90
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara. Disamping kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia juga memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau – pulaunya membentang dari Sabang sampai Meraoke Indonesia juga memiliki keaneka ragaman budaya yang unik dan menarik. Keragaman budaya dan keindahan alam merupakan salah satu faktor pendorong majunya pariwisata di Indonesia. Sejak zaman nenek moyang, Indonesia telah memiliki budaya yang tinggi nilai dan mutunya. Peninggalan-peninggalan budaya itu ada berbagai macam wujud, misalnya; bangunan kuno, adat, tradisi, bahasa, pakaian adat, tari, dan lain- lain yang bernilai sejarah. Indonesia termasuk negara yang kaya akan cagar budaya, artinya benda –benda bersejarah seperti ; prasasti, masjid, gereja, gedung lama, pura, tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dalam melindungi, memelihara dan melestarikan benda - benda bersejarah yaitu diadakannya Dinas Suaka Sejarah dan Peninggalan Nasional. Di Jawa banyak terdapat benda - benda bersejarah, yang perlu diawasi dan dijaga kelestariannya. Seperti di Jawa Tengah terdapat Candi Prambanan, Candi Mendut, Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran di Kota Surakarta. Juga didaerah Sangiran kota Sragen ditemukan benda - benda purbakala. Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Jawa Tengah, Kabupaten Sragen termasuk poros pengamatan wilayah Pembangunan IV dengan pusat pembangunan di Surakarta, yang merupakan daerah industri,

2. BAB I - digilib.uns.ac.id/Potensi...tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara.

Disamping kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia juga

memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau – pulaunya

membentang dari Sabang sampai Meraoke Indonesia juga memiliki keaneka

ragaman budaya yang unik dan menarik. Keragaman budaya dan keindahan

alam merupakan salah satu faktor pendorong majunya pariwisata di

Indonesia.

Sejak zaman nenek moyang, Indonesia telah memiliki budaya yang

tinggi nilai dan mutunya. Peninggalan-peninggalan budaya itu ada berbagai

macam wujud, misalnya; bangunan kuno, adat, tradisi, bahasa, pakaian adat,

tari, dan lain- lain yang bernilai sejarah.

Indonesia termasuk negara yang kaya akan cagar budaya, artinya

benda –benda bersejarah seperti ; prasasti, masjid, gereja, gedung lama, pura,

tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana

Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah satu

usaha yang dilakukan pemerintah dalam melindungi, memelihara dan

melestarikan benda - benda bersejarah yaitu diadakannya Dinas Suaka

Sejarah dan Peninggalan Nasional.

Di Jawa banyak terdapat benda - benda bersejarah, yang perlu diawasi

dan dijaga kelestariannya. Seperti di Jawa Tengah terdapat Candi Prambanan,

Candi Mendut, Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran di Kota

Surakarta. Juga didaerah Sangiran kota Sragen ditemukan benda - benda

purbakala.

Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Jawa Tengah,

Kabupaten Sragen termasuk poros pengamatan wilayah Pembangunan IV

dengan pusat pembangunan di Surakarta, yang merupakan daerah industri,

2

perkebunan dan pariwisata yang relatif maju. Dalam paket wisata mempunyai

jalan pengimbang dengan tujuan wisata Magelang – Yogyakarta.

Kabupaten Sragen dengan kota Sragen sebagai ibu kota kabupaten

yang berperan menjadi pusat distribusi transportasi dan pusat perdagangan

maupun usaha jasa pariwisata terutama kawasan wisata di wilayah A

(Merbabu- Merapi) bagian Timur yang sudah dikenal kalangan pariwisata

Domestik dan wisatawan Asing (Musium Sangiran).

Oleh sebab itu dalam mengembangkan potensi wisata di tiga kawasan

dalam wisata Kabupaten Sragen akan dilakukan pendekatan dengan

memadukan pola jalur perjalanan yang menghubungkan obyek wisata di tiga

kawasan dengan obyek wista yang telah berkembang, baik diwilayah

Kabupaten Sragen sendiri maupun yang berada di wilayah Merbabu –

Merapi. Penggalian potensi kebudayaan dan atraksi alam akan dimanfaatkan

seoptimal mungkin untuk dapat menunjang dan mendorong daya tarik

wisatawan.

Di Kabupaten Sragen, Desa Ngunut terdapat kekayaan alam berupa

sumber air panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi oleh

hutan karet, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih terasa di

daerah tersebut. Alamnya berbukit – bukit, dari bukit ini kawasan kota Sragen

dapat dilihat, dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.

Untuk pemanfaatan sumber daya alam ini pihak Kantor Pariwisata,

Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen sudah melakukan pembangunan dan

pengembangan namun belum dapat berkembang dengan baik, hal ini dapat

dilihat dari perkembangan desa Ngunut agak tersendat. Kurangnya daya jual

obyek tersebut karena belum lengkapnya fasilitas – fasilitas yang dapat dijual

kepada wisatawan.(Sumber: Hari Kuncoro, Kep. Kantor Pariwisata, Investasi

dan Promosi Kabupaten Sragen, Rencana Penataan Kawasan Wisata

Kabupaten Sragen.)

Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan

mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan

berbagai macam penyakit kulit. Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar

3

420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak

penampungan 16 m2 ( 4.00 m x 4.00 m )

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,

namun sudah merupakan bangunan permanen berdinding pasangan bata dan

beratapkan bentuk joglo dari bahan seng bergelombang, Dilihat dari fungsi

dan kepentingan dari kolam utama sebagai mata air/sumber air panas,

bangunan ini untuk pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih

terbuka. Dari kolam/bak penampungan, selanjutnya air panas tersebut

dialirkan ke bangunan pemandian menggunakan pipa besi O2 “

Dengan melihat potensi – potensi yang ada di dalam kawasan wisata

Pemandian Air Panas Ngunut ini, kiranya perlu penataan kembali dengan

menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat menunjang kegiatan

wisata air panas, penyediaan sarana pencapaian yang mudah antara

fungsi,dan pemanfaatan alam sekitar obyek untuk rancangan selanjutnya.

Adanya potensi diatas diusahakan dapat menarik wisatawan

berkunjung ke tempat tersebut, sehingga daerah tersebut dapat berkembang

dalam bidang ekonomi dan juga meningkatkan pendapatan asli daerah di

Kabupaten Sragen.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di obyek wisata budaya

Pemandian Air Panas Ngunut.

2. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian obyek

wisata budaya bersejarah tersebut.

3. Bagaimana promosi yang dilakukan untuk mempromosikan obyek

wisata Pemandian Air Panas Ngunut

4

C. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah :

1. Umtuk mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di

obyek wisata budaya Pemandian Air Panas Ngunut.

2. Untuk mengetahui bagaimana usaha - usaha yang dilakukan untuk

menjaga kelestarian Pemandian Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata

budaya bersejarah.

3. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan pengelola untuk

menjadikan Pemandian Air Panas Ngunut sebagai wisata yang diminati.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dibidang kepariwisataan.

b. Penulis dapat menerapkan materi-materi yang didapat di bangku

kuliah.

2. Manfaat Praktis yaitu :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

para pembaca dan pihak-pihak yang tertarik dengan dunia

kepariwisataan, khususnya bagi para pecinta wisata budaya seperti

Pemandian Air Panas Ngunut.

E. Kajian Pustaka

A. Definisi

1. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan

untuk dikembangkan, kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya

(Kamus Besar bahas Indonesia, 2005 : 891).

2. Obyek Wisata

5

Obyek Wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup,

seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang

mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (PP Nomor 24

tahun 1979).

3. Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta

menstimulasi sektor – sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya

sebagai sektor yang komplek ia juga meliputi industri kerajinan

tangan dan cinderamata, penginapan, dan transportasi secara

ekonomis juga dipandang sebagai industri (Nyoman S. Pendit, 1994 :

34).

4. Wisata

Wisata adalah bepergian bersama – sama untuk meperluas

pengetahuan, bersenang – senang dan sebagainya (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2005 : 888).

Menurut Undang –undang kepariwisataan No. 9, Bab I, pasal 1,

Tahun 1990. Wisata adalah kegitan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata ( M.A

Desky, 1999 :5).

5. Wisatawan

Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,

kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara

yang mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya

tinggal dan berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih

dari 6 bulan di dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk

tujuan non-imigran yang legal, seperti misalnya perjalan wisata,

rekreasi, olahraga, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau

urusan usaha (bussiness) (Oka A. Yoeti, 1983 : 124).

6

6. Pengertian dan Hakekat Wisata Budaya

Kebudayaan lahir karena adanya ulah akal dan budi manusia.

Dengan akal budinya, manusia tidak menerima begitu saja alam

anugrah Tuhan ini. Oleh manusia itu diubahnya, hasil kerja akal dan

budi itu merupakan kebudayaan yang berupa benda dan buah

pemikiran.

Pada hakekatnya wisata budaya adalah perjalanan yang

dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup

seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke

tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadan rakyat, kebiasaan

dan adat istiadat mereka, cara mereka hidup, budaya dan seni mereka.

B. Kriteria Penilaian Objek dan daya Tarik Wisata

1. Kemudahan Pencapaian (Aksesibilitas)

Kemudahan Pencapaian adalah suatu kndisi atau keadaan

tentang mudah tidaknya suatu lokasi (objek) dicapai oleh wisatawan

dari tempat asalnya. ( Sumber : Joko Saptpgiri ).

2. Potensi Pasar (Pengunjung)

Keberhasilan pembangunan objek dan daya tarik wisata banyak

ditentukan oleh tinggi rendahnya potensi pasar atau wisatawan yang

akan mengunjungi objek tersebut.

3. Kondisi Lingkungan

Kondisi Lingkungan suatu objek pada dasarnya bersifat timbal

balik, artinya pengaruh lingkungan wisatawan terhadap lingkungan

objek (lingkungan sosial budaya, lingkungan membudaya), pengaruh

lingkungan terhadap wisatwan seperti keamanan, kesehatan,

keindahan, dan sebagainya.

4. Sarana Wisata

Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan

objek dan daya tarik pada dasarnya meliputi :

7

a. Sarana akomodasi dan jumlah kamar pada radius 75 km atau

lebih

b. Sarana restaurant dan rumah makan

5. Pengelolaan / Pengusahaan

Pengusahaan dimaksud mencakup kegiatan membangun dan

mengelola. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran anatara lain :

a. Organisasi pengelola

b. Tingkat mutu pelayanan

c. Fasilitas bagi wisatawan, berikut pelaksanaan perawatan dari

fasilitas yang ada.

6. Prasarana Pasar

Prasarana pasar merupakan yang mutlak bagi pembangunan

objek dan daya tarik wisata. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran

seperti : sarana jalan, listrik, air bersih, pos, dan telekomunikasi.

7. Daya Tarik Pendukung

Pembanguan objek dan daya tarik wisata diperlukan adanya

daya tarik pengunjung lain, sehingga wisatawan dapat puas karena

menyaksikan beberapa daya tarik wisata. Unsur yang dinilai dalam

kriteria ini didasarkan ada atau tidaknya serta jumlah objek wisata

lain dalam raius 75 Km dari objek yang dinilai.

8. Kondisi Iklim

Iklim yang baik akan lebih mengundang wisatawan dan

kepuasan wisatawan pada suatu objek wisata budaya tertentu dan

sebagai suatu gejala alam di luar jangkauan manusia. Unsur – unsur

yang terkandung dalam rangka penilaian kondisi iklim antara lain :

a. Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan

b. Suhu udara pada musim kemarau

c. Jumlah bulan kering / tahun

d. Jumlah bulan / tahun (Musanef, 1995 : 184 - 187).

Suatu objek pariwisata atau destination memiliki 6 unsur yang

saling terkait. Semua unsur ini diperlukan agar para wisatawan dapat

8

menikmati suatu perjalanan yang memuaskan. Kelima unsur tersebut

antara lain :

a. Attraktion / Atraksi Wisata

Segala sesuatu yang menarik perhatian para wisatawan

sehingga mereka ingin mengunjungi.

b. Facilities / Fasilitas

Adanya fasilitas yang diperlukan para wisatawan seperti,

penginapan, restoran, souvenir, pemandu daerah, festival, dan

fasilitas rekreasi.

c. Infrastruktur

Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di

atas tanah dari suatu wilayah atau daerah, antara lain :

1. Sistem pengairan

2. Jaringan komunikasi

3. Fasilitas kesehatan

4. Terminal – terminal pengangkutan

5. Sumber listrik dan energi

6. Sistem pembuangan kotoran / pembuangan air

7. Jalan

8. Keamanan

d. Transportasi

Adanya jasa – jasa pengangkutan memudahhan para

wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang mereka

inginkan.

C. Jenis Pariwisata

1. Wisata pertanian

Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek –

proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya

dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan

peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil

9

menikmati segarnya tananman beraneka warna dan suburnya

pembibitan, berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar

perkebunan yang dikunjungi.

2. Wisata Cagar Alam

Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha

– usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar

alam lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang – undang.

3. Wisata Budaya

Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan

jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau

keluar negeri, mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat

istiadat, cara hidup, budaya dan seni dari penduduk setempat.

4. Wisata Kesehatan

Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan

tujuan untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari

dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti

jasmani dan rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas

– fasilitas lainnya.

5. Wisata Olah Raga

Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan

dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud

mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau

negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan

lain – lain.

6. Wisata Pilgram

Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang

dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat

atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh

orang perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam –

10

makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau

gunung yang di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).

7. Wisata Buru

Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang

memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan

oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah

atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang

bersangkutan.

8. Wisata Studi

Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata

sambil belajar.

9. Wisata Remaja

Wisata remaja adalah kegiatan wisata kaum remaja yang

dipengaruhi oleh faktor yang bermotif sosial, berwujud darmawisata,

karyawisata atau widyawisata.

D. Bentuk Pariwisata

1. Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang

datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu

rombongan. Maka timbullah istilah – istlah pariwisata tunggal dan

pariwisata rombongan.

2. Menurut asal wisatawan

Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik

dan wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya

berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri

selama ia mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika

wisatwan itu datang dari luar negeri.

3. Menurut alat angkut yang digunakan

11

Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh

wisatawan maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,

pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat),

tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal

laut, kereta api atau mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).

4. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara

diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau

negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah

pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung

kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara

untuk mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.

5. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata

uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif

terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang

dikunjungi wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan

kepergian seseorang warga negara ke luar negeri memberi efek

negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya. Ini

dinamakan pariwisata pasif.

F. Metode Penelitian

1. Tehnik Pengumpulan Data :

a. Observasi

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengadakan observasi

yaitu melakukan kunjungan ke Dinas Pariwisata Sragen juga

kunjungan ke beberapa obyek seperti : Ngunut, Sangiran, Kolam

Renang Kartika, Kedung Ombo, Air Panas Bayanan dan beberapa

tempat lain.

b. Wawancara

12

Dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada petugas baik di Dinas Pariwisata maupun petugas di kawasan

wisata, juga kepada Joko Sapto Giri yang bertugas di bidang jasa

pariwisata.

c. Studi Pustaka

Studi Pustaka dikumpulkan melalui referensi perpustakaan baik

di perpustakaan Disperta,juga dokumen pribadi dari teman-teman

yang bergerak di bidang pariwisata.

2. Analisis Data

Dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari observasi,

wawancara dan studi pustaka yang disajikan secara diskriptif kualitatif

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan materi di tuangkan dalam beberapa bagian yang

diurutkan sistematis. Tugas akhir ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan

pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan juga

sistematika penulisan.

Dalam Bab II diuraikan mengenai gambaran secara umum Pemandian

Air Panas Ngunut. Bab III diuraikan tentang gambaran secara umum

Pemandian Air Panas Ngunut yang menyangkut pengertian tujuan, dan fungsi

pendirian, lokasi Pemandian Air Panas Ngunut, struktur organisasi dan

kelembagaan Pemandian Air Panas Ngunut serta masa depan Pemandian Air

Panas Ngunut.

