189546517 KEK K9 Aspek Etik Dan Hukum Penyakit Menular

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Upaya PenanggulanganPenyelidikan epidemiologisPemeriksaanPengobatanPerawatanIsolasi pasien: karantinaPencegahan dan pengebalanPemusnahan penyebab penyakitPenanganan jenazah akibat wabahPenyuluhan kepada masyarakatPenanggulangan lainnya

Citation preview

  • ASPEK ETIK

    dan HUKUM

    PENYAKIT MENULAR

    Divisi Bioetika Humaniora dan Medikolegal

    Fakultas Kedokteran USU

    2013

  • Penyakit Menular

    Penyakit yg disebabkan oleh adanya agen penyebab yg mengakibatkan perpindahan/penularan penyakit dari

    orang atau hewan yang terinfeksi kepada orang atau

    hewan rentan (potential host) baik secara langsung

    maupun tidak langsung melalui perantara (vektor) atau

    lingkungan hidup

    New emerging disease

    Drug resistance microorganism

    Lalu lintas internasional

    Perkembangan teknologi

    Perubahan lingkungan hidup

    Pertambahan penduduk

  • Sumber penyakit

    Berasal dari:

    Manusia

    Hewan

    Tumbuhan

    Benda-benda yang mengandung dan atau tercemar bibit penyakit yang dapat

    menimbulkan wabah

  • Upaya Penanggulangan

    Penyelidikan epidemiologis Pemeriksaan Pengobatan Perawatan Isolasi pasien: karantina Pencegahan dan pengebalan Pemusnahan penyebab penyakit Penanganan jenazah akibat wabah Penyuluhan kepada masyarakat Penanggulangan lainnya

  • Peraturan tentang Wabah

    Penyakit Menular

    UU No. 6 tahun 1962

    UU No. 7 tahun 1968

    (perubahan UU No. 6/62)

    UU No. 4 tahun 1984

    Wabah penyakit menular:

    kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular

    dalam masyarakat yang jumlah pasiennya

    meningkat secara nyata melebihi dari pada

    keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu

    serta dapat menimbulkan malapetaka

  • Permenkes RI No.

    560/Menkes/Per/VIII/1989

    Jenis penyakit tertentu yang dapat

    menimbulkan wabah

    Tata cara penyampaian laporan

    Tata cara penanggulangan seperlunya

  • Jenis penyakit yang dapat

    menimbulkan wabah 1. Kolera

    2. Pes

    3. Demam kuning (yellow fever)

    4. Demam rekuren

    5. Tifus

    6. DBD

    7. Campak

    8. Polio

    9. Difteri

    1. Pertusis

    2. Rabies

    3. Malaria

    4. Influenza

    5. Hepatitis

    6. Meningitis

    7. Ensefalitis

    8. Anthrax

    9. Penyakit lain yang ditentukan kemudian oleh Menkes RI

  • Tata Cara Pelaporan

    Orang tua pasien

    Kepala keluarga

    RT

    RW

    Dokter/petugas kesehatan

    Drh

    Kepala asrama

    Pimpinan perusahaan

    dll

    Dinkes Kota/Kab, Dinkes Prov, Kepala Daerah

  • Kejadian Luar Biasa (KLB)

    Timbulnya atau meningkatnya kejadian

    kesakitan/kematian yang bermakna

    secara epidemiologis pada suatu daerah

    dalam kurun waktu tertentu

    Pemantauan Wabah

    Daerah: Dinkes via Sie Pemberantasan

    Penyakit Menular (P2M)

    Depkes: Dirjen P2M

  • Penyakit Menular Seksual Pilihan terapi banyak

    Masalah:

    Suami istri (calon suami istri)

    Anak anak

    Pembantu rumah tangga

    PSK (Pekerja Seks Komersial)

    Wajib simpan rahasia jabatan

    Calon suami istri/suami istri

    KUHP Pasal 322

    KUH perdata Pasal 1365

    UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

    Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan

    tindakan disiplin

    Sanksi moril dari masyarakat

  • Aspek Etik AIDS

    Javier Perez de Crueler ( Sekjen PBB )

    AIDS rises crucial, sosial, humanitarian, and

    legal issues, threatening to undermine the

    fabric of tolerance and understanding upon

    which our societies function .

    Reaksi spontan masyarakat (termasuk

    kalangan kedokteran sendiri) pada waktu

    pertama kali menghadapi penyakit AIDS

    adalah menjauhkan diri dari penderita,

    berusaha tidak menyentuh penderita,

    bahkan membakar bekas pakaian penderita

  • Reaksi awal ini terlanjur tersebut di seluruh dunia melalui media massa Barat

    Di banyak negara berlaku kepercayaan yg salah tentang AIDS, sedangkan di negara Barat sendiri sikap masyarakatnya sudah jauh lebih tenang dan rasional.

    Yang dikhawatirkan dalam hubungan dengan AIDS ialah bahwa pengetahuan yang benar tentang AIDS tidak dengan sendirinya akan diikuti dengan positif upaya konkret untuk mencegah AIDS.

  • Kaidah Etik Kedokteran dengan

    Masalah Pencegahan AIDS

    Belum ada obat/vaksin yang efektif untuk menanggulangi AIDS pencegahan dengan penyuluhan

    Mengetahui secara pasti cara-cara penyebaran virus AIDS

    Dokter sesuai dengan KODEKI hendaklah berusaha untuk menjadi pendidik masyarakat yaitu dengan memberikan informasi kepada masyarakat & kelompok resiko tinggi tentang bagaimana pola penyebaran virus AIDS dan langkah2 pencegahannya

  • Perlu klarifikasi dari aspek hukum:

    pemeriksaan darah dalam rangka pencegahan meluasnya penyakit sering

    dipaksakan kepada kelompok tertentu di

    dalam masyarakat beresiko tinggi.

