6
Dalam Penelitian saya, ada kesulitan dalam penyelesaian analisis data yaitu menggunakan ANAVA atau ANOVA (Analisis Varians atau Analise of Variance) juga mengenai perhitungan datanya untuk mencari Kesimpulan atau Hipotesis tentang Standar Deviasi dan Varians. Setelah saya cari-cari menggunakan Search Engine dengan kata "Standar Deviasi dan Varians" saya kumpulkan hasil search Standar Deviasi dan Varians sehingga dapat saya simpulkan data menghitung Standar Deviasi dan Varians, dan Skor Deviasi dari sebuah hasil data yaitu sebagai berikut : Standar Deviasi dan Varians Salah satu teknik statistik yg digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok. Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual thd rata- rata kelompok. Sedangkan akar dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku. Standar Deviasi dan Varians Simpangan baku merupakan variasi sebaran data. Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya berarti data semakin bervariasi. Contoh varians Simpangan = Nilai ke n total X simpangan 1 = 60 71 = -11 Daftar nilai mahasiswa No Nilai (Xi) Simpangan (deviasi) Xi X Simpangan Kuadrat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 60 70 65 80 70 65 75 80 70 75 -11 -1 -6 9 -1 -6 4 9 -1 4 121 1 36 81 1 36 16 81 1 16 710:10 = 71 0 390

187855225 Varian Dan Standar Deviasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

  • Dalam Penelitian saya, ada kesulitan dalam penyelesaian analisis data

    yaitu menggunakan ANAVA atau ANOVA (Analisis Varians atau Analise of

    Variance) juga mengenai perhitungan datanya untuk mencari Kesimpulan atau

    Hipotesis tentang Standar Deviasi dan Varians. Setelah saya cari-cari

    menggunakan Search Engine dengan kata "Standar Deviasi dan Varians" saya

    kumpulkan hasil search Standar Deviasi dan Varians sehingga dapat saya

    simpulkan data menghitung Standar Deviasi dan Varians, dan Skor Deviasi dari

    sebuah hasil data yaitu sebagai berikut :

    Standar Deviasi dan Varians

    Salah satu teknik statistik yg digunakan untuk menjelaskan homogenitas

    kelompok.

    Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual thd rata-

    rata kelompok.

    Sedangkan akar dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan

    baku.

    Standar Deviasi dan Varians Simpangan baku merupakan variasi sebaran data. Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama. Semakin besar nilai sebarannya berarti data semakin bervariasi. Contoh varians Simpangan = Nilai ke n total X simpangan 1 = 60 71 = -11 Daftar nilai mahasiswa

    No Nilai (Xi) Simpangan (deviasi) Xi X Simpangan Kuadrat

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    60 70 65 80 70 65 75 80 70 75

    -11 -1 -6 9 -1 -6 4 9 -1 4

    121 1 36 81 1 36 16 81 1 16

    710:10 = 71 0 390

  • Selanjutnya dapat dihitung varians, yaitu rata-rata dari total simpangan

    kuadrat

    Simpangan kuadrat = 390

    Varians = 390/10 = 39

    Standard deviasi = akar varians

    Standard deviasi = 390 = 6,2450

    Berarti data kelompok nilai mahasiswa memiliki tingkat simpangan baku 6,2450

    Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual thd rata-rata

    Varians merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual thd rata-rata

    kelompok. Sedangkan akar dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan

    baku.Varian merupakan konsep yang cukup penting dalam statistik, karena merupakan dasar

    dari banyak metode statistik inferensial.

    Standar Deviasi dan Varians Salah satu teknik statistik yg digunakan untuk menjelaskan

    homogenitas kelompok.

    Simpangan baku merupakan variasi sebaran data.

    Semakin kecil nilai sebarannya berarti variasi nilai data makin sama

    Jika sebarannya bernilai 0, maka nilai semua datanya adalah sama.

    Semakin besar nilai sebarannya berarti data semakin bervariasi.

    STANDAR ERROR

    Standar error adalah standar deviasi dari rata-rata. Bila kita mempunyai beberapa

    kelompok data, misalnya tiga kelompok, maka kita akan mempunyai tiga buah nila rata-

    rata. Bila kita hitung nilai standar deviasi dari tiga buah nilai rata-rata tersebut, maka

    nilai standar deviasi dari nilai rata-rata tersebut disebut nilai standar error. Simbol standar

    error untuk sampel adalah atau kadang-kadang ditulis SE.