Pemandian Air Panas Ngunut sebagai kebutuhan, analisis,

permasalahan yang dihadapi Pemandian Air Panas Ngunut dan strategi

Pemandian Air Panas Ngunut dalam mengatasi permasalahan yang ada

dibahas dalam Bab IV, yaitu peranan Pemandian Air Panas Ngunut dalam

pengembangan wisata kemudian dijelaskan secara mendetail mengenai

rekomendasi pengembangan di tubuh Pemandian Air Panas Ngunut dari segi

13

fisik, manajemen, SDM, serta pemasaran dan promosi. Kemudian dijelaskan

juga rekomendasi pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menyangkut

peranannya dalam pelestarian potensi Sumber Daya Alam di Pemandian Air

Panas ngunut.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan isi

dari tugas akhir ini yang disertai pula dengan saran – saran bagi

pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut.

BAB II

GAMBARAN UMUM

OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT

A. Letak Geografi

Posisi Geografis obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

termasuk dalam wilayah geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan

pada 7015 - 7030 Lintang Selatan dan 110045-111010 Bujur Timur,

ketinggian dari permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah kecamatan

Sambirejo), kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut termasuk wilayah

Pembangunan I menurut pembagian wilayah pembangunan Kabupaten

Sragen. Lihat Peta P-4.

Pencapaian menuju kawasan wisata ini dari pusat kota sampai

dengan pusat kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia

prasarana jalan beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat

(minibus) cukup banyak.

Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah kabupaten Sragen

assetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain

saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang.(Sumber

data: monografi kec. Sambirejo : 2007 )

B. Topografi

14

Keadaan topografi di kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut

dengan kemiringan 0-5%, untuk mencapai ketempat pemandian sangat

mudah karena tempat sumber air panasnya agak datar.

C. Iklim

Iklim dan cuaca di kawasan wisata ditinjau dari letak geografisnya

mempunyai jenis iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 240-3300 C.

Data cuaca tahun 2007 menunjukkan banyaknya curah hujan rata-rata

dibawah 150 hari pertahun. ( Sumber data monografi kec.Sambirejo : 2007 ).

D. Vegetasi

Kabupaten Sragen pada umumnya merupakan daerah pertanian yang

cukup subur. Karakteristik demikian sangat menguntungkan apabila

dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah tersebut

sebagai unsur pembentuk lanskap.Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu

dikembangkan berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah

setempat, yang berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang

ada dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat

dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.

E. Demografi

Sektor kependudukan merupakan salah satu sektor penting dalam

pengembangan suatu wilayah atau kawasan di samping sektor - sektor

penting yang lain, sebab penduduk merupakan subyek sekaligus obyek di

kawasan pengembangan itu sendiri. Kondisi kependudukan juga

memberikan warna dan pengaruh tersendiri terhadap ciri khas suatu daerah,

baik itu perkotaan, pedesaan, perkampangan, dan sebagainya. Agar

didapatkan gambaran yang nyata bagi penentuan arah kebijakan

pengembangan pariwisata di Pemandian Air Panas Ngunut, maka berikut ini

diuraikan tentang gambaran kependudukan yang ada di Kecamatan

Sambirejo.( lihat Tabel 1 )

15

Jumlah Penduduk (Jiwa) No Desa/Kelurahan

Laki - laki Perempuan Jumlah

1. JETIS 1.633 1.504 3..137

2. MUSUK 1.986 1.954 3.940

3. SOKOREJO 1.247 1.256 2.503

4. JAMBEYAN 2.028 2.132 4.160

5. SAMBI 2.894 2.906 5.800

6. BLIMBING 2.323 2.304 4.627

7. DAWUNG 2.878 3.036 5.914

8. SAMBIREJO 2.405 2.353 4.758

9. KADIPIRO 1.724 1.755 3.479

Jumlah 19.118 19.200 38.318

(Sumber : Kecamatan Sambirejo dalam angka, 2007)

Agar didapatkan kualitas hasil yang baik bagi pengembangan suatu

daerah, maka kecenderungan peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi

dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tersedia, yaitu

melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pada tahun 2004,

penduduk Kecamatan Sambirejo masih menunjukkan angka yang signifikan

bagi mereka yang hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat bahkan

tidak sekolah sama sekali. Namun demikian ada suatu yang

menggembirakan bahwa di seluruh desa di Kecamatan Sambirejo,

masyarakatnya mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi

peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

16

F. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana yang ada di area Pemandian Air

Panas Ngunut dapat dikatakan sudah cukup memadai. Di area ini sudah

tersedia fasilitas pelayanan umum, seperti; kamar mandi ada 4 buah, WC

umum 4 buah, warung makan 2 buah dan toko kelontong 3 buah. Di

samping itu kondisi prasarana jalan dan angkutan umum juga sudah cukup

baik.

a. Jaringan jalan

Kondisi prasarana jalan yang menuju ke obyek wisata Pemandian

Air Panas Ngunut relatife sudah bagus, meskipun baru kategori jalan

kelas III.jalan ini sudah diperkeras dengan aspal dengan lebar kurang

lebih 4 m. Kondisi jalan yang baik ini semakin memudahkan bagi para

wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut, baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun

roda empat. Jalan yang menuju ke lokasi obyek ini mempunyai akses

jalan kecamatan dan jalan kabupaten dan berujung pada jalan arteri Solo

– Sragen - Surabaya, sehingga apabila dilihat dari hieraki jalan, maka

merupakan jalan kolektor (kolektor sekunder). Dengan demikian area

obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai akses yang

bagus dengan dunia luar, dan tingkat pencapaian ke lokasi relatif mudah.

Pada area obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut belum tersedia

area parkir yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung.

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pengunjung ke obyek wisata

ini, memang perlu dipikirkan area parkir yang lebih representative.

b. Transportasi

Selama ini untuk mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut kebanyakan pengunjung menggunakan kendaraan

pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Alternatif pencapaian

menuju obyek wisata ini dapat dicapai melalui jalur :

a. Jalur 1 : Sragen – Ngarum – Sambirejo – Sambi – Ngunut.

b. Jalur 2 : Banaran – Gondang – Sambi – Ngunut

17

c. Jalur 3 : Masaran – Jambangan – Batu Jamus – Kerjo – Sambirejo

– Sambi – Ngunut.

d. Jalur 4 ; Karanganyar – Mojogedang – Batu Jamus – Kerjo –

Sambirejo – Pelang – Ngunut

e. Jalur 5 : Magetan – J ogorogo – Ngrambe – Sine – Winong –

Sambi – Ngunut

f. Jalur 6 : Karangpandan – Ngargojoso-Jenawi – Sambirejo –

Sambi – Ngunut ( Sumber : Hari Kuncoro Kep Kantor Pariwisata,

Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen )

Yang perlu menjadi perhatian bagi pengembangan Obyek Wisata

Pemandian Air Panas Ngunut berkaitan dengan transportasi ini adalah

ketersediaan sarana transportasi umum yang menghubungkan langsung

dengan kota Sragen, yaitu jenis angkutan pedesaan yang berpangkalan di

Pasar Bunder Sragen. Namun hanya sampai pada Jetis ke Pemandian Air

Panas Ngunut belum tersedia kendaraan umum.

c. Jaringan Air Bersih

Untuk persediaan air bersih di Obyek Wisata Pemandian Air

Panas Ngunut tidak begitu mengalami kendala, karena daerah ini dilihat

dari segi hidrologi memiliki cukup memiliki cukup air tanah. Instalasi

jaringan air bersih sudah tersedia, meskipunbaru instalasi sederhana.

d. Jaringan Listrik.

Di lokasi Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut sudah

memiliki fasilitas berupa jaringan listrik, sehingga dibangun sarana wisata

tambahan tidak akan mengalami kesulitan untuk pasokan listriknya.

Ketersediaan jaringan listrik ini juga semakin mempermudah bagi

pengembangan beragam aktifitas wisata ini.

G. Tradisi dan Budaya Masyarakat

Kecamatan Sambirejo sebagai bagian dari Kabupaten Sragen,

masyarakatnya juga mencerminkan sebagai masyarakat Jawa dengan ciri

budaya Surakarta. Meskipun dalam beberapa aspek kesenian dan tradisi,

18

masyarakat Sambirejo memiliki warna local dengan istilah Sragenan yaitu

cengkoknya ( gayanya ) khas Sragen, namun dalam pola umum tradisi dan

budaya tetap terpengaruh dengan tradisi dan budaya Surakarta.Seperti

halnya dengan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Surakarta (Jawa

pada umumnya), dalam bidang kepercayaan, masyarakat Sambirejo juga

masih percaya dengan adanya kekuatan gaib/mistik di luar dirinya, seperti:

percaya pada makluk halus, kesaktian, hari buruk/baik, petungan dan

kepercayaan lainnya. Di samping itu untuk bidang kesenian, masyarakat

Sambirejo memiliki kesamaan dengan masyarakat Sragen pada umumnya,

yaitu lebih mengembangkan kesenian Tayub, Cokek, Campursari, wayang,

dan gamelan. Untuk seni tayub dan campursari telah dikembangkan suatu

gaya khas Sragenan, yang hingga kini banyak diminati oleh masyarakat luas.

Sinden dari Sragen sangat banyak diminati karena gayanya (cengkok) yang

khas kesenian lain yang juga banyak dikembangkan di Sambirejo adalah

jaran kepang (jathilan) dan seni tari tradisional. Uraian kesenian yang ada di

Sragen antara lain :

a. Kesenian tradisional Cokek.

Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar

kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu

mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa

sehabis panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis

klenengan namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan

bumbung yang ditiup. Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang

terdiri dari : pengendang, penabuh tote, penabuh saron, peniup

bumbung dan sinden. Ada 1 grup namanya Sekar Puri. ( Sumber :

Joko Saptogiri )

b. Kesenian Tayub.

Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun

sindennya menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si

Penari tersebut. Penonton yang menari dengan sinden tersebut

19

harus memberi imbalan uang kepada sinden itu. (Sumber : Joko

Saptogiri )

c. Kesenian Tradisional Jathilan

Jathilan adalah tari tradisional yang menggambarkan

tentang keprajuritan, pada waktu perang-perangan yang dilakukan

oleh beberapa orang dengan cara naik kuda kepang.

Dalam tari jathilan ini diperagakan dengan diiringi gamelan

yang berupa : kendang,bende,dan kecer. Tari jathilan ini

dipentaskan setiap ada peringatan hari-hari besar,misalnya HUT

Sragen Asri,Syawalan.dan lainnya. (Sumber : Joko Saptogiri)

d. Kesenian Campursari.

Campursari ini paduan antara gamelan dengan orjen,dram dan alat

yang lain.Di Ngunut ada 2 grup yaitu;

1. Grup Gunturmadu pimpinan Bapak Warkam.

2. Grup Marsudilaras pimpinan Bapak Tarno.

BAB III

GAMBARAN UMUM PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT SEBAGAI

TUJUAN WISATA

A. Pemandian Air Panas Ngunut sebagai Tujuan Wisata

Didaerah Kabupaten Sragen, desa Ngunut terdapat kekayaan alam

yaitu Sumber Air Panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi

oleh persawahan, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih

terasa di daerah tersebut, site berbukit-bukit, dari bukit ini kawasan kota

Sragen dapat dilihat dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.

Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan

mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan

20

berbagai macam penyakit kulit, Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar

420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak

penampungan 16 m (4.00 m x 4.00m).

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,

namun sudah merupakan bangunan permanent berdinding pasangan bata dan

beratapkan dari bahan seng gelombang. Dilihat dari fungsi dan kepentingan

dari kolam utama sebagai mata air / sumber air panas bangunan ini untuk

pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih terbuka. Dari

kolam/bak penampungan selanjutnya air panas tersebut dialirkan ke

bangunan pemandian menggunakan pipa besi.

Bangunan pemandian merupakan bangunan permanen berukuran ± 4 x

10.00 m (±40 m), yang terbagi menjadi 4 buah tempat mandi tertutup

masing-masing dilengkapi dengan sebuah stokpran dan bak rendam ukuran ±

0.60 x 1.70m. Bangunan pemandian ini beratapkan genteng bentuk pelana

sederhana dan lantai tempat mandi dari plesteran.

Tapak kawasan pemandian air panas Ngunut ini menempati areal

seluas ±0,35 Ha, keadaan permukaan tanahnya miring berteras – teras yang

juga dipergunakan untuk rekreasi alam.

B. Profil Kepariwisataan Kawasan

1. Profil Produk

Secara umum pariwisata di pemandian air panas Ngunut pada saat

ini belum dikembangkan secara optimal. Kawasan tersebut pada

dasarnya memiliki potensi sumber daya alam maupun budaya yang dapat

dikembangkan sebagai atraksi wisata. Namu demikian pada saat ini

terjadi penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial dalam

kawasan tersebut.

Untuk mendiskripsikan rona awal pemandian air panas Ngunut

secara lebih lengkap digunakan pendekatan 4A ( Thefour –A Approach )

dan analisis pasar secara sederhana agar dapat memudahkan analisis

21

mengenai kawasan tersebut. Pendekatan 4A terdiri atas 4 komponen,

yakni : Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktifitas. Sedangkan

analisis pasar didasarkan pada pasar yang sudah ada atau yang

berkembang selama ini (existing market) untuk memperkirakan pasar

potensi (the potential market) dimasa yang akan datang.

Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk

mengunjungi sebuah lokasi atau obyek wisata. Atraksi wisata yang

dominan di pemandian air panas Ngunut merupakan potensi alam berupa

sumber air panas di kawasan tersebut. Pemandian air panas Ngunut pada

saat ini belum seluruhnya dikembangkan dan dikelola secara

professional sebagai kawasan wisata.

Aksebilitas adalah keterjangkauan suatu daerah wisata atau sebuah

obyek wisata baik secara fisik atau sosial. Aksesibilitas fisik pada

umumnya terdiri atas jalan, jembatan dan signage yang berupa tanda

penunjuk arah ( sign board ) atau Rambu Pendahulu Pengarah Jurusan

dan Rambu Petunjuk Jurusan. Aksesibilitas sosial adalah penerimaan

masyarakat setempat (local community acceptance) terhadap

pembangunan pariwisata di daerah mereka. Dalam hal aksesibilitas fisik,

khususnya jalan, menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut sudah cukup

baik.

Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal meskipun kondisi

jalan perlu dipelihara dan diperbaiki secara kontinyu. Komponen

aksesibilitas fisik lainnya di Pemandian Air Panas Ngunut seperti papan

penunjuk belum memadai. Sedangkan aksesibilitas sosial yang berupa

penerimaan masyarakat terhadap program pengembangan pariwisata di

wilayah mereka sudah cukup baik. Ini ditunjukkan dengan adanya

pengembangan disekitar lokasi obyek wisata, masyarakat menerima dan

ikut berperan serta mendukung pembangunannya.

Amenitas terdiri atas akomodasi, layanan boga (makanan dan

minuman), layanan telekomunikasi, layanan perbankan, layanan

pemanduan ( guide and interpretation ) dan sejenisnya. Pada saat ini

22

sebagian besar komponen amenitas tersebut belum tersedia secara

memadai di Pemandian Air Panas Ngunut. Yang sudah ada yaitu rumah

makan, layanan air bersih, sarana komunikasi, toko suovenir. Yang

belum ada contohnya : layanan perbankan,layanan pemandu pusat

informasi.

Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan

pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata di

Pemandian Air Panas Ngunut masih terbatas mengingat kawasan

tersebut memiliki daya tarik khusus yang lebih sesuai untuk

mengakomodasi minat khusus pengunjung yang berkaitan dengan

kesehatan ( health tourism ).

