Upload
gima-amezia-sari
View
62
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOANALISIS
PERCOBAAN 3
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT TOTAL
Disusun oleh:
Kelas/Golongan/Kelompok: 2010B/II/I
1. M. Fikarrotala G1F010040
2. Maulina G1F010042
3. Nurlaili Agustine G1F010044
4. Fitri Aprilia Junaedi G1F010046
5. Shinta Puspitasari G1F010048
Asisten : Soraya D.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2013
Percobaan 4
Penetapan Kadar Karbohidrat Total
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar karbohidrat total menggunakan metode
Enzimatik.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, mikropipet, dan
spektrofotometer uv-vis. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
reagen, standar kolesterol, serum darah, dan aquadest.
C. Prosedur Percobaan
Blanko
- diambil 20 µL- ditambahkan reagen sebanyak 2000 µL- dicampur- diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25oC atau 10 menit
pada suhu 37oC- dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum di
daerah visibel (λ=500 nm)
Sampel/Standar
- diambil 20 µL- ditambahkan reagen sebanyak 2000 µL- dicampur- diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25oC atau 10 menit
pada suhu 37oC- dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum di
daerah visibel (λ=500 nm)
Aquadest
Data
Sampel/standar
Data
D. Data Percobaan dan Perhitungan
Data Percobaan
λ= 500 nm
Absorbansi standar : 0, 836
Absorbansi sampel 1 : - 0,970
Absorbansi sampel 2 : 0,300
Absorbansi sampel 3 : 0,077
Absorbansi sampel 4 : 0,064
Perhitungan
- Sampel 1
Konsentrasi kolesterol = Absorbansi sampel1Absorbansi standar
x konsentrasi standar (mg/dL)
= −0,9700,836
x 100 mg/dL
= -116,029 mg/dL
- Sampel 2
Konsentrasi kolesterol = Absorbansi sampel2Absorbansi standar
x konsentrasi standar (mg/dL)
= 0,3000,836
x 100 mg/dL
= 753,588 mg/dL
- Sampel 3
Konsentrasi kolesterol = Absorbansi sampel3Absorbansi standar
x konsentrasi standar (mg/dL)
= 0,0770,836
x 100 mg/dL
= 9,211 mg/dL
- Sampel 4
Konsentrasi kolesterol = Absorbansi sampel3Absorbansi standar
x konsentrasi standar (mg/dL)
= 0,0640,836
x 100 mg/dL
= 7,656 mg/dL
- Konsentrasi kolesterol rata-rata = x1+x2+x 3
n
= 571,963+57,009+310,280
3
= 385.037,50 mg/dL
- SD dan CV
SD = 358,254
Jadi, konsetrasi kolesterol yang di dapat adalah sebesar 358,254 ± 221,621 mg/dL
E. Pembahasan
Penentuan kadar kolesterol dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya
yakni mempersiapkan larutan baku pembanding (standar) atau biasa kita kenal
sebagai larutan Blanko. Larutan blanko diambil dari reagen kit kolesterol untuk
perbandingan sampel dengan larutan baku satndar. Reagen kit yang digunakan kali ini
berisi Good’s buffer digunakan sebagai penyeimbangan pH dalam darah. Fenol dan 4-
aminoantypirine dapat menghasilkan senyawa quinoneimine yang dapat
menghasilkan warna. Kolesterol oksidase digunakan untuk mengoksidasi kolesterol
bebas menjadi kolestenon(kolesterol 3-one) dan menghasilkan Hidrogen peroksida,
sedangkan kolesterol esterase digunakan untuk menghidrolisis kolesterol ester
menjadi kolesterol bebas dan asam lemak.
Larutan baku standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan
menggunakan alat khusus yang kita ketahui yakni mikroipet. Alat yang biasa
digunakan untuk mengambil sampel maupun larutan baku standar adalah dengan
menggunakan mikropipet. Mikropipet yang digunakan juga mempunyai variasi
volume yang bereda-beda. Dalam praktikum ini kami menggunakan mikropipet yang
mempunyai ukuran 20 µl. Larutan blanko yang sudah dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian disimpan (inkubasi) selama 10 menit agar terjadinya reaksi yang
optimal minimal pada suhu ruangan (15-25 oC).. Proses inkubasi ini bertujuan
memberikan waktu untuk terjadinya reaksi antara kedua larutan dalam campuran
tersebut. Pengukuran blanko perlu dilakukan karena dikhawatirkan terjadi perubahan
reagen pada saat inkubasi dan memberikan serapan pada panjang gelombang
pengukuran. Saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang
terdapat pada larutan standard dan sampel. Setelah diinkubasi, kedua larutan yang
tadinya berwarna bening dalam masing-masing kuvet berubah menjadi warna merah
rosa. Warna merah tersebut menandakan telah terjadinya reaksi antara enzim dengan
kolesterol. Warna merah tersebut berasal dari senyawa quinoneimine, yang
merupakan hasil reaksi antara reagen dan kolesterol (Day,2002).
