Click here to load reader
Upload
abdeddy-irwansyah
View
48
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
cc
Citation preview
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 108
KAJIAN PROSES PEMBUATAN GULA MERAH DI LAWANG KABUPATEN AGAM
Nusyirwan
Laboratorium Konstruksi dan Perancangan Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas
ABSTRAK
Di Sumatera Barat terutama di Lawang Kecamatan Matur Kabupaten Agam telah berkembang pengolahan gula merah dengan luas lahan kebun tebu lebih kurang 700 Hektar. Namun dalam pengolahannya masih belum optimal sehingga produktivitas petani gula masih tergolong rendah sedangkan permintaan masyarakat akan gula baik ditingkat daerah maupun nasional terus meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam hal ini dilakukan suatu pengkajian terhadap teknologi pembuatan gula merah. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan nilai rendemen tebu Lawang yang cukup rendah (5,2%) dibandingkan terhadap nilai rendemen tebu Pabrik Gula Indonesia (rata-rata 7%).
1. PENDAHULUAN
Tebu (Saccharum Officinarum) termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar mencapai 20 %. Air gula ini sangat banyak manfaatnya seperti untuk bahan baku pembuatan gula pasir, pembuatan gula merah, dan bahkan teknologi yang sedang berkembang air gula dimanfaatkan untuk bahan utama pembuatan alkohol (etanol).
Di Sumatera Barat terutama di Lawang Kecamatan Matur Kabupaten Agam telah berkembang pengolahan gula merah dengan luas lahan kebun tebu lebih kurang 700 Hektar. Kebun tebu dimiliki oleh masing-masing rumah tangga sekitar 0,5- 2 Hektar. Namun hal ini belum berkembang dengan baik karena masalah sistem pengolahan yang belum optimal dan rendemen tebu yang terlalu rendah sehingga produksi gula tidak mencapai target yang diinginkan. Produksi gula yang rendah berpengaruh terhadap pendapatan penduduk setempat sehingga masyarakat terkadang lebih memilih untuk tidak mengolah tebu namun menjualnya ke daerah lain dalam bentuk batangan saja. Kondisi seperti ini tidak dapat dipertahankan karena batang tebu tidak bisa tahan lama seperti halnya gula merah. Sehingga solusi yang terbaik bagi masyarakat Lawang adalah tetap mengolah tebu menjadi gula merah meskipun produksinya masih tergolong rendah. Tidak dapat dipungkiri masyarakat Lawang masih memikirkan bagaimanana meningkatkan produksi pengolahan tebu agar lebih meningkat seiirng dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan gula merah baik di pasar lokal maupun pasar nasional.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu penelitian mengenai sistem pengolahan tebu yang lebih baik dan pemilihan bibit yang lebih unggul (termasuk perawatan yang optimal) untuk meningkatkan rendemen tebu
sehingga produksi dan pendapatan masyarakat meningkat dalam bidang produksi gula merah.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Tanaman Tebu
Sampai sekarang orang tak mengetahui dengan pasti darimana asal mula tanaman tebu. Kemungkinan besar tanaman ini berasal dari India. Adanya tanaman ini ditulis dalam Antharva Deva, yang meruapakan salah satu buku suci umat Hindu. Dari India tanaman tebu oleh bangsa Bizantin dan Iskandar Agung dibawa ke Eropa. Sedangkan bangsa Arab membawanya ke daerah sekitar Laut Tengah. Bangsa Tionghoa yang semenjak Abad ke 7 banyak berada di daerah India membawanya ke daerah Timur sampai Lautan Pasaifik. Perjalanan Colombus mengakibatkan tanaman ini terbawa sampai ke Amerika.
Akan tetapi juga tidak mustahil bahwa tebu berasal dari kepulauan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan Polinesia, mengingat daerah itu banyak sekali jenis tanaman tebu liar, salah satu tanda asal mula kalau di tinjau dari geografi tanaman.
Di Jawa sendiri telah diketahui terdapatnya tanaman tebu kira-kira pada tahun 400. Hal ini diberitahukan oleh seorang pedagang Cina yang singgah di pulau Jawa. Adanya gula di pasaran Banten diberitahukan oleh Corneleus de Houtman ketika untuk pertama kalinya mengunjungi dan singgah di pelabuhan Banten. Gula yang dipasarkan kemungkinan berasal dari Jayakarta (Jakarta),Krawang, Timor dan Palembang. Sehingga dengan ini tidak tertutup kemungkinan perkembangannya sampai ke Sumatera Barat.