Kegiatan wisata yang sudah dilakukan selama ini adalah mandi

dengan air panas yang memiliki kandungan belerang yang diyakini

memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit

kulit. Meskipun kegiatan tersebut selama ini telah dikelola oleh pihak

pemerintah namun karena kondisi sumber air panas yang debit airnya

senantiasa menurun menjadi suatu kendala tersendiri bagi upaya

pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut tersebut dimasa yang akan

datang. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di sekitar Pemandian Air

Panas Ngunut menjelajah ( trekking ) di alam sekitar.

C. Potensi dan Daya Tarik Pemandian Air Panas Ngunut.

1. Nilai keunikan.

Posisi geografis obyek wisata tersebut termasuk dalam wilayah

geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan pada 7 015’ – 7 030’

Lintang Selatan dan 110045’ – 111010’ Bujur Timur, ketinggian dari

permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah Kecamatan Sambirejo).

Pencapaian menuju kawasan ini dari pusat kota sampai dari pusat

kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia prasarana jalan

beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat (minibus) cukup

banyak.

23

Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah Kabupaten Sragen

asetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain

saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang. Selain

itu kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai keunikan

sendiri.

Mata air yang menurut informasi dari pengelola pemandian

mengandung unsur mineral berkhasiat dapat menyembuhkan segala

penyakit kulit merupakan obyek tujuan utama pengunjung yang datang ke

tapak kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Air panas yang

bersuhu ±42 dari sumber bawah tanah ditampung pada bangunan kolam.

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana, namun

sudah merupakan bangunan permanen.

2. Pengembangan.

a. Nilai Historis dan Arkeologis.

i Dari Nilai Historis.

Rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut adalah suatu tempat yang

mewadahi kegiatan rekreasi yang memanfaatkan sumber air panas

untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit serta memanfaatkan

keindahan alam sekitarnya yang didukung oleh sarana dan prasarana

rekreasi sehingga kegiatan rekreasi tercipta di kawasan tersebut.

Sumber air panas merupakan kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia. Untuk itu pengelolaan dan penataan yang

benar akan didapatkan suatu manfaat yang besar untuk kepentingan

masyarakat. Penataan lokasi yang dapat menarik pengunjung

merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan semua kegiatan

yang ada di dalam lokasi rekreasi pemandian air panas tersebut.

ii Dari Nilai Arkeologis.

Dilingkungan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

terdapat bangunan rumah tradisional.Pada bangunan rumah itu

terdapat Ragam Hias semacam kaligrafi, pada dasarnya menggunakan

huruf Arab yang berfungsi sebagai hiasan. Disamping itu sudah

24

barang tentu ada maksud lain. Jadi bukan kaligrafi yang

sebenarnya.Yaitu tulisan Jawa yang mirip dengan tulisan Arab.

Perwujudan ragam hias yang menggunakan huruf Arab pada

bangunan rumah tradisional ini ada beberapa macam antara lain:

1. Huruf Arab yang digambarkan atau dipahatkan secara wajar.

2. Huruf Arab yang distalikan sehingga berupa suatu hiasan.

3. Huruf Arab yan dirangkum sehingga berupa suatu hiasan

4. Kata Jawa yang mirip dengan dengan kata Arab yang diwujudkan

dalam bentuk wujudnya.

Adapun perwujudannya ada yang digambarkan saja ada pula

yang dipahatkan sehingga berupa relief, dan ada pula yang

diwujudkan secara tiga demensi.

b. Nilai Visual

Penataan lanskap didasarkan pada :

i. Karakter lanskap.

Di kawasan ini mempunyai karakter lanskap yang kuat hal ini

dapat dilihat pada unsur-unsur lanskap yang ada pada kawasan

tersebut seperti kontur yang sangat bervariasi.

Batuan- batuan yang ada pada lereng perbukitan tumbuhan yang

banyak, sungai yang membelah kawasan.

Unsur – unsur tersebut digunakan sebagai faktor penataan

lanskap sehingga keadaan alami kawasan dapat dipertahankan dan

untuk unsur-unsur buatan harus disesuaikan dengan unsur alami.

Yaitu penataan lanskap disesuaikan dengan keadaan alam sekitar

sehingga tidak merubah banyak kontur yang sudah ada.

ii. Fungsi lanskap.

Secara keseluruhan lanskap tersebut merupakan obyek rekreasi

pemandangan yang menarik.Salah satu unsur lanskap yang

mempunyai bermacam-macam fungsi dan merupakan faktor

keindahan kesejukan adalah Pemandian Air Panas Ngunut.

c. Nilai Strategis.

25

Aksesbilitas untuk mencapai kawasan wisata Pemandian Air

Panas Ngunut sangat banyak antara lain:

1. Jalur satu : jalur dari Kota Sragen – Ngarum – Sambirejo –

Pelang 20 km

2. Jalur dua : jalur dari Gondang – Panggung – Sambi -

Sambirejo – Pelang 23 km

3. Jalur tiga : jalur tiga Grompol/ Masaran – Jambangan –

Batu Jamus – Kerjo – Pelang Ngunut 22km.

4. Jalur empat : Karang anyar – Mojogedang – Batujamus –

Kerjo –Pelang –Ngunut 25 km.

5. Jalur lima : Magetan – Jogorogo –Ngrambe – Sine –Winong

–Sambi –Sambirejo –Pelang –Ngunut 40 km.

d. Nilai Sosial Budaya Masyarakat.

Kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut terletak di

pedesaan, kehidupan masyarakatnya sehari – hari bermata pencaharian

sebagai petani dan pedagang. Karena letaknya juga berdekatan

dengan pasar Pelang. Karakteristik demikian sangat menguntungkan

apabila dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah

tersebut sebagai unsur pembentuk lanskap.

Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu dipadukan dengan

berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah setempat, yang

berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang ada

dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat

dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.

Nilai kegotongroyongan masyarakatnya juga sangat kuat,

sehingga menimbulkan loyalitas yang sangat tinggi.

Kegiatan – kegiatan relegius juga sangat kental terlihat dengan

adanya wayangan dan lebih menarik lagi adanya budaya tradisional

yaitu Cokean dan Tayub (Sumber dari Bu Hadi yaitu masyarakat desa

Jetis Kecamatan Sambirejo).

26

D. Potensi lokal sebagai Faktor Pendukung Daya Tarik Pemandian Air

Panas Ngunut.

Potensi lokal yang ada disekitar kawasan Pemandian Air Panas

Ngunut yaitu selain sumber air panas itu sendiri juga udara disekitar

sangatsejuk dan cocok untuk peristirahatan, apalagi ditambah dengan

panorama disekitar yang sangat indah. Ini merupakan daya tarik bagi

wisatawan untuk datang ke tempat wisata ini.

Ditambah lagi dengan kesenian tradisional yang sudah diuraikan

diatas yaitu Cokek dan Tayub.

a. Kesenian tradisional Cokek.

Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar

kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu

mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa sehabis

panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis klenengan

namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan bumbung yang ditiup.

Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang terdiri dari : pengendang,

penabuh tote, penabuh saron, peniup bumbung dan sinden. Di desa Jetis

ada 2 kelompok yaitu : kelompok Laras dan kelompok Manis

b. Kesenian Tayub.

Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun sindennya

menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si Penari tersebut.

Penonton yang menari dengan sinden tersebut harus memberi imbalan

uang kepada sinden itu. (Sumber data : Joko Saptogiri )

Dilingkungan Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut ada 1

grup yaitu grup Sekar Puri.

27

BAB IV

PERANAN PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT DALAM

PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN WISATA BUDAYA DI

KABUPATEN SRAGEN

Pemandian Air Panas Ngunut kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia, untuk itu pengelolaan dan penataan yang benar akan didapatkan

suatu manfaat yang besar untuk kepentingan masyarakat. Penataan lokasi yang

dapat menarik pengunjung merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan

semua kegiatan yang ada di dalam lokasi rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut

tersebut.

A. Visi dan Misi Pengembangan.

Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan

suatu kawasan wisata pemandian air

a. Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan

suatu kawasan wisata air panas yang dapat difungsikan sebagai

tempat rekreasi dengan menata sarana dan prasarananya, serta

menampilkan tampilan tradisional dengan sentuhan modern.

b. Manfaat.

Manfaat penataan kawasn wisata ini adalah untuk memajukan dan

mengembangkan kawasan wisata pemandian air panas sehingga

kawasan ini mempunyai daya jual kepada wisatawan asing maupun

domestik, selain itu juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang ada di kawasan wisata.

28

Gambaran umum kepariwisataan di Pemerintah Daerah Kabupaten

Sragen dalam pengembangan pariwisata di Jawa Tengah termasuk wilayah

pengembangan (Merbabu – Merapi) yang meliputi Semarang, Magelang,

Temanggung, Wonosobo dan daerah sekitarnya sampai di kaki gunung

Lawu perbatasan Jawa Timur.

Peta Aset Wisata Jawa Tengah dapat dilihat di P -1

Dalam pembangunan Jawa Tengah yang meliputi Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen di dalamnya, sektor pariwisata mendapatkan

prioritas pembangunan dengan penekanan pada pengembangan potensi

alam serta pelestarian aset wisata sejarah, disamping sektor pertanian dan

sektor indusrti yang relatif maju.

Peta wilayah pembangunan Jawa Tengah dapat dilihat pada Peta P-2

Penyebaran arus wisata di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen,

kota wisata yang datang dari arah utara melalui Purwodadi, dari arah barat

melalui Surakarta berjarak sekitar 30 km dan perjalanan wisata dari Jawa

Timur melalui Ngawi. Posisi kota Sragen dalam wilayah Propinsi Jawa

Tengah dapat dilihat pada peta P-3

Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di kawasan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen antara lain :

a. Pemandian Air Panas Bayanan, yang terletak di sebelah utara

Pemandian Air Panas Ngunut 2 km di desa Bayanan.

b. Wisata Budaya Gunung Kemukus merupakan aset wisata bernilai

sejarah, yang terletak didesa Pendem Kecamatan Sumberlawang,

jarak capai dari pusat kota Sragen sejauh 30 km.

c. Wisata Sangiran. Peninggalan sejarah diketemukannya fosil

manusia dan fosil binatang purba serta fosil – fosil lain. Terletak di

desa Sangiran.

d. Wisata Tirta Waduk Kedung Kancil. Terletak di desa Sunggingan

Kecamatan Miri, berjarak 37 km dari pusat kota Sragen. Obyek

Wisata Kedung Kancil merupakanan aset wisata alam/rekreasi

29

waduk dengan sebuah pulau di tengahnya dilengkapi dengan sarana

penyeberangan, bangunan tempat istirahat dan arena bermain anak.

e. Obyek Wisata Kedung Ombo merupakan wisata waduk dan tempat

pemancingan serta terdapat arena pacuan kuda, yang pernah

dipergunakan untuk memberebutkan piala GUBERNUR CUP

PROPINSI JAWA TENGAH. Terletak di Desa Kedung Ombo.

f. Kolam Renang Kartika. Kolam renang ini terletak di pusat kota

Sragen, tepatnya di Desa Tamanasri kalurahan Kroyo Kecamatan

Karang Malang yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen.

g. DAYU PARK. Wisata Dayu ini terletak di Desa Dayu Kecamatan

Karang Malang. Tempat Wisata ini dilengkapi dengan berbagai

fasilitas sangat memuaskan para pengunjung antara lain : hotel,

rumah makan, souvenir, toko makanan khas Sragen, kolam renang

dan kebun binatang.

Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Kabupaten Sragen

dan antara yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan, maka

tempat wisata Pemandian Air Panas Ngunut ini sangat potensial sekali

sehingga perlu adanya sentuhan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

untuk pengembangannya.

Pada akhir ini perkembangan kepariwisataan, khususnya di

wilayah Kabupaten Sragen terus menunjukkan indikator kenaikan terletak

pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, serta peningkatan

jumlah pendapatan dari sektor ini terhadap pendapatan asli Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen.

Kepariwisataan di Kabupaten Sragen yang memiliki banyak tempat

– tempat wisata seperti telah disebutkan di atas. Tujuan utamanya adalah

bagaimana mengembangkan Pariwisata, memberdayakan perekonomian

masyarakat khususnya perekonomian sekitar obyek wisata dengan cara

terus menerus meningkatkan sarana dan prasarana obyek wisata dengan

harapan akan lebih menarik wisatawan, didasari etos kerja kepariwisataan

30

yang dikenal dengan SAPTAPESONA nya. Sapta Pesona Pariwisata yang

meliputi tujuh unsur utama antara lain:

1. AMAN : Situasi lingkungan yang damai dan nyaman

2. TERTIB : Lingkungan yang teratur

3. BERSIH : Jauh dari pulusi

4. SEJUK : Suasana yang menyenangkan

5. INDAH : Keadaan tertata rapi

6. RAMAH TAMAH : Lingkungan yang ramah terhadap sesama

7. KENANGAN : Siapa yang datang selalu terkenang dengan

keadaan yang menyenangkan

B. Konsep Dasar Pengembangan.

Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan

sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek

wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.

Pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut berada

dalam pengembangan global, yang menuntut pemikiran, perencanaan,

perancangan dan penanganan yang menyeluruh, sehingga tidak lepas dari

VISI dan MISI. Melakukan pengembangan demi kesejahteraan lahir dan

batin semua pihak. Pemberdayaan perekonomian masyarakat sekitar obyek

wisata pada ujungnya meningkatkan pula daya dukung perekonomian

daerah dalam menunjang pembangunan, ditandai dengan meningkatnya

Pendapatan Asli Daerah Sendiri.Artinya pembangunan sektor lain di

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga meningkat. Hal tersebut

terlihat dalam bentuk semakin meningkatnya pelayanan pada masyarakat,

meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian, meningkatnya sumber

daya manusia, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

a. Pengembangan dalam perspektif pembangunan Pariwisata yang

berkesinambungan.

31

Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan

sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek

wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.

Untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata di

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen secara berkesinambungan mengadakan promosi baik melalui

pameran, travel market maupun melalui brosur. Selain itu event

kesenian tradisional juga diadakan. Pemeritah Daerah juga selalu

membina pengrajin souvenir, yang sangat digemari wisatawan

misalnya : batik, kerajinan batu Sangiran, Wayang beber serta

kerajinan ukir bambu dan lainnya yang menunjang pengaembangan

kepariwisataan di Kabupaten Sragen.

Usaha lain untuk menunjang pengembangan kepariwisataan

Kabupaten Sragen yaitu dengan meningkatnya sumber daya manusia

di sektor pariwisata. Pembinaan POKDARWIS (Kelompok Sadar

Wisata) sebagai wujud pembinaan pemerintah kepada masyarakat

sekitar obyek wisata, serta pembinaan kepada para pengelola hotel,

restaurant, salon kecantikan, rumah billiard dan video game. (

Sumber : Joko Saryono, Kabid Pariwisata Kab Sragen ).

Obyek wisata sebagai komoditi non migas pariwisata juga

ditingkatkan baik fasilitas obyek wisata, sarana dan prasarana

maupun pelayanannya, jalan menuju obyek wisata, angkutan umum,

areal parkir, MCK, tempat pembuangan sampah, rumah makan dan

pusat informasi wisata disediakan di semua obyek wisata di

Kabupaten Sragen.

Dalam era globalisasi ini, diharapkan penghasilan devisa

utama Negara dan daerah.Untuk itu perlu didukung pengembangan

kepariwisataan unggulan di Kabupaten Sragen.

Kabupaten Sragen yang satu – satunya memiliki obyek

wisata museum prasejarah Sangiran, dimana telah ditetapkan sebagai

warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1996.

