Upload
anita-wijayanti
View
216
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugar
Citation preview
PENILAIAN KINERJA PENYEDIA BARANG/JASA BADAN PELAKSANA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BPMIGAS)
Tugas 2
E-Business
Dosen: Dr. Elisa Kusrini, MIT
AHMAD SUBKI (15917102)
PROGRAM MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI
Abstrak...................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1. Penilaian Keinerja ....................................................................................................... 5
2.2. Penghargaan atas kinerja ............................................................................................. 5
2.3. Sanksi Pelanggaran ..................................................................................................... 6
2.3.1. Kategori Sanksi........................................................................................................ 6
2.3.2. Sanksi atas pelanggaran ........................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2. Saran .......................................................................................................................... 11
REFRENSI ............................................................................................................................. 12
PENILAIAN KINERJA PENYEDIA BARANG/JASA BADAN PELAKSANA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BPMIGAS)
Ahmad Subki
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Penilian kinerja penyedia barang/jasa (supplier) merupakan proses penyeleksian yang perlu
dilakukan dalam suatu kegiatan usaha demi mengetahui mana saja supplier yang efektif dan
memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan, karena penentu baik/buruknya kualitas
barang yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung oleh bahan baku yang didapatkan dari
supplier. BPMIGAS merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang
pengawasan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas indonesia, menerapkan peraturan
terhadap setiap supplier agar mengikuti prosedur dan standar bahan baku bagi perusahaan.
Setiap perusahaan akan dikenakan sanksi apabila melanggar beberapa aspek yang menjadi
tolak ukur penilaian seperti peneguran sampai tidak diperkenankannya mengikuti proses
pengadaan barang. Kriteria penilaian yang dimiliki oleh BPMIGAS ada 4 yaitu (hijau, kuning,
merah dan hitam) setiap kriteria memiliki maksud tersendiri, sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan.
Keyword: BPMIGAS, Penilaian Kinerja Pemasok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaiangan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan
semakin meningkatkan kinerja dan kualitas produk yang mereka hasilkan, hal ini tidak
terlepas dari Supply Chain Management yang dimiliki perusahaan. Keterlibatan
supplier dalam proses SCM perusahaan sangat penting guna menunjang kelancaran
proses produksi dan juga kualitas produksi. Sehingga perlu adanya penilaian kinerja
terhadap penyedia barang/jasa agar kualitas bahan baku/jasa yang dipasok sesuai
dengan standar yang ditetapkan. BPMIGAS adalah Badan Hukum Milik Negara yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002, sebagai pembina
dan pengawas kontrak kontrak kerja sama (KKKS) dalam menjalankan kegiatan
ekplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas indonesia. BPMIGAS telah lama
menerapkan proses penilaian kinerja penyedia barang/jasa guna mempertahankan
standar yang telah ditetapkan. Perusahaan yang kinerjanya baik akan diberikan
penghargaan, sedangkan perusahaan yang kinerjanya buruk akan dikenakan sanksi.
Penilaian kinerja penyedia barang/jasa merupakan suatu proses pengukuran
terhadap supplier yang akan memberikan gambaran tentang performance supplier,
serta dapat mengetahui mana saja supplier yang memberikan kontribusi terbaik dan
efektif terhadap perusahaan. Kegiatan penilaian kinerja ini adalah langkah awal untuk
mendapatkan bahan baku yang berkualitas, dimana bahan baku yang berkualitas akan
berdampak kepada kulaitas produksi. Dengan kata lain, secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas perusahaan yang akan berdampak terhadap kepuasan konsumen.
Namun sayangnya, masih ada supplier yang kurang memperhatikan kualitas bahan
baku, sehingga perlu adanya pengawasan dan sanksi bagi supplier tersebut. BPMIGAS
telah menerapkan penilaian dan memberikan penghargaan dan sanksi kepada para
Penyedia Barang/Jasa yang tata caranya disesuaikan dengan ketentuan dan prosedur
yang berlaku di lingkungan masing-masing Kontraktor KKS.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan penilaian penyedia barang/jasa pada BPMIGAS sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan sistem penilaian penyedia barang/jasa pada BPMIGAS
b. Menjelaskan sanksi bagi supplier yang kinerjanya tidak sesuai standar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penilaian Keinerja
BPMIGAS memiliki pedoman tersendiri untuk memberikan penilaian terhadap
penyedia barang/jasa yang bekerjasama. Kinerja Penyedia Barang/Jasa dinilai oleh
fungsi terkait di lingkungan Kontraktor KKS dengan tata cara penilaian sesuai dengan
sistim dan prosedur yang ada pada masing-masing Kontraktor KKS. Dasar dari
penilaian kinerja Penyedia Barang/Jasa dapat diukur antara lain berdasarkan:
Tabel 1. Aspek Penilaian
No Aspek Penilaian
1 Respon terhadap undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengadaan.
2 Kaktifan
Aktif berpartisipasi dalam proses pengadaan;
Aktif dalam memberikan informasi antara lain tentang perkembangan teknologi
baru, alat-alat baru dan saran-saran untuk perbaikan proses pengadaan.
