17
LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna Pariwisata diyakini oleh berbagai kalangan sebagai sumber penggerak ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan media dalam menciptakan keharmonisan sosial, yang selanjutnya dijadikan prioritas pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut, maka pariwisata harus dibangun dan dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintergrasi serta berkelanjutan. Hal yang paling mendasar dalam pembangunan pariwisata adalah dengan mempersiapkan landasan kokoh yang mengatur berbagai aspek yang terkait dengan kepariwisataan baik saat ini maupun masa yang akan datang. 1.1 Latar Belakang Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, dengan Kota Ranai di Pulau Bunguran sebagai ibu kota kabupaten. Natuna dikelilingi laut dalam, diujung utara berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura. Dengan posisi geografi yang 1 B A B I PE N D A H U L U

103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Pemerintah Daerah Kabupaten NatunaDinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

Pariwisata diyakini oleh berbagai kalangan sebagai sumber penggerak

ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan media

dalam menciptakan keharmonisan sosial, yang selanjutnya dijadikan prioritas

pembangunan di berbagai daerah di Indonesia.

Untuk mewujudkan keyakinan tersebut, maka pariwisata harus dibangun dan

dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintergrasi serta berkelanjutan. Hal

yang paling mendasar dalam pembangunan pariwisata adalah dengan

mempersiapkan landasan kokoh yang mengatur berbagai aspek yang terkait dengan

kepariwisataan baik saat ini maupun masa yang akan datang.

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan

Riau, dengan Kota Ranai di Pulau Bunguran sebagai ibu kota kabupaten. Natuna

dikelilingi laut dalam, diujung utara berbatasan langsung dengan perairan Vietnam,

Kamboja, Malaysia dan Singapura. Dengan posisi geografi yang dikelilingi laut luas,

Natuna terlihat menjadi daerah yang terpencil. Namun demikian meski terpencil

Natuna sebenarnya bukanlah kabupaten yang miskin. Sekitar dibagian utara

Natuna, terpendam ladang gas d-alpha dan gas hidrokarbon menjadikan Natuna

sebagai salah satu sumber cadangan gas terbesar di Asia.

Gugusan kepulauan dalam wilayah Kabupaten Natuna juga memiliki

pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga

keasriannya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar

snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air. Potensi wisata

1

B A B

I

PE N D A H U L U A N

Page 2: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

yang terdapat di Kabupaten Natuna sebenarnya relatif banyak terutama obyek

wisata bahari. Objek wisata tersebut berada pada daerah-daerah pesisir pantai dan

pulau-pulau. Namun pengembangan objek wisata di Kabupaten Natuna masih

terkendala dengan minimnya sarana dan prasarana pendukung.

Belum tergarapnya potensi wisata secara optimal di Kabupaten Natuna

menjadikan sektor pariwisata daerah ini belum dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap pertumbuhan dan pembangunan perekonomian daerah.

Berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah merupakan titik tolak yang

sangat strategis untuk dapat mengoptimalkan dengan menggali, mengembangkan

dan mengelola asset-aset dan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan pembangunan dan perekonomian. Oleh

karena itu setiap daerah harus mencermati sektor-sektor strategis dan potensial

untuk dikembangkan sehingga produktif dan dapat membantu menopang

Pembangunan Daerah, memberikan nilai manfaat serta menghasilkan produktifitas

yang tinggi bagi Pembangunan Daerah maupun Peningkatan Kesejahteraan.

Dalam mendukung program pemerintah pusat yang ingin menjadikan

beberapa daerah di Nusantara ini menjadi daerah unggulan dalam sektor pariwisata

yang mempunyai daya tarik tersendiri maka masing-masing daerah dituntut untuk

mengembangkan sektor pariwisata unggulan masing-masing daerah. Tidak dapat

dipungkiri lagi bahwa sektor parwisata merupakan salah satu penghasil devisa

Negara yang sangat besar.

Upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan mengembangkan daerah/

kawasan wisata secara terpola, terpadu dan dengan rencana program yang baik.

