Upload
others
View
23
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna Tahun 2018. Laporan kinerja ini, merupakan sarana evaluasi pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna sebagai acuan untuk
memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang. Sekaligus laporan kinerja ini juga sebagai
bentuk pertanggung jawaban Kinerja kepada Bupati selaku Kepala Daerah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa, laporan kinerja yang kami susun ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan dari semua pihak,
agar laporan kinerja ini menjadi lebih sempurna. Harapan kami, semoga dapat menjadi bahan
evaluasi dan acuan bagi kami untuk perencanaan di masa yang akan datang.
Ranai, Januari 2020
KEPALA DINAS KESEHATAN, PENGENDALIANPENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN NATUNA
RIZAL RINALDY, S.Si.T, M.KesPembina Tk.1
NIP. 19650414 199303 1 017
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah media pertanggungjawaban yang mengacu
pada Perpres Nomor 29 tahun 2014, yang menghendaki agar setiap instansi pemerintah
menyampaikan hasil kegiatan selama satu tahun. Laporan akuntabilitas Kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna ini memuat informasi
tentang pencapaian kinjerja selama tahun 2019 yang ditinjau dari realisasi atas pelaksanaan
sasaran, program dan kegiatan yang dimuat di dalam Renstra dan rencana Kinerja tahunan.
Pada tahun 2019 Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna menetapkan 3 (tiga) tujuan dan 4 (Empat) sasaran strategis yang akan dicapai melalui
22 (dua puluh dua) Program dan 103 (seratus tiga) kegiatan untuk pencapaian 35 (tiga puluh
lima) indikator kinerja sasaran. Pencapaian target indikator sasasaran tersebut didukung oleh
dana sebesar Rp. 121,941,147,854.00,-yang terdiri dari sumber dana APBN (JKN, DAK Fisik
dan DAK Non Fisik, DBH Cukai Tembakau serta DBH Pajak Rokok) dan APBD. Capaian indikator
sasaran tersebut diwujudkan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 89,424,335,766.00 atau
73.33%, dari total anggaran Belanja langsung Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna.
Anggaran tersebut kemudian dibreakdown dalam bentuk program dan kegiatan melalui
DPA/DPPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran) untuk mendukung 4 (Empat) sasaran yang terdiri dari 14 indikator sasaran kinerja.
Nilai rata-rata capaian kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran tahun 2019 adalah senilai
102.96% atau kategori pencapaian “ Sangat Memuaskan”
Berdasarkan pengukuran kinerja terhadap 105 (seratus lima) kegiatan dan 22 (dua puluh dua)
program strategis dalam tahun 2019, maka kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 secara umum sudah mencapai
target yang telah ditetapkan, namun ada beberapa indikator yang belum mencapai target yang
telah ditetapkan, hal ini berarti bahwa target-target capaian program dan kegiatan dapat
direalisasikan dengan baik namun belum maksimal.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page iii
D A F T A R I S I
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Landasan Hukum ............................................................................................. 3
1.3 Maksud dan Tujuan......................................................................................... 4
1.4 Gambaran umum Dinas Kesehatan kab. Natuna................................. 4
1.5 Susunan Kepegawaian dan kelengkapan ............................................... 8
1.6 Sistematika Penyusunan.............................................................................. 12
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kab. Natuna 2016-2021.......... 14
2.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan sasaran RPJMD ............................ 14
2.3 Rencana Kinerja Tahunan ............................................................................ 23
2.4 Perjanjian/Penetapan Kinerja .................................................................... 24
BAB III PENGUKURAN KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................................ 30
B. Analisis Kinerja Organisasi berdasarkan Indikator Kinerja yang
yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ................................... 50
C. Realisasi Keuangan ........................................................................................... 53
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................... 55
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 : Sumber daya manusia (SDM) di Lingkungan Dinas Kesehatan Kab.
Natuna Tahun 2018 ………………………………………………………………………… 8
Tabel I.2 : Sumber daya kesehatan berdasarkan golongan ruang di Kabupaten
Natuna Tahun 2018…………………………………………………………………………. 9
Tabel I.3 : Daftar nominatif pegawai Tenaga Kesehatan berdasarkan tingkat
Pendidikan Kabupaten di Natuna Tahun 2018 ………………………………….. 10
Tabel I.4 : Daftar pegawai tidak tetap dan kontrak tenaga kesehatan
berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Natuna
Tahun 2018 ……………………………………………………………………………............. 11
Tabel I. 5 : Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Natuna
tahun 2018………………………………………………………………….............................. 12
Tabel II.1 : Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
Tahun 2018 ………………………………………………………………………………….. 17
Tabel II.2 : Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2018…………. 20
Tabel III.1 : Kategori Capaian Kinerja ……………………………………………………………........ 31
Tabel III.2 : Pengukuran Kinerja Sasaran Pertama ……………………………………………… 31
Tabel III.3 : Pengukuran Kinerja Program Sasaran Pertama ………………………………. 32
Tabel III.4
Tabel III.5
Tabel III.6
Tabel III.7
Tabel III.8
Tabel III.9
Tabel III.10
Tabel III.11
:
:
:
:
:
:
:
:
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi
Masyarakat ……………………………………………………………………………………...
Pengukuran Kinerja Program Sasaran Meningkatnya Status
Kesehatan dan Gizi Masyarak…………………………………………………………..
Pengukuran Kinerja sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit…..
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Pengendalian Penyakit
Menular …………………………………………………………………………………………..
Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya Tingkat kelahiran padapasangan usia subur (PUS) ………………………………………………………………
Pengukuran Kinerja program pada sasaran menurunnya tingkatkelahiran pada pasangan usia subur (PUS) ……………………………………….
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 …………………..
Realisasi Anggaran Berdasarkan program dan Kegiatan DinasKesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.Natuna dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. NatunaTA. 2018 ………………………………………………………………………………………….
35
38
41
43
45
46
49
52
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page v
Tabel III.12 : Alokasi dan realiasasi penyerapan anggaran berdasarkan sasaranstrategis tahun anggaran 2018………………………………………………………….
46
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah telah membawa tuntutan dan perubahan terhadap sistem
nilai dan budaya kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaraan Otonomi
Daerah menuntut nilai dasar yang senantiasa dapat mengakomodasikan kebutuhan yang
berorientasi kepada aspirasi masyarakat dengan prinsip-prinsip demokratisasi, peran serta,
pemerataan dan berkeadilan. Kondisi tersebut menuntut adanya kerangka pikir yang
terstruktur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar lebih sesuai dengan tuntutan
perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Untuk itu diperlukan peningkatan budaya
dan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil serta pertanggungjawaban
berdasarkan nilai nilai akuntabilitas menuju good governance.
Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi instansi. Pengukuran kinerja ini dapat dilakukan oleh instansi sendiri
atau bekerja sama dengan pejabat dan pelaksana pemeriksaan. Pengukuran kinerja ini sangat
penting bagi organisasi yang berorientasi hasil untuk mengukur kinerjanya sendiri dan melihat
tingkat kinerja yang telah dicapai atau hasil yang diproleh. Pengukuran kinerja ini, dapat
dilakukan dengan baik jika ada satuan pengukuran kinerja yang sahih. Cara-cara pengukuran
yang tepat akan sangat tergantung pada sistem informasi yang ada untuk pengumpulan data
yang tepat dan akurat.
Penerapan AKIP akan membawa konsekuensi terhadap perlunya perubahan-perubahan di
beberapa segmen atau subsistem dari administrasi negara. Sebagai contoh, dalam proses
penganggaran Incremental budgeting system seharusnya sudah ditinggalkan, sedangkan
budget linesytem harus dipandang sebagai klasifikasi mata anggaran saja. Naik turunnya
penyediaan anggaran dapat dipandang akan berpengaruh pada naik turunnya hasil yang
diinginkan.
Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, mengamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun
suatu rencana strategik yang berisikan rencana yang akan dijalankan oleh instansi pemerintah
dalam jangka waktu lima tahun kedepan, serta melaporkan pada setiap tahunnya hasil
pelaksanaan rencana tersebut dalam suatu laporan yang disebut dengan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) adalah merupakan keluaran utama dan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu system yang
membentuk suatu siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran
instansi yang akan dicapai yang tercantum dalam perencanaan strategik instansi. Seterusnya
lebih terperinci dijabarkan kedalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yang kemudian
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja; Penetapan Pengukuran Kinerja; pengumpulan data untuk
menilai kinerja; menganalisa, mereview dan melaporkan kinerja; serta menggunakan data
kinerja tersebut untuk memperbaiki kinerja instansi pada periode tahun berikutnya.
Esensi dari SAKIP bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna merupakan implementasi sistem
pengendalian manajemen sektor publik di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan untuk
memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna telah
dapat dipenuhi melalui implementasi strategis pencapaiannya (program dan kegiatan) yang
selaras. Atas dasar tersebut, siklus SAKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang
mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam
rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja
dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja yang telah dicapai
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode
pelaksanaan progran/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan
kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Insatnsi Pemerintah
(LAKIP).
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang disusun oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna memiliki dua fungsi utama. Pertama, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah merupakan sarana bagi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh
Stakeholder (pimpinan, penilai akuntabilitas dan masyarakat). Kedua, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja di masa datang.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 3
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan LAKIP Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna tahun anggaran 2019 mengacu pada Rencana Strategis dan rencana Kerja yang telah
disusun sebelumnya, sedangkan landasan hukum penyusunan LAKIP adalah sebagai berikut:
1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
KKN;
2. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 jo Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 jo Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang
Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari KKN;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 dan PP. No. 29 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah yang dinilai berdasarkan tolok ukur Renstra;
6. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
7. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparaur Negara Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004
Tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 25 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, berikut perubahannya;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 64 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pemerintah di lingkungan Kabupaten Natuna.
11. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Nomor 116 Tahun 2016 tentang Rencana Strategis Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna, Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 4
1.3 Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini adalah
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan anggaran dan
pelaksanaan program/ kegiatan dalam rangka mencapai kinerja Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna.
b. Tujuan
Terkait dengan maksud penyusunan LAKIP tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan akuntabilitas Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna adalah menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan
sasaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna. Berdasarkan hasil evaluasi
yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi
yang dihasilkan dari LAKIP ini dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan
kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna.
1.4 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
1.4.1 Tugas Pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 64 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pemerintah Kabupaten Natuna. Adapun
tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan adalah melaksanakan sebagian kewenangan
desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan sesuai
lingkup tugasnya. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum kesehatan;
c. Melaksanakan teknis administratif meliputi administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, sarana dan prasarana, dan administrasi perlengkapan;
d. Perencanaan dan pelaksanaan informasi kesehatan serta penanganan kesehatan
masyarakat;
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 5
e. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan;
f. Pembinaan teknis unit kerja dinas dan unit pelaksana teknis dinas serta tenaga
fungsional;
g. Pembinaan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan serta pengendalian dan
pemberantasan penyakit;
h. Pengawasan obat dan makanan;
i. Pemberian ijin pelayanan bidang kesehatan;
j. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan bidang kesehatan;
k. Evaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan ketatausahaan;
l. Pengkoordinasian lintas sektor;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
1.4.2 Kewenangan
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsinya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
mempunyai kewenangan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang
kesehatan, serta melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
diserahkan oleh Bupati sesuai dengan lingkup kerjanya.