3 Ketepatan penyerahan barang/jasa dari segi mutu, waktu dan harga
4 Pelaksanaan penerapan K3LL dalam pengadaan barang/jasa.
5 Kepatuhan terhadap etika pengelolaan rantai suplai.
2.2. Penghargaan atas kinerja
Kontraktor KKS dapat memberikan penghargaan kepada para Penyedia
Barang/Jasa yang tata caranya disesuaikan dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku
di lingkungan masing-masing Kontraktor KKS. Penghargaan antara lain dapat berupa:
Tabel 2. Penghargaan atas kinerja
No Penghargaan
1 Pembebasan seleksi sebagai calon peserta pengadaan (Prakualifikasi);
2 Insentif /bonus apabila telah diatur dalam Kontrak dan hanya berlaku untuk
Kontrak jasa;
3 Surat penghargaan dari Kontraktor KKS yang bersangkutan.
Pemberian penghargaan kepada Penyedia Barang/Jasa dilaporkan kepada BPMIGAS
oleh Kontraktor KKS yang bersangkutan.
2.3. Sanksi Pelanggaran
2.3.1. Kategori Sanksi
Ada beberapa kategori sanksi yang diberikan kepada penyedia barang/jasa
yang tidak sesuai dengan aspek penilaian yaitu:
Tabel 3. Kategori sanksi
No Kategori Sanksi Keterangan
1 Kuning 1. Mendaftar namun tidak mengambil Dokumen
Pengadaan barang/jasa sebanyak 3 (tiga) kali dalam
setahun.
2. Mengambil Dokumen Pengadaan namun tidak
mengajukan penawaran tanpa memberikan keterangan
tertulis (no response) sebanyak 3 (tiga) kali dalam
setahun.
3. Mengambil Dokumen Pengadaan namun tidak
mengajukan penawaran tetapi memberikan keterangan
tertulis (no quote) sebanyak 5 (lima) kali dalam setahun.
4. Dua kali dalam setahun terkena diskualifikasi karena
mengajukan penawaran yang tidak memenuhi ketentuan
yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang.
5. Dua kali dalam setahun membatalkan penawaran yang
telah diajukan setelah pembukaan penawaran.
6. Dua kali dalam setahun tidak memberikan respon pada
saat diminta Klarifikasi;
7. Dua kali dalam setahun terlambat mengambil dan
menandatangani Kontrak lebih dari 10 (sepuluh) hari
kerja dari batas waktu yang telah ditetapkan Kontraktor
KKS.
8. Dua kali dalam setahun terlambat memasok barang atau
terlambat melaksanakan jasa sesuai Kontrak namun
tidak berakibat fatal bagi operasi Kontraktor KKS.
Aturan batas waktu toleransi keterlambatan ditetapkan
sendiri oleh Kontraktor KKS.
9. Tidak sanggup memasok barang atau tidak
melaksanakan jasa sesuai Kontrak dan menurut
penilaian Kontraktor KKS dampak yang timbul tidak
berakibat fatal bagi operasi Kontraktor KKS.
10. Tidak dapat memasok barang atau tidak melaksanakan
jasa karena meminta kenaikan harga barang/jasa yang
bukan disebabkan oleh peraturan pemerintah Republik
Indonesia.
11. Penyedia Barang/Jasa usaha besar tidak melaksanakan
kewajiban untuk bekerjasama dengan usaha kecil untuk
Pengadaan dengan nilai lebih besar
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau
lebih besar dari US$5.000.000,00 (lima juta dolar
Amerika Serikat) sesuai dengan kesepakatan dalam
Kontrak.
12. Mengirimkan atau mengajukan protes atau sanggahan
secara tertulis ke Panitia Pengadaan/Tim Internal di luar
waktu yang ditentukan.
2 Merah 1. Terbukti melakukan usaha atau mempengaruhi untuk
melakukan KKN atau bersekongkol untuk mengatur
harga di antara sesama peserta pengadaan atau dengan
pekerja Kontraktor KKS.
2. Terbukti dengan caranya sendiri berusaha untuk
memaksa dengan ancaman atau dengan kekerasan
kepada Kontraktor KKS.
3. Memasok barang atau melaksanakan jasa tidak
memenuhi spesifikasi teknis dan menurut penilaian
Kontraktor KKS dampak yang timbul berakibat fatal
bagi operasi Kontraktor KKS.