2.2 Morfologi Tebu
Nama tebu hanya dikenal di Indonesia. Di lingkungan Internasional tanaman ini lebih dikenal dengan nama ilmiahnya Saccharum Officinarum L.
No. 28 Jenis inlebih dSecara menjad
1. Bata
Tankurus, tyang tu3-5 mehijau, kPada bputih ksewaktudengan mempudapat batau cembuku-budaun. Dberbentyang na
2. Dau
Daukarena tanpa tbatang memelupelepahPertulangaris seujung permuk
3. Aka
Tebdapat mberupa akar tubatangn
8 Vol.1 Thn
ni termasuk ddikenal sebaga
morfologi, di beberapa bag
ang
naman tebu mtidak bercabanumbuh baik, tineter atau lebihkuning, ungu, batang terdapakeabu-abuan. Lu batang masih
panjang ruaunyai ruas yanberbentuk yongmbung dan cekuku yang mDi setiap ketituk bulat atau antinya tumbuh
Gambar
un
un tebu merupahanya terdiri d
tangkai daun. dengan kedud
uk batang, makh terdapat bngan daun seepanjang 1-2 m
meruncing, kaan daun kasa
Gambar
ar
bu mempunyai mencapai 1 mebibit, ada 2 maunas. Akar snya. Akar ini
n. XIV Nove
dalam famili ai kelompok ru
tanaman tebugian, yaitu :
mempunyai song, dan tumbuhnggi batangnya. Kulit batangmerah tua ata
at lapisan lilinLapisan ini bh muda. Batanas 10-30 cm.ng lebih pendg, slindris, kelokung. Ruas bat
merupakan temiak daun terdbulat panjang
h menjadi bibit
2.1 Batang Te
akan daun yandari pelepah dDaun berpan
dukan yang bekin ke atas ma
bulu-bulu danejajar. Helain meter dan leba
bagian tepiap.
r 2.2 Daun Teb
akar serabut yeter. Sewaktu macam akar, yaisetek/bibit beri tidak berum
ember 2007
Gramineae atumput-rumputu dapat dib
sok yang tingh tegak. Tanama dapat mencapg keras berwarau kombinasinyn yang berwarbanyak terdapngnya beruas-ru Batang baw
dek. Ruas bataos, konis terbatang dibatasi olmpat kedudukdapat mata tung. Mata tunas t.
bu (6)
ng tidak lengkdan helaian daungkal pada buerseling. Pelepakin sempit. Pan telinga dau
daun berbentar 4-7 cm dengi bergigi, d
bu (7)
yang panjangnmasih muda atitu akar setek drasal dari set
mur panjang d
tau an. agi
ggi man pai rna ya. rna pat uas
wah ang alik leh kan nas ini
ap, un, uku pah ada un. tuk gan dan
nya tau dan tek dan
hanyAkartanam
4. B
BtersuSummakPanjmembena
2.3
SbatanberistanamglukBeri
2.4
Iadalsebabesa
Rend
ya berfungsi sr ini berumurman ini masih
Gamb
Bunga Tebu
Bunga tebu musun atas mal
mbu utamanya kin ke kecil,
ang majemumpunyai 3 buahang sari dan 2 k
Gamb
Kandungan
Sebagai bahanng tanaman tesi gula. Macaman tebu ada
kosa dan lain-lakut komposisi • Sakarosa• Monosaka• Senyawa • Asam-asa• Serat kasa• Lain-lain Zat warna, sen
Getah, lili
Rendemen T
Istilah yang tidah rendemen.
agai presen jumar kecilnya kan
Sejumldemen =
Sejuml
IS
ewaktu tanamr panjang dantumbuh.
bar 2.3 Akar T
merupakan bunai dengan perbercabang-cabsehingga m
uk 70-90 cmh kelopak, 1 bukelopak putik.
