1

16 macro economics - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2211/b985f7b7_Des17-FortuneMate... · pajak bagi pembeli orang pribadi yang ... (WP) orang pribadi dan badan

  • Upload
    ngotruc

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 16 macro economics - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2211/b985f7b7_Des17-FortuneMate... · pajak bagi pembeli orang pribadi yang ... (WP) orang pribadi dan badan

Oleh Triyan Pangastuti

JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara memastikan, investasi dalam industri pionir di atas Rp 30 triliun bisa mendapatkan insentif tax holiday berupa pem-bebasan pajak penghasilan (PPh) badan selama 20 tahun. Pemberian insentif tersebut akan diatur dalam peraturan menteri keuangan (PMK) yang dijadwalkan terbit pekan ini.

sabtu/minggu 31 maret - 1 april 2018

16 macro economics

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuan-gan menunda pemberlakuan kewa-jiban pencantuman Nomor Induk Kependudukan (NIK) dalam faktur pajak bagi pembeli orang pribadi yang tidak memiliki NPWP. Penundaan ini dilakukan dengan pertimbangan in-frastruktur dan partisipasi pengusaha kena pajak (PKP) belum siap.

Kewajiban pencantuman NIK ini diatur Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Fak-tur Pajak Berbentuk Elektronik. Semula, DJP berencana melaksanakan peraturan ini mulai 1 April 2018.

Sedangkan penundaan yang diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2018 tertang-gal 29 Maret 2018 ini, berlaku sampai batas waktu yang ditetapkan oleh peraturan direktur jenderal pajak baru.

“Keputusan ini merupakan wujud nyata Direktorat Jenderal Pajak yang mendengarkan masukan masyarakat dan konsisten dalam menjaga situ-asi kondusif bagi dunia usaha,” kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Hestu Yoga Saksama dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (29/3).

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2017 diatur kewajiban pencantuman NIK dalam e-faktur bagi pembeli orang pribadi yang tidak memiliki NPWP. Pihak DJP membuat peraturan ini karena melihat adanya pembeli pribadi yang ber transaksi dengan PKP dalam jumlah besar, namun kerap mengaku belum memiliki NPWP. “Dalam hal

ini, yaitu pembeli bahan baku dalam jumlah besar. Ada juga pembeli yang membeli langsung di pabrik dengan jumlah besar,” ujar Hestu.

Dalam e-faktur ada kewajiban PKP harus memasukan NPWP, namun bila tidak memiliki, pembeli bisa memasu-kaan NIK. Hal ini dilakukan agar DJP bisa memantau pihak pembeli serta bisa melakukan ekstensifikasi pajak. Dengan adanya pemantauan ini ada perlakuan yang sama antara pembeli yang patuh dan yang tidak masuk sistem.

Sebelumnya anggota Himpunan Industri Mebel Indonesia Stevanus Tianadi menyampaikan, pelaksanaan peraturan ini menimbulkan ketakutan bagi pengusaha karena bisa mem-pengaruhi daya beli masyarakat. “Mengapa penerimaan pajak menurun karena orang tidak belanja. Ada keta-kutan pengusaha terhadap pelaksaan peraturan kewajiban pembeli mencan-tumkan NPWP saat membeli barang,” ujar Stevanus.

Sementara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan melapor-kan, sampai Kamis (29/3 ) wajib pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi (OP) sudah mencapai sudah ada 9,2 juta. Angka ini menunjukan kenaikan 12% dari periode yang sama 2017.

“Ini minggu terakhir untuk penyam-paian SPT. Target kami mencapai 80% untuk wajib pajak (WP) orang pribadi dan badan. Kami cukup happy melihat kesadaran masyarakat menyampaikan SPT yang semakin meningkat. Saya menghimbau masih ada waktu sampai hari Sabtu (31/3) untuk WP pribadi,” ujar Dirjen Pajak Robert Pakpahan di Jakarta, Kamis (29/3). (c01)

"Dalam PMK baru memang inv-estasi di atas Rp 30 triliun bisa men-dapatkan tax holiday 20 tahun," kata Suahasil di Jakarta, Kamis (29/3). Ia memastikan, revisi peraturan menteri keuangan mengenai tax holiday itu juga mengatur tingkatan nilai komitmen investasi serta in-sentif pembebasan PPh badan yang diberikan.

Selain investasi di atas Rp 30 triliun, untuk investasi Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun bisa mendapatkan pembe-basan PPh badan selama lima tahun dan untuk investasi Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun mendapatkan pembebasan PPh badan tujuh tahun.

Kemudian, untuk investasi Rp 5 triliun hingga Rp 15 triliun bisa men-dapatkan pembebasan PPh badan 10 tahun dan untuk investasi Rp 15 triliun hingga Rp 30 triliun mendapatkan pembebasan PPh badan 15 tahun. "Sekarang di dalam PMK baru, kami tulis secara eksplisit nilai investasi sekian, bisa mendapatkan tax holiday sekian tahun. Kalau dulu tidak ada," kata Suahasil.

Selain pembebasan PPh badan maksimal 20 tahun, investor juga bisa mendapatkan tambahan dua tahun bebas PPh badan sebesar 50% sesuai hasil evaluasi.

Suahasil tidak khawatir pemerintah kehilangan penerimaan pajak dari pemberian insentif perpajakan itu karena tambahan pajak bisa diper-

oleh setelah investasi mulai berjalan. "Pemerintah tidak kehilangan uang karena industri-industri tidak pernah ada. Kita 'relakan' PPh badan, tapi PPh karyawan, PPN, dan lain-lain tetap dibayar," kata dia.

