Upload
amalina-devi-kasturi
View
32
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
1/177
Abstrak
DIYAH RAUHILLAH HASNI. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep LAju Reaksi. Skripsi. Jakarta:
Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan model
Problem Based Learning (PBL) pada konsep Laju Reaksi. Penelitian ini dilakukan sejak
bulan Agustus Oktober 2010 di SMAN 1 Sukatani. Adapun objek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 masing-masing 32 siswa. Metode yang digunakan
adalah quasi eksperiment. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
berupa tes uraian (subjektif). Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
(rata-rata pretest = 22,25 dan rata-rata posttest = 61,25) dari pada kelompok kontrol
(rata-rata pretest= 18,5 dan rata-rata posttest= 36,125) dan dari hasil perhitungan uji-t
diperoleh nilai thit sebesar 5,8 dan ttab sebesar 1,38 atau thit > ttab. Maka dapat
disimpulkan H1 menyatakan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar
kimia siswa pada konsep laju reaksi diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa
penggunaan model Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
2/177
Abstract
DIYAH RAUHIL LAH HASNI. Effect of Model Problem Based Learning (PBL)
Against Chemical Student Learning Outcomes At the rate of reaction concept. Thesis.
Jakarta: Chemical Education Studies Program, Department of Educational Science,
Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
This study aims to determine learning outcomes through the application of the model
Problem Based Learning (PBL) on the concept of reaction rate. This research was
conducted from August until October 2010 at SMAN 1 Sukatani. The research object is
a class student XI IPA 4 and 5 each 32 students. The method used is a quasi experiment.
The instrument used to measure learning values description of the test (subjective).
Results learn student experimental group was higher (average pretest = 22.25 and
posttest mean = 61.25) than in the control group (average pretest = 18.5 and an
average posttest = 36.125) and from the results t-test calculations t-count values
obtained by 5.8 and amounted to 1.38 or t-count > t-table. Then it can be concluded H1
stated that there were significant changes to the chemistry student learning outcomes on
the concept of reaction rate received or approved. This shows that the use of Problem
Based Learning model (PBL) have a significant influence on student learning outcomes
on the concept of chemical reaction rate.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
3/177
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING(PBL)
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEPLAJU REAKSI(Quasi Eksperiment di Kelas XI IPA SMAN 1 Sukatani)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
4/177
LEMBAR PEI\GESAHAN
PENGARUH MODBL PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDLEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA KONSEP LAJU REAKSI(Quasi Eksperiment diKelas XI IPA SMAN I Sukatani)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OlehDIYAH RAUHILLAH HASNI
106016200s9s
Dibawah Bimbingan
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
5/177
LE,MBAR PENGESAHAN PANITTA UJIAN
Skripsi berjudul: '(Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)'I'erhadap I{asil Belajar Kimia Siswa pada. Konsep Laju Reaksi" diajukan kepadaFakultas llmr-r Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, olehDiyah Rauhillah Hasni, NIM. 106016200595 dan telah dinyatakan lulus dalam ujianmunaqasyah pada tanggal 08 April 2011 dihadapan dewan penguji' Karena itu, penulisberhak memperoleh gelar sarjana S1 (S'Pd) dalam bidang pendidikan kimia'
Jakarta,Tanggal
Juli 2011Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)Baiq Hana Susanti. M. ScNrP. 19700209 200003 2 001Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
t'/;ou tt
t'
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
6/177
SURAT PBRNYATAAN SENDIRI
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini,NamaTempaVtgl. LahirNIMJurusan/ProdiJudul Skripsi
DIYAH RAUHILLAH HASNIBekasi/06 Juni i988106016200s95Pendidikan IPA/KirniaPengaruh Model Problem Based Learning (PBL) TerhadapHasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi
1. Dr. Sujio Miranto, M.Pd2. Burhanudin Milama, M.Pd
Dosen Pembimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang penulis buat benar-benar hasil karya sen
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
7/177
Abstrak
DIYAH RAUHILLAH HASNI. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep LAju Reaksi. Skripsi. Jakarta:
Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan model
Problem Based Learning (PBL) pada konsep Laju Reaksi. Penelitian ini dilakukan sejak
bulan Agustus Oktober 2010 di SMAN 1 Sukatani. Adapun objek penelitian adalah
siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 masing-masing 32 siswa. Metode yang digunakan
adalah quasi eksperiment. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
berupa tes uraian (subjektif). Hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
(rata-rata pretest = 22,25 dan rata-rata posttest = 61,25) dari pada kelompok kontrol
(rata-rata pretest= 18,5 dan rata-rata posttest= 36,125) dan dari hasil perhitungan uji-t
diperoleh nilai thit sebesar 5,8 dan ttab sebesar 1,38 atau thit > ttab. Maka dapat
disimpulkan H1 menyatakan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar
kimia siswa pada konsep laju reaksi diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa
penggunaan model Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
8/177
Abstract
DIYAH RAUHILLAH HASNI. Effect of Model Problem Based Learning (PBL)
Against Chemical Student Learning Outcomes At the rate of reaction concept. Thesis.
Jakarta: Chemical Education Studies Program, Department of Educational Science,
Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
This study aims to determine learning outcomes through the application of the model
Problem Based Learning (PBL) on the concept of reaction rate. This research was
conducted from August until October 2010 at SMAN 1 Sukatani. The research object is
a class student XI IPA 4 and 5 each 32 students. The method used is a quasi experiment.
The instrument used to measure learning values description of the test (subjective).
Results learn student experimental group was higher (average pretest = 22.25 and
posttest mean = 61.25) than in the control group (average pretest = 18.5 and an
average posttest = 36.125) and from the results t-test calculations t-count values
obtained by 5.8 and amounted to 1.38 or t-count > t-table. Then it can be concluded H1
stated that there were significant changes to the chemistry student learning outcomes on
the concept of reaction rate received or approved. This shows that the use of Problem
Based Learning model (PBL) have a significant influence on student learning outcomes
on the concept of chemical reaction rate.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
9/177
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanierrahiem
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu, Skripsi. Shalawat beserta salam tercurah
kepada baginda Muhammad SAW, selaksa cahya yang terus menerangi hingga saat ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan
(S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
penelitian skripsi berlangsung selama kurang lebih 2 bulan pada tanggal 23 Agustus
02 Oktober 2010.
Laporan ini berisi tentang hasil penelitian pendidikan dengan judul Pengaruh
Model Problem Based Learni ng(PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada
Konsep Laju Reaksi. Dengan berbagai banyak dukungan laporan inipun dapat
terselesaikan dengan baik, maka beribu terimaksih penulis ucapkan kepada:
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
10/177
7. Bapak Dadang M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Sukatani, terimakasihatas izin yang diberikan hingga penulis dapat melaksanakan penelitian di
SMAN 1 Sukatani.
8. Ibu Oktri Lestari, S.Pd selaku guru pamong selama penelitian. Terimakasihatas masukan yang membuat penulis lebih termotivasi. Semoga keberkahan
selalu ada pada Ibu dan keluarga.
9. Bapak Usman, Ibu Dewi S.Pd, Ibu Neni Suryani, S.Pd, Ibu Erva, S.Pd, IbuVera, dan guru guru SMAN 1 Sukatani yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu terimaksih atas semua dukungannya, semoga Allah membalas kebaikan
yang terindah buat Bapak dan Ibu.
10. Bapak Drs. Moh. Sayuti, M.Pd dan Ibu Jubaedah, S.PdI selaku orang tua yangmemberikan dorongan secara materi dan moril. Terimaksih telah membesarkan
penulis hingga saat ini dan kasih sayang yang tercurah untuk penulis, semoga
Allah dapat merangkul kita dan mempertemukan di firdaus-Nya.
11. Kak Yasir Asmez Fauzi, S.Pd dan Kak Ida Kholida, S.Pdi selaku kakakterimakasih atas suport yang diberikan kepada penulis.