bar 2.4 Bunga
Tebu
n dasar pembbu yang meng
am gula yang alah sakarosa ain kimia tebu dal
arida anorganik
am organik ar :
nyawa lain, in, air
Tebu
dak dapat dipiRendemen sec
mlah yang dapandungan gula di
lah gula yang dih
lah tebu yang dig
SSN: 0854-8
an ini masih mn tetap ada s
Tebu (5)
nga majemuk rtumbuhan terbang makin ke
membentuk pirm. Setiap buah daun mahk
Tebu (5)
buatan gula agandung cairan
terdapat di d(sukrosa), fru
lam % : : 11: 0.5: 0.5: 0: 11
: 65
isahkan dengancara umum diaat dimanfaatkanidalam batang
hasilkan x100%
giling
8471
muda. elama
yang rbatas. e atas ramid. bunga
kota, 3
adalah n yang dalam
uktosa,
1-19 5-1.5 5-1.5 0 15 1-19
5-75
n nira artikan n atau tebu.
% (2.1)
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 110
Besar kecilnya rendemen sangat berpengaruh pada harga tebu, sedangkan hal-hal yang mempengaruhi rendemen perlu diperhatikan. Berkurangnya rendemen dapat terjadi sewaktu melakukan budidaya atau di dalam pabrik. Dengan mengetahui berbagai hal yang mempengaruhi rendemen maka dapat dilakukan upaya meningkatkan rendemen sedini mungkin. 2.5 Persamaan Mekanik Roll Press Penggiling
Tebu
Gambar 2.5 Mekanisme Roll Press
Daya mesin penggerak dalam satuan watt dapat dituliskan sebagai berikut :
HpxN 746= (2.2)
Dimana ; N = Daya dalam watt Satuan putaran dapat didefenisikan dalam rotasi per menit atau dalam satuan:
602 nπ
ω = (2.3)
ω adalah kecepatan sudut, rad/s Torsi yang dapat diberikan roll adalah :
ωNT = (2.4)
Dalam satuan energi keseimbangan dapat dituliskan sebagai berikut
α.IT = (2.5)
Gambar 2.6 Dimensi Roll Press
α adalah percepatan sudut tergantung waktu
yang dibutuhkan antara roll dalam keadaan diam sampai roll dalam keadaan bergerak. I adalah momen inersia massa Roll Press dengan satuan kg
m2, dapat dihitung dari dimensi Roll Press atau dapat dilihat pada tabel 1( lampiran ).
Torsi tersebut dapat memindahkan gaya ke tebu yang di roll dalam bentuk gaya gesek dan gaya tekan.
(a) (b)
Gambar 2. 7 (a) Mekanisme roll, (b)Gaya yang
bekerja pada roll
Gaya gesek adalah :
RTFs =
(2.6)
Sedangkan gaya tekan tergantung dari massa roll:
gxMrollFn = (2.7)
dimana ;Mroll adalah massa Roll Press (kg), sedangkan g adalah konstanta gravitasi bumi (9,8 m/s2). Massa Roll Press dapat dihitung dengan persamaan:
VMroll ρ= (2.8)
ρ adalah massa jenis material yang digunakan. Untuk baja, ρ = 7825 kg/m3 sedangkan V adalah volume Roll Press.
Secara empiris akan dapat ditentukan berapa besar gaya tekan Fn terhadap torsi yang diberikan dalam bentuk:
Fn = ƒ1 ( T, Mroll ) (2.9)
Ini adalah bagian terpenting dalam penelitian mesin Roll Press. Sedangkan gaya gesek dapat ditentukan dengan luas permukaan gesek antara tebu dan torsi yang diberikan.
Fs = ƒ2 ( T, μ ) (2.10)
τ adalah tegangan geser yang terjadi antara tebu dengan Roll Press
AtebuFnter =τ (2.11)
terτ adalah tegangan geser yang terjadi akibat gaya tekan Roll Press. Atebu adalah luas permukaan tebu yang ditekan.