Blanko yang sudah disimpan kemudian diperiksa oleh instrumen
spektofotometri untuk mengetahui panjang gelombang (λ) yang nantinya akan
digunakan dalam pemeriksaan sampel..Setelah itu lalu masuk ke dalam perlakuan
sampel darah yang akan digunakan dalam pemeriksaan kali ini. Sampel terbaik adalah
serum (berasal dari yang tidak hemolisis). Sama seperti pada blanko sampel juga
didiamkan 10 menit agar terjadinya reaksi yang optimal minimal pada suhu ruangan
(15-25 oC). Sampel dibaca pada spektrofotometri pada gelombang visible λ=500nm
dan menghasilkan absorbansi.
F. MONOGRAFI
1. Phosphate Buffer
Rumus Molekul : H4NaO5P
Berat Molekul : 137,992291
Densitas : 2,04 g/cm3
Sensitive : Higroskopis
Stabilitas : stabil dibawah kondisi normal (Msds, 2011).
2. Phenol
Fenol (C6H5OH), mengandung tidak kurang dari 99,0 %. Pemerian hablur bentuk
jarum atau massa hablur : tidak bewarna atau merah jambu; bau khas; kaustik.
Kelarutan larut dalam 12 bagian air; mudah larut dalam etanol, kloroform, eter,
gliserol, dan minyak lemak. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk. Khasiat dan penggunaan antiseptikum-ekstern (Anonim,
1979).
3. 4-aminoantypirine
Rumus Molekul : C11H13N3O
Berat Molekul : 203,24
Titik Leleh : 105-110o C
Titik Didih : 340o C
Densitas : 0,8 g/cm3
Kelarutan : larut dalam air
Sensitive : Higroskopis
Stabilitas : Stabil dibawah kondisi normal
Inkompatibilitas : agen oksidasi kuat, asam kuat (Msds, 2005).
4. Glucose Oxidase
Reagent ini digunakan untuk diagnosa in vitro penentuan kuantitatif glukosa dalam
serum, plasma atau urin manusia. Penyimpanan di tempat yang dingin dan terhindar
dari sinar matahari secara langsung, jangan disimpan dengan asam mineral kuat,
tembaga, mercuri, perak dan agen oksidasi. Reagent yang sudah dibuka stabil jika
disimpan pada suhu 2-8o C. Pemerian serbuk putih tanpa rasa, tidak larut dalam air,
pH 7,1 ± 0,1. Stabil dibawah kondisi normal yang digunakan. Inkompatibilitas dengan
asam mineral kuat (sulfur, nitrat dan hidrocloric) (Msds, 2009).
5. Peroxidase
Warna serbuk coklat-kemerahan atau merah muda gelap, larut dalam air.
Penyimpanan pada suhu -20o C, jangan disimpan dengan bahan yang inkompatibel.
Hindari kontak dengan mata, kulit, dan inhalasi (Msds, 2008).
6. Glukosa
Glukosa mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 101,5 %
C6H12O6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian, hablur tidak
berwarna, serbuk, hablur atau butiran putih; tidak berbau; rasa manis. Kelarutan,
mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam
etanol (95 %) P mendidih; sukar larut dalam etanol (95 %) P. Penyimpanan dalam
wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan, kalorigenikum (Anonim, 1979).