4. Menolak memasok barang atau melaksanakan pekerjaan
setelah ditunjuk sebagai pemenang/pelaksana, tanpa
alasan yang dapat diterima oleh Kontraktor KKS.
5. Menolak untuk menyerahkan sebagian pekerjaan Jasa
Pemborongan atau Jasa Lainnya kepada usaha kecil
seperti yang disepakati dalam Kontrak.
6. Mengalihkan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
nilai jasa pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain.
7. Memasok barang atau melaksanakan pekerjaan jasa
dengan mempekerjakan pekerja Kontraktor KKS terkait.
8. Tidak sanggup memasok barang atau tidak
melaksanakan jasa sesuai Kontrak dan menurut
penilaian Kontraktor KKS dampak yang timbul
berakibat fatal bagi operasi Kontraktor
KKS.
9. Mengajukan sanggahan atau protes tidak sesuai dengan
ketentuan dan/atau materi sanggahan tidak dapat
dibuktikan kebenarannya oleh pemrotes atau
penyanggah.
10. Tidak menyelesaikan pekerjaan dan tidak melunasi
denda yang dikenakan sampai batas waktu yang
ditentukan.
11. Dalam melaksanakan pekerjaannya, terbukti melanggar
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
12. Terlambat dalam memasok barang atau terlambat
melaksanakan jasa sesuai Kontrak dan berakibat fatal
bagi operasi Kontraktor KKS.
13. Membatalkan secara sepihak jaminan penawaran (bid
bond) dan/atau jaminan pelaksanaan (performance
bond) sebelum masa berlakunya habis, sehingga
Kontraktor KKS tidak dapat mencairkan jaminan
dimaksud atau Kontraktor KKS gagal mencairkan
jaminan penawaran dan/atau jaminan pelaksanaan dalam
waktu 6 (enam) bulan.
14. Tidak mampu memenuhi kewajiban pemenuhan
komitmen pencapaian TKDN, sebagaimana diatur dalam
bab XIII angka 5.6.2.1.a.
15. Uang muka yang diterima dari Kontraktor KKS tidak
sepenuhnya dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan
pekerjaan yang tersebut dalam Kontrak, dan
mengakibatkan tertundanya pelaksanaan pekerjaan.
16. Terkena peringatan akibat pelanggaran kategori kuning
dalam periode surat peringatan pelanggaran kategori
kuning yang masih berlaku.
3 Hitam 1. Terbukti memalsukan atau memanipulasi data.
2. Terbukti melakukan tindakan yang termasuk dalam
kategori tindakan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme,
baik dengan Penyedia Barang/Jasa lain dan/atau dengan
pekerja Kontraktor KKS.
3. Memasok barang palsu, yang dibuktikan hasil
pemeriksaan atau tes yang dilakukan oleh badan
independen, instansi yang berwenang, pabrik atau pihak
yang ditunjuk oleh pabrik.
4. Gagal menyerahkan barang atau menyelesaikan
pekerjaan sebagai akibat nilai Kontrak yang lebih rendah
dari 80% (delapan puluh persen) dari HPS/OE.
5. Tidak mampu memenuhi kewajiban pemenuhan
komitmen pencapaian TKDN, sebagaimana diatur dalam
Bab XIII angka 5.6.2.1.b.
6. Tidak mampu memenuhi kewajiban komitmen
melaksanakan jasa pengerjaan di dalam wilayah negara
Republik Indonesia, seperti diatur dalam bab III angka
7.1.4.3.j.
7. Perusahaan atau salah satu pimpinan yang tertulis dalam
akte pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang
sah, dinyatakan telah terbukti melakukan tindak pidana
di bidang perdagangan dan/atau perpajakan berdasarkan
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Untuk informasi yang diperoleh dari media, perlu
Klarifikasi kepada instansi yang berwenang.
8. Dalam pelaksanaan pekerjaan mengalami kecelakaan
kerja yang mengakibatkan kematian pekerja Penyedia
Barang/ Jasa maupun orang lain, sebagai akibat kelalaian
pekerja sendiri ataupun karena kelalaian perusahaan
Penyedia Barang/Jasa.
9. Terkena sanksi 2 (dua) kali kategori merah dalam
periode waktu 5 (lima) tahun.
2.3.2. Sanksi atas pelanggaran
Berikut ini adalah sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh penyedia
barang/jasa:
Tabel 4. Sanksi atas pelanggaran
No Kategori Sanksi Sanksi atas pelanggaran
1 Kuning Diberikan surat peringatan yang masa berlakunya 6 (enam)
bulan terhitung mulai sejak dikeluarkannya surat peringatan
2 Merah 1. Diberikan surat yang menyatakan tidak
diperbolehkan mengikuti kegiatan pengadaan baru
selama masa 1 (satu) tahun berikutnya di lingkungan
Kontraktor KKS yang bersangkutan.