12 J l Abidi S S Mb Y i SE K S i K I L kh i F
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
11/177
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan ............................................................................................... i
Lembar pengesahan panitia Ujian .......................................................................... ii
Abstrak ................................................................................................................... iii
Abstract ................................................................................................................... iv
Kata pengantar ....................................................................................................... v
Daftar isi ................................................................................................................ vii
Daftar Tabel ............................................................................................................ ix
Daftar Bagan .......................................................................................................... x
Daftar Gambar ....................................................................................................... xi
Daftar Lampiran ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
12/177
E. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 36
F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 39
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................................... 39
C. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 40
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 43
F. Instrument Penelitian ................................................................................... 43
G. Validasi Instrumen ...................................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 47
I. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................. 51
1. Perbandingan HasilPretestSiswa Kelas Ekspeimen Dan Kontrol ........... 51
2. Perbandingan HasilPosttestSiswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol ........ 52
ji bil S l 4
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
13/177
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah .................................................... 10
Tabel 3.1Nonequivalent Control Group Design...................................................... 39
Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional Variabel X dan Y ................................ 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen .................................................................................... 44
Tabel 4.1 Perbandingan hasilpretestsiswa kelas ekspeimen dan kontrol ............... 51
Tabel 4.2 Distibusi frekuesni nilai pretest siswa kelas ekspimen dan kontrol .......... 52
Tabel 4.3 Perbandingan hasil posttest siswa kelas ekspeimen dan konrol ............... 53
Tabel 4.4 Distrbusi frekuensi nilai posttest siswa kelas ekspeimen dan kontrol ....... 53
Tabel 4.5 Data uji normalitaspretestpada kelas eksperimen .................................... 54
Tabel 4.6 Data uji normalitaspretestpada kelas kontrol .......................................... 55
Tabel 4.7 Data uji homogenitaspretestpada kelas eksperimen dan konrol .............. 55
Tabel 4.8 Uji hipotesis sampel kelas eksperimen dan kontrol .................................. 56
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
14/177
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................................... 22
Bagan 2.2 Kerangka berpikir .................................................................................... 38
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
15/177
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Hubungan Populasi dengan Sampel ...................................................... 40
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
16/177
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Eksperimen ......................... 66
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Kontrol ................................ 82
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .............................................................................. 98
Lampiran 4 Kisi kisi Instrumen dan pedoman penilaian ....................................... 117
Lampiran 5 Rekap Analisis Butir Soal Subjektif ...................................................... 124
Lampiran 6 Rekap Analisis Butir Melalui ANATES ............................................... 125
Lampiran 7Pretest
Posttest Laju Reaksi ............................................................... 126
Lampiran 8 Statistik UjiPretsetKelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 128
Lampiran 9 Persiapan Uji NormalitasPretestKelas Eksperimen dan Kontrol ......... 132
Lampiran 10 Perhitungan Uji NormalitasPretest Kelas Eksperimen ...................... 133
Lampiran 11 Perhitungan Uji NormalitasPretest Kelas Kontrol .............................. 134
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
17/177
Kamu tahu motto hidupku?
aku mau!
Dan dua kata sederhana ini telah membawaku melewati gemunung kesulitan. aku
tidak mampu menyerah!.
aku mau! mendaki gunung itu.
Aku tipe orang penuh harapan, penuh semangat, jagalah selalu api itu. Janganbiarkan padam. Buatlah selalu bergelora, biarkan aku bersinar, kumohon. Jangan
biarkan aku terlepas....
(RA. Kartini dalam suratnya untuk Stella Zeehandelaar, Jepara 13 Jan 1900)
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
18/177
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan idealnya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi
sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan
masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa
yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. Menurut Buchori,
bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.1
Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat
dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
19/177
2
proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan
tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dan proses berpikirnya.3
Secara empiris berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil
belajar pesertadidik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang
didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centeredsehingga siswa menjadi pasif.4
Proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis
tetapi mereka miskin aplikasi.5 Sebagian besar siswa kurang mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
20/177
3
beberapa literatur terdapat banyak strategi pemecahan masalah yang kiranya
dapat diterapkan dalam pembelajaran.
Model Problem based learning dikembangkan terutama untuk
membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan
intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom. Keuntungan
pembelajaran berbasis masalah adalah mendorong kerja sama dalam
menyelesaikan tugas. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam
menyelidiki pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan
dunia nyata dan membangun pemahaman tentang fenomena tersebut.6
Penerapan model problem based learning dimaksudkan untuk
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa karena melalui
pembelajaran ini siswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses
interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang
ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan mengevaluasi hipotesisnya
berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
21/177
4
kognitif anak serta anak dapat menganalisis setip kejadian dalam masalah yang
akan dihapainya.
Modelproblem based learningmemiliki ciri-ciri pembelajaran, seperti:
pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah yang
diberikan memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajar secara
berkelompok aktif merumuskan masalah dan memeberikan solusi. Inilah yang
mendorong peneliti untuk menerapkan dalam konsep laju reaksi pada model
ini, pada konsep ini siswa tidak hanya mengetahui keguanaanya lebih jauh
(semisal dalam bidang industri) atau memecahkan masalah secara numerik,
tetapi laju reaksi sangatlah dekat dengan konteks dunia nyata.
Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik
untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat
menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana guru
dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat membuka
wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
22/177
5
penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh ModelProblem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju
Reaksi.
B. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian latar belakang terdapat beberapa pokok masalah yang
dapat dikemukakan antara lalin:
1. Proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered).2. Masih rendahnya daya serap peserta didik dalam proses belajar mengajar.3. Rendahnya hasil belajar kimia karena siswa menganggap bahwa kimia
merupakan pelajaran yang sulit dan abstrak.
4. Kurangnya siswa dalam berpikir kritis pada proses pembelajaran.5. Kurangnya siswa dalam kemampuan memecahkan masalah.
C. Batasan Masalah
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
23/177
6
F. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi siswa, melatih keterampilansiswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam prosesbelajar mengajar.
3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman, serta membantumenyumbangkan dalam memecahkan masalah pembelajaran kimia.
4. Bagi pembaca, memberikan informasi tentang pengaruh model ProblemBased Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju
reaksi.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
24/177
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR
A.Deskripsi Teoritis1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.1
Menurut Arends, pengajaran berbasis masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajarn ini juga
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
25/177
8
kolaboratif, berpikir secara metakognitif, cakap menggali informasi, yang
semuanya relatif perlu dalam kehidupan seharihari.4
Menurut Dutch pembelajaran berbasis masalah merupakan
pembalajaran yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama
dengan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata, masalah ini
digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis
siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah
mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis, serta mencari dan
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.5
Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membatu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis
masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Belajar berbagai
peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi dan pembelajaran yang otonom dan mandiri.6
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
26/177
9
peserta didik menjadi detektif proaktif, peneliti, ilmuwan, atau penemu ketika
mereka memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan.8
Dari beberapa penjelasan mengenai model berbasis masalah, bahwa
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, serta
menuntut siswa dapat memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi
dan menstimulus informasi yang didapat untuk membentuk sebuah solusi dari
masalah yang diberikan. Siswa belajar sebagai peran dewasa, diaman siswa
dilibatkan untuk mencari, pengambilan keputusan dan pembelajaran secara
otonom. Pada pembelajaran model berbasis masalah ini siswa juga aktif dalam
proses pembelajaran dan masalah yang diberikan sangat sesuai dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Langkah-langkah Model Berbasis MasalahPembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
27/177
10
kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu
siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap
kegiatan.10
Pada dasarnya model berbasis masalah siswa harus terlebih dahulu
dikondisikan baik melalui kelompok, atau cara penyampaian masalah pada
siswa. Pembelajaran berbasiskan masalah ini sangatlah dekat dengan
kontekstual, hal-hal yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan inilah
yang menjadi topik bahasan bagi model tersebut.
Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri dan lima
tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan
sesuatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja
siswa. Tahapan pengajaran berbasis masalah adalah:
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah11
Tahapan Guru
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
28/177
11
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya karya.
Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses.
Guru menbantu siswa merencanakan
dan menyiapkan yang sesuai seperti
laporan. video, dan model, serta
membantu siswa berbagi tugas dengan
temannya.
Guru membantu siswa melakukanrefleksi atau evaluasi terhadap
penyidikan mereka dan proses-proses
yang pemecahan masalah digunakan
Model pembelajaran berbasis masalah sengaja dibuat untuk
mengarahakan siswa dengan menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat
langsung secara aktif, mengembangkan berpikir siswa dalam pemecahan
masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah
dengan rasional dan autentik, pada model pembelajaran ini siswa dapat
berinteraksi dengan individu-individu lain dalam kelompok kecil. Dalam
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
29/177
12
a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara ill-structured.
c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective).Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep
dari beberapa bab atau lintasan ilmu dibidang lainnya.
d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajarandi ranah pembelajaran yang baru.
e. Masalah membuat pembelajar merasa tertantang untuk mendapatkanpembelajaran diranah pembelajaran yang baru.
f. Sangat mengutamakan pembelajaran mandiri (self directed learning).g. Memanfaatkan sumber yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.
Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci
penting.
Pembelajaran kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Pembelajaran
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
30/177
13
3) Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, danmencapai kesimpulan berdasarkan inferesi ataujudgementyang baik.
b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.Menurut Resnick, bahwa model pembelajaran berbasis masalah amat
penting dalam membantu siswa untuk performance diberbagai situasi
orang dewasa yang penting.
c. Menjadi pembalajaran yang mandiri.Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi
pembelajaran yang independen dan self-regulated. Dibimbing oleh guru yang
senantiasa memberikan semangat dan reward ketika mereka mengajukan
pertanyaan dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak siswa
belajar untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah mampu mendorong siswa untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, menyelidiki dan memberi
solusi pada masalah tertentu. Di bawah ini merupakan sebagian besar alasan
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
31/177
14
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalaha. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah, adalah16:
1) Realistis dengan kehidupan siswa2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa3) Memupuk sifat inquiri siswa4) Retensi konsep jadi kuat5) Memupuk kemampuanproblem solving
Sebagai suatu pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa
kelebihan, seperti17:
1) Merupakan tenik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.2) Dapat menantang kemampua siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.4) Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
32/177
15
10) Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajarsekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pengajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan
sistem manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh
sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif
Meskipun guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur
dan dapat diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar
pelajaran adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.
Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang
ditekankan.
b. KekuranganDisamping kelebihan pembelajaran berbasis masalah memiliki
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
33/177
16
5. Hakikat Pembelajaran dan Hasil Belajara. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan terjemah dari kata instruction, yang
banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak
dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa
sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa
mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan
bahan media cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya,
sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi
guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang
diungkapkan Gagne, yang menyatakan bahwa instruction is a set of event
that effect learners in such a way that earning is facilitated . Oleh karena itu
menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
34/177
17
pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh peserta didik dalam mengajar
(teaching) dan peserta didik belajar (learning). Hubungan tersebut
mempengaruhi kesediaan murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan ini.
Jadi, bila terjadi hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, peserta
didik akan berusaha sungguh-sungguh masuk kedalam kegiatan ini. Hal ini
terjadi karena selain murid memiliki insting peniruan, juga karena murid
memiliki rasa senang yang diperolehnya dari hubungan positif dengan
gurunya. Semakin besar keterlibatan murid pada kegiatan ini tentu semakin
besar pula kemungkinan murid memahami dan menguasai bahan pelajaran
yang disajikan, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain kualitas hubungan
antara guru dan peserta didik menentukan keberhasilan proses pembelajaran
yang efektif.22
Menurut Gagne belajar merupkan kegiatan yang kompleks. Hasil
belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar siswa memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya capability tersebut dari simulasi
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
35/177
18
permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Ciri ciri perubahan
dalam pengertian belajar menurut Slameto, meliputi:25
1)Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang kurangnyasadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah,
kecakapannya berkembang, dan lainlain.
2)Perubahan dalam belajar bersifat berkelanjutan dan fungsional. Belajarbukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan
setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.
3)Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menujuperubahan yang lebih baik.
4)Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jikaperubahan itu hanya sesaat.
5)Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseoranghendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui
belajar.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
36/177
19
2)Terdapat mekanisme, prosedur, langkah langkah, metode dan teknikyang direncanakan dan didisain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3)Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.4)Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar.
5)Aktor guru yang cermat dan tepat.6)Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi
masingmasing.
7)Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.8)Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
Dari beberapa teori diatas pembelajaran dapat disimpulkan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruahan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
37/177
20
banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam
jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperhension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthensis), dan evaluasi
(evaluation).28
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
peruabahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil
atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor, adapun
faktor-faktor tersebut adalah:29
Faktor-faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi tiga, yaitu faktor dari
internal, eksternal dan instrumen:30
1. Faktor internala) Faktor fisiologis
Secara umum faktor fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
38/177
21
(2)Perhatian, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek.
(3)Minat dan bakat menurut Hilgard, sebagai kecenderungan yangtetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
(4)Motif dan motivasi, adalah sebagai uapaya yang mendorongseseorang untuk melakukan sesuatu.
(5)Kognitif dan daya nalar. Kognitif merupakan berfikir danpenalaran merupakan dasar yang paling menentukan dari
kemampuan berpikir analitis dan sintesis.
2. Faktor eksternala) Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula
berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu ,
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
39/177
22
Faktor-faktor yangmempengaruhibelajar
Internal
Eksternal
Fisiologis
Psikologis
Kondisi fisiologis umum
Kondisi panca indera
Intelegensi
Perhatian
Motif dan motivasi
Minat dan bakat
Kognitif dan daya nalar
Lingkungan
Instrumental
Alam
Sosial
Kurikulum
Sarana dan fasilitas
Guru
23
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
40/177
23
Pengkajian dan praktek kimia memainkan peranan penting dalam
membentuk peradaban kita. Konsep-konsep falsafah kita mengenai sifat dasar
kehidupan, produksi makanan, obat dan senjata, pengaruh pada lingkungan yang
memberi makan dan mendukung kita. Semuanya ini dan praktis telah
dipengaruhi oleh perkembangan kimia. Dipihak lain, ahli-ahli kimia membantu
menciptakan dan memproduksikan kebanyakan bahan yang dinikmati oleh
masyarakat modern.33
Ilmu kimia merupakan ilmu rekayasa materi, yaitu mengubah suatu materi
menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut diperlukan
pengetahuan mengenai susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta
energi yang menyertai perubahan tersebut.
Kimia sering disebut sebagai "central science" karena menghubungkan
berbagi ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai
subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbgai disiplin ilmu.
