57
BAB I PENDAHULUAN Pemasangan gigi tiruan pertama kali merupakan suatu peristiwa penting, baik bagi pasien maupun dokter giginya. Bagi pasien merupakan puncak harapan setelah sekian lama menunggu proses pembuatan gigi tiruannya. Sedang bagi dokter giginya merupakan tahap evaluasi terhadap tahap sebelumnya, dan berharap gigi tiruannya dapat berfungsi dengan baik. Pada waktu pemasangan gigi tiruan pertama kali di mulut pasien, sering ditemukan gigi tiruan longgar, tidak cekat, tidak dapat dioklusikan atau keadaan lainnya yang tidak diinginkan. Hal ini mungkin saja terjadi walaupun sebelum tahap pemasangan sudah didahului dengan tahap mencoba gigi tiruan malam. Karena selama proses pembuatan kemungkinan terjadi perubahan, atau adanya kesalahan pada tahap sebelumnya yang tidak terlihat atau tidak disadari. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan kembali secara hati-hati, teliti, dan bijaksana. 1

167586215 Prosedur Pemasangan Gigi Tiruan Lengkap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prost

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Pemasangan gigi tiruan pertama kali merupakan suatu peristiwa penting, baik bagi pasien

maupun dokter giginya. Bagi pasien merupakan puncak harapan setelah sekian lama menunggu

proses pembuatan gigi tiruannya. Sedang bagi dokter giginya merupakan tahap evaluasi terhadap

tahap sebelumnya, dan berharap gigi tiruannya dapat berfungsi dengan baik.

Pada waktu pemasangan gigi tiruan pertama kali di mulut pasien, sering ditemukan gigi

tiruan longgar, tidak cekat, tidak dapat dioklusikan atau keadaan lainnya yang tidak diinginkan.

Hal ini mungkin saja terjadi walaupun sebelum tahap pemasangan sudah didahului dengan tahap

mencoba gigi tiruan malam. Karena selama proses pembuatan kemungkinan terjadi perubahan,

atau adanya kesalahan pada tahap sebelumnya yang tidak terlihat atau tidak disadari. Untuk itu

perlu dilakukan pemeriksaan kembali secara hati-hati, teliti, dan bijaksana.

Untuk memudahkan pemeriksaan dan menghindari tindakan yang keliru pada saat

pemasangan, pemasangan gigi tiruan lengkap perlu dilakukan secara bertahap. Alan Grant

(1983) menjelaskan bahwa pemasangan gigi tiruan lengkap dilakukan melalui tiga tahap, yaitu

tahap pemeriksaan gigi tiruan di luar mulut, pemeriksaan gigi tiruan di dalam mulut, dan intruksi

kepada pasien.

Dalam karya tulis ini lebih lanjut akan dijelaskan mengenai tahap-tahap pemasangan gigi

tiruan lengkap serta cara yang dilakukan dalam menguji dan melihat kekurangan-kekurangan

serta kemudian memperbaikinya.

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besar pemeriksaan pada waktu pemasangan gigi tiruan lengkap didalam

mulut dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : pemeriksaan retensi, estetika, dan kestabilan.

RETENSI

Menurut A. Roy MacGregor dan David M.Watt, retensi dapat didefinisikan sebagai

ketahanan gigi tiruan untuk melawan gaya-gaya yang melepaskannya dari mulut. Di dalam

bukunya digambarkan dengan sederhana mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

retensi gigi tiruan lengkap sebagai berikut : Gigi tiruan lengkap diibaratkan dua balok yang

mempunyai berat yang sama tetapi ukuran berbeda, menempel pada dasar suatu bak. Diantara

balok dan dasar bak terdapat selapis tipis air (lapisan saliva), ternyata balok yang lebih besar

mengalami hambatan yang lebih besar saat dikeluarkan, karena permukaan yang berkontak lebih

luas dan karena adanya gaya-gaya dalam cairan.

Menurut A. Roy MacGregor dan David M.Watt gaya yang berhubungan dengan lapisan

saliva ( gaya-gaya fisik ) yang berhubungan dengan retensi suatu gigi tiruan secara garis besar

dapat dibagi atas tiga :

2

1. Adhesi

Gaya tarik-menarik antara saliva dengan basis gigi tiruan dan antara saliva dengan

mukosa

2. Gaya-gaya dalam cairan

Gaya-gaya dalam cairan ( tegangan permukaan saliva, gaya kohesi dalam cairan saliva,

dan viskositas saliva), semua mempengaruhi retensi gigi tiruan dan berhubungan dengan

ketepatan kontak basis terhadap kontak mulut.

3. Tekanan atmosfir

Tekanan atmosfir yang lebih rendah dalam cairan saliva dapat menahan gaya-gaya yang

akan melepaskan gigi tiruan asal peripheral seal utuh.

A. Roy MacGregor juga menjelaskan bahwa, retensi gigi tiruan lengkap dipengaruhi juga oleh

tiga faktor utama dalam desain gigi tiruan yaitu :

1. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut.

Ketepatan antara basis gigi tiruan dan mukosa mulut tergantung pada aktivitas

gaya fisik dari adhesi dan kohesi yang bersama-sama. Untuk mendapatkan retensi

yang maksimal dari gigi tiruan, gigi tiruan harus pas atau tepat dengan permukaan

mukosa yang tidak tertekan.

2. Perluasan basis gigi tiruan.

Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh

basis gigi tiruan.

3. Peripheral seal.

3

Peripheral seal adalah kontak antara mukosa dan tepi serta permukaan gigi tiruan

yang dipoles yang mencegah keluar masuknya udara.

Sifat utama yang harus dimiliki oleh daerah ini adalah kontinuitas sepanjang tepi

gigi tiruan, sehingga penutupan benar-benar utuh. Mengenai hubungan peripheral

seal dengan gaya dalam saliva serta retensi gigi tiruan lengkap dikatakan bahwa;

Retensi berhubungan dengan aliran saliva yang melalui tepi gigi tiruan. Retensi

bertambah dengan adanya faktor-faktor yang menghalangi aliran cairan dan

berkurang dengan adanya faktor-faktor yang membantu aliran tersebut, dalam hal

ini adalah peripheral seal.

Pemeriksaan terhadap retensi dapat dilakukan dengan cara memasang gigi tiruan kuat-kuat di

dalam mulut dan mencoba melepaskan gigi tiruan dengan gaya yang tegak lurus pada bidang

oklusal. Bila gigi tiruan dapat bertahan terhadap gaya tersebut, gigi tiruan mempunyai retensi

yang cukup.

ESTETIKA

Pada pemerikasaan estetika menurut A. Grant (1) terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan :

1. Dukungan dari gigi tiruan terhadap bibir dan pipi sehingga memperlihatkan

ekspresi wajah yang wajar.

2. Garis median muka berhimpit dengan garis median gigi tiruan.

3. Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan alatragus, serta pada saat

istirahat setinggi bibir atas

4

4. Gigi anterior rahang atas dan rahang bawah cukup terlihat pada saat mulut

setengah terbuka.

5. Terdapat keharmonisan antara ukuran, bentuk, kontur, warna, serta susunan gigi

tiruan dengan wajah pasien.