T
Fs
Fn
T
T
d
l
T,
R1
R1
D1 D2
T,
No. 28
G
D1 adalt adalahsetelah
Sedtebu skekeraspengujipembebpermuk
G Fg adal
Bilategangaakan ter
Akibat tertekanpenekanadalah:
3. ME
2.6 De
LaAg
Adadilakuk
1. Sist
Penpetani
8 Vol.1 Thn
Gambar 2.8 D
Atebu = 21 π
lah diameter teh jauh deformadeformasi
t = (21
1D −
dangkan tegangsebagai matersan tertentu, ian laboratbanan pada suakaan tebu seper
Gambar 2. 9 Pe
lah gaya yang d
AteF
tebu =τ
a tegangan gan geser yang rpress,
tebuter ττ > yang terjadi
n menjadi pnan yang dap
AteFn .τ=
ETODOLOGI
eskriptif Pemawang Kecagam
Pro(Ekstraksi N
a dua sistemkan petani gula
em penggiling
ggilingan tebugula Lawang
Fg
D1
n. XIV Nove
Dimensi Peneka
tD .1π
ebu sebelum diasi/ penguranga
)2D−
gan geser melarial yang dadapat diketah
orium denatu pisau potorti pada gamba
engujian Keke
digunakan seba
ebuFg
eser yang terdilawan oleh
u
i adalah tebupipih. Sehingpat diberikan
ebu
I
mbuatan Guamatan Mat
oses PenggiNira)
m penggilingdi Lawang yai
an tebu secara
u secara tradidengan meng
Pis
Teb
D1
ember 2007
anan Tebu
(2.12
i roll. an penampang
(2.13
awan berasal dapat mempunyhui berdasarkgan memb
ong terhadap luar 2.9 berikut.
erasan Tebu
agai penekan.
(2.14
rjadi besar dtebu maka te
(2.15
u terpecah dgga besar gapada Roll Pre
(2.16
ula Merah tur Kabupat
ilingan Te
gan tebu yaitu :
tradisional
sional dilakukggunakan tena
sau
bu
Alat Penahan
t
)
)
dari yai kan beri uas
)
dari ebu
)
dan aya ess
)
Di ten
ebu
ang
kan aga
hewadimasehindilaksudanira dua 25 cmelisekitpada
G
2. S
Spetanyaitudimadengmendua dibatradimek
Dbuahmenkira-menjelas
an ternak sanfaatkan untungga didapatkakukan sampai ah benar-benaryang lebih banbuah yang ter
cm diputar deningkar dengan tar 5 meter. Ua gambar 3.1 be
Gambar 3.1 Pr
Sistem penggili
Sistem penggilni gula Lawanu mesin danfaatkan untugan putaran ndapatkan nira
kali pengepreandingkan denisional. Namu
kanik belum berDengan mengh dengan dianghasilkan prod-kira 120
nggunakan kerbsnya dapat dilih
IS
eperti kerbauuk memutar roan air nira tebu
tiga kali sehr kering untunyak. Dengan mrbuat dari logangan tenaga ke diameter dae
Untuk lebih jelerikut.
roses PenggilinTradisional (6
ingan tebu seca
lingan secara ng dengan memdiesel 15 Huk memutar rosekitar 5 rpmtebu petani guesan tebu. Ha
ngan proses pun sistem prkembang di L
ggunakan rollameter rata-raduksi gula merkg/hari diba
bau hanya 60 khat pada gamba
SSN: 0854-8
u. Tenaga kooler pengepresu. Pengepresanhingga ampas
uk mendapatkamenggunakan am dengan diaerbau yang bererah lingkaran lasnya dapat d
ngan Tebu Seca6)
ara mekanik
mekanik dilakmakai tenaga Hp.Tenaga
oller penggilingm, sehingga ula hanya melakal ini lebih epenggilingan senggilingan s
Lawang. er penggilingata 20 cm
rah yang lebih andingkan dkg/hari. Untukar 3.2 berikut.
8471
kerbau s tebu n tebu s tebu an air roller
ameter rgerak
jalan dilihat
ara
kukan mesin mesin g tebu untuk kukan efisien secara secara
g tiga dapat tinggi
dengan k lebih
No. 28
Gam
Untuyang dihanya mdipakaiproses pditempakuali de40 cm.gambar
8 Vol.1 Thn
mbar 3.2 ProseM
Pro(Nira)
uk membuat gilakukan petanmenggunakan di rumah tanpenggilingan datkan pada seengan diamete Gambar pros
r 3.3 berikut.