24
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
41/177
24
Setiap rekasi kimia memiliki kecepatan yang berbeda beda. Ada
reaksi kimia yang berlangsung cepat, adapula yang bereaksi lambat. Reaksi
pembakaran bensin dalam mesin berlangsung sangat cepat, sedangkan reaksi
pengkaratan besi dan pembentukan beton dari semen, air dan pasir berlangsung
lambat. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi?35
Dalam fisika, istilah laju digunakan untuk menyatakan besar
perpindahan suatu benda tiap satuan waktu. Akan tetapi, dalam kimia, laju reaksi
didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan berkurangnya jumlah zat-zat
pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap satuan
waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia biasanya
dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai
ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat
hasil reaksi tiap satuan waktu. Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan: 36
A BKeterangan:
25
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
42/177
25
nilai negatif laju reaksi yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-zat pereaksi
menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang.37
Kadang-kadang, suatu reaksi kimia melibatkan beberapa zat yang
perbadingan jumlah molnya dinyatakan dengan koefisien reaksi, sehingga
persamaan kimianya dapat dituliskan sebgai berikut.38
pA + qB rC + sD
Keterangan:
A, B = zat-zat pereaksi
C,D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien reaksi
Laju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan
persamaan kimia di atas dapat ditentukan sebagai berikut.
v = - t
A
p
1=-
t
B
q
1=+
t
C
r
1=+
t
D
s
1
Pada dasarnya, terdapat beberapa cara sederhana dalam mengukur laju
26
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
43/177
26
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi
berdasarkan konsentrasi zat-zat pereaksi. Pada umumya, laju reaksi hanya
bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui
percobaan. Lihat gambar dibawah ini:
Untuk reaksi A + B C + D, maka persamaan laju reaksinya dapat
dinyatakan sebagai berikut.39
v = k [A]m
[B]n
C + DHasil reaksi
A + BPereaksi
Jumlah molekul
Waktu/s
A + BC + D
27
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
44/177
27
a. Orde ReaksiDalam suatu reaksi kimia, penambahan konsenrasi zat-zat pereaksi
dapat meningkatkan laju reaksi. Berkaitan penambahan konsentrasi zat
pereaksi, maka dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang
disebut dengan orde reaksi. Dalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai
bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan penambahan laju reaksi karena
penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. Sebagai contoh, jika konsentrasi
suatu pereaksi dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi
meningkat nkali, maka hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi
zat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.41
mq= n
Keterangan:
q = orde reaksi
m = kenaikan konsentrasi
n = kenaikan laju reaksi
28
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
45/177
28
2) Orde reaksi SatuJika orde reaksi suatu zat sama dengan satu, berarti penambahan konsentrasi
akan berbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.44
v = k [A]1= k [A]
3) Orde reaksi duaJika orde reaksi zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akan
meningkatkan reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat
Laju reaksi
Konsentrasi
Laju reaksi
Konsentrasi
29
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
46/177
zat baru. Bagaimanakah hubungan gerakan partikel-partikel zat dengan reaksi
kimia zat tersebut?46
Alasan bagaimana zat-zat tersebut dapat mengalami reaksi kimia dapat
dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan. Menurut tumbukan satu sama
lain dengan energi yang cukup untuk belangsungn reaksi tersebut. Dengan kata
lain, agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung, maka harus terjadi tumbukan
yang efektif antara partikel-partikel zat-zat yang bereaksi. Tumbukan yang
efektif tersebut dapat terjadi apabila partikel-partikel tersebut mempunyai
energi kinetik yang cukup besar, sehingga memungkinkan terjadinya
perombakan (perubahan) pada struktur ikatan antar atom zat.47
Energi kinetik minimun yang harus dimiliki partikel untuk
menghasilkan tumbukan efektif yang dapat mengahsilkan suatu reaksi kimia
disebut energi aktivasi. Jika partikel-partikel suatu zat memiliki energi aktivasi
(Ea) yang kecil, maka zat tersebut mudah bereaksi, sebaliknya jika partikel-
partikel suatu zat memiliki energi aktivasi yang besar, maka zat tersebut sukar
30
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
47/177
2) Dua buah molekul yang bertumbukan dalam posisi ruang yang tepat,tumbukan keduanya menghasilkan reaksi.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju reaksiPada dasarnya, laju suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya luas permukaan, suhu, konsentrasi, tekanan, dan katalis.
1)Luas permukaanPada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan
mempengaruhi laju reaksi. Oleh karena itu, luas permukaan zat padat akan
mempengaruhi seberapa cepat reaksi tersebut berlangsung. Zat padat yang
B
B
A
A+
B
B
A
A
A
A B
B
Tumbukan molekul-molekul yang tepat mengahsilkan reaksi
31
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
48/177
2)SuhuPerubahan suhu akan mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Pada
umumnya, kenaikan suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik,
maka partikel-partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap
kalor (energi), sehingga energi kinetik partikel-partikel tersebut meningkat
oleh karena itu, dengan meningkatnya suhu, maka semakin banyak patikel
yang mempunyai energi kinetik lebih besar dari energi aktivasi. Keadaan ini
memungkinkan terjadinya lebih banyak tumbukan efektif antara partikel-
partikel, sehingga reaksi berlangsung dengan lebih cepat.52
Berdasarkan hasil eksperimen, setiap kenaikan suhu sebesar 100 0C,
maka laju reaksi akan meningkat dua kali. Hubungan laju reaksi dengan
peningkatan suhu dapat dinyatakan secara matematis.53
v = 102T
v0
Keterangan:
V = laju reaksi pada suhu tertentu
32
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
49/177
pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua
partikel yang berdekatan relatif rapat, sehingga muda bertumbukkan. Oleh
karena itu, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak
partikel yang terdapat dalam larutan. Jadi, apabila suatu larutan direaksikan
dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan mudah bereaksi ada larutan yang
pekat.55
4)TekananAnda harus tahu bahwa partikel-partikel (atom atau molekul) dalam
suatu gas sangat berjauhan (tersebar). Pada dasarnya, tekanan
mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkan gas. Semakin besar tekanan
semakin cepat laju reaksinya dan semakin kecil tekanan gas semakin lambat
laju reaksinya. Agar dua buah zat kimia bereaksi, maka harus terdapat
tumbukan diantara partikel-partikelnya. Dengan demikian meningkatkan
tekanan, maka kita menekan partike-partikel tersebut bersama-sama
sehingga kita akan meningkatkan frekuensi tumbukan diantara partikel-
33
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
50/177
Salah satu reaksi dengan menggunkan katalis adalah reaksi pembuatan
gas oksigen melalui pemanasan kalium klorat (KClO3). Pada kondisi normal
(tanpa katalis), reaksi pemanasan KClO3tersebut berlangsung lambat. Akan
tetapi, dengan penambahan katalis mangan dioksida (MnO2) atau batu kawi
reaksi tersebut berlangsung lebih cepat pada suhu yang tidak terlalu tinggi,
dan pada akhir reaksi, katalis MnO2tersebut diperoleh kembali.58
2 KClO3 (s) 2KCl(s)+ O3 (g)
2 KClO3 (s) 2KCl(s)+ O3 (g)
Katalis banyak digunakan dalam industri, misalnya vanadium
pentoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam industri asam sulfat(H2SO4) melalui proses kontak dan serbuk besi (Fe) digunakan sebagai
katalis dalam industri amonia (NH3) melalui prosesHaber-Bosch.59
Disadari atau tidak, reaksi-reaksi kimia dalam tubuh manusia juga
dipercepat oleh katalis yang disebut dengan enzim. Dalam hal ini, enzim
Tanpa katalis
Menggunakan katalis MnO2
34
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
51/177
disimpulkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dalam
proses dan pemahaman disetiap siklusnya.61
Susriyati Mahanal dkk, Judul Penerapan Pembelajaran Masalah dengan
Strategi Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI jenderal
Sudirman Malang, yang dikaji dalam penelitian ini adalah metode STAD pada
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif untuk
meningkatkan berpikir kritis.62
Elsa Krisanti Mulia dan Dainursanti Judul Mengembangkan
Kecakapan Skill (process skill) melalui Penerapan Metode Belajar Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) pada Mata Ajaran Kimia Analitik, dapatdismpulkan bahwa model ini mampu meningkatnya keterampilan proses dalam
mata kuliah kimia Analitik.63
Ni Made Suci dengan judul penelitian Penerapan ModelProblem Based
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar
35
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
52/177
mahasiswa karena dengan model ini mahasiswa dapat mengeksploitasi
pengetahuan awalnya.64
Jackie O'kelly, dengan judul penelitian Designing a Hibrid Problem
Based Learning (PBL) Course: a Case Study of First Year Computer Science
in NUI, MAYNOOTH. Model Problem Based Learning (PBL) dapat
diimplementasikan oleh siswa hingga dapat berdampak baik bagi lingkungan.