1.4.3 Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dengan Struktur Organisasi
yang terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, yang membawahi Sub bagian Keuangan dan Aset, Sub Bagian Tata Usaha,
dan Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
c. Bidang Kesehatan Masyarakat, yang membawahi seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi,
Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Seksi Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan olah raga
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit membawahi Seksi surveilans dan
Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Seksi
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
e. Bidang Pelayanan Sumber Daya Kesehatan, yang membawahi seksi pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan, Seksi kefarmasian dan Alkes dan Seksi Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 6
f. Bidang Pengendalian Penduduk dan KB membawahi Seksi Pelayanan KB dan Alat
Kontrasepsi, Seksi pendayagunaan PKB/PLKB, pembinaan kesetaraan keluarga,
advokasi dan pergerakan. Seksi Perencanaan, perkiraan pengendalian penduduk dan
pendataan keluarga.
g. Unit Pelaksana Teknis (UPTD);
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Terkait dengan hal tersebut, susunan kepegawaian berdasarkan Struktur Organisasi Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Adalah
Sebagai Berikut :
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 7
Gambar 1
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Kesehatan kab. Natuna
Kepala DinasKesehatan
Sekretaris
Sub BagianKeuangan
Sub Bagian KepegawaianSub Bagian
Perencanaan danPelaporan
Bid. Pencegahan danPengendalian
Penyakit
Bid. Pelayanan Sumber DayaKesehatan
Bid. PengandalianPenduduk dan KB
Seksi Surveilans danImunusasi
Seksi Pencegahan,Pengendalian dan
PemberantasanPenyakit Menular
Seski Pelayanan Kesehatandan Jaminan Kesehatan
Seski Kefarmasian dan Alkes
Seksi Pelayanan KB danAlat Kontrasepsi
Seski PendayagunaanPKB/PLKB, Pembinaan
kesetaraan keluarga danAdvokasi dan pergerakan
Kelompok JabatanFungsional
Unit PelaksanaTeknis (UPT)
Seksi PengendalianPenyakit Tidak
Menular danKesehatan Jiwa
Seksi Sumber Daya ManusiaKesehatan
Seksi Perencanaan,Perkiraan, pengendalian
penduduk dan pendataankeluarga
Bid. KesehatanMasyarakat
Seksi Kesehatan Keluargadan Gizi
SeksiPromosi Kesehatan dan
pemberdayaanmasyarakat
SeksiKesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan OlahRaga
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 8
1.5 Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan
1.5.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai ujung tombak Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Natuna sebanyak Enam Belas (15) yang terdiri dari, Empat Belas
(14) UPTD Puskesmas yang berfungsi sebagai penyelenggara upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya, dan satu (1) UPTD Instalasi Gudang Farmasi yang berfungsi
sebagai penyelenggara pengelolaan serta distribusi obat-obatan di pusat pelayanan
kesehatan kemudian.
a. Sumber Daya Manusia (SDM) berdasarkan jenis /keahlian tenaga kesehatan
Tahun 2019, Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan sebagai tenaga pendukung dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Kabupaten Natuna, terdiri
dari tenaga medis, paramedis dan tenaga penunjang kesehatan lainnya dapat dilihat
pada tabel berikut :Tabel I.1
Sumber Daya Manusia (SDM) di Lingkungan Dinas kesehatanKabupaten Natuna Tahun 2019
No Jenis Keahlian Jumlah1. Medis:
- Dokter Spesialis -- Dokter umum 23- Dokter gigi 6- Dokter Residen -
2. Tenaga Farmasi :- Apoteker 11- Tenaga Teknis Kefarmasian 15
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 37S2 Kesmas 3
4. Paramedis :- Bidan 157- Perawat 227
5 Tenaga Gizi 146. Sanitasi Lingkungan :
- DIII Sanitasi 227. P.Rongen -8. Fisioterafis 29. Elektromedis -
10. Analis Lab :- DIII Analis Kesehatan 16
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 9
b. Pegawai Menurut GolonganTabel I.2
Sumber Daya Kesehatan berdasarkan golongan ruang di Kabupaten Natuna tahun 2019
Gol/ruang
PuskesmasDinkesRanai B.Tengah Tanjung Cemaga Sedanau Kelarik P. Tiga P. Laut Serasan Serasan
Timur Subi Midai Batubi
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L PII/a - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - 1 -II/b - - - - - 1 - 1 - - 1 - - - - - - - - - 1 - 1 1 - - 1 3II/c - 7 - 3 2 4 1 1 2 2 - 4 1 2 - 4 1 4 - 3 - 3 1 1 1 3 5 6II/d 2 5 2 7 - 13 - 4 3 5 - 4 2 3 - - - 4 - 2 - - 2 4 1 1 3 1III/a - 15 1 2 - 2 - 2 - 2 - 3 1 2 1 - 1 - 1 - 1 1 1 1 - - 4 8III/b 2 4 2 2 2 - - 3 1 4 2 - 2 1 - 2 1 - 1 4 2 - 1 1 2 1 - -III/c - 2 - 2 - 1 - - - 1 - - - - 1 - - - - - 1 - - 1 - 1 4 7III/d - - 1 - - - - - 3 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - 2 3IV/a - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 -IV/b - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 -IV/c - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -PTT 3 10 1 10 1 9 2 7 4 5 1 6 4 10 4 4 7 5 4 5 4 5 2 5 1 5 9 7
KONTRAK 1 2 1 - 1 2 1 1 1 4 2 - 7 1 1 4 3 5 2 2 1 1 2 - 2 1 5 4JUMLAH 8 45 8 26 6 32 4 19 14 24 6 17 1
7 19 7 14 14 18 8 16 10 10 12 14 7 12 37 39
TOTAL 53 34 38 23 38 23 36 21 32 24 20 26 19 76Sumber data : Profil Kesehatan 2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 10
c. Pegawai Menurut Pendidikan
Tabel I.3Daftar Nominatif Pegawai Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Natuna Tahun 2019
Gol/ruang
Puskesmas
DinkesRanai B.Tengah Tanjung Cemaga Sedanau Kelarik P. Tiga P. Laut Serasan
Serasan
TimurSubi Midai Batubi
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
SLTA/MA 5 10 1 2 3 3 3 7 4 5 1 4 3 1 5 5 4 1 5 4 3 1 13 9
D1 1
DIII 2 37 3 20 4 36 4 16 9 25 2 20 4 29 3 15 11 22 7 22 11 17 6 23 4 14 9 9
D4 1 1 1 2
S1 4 14 4 9 4 3 1 3 1 5 2 1 5 2 3 2 1 3 2 3 1 2 4 2 2 15 18
S2
Jumlah 8 32 8 42 8 22 17 34 9 22 13 31 9 18 17 18 15 25 16 181
331 10 17 37 39
Total 40 50 30 51 31 44 27 42 40 34 44 27 76
Sumber Data : Profil Kesehatan tahun 2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 11
d. Pegawai Tidak Tetap Dan Tenaga Kontrak
Tabel I.4Daftar Pegawai Tidak Tetap dan Kontrak Tenaga Kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan
di Kabupaten Natuna Tahun 2019
Gol/ruang
Puskesmas
Dinkes TotalRanai B.Teng Tanjung Cemaga Sedanau Kelarik P. Tiga P. Laut Serasan
Serasan
TimurSubi Midai Batubi
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
SLTA/MA 5 9 1 2 2 3 2 5 2 4 1 4 3 1 4 4 3 1 1 2 3 8 4
D1
DIII 12 9 2 17 3 9 3 15 2 10 1 2 3 10 10 13 7 15 8 13 2 16 2 10 1 2
D4 1 1
S1 1 3 1 4 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2 4 1 1 5 5
S2
Jumlah 2 16 4 21 7 11 8 19 6 11 7 23 7 12 11 14 5 22 6 11 17 9
Total 18 25 18 27 30 19 25
Sumber Data : Profil Kesehatan tahun 2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 12
1.5.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, selain didukung oleh sumber daya
juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, kondisi
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Natuna pada tahun 2015 adalah
sebagai berikut :
Tabel I.5
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kabupaten Natuna Tahun 2019
No Fasilitas Kesehatan Jumlah1. Rumah Sakit 1
2. Puskesmas
a. Puskesmas Perawatan 9
b. Puskesmas Non Perawatan 5
3. Puskesmas Pembantu (PUSTU) 43
4. Polindes 13
5. Poskesdes 25
6. Puskesmas Keliling
a. Puskel Darat 8
b. Puskesl Laut 7
c. Ambulance Puskesmas 12
7. Posyandu 118
8. Desa Siaga 75
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2019
1.6 Sistematika Penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2019, disusun dengan
sistematika sebagai berikut
1. Ringkasan eksekutif
Merupakan gambaran menyeluruh secara singkat mengenai penyelenggaraan kinerja 1
(satu) tahunan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 13
2. Bab I. Pendahuluan
Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi organisasi
3. Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
5. Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di
masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
6. Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 14
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna 2011-2016
Rencana strategi instansi Pemerintah merupakan langkah awal dalam
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
disusun dengan mengintegrasikan antara keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) dan
sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholder dan menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis baik Nasional maupun global.
Rencana strategi berkedudukan dan berfungsi antara lain merupakan alat bantu yang
terukur bagi rujukan penilaian kinerja Kepala Unit Kerja dengan menggunakan sedapat
mungkin 3 (tiga) atau 5 (lima) tolok ukur, yaitu masukan ( inputs ) , keluaran (outputs),
hasil ( outcomes ) , serta manfaat ( benefits ) dan dampak ( impacts ).
Sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan rencana strategik, dijabarkan
dalam perencanaan kinerja yang merupakan rencana dan komitmen kinerja untuk suatu
tahun tertentu. Perencanaan kinerja merupakan rencana capaian kinerja tahunan untuk
seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana
kinerja dilakukan pada setiap awal tahun anggaran, seiring dengan penyusunan dan
kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi instansi Pemerintah untuk
mencapainya dalam tahun yang bersangkutan.
Dokumen rencana kinerja terdiri dari sasaran, indikator sasaran, program, kegiatan dan
indikator kinerja kegiatan. Selain itu juga berisi informasi mengenai keterkaitan kegiatan
dengan sasaran, kebijakan dan program. Keselarasan dan keterkaitan dalam penentuan
sasaran, program, dan kegiatan beserta indikator kinerjanya sangat menentukan
pencapaian tujuan dan sasaran instansi yang telah ditetapkan berdasarkan rencana
strategiknya.
Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna yang ditetapkan 5 (lima)
tahun sekali yaitu mulai ditetapkan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
2.2Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD 2016 – 2021 Pemerintah
Kab. Natuna
VISI : Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan danBudaya Tempatan
MISI : Memajukan sektor pendidikan melalui Penyediaan sarana dan prasarana danpeningkatan kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Anak Didik
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 15
Misi/Tujuan IndikatorTujuan Sasaran Indikator
SasaranKondisi
Awal
Target TahunTargetAkhir
2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkandaya saing
SDM
IPM Meningkatnyaderajat kesehatan
masyarakat
AngkaHarapan
Hidup(Tahun)
63.64(2015)
65,64 66,00 67,00 68,25 70,00 70,00
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Natuna dilaksanakan oleh semua komponen
untuk meingkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan Sumber Daya Manusia yang produktif secara social dan ekonomis
agar mampu meningkatkan daya saing SDM itu sendiri.
2.2.1 Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan
dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama
dibidang Kesehatan di Kabupaten Natuna. Perumusan sasaran harus memiliki kriteria
“SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi
sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria,
yaitu khusus (spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainabe), nyata (realistic)
dan tepat waktu (time bound).
Tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Natuna adalah meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat dengan sasaran meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatnya pengendalian
penyakit. Tujuan dan Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut:
No Tujuan Sasaran Indikatorsasaran
Kondisi AwalPeriode Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatkan derajatkesehatanmasyarakat
Meningkatnyaakses danmutupelayanankesehatan
JumlahPuskesmasyangterakreditasi
- 2 4 6 2 - -
Meningkatnyastatuskesehatan
AngkaKematianIbu/100.000
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 16
No Tujuan Sasaran Indikatorsasaran
Kondisi AwalPeriode Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
dan gizimasyarakat
KH(diturunkan)AngkaKematianbayi/1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
Prevalensikekurangangizi(underweight)pada anakbalita
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
PersentaseBBLR 4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37
Meningkatnyapengendalianpenyakit
Persentasedesa ber STBM 0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
PrevalensiTuberculosis(TB) per 100.000Penduduk
0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
Prevalensi HIV < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01
PersentaseKecamatanyang mencapaieliminasimalaria
0 0 13.33 26.67 33.33 46.67 46.67
MeningkatnyaPersentaseKecamatanyang mencapai80% imunisasidasar lengkappada bayi
30.76 30.76 40 46.6 53.3 60 75
Prevalensitekanan darahtinggi
29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00
2.2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU).