n. XIV Nove
es PenggilinganMekanik (6) oses Penyaring
gula merah, proni gula sangatkain dan sari
ngga. Air nira diambil kemudebuah wadah r muka 1 meteses penyaringa
ember 2007
n Tebu Secara
gan Air Tebu
oses penyaringt sederhana yaingan yang biayang keluar d
dian disaring dpemanas beru
er dan kedalaman adalah sepe
gan aitu asa
dari dan upa
man erti
G
Sgulasebudiletterbuketebsekitmenhasildengpohomeraprosanyanira untupada
G
Gambar 3.3 P
P
Setelah dilakua Lawang languah wadah btakkan di atas tuat dari beton balan dinding tar 60 cm. Pro
nggunakan bahl penggilingangan beberapa kon kulit maniah. Agar nira es pemanasan
aman yang terdilakukan sam
uk dicetak. Una gambar 3.4 be
Gambar 3.4 P
P
IS
Proses Penyarin
Proses Peman
ukan proses pgsung menuangberupa kuali tungku pemanadengan bentukrata-rata 20
oses pemanasahan bakar berun yang sudahkayu dan sedikis untuk menpanas tidak tuberlangsung
rbuat dari kulmpai air nira ntuk lebih jelerikut.
Proses Pemanas
Proses Penceta
SSN: 0854-8
ngan Air Tebu
asan Nira
penyaringan, pgkan nira tebubesar yang
as. Tungku pemk melingkar dcm dan ketin
an dilakukan dupa sisa ampash kering, ditakit ranting dan
nambah aromaumpah, maka dnira ditutup dlit bambu. Pemmengental danasnya dapat d
san Nira Tebu
akan Gula
8471
(6)
petani u pada sudah manas
dengan nggian dengan s tebu ambah n daun a gula dalam
dengan masan n siap dilihat
(6)
No. 28
Adasiap upengujidengan dianggadalam langsunmaka bdicetakdengan kemudisudah dsebelumpendingmelekatterbuat bambu tinggi 2yang ddengan jelasnya
Gam
ProsLawangdicetak beberapbenar ymerah ddijual k
8 Vol.1 Thn
apun syarat niruntuk dicetak ian. Petani gula
cara mengamap kental keair dingin yan
ng mengeras doleh dikatakan. Adapun p
mengaduk ian menuangkdisiapkan ketikmnya direndamginan nanti gut pada kulit dari bambu dmenghasilkan
2,5 cm dengaari congkak m
ketebalan ma dapat dilihat
mbar 3.5 Prose
Pro
ses pengemag sendiri set
dan telah mpa jam sehingyakin bahwa gdikemas dalam
ke pasar, sepert
Gambar 3.6
n. XIV Nove
ra hasil pemanadalah den
a Lawang melambil sedikit nemudian menng sudah diseddan jika dimakn nira tersebut proses pencet
rata pada sekannya kedalamka nira hampirm ke dalam aiula merah has
cetakan. Cetdan dari congkn gula merah an diameter 6menghasilkan
maksimum 2 cpada gambar 3
es Pencetakan G
oses Pengemas
asan dilakukatelah gula mmengalami magga petani gugula merah sudm karung plastiti pada gambar
Produk Gula M
ember 2007
nasan dan sudngan melakukakukan pengujinira yang sud
ncelupkannya diakan. Jika n
kan sudah renysudah siap unt
takan dilakukebuah mangkm cetakan yar masak. Cetakir agar pada ssil cetakan tidtakan ada ya
kak. Cetakan ddengan dime
6 cm, sedangkdiameter 7,5 c
cm. Untuk leb3.5 berikut.
Gula Merah (6)
san Gula
an petani gumerahnya sele
asa pendinginula sudah bendah kering. Guik dan siap untr 3.6 berikut.
Merah (6)
dah kan ian dah
ke nira yah tuk kan kok ang kan aat
dak ang dari nsi
kan cm bih
ula esai nan nar-ula tuk
3.1.5
3.2 P
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
PpemMatudibaMan
5 Data Pemb Jumlah ba Volume n Massa nir Massa gul Produksi m Produksi Bahan bak Jumlah ru
ruas Diameter Tinggi rua
Pengujian Ren
1 Skema Alat
Gambar 3.7 P
2 Alat Ukur Y
a. Gelas ukuGelas ukvolume satuan mvolumenydengan syang dipmenggunarumah tan
b. TimbangaTimbangamenimbandan samp
c. Ruler Ruler digbatang teb
3 Parameter-
Panjang b Diameter Tinggi ru Massa ba Volume n Massa ni Massa gu
4 Prosedur P
Proses pengujmbuatan gula
ur, dengan caandingkan terhanis Kecamata
IS
uatan Gula Matang tebu nira tebu ra tebu la merah menggunakan secara tradisiokar minyak meuas per batang
rata-rata as ndemen Tebu
t (Peralatan Y
Peralatan Pengu
Yang Digunak
ur kur digunakansampel nira
milliliter. Nira ya adalah nira istem penyari
pakai di daerakan kain danngga. an an 2 kg ng bahan uji el nira.