Model ini menyediakan cara yang mampu membantu siswa dalam masalah
yang abstrak. Masalah yang diberikan dapat menumbuhkan pemikiran kritis,
keterampilan berkomunikasi secara verbal maupun tertulis dan kemampuan
mereka untuk bekerja dalam kelompok. Hal ini membantu siswa dalam
membentuk sifat menerima dan menghindari individualis.65Abd. Qohar dkk, dengan judul Penelitian Upaya Meningkatkan
Kemampuan Bernalar Mahasiswa dalam Pembelajaran Pemrograman
Komputer melalui Penekatan Masalah, dapat disimpulkan pembelajaran dasar-
dasar komputer dengan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan
36
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
53/177
Pdagogy and Content Knowledge, dapat disimpulkan bahwa Problem Based
Learning mampu meningkatkan kemampuan calon guru dalam
mengintegrasikan tekhnologi dan kontent pengetahuannya dalam pendidikan.68
Yuswanti Ariani Wirahayu dan Marhadi Slamet Kristianto dengan judul
penelitian Peningkatan Pemahaman Geografi dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam Kerangka Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di
Kelas X SMAN I Batu, dapat disimpulkan pembelajaran berbasis masalah
dapat menigkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan
pemahaman siswa dalam mata pelajaran geografi khususnya pada materi
sejarah terbentuknya bumi dan tata surya.69
Wafroturrohmah dan Suyatmini dengan judul penelitian PenggunaanMetode Problem Base Learning Untuk Meningkatkan Kemempuan Belajar
Mandiri Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akutansi pada Matakuliah Akutansi
Perpajakan, dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learningdapat
meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa jurusan pendidikan
37
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
54/177
gaya belajarnya. Inilah yang dapat mempengaruhi pembelajaran baik secara
internal (dalam diri siswa) maupun ekternal (lingkungan).
Pembelajaran model Probel Based Learning (PBL) menuntut anak
dapat berperan aktif dan memecahkan masalah, hal ini akan membantu anak
dalam kemampuan berpikir, itu semua dapat dilihat dari hasil belajar anak
(secara kognitif). Hal inilah model problem based learning (PBL) sangatmembantu dalam proses belajar mengajar kimia.
Pada model Problem Based Learning(PBL) tidak hanya melatih anak
dalam memecahan masalah dan berpikir kreatif, melainkan menuntun anak
untuk lebih aktif serta dapat memiliki keterampilan berkomunikasi. Dengan
model PBL ini diharapkan siswapun terdorong dalam keilmuan baik sainsmaupun umum. Hal ini sudah ditemukan dari beberapa penelitian sebelumnya,
bahwa PBL sangatlah berengaruh baik pada sistem kognitif maupun motivasi
anak, seperti penelitian Ni Made Suci mengalamai kenaikan hasil belajar pada
pretestrata-rata 56 sedangkan setelah diadakan treatmentmeningkat menjadi
38
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
55/177
Hasil Belajar PBL
INTERNAL
Faktor yangmempengaruhi Hasil
Belajar
1.Faktor lingkungankeluarga
2.Faktor lingkungansekolah
EKSTERNAL
Karakteristik :1. Dapat memecahkan
masalah.2. Dapat berkerjasama3. Studen center.4. Belajar mandiri5. Pengumpulan
informasi-informasi.
Penetapan Model
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
56/177
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian model Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan di
SMAN I Sukatani Bekasi pada semester ganjil kelas XI IPA tahun ajaran
2010/2011. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 02
Oktober 2010.
B.Metode Penelitian dan Desain Penelitian1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen,
yaitu penelitian yang mempunyai kelompok-kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
40
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
57/177
O1 =Pretest(hasil sebelum dilaksanakan treatment)
O2 =Posttest(hasil setelah dilaksanakan treatment)
X1 = TreatmentModelProblem Based Learning(PBL)
X2 =Menggunakan metode yang sering digunakan (konvensional)
C.Populasi sampel dan Teknik Pengambilan SampelPopulasi penelitian adalah seluruh siswa SMAN I Sukatani Bekasi dan
populasi target adalah siswa kelas XI SMAN 1 Sukatani tahun ajaran
2010/2011. Adapun sampel yang diambil adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1
Sukatani Bekasi.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraPurposive sample,karena
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau
daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.3Maka, diperoleh kelas XI
IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol, karena
memiliki kemampuan yang sama sebagai sampel penelitian.
41
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
58/177
Dari gambar 3.1 menunjukan bahwa hasil penelitian merupakan didapat
dari sampel, dan sampel bagian dari populasi akses, sedangkan populasi akses
merupakan bagian dari populasi target.
D.Variabel PenelitianVariabel penelitianadalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Kerlinger menyatakan bahwa
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.5 Jadi Variabel
penelitian dapat disimpulkan yaitu segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian atau sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
X = ModelProblem Based Learningsebagai variabel bebas.
Y = Hasil belajar kimia sebagai variabel terikat.
42
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
59/177
Y
Hasil belajar atau achievement
merupakan realisasi dari
kecakapan-kecakapan potensi
atau kepastian yang dimiliki
oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilakudalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan
berfikir maupun keterampilan
motorik
Merupakan kemampuan
kognitif yang diperoleh
dengan memberikan tes
uraian (subjektif).
Dari tabel 3.2 menunjukan definisi konsep dan oprasional dari kedua variabel.
Variabel bebas yaitu model Problem Based Learning (PBL) dan varaibel
terikatnya yaitu hasil belajar.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model yang
beradasrkan konstruktivisme, siswa dituntut dapat menyelesaikan masalah,
berpikir kritis dan menemukan solusi dengan mengevaluasi masalah yang
43
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
60/177
Hasil belajar secara konseptual merupakan hasil dari proses belajar
mengajar dan berupa Achivment atau penilaian. Pada umumnya hasil belajar
dapat dilihat tidak hanya pada nilai pelajaran yang diujikan, tetapi dapat berupa
nilai apektif atau aplikasi dari teori dan kognitif.
E.Teknik Pengumpulan DataPada pelaksanaan pengumpulan data, peneliti terlibat langsung, baik
dalam mengolah maupun menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.
Pengumpulan data diambil dengan Test.
Test yang digunakan adalah pretest-posttest anak pada proses
pembelajaran. Sebelum treatmentanak diberikan pretestpada kelas eksperimen
dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal dari kedu kelas tersebut,
sehingga kelas eksperimen dan kontrol pantas atau tidak untuk dijadikan sampel
penelitian. Setelah itu diadakannya treatment bagi kelompok eksperimen
sedangkan kelompok kontrol dengan konvensional barulah diberi posttest pada
44
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
61/177
hanya dalam bentuk hafalan. 6Adapun kisi kisi instrumen dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen
No Indikator Taksonomi Bloom
1 Menjelaskan pengertian laju
reaksi
C1 C2 C3 C4 C5 C6
2*, 3 1
2 Menghitung laju reaksi darifaktor-faktor yang
mempengaruhinya.
4, 5 6*
3 Menjelaskan hubunganantara laju reaksi dengan
ordenya
7 8* 9
4 Mampu menjelaskan teoritumbukan untuk
menjelaskan faktor penentu
laju reaksi.
10*
11 12
5 Mampu menghitung
persamaan laju reaksi dan
orde reaksi
13, 14*,
15
6 Menyebutkan manfaat laju
reaksi dalam kehidupansehari-hari.