6. Tidak ada gigi tiruan yang berubah posisi.

7. Susunan gigi anterior tidak terlalu ke anterior, palatal atau lingual, tetapi tersusun

pada daerah neutral zona ( daerah penyusunan gigi yang tidak mengganggu fungsi

otot ). Permukaan labial dari gigi incisive sentral atas berada kira-kira 8 – 10 mm

sebelah anterior dari pertengahan papilla incisive. Bila penyusunan gigi terlalu ke

posterior ( berjarak kurang dari 8 mm ) menyebabkan dukungan gigi tiruan papda

bibir berkurang yang ditandai dengan penurunan sudut bibir, berkurangnya bagian

vermillion border yang terlihat, penurunan dan pendalaman sulcus nasolabialis,

garis-garis vertical kecil atau kerutan-kerutan diatas vermillion border, philtrum

tidak Nampak dengan nyata, dan juga dapat diperkirakan adanya ruang lidah yang

sempit di anterior. Bila penyusunan terlalu ke anterior mengakibatkan penampilan

wajah yang Nampak kaku, bibir Nampak tegang, perubahan bentuk bibir, sulcus

dan philtrum, dan gigi tiruan cenderung lepas sewaktu berfungsi.

Estetis yang kurang memuaskan dapat disebabkan oleh kesalahan penentuan hubungan

rahang, kesalahan prosesing sehingga susunan gigi geligi kurang bagus, atau kontur gigi yang

kurang baik. Keadaan ini tidak dapat diperbaiki di ruang praktek, tetapi harus melalui

pengulangan proses laboratorium atau dengan pembuatan gigi tiruan baru.

5

KESTABILAN

Dalam Glossary of Prosthodontic terms ( 1962 ) kestabilan didefinisikan sebagai gigi

tiruan untuk tetap bertahan di tempat, melawan tekanan functional yang menggerakkannya dan

tidak sebagi subjek yang mudah berubah posisi bila tekanan jatuh padanya.

Sedang kestabilan gigi tiruan menurut A. Roy MacGregor adalah daya tahan gigi tiruan

untuk bertahan pada tempatnya melawan gerakan-gerakan, dan sifat gigi tiruan untuk tetap

dalam keadaan seimbang terhadap jaringan pendukung.

Selain faktor retensi kestabilan gigi tiruan lengkap dipengaruhi juga oleh :

1. Faktor jaringan pendukung.

Jaringan pendukung adalah jaringan yang merupakan tempat gigi tiruan bertumpu, yang

terdiri dari jaringan yang menerima beban pengunyahan yang jatuh pada gigi tiruan, yaitu

mukosa mulut serta tulang dibawahnya. Dalam pembuatan gigi tiruan diusahakan

jaringan pendukung yang seluas mungkin.

2. Keseimbangan terhadap otot-otot.

Permukaan gigi tiruan yang berkontak dengan otot-otot bibir, pipi dan lidah harus

disesuaikan dengan aktivitas otot-otot tersebut, karena aktifitas otot-otot diatas secara

aktif maupun pasif dapat mempengaruhi gigi tiruan dengan cara menekan gigi tiruan.

Ketidakstabilan gigi tiruan biasanya dihubungkan dengan kontraksi otot yang melampaui

batas fungsi normal.

6

3. Penyusunan gigi geligi.

Sehubungan dengan kestabilan gigi tiruan pada waktu penyusunan gigi-geligi perlu

diperhatikan posisi gigi terhadap sumbu processus alveolaris dan puncak processus

alveolaris.

Posisi gigi terhadap sumbu processus alveolaris

Kestabilan yang baik akan diperoleh bila sumbu gigi sejajar atau berhimpit

dengan sumbu processus alveolaris karena tekanan akan jatuh pada puncak

alveolar. Gigi yang disusun terlalu ke bukal akan mengurangi kestabilan karena

tekanan akan jatuh pada lereng alveolar, disamping itu akan mengganggu gerakan

otot-otot sehingga gigi tiruan akan mudah terangkat.

Posisi gigi terhadap puncak processus alveolaris.

Permukaan bidang oklusal gigi tiruan bawah yang disusun terlalu jauh dari

puncak alveolaris akan mengakibatkan lidah terpaksa harus menggunakan

kekuatan yang lebih besar untuk menempatkan makanan ke permukaan oklusal,

sehingga memperbesar kemungkinan terangkatnya gigi tiruan bawah.

4. Hubungan rahang

Hubungan rahang terbagi menjadi dua :

Hubungan rahang dalam arah vertical ( dimensi vertical ).

Yaitu jarak antara rahang atas dan bawah yang memberikan ekspresi wajah

normal

Saat rahang atas dalam keadaan instirahat gigi geligi agak terpisah, dan tinggi

wajah sedikit lebih besar daripada saat gigi berkontak, sehingga terdapat ruangan

7

antara permukaan oklusal gigi yang disebut free way space. Free way space ini

penting artinya untuk kelancaran pengucapan huruf, dan sebagai pedoman dalam

mengembalikan tinggi wajah pasien yang sudah tidak bergigi. Besarnya free way

space yang dianggap normal adalah 2 – 4 mm. untuk mendapatkan dimensi

vertical yang tepat dilakukan pengukuran dan diperiksa dengan cara fonetik,

dimana pasien diinstruksikan untuk mengucapkan kata-kata yang banyak

mengandung bunyi desis misalnya missisipi.

A. Roy MacGregor mengatakan umumnya pasien lebih bias menerima dimensi

vertical yang lebih kecil daripada yang lebih besar, karena dimensi vertical yang

lebih besar free way spacenya menjadi kurang sehingga pada waktu berbicara gigi

atas dan bawah sering menimbulkan benturan antar tonjol gigi-geligi sehingga

mengganggu proses bicara dan fonetiknya. Pada keadaan yang lebih parah

terdengar suara benturan yang lebih keras. Sedang menurut Sheldon Winkler

(1975) selain hal diatas, kemampuan pengunyahan berkurang serta estetika

kurang memuaskan, karena mulut tampak penuh, otot muka terlihat tegang dan

penderita sukar menutup mulut, menelan, serta pasien akan mengeluh sakit pada

jaringan pendukung gigi tiruan. Pada dimensi vertical yang besar karena

kemungkinan otot-otot tidak rileks, akan mengakibatkan otot-otot merasa lelah.

Hubungan rahang dalam arah horizontal (relasi sentrik)

Relasi sentrik adalah hubungan paling posterior dari mandibula terhadap maksila

dimana kondilus terletak paling posterior dan rileks dalam fossa glenoidea pada

dimensi vertical oklusal tertentu.

