Upload
dangthuan
View
259
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DENGAN METODE
PENUGASAN PETA KONSEP PADA KONSEP SISTEM
PEREDARAN DARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di MTsN Tangerang II Pamulang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun Oleh:
IKA ROHMAWATI
106016100579
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ABSTRAK
Ika Rohmawati, Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Metode Penugasan
Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah, Skripsi Program Studi
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dengan
metode penugasan peta konsep pada konsep sistem peredaran darah. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
dilaksanakan di MTsN Tangerang II Pamulang pada tahun ajaran 2010/2011 di
kelas VIII Bina Prestasi 3 yang terdiri dari 21 siswa. Penelitian ini dilakukan
dalam 2 siklus, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes
objektif, lembar observasi siswa. Melalui analisis data pada siklus I dan siklus II
diperoleh nilai N-Gain siklus I sebesar 0,51 dan nilai N-Gain siklus II sebesar
0,68. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa.
Hal tersebut juga didukung dengan penghitungan statistik menggunakan Uji
Wilcoxon, dan dihasilkan Jhitung 24 ≤ Jtabel yaitu 59 dengan taraf signifikansi α
(0,5), Sehingga Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman konsep dengan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem
peredaran darah.
Kata kunci: Metode Penugasan, Peta Konsep, Pemahaman Konsep
ABSTRACT
Ika Rohmawati, The Improvement Of Students’ Understanding With Concept
Map Exercise Method Toward The Concept Of Blood Circulation System, BA
Thesis, Biology Education Study Program, Faculty Of Tarbiyah And Teachers’
Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research is aimed at knowing the improvement of students’ understanding
with concept map exercise method toward the concept of blood circulation system.
The method implemented in this study is classroom action research concerning 4
phases. Those are planning, acting, observing and reflecting. This research is
implemented at MTsN Tangerang II Pamulang, academic year 2010/2011 at Bina
Prestasi 3 eight grade which consists of 21 students. This study is done within 2
cycles. Meanwhile, the technique of data gathering is trough objective test,
students’ observation sheet. Trough data analysis in cycle I and II reached N-
Gain 0,51 in cycle I and N-Gain 0,68 in cycle II. So it can be concluded that it
shows the improvement of students’ understanding considering concept map. That
circumstance is also supported by the calculation trough Wilcoxon test
statistically, resulted about Jcount 24 ≤ Jtable that is 59 accordance with significance
level α (0,5), so H0 is rejected. As the result, there is an improvement of concept
understanding trough concept map exercise toward the concept of blood
circulation system.
Key words: Exercise Method, Concept Map, Concept Understanding
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan limpahan hidayahNYA serta karuniaNYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
beliau junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis
untuk menyelesaikan studi S1 program studi pendidikan biologi fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan, dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan
Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah”.
Pada kesempatan kali ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan dengan
segala penuh keikhlasan telah membantu dalam penyusunan skripsi ini semoga
menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik.
Secara khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen pembimbing I dan Ibu Eny Supriyati
Rosyidatun, S.Si, MA, Dosen pembimbing II, yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan yang bermanfaat kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen UIN khususnya dosen pendidikan IPA beserta staf-stafnya yang
telah banyak membantu.
6. Bapak Suhardi, S.Ag, Kepala Sekolah MTsN Tangerang II Pamulang yang
telah mengizinkan penulis untuk penelitian di MTsN Tangerang II Pamulang.
7. Ibu Nurlena Hayati, M.Si, selaku guru pamong mata pelajaran Biologi di
MTsN Tangerang II Pamulang, yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama penelitian berlangsung. Seluruh guru-guru MTsN Tangerang II
Pamulang dan seluruh siswa kelas VIII Bina Prestasi 3 yang telah
berpartisipasi dalam penelitian.
8. Kepada orang tuaku tercinta ayahanda H. Ipar Wijaya, S.Ag, dan Ibunda Hj.
Rositawati yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, serta
do’a yang tiada henti-hentinya. Adik-adikku tercinta Elis Sya’adah dan Dina
Kurniati yang selalu memberikan semangat serta dukungan. Seluruh keluarga
besar Ayahanda dan Ibunda, terimakasih atas nasihat, do’a dan motivasinya.
9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA maupun program studi
pendidikan Biologi angkatan 2006, khususnya kepada sahabatku Zuliah
Khaerani dan Fithrotul Faizah yang selalu bersama dan menjadi tempat
berbagi dalam penyusunan skripsi.
10. Teman-teman Kost, Tuti Alawiyah, Neng Syifa Fauziah, Yeni Gustri, Rela
Agustin, Siti Habibah Egiantina, Dini Khoirunnisa, Iis, kakak oie, terimakasih
atas dukungan, bantuan dan motivasi selama penyusunan skripsi.
11. Sahabat-sahabat terbaikku khususnya Arista, Arafat, Arif, Firman, Ira, Yulis,
Eva, Dita, dan umumnya teman-teman Progressive 606 yang selalu
memberikan dukungan, arahan, nasihat, do’a, motivasi, dan telah memberikan
yang terbaik kepada penulis. Seluruh keluarga besar KOPMA UIN JKT,
terimakasih atas keceriaan dan kebersamaannya.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik
dan saran secara konstruktif diharapkan penulis untuk mengevaluasi skripsi ini
agar lebih sempurna. Kami berharap skripsi ini menjadi kebutuhan serta
menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, April 2011
Penulis
Ika Rohmawati
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN .................. 6
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ....................... 6
1. Hakikat Pemahaman Konsep ...................................... 6
2. Metode Penugasan Peta Konsep ................................. 9
3. Hakikat Peta Konsep .................................................. 12
4. Jenis-jenis Konsep ...................................................... 15
5. Ciri-ciri Peta Konsep ................................................. 20
6. Membuat Peta Konsep ............................................... 22
7. Kegunaan Peta Konsep ............................................. 22
8. Fungsi Peta Konsep dalam KBM ............................... 24
9. Urgensi Peta Konsep .................................................. 25
10. Kekuatan Peta Konsep ............................................... 26
11. Penilaian Peta Konsep ................................................ 26
B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ................. 27
C. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................... 28
D. Kerangka Berpikir ........................................................... 31
E. Hipotesis Tindakan .......................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ......................................... 33
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ............ 35
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................... 35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................... 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................... 37
G. Data dan Sumber Data ...................................................... 38
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 38
I. Instrumen Penelitian ........................................................ 39
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Studi (Trusworthiness) ..................................................... 41
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................... 44
L. Indikator Keberhasilan ..................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 49
A. Temuan Hasil Penelitian ................................................... 49
1. Siklus I ....................................................................... 49
2. Siklus II ....................................................................... 53
B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................... 57
1. Uji Normalitas ............................................................. 57
2. Uji Wilcoxon ............................................................... 58
C. Pembahasan ...................................................................... 59
BAB V PENUTUP ............................................................................ 63
A. Kesimpulan ...................................................................... 63
B. Saran ................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer ....................... 16
Gambar 2.2 Peta Konsep Pohon Jaringan Komponen Ekosistem ............. 17
Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Air ........................................................... 18
Gambar 2.4 Peta Konsep Siklus ................................................................. 18
Gambar 2.5 Peta Konsep Laba-laba Tentang Pencemaran Lingkungan .... 19
Gambar 2.6 Peta Konsep Laba-laba Tentang Tumbuhan ........................... 20
Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan McTaggart .................................... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data ........................................................ 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian pada Konsep Sistem Peredaran
Darah .................................................................................... 40
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................... 43
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda ................................................. 44
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Tingkat Gain ........................................ 46
Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan Siklus I .......................................... 49
Tabel 4.2 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I ....................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Pretest dan Posttest Siklus I ....................................... 52
Tabel 4.4 Hasil Catatan Lapangan Siklus II ......................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I ........................................ 54
Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Siklus II ....................................... 56
Tabel 4.7 Uji Normalitas ..................................................................... 58
Tabel 4.8 Uji Wilcoxon ......................................................................... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen
Penelitian ................................................................ 68
Lampiran A. 1.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Penelitian ................. 69
Lampiran A. 1.2 Rekapitulasi Kisi-kisi Instrumen ........................... 80
Lampiran A. 1.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .............................. 84
Lampiran A. 2.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ...................... 95
Lampiran A. 2.2 Penilaian Peta Konsep .......................................... 108
Lampiran A. 2.3 Catatan Lapangan ................................................. 109
Lampiran B Perangkat Pembelajaran ......................................... 111
Lampiran B. 1 Silabus .................................................................. 112
Lampiran B. 2 RPP Siklus I dan Siklus II .................................... 120
Lampiran B. 3 LKS ...................................................................... 136
Lampiran C Hasil Penelitian dan Hasil Uji Analisis Data ....... 140
Lampiran C. 1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest ................ 141
Lampiran C. 2 Uji Normalitas N-Gain ......................................... 142
Lampiran C. 3 Uji Wilcoxon ........................................................ 144
Lampiran C. 4 Peta Konsep Siswa ............................................... 146
Lampiran D Tabel Uji Referensi, dan Surat Keterangan .......... 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu rencana pekerjaan kemanusiaan yang tiada
henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari
waktu ke waktu. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
umat manusia, sekaligus sebagai bukti faktual-fenomenal, bahwa pendidikan
tidak hanya akan berhenti pada satu generasi lampau, generasi kini sampai
generasi mendatang. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas salah satunya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Selama
proses pembelajaran, siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar
memperoleh pengalaman belajar dari proses pembelajaran.
Secara umum kegiatan belajar memiliki 3 jenis tujuan, yaitu untuk
mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta
pembentukan sikap.1 Untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut,
maka guru dalam mengajar sudah harus memiliki rencana dan menetapkan
strategi belajar mengajar.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan tugas utama
guru. Dengan demikian harus ditemukan suatu pendekatan, model maupun
strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk lebih memberdayakan siswa.
Sebuah strategi belajar atau pendekatan yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi atau pendekatan yang mendorong
siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang ada ke dalam situasi nyata.
Sebagai seorang pendidik sangatlah penting mengetahui pendekatan
atau metode yang terbaik dalam menyampaikan pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Guru tidak berperan sebagai buku berjalan, yang menyampaikan
konsep tanpa tahu siswa memahami atau tidak. Tetapi guru berperan sebagai
1 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet ke-18, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 26-28.
2
pembimbing siswa, mengarahkan siswa agar dapat menemukan sendiri ilmu
tersebut.
Salah satu penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu
konsep adalah pembelajaran yang hingga kini masih terpusat pada guru.
“Umumnya guru mengajar hanya sebagai penyampai informasi dan siswa
hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa memahami dan
mengetahui makna apa yang diterimanya tersebut”.2
Tujuan pengajaran biologi di SMP atau SMA adalah agar siswa
memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitan serta mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi sehingga lebih menyadari kebenaran dan kekuasaan
penciptanya. Berdasarkan sifat dari mata pelajaran biologi tersebut
maka dalam kegiatan belajar mengajar siswa hendaknya dilatih untuk
menyatukan konsep-konsep, siswa dapat melihat bahwa konsep
tersebut tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan
bermakna.3
Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran siswa harus mampu memahami konsep-konsep yang
dipelajarinya agar pembelajaran menjadi lebih mudah sehingga siswa
merasakan kebermaknaan dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang didapat bahwa di MTsN Tangerang
II Pamulang terdapat kelas Bina Prestasi yang terdiri dari tiga kelas yaitu Bina
Prestasi 1, 2, dan 3. Diatara ketiga kelas VIII Bina Prestasi tersebut, kelas VIII
Bina prestasi 3 memiliki nilai terendah pada mata pelajaran biologi. Konsep
sistem peredaran darah dianggap sulit pada kelas VIII Bina Prestasi
sebelumnya dengan perolehan nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan konsep sistem peredaran darah sebagai bahan penelitian.
2 Jufri, Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian
Sumber Daya Alam Hayati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang,
(Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004), hal. 20. 3 Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran
2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 59.
3
Siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami konsep,
mengingat mekanisme peredaran darah, fungsi-fungsi, dan bagian-bagian pada
sistem peredaran darah. Siswa beranggapan bahwa materi biologi merupakan
materi yang hanya perlu dihafal sehingga pembelajaran biologi kurang
bermakna bagi siswa.
Berangkat dari masalah tersebut penulis mengambil konsep sistem
peredaran darah sebagai bahan penelitian untuk ditindaklanjuti dengan
menggunakan pendekatan peta konsep.
Peta konsep/pemetaan konsep adalah alat peraga untuk
memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep. Hubungan antar
konsep dapat dirinci dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Peta konsep
digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi
merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-
kata dalam suatu unit semantik.4
Peneliti ingin mencoba menerapkan metode penugasan peta konsep
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem peredaran darah di
kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Hasil prapenelitian
pada saat observasi kegiatan belajar mengajar di kelas VIII Bina Prestasi 3
mengemukakan bahwa guru bidang studi menggunakan metode konvensional,
belum efektif karena berpusat pada guru (Teacher centered), tidak adanya
keinginan siswa untuk membaca, kurangnya pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran biologi, dan siswa pasif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Nilai yang rendah disebabkan oleh siswa yang kurang berpartisipasi dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga mengalami kesulitan dalam belajar.
Permasalahan di atas menjadi alasan untuk penulis melanjutkan
penelitian pada kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.
Kualitas pembelajaran di atas tidak mendorong siswa untuk berfikir aktif dan
kreatif juga dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran yang selama ini
berkesan kurang menarik, menjenuhkan/membosankan dan kurang menantang
bagi siswa sehingga pemahaman tidak maksimal.
4 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 122-123.
4
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa
dengan menggunakan pendekatan peta konsep pada konsep sistem peredaran
darah maka diperlukan adanya penelitian tindakan kelas untuk menemukan
solusi dari masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membahas tentang “Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan
Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah di Kelas VIII Bina
Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya minat siswa dalam membaca menyebabkan ketidakpahaman
terhadap materi yang diajarkan
2. Pembelajaran biologi di kelas masih berpusat pada guru (Teacher
centered) sehingga siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi tersebut di atas, maka
dibatasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode penugasan peta
konsep
2. Hasil yang diukur adalah pemahaman siswa
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem
peredaran darah
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, permasalahan
yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dengan metode penugasan
peta konsep pada konsep sistem peredaran darah?”
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa dengan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem
peredaran darah di kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.
F. Manfaat Penelitian
1. Memberi masukan bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran biologi
agar mudah diserap dan dimengerti oleh siswa yang memiliki kemampuan
dan minat yang berbeda satu dengan yang lainnya
2. Sebagai bahan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan penggunaan
metode penugasan peta konsep khususnya untuk konsep sistem peredaran
darah
3. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk memberikan informasi dan acuan untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Pemahaman Konsep
Salah satu tujuan pengajaran ilmu biologi di SMP maupun jenjang
lainnya adalah agar siswa memahami konsep-konsep biologi sehingga ia
dapat memecahkan masalah baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
teknologi secara ilmiah.
“Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta,
baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam
yang membedakannya dari kelompok lainnya.”1
Menurut Rosser seperti dikutip Dahar menyatakan bahwa “konsep
adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-
kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mempunyai
atribut yang sama.”2 Sedangkan menurut Zacks & Tversky seperti dikutip
Santrock mengemukakan bahwa “konsep adalah kategori-kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti
umum.”3
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam
bentuk suatu kata atau bahasa. Sesorang dikatakan memahami suatu
konsep jika dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang
telah dipelajarinya.
1 Nuryani Y. Rustaman dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas
Negeri Malang Press, 2005), hal. 51. 2 Ratna Wilis Dahar. Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 80.
3 John W. Santrock. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri
Wibowo B.S, cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008), hal. 352.
7
Menurut Bloom seperti dikutip Rosyada pemahaman adalah
“kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan
mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide
lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.”4
Menurut Bloom seperti dikutip Sagala “Pemahaman
(comprehension), aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan untuk
mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat
dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.”5
Dengan demikian memahami suatu konsep bukanlah hanya sekedar
mengetahui dan mengingat melainkan mengerti benar-benar dan dapat
menggambarkan dengan jelas konsep yang telah dipahami. Seseorang
yang telah memahami suatu konsep maka akan mengerti maksud dari
konsep tersebut. Jadi, pemahaman terjadi setelah siswa mengenal konsep
dengan baik dan dapat menghubungkannya dengan fakta atau konsep
lainnya. Pemahaman juga menyangkut kemampuan menangkap makna
suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika
terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan
antara informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur
kognitif siswa atau pada pengetahuan siswa.
Menurut Chaplin seperti dikutip Syah “Pemahaman merupakan
salah satu ranah kejiwaan yang berpusat di otak yang berhubungan dengan
konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.
Pemahaman merupakan bagian dari kognitif manusia.”6
4 Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 69. 5 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar Dan Mengajar, cet ke-8, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 157. 6 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, Edisi I, cet ke-6, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), hal. 22.
8
Menurut Sardiman “Pemahaman diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap maknanya.”7
Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-
bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap
tidak akan bermakna.
Pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam tujuan pengajaran
pada kawasan ranah kognitif. Kawasan kognitif meliputi tujuan-tujuan
yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan
masalah. Menurut Bloom seperti dikutip Dimyati dan Mudjiono
“Pemahaman siswa mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.”8
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman merupakan suatu proses cara dan
kemampuan seseorang dalam menangkap makna dan arti dari apa yang
telah dipelajari dengan cara menguraikan kembali apa yang telah ia
dapatkan ke dalam bentuk lain.
Adapun penilaian pemahaman konsep ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa menerima dan memahami konsep dasar
yang telah diterima oleh siswa. Konsep menunjuk pada pemahaman dasar.
Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu
mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika
mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda
tertentu. Jadi siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila siswa dapat
menjelaskan kembali atau menguraikan kembali apa yang telah ia pelajari.
Bloom mengemukakan bahwa pemahaman dapat dibedakan
menjadi tiga kategori, yaitu:
7 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet ke-18, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 42. 8 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bekerja sama dengan Rineka Cipta, 1999), hal. 27.
9
a) Penerjemahan (translation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi
bentuk kalimat lain, misalnya dari lambang ke arti.
b) Penafsiran (interpretation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk
digunakan dalam menyelesaikan soal.
c) Ekstrapolasi (extrapolation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menyimpulkan dari sesuatu yang telah
diketahui.9
Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep,
paling tidak ada 4 hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut:
a) Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya.
b) Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.
c) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh.
d) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan
dengan konsep tersebut.10
2. Metode Pemberian Tugas
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu “Metha”
artinya melalui dan “Hodos” artinya jalan atau cara. Jadi secara etimologi
metode mempunyai pengertian sebagai cara atau jalan yang terus dilalui.11
Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi.12
Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru
member tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan
9 Syaiful Sagala. Loc Cit.
10 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), hal. 166. 11
R. Ibrahim dan Nana Syaodih Sukmadinata. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, hal. 107. 12
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-5, hal. 127.
10
adanya pemberian tugas, siswa akan lebih berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajarnya karena siswa memiliki kesempatan yang lebih luas
untuk menggunakan pengetahuannya dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Metode penugasan ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina
kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam mencari dan mengolah sendiri
informasi yang mereka dapat.13
Menurut Djamarah dan Zain metode penugasan adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.14
Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di
sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dapat merangsang
anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.
Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara
kelompok.
Metode pemberian tugas dapat diartikan dengan dengan guru
memerintah peserta didik untuk membaca tetapi dengan menambahkan
tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku sumber lain
sebagainperbandingan atau dengan mengamati orang/masyarakat yang
telah membaca buku tersebut, dengan cara seperti ini suatu pekerjaan
peserta didik dapat diselesaikan tanpa terkait dengan tempat. Metode
inipun juga merupakan suatu metode mengajardimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri.15
Dengan pemberian tugas siswa
dapat memperdalam konsep-konsep secara leluasa dan memperkaya
pengalamannya di sekolah.
13
Nuryani Y. Rustaman dkk. Op, Cit. hal. 108 14
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke-3, hal. 85. 15
Dossuwanda. Ragam Metode Pembelajaran Aktif, http://dossuwanda.wordpress.com .
di akses bulan juni 2011.
11
Metode penugasan adalah metode mengajardengan cara
memberikan sejumlah tugas terstruktur pada siswa untuk dikerjakan di
luar jam pelajaran sekolah.16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian
tugas atau penugasan merupakan metode yang dapat membuat proses
belajar mengajar menjadi menyenangkan, efektif, fisien, karena tugas
tersebut dapat merangsang siswa untuk aktif belajarsecara individual atau
secara kelompok dan member kesempatan kepada siswa untuk menerima
informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis, bahkan mengevaluasi
informasi tersebut.