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna merupakan sebagai
ukuran atau indikator yang bisa mewakili indikator kinerja yang sudah ada dan menjadi
prioritas utama untuk segera dilaksanakan sehingga akan memberikan informasi sejauh
mana Dinas Kesehatan berhasil mewujudkan dan mendukung visi, misi, tujuan dan
sasaran RPJMD Kabupaten Kabupaten Natuna Tahun 2016 – 2021. Indikator Kinerja
Utama Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 17
Dari Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut kemudian ditetapkan indikator pencapaian
sebagai berikut :
Tabel II.1Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna
No Tujuan Sasaran Indikatorsasaran
Kondisi AwalPeriode Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkatnya derajatkesehatanmasyarakat
Meningkatnyastatuskesehatanmasyarakat
AngkaKematianIbu/100.000KH(diturunkan)
67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
AngkaKematianbayi/1.000 KH
16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
Prevalensikekurangangizi(underweight)pada anakbalita
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
PersentaseBBLR 4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37
Persentasedesa yangmelaksananakan ber STBM
0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
Cara perhitungan pencapaian indikator kinerja utama adalah sebagai berikut :
Umur Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang
rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan,
dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan
kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Persentase Kurang Gizi (Underweight) adalah persentase balita dalam
kondisi kekurangan gizi terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi
dilihat dari berat badan menurut umur, untuk menghitung dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
Underweigt=
∑ Ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dannifas disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%∑ Lahir Hidup di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 18
Angka Kematian Bayi per 1000 KH adalah kematian yang terjadi pada bayi
usia 0-11 bulan yang dinyatakan dalam 1000 Kelahiran hidup, untuk
menghitung digunakan rumus sebagai berikut :
AKBA=
Jumlah Bayi Usia 0-11 Bulan Yg Meninggal diSuatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 1000 KH∑Lahir Hidup di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lamanya kehamilan yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan dan terjatuh, dengan rumus sebagai berikut :
AKI=
∑ Ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dannifas disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100.000 KH∑ Lahir Hidup di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama
Berat Badan Lahir Rendah ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
pertumbuhan selama kehamilan. BBLR biasanya disebabkan oleh status gizi
ibu ang kurang baik semasa kehamilan atau ibu hamil mengalami Kurang
Energi Kronik (KEK) sehingga asupan gizi pada bayi semasa dalam
kandungan kurang sehingga menyebabkan perkembangan janin tidak
maksimal. Untuk menghitung Persentase BBLR di suatu daerah dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut :
BBLR =
∑ bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerjapada kurun waktu tertentu x 100.000 KH∑ Lahir Hidup yang ditimbang di wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Jumlah Desa ber Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah desa
yang sudah memenuhi 5 pilar yaitu :
1. Tidak Buang Air Sembanrangan (BABS)
2. Mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman (PAMM-RT)
4. Mengelola sampah dengan aman (PSRT)
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 19
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (PLCRT)
Program STBM dilaksanakan melalui proses pelembagaan tiga komponen
sanitasi total yang merupakan satu-kesatuan yang saling mempengaruhi, yaitu :
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif
2. Peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi, dan
3. Peningkatan penyediaan sanitasi.
2.2.3 Kebijakan
Kebijakan untuk meningkatkan capaian kinerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna adalah sebagai berikut :
Tujuan Sasaran Strategi KebijakanMeningkatnya Derajatkesehatan masyarakat
Meningkatkan mutupelayanan kesehatan
v Peningkatan mutupelayanan kesehatanmelalui akreditasipuskesmas
v Penguatan upayakesehatan dasar(Primary health Care).
v MemantapkanPelaksanaan SistemJaminan KesehatanNasional
v Pemenuhan saranadan prasaranakesehatan yangberkualitas secaramerata
v Meningkatkanketersediaan danmutu SDM Kesehatan
v Integrasi JaminanKesehatan Daerah(Jamkesda) dan JaminanKesehatan Nasional(JKN)
v Penerapan ProgramNatuna Sehat
v Pembangunan Saranadan prasaranaPelayanan Kesehatan dikecamatan, khususnyadi daerah perbatasan(Pulau Laut, SerasanTimur dan Subi)
v Peningkatan KapasitasSDM Kesehatan
Meningkatkan statuskesehatan masyarakat
v Advokasi kebijakansehat danPeningkatankemapuan untukhidup sehat sertakemitraan lintassektor
v Penerapan PendekatanKeberlanjutanPelayanan (ContinuumOf Care).
v Intervensi berbasisresiko kesehatan
v Meningkatkankualitas pelayanankesehatan padasemua kontinumsiklus kehidupan
v Pelayanan KB gratiskhususnya MKJP padamasyarakat prasejahtera
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 20
(Ibu, Anak, Remaja,dan Lanjut Usia
v Mempercepatperbaikan gizimasyarakat
v Meningkatkanpenyehatanlingkungan
Meningkatnyapengendalian penyakit
v Meningkatkanpengendalian danpenanggulanganfaktor risiko penyakitmenular dan tidakmenular
v Mengurangi resikopenyakit Tidak Menularmelalui GERMAS
v Penerapan sistemsurveillance pentakit
2.2.4 Program Kerja dan Kegiatan
Program Kerja merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematika dan terpadu yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna dengan beberapa Unit Pelaksana Tugas lainnya, dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Terdapat dua puluh dua (22) Program dan
seratus lima (105) kegiatan yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
Tabel II.2Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2019
No Uraian Anggaran Tahun 2019
1 2 31. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 15.507.322.933,-
1. Penyediaan jasa surat menyurat 10.000.000,-2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 139.500.000-3. Penyediaan jasa kebersihan kantor 10.000.000,-4. Penyediaan alat tulis kantor 55.000.000,-5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 80.000.000,-6. Penyediaan perlatan dan perlengkapan kantor 479.000.000,-7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 10.000.000,-8. Penyediaan makanan dan minuman 49.992.000,-9. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 617.750.000,-10. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 13.598.112.913,-11. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah 457.968.000,-
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4.290.723.000,-1. Pembangunan Rumah Dinas 3.384.623.000,-2. Pengadaan Meubeler 711.100.000,-3. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 115.000.000,-4. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor 80.000.000,-
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1.212.200.000,-1. Pendidikan dan pelatihan Formal 651.411.000,-2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan 355.229.000,-3. Penyusunan akreditasi fungsional 205.560.000,-
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan CapaianKinerja dan keuangan
300.100.000,-
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 300.100.000,-
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 21
5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 3.812.242.778,-1. Pengadaan Obat dan perbekalan kesehatan 3.704.704.000,-2. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan 107.538.778,-
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 52.301.847.162,-1. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan 579.460.400,-2. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya4.081.123.000,-
3. Revitalisasi sistem kesehatan 1.899.550.000,-4. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 14.620.871.151,-5. Peningkatan kesehatan masyarakat 8.527.116.011,-6. Penyediaan biaya operasional puskesmas Ranai 433.200.000,-7. Penyediaan biaya operasional Puskesmas Tanjung 199.844.000,-8. Penyediaan biaya operasional Puskesmas Bung. Tengah 201.735.600,-9. Penyediaan biaya operasional puskesmas Bung. Selatan 202.232.000,-10. Penyediaan biaya operasional puskesmas Sedanau 288.200.000,-11. Penyediaan Biaya operasional puskesmas Kelarik 216.610.000,-12. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga 264.355.000,-13. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Laut 286.820.000,-14. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Midai 276.550.000,-15. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan 387.200.000,-16. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Serasan Timur 305.000.000,-17. Penyediaan biaya operasional puskesmas Subi 315.000.000,-18. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Batubi 283.200.000,-19. Penyediaan Biaya Operasional UPTD Jamkesda 48.200.000,-20. Penyediaan Biaya Operasional UPTD Instalasi Gudang Farmasi 595.000.000,-21. Penyediaan Biaya Operasional Puskesmas Pulau Tiga Barat 238.200.000,-22. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Ranai 812.658.000,-23. Penggunaan Dana kapitasi JKN FKTP Bung. Timur Laut 205.440.000,-24. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bung. Tengah 139.620.000,-25. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Bung. Selatan 142.500.000,-26. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Sedanau 521.760.000,-27. Penggunaan Dana kapitasi JKN FKTP Kelarik 305.640.000,-28. Penggunaan Dana kapitasi JKN FKTP Pulau Tiga 642.480.000,-29. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Pulau Laut 281.640.000,-30. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Midai 614.520.000,-31. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan 622.320.000,-32. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Serasan Timur 377.640.000,-33. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Subi 347.400.000,-34. Penggunaan Dana Kapitasi JKN FKTP Batubi Jaya 243.120.000,-35. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
Puskesmas Ranai1.485.825.000,-
36. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Bunguran Tengah
442.431.000,-
37. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Tanjung
577.316.000,-
38. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Bunguran Selatan
544.703.000,-
39. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Bunguran Barat
773.690.000,-
40. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Bunguran Utara
787.685.000,-
41. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Pulau Tiga
550.628.000,-
42. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Midai
763.173.900,-
43. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Pulau Laut
614.078.300,-
44. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Serasan
856.079.000,-
45. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Serasan Timur
617.722.000,-
46. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Subi
836.172.800,-
47. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Batubi Jaya
629.965.000,-
48. BOK Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatanPuskesmas Pulau Tiga Barat
306.531.000,-
7. Program Pengawasan Obat dan Makanan 135.729.000,-1. Peningkatan Pengawasan Kemananan pangana dan bahan berbahaya 135.729.000,-
7. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat 969.926.200,-
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 22
1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 385.478.200,-2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 238.923.000,-3. Kemitraan promosi kesehatan 345.525.000,-
8. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1.347.450.400,-1. Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dankekurangan zat gizi mikro lainnya.
1.347.450.400,-
9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 1.824.658.000,-1. Pemeriksaan dan Pengujian air bersih dan air minum 98.361.000,-2. Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus 840.643.000,-3. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dan tempat-
tempat umum885.654.000,-
10. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1.514.419340,-1. Penyemprotan/foging sarang nyamuk 113.750.000,-2. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 287.138.340,-3. Peningkatan imunisasi 549.487.000,-4. Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah 159.251.000,-5. Pelayanan penanggulangan penyakit TB 223.427.000,-6. Pelayanan kesehatan haji 181.366.000,-
11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 1.698.906.000,-1. Pengembangan dan pemukhtahiran data dasar standar pelayanan
kesehatan221.603.000,-
2. Monitoring, evaluasi, pelaporan dan rapat kerja kesehatan 266.303.000,-3. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 1.211.000.000,-
12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan PrasaranaPuskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.
29.672.593.001,-
1. Pembangunan Puskesmas 24.551.585.334,-2. Pembangunan Puskesmas Pembantu 220.082.000,-3. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 2.745.280.000,-4. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas 2.155.645.667,-
13. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak balita 126.560.000,-1. Deteksi Dini dan intervensi tumbuh kembang anak pra sekolah 126.560.000,-
14. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 133.500.000,-1. Pelayanan pemeliharaan kesehatan 133.500.000,-
15. Program Keselamatan ibu dan anak 971.122.400,-1. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak 99.122.400,-2. Pelayanan Ibu hamil dan ibu nifas di rumah tunggu kelahiran 872.000.000,-
16. Program Pengawasan dan pembinaan Industri rumah tangga 188.526.000,-1. Pembinaan teknis penatalaksanaan makanan dan minuman produksi
industry rumah tangga188.526.000,-
17. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular 361.007.660,-1. Pelayanan dan pengendalian penyakit tidak menular 361.007.660,-
1.14 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA1. Program Keluarga Berencana 4.969.433.000,-
1. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin 3.398.521.000,-2. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang program keluarga
berencana1.570.912.000,-
2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 134.880.000,-1. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 93.390.000,-2. Penilaian kelompok PIK/RM 41.490.000,-
3. Program pelayanan Kontrasepsi 190.513.000,-1. Pelayanan pemasangan kontrasepsi 190.513.000,-
4. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga 277.488.000,-1. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan 132.943.000,-2. Pembinaan kelompok bina keluarga di Kecamatan 76.655.000,-3. Pembinaan dan penghembangan kelompok UPPKS 67.890.000,-
5. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 42.433.181.000,-
TOTAL ANGGARAN 121.941.147.854,-
Program dan kegiatan yang mendukung langsung Sasaran RPJMD pada tahun 2019
adalah sebanyak dua puluh dua (22) program dan (105) kegiatan.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 23
2.3 Rencana Kinerja Tahunan SKPD
Perencanaan strategik atau dokumen yang dipersamakan dengannya yang telah ditetapkan
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna dijabarkan
dalam rencana kinerja untuk tahun yang bersangkutan. Rencana kinerja dimaksud
menjabarkan sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan renstra yang akan
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pada Tahun Anggaran 2019.
Rencana kinerja disusun bersamaan dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran
yang disertai penetapan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja
yang ada pada tingkat sasaran dan kebijakan serta menjadi komitmen bagi staf di
lingkungan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
untuk mencapainya dalam tahun yang bersangkutan.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi mengenai sasaran yang ingin
dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya,
program, kegiatan beserta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Selain itu
dokumen RKT juga memuat informasi mengenai keterkaitan kegiatan dengan sasaran dan
keterkaitan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap Bagian di lingkungan Dinas
Kabupaten Natuna.