8

Relasi sentrik dapat diperiksa dengan melihat kontak gigi posterior. Pada waktu

pasien menggigit dalam keadaan relasi sentrik, gigi atas dan bawah harus

menggigit dalam oklusi sentrik ( maximal intercuspation ). Jadi harus sama

dengan oklusi sentrik dalam articulator, karena oklusi sentrik dibuat sama dengan

relasi sentrik dalam pembuatan. Bila oklusi sentrik tidak sama dengan relasi

sentrik, gigi tiruan tidak akan stabil, karena pada saat menggigit tonjol-tonjol

lingual gigi tidak jatuh dalam fossa atau marginal ridge lawannya, tetapi jatuh

pada lereng tonjol dulu dan setelah menggigit keras baru masuk ke fossa sehingga

terjadi pergeseran yang disebut “Slide in Centric”

5. Oklusi dan artikulasi.

Oklusi adalah hubungan kontak statis antara tonjol-tonjol atau permukaan kunyah gigi-

gigi atas dan bawah.

Pada saat sekarang ini oklusi cenderung diartikan sebagai tiap hubungan kontak antara

gigi atas dan bawah karena kontak yang benar-benar statis itu tidak ada.

Secara klinis terdapat empat posisi dari oklusiyang dapat dicari :

1) Oklusi sentries ( posisi kontak mundur )

2) Oklusi protrusive

3) Oklusi lateral kanan

4) Oklusi lateral kiri

Artikulasi adalah kontak geser yang dinamis antara tonjol gigi atas dan bawah pada saat

rahang melakukan gerakan dengan mulut tertutup.

9

Sedangkan yang dimaksud dengan artikulasi yang seimbang adalah kontak geser yang

terus-menerus antar tonjol gigi atas dan bawah di seluruh lengkung rahang pada setiap

gerakan mandibula dengan mulut tertutup.

Ketidakseimbangan oklusi dan artikulasi akan mempengaruhi kestabilan gigi tiruan,

karena gigi tiruan akan terasa longgar, dan bergeser pada ridge setelah kontak oklusi.

Akibatnya pasien hanya dapat memakai gigi tiruan dengan nyaman pada waktu tidak

makan, tetapi akan terasa longgar dan menimbulkan nyeri pada saat makan.

Keseimbangan oklusi harus diperiksa pada tahap mencoba gigi tiruan malam, tetapi

artikulasi baru bisa dibuat lebih sempurna setelah melakukan pengasahan secara selektif

pada permukaan gigi tiruan. Pengasahan secara selektif maksudnya adalah memodifikasi

permukaan gigi-geligi dengan mengasah pada tempat-tempat tertentu, setelah ditentukan

tempatnya dengan menggunakan kertas artikulasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

oklusi dan artikulasi yang seimbang

10

BAB III

PROSEDUR PEMASANGAN GIGI TIRUAN LENGKAP

Alant A Grant (1983) membagi prosedur pemasangan gigi tiruan lengkap menjadi tiga

tahap, yang meliputi :

1) Pemeriksaan gigi tiruan di luar mulut

2) Pemeriksaan gigi tiruan di dalam mulut, yang meliputi :

- Pemeriksaan retensi

- Pemeriksaan estetika

- Pemeriksaan kestabilan gigi tiruan, yang menyangkut hubungan rahang,

oklusi dan artikulasi

3) instruksi kepada pasien, mengenai :

- Pemakaian gigi tiruan.

- Cara pemeliharaan gigi tiruan dan jaringan mukosa mulut.

- Kapan perlu diadakan control.

III. 1 Pemeriksaan Gigi Tiruan di Luar Mulut

Setelah gigi tiruan dipoles sampai mengkilat, sebelum pasien dijanjikan untuk

pemasangan, masing-masing gigi tiruan harus diperiksa kembali. Untuk melihat kekurangan

yang mungkin terjadi selama proses pembuatan.

Menurut Dean L. Johnson (1980) yang perlu diperiksa sebelum gigi tiruan dipasang

adalah kualitas dari basis gigi tiruan yang meliputi :

11

1. Basis gigi tiruan yang menghadap mukosa jaringan pendukung harus bebas dari gelembung

akrilik, dan tepi yang tajam. Yang dapat terjadi karena adanya gelembung udara pada model

atau karena tusukan instrument pada model yang menyebabkan cacatnya model tersebut.

Keadaan ini dapat diperiksa dengan perabaan atau dengan bantuan cahaya lampu unit.

Tujuan semua ini adalah untuk menghindari timbulnya rasa sakit karena adanya trauma pada

jaringan pendukung bila gigi tiruan digunakan untuk berfungsi. Oleh sebab itu tepi yang

tajam dibulatkan, gelembung akrilik dan basis yang kasar dihaluskan dengan stone yang

halus.

2. Ketebalan tepi basis gigi tiruan 2-3 mm, atau sama dengan hasil border moulding atau

cetakan akhir, untuk mendapatkan periphereal seal.

3. Permukaan gigi tiruan yang menghadap ke bibir, pipi, dan lidah harus konkaf, sesuai dengan

otot sekitarnya. Disamping itu dapat menambah retensi dan kestabilan gigi tiruan, karena gigi

tiruan tidak mudah bergeser oleh gerakan otot.

4. Tidak porus, jika porus pada sebagian besar basis gigi tiruan, perlu dilakukan rebasing.

5. Seluruh permukaan yang dipoles ( sayap basis, palatum, interdental gigi ) harus licin, rata

dan mengkilat. Untuk menghindari akumulasi sisa makanan dan pembentukan karang gigi.

6. Gigi tiruan rahang atas dan bawah dapat dioklusikan sehingga terdapat oklusi sentrik. Kontak

pada bagian posterior dari basis juga harus diperiksa karena dapat mempengaruhi kontak

relasi antara gigi tiruan atas dan bawah bila gigi tiruan ditempatkan didalam mulut. Bila perlu

dilakukan pengurangan dari ketebalan basis gigi tiruan rahang atas atau bawah.

Setelah dilakukan pemeriksaan gigi tiruan dan perbaikan dari kekurangan-kekurangan

sudah dilakukan, gigi tiruan direndam dalam larutan antiseptic sebelum dicoba didalam mulut

pasien.

12

III. 2 Pemeriksaan Gigi Tiruan di Dalam Mulut.

Pemasangan gigi tiruan dilakukan sesuai perjanjian dengan pasien. Setelah pasien

didudukkan di kursi unit, pertama kali yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesehatan

mulut pasien, untuk melihat ada tidaknya kelainan dari ringga mulut. Bila tidak terdapat kelainan

didalam mulut maka selanjutnya dilakukan pemasangan gigi tiruan melalui tahap-tahap seperti

berikut :

III. 2. 1 Pemeriksaan Retensi

Untuk mendapatkan retensi yang cukup, pada waktu pemasangan yang perlu diperiksa,

adalah faktor-faktor yang mendukung retensi yang meliputi pemeriksaan terhadap efisiensi dari

periphereal seal, perluasan sayap gigi tiruan, serta ketepatan kontak antara basis gigi tiruan

dengan mukosa mulut.

Pada pemeriksaan retensi gigi tiruan dilakukan satu persatu yang dimulai dengan

penempatan gigi tiruan rahang atas di dalam mulut.

Bila pada waktu pemasangan terdapat under cut, biasanya akan menggangu penempatan

gigi tiruan pada posisi yang benar. Seharusnya telah diinstruksikan pada tekniker untuk

mempertebal sayap, agar dapat dikurangi atau disesuaikan. Bila under cut berupa jaringan lunak

gigi tiruan jangan dikurangi karena dapat memberi retensi tambahan. Bila under cut berupa

jaringan keras pada satu sisi biasanya gigi tiruan dipasang dengan jalan memutar tanpa

menggangu under cut. Tetapi apabila under cut bersifat bilateral maka dilakukan alveolektomi

sebelum pembuatan gigi tiruan pada satu sisi.