1816,
17*
45
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
62/177
1. Tingkat kesukaranTingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupkan proposri atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti test.7
Rumus tingkat kesukaran:
P = B/N
Keterangan:
P = Proporsi (indeks kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta test
2. Daya bedaDaya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok-kelompok siswa antara kelompok siswa yang
pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.8
46
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
63/177
Keterangan :
rit = koofisien korelasi antara skor butir dengan skor total
axi2 = jumlah kuadrat devisi skor dari xi
2
axt2 = jumlah kuadrat deviasi skor dari xt
2
axixt = jumlah deviasi skor dari xixt
Reabilitas (rely+ ability = reability) bermakna: keterpercayaan, keajegan,
kestabilan atau konsisten. Sejauh ini dapat diartikan hasil suatu
pengukuran yang dapat dipercaya.
Rumus reabilitas :
rii=
2
2
11 St
Sikk
Keterangan :
rii = koefisien reabilitas tes
k = jumlah butir
47
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
64/177
Keterangan :
rii = koefisien reliabilitas tes
k = jumlah butir
piqi = varians skor butir
pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban salah untuk butir i
St2 = varaians skor total
H.Teknik Analisis Data1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas dataUji normalitas secara parametrik dengan menggunakan penaksiran rata-
rata dan simpangan baku. Uji normalitas data ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lielifors dengan taraf
48
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
65/177
3)Hitung proporsi Z1,Z2,..,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi,maka proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi) =banyaknya Z1, Z2, .Zn yang Zi dibagi n
4)Hitung selisih F(Zi)S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.5)Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai
ini dinamakan Lo.
6)Memberikan interpretasi, Lo dengan membandingkan dengan Lt. Ltadalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji lielifors.
7)Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt, yang telahdidapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal.
b. Uji homogenitasUntuk menentukan rumus t-test, maka harus menemukan kehomogenan
sampel tersebut dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan
dengan uji Fischer, yaitu dengan menguji varians dari kedua sampel
49
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
66/177
2
11
21
2211
nn
vnvn
21
11
21
nndsg
XXt
2. Pengujian hipotesisBila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka dapat
digunakan rumus t-test Polled Varians. Jika yang digunakan derajat
kebebasannya (dk) yang digunakan sebesar n1 + n2 2 pada taraf
signifikansi = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:13
dengan dsg =
Keterangan:
1
X rata-rata data kelompok eksperimen
2X rata-rata data kelompok kontrol
dsg = nilai deviasi standar gabungan
n1 = banyaknya data kelompok eksperimen
n2 = banyaknya data kelompok kontrol
v1 = varians data kelompok eksperimen
50
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
67/177
Ho : 1 < 2
H1: 1 > 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modelProblem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju
Reaksi.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep Laju
Reaksi.
Dengan:
1= rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa menggunakan model Problem Based
Learning(PBL) dalam pembelajaran.2= rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa tanpa menggunakan model Problem
Based Learning(PBL) dalam pembelajaran.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
68/177
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini adalah hasil data pretest dan posttest dari dua kelas,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum menerapakan pembelajaran
model Problem Based Learning (PBL), kedua kelas masing-masing diberikan
pretest. Pretest ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal peserta didik
mengenai kosep Laju Reaksi. Setelah masing-masing kelas melakukan proses
belajar dengan perlakuan yang berbeda, setelah itu pada masing-masing kelas
dilakukanposttestyang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasilbelajar peserta didik.
A.Hasil penelitian1. Perbandingan hasil pretestsiswa kelas eksperimen dan kontrol
52
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
69/177
kelas kontrol, sedangkan modus 17,9 untuk kelas eksperimen dan 19,1 untuk
kelas kontrol.
Distribusi frekuensi biasanya dipakai sebagai data persiapan untuk uji
selanjutnya. Adapun data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Nilai pretestsiswa kelas eksperimen dan kontrol
No
Interval
kelas
eksperimen
Frekuensi Interval
kelas
kontrol
Frekuensi
AbsoluteRelative
(%)Absolute
Relative
(%)
1 1215 5 15,625 310 9 28,125
2 1619 8 25 1118 8 25
3 2023 6 18,75 1926 10 31,25
4 2427 7 21,875 2734 2 6,25
5 2831 2 6,25 3542 1 3,125
6 3235 3 9,375 4350 2 6,25
7 3639 1 3,125 - - -
Jumlah 32 100 % Jumlah 32 100%
53
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
70/177
Tabel 4.3 Perbandingan hasil posttestkelas eksperimen dan kontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai maksimum 97 60
Nilai minimum 22 20
Mean 61,25 36,125
Median 63,7 33,5
Modus 64,7 30Rentang kelas (R) 75 40
Interval (I) 12 7
Standar Deviasi (SD) 14,4 10
Berdasarkan tabel 4.3 dariposttestdiketahui nilai rata-rata 61,25 untuk
kelas eksperimen (XI IPA 4) dan nilai rata-rata 36,125 untuk kelas kontrol (XIIPA 5), masing-masing memiliki standar deviasi 14,4 untuk kelas eksperimen
dan 10 untuk kelas kontrol, median 63,7 untuk kelas eksperimen dan 33,5
untuk kelas kontrol, sedangkan modus 64,7 untuk kelas eksperimen dan 30
untuk kelas kontrol.
54
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
71/177
terendah pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol pada interval 20
26. Dapat
dilihat pada lampiran 14.
B.Pengujian Prasyarat Pengambilan SampelBerdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, pada pengujian
prasyarat sampel ini membutuhkan data pretestdari kelas eksperimen maupunkelas kontrol. Rata-ratapretestkelas eksperimen sebesar 22,25 dan kelas kontrol
18,5. Pretest diujiakan pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum dilakukan
perlakuan. Untuk melakukan uji prasyarat sampel maka, data tersebut harus
dihitung, normalitas dan homogenitas, setelah keduanya dihitung dapat
dilanjutkan pada uji parametrik atau nonparametrik.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila memenuhi Lhit 2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretets kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.Hasil uji hipotesis sampel kedua kelas penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.8 Uji hipotesis sampel kelas Eksperimen dan Kontrol
DataPretest
K l k i K l t l
57
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
74/177
C.Pengujian Prasyarat AnalisisBerdasarkan data yang sudah dipaparkan, pada pengujian prasyarat
analisis dibutuhkan dataposttestdari kelas eksperimen dan kontrol.Posttestini
diambil setelah dilakukanya perlakuan, rata-rata kelas eksperimen sebesar 61,26
dan kelas kontrol 36,125. Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) dan pada kelas kontrolmenggunakan pembelajaran konvensional. Untuk melakukan uji prasyarat
hipotesis, data terlebih dahulu harus dihitung normalitas dan homogenitasnya,
setelah itu dapat dilanjutkan pada uji parametrik atau non parametrik untuk uji
hipotesis.
1.
Uji NormalitasUji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila Lhit< Ltabdengan
derajat kebebasan masing-masing 32 untuk kelas eksperimen dan kontrol
58
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
75/177
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Posttestpada kelas kontrolKeterangan Test N Lhit Ltab Kesimpulan data
Kelompok
eksperimenPosttest 32 0,1217 0,1560 Berdistribusi normal
Pada tabel 4.10 diketahui Lhit= 0,1217 sedangkan Ltab= 0,1560 pada taraf
signifikan 95% dengan derajat kebebasan 32, dengan ketentuan Lhit < Ltab
atau 0,1217 < 0,1560 maka dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut
berdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
2. Uji HomogenitasSetelah kedua sampel dapat dinyatakan berdistribusi normal pada
dataposttestbaik kelas eksperimen dan kontrol, maka selanjutnya dicari nilai
homogenitas. Dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan uji Fisher.
Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu kedua kelas dinyatakan homogen
apabila Fhit< Ftab. Homogenitas setelah dilakukannya perlakuan menyatakan
bahwa kedua kelas memeiliki kemampuan yang homogen
59
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
76/177
3. Uji hipotesisSetelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa hasil posttest
berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian data hasil belajar
kedua kelas dialnjutkan pada analisis berikutnya, yaitu uji hipotesis. Untuk
hasilposttestmenggunakan uji-t dengan kriteria:
Ho : 1< 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model
Problem Based Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju
reaksi.