Adapun langkah-langkah yang haus diikuti dalam penggunaan
metode penugasan yaitu:17
a) Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan siswa hendaknya mempertimbangkan:
1. Tujuan yang akan dicapai
2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
3. Sesuai dengan kemampuan siswa
4. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
5. Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
b) Langkah Pelaksanaan Tugas
1. Guru memberikan bimbingan dan pengawasan
2. Guru memberikan dorongan atau motivasi sehingga siswa mau
bekerja
3. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain
4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan
baik dan sistematik
16
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), hal. 105. 17
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Op. Cit., hal. 86.
12
c) Fase Mempertanggungjawabkan
Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
1. Laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah ia
kerjakan
2. Ada Tanya jawab dan diskusi di kelas
3. Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes ataupun dengan
non tes
Metode penugasan mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan, antara lain:18
a) Kelebihan Metode Penugasan
1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual ataupun kelompok
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan
guru
3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin
4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
b) Kekurangan Metode Penugasan
1. Siswa suli dikontrol, apakah benar tugas dikerjakan sendiri atau
orang lain
2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif
mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,
sedangkan anggota yang lain tidak berpartisipasi dengan baik
3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa
4. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan siswa
3. Hakikat Peta Konsep
Penggunaan pendekatan dalam mengajar pada dasarnya merupakan
sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar
18
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Op. Cit., hal. 87.
13
mengajar. Pendekatan yang kurang sesuai dengan sifat materi dan tujuan
pengajaran dapat mengakibatkan siswa kurang bergairah sehingga malas
mengikuti pembelajaran dan kurang efektif.
Agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan menyulitkan maka peta
konsep salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa dalam
memahami pelajaran/konsep tersebut.
Ausubel menekankan dan menyarankan para guru dalam
mentransfer materi pelajaran kepada siswa-siswa dengan
memanfaatkan melalui belajar kebermaknaan, setiap pembelajaran
yang dilakukan oleh guru memberi makna secara langsung. Peta
konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna
antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.19
Peta konsep merupakan salah satu teknik belajar yang
dikembangkan Tony Buzon tahun 1970-an yang di dasarkan pada
bekerjanya otak. Peta konsep menggunakan pengingat-ingat visual
dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti
peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan
merencanakan.20
Menurut Dahar “Peta konsep digunakan untuk menyatakan
hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-
proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep
yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.”21
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peta konsep
merupakan suatu pola dari ide-ide dalam konsep yang berbentuk proposisi-
proposisi dan dihubungkan oleh kata-kata penghubung. Peta konsep
memegang peranan penting dalam belajar bermakna karena dapat
membantu siswa dalam memahami suatu konsep yang dipelajarinya.
Di sisi lain peta konsep dapat membantu guru memahami macam-
macam konsep yang ditanamkan di topik yang lebih besar yang diajarkan
pada siswa. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi
19
Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, cet ke-6, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2009), hal. 117. 20
Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif, cet ke-2, (Surakarta: Yuma Pustaka
bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010), hal. 104. 21
Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 122-123.
14
guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi
yang dibentuk siswa, tanpa peta konsep guru memilih untuk mengajar apa
yang diingat atau disukai.
Menurut Martin seperti dikutip Trianto Pemetaan konsep
merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak
menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep
menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu
mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut
dipelajari.22
Menurut Kinchin seperti dikutip Santrock “Peta konsep adalah
presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarkis konsep.”23
Menurut Ponser seperti dikutip Arono Peta konsep mirip
peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan
antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan
hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga
menghubungkan antara konsep-konsep itu.24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peta konsep
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa
mengorganisasikan informasi atau konsep-konsep sebelum mereka
mempelajarinya dan sebagai alat peraga untuk membantu memahami
hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya. Selain dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep tersebut siswa pun dapat
merasakan kebermaknaan dalam belajar.
Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan berbeda
dengan peta konsep yang dikembangkan oleh orang lain, sebab dalam
pikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan konsep-konsep itu
yang akan dituangkan secara individu.
22
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Edisi I, cet ke-2, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 157. 23
John W. Santrock. Op Cit., hal. 353. 24
Arono. Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Tutorial, http://Arono.Wordpress.Com/2009/08/05/Mengorganisasi-Informasi-
Dengan-Peta-Konsep-Dalam-Meningkatkan-Kualitas-Pembelajaran-Tutorial/, di akses tanggal 20
Januari 2010.
15
Menurut Tony Buzan Peta konsep akan (1) mengaktifkan
seluruh otak; (2) membereskan akal dari kekusutan mental; (3)
memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; (4) membantu
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
saling terpisah; (5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan
dan perincian; (6) memungkinkan kita mengelompokan konsep; (7)
mensyaratkan siswa untuk memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari
ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.25
Dengan penggunaan peta konsep siswa tidak lagi banyak
menghafal materi untuk belajar, siswa cukup memahami konsep kemudian
menghubungkannya dengan konsep yang ada sebelumnya. Dengan kata
lain, siswa dapat mengatur sejumlah konsep atau kata-kata kunci pada
satu halaman kertas, kemudian menghubungkannya dengan garis-garis dan
sepanjang garis itu ditulis suatu kata atau ungkapan yang menjelaskan
kaitan antar kata-kata/konsep-konsep.
4. Jenis-jenis Peta Konsep
Jenis peta konsep ada empat macam yaitu: rantai kejadian (events
chain), pohon jaringan (network tree), peta konsep siklus (cycle concept
map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
a. Rantai Kejadian
Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk
memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu
prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam
melakukan eksperimen.
Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
- Memberikan tahap-tahap suatu proses
- Langkah-langkah dalam suatu prosedur
- Suatu urutan kejadian.
25
Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Terj. The Untimate Book Of Mind Maps oleh Susi
Purwoko, cet ke-8, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal. 6-7.
16
Contoh peta konsep model rantai kejadian dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut ini.26
Kejadian awal
Gambar 2.1 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer
b. Pohon Jaringan
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa
kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis
penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat
mengkonstruksi suatu pohon jaringan, terlebih dahulu menuliskan
topik itu dan mendaftarkan konsep-konsep utama yang berkaitan
dengan topik tersebut. Mendaftar dan memulai dengan menempatkan
ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan berawal dari konsep
yang umum hingga yang khusus. Mencabangkan konsep-konsep yang
berkaitan dari konsep utama dan memberikan hubungannya pada garis-
garis konsep tersebut.
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
26
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 161-163.
Batuan lava yang mendingin
Tumbuhan perintis
Melapukan batuan
Tumbuhan
lumut
Semak-semak
Hutan
17
- Menunjukkan informasi sebab-akibat
- Suatu hierarki
- Prosedur yang bercabang
Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan-hubungan antar konsep.
Contoh peta konsep model pohon jaringan dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut ini.27
Terdiri dari
Berdasarkan fungsi
Contoh
Berdasarkan jenis makanan
contoh contoh
contoh
Gambar 2.2 Peta Konsep Pohon Jaringan Komponen Ekosistem
c. Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak
menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian terakhir pada rantai itu
menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan
kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus
27
Ibid., hal. 161-162.
Komponen Ekosistem
Biotik Abiotik
Konsumen Produsen Dekomposer
Herbivor Omnivor Karnivor
Kelinci Harimau
Manusia
Air, tanah, cahaya,
matahari
18
itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan
untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian
berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-
ulang.
Contoh peta konsep siklus dapat dilihat pada gambar 2.3
berikut ini.28
Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Air
Adapun contoh peta konsep siklus yang saling berkaitan dapat
dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:29
Gambar 2.4 Peta Konsep Siklus yang memperlihatkan konsep
yang berkaitan
28
Ibid., hal. 163-164. 29
Ratna Wilis Dahar. Op. Cit., hal. 124.
Air
Evaporasi
Uap Air
Kondensasi
Makhluk
hidup
Tumbuhan
Air
hewan
dapat
mengandung
dapat
mengandung
19
d. Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk mencurahkan
pendapat. Dalam mencurahkan pendapat ide-ide berasal dari suatu ide
sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang
bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide
sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita
dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan
istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih
berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep
laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a) Tidak menurut hierarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b) Kategori yang tidak paralel
c) Hasil curah pendapat
Contoh peta konsep laba-laba dapat dilihat pada gambar 2.5
berikut ini.30
Air
Biologis
Fisik Tanah
Kimiawi Udara
Suara
Penipisan lapisan ozon Reboisasi
Hujan Asam
Pemanasan Global Daur Ulang
Gambar 2.5 Peta Konsep Laba-laba Tentang Pencemaran
Lingkungan
30
Trianto. Op Cit., hal. 164-165.
Pencemaran Lingkungan
20
Adapun contoh peta konsep laba-laba menurut Novak, dapat
dilihat pada gambar 2.6 berikut ini:31
Gambar 2.6 Peta Konsep Laba-laba Tentang Tumbuhan
5. Ciri-ciri Peta Konsep
Adapun ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
a. Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisi-proposisi
suatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya dalam
bidang studi Biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam, dan lain
sebagainya.
31
Joseph D. Novak. http://cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/TheoryCmaps/
TheoryUnderlyingConceptMaps.htm. Diakses 11 September 2010.
Plants
Roots
Stems
Flowers
Leaves
Green
Seeds
Food
Petals
Color
have
support
May have
Modified to form
May have
are modified
Produce
are usually
Store
Produce
21
b. Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari
suatu bidang studi, atau dari bidang studi yang memperlihatkan
hubungan antara konsep-konsep. Di samping itu juga memperlihatkan
belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar bentuk lain dengan
tidak memperlihatkan hubungan-hubungan konsep-konsep. Peta
konsep memperlihatkan hubungan konsep antara satu dengan lainnya.
c. Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan
lainnya, ia dapat berbentuk aliran, air, cabang pohon, urutan-urutan
kronologis, dan lain sebagainya.
d. Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep di bawahnya
terdapat beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara
jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan
timbul, seperti; fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.32
Berdasarkan ciri tersebut di atas, maka sebaiknya peta konsep
disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada
puncak peta. Dalam IPA peta konsep membuat informasi abstrak menjadi
konkret dan sangat bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep
pembelajaran, dan menunjukkan pada siswa bahwa pemikiran itu
mempunyai bentuk.
6. Membuat/Menyusun Peta Konsep
Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian
visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu
topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Arends dalam Trianto
memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai
berikut:
a. Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
sejumlah konsep. Contoh: ekosistem.
b. Langkah 2: Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder
yang menunjang ide utama. Contoh: individu, populasi, komunitas.
32
Martinis Yamin. Op. Cit., hal. 125.
22
c. Langkah 3: menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta
tersebut.
d. Langkah 4: Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama
yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide
utama.33
Menurut Arends seperti dikutip Arono Peta konsep dapat
menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh
dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam
permasalahannya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu
guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk
memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin
ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik
bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi
baru.34
7. Kegunaan Peta Konsep
Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai
tujuan, diantaranya:
a. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa belajar bermakna
membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk
menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan
yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar proses ini, baik guru
maupun siswa perlu mengetahui “tempat awal konseptual”. Dengan
lain perkataan guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah
dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai, sedangkan para
siswa diharapkan dapat menunjukkan di mana mereka berada, atau
konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi
pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep guru dapat
melaksanakan apa yang telah dikemukakan di atas, dan dengan
demikian para siswa diharapkan akan mengalami belajar bermakna.
33
Trianto. Op.Cit., hal. 160. 34
Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Tutorial, http://arono.wordpress.com/2009/08/05/mengorganisasi-informasi-
dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelajaran-tutorial/, 20 Januari 2010.
23
b. Mempelajari cara belajar
Perlu disadari bahwa belajar bermakna baru terjadi bila
pembuatan peta konsep itu bukan untuk memenuhi keinginan guru,
jadi seakan-akan mau memahami isi pelajaran bagi dirinya sendiri.
Siswa benar-benar harus mempunyai kesiapan dan minat untuk belajar
bermakna, seperti dikatakan oleh Ausubel. Sikap ini harus dimiliki
para siswa agar belajar bermakna dapat terjadi. Jadi, peta konsep
berfungsi untuk menolong siswa mempelajari cara belajar.
c. Mengungkapkan konsepsi salah
Peta konsep dapat pula mengungkapkan konsepsi salah
(misconception) yang terjadi pada siswa. Konsepsi salah biasanya
timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang
mengakibatkan proposisi yang salah. Sebagai contoh proposisi yang
salah ini diberikan suatu proposisi yang dikemukakan siswa dalam
peta konsepnya. Proposisi itu berbunyi: Bayangan bumi menghasilkan
bentuk bulan. Hal ini disebabkan karena dalam kerangka konseptual
siswa itu tidak terdapat konsep-konsep yang menyangkut posisi relatif
bulan dan bumi terhadap matahari.
d. Alat Evaluasi
Selama ini alat-alat evaluasi yang dikenal oleh guru dan siswa
terutama berbentuk tes objektif atau tes esai. Walaupun cara evaluasi
ini akan terus memegang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-
teknik evaluasi baru perlu dipikirkan untuk memecahkan masalah-
masalah evaluasi yang kita hadapi dewasa ini. Salah satu teknik
evaluasi yang disarankan dalam buku ini ialah penggunaan peta
konsep. Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada
tiga gagasan dalam teori kognitif Ausubel: (a) struktur kognitif itu
diatur secara hirarkis, (b) konsep-konsep dalam struktur kognitif
mengalami diferensiasi progresif, (c) penyesuaian integratif.35
35
Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 129-132.
24
8. Fungsi Peta Konsep dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Berikut ini fungsi peta konsep dalam kegiatan belajar mengajar:
a. Merencanakan pembelajaran: Peta konsep dapat digunakan untuk
merencanakan pembelajaran sains. Caranya ialah dengan membagikan
versi sederhana peta konsep yang dibuat guru untuk siswa sebagai
catatan.
b. Perencanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum: Siswa perlu
mengetahui organisasi topik yang akan diajarkan oleh satu mata
pelajaran/satu buku yang digunakan sekolah.
c. Mengembangkan pengajaran: Saat awal pembelajaran dimulai guru
dapat memberikan konsep utama dari pokok bahasan baru, kemudian
meminta siswa untuk membuat peta konsep yang memperlihatkan
semua konsep yang relevan dengan konsep utama itu serta hubungan-
hubungan yang dapat mengaitkan konsep-konsep itu dengan konsep
utama yang telah diajarkan guru.
d. Diskusi: siswa diberi kesempatan untuk membuat peta konsep terhadap
suatu topik biologi, fisika, kimia, secara berkelompok kemudian
menyajikannya di kelas untuk mendapatkan perbaikan baik dari teman-
temannya maupun guru dengan bentuk diskusi kelas.
e. Laporan Praktikum: Sebelum praktikum berlangsung, siswa diminta
untuk membuat peta konsep yang berisi latar belakang
pengetahuan/teori.
f. Belajar Buku Teks: Siswa diminta untuk membuat peta konsep untuk
unit yang berbeda-beda luasnya dari buku teks.
g. Tes: Soal bentuk uraian dapat menggunakan bentuk tugas pembuatan
peta konsep.
h. Instruksi Melalui Komputer: Peta konsep dapat dengan mudah dibuat
dengan menggunakan fasilitas komputer.
i. Gambar Pengetahuan Sendiri: Siswa dapat diminta untuk membuat
sendiri peta konsep berdasarkan pemahaman konsep yang telah
dikuasainya.
25
j. Analisis Miskonsepsi Siswa: Konsepsi siswa berdasarkan hasil tes
tertulis atau tes lisan dapat dibuat dalam bentuk peta konsep.
k. Menganalisis Buku Teks: Analisis buku teks dengan peta konsep
dilakukan dengan membandingkan dan menilai bagaimana konsep-
konsep dalam topik tersebut dikembangkan dan dijelaskan.36
9. Urgensi Peta Konsep (Concept Map)
Ada beberapa urgensi peta konsep (Concept Map) ditinjau dari
beberapa kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Concept map merupakan representasi secara visual ide-ide kunci yang
berhubungan. Artinya bahwa peta konsep merupakan (1) bentuk
diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling
berhubungan, dan (2) mampu menunjukkan arti hubungan dalam
bentuk label.
2. Concept map dapat digunakan untuk mengajar.
a. Concept map dapat digunakan untuk memperkenalkan mata kuliah.
b. Concept map dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pemilihan urutan materi perkuliahan.
c. Concept map dapat berperan sebagai satu paduan proses
pembelajaran materi-materi perkuliahan.
d. Concept map dapat membuat transisi antar unit materi-materi
perkuliahan.
e. Concept map dapat berperan untuk meringkas materi kuliah karena
concept map hanya menunjukkan butir-butir penting materi-materi
perkuliahan.
f. Concept map juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan
dalam pemilihan strategi-strategi pembelajaran yang tepat.37
36
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, Op. Cit., hal. 34-36. 37
Hisyam Zaini, dkk. Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD
IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hal. 42-44.
26
10. Kekuatan Peta Konsep (Concept Map)
Kekuatan pembuatan Concept map terletak pada:
a. Pemahaman
b. Proses pembuatan Concept map
c. Membantu memfasilitasi hubungan yang lebih sepadan.38
Dengan demikian kekuatan peta konsep terletak pada pemahaman,
dengan memahami suatu konsep maka siswa telah mengerti benar konsep
tersebut sehingga dapat memvisualisasikan melalui peta konsep. Pada saat
proses pembuatan peta konsep siswa akan mudah membuatnya jika ia
memahami konsep tersebut sehingga dapat membantu memfasilitasi
hubungan-hubungan yang lebih sepadan antar konsep-konsep tersebut.
11. Penilaian Peta Konsep
Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah:39
a. Proposisi adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung.
Proposisi dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang
tepat. Untuk setiap proposisi yang sahih diberi skor 1.
b. Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai
konsep yang paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih
umum dituliskan di atas dan konsep yang lebih khusus dituliskan di
bawahnya. Hierarki dikatakan sahih jika urutan penenmpatan
konsepnya benar. Untuk setiap hierarki yang sahih diberi skor 5.
c. Kaitan silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep
pada satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya.
Kaitan silang dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung
yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep pada hierarki yang
berbeda. Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang sahih jika tidak
menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan
38
Ibid. hal. 48-49. 39
http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+dan+Go
win&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0&sa=N&fp=884a2d1ae6a28ba
9&biw=1366&bih=546.
27
kedua konsep sehingga antara kedua konsep tersebut menjadi kurang
jelas. Untuk setiap kaitan silang yang sahih diberi skor 10. Sedangkan
untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2.
d. Contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan
atribut konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak
dituliskan di dalam kotak karena contoh bukanlah konsep. Untuk
setiap contoh yang sahih diberi skor 1.
B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Pada penelitian ini materi yang akan disampaikan adalah mengenai
konsep sistem peredaran darah, karena di sekolah yang akan diteliti
mengalami kesulitan dalam menyampaikan konsep-konsep biologi terutama
pada konsep sistem peredaran darah. Penulis mengambil konsep sistem
peredaran darah karena pada siswa kelas VIII Bina prestasi 3 MTsN
Tangerang II Pamulang kurang memahami konsep tersebut dan mengalami
kesulitan dalam belajar. Dengan menggunakan metode penugasan peta konsep
diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari sehingga siswa dapat merasakan kebermaknaan dalam belajar
dan mendapatkan hasil yang baik serta memuaskan seperti yang diharapkan.
Peta konsep merupakan salah satu teknik belajar yang dikembangkan
Tony Buzon tahun 1970-an yang di dasarkan pada bekerjanya otak. Peta
konsep menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola
dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,
mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide
orisinil dan memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih mudah daripada
pencatatan tradisional.
Agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan menyulitkan maka peta
konsep salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa dalam memahami
pelajaran/konsep tersebut.
Ausubel menekankan dan menyarankan para guru dalam mentransfer
materi pelajaran kepada siswa-siswa dengan memanfaatkan melalui belajar
28
kebermaknaan, setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru memberi makna
secara langsung. Peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang
bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Peta
konsep dapat disusun seperti cabang pohon, siklus air, rantai kejadian, dan
bentuk laba-laba.