13

Untuk mengetahui besarnya under cut dapat digunakan Pressure Indicating Paste ( PIP )

dengan viskositas rendah, yang dioleskan pada gigi tiruan di daerah under cut, lalu dipasang di

dalam mulut dan kemudian dikeluarkan. Bila ada hambatan terlihat dengan terhapusnya pasta,

daerah ini perlu dikurangi. Prosedur ini perlu diulangi sampai gigi tiruan mencapai posisi yang

benar dan selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan berikutnya.

RETENSI GIGI TIRUAN ATAS

Pada pemeriksaan retensi yang pertama kali dilakukan adalah pemeriksaan terhadap

efisiensi dari periphereal seal yaitu dengan cara memasang gigi tiruan kuat-kuat di dalam mulut

dan mencoba melepaskan gigi tiruan tersebut dengan member gaya tegak lurus pada bidang

oklusal, seperti yang dikemukakan oleh A. Roy MacGregor. Mengenai pelaksanaannya di klinik

William R Laney menjelaskan :

1. Efisiensi peripheral seal di daerah bukal.

Gigi tiruan diletakkan pada posisi yang benar, dan member tekanan dengan jari ke

arah jaringan pendukung atas dan lateral, bergantian pada satu sisi di daerah

oklusal gigi posterior (pada region Premolar). Tekanan pada satu sisi menunjukan

besarnya retensi pada sisi yang berlawanan (Gambar 1)

14

Gambar 1 : Cara pemeriksaan peripheral seal di daerah bukal (dari Diagnosis

And Treatment In Prosthetic hal 257)

15

2. Efisiensi peripheral seal di daerah posterior.

Yaitu dengan cara member gaya ke atas dan ke depan pada gigi anterior. (Gambar

2)

Gambar 2 : Cara pemeriksaan peripheral seal di daerah posterior ( dari

Diagnosis And Treatmen In Prosthetic oleh William R Laney hal

256)

Seharusnya gigi tiruan tidak bergerak bila retensinya cukup kecuali pada jaringan yang

sangat lentur kemungkinan didapatkan keadaan yang kurang memuaskan walaupun sudah

dilakukan usaha maksimal atau karena sayap gigi tiruan yang terlalu panjang atau pendek. Oleh

sebab itu setelah pemeriksaan peripheral seal, dilakukan pemeriksaan terhadap perluasan sayap

gigi tiruan.

16

Sayap gigi tiruan harus cukup panjang untuk menunjang pergerakan fungsional tanpa

kehilangan peripheral seal. Perluasan sayap gigi tiruan ke arah bukal dan labial diperiksa dengan

cara berikut :

Gigi tiruan diletakkan pada posisi yang benar, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap

perluasan sayap labial dan bukal dari basis gigi tiruan. Bibir dan pipi pasien digerakkan

untuk melihat adanya perubahan kedudukkan dari gigi tiruan. Bila dijumpai perubahan

kedudukkan dari gigi tiruan, panjang tepi basis harus dikurangi per regio.

Untuk perluasan basis ke arah posterior, tepi dari basis menutupi daerah lebih kurang 1 mm di

sebelah anterior vibrating line, dan menutupi hamular notch yang satu menyambung ke hamular

notch lainnya. Secara klinis ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Batas posterior basis digambar pada mukosa dengan pensil tinta, gigi tiruan kemudian

dipasang setelah jaringan dikeringkan. Dengan bantuan kaca mulut hamular notch

dipalpasi untuk memeriksa perpanjangan sayap di daerah ini. Kemudian diinstruksikan

untuk mengucapkan “Aaaa..” untuk menentukan batas dari vibrating line pada gigi tiruan.

Perlu untuk diperhatikan bahwa tepi posterior dari basis ini berada di atas jaringan lunak.

Selanjutnya untuk mendapatkan retensi yang maksimal dari gigi tiruan perlu diperiksa

pemerataan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut. Dalam hal ini digunakan

Pressure Indicator Paste ( PIP ) atau dapat diganti dengan campuran liquid olive oil dengan

bubuk Fletcher yang diaduk sampai berbentuk pasta homogeny. Disamping itu untuk

17

mendapatkan retensi, pemeriksaan ini juga untuk menghindari trauma pada jaringan bila gigi

tiruan digunakan, yang dapat menimbulkan luka dan rasa sakit.

Cara pemeriksaannya yaitu :

- Pertama kali pasta dioleskan pada permukaan sayap yang menghadap

mukosa, berupa selapis tipis dengan menggunakan kuas atau kapas kecil

dengan bantuan pinset. Gigi tiruan kemudian dimasukkan ke dalam mulut,

dengan menggunakan jari diberikan tekanan ringan yang sama pada

permukaan oklusal gigi posterior kiri dan kanan, baik untuk gigi tiruan

atas maupun bawah. Gigi tiruan kemudian dikeluarkan dan diperika.

Bagian pasta yang terhapus menunjukan bagian mukosa yang tertekan.

Pada bagian ini dilakukan pengambilan agar kontak dengan jaringan

merata, atau tidak ada bagian pasta yang terhapus.

- Kemudian basis gigi tiruan dioles kembali dengan pasta, kemudian

dimasukkan ke dalam mulut dengan cara yang sama. Gigi tiruan

dikeluarkan dan diperiksa, bila masih ada pasta yang terhapus dilakukan

perngambilan daerah tersebut, sampai tidak ada pasta yang terhapus.

Untuk tahap selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap retensi gigi tiruan

rahang bawah.

18

Retensi Gigi Tiruan Rahang Bawah

Pemeriksaan retensi rahang bawah dilakukan dimana mulut dalam keadaan setengah

terbuka, agar otot-otot disekitar gigi tiruan berada dalam keadaan cukup rileks.

Efisiensi dari peripheral seal pada daerah posterior diperiksa dengan memasang gigi

tiruan pada posisi yang benar dan member gaya langsung ke arah depan pada gigi anterior.

(Gambar 3)

Gambar 3 : Cara pemeriksaan peripheral seal di daerah posterior rahang bawah ( dari

Diagnosis And Treatment In Prosthetic oleh William R Laney halaman 257 )

19

Sedang efisiensi peripheral seal di daerah anterior dapat diperiksa dengan member gaya

langsung ke atas dengan menggunakan pinset yang diletakkan pada interproximal gigi anterior.

Gambar 4 : Cara permeriksaan peripheral seal di daerah anterior dari gigi tiruan rahang

bawah ( dari Diagnosis And Treatment In Prosthetic oleh William R Laney halaman

257 )

Pada pemeriksaan perluasan sayap gigi tiruan bawah dimulai dengan perluasan sayap

kearah labial dan bukal, yaitu dengan cara menggerakkan bibir dan pipi. Perhatikan daerah yang

berlebih dan dilakukan pengurangan. Untuk ketepatan pengurangan bisa dibantu dengan PIP.