Hal ini dimaksudkan agar target pengembangannya dapat dicapai dalam waktu yang

cepat dan dari segi pembiayaan dapat lebih efisien.

Salah satu program yang perlu dilaksanakan agar dapat merealisasikan

upaya diatas adalah dengan membuat suatu Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang dapat digunakan sebagai pedoman

pengembangan pariwisata di daerah sehingga acuan pengembangannya menjadi

lebih jelas dan terarah.

2

Page 3: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

Melalul kajian dan penelitian RIPPDA yang akan dilaksanakan di Kabupaten

Natuna, maka dipandang perlu untuk melakukan konsultasi ke instansi Pemerintah

baik Pusat maupun Propinsi yang nantinya akan menjadikan masukan-masukan

yang baik dan bermanfaat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

Melalui kajian dan penelitian RIPPDA Kabupaten Natuna nantinya akan

menjadi awal dan proses perencanaan dalam upaya untuk membangun dan

mengembangkan daerah khususnya dan sektor pariwisata.

1.2 Maksud dan Tujuan

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah adalah panduan dalam

pengembangan objek wisata daerah yang memuat Materi Pokok Ketentuan

Program Kepariwisataan Daerah Kabupaten, yang juga merupakan induk rencana

umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana

dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan objek wisata/kawasan

Dengan demikian maksud penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna

adalah: sebagai dokumen panduan/ induk yang menyeluruh dan memiliki kepastian

hukum tentang perencanaan pengembangan pariwisata. Sedangkan Tujuannya

adalah sebagai dokumen pengendali data pengembangan pariwisata Kabupaten

Natuna yang berkelanjutan, meliputi:

1. Mengarahkan perkembangan pariwisata Kabupaten Natuna dan menjadi

pedoman utama bagi stakeholders pariwisata Kabupaten Natuna termasuk

pemerintah provinsi yang mengakomodasi isu-isu strategis dan perkembangan

terbaru secara terintegrasi dan sinerjis. Pariwisata dijadikan alat dalam mencapai

kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

2. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung serta arah Kebijakan

Pembangunan.

3. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan/pemanfaatan Sumber Daya Alam

dan Sumber Daya Buatan dengan tetap memperhatikan Sumber Daya Manusia

dan ekosistemnya.

4. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung dan Kawasan

Budidaya.

3

Page 4: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

5. RIPPDA Kabupaten Natuna ini merupakan dokumen publik yang dijadikan

pedoman dan rujukan bagi pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan

masyarakat dalam mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Natuna.

1.3 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar

Budaya

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup

3. Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pariwisata Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 26 ahun 2007 tentang Penataan ruang

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

6. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

7. Undang-Undanig Nomor 53 Tahun 1999 Tenang Pembentukan Kabupaten

Palalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan HiIir, Kabupaten Siak,

Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota

Batam

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Provinsi

Kepulauan Riau (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 111, tambahan Lembaran

Negara Nomor 4327)

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.38 tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota

10. Peraturan Daerah Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Dinas

Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.

11. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Natuna Tahun Anggaran 2010.

12. Keputusan Bupati Natüna Nomr 103 Tahun 2010 Tentang Penunjukan

Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Pembantu Bendahara

Pengeluaran dilingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna.

4

Page 5: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

1.4 Kedudukan dan Fungsi RIPPDA Kabupaten

Dalam sistem pembangunan pariwisata nasional dikenal adanya berbagai

tingkatan kebijaksanaan pengembangan pariwisata yaitu; Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS), Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Provinsi (RIPP Provinsi), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Kabupaten/Kota (RIPPDA Kabupaten), Rencana Pengembangan Kawasan Wisata,

dan Rencana Tapak Kawasan Wisata. Hal ini berarti RIPPDA Kabupaten Natuna

secara hierarki merupakan penjabaran operasional dari RIPP Nasional dan RIPP

Provinsi Kepulauan Riau ke dalam strategi dan program pengembangan pariwisata

pada tingkat kabupaten. Secara diagram kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna

dalam sistem pembangunan pariwisata nasional disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1Kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna

Dalam Sistem Pembangunan Pariwisata Nasional

Sementara itu, dalam sistem pembangunan di daerah, RIPPDA Kabupaten

merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem

perencanaan pembangunan daerah. Oleh karena itu, RIPPDA Kabupaten

5

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional(RIPPNAS)

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi(RIPP Provinsi) Kepulauan Riau

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)Kabupaten Natuna

Rencana Pengembangan Kawasan Wisata

Rencana Tapak Kawasan Wisata

Page 6: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

mempunyai kedudukan strategis dan komplementer terhadap sektor-sektor

pembangunan daerah yang lain serta harus seiring dengan kerangka waktu

perencanaan pembangunan daerah agar mampu memberikan kontribusi secara

maksimal serta mampu menggerakkan dan mendorong perkembangan sektor-sektor

lain yang terkait. Dalam sistem perencanaan pembangunan daerah, fungsi RIPPDA

Kabupaten adalah sebagai pedoman untuk membawa situasi dan kondisi pariwisata

daerah pada suatu waktu tertentu menuju situasi dan kondisi pariwisata di masa

datang.

Substansi RIPPDA Kabupaten mencakup tinjauan terhadap kebijaksanaan

pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan dalam Pola Dasar dan Rencana

Strategis Pembangunan Daerah serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Secara diagram kedudukan RIPPDA Kabupaten Natuna dalam sistem

pembangunan pariwisata daerah disajikan pada gambar 1.2

Gambar 1.2Kedudukan RIPPDA Kabupaten NatunaDalam Sistem Pembangunan Daerah

6

Kebijakan Pembangunan Sektoral

KebijakanPengembangan Wilayah

RPJMKabupaten Natuna

KebijakanPengembangan Pariwisata

RIPPDA Kabupaten Natuna

RTRW Kabupaten Natuna

Page 7: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

Keberadaan RIPPDA Kabupaten Natuna ini diharapkan dapat berfungsi sebagai :

Penjabaran operasional dari visi, misi, tujuan dan

sasaran pembangunan pariwisata di Natuna.

Dasar acuan bagi kegiatan pemanfaatan sumber daya untuk

pariwisata dan pengelolaan kawasan wisata di Natuna.

Dasar penetapan lokasi investasi di bidang pariwisata bagi

pemerintah, swasta dan masyarakat.

Dasar acuan atau pedoman dalam penyusunan dan

sinkronisasi program pembangunan sektoral dan daerah.

1.5 Ruang Lingkup

RIPPDA tingkat kabupaten seyogyanya memfokuskan pada perencanaan

satu atau beberapa daerah tujuan wisata yang memang menjadi, atau akan menjadi

unggulan kabupaten, bukan mencoba mengembangkan seluruh daerah di dalam

kabupaten yang malah menjadi tidak jelas arahnya. Daerah tujuan wisata tersebut

kemudian menjadi kawasan wisata unggulan kabupaten. Pengembangan kawasan

wisata unggulan kabupaten diharapkan nantinya akan berdampak ganda terhadap

pengembangan kawasan-kawasan wisata lainnya maupun sektor-sektor lain di

daerah-daerah lain.

RIPPDA Kabupaten Natuna menjadi acuan bagi seluruh stakeholders

pariwisata di daerah, memberikan arahan yang jelas bagi pengembangan pariwisata

daerah, mendudukkan posisi kepariwisataan kabupaten dalam lingkup provinsi atau

nasional, mendudukkan posisi RIPPDA Kabupaten dalam RIPPDA Provinsi agar

dapat bersinergi secara positif, dan menghindarkan benturan antar daerah akibat

otonomi daerah. Selain itu RIPPDA kabupaten juga memberikan tatanan yang jelas

dalam pelaksanaan pengembangan kepariwisataan di lapangan, termasuk dalam

mekanisme kerjasama antar berbagai pihak yang terkait; siapa berbuat apa (baik

untuk instansi tingkat provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota), dan kaitan

antarsektor.

