Upload
vivin-yulvina
View
56
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Definisi dan Patofisiologi
Gagal Jantung Akut
Isman Firdaus, MD, FIHA, FAPSIC
Intensive Cardiovascular Care Unit
National Heart Center, Jakarta
Definisi Gagal Jantung
Keluhan Khas Gagal Jantung(Sesak saat istirahat atau aktifitas, fatigue, mudah lelah, bengkak di kaki)
dan
Tanda-tanda khas Gagal Jantung(takikardi, takipnu, ronki, efusi pleura, JVP meningkat, edema perifer,
hepatomegali)
danBukti objektif abnormalitas fungsional atau struktural
jantung saat istirahat(kardiomegali, S3 gallop, murmur, ekhocardiogram yang abnormal,
peningkatan kadar peptida natriuretik)
Esc guidelines 2009
Gagal Jantung
Keluhan Khas Gagal Jantung (ANAMNESIS)(Sesak saat istirahat atau aktifitas, fatigue, mudah lelah, bengkak di kaki)
dan
Tanda-2 Gagal Jantung (Pemeriksaan Fisik) (takikardi, takipnu, ronki, efusi pleura, JVP meningkat, edema perifer,
hepatomegali)
danBukti objektif abnormalitas fungsional atau strukturaljantung saat istirahat (Data Pemeriksaan Penunjang)
(kardiomegali, S3 gallop, murmur, ekhocardiogram yang abnormal, peningkatan kadar peptida natriuretik)
Esc guidelines 2009
GAGAL JANTUNG AKUT
BERARTI:
TANDA DAN GEJALA GAGAL
JANTUNG BERLANGSUNG
CEPAT DAN PROGRESIF
Definisi Gagal Jantung Akut
Tanda dan gejala gagal jantung berlangsungcepat akibat disfungsi jantung mendadak.
Disfungsi sistolik atau diastolik, irama jantungabnormal, atau terdapat ketidak sesuaian antarapreload dan afterload (preload and afterloadmismatch)
Dapat terjadi pada pasien dengan atau tanpakelainan jantung sebelumnya
Patofisiologi
Gagal Jantung Akut
Fase Inisiasi
Fase Amplifikasi
Fase vicious cycle
Faktor
Pencetus
Faktor pencetus
Kepatuhan minum obat rendah
Tatalaksana sub optimal
Iskemia
Aritmia
Infeksi
Surgery
Kongesti pulmoner
SVR Kontraktilitas LV
Disfungsi diastolik
Tekanan LV CO
Hipoperfusi perifer
PCWP
FASE INISIASI AHF
Dikutip dari: Cotter G et al. AHF: nomenclature. Pathophysiology, and outcome measures. In
OConnor et al, Managing Acute Decompensated Heart Failure, Taylor & Francis 2005.
Kongesti pulmoner
SVR Kontraktilitas LV
Disfungsi diastolik
Tekanan LV CO
Hipoperfusi perifer
PCWP
FASE AMPLIFIKASI AHF
Dikutip dari: Cotter G et al. AHF: nomenclature. Pathophysiology, and outcome measures. In OConnor et al, Managing Acute Decompensated Heart Failure, Taylor & Francis 2005.
Oksigenisasi
Gagal
Nafas
RV failure
Retensi
cairan
Renal
Failure
Permeabilitas membran alveolar
CO = cardiac output RV = Right ventricle
AHF = acute heart failure
PCWP : pulmonary capillary wedge pressure
SVR = systemic vascular resistanceLV =left ventricle
Diagnosis dan Hemodinamik
Profile Gagal Jantung Akut
Pulmonary Edema
Acutely
Decompensated
Chronic HF
Cardiogenic
shock
Right HF
ACS &
HF
Hypertensive AHF
Presentasi Klinis GJA
Presentasi klinis GJA
1. Gagal jantung akut dekompensata( dekompensasi GJK)
2. Gagal jantung dan ACS (de novo)
3. GJA Hipertensif
4. Edema pulmoner ( dibuktikan foto toraks)
5. Syok Kardiogenik
6. Gagal jantung kanan
Terdapat tanda dan gejala GJA tidak memenuhi kriteria untuk syok kardiogenik, edema pulmoner, atau krisis hipertensi.