RKT dimaksud meliputi sasaran, indikator kinerja sasaran, program, kegiatan, indikator
kinerja kegiatan (meliputi indikator input, output, dan outcomes). Penetapan indikator-
indikator ini didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang terorganisasi, sehingga keberhasilan
pencapaiannya dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran pada
tahun yang bersangkutan.
Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capai suatu indikator
tidak semata-mata merupakan output dari suatu program atau sumber dana akan tetapi
merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai program dan berbagai pihak
yang terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian keberhasilan
terlaksana atau terwujudnya suatu kegiatan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu
sumber dana atau oleh suatu pihak saja.
Apalagi pada dasarnya kinerja tugas umum pemerintahan dan pembangunan pada Tahun
Anggaran tertentu bukanlah kinerja yang berdiri sendiri tapi terkait dengan kinerja tahun-
tahun sebelumnya. Oleh karena itu akan sangat sulit dan hampir mustahil untuk mengukur
atau memberikan penilaian terhadap kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 24
Keluarga Berencana Kab. Natuna pada satu tahun anggaran sampai pada tingkat atau
indikator dampak, karena dampak dari suatu program atau kegiatan ada yang baru dapat
dinilai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sesuai dengan tujuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang dari program itu.
Pada dasarnya Rencana Kinerja Tahun 2019 menguraikan target kinerja yang akan dicapai
selama tahun 2016, yang mencerminkan rencana program, kegiatan dan sasaran tahunan
dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telag ditetapkan dalam RENSTRA Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2016-2021.
Korelasi antara pencapaian target sasaran strategis dengan pelaksanaan program dan
kegiatan yang direncanakan ditahun 2019 tertuang dalam formulir Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2019 dapat di lihat pada lampiran 1.
2.4 Perjanjian/Pentepan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan Surat Edaran
Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan
kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan
janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan
kinerja aparatur.
Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 10 tahun 2018 tentang APBD Kabupaten
Natuna Tahun 2019, kemudian dijabarkan dengan Peraturan Bupati Natuna Nomor 87
tahun 2018 tentang penjabaran APBD Kabupaten Natuna Tahun 2019. APBD Kabupaten
Natuna yang ditetapkan merupakan komitmen bersama antara Pemerintah daerah dengan
DPRD untuk mencapai kinerja yang maksimal dan sebagai upaya untuk memenuhi mandat
yang tetap berpedoman pada RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 kemudian
dijabarkan dalam Rencana Kinerja. Rencana Kinerja tersebut kemudian dijadikan sebagai
dasar dalam penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (Penja) yang berisikan Pernyataan
Kinerja/Perjanjian Kinerja antara Bupati dan kepala OPD atau Eselon II, Eselon III dan
Eselon IV, perjanjian kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana juga dapat digambarkan dalam bentuk pohon kinerja (Cascading) seperti pada
lampiran
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 25
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 26
Indikator Sasaran RPJMD :Umur Harapan Hidup
Sasaran Renstra :Status kesehatan dan
gizi masyarakat
Indikator Sasaran Renstra :Angka kematian ibu
Target : 67,52 per 100.000kh
Sasaran Program :Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil, bersalindan nifas serta bayi baru lahir
Indikator : Persentase persalinan difasilitas pelayanan kesehatan
Target : 55 %
Sasaran Kegiatan :Terlaksananya pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuaistandar
Indikator : PersentaseKunjungan K4 Ibu hamil
Target : 95 %
Indikator Sasaran Renstra :Angka kematian bayi
Target : 15,20 per 1.000 kh
Sasaran Program :Meningkatnya pelayanankesehatan pada bayi di
kecamatanIndikator : JumlahPuskesmas yang
memberikan pelayananpada bayi
Target : 100 %
Sasaran Kegiatan :Tata laksana penanganan
AsfiksiaIndikator : Pertemuan tata
laksana penangananAsfiksia
Target : 1 Pertemuan
Sasaran Kegiatan :Penyegaran Kader
PosyanduIndikator : Jumlah
pertemuan penyegarankader posyandu
Target : 1 Pertemuan
Indikator Sasaran Renstra :Jumlah desa/kelurahan yang ber
STBMTarget : 1 Desa
Sasaran Program :Desa/kelurahan yang
melaksanakan pemicuan STBMIndikator : Persentasedesa/kelurahan yang
melaksanakan pemicuan STBMTarget : 65 %
Sasaran Kegiatan :Pemicuan STBM di DesaIndikator : Jumlah Desa
yang dilakukan PemicuanSTBM
Target : 50 Desa
Sasaran Kegiatan :Pemeriksaan depot air
minumIndikator : Pemeriksaan air
minumTarget : 67 sampel
Sasaran Program :Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan untuk upayapromotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmasIndikator : Persentase Puskesmasyang menyelenggarakan program
promotif dan preventif di luar gedungTarget : 100 %
Sasaran Kegiatan :Terlaksananya
penyelenggaraan promotif danpreventif, dukungan
manajemen puskesmas sertakemitraan lintas sektor untuk
mendukung kesehatanIndikator : PenyelenggaraanProgram esensial dan non
esensial di puskesmasTarget : 14 Puskesmas
Sasaran Program :Peningkatan Kompetensi
tenaga penyuluh kesehatan
Indikator : PersentasePeningkatan Kompetensi
tenaga penyuluh kesehatanTarget : 100 %
Sasaran Kegiatan :Meningkatnya kapasitas
bagi tenaga penyuluhkesehatan
Indikator : Peningkatankapasitas tenaga penyuluh
kesehatanTarget : 15 Tenaga
penyuluh
Sasaran Program :Rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih dan sehatIndikator : Persentase Rumah
Tangga yang ber PHBSTarget : 23 %
Sasaran Kegiatan :Pengembangan media
Indikator : MediaTarget : 2 Kecamatan
Sasaran Kegiatan :Terpantaunya rumah tangga
yang ber PHBSIndikator : Pemantauan PHBS RTTarget : 18.218 Rumah Tangga
Sasaran Kegiatan :Penyegaran kader
kesehatan di kecamatanIndikator : Jumlah kader
kesehatan yang mengikutipenyegaran
Target : 388 Kader
Indikator Sasaran Renstra :Persentase Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)Target : 3.51 Persen
Sasaran Program :Meningkatnya ibu hamil
KEK yang diberikanmakanan tambahan
Indikator : Persentase ibuhamil KEK yang mendapat
makanan tambahanTarget : 50 %
Sasaran Kegiatan :Pemantauan Puskesmas
yang memberikan MakananTambahan pada Ibu HamilDengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK)Indikator : Jumlah
Puskesmas yang di pantauTarget : 14 Puskesmas
Sasaran Kegiatan :Terlaksananya sosialisasi
dan advokasi kadarziIndikator : Jumlah
pertemuan keluarga sadargizi
Target : 1 Pertemuan
Indikator Sasaran Renstra :Prevalensi kekurangan gizi(underweight) pada balita
Target : 7,25 Persen
Sasaran Program :Puskesmas yang
menyelenggarakanpelayanan SDIDTK
Indikator : Persentasepuskesmas yang
menyelenggarakanpelayanan SDIDTK Anak
Target : 65 %
Sasaran Kegiatan :Pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan anakbalita
Indikator : Jumlah balitayang diberikan pelayanan
kesehatanTarget : 6.000 Orang
Sasaran RPJMD:Meningkatnya DerajatKesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan,Pengendalian Pendudukdan Keluarga Berencana
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 27
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategik atau dokumen yang dipersamakan
maka Dinas Kesehatan tahun 2019 telah menetapkan dua puluh dua (22) Program dan
seratus lima (105) kegiatan untuk mendukung 1 tujuan dan 4 sasaran strategis yang telah
ditetapkan. Alokasi Anggaran untuk pelaksanaan dan pencapaian target kinerja Dinas
Kesehatan adalah sebesar Rp. 121.941.147.854,- (Seratus dua puluh satu milyar Sembilan
ratus empat puluh satu juta seratus empat puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat
rupiah). yang terdiri dari biaya rutin kantor sebesar Rp. 2.104.210.000,- (Dua milyar
seratus empat juta dua ratus sepuluh ribu rupiah) atau 1.73%, dari total anggaran Bidang
Kesehatan dan sebesar Rp. 119.836.937.854,- (Seratus Sembilan belas milyar delapan
ratus tiga puluh enam juta Sembilan ratus tiga puluh tujuh juta delapan ratus lima puluh
empat rupiah) atau 98.28% dari total anggaran bidang kesehatan yang mendukung
Indikator Kinerja Utama (IKU).
Perbandingan jumlah pagu anggaran yang mendukung IKU dan tidak mendukung pada
tahun anggaran 2019 sebagai berikut :
Gambar II.2Perbandingan Alokasi Anggaran yang mendukung IKU dengan yang tidak
mendukung IKU (Biaya Rutin Kantor) Tahun Anggaran 2019
Alokasi anggaran untuk mendukung IKU secara langsung adalah anggaran yang membiayai
program dan kegiatan yang secara langsung meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
dalam hal ini adalah upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat diantaranya
adalah pemberian makan tambahan bagi ibu hamil Kurang energy kronik (KEK) untuk
menurunkan prevalensi BBLR, Pertemuan tata laksana penanganan asfiksia untuk
menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), serta program kegiatan pemantauan Perilaku
Hidup bersih dan Sehat (PHBS), Pemicuan STBM serta pemeriksaan air bersih untuk
meningkatkan jumlah desa yang bersanitasi total berbasis masyarakat (STBM), sedangkan
untuk menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita (Underweigt) dilakukan pemantauan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 28
pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu serta pemberian makanan tambahan
bagi anak balita.
Selain itu juga dialokasikan anggaran untuk mendukung IKU yang dilaksanakan secara
integrasi diantaranya pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi puskesmas, serta peningkatan
kapasitas SDM Kesehatan, serta upaya pengendalian penyakit.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 28
BAB IIIPENGUKURAN KINERJA
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja
dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya
dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja
yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala (triwulan) dan tahunan.
Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup
menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah bentuk kewajiban suatu Instansi
Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada pengukuran
hasil pelaksanaan perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah
ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam tahun 2019.
Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja
instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi target-target yang
direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila
dikaitkan dengan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Sistem Pengukuran
Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai dan membandingkan secara
sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kinerja Tahunan, Kinerja Kegiatan dan sasaran dengan cara
membandingkan antara rencana dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap
pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran
Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Kinerja Tahunan (PKT).
Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program
dan kebijakan yang ditetapkan. Sedangkan Pengelolaan Keuangan daerah sesuai dengan
Permendagri 13 tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri 59 Tahun
2007 menggunakan jenis indikator kinerja mulai dari input hingga outcomes sebagai
berikut :
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 29
1). Input
Indikator input merupakan indikator yang digunakan untuk menetapkan jumlah
sumber daya dalam hal ini adalah dana yang dibutuhkan
2). Output
Indikator output adalah keluaran/hasil langsung dicapai dari suatu kegiatan setelah
melalui proses kegiatan.
3). Outcome
Indikator Outcome adalah hasil yang dicapai dan menggambarkan manfaat/fungsi dari
keluaran dari suatu kegiatan pada jangka menengah.
Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi dan
rumus sebagai berikut :
1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus :
Capaian indikator kinerja = x 100 %
2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin
rendahnya realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus :
Capaian indikator kinerja = ( ( ) x 100 %
Atau :
Capaian indikator kinerja =( )
x 100 %
Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh
melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator masukan dan
keluaran. Sebagian lagi berupa indikator hasil ( outcomes ) sedangkan indikator manfaat
dan dampak sebagian baru terbatas pada identifikasi untuk melihat keterkaitannya dengan
tujuan dan sasaran.
Adapun hasil pencapaian kinerja sasaran ditentukan oleh indikator kinerja sasaran yang
meliputi indikator makro, indikator strategis dan indikator mikro. Penetapan indikator-
indikator ini harus didasarkan pada perkiraan realistis dengan memperhatikan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang terorganisasi sehingga keberhasilan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 30
pencapaiannya dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran pada
tahun yang bersangkutan.
Dengan demikian pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan
untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan
strategi instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja yang dilakukan mencakup:
a. Pengukuran Kinerja Sasaran.
b. Pengukuran Kinerja Program.
c. Pengukuran Kinerja Kegiatan.