32

Adanya museum Sangiran tersebut diharapkan wisatawan

baik domistik maupun mancanegara yang berkunjung di Kabupaten

Sragen semakin meningkat, selain itu juga dibutuhkan obyek wisata

penyangga dengan mengembangkan obyek wisata lainnya seperti

Pemandian Air Panas Ngunut dan Pemandian Air Panas Bayanan,

dengan bekerja sama dengan investor swasta dengan harapan akan

semakin mampu meningkatkan pemberdayaan perekonomian

masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen.

b. Pengembangan daya tarik wisata berbasis pada kegiatan sosial

budaya.

Dinamika kegiatan masyarakat sekitar Pemandian Air Panas

Ngunut yang bertumpu pada kegiatan pertanian memiliki potensi

besar dalam pariwisata. Realisitasnya yaitu pada waktu habis panen

masyarakat mengadakan upacara bersih desa sebagai ungkapan

syukur kepada Allah SWT. Dalam konsep ini beberapa kesenian

rakyat yang terdapat disekitar pemandian air panas Ngunut

berpeluang menarik wisatawan,seperti cokek dan Tayub yang cukup

terkenal disekitar kawasan pemandian tersebut.

c. Pengembangan keterkaitan aktivitas koridor – koridor budaya yang

terpadu.

Konsep dasar ini menekankan pengembangan kepariwisataan

Kawasan Pemandian Air Panas Ngunut secara spesial perlu

dikembangkan agar memiliki keterkaitan keluar (out word linkages)

dengan wilayah wisata strategis di sekitarnya, khususnya di

Pemandian Air Panas Bayanan. Yang berdekatan dan memiliki

pangsa pasar yang cukup besar. Hal tersebut dimaksudkan agar daya

tarik kawasan Pemandian Air Panas Ngunut memiliki kemampuan

akses yang lebih pada wilayah pengembangan yang ada

pengembangan keterkaitan keluar dengan obyek dan daya tarik wisata

lain yang kompetitif. Melalui pengembangan paket – paket wisata

terpadu lintas regional akan meningkatkan kemampuan daya serap

33

yang lebih besar bagi kawasan Pemandian Air Panas Ngunut untuk

dapat lebih berkembang.

d. Pengetahuan yang berbasis pada partisipasi masyarakat secara nyata

(Community Based Develepment).

Pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menitik

beratkan pada bentuk nyata dari partisipasi masyarakat yang

mendukung keberadaan Pemandian Air Panas Ngunut. Dibuktikan

dengan antusias masyarakat yang membuka warung makan,

penginapan disekitar obyek wisata.

Partisipasi nyata dimaksud agar timbul apresiasi dan

kepedulian terhadap peninggalan tersebut. Bentuk partisiasi tersebut

terwujud dalam aktivitas sehari –hari yang mereka lakukan dan

memperluas lahan usaha bagi masyarakat di dalam lingkup area di

sekitar kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Kewujudan partisipasi

masyarakat berpotensi sebagai salah satu Produk Pariwisata yang

menarik. Partisipasi masyarakat local terhadap perencanaan dan

menejemen pariwisata membantu memujudkan suatu pengembangan

sumberdaya manusia manusia yang dilakukan oleh masyarakat lokal

itu sendiri melalui pengembangan usaha – usaha berbasis ekonomi

maupun pariwisata yang memberikan kontribusi besar terhadap

kesinambungan kawasan pariwisata tertentu. Keterlibatan masyarakat

sebagai subyek (pelaku) dalam suatu pengembangan pariwisata

menjadi sangat penting mengingat pembangunan pariwisata

memberikaan berbagai dampak, baik itu positif maupun negatif,

terhadap keberadan masyarakat.

C. Strategi dan Rencana Pengembangan Produk.

a. Pengembangan wisata Air Panas dan Agro sebagai motor

penggerak kepariwisataan Pemandian Air Panas Ngunut.

34

Sebagai implikasi atas startegis tersebut diatas, maka

pengembangan kepariwisataan di Pemandian Air Panas Ngunut

perlu ditindak lanjuti dengan rencana – rencana pengembangan

pariwisata sebagai berikut :

1. Memberikan prioritas pada pengembangan fasilitas untuk

aktivitas wisata air panas dan agro.

2. Mengembangkan atraksi wisata baru,seperti wisata olah

raga (sport tourism) dan wisata pedesaan sebagai penarik

kunjungan bagi aktivitas wisata air panas dan agro.

b. Pengembangan produk wisata terpadu melalui pengembangan zona

– zona tematis.

Pengalaman yang menyeluruh bagi wisatawan mengenai

produk wisata (berupa obyek atau layanan) dapat diciptakan

melalui penetapan zona – zona tematis yang berupa obyek – obyek

dengan keunikan karakteristik dan atraksi wisata menarik yang

terintegrasi, terpadu, efisien, sehingga memiliki pembeda khas

dengan produk wisata sejenis di daerah lain.

Dalam kerangka pengembangan produk tematis tersebut,

maka pengembangan produk wisata Pemandian Air Panas Ngunut

perlu diarahkan pada basis wisata air panas dan potensi kekayaan

alam pedesaan yang ada disekitarnya, baik potensi agro, kerajinan,

kesenian, maupun tradisi masyarakatnya. Implikasi dan strategi ini

adalah menyusun arahan rencana pengembangan zona – zona

wisata tematis yang terpadu dan terintegrasi. Pengembangan

produk tematis berdasar dari pembentukan zona di Pemandian Air

Panas Ngunut perlu diarahkan pada :

1. Pengembangan produk berbasis wisata air panas.

2. Pengembangan produk berbasis wisata pendidikan

3. Pengembangan produk berbasis wisata pertanian dan

perkebunan (Agrowisata ).

35

4. Pengembangan produk berbasis pada paresisasi budaya atau

tradisi pedesaan.

c. Pengemasan paket wisata yang terintegrasi

Bertolak dari letak obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut yang berada pada jalur wisata seputar Gunung Lawu, maka

perlu dibuat arahan rencana pengembangan, seperti berikut ini :

a. Pengembangan pola alur kunjungan yang mengaitkan

antara obyek yang ada disekitar Pemandian Air Panas

Nginut, seperti perkebunan teh di Jamus (Sine – Ngawi),

Gunung Warak dan Gunung Lirliran (Sine – Ngawi),

Perkebunan teh Candi Cetho, dan Candi Sukuh

(Ngargoyoso- Karanganyar) dan obyek wisata lain di

Kabupaten Sragen.

b. Mengembangkan tema – tema berbeda, di tiap – tiap obyek,

sehingga semakin menarik pengunjung untuk datang

berekreasi.

D. Strategi dan Rencana Pengembangan Tata Ruang

Mengembangkan struktur tata ruang berdasarkan zonasi

(tematis) untuk menjadikan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

lebih menarik dan marketable, maka arah pengembangannya perlu dibuat

zona – zona tematis. Penambahan atraksi wisata baru perlu memperhatikan

zona – zona tetrsebut. Sebagai implikasi dari strategi di atas,maka dalam

pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut diperlukan

atraksi baru dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu :

a. Pengembangan taman wisata air panas dan pendidikan (zona

konservasi dan pendidikan).

b. Pengembangan taman wisata agro (zona agro – tourism).

c. Pengembangan wisata olah raga (zona wisata olah raga).

d. Pengembangan taman wisata keluarga (zona rekreasi dan hiburan).

36

e. Pengembangan kawasan wisata belanja dan cenderamata (zona

ekonomi).

E. Strategi Pengembangan Aksesibilitas

Pengembangan aksesibilitas merupakan komponen

pengembangan pariwisata yang sangat penting di samping aspek obyek

dan daya tarik wisata serta aspek ketata ruangan.

Untuk mengembangkan obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut sebagai area yang baik, maka aspek aksesibilitas harus

diperhatikan. Secara geografis, posisi obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut memang cukup mudah dicapai, meskipun letaknya tidak berada

pada jalur utama jalan arteri yang menghubungkan kota besar. Namun

demikian obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat diakses dari

beberapa jurusan paling tidak terdapat enam jalur masuk yang dapat

digunakan oleh wisatawan untuk menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut

( lihat –Transportasi ).

Berkaitan dengan Transportasi yang ada dikawasan Ngunut,

maka perlu dirumuskan arahan rencana pengembangan dalam bentuk :

a. Penataan jalur akses masuk utama ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut.

b. Pengembangan jalur akses alternatif ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut.

c. Pengembangan entry point atau gerbang wisata sebagai titik orientasi

kunjungan ke obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.

d. Peningkatan kualitas pelayanan dan kenyamanan angkutan

perjalanan, khususnya angkutan umum.

F. Strategi Pengembangan Pasar Dan Pemasaran

Pasar aktual obyek wisata Ngunut adalah wisatawan lokal yang

memiliki minat pada wisata air panas dan alam pedesaan. Minat wisatawan

lokal pada obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut terutama terkait

37

dengan motivasi rekreasi keluarga yang berbasis pemandian air panas.

Namun perlu dikemukakan untuk tahun – tahun belakangan ini minat

wisatawan yang datang ke Pemandian Air Panas Ngunut dengan dorongan

ingin mandi air panas semakin menurun dan digantikan oleh wisatawan

yang justru ingin mencari hiburan.

Sebenarnya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

memiliki pasar potensial, yaitu wisatawan yang tertarik terhadap alam

pedesaan. Pasar potensial ini juga mencakup mereka yang melakukan

kunjungan wisata ke obyek – obyek wisata disekitar Ngunut yang hampir

keseluruhan adalah wisatawan lokal dan regional. Agar pasar wisatawan

tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan, maka perlu adanya strategi

yaitu :

a. Pengembangan deferensiasi produk dan harga dengan tetap bertumpu

pada potensi alam dan budaya.

b. Pemanfaatan teknologi informasi bagi promosi dan sistim informasi

pariwisata daerah untuk mendukung strategi pemasaran yang handal.

c. Pemeliharaan pasar yang telah ada melalui peningkatan tawaran

keragaman produk dan layanan wisata.

d. Pengembangan citra pariwisata obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut sebagai upaya implementasi positioning pemasaran pariwisata.

G. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan pariwisata di obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut tidak mungkin dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari

masyarakat sekitar obyek, karena masyarakat sekitar obyek merupakan

salah satu subyek dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil

yang diharapkan adalah adanya peningkatan pendapatan melalui berbagai

peluang usaha dalam pelayanan pada wisatawan. Namun sebelum semua

itu terwujud, maka sangat diperllukan adaya kesadaran dari tiap warga

masyarakat untuk ikut aktif terlihat di dalam program – program yang

direncanakan bersama serta didukung oleh kemampuan SDM yang

38

memadai. Langkah –langkah pengembangan SDM di kawasan ini dapat

dilakukan dengan strategi :

a. Penyiapan dan peningkatan kesadaran masyarakat sekitar obyek

wisata Pemandian Air Panas Nunut dalam mendukung kegiatan

pariwisata.

Dalam konteks menyiapkan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat ini, maka sosialisasi program pengembangan Pemandian

Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata perlu dilaksanakan.Bentuk

sosialisasi ini dapat berupa :

- Sarasehan antara berbagai pihak terkait, LSM, tokoh Agama,

tokoh masyarakat dan warga setempat.

- Pemberitaan melalui berbagai media masa dalam upaya

menyebar luaskan berbagai informasi terkait dengan

pengembangan pariwisata.

- Penyuluhan yang dilakukan oleh instansi terkait, Perguruan

Tinggi dan LSM.

Apabila rencana ini dibuat Tabel maka akan terlihat seperti

dibawah ini :

SASARAN PROGRAM

KEGIATAN

HASIL YANG

DIHARAPKAN

Masyarakat

Umum

· Sosialisasi program

pengembangan

pariwisata

· Pembentukan dan

pemantapan

organisasi kelompok

pemerhati pariwisata

(POKDAWIS)

· Timbulnya kesadaran

masyarakat bahwa

mereka merupakan

bagian dari subjek

kepariwisataan yang

akan dikembangkan

· Adanya masukan

baik saran atau kritik

39

dari masyarakat.

Kelompok

Usaha Kecil

Menengah

· Pelatihan dalam

bidang teknik

maupun manajemen

usaha yang meliputi

proses produksi,

rancangan

pembuatan produk

baru, dan pemasaran.

· Pembentukan

kemitraan usaha,

baik dalam tahap

proses produksi

maupun jenis usaha

yang sama.

· Terciptanya produk

cinderamata maupun

makanan khas yang

berkualitas dan

beragam.

· Terjalinnya

kemitraan antar

kelompok usaha.

· Terbukanya wawasan

mengenai peluang

usaha berkaitan

dengan kegiatan

wisata

· Tersedianya SDM

yang unggul

dibidang

pengembangan usaha

kecil menengah.

Kelompok

Kesenian

· Pembentukan dan

pemantapan

kelompok kesenian

· Pelatihan dan

peningkatan

kemampuan dalam

pementasan

(manajemen

· Terciptanya SDM

yang unggul

dibidang kesenian.

· Terciptanya seni

tradisional sebagai

salah satu atraksi

wisata menarik di

Pemandian Air Panas

40

pementasan) Ngunut.

· Terjalinnya

kemitraan antar

kelompok usaha

· Terbentuknya

lembaga kesenian

yang mampu

berkiprah dalam

memajukan objek

wisata Pemandian

Air Panas Ngunut.

Kelompok

penyedia jasa

dan pelayanan

langsung

kegiatan wisata

· Sosialisasi program

pengembangan

pariwisata

· Pelatihan

ketrampilan dalam

pelayanan pariwisata

· Pelatihan guiding

teknik dalam bahasa

asing bagi pemandu

wisata.

· Timbulnya kesadaran

masyarakat bahwa

mereka merupakan

bagian dari subjek

pengembangan

pariwisata

· Terciptanya SDM

yang trampil dan

berwawasan luas

Sumber data : Kantor pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten

Sragen : 2008.

Tabel IV.1 Sasaran dan program kegiatan pengembangan masyarakat

lokal

b. Penyiapan dan peningkatan sumberdaya manusia dalam rangka

pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut memang

41

perlu direncanakan dengan baik. Penyiapan dan peningkatan ini dapat

dilakukan dengan melalui berbagai bentuk kegiatan pelatihan atau

diklat berkaitan dengan ketrampilan khusus, peluang usaha baru

dibidang pariwisata, dan lain –lain, seperti terlihat dibawah ini :

PROGRAM

DIKLAT INSTANSI TERKAIT SASARAN

1.Diklat

pengenalan

program

pengembangan

kegiatan

pariwisata

Pemandian Air

Panas Ngunut

· Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ;

Kesbanglinmas

· Pengrajin

· Pemuda

· Aparat Desa

· Kelompok seni

tradisianal

· Pemuka

agama/tokoh

masyarakat

2. Diklat Kesenian · Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ;

Kesbanglinmas dan

Lembaga terkait

· Kelompok/anggota

kesenian baik

tradisional

maupun modern

3.Diklat

Pengelolaan

Fasilitas

· Kantor Pariwisata,

Promosi, Dan

Investasi ;

Kesbanglinmas

Dinas Perindustrian

Dan Koperasi Dan

Dinas Kesehatan

· Pengelola visitor

center.

· Pengelola WC

Umum

· Pengelola warung

makan

· Pengelola

panggung hiburan

· Pengelola home

stay

· Pengelola toko

42

cinderamata

· Pengelola parkir

4.Diklat

Pelestarian

Lingkungan

· Kantor Pariwisata,

Promosi, Dan

Investasi ; Kantor

Ligkungan Hidup,

Dinas Kehutanan

· Masyarakat

Umum

· Pengelola fasilitas

5.Diklat

Pengembangan

Cinderamata

· Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ; Dinas

Perindustrian dan

Koperasi dan

Kesbanglinmas

· Masyarakat

Umum

· Pengrajin

cinderamata

(Sumber : Kep Kantor pariwisata, Promosi, dan Investasi Kabupaten

Sragen ( Hery Kuncoro )

Tabel IV.2 Rencana Kebutuhan Program Pengembangan/Diklat SDM

BAB I

PENDAHULUAN

H. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara.