20

Dalam Pemeriksaan sayap kearah lingual tidak dapat dilakukan pergerakan yang

berlebihan, karena akan menyebabkan sayap kependekan, sehingga peripheral seal berkurang

untuk pergerakan lidah biasa. Pada umumnya gigi tiruan tidak berubah kedudukan saat lidah

menyentuh bibir bawah dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Cara pemeriksaannya adalah :

Telunjuk kanan dan kiri ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior di masing-

masing sisi, kedua ibu jari di dagu untuk tumpuan. Pasien diinstruksikan untuk

menggerakan lidah ke atas lalu ke posterior ( palatum ) kanan dan kiri sampai menyentuh

pipi. Perhatikan daerah yang berlebihan dengan PIP lalu dilakukan pengurangan sayap

atau ditipiskan.

Untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap gigi tiruan dengan mukosa jaringan

pendukung, seperti yang telah dilakukan pada gigi tiruan rahang atas.

III 2. 2Pemeriksaan Estetika

Pada tahap ini kedua gigi tiruan dipasang di dalam mulut menurut Alant A Grant untuk

tahap selanjutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penampilan

pasien sewaktu memakai gigi tiruannya.

21

1. Dukungan gigi tiruan terhadap bibir dan pipi.

Bila dukungan gigi tiruan terhadap bibir dan pipi cukup baik, maka gigi tiruan

dapat memperbaiki kontur wajah. Menurut MacGregor untuk melihat dukungan

gigi tiruan terhadap bibir perlu dilakukan pemeriksaan secara fungsional. Pasien

diminta untuk mengucapkan nama-nama hari serta diperhatikan kejelasan

pengucapan dan ada tidaknya bunyi desis. Perhatikan juga apakah ada gerak bibir

yang tidak semestinya, yang mungkin ada kaitannya dengan pengendalian gigi

tiruan, karena penampilan sering berubah oleh aktifitas seperti ini. Kemudian

pasirn diminta untuk mengucapkan huruf “F dan V” lalu diperhatikan kontak

antara tepi incisal gigi atas dengan bibir bawah. Jika posisinya benar, gigi incisive

seharusnya berkontak dengan pertemuan antara bagian mukosa mulut bawah

dengan epitel transisional dari tepi bibir bawah merah.

2. Garis median muka berimpit dengan midline gigi tiruan.

3. Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan alatragus.

4. Gigi tiruan rahang atas dan bawah cukup terlihat pada saat mulut setengah

terbuka.

5. Terdapat keharminisan antara ukuran, bentuk, kontur, warna serta susunan gigi

tiruan dengan wajah pasien.

6. Tidak ada elemen gigi tiruan yang berubah posisi.

7. Susunan gigi tiruan tidak terlalu ke anterior, palatal, atau lingual tetapi tersusun

pada daerah neutral zone.

22

III. 2. 3. Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Gigi Tiruan

Pada pemeriksaan kestabilan, kedua gigi tiruan ditempatkan di dalam mulut. Selanjutnya

dilakukan pemeriksaan terhadap faktor yang mempengaruhi kestabilan gigi tiruan. Pada tahap

pemasangan gigi tiruan, disamping retensi yang perlu dievaluasi kembali adalah hubungan

rahang serta oklusi dan artikulasi.

III. 2. 3. 1 Pemeriksaan Hubungan Rahang.

Menurut Alan A Grant (1983) pemeriksaan hubungan rahang waktu pemasangan gigi

tiruan pertama kali adalah sangat penting, karena perubahan dari hubungan rahang sering terjadi

antara fase mencoba gigi tiruan dengan hasil gigi tiruannya.

Pemeriksaan dimensi vertical dilakukan dengan cara pengukuran, salah satu caranya

adalah dengan membuktikan adanya free way space yang sama seperti pada protesa wax.

Menurut A Roy MacGregor bila dari hasil pengukuran terjadi peningkatan dari dimensi vertical

akan mengakibatkan pengurangan dari free way space. Bila pengurangan sebesar 0,5 – 1 mm

dapat diatasi dengan koreksi pengasahan di dalam mulut. Tetapi bila free way space sangat

kurang atau tidak ada sama sekali, satu atau kedua gigi tiruan perlu dibuat kembali. Karena

jarang sekali elemen gigi tiruan dapat diasah sebanyak itu tanpa merubah permukaan oklusal

gigi. Pernyataan ini juga didukung oleh Sheldon Winkler (1979) yaitu : Bila dimensi vertical

terlalu tinggi, pengasahan dari permukaan gigi sebagai usaha untuk menurunkan dimensi vertical

adalah suatu tindakan yang tidak bijaksana, karena inklinasi dari cups dan bentuk gigi akan

berubah. Bila anatomi gigi juga berubah dapat menyebabkan penampilan yang buruk. Disamping

itu pengasahan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah dalam relasi sentrik dan oklusi,

23

karena perubahan dari diensi vertical. Akhirnya kontak eksentrik dan keseimbangan bilateral jadi

sulit untuk ditentukan.

Pada proses pembuatan seringkali elemen gigi berubah posisi, yang biasanya

menyebabkan premature kontak tunggal. Dalam hal ini pengukuran dari dimensi vertical

dilakukan setelah premature kontak dihilangkan dengan jalan pengasahan, setelah ditentukan

letaknya dengan bantuan kertas artikulasi.

Pemeriksaan terhadap relasi sentrik baru dilakukan setelah pemeriksaan dimensi vertical.

Pada pemeriksaan ini yang harus diperhatikan adalah apakah oklusi sentrik sama dengan relasi

sentrik. Kadang kala karena proses pembuatan ditemui adanya penyimpangan. Menurut Alant

Grant bila penyimpangan melebihi ¼ dimensi mesio distal cups, maka tidak mungkin diperbaiki

dengan mengasah permukaan oklusal, sehingga gigi posterior perlu disusun kembali atau

dibuatkan gigi tiruan yang baru.

Menurut Boucher (1975) sebelu pemeriksaan hubungan rahang perlu diketahui lebih dulu

baik tidaknya oklusi. Karena bila pasien hanya disuruh mengatupkan gigi-geligi, kemudian

dilakukan pengukuran dan dilihat kedudukan oklusinya, ada kemungkinan pasien dengan

instruksi tersebut menutup mulut dengan menggelincirkan atau meluncurkan giginya ke dalam

kedudukan oklusi sentrik tanpa disadari oleh pasien maupun dokternya. Akibatnya kemungkinan

gigi tiruan bergeser pada ridge atau mandibula berubah pada posisi eksentrik tanpa diketahui.