A. Capaian Kinerja Organisasi.
Analisis pencapaian kinerja dilakukan atas pencapaian sasaran yang dipengaruhi oleh
pelaksanaan kegiatan. Adapun cara yang dipergunakan dengan membandingkan indikator-
indikator sasaran yang direncanakan (diharapkan) dengan realisasinya, atau antara rencana
kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result)
yang dicapai SKPD. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah
kinerja (performance gap) yang diakibatkan oleh realisasi yang berbeda dengan yang
direncanakan.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2019 merupakan pendorong atau pemicu terhadap
terealisasinya sasaran seperti yang ditargetkan. Sebagaimana yang telah dikemukakan
sebelumnya tentang Rencana Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana pada tahun 2019, telah menetapkan 4 (Empat) sasaran strategis yang
ingin dicapai guna merealisasikan tujuan yang tercakup dalam 22 (Dua Puluh Dua)
program yang tersebar dalam 105 (Seratus Lima) kegiatan dengan alokasi Belanja
Langsung (BL) sebesar Rp. 121.941.147.854,- (Seratus dua puluh satu milyar Sembilan
ratus empat puluh satu juta seratus empat puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat
rupiah). Perhitungan capaian sasaran, ditetapkan dengan penilaian rata-rata seluruh
capaian indikator kinerja, hasil setiap sasaran yang hasilnya dikelompokkan dalam empat
kategori penilaian sebagaimana mengacu pada pedoman penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 31
Tabel III.1Kategori Capaian Kinerja
No. Kategori Rentang Capaian Kategori Capaian
1 AA >90 sd 100 Sangat MemuaskanA >80 s.d. 90 Memuaskan
2 BB >70 s.d. 80 Sangat Baik3 B >60 sd 70 Baik4 CC >50 sd 60 Cukup5 C >40 sd 50 Agak Kurang6 D 0 sd 30 Kurang
Tujuan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana adalah
“Meningkatnya Derajat kesehatan masyarakat”
Sasaran dinas kesehatan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
untuk mencapai tujuan tersebut kemudian diukur berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan, Sasaran pertama adalah Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan hasil
pengukuran sebagai berikut :
Tabel III.2Pengukuran Kinerja sasaran Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
Tujuan Sasaran Indikatorsasaran Satuan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
Meningkatkanderajatkesehatanmasyarakat
Meningkatnyaakses danmutupelayanankesehatan
JumlahPuskesmasyangterakreditasi
Puskesmas2 2 100 4 4 100 6 6 100 4 2 50
PersentasepencapaianakreditasiRSUD
Persentase100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pencapaian Kinerja 100 100 100 75
Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat
diukur melalui jumlah puskesmas yang terakreditasi, sebagaimana kita ketahui bahwa tahun
2016 terdapat dua puskesmas yang telah menerima sertifikat akreditasi dan pada tahun
2017 bertambah sebanyak empat puskesmas yang dilakukan survey atau sesuai yang
ditagetkan yaitu sebanyak empat puskesmas dengan kata lain tercapai 100% sedangkan
pada tahun 2018 kembali ditargetkan sebanyak 6 puskesmas. Survey akreditasi telah
dilaksanakan pada akhir tahun 2018 dan hasilnya semua puskesmas yang ditargetkan
mendapat sertifikasi akreditasi yang terdiri dari, 1 puskesmas tersertfikasi “UTAMA” 4
Sasaran Pertama :Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 32
puskesmas tersertfikasi “MADYA” dan 1 Puskesmas tersertifikasi “DASAR”. Tahun 2019
ditargetkan 4 puskesmas dilakukan survey akreditasi yang mana dua diantaranya re
akreditasi dan dua puskesmas lainnya baru dilakukan survey, namun karena terkendala
dengan izin operasional yang belum diterbitkan dan nomor registrasi belum di keluarkan
oleh kementrian Kesehatan sehingga tidak dapat diajukan untuk dilakukan survey akreditasi,
sedangkan untuk puskesmas Pulau Tiga, terkendala di bangunan puskesmas yang belum
selesai sehingga tidak dapat diajukan untuk dilakukan survey. Sedangkan untuk pencapaian
akreditasi RSUD Natuna dari tahun 2017 hingga 2019 sudah mencapai target yaitu 100%.Grafik 1
Jumlah Puskesmas yang terakreditasi tahun 2016-2019
Untuk Pencapaian kinerja pada sasaran pertama tersebut Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 telah menetapkan 5 ( tiga )
program yang mendukung sebagai berikut :
1) Program Peningkatan kapasitas aparatur
2) Program obat dan perbekalan kesehatan
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasana puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya.
5) Program pengawasan dan pembinaan Industri Rumah Tangga Pangan.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 33
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran pertama dapat dilihat sebagai
berikut :Tabel III.3
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatanNO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatnya kapasitas sumber dayaaparatur kesehatan
Jumlah Puskesmas Yang MinimalMemiliki Lima Jenis TenagaKesehatan
Puskesmas14 8 57.14
2 Meningkatnya ketersediaan obat yangmemenuhi syarat
Persentase ketersediaan obatyang memenuhi standar
% 100 100 100
3 Meningkatnya kepesertaan JaminanKesehatan
Persentase kepesertaan jaminankesehatan
% 100 100 100
4 Terlaksananya survei akreditasipuskesmas
Jumlah Puskesmas yang disurveyakreditasi
puskesmas 3 2 66.7
5 Tersedianya alat kesehatan danpenunjang pelayanan kesehatan dipuskesmas
Persentase ketersediaan alkes dipelayanan kesehatan dasar yangsesuai standar
% 100 100 100
6 Meningkatnya aksesibiltas fasilitaspelayanan kesehatan di desa
Persentase aksesbiltas fasilitaspelayanan kesehatan di desa
% 100 100 100
Pencapaian Kinerja87.3
Jumlah Anggaran : Pagu Realisasi %- Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur 1,006,640,000.00 835,042,046.00 82.95- Program obat dan perbekalan
kesehatan 3,812,242,778.00 3,442,895,906.00 90.31- Program Upaya Kesehatan Masyarakat
29,708,120,562.00 26,856,851,899.00 90.40- Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan PrasaranaPuskesmas/Puskesmas Pembantu danJaringannya
29,672,593,001.00 16,472,716,389.00 55.51
- Program Pengawasan dan pembinaanIndustri Rumah Tangga Pangan
188,526,000.00 85,662,150.00 45.44
64,388,122,341.00 47,693,168,390.00 74.07
Jumlah puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan telah mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada tahun 2018 yaitu 6 puskesmas meningkat menjadi 8 puskesmas di tahun
2019, namun demikian tetap belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 14
puskesmas. Pemenuhan 5 jenis tenaga kesehatan ( SKM, Farmasi, Kesehatan Lingkungan,
Gizi, Analis) pada tahun 2019 hanya melalui program Nusantara Sehat (NS) dari pusat
sedangkan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan PPKB adalah penerimaan tenaga kontrak
akan tetapi dari jenis tenaga yang ditentukan kurang peminat atau termasuk profesi yang
langka.
Ketersediaan obat yang memenuhi syarat sudah mencapai target yaitu 100%, hal ini
didukung oleh pengadaan obat-obatan dan Bahan medis habis pakai dengan mengacu pada
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 34
formularium nasional, yang mana obat-obatan yang diadakan adalah obat-obatan yang
sesuai standar nasional dan sesuai kebutuhan puskesmas.
Tahun 2019 Jumlah Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 12 puskesmas, yang mana tahun
2016 terdapat dua puskesmas yang terakreditasi dan tahun 2017 sebanyak empat
puskesmas dan tahun 2018 sebanyak 6 puskesmas sehingga total kecamatan yang memiliki
puskesmas terakreditasi adalah 12 kecamatan dengan perolehan 2 terakreditasi Dasar, 8
terakreditasi Madya dan 2 terakreditasi Utama
Kepesertaan Jaminan Kesehatan atau penduduk yang memiliki jaminan kesehatan pada
tahun 2019 sudah mencapai 98% atau seluruh masyarakat natuna tercover melalui Jaminan
Kesehatan Nasional terintegrasi sebanyak 48.952 Jiwa.
Seluruh masyarakat yang ada di desa dapat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan,
berdasarkan permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, pustu dibangun dengan
syarat dapat diakses oleh minimal dua desa. Di Kabupaten Natuna jumlah pustu yang ada
sebanyak 43 unit atau rasio terhadap desa yaitu 1:2. Selain akses terhadap pustu, juga dapat
dilihat dari ketersediaan puskesmas yang memenuhi standar sebagai pusat pelayanan dasar
di kecamatan yang merupakan fasilitas rujukan dari desa/pustu/poskesdes. Disamping
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ketersediaan alat kesehatan sebagai pendukung
pelayanan kesehatan sangat menentukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian indikator program tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal dengan tujuan meningkatkan kapasitas tenaga
kesehatan melalui pelatihan-pelatihan
b. Bimbingan teknis implemetasi peraturan perundang-undangan dengan tujuan
tersosialisasinya peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai refenrensi
dalam peningkatan pelayanan kesehatan, kegiatan ini tidak terealisasi dikarenakan
tidak tersedianya anggaran pada waktu yang ditargetkan.
c. Penyusunan akreditasi fungsional dengan tujuan penilaian kinerja tenaga fungsional
kesehatan.
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Kegiatan Revitalisasi sistem kesehatan bertujuan pelaksanaan pendampingan
akreditasi puskesmas serta pelaksanaan survey akreditasi pada 6 puskesmas yang
ditargetkan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 35
b. Pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya melalui dana DAK dengan tujuan tersedianya alat-alat kesehatan dan
penunjang pelayanan kesehatan di puskesmas.
c. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan
penyelenggaraan program perkesmas dan pengobatan tradisional di puskesmas
serta kalibrasi alat kesehatan dan alat-alat laboratorium di puskesmas.
d. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dilaksanakan dengan tujuan pengelolaan
integrasi JKN serta pembiayaan jaminan kesehatan bagi masyarakat Natuna secara
menyeluruh.
e. Penggunaan dana kapitasi puskesmas adalah penerimaan dana oleh puskesmas dari
penyelenggara jaminan kesehatan (BPJS) untuk pembayaran jasa pelayanan dan
biaya operasional puskesmas dalam rangka peningkatan performance puskesmas
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
f. Peningkatan Kesehatan masyarakat adalah pembiayaan jaminan kesehatan melalui
program Natuna sehat dengan kepesertaan dari masyarakat yang belum ditanggung
dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
g. Penyediaan Biaya operasional Puskesmas adalah biaya operasional rutin puskesmas
yang bertujuan meningkatkan pelayanan di puskesmas.
3. Program obat dan perbekalan kesehatan
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menyediakan obat-obatan dan BMHP sebagai bahan penunjang pelayanan kesehatan
di puskesmas dan jaringannya.
b. Peingkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan adalah kegiatan
pertemuan perencanaan obat serta pemusnahan obat kadaluarsa, namun pada tahun
2019 kegiatan ini tidak terealisasi dikarenakan anggaran tidak tersedia pada waktu
pelaksanaan ditentukan.
4. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
a. Pembangunan Puskesmas, kegiatan pembangunan puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan di kecamatan,
pembangunan puskesmas tahun 2019 melalui dana DAK Affirmasi dilaksanakan di
kecamatan pulau tiga, Kecamatan Serasan dan Kecamatan Midai, sedangkan melalui
DAK Reguler dilaksanakan di Kecamatan Bunguran Timur Laut, Bunguran Batubi dan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 36
Bunguran Utara, untuk memenuhi Permenkes no 75 tahun 2014 yang mengatakan
bahwa setiap kecamatan wajib memiliki bangunan puskesmas.
b. Rehabilitasi puskesmas dilaksanakan untuk mempertahakan bangunan puskesmas
agar tetap layak digunakan, bangunan puskesmas yang direhabilitasi pada tahun
2018 dilaksanakan di Kecamatan Bunguran Barat melalui dana DAK regular dan di
Kecamatan Bunguran Timur melalui dana APBD II.
5. Program pengawasan dan pembinaan industry rumah tangga
a. Pembinaan teknis penatalaksanaan makanan dan minuman produksi industry rumah
tangga, adalah kegiatan sosialisasi serta pembinaan bagi industry rumah tangga
terkait registrasi hasil produksi.
6. Program pengawasan obat dan makanan
a. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya, kegiatan yang
dianggarkan dengan tujuan untuk melaksanakan pemusnahan obat kadaluarsa,
namun penetapan tim pemusnahan belum diterbitkan.