Disamping kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia juga

memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau – pulaunya

membentang dari Sabang sampai Meraoke Indonesia juga memiliki keaneka

ragaman budaya yang unik dan menarik. Keragaman budaya dan keindahan

alam merupakan salah satu faktor pendorong majunya pariwisata di

Indonesia.

Sejak zaman nenek moyang, Indonesia telah memiliki budaya yang

tinggi nilai dan mutunya. Peninggalan-peninggalan budaya itu ada berbagai

43

macam wujud, misalnya; bangunan kuno, adat, tradisi, bahasa, pakaian adat,

tari, dan lain- lain yang bernilai sejarah.

Indonesia termasuk negara yang kaya akan cagar budaya, artinya

benda –benda bersejarah seperti ; prasasti, masjid, gereja, gedung lama, pura,

tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana

Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah satu

usaha yang dilakukan pemerintah dalam melindungi, memelihara dan

melestarikan benda - benda bersejarah yaitu diadakannya Dinas Suaka

Sejarah dan Peninggalan Nasional.

Di Jawa banyak terdapat benda - benda bersejarah, yang perlu diawasi

dan dijaga kelestariannya. Seperti di Jawa Tengah terdapat Candi Prambanan,

Candi Mendut, Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran di Kota

Surakarta. Juga didaerah Sangiran kota Sragen ditemukan benda - benda

purbakala.

Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Jawa Tengah,

Kabupaten Sragen termasuk poros pengamatan wilayah Pembangunan IV

dengan pusat pembangunan di Surakarta, yang merupakan daerah industri,

perkebunan dan pariwisata yang relatif maju. Dalam paket wisata mempunyai

jalan pengimbang dengan tujuan wisata Magelang – Yogyakarta.

Kabupaten Sragen dengan kota Sragen sebagai ibu kota kabupaten

yang berperan menjadi pusat distribusi transportasi dan pusat perdagangan

maupun usaha jasa pariwisata terutama kawasan wisata di wilayah A

(Merbabu- Merapi) bagian Timur yang sudah dikenal kalangan pariwisata

Domestik dan wisatawan Asing (Musium Sangiran).

Oleh sebab itu dalam mengembangkan potensi wisata di tiga kawasan

dalam wisata Kabupaten Sragen akan dilakukan pendekatan dengan

memadukan pola jalur perjalanan yang menghubungkan obyek wisata di tiga

kawasan dengan obyek wista yang telah berkembang, baik diwilayah

Kabupaten Sragen sendiri maupun yang berada di wilayah Merbabu –

Merapi. Penggalian potensi kebudayaan dan atraksi alam akan dimanfaatkan

44

seoptimal mungkin untuk dapat menunjang dan mendorong daya tarik

wisatawan.

Di Kabupaten Sragen, Desa Ngunut terdapat kekayaan alam berupa

sumber air panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi oleh

hutan karet, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih terasa di

daerah tersebut. Alamnya berbukit – bukit, dari bukit ini kawasan kota Sragen

dapat dilihat, dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.

Untuk pemanfaatan sumber daya alam ini pihak Kantor Pariwisata,

Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen sudah melakukan pembangunan dan

pengembangan namun belum dapat berkembang dengan baik, hal ini dapat

dilihat dari perkembangan desa Ngunut agak tersendat. Kurangnya daya jual

obyek tersebut karena belum lengkapnya fasilitas – fasilitas yang dapat dijual

kepada wisatawan.(Sumber: Hari Kuncoro, Kep. Kantor Pariwisata, Investasi

dan Promosi Kabupaten Sragen, Rencana Penataan Kawasan Wisata

Kabupaten Sragen.)

Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan

mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan

berbagai macam penyakit kulit. Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar

420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak

penampungan 16 m2 ( 4.00 m x 4.00 m )

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,

namun sudah merupakan bangunan permanen berdinding pasangan bata dan

beratapkan bentuk joglo dari bahan seng bergelombang, Dilihat dari fungsi

dan kepentingan dari kolam utama sebagai mata air/sumber air panas,

bangunan ini untuk pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih

terbuka. Dari kolam/bak penampungan, selanjutnya air panas tersebut

dialirkan ke bangunan pemandian menggunakan pipa besi O2 “

Dengan melihat potensi – potensi yang ada di dalam kawasan wisata

Pemandian Air Panas Ngunut ini, kiranya perlu penataan kembali dengan

menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat menunjang kegiatan

45

wisata air panas, penyediaan sarana pencapaian yang mudah antara

fungsi,dan pemanfaatan alam sekitar obyek untuk rancangan selanjutnya.

Adanya potensi diatas diusahakan dapat menarik wisatawan

berkunjung ke tempat tersebut, sehingga daerah tersebut dapat berkembang

dalam bidang ekonomi dan juga meningkatkan pendapatan asli daerah di

Kabupaten Sragen.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai

berikut :

4. Potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di obyek wisata budaya

Pemandian Air Panas Ngunut.

5. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian obyek

wisata budaya bersejarah tersebut.

6. Bagaimana promosi yang dilakukan untuk mempromosikan obyek

wisata Pemandian Air Panas Ngunut

J. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah :

1. Umtuk mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di

obyek wisata budaya Pemandian Air Panas Ngunut.

2. Untuk mengetahui bagaimana usaha - usaha yang dilakukan untuk

menjaga kelestarian Pemandian Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata

budaya bersejarah.

3. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan pengelola untuk

menjadikan Pemandian Air Panas Ngunut sebagai wisata yang diminati.

K. Manfaat Penelitian

46

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dibidang kepariwisataan.

b. Penulis dapat menerapkan materi-materi yang didapat di bangku

kuliah.

2. Manfaat Praktis yaitu :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

para pembaca dan pihak-pihak yang tertarik dengan dunia

kepariwisataan, khususnya bagi para pecinta wisata budaya seperti

Pemandian Air Panas Ngunut.

L. Kajian Pustaka

A. Definisi

7. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan

untuk dikembangkan, kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya

(Kamus Besar bahas Indonesia, 2005 : 891).

8. Obyek Wisata

Obyek Wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup,

seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang

mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (PP Nomor 24

tahun 1979).

9. Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta

menstimulasi sektor – sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya

sebagai sektor yang komplek ia juga meliputi industri kerajinan

tangan dan cinderamata, penginapan, dan transportasi secara

47

ekonomis juga dipandang sebagai industri (Nyoman S. Pendit, 1994 :

34).

10. Wisata

Wisata adalah bepergian bersama – sama untuk meperluas

pengetahuan, bersenang – senang dan sebagainya (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2005 : 888).

Menurut Undang –undang kepariwisataan No. 9, Bab I, pasal 1,

Tahun 1990. Wisata adalah kegitan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata ( M.A

Desky, 1999 :5).

11. Wisatawan

Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,

kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara

yang mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya

tinggal dan berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih

dari 6 bulan di dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk

tujuan non-imigran yang legal, seperti misalnya perjalan wisata,

rekreasi, olahraga, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau

urusan usaha (bussiness) (Oka A. Yoeti, 1983 : 124).

12. Pengertian dan Hakekat Wisata Budaya

Kebudayaan lahir karena adanya ulah akal dan budi manusia.

Dengan akal budinya, manusia tidak menerima begitu saja alam

anugrah Tuhan ini. Oleh manusia itu diubahnya, hasil kerja akal dan

budi itu merupakan kebudayaan yang berupa benda dan buah

pemikiran.

Pada hakekatnya wisata budaya adalah perjalanan yang

dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup

seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke

tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadan rakyat, kebiasaan

dan adat istiadat mereka, cara mereka hidup, budaya dan seni mereka.

48

B. Kriteria Penilaian Objek dan daya Tarik Wisata

9. Kemudahan Pencapaian (Aksesibilitas)

Kemudahan Pencapaian adalah suatu kndisi atau keadaan

tentang mudah tidaknya suatu lokasi (objek) dicapai oleh wisatawan

dari tempat asalnya. ( Sumber : Joko Saptpgiri ).

10. Potensi Pasar (Pengunjung)

Keberhasilan pembangunan objek dan daya tarik wisata banyak

ditentukan oleh tinggi rendahnya potensi pasar atau wisatawan yang

akan mengunjungi objek tersebut.

11. Kondisi Lingkungan

Kondisi Lingkungan suatu objek pada dasarnya bersifat timbal

balik, artinya pengaruh lingkungan wisatawan terhadap lingkungan

objek (lingkungan sosial budaya, lingkungan membudaya), pengaruh

lingkungan terhadap wisatwan seperti keamanan, kesehatan,

keindahan, dan sebagainya.

12. Sarana Wisata

Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan

objek dan daya tarik pada dasarnya meliputi :

c. Sarana akomodasi dan jumlah kamar pada radius 75 km atau

lebih

d. Sarana restaurant dan rumah makan

13. Pengelolaan / Pengusahaan

Pengusahaan dimaksud mencakup kegiatan membangun dan

mengelola. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran anatara lain :

d. Organisasi pengelola

e. Tingkat mutu pelayanan

f. Fasilitas bagi wisatawan, berikut pelaksanaan perawatan dari

fasilitas yang ada.

14. Prasarana Pasar

49

Prasarana pasar merupakan yang mutlak bagi pembangunan

objek dan daya tarik wisata. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran

seperti : sarana jalan, listrik, air bersih, pos, dan telekomunikasi.

15. Daya Tarik Pendukung

Pembanguan objek dan daya tarik wisata diperlukan adanya

daya tarik pengunjung lain, sehingga wisatawan dapat puas karena

menyaksikan beberapa daya tarik wisata. Unsur yang dinilai dalam

kriteria ini didasarkan ada atau tidaknya serta jumlah objek wisata

lain dalam raius 75 Km dari objek yang dinilai.

16. Kondisi Iklim

Iklim yang baik akan lebih mengundang wisatawan dan

kepuasan wisatawan pada suatu objek wisata budaya tertentu dan

sebagai suatu gejala alam di luar jangkauan manusia. Unsur – unsur

yang terkandung dalam rangka penilaian kondisi iklim antara lain :

e. Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan

f. Suhu udara pada musim kemarau

g. Jumlah bulan kering / tahun

h. Jumlah bulan / tahun (Musanef, 1995 : 184 - 187).

Suatu objek pariwisata atau destination memiliki 6 unsur yang

saling terkait. Semua unsur ini diperlukan agar para wisatawan dapat

menikmati suatu perjalanan yang memuaskan. Kelima unsur tersebut

antara lain :

e. Attraktion / Atraksi Wisata

Segala sesuatu yang menarik perhatian para wisatawan

sehingga mereka ingin mengunjungi.

f. Facilities / Fasilitas

Adanya fasilitas yang diperlukan para wisatawan seperti,

penginapan, restoran, souvenir, pemandu daerah, festival, dan

fasilitas rekreasi.

g. Infrastruktur

50

Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di

atas tanah dari suatu wilayah atau daerah, antara lain :

9. Sistem pengairan

10. Jaringan komunikasi

11. Fasilitas kesehatan

12. Terminal – terminal pengangkutan

13. Sumber listrik dan energi

14. Sistem pembuangan kotoran / pembuangan air

15. Jalan

16. Keamanan

h. Transportasi

Adanya jasa – jasa pengangkutan memudahhan para

wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang mereka

inginkan.

C. Jenis Pariwisata

10. Wisata pertanian

Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek –

proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya

dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan

peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil

menikmati segarnya tananman beraneka warna dan suburnya

pembibitan, berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar

perkebunan yang dikunjungi.

11. Wisata Cagar Alam

Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha

– usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar

alam lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang – undang.

12. Wisata Budaya

51

Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan

jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau

keluar negeri, mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat

istiadat, cara hidup, budaya dan seni dari penduduk setempat.

13. Wisata Kesehatan

Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan

tujuan untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari

dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti

jasmani dan rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas

– fasilitas lainnya.

14. Wisata Olah Raga

Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan

dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud

mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau

negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan

lain – lain.

15. Wisata Pilgram

Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang

dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat

atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh

orang perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam –

makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau

gunung yang di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).

16. Wisata Buru

Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang

memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan

oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah

52

atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang

bersangkutan.

17. Wisata Studi

Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata

sambil belajar.

18. Wisata Remaja

Wisata remaja adalah kegiatan wisata kaum remaja yang

dipengaruhi oleh faktor yang bermotif sosial, berwujud darmawisata,

karyawisata atau widyawisata.

D. Bentuk Pariwisata

6. Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang

datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu

rombongan. Maka timbullah istilah – istlah pariwisata tunggal dan

pariwisata rombongan.

7. Menurut asal wisatawan

Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik

dan wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya

berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri

selama ia mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika

wisatwan itu datang dari luar negeri.

8. Menurut alat angkut yang digunakan

Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh

wisatawan maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,

pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat),

tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal

laut, kereta api atau mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).

9. Menurut jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara

diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau

53

negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah

pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung

kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara

untuk mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.

10. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata

uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif

terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang

dikunjungi wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan

kepergian seseorang warga negara ke luar negeri memberi efek

negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya. Ini

dinamakan pariwisata pasif.

M. Metode Penelitian

1. Tehnik Pengumpulan Data :

a. Observasi

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengadakan observasi

yaitu melakukan kunjungan ke Dinas Pariwisata Sragen juga

kunjungan ke beberapa obyek seperti : Ngunut, Sangiran, Kolam

Renang Kartika, Kedung Ombo, Air Panas Bayanan dan beberapa

tempat lain.

b. Wawancara

Dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada petugas baik di Dinas Pariwisata maupun petugas di kawasan

wisata, juga kepada Joko Sapto Giri yang bertugas di bidang jasa

pariwisata.

c. Studi Pustaka

Studi Pustaka dikumpulkan melalui referensi perpustakaan baik

di perpustakaan Disperta,juga dokumen pribadi dari teman-teman

yang bergerak di bidang pariwisata.

2. Analisis Data

54

Dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari observasi,

wawancara dan studi pustaka yang disajikan secara diskriptif kualitatif

N. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan materi di tuangkan dalam beberapa bagian yang

diurutkan sistematis. Tugas akhir ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan

pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan juga

sistematika penulisan.

Dalam Bab II diuraikan mengenai gambaran secara umum Pemandian

Air Panas Ngunut. Bab III diuraikan tentang gambaran secara umum

Pemandian Air Panas Ngunut yang menyangkut pengertian tujuan, dan fungsi

pendirian, lokasi Pemandian Air Panas Ngunut, struktur organisasi dan

kelembagaan Pemandian Air Panas Ngunut serta masa depan Pemandian Air

Panas Ngunut.

Pemandian Air Panas Ngunut sebagai kebutuhan, analisis,

permasalahan yang dihadapi Pemandian Air Panas Ngunut dan strategi

Pemandian Air Panas Ngunut dalam mengatasi permasalahan yang ada

dibahas dalam Bab IV, yaitu peranan Pemandian Air Panas Ngunut dalam

pengembangan wisata kemudian dijelaskan secara mendetail mengenai

rekomendasi pengembangan di tubuh Pemandian Air Panas Ngunut dari segi

fisik, manajemen, SDM, serta pemasaran dan promosi. Kemudian dijelaskan

juga rekomendasi pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menyangkut

peranannya dalam pelestarian potensi Sumber Daya Alam di Pemandian Air

Panas ngunut.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan isi

dari tugas akhir ini yang disertai pula dengan saran – saran bagi

pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut.