Cara yang efektif untuk menemukan kesalahan oklusi adalah dengan menahan gigi tiruan erat-

erat pada posisinya dan dokter gigi merasakan sentuhan dan peluncuran gigi sewaktu pasien

disuruh menutup mulut dalam keadaan oklusi sentrik. Dengan cara ini sekaligus dapat diketahui

kesalahan dari relasi sentrik. Bila kesalahannya kecil dapat dilihat dan diperbaiki dengan

24

pengasahan secara selektif, setelah ditentukan tempatnya dengan bantuan kertas artikulasi. Tetapi

bila kesalahannya besar harus dilakukan penyusunan kembali dengan dimensi vertical yang

benar. Kesalahan oklusi dapat diperiksa dengan melakukan palpasi dengan jari tangan. Untuk hal

ini perlu diperhatikan sikap jari tangan dalam pengujian oklusi sebagai berikut :

Jari tangan kiri digunanakan untuk menahan gigi tiruan pada posisinya dan merasakan

kontak dan luncurkan pada oklusi. Posisi tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari

kelingking di atas, telapak tangan menghadap wajah pasien, sedang ibu jari dan telunjuk

diantara gigi atas dan gigi bawah. Ibu jari tangan kanan diletakkan pada gigi anterior

bawah. Seperti yang terlihat pada ( gambar 5 )

25

Gambar 5 : Posisi tangan sewaktu pemeriksaan oklusi ( dari Diagnosis And Treatment

In Prosthetic oleh William R Laney halaman 257 )

Selanjutnya pasien diinstruksikan untuk menarik mandibula ke belakang dan menutup

mulut secara perlahan-lahan sampai gigi posterior berkontak. Maksud dari konstruksi ini adalah

untuk mendaoatkan oklusi sentrik dimana mandibula dalam kedudukan relasi sentrik. Ketika

terjadi kontak pertama, akan terasa oleh ibu jari dan telunjuk. Bila terdapat kesalahan maka akan

terasa adanya pelunjuran yang mengikuti kontak pertama tadi. Instruksi untuk menutup mulut

secara perlahan-lahan ini perlu diulang beberapa kali agar dapar merasakan kontak gigi yang

pertama. Jika kontrak pertama terjadi, kesalahan oklusi akan terlihat bila pasien berhenti

menutup mulut pada saat kontak tersebut.

III. 2. 3. 2 Pemeriksaan Oklusi dan Artikulasi.

Menurut MacGregor walaupun gigi tiruan sudah diproses secara hati-hati, gigi tiruan

tersebut harus dipasang kembali pada articulator secara split-cast technique sehingga oklusi

dapat diperbaiki di laboratorium sebelum gigi tiruan dikirim ke klinik.

Pemeriksaan terhadap oklusai dan artikulasi yang dilakukan pada tahap pemasangan

adalah untuk pnyempurnaan lebih lanjut dari pemeriksaan yang telah dilakukan, sehingga

didapatkan oklusi dan artikulasi yang seimbang, yaitu dengan jalan pengasahan secara selektif.

26

Pengasahan Secara Selektif

Pengasahan secara selektif dapat dilakukan di klinik yaitu dengan jalan pemeriksaan

secara langsung di mulut pasien, atau dilakukan di atas articulator dengan menggunakan catatan

pemeriksaan. Tetapi dengan cara ini seringkali tidak memuaskan, karena kesalahan yang

disebabkan oleh catatan pemeriksaan lebih besardari kesalahan yang harus dikoreksi, sehingga

bila ditemukan kesalahan yang besar baru dilakukkan pencatatan ulang.

Menurut J. A. Hobkirk (1986) disamping menghindari kesalahan yang terjadi saat

pencatatan, pengsasahan yang dilakukan di klinik hanya membutuhkan satu kali kunjungan dan

tidak menghabiskan waktu pasien. Namun tidak dapat dipungkiri adanya pipi, bibir, lidah dan

saliva membuat pemeriksaan kontak agak sulit, karena tidak mungkin untuk melihat kontak

antara tingual cusp. Baik di laboratorium maupun di klinik langkah-langkap yang dilakukan

adalah sama.

Untuk melihat kontak oklusal sebaiknya digunakan kertas artikulasi yang diletakkan

diantara gigi-geligi di kedua sisi bersama-sama. Pengasahan pada semua jejak dari kertas

artikulasi secara sembarangan tidak akan menghasilkan oklusi yang seimbang, dan untuk itu

perlu diperhatikan permukaan gigi yang diasah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Langkah awal dari pengasahan adalah menemukan kembali dimensi vertical oklusal dan

relasi sentrik bila terjadi perubahan selama proses pembuatan, sehingga relasi sentrik sama

dengan oklusal sentrik.

Bila dimensi vertical dan relasi sentrik sudah berada pada posisi yang sebenarnya, maka

selanjutnya dilakukan penyempurnaan oklusi pada keempat posisi dasar secara berurutan.

27

1. Pengasahan secara selektif pada posisi kontak mundur.

Kertas artikulasi diletakkan di atas permukaan oklusal dan incisal gigi. Pasien

diinstruksikan untuk menggigit pada oklusi sentrik beberapa kali, kemudian gigi

tiruan dikeluarkan dari mulut. Bila terdapat kontak premature dari tonjol, maka

fissure atau fossa atau tepi marginal yang berhadapan harus diperdalam, jangan

sekali-kali memendekkan tonjolnya untuk memperbaiki keadaan seperti ini karena

tonjol digunakan untuk memelihara keseimbangan kontak. Prosedur ini dilakukan

sampai semua gigi posterior berkontak dengan baik secara simultan.

2. Pengasahan selektif pada oklusi protrusive

Kertas artikulasi diletakkan pada permukaan oklusal dan incisal, pasien

diinstruksikan untuk menggigit pada oklusi sentrik, kemudian pasien diminta

untuk menggeserkan mandibula ke anterior sampai gigi incisive mencapai gigitan

edge to edge ( tepi temu tepi ). Kemudian gigi tuan dikeluarkan secara hati-hati

dengan memegang di regio premolar untuk menghindari terhapusnya tanda dari

kertas tadi. Dua hal yang perlu diperhatikan :

1) Kontak premature di regio gigi incisive.

Pengasahan dilakukan dengan memendekkan gigi incisive bawah

bila tinggi incisal gigi atas sudah cukup, atau dengan

memendekkan gigi incisive atas bila dirasakan gigi ini beradajauh

dibawah bibir bawah.

2) Tidak ada kontak incisal pada gerak protrusive

Pengasahan dilakukan pada lereng disto lingual dari tonjol bulak

gigi atas atau lereng mesio bukal dari tonjol lingual gigi bawah

28

yang berjejak kertas artikulasi, serta jejak yang terdapat pada

punggung yang memotong fissure gigi premolar atas dan bawah.

Bila padaoklusi protrusive terdapat celah yang lebih besar dari 1

mm diantara gigi incisive sebaiknya gigi anterior disusun ulang.

3. Pengasahan selektif pada oklusi lateral kiri dan kanan.

Kertas artikulasi diletakkan pada permukaan oklusal gigi, mandibula digerakkan

ke kiri/kanan, pada sisi kerja tonjol bukal rahang atas dan rahang bawah gigi

posterior berkontak, sedang pada sisi keseimbangan tonjol palatal atas dengan

tonjol bukal bawah diusahakan berkontak. Bila terjadi penyimpangan kontak yang

perlu diperhatikan :

1) Kontak premature pada sisi kerja tanpa kontak di sisi

keseimbangan.