2. Apabila batas waktu sanksi telah berakhir, Penyedia
Barang/Jasa berkewajiban untuk mengajukan surat
kepada Kontraktor KKS yang bersangkutan disertai
pernyataan permintaan untuk dapat kembali
mengikuti kegiatan pengadaan di lingkungan
Kontraktor KKS, dengan tembusan kepada
BPMIGAS. Surat permintaan harus dilampiri dengan
pernyataan rencana perbaikan yang akan dilakukan
oleh Penyedia Barang/Jasa agar kejadian serupa tidak
berulang. Jika Penyedia Barang/Jasa tidak
mengajukan permintaan, maka Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan belum dapat mengikuti kegiatan
pengadaan.
3 Hitam 1. Diberikan surat yang menyatakan bahwa Penyedia
Barang/Jasa dan pimpinan tertinggi perusahaan
bersangkutan dilarang mengikuti kegiatan pengadaan
barang/jasa di lingkungan Kontraktor KKS yang
bersangkutan selama masa 1 (satu) tahun berikutnya.
2. Pemberitahuan sanksi disampaikan dengan tembusan
kepada BPMIGAS. Selanjutnya BPMIGAS
memasukkan nama Penyedia Barang/Jasa dan
pimpinan tertinggi perusahaan bersangkutan dalam
daftar Penyedia Barang/ Jasa terkena sanksi hitam
yang dapat diakses secara on line oleh semua
Kontraktor KKS. Pada saat pelaksanaan pengadaan,
Kontraktor KKS wajib memperhatikan daftar ini.
3. Penyedia Barang/Jasa dan pimpinan tertinggi
perusahaan bersangkutan yang terkena sanksi
kategori hitam dilarang mengikuti kegiatan
pengadaan di semua Kontraktor KKS selama 1 (satu)
tahun berikutnya, sesuai ketentuan pada bab VI angka
5.4.3.6. dan angka 5.4.4.6.
4. Apabila masa berlaku sanksi kategori hitam tersebut
telah dilewati, Penyedia Barang/Jasa dapat
mengajukan permintaan untuk dapat mengikuti
kegiatan pengadaan pada Kontraktor KKS tertentu,
dengan tembusan kepada BPMIGAS. Surat
permintaan harus dilampiri dengan pernyataan
rencana perbaikan yang akan dilakukan oleh
Penyedia Barang/Jasa agar kejadian serupa tidak
berulang. Jika Penyedia Barang/Jasa tidak
mengajukan permintaan, maka Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan belum dapat mengikuti kegiatan
pengadaan di seluruh Kontraktor KKS.
5. Apabila Penyedia Barang/Jasa tertentu terkena sanksi
kategori hitam sebanyak 2 (dua) kali dari 1 (satu) atau
beberapa Kontraktor KKS, kepada yang
bersangkutan dikenakan sanksi kategori hitam untuk
selamanya di semua Kontraktor KKS.
4 Merah dan Hitam Dalam hal Penyedia Barang/Jasa terkena sanksi kategori
merah atau kategori hitam, maka:
1. Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan harus
tetap menyelesaikan kewajibannya berdasar
Kontrak yang sedang berjalan.
2. Penawaran dari Penyedia Barang/Jasa terkait
yang masih dalam tahap evaluasi atau belum
ditunjuk sebagai pemenang, dinyatakan
diskualifikasi pada saat diterimanya
pemberitahuan tentang pengenaan sanksi, sesuai
ketentuan dalam bab VI angka 5.4.3.6. dan angka
5.4.4.6.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penilaian kinerja penyedia barang/jasa atau yang biasa disebut dengan supplier
merupakan proses yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, untuk mendapatkan
kualitas bahan baku yang baik, hal ini karena kualitas bahan baku secara tidak
langsung berdampak bagi kinerja perusahaan. Selain itu perlu adanya tindakan tegas
dari perusahaan terhadap supplier yang memiliki masalah terhadap proses
penyediaan barang/jasa.
3.2. Saran
Pada penilaian kinerja supplier sebaiknya diberikan point untuk setiap
pelanggaran yang dilakukan, agar pada proses penilaian lebih transparan dan tidak
terjadi kesalah pahaman antara supplier dengan pihak BPMIGAS
REFRENSI
Alamiyah, N. A. (t.thn.). Perancangan Model Evaluasi Performansi Dalam Pemilihan
Supplier Bahan Kemas Sekunder (Kardus) Dengan Kombinasi Analytic Hierarchy
Process (Ahp) Dan Data Envelopment Analysis (Dea).
BPMIGAS. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa . Jakarta: BPMIGAS.
Mulyati, E., & Faizal, M. A. (t.thn.). Sistem Penilaian Kinerja Supplier Pallet Di Pt Pindo
Deli Pulp And Paper Mills Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process
(Anp).