55

56

BAB II

GAMBARAN UMUM

OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT

H. Letak Geografi

Posisi Geografis obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

termasuk dalam wilayah geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan

pada 7015 - 7030 Lintang Selatan dan 110045-111010 Bujur Timur,

ketinggian dari permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah kecamatan

Sambirejo), kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut termasuk wilayah

Pembangunan I menurut pembagian wilayah pembangunan Kabupaten

Sragen. Lihat Peta P-4.

Pencapaian menuju kawasan wisata ini dari pusat kota sampai

dengan pusat kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia

prasarana jalan beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat

(minibus) cukup banyak.

Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah kabupaten Sragen

assetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain

saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang.(Sumber

data: monografi kec. Sambirejo : 2007 )

I. Topografi

Keadaan topografi di kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut

dengan kemiringan 0-5%, untuk mencapai ketempat pemandian sangat

mudah karena tempat sumber air panasnya agak datar.

J. Iklim

Iklim dan cuaca di kawasan wisata ditinjau dari letak geografisnya

mempunyai jenis iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 240-3300 C.

57

Data cuaca tahun 2007 menunjukkan banyaknya curah hujan rata-rata

dibawah 150 hari pertahun. ( Sumber data monografi kec.Sambirejo : 2007 ).

K. Vegetasi

Kabupaten Sragen pada umumnya merupakan daerah pertanian yang

cukup subur. Karakteristik demikian sangat menguntungkan apabila

dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah tersebut

sebagai unsur pembentuk lanskap.Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu

dikembangkan berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah

setempat, yang berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang

ada dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat

dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.

L. Demografi

Sektor kependudukan merupakan salah satu sektor penting dalam

pengembangan suatu wilayah atau kawasan di samping sektor - sektor

penting yang lain, sebab penduduk merupakan subyek sekaligus obyek di

kawasan pengembangan itu sendiri. Kondisi kependudukan juga

memberikan warna dan pengaruh tersendiri terhadap ciri khas suatu daerah,

baik itu perkotaan, pedesaan, perkampangan, dan sebagainya. Agar

didapatkan gambaran yang nyata bagi penentuan arah kebijakan

pengembangan pariwisata di Pemandian Air Panas Ngunut, maka berikut ini

diuraikan tentang gambaran kependudukan yang ada di Kecamatan

Sambirejo.( lihat Tabel 1 )

Jumlah Penduduk (Jiwa) No Desa/Kelurahan

Laki - laki Perempuan Jumlah

1. JETIS 1.633 1.504 3..137

2. MUSUK 1.986 1.954 3.940

58

3. SOKOREJO 1.247 1.256 2.503

4. JAMBEYAN 2.028 2.132 4.160

5. SAMBI 2.894 2.906 5.800

6. BLIMBING 2.323 2.304 4.627

7. DAWUNG 2.878 3.036 5.914

8. SAMBIREJO 2.405 2.353 4.758

9. KADIPIRO 1.724 1.755 3.479

Jumlah 19.118 19.200 38.318

(Sumber : Kecamatan Sambirejo dalam angka, 2007)

Agar didapatkan kualitas hasil yang baik bagi pengembangan suatu

daerah, maka kecenderungan peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi

dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tersedia, yaitu

melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pada tahun 2004,

penduduk Kecamatan Sambirejo masih menunjukkan angka yang signifikan

bagi mereka yang hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat bahkan

tidak sekolah sama sekali. Namun demikian ada suatu yang

menggembirakan bahwa di seluruh desa di Kecamatan Sambirejo,

masyarakatnya mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi

peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

M. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana yang ada di area Pemandian Air

Panas Ngunut dapat dikatakan sudah cukup memadai. Di area ini sudah

tersedia fasilitas pelayanan umum, seperti; kamar mandi ada 4 buah, WC

umum 4 buah, warung makan 2 buah dan toko kelontong 3 buah. Di

59

samping itu kondisi prasarana jalan dan angkutan umum juga sudah cukup

baik.

a. Jaringan jalan

Kondisi prasarana jalan yang menuju ke obyek wisata Pemandian

Air Panas Ngunut relatife sudah bagus, meskipun baru kategori jalan

kelas III.jalan ini sudah diperkeras dengan aspal dengan lebar kurang

lebih 4 m. Kondisi jalan yang baik ini semakin memudahkan bagi para

wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut, baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun

roda empat. Jalan yang menuju ke lokasi obyek ini mempunyai akses

jalan kecamatan dan jalan kabupaten dan berujung pada jalan arteri Solo

– Sragen - Surabaya, sehingga apabila dilihat dari hieraki jalan, maka

merupakan jalan kolektor (kolektor sekunder). Dengan demikian area

obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai akses yang

bagus dengan dunia luar, dan tingkat pencapaian ke lokasi relatif mudah.

Pada area obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut belum tersedia

area parkir yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung.

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pengunjung ke obyek wisata

ini, memang perlu dipikirkan area parkir yang lebih representative.

b. Transportasi

Selama ini untuk mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut kebanyakan pengunjung menggunakan kendaraan

pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Alternatif pencapaian

menuju obyek wisata ini dapat dicapai melalui jalur :

g. Jalur 1 : Sragen – Ngarum – Sambirejo – Sambi – Ngunut.

h. Jalur 2 : Banaran – Gondang – Sambi – Ngunut

i. Jalur 3 : Masaran – Jambangan – Batu Jamus – Kerjo – Sambirejo

– Sambi – Ngunut.

j. Jalur 4 ; Karanganyar – Mojogedang – Batu Jamus – Kerjo –

Sambirejo – Pelang – Ngunut

60

k. Jalur 5 : Magetan – J ogorogo – Ngrambe – Sine – Winong –

Sambi – Ngunut

l. Jalur 6 : Karangpandan – Ngargojoso-Jenawi – Sambirejo –

Sambi – Ngunut ( Sumber : Hari Kuncoro Kep Kantor Pariwisata,

Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen )

Yang perlu menjadi perhatian bagi pengembangan Obyek Wisata

Pemandian Air Panas Ngunut berkaitan dengan transportasi ini adalah

ketersediaan sarana transportasi umum yang menghubungkan langsung

dengan kota Sragen, yaitu jenis angkutan pedesaan yang berpangkalan di

Pasar Bunder Sragen. Namun hanya sampai pada Jetis ke Pemandian Air

Panas Ngunut belum tersedia kendaraan umum.

e. Jaringan Air Bersih

Untuk persediaan air bersih di Obyek Wisata Pemandian Air

Panas Ngunut tidak begitu mengalami kendala, karena daerah ini dilihat

dari segi hidrologi memiliki cukup memiliki cukup air tanah. Instalasi

jaringan air bersih sudah tersedia, meskipunbaru instalasi sederhana.

f. Jaringan Listrik.

Di lokasi Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut sudah

memiliki fasilitas berupa jaringan listrik, sehingga dibangun sarana wisata

tambahan tidak akan mengalami kesulitan untuk pasokan listriknya.

Ketersediaan jaringan listrik ini juga semakin mempermudah bagi

pengembangan beragam aktifitas wisata ini.

N. Tradisi dan Budaya Masyarakat

Kecamatan Sambirejo sebagai bagian dari Kabupaten Sragen,

masyarakatnya juga mencerminkan sebagai masyarakat Jawa dengan ciri

budaya Surakarta. Meskipun dalam beberapa aspek kesenian dan tradisi,

masyarakat Sambirejo memiliki warna local dengan istilah Sragenan yaitu

cengkoknya ( gayanya ) khas Sragen, namun dalam pola umum tradisi dan

budaya tetap terpengaruh dengan tradisi dan budaya Surakarta.Seperti

halnya dengan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Surakarta (Jawa

61

pada umumnya), dalam bidang kepercayaan, masyarakat Sambirejo juga

masih percaya dengan adanya kekuatan gaib/mistik di luar dirinya, seperti:

percaya pada makluk halus, kesaktian, hari buruk/baik, petungan dan

kepercayaan lainnya. Di samping itu untuk bidang kesenian, masyarakat

Sambirejo memiliki kesamaan dengan masyarakat Sragen pada umumnya,

yaitu lebih mengembangkan kesenian Tayub, Cokek, Campursari, wayang,

dan gamelan. Untuk seni tayub dan campursari telah dikembangkan suatu

gaya khas Sragenan, yang hingga kini banyak diminati oleh masyarakat luas.

Sinden dari Sragen sangat banyak diminati karena gayanya (cengkok) yang

khas kesenian lain yang juga banyak dikembangkan di Sambirejo adalah

jaran kepang (jathilan) dan seni tari tradisional. Uraian kesenian yang ada di

Sragen antara lain :

e. Kesenian tradisional Cokek.

Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar

kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu

mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa

sehabis panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis

klenengan namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan

bumbung yang ditiup. Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang

terdiri dari : pengendang, penabuh tote, penabuh saron, peniup

bumbung dan sinden. Ada 1 grup namanya Sekar Puri. ( Sumber :

Joko Saptogiri )

f. Kesenian Tayub.

Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun

sindennya menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si

Penari tersebut. Penonton yang menari dengan sinden tersebut

harus memberi imbalan uang kepada sinden itu. (Sumber : Joko

Saptogiri )

62

g. Kesenian Tradisional Jathilan

Jathilan adalah tari tradisional yang menggambarkan

tentang keprajuritan, pada waktu perang-perangan yang dilakukan

oleh beberapa orang dengan cara naik kuda kepang.

Dalam tari jathilan ini diperagakan dengan diiringi gamelan

yang berupa : kendang,bende,dan kecer. Tari jathilan ini

dipentaskan setiap ada peringatan hari-hari besar,misalnya HUT

Sragen Asri,Syawalan.dan lainnya. (Sumber : Joko Saptogiri)

h. Kesenian Campursari.

Campursari ini paduan antara gamelan dengan orjen,dram dan alat

yang lain.Di Ngunut ada 2 grup yaitu;

1. Grup Gunturmadu pimpinan Bapak Warkam.

2. Grup Marsudilaras pimpinan Bapak Tarno.

63

BAB III

GAMBARAN UMUM PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT SEBAGAI

TUJUAN WISATA

A. Pemandian Air Panas Ngunut sebagai Tujuan Wisata

Didaerah Kabupaten Sragen, desa Ngunut terdapat kekayaan alam

yaitu Sumber Air Panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi

oleh persawahan, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih

terasa di daerah tersebut, site berbukit-bukit, dari bukit ini kawasan kota

Sragen dapat dilihat dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.

Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan

mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan

berbagai macam penyakit kulit, Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar

420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak

penampungan 16 m (4.00 m x 4.00m).

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,

namun sudah merupakan bangunan permanent berdinding pasangan bata dan

beratapkan dari bahan seng gelombang. Dilihat dari fungsi dan kepentingan

dari kolam utama sebagai mata air / sumber air panas bangunan ini untuk

pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih terbuka. Dari

kolam/bak penampungan selanjutnya air panas tersebut dialirkan ke

bangunan pemandian menggunakan pipa besi.

Bangunan pemandian merupakan bangunan permanen berukuran ± 4 x

10.00 m (±40 m), yang terbagi menjadi 4 buah tempat mandi tertutup

masing-masing dilengkapi dengan sebuah stokpran dan bak rendam ukuran ±

0.60 x 1.70m. Bangunan pemandian ini beratapkan genteng bentuk pelana

sederhana dan lantai tempat mandi dari plesteran.

Tapak kawasan pemandian air panas Ngunut ini menempati areal

seluas ±0,35 Ha, keadaan permukaan tanahnya miring berteras – teras yang

juga dipergunakan untuk rekreasi alam.

64

B. Profil Kepariwisataan Kawasan

2. Profil Produk

Secara umum pariwisata di pemandian air panas Ngunut pada saat

ini belum dikembangkan secara optimal. Kawasan tersebut pada

dasarnya memiliki potensi sumber daya alam maupun budaya yang dapat

dikembangkan sebagai atraksi wisata. Namu demikian pada saat ini

terjadi penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial dalam

kawasan tersebut.

Untuk mendiskripsikan rona awal pemandian air panas Ngunut

secara lebih lengkap digunakan pendekatan 4A ( Thefour –A Approach )

dan analisis pasar secara sederhana agar dapat memudahkan analisis

mengenai kawasan tersebut. Pendekatan 4A terdiri atas 4 komponen,

yakni : Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktifitas. Sedangkan

analisis pasar didasarkan pada pasar yang sudah ada atau yang

berkembang selama ini (existing market) untuk memperkirakan pasar

potensi (the potential market) dimasa yang akan datang.

Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk

mengunjungi sebuah lokasi atau obyek wisata. Atraksi wisata yang

dominan di pemandian air panas Ngunut merupakan potensi alam berupa

sumber air panas di kawasan tersebut. Pemandian air panas Ngunut pada

saat ini belum seluruhnya dikembangkan dan dikelola secara

professional sebagai kawasan wisata.

Aksebilitas adalah keterjangkauan suatu daerah wisata atau sebuah

obyek wisata baik secara fisik atau sosial. Aksesibilitas fisik pada

umumnya terdiri atas jalan, jembatan dan signage yang berupa tanda

penunjuk arah ( sign board ) atau Rambu Pendahulu Pengarah Jurusan

dan Rambu Petunjuk Jurusan. Aksesibilitas sosial adalah penerimaan

masyarakat setempat (local community acceptance) terhadap

pembangunan pariwisata di daerah mereka. Dalam hal aksesibilitas fisik,

khususnya jalan, menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut sudah cukup

baik.

65

Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal meskipun kondisi

jalan perlu dipelihara dan diperbaiki secara kontinyu. Komponen

aksesibilitas fisik lainnya di Pemandian Air Panas Ngunut seperti papan

penunjuk belum memadai. Sedangkan aksesibilitas sosial yang berupa

penerimaan masyarakat terhadap program pengembangan pariwisata di

wilayah mereka sudah cukup baik. Ini ditunjukkan dengan adanya

pengembangan disekitar lokasi obyek wisata, masyarakat menerima dan

ikut berperan serta mendukung pembangunannya.

Amenitas terdiri atas akomodasi, layanan boga (makanan dan

minuman), layanan telekomunikasi, layanan perbankan, layanan

pemanduan ( guide and interpretation ) dan sejenisnya. Pada saat ini

sebagian besar komponen amenitas tersebut belum tersedia secara

memadai di Pemandian Air Panas Ngunut. Yang sudah ada yaitu rumah

makan, layanan air bersih, sarana komunikasi, toko suovenir. Yang

belum ada contohnya : layanan perbankan,layanan pemandu pusat

informasi.

Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan

pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata di

Pemandian Air Panas Ngunut masih terbatas mengingat kawasan

tersebut memiliki daya tarik khusus yang lebih sesuai untuk

mengakomodasi minat khusus pengunjung yang berkaitan dengan

kesehatan ( health tourism ).

Kegiatan wisata yang sudah dilakukan selama ini adalah mandi

dengan air panas yang memiliki kandungan belerang yang diyakini

memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit

kulit. Meskipun kegiatan tersebut selama ini telah dikelola oleh pihak

pemerintah namun karena kondisi sumber air panas yang debit airnya

senantiasa menurun menjadi suatu kendala tersendiri bagi upaya

pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut tersebut dimasa yang akan

datang. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di sekitar Pemandian Air

Panas Ngunut menjelajah ( trekking ) di alam sekitar.

66

C. Potensi dan Daya Tarik Pemandian Air Panas Ngunut.

1. Nilai keunikan.

Posisi geografis obyek wisata tersebut termasuk dalam wilayah

geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan pada 7 015’ – 7 030’

Lintang Selatan dan 110045’ – 111010’ Bujur Timur, ketinggian dari

permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah Kecamatan Sambirejo).

Pencapaian menuju kawasan ini dari pusat kota sampai dari pusat

kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia prasarana jalan

beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat (minibus) cukup

banyak.

Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah Kabupaten Sragen

asetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain

saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang. Selain

itu kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai keunikan

sendiri.

Mata air yang menurut informasi dari pengelola pemandian

mengandung unsur mineral berkhasiat dapat menyembuhkan segala

penyakit kulit merupakan obyek tujuan utama pengunjung yang datang ke

tapak kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Air panas yang

bersuhu ±42 dari sumber bawah tanah ditampung pada bangunan kolam.

Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana, namun

sudah merupakan bangunan permanen.

2. Pengembangan.

e. Nilai Historis dan Arkeologis.

i Dari Nilai Historis.

Rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut adalah suatu tempat yang

mewadahi kegiatan rekreasi yang memanfaatkan sumber air panas

untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit serta memanfaatkan

keindahan alam sekitarnya yang didukung oleh sarana dan prasarana

rekreasi sehingga kegiatan rekreasi tercipta di kawasan tersebut.

67

Sumber air panas merupakan kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia. Untuk itu pengelolaan dan penataan yang

benar akan didapatkan suatu manfaat yang besar untuk kepentingan

masyarakat. Penataan lokasi yang dapat menarik pengunjung

merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan semua kegiatan

yang ada di dalam lokasi rekreasi pemandian air panas tersebut.

ii Dari Nilai Arkeologis.

Dilingkungan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

terdapat bangunan rumah tradisional.Pada bangunan rumah itu

terdapat Ragam Hias semacam kaligrafi, pada dasarnya menggunakan

huruf Arab yang berfungsi sebagai hiasan. Disamping itu sudah

barang tentu ada maksud lain. Jadi bukan kaligrafi yang

sebenarnya.Yaitu tulisan Jawa yang mirip dengan tulisan Arab.

Perwujudan ragam hias yang menggunakan huruf Arab pada

bangunan rumah tradisional ini ada beberapa macam antara lain:

5. Huruf Arab yang digambarkan atau dipahatkan secara wajar.

6. Huruf Arab yang distalikan sehingga berupa suatu hiasan.

7. Huruf Arab yan dirangkum sehingga berupa suatu hiasan

8. Kata Jawa yang mirip dengan dengan kata Arab yang diwujudkan

dalam bentuk wujudnya.

Adapun perwujudannya ada yang digambarkan saja ada pula

yang dipahatkan sehingga berupa relief, dan ada pula yang

diwujudkan secara tiga demensi.

f. Nilai Visual

Penataan lanskap didasarkan pada :

i. Karakter lanskap.

Di kawasan ini mempunyai karakter lanskap yang kuat hal ini

dapat dilihat pada unsur-unsur lanskap yang ada pada kawasan

tersebut seperti kontur yang sangat bervariasi.

Batuan- batuan yang ada pada lereng perbukitan tumbuhan yang

banyak, sungai yang membelah kawasan.

68

Unsur – unsur tersebut digunakan sebagai faktor penataan

lanskap sehingga keadaan alami kawasan dapat dipertahankan dan

untuk unsur-unsur buatan harus disesuaikan dengan unsur alami.

Yaitu penataan lanskap disesuaikan dengan keadaan alam sekitar

sehingga tidak merubah banyak kontur yang sudah ada.

ii. Fungsi lanskap.

Secara keseluruhan lanskap tersebut merupakan obyek rekreasi

pemandangan yang menarik.Salah satu unsur lanskap yang

mempunyai bermacam-macam fungsi dan merupakan faktor

keindahan kesejukan adalah Pemandian Air Panas Ngunut.

g. Nilai Strategis.

Aksesbilitas untuk mencapai kawasan wisata Pemandian Air

Panas Ngunut sangat banyak antara lain:

6. Jalur satu : jalur dari Kota Sragen – Ngarum – Sambirejo –

Pelang 20 km

7. Jalur dua : jalur dari Gondang – Panggung – Sambi -

Sambirejo – Pelang 23 km

8. Jalur tiga : jalur tiga Grompol/ Masaran – Jambangan –

Batu Jamus – Kerjo – Pelang Ngunut 22km.

9. Jalur empat : Karang anyar – Mojogedang – Batujamus –

Kerjo –Pelang –Ngunut 25 km.

10. Jalur lima : Magetan – Jogorogo –Ngrambe – Sine –Winong

–Sambi –Sambirejo –Pelang –Ngunut 40 km.

h. Nilai Sosial Budaya Masyarakat.

Kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut terletak di

pedesaan, kehidupan masyarakatnya sehari – hari bermata pencaharian

sebagai petani dan pedagang. Karena letaknya juga berdekatan

dengan pasar Pelang. Karakteristik demikian sangat menguntungkan

apabila dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah

tersebut sebagai unsur pembentuk lanskap.

69

Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu dipadukan dengan

berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah setempat, yang

berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang ada

dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat

dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.

Nilai kegotongroyongan masyarakatnya juga sangat kuat,

sehingga menimbulkan loyalitas yang sangat tinggi.

Kegiatan – kegiatan relegius juga sangat kental terlihat dengan

adanya wayangan dan lebih menarik lagi adanya budaya tradisional

yaitu Cokean dan Tayub (Sumber dari Bu Hadi yaitu masyarakat desa

Jetis Kecamatan Sambirejo).

D. Potensi lokal sebagai Faktor Pendukung Daya Tarik Pemandian Air

Panas Ngunut.

Potensi lokal yang ada disekitar kawasan Pemandian Air Panas

Ngunut yaitu selain sumber air panas itu sendiri juga udara disekitar

sangatsejuk dan cocok untuk peristirahatan, apalagi ditambah dengan

panorama disekitar yang sangat indah. Ini merupakan daya tarik bagi

wisatawan untuk datang ke tempat wisata ini.

Ditambah lagi dengan kesenian tradisional yang sudah diuraikan

diatas yaitu Cokek dan Tayub.

a. Kesenian tradisional Cokek.

Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar

kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu

mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa sehabis

panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis klenengan

namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan bumbung yang ditiup.

Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang terdiri dari : pengendang,

penabuh tote, penabuh saron, peniup bumbung dan sinden. Di desa Jetis

ada 2 kelompok yaitu : kelompok Laras dan kelompok Manis

70

b. Kesenian Tayub.

Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun sindennya

menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si Penari tersebut.

Penonton yang menari dengan sinden tersebut harus memberi imbalan

uang kepada sinden itu. (Sumber data : Joko Saptogiri )

Dilingkungan Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut ada 1

grup yaitu grup Sekar Puri.

71

BAB IV

PERANAN PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT DALAM

PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN WISATA BUDAYA DI

KABUPATEN SRAGEN

Pemandian Air Panas Ngunut kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia, untuk itu pengelolaan dan penataan yang benar akan didapatkan

suatu manfaat yang besar untuk kepentingan masyarakat. Penataan lokasi yang

dapat menarik pengunjung merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan

semua kegiatan yang ada di dalam lokasi rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut

tersebut.

H. Visi dan Misi Pengembangan.

Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan

suatu kawasan wisata pemandian air

c. Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan

suatu kawasan wisata air panas yang dapat difungsikan sebagai

tempat rekreasi dengan menata sarana dan prasarananya, serta

menampilkan tampilan tradisional dengan sentuhan modern.

d. Manfaat.

Manfaat penataan kawasn wisata ini adalah untuk memajukan dan

mengembangkan kawasan wisata pemandian air panas sehingga

kawasan ini mempunyai daya jual kepada wisatawan asing maupun

domestik, selain itu juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang ada di kawasan wisata.

Gambaran umum kepariwisataan di Pemerintah Daerah Kabupaten

Sragen dalam pengembangan pariwisata di Jawa Tengah termasuk wilayah

pengembangan (Merbabu – Merapi) yang meliputi Semarang, Magelang,

Temanggung, Wonosobo dan daerah sekitarnya sampai di kaki gunung

Lawu perbatasan Jawa Timur.

Peta Aset Wisata Jawa Tengah dapat dilihat di P -1

72

Dalam pembangunan Jawa Tengah yang meliputi Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen di dalamnya, sektor pariwisata mendapatkan

prioritas pembangunan dengan penekanan pada pengembangan potensi

alam serta pelestarian aset wisata sejarah, disamping sektor pertanian dan

sektor indusrti yang relatif maju.

Peta wilayah pembangunan Jawa Tengah dapat dilihat pada Peta P-2

Penyebaran arus wisata di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen,

kota wisata yang datang dari arah utara melalui Purwodadi, dari arah barat

melalui Surakarta berjarak sekitar 30 km dan perjalanan wisata dari Jawa

Timur melalui Ngawi. Posisi kota Sragen dalam wilayah Propinsi Jawa

Tengah dapat dilihat pada peta P-3

Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di kawasan Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen antara lain :

h. Pemandian Air Panas Bayanan, yang terletak di sebelah utara

Pemandian Air Panas Ngunut 2 km di desa Bayanan.

i. Wisata Budaya Gunung Kemukus merupakan aset wisata bernilai

sejarah, yang terletak didesa Pendem Kecamatan Sumberlawang,

jarak capai dari pusat kota Sragen sejauh 30 km.

j. Wisata Sangiran. Peninggalan sejarah diketemukannya fosil

manusia dan fosil binatang purba serta fosil – fosil lain. Terletak di

desa Sangiran.

k. Wisata Tirta Waduk Kedung Kancil. Terletak di desa Sunggingan

Kecamatan Miri, berjarak 37 km dari pusat kota Sragen. Obyek

Wisata Kedung Kancil merupakanan aset wisata alam/rekreasi

waduk dengan sebuah pulau di tengahnya dilengkapi dengan sarana

penyeberangan, bangunan tempat istirahat dan arena bermain anak.

l. Obyek Wisata Kedung Ombo merupakan wisata waduk dan tempat

pemancingan serta terdapat arena pacuan kuda, yang pernah

dipergunakan untuk memberebutkan piala GUBERNUR CUP

PROPINSI JAWA TENGAH. Terletak di Desa Kedung Ombo.

73

m. Kolam Renang Kartika. Kolam renang ini terletak di pusat kota

Sragen, tepatnya di Desa Tamanasri kalurahan Kroyo Kecamatan

Karang Malang yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen.

n. DAYU PARK. Wisata Dayu ini terletak di Desa Dayu Kecamatan

Karang Malang. Tempat Wisata ini dilengkapi dengan berbagai

fasilitas sangat memuaskan para pengunjung antara lain : hotel,

rumah makan, souvenir, toko makanan khas Sragen, kolam renang

dan kebun binatang.

Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Kabupaten Sragen

dan antara yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan, maka

tempat wisata Pemandian Air Panas Ngunut ini sangat potensial sekali

sehingga perlu adanya sentuhan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

untuk pengembangannya.

Pada akhir ini perkembangan kepariwisataan, khususnya di

wilayah Kabupaten Sragen terus menunjukkan indikator kenaikan terletak

pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, serta peningkatan

jumlah pendapatan dari sektor ini terhadap pendapatan asli Pemerintah

Daerah Kabupaten Sragen.

Kepariwisataan di Kabupaten Sragen yang memiliki banyak tempat

– tempat wisata seperti telah disebutkan di atas. Tujuan utamanya adalah

bagaimana mengembangkan Pariwisata, memberdayakan perekonomian

masyarakat khususnya perekonomian sekitar obyek wisata dengan cara

terus menerus meningkatkan sarana dan prasarana obyek wisata dengan

harapan akan lebih menarik wisatawan, didasari etos kerja kepariwisataan

yang dikenal dengan SAPTAPESONA nya. Sapta Pesona Pariwisata yang

meliputi tujuh unsur utama antara lain:

8. AMAN : Situasi lingkungan yang damai dan nyaman

9. TERTIB : Lingkungan yang teratur

10. BERSIH : Jauh dari pulusi

11. SEJUK : Suasana yang menyenangkan

12. INDAH : Keadaan tertata rapi

74

13. RAMAH TAMAH : Lingkungan yang ramah terhadap sesama

14. KENANGAN : Siapa yang datang selalu terkenang dengan

keadaan yang menyenangkan

I. Konsep Dasar Pengembangan.

Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan

sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek

wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.

Pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut berada

dalam pengembangan global, yang menuntut pemikiran, perencanaan,

perancangan dan penanganan yang menyeluruh, sehingga tidak lepas dari

VISI dan MISI. Melakukan pengembangan demi kesejahteraan lahir dan

batin semua pihak. Pemberdayaan perekonomian masyarakat sekitar obyek

wisata pada ujungnya meningkatkan pula daya dukung perekonomian

daerah dalam menunjang pembangunan, ditandai dengan meningkatnya

Pendapatan Asli Daerah Sendiri.Artinya pembangunan sektor lain di

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga meningkat. Hal tersebut

terlihat dalam bentuk semakin meningkatnya pelayanan pada masyarakat,

meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian, meningkatnya sumber

daya manusia, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

e. Pengembangan dalam perspektif pembangunan Pariwisata yang

berkesinambungan.

Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan

sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek

wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.

Untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata di

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen secara berkesinambungan mengadakan promosi baik melalui

pameran, travel market maupun melalui brosur. Selain itu event

kesenian tradisional juga diadakan. Pemeritah Daerah juga selalu

75

membina pengrajin souvenir, yang sangat digemari wisatawan

misalnya : batik, kerajinan batu Sangiran, Wayang beber serta

kerajinan ukir bambu dan lainnya yang menunjang pengaembangan

kepariwisataan di Kabupaten Sragen.

Usaha lain untuk menunjang pengembangan kepariwisataan

Kabupaten Sragen yaitu dengan meningkatnya sumber daya manusia

di sektor pariwisata. Pembinaan POKDARWIS (Kelompok Sadar

Wisata) sebagai wujud pembinaan pemerintah kepada masyarakat

sekitar obyek wisata, serta pembinaan kepada para pengelola hotel,

restaurant, salon kecantikan, rumah billiard dan video game. (

Sumber : Joko Saryono, Kabid Pariwisata Kab Sragen ).

Obyek wisata sebagai komoditi non migas pariwisata juga

ditingkatkan baik fasilitas obyek wisata, sarana dan prasarana

maupun pelayanannya, jalan menuju obyek wisata, angkutan umum,

areal parkir, MCK, tempat pembuangan sampah, rumah makan dan

pusat informasi wisata disediakan di semua obyek wisata di

Kabupaten Sragen.

Dalam era globalisasi ini, diharapkan penghasilan devisa

utama Negara dan daerah.Untuk itu perlu didukung pengembangan

kepariwisataan unggulan di Kabupaten Sragen.

Kabupaten Sragen yang satu – satunya memiliki obyek

wisata museum prasejarah Sangiran, dimana telah ditetapkan sebagai

warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1996.

Adanya museum Sangiran tersebut diharapkan wisatawan

baik domistik maupun mancanegara yang berkunjung di Kabupaten

Sragen semakin meningkat, selain itu juga dibutuhkan obyek wisata

penyangga dengan mengembangkan obyek wisata lainnya seperti

Pemandian Air Panas Ngunut dan Pemandian Air Panas Bayanan,

dengan bekerja sama dengan investor swasta dengan harapan akan

semakin mampu meningkatkan pemberdayaan perekonomian

masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen.

76

f. Pengembangan daya tarik wisata berbasis pada kegiatan sosial

budaya.

Dinamika kegiatan masyarakat sekitar Pemandian Air Panas

Ngunut yang bertumpu pada kegiatan pertanian memiliki potensi

besar dalam pariwisata. Realisitasnya yaitu pada waktu habis panen

masyarakat mengadakan upacara bersih desa sebagai ungkapan

syukur kepada Allah SWT. Dalam konsep ini beberapa kesenian

rakyat yang terdapat disekitar pemandian air panas Ngunut

berpeluang menarik wisatawan,seperti cokek dan Tayub yang cukup

terkenal disekitar kawasan pemandian tersebut.

g. Pengembangan keterkaitan aktivitas koridor – koridor budaya yang

terpadu.