Sasaran kedua adalah Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dengan hasil
pengukuran kinerja sebagai berikut :Tabel III.4
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
INDIKATORSASARAN SATUAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019SASARAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
Meningkatkanstatus kesehatandan Gizi ibu danAnak
Angka KematianIbu
Per 100.000KH
240 73,96 163.5 67.52 278.29 -212 67.52 185.01 -74.00 67.52 97 56
Angka Kematianbayi
Per 1.000KH
3.0 13.31 -220 15.75 6.49 159 15.20 12.03 114.0 14.75 10.32 130
Prevalensikekurangan gizi(underweight)
pada anak balita
Persentase 7.35 5,38 154.6 7.35 3.92 146 7.25 2.54 165.51 7.00 2.98 157
Berat BadanLahir Rendah
(BBLR)Persentase 9.8 3,92 165.4 4.18 4.08 102 3.51 4.44 73.50 3.44 5.80 31
Desa yangmelaksanakanSanitasi Total
BerbasisMasyarakat
(STBM)
JumlahDesa - - - 70 100 142 70 100 142 80 100 125
Pencapaian Kinerja 52.70 67.40 84.20 99.80
Sasaran Kedua :Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 37
Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dapat
diukur melalui
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll. Tahun 2018 tercatat sebanyak dua kasus kematian ibu di
Kabupaten Natuna terjadi penurunan jika dibandingkan pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 4 kasus, namun satu dari dua kematian ibu pada tahun 2018 merupakan
kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh penyakit penyerta (HIV/AIDS) atau
bukan disebabkan langsung oleh kehamilannya/pengelolaannya, namun pada
pelayanan antenatal care secara komprehensif pemeriksaan HIV/AIDS wajib
dilaksanakan agar jika ada ibu hamil positif menderita maka dilakukan
pengelolaan/pelayanan secara khusus untuk mencegah penularan serta kematian
pada ibu tersebut, namun kendala yang dihadapi pada tahun 2018 adalah
kurangnya kesadaran masyarakat yang berisiko terhadap penyakit tersebut untuk
melakukan konseling di VCT atau dipuskesmas. Tahun 2019 terjadi satu kasus
kematian ibu melahirkan atau terjadi penurunan kasus dibandingkan tahun 2018.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka menekan angka kematian ibu adalah,
dibentuknya Rumah Tunggu kelahiran di Kecamatan dan Kabupaten untuk ibu
hamil yang sulit menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. Memantau ibu hamil
yang berisiko serta dilakukan pemeriksaan antenatal care secara komprehensif.
Melaksanakan kelas ibu hamil disetiap desa untuk memantau kunjungan ibu hamil
ke empat (K4) serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. sistem rujukan juga
sangat berpengaruh terhadap penanganan ibu hamil dan ibu bersalin yang berisiko
tinggi agar dapat dilayani dengan cepat dan sesuai standar, oleh karena itu Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna perlu melakukan penyusunan system rujukan
tersebut.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 38
Kecendurangan penurunan kasus kematian ibu dapat dilihat pada grafik 2 :Grafik 2
Jumlah kasus Kematian Ibu tahun 2017-2019
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi pada tahun 2019 sebanyak 13 kasus atau 10.32/1.000 KH
terjadi Penurunan jika dibandingkan pada tahun 2018 yaitu 12.03/1.000KH.
Kematian bayi rata-rata disebabkan karena adanya infeksi pada bayi, dan juga
asfiksia serta pelaksanaan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) belum
berjalan dengan baik, sehingga dapat diasumsikan bahwa pola asuh serta pola
hidup bersih dan sehat belum berjalan dengan baik di Kab. Natuna. Upaya yang
dilakukan untuk menurunkan kematian bayi adalah dilaksanakannnya sosialisasi
serta penanganan ibu hamil KEK, Konseling ASI ekslusif serta program Indonesia
Sehat yang berbasis keluarga.
Grafik 3Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2016-2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 39
3. Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) Pada balita
Underweight merupakan Status gizi berat-kurang merupakan gabungan gizi buruk
dan gizi kurang yang dilihat dari berat badan dibagi umur (BB/U) pada balita,
underweigt membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental
anak. Underweight pada balita di Kabupaten Natuna pada tahun 2019 terdapat
sebanyak 2.98% dari jumlah balita, terjadi peningkatan jika dibandingkan pada
tahun 2018 yaitu sebesar 2.54%. meskipun terjadi peningkatan namun angka
tersebut masih dibawah target Kabupaten yaitu sebanyak 7.00%. Terjadi
peningkatan diakibatkan kunjungan Balita ke posyandu sangat rendah sehingga
banyak balita di Kabupaten Natuna tidak dapat dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya, hal ini dapat dilihat pada persentase D/S jumlah atau balita
yang ditimbang yaitu sebanyak 33.63% atau hanya 3.659 balita yang ditimbang dari
10.880 balita yang ada. Hal ini dikarenakan jumlah posyandu sangat terbatas dan
pelayanan sangat terbatas, oleh karena itu perlu dibentuk posyandu disetiap RT
agar dapat melayani semua jumlah balita yang ada.
4. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur, tapi
juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan pertumbuhan selama
kehamilan. persentase BBLR di Kabupaten Natuna pada tahun 2019 sebanyak
5.80% dan terjadi peningkatan jika dibandingkan tahun 2018 yaitu 4.44% dan
tahun 2017 sebanyak 4.08%, BBLR biasanya disebabkan oleh status gizi ibu yang
kurang baik semasa kehamilan atau ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronik
(KEK) sehingga asupan gizi pada bayi semasa dalam kandungan kurang sehingga
menyebabkan perkembangan janin tidak maksimal. upaya yang dilakukan untuk
menurunkan cakupan BBLR adalah pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
KEK, 170 orang hamil dengn KEK atau 100% di kabupaten Natuna telah diberikan
makanan tambahan pada tahun 2019 serta sosialisasi 1000 HPK juga telah
dilakukan namun anak lahir dengan BBLR masih meningkat. Penyebab lain lahirnya
BBLR adalah usia ibu hamil terlalu muda, mengalami tekanan darah tinggi masa
kehamilan, serta pola makan yang tidak tepat.
5. Jumlah Desa yang melakukan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Desa STBM adalah desa yang sudah memenuhi 5 pilar yaitu
a. CLTS (Community Lets Total sanitation) tahapan kegiatan pada pilar ini
diantaranya, pemetaan, pemicuan STBM untuk mencapai Desa ODF
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 40
b. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), kegiatan yang sudah dilakukan adalah
kampanye cuci tangan disekolah-sekolah
c. Akses air bersih
d. Pengolahan air limbah
e. Pengolahan sampah
Tahun 2018 telah dideklarikan kecamatan ODF yaitu di kecamatan Bunguran
Tengah, sedangkan tahun 2019 telah dideklarasikan dua desa ODF di dua
kecamatan yaitu Serasaan dan Batubi. Target
Untuk Pencapaian kinerja sasaran kedua Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2018 telah menetapkan 9 (
Sembilan) program sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
3. Program perbaikan gizi masyarakat
4. Program pengembangan lingkungan sehat
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak balita
6. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran kedua adalah sebagai berikut :Tabel III.5
Pengukuran Kinerja Program sasaran meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakatNO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatkan akses dan mutupelayanan kesehatan untuk upayapromotif dan preventif di wilayahkerja puskesmas
Persentase Puskesmas yangmenyelenggarakanprogram promotif dan preventif diluar gedung
% 100 100.00 100
2 Rumah tangga yang berperilakuhidup bersih dan sehat
Persentase Rumah Tangga yangber PHBS
% 30 22.97 76.57
3 Meningkatnya ibu hamil KEK yangdiberikan makanan tambahan
Persentase ibu hamil KEK yangmendapat makanan tambahan
% 80 100.00 125
4 Desa/kelurahan yang elaksanakanpemicuan STBM
Persentase desa/kelurahan yangmelaksanakan pemicuan STBM
% 79 100.00 126.6
5 Puskesmas yang enyelenggarakanpelayanan SDIDTK
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan pelayananSDIDTK Anak
% 78 100.00 128.2
6 Meningkatnya puskesmas yangmenyelenggarakan pelayananlansia
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan pelayananlansia
% 100 100.00 100
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 41
7 Meningkatnya pelayanan kesehatanpada bayi
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan pelayanankesehatan pada bayi
% 100 100.00 100
8 Meningkatkan akses pelayanankesehatan bagi ibu hamil, bersalindan nifas serta bayi baru lahir
Persentase persalinan di fasilitaspelayanan kesehatan
% 60 62.93 104.9
Pencapaian Kinerja 95.7
Jumlah Anggaran : Pagu Realisasi %- Program Upaya Kesehatan
Masyarakat 1,491,000,000.00 1,224,152,050.00 82.10- Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat 969,926,200.00 869,846,242.00 89.68- Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1,347,450,400.00 839,560,369.00 62.31
-Program PengembanganLingkungan Sehat 1,824,658,000.00 1,694,348,125.00 92.86Program Peningkatan PelayananKesehatan Anak Balita 126,560,000.00 74,673,800.00
59.00Program Peningkatan PelayananKesehatan Lansia
133,500,000.00 88,762,609.00 66.49
Program Peningkatan KeselamatanIbu Melahirkan dan Anak
971,122,400.00 467,962,948.00 48.19
11.546.798.500,00 9.034.838.195,00 78.24
Meningkatnya Akses dan mutu pelayanan kesehatan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas dapat diukur melalui persentase puskesmas yang menyelenggarakan
promotif dan preventif di luar gedung, tahun 2019 sebanyak 14 puskesmas telah
melaksanakan program promotif dan preventif diluar gedung sesuai dengan target yang
ditentukan atau dengan kata lain pencapaian kinerja sebanyak 100%.
Untuk menurunkan kasus BBLR, serta mencegah kasus stunting pada anak maka perlu
dilakukan program 1000 hari pertama kehidupan, salah satu upaya yang dilakukan adalah
peningkatan status gizi ibu hamil melalui pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
dengan KEK, jumlah ibu hamil KEK pada tahun 2019 sebanyak 170 dan 100% telah
diberikan makanan tambahan.
Pemicuan adalah salah satu pilar yang dilaksanakan untuk mencapai Desa Bebas Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) sebagai salah satu persyaratan untuk mewujudkan desa ber
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019
semua desa telah dilakukan pemicuan STBM sesuai dengan yang ditargetkan dan hasil dari
pemicuan tersebut maka pada tahun 2018 satu kecamatan yang telah masuk kategori ODF
yang dideklarasikan di Kecamatan Bunguran Tengah dan tahun 2019 dua desa dilakukan
deklarasi ODF di dua kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran batubi dan Kecamatan Serasan.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 42
Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pemberian
makanan tambahan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan status gizi anak balita
dan pemantauan tumbuh kembang anak, pelayanan SDIDTK merupakan salah satu
pelayanan pada anak balita yang sesuai standar, jumlah anak balita yang dilayani pada tahun
pada tahun 2019 adalah sebesar 33,63% atau sebanyak 3.659 balita sedangkan pada tahun
2018 sebanyak 3.597 bayi dan balita terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun
2017 adalah sebanyak 5.663 anak balita atau 66.64% dari jumlah sasaran. Jumlah puskesmas
yang melaksanakan pelayanan SDIDTK adalah 14 puskesmas (100%) atau melebihi target
yang telah ditentukan yaitu 78%.
Pembentukan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) adalah salah satu kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan akses ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, tahun 2019
terdapat 5 RTK yang dibentuk. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 adalah 62.93% dan terjadi peningkatan jika dibandingkan capaian tahun 2018
yaitu 58.82% Dan tahun 2017 yaitu 37.07%, terjadinya peningkatan ini sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan ruang bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan, pada tahun 2018 telah
dibuka ruang persalinan di dua puskesmas yaitu puskesmas cemaga dan puskesmas tanjung
yang melakukan pelayanan selama 24 jam/hari. Meskipun terjadi peningkatan namun masih
jauh dari target nasional yaitu 100% permasalahan yang dihadapi adalah pelayanan
Antenatal Care terpadu belum berjalan maksimal disamping itu sosialisasi dan advokasi
terkait persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan masih kurang serta ketersediaan sarana
dan prasarana yang tersedia belum memadai, dan beberapa pembangunan puskesmas belum
selesai dilaksanakan sehingga pelayanan puskesmas dilaksanakan di gedung/kantor desa
atau rumah yang disewa.
Dalam rangka pencapaian kinerja program yang mendukung sasaran kedua, maka kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan (UKM Sekunder)
yang bertujuan fasilitasi atau rujukan dari permasalahan Upaya Kesehatan primer
b. Peningkatan pelayan dan penanggulangan masalah kesehatan di puskesmas yang
bertujuan meningkatkan promotif dan preventif di luar gedung.