H1 : 1> 2
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modelProblemBased Learning(PBL) terhadap hasil belajar kimia pada konsep laju reaksi.
Dengan:
1 < 2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
posttestkelas eksperimen dengan kelas kontrol
60
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
77/177
masing 32. Dengan kriteria thit> ttab untuk penerimaan H1, Nilai thit= 5,8 danttab= 1,38 maka 5,8 > 1,38 sehingga dari penelitian ini adanya pengaruh hasil
belajar kimia siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL), yang dilihat dari terdapatnya perbedaan rata-rata hasil belajar kimia
siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Perhitungan dapat dilihat pada
lampiran 19.
D.PembahasanPada dasarnya belajar merupakan aktifitas positif yang mendorong
siswa lebih kreatif dan berpikir kritis, hingga tidak hanya pemahaman melainkan
adanya perubahan sikap. Pada penelitian inipun modelProblem Based Learningmenuntut siswa belajar mandiri (student centered) dengan memberikan
masalahmasalah yang tidak jauh pada kehidupan seharihari, dan siswa mampu
memberikan solusi dari masalah tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kelas eksperimen dan kontrol
61
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
78/177
Setelah dilakukan perlakuan sampel diujikan dengan posttest, dataposttest yang sudah ada dihitung normalitasnya dan homogenitasnya, barulah
pada uji hipotesis. Data yang didapat bahwa kedua kelas baik kelas eksperimen
dan kontrol berdistribusi normal, karena memenuhi Lhit < Ltab pada taraf
signifikan 95%. Selain itu bersifat homogen didapat nilai Fhit= 1,44 dan Ftab =
1,77, karena memenuhi syarat homogenitas yaitu Fhit< Ftabatau 1,44 < 1,77 padataraf signifikan 95%, setelah data tersebut bersifat normalitas dan homogenitas,
maka data tersebut dapat dilanjutkan pada uji hipotesis dengan uji-t. Data yang
diperoleh pada kedua kelas tersebut yaitu thit = 5,8 dan ttab = 1,38 menunjukan
bahwa thit > ttabatau 5,8 > 1,38. Dengan demikian Hoditolah dan menerima H1,
bahwa adanya pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dibanding kelaskontrol dengan menggunakan modelProblem Based Learningpada hasil belajar
kimia siswa.
Peneliti menggunakan model Problem Based Learning pada proses
pembelajaran dengan langkah awal, guru dapat mengkondisikan siswa terlebih
62
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
79/177
dalam pengalaman nyata atau simulasi dan pembelajaran yang otonom danmandiri.
1
PembelajaranProblem Based Learningmenjadikan siswa terampil dalam
memecahkan masalah, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplor apa yang
mereka ketahui dengan informasi-informasi yang sudah mereka cari dan
membuktikan melalui praktikum. Hal baru yang didapat siswa secara langsungtentunya akan memberikan kesan dan memebentuk sebuah kesimpulan dari
masalah yang diberikan oleh siswa. Tentunya siswa akan lebih tertantang pada
pembelajaran seperti ini, karena pembelajaran Problem Based Learning
sangatlah erat dengan hal yang relevan pada dunia nyata.
Model Problem Based Learning membuat pelajaran lebih bermakna
ketika diterapkan ke dunia nyata. Dengan memilih masalah yang melibatkan
peserta didik. Biasanya masalah diajukan dan dikembangkan dalam kelas, jika
diperlukan siswa dapat membedakan dengan masalah lain sebagai pembanding.
Siswa dapat meminta saran dan masukan tentang proses dan prosedur yang akan
63
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
80/177
berinteraksi mengajukan pertanyaan
pertanyaan, membahas ide
ide, belajar darisiswa lainnya, serta mengemukakan kritikan yang membangun. Hal inilah yang
memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep
laju reaksi dengan menggunakan modelProblem Based Learning.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
81/177
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji-t pada taraf signifikan 95%, didapat
hasil thit > ttab atau 5,8 > 1,38 data tersebut dapat disimpulkan bahwa H0ditolak
dan menerima H1atau adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajarkimia siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada konsep laju
reaksi. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa hasil belajar kimia siswa
dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)
lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
65
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
82/177
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Taufiq, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. Ke-1.
Arends, Richard I, Learning To Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008. cet Ke-1.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Barell, John, Problem Based Learning an inqury approach, A SagePublications Company, London. 2007.
Bosung Kim, Hyo-Jeong So, Learning About Problem Based Learning:Student Teachers Integrating Technology, Pdagogy and Content
Knowledge, Journal of Educational Technology from NahayangTechnological Universitas, 25 Jan 2009.
Chapman Carolyn Differentiated Assessment Strategies California:
66
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
83/177
Pemecahan Masalah, Jurusan Matematika FMIPA UniversitasNegeri Malang, 2007.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009, cet. Ke-1.
Ruhan zkarde Tandoan, Orhan Akinolu, The Effects of Problem-BasedActive Learning in Science Education on Students Academic
Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal ofMathematics, Science & Technology Education, 2007.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar ProsesPendidikan,Jakarta: Fajar Interpratama. 2009. Cet. Ke-6.
Setiawan, I Gusti Agung Nyoman, Penerapan Pengajaran KontekstualBerbasis Masalah Untuk meningktakan Hasil belajar Biologi Siswa
Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja, Jurnal Penelitian danPengembangan Pendidikan Undiksha April, 2008.
Shaleh, Abdul Rahman,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,Jakarta: Prenada Media, 2005, cet. Ke-2.
S d P bl B d l i t d b l j t k
67
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
84/177
Sutardi, Didin dkk, Pembelajaran dalam PBM di SD,Bandung: UPI Press2007 cet. Ke-1.
Suyatmini, Wafroturrohman,Penggunaan Metode Problem Based LearningUntuk meningkatkan kemampuan Belajar Mandiri Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Akuntansi Pada Mata Kuliah Akutansi
Perpajakan, Jurnal Pendidikan FKIP Universitas MuhamadiyahSurakarta Desember, 2008.
Syaefudin, Udin dkk,Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI Press 2006.
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta:Prenada Media Group, 2010, cet. Ke-2.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti,jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007.
Ukim Komarudin, Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep danAplikasunya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu TinjauanKonseptual Operasional, Jakarta: Sinar Grafika Offest, 2009, cetk 1
68
Lampiran 1
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
85/177
RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani
Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : X1.1/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : ke-1
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan
percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lajureaksi.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian dari laju reaksi
2. Mampu menghitung melalui definisi laju reaksi
3. Menjelaskan hubungan antara laju reaksi dengan ordenya
69
B = zat-zat hasil reaksi.Maka laju reaksinya dapat dinyatkan dengan persamaan sebagai berikut
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
86/177
Maka laju reaksinya dapat dinyatkan dengan persamaan sebagai berikut.
v = - atau v = +
keterangan:v = laju reaksi [A] = perubahan konsentrasi [B] = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksiLaju reaksi untuk reaksi yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan kimia di atasdapat ditentukan sebagai berikut.
v = - =- =+ =+
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi berdasarkan konsentrasizat-zat pereaksi. Pada umumya, laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Untuk reaksi A + B C + D,maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut.v = k [A]
m[B]
n
Keterangan:v = laju reaksiK = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi perekasi A [B] = konsentrasi pereaksi Bm = orde reaksi terhadap A n = orde reaksi terhadap Bm + n = orde reaksi total
a. Order ReaksiDalam hal ini, orde reaksi didefinisikan sebagai bilangan pangkat (eksponen) yangmenyatakan penambahan laju reaksi karena penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. mq
70
reaksi?
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
87/177
Menjelaskan tujuan daripembelajaran kita hari ini adalah;
- Dapat mendefinisikan lajureaksi.
- Mampu menghitung definisilaju reaksi dan hubungan ordedengan laju reaksi.