Dengan demikian siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya
dan memvisualisasikan melalui peta konsep. Peta konsep yang dikembangkan
oleh seseorang tidak akan sama dengan peta konsep yang dikembangkan oleh
orang lain, karena dalam fikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan
konsep-konsep itu yang akan dituangkan secara individu.
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Irmawati dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode
Pemberian Tugas Membuat Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
kelompok eksperimen sebesar 71,23 sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 60,73 dari pengujian prasyarat analisis diperoleh data terdistribusi
normal dan homogen maka dapat dilakukan uji-t dan taraf signifikan α = 0,05,
diperoleh data thitung > ttabel yaitu 4,25 > 2,00, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian penggunaan metode pemberian tugas membuat peta konsep
dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi
siswa.40
Mia Aina mengemukakan dari hasil penelitian bahwa pada siklus I
hasil belajar siswa belum tuntas, karena hasil belajar siswa masih rendah yaitu
dengan rata-rata kelas 5,24. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II
dengan menerapkan penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa
meningkat dengan rata-rata 6,39 pada siklus II dan pada siklus III meningkat
menjadi 7,16. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6,5 pada siklus III
40
Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta Konsep
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.
29
sebanyak 6 orang dan yang memperoleh nilai > 6,5 sebanyak 39 orang yang
artinya secara klasikal proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan.41
Jufri mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran menggunakan peta
konsep dengan pembentukan kelompok belajar, dan waktu yang cukup dapat
membantu siswa MAN 3 Malang memahami konsep Lingkungan dan
Pelestarian SDAH. Hasil belajar siswa dengan menggunakan peta konsep
dapat meningkat nyata, dengan rata-rata nilai 66,72 pada siklus I, 72,43 pada
siklus II, dan 82,4 pada siklus III. Secara umum respon siswa terhadap strategi
pembelajaran dengan peta konsep dalam pembelajaran konsep Lingkungan
dan Pelestarian SDAH berada pada skala sikap setuju (3,73) untuk pertanyaan
positif. Sedangkan untuk pertanyaan negatif sebesar 2,27 atau berada pada
skala sikap ragu-ragu.42
Yustini Yusuf dkk mengemukakan bahwa terjadi peningkatan
presentase aktifitas yaitu 72,42% (baik) siklus I menjadi 81,05% (baik sekali)
pada siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa dari nilai posttest pada siklus
pertama pokok bahasan sistem pencernaan yaitu 79,18% (tinggi) dan siklus
kedua pokok bahasan sistem pernafasan yaitu 84,04% (tinggi). Sedangkan
rata-rata ketuntasan belajar siswa dari nilai ulangan harian mengalami
peningkatan, pada siklus pertama 82,05% (tidak tuntas) dan siklus kedua yaitu
92,31 (tuntas).43
Suhirman mengemukakan bahwa pembelajaran IPA biologi dengan
menggunakan pendekatan peta konsep dan penerapan handout dapat
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sekaligus dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 1 SMPN 4 Mataram. Peningkatan kualitas proses
belajar mengajar tersebut dilihat dari hasil evaluasi pada kelas perlakuan dan
41
Mia Aina. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Invertebrata Dengan
Menggunakan Teknik Peta Konsep Di Kelas 1E SMA Negeri 3 Sungai Penuh, (Percikan: Vol. 87,
Edisi April 2008), hal. 39. 42
Jufri, Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Lingkungan Dan Pelestarian
Sumber Daya Alam Hayati Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang,
(Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004), hal. 36. 43
Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran
2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 63.
30
kontrol dimana kelas perlakuan mempunyai niali rata-rata kelas 74, nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai
rata-rata kelas 61, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85.44
Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapi mengemukakan bahwa penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi, hasil belajar, aktifitas, dan respon
siswa sebagai implementasi pembelajaran dengan strategi siklus belajar
hipotesis-deduktif dengan peta konsep. Miskonsepsi siswa yang berkaitan
dengan konsep fisika dikumpulkan melalui tes tulis bentuk uraian dan
wawancara klinis dan dianalisis secara deskriptif. Data tentang hasil belajar
siswa dikumpulkan melalui tes dan dianalisis dengan metode konversi skor.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) pembelajaran dengan strategi
siklus belajar hipotesis-deduktif dengan peta konsep dapat menurunkan
proporsi miskonsepsi siswa, (2) pembelajaran dengan strategi siklus belajar
hipotesis-deduktif dengan peta konsep dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa, dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan
strategi siklus belajar hipotesis-deduktif dengan peta konsep termasuk kategori
baik.45
Tahmidah Rahmi dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai Melalui Strategi Pembelajaran
Peta Konsep”, memberikan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman konsep siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan
strategi peta konsep pada konsep ekosistem berbasis nilai. Sebagian besar
siswa bersikap positif terhadap konsep ekosistem berbasis nilai.46
Rahmat Nauli mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya bahwa
interaksi dan hasil belajar siswa SMA dalam pokok bahasan struktur atom
44
Suhirman. Penerapan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Peta Konsep Dan
Penggunaan Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar Biologi Di SLTP Negeri 4
Mataram, (Jurnal Kependidikan, Mei 2005, Volume 4, Nomor 1), hal. 11. 45
Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapi. Implementasi Strategi Siklus Belajar Hipotesis-
Deduktif Dengan Peta Konsep Dalam Pengubahan Konseptual Pada Pembelajaran Fisika, (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 tahun XXXVII, Juli 2004), hal. 71. 46
Tahmidah Rahmi. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai Melalui
Strategi Pembelajaran Peta Konsep, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 58.
31
dapat meningkat melalui belajar kooperatif dengan bantuan media peta konsep
dan alat peraga dari 5,5 (kategori kurang) menjadi 7,3 (kategori baik).
Evaluasi pembelajaran kooperatif dengan bantuan peta konsep dan alat peraga
dapat dilakukan melalui monitoring aktifitas interaksi antar siswa, siswa
dengan guru, pemberian tugas kelompok dan tugas individu serta pemberian
tes pada akhir pembelajaran.47
D. Kerangka Berpikir
Saat proses belajar mengajar, guru mengalami kesulitan mencari
pendekatan atau metode yang dapat digunakan agar siswa dapat memahami
dan mengerti terhadap materi yang disampaikan.
Untuk meningkatkan pemahaman konsep biologi, guru dapat
menggunakan metode penugasan peta konsep agar dapat membantu siswa
pada saat pembelajaran terutama pada konsep sistem peredaran darah. Karena
peta konsep dapat menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentuk proposisi-proposisi, pengungkapan ini dapat dilakukan
guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui para siswa sebelum guru
memulai mengajarkan pokok bahasan baru.
Peta konsep merupakan suatu cara atau pendekatan belajar yang
efektif, karena peta konsep akan membantu ingatan siswa lebih kuat dalam
mengingat konsep pelajaran terutama konsep sistem peredaran darah. Peta
konsep disusun secara hierarkis dimulai dari konsep yang umum hingga
konsep yang khusus dengan dihubungkan oleh garis penghubung (tanda
panah), dan setiap penghubung dibubuhi dengan kata penghubung yang
relevan, peta konsep juga merupakan rangkuman dari konsep-konsep yang
dipetakan (jaring-jaring konsep).
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa tidak menguasai konsep
dasar biologi, sedangkan konsep dasar biologi sangat penting dan erat
kaitannya dengan mata pelajaran lainnya seperti fisika, kimia, dan
47
Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui
Belajar Kooperatif dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan Alat Peraga, (Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains ISSN: 1907-7157, vol 2 (1) 2007), hal. 18.
32
matematika. Pada dasarnya, untuk mengembangkan penguasaan konsep yang
baik dibutuhkan komitmen siswa dalam memilih belajar sebagai sesuatu yang
bermakna lebih dari hanya menghafal. Diharapkan siswa dapat menyusun peta
konsep dengan baik sehingga dapat membantu siswa dalam belajar serta
memahami konsep-konsep biologi. Dengan kata lain, peta konsep yang dibuat
oleh siswa akan mencerminkan penguasaan dan pemahaman konsep-konsep
pada siswa. Dengan metode penugasan peta konsep, diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode penugasan peta
konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem peredaran
darah.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN
Tangerang II Pamulang pada bulan November di semester ganjil tahun ajaran
2010/2011.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penugasan peta konsep. Metode
penugasan peta konsep ini merupakan metode yang dapat membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep, peta konsep juga dapat dikembangkan
secara individual atau dalam kelompok kecil.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana
guru melakukan tindakan melalui pemberian tugas peta konsep, yang terdiri
dari beberapa siklus dan masing-masing siklus memiliki beberapa tahap.
Tahap-tahap yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Observasi proses pembelajaran
b. Wawancara dengan guru dan siswa
2. Kegiatan siklus I
a. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem
peredaran darah.
b. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar biologi dengan
menggunakan peta konsep.
c. Tahap Analisis Data: Menganalisis proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa.
d. Tahap Refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I.
34
3. Kegiatan Siklus II
a. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem
peredaran darah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar biologi dengan
menggunakan peta konsep berdasarkan rencana pembelajaran hasil
refleksi pada siklus I.
c. Tahap Analisis Data: Menganalisis proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa.
d. Tahap Refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II.
Gambar di bawah ini merupakan desain penelitian yang digunakan oleh Kemmis
dan McTaggart seperti dikutip Nunan:1
1 David Nunan, Understanding Language Classrooms: A guide for teacher-initiated
actions, (London: Cambridge University Press, 1989), hal. 13.
35
Gambar 3.1
Siklus model Kemmis dan McTaggart
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru biologi dan siswa
kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Dengan jumlah
siswa sebanyak 21 orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 8 orang
siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi
Biologi kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Peneliti
PLAN
ACT & OBSERVE
REFLECT
REVISED
PLAN
ACT & OBSERVE
REFLECT
36
bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti bekerja
melakukan pengamatan, merencanakan tindakan, melaksanakan kegiatan,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian.
Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu seorang guru dan teman sejawat.
Guru tersebut adalah guru biologi yang memegang kelas penelitian dan teman
sejawat yang bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang telah
disiapkan oleh peneliti.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Prosedur penelitian ini berlangsung secara siklik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi.
Siklus pertama digambarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Peneliti mempersiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian
yang terdiri atas: soal yang harus dikerjakan siswa, lembar observasi, RPP
dan LKS.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap pembelajaran ini
terdiri dari pendahuluan meliputi guru menertibkan suasana kelas,
apersepsi dan motivasi, guru menuliskan judul pembelajaran yang akan
dibahas dan menulis tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang dipentingkan dari materi
pembelajaran. Kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran melalui
penggunaaan peta konsep. Penutup yaitu memberikan kesimpulan dan
evaluasi.
3. Tahap Evaluasi dan Analisis
Dilaksanakan oleh observer dan sejalan dengan pelaksanaan
tindakan. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap aktifitas dan hasil
37
belajar siswa. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas terdiri
dari dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif terdiri dari
hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan
siswa dan pendapat siswa dari hasil angket. Data tersebut kemudian
dianalisis.
4. Tahap refleksi
Hasil yang dapat dilakukan setelah data pada siklus pertama
dianalisis bersama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan, dan dapat
dijadikan acuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Selama menerapkan metode penugasan peta konsep, tindakan yang
dilakukan adalah: guru menjelaskan materi biologi dengan menggunakan
metode ceramah, pemberian tugas peta konsep dan tanya jawab. Sebelum guru
meminta siswa untuk membuat peta konsep terlebih dahulu guru menjelaskan
maksud dari peta konsep, bagaimana cara membuatnya, macam-macamnya.
Setelah dijelaskan kemudian siswa diarahkan untuk membuat peta konsep,
setelah siswa memahami bagaimana cara membuat peta konsep barulah siswa
diperintahkan untuk membuat peta konsep, dimulai dari membuat peta konsep
secara individu kemudian membuat peta konsep dalam kelompok kecil.
Indikator pemahaman konsep yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar, dapat memvisualisasikan pemahaman melalui peta konsep dan
mendapatkan hasil yang memuaskan karena dari hasil tersebut dapat terlihat
bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Adapun
indikator proses pembelajaran pada penelitian ini yaitu siswa memperhatikan
saat guru menjelaskan, dapat melakukan tanya jawab dengan guru. Sedangkan
indikator ketercapaian pembelajaran yang diharapkan yaitu dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk materi sistem peredaran darah adalah
sebesar 72,00. Apabila hasil pada siklus I belum tercapai indikator
38
ketercapaian pembelajaran yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus
berikutnya. Adanya peningkatan dari siklus pertama ke siklus berikutnya,
ditandai dengan adanya peningkatan nilai atau hasil belajar siswa dan
peningkatan pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajarinya. Akan
tetapi, jika pada siklus I sudah tercapai maka tetap dilaksanakan siklus II
untuk memantapkan hasil yang tercapai pada siklus I.
G. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
baik dari siswa maupun guru bidang studi biologi. Data dan sumber data dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Data Dan Sumber Data
No Data Sumber Data Instrumen yang digunakan
1 Permasalahan yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran
Siswa kelas VIII
Bina Prestasi 3
Wawancara
2 Proses pembelajaran Siswa kelas VIII
Bina Prestasi 3
dan guru biologi
Lembar observasi siswa dan
catatan lapangan
3 Pemahaman konsep Siswa kelas VIII
Bina Prestasi 3
Tes hasil belajar, penilaian
peta konsep
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap
pengumpulan data berikut ini:
1. Dokumentasi
Dalam dokumentasi, peneliti melakukan wawancara terhadap guru
dan siswa yang menjadi subjek penelitian, membuat catatan lapangan,
observasi kegiatan siswa pada setiap kegiatan pembelajaran, membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), laporan tugas siswa, dan ujian
akhir yang berupa pilihan ganda. Siswa menyelesaikan soal tes yang
39
diberikan oleh peneliti pada setiap akhir siklus serta observasi yang
dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap
pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat menganalisis
data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus
selanjutnya.
2. Tes
Tes hasil belajar berupa pretest dan posttest. Pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
3. Teknik penilaian peta konsep
I. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Lembar wawancara: Lembar wawancara ini digunakan pada saat awal
observasi, wawancara dilakukan kepada siswa dan guru.
2. RPP: RPP digunakan sebagai rencana guru dalam proses pembelajaran.
3. Tes: Tes yang berupa tes objektif digunakan untuk mengetahui
kemampuan serta pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru.
4. Lembar observasi: Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
5. Kriteria Penilaian Peta Konsep
40
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian pada konsep Sistem
peredaran darah
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia
Kompetensi
Dasar
Sub Konsep Aspek Kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4
1.6
Mendeskripsika
n sistem
peredaran darah
pada manusia
dan
hubungannya
dengan
kesehatan
Komponen
Darah
2 1,3,4,5,6,7,8 8
Fungsi Darah 11 9,10,12,13 5
Alat-alat pada
sistem
peredaran darah
15 14,16,17 4
Sistem
peredaran darah
20 18,19,21,22 5
Sistem
peredaran getah
bening (Limfa)
24 23 2
Penggolongan
Darah
25 1
Transfusi Darah 26 1
Gangguan atau
penyakit pada
sistem
peredaran darah
27,29,30 28 4
Jumlah 8 21 0 1 30
41
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi (Trustworthiness)
1. Validitas
Validitas yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurannya.2
Sebuah tes dikatakan baik apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur atau istilahnya valid/sahih. Rumus yang digunakan
untuk menghitung validitas dari angket dan soal adalah sebagai berikut:3
Rumus Point Biserial adalah:
γpbi = 𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝑡
𝑝
𝑞
Keterangan:
γpbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rerata skor yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
P : Proporsi siswa yang menjawab benar
(𝑝 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎)
q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 60 soal yang
telah digunakan pada uji validitas, sebanyak 30 butir soal dinyatakan
valid.4
2 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta bekerja sama dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 105. 3 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, cet ke-7, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), hal. 79. 4 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 68-71.
42
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan, keajegan, keterpercayaan atau
ketelitian suatu alat evaluasi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.5
Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-
Richardson 20) yaitu:6
r11 = 𝑛
𝑛−1
𝑆2−Σ𝑝𝑞
𝑆2
Keterangan:
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya soal atau item
S
: Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Berdasarkan hasil penghitungan uji reliabilitas instrument tes yang
dihitung dengan menggunakan program ANATES diperoleh hasil
reliabilitas tes sebesar 0.82.7
3. Analisis Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui kriteria
bobot soal yang dijadikan instrumen tes pada penelitian ini termasuk
kategori sukar, sedang, atau mudah.
Taraf kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:8
P = 𝐵
𝐽𝑆
5 Ahmad Sofyan, dkk. Loc Cit.
6 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 100-101.
7 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 72.
8 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 208.
43
Keterangan:
P : Proporsi (indeks kesukaran)
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah peserta tes
Adapun tingkat kesukaran dari setiap butir soal pada instrumen
yang digunakan memiliki 3 tingkatan yaitu sukar, sedang, dan mudah.
Hasil penghitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan kriteria
indeks kesukaran butir soal yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
berikut:9
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kriteria Tingkat
Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh indeks
tingkat kesukaran yang termasuk kriteria sukar sebanyak 8 soal, kriteria
sedang sebanyak 25 soal, dan kriteria mudah 11 soal. 10
4. Analisis Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa kurang pandai.11
Cara perhitungan daya pembeda adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = (Ba – Bb) / 0,5 N
Keterangan:
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
9 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 210.
10 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 72-73.
11 Ahmad Sofyan, dkk. Op. Cit., hal. 104.
44
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : Jumlah peserta
Klasifikasi atau kriteria daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:12
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Validitas
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 < D ≤ 0,20 Buruk (poor)
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 < D ≤ 0.70 Baik (good)
0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh indeks
daya pembeda yang termasuk kriteria sangat buruk yaitu 7 soal, kriteria
buruk sebanyak 19 soal, kriteria cukup sebanyak 16 soal, kriteria baik
sebanyak 11 soal, dan kriteria baik sekali sebanyak 7 soal.13
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu
pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data
yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil observasi, hasil tes
siswa, dan catatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data
yang digunakan berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa yang
berkaitan dengan keaktifan selama proses pembelajaran. Analisis ini
dilaksanakan terhadap hasil observasi, penghitungan peta konsep dan
catatan lapangan.
12
Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 218. 13
Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 76-78.
45
Hasil peta konsep yang telah dibuat siswa kemudian dianalisis
berdasarkan kriteria penilaian Novak dan Gowin yang tersusun atas nilai
proposisi sahih, hierarki sahih, kaitan silang sahih, dan contoh yang sahih.
Setiap proposisi sahih bernilai 1, hierarki sahih bernilai 5, kaitan silang
yang sahih bernilai 10 dan kaitan silang yang kurang sahih bernilai 2, serta
mencantumkan contoh bernilai 1. Selanjutnya peta konsep siswa dinilai
berdasarkan rumus di bawah ini:14
Nilai Peta Konsep = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛 𝑔 x 100%
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil tes kemampuan awal
(pretest) dan akhir siklus (posttest).
a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif berupa skor rata-rata (mean), daya
serap, dan ketuntasan belajar. Untuk menghitung skor rata-rata hasil
tes kemampuan siswa menggunakan rumus:
𝑀𝑥=
𝑋𝑁
Keterangan:
Mx : Mean (skor rata-rata)
𝑋 : Jumlah skor siswa
N : Number of Cases (banyak skor)
Untuk menghitung daya serap siswa dengan rumus:
Daya serap = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
Untuk ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas jika mencapai skor
minimal 72%.
14
http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+dan+
Gowin&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0&sa=N&fp=884a2d1ae6a2
8ba9&biw=1366&bih=546. Diakses 28 juni 20011, jam 10.
46
b. Analisis Efektivitas Tindakan
Analisis efektivitas tindakan yang telah dilakukan oleh guru
dapat dihitung dengan rumus Gain. Gain adalah selisih antara nilai
posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman konsep
setelah pembelajaran dilakukan guru.15
Rumus yang digunakan untuk
mengetahui indeks N-Gain adalah:
Indeks N-Gain = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
Berdasarkan rentang normalitas indeks N-Gain, maka dapat
dibuat kategori sebagai berikut:16
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Tingkat Gain
Rentang Indeks N-Gain Kategori Peningkatan
>0,7 Tinggi
0,3-0,7 Sedang
<0,3 Rendah
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Lilliefors.