    Rumus menghitung nilai standar error adalah sebagai berikut

    Contoh:

    Kita mempunyai data jumlah anakan padi varietas Pandan Wangi sbb:

    Sampel I II III

    1 28 30 36

    2 32 30 40

  • 3 15 27 31

    4 21 22 26

    5 22 24 30

    6 17 20 24

    7 17 17 22

    8 14 15 14

    9 29 27 31

    10 28 30 39

    11 27 26 36

    12 29 23 31

    Rata-rata 23.25 24.25 30

    Secara teori, standar error adalah standar deviasi dari nilai rata-rata. Dari contoh di atas,

    nilai rata-rata ada 3 buah, yaitu 23,25 24,25 30. Oleh karenanya, bila kita hitung nilai

    standar deviasi dari ke tiga nilai tersebut, maka nilai itu disebut juga nilai standar error

    dari keseluruhan data di atas (lihat rumus menghitung standar deviasi di blog ini).

    Namun, untuk keperluan praktis, maka perhitungan nilai standar error tidak dihitung dari

    nilai rata-ratanya, tetapi langsung dihitung dari keseluruhan data dengan rumus seperti di

    atas.

    Nilai standar error data di atas adalah

    Untuk mencari nilai s2, lihat cara menghitung varians di blog ini.

    Perhitungan standar error Istilah standard error dan standard deviation terkadang membingungkan. Namun

    sebenarnya ada hal pokok yang membedakan. Ilustrasinya sebagai berikut: Apabila kita

    ingin mengetahuivariance populasi maka untuk menduganya digunakan variance sampel.

    Hal yang sama apabila melakukan pendugaan meanmean sample, selanjutnya dalam

    pendugaan tersebut kemungkinan nilai mean akan berbeda-beda untuk tiap sample.

    Perbedaan ini dapat menimbulkan variasi pada penduga mean. Variasi pada

    penduga itulah yang disebut sebagai standard error. Oleh karena dalam ilustrasi

    menggunakan penduga mean maka variasi penduga disebut sebagai standard error mean.

    Dari masalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa standard deviation mengukur variasi

    pengamatan, sedangkan standard error mengukur variasi penduga atau statistics.

    Ilustrasi lain yang membedakan standard error dan standard deviation adalah

  • sebagai berikut:

    Dalam suatu kelas berisi 40 murid melakukan ujian untuk mata pelajaran A.

    -. Standard deviation score test adalah variasi nilai antara 40 murid tersebut yang

    melakukan ujian untuk mata pelajaran A.

    -. Standard error score test adalah variasi nilai dari seorang murid bernama Ali yang

    melakukan ujian mata pelajaran A secara berulang-ulang (murid Ali melakukan ujian lebih

    dari satu kali).

    Hal ini membuktikan bahwa memang pengertian standard deviation hampir sama dengan

    standard error, dan kebingungan dua istilah ini memang dapat dimaklumi.

    Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada penduganya, misal untuk

    mean menggunakan standard error mean (SE(mean)). Rumus SE(mean) adalah SE(mean)

    = Standar deviation/(sample size), ini menunjukkan bahwa nilai SE(mean) bergantung

    pada standard deviation dan ukuran sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula

    bahwa nilai standard error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan

    variance atau standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard error dapat

    digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample, hal ini berbeda dengan

    standard deviation yang nilainya tidak dipengaruhi ukuran sample.

    Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau statistic.

    Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga dalam menduga

    parameter.

    Standard error dapat diaplikasikan dalam dua hal:

    1. Nilai penduga atau statistic yang dibagi dengan standard error penduga akan

    menunjukkan apakah statistic sama dengan nol, kemudian nilai tersebut dibandingkan

    dengan nilai distribusi t. Berdasarkan beberapa literatur, rasio dari nilai penduga atau

    statistic dengan standard error disebut dengan Wald Test, atau dalam beberapa aplikasi

    disebut dengan t-test.