Pengashaan dilakukan pada lereng lingual dari tonjol bukal gigi

atas dan lereng bukal dari tonjol lingual gigi bawah pada sisi kerja,

yang dikenal dengan hokum BULL ( BALB = bukal atas, lingual

bawah ), karena tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah tidak

memegang peranan apda posisi kontak mundur.

2) Kontak premature pada sisi keseimbangan.

Hal ini diatasi dengan memendekkan lereng bukal dari tonjol

lingual atas dan lereng lingual dari tonjol bukal bawah yang

berkontak pada sisi keseimbangan. Setelah koreksi ini oklusi pada

posisi kontak mundur harus diperiksa dan disesuaikan kembali.

29

Untuk membuat pengunyahan lebih efektif, kontak pada sisi kerja harus dibuat

lebih berat dari sisi keseimbangan, tetapi kontak pada sisi keseimbangan harus

mampu mencegah bergeraknya gigi pada oklusi lateral.

Setelah pengasahan secara selektif untuk memberikan kebebasan oklusi pada pasien

sehingga diperoleh artikulasi yang lancer dari satu posisi ke posisi lainnya, dapat digunakan

pasta yang mengandung serbuk silicon dan carbide No.150 yang dicampur dengan pasta gigi,

yang dioleskan pada permukaan oklusal dan pasien diminta untuk menggeserkan gigi-giginya,

yang dilakukan 3 – 4 menit. Prosedur ini membuat gigi tiruan lebih enak bila dipakai pasien,

karena faset-faset yang menghambat dapat dihilangkan dan gigi atas dan bawah dapat berkontak

secara harmonis satu dengan yang lainnya. Terakhir dilakukan pemolesan pada gigi tiruan.

Setalah pemasangan selesai, sebelum pasien diizinkan meninggalkan klinik perlu

diberikan instruksi sehubungan dengan gigi yang baru dipasang.

III. 3 Instruksi Kepada Pasien

Setelah pemasangan gigi tiruan, sebagai seorang dokter gigi harus memberikan instruksi

kepada pasien, karena gigi tiruan merupakan benda asing bagi rongga mulut yang membutuhkan

waktu penyesuaian. Perlu juga diterangkan kepada pasien beberapa kesukaran yang akan

dihadapi, dan pasien diharapkan mau bekerja sama dengan dokternya dalam menanggulangi

kesukarang tersebut.

30

Pasien hendaknya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gigi tiruannya, yaitu dengan

memakainya secara efektif, karena pada permulaan penampilan mungkin berbeda yang

disebabkan oleh gigi yang lebih banyak nampak, tetapi keadaan ini akan berubah setelah otot-

otot beradaptasi dengan basis gigi tiruan yang mungkin memakan waktu 5 – 6 minggu. Untuk itu

pasien harus diberi motivasi untuk tidak menghiraukan kritikan spontan dari teman atau anggota

keluarga lainnya.

Bagi pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan tentu sudah mempunyai gambaran,

sedang bagi pasien yang belum pernah memakai gigi tiruan ini merupakan pengalaman yang

baru, dan sebaiknya instruksi diberikan secara tertulis disamping secara verbal.

Instruksi yang diberikan meliputi :

1. Pemakaian gigi tiruan

- Untuk mempercepat penyesuaian mukosa terhadap gigi tiruan yang baru

pasien diinstruksikan untuk memakai gigi tiruan secara terus-menerus

siang dan malam. Paling baik gigi tiruan dipakai secara terus-menerus

selama 2 – 3 hari, dilepas hanya pada waktu dibersihkan dan kembali

datang untuk control setelah 3 – 4 hari.

- Pada permulaan, gigi tiruan sulit dipakai makan. Untuk itu dianjurkan

kepada pasien, makanan sebaiknya dipotong kecil-kecil dan dikunyah

pelan-pelan pada satu sisi atau kedua sisi. Sementara itu makanan yang

sifatnya liat dan lengket perlu dihindari.

Penyebab gigi tiruan sulit dipakai makan adalah karena gerakan yang

terbatas dari mandibula, disamping itu lidah harus pula mengontrol gigi

31

tiruan bawah dan mengatur aliran makanan kearah oklusal gigi posterior.

Jadi pada permulaan pemakaian pasien tidak diharapkan dapat mengunyah

makanan seperti waktu gigi masih ada, terutama dalam mengunyah

makanan dalam kepingan yang besar, karena dapat menyebabkan iritasi

jaringan pendukung.

- Pada permulaan pemakaian gigi tiruan pasien biasanya juga mengalami

kesulitan dalam pengucapan huruf-huruf terutama huruf “s”. hal ini

disebabkan oleh terbatasnya ruang gerak lidah karena dihalangi oleh sayap

lingual dan basis gigi tiruan. Ini dirasakan sampai lidah mendapat waktu

yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk itu

diperlukan sedikit latian dan kesabaran pasien dala berbicara, yaitu dengan

membaca keras-keras huruf yang dirasa sukar, selama20 menit tiap hari

dan untuk membasahi mulut selama melakukan ini agar sering-sering

meneguk air.

2. Cara pemeliharaan gigi tiruan dan jaringan mukosa mulut.

- Gigi tiruan harus dilepaskan dan dibersihkan setiap sesudah makan,

setelah itu gigi tiruan dipakai kembali. Tujuannya adalah untuk mencegah

terjadinya deposit mikroba, plak, kalkulus dan sisa makanan pada gigi

tiruan yang dapat menyebabkan kelainan berupa stomatitis, angular

stomatitis atau menimbulkan bau. Pembersihan dilakukan diatas suatu

wadah yang berisi air. Sehingga bila gigi tiruan jatuh atau terlepas gigi

tiruan tidak pecah atau retak. Bagian gigi tiruan yang sukar dibersihkan

adalah bagian gigi tiruan yang menghadap mukosa, terutama pada daerah

32

depan atas. Untuk itu beberapa instruksi dalam menghilangkan plak yang

mudah sekali melekat pada permukaan akrilik adalah penting, karena

pasien sering menganggap pembersihan sudah cukup dilakukan dengan

membersihkan sisa-sisa makanan saja. Beberapa bahan pembersih yang

dapat digunakan disamping penyikatan adalah :

1. Pembersih yang dapat beroksidasi, yang mengandung alkali

perkarbonat atau berbagai peroksida.

2. Berbagai larutan hipoklorida, yang mengandung natrium

hipoklorida encer.

3. Berbagai pembersih asam mineral, yang mengandung asam

hipoklorida encer.

4. Bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasive seperti bahan

kapur yang diendapkan atau hidrat alumina.

- Untuk mempertahankan jaringan mulut tetap sehat, maka gigi tiruan perlu

dilepas 6 atau 7 jam dalam sehari. Oleh sebab itu pasien diinstruksikan

untuk melepas gigi tiruan pada malam hari sewaktu tidur atau bila pasien

menolak, gigi tiruan dilepas sewaktu bangun. Tujuannya adalah dengan

melepas gigi tiruan, diharapkan jaringan mukosa mulut mempunyai

kesempatan untuk beristirahat, mengurangi timbulnya perubahan jaringan

trauma, meningkatkan aliran darah, pipi dan lidah memijit mukosa , serta

menghilangkan air ludah yang menumpuk antara jaringan gigi dan

jaringan mukosa

33

- Selama gigi tiruan dilepas gigi tiruan harus direndam dalam air dingin

untuk menghindari kekeringan, yang menyebabkan gigi tiruan

melengkung.