Dengan demikian Lingkup Penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna ini

meliputi:

7

Page 8: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

1.5.1 Lingkup Wilayah Perencanaan

Secara makro lingkup wilayah dalam RIPPDA Kabupaten Natuna adalah

seluruh wilayah kabupaten yang terbagi dalam 12 wilayah kecamatan. Secara mikro

ruang lingkup wilayah dalam penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna adalah

seluruh objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Natuna.

1.5.2 Lingkup Marteri Kajian

Lingkup materi dalam RIPPDA Kabupaten Natuna antara lain adalah :

Profil Kepariwisataan Kabupaten Natuna

Berisi informasi mengenai kondisi sumberdaya wisata, jenis kegiatan wisata,

kondisi sarana dan prasarana untuk aksesibilitas, kondisi amenitas, kondisi

permintaan wisata (karakteristik wisatawan domestik dan mancanegara).

Visi dan Misi Pengembangan Pariwisata Daerah

Visi adalah suatu gambaran/pandangan tentang keadaan pariwisata daerah

di masa depan yang berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan. Misi adalah

suatu yang harus diemban atau dilaksanakan berdasarkan visi yang telah

ditetapkan agar tujuan dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik.

Strategi dan Rencana Struktur Tata Ruang Pariwisata; yang

akan menjabarkan skenario pengembangan kepariwisataan Kabupaten

Natuna secara spasial mencakup gambaran mengenai sebaran sub-sub

kawasan strategis/unggulan dan arahan pengembangan produk wisata di

dalamnya, pola keterkaitan antar sub-sub kawasan wisata, kedudukan, dan

peran yang disandang titik-titik pusat pelayanan dalam sistem kepariwisataan

lokal maupun regional serta keterpaduan jaringan transportasi yang

mendukung aksesibilitas dan pergerakan antar kawasan.

Strategi dan Rencana Pengembangan Fasilitas Wisata,

merupakan arahan dan kebutuhan pengembangan fasilitas seperti bangunan

hotel, motel, restoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, museum, dan

bangunan sejenis lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan

wisata.

Strategi dan Rencana Pengembangan Sarana dan

Prasarana Penunjang Aksesibilitas Pariwisata; merupakan arahan dan

8

Page 9: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

kebutuhan pengembangan jenis pembangunan seperti sistem transportasi

laut, jaringan jalan, parkir, taman, landasan pacu di pelabuhan udara, fasilitas

dok di pelabuhan, yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan

wisata.

Strategi dan Rencana Promosi dan Pemasaran Pariwisata

Daerah; merupakan rencana untuk memperkenalkan pariwisata Natuna

kepada pasar pariwisata baik nusantara maupun mancanegara (segmenting,

targeting, positioning), arahan pengemasan produk wisata, model promosi

dan pemasaran, sistem informasi wisata dan distribusi pemasaran.

Strategi dan Rencana Investasi Pengembangan Pariwisata

Daerah; merupakan arahan dalam rangka mencari sumber pendanaan untuk

pengembangan pariwisata daerah, arahan pengembangan kebijakan/policy

development bidang investasi, rencana investasi obyek-obyek wisata, sarana

prasarana pendukung, arahan mekanisme dan prosedur investasi.

Strategi dan Rencana Peningkatan Kualitas SDM dan

Kelembagaan Pariwisata Daerah; merupakan arahan dalam rangka

meningkatkan kualitas pengelola Pariwisata baik yang akan terlibat secara

langsung (swasta) maupun pihak pemerintah serta arahan koordinasi antar

stakeholder.

Strategi dan Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan

arahan merupakan arahan dalam rangka pengelolaan lingkungan untuk

meminimalkan dampak yang akan terjadi.

Program Pengembangan Pariwisata Daerah, merupakan

kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh

satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama

dengan masyarakat, partisipasi masyarakat, guna mencapai tujuan dan

sasaran pengembangan pariwisata daerah.

1.5.3 Lingkup Penyusunan Laporan

A. Lingkup Kegiatan

1. Survey Lapangan

Melakukan survey lapangan untuk mempelajari kondisi lapangan yang ada.