2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat adalah kegiatan yang
dilaksanakan untuk penyediaan media informasi promosi kesehatan di kecamatan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 43
b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pemantauan rumah tangga yang ber PHBS, melalui survey PHBS oleh
petugas kesehatan dan dasawisma di kecamatan.
c. Kemitraan promosi kesehatan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak sekolah serta peningkatan kapasitas
kader kesehatan di kecamatan.
3. Program perbaikan gizi masyarakat
a. Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
Dilaksanakan dengan tujuan pemantauan status gizi anak balita dan ibu hamil di
kecamatan melalui pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK, serta pemantauan program ASI
Ekslusif di puskesmas. Penanganan dan penurunan kasus stunting dengan
pelaksanaan rembuk stunting tingkat kecamatan dan kabupaten, selain itu juga
dilaksanakan beberapa tahapan seperti penandatangan komitmen pemda dan
masyarakat terkait percepatan penurunan stunting di kabupaten Natuna.
4. Program pengembangan lingkungan Sehat
a. Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum, dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan kualitas air minum melalui pemeriksaan depot air minum di
kabupaten Natuna.
b. Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus dilaksanakan untuk
meningkatkan kesehatan di tempat-tempat umum.
c. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dan tempat-tempat umum
dilaksanakan untuk pemantauan pelaksanaan pemicuan STBM di desa-desa.
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pelayanan pemeliharaan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan pada
usia lanjut dengan harapan bisa produktif dimasa tuanya.
6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
a. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak dilaksanakan dengan tujuan pelaksanaan
Audit Maternal Perinatal (AMP) serta pemantauan kesehatan ibu dan anak di wilayah
sekitar (PWS-KIA).
b. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas di rumah tunggu kelahiran dengan tujuan
meningkatkan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sasaran ke tiga adalah meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 44
Tabel III.6Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengendalian Penyakit
INDIKATORSASARAN SATUAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019SASARAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
MeningkatkanPengendalianPenyakit
PrevalensiTuberculosis
(TB) per 100.000Penduduk
Per 100.000pddk 39.30 40.25 100 68 107 157 70 74 105 80 135.04 15
Prevalensi HIV Persen <0.01 0.03 -300 <0.01 0.01 100 <0.01 0.01 100 <0.01 0.04 -200
PersentaseKecamatan yang
mencapaieliminasi malaria
Persentase 13.33 13.33 100 26.67 26.67 100 33.33 100 300.08
MeningkatnyaPersentase
Kecamatan yangmencapai 80%imunisasi dasar
lengkap padabayi
Persentase 40 40 100 46.6 66.66 143.04 53.3 71.43 134
Prevalensitekanan darah
tinggiPersen 28.12 79.10 -81.29 27.05 16.18 140.18 26.00 43.7 15
Pencapaian Kinerja 75.14 117.64 117 52
Pengendalian penyakit menular maupun tidak menular merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angka kesakitan dan
kematian. Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalensi, morbiditas
atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal.
Keberhasilan pengendalian penyakit dapat dilihat melalui
1. Prevalensi Tuberkulosis
Penemuan kasus TB pada tahun 2018 sebanyak 74 kasus dan meningkat jika
dibandingkan pada tahun 2019 yaitu 110, terjadinya penurunan kasus diakibatkan
penjaringan yang dilakukan masih pasif atau hanya pasien yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan dengan keluhan yang diperiksa, penemuan seharusnya
dilaksanakan dengan cara aktif atau mendatangi rumah-rumah yang berisiko TB.
Prevalensi kasus TB tahun 2019 dengan jumlah kasus yang ditemukan adalah 135.4 per
100.000 penduduk yang menggambarkan bahwa dari 100.000 penduduk terdapat
sebanyak 135 orang yang menderita TB. Penyakit TB adalah penyakit menular yang
dapat disembuhkan dengan persyaratan penderita mengkonsumsi obat yang diberikan
selama 6 bulan tanpa absen sekalipun.
Sasaran Ketiga:Meningkatkan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 45
2. Prevalensi HIV
Prevalensi HIV/AIDS dikabupaten Natuna pada tahun 2017 adalah 0.01% dari jumlah
penduduk atau sebanyak 10 kasus dengan jumlah kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 4
kasus, dan terjadi peningkatan menjadi 0.02% pada tahun 2018 atau 12 kasus kematian,
yang mana kematian akibat HIV juga berkontribusi terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)
pada tahun 201, sedangkan tahun 2019 meningkat lagi menjadi 0.04% dengan kasus
sebanyak 35 Kasus. upaya pengendalian dan pencegahan penyakit HIV di Kabupaten
Natuna pada tahun 2019 telah dibuka klinik VCT di 6 puskesmas dengan adanya VCT dan
aktif melakukan konseling maka penemuan kasus makin meningkat, dengan harapan
dengan meningkatnya penemuan kasus maka pelayanan dan penanganan terhadap kasus
HIV/AID juga meningkat.
3. Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
Natuna merupakan daerah yang sudah bebas dari kasus malaria, dan tahun 2018
diupayakan untuk masuk kategori Kabupaten eliminasi malaria, namun terkendala
dengan dokumentasi dan kebijakan Kabupaten sehingga di pending untuk tahun 2020.
Tahun 2019 ditargetkan 33.33% dan tercapai 100%.
4. Kecamatan yang mencapai 80% pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia
0-11 bulan
Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kabupaten Natuna rutin diberikan
setiap bulan di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Tahun 2017 terdapat
sebanyak 40% kecamatan yang berhasil mencapai 80% pemberian imunisasi dasar
lengkap pada bayi usia 0-11 bulan, sedangkan pada tahun 2018 terdapat sebanyak
66.66% atau terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2017dan tahun 2019
meningkat lagi menjadi 71.43%. Pencapaian tersebut sudah melebihi target yang telah
ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebanyak 53.3%, upaya yang dilakukan adalah
pemberian imunisasi secara rutin serta dilakukannya sweaping disetiap rumah yang
memiliki bayi dan tidak berkunjung ke posyandu, selain itu juga diberikan sertifikat bagi
bayi yang sudah menerima imunisasi dasar lengkap.
5. Prevalensi tekanan darah tinggi
Prevalensi tekanan darah tinggi/hipertensi pada tahun 2018 mencapai 16.18% dan
meningkat menjadi 43.7% pada tahun 2019. Hal ini disebabkan oleh pola makan dan
perilaku sehat masyarakat yang belum maksimal, kurang melakukan germas serta
kurang melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 46
Upaya Pengendalian Penyakit didukung oleh program sebagai berikut :
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
b. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 47
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran ke tiga adalah sebagai berikut :Tabel III.7
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Pengendalian Penyakit menular dan tidakmenular
NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %1 Meningkatnya pemberian imunisasi
pada balita usia 0-11 bulanPersentase balita usia 0-11 bulanyang mendapat imunisasi dasarlengkap
% 95 79.00 83.16
2 Meningkatnya penanganan danpenanggulangan penyakit menularbagi calon jamaah haji
Persentase penanganan danpenanggulangan penyakit menularbagi calon jamaah haji
% 100 100.00 100.00
3 Meningkatnya Penangendalian danpenanggulangan wabah penyakitmenular di kecamatan
Persentase Penangganan danpenanggulangan penyakit menular % 100 100.00 100.00
4 Meningkatnya proporsi jumlah TByang tertdeteksi dalam program DOTS
Proporsi jumlah kasus TB yangterdeteksi dalam program DOTS(CDR)
% 50 119.50 239.00
5 Meningkatnya puskesmas yangmemiliki kapasitas penangananHIV/AIDS
Cakupan puskesmas yang memilikikapasitas penanganan HIV/AIDS % 60 57.00 95.00
6 Penyelenggaraan program PTM dankesehatan Jiwa
Jumlah Puskesmas yangmenyelenggarakan program PTMdan kesehatan jiwa
Puskesmas 14 14.00 100.00
Pencapaian Kinerja Program 119.53
Jumlah Anggaran : Pagu Realisasi %- Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular 1,514,419,340.00 1,026,272,045.00 67.77
- Program Pengendalian Penyakit TidakMenular 361,007,660.00 272,742,380.00 75.55
1,875,427,000.00 1,299,014,425.00 69.26
Pengendalian penyakit didukung oleh program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular serta program pengendalian penyakit tidak menular. pada program tersebut diukur
melalui pemberian imunisasi pada bayi, penanggulangan wabah penyakit menular di
kecamatan, proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi dalam program DOTS.
Kegiatan yang mendukung pencapaian program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
a. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit DBD dengan cara fogging /penyemprotan di daerah yang
berisiko penularan penyakit DBD.
b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular adalah kegiatan
pencegahan penyakit menular seperti DBD, HIV serta penyakit menular lainnya.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 48
c. Peningkatan imunisasi, kegiatan pemberian imunisasi pada bayi serta distribusi
vaksin.
d. Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah, pelaksanaan
kegiatan pencatatan dan pelaopran serta survelenace penyakit.
e. Pelayanan penanggulangan penyakit TB, Kegiatan penemuan serta pemeriksaan TB
f. Pelayanan kesehatan haji, pelayanan kesehatan calon jamaah haji dan umroh.
2. Program pengendalian penyakit tidak menular
a. Pelayanan dan pengendalian penyakit tidak menular, kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencegah peningkatan penyakit tidak menular serta meningkatkan pelayanan
pada pasien jiwa.
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 49
Sasaran ketiga adalah Menurunnya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan
hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel III.8Pengukuran Kinerja sasaran Menurunnya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS)
INDIKATORSASARAN SATUAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019SASARAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
Menurunnyatingkat kelahiranpada PUS
Rata-rata jumlahanak perkeluarga Persen
1.10 1.10 1001.10 1.10 100 1:10 2:10 -100 1.10 2:10 -100
Rasio akseptor KBPersen
1:1.30 1:1.30 1001:1.30 1:1.30 100 1:1.35 1:1.35 100 1:1.35 1:1.35 100
Cakupan PesertaKB Aktif Persen
86.90 86.90 10087.30 88.50 101.37 88.08 71.46 81.13 89.90 71.46 81.13
Pencapaian Kinerja100 100.45
27.04 27.04
Upaya menurunkan tingkat kelahiran pada pasangan usia subur dapat diukur melalui rata-
rata jumlah anak perkeluarga, rasio akseptor KB dan cakupan peserta KB aktif pada PUS.
program yang mendukung upaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Keluarga Berencana.