- Permukaan dari residual ridge dan permukaan dorsal lidah harus disikat

dengan sikat halus, setiap pagi dan malam hari selama 1 – 2 menit.

Tujuannya adalah untuk memberi rangsangan, meningkatkan sirkulasi

darah, menghilangkan sisa makanan serta menghindari bau yang tidak

enak.

- Bila timbul rasa sakit dan luka pada jaringan mukosa, gigi tiruan dilepas

dan ditempatkan dalam air, dan pasien dinasehatkan untuk segera kembali

ke dokter giginya untuk memeriksakan keadaan ini, karena akan

membantu dalam menemukan penyebab timbulnya rasa sakit. Bila gigi

tiruan tetap dipakai biasanya kerusakan akan bertambah parah sehingga

sulit untuk mendiagnosanya. Perlu juga diperingatkan pada pasien untuk

tidak melakukan sendiri perubahan pada gigi tiruannya bila dijumpai

keluhan.

3. Kapan perlu diadakan control.

Agar gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik selama mungkin, pasien perlu diminta untuk

datang secara periodic, agar pasien dapat diberi perawatan yang sesuai. Untuk itu perlu

diketahui oleh pasien kapan mereka harus datang untuk control. Kalau memungkinkan

pasien diminta datang 24 jam setelah pemasangan, dianjurkan terutama pada kasus

dengan mukosa yang sudah menua dan mudah luka. Setelah 3 hari, 1 minggu, dan 2

minggu, untuk melihat reaksi jaringan mukosa mulut. Bila terjadi perubahan dari

34

hubungan kontak gigi atas dan gigi bawah akan menyebabkan terjadinya perubahan

ringan dari oklusi atau bila terdapat tekanan yang berlebihan pada jaringan pendukung,

dapat menimbulkan rasa sakit dan akan terlihat dengan adanya inflamasi atau ulserasi

sepanjang ridge atau jaringan lunak lainnya. Dalam hal ini dapat dilakukan beberapa

koreksi ringan dan pengasahan. Pada control terakhir bila pasien tidak lagi mempunyai

keluhan, perlu dijelaskan perlunya control secara teratur kurang lebih 6 bulan sekali.

Alasannya adalah karena jaringan pendukung gigi tiruan seperti jaringan yang lainnya,

terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi begitu perlahan tanpa disadari

oleh pasien. Perubahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan oklusal, retensi, dan

stabilitasi gigi tiruan. Disamping itu sedikit banyak akan terwujud dalam perubahan

ekspresi wajah, karena perubahan dimensi. Oleh sebab itu diperlukan waktu untuk

penyesuaian atau perbaikan.

Perlu ditekankan pada pasien bahwa kesuksesan yang akan dialami dalam menggunakan

gigi tiruan akan terwujud bila terdapat kerja sama yang baik antara pasien dengan dokter

giginya.

35

BAB IV

RINGKASAN

Sebelum pemasangan gigi tiruan perlu diperhatikan beberapa hal :

1. Permukaan basis yang menghadap mukosa harus licin, rata, mengkilat, bebas dari

gelembung akrilik, sisa gips dan bagian pinggir harus membulat.

2. Ketebalan tepi basis sesuai dengan bentuk dan besar vestibulum.

3. Permukaan gigi tiruan mengikuti kontur bibir, pipi, lidah.

4. Tidak porus.

5. Gigi tiruan dapat dioklusikan dengan baik.

Tahap pemasangan baru dilakukan bila tidak ada kelainan dari rongga mulut, yaitu :

1. Pemeriksaan retensi masing-masing gigi tiruan yaitu pemeriksaan efisiensi

periphereal seal, perluasan sayap dan kontak basis dengan mukosa mulut.

2. Pemeriksaan estetika.

3. Pemeriksaan kestabilan gigi tiruan, yang menyangkut hubungan rahang dimana free

way space sama seperti gigi tiruan wax, relasi sentrik sama dengan oklusi sentrik dan

keseimbangan oklusi dan artikulasi yang dapat dicapai setelah melakukan pengasahan

secara selektif.

Setelah dilakukan pemasangan gigi tiruan perlu diberikan instruksi kepada pasien :

1. 2 – 3 hari pertama gigi tiruan dipakai secara terus menerus untuk mempercepat

penyesuaian mukosa dengan gigi tiruan, kecuali bila terasa sakit.

36

2. Pada permukaan makanan dipotong kecil-kecil dan dikunyah perlahan-lahan, dan

makanan yang sifatnya lengket dan liat dihindari untuk sementara.

3. Diperlukan kesabaran dan latihan bila mengalami kesulitan dalam pengucapan

huruf.

4. Gigi tiruan dibersihkan setiap sehabis makan.

5. Pada malam hari gigi tiruan dilepas, dibersihkan dan direndam air dingin.

6. Mukosa jaringan pendukung setiap pagi dan malam disikat minimal 1 – 2 menit.

7. Jangan melakukan sendiri perubahan pada gigi tiruan bila dijumpai keluhan.

8. Perlu kembali untuk control, 24 jam setelah pemasangan bila memungkinkan,

kemudian setelah 3 hari, 1 minggu, 2 minggu dan 6 bulan sekali.

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Alan A. Grant, Wesley Johnson; An Introduction To Removable Denture Prosthetic,

Churcil Livingstone 1983, hal 200-203, 207-211.

2. Carl O. Boucher; Swenson’s Complete Denture, sixth edition, The C.V. Mosby

Company, St Louis 1970, hal 232-257.

3. Carl O. Boucher, Judson C, Hickey, George A. Zarb; Prostethic Treathment For

Edentulous Patients, seventh edition, The C.V. Mosby Company, St Louis 1975, hal 352-

354, 479-483, 463,477.

4. Charles M. Hearthwell, Arthur O. Rohn; Sylabus of Complete Denture, second edition,

Lea & Febriger Philadelpia, hal 351-355, 361-364.

5. David M. Watt, A. Roy McGregor ; Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap, hal 2-3, 46-

48, 54-60, 111-112, 126-130, 142-143, 160-163, 216-218.

6. Dean L.Johnson, Rusell J. Stratton; Fundamental of Removable Prosthetics, Quintessence

Publishing Co, Inc 1980 hal 435, 437-439.

7. Glossary of Prosthodontic term (1963), hal 28-35.

8. J.A. Hobkirk; Complete Denture, Wright Bristol 1986, hal 84-93

9. Kumpulan Kuliah Gigi Tiruan Lengkap.

10. R.M Basker, J.C Davenport, H.R. Tomlin; Prosthetic Treatment of Edentulous Patient,

second edition, McMillan Press Lodon, hal 194-203.

11. Shelldon Winker; Essentials of Complete Denture Prosthetic, W B Saunders Company

1979, hal 450-463.

12. William R Laney, Joseph A. Gibilisco ; Diagnosis And Treatment in Prosthetic, hal 253-

256, 265-284.

38