Langkah-langah pengujian uji normalitas menggunakan
Lilliefors sebagai berikut: 17
Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom XA)
Menentukan nilai Zi dari setiap data (kolom Zi) dengan rumus
SD
XXi
dengan X adalah rata-rata (mean)
Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt)
15
Yanti Herlanti, Science Education Research, (Jakarta: Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains, 2006), hal. 71. 16
Richard R. Hake, “Analyzing Change/Gain Scores,“ American Educational Research
Assosiation’s Division D, Measurrement and Research Methodology, 1999, hal. 1. Diakses dari
(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-Gain.pdf). 17
Sudjana. Metode Statistika, Edisi VI, (Bandung: Tarsito, 1996), hal. 466-467.
47
Untuk kolom F(Zi) = 0,5 – Zi
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zi
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zi
Untuk kolom S(Zi)
respondenjumlah
respondennomorZiS
Kolom ZiSZiF merupakan harga mutlak dari selisih antara
F(Zi) – S(Zi).
Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk
mendapatkan Lo hitung.
Apabila Lohitung < Lotabel berarti data tersebut berdistribusi normal.
Apabila Lohitung > Lotabel berarti data tersebut tidak berdistribusi
normal.
Setelah data dinyatakan terdistribusi normal, maka dilakukan uji
homogenitas melalui Uji Fisher dan dilakukan analisis data secara
parametik dengan menggunakan Uji-t. Jika data tidak terdistribusi
normal maka akan dilakukan analisis data dengan teknik
nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon.
d. Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon atau uji peringkat bertanda adalah uji
nonparametrik. Uji Wilcoxon sebagai pengganti Uji-t bila datanya
tidak memenuhi syarat uji-t.18
Langkah-langkah dalam Uji Wilcoxon
adalah sebagai berikut:19
- Memberi nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi – Yi).
Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1,
harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya
harga mutlak terbesar diberi nomor urutan n. Jika terdapat selisih
18
Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, cet-pertama, (Bandung:
IKIP Bandung Press, 1998), hal. 402. 19
Sudjana. Op Cit., hal. 450.
48
yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diberi rata-
ratanya.
- Untuk setiap nomor urut memberi tanda yang didapat dari selisih
(X – Y).
- Menghitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga
jumlah nomor urut yang bertanda negatif.
- Mengambil jumlah dari harga mutlak yang paling kecil. Sebutlah
jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk
menguji hipotesis.
- Jika J dari penghitungan lebih kecil atau sama dengan J dari daftar
berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak.
L. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa denyatakan mengalami
peningkatan pemahaman konsep terhadap konsep sistem peredaran darah
apabila mencapai indikator yaitu kelas mencapai ketuntasan 100% dengan
nilai KKM 72.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran
diperoleh catatan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan
Tindakan Kondisi Siswa
Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk
mengukur kemampuan awal siswa
Siswa mulai terkondisikan
Proses Pembelajaran Beberapa siswa masih terlihat bercanda
dan berbicara dengan temannya
Siswa sudah mulai membuat peta konsep
di kertas
Melalui penugasan membuat peta
konsep, tampak siswa mulai memahami
konsep-konsep yang telah diajarkan
Masih banyak siswa yang belum
mencantumkan kata penghubung pada
peta konsep yang dibuatnya
Mengajukan Pertanyaan Masih sedikit siswa yang bertanya
Ragu dalam menyampaikan gagasan-
gagasannya
Menjawab Pertanyaan Belum ada keberanian dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru sehingga
guru harus menunjuk siswa terlebih
50
dahulu
Penugasan Dalam
Kelompok
Pada saat mengerjakan LKS dalam
bentuk kelompok, beberapa siswa masih
mengandalkan teman kelompoknya
Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah dilaksanakannya pembelajaran
dengan metode penugasan peta konsep
b. Hasil Peta Konsep Siswa
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai atau
hasil peta konsep yang telah dibuat siswa pada konsep sistem
peredaran darah, Adapun hasil peta konsep yang telah dibuat siswa
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I
Kode
Siswa
Peta Konsep
Jumlah
PS
(22)
% HS
(30)
% KS
(0)
% C
(0)
% Total
(52)
%
S1 17 77.3 15 50 0 0 0 0 32 61.5
S2 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S3 16 72.7 15 50 0 0 0 0 31 59.6
S4 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51
S5 24 100 25 83.3 0 0 0 0 49 94.2
S6 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S7 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S8 19 86.4 15 50 0 0 0 0 34 65
S9 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S10 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S11 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51
S12 18 81.8 15 50 0 0 0 0 33 63.5
S13 16 72.7 15 50 0 0 0 0 31 59.6
S14 19 86.4 25 83.3 0 0 0 0 44 84.6
S15 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51
S16 14 63.6 15 50 0 0 0 0 29 55.7
S17 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51
S18 23 100 15 50 0 0 0 0 38 73
51
S19 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51
S20 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53
S21 19 86.4 15 50 0 0 0 0 35 65
Rata-
rata
69.3 53.2 0 0 59.7
Berdasarkan tabel 4.2 ditinjau dari segi jumlah proposisi
yang bermakna pada 21 siswa, kemampuan membuat proposisi
sahih (PS) pada masing-masing siswa mencapai 54,5 – 100%
dengan rata-rata mencapai 69,3%. Adapun jumlah proposisi
terkecil yaitu 12 yang dibuat oleh siswa no 4, 11, 15, 17, dan 19.
Sedangkan jumlah proposisi terbesar yaitu 24 dan 23 yang dibuat
oleh siswa no 5 dan 18.
Ditinjau dari segi jumlah hierarki sahih yang bermakna
pada 21 siswa, kemampuan membuat hierarki sahih (HS) pada
masing-masing siswa mencapai 50 – 83,3% dengan rata-rata
mencapai 53,2%. Adapun jumlah hierarki terkecil yaitu 15 dan
hierarki terbesar yaitu 25 yang dibuat oleh siswa no 5 dan 14.
Nilai total peta konsep siklus I dari 21 siswa diperoleh nilai
terbesar yaitu 49 terdapat pada siswa no 5 dan nilai terkecil yaitu
27 terdapat pada siswa no 4, 11, 15, 17, dan 19, sehingga secara
keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep
mencapai 51 – 94,2% dengan rata-rata 59,7%.
c. Hasil Belajar Siswa
Pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil pretest dan
posttest pada siklus I mengenai subkonsep komponen darah, fungsi
darah dan alat-alat pada sistem peredaran darah. Pemahaman
konsep berdasarkan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini.
52
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa Siklus I
Siswa Siklus I
N-Gain Nilai Pretest Nilai Postest
Rata-rata 35 69 0.51
SD 6.87 8.24 0.15
Berdasarkan tabel 4.3 perolehan nilai pretest terendah
adalah sebesar 25 dan nilai tertingginya adalah sebesar 50. Pada
posttest siklus I terdapat 15 siswa yang belum mencapai KKM
yaitu 72. Rata-rata nilai N-Gain adalah sebesar 0,51 yang
menunjukkan bahwa nilai N-Gain berada dalam kategorisasi
sedang dan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode
penugasan cukup efektif pada subkonsep komponen darah, fungsi
darah serta alat-alat pada sistem peredaran darah. Pada
pembelajaran siklus I telah terjadi peningkatan pemahaman siswa
setelah digunakannya metode penugasan peta konsep pada konsep
sistem peredaran darah. Namun, penelitian ini harus dilanjutkan ke
siklus selanjutnya karena hasil posttest belum mencapai indikator
keberhasilan, siswa yang belum tuntas sebanyak 71,43%.
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
penugasan peta konsep dapat membantu siswa memahami
materi yang telah disampaikan.
2) Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran namun,
belum seluruhnya siswa memahami dan antusias pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Pada saat mengerjakan tugas kelompok, banyak siswa yang
masih mengandalkan teman satu kelompoknya. Seharusnya
bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
53
4) Pada saat membuat peta konsep masih banyak siswa yang
belum mencantumkan kata penghubung antara proposisi yang
satu dengan yang lainnya.
5) Peta konsep memudahkan guru dalam menyampaikan materi
tanpa harus menulis berupa paragraf tetapi tidak mengurangi
muatan konsep tersebut.
Berdasarkan hasil belajar siswa dan refleksi yang dilakukan
maka dilakukan perbaikan tindakan untuk siklus selanjutnya yaitu:
lebih ditingkatkan lagi minat dan motivasi siswa dalam belajar,
siswa lebih berani dalam menjawab pertanyaan atau dalam
mengajukan gagasan-gagasan yang mereka miliki.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil
belajar pemahaman konsep siklus I belum memenuhi indikator
keberhasilan intervensi tindakan, oleh karena itu penelitian
dilanjutkan ke siklus II.
2. Siklus II
a. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran
diperoleh catatan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Catatan Lapangan
Tindakan Kondisi Siswa
Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk
mengukur kemampuan awal siswa
Siswa sudah mulai terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan metode
penugasan peta konsep
54
Proses Pembelajaran Siswa ditugaskan membuat peta konsep
secara keseluruhan
Peta konsep yang telah dibuat siswa
mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya
Sudah banyak siswa yang
mencantumkan kata penghubung antara
proposisi yang satu dengan yang
lainnya
Mengajukan Pertanyaan Siswa tidak perlu lagi ditunjuk dalam
mengajukan pertanyaan
Menjawab Pertanyaan Siswa tidak lagi takut dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru
Penugasan Dalam
Kelompok
Banyak siswa yang terlibat secara aktif
dalam menyelesaikan tugas dan LKS
Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah dilaksanakannya pembelajaran
dengan metode penugasan peta konsep
b. Hasil Peta Konsep Siswa
Pada pembelajaran di siklus II, siswa mengalami
peningkatan dalam pembuatan peta konsep terlihat dari hasil total
peta konsep yang siswa buat.
Tabel 4.5 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus II
Kode
Siswa
Peta Konsep
Jumlah
PS
(41)
% HS
(45)
% KS
(0)
% C
(6)
% Total
(92)
%
S1 29 77.7 30 66.7 0 0 8 100 67 72
S2 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72
S3 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4
55
S4 33 80.4 20 44.4 0 0 9 100 62 68
S5 35 85.3 30 66.7 0 0 8 100 73 79
S6 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72
S7 34 82.9 30 66.7 0 0 11 100 75 81
S8 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72
S9 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72
S10 25 60.9 30 66.7 0 0 7 100 66 71
S11 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4
S12 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72
S13 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4
S14 32 78 35 77.8 0 0 8 100 75 81
S15 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4
S16 31 80.4 25 55.6 0 0 10 100 67 72
S17 22 53.6 25 55.6 0 0 4 66.7 51 55.4
S18 32 78 35 77.8 0 0 8 100 75 81
S19 31 75.6 25 55.6 0 0 9 100 65 70
S20 29 70.7 35 77.8 0 0 10 100 74 80
S21 36 87.8 40 88.9 0 0 9 100 85 92
Rata-rata 73.2 59.8 0 98.4 70.7
Berdasarkan tabel 4.5 ditinjau dari segi jumlah proposisi
yang bermakna pada 21 siswa, kemampuan membuat proposisi
sahih (PS) pada masing-masing siswa mencapai 53,6 – 87,8%
dengan rata-rata mencapai 73,2%. Adapun jumlah proposisi
terkecil yaitu 22 yang dibuat oleh siswa no 17. Sedangkan jumlah
proposisi terbesar yaitu 36 yang dibuat oleh siswa no 21.
Ditinjau dari segi jumlah hierarki sahih yang bermakna
pada 21 siswa, kemampuan membuat hierarki sahih (HS) pada
masing-masing siswa mencapai 44,4 – 88,9% dengan rata-rata
mencapai 59,8%. Adapun jumlah hierarki terkecil yaitu 20 yang
dibuat siswa pada no 3, 4, 11, 13, dan 15 sedangkan hierarki
terbesar yaitu 40 yang dibuat oleh siswa no 21.
Ditinjau dari segi jumlah contoh yang bermakna pada 21
siswa, kemampuan membuat contoh yang sahih (C) pada masing-
masing siswa mencapai 66,7 – 100% dengan rata-rata mencapai
98,4%. Adapun jumlah contoh terkecil yaitu 4 yang dibuat siswa
no 17 sedangkan jumlah contoh terbesar 11 yang dibuat siswa no 7.
56
Nilai total peta konsep siklus II dari 21 siswa diperoleh
nilai terbesar yaitu 85 terdapat pada siswa no 21 dan nilai terkecil
yaitu 51 terdapat pada siswa no 3, 11, 13, 15, dan 17, sehingga
secara keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep
mencapai 55,4 – 92% dengan rata-rata 70,7%.
c. Hasil Belajar Siswa
Pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil pretest dan
posttest pada siklus II mengenai subkonsep sistem peredaran darah,
penggolongan darah, transfusi darah, peredaran getah bening, serta
gangguan pada sistem peredaran darah. Pemahaman konsep
berdasarkan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.6 di
bawah ini.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa
Siklus II
Siswa Siklus II
N-Gain Nilai Pretest Nilai Postest
Rata-rata 40 81 0.68
SD 12.47 8.35 0.14
Berdasarkan tabel 4.3 perolehan nilai pretest terendah
adalah sebesar 21 dan nilai tertingginya adalah sebesar 64. Pada
posttest siklus II siswa mengalami ketuntasan belajar dengan hasil
posttest terendah sebesar 72. Rata-rata nilai N-Gain adalah sebesar
0,68 yang menunjukkan bahwa nilai N-Gain berada dalam
kategorisasi sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa sebelum
dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
penugasan peta konsep siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep sistem peredaran darah dan menjadi lebih
paham setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode
penugasan peta konsep. Dari data yang diperoleh pada siklus II
57
ternyata siswa telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 100%
yaitu nilai siswa ≥72.
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang terjadi di siklus II mengalami peningkatan
dari siklus I mengenai kondisi siswa maupun hasil belajar
siswa.
2) Siswa tidak lagi saling mengandalkan pada saat mengerjakan
tugas.
3) Siswa dapat membuat peta konsep lebih baik lagi dari
pertemuan sebelumnya.
4) Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam memahami konsep-
konsep.
5) Siswa masih terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
e. Keputusan
Setelah dilakukan intervensi tindakan pada siklus I dan
siklus II, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Terdapat peningkatan nilai yang signifikan antara pretest dan
posttest terhadap pemahaman konsep siswa pada setiap
siklusnya.
2) Dari indikator keberhasilan intervensi tindakan siklus I dan
siklus II yang sudah terpenuhi 100% pada pemahaman konsep
siswa, maka intervensi tindakan dicukupkan sampai siklus II.
B. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Pada uji
normalitas diperoleh nilai Lo (Lhitung) yang selanjutnya dibandingkan
58
dengan Ltabel. Apabila Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa
data tersebut tidak berdistribusi normal.1
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Lilliefors
α N
Lo (Lhitung)
Ltabel Kesimpulan N-Gain Siklus
I
N-Gain Siklus
II
0,05 21 0.194081 0.12500 0.04146
Data Tidak
Berdistribusi
Normal
2. Uji Wilcoxon
Pada penelitian ini menggunakan uji wilcoxon dikarenakan
data tidak berdistribusi normal. Hasil uji wilcoxon menunjukkan
terdapat perbedaan N-Gain pada siklus I dan siklus II yang signifikan.
Hasil penghitungan uji wilcoxon dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Tabel Uji Wilcoxon
N Pasang Jhitung Jtabel Keterangan
21 24 59 Ha diterima
Berdasarkan penghitungan pada tabel 4.8 Ho ditolak bila Jhitung
≤ Jtabel, maka 24 ≤ 59 sehingga Ho ditolak artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara N-Gain Siklus 1 dan Siklus II.2
1 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 2, hal 139-140.
2 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 3, hal 141-142.
59
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran biologi dengan
menggunakan metode penugasan peta konsep dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Hal ini terlihat dari lembar observasi kegiatan beajar
mengajar, lembar aktivitas belajar siswa, dan dari peningkatan perolehan
hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan
setiap siklusnya. Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode
penugasan peta konsep pada siklus I belum sesuai yang diharapkan.
Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum maksimal dan kegiatan belajar
mengajar belum berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang
berbicara, bercanda, pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa
masih mengandalkan teman dan hanya siswa tertentu saja yang terlibat
secara aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran di
dalam kelas. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami konsep sistem peredaran darah. Setelah dilaksanakannya
pembelajaran dengan metode penugasan peta konsep siswa terbantu dalam
memahami konsep tersebut sehingga nilai siswa meningkat tetapi siswa
masih ada yang belum terlibat secara aktif dalam mengerjakan tugas.
Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan penelitian pada siklus I
mengenai pembuatan peta konsep, nilai total peta konsep siklus I dari 21
siswa diperoleh nilai terbesar yaitu 49 dan nilai terkecil yaitu 27, sehingga
secara keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep
mencapai 51 – 94,2% dengan rata-rata 59,7%. Adapun rata-rata hasil
pretest yang dapat dicapai oleh siswa adalah sebesar 35 sedangkan rata-
rata posttest sebesar 69 dengan N-Gain sebesar 0,51 yang termasuk
kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa belum
mencapai KKM yang diharapkan dengan ketuntasan belajar 100%,
sehingga perlu dilakukan siklus II.
60
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan perbaikan
dari siklus I. Pada siklus II siswa mulai terbiasa dengan metode penugasan
peta konsep. Sehingga siswa mampu membuat peta konsep dengan baik
yaitu dapat menyusun peta konsep secara hierarki, memberikan kata
penghubung diantara konsep-konsep dan dapat memberikan contoh. Nilai
total peta konsep siklus II dari 21 siswa diperoleh nilai terbesar yaitu 85
dan nilai terkecil yaitu 51, sehingga secara keseluruhan kemampuan siswa
dalam membuat peta konsep mencapai 55,4 – 92% dengan rata-rata
70,7%.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest
pada siklus II yaitu dengan rata-rata pretest diperoleh sebesar 40 dan rata-
rata posttest sebesar 81 dengan N-Gain sebesar 0,68 yang termasuk ke
dalam kategori sedang. Adapun nilai peta konsep yang dibuat siswa pada
siklus II diperoleh nilai terendah sebesar 54 dan nilai tertinggi sebesar 87.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II telah terjadi
peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman siswa pada konsep
sistem peredaran darah dan ketuntasan belajar siswa sudah tercapai dengan
hasil siswa mencapai nilai 72 atau tidak ada siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM.
Meningkatnya pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa metode penugasan peta konsep
dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penyampaian materi pelajaran
dan mengurangi cara belajar siswa yang bersifat hafalan serta dapat
membantu guru dalam penyampaian materi tanpa harus menulis berupa
paragraf tetapi tidak mengurangi muatan konsep tersebut. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Irmawati yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi.3 Selain dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi, peta konsep dapat
meningkatkan kualitas belajar yang dapat dilihat dari aktivitas siswa. Pada
3 Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta
Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.
61
pembelajaran ini guru menekankan kemampuan siswa dan kreatifitas
siswa sehingga siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan
oleh guru dan hasil belajar yang mamuaskan. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yustini Yusuf dkk yang menyatakan
bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui
penggunaan peta konsep.4
Dalam dunia pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk
berbagai macam kegunaan, antara lain siswa mampu menuangkan
pengetahuan apa yang telah mereka ketahui dalam bentuk peta konsep
kemudian mereka dapat mengalami belajar bermakna. Belajar bermakna
membutuhkan kesungguhan dalam diri siswa untuk menghubungkan
pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang sesuai yang dimilikinya.
Hal ini akan membantu ingatan siswa menjadi lebih kuat. Semakin sering
siswa menggunakan peta konsep maka, semakin kuat ingatan siswa dan
semakin memahami konsep-konsep yang mereka pelajari sehingga, tidak
terjadi miskonsepsi. Konsepsi yang salah akan mengganggu perolehan
pemahaman konsep yang benar. Selain itu, peta konsep juga dapat
digunakan sebagai alat evaluasi. Salah satu kekuatan penggunaan peta
konsep tidak hanya sebagai alat pembelajaran tetapi juga sebagai alat
evaluasi karena menganjurkan siswa untuk menggunakan bentuk
pembelajaran yang bermakna. Peta konsep juga efektif dalam
mengidentifikasi baik itu valid atau tidaknya rencana/gagasan yang
digunakan siswa.
Adanya aktivitas interaksi antar siswa, guru dan siswa, membantu
siswa memahami materi yang disampaikan. Siswa aktif bertanya, mampu
mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide yang mereka miliki
sehingga mereka menjadi disiplin dan bertanggungjawab terhadap belajar.
Dengan menyusun peta konsep dapat memberikan pengalaman langsung
4 Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi
Melalui Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun
Ajaran 2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 63.