Menyimak penjelasan gurumengenai tujuan dari
pembelajaran hari ini.
Tahapan inti
Fase 2
Mengorganisisr siswa untukbelajar10 menit
Fase 3Membimbingpenyelidikanindividual dankelompok
30 menit
Fase 4Mengembangkan danmenyajikan hasil karya
Ibu sudah membagikan LKSkepada kalian tentang laju reaksidan beberapa pertanyaan yangharus kalian pecahkan.
Guru mengelompokkan siswa.
Meminta agar mendiskusikan LKSyang sudah diberikan danmemcahkan soal yang ada.
Meminta agar mengumpulkaninformasi yang sudah diketahuioleh siswa.
Meminta agar hasil diskusi dicatat. Meminta tiap perwakilan dari
kelompok untuk memaparkan hasil
Menyimak penjelasan dari gurumengenai pembelajaran hari ini.
Berkelompok sesuai dengnkelompok yang sudahditentukan.
Mendiskusikan LKS danmengumpukan informasi-informasi yang diketahui olehsiswa serta memecahkanmasalah yang diberikan olehsiswa.
Mencatat hasil diskusi. Menjelaskan didepan kelas hasil
diskusi kelmpok.
71
Bekasi, Agustus 2010
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
88/177
Guru Bidang Studi Guru Bidang StudiSMAN I Sukatani
Oktri Lestari, S. Pd Diyah Rauhillah Hasni1985 1004 200902 2 002 106016200595
72
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
89/177
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X1.1/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : ke-2Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Memahami Teori Tumbukkan (Tabrakan) untuk menjelaskan
faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi, dan terapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : 1. Mampu menghitung orde reaksi dan memecahkan soal
secara berkelompok.2. Mampu menjelaskan teori tumbukan melalui faktor penentu
laju reaksi.
1. Model, Pendekatan dan Metodea. Model :Problem Based Learning(PBL)b. Pendekatan : Kooperatif
73
Jika orde reaksi suatu zat sama degan satu, berarti penambahan konsentrasi akanberbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
90/177
berbanding lurus (linier) dengan kenaikan laju reaksi.v = k [A]
1= k [A]
3)Orde reaksi duaJika orde reaksi zat sama dengan dua, berarti penambahan konsentrasi akanmeningkatkan reaksi, dimana laju reaksi sebanding dengan kuadrat konsentrasi zattersebut.Contoh soal :a) Laju.
X + Y Z. jika konsentrasi awal Y = 0,5 M dan setelah bereaksi dengan Xselama satu menit konsentrasnya menjadi 0,2 M, maka tentukan laju reaksitersebut terhadap Y.Penyeesaian:
Vy= -
= - (0,20,5) = 0,005 M/s60 s
b) Orde.Dalam suatu percobaan untuk mengamati reksi A(g)+ B(g)C(g) diperoleh datasebagai berikut:
No [A] M [B] M V (M/s)
1 0,1 0,1 22 0,1 0,2 83 0,2 0,2 16
74
yang bereaksi. Tumbukan yang efektif tersebut dapat terjadi apabila partikel-partikeltersebut mempunyai eneri kinetik yang cukup besar, sehingga memungkinkan terjadinya
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
91/177
p y y g p , gg g j yperombakan (perubahan) pada struktur ikatan antaratom zat.Energi kinetik minimun yang harus dimiliki partikel untuk menghasilkan tumbukan
efektif yang dapat mengahsilkan suatu reaksi kimia disebut energi aktivasi. Jika partikel-partikel suatu zat memeilik energi aktivasi (Ea) yang kecil, maka zat tersebut mudahbereaksi, sebaliknya jika partikel-partikel suatu zat memiliki energi aktivasi yang besar,maka zat tersebut sukar bereaksi.
3. Alat dan Bahan AjarWhite board, Makker , LKS dan Buku ajar
4. Langkah-langkah KBMNo Tahapan dan waktu
Aktifitas
Guru Siswa
Tahapan awalFase 1Orientasi siswa terhadap masalah5 menit
BerdoaMengkondisikan kelas
Menjelaskan tujuan daripembelajaran kita hari ini adalah;- Kalian dapat menghitung laju
reaksi dan orde.- Sebelumnya ibu menanyakan
kembali apa yang sudah kalianketahui dari laju reaksi:a. Apa definisi laju reaksi?b. Mengapa terjadi reaksi?c. Apa pengertian dari orde
Berdoa Menyimak ujuan yang
dipaparkan oleh guru, danmenjawab pertanyaan yangdiberkan oleh guru. Jawabanyang diharapkan:a. Ukuran dalam menyatakan
perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat hasilreaksi tiap satuan waktu.
b. Tidak tahu bu.
75
Guru mengelompokkan siswa. Berkelompok sesuai dengnkelompok yang sudah
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
92/177
Fase 3Membimbing penyelidikanindividual dan kelompok35 menit
Fase 4Mengembangkan danmenyajikan hasil karya20 menit
Fase 5Menganalisis dan
Meminta perwakilan tiapkelompokkan untuk mengambilamplop yang sudah disediakan.
Meminta agar menyelesaiakanmasalah yang diberkan danmendiskusikan.
Meminta siswa mengumpulkaninformasi yang sudah diketahuioleh siswa.
Meminta agar hasil diskusi dicatat. Meminta setiap jawaban yang
sudah di dapat, agar di samakandengan kartu yang sudah ditentukan dan menaruhnya di no
soal. Meminta setiap kelompok yang
sudah menjawab agar dapatdijelaskan kepada kelompok lain.
Meminta setiap kelompok untukmemberi pertanyaan, tambahan,
ditentukan. Mengmabil amplop yang berisi
soal yang sudah disediakan olehguru.
Mendiskusikan danmenyelesaikan soal yangdiberikan.
Mengumpukan informasi-informasi yang diketahui olehsiswa.
Mencatat hasil diskusi. Mengambil kartu jawaban yang
sudah didapat dan menaruhnyadi no soal pada papan tulis.
menjelaskan didepan kelas hasildiskusi kelmpok.
Menjawab pertanyaan atausanggahan.
76
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
93/177
( j )
KIMIA SEMESTER 1 KELAS XI
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMAN 1 Sukatani
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X1.1/1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : ke-3Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : Memahami Teori Tumbukan untuk menjeaskan faktor-faktor
penentu laju reaksi, orde reaksi dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikator : 1. Membuat uji coba/praktikum dari LKS mengenai
faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
1. Model, Pendekatan dan Metodea. Model :Problem Based Learning(PBL)b. Pendekatan : Kooperatifc. Metode : Ceramah bermakna, Tanya Jawab, Kerja kelompok, dan praktikum
77
v = v0Keterangan:
5/23/2018 101127-Diyah Rauhillah Hasni-fitk (1)
94/177
Keterangan:V = laju reaksi pada suhu tertentu
v0 = laju reaksi mula-mulaT = kenaikan suhu3)Konsentrasi
Pada reaksi-reaksi yang melibatkan larutan, konsentrasi larutan mempengaruhi lajureaksi suatu zat dengan larutan tersebut. Dalam hal ini, meningkatan konsenrasi zat-zatpereaksi (dalam bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukkan antara partikel-partikel zat pereaksi tersebut. Hal ini karena dalam larutan pekat, jarak antara dua partikelyang berdekatan relatif rapat, sehingga muda bertumbukkan. Oleh karena itu, semakin
besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak partikel yang terdapat dalam larutan.Jadi, apabia suatu larutan direaksikan dengan zat tertentu, maka zat tersebut akan mudahbereaksi ada larutan yang pekat.4)Tekanan
Anda harus tahu bahwa partikel-partikel (atom atau molekul) dalam suatu gas sangatberjauhan (tersebar). Pada dasarnya, tekanan mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkangas. Semakin besar tekanan semakin cepat laju reaksinya dan semakin kecil tekanan gassemakin lambat laju reaksinya