2. Program Kesehatan reproduksi remaja
3. Program pelayanan kontrasepsi
4. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
Hasil pelaksanaan program tersebut dapat dilihat dari hasil pengukurannya yaitu :
Tabel III.9Pengukuran Kinerja Program pada sasaran menurunnya tingkat kelahiran pada
Pasangan Usia Subur (PUS)NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatnya pasangan usia suburyang menggunakan KB
Persentase KB aktif terhadapPUS
% 75 71,46 95.28
2 Meningkatkan pengguna akseptor KBPersentase cakupan PUSyang ingin ber KBtidak terpenuhi(Unmeetneed)
% 15,00 14,5 96.663 Meningkatnya kemampuan bidan danPLKB dalam memberikan pelayanankonseling KB
Pencapaian Kinerja 95.97
Sasaran Keempat:Menurunnya tingkat kelahiran pada PUS (Pasangan Usia Subur)
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 50
Jumlah Anggaran : Pagu Realisasi %- Program Keluarga Berencana 4.969.433.000.00 2.821.901.874.00 56.78
- Program Kesehatan reproduksiRemaja
134.880.000.00 64.537.572.00 47.84
- Program pelayanan Kontrasepsi 139.295.000.00 35.662.700.00 25.60- Program Penyiapan Tenaga
pendamping Kelompok Bina Keluarga132.200.000.00 71.311.200.00 53.94
- 5.375.808.000.00 2.993.413.346.00 46.04
Rata-rata jumlah anak per keluarga sebanyak 2 sampai 3 anak per keluarga di tahun 2019,
hal ini sudah sesuai dengan target BKKBN yaitu dua anak lebih baik, sedangkan persentase
KB Aktif pada pasangan usia subur sebanyak 71.46% pencapaian ini juga sudah sesuai
dengan target nasional yang mana diharapkan sebanyak kurang dari 65-75% PUS dapat ber
KB untuk meningkatkan keluarga yang berkualitas. Sedangkan persentase jumlah PUS yang
ingin ber KB tidak terpenuhi sebenyak 14.5% atau dibawah target sebanyak 15%.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja program adalah sebagai
berikut :
a. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
b. Penyediaan sarana prasarana penunjang program keluarga berencana
c. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
d. Penilaian kelompok PIK R/M
e. Pelayanan pemasangan kontrasepsi
f. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
B. Analisis Kinerja Organisasi Berdasarkan Indikator Kinerja yang mengacu pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD atau Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD merupakan sebagai ukuran atau
indikator yang bisa mewakili indikator kinerja yang sudah ada dan menjadi prioritas utama
untuk segera dilaksanakan sehingga akan memberikan informasi sejauh mana Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berhasil
mewujudkan dan mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Kabupaten
Natuna Tahun 2016 – 2021. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berada pada sasaran ke dua yaitu
meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, keterkaitan sasaran RPJMD dan Tujuan
serta sasaran Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna sebagai berikut :
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 51
Gambar.III.1Keterkaitan Sasaran RPJMD dengan sasaran Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2016-2021
Angka Harapan hidup adalah salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten untuk
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat, untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat tersebut, maka Dinas Kesehatan Pengendalian penduduk menentukan empat
tujuan dan sasaran rencana strategis untuk mendukung IKU Kabupaten tersebut, dari
empat tujuan dan sasaran yang ada terdapat satu tujuan dan sasaran yang mendukung
langsung yaitu Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
SasaranMeningkatnya derajatkesehatan masyarakat
SasaranMeningkatnya status
kesehatan dan gizimasyarakat
IndikatorUmur Harapan Hidup
(UHH)
Indikator sasaran1. Angka Kematian Ibu (AKI)2. Angka Kematian Bayi (AKB)3. Prevalensi kekurangan gizi pada
Balita4. Persentase BBLR5. Jumlah Desa ber Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
RPJMD 2016-2021 RENSTRA 2016-2021
TujuanMeningkatnya DerajatKesehatan masyarakat
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 52
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 2018 dapat dilihat sebagai berikut :
INDIKATORSASARAN SATUAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019SASARAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
Meningkatnyaderajatkesehatanmasyarakat
Umur HarapanHidup (UHH) Tahun 68.8 63,64 100 65.25 63.99 98.0 66.00 64.33 97.46 67.00 64.33 96.00
INDIKATORSASARAN SATUAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019SASARAN
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
Meningkatkanstatus kesehatandan Gizimasyarakat
Angka KematianIbu
Per 100.000KH
240 73,96 163.5 67.52 278.29 -212 67.52 185.01 -74.00 67.52 97 56
Angka Kematianbayi
Per 1.000KH
3.0 13.31 -220 15.75 6.49 159 15.20 12.03 114.0 14.75 10.32 130
Prevalensikekurangan gizi(underweight)
pada anak balita
Persentase 7.35 5,38 154.6 7.35 3.92 146 7.25 2.54 165.51 7.00 2.98 157
Berat BadanLahir Rendah
(BBLR)Persentase 9.8 3,92 165.4 4.18 4.08 102 3.51 4.44 73.50 3.44 5.80 31
Desa ber SanitasiTotal Berbasis
Masyarakat(STBM)
JumlahDesa - - - 70 100 142 70 100 142 80 100 125
Total Kinerja 52.70 67.40 84.20 99.80
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk segera diwujudkan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diukur melalui Angka Harapan
Hidup (AHH), di Kabupaten Natuna telah mengalami peningkatan dari 63.64
tahun pada tahun 2016 meningkat menjadi 64.33 tahun pada tahun 2018. Jika
dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Kepulauan Riau
yaitu 69.48 Tahun, Natuna berada pada urutan 3 setelah Karimun (70.32) dan
Bintan (70.12 )
Angka Harapan Hidup suatu daerah sangat ditentukan oleh Status kesehatan
masyarakat yang dapat digambarkan melalui kesehatan keluarga dan status gizi
masyarakat yang dapat diukur melalui Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 53
Kematian Bayi (AKB), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta prvelansi
kekurangan gizi (Underweigth) pada balita, untuk meningkatkan status
kesehatan perlu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang bersifat
promotive dan preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative,
disamping itu peningkatan sarana dan prasarana pelayanan juga sangat penting.
Sebagai penguatan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat dalam
rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak dikeluarkan
kebijakan dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Gambaran capaian indikator Kinerja di bidang kesehatan dalam rangka
mendukung visi misi Bupati Natuna khususnya pada misi ke-dua dapat dilihat
pada grafik sebagai berikut :
Grafik III.4Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama tahun 2015-2018
C. Analisasi Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam mencapai
tujuan/sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2019, didukung dengan dana
sejumlah Rp. 158.763.888.869,- (Seratus lima puluh delapan milyar tujuh ratus enam
puluh tiga juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh
Sembilan rupiah), yangb terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 36.822.741.015
(tiga puluh enam milyar delapan ratus dua puluh dua juta tujuh ratus empat puluh satu ribu
lima belas rupiah) dan Belanja langsung sebanyak Rp. 121.941.147.854. Sedangkan
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 54
Belanja Langsung terdiri dari tiga jenis belanja yaitu belanja pegawai sebanyak Rp.
18.809.421.277, belanja Barang jasa sebesar Rp. 65.561.276.528,- serta belanja
modal sebesar Rp. 37.570.450.450.049,- realisasi anggaran tahun 2019 dapat
digambarkan pada grafik berikut dan perbandingannya dengan dua tahun terkahir.Grafik 5
Realisasi anggaran tahun 2017-2019 berdasarkan jenis belanja
Secara rinci realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja dan rincian belanja tidak langsung
dapat dilihat pada tabel berikut :
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 28
Tabel III.11Realisasi Anggaran berdasarkan Jenis belanja di Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
Tahun anggaran 2017- 2019
No Program danKegiatan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Capaian(%) Pagu Realisasi Capaian
(%) Pagu Realisasi Capaian(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I Belanja 88.851.082.473,- 75.202.262.385,- 84.64 79.645.837.008,- 65.795.307.284,- 82.61 158.763.888.869,- 122.719.624.537.27 77.30
IIBelanjaTidakLangsung
25.431.016.504,- 24.329.927.949,- 95.67 25.612.556.271,- 24.948.223.963,- 97.41 36.822.741.015,- 33.536.577.004,- 91.03
III BelanjaLangsung 63.420.065.969,- 51.208.423.457,- 80.74 54.033.280.737,- 40.847.083.321,- 75.6 121.941.147.854,- 89.199.580.805.27 73.15
1 BelanjaPegawai 11.832.175.200,- 10.256.766.000,- 86.69 13.434.332.449,- 10.420.911.000,- 77.57 18.809.421.277,- 10.494.591.222.00 55.79
2BelanjaBarang danjasa
32.181.487.071,- 24.382.319.543,- 74.72 34.537.872.397,- 25.365.386.222,- 73.44 65.561.276.528,- 54.100.406.680.41 82.52
3 Belanja Modal 19.406.403.698,- 16.569.337.914,- 85.38 6.061.075.841,- 5.060.786.099,- 83.5 37.570.450.049,- 24.604.582.902.86 65.49
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 28
Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangan, berikut disajikan rekapitulasi alokasi dan realisasi penyerapan anggaran guna mencapai Tujuan dan
4 (empat) sasaran serta 22 (dua puluh dua) program sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna tahun 2019.Tabel III.12
Realisasi Keuangan dan Realisasi Kinerja berdasarkan Sasaran Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga BerencanaTahun anggaran 2017-2019
No Tujuan Sasaran
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Anggaran RealisasiPenyerapan
Anggaran(%)
CapaianIndikator
Kinerja(%)
Anggaran RealisasiPenyerapan
Anggaran(%)
CapaianIndikator
Kinerja(%)
Anggaran RealisasiPenyerapan
Anggaran(%)
CapaianIndikator
Kinerja(%)
1 MeningkatkanDerajatKesehatanMasyarakat
Meningkatkanmutu pelayanankesehatan
35.492.870.180 28,737,381,217 80.97 100 22,947,533,097 18.113.405.365 78.93 83.33 75,782,087,941.00 53,337,254,177.00 70.38 87.3
Meningkatkanstatus kesehatandan gizimasyarakat
10,318,170,550 7,731,277,127 74.93 59 11.546.798.500 9.034.838.195 78.24 55.8 16,650,217,000.00 13,640,606,593.00 81.92 95.7
Meningkatkanpengendalianpenyakit
1,955,690,339 1,093,813,374 55.93 75.14 1.655.860.000 702.240.161 42.4 117.64 1,875,427,000.00 1,299,014,425.00 69.26 119.53
Menurunkantingkat kelahiranbagi PasanganUsia Subur (PUS)
1,183,057,000 920,370,323.00 77.8 100.45 5.375.808.000 2.993.413.346 46.04 21.04 5,572,314,000.00 3,645,571,856.00 65.42 100
Meningkatkankinerjaakuntabilitas
14.470.277.900 12.725.581.416 85.62 120 12.507.281.140 10.003.186.254 79.97 132 22,061,101,913.00 17,501,888,715.00 79.3 110.93
Total Belanja Langsung 63.420.065.969 51.208.423.457 80.74 90.91 54.033.280.737 40.847.083.321,- 75.6 81.96 121,941,147,854.00 89,424,335,766.00 73.33 102.692
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 29
Grafik 6Realisasi Anggaran dan realisasi kinerja berdasarkan sasaran kinerja Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana tahun 2017-2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 28
Secara umum akuntabilitas keuangan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna dapat dijelaskan bahwa dari jumlah belanja langsung sebesar
Rp. 121,941,147,854.00 dengan penyerapan 73.33%, dan realisasi akuntibalitas kinerja
sebesar 102.6 % dengan kategori “ Sangat Memuaskan”.
Alokasi anggaran belanja langsung dibagi kedalam dua macam yaitu Anggaran yang mendukung
Indikator Kinerja Utama (IKU) secara langsung dan Anggaran yang mendukung secara tidak
langsung. Anggaran yang dialokasikan untuk mendukung secara langsung adalah anggaran yang
mendanai program dan kegiatan yang langsung menyentuh upaya peningkatan capaian
indikator kinerja Utama diantaranya program peningkatan kesehatan dan keselamatan ibu
melahirkan dan anak, program perbaikan gizi masyarakat, program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat serta program penyehatah lingkungan, sedangkan alokasi anggaran
yang tidak menyentuh langsung pencapaian indikator kinerja utama adalah anggaran yang
mendanai program dan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program-program yang mendukung IKU secara
langsung dan tidak secara langsung berjalan secara integrasi, sehingga jika anggaran tidak
dialokasikan pada program tersebut maka program-program yang mendukung IKU secara
langsung tidak berjalan dengan optimal. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, alokasi
anggaran untuk mendukung IKU sebanyak 95.69% dari alokasi belanja langsung sedangkan
pada tahun 2019 terdapat sebanyak 98.27% dari total pagu belanja langsung atau bisa
dikatakan terdapat efisiensi anggaran sekitar 2.58%. Efisiensi anggaran dapat digambarkan
pada grafik dibawah ini berdasarkan pagu yang mendukung IKU tahun 2017-2019.
Grafik 7Efisiensi anggaran berdasarkan alokasi anggaran yang mendukung IKU dan non IKU
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. NatunaTahun 2017-2019
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page 29
BAB IVPENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2019 pada dasarnya merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu Januari sampai dengan
Desember 2018. LAKIP ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 telah dilaporkan sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran serta cakupan yang dihasilkan dari pelaksanaan
kegiatan, walaupun capaian kinerja sudah mencapai 100%, namun masih perlu ada perbaikan
untuk mempertahankan dan memperbaiki capaian kinerja khususnya pada indicator-indikator
yang perlu integrasi dengan lintas program maupun lintas sector. sebagai upaya peningkatan
kinerja pada tahun selanjutnya perlu peningkatan sumber daya manusia baik dari segi
distribusi secara merata maupun kualitasnya, selain itu koordinasi antar pengelola program
juga perlu ditingkatkan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat terintegrasi dengan baik.
Alokasi anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna tahun 2019 adalah sebesar Rp. 121,941,147,854.00,- yang tersedia
melalui sumber dana APBN dan APBD, Anggaran tersebut kemudian dibreakdown dalam
bentuk program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian target indikator sasaran strategis.
Penyerapan anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 89,424,335,766.00 atau 73.33%, sedangkan
nilai rata-rata pencapaian indikator kinerja dari 4 (empat) sasaran yang telah ditentukan adalah
senilai 102.69 % atau kategori “ Sangat Memuaskan”.