62
bagi siswa, mengarahkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada
sehingga siswa tidak sekedar menghapal tetapi memahami betul konsep-
konsep yang dipelajari.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
pemahaman siswa yang signifikan dengan menggunakan metode
penugasan peta konsep pada konsep sistem peredaran darah di kelas VIII
Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan peta
konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem
peredaran darah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata N-Gain siklus I
sebesar 0,51 dengan kategori sedang dan terjadi peningkatan pada siklus II
dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,68 dengan kategori sedang.
B. Saran
1. Setiap guru dapat memberikan variasi pendekatan dan metode
pembelajaran untuk menghindari kejenuhan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
2. Metode penugasan peta konsep dapat diterapkan pada semua mata
pelajaran.
3. Siswa lebih banyak dilatih dalam pembuatan peta konsep terutama
dalam memberikan kata penghubung.
4. Alokasi pengajaran yang cukup agar pembelajaran dapat tersampaikan
sesuai rencana.
64
DAFTAR PUSTAKA
Adiarta, Agus dan Ni Ketut Rapi. Implementasi Strategi Siklus Belajar Hipotesis-
Deduktif Dengan Peta Konsep Dalam Pengubahan Konseptual Pada
Pembelajaran Fisika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No. 3 tahun XXXVII, Juli 2004.
Aina, Mia. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Invertebrata Dengan
Menggunakan Teknik Peta Konsep Di Kelas 1E SMA Negeri 3 Sungai
Penuh, Percikan: Vol. 87, Edisi April 2008.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, cet ke-7,
Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Tutorial,
http://arono.wordpress.com/2009/08/05/mengorganisasi-informasi-
dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelajaran-tutorial/,
di akses pada tanggal 20 Januari 2010.
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map, Terj. The Untimate Book Of Mind Maps
oleh Susi Purwoko, cet ke-8, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996.
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Cet. Ke-3,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Rineka Cipta, 1999.
Dossuwanda. Ragam Metode Pembelajaran Aktif,
http://dossuwanda.wordpress.com . di akses bulan juni 2011.
Hake, Richard R. “Analyzing change/gain scores,“ American Educational
Research Assosiation’s Division D, Measurrement and Research
Methodology, 1999, hal. 1. Diakses dari
(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-Gain.pdf).
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Herlanti, Yanti. Science Education Research, Jakarta: Tanya Jawab Seputar
Penelitian Pendidikan Sains, 2006.
64
65
http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+da
n+Gowin&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0
&sa=N&fp=884a2d1ae6a28ba9&biw=1366&bih=546. Diakses 28 juni
20011, jam 10.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih Sukmadinata. Perencanaan Pengajaran, Cet. Ke-2,
Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta
Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, Jakarta: Program
Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2010.
Jufri. Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian
Sumber Daya Alam Hayati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
1 MAN 3 Malang, Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni
2004.
Nauli, Rahmat. Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA
Melalui Belajar Kooperatif dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan
Alat Peraga, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN: 1907-7157,
vol 2 (1) 2007.
Novak, Joseph D. http://cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/
TheoryCmaps/TheoryUnderlyingConceptMaps.htm. diakses 11 September
2010.
Nunan, David. Understanding Language Classrooms: A guide for teacher-
initiated actions, London: Cambridge University Press, 1989.
Rahmi, Tahmidah. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai
Melalui Strategi Pembelajaran Peta Konsep, Skripsi, Jakarta: Program
Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2010.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004.
Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, cet-pertama, Bandung:
IKIP Bandung Press, 1998.
Rustaman, Nuryani Y, Soendjojo Dirdjosoemarto, Suroso Adi Yudianto, Yusnani
Achmad, Ruchji Subekti, Diana Rochintaniawati, dan Mimin Nurjhani K.
Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang,
2005.
66
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar, cet ke-8, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Cet. Ke-5, Jakarta: Kencana, 2008.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri
Wibowo B.S, cet ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet ke-18, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta bekerja sama dengan UIN Jakarta Press, 2006.
Sudjana. Metode Statistika, Edisi VI, Bandung: Tarsito, 1996.
Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif, cet ke-2, Surakarta: Yuma
Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010.
Suhirman. Penerapan Model Pembelajaran dengan Pendekatan Peta Konsep dan
Penggunaan Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar
Biologi Di SLTP Negeri 4 Mataram, Jurnal Kependidikan, Mei 2005,
Volume 4, Nomor 1.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Edisi I, cet ke-6, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Edisi I, cet ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, cet ke-6, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2009.
Yusuf, Yustini, Mariani Natalina, Evi Suryawati, Sri Wulandari, Nur Asiah, dan
Kamilia Sari. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi
Melalui Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2
Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63,
67
2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau .ISSN :
1829-5460.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Amin Djamaluddin, dan
Rifqi Rosyad. Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN A INSTRUMEN DAN UJI COBA INSTRUMEN
PENELITIAN
A. 1 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
A. 1. 1 REKAPITULASI HASIL UJI COBA
PENELITIAN
A. 1.2 REKAPITULASI KISI-KISI INSTRUMEN
PENELITIAN
A. 1. 3 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
A. 2 INSTRUMEN NON TES
A. 2. 1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS
SISWA
A. 2. 2 PENILAIAN PETA KONSEP
A. 2. 3 CATATAN LAPANGAN
68
REKAPITULASI HASIL UJI COBA PENELITIAN
Satuan Pelajaran : MTsN Tangerang II Pamulang
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : VIII/I
Standar kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Konsep : Sistem peredaran darah
Indikator Jenjang Kognitif
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan bahan-bahan yang
berperan pada saat proses
pembekuan darah
1* 1
Menyebutkan karakteristik sel
darah merah
2* 1
Menyebutkan tempat produksi
leukosit
3 1
Mengklasifikasikan bagian
plasma darah
4 1
Menjelaskan protein yang
terdapat dalam plasma darah
5 1
Menjelaskan protein pelawan
benda asing (kuman) yang masuk
ke dalam tubuh
6* 1
Menjelaskan penyebab darah
berwarna merah
7 1
Mengklasifikasikan ciri-ciri
komponen darah
8* 1
Menjelaskan organ tubuh yang
memproduksi sel darah merah
9 1
Menjelaskan kandungan Hb 10* 1
Menjelaskan proses terjadinya
pembekuan darah
11* 1
Mendeskripsikan bagian dari
plasma darah
12* 1
Menjelaskan komponen darah
yang mengedarkan sari makanan
ke seluruh tubuh
13* 1
Menjelaskan fungsi sel darah
putih (Leukosit)
14* 1
Menjelaskan kegunaan 15* 1
Lampiran A. 1. 1
69
Hemoglobin pada sel darah
merah
Menjelaskan komponen darah
yang berfungsi membunuh
kuman
16 1
Menyebutkan zat yang
berfungsi paling akhir dalam
menutup luka
17* 1
Menjelaskan peranan
fibrinogen
18 1
Menjelaskan alasan salah satu
fungsi darah sebagai pembunuh
kuman
19* 1
Menjelaskan fungsi
tromboplastin
20* 1
Menjelaskan fungsi zat besi
bagi darah
21* 1
Menyebutkan denyut jantung
orang normal pada saat istirahat
22 1
Menjelaskan pemisah ruang
pada jantung
23* 1
Menjelaskan fungsi valvula
trikuspidalis
24* 1
Menjelaskan pembuluh darah
yang kaya akan oksigen
25 1
Menjelaskan dampak pada
pembuluh darah arteri jika
terjadi luka
26 1
Menjelaskan pembuluh arteri
yang membawa darah miskin
oksigen
27 1
Menyebutkan nama alat yang
dapat mengukur tekanan
darah
28 1
Menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi tekanan
darah
29* 1
Menjelaskan fungsi pada katup-
katup vena
30* 1
Menjelaskan tekanan darah
seseorang
31* 1
Mengidentifikasi karakteristik
pembuluh nadi
32 1
Menjelaskan mengenai 33 1
70
Pembuluh darah yang
meninggalkan jantung
Menjelaskan terjadinya
pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida di dalam
pembuluh darah
34* 1
Membedakan antara arteri dan
vena
35 1
Menjelaskan denyut jantung per
menit setelah berlari
36 1
Menjelaskan perbedaan darah di
pembuluh balik (vena)
37* 1
Menjelaskan penyebab
terjadinya peredaran darah
38* 1
Menjelaskan lintasa peredaran
darah
39 1
Menyebutkan fungsi sistem
peredaran darah manusia
40* 1
Mengurutkan aliran darah ke
seluruh tubuh
41* 1
Menjelaskan sistem peredaran
darah manusia yang disebut
sistem peredaran darah
rangkap
42 1
Mengurutkan sistem peredaran
darah kecil
43* 1
Menjelaskan pembuluh limfa
kiri
44 1
Menjelaskan penyebab
peredaran limfa yang
merupakan peredaran terbuka
45* 1
Menyebutkan fungsi pembuluh
limfa
46* 1
Menyebutkan golongan darah
resipien universal
47 1
Menyebutkan golongan darah
univeresal
48 1
Menjelaskan letak aglutinin a
dan aglutinin b
49 1
Menjelaskan golongan darah
yang tidak tepat untuk di
donorkan
50* 1
Menjelaskan bahaya yang
terjadi pada saat transfusi
darah
51* 1
71
Menyebutkan golongan darah
yang dapat ditransfusikan oleh
golongan darah B
52 1
Menjelaskan kelainan pada
sistem peredaran darah yang
menyebabkan darah sukar
membeku
53 1
Menyebutkan penyakit yang
berhubungan dengan sistem
peredaran darah
54* 1
Menyebutkan penyakit
penyempitan pembuluh arteri
55 1
Menganalisis penyebab
terjadinya kelainan jantung
56* 1
Menyebutkan gangguan yang
disebabkan oleh pelebaran
pembuluh darah
57* 1
Mengidentifikasi penyebab
anemia
58 1
Menjelaskan penyebab penyakit
stroke
59 1
Menyebabkan penyakit yang
disebabkan melebarnya
pembuluh vena
60* 1
JUMLAH SOAL 60
Keterangan:
Tanda *: adalah soal yang valid/signifikan
Soal yang dinyatakan valid adalah nomor: 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
17, 19, 20, 21, 23, 24, 29, 30, 31, 34, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 50, 51, 54,
56, 57 dan 60
Jumlah: 33 soal
72
n a1 J
REKAP ANALIS]S BUTIR
R a t a 2 = 3 5 . 5 9
S impang Baku : 6 .31
K o r e l a s i X Y : 0 . 7 0
R e l - i a b i l i t a s T e s : 0 . 8 2
But i r Soal- : 60
Jumlah Subyek: 59
Nama beTkas : G : \HASIL VAL ID ITAS.ANA
Bt r Ba ru B t r As I i D .Pembeda(? ) T . Kesuka ran Ko re l -as i S ign . Ko re l -as i
1 1 5 6 . 2 5 M u d a h 0 . 4 6 6 S a n g a t S i g n i f i k a n
2 2 1 ,2 . 50 Sanga t Mudah 0 . 2 ' 73 S ign i f i kan
3 3 1 2 . 5 0 M u d a h 0 . 1 7 6
4 4 - 6 . 2 5 S a n g a t S u k a r - 0 . 1 2 6 -
5 5 6 . 2 5 S a n g a t S u k a r 0 . 2 1 0
6 6 2 5 . 0 0 S a n g a t M u d a h 0 . 3 9 8 S a n g a t S i g n i f i k a n'7
1 6 .25 Sanga t Mudah 0 . 1 "25
8 8 75 . 00 Sedang 0 . 61 , .4 Sanga t S ign i f i kan
9 9 6 . 2 5 M u d a h 0 . 1 8 2
1 0 1 0 1 8 . 7 5 S a n g a t M u d a h 0 . 3 3 0 S a n g a t S i g n i f i k a n
1 1 1 1 3 I . 2 5 S e d a n g 0 . 3 0 4 S i g n i f i k a n
1 2 L 2 4 3 . 7 5 M u d a h 0 , 4 4 9 S a n g a t S i g n i f i k a n
1 3 1 3 1 " 8 . 7 5 S u k a r 0 . 2 5 5 S i g n i f i k a n
1 4 1 4 2 5 . 0 0 S e d a n g A . 3 2 ' 7 S a n g a t S i g n i f i k a n
1 5 1 5 5 0 . 0 0 M u d a h 0 . 3 8 4 S a n g a t S i g n i f i k a n
L 6 1 6 2 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 2 3 9
L 7 I 7 9 3 . 7 5 S e d a n g 0 . 7 0 9 S a n g a t S i g n i f i k a n
1 8 1 8 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 1 4 5
1 9 1 9 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 2 6 2 S i g n i f i k a n
2 0 2 0 5 0 . 0 0 S e d a n g 0 . 4 7 6 S a n g a t S i g n i f i k a n
2 1 2 1 , 3 7 . 5 0 M u d a h 0 . 2 6 I S i g n i f i k a n
2 2 2 2 0 . 0 0 M u d a h 0 . 0 0 7
2 3 2 3 7 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 5 9 3 S a n g a t S i g n i f i k a n
2 4 2 4 7 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 5 6 5 S a n g a t S i g n i f i k a n
2 5 2 5 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 2 3 1 ,
2 6 2 6 6 . 2 5 S e d a n g - 0 . 0 2 3
2 7 2 7 6 . 2 5 S u k a r 0 . 0 4 6
2 8 2 8 0 . 0 0 S a n q a t M u d a h 0 . 0 5 4
.......--l -
z t
? n
3 1
3 2
J J
3 4
3 5
3 6
3'7
3 9
4 0
4 I
4 2
4 3
4 44t r ,
. + o
4 7
4 8
4 9q ,n
5 2
5 3
R A
5 6
5 8
O U
Z Y
? n
3 1
5 Z
J J
3 4
3 6
5 9
4 0
4 L
4 2
4 3
4 4
4 5
4 6
4 7
4 8
4 9
5 0
5 l
5 2
5 5
5 6
5 7
5 9
6 0
6 2 . 5 0
6 . 2 5- 2 5 . 0 0
7 5 . 0 0
L Z . 3 V
0 . 0 0
J / . 5 U
5 0 . 0 0
- 1 2 . 5 0
2 5 . 0 0
4 3 . 7 5
- 1 8 . 7 5
3 7 . 5 0
1 2 . 5 0
3 7 . 5 0
1 C ? q
1 2 . 5 0
0 . 0 0
2 5 . 0 0
5 6 . 2 5
2 5 . 0 0
6 . 2 s
2 5 . 0 0
1 2 . 5 0
J / . J U
7 5 . 0 0
- 2 5 . 0 0
2 5 . 0 0
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat
Sangat
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sangat
Sukar
Sukar
Sangat
Sangat
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat
Mudah
Mudah
Suka r
Mudah
Mudah
Mudah
0 . 2 8 6
0 . 3 5 8
0 . 4 L ' t
0 . 1 0 0
- 0 . 1 6 9
0 . 5 2 6
0 . 0 6 7
0 . 0 7 5
0 . 2 - 7 2
0 . 2 5 8
- 0 . 1 0 0
0 . 3 1 0
0 . 3 9 2
U . J Y O
0 . 2 ] - 0
U . J 6 Z
0 . 2 7 4
0 . 1 9 4
NAN
U . I Z O
0 . 4 2 3
v . z t 5
4 .144
0 .205
u . 5 4 2
0 . 1 4 9
0 . 4 6 4
- 0 . 1 " 4 9
- 0 . 1 9 9
0 . 4 5 6
Sign i f i kan
Sangat Signi f ikan
Sanga t S ign i f i kan
Sangat Signi f ikan
\ 1 d h 1 l 1 P a h
Sign i f i kan
\ 1 d n f i l r t n
Sangat Signi f ikan
Sangat Signi f ikan
Sanga t S ign i f i kan
\ 1 d n l t 1 - r t n
NAN
Sangat Signi f ikan
S ign i f i kan
Sanga t S ign i f i kan
Sangat Signi f ikan
Sangat Signi f ikan
Sangat Signi f ikan
75
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek: 59
K1p a tas , l bawah(n ) : 16
Butir Soa-l-= 60
Nama berkas: D:\MY DOCUMENTS\MfDOCT'MENTS\GOTA' S DOCI'MENT\OTHER DOCUMEN\HASIL VA
No But i r Baru
1
4z
4
5
6
7
I
I
1 0
l_1
! z
1 31 ^1 a
l_5
I 6
L 7
l_8
1 9
2 0
2 T
2 2
z 5
2 4
2 5
z o
a a
2 8
z >
3 0
No But i r Asl i
1
2
4
5
6
7
8
9
1 0
t_1
1 aL Z
13
T 4
1 5
L 6
L 7
L 8
l_9
2 0
2 T
2 2
z 5
2 4
t o
2 7
2 8
2 9
3 0
5 l
Kel-. Atas
1 6
L6
0
L 6
t_5
! 4
1 3
.t_5
6
6
t 6
l 2
16
L 5
t 4
L 4
l <
1 4
T 4
L 6
1"2
J
1 6
I I
1 q
t 6
Kel . Bawah
7
L 4
l_3
1
a4
1 21 AI =
2
L2
L 3
I
9
J
2' 8
I
t_
L 3
L 4
o
8
l-3
2
2
I 4
1 1.)
