masalah Untuk meningktakan Hasil belajar Biologi Siswa

    Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja, Jurnal Penelitian danPengembangan Pendidikan Undiksha April, 2008.

    Shaleh, Abdul Rahman,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,Jakarta: Prenada Media, 2005, cet. Ke-2.

    S d P bl B d l i t d b l j t k

    67

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    84/177

    Sutardi, Didin dkk, Pembelajaran dalam PBM di SD,Bandung: UPI Press2007 cet. Ke-1.

    Suyatmini, Wafroturrohman,Penggunaan Metode Problem Based LearningUntuk meningkatkan kemampuan Belajar Mandiri Mahasiswa

    Jurusan Pendidikan Akuntansi Pada Mata Kuliah Akutansi

    Perpajakan, Jurnal Pendidikan FKIP Universitas MuhamadiyahSurakarta Desember, 2008.

    Syaefudin, Udin dkk,Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI Press 2006.

    Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta:Prenada Media Group, 2010, cet. Ke-2.

    Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti,jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007.

    Ukim Komarudin, Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep danAplikasunya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

    Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu TinjauanKonseptual Operasional, Jakarta: Sinar Grafika Offest, 2009, cetk 1

    68

    Lampiran 1

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    85/177

    RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

    KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI

    Kelas Eksperimen

    Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani

    Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : X1.1/1

    Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

    Pertemuan : ke-1

    Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

    faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan

    percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lajureaksi.

    Indikator : 1. Menjelaskan pengertian dari laju reaksi

    2. Mampu menghitung melalui definisi laju reaksi

    3. Menjelaskan hubungan antara laju reaksi dengan ordenya

    69

    B = zat-zat hasil reaksi.Maka laju reaksinya dapat dinyatkan dengan persamaan sebagai berikut

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    86/177

    Maka laju reaksinya dapat dinyatkan dengan persamaan sebagai berikut.

    v = - atau v = +

    keterangan:v = laju reaksi [A] = perubahan konsentrasi [B] = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksiLaju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan kimia di atasdapat ditentukan sebagai berikut.

    v = - =- =+ =+

    Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi berdasarkan konsentrasizat-zat pereaksi. Pada umumya, laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Untuk reaksi A + B C + D,maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut.v = k [A]

    m[B]

    n

    Keterangan:v = laju reaksiK = tetapan laju reaksi

    [A] = konsentrasi perekasi A [B] = konsentrasi pereaksi Bm = orde reaksi terhadap A n = orde reaksi terhadap Bm + n = orde reaksi total

    a. Order ReaksiDalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai bilangan pangkat (eksponen) yangmenyatakan penambahan laju reaksi karena penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. mq

    70

    reaksi?

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    87/177

    Menjelaskan tujuan daripembelajaran kita hari ini adalah;

    - Dapat mendefinisikan lajureaksi.

    - Mampu menghitung definisilaju reaksi dan hubungan ordedengan laju reaksi.

    Menyimak penjelasan gurumengenai tujuan dari

    pembelajaran hari ini.

    Tahapan inti

    Fase 2

    Mengorganisisr siswa untukbelajar10 menit

    Fase 3Membimbingpenyelidikanindividual dankelompok

    30 menit

    Fase 4Mengembangkan danmenyajikan hasil karya

    Ibu sudah membagikan LKSkepada kalian tentang laju reaksidan beberapa pertanyaan yangharus kalian pecahkan.

    Guru mengelompokkan siswa.

    Meminta agar mendiskusikan LKSyang sudah diberikan danmemcahkan soal yang ada.

    Meminta agar mengumpulkaninformasi yang sudah diketahuioleh siswa.

    Meminta agar hasil diskusi dicatat. Meminta tiap perwakilan dari

    kelompok untuk memaparkan hasil

    Menyimak penjelasan dari gurumengenai pembelajaran hari ini.

    Berkelompok sesuai dengnkelompok yang sudahditentukan.

    Mendiskusikan LKS danmengumpukan informasi-informasi yang diketahui olehsiswa serta memecahkanmasalah yang diberikan olehsiswa.

    Mencatat hasil diskusi. Menjelaskan didepan kelas hasil

    diskusi kelmpok.

    71

    Bekasi, Agustus 2010

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    88/177

    Guru Bidang Studi Guru Bidang StudiSMAN I Sukatani

    Oktri Lestari, S. Pd Diyah Rauhillah Hasni1985 1004 200902 2 002 106016200595

    72

    RPP

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    89/177

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

    KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI

    Kelas Eksperimen

    Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani

    Mata Pelajaran : Kimia

    Kelas/Semester : X1.1/1

    Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

    Pertemuan : ke-2Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

    faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Kompetensi Dasar : Memahami Teori Tumbukkan (Tabrakan) untuk menjelaskan

    faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi, dan terapannya

    dalam kehidupan sehari-hari.

    Indikator : 1. Mampu menghitung orde reaksi dan memecahkan soal

    secara berkelompok.2. Mampu menjelaskan teori tumbukan melalui faktor penentu

    laju reaksi.

    1. Model, Pendekatan dan Metodea. Model :Problem Based Learning(PBL)b. Pendekatan : Kooperatif

    73

    Jika orde reaksi suatu zat sama degan satu, berarti penambahan konsentrasi akanberbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    90/177

    berbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.v = k [A]

    1= k [A]

    3)Orde reaksi duaJika orde reaksi zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akanmeningkatkan reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat konsentrasi zattersebut.Contoh soal :a) Laju.