    Persoalannya: setiap bentuk intervensi

    medik berdasarkan doktrin informed

    concent memerlukan izin lebih dahulu.

  • Keuntungan model pemeriksaan seperti itu bagi upaya pencegahan patut dipertanyakan orang akan berusaha menghindar karena pemeriksaan tersebut dapat menimbulkan bencana, seperti kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, kesempatan belajar, kesempatan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di masyarakat dsb.

    Kalau tidak dipaksakan, sulit menemukan pengidap HIV pada tingkat dini sehingga lebih banyak orang dapat dihindarkan dari penyakit ini persoalan yg tidak mudah untuk dijawab

  • Kaidah Etik Kedokteran dengan

    Masalah Pengobatan AIDS

    Salah persepsi tentang AIDS dan bagaimana seseorang menjadi pengidap HIV atau AIDS perawatan inadekuat

    American Medical Assosiation (AMA), 1987:

    1. Seseorang tenaga kesehatan tidak boleh menolak pasien yang sero-positif

    2. Pasien tidak boleh didiskriminasi hanya atas dasar ketakutan.

  • 3. Seorang tenaga kesehatan diharapkan terlibat untuk menyediakan pelayanan medis yg baik dan bertanggung jawab dan menghormati hak-hak pasien sebagai makhluk insani.

    4. Seorang tenaga kesehatan yg tidak menyediakan pelayanan medis harus merujuk kpd tenaga yg lebih ahli atau ke tempat yg memiliki fasilitas lebih baik.

    5. Seorang tenaga kesehatan diharuskan menghormati hak pribadi dan kerahasiaan penderita AIDS dan orang-orang yg mengidap HIV.

  • 6. Apabila tidak ada peraturan/larangan untuk melaporkan orang yg menderita seropositif ke lembaga kesehatan yg berwenang, sedangkan tenaga kesehatan tsb mengetahui orang tsb akan membahayakan masyarakat, tenaga kesehatan itu harus :

    Menganjurkan penderita utk menjaga diri supaya tdk membahayakan pihak ketiga.

    Kalau anjuran tsb tdk dipatuhi, melapor-kan penderita itu kpd yg berwenang.

    Kalau pihak yg berwenang tdk memberi-kan tanggapan, melaporkan penderita itu kpd masyarakat yg beresiko tertular

  • 7. Tenaga kesehatan yg menemukan seseorang

    seropositif disarankan kepadanya utk tidak

    melibatkan diri pada aktivitas yg mempu-nyai

    resiko tinggi terhadap penyebaran AIDS

    8. Seorang tenaga medis yg menderita AIDS

    atau seropositif disarankan untuk tidak

    melibatkan diri pada aktivitas yang

    mempunyai resiko tinggi kpd pasiennya.

    Hal-hal yang diatur oleh AMA tersebut sesuai dengan kewajiban dokter terhadap pasien

    dalam KODEKI

  • Aspek Hukum

    Cara-cara penularan AIDS sulit dibendung, bahkan oleh undang-undang yg memberikan hukuman berat.

    Bagaimana tanggung jawab para dokter yg merawat penderita penderita AIDS atau pengidap HIV berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang lain?

    Salahkah jika dokter memberitahukan kepada orang2 yg terancam penularan?

    Salahkan dokter jika di kemudian hari benar2 ada orang tertular disebabkan karena ia lebih suka menjunjung tinggi sumpah dokter dan kerahasiaan medik?

  • Dokter sebagai manusia biasa adalah bagian

    dari masyarakat yang dihadapkan pada banyak

    masalah sewaktu harus menghadapi kasus-

    kasus AIDS. Dalam hal ini tetap melakukan

    profesi menurut ukuran tertinggi (KODEKI

    BAB I pasal 1)

    Sehubungan dengan telah masuknya infeksi

    HIV dan penderita AIDS ke Indonesia

    terbit Instruksi Menteri Kesehatan RI No.72/Menkes/II/1988 tgl 11 Februari 1988

    tentangg kewajiban melaporkan penderita

    dengan gejala AIDS.

  • Petunjuk pelaksanaannya diatur melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman No.286-1/PP0304

    Instruksi menteri tersebut ditujukan kepada seluruh petugas kesehatan yg mengetahui dan atau menemukan seseorang dgn gejala AIDS.

    Mereka wajib melaporkannya kepada sarana pelayanan kesehatan yg terdekat dgn segera dan memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita.

    Laporan ttg tersangka penderita AIDS atau penderita dgn seropositif harus dijaga kerahasiaannya dan tdk boleh dibaca oleh yg tdk berkepentingan

  • Pemberantasan Penyakit Menular

    dalam UU Kesehatan

    Pasal 30

    Pemberantasan penyakit menular dilaksana-

    kan dengan upaya penyuluhan, penyelidikan,

    pengebalan, menghilangkan sumber dan

    pemberantasan penyakit, tindakan karantina

    dan upaya lain yang diperlukan.

    Pasal 31

    Pemberantasan penyakit menular yang dapat

    menimbulkan wabah dan penyakit karantina

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UU

    yang berlaku.

  • TERIMA KASIH