    2. Standard error sebagai bagian dari confidence interval. Untuk sample yang besar, 95%

    confidence interval diperoleh dari 1.96 x standard error penduga. Standard error yang

    digunakan untuk confidence interval adalah standard error mean (SE(mean)), dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a. 90% CI -> mean +/- 1.64 SE(mean)

    b. 95% CI -> mean +/- 1.96 SE(mean)

    c. 99% CI -> mean +/- 2.58 SE(mean)

    Contoh: Dalam sekumpulan cabe, diketahui mean untuk 64 cabe adalah 10 gram, standard

    deviasinya 2 gram. Standard error dari sampel tersebut, SE(mean) = 2/64 = 0.25. 95%

    confidence interval dari mean adalah

    95% CI = 10 +/- 1.96*0.25 = 10 +/- 0.49 = 9.51 hingga 10.49

    Penggunaan lain dari standard error adalah tidak sebagai bagian dari penduga atau

    statistic tetapi bagian dari logaritma statistic. Sebagai contoh, model logistic regresion

    dihitung dari odds ratio data, tapi standard error bukan sebagai odds ratio melainkan

    sebagai log odds ratio. Dalam kondisi ini diperlukan perhitungan secara komputer untuk

    mendapatkan confidence interval dalam log scale dan ditransformasi kembali ke skala asli.

  • Standard error dapat diketahui dari nilai confidence interval dan selang interval, dengan

    rumus:

    a. 90% -> standard error = interval /1.64

    b. 95% -> standard error = interval /1.96

    c. 99% -> standard error = interval /2.58

    Contoh: Masih dalam sekumpulan cabe, kita ingin mengetahui berapa standard error dari

    cabe apabila kita ingin menduga 95% confidence interval dengan selang +/- 0.5 gram.

    Standar errorr diperoleh dari SE(mean) = 0.5/1.96 = 0.26

    Standard error dapat juga digunakan untuk menentukan ukuran sample secara

    sederhana, dengan rumus: n = (standard deviasi/standard error)^2, atau kuadrat dari

    pembagian standard deviasi dibagi standard error. Contoh: Sama seperti contoh di atas, kita

    ingin mengetahui berapa ukuran sample dari cabe apabila kita ingin menduga 95%

    confidence interval dengan selang +/- 0.5 gram dengan standar error 0.26, standard deviasi

    2. Ukuran contoh diperoleh dari n = (standard deviasi/standard error)^2 = (2/0.26)^2 =

    7.69^2 = 59.1 = 60. Maka sample yang dibutuhkan sebanyak 60 cabe.

    SKEWNESS DAN KURTOSIS

    Skewness adalah derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi. Jika kurva frekuensi suatu

    distribusi memiliki ekor yang lebih memanjang ke kanan (dilihat dari meannya) maka

    dikatakan menceng kanan (positif) dan jika sebaliknya maka menceng kiri (negatif).

    Secara perhitungan, skewness adalah momen ketiga terhadap mean. Distribusi normal

    (dan distribusi simetris lainnya, misalnya distribusi t atau Cauchy) memiliki skewness 0

    (nol).

    Kurtosis adalah derajat keruncingan suatu distribusi (biasanya diukur relatif terhadap

    distribusi normal). Kurva yang lebih lebih runcing dari distribusi normal dinamakan

    leptokurtik, yang lebih datar platikurtik dan distribusi normal disebut mesokurtik.

    Kurtosis dihitung dari momen keempat terhadap mean. Distribusi normal memiliki

    kurtosis = 3, sementara distribusi yang leptokurtik biasanya kurtosisnya > 3 dan

    platikurtik

    URAIAN LAGI TTG SKEWNESS DAN KURTOSIS

    Pengertian Skewness

    Skewness atau disebut juga ukuran kemiringan yaitu suatu bilangan yang dapat menunjukan

    miring atau tidaknya bentuk kurva suatu distribusi frekuensi.

    Batas Batas nilai ukuran kemiringan

    0 | Sk = 3 | < 0,1 artinya bentuk kurva DF dianggap normal .

    0,1 | Sk = 3 | < 0,3 artinya bentuk kurva DF miring ke kiri atau kanan.

    0,3 | Sk = 3 | artinya bentuk kurva DF sangat miring ke kiri atau kanan.

    Rumus Skewness

    Pearson

    Populasi : Sk = 3 = - Mo/ atau Sk = 3 = 3( - Mo)/

    Sampel : Sk = 3 = - Mo/S atau Sk = 3 = 3( - Mo)/S

  • Bowley

    Sk = 3 = Q3 2Q3 + Q1 / Q3-Q1

    Matematis / Moment

    populasi : Sk = 3 = f(x-)3 / N 3

    Sampel : Sk = 3 = f(x-)3 / N S3

    Pengertian Kurtosis

    Ukuran keruncingan atau yang disebut juga kurtosis adalah suatu bilangan yang dapat

    menunjukan runcing tidaknya bentuk kurva distribusi frekuensi.

    Rumus matematika / moment

    populasi : Kt = 4 = f(x-)4 / N 4

    sampel : Kt = 4 = f(x-)4 / N S4