gunakan untukbu.
-Parameter Y
batang tebu ( Pr batang tebu (Duas rata-rata (Tatang tebu (Mt)nira tebu (Vn) ira tebu (Mn) ula merah (Mg
Pengujian
ujian dilakukamerah di L
ara sampel ujiadap tebu dari an Kuranji.
SSN: 0854-8
Merah Di Lawa= 60 batang= 75 liter = 82 kg = 9 kg
mesin= 120 kgnal = 60 kg/har
esin= 5 liter/hag (panjang 3 m
= 3,3 cm = 8,5 cm
Yang Digunak
ujian Rendeme
kan
n untuk menyang diuji dyang akan dyang telah di
ingan sama drah Lawang, n alat penyari
digunakan seperti batang
k mengukur pa
ang Akan Diu
Pt) Dt)
Tr) )
)
an seperti pLawang Kecami tebu dari LaKepala Koto LUntuk melak
8471
ang g
g/hari ri ari m)= 36
kan)
en
ngukur dalam diukur saring
dengan yaitu
ing di
untuk g tebu
anjang
ukur
proses matan awang Limau kukan
No. 28 pengujidengan 1. Per
pendanpanpengel
2. Timmapenteb
3. SartebSehmeunt
4. Hidsatuper450danuntml yai
5. Adpem
6. Siadahteb
7. Jikcet
8 Vol.1 Thn
ian terhadap remengikuti pro
rsiapkan semungujian sepertin satu batang njang masing-mngaduk, cetakalas ukur. mbang masingassanya, kenggilingan sehbu yang berbedring nira tebu
bu serta massanhingga dari enghitung panjtuk pengambiladupkan kompou jenis tebu tertama adalah 0 ml kemudiann catat, selanjutuk dilakukan pdiambil meng
itu berdiameterduk nira tebumanasan agar n
Gambar 3.8
apkan peralathulu merendambu dalam peman
Gambar 3
ka nira sudahtakan, dan biark
n. XIV Nove
endemen tebu osedur di bawahua bahan-bahai satu batang ttebu dari Kepmasing 3 metean bambu, air,
- masing batanemudian laingga didapatk
da. tersebut dan u
nya untuk masidata terseb
njang dan maan nira tebu sebor dan lakukanerlebih dahulumengambil n
n ukur volumeutnya tuangkanproses pemanaingat kapasitasr 23 cm dan ke
u ketika masinira tidak tump
Pengadukan N
an cetakan mnya ke dalamnas sudah ham
3.9 Kekentalan
h kental tuankan dingin sela
ember 2007
dapat dilakukh ini.
an dan peralatebu dari Lawa
pala Koto denger, kompor, kua, timbangan, d
ng tebu dan caakukan prokan dua jenis n
ukur volume ning-masing jen
but kita dapssa batang tebanyak 450 ml
n pengujian untu dengan langkniranya sebanye serta massann ke dalam kuasan. Volume 4s kuali yang keedalaman 6 cmh dalam pro
pah keluar kual
Nira Tebu
dengan terlebm air ketika n
mpir kental.
n Nira
ngkan ke dalaama 15 menit.
kan
tan ang gan ali, dan
atat ses
nira
nira nis. pat ebu l. tuk kah yak nya uali 450 ecil . ses li.
bih nira
am
8.
G
9.
10.
3.3
Data
4.