1 6
R
U
6
T n A a l r c T ' \ D / 9 1\ v /
5 6 . 2 5
1 2 . 5 0
1 t E nL L . J V
- 6 . 2 5
6 . 2 5
2 5 . 0 0
6 . 2 s.7 E, nn
6 . 2 5
3 l _ . 2 5
4 3 . 7 5
1 C ? q
2 5 . 0 0
5 0 . 0 0
2 5 . 0 0
9 3 . ? 5
1 2 . 5 0
t - 2 . 5 0
5 0 . 0 0
{ , h t l
0 . 0 0? F, n n
7 5 . 0 0
1 2 . 5 0
6 . 2 5
6 . 2 5
0 . 0 0
1 8 . 7 s
4 5 . / 5
O Z . J U
Beda
2
2
- 1
1
4
L
L 21a
n
5
4
I
4
2
2
8
5
0
L2
L2
11
0
3
7
1 0
3 2
J J
A A
3 5
J O
J /
3 B
3 9
4 0
4 \
4 2
4 3
4 4
4 6
4' l
4 B
4 9
5 0
5 1
5 2
5 3
q /
5 5
5 6
5 7
5 B
5 9
6 0
3 2
3 4
3 5
3 6
3 7
3 B
3 9
4 0
4 I
4 2
4 4
l q
4 6
4 l
4 B
4 9
5 0
5 1
5 3
E A
5 5
5 6
5 1
5 8
5 9
6 0
4
9
L 4
7
7 6
9
7 2
7
t-3
t 4
a
1 6
3
B
5
L 6
1 6
O
1 5
l-3
T 2
1 3
1 0
1 0
b
1 5
9
I 6
l 3a
5
1 6
4
9
9
7
5
1 O
1
2
2
L 4
T 6
2
6
9
1 1
9
3
I
0
3
I 5
1 1
1 t
1
- 4
L 2
a
0
o
o
a
4'7
- 3
6
a
6
3
2
0
4
9
4
1
4
7
2
Ct
L 2
_ A
* 3
4
76
6 . 2 5
- 2 5 . 0 0
? E , n n
7 2 . 5 0
0 . 0 0
3 7 . 5 0
5 0 . 0 0
2 5 . 0 0
1 ? ? q
- 1 8 . 7 5
3 7 . 5 0
1 2 . 5 0
3 7 . 5 0
1 8 . 7 5
L 2 . 5 0
0 . 0 0
2 5 . 0 0
5 6 . 2 5
2 5 . 0 0
6 . 2 5
2 5 . 0 0
A ? 7 \
1 ) q n
3 7 . 5 0
7 5 . 0 0
- 2 5 . 0 0
- 1 8 . 7 5
2 5 . 0 0
i -
77
E
3
z!.-r
3
78
79
80
REKAPITULASI
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
Satuan Pelajaran : MTsN Tangerang II Pamulang
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : VIII / 1
Standar Kompetensi :Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Konsep : Sistem peredaran darah pada manusia
Materi
Pembelajaran Indikator
Jenjang Kognitif Jumlah C1 C2 C3 C4
Komponen
Darah
Menjelaskan bahan-bahan yang
berperan pada saat proses
pembekuan darah
1 1
Menyebutkan karakteristik sel
darah merah
2 1
Menjelaskan protein pelawan
benda asing (kuman) yang
masuk ke dalam tubuh
3 1
Mengklasifikasikan ciri-ciri
komponen darah
4 1
Menjelaskan kandungan Hb 5 1
Menjelaskan proses terjadinya
pembekuan darah
6 1
Mendeskripsikan bagian dari
plasma darah
7 1
Menjelaskan komponen darah
yang mengedarkan sari makan
ke seluruh tubuh
8 1
Fungsi Darah Menjelaskan fungsi sel darah
putih (leukosit)
9 1
Menjelaskan kegunaan
hemoglobin pada sel darah
merah
10 1
Menyebutkan zat yang
berfungsi paling akhir dalam
menutup luka
11 1
Menjelaskan fungsi
tromboplastin
12 1
Menjelaskan fungsi zat besi
bagi darah
13 1
Lampiran A. 1. 2
81
Alat-alat pada
sistem
peredaran darah
Menjelaskan pemisah ruang
pada jantung
14 1
Menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah
seseorang
15 1
Menjelaskan tekanan darah
seseorang
16 1
Menjelaskan terjadinya
pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida di dalam
pembuluh darah
17 1
Sistem
peredaran darah
pada manusia
Menjelaskan peredaran darah di
pembuluh balik (vena)
18 1
Menjelaskan penyebab
terjadinya peredaran darah
19 1
Menyebutkan fungsi sistem
peredaran darah manusia
20 1
Mengurutkan aliran darah ke
seluruh tubuh
21 1
Mengurutkan sistem peredaran
darah kecil
22 1
Sistem
peredaran getah
bening (limfa)
Menjelaskan penyebab
peredaran limfa yang
merupakan peredaran terbuka
23 1
Menyebutkan fungsi pembuluh
limfa
24 1
Penggolongan
darah
Menjelaskan golongan darah
yang tidak tepat untuk di
donorkan
25 1
Transfusi darah Menjelaskan bahaya yang
terjadi pada saat transfusi darah
26 1
Gangguan atau
Penyakit pada
sistem
peredaran darah
manusia
Menyebutkan penyakit yang
berhubungan dengan sistem
peredaran darah
27 1
Menganalisis penyebab
terjadinya kelainan jantung
28 1
Menyebutkan gangguan yang
disebabkan oleh pelebaran
pembuluh darah
29 1
Menyebutkan penyakit yang
disebabkan melebarnya
pembuluh vena
30 1
JUMLAH SOAL 8 21 0 1 30
82
Rekap Analisis Butir
Rata-rata: 35.59
Simpang baku: 6.31
Korelasi XY: 0.70
Reliabilitas Tes: 0.82
Jumlah Subyek: 59
Butir
Soal
Daya
Pembeda (%) Tingkat Kesukaran Korelasi Signifikan Korelasi
1 56.25 Mudah 0.466 Sangat signifikan
2 12.50 Sangat mudah 0.273 Signifikan
3 25.00 Sangat mudah 0.398 Sangat signifikan
4 75.00 Sedang 0.614 Sangat signifikan
5 18.75 Sangat mudah 0.330 Sangat signifikan
6 31.25 Sedang 0.304 Signifikan
7 43.75 Mudah 0.449 Sangat signifikan
8 18.75 Sukar 0.255 Signifikan
9 25.00 Sedang 0.327 Sangat signifikan
10 50.00 Mudah 0.384 Sangat signifikan
11 93.75 Sedang 0.709 Sangat signifikan
12 50.00 Sedang 0.476 Sangat signifikan
13 37.50 Mudah 0.261 Signifikan
14 75.00 Sedang 0.593 Sangat signifikan
15 18.75 Sedang 0.286 Signifikan
16 62.50 Sedang 0.417 Sangat signifikan
83
17 75.00 Sedang 0.526 Sangat signifikan
18 37.50 Sangat mudah 0.272 Signifikan
19 50.00 Sedang 0.258 Signifikan
20 25.00 Sedang 0.310 Signifikan
21 43.75 Sedang 0.392 Sangat signifikan
22 37.50 Sedang 0.396 Sangat signifikan
23 37.50 Sukar 0.382 Sangat signifikan
24 18.75 Sukar 0.274 Signifikan
25 56.25 Mudah 0.423 Sangat signifikan
26 25.00 Mudah 0.273 Signifikan
27 43.75 Sedang 0.342 Sangat signifikan
28 37.50 Sukar 0.365 Sangat signifikan
29 75.00 Sedang 0.464 Sangat signifikan
30 25.00 Sangat mudah 0.456 Sangat signifikan
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang
Kelas : VIII Bina Prestasi 3
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Indikator Pertanyaan Aspek
Kognitif
1.6
Mendeskripsikan
sistem peredaran
darah pada
manusia dan
hubungannya
dengan
kesehatan
Komponen
darah
Menjelaskan
bahan-bahan yang
berperan pada saat
proses pembekuan
darah
1. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan
darah, kecuali….
a. keping darah
b. fibrinogen
c. ion Ca
d. ion Na
Jawab: D
C2
Menyebutkan
karakteristik sel
darah merah
2. Perhatikan kriteria-kriteria berikut:
1) Mengandung hemoglobin
C2
Lam
pira
n A
. 1. 3
84
2) Memiliki nukleus
3) Di bentuk di dalam sumsum merah tulang
4) Dapat menghancurkan kuman
Karakteristik dari sel darah merah manusia adalah….
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
Jawab: B
Menjelaskan
protein pelawan
benda asing
(kuman) yang
masuk ke dalam
tubuh
3. Sel darah putih dapat membantu melindungi tubuh dari
serangan kuman penyakit karena menghasilkan….
a. antigen c. antibodi
b. vaksin d. antibiotik
Jawab: C
C1
Mengklasifikasikan
ciri-ciri komponen
darah
4. Bentuknya tidak tetap, bisa bergerak bebas di luar
pembuluh darah, jumlah normalnya 8000 tiap 1 mm3
darah.
Hal tersebut adalah ciri-ciri….
a. leukosit c. eritrosit
b. trombosit d. plasma darah
Jawab: A
C2
Menjelaskan
kandungan Hb
5. Hb mengandung unsur….
a. zat lemak c. zat protein
C1
85
b. zat besi d. zat kapur
Jawab: B
Menjelaskan
proses terjadinya
pembekuan darah
6. Sewaktu luka darah tidak akan mengalir terus, tetapi
pendarahan dapat berhenti atau darah membeku. Kejadian
itu disebabkan oleh….
a. trombin mengubah protrombin
b. protrombin mengubah trombokinase
c. trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin
d. fibrinogen mengubah trombin
Jawab: C
C4
Mendeskripsikan
bagian dari plasma
darah
7. Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa….
a. cairan kekuning-kuningan
b. cairan yang merah
c. padat kekuning-kuningan
d. padat yang merah
Jawab: A
C1
Menjelaskan
komponen darah
yang mengedarkan
sari makan ke
seluruh tubuh
8. Sari makanan di edarkan ke seluruh tubuh oleh….
a. sel darah merah c. sel darah putih
b. plasma darah d. keping darah
Jawab: B
C1
86
Fungsi darah Menjelaskan fungsi
sel darah putih
(leukosit)
9. Sel darah putih (leukosit) yang dapat bersifat memakan
bibit penyakit disebut….
a. limfosit c. fagosit
b. eritrosit d. trombosit
Jawab: C
C1
Menjelaskan
kegunaan
hemoglobin pada
sel darah merah
10. Sel darah merah yang telah mati akan dirombak oleh hati
dan limfa, sedangkan hemoglobinnya digunakan untuk….
a. menawarkan racun di tubuh
b. membentuk urea
c. membunuh bibit penyakit
d. membentuk zat warna empedu
Jawab: D
C2
Menyebutkan zat
yang berfungsi
paling akhir dalam
menutup luka
11. Zat yang berfungsi paling akhir dalam menutup luka
adalah….
a. protombin c. fibrinogen
b. trombin d. fibrin
Jawab: D
C1
Menjelaskan fungsi
tromboplastin
12. Dalam proses pembekuan darah, tromboplastin berfungsi
mengubah….
C2
87
a. fibrin menjadi fibrinogen
b. fibrinogen menjadi fibrin
c. trombin menjadi protrombin
d. protrombin menjadi trombin
Jawab: D
Menjelaskan fungsi
zat besi bagi darah
13. Fungsi zat besi bagi darah adalah….
a. mempertahankan bentuk sel darah
b. bahan pembentuk sel darah merah
c. membantu pembekuan darah
d. sumber gizi bagi darah
Jawab: B
C2
Alat-alat pada
sistem
peredaran darah
Menjelaskan
pemisah ruang
pada jantung
14. Yang memisahkan ruang kanan dan kiri pada jantung
adalah….
a. katup c. serambi
b. bilik d. sekat
Jawab: D
C1
Menyebutkan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
tekanan darah
15. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan darah seseorang, kecuali….
a. jenis kelamin c. umur
C2
88
seseorang b. berat badan d. tinggi badan
Jawab: D
Menjelaskan
tekanan darah
seseorang
16. Seseorang memiliki tekanan darah 110/80 mmHg. Hal itu
berarti….
a. 110 adalah tekanan diastole, sedangkan 80 adalah
tekanan sistole
b. 110 adalah tekanan sistole, sedangkan 80 adalah
tekanan diastole
c. 110/80 mmHg adalah tekanan sistole
d. 110/80 mmHg adalah tekanan diastole
Jawab: B
C2
Menjelaskan
terjadinya
pertukaran gas
oksigen dan karbon
dioksida di dalam
pembuluh darah
17. Pembuluh darah yang memungkinkan terjadinya
pertukaran oksigen dan karbon dioksida adalah….
a. aorta c. arteriola
b. vena d. kapiler
Jawab: D
C2
Sistem
peredaran darah
pada manusia
Menjelaskan
peredaran darah di
pembuluh balik
(vena)
18. Darah dari dalam tubuh akan dikumpulkan oleh kapiler dan
akhirnya bersatu di pembuluh balik atau vena. Dari vena
besar darah akan masuk ke….
C1
89
a. bilik kanan c. serambi kanan
b. bilik kiri d. serambi kiri
Jawab: C
Menjelaskan
penyebab
terjadinya
peredaran darah
19. Beredarnya darah ke seluruh tubuh dapat terjadi karena….
a. pembuluh nadi berkontraksi
b. otot jantung berkontraksi
c. pembuluh balik berkontraksi
d. otot jantung relaksasi
Jawab: B
C4
Menyebutkan
fungsi sistem
peredaran darah
manusia
20. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai
berikut, kecuali….
a. mengangkut sari makanan ke dalam sel-sel tubuh
b. mengatur suhu tubuh
c. menetralkan racun
d. mengangkut sisa pembakaran ke alat pembuangan
Jawab: D
C2
Mengurutkan
aliran darah ke
seluruh tubuh
21. Apabila darah beredar ke seluruh tubuh, maka urutan aliran
darah yang benar adalah….
a. bilik kiri seluruh tubuh paru-paru serambi
C4
90
kanan bilik kanan serambi kiri
b. bilik kiri seluruh tubuh serambi kanan
bilik kanan paru-paru serambi kiri
c. bilik kiri paru-paru jaringan tubuh serambi
kanan bilik kanan serambi kiri
d. bilik kiri paru-paru serambi kanan bilik
kanan jaringan tubuh serambi kanan
Jawab: B
Mengurutkan
sistem peredaran
darah kecil
22. Urutan yang benar dari sistem peredaran darah kecil
adalah….
a. bilik kanan jantung paru-paru serambi kiri
b. bilik kiri paru-paru kiri serambi kiri
c. bilik kanan paru-paru kanan serambi kanan
d. jantung bilik kanan serambi kanan
Jawab: A
C4
Sistem
peredaran getah
bening (limfa)
Menjelaskan
penyebab
peredaran limfa
yang merupakan
peredaran terbuka
23. Peredaran limfa disebut peredaran terbuka. Hal itu
disebabkan….
a. limfa dapat menembus pembuluh darah
b. limfa ikut dalam aliran darah
C4
91
c. limfa tidak memiliki pembuluh
d. ujung pembuluh limfa yang terbuka
Jawab: D
Menyebutkan
fungsi pembuluh
limfa
24. Pembuluh limfa memiliki fungsi untuk mengangkut….
a. glukosa dari usus halus
b. protein dari usus halus
c. lemak dari usus halus
d. karbon dioksida ke paru-paru
Jawab: C
C2
Penggolongan
darah
Menjelaskan
golongan darah
yang tidak tepat
untuk di donorkan
25. Perhatikan data berikut:
I. K bergolongan darah A
II. L bergolongan darah B
III. M bergolongan darah AB
IV. N bergolongan darah O
Berdasarkan data tersebut, pernyataan berikut yang tidak
tepat adalah….
a. L dapat menjadi donor bagi M
b. M dapat menjadi donor bagi K
c. N dapat menjadi donor bagi M
C4
92
d. N dapat menjadi donor bagi K
Jawab: B
Transfusi darah Menjelaskan
bahaya yang terjadi
pada saat transfusi
darah
26. Bahaya yang terjadi jika resipien menerima transfusi darah
dari donor yang golongan darahnya tidak sama adalah….
a. aliran darah tidak akan berhenti jika ada luka
b. tubuh resipien akan melemah
c. mengakibatkan anemia
d. terjadi penggumpalan darah
Jawab: D
C3
Gangguan atau
Penyakit pada
sistem
peredaran darah
manusia
Menyebutkan
penyakit yang
berhubungan
dengan sistem
peredaran darah
27. Berikut ini yang termasuk penyakit yang berhubungan
dengan sistem peredaran darah adalah….
a. anemia, wasir, arteriosklerosis, varises
b. sinkop, hipotensi, pneumoni, anemia
c. leukemia, gastritis, hipertensi, sifilis
d. hemofilia, wasir, pertusis, stroke
Jawab: A
C3
Menganalisis
penyebab
terjadinya kelainan
jantung
28. Penderita kelainan jantung sering mengalami sesak, dada
nyeri, dan cepat lelah. Hal ini terjadi karena….
a. jantung kelebihan kolesterol
C4
93
b. pertumbuhan sel darah merah melebihi normal
c. darah kekurangan Hb
d. kemampuan jantung memompa darah berkurang
Jawab: A
Menyebutkan
gangguan yang
disebabkan oleh
pelebaran
pembuluh darah
29. Penyakit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah
adalah….
a. varises dan hipertensi
b. hipertensi dan sklerosis
c. ambeien dan varises
d. anemia dan leukemia
Jawab: C
C2
Menyebutkan
penyakit yang
disebabkan
melebarnya
pembuluh vena
30. Penyakit yang menyebabkan melebarnya pembuluh vena di
kaki adalah….
a. varises c. stroke
b. hipotensi d. anemia
Jawab: A
C1
94
l
Lampiran A.2. I
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-l Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati,bacalahsetiap pemyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist (4)
pada kolom yang tersedia berikut:
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
I
2
3
4
I akarta, H. MW+.^l!-{ . ..20 to
Observer
ni l1tn,t&^^
r.Myrty*. Wy.$t,,.U.1l;
Aspek yang diamati I 2 ' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanva
Keaktifan siswa dalam meniawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
95,
l-sft '
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-2 Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist ([
pada kolom yang tersedia berikut:
1.
2.
3 .
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
J akarta, M .N!.,tp#k. ..201 o
Observer
At h"l'^^'
Aspek yang diamati I 2 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
fV*lem./!*v.$,frll
l
9l
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-3 Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (tl)
pada kolom yang tersedia berikut:
1 .
2.
J .
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
J akarta, 19 .lhtfuklr. . ..20 r 0
Observer
Aspek yang diamati I 2 ' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
410) a
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-l Pada Siklus II
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalahsetiap pemyataarrdari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (,,1)pada kolom yang tersedia berikut:
1.
2.
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
I akana, l! . !\'b/sfu. ..20 | oObserver
A( \4/^Ir^^-
Aspek yang diamati I 2 ' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanva\,/
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
rtrfu.er* !!r.r{,|!.{i
t -l
99
Sekolah
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-2 Pada Siklus II
: MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (4)
pada kolom
1.
2.a
4.
yang tersedia berikut:
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
J akarta, 06. ̂ ln V efu't" ..20 I 0
Observer
t hro^^
ftrt,,e4{ .(*rr.A !!..$: .)
Aspek yang diamati I 2' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
1 '
100
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-3 Pada Siklus II
Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pemyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checklist (4)
pada kolom yang tersedia berikut:
1.
2.a
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
I akarta. 8'* Pare,n','{v ..201 0
Observer
(\'^
Aspek yang diamati I ' r ' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
r N(arbne f&^yo6", fu -!it\ " ' " '
101
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-l Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (l)
pada kolom yang tersedia berikut:
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
I
2aJ
4
Jakarta, 9{ . Irber[hc ..2otoObserver
Aspek yang diamati I 2- 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanva
Keaktifan siswa dalam meniawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
4tur NE 1{rfu.{:|,>
102
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-2 Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 2l siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan
dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist ([
pada kolom yang tersedia berikut:
l .
2.
J .
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
J akarta, .ffi . J,W4$W.2O 1 o
Observer
Aspek yang diamati I 2 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
t -
103
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-3 Pada Siklus I
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (-,1)pada kolom yang tersedia berikut:
l .
2 .
3 .
4.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua siswa
Jakarta, tP. .N).4/s!t.kc ..20 I o
Observer
+e
Aspek yang diamati I 2 ' 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan rnateri
d\hg s.'?s^.fnlt-&l
104
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIF'AN SISWA
Pertemuan ke-l pada Siklus II
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa :21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (l)pada kolom yang tersedia berikut:
1. : tidak sama sekali
2. : kadang-kadang
3. : sebagian siswa
4. : hampir semua siswa
Jakarta, ({.. .\blls$.b. ..2oroObserver
Aspek yang diamati I ) 3 4r\eaKuran slswa dalam bertanya
a.eaKuran slswa dalam menjawab
penanyaan
Keaktifan siswa dalam mengefiakan
tugas yang diberikan oleh guru
NeaKuran slswa dalam
mengemukakan pendapat
a.caKrtran slswa clalam
menyimpulkan materi
(\!sgsr tu& t
105
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIF,AN SISWAPertemuan ke-2 pada Siklus II
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa :21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (.,1)pada kolom yang tersedia berikut:
l. : tidak sama sekali
2. : kadang-kadang
3. : sebagian siswa
4. : hampir semua siswa
Jakarra, !9.\h{Etrlpf. ...2oroObserver
I
i l l l
a#&,l I -
lJ
Aspek yang diamati I 2 ' 3 4Keaktifan siswa dalam bertanva
Keaktifan siswa dalam meniawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam *eng.rjukan
tugas yang diberikan oleh guru
\eaKrlran slswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
d{e{b W^,ftr,a{-- I
1Oit
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Pertemuan ke-3 Pada Siklus II
Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah
Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (.,1)pada kolom yang tersedia berikut:
1.
2 .