9

Page 10: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

2. Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan dan pengambilan data adalah suatu kegiatan yang dilakukan

dilapangan dalam rangka pencatatan data yang kemudian akan digunakan

sebagai data-data pendukung didalam melakukan analisis untuk membuat kajian

dan penelitian RIPPDA

3. Pembuatan zona-zona peruntukan daerah pariwisata yang ideal

Pembuatan zona-zona ini dibuat untuk memudahkan pengembangan pariwisata

yang ada sesuai dengan lingkungan geografis serta faktor lain yang terkait.

4. Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

Pembuatan Rencana Induk Pariwisata Daerah dan survey dan pembagian zona

yang telah dilakukan.

5. Presentasi

Melakukan presentasi hasil yang telah dibuat sebagai upaya untuk menyatukan

pandangan akan pentingnya keberadaan pembuatan Rencana lnduk

Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Natuna serta dukungan dan

berbagai sektor untuk mewujudkan pembangunan dan pengembangan

pariwisata Kabupaten Natuna

B. Prosedur Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan

Perumusan masalah dan penyusunan rencana kerja meliputi kebutuhan data dan

sumber data kebutuhan tenaga kerja dan jadwal pekerjaan.

2. Pengambilan dan pengumpulan data

Melakukan pengambilan dan pengumpuIan data

3. Analisis

Melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dan kemudian melakukan

pemetaan (zoning) kawasan wisata yang ada di Kabupaten Natuna.

4. Presentasi

Melakukan presentasi hasil pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan

mengundang instansi terkait stake holder dan lainnya.

10

Page 11: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

C. Bentuk Laporan

1. Laporan Pendahuluan

Merupakan laporan awal yang memuat tentang uraian umum kegiatan, metode

pendekatan dan program survey, informasi awal objek perencanaan,

pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Laporan Antara

Merupakan laporan fakta analisis yang memuat rangkuman data primer dan

sekunder dari kegiatan, kajian strategi pendekatan dari hasil analisis dan

lainnya.

3. Laporan Draft Akhir

Merupakan laporan yang memuat konsep rancangan rencana yang siap

diseminarkan, rumusan rencana pemanfaatan tata ruang RIPPDA, rumusan

rencana metode teknis dan konstruksi yang akan dipergunakan, rumusan

pentahapan kegiatan pengembangan RIPPDA.

4. Laporan Akhir

Mencakup produk penyempurnaan materi yang dihasilkan oleh konsultan

pelaksana dalam bentuk laporan-laporan teknis pelaksanaan berupa site plan,

block plan dan detail-detail teknis lainnya.

1.5.4 Lingkup Dimensi Waktu Perancanaan

Dimensi waktu RIPPDA Kabupaten Natuna adalah 10 -20 tahun dan di

tuangkan ke dalam peta rencana dengan skala 1 : 25.000.

1.6 Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, kedudukan

dan fungsi RIPPDA, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Teoritis

11

Page 12: 103600720 Bab I Pendahuluan RIPPDA Natuna

LAPORAN PENDAHULUAN – BAB I

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Natuna

Bab ini menguraikan tentang landasan teoritis yang relevan dengan

penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna

BAB III Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Natuna dan Kondisi Kegiatan Pariwisata

Uraian dalam bab ini berisi gambaran mengenai karakteristik wilayah

Kabupaten Natuna yang meliputi kondisi fisik dasar, kondisi kependudukan,

kondisi transportasi, kondisi sarana dan prasarana wilayah serta uraian

mengenai kondisi kegiatan pariwisata di tingkat Kabupaten Natuna.

BAB IV Metodologi Pendekatan

Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan dalam

penyusunan RIPPDA Kabupaten Natuna yang mencakup metode

pendekatan dan tahapan pelaksanaan. Pemilihan metodologi yang tepat

akan dilakukan agar tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan dapat

tercapai.

BAB V Rencana Pelaksanaan Pekerjaan

Pada bab ini pembahasan ditekankan pada rencana kerja yang dilengkapi

dengan organisasi pelaksanaan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab

masing-masing jabatan yang terlibat dalam Penyusunan RIPPDA

Kabupaten Natuna, kebutuhan dan alokasi tenaga ahli, jadual pelaksanaan

pekerjaan dan sistematika pelaporan.

12