Tanda dan gejala gagal jantung terkait dengan krisis hipertensi dan fungsi ventrikel kiri yang
masih bagus disertai gambaran edema pulmoner akut
dari foto toraks. Distress pernafasan berat, ronki kasar (crakles) diseluruh lapang paru, orthopnoea, saturasi O2 < 90%
Didefinisikan sebagai adanya tanda hipoperfusi jaringan akibat gagal jantung setelah koreksi preload. Parameter
homodinamik antara lain : penurunan tekanan darah ( TD sistolik < 90 mmHg atau turunnya tekanan arteri
rerata (mean arterial pressure = MAP) > 30 mmHg dan / atau penurunan diuresis ( < 0,5 cc/kg/jam), dengan laju
nadi > 60 denyut per menit dengan atau tanpa bukti kongesti organ
Ditandai sindroma output rendah dengan peningkatan vena juguler, hepatomegali dan hipotensi
Presentasi Klinis Gagal Jantung AkutPresentasi Klinis GJA
Gagal Jantung akut dekompensata yang disertai peningkatan enzim jantung (troponin positif)
Tanda dan Gejala GJA
Perfusi
kurang
Hipotensi, takikardi
Ekstremitas dingin
Tekanan nadi sempit dan lemah
Mengantuk, gelisah
Peningkatan ureum dan kreatinine
Hiponatremi, oliguri
Ortopnu
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
Distensi vena leher
Asites , edema
Hepatojugular Reflux
Rales
Kongesti
Profil Hemodinamik GJA
di UGD
Sirkulasi perifer (perfusi)
Auskultasi paru (kongesti)
Dibagi 4 kelompok :
Kelas I (grup A) (hangat dan kering)
kelas II (grup B) (hangat dan basah)
kelas III (grup L ) (dingin dan kering)
kelas IV (grup C) (dingin dan basah)
Penilaian Profil Hemodinamik
hangat/kering
Dingin/kering
Hangat/basah
Dingin/basah
Dikutip dari LW Stevenson
Tidak Ya
Perfusi
bagus
Perfusi
Kongesti?
2 MENITPerfusi
kurang
Perfusi kurang:
MAP < 65 mmHg
Tekanan nadi sempit
Ekstremitas dingin
Mengantuk, bingung
Perburukan fungsi ginjal
Kongesti:
Ronki
(Rales)
Mortalitas Gagal Jantung Akut
(14 hari)
Hangat Kering 2,2 %
Hangat Basah 10,1 %
Dingin Kering 22,4 %
Dingin Basah 55,5 %
Klasifikasi STEMI akut
1. Killip I (tidak ada gagal jantung): tidak ada tanda-tanda dokompensasi kardiak
2. Killip II (gagal jantung): kriteria diagnosis meliputi rales, S3 gallop dan hipertensi vena pulmoner. Kongesti pulmoner dengan rales basah pada setengah kedua lapang paru bagian bawah.
3. Killip III (gagal jantung berat): edema pulmoner sangat jelas pada seluruh lapang paru
4. Killip IV (syok kardiogenik) : ditandai hipotensi (TDS < 90 mmHg), dan terdapat bukti adanya vasokonstriksi perifer seperti oliguri, sianosis dan diaforesis.
Klasifikasi Killip digunakan untuk membuat prakiraan klinis beratnya kerusakan
miokard dalam pengobatan infark miokard akut
2 menit
Algoritme Penilaian Cepat GJA
Curiga GJA
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Segera lakukan penilaian profil hemodinamik
Kongesti ? Kurang perfusi ?
Pemeriksaan penunjang EKG? Atau Foto toraks?
atau BNP/NT-Pro BNP?
Segera memulai pengobatan berdasarkan penilaian profil hemodinamik
Kering - Hangat Basah - Hangat Basah - Dingin Kering - Dingin
Dikutip dari Fonarow et al. Clin Cardiol 2004 ; 27 (suppl V) V1 V9