4.1.1
Sdan didatebu
No
1 PeDLa
2 PeLa(N
3
PeLa(NK
Gambar 3.Timbang mass
Gambar 3.11 P
Lakukan carakedua yaitu tebHitung rendempengujian untbandingkan ni
Perhitungan Press Tebu L
a Mesin Roll P Daya Mes Daya pad
D Putaran R Percepata Material R ρ baja Diameter Panjang R
HASIL DAN
Hasil Peneliti
1 Hasil Pengu
Setelah melakupengujian
apatkan hasil pu seperti pada ta
Tabel 4.1 Has
Objek Data Rem(%
engolahan ata Gula awang engujian aboratorium
Nira Lawang)
engujian aboratorium
Nira Kep. oto)
6
IS
.10 Pencetakansa gula merah h
Pengukuran M
a yang sama tbu dari Kepalamen tebu berdtuk kedua jeniilainya.
Kekuatan Mawang
Press sin (Nm) a Roll Press (NDaya pada Tran
Roll Press (n) an sudut (α ) Rooler
Roller (d)
Roller (l)
PEMBAHAS
ian
ujian Rendem
ukan pengambterhadap Samerhitungan renabel 4.1 beriku
sil Pengujian R
endemen %)
Kadar gula dlm Nira (%)
5,2 11
5,1 10,8
6,95 12
SSN: 0854-8
n Gula Merah hasil cetakan.
assa Gula Mer
terhadap jenisa Koto. dasarkan data is tebu tersebu
ekanik Mesin
= 15 Hp Nr) = 12,3 Hp (nsmisi 18%)
= 12 rpm = 0,04 rad/s= baja = 7825 kg/m= 0,3 m = 0,8 m
SAN
men Tebu
ilan Data Lapmpel Tebu ndemen (kadar ut.
Rendemen Tebu
Kadar Nira Tebu (%)
M
47
46,9
58
8471
rah
s tebu
hasil ut dan
n Roll
(Rugi
s2
m3
angan maka
r gula)
u
Massa gula per ruas (gram)
4,2
4,1
8,6
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 115
Dimana dalam bentuk Histogram dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.1 Histogram Hasil Perhitungan Rendemen Tebu
4.1.2 Hasil Perhitungan Kekuatan Mekanik Roll
Press Tebu Lawang
Daya Roll Press (Nr) = 9511,5 W Kecepatan Sudut Roll Press (ω)= 1,26 rad/s Torsi Roll Press (T) = 7548,81 Nm Gaya gesek Roll Press (Fs) = 50325,4 N Gaya tekan Roll Press (Fn) = 4375,55 N Tegangan gerser yang terjadi
antara tebu dan Roll Press (τ ter) = 55739,49 N/m2
Tegangan geser tebu (τ tebu) = 6873,25 N/m2
Faktor kemampuan giling Roll Press (s) = 8,1
Laju Penggilingan Tebu = 456 btg/jam Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Analisa Hasil Pengujian Rendemen Tebu Lawang
Nilai rendemen yang didapatkan berdasarkan pengolahan data dari pabrik gula tebu di Lawang hampir sama dengan nilai rendemen yang didapatkan berdasarkan pengujian sampel tebu dari Lawang yaitu dari data pabrik bernilai 5,2% dan dari pengujian bernilai 5,1%. Namun nilai ini cukup rendah bila dibandingkan dengan referensi yang ada seperti pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Luas Areal dan Kandungan Gula Tebu Indonesia Tahun 1980-1990
Tahun Luas Areal (Ha) Rendemen (%)
Pabrik Rakyat Pabrik Rakyat
1980 56.628,5 132.143,8 8,68 9,12
1981 50.248,0 142.900,1 7,89 8,92
1982 56.195,6 201.359,7 7,90 9,37
1983 59.475,1 234.243,8 6,41 7,6
1984 79.922,5 206.640,7 6,69 8,56
1985 91.470,1 186.144,9 7,02 8,59
1986 101.755,0 215.334,9 7,10 8,41
1987 97.238,5 236.535,5 6,93 8,68
1988 95.235,1 228.066,7 6,36 8,06
1989 107.819,8 232.066,7 6,74 7,96
1990 114.168,9 238.210,2 6,76 7,90
Sumber: Penebar Swadaya, 2000
Berdasarkan tabel 4.2 di atas (rendemen pabrik) nilai rendemen gula tebu dalam rentang waktu 10 tahun adalah berada pada nilai rata-rata 7 %. Ini berarti rendemen tebu Lawang masih tergolong rendah (< 6%). Beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya rendemen tebu di Lawang berdasarkan hasil penelitian ini adalah kualitas bibit tebu yang sudah tidak unggul (karena sudah berumur sangat lama), sistem pengolahan yang masih belum optimal terutama pada proses penggilingan tebu yang tidak mampu menampung tebu siap tebang untuk langsung digiling (di Lawang terkadang lebih dari 36 jam bahkan sampai satu minggu, hal ini mengurangi nilai rendemen dan kualitas gula berdasarkan referensi), sistem penanaman dan perawatan terhadap tanaman tebu yang belum maksimal (pupuk dan pemberantasan hama yang tidak teratur karena kesulitan ekonomi, dan kurangnya pengetahuan petani terhadap tatacara perawatan, serta klentek yang tidak teratur yang membuat batang tanaman tebu tidak mendapat sinar matahari yang cukup).