Ia menambahkan, PMK mengenai revisi tax holiday akan terbit pekan ini, bersamaan dengan penerbitan peraturan pemerintah (PP) mengenai revisi tax allowance.

Sebelumnya, pemerintah menerbit-kan insentif tax holiday yang selama ini telah tertuang dalam tiga Peraturan Menteri Keuangan yaitu PMK Nomor 130/PMK.011/2011, PMK Nomor 192/PMK.011/2014, dan PMK Nomor 159/PMK.010/2015.

Pemberian fasilitas pembebasan dan pengurangan PPh badan itu mencakup industri pionir yang memberikan nilai tambah, memperkenalkan teknologi baru dan memberikan nilai strategis bagi perekonomian nasional.

Pada awalnya hanya terdapat lima industri yang masuk cakupan industri pionir yaitu logam dasar, pengilangan minyak bumi dan kimia dasar organik, permesinan, sumber daya terbarukan, serta peralatan komunikasi.

Namun, dalam PMK Nomor 159/PMK.010/2015, pemerintah menam-bah cakupan industri pionir yaitu pengolahan berbasis hasil pertanian, kehutanan dan perikanan, telekomu-nikasi, informasi dan komunikasi, transportasi kelautan, pengolahan

yang merupakan industri di KEK dan infrastruktur ekonomi selain yang menggunakan skema KPBU.

Struktur Biaya Suahasil menegaskan, sektor yang

bisa mendapatkan insentif tax holiday ini memang sektor hulu seperti in-dustri kimia dasar. Industri hulu perlu diberi insentif tax holiday supaya me-miliki struktur biaya yang lebih ren-dah, sehingga berdampak pada harga produk yang lebih rendah pula.

“Hulu itu artinya, output dia itu nanti akan digunakan industri hilirnya. Jadi misalkan industri hilir mau membuat meja, nah itu hulunya ada apa aja. Ban-yak tuh, plastiknya, pernisnya, paku, dan besi bajanya,” jelas dia.

Tak hanya terkait substansi pembe-

rian insentif, PMK hasil revisi ini juga menyempurnakan proses pengajuan-nya. “Revisi peraturan tax holiday juga memberikan kemudahan dari sisi proses pengajuan insentif pembebasan pajak, karena permohonan bisa dia-jukan bersamaan dengan pengajuan pendaftaran investasi. Kalau dulu, izin prinsipnya harus keluar dulu, baru mengajukan,” tandas dia.

Menurut Suahasil, proses pen-gajuan izin investasi bisa dilakukan secara cepat melalui sistem online single submission di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Selan-jutnya, BKPM juga kaan mendetailkan Produk Baku Bahan Industri (PBBI), sedangkan audit nilai investasi dilaku-kan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat perlunya pembentukan Komite Nasion-al Ekonomi Digital untuk mengembangkan potensi dan mengatasi masalah yang muncul akibat ekonomi digital. Saat ini, ada tantangan untuk pemanfaatan industri 4.0 khususnya terkait pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Indonesia merupakan pasar terbesar untuk ritel. Ini yang harus dipakai untuk pemanfaatan digitalisasi ekonomi dan keuangan,” ujar Perry saat mengikuti Fit and Proper Test di Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu (28/3).

Ia menjelaskan, kemajuan teknologi produksi UMKM banyak yang menggunakan e-commerce dan tekonologi finansial untuk pembiayaan UMKM. Pemanfaatan ekonomi digital untuk pemberdayaan ekonomi kerakya-tan dan UMKM bisa dilakukan di tengah langkah untuk mengatasi shadow banking, cyber attack, harmonisasi penciptaan lapangan kerja, perlindungan konsumen, maupun perlindungan data dan partisipasi asing.

“Saya melihat di sini kita harus bersama untuk mem-bangun kapasitas nasional untuk pemanfaatan ekonomi dan keuangan digital.Kita perlu membentuk komite nasional untuk mememperkuat ekonomi,” ujar Perry.

Ia mengatakan pemberdayaan UMKM dan logistik nasional kewirausahaan didorong lewat pembinaan kewirausahaan. Kewirausahaan didorong agar produk UMKM terstandardisasi dan bisa diunggah di platform pasar digital. BI juga mendorong inovasi untuk startup e-commerce dan financial technology (fintech).

Pemerintah dan otoritas terkait perlu menghubung-kan teknologi lembaga finansial dengan lembaga keuangan dan lembaga keuangan nonbank agar tidak menciptakan shadow banking. Shadow banking yaitu kegiatan keuangan di luar lembaga formal harus di-kaitkan antara kemajuan teknologi finansial dengan lembaga keuangan.

“Bagaimana menghubungkan sistem keuangan e-wallet maupun pembiayaan melalui teknologi finansiall. Selain itu, perlu sinergi bisnis melalui platform teknologi antara penyelenggara e-commerce dengan fintech,” ujar Perry. (c01)

Maybank Dukung Bekraf Direktur Community Finan-cial Services (CFS) Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto (kanan) bersama Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo (kiri) dan Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Pungky P Wibowo menunjukkan replika Kartu ATM/Debit Gerbang Pemba-yaran Nasional (GPN) saat peluncurannya, di Jakarta, Kamis (29/3). Maybank Indonesia mendukung Bekraf dalam memasarkan produk/jasa pelaku usaha ekonomi kreatif diantaranya melalui pengadaan mesin EDC yang terintegrasi dengan GPN untuk para pelaku usaha ekonomi kreatif melakukan pemrosesan transaksi perbankan dalam pengembangan dan pemasa-ran usaha.

ANTARA FOTO/Audy Alwi/pras/18

Zainudin
Typewriter
31 Maret 2018, Investor Daily | Hal.16