G. Hasil vs pustaka
Pada proses pengambilan larutan, yaitu aquadest, reagen, dan sampel
dilakukan dengan menggunakan mikropipet (pipet piston). Hal ini dikarenakan jumlah
larutan yang diambil sangat sedikit yaitu 20 μL. Sebelum pipet piston digunakan,
bagian atas pipet yang disebut thumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet. Setelah itu tip bersih dimasukkan ke dalam nozzle /
ujung pipet piston sampai pas (tidak jatuh). Thumb knob ditekan sampai hambatan
pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi karena cairan yang terambil
akan lebih besar daripada jumlah yang sebenarnya. Setelah itu, tip dimasukkan ke
dalam cairan sedalam 3-4 mm karena jika kurang dari nilai tersebut dikhawatirkan
cairan tidak terambil sempurna (ada gelembung udara yang terambil), sedangkan jika
lebih dari nilai tersebut dikhawatirkan terdapat kontaminan dari tip pipet. Selanjutnya
pipet ditahan dalam posisi standard kemudian tekanan dari thumb knob dilepaskan
sehingga cairan masuk ke tip. Ujung tip dipindahkan ke dalam kuvet. Untuk
mengeluarkan cairannya, thumb knob ditekan sampai hambatan kedua / second stop
atau ditekan semaksimal mungkin sehingga semua cairan keluar dari ujung tip. Pipet
piston digunakan dalam percobaan ini karena memiliki ketelitian, sensitivitas, dan
spesifisitas yang tinggi bila dibandingkan dengan pipet gelas. Pada kuvet blanko,
setelah dimasukkan aquadest dan larutan reagent, kuvet digoyang agar larutan
tercampur secara sempurna. Setelah itu kuvet diinkubasikan pada suhu ruang yaitu
27oC selama 10 menit. Proses inkubasi ini bertujuan memberikan waktu untuk
terjadinya reaksi antara kedua larutan dalam campuran tersebut. Inkubasi ini juga
dilakukan untuk kuvet standard an kuvet sampel. Pengukuran blanko perlu dilakukan
karena dikhawatirkan terjadi perubahan reagen pada saat inkubasi dan memberikan
serapan pada panjang gelombang pengukuran. Saat proses inkubasi, terjadi reaksi
antara reagen dengan kolesterol yang terdapat pada larutan tandard an sampel. Setelah
diinkubasi, kedua larutan yang tadinya berwarna bening dalam masing-masing kuvet
berubah menjadi warna merah rosa. Warna merah tersebut menandakan telah
terjadinya reaksi antara enzim dengan kolesterol. Warna merah tersebut berasal dari
senyawa quinoneimine, yang merupakan hasil reaksi antara reagen dan kolesterol
(Day,2002).
Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:
(Wirahadikusumah,1985).
Hydrogen peroksida + 4-aminoantipyrene + fenol quinonimine(merah)
+ 4H2O
(Wirahadikusumah,1985).
Perubahan warna (menjadi berwarna merah) diperlukan agar campuran larutan
dapat diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis,
khususnya dengan sinar visibel. Quinoeimine akan terukur absorbansinya pada
panjang gelombang 498 nm dan nilai absorbansi tersebut sebanding dengan kadar
kolesterol dalam darah. Setelah inkubasi selesai, masing-masing larutan blanko,
standard dan sampel diukur absorbansinya dengan spektrofotometer. Pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang 498 nm yang merupakan panjang gelombang
maksimum untuk quinoeimine. Untuk larutan sampel, pengukuran dilakukan
sebanyak empat kali agar kesalahan pada saat pengukuran dapat dihindari sehingga
hasilnya lebih akurat. Ketiga hasil yang didapat dirata-ratakan dan dihitung kadar
kolesterol dalam sampel (Nilawati,2008).
Absorbansi yang diperoleh pada saat pengukuran larutan sampel adalah
0,612 ; 0,061 dan 0,332. Sedangkan absorbansi larutan standar 200mg/dl adalah
0,214. Nilai dari kedua absorbansi tersebut dapat digunakan untuk menghitung kadar
kolesterol dalam sampel dengan menggunakan rumus :
(Nilawati,2008).
KESIMPULAN
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh
hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Hasil praktikum ini didapatkan rata-rata kadar
kolesterolnya dalam darah yaitu 313,084 ± 257,488 Dari data tersebut diketahui
bahwa sampel darah manusia yang digunakan dalam percobaan memiliki nilai yang
lebih dari rentang daerah batas normal.
DAFTAR PUSTAKA
.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Depkes RI. Jakarta.
Day, R. A. and A. L. Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Msds.2005. Material Safety Data Sheet, 4-aminoantypirine. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927068 diakses tanggal 27 Mei 2013.
Msds. 2008. Material Safety Data Sheet, Peroxidase Ex. Horseradish. http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs//MSDS/G/genzyme/Peroxidase-RZ%202.0.pdf diakses tanggal 27 Mei 2013.
Msds. 2009. Material Safety Data Sheet, Glucose Oxidase HP S100. http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs/MSDS/G/genzyme/Glucose%20Oxidase%20HP%20S100.pdf diakses tanggal 27 Mei 2013.
Msds. 2011. Material Safety Data Sheet, Phosphate Buffer. http://www.cellsignal.com/support/msds/9872_pbs1x_MSDS.pdf diakses tanggal 27 Mei 2013.
Nilawati, S., Krisnatuti, D., Mahendra, B., Djing, OG., 2008, Care Yourself Kolesterol, Penebar Plus, Jakarta.
Wirahadikusumah. 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat & Lipid, ITB Press, Bandung. .