4.2.2 Analisa Kekuatan Mekanik Roll Press Tebu
Lawang
Dari hasil perhitungan yang didapatkan, tegangan geser Roll Press jauh lebih besar dari tegangan geser melawan yang diberikan oleh tebu (τ ter > τ tebu). Ini menyebabkan tebu terpress dengan baik, bahkan hasil perbandingan kedua tegangan ini memberikan faktor kemampuan Roll Press (s) tebu Lawang sebesar 8,1. Artinya jika kita memberikan faktor keamanan 2 terhadap mesin penggiling tebu ini, agar ia tetap bergerak dan mampu berputar dengan baik maka mesin ini masih menyisakan faktor kemampuan mengerolnya sebesar 4. Dianalisa bahwa mesin penggiling tebu Lawang akan tetap aman jika kita memberikan 4 batang tebu untuk satu kali proses penggilingan dengan laju penggilingan 456 btg/jam. Nilai laju peggilingan ini jauh lebih efisien bila dibandingkan terhadap laju penggilingan yang saat ini dipakai di Lawang yaitu lebih kurang 250 btg/jam dengan pemberian 2 dan sekali- kali 3 batang untuk satu kali proses penggilingan. Dengan memanfaatkan laju peggilingan yang lebih besar ini diharapkan mesin penggiling tebu di Lawang mampu menampung tebu masyarakat untuk lebih cepat diolah sehingga dapat meningkatkan rendemen dan produktivitas petani gula Lawang.
5.2 5.1 6.9511
10.812
47
46.9
58
4.2 4.18.6
0
10
20
30
40
50
60Bobot
Hasil Perhitungan Rendemen Tebu
Pengolahan DataLaw ang
Pengujian Lab(Nira Law ang)
Pengujian Lab(Nira Kep. Koto)
Rendemen (%)
Kadar gula dlm Nira (%)
Kadar Nira (%)
Massa Gula perruas (%)
No. 28 Vol.1 Thn. XIV November 2007 ISSN: 0854-8471
TeknikA 116
5. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengolahan data Lawang dan pengujian terhadap sampel nira tebu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Rendemen tebu di Lawang sudah rendah yaitu < 6 % (di bawah rendemen tebu di Pabrik Gula berdasarkan tabel 4.2). Sedangkan untuk meningkatkan produktivitas pabrik gula merah di Lawang maka Mesin Penggiling (Rool Press) tebu bisa digunakan untuk menggiling tebu dengan input 4 batang untuk satu proses penggilingan dengan laju 456 btg/jam.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara Patriadi dan kawan-kawan yang telah membantu dalam proses penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Meriam J.L. 1991. ”Mekanika Teknik”. Jakarta:Erlangga
2. Nieman, Gustav. 1978. “Machine Element Design and Calculation in Mechanical engineering”. Volume II Springer- verlag, Berlin Heidelberg. New York.
3. Spott, M.F. 1998. ”Design Of Machine Elements”. Prentise-hall. Inc. A.viacom Company. New Jersey.
4. Supriyadi Ahmad. 1992. ”Rendemen Tebu, Liku-Liku Permasalahannya”. Yogyakarta: Kanisius.
5. Tim Penulis PS. 2000. ” Pembudidayaan Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan”. Jakarta: Penebar Swadaya.
6. Survei dan Wawancara dengan UKM dan Pengusaha Gula Lawang. 2007.
7. www. google. com/ sugar cane. 2007.