3 .A.t.
tidak sama sekali
kadang-kadang
sebagian siswa
hampir semua sisrva
Jakarta, Lz.Nalwtk>0rc
Aspek yang diamati I 2- 3 4
Keaktifan siswa dalam bertanya
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
Keaktifan siswa dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi
Observer
107
REKAPITULASI
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang
Jumlah Siswa : 21 siswa
Konsep : Sistem Peredaran Darah
Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Keaktifan siswa dalam bertanya 79,17 % 87,5 %
Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan 75 % 95,83 %
Keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
70,83 % 91,67 %
Keaktifan siswa dalam
mengemukakan pendapat 70,83 % 91,67 %
Keaktifan siswa dalam
menyimpulkan materi 91,67% 100 %
108
Lampiran A. 2. 2
PENILAIAN/SKORING PETA KONSEP
Penghitungan atau cara penskoran untuk peta konsep di atas adalah sebagai
berikut:
Proposisi sahih : 12 x 1 = 12
Hierarki sahih : 4 x 5 = 20
Kaitan silang : 2 x 10 = 20
Contoh : 4 x 1 = 4 +
Skor total 56
Konsep
Kunci
Konsep
umum
Konsep
Objek
Contoh
Konsep
umum
Konsep
umum
Konsep
Konsep
Konsep
Konsep Konsep
Contoh
Contoh Contoh
Objek
Objek Objek
Proposisi
Konsep
khusus
Konsep
khusus
Konsep
khusus
Proposisi
Kaitan
Silang
Proposisi
Proposisi
Proposisi
Proposisi Proposisi
Proposisi
Proposisi
Proposisi Proposisi
Proposisi Proposisi
109
Lampiran A. 2. 3
CATATAN LAPANGAN
A. Siklus I
Tindakan Kondisi Siswa
Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk mengukur
kemampuan awal siswa
Siswa mulai terkondisikan
Proses Pembelajaran Beberapa siswa masih terlihat bercanda dan
berbicara dengan temannya
Siswa sudah mulai membuat peta konsep di
kertas
Melalui penugasan membuat peta konsep,
tampak siswa mulai memahami konsep-
konsep yang telah diajarkan
Masih banyak siswa yang belum
mencantumkan kata penghubung pada peta
konsep yang dibuatnya
Mengajukan Pertanyaan Masih sedikit siswa yang bertanya
Ragu dalam menyampaikan gagasan-
gagasannya
Menjawab Pertanyaan Belum ada keberanian dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru sehingga
guru harus menunjuk siswa terlebih dahulu
Penugasan Dalam Kelompok Pada saat mengerjakan LKS dalam bentuk
kelompok, beberapa siswa masih
mengandalkan teman kelompoknya
Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan
metode penugasan peta konsep
110
B. Siklus II
Tindakan Kondisi Siswa
Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk mengukur
kemampuan awal siswa
Siswa sudah mulai terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan metode
penugasan peta konsep
Proses Pembelajaran Siswa ditugaskan membuat peta konsep
secara keseluruhan
Peta konsep yang telah dibuat siswa
mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya
Sudah banyak siswa yang mencantumkan
kata penghubung antara proposisi yang satu
dengan yang lainnya
Mengajukan Pertanyaan Siswa tidak perlu lagi ditunjuk dalam
mengajukan pertanyaan
Menjawab Pertanyaan Siswa tidak lagi takut dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru
Penugasan Dalam Kelompok Banyak siswa yang terlibat secara aktif
dalam menyelesaikan tugas dan LKS
Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah
dilaksanakannya pembelajaran dengan
metode penugasan peta konsep
111
LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN
B. 1 SILABUS
B. 2 RPP SIKLUS I DAN SIKLUS II
B. 3 LKS
111
SILABUS
Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang
Kelas : VIII Bina Prestasi 3
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1.6
Mendeskripsi
kan sistem
peredaran
darah pada
manusia dan
hubungannya
dengan
kesehatan
Sistem
peredaran
darah
Menjelaskan
mengenai
komponen
darah
Menjelaskan
fungsi darah
Menjelaskan
komponen
darah yang
mengedarkan
sari makanan
ke seluruh
tubuh
Menjelaskan
fungsi sel
darah putih
Tes
Tulis
Tes
Tulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Sari makanan di
edarkan ke seluruh
tubuh oleh….
a. Sel darah merah
b. Plasma darah
c. Sel darah putih
d. Keeping darah
Sel darah putih
(leukosit) yang
dapat bersifat
6 x 40’ Buku
paket,
Video
sistem
peredaran
darah,
LKS
Lam
pira
n B
. 1
112
Menjelaskan
alat-alat
peredaran darah
serta fungsinya
Menjelaskan
penggolongan
darah manusia
Menjelaskan
pemisah ruang
pada jantung
Menjelaskan
golongan
darah yang
tidak tepat
Tes
Tulis
Tes
Tulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
memakan bibit
penyakit
disebut….
a. Limfosit
b. Eritrosit
c. Fagosit
d. Trombosit
Yang memisahkan
ruang kanan dan
kiri pada jantung
adalah…
a. Katup
b. Bilik
c. Serambi
d. Sekat
Perhatikan data
berikut:
I. K bergolongan
darah A
113
untuk
didonorkan
II. L bergolongan
darah B
III. M bergolongan
darah AB
IV. N bergolongan
darah O
Berdasarkan data
tersebut,
pernyataan
berikut yang
tidak tepat
adalah….
a. L dapat
menjadi donor
bagi M
b. M dapat
menjadi donor
bagi K
c. N dapat
114
Menjelaskan
mengenai
sistem
peredaran darah
dengan
memperlihatkan
video sistem
peredaran darah
Menjelaskan
transfusi darah
Menjelaskan
penyebab
terjadinya
peredaran
darah pada
manusia
Menjelaskan
bahaya yang
Tes
Tulis
Tes
Tulis
Pilihan
ganda
Pilihan
menjadi donor
bagi M
d. N dapat
menjadi donor
bagi K
Beredarnya darah
ke seluruh tubuh
dapat terjadi
karena….
a. Pembuluh nadi
berkontraksi
b. Otot jantung
berkontraksi
c. Pembuluh balik
berkontraksi
d. Otot jantung
relaksasi
Bahaya yang
terjadi jika resipien
115
Menjelaskan
sistem
peredaran getah
terjadi pada
saat transfusi
darah
Menjelaskan
penyebab
peredaran
Tes
Tulis
ganda
Pilihan
menerima transfusi
darah dari donor
yang golongan
darahnya tidak
sama adalah…
a. Aliran darah
tidak akan
berhenti jika
ada luka
b. Tubuh resipien
akan melemah
c. Mengakibatkan
anemia
d. Terjadi
penggumpalan
darah
Peredaran limfa
disebut peredaran
terbuka. Hal itu
116
bening (limfa)
Menjelaskan
kelainan pada
sistem
peredaran darah
limfa yang
merupakan
peredaran
terbuka
Menyebutkan
penyakit yang
berhubungan
dengan system
peredaran
darah
Tes
Tulis
ganda
Pilihan
ganda
disebabkan….
a. Limfa dapat
menembus
pembuluh darah
b. Limfa ikut
dalam aliran
darah
c. Limfa tidak
memiliki
pembuluh
d. Ujung
pembuluh limfa
yang terbuka
Berikut ini yang
termasuk penyakit
yang berhubungan
dengan system
peredaran darah
adalah….
117
a. Anemia, wasir,
arteriosklerosis
, varises
b. Sinkop,
hipotensi,
pneumoni,
anemia
c. Leukimia,
gastritis,
hipertensi,
sifilis
d. Hemofilia,
wasir, pertusis,
stoke
118
Mengetahui
Guru Bidang Studi
(………………………)
119
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang
Kelas/semester : VIII Bina Prestasi 3/ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 4x40 menit (4 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1. Menjelaskan komponen darah pada manusia
2. Menjelaskan fungsi darah
3. Menjelaskan alat-alat peredaran darah manusia
4. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menjelaskan mengenai plasma darah serta fungsinya
2. Menyebutkan macam-macam sel-sel darah
3. Menjelaskan macam-macam sel darah serta fungsinya masing-masing
4. Mendeskripsikan fungsi darah
5. Menyebutkan alat-alat peredaran darah
6. Menjelaskan fungsi dari alat-alat peredaran darah
B. Materi Pembelajaran : - Darah
- Fungsi darah
- Alat-alat peredaran darah
Lampiran B. 2
121
C. Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan dan Tanya jawab
D. Pendekatan Pembelajaran : Peta Konsep
E. Skenario Pembelajaran :
Pertemuan ke-1
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memperkenalkan
diri
Guru menyampaikan
Siswa menyimak apa
yang telah
disampaikan guru
Siswa menyimak apa
5 menit
System peredaran
darah manusia
Terdiri atas
Darah Alat-alat peredaran darah
Jantung Pembuluh darah Plasma darah Sel darah
Mengedarkan
sari-sari
makanan dan
sisa
metabolisme
Sel darah
putih
Sel darah
merah
Keping
darah
Berdasarkan fungsinya Terdiri atas
Terdiri atas
Arteri Vena
Kapiler
Terdiri atas
Mengangkut O2 dari
paru-paru ke seluruh
tubuh dan
mengangkut CO2
dari seluruh tubuh
ke paru-paru
Berperan
penting dalam
proses
pembekuan
darah
Sebagai
alat
pertahanan
tubuh
Berdasarkan
fungsinya
Berdasarkan
fungsinya
Berdasarkan
fungsinya
Meliputi
122
tujuan pembelajaran yang telah
disampaikan guru
Inti Guru memberikan
Pretest kepada siswa
sebagai pengetahuan
awal siswa mengenai
materi sistem peredaran
darah
Guru menjelaskan cara
membuat peta konsep
Siswa menjawab soal
Pretest yang
diberikan oleh guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
30 menit
Penutup Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
Pretest yang telah diisi
oleh siswa
Siswa mengumpulkan
soal Pretest yang
telah diisi
5 menit
Pertemuan ke-2
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
Guru menunjukkan
gambar darah. Lalu
mengajukan pertanyaan
kepada siswa “apa yang
kalian lihat pada
gambar di papan
tulis?manakah yang
disebut sel darah merah
dan sel darah putih?”.
Siswa menyimak
gambar dan
menjawab pertanyaan
guru
5 menit
123
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan
tulis
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
Inti Guru menjelaskan
mengenai plasma darah
serta fungsinya
Guru menjelaskan sel-
sel darah serta
fungsinya
Guru meminta siswa
untuk membaca buku
pelajaran masing-
masing
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membaca buku
pelajaran
Siswa bertanya
kepada guru
30 menit
Penutup Guru meminta siswa
untuk menyimpulkan
materi pelajaran yang
Siswa menyimpulkan
materi dengan
membuat peta konsep
5 menit
124
telah disampaikan
dengan membuat peta
konsep di papan tulis.
di papan tulis
Pertemuan ke-3
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi yang
lalu
Guru menunjukkan
gambar jantung. Lalu
mengajukan pertanyaan
kepada siswa “apa yang
kalian lihat pada
gambar di papan
tulis?bagian apakah
itu?sebutkan!”.
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan
tulis
Siswa menyimak
gambar dan menjawab
pertanyaan dari guru
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
5 menit
125
Inti Guru menjelaskan
fungsi darah dan
memperlihatkan video
proses pembekuan darah
Guru menjelaskan alat-
alat peredaran darah
serta fungsinya
Guru menjelaskan
macam-macam
pembuluh darah
Guru melakukan Tanya
jawab dengan siswa
mengenai fungsi darah
dan alat-alat peredaran
darah
Siswa mendengarkan
dan memperhatikan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan yang yang
diberikan guru
30 menit
Penutup Guru meminta siswa
untuk menyimpulkan
materi pelajaran yang
telah disampaikan
Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk
membuat peta konsep
mengenai materi yang
lalu dan materi hari ini
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan guru
Siswa menyimak
tugas yang diberikan
guru
5 menit
126
Pertemuan ke-4
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi
sebelumnya
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan
tulis
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
5 menit
Inti Guru membagi siswa ke
dalam kelompok
Guru memberikan LKS
kepada setiap kelompok
untuk dikerjakan
Guru meminta salah
satu kelompok
mempresentasikan
jawaban LKS
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Guru membahas peta
konsep yang telah
dibuat siswa di
pertemuan sebelumya
Guru memberikan
Siswa mengikuti
instruksi dari guru
Siswa mengerjakan
LKS dengan anggota
kelompoknya masing-
masing
Salah satu kelompok
mempresentasikan
jawaban LKS
Siswa bertanya kepada
guru
Salah satu siswa
mempresentasikan
peta konsep yang telah
dibuat
Siswa mengerjakan
30 menit
127
posttest kepada siswa posttest
Penutup Guru melakukan
evaluasi dari mata
pelajaran yang lalu
hingga hari ini
Siswa menyimak
penjelasan dari guru
5 menit
F. Sumber Pembelajaran
1) Istamar Syamsuri, dkk. IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga.
2) Kadaryanto, SPd. Dkk. Biologi 2 Mengungkap Rahasia Alam
Kehidupan SMP Kelas VIII, Yudhistira.
3) Drs. Bambang K. Karnoto, M.Si dan Dr. Rusdi, M.Biomed. Seribu
Pena Biologi SMP Kelas VIII, Erlangga.
4) Budi Purrwanto dan Arinto Nugroho. Eksplorasi Ilmu Alam Untuk
Kelas VIII SMP dan MTs, Platinum.
5) LKS
G. Penilaian
Tes tertulis berupa pilihan ganda
Ciputat, Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurlena Hayati, M.Si Ika Rohmawati
128
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang
Kelas/semester : VIII Bina Prestasi 3/ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 4x40 menit (4 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1. Menjelaskan sistem peredaran darah
2. Menjelaskan sistem peredaran getah bening (Limfa)
3. Menjelaskan penggolongan darah
4. Menjelaskan transfusi darah
5. Menjelaskan kelainan pada sistem peredaran darah
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
1. Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia
2. Membedakan peredaran darah kecil dan peredaran darah besar
3. Menjelaskan peredaran getah bening (Limfa)
4. Menyebutkan macam-macam pembuluh limfa
5. Menjelaskan penggolongan darah manusia
6. Menjelaskan transfusi darah pada manusia
7. Menjelaskan kelainan/gangguan pada sistem peredaran darah
B. Materi Pembelajaran : - Sistem peredaran darah
- Peredaran darah getah bening
- Penggolongan darah
- Transfusi darah
- Gangguan pada sistem peredaran darah
PETA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH
129
Sistem peredaran darah
pada manusia
Darah Alat-alat peredaran
darah Gangguan pada sistem peredaran
darah
Plasma darah Sel Darah
Mengedarkan sari-
sari makanan dan
sisa metabolisme
Sel darah putih Sel darah
merah
Keping
darah
Mengangkut O2
dari paru-paru
ke seluruh tubuh
dan mengangkut
CO2 dari
seluruh tubuh ke
paru-paru
Alat
pertahanan
tubuh
Proses
pembekuan
darah
Jantung Pembuluh darah
Arteri Vena Kapiler
Anemi
a
Leukimia
Hemofili
a
Arteriosklerosi
s
Hipertens
i
Varises
Peredaran
darah
besar Peredaran
darah kecil
A B
AB
O
Terdiri atas
Antara lain
Berdasarkan
fungsinya Berdasarkan
fungsinya
Berdasarkan
fungsinya
Berdasarkan
golongan darah
Terdiri atas
Meliputi
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
Berdasarkan
fungsinya
A. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan
B. Pendekatan pembelajaran : Peta Konsep
C. Skenario Pembelajaran :
Prtemuan ke-1
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi
sebelumnya
Guru menunjukkan
gambar peredaran darah.
Lalu mengajukan
pertanyaan kepada siswa
“apa yang kalian lihat
pada gambar di papan
tulis?manakah bagian
peredaran darah kecil
dan peredaran darah
besar?”.
Siswa menyimak
gambar dan menjawab
pertanyaan dari guru
5 menit
107 130
121
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan
tulis
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
Inti Guru menjelaskan
mengenai sistem
peredaran darah dengan
memperlihatkan video
sistem peredaran darah
Guru menjelaskan
perbedaan peredaran
darah besar dan
peredaran darah kecil
Guru menjelaskan
mengenai penggolongan
darah pada manusia
Guru menjelaskan
transfusi darah
Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi yang
telah disampaikan
Siswa menyimak
video dan penjelasan
dari guru
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
30 menit
Penutup Guru meminta siswa
untuk menyimpulkan
materi pelajaran yang
telah disampaikan
dengan membuat peta
konsep di papan tulis
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan guru
dengan membuat peta
konsep di papan tulis
5 menit
131
122
Pertemuan ke-2
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi
sebelumnya
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran di papan
tulis
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Siswa menyimak
tujuan pembelajaran
yang disampaikan
guru
5 menit
Inti Guru menjelaskan
sistem peredaran getah
bening (Limfa)
Guru menjelaskan
macam-macam
pembuluh limfa
Guru menjelaskan
kelainan pada sistem
peredaran darah
Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi yang
telah disampaikan
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
30 menit
Penutup Guru meminta siswa
untuk menyimpulkan
materi pelajaran yang
telah disampaikan
Siswa menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan guru
5 menit
132
123
Pertemuan ke-3
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
mengenai materi
sebelumnya
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
5 menit
Inti Guru memberikan LKS
kepada siswa untuk
dikerjakan
Guru meminta salah satu
siswa mempresentasikan
jawaban LKSnya
Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Siswa mengerjakan
LKS
Salah satu siswa
mempresentasikan
jawaban LKS
Siswa bertanya kepada
guru
30 menit
Penutup Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk
membuat peta konsep
secara keseluruhan di
kertas
Siswa menyimak tugas
yang diberikan guru
5 menit
Pertemuan ke-4
1 jp (40 menit)
Kegiatan Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
tugas peta konsep
Siswa mengumpulkan
tugas peta konsep
5 menit
133
124
Inti Guru membahas secara
keseluruhan materi
sistem peredaran darah
dengan peta konsep
Guru meminta beberapa
siswa untuk
mempresentasikan hasil
pet konsep yamg dibuat
Guru memberikan
posttest pada siswa
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa yang ditunjuk
oleh guru
mempresentasikan
peta konsep yang telah
dibuatnya
Siswa mengerjakan
posttest
30 menit
Penutup Guru memberikan
reward kepada
kelompok terbaik dan
siswa terbaik dalam
membuat peta konsep
Salah satu siswa dan
kelompok menerima
reward dari guru
5 menit
D. Sumber Pembelajaran :
1) Istamar Syamsuri, dkk. IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga.
2) Kadaryanto, SPd. Dkk. Biologi 2 Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan
SMP Kelas VIII, Yudhistira.
3) Drs. Bambang K. Karnoto, M.Si dan Dr. Rusdi, M.Biomed. Seribu Pena
Biologi SMP Kelas VIII, Erlangga.
4) Budi Purrwanto dan Arinto Nugroho. Eksplorasi Ilmu Alam Untuk Kelas
VIII SMP dan MTs, Platinum.
5) Video sistem peredaran darah
6) LKS
E. Penilaian :
Tes tertulis berupa pilihan ganda
134
125
Ciputat, Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti
Nurlena Hayati, M.Si Ika Rohmawati
135
136
Lampiran B. 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat!
Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Jika
darah …. dengan sentrifugasi, maka darah akan terpisah menjadi bagian yang cair
dan bagian yang padat. Darah berfungsi sebagai alat …. sari-sari makanan dan
oksigen ke seluruh tubuh dan menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan
panas dari organ tubuh yang …. ke organ tubuh yang …. sehingga suhu tubuh
tetap stabil.
Plasma darah merupakan cairan darah berwarna …., terdiri atas 90% air
dan sisanya zat-zat yang terlarut di dalam air. Eritrosit merupakan bagian utama
sel-sel darah, fungsinya adalah mengangkut …. dari paru-paru ke seluruh tubuh
dan mengangkut …. dari seluruh tubuh ke paru-paru. Leukosit dapat melawan
kuman dengan cara memakannya yang disebut ….. Trombosit berperan dalam
pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit akan pecah dan mengeluarkan
enzim …., dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K, trombokinase akan
mengubah …. menjadi …. dan akan mengubah …. menjadi ….. Pada pembuluh
darah, jika terjadi luka darah pada arteri akan …. dan pada vena akan …..
137
JAWABAN:
1. Diendapkan
2. Pengangkut
3. Aktif
4. Kurang aktif
5. Jernih kekuningan
6. O2
7. CO2
8. Fagositosis
9. Trombokinase
10. Protombin
11. Thrombin
12. Fibrinogen
13. Fibrin
14. Memancar
15. Menetes
138
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama:
Isilah titik-titik di bawah ini kemudian cari jawaban tersebut pada kolom di
bawah ini dengan cara menghubungkan huruf membentuk garis mendatar,
horizontal, atau diagonal!
1. Pada peredaran darah kecil darah kembali masuk ke dalam jantung melalui….
2. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah yang kaya….
3. Getah bening berfungsi untuk mengangkut….
4. Pembuluh getah bening terdiri atas dinding-dinding yang….
5. Getah bening (limfa) merupakan cairan jaringan tubuh yang berwarna….
6. Aglutinogen merupakan protein di dalam sel darah merah yang dapat
digumpalkan oleh….
7. …. Darah adalah proses pemindahan darah dari donor ke resipien.