    X + Y Z. jika konsentrasi awal Y = 0,5 M dan setelah bereaksi dengan Xselama satu menit konsentrasnya menjadi 0,2 M, maka tentukan laju reaksitersebut terhadap Y.Penyeesaian:

    Vy= -

    = - (0,20,5) = 0,005 M/s60 s

    b) Orde.Dalam suatu percobaan untuk mengamati reksi A(g)+ B(g)C(g) diperoleh datasebagai berikut:

    No [A] M [B] M V (M/s)

    1 0,1 0,1 22 0,1 0,2 83 0,2 0,2 16

    74

    yang bereaksi. Tumbukan yang efektif tersebut dapat terjadi apabila partikel-partikeltersebut mempunyai eneri kinetik yang cukup besar, sehingga memungkinkan terjadinya

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    91/177

    p y y g p , gg g j yperombakan (perubahan) pada struktur ikatan antaratom zat.Energi kinetik minimun yang harus dimiliki partikel untuk menghasilkan tumbukan

    efektif yang dapat mengahsilkan suatu reaksi kimia disebut energi aktivasi. Jika partikel-partikel suatu zat memeilik energi aktivasi (Ea) yang kecil, maka zat tersebut mudahbereaksi, sebaliknya jika partikel-partikel suatu zat memiliki energi aktivasi yang besar,maka zat tersebut sukar bereaksi.

    3. Alat dan Bahan AjarWhite board, Makker , LKS dan Buku ajar

    4. Langkah-langkah KBMNo Tahapan dan waktu

    Aktifitas

    Guru Siswa

    Tahapan awalFase 1Orientasi siswa terhadap masalah5 menit

    BerdoaMengkondisikan kelas

    Menjelaskan tujuan daripembelajaran kita hari ini adalah;- Kalian dapat menghitung laju

    reaksi dan orde.- Sebelumnya ibu menanyakan

    kembali apa yang sudah kalianketahui dari laju reaksi:a. Apa definisi laju reaksi?b. Mengapa terjadi reaksi?c. Apa pengertian dari orde

    Berdoa Menyimak ujuan yang

    dipaparkan oleh guru, danmenjawab pertanyaan yangdiberkan oleh guru. Jawabanyang diharapkan:a. Ukuran dalam menyatakan

    perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat hasilreaksi tiap satuan waktu.

    b. Tidak tahu bu.

    75

    Guru mengelompokkan siswa. Berkelompok sesuai dengnkelompok yang sudah

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    92/177

    Fase 3Membimbing penyelidikanindividual dan kelompok35 menit

    Fase 4Mengembangkan danmenyajikan hasil karya20 menit

    Fase 5Menganalisis dan

    Meminta perwakilan tiapkelompokkan untuk mengambilamplop yang sudah disediakan.

    Meminta agar menyelesaiakanmasalah yang diberkan danmendiskusikan.

    Meminta siswa mengumpulkaninformasi yang sudah diketahuioleh siswa.

    Meminta agar hasil diskusi dicatat. Meminta setiap jawaban yang

    sudah di dapat, agar di samakandengan kartu yang sudah ditentukan dan menaruhnya di no

    soal. Meminta setiap kelompok yang

    sudah menjawab agar dapatdijelaskan kepada kelompok lain.

    Meminta setiap kelompok untukmemberi pertanyaan, tambahan,

    ditentukan. Mengmabil amplop yang berisi

    soal yang sudah disediakan olehguru.

    Mendiskusikan danmenyelesaikan soal yangdiberikan.

    Mengumpukan informasi-informasi yang diketahui olehsiswa.

    Mencatat hasil diskusi. Mengambil kartu jawaban yang

    sudah didapat dan menaruhnyadi no soal pada papan tulis.

    menjelaskan didepan kelas hasildiskusi kelmpok.

    Menjawab pertanyaan atausanggahan.

    76

    RPP

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    93/177

    ( j )

    KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI

    Kelas Eksperimen

    Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani

    Mata Pelajaran : Kimia

    Kelas/Semester : X1.1/1

    Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

    Pertemuan : ke-3Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

    faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Kompetensi Dasar : Memahami Teori Tumbukan untuk menjeaskan faktor-faktor

    penentu laju reaksi, orde reaksi dan terapannya dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Indikator : 1. Membuat uji coba/praktikum dari LKS mengenai

    faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

    1. Model, Pendekatan dan Metodea. Model :Problem Based Learning(PBL)b. Pendekatan : Kooperatifc. Metode : Ceramah bermakna, Tanya Jawab, Kerja kelompok, dan praktikum

    77

    v = v0Keterangan:

  • 5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)

    94/177

    Keterangan:V = laju reaksi pada suhu tertentu

    v0 = laju reaksi mula-mulaT = kenaikan suhu3)Konsentrasi

    Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi lajureaksi suatu zat dengan larutan tersebut. Dalam hal ini, meningkatan konsenrasi zat-zatpereaksi (dalam bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukkan antara partikel-partikel zat pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua partikelyang berdekatan relatif rapat, sehingga muda bertumbukkan. Oleh karena itu, semakin

    besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak partikel yang terdapat dalam larutan.Jadi, apabia suatu larutan direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan mudahbereaksi ada larutan yang pekat.4)Tekanan

    Anda harus tahu bahwa partikel-partikel (atom atau molekul) dalam suatu gas sangatberjauhan (tersebar). Pada dasarnya, tekanan mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkangas. Semakin besar tekanan semakin cepat laju reaksinya dan semakin kecil tekanan gassemakin lambat laju reaksinya