8. Membesarnya vena yang terdapat di sekitar lubang anus disebut penyakit….
9. Penimbunan lemak pada pembuluh darah disebut….
10. Melebarnya pembuluh vena di kaki disebut….
A O E R W A B T E F O V A Z E
D K Y T E N I M I Q R A X C Y
O S U E R A B O K P O R O S E
R I F E T A D K I V A I R U Z
A G L U T I N I N E V S A M O
R E V E R E N S T I N E W O A
U N I A M R U V F O O S T Y N
G O A L N A T R I U M K I R I
Y G U A N O K U L A S I R I S
P U R I N A W N A D D I K O E
O V U L A S A N O N A V E N A
A T H E R O S K L E R O S I S
N O O D L E I D A R R A H I U
I L E U M T R O M B O K A S T
A S O K E K U N I N G A N I A
139
JAWABAN:
1. Atrium kiri
2. Oksigen
3. Lemak
4. Tipis
5. Kekuningan
6. Aglutinin
7. Transfusi
8. Wasir
9. Atherosklerosis
10. Varises
A O E R W A B T E F O V A Z E
D K Y T E N I M I Q R A X C Y
O S U E R A B O K P O R O S E
R I F E T A D K I V I I R U Z
A G L U T I N I N E V S A M O
R E V E R E N S T I N E W O A
U N I A M R U V F O O S T Y N
G O A L N A T R I U M K I R I
Y G U A N O K U L A S I R I S
P U R I N A W N A D D I K O E
O V U L A S A N O N A V E N A
A T H E R O S K L E R O S I S
N O O D L E I D A R R A H I U
I L E U M T R O M B O K A S T
A S O K E K U N I N G A N I A
140
LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN DAN HASIL UJI ANALISIS
DATA
C. 1 REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN
POSTTEST
C. 2 UJI NORMALITAS N-GAIN
C. 3 UJI WILCOXON
C. 4 PETA KONSEP SISWA
141
REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Siswa Siklus I Siklus II
Nilai Pretest Nilai Postest Nilai Pretest Nilai Postest
S1 44 69 64 86
S2 43 69 57 79
S3 38 63 57 86
S4 38 63 29 79
S5 38 75 64 93
S6 44 63 43 72
S7 50 63 29 72
S8 38 69 43 72
S9 38 69 43 86
S10 38 75 36 72
S11 31 81 43 93
S12 38 63 36 79
S13 31 88 43 72
S14 31 69 36 86
S15 33 81 29 93
S16 25 69 43 72
S17 38 63 21 72
S18 25 50 29 93
S19 25 69 21 79
S20 25 75 36 86
S21 38 69 36 93
Jumlah 745 1449 835 1711
Rata-rata 35 69 40 81
SD 6.87 8.24 12.47 8.35
Lampiran C. 1
142
Lampiran C. 2
UJI NORMALITAS N-GAIN SIKLUS I
N-Gain f fi zi Ztabel F(z) S(z) (Fz-Sz)
0.25 1 1 -1.73 0.2583 0.2417 0.04762 0.194081
0.33 2 3 -1.20 0.3849 0.1151 0.14286 -0.02776
0.40 4 7 -0.73 0.2673 0.2327 0.33333 -0.10063
0.44 1 8 -0.47 0.1808 0.3192 0.38095 -0.06175
0.45 1 9 -0.40 0.1554 0.3446 0.42857 -0.08397
0.50 3 12 -0.07 0.0279 0.4721 0.57143 -0.09933
0.55 1 13 0.27 0.1064 0.6064 0.61905 -0.01265
0.58 2 15 0.47 0.1808 0.6808 0.71429 -0.03349
0.60 2 17 0.60 0.2258 0.7258 0.80952 -0.08372
0.67 1 18 1.07 0.3577 0.8577 0.85714 0.000557
0.72 2 20 1.40 0.4192 0.9192 0.95238 -0.03318
0.82 1 21 2.07 0.4812 0.9812 1 -0.0188
jumlah 21 144
Lhitung > Ltabel
0.194081 > 0.04146 Artinya data tidak berdistribusi normal
143
UJI NORMALITAS N-GAIN SIKLUS II
N-Gain f fi zi Ztabel F(z) S(z) (Fz-Sz)
0.50 1 1 -1.29 0.4015 0.10 0.04762 0.05088
0.51 4 5 -1.21 0.3869 0.1131 0.2381 -0.12500
0.56 1 6 -0.86 0.3051 0.1949 0.28571 -0.09081
0.60 1 7 -0.57 0.2157 0.2843 0.33333 -0.04903
0.61 1 8 -0.50 0.1915 0.3085 0.38095 -0.07245
0.64 1 9 -0.29 0.1141 0.3859 0.42857 -0.04267
0.67 2 11 -0.07 0.0279 0.4721 0.52381 -0.05171
0.70 1 12 0.14 0.0557 0.5557 0.57143 -0.01573
0.73 1 13 0.36 0.1406 0.6406 0.61905 0.02155
0.75 1 14 0.50 0.1915 0.6915 0.66667 0.02483
0.78 2 16 0.71 0.2612 0.7612 0.7619 -0.00070
0.80 1 17 0.86 0.3051 0.8051 0.80952 -0.00442
0.87 1 18 1.36 0.4131 0.9131 0.85714 0.05596
0.89 1 19 1.50 0.4332 0.9332 0.90476 0.02844
0.90 2 21 1.57 0.4418 0.9418 1 -0.05820
Jumlah 21 177
Lhitung > Ltabel
0.12500 > 0.04146 Artinya data tidak berdistribusi normal
143
144
Lampiran C. 3
Uji Wilcoxon
No N-Gain
Siklus I
N-Gain
Siklus II Selisih Rangking Tanda Peringkat
Positif Negatif
1 0.44 0.60 0.16 8 +8
2 0.45 0.50 0.05 3 +3
3 0.40 0.67 0.27 15.5 +15.5
4 0.40 0.70 0.30 17 +17
5 0.60 0.80 0.20 11 +11
6 0.33 0.51 0.18 9.5 +9.5
7 0.25 0.61 0.36 19 +19
8 0.50 0.51 0.01 1 +1
9 0.50 0.75 0.25 14 +14
10 0.60 0.56 -0.04 2 -2
11 0.72 0.87 0.15 6.5 +6.5
12 0.40 0.67 0.27 15.5 +15.5
13 0.82 0.51 -0.31 18 -18
14 0.55 0.78 0.23 12 +12
15 0.72 0.90 0.18 9.5 +9.5
16 0.58 0.51 -0.07 4 -4
17 0.40 0.64 0.24 13 +13
18 0.33 0.90 0.57 21 +21
19 0.58 0.73 0.15 6.5 +6.5
20 0.67 0.78 0.11 5 +5
21 0.50 0.89 0.39 20 +20
Jumlah 10.74 14.39 207 -24
145
Keterangan:
J : 24
α : 0,05
n : 21
Jtabel : 59
J < Jtabel : 24<59
Jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara N-Gain siklus I dan N-Gain siklus
II
145
Nama: Syifa Nurbaiti
Kelas:8 Bp 3
Tugas: IPA Biologi
Sistem Peredaran Darah Manusia
Alat-alat
Peredaran
Darah Manusia
R'cttr ctan-
\ l ( '
l
'€l'drt'r
\
Rilik kanan
Rilik kiri
Sel-sel darah
Pembuiuh baiik tubuh'System peredaxan darahmanusia
Jantung (bilik kanan) *arteri pulmonalis @. nadiparu2)- paru2- venapulmonalis- jantung(sermabi kanan)
iantung Qilik kiri)- aorta-art€ri tubuh- selwuh tubuh -vena tubuh- vena cavasuperior- jantung (serambikanan)
[.euconenia
lenkosifnsis
Penyakit dan kelainan padasystem peredaran darah
i t"
; l : , t
' r,,lt
:r il
, i {
1 : U :
;
l
il I,r . 1 r i ; . . i - : -
n ,' t *
Put^ prarrwi
8bp3
i 5 te. rt"l
nsks*"#Msffi"
-fttsP;l"Wrn'5t"e;1
iC t 6ttt ah
f"r{e:* ?' tt:'r.r-clsrt t"8f1\rt*t'*utr't''trtal\t f t
i rouv+ s'tf,{t'[6'\" {ig1
b;ltk }1}:)t$drt',\bi hif\p"dtdrM*
Bil"l':. \ffiSt"tr,*,lr i::h*
I
t€to\ti oAas :
*i:,.1,x
Ll*Kecr*t
Pc,nu*[*[r,-n{ ,
ry{r:e{"eil"* p'}J ttfi rl j }
jq\
' /1 ,L,1
I
fe( uaqErhtau.r'6ih(fni\msrl)
_. ' v: \o(,]
?{
tt..l
\
" 1"1
,9 - i -
l
|tilarl .paq[awn c{amh vmnvsio-t .1I
f-rM-tVar^h \
r-----1LV ra-.
Cgn W^,
Suwl" W\- t*'
lq<,n^bo'fi')
W^nqard,wt
Ok*:Yn k'9\ lcJ^,h E'"
\crenry"efi^rt
Atcut? PercAarw aL*rou
V^/Wt
V\*@lA,ot Aoxal^"Mexah
L a,rfrrrnt)
\.nh/\"
Dr--y Sn*"^*^
\s qjr
Nama : lrzva ftrarnidtc
k{as - v !r 9? tlr
?twiq&tu[,
9ter ern pssdorarl Dar^h
u-sa/"^nJ.
\.,,.i
1 ; l r
' ; t l o > : \
o' ) xb
: 9
, I s
0 y t{..
f J r l
l a t' l & r r ' l . . r V r \a^q " .
|^ ;g, . ' Q- , ,c , . , , i . ; , . t * , , . o
) r
r\ ^$\5
.y'FN' \
$1Efoh lereAqm\ V ot^h l\Aanvsro'
0."'N aso'
nne{f Put\
I kgnolSqntrrt$
l,letlrootiti, \eutqniadn0hiq 1 lav [cpgx1q,t gut{. ostts$9, Vgf ,t ft ShQetUnt\, toto Sehlq
lunts
Srarbi-m
Q tiputi
'(-,fa,n9frtTt
NSuqnu \q,!b
Ge,tovr5un mi
$Po Slz.ktXri, da6e
0u{b ta lch cn /f
tbr ? S\stam patt&fotr dcrt$ m6n\ls'6'
Fhtnuf,tL \tvkinnio,afiOtnlo. (tuloprnlatouh lifusir, Vcfisot
'('
n, plr to$ ., \o\a $rnic"crurto i[lttb91,
t,t\ui0o\ nqon fenv:Rkfl
tct6
- r '
i : i ,
k t
i ' .
i t \ \ :/
" . t , I
r:..3 ril' \(") :
d ' 1 \ J { :
.r'|.b ;?
l { -
*_.
9:u") i '
) - iL l# " r ?: -
LAMPIRAN D LEMBAR UJI REFERENSI, DAN SURAT
KETERANGAN
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Ika Rohmawati
Nim : 106016100579
Jurusan : Pendidikan IPA Biologi
Judul : Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Peta
Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah
NoReferensi
Paraf
Pembimbing I Pembimbing IIBAB I
I Sardiman A.M. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Cet ke-18, (Jakarta: PTRaiaGrafindo Persada, 20 1 0), ha]^ 26-28.
( hr2 Jufri, Penggunaan Peta Konsep dalam
P embelaj aran Lingkungan dan P elestarianSumber Daya Alam Hayati untukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IMAN 3 Malang, (Jurnal PenelitianKependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004),hal.20.
t,aJ Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan
Aktifitas Dan Hasil Belajar BiologiMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas II4 SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/2005, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN : t829-5460), hal.59.
t^4 Ratna Wilis Dahar, Teorileori Belaiar,
(J akarta: Erlangga, 199 6), hal. 122-123 . f l'I
th
BAB II5 Nuryani Y, Rustaman dkk. Strategi Belajar
Mengajar Biologi, (Malang: UniversitasNegeri Malang Press, 2005), hal. 51.
( t,6 Ratna Wilis Dahar. Teori-teori Belaiar,
(Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 80. f ;
I John W, Santrock. Psikologt Pendidikqn,Tetj. Educational Psychologt oleh TriWibowo B.S, cet ke-2, (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2008), ha|.352.
r"/ t,8 Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan
Demokrqtis: Sebuah Model PelibatanMasyarakat Dalam PenyelenggaraanPendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal.69.
k9 Syaiful Sagala. Konsep dan Mahto
Pembelajaran: Untuk MembantuMemecahkan Problematika Belajar DanMengajar, cet ke-8, (Bandung: Alfabeta,2010), hal. 157.
L10 Muhibbin Syah. Psiftologi Belajar, Edisi I,
cet ke-6, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada. 2007\. hal. 22. E
l 1 Sardiman A.M. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Cet ke-l8, (Jakarta: PTRaiaGrafindo Persada" 2010). hal 42.
IIF
t2 Dimyati dan Mudjiono. Belajar danPembelajaran, (Jakarta. DepartemenPendidikan dan Kebudayadn bekerja samadensan Rineka Cipta. 1999). hal.27.
hl 3 Syaiful Sagala. Loc Cit. kt4 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran
Berdasarlmn Pendekatan Sistem, (Jakarta:Bumi Aksara,2003), hal. 166.
tr15 Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi, cet ke-6, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2009), hal. lI7.
t,16 Sugiyanto. Model-model Pembelajaran
InovatiJ cet ke-2, (Surakarta: YumaPustaka bekerja sama dengan FKIP UNS,2010), hal. 104.
l"t7 Ratna Wilis Dahar. Op Cit.,hal. 122-123. L18 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progre srf Konsep, Landasan, danImplementasinya Psda Kurikulum TingkatSatuqn Pendidilcan (KTSP), Edisi I, cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup. 2010). hal. 157.
l^
l 9 John W, Santrock. Op Cil., hal. 353.(,
20 Arono. Mengorganisasi Informasi DenganPeto Konsep Dalam MeningkatlcanKualitas Pembelajaran Tutorial,http ://Arono.Wordpress. Com/200 9 / 08 I A5 IMengorgani sasi -Informasi-Dengan-Peta-Ko n sep -D al am-Menin gkatkan-Kualitas-Pembelajaran-Tutorial/, di akses tanggal 2AJanuari 2010.
l^21 Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Terj.
The Untimate Book Af Mind Maps olehSusi Furwoko, cet ke-8, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama. 2010). hal. 6-7 .
Ib-
22 Trianto. Model-model PembelajaranInovatf Berorientasi KonstruWivistik:Konsep, Landssan Teoritis-Prahis danImplementasinya, (Jakarta: PrestasiPustaka, 2007\, hal. I 6l -l 63.
h23 Ibid.. hal. 16l-162. u24 Ibid., hal. 163-164. t,25 Ratna Wilis Dahar. Op. Cit.,hal. 124. h26 Trianto. OpCit., hal. 164-165. t^27 Joseph D. Novak.
http : I I cmap. i hmc. u s/Pub I i cat i on s/Re searchPapers/TheoryCmaps/ The ory Unde r lyingC onceptMaps.htm. diakses 11 September2010.
1,.28 l^29 Trianto. Op.Cit., hal. 160.
k30 Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan
Peta Konsep Dalam MeningkatkanKualitas Pembelaiaran Tutoriql, t,
http.llarono.wordpress .com/20}9 108/05lmengorgani sasi-informasi-dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelaiaran-tutorial/. 20 Januari 2010.
31 Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 129-132. [r:32 Zulfrani, dl<k. Strategi Pembelajaran Sains,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009), hal. 34-36. h
J J Hisyam Zaini, dkk. Desain PembelajaranDi Perguruan Tinggi, (Yogyakarta. CTSDIAIN Sunan Kalijaga, 2AA2), hal. 42-44.
/
Ib"t
34 Ibid. hal. 48-49. (t-
35 Mia Nna. Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pada Konsep Invertebrata DenganMenggunalcan Teknik Peta Konsep DiKelas IE SMA 3 Negeri Sungai Penuh,(Percikan: Vol. 87, Edisi April 2008), hal.39.
t,36 Jufri. Penggunaan Peta Konsep dolam
P embe lajaran Lingkungan dan P e lestarianSumber Daya Alam Hayati untukMeninglcatlmn Hasil Belajar Siswa Kelas IMAN 3 Malang, (Jurnal PenelitianKependidikan, TtI. 14, No. 1, Juni 2004),hal. 36.
37 Yustini Yusu{, dkk. Upsya PeningkatanAHifitas Dan Hasil Belajar BiologtMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas II4 SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/20A5, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal.63.
t,38 Suhirman. Penerapan Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan PetaKonsep Dan Penggunaan Handout UntukMeningkatkan Kualitos Belajar MengajarBiologi Di SLTP Negeri 4 Mataram,(Jurnal Kependidikan. Mei 2005. Volume
I;
4, Nomor 1), hal. 1139 Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapt.
Implementasi Strategi Siklus BelajarHipotesis-Deduktif Dengan Peta KonsepDalam Pengubahan Konseptual PadaPembelajaran Fisika, (Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 tahun XXXVII, Juli 2004), hal.7l.
h40 Tahmidah Rahmi. Peningkatan
Pemahaman Konsep Ekosistem BerbasisNilai Melalui Strategi Pembelajaran PetaKonsep, Skripsi, (Jakarta: Program StudiBiologi Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010),hal. 58.
c,4 l Irmawati. Pengaruh penggunaan metode
pemberian tugas membuat peta kon,septerhadap hasil belajar biologi siswa,Skripsi, (Jakarta: Program Studi BiologiFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.
l^42 Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan
Interalrsi dan Hasil Belajar Siswa SWMelalui Belajar Kooperatif denganMenggunakan Media Peta Konsep danAlat Peraga, (Jurnal PendidikanMatematika dan Sains ISSN: 1907-7157,vol 2 (1) 2007), hal. 18.
BAB III43 David Nunan, Understanding Language
Classrooms: A guide for teacher-initiatedactions, (London: Cambridge UniversityPress, 1989), hal. 13.
t,44 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakartabekerja sama dengan UIN Jakarta Press,2006). hal. 105.
45 Suharsimi arikunto. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan Edisi Revisi, cetke-7, (Jakarta:Bumi aksara, 2007\, hal 7 9. a
46 Penghitungan lengkap pada lampiran A. II , ha l 68-71. |"
v -
47 Ahmad Sofuan, dkk. Loc Cit. t*
48 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 100-101.
,r/ lr49 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1.
l , ha l72 . (^
50 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 208. /t,ll9'
51 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1.T .ha l72 -73 . I^
52 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 210. II(A
53 It
54 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 218. L55 Perhitungan lengkap pada lampiran A. 1.1
hal76-78. lI
A56 Yanti Herlanti, Science Education
Research, (Jakarta: Tanya Jawab SeputarPenelitian Pendidikan Sains, 2006), hal.7l.
I(^
57 Richard R. Hake, "Analyzing change/gainscores," American Educational ResearchAssosiation's Division D. Measurrementand Research Methodologt, 1999, hal. 1.Diakses dari(http ://www.physics. indiana.edu/-s dr/ analyzinschanse-Gain.pdfl.
58 Sudjana. Metode Statistikn, Edisi VI,(Bandung: Tarsito, 1996), hal. 466-467. I
IA59 Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk
Penelitian Pendidikon, cet-pertam4(Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), hal.402.
\h60 Sudjana. Op Cit., hal. 450. b
BAB IV61 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 2,
hal 139-140.II
It\62 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 3,
hal l4l-142.It '
63 Tahmidah Rahmi. PeninglutanPemahaman Konsep Ekosistem BerbssisNilai Melalui Strategi Pembelajaran PetaKonsep, Skripsi, (Jakarta: Program StudiBiologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanIIIN Svarif Hidavatullah. 2010). hal. 58.
Ilrr
65 Suhirman. Penerapan ModelPembelajaran Dengan Pendekatan PetaKonsep Dan Penggunaan Handout UntukMeninglcatkan Kualitas Belajar MengajarBiologi Di SLTP Negeri 4 Mataram ,(Jurnal Kependidikan, Mei 2005, Volume4. Nomor l). hal. I -.
II
W
66 Yustini Yusuf, dkk. Upaya PeningkatanAhifitas Dan Hasil Belajar BiologiMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas IIt SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/2005, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN . 1829-5460), hal.63.
fIlf.
67 Agus Adiarta dan Ni Ketut RapiImplementasi Strategi Siklus BelajarHipotesis-DeduHif Dengan Peta KonsepDalam Pengubahan Konseptual PadoPembelajaran Fisika, (Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 tahun XXXVIL Juli 2004). hal. 83.
L68 Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan
Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMAMelalui Belajar Kooperatif denganMenggunalran Media Peta Konsep danAIat Peraga, (Jurnal PendidikanMatematika dan Sains ISSN. 1907-7157.vol 2 (1) 20A7\. hal.18.
;
v'" ] \ \\ 1.. I\i
I
Disahkarr oleh:
. . . .3o . . Apr .u . . . . . . . . . 201 1
15 198703 1 020
Pembimbing II
NIP: 19750924 200604 2 001