Konsep dasar ini menekankan pengembangan kepariwisataan

Kawasan Pemandian Air Panas Ngunut secara spesial perlu

dikembangkan agar memiliki keterkaitan keluar (out word linkages)

dengan wilayah wisata strategis di sekitarnya, khususnya di

Pemandian Air Panas Bayanan. Yang berdekatan dan memiliki

pangsa pasar yang cukup besar. Hal tersebut dimaksudkan agar daya

tarik kawasan Pemandian Air Panas Ngunut memiliki kemampuan

akses yang lebih pada wilayah pengembangan yang ada

pengembangan keterkaitan keluar dengan obyek dan daya tarik wisata

lain yang kompetitif. Melalui pengembangan paket – paket wisata

terpadu lintas regional akan meningkatkan kemampuan daya serap

yang lebih besar bagi kawasan Pemandian Air Panas Ngunut untuk

dapat lebih berkembang.

h. Pengetahuan yang berbasis pada partisipasi masyarakat secara nyata

(Community Based Develepment).

Pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menitik

beratkan pada bentuk nyata dari partisipasi masyarakat yang

mendukung keberadaan Pemandian Air Panas Ngunut. Dibuktikan

77

dengan antusias masyarakat yang membuka warung makan,

penginapan disekitar obyek wisata.

Partisipasi nyata dimaksud agar timbul apresiasi dan

kepedulian terhadap peninggalan tersebut. Bentuk partisiasi tersebut

terwujud dalam aktivitas sehari –hari yang mereka lakukan dan

memperluas lahan usaha bagi masyarakat di dalam lingkup area di

sekitar kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Kewujudan partisipasi

masyarakat berpotensi sebagai salah satu Produk Pariwisata yang

menarik. Partisipasi masyarakat local terhadap perencanaan dan

menejemen pariwisata membantu memujudkan suatu pengembangan

sumberdaya manusia manusia yang dilakukan oleh masyarakat lokal

itu sendiri melalui pengembangan usaha – usaha berbasis ekonomi

maupun pariwisata yang memberikan kontribusi besar terhadap

kesinambungan kawasan pariwisata tertentu. Keterlibatan masyarakat

sebagai subyek (pelaku) dalam suatu pengembangan pariwisata

menjadi sangat penting mengingat pembangunan pariwisata

memberikaan berbagai dampak, baik itu positif maupun negatif,

terhadap keberadan masyarakat.

J. Strategi dan Rencana Pengembangan Produk.

d. Pengembangan wisata Air Panas dan Agro sebagai motor

penggerak kepariwisataan Pemandian Air Panas Ngunut.

Sebagai implikasi atas startegis tersebut diatas, maka

pengembangan kepariwisataan di Pemandian Air Panas Ngunut

perlu ditindak lanjuti dengan rencana – rencana pengembangan

pariwisata sebagai berikut :

3. Memberikan prioritas pada pengembangan fasilitas untuk

aktivitas wisata air panas dan agro.

78

4. Mengembangkan atraksi wisata baru,seperti wisata olah

raga (sport tourism) dan wisata pedesaan sebagai penarik

kunjungan bagi aktivitas wisata air panas dan agro.

e. Pengembangan produk wisata terpadu melalui pengembangan zona

– zona tematis.

Pengalaman yang menyeluruh bagi wisatawan mengenai

produk wisata (berupa obyek atau layanan) dapat diciptakan

melalui penetapan zona – zona tematis yang berupa obyek – obyek

dengan keunikan karakteristik dan atraksi wisata menarik yang

terintegrasi, terpadu, efisien, sehingga memiliki pembeda khas

dengan produk wisata sejenis di daerah lain.

Dalam kerangka pengembangan produk tematis tersebut,

maka pengembangan produk wisata Pemandian Air Panas Ngunut

perlu diarahkan pada basis wisata air panas dan potensi kekayaan

alam pedesaan yang ada disekitarnya, baik potensi agro, kerajinan,

kesenian, maupun tradisi masyarakatnya. Implikasi dan strategi ini

adalah menyusun arahan rencana pengembangan zona – zona

wisata tematis yang terpadu dan terintegrasi. Pengembangan

produk tematis berdasar dari pembentukan zona di Pemandian Air

Panas Ngunut perlu diarahkan pada :

5. Pengembangan produk berbasis wisata air panas.

6. Pengembangan produk berbasis wisata pendidikan

7. Pengembangan produk berbasis wisata pertanian dan

perkebunan (Agrowisata ).

8. Pengembangan produk berbasis pada paresisasi budaya atau

tradisi pedesaan.

f. Pengemasan paket wisata yang terintegrasi

Bertolak dari letak obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut yang berada pada jalur wisata seputar Gunung Lawu, maka

perlu dibuat arahan rencana pengembangan, seperti berikut ini :

79

c. Pengembangan pola alur kunjungan yang mengaitkan

antara obyek yang ada disekitar Pemandian Air Panas

Nginut, seperti perkebunan teh di Jamus (Sine – Ngawi),

Gunung Warak dan Gunung Lirliran (Sine – Ngawi),

Perkebunan teh Candi Cetho, dan Candi Sukuh

(Ngargoyoso- Karanganyar) dan obyek wisata lain di

Kabupaten Sragen.

d. Mengembangkan tema – tema berbeda, di tiap – tiap obyek,

sehingga semakin menarik pengunjung untuk datang

berekreasi.

K. Strategi dan Rencana Pengembangan Tata Ruang

Mengembangkan struktur tata ruang berdasarkan zonasi

(tematis) untuk menjadikan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

lebih menarik dan marketable, maka arah pengembangannya perlu dibuat

zona – zona tematis. Penambahan atraksi wisata baru perlu memperhatikan

zona – zona tetrsebut. Sebagai implikasi dari strategi di atas,maka dalam

pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut diperlukan

atraksi baru dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu :

f. Pengembangan taman wisata air panas dan pendidikan (zona

konservasi dan pendidikan).

g. Pengembangan taman wisata agro (zona agro – tourism).

h. Pengembangan wisata olah raga (zona wisata olah raga).

i. Pengembangan taman wisata keluarga (zona rekreasi dan hiburan).

j. Pengembangan kawasan wisata belanja dan cenderamata (zona

ekonomi).

L. Strategi Pengembangan Aksesibilitas

Pengembangan aksesibilitas merupakan komponen

pengembangan pariwisata yang sangat penting di samping aspek obyek

dan daya tarik wisata serta aspek ketata ruangan.

80

Untuk mengembangkan obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut sebagai area yang baik, maka aspek aksesibilitas harus

diperhatikan. Secara geografis, posisi obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut memang cukup mudah dicapai, meskipun letaknya tidak berada

pada jalur utama jalan arteri yang menghubungkan kota besar. Namun

demikian obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat diakses dari

beberapa jurusan paling tidak terdapat enam jalur masuk yang dapat

digunakan oleh wisatawan untuk menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut

( lihat –Transportasi ).

Berkaitan dengan Transportasi yang ada dikawasan Ngunut,

maka perlu dirumuskan arahan rencana pengembangan dalam bentuk :

e. Penataan jalur akses masuk utama ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut.

f. Pengembangan jalur akses alternatif ke obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut.

g. Pengembangan entry point atau gerbang wisata sebagai titik orientasi

kunjungan ke obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.

h. Peningkatan kualitas pelayanan dan kenyamanan angkutan

perjalanan, khususnya angkutan umum.

M. Strategi Pengembangan Pasar Dan Pemasaran

Pasar aktual obyek wisata Ngunut adalah wisatawan lokal yang

memiliki minat pada wisata air panas dan alam pedesaan. Minat wisatawan

lokal pada obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut terutama terkait

dengan motivasi rekreasi keluarga yang berbasis pemandian air panas.

Namun perlu dikemukakan untuk tahun – tahun belakangan ini minat

wisatawan yang datang ke Pemandian Air Panas Ngunut dengan dorongan

ingin mandi air panas semakin menurun dan digantikan oleh wisatawan

yang justru ingin mencari hiburan.

Sebenarnya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut

memiliki pasar potensial, yaitu wisatawan yang tertarik terhadap alam

81

pedesaan. Pasar potensial ini juga mencakup mereka yang melakukan

kunjungan wisata ke obyek – obyek wisata disekitar Ngunut yang hampir

keseluruhan adalah wisatawan lokal dan regional. Agar pasar wisatawan

tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan, maka perlu adanya strategi

yaitu :

e. Pengembangan deferensiasi produk dan harga dengan tetap bertumpu

pada potensi alam dan budaya.

f. Pemanfaatan teknologi informasi bagi promosi dan sistim informasi

pariwisata daerah untuk mendukung strategi pemasaran yang handal.

g. Pemeliharaan pasar yang telah ada melalui peningkatan tawaran

keragaman produk dan layanan wisata.

h. Pengembangan citra pariwisata obyek wisata Pemandian Air Panas

Ngunut sebagai upaya implementasi positioning pemasaran pariwisata.

N. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan pariwisata di obyek wisata Pemandian Air

Panas Ngunut tidak mungkin dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari

masyarakat sekitar obyek, karena masyarakat sekitar obyek merupakan

salah satu subyek dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil

yang diharapkan adalah adanya peningkatan pendapatan melalui berbagai

peluang usaha dalam pelayanan pada wisatawan. Namun sebelum semua

itu terwujud, maka sangat diperllukan adaya kesadaran dari tiap warga

masyarakat untuk ikut aktif terlihat di dalam program – program yang

direncanakan bersama serta didukung oleh kemampuan SDM yang

memadai. Langkah –langkah pengembangan SDM di kawasan ini dapat

dilakukan dengan strategi :

c. Penyiapan dan peningkatan kesadaran masyarakat sekitar obyek

wisata Pemandian Air Panas Nunut dalam mendukung kegiatan

pariwisata.

Dalam konteks menyiapkan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat ini, maka sosialisasi program pengembangan Pemandian

82

Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata perlu dilaksanakan.Bentuk

sosialisasi ini dapat berupa :

- Sarasehan antara berbagai pihak terkait, LSM, tokoh Agama,

tokoh masyarakat dan warga setempat.

- Pemberitaan melalui berbagai media masa dalam upaya

menyebar luaskan berbagai informasi terkait dengan

pengembangan pariwisata.

- Penyuluhan yang dilakukan oleh instansi terkait, Perguruan

Tinggi dan LSM.

Apabila rencana ini dibuat Tabel maka akan terlihat seperti

dibawah ini :

SASARAN PROGRAM

KEGIATAN

HASIL YANG

DIHARAPKAN

Masyarakat

Umum

· Sosialisasi program

pengembangan

pariwisata

· Pembentukan dan

pemantapan

organisasi kelompok

pemerhati pariwisata

(POKDAWIS)

· Timbulnya kesadaran

masyarakat bahwa

mereka merupakan

bagian dari subjek

kepariwisataan yang

akan dikembangkan

· Adanya masukan

baik saran atau kritik

dari masyarakat.

Kelompok

Usaha Kecil

Menengah

· Pelatihan dalam

bidang teknik

maupun manajemen

usaha yang meliputi

proses produksi,

rancangan

· Terciptanya produk

cinderamata maupun

makanan khas yang

berkualitas dan

beragam.

83

pembuatan produk

baru, dan pemasaran.

· Pembentukan

kemitraan usaha,

baik dalam tahap

proses produksi

maupun jenis usaha

yang sama.

· Terjalinnya

kemitraan antar

kelompok usaha.

· Terbukanya wawasan

mengenai peluang

usaha berkaitan

dengan kegiatan

wisata

· Tersedianya SDM

yang unggul

dibidang

pengembangan usaha

kecil menengah.

Kelompok

Kesenian

· Pembentukan dan

pemantapan

kelompok kesenian

· Pelatihan dan

peningkatan

kemampuan dalam

pementasan

(manajemen

pementasan)

· Terciptanya SDM

yang unggul

dibidang kesenian.

· Terciptanya seni

tradisional sebagai

salah satu atraksi

wisata menarik di

Pemandian Air Panas

Ngunut.

· Terjalinnya

kemitraan antar

kelompok usaha

· Terbentuknya

lembaga kesenian

84

yang mampu

berkiprah dalam

memajukan objek

wisata Pemandian

Air Panas Ngunut.

Kelompok

penyedia jasa

dan pelayanan

langsung

kegiatan wisata

· Sosialisasi program

pengembangan

pariwisata

· Pelatihan

ketrampilan dalam

pelayanan pariwisata

· Pelatihan guiding

teknik dalam bahasa

asing bagi pemandu

wisata.

· Timbulnya kesadaran

masyarakat bahwa

mereka merupakan

bagian dari subjek

pengembangan

pariwisata

· Terciptanya SDM

yang trampil dan

berwawasan luas

Sumber data : Kantor pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten

Sragen : 2008.

Tabel IV.1 Sasaran dan program kegiatan pengembangan masyarakat

lokal

d. Penyiapan dan peningkatan sumberdaya manusia dalam rangka

pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut memang

perlu direncanakan dengan baik. Penyiapan dan peningkatan ini dapat

dilakukan dengan melalui berbagai bentuk kegiatan pelatihan atau

diklat berkaitan dengan ketrampilan khusus, peluang usaha baru

dibidang pariwisata, dan lain –lain, seperti terlihat dibawah ini :

PROGRAM

DIKLAT INSTANSI TERKAIT SASARAN

85

1.Diklat

pengenalan

program

pengembangan

kegiatan

pariwisata

Pemandian Air

Panas Ngunut

· Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ;

Kesbanglinmas

· Pengrajin

· Pemuda

· Aparat Desa

· Kelompok seni

tradisianal

· Pemuka

agama/tokoh

masyarakat

2. Diklat Kesenian · Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ;

Kesbanglinmas dan

Lembaga terkait

· Kelompok/anggota

kesenian baik

tradisional

maupun modern

3.Diklat

Pengelolaan

Fasilitas

· Kantor Pariwisata,

Promosi, Dan

Investasi ;

Kesbanglinmas

Dinas Perindustrian

Dan Koperasi Dan

Dinas Kesehatan

· Pengelola visitor

center.

· Pengelola WC

Umum

· Pengelola warung

makan

· Pengelola

panggung hiburan

· Pengelola home

stay

· Pengelola toko

cinderamata

· Pengelola parkir

4.Diklat

Pelestarian

Lingkungan

· Kantor Pariwisata,

Promosi, Dan

Investasi ; Kantor

Ligkungan Hidup,

· Masyarakat

Umum

· Pengelola fasilitas

86

Dinas Kehutanan

5.Diklat

Pengembangan

Cinderamata

· Kantor pariwisata,

Promosi, dan

Investasi ; Dinas

Perindustrian dan

Koperasi dan

Kesbanglinmas

· Masyarakat

Umum

· Pengrajin

cinderamata

(Sumber : Kep Kantor pariwisata, Promosi, dan Investasi Kabupaten

Sragen ( Hery Kuncoro )

Tabel IV.2 Rencana Kebutuhan Program Pengembangan/Diklat SDM

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut merupakan institusi yang

kehadirannya masih terbilang baru dalam proses pengembangan, senantiasa

dituntut agar mampu mengatasi setiap permasalahan baik di tubuh

institusinya sendiri maupun dalam memantapkan peranannya sebagai

pengembangan wisata budaya dan pengangkat nasib masyarakat di sektar

Obyek Wisata. Masalah-masalah lain yang cukup mendasar seperti

pencarian lokasi untuk bangunan permanen dan optimalisasi fungsi institusi

juga selalu menjadi agenda kerja Obyek Wisata Pemandian Air Panas

Ngunut.

Dari berbagai segi, Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut

memiliki berbagai potensi yang biasa dikembangkan, diantaranya yaitu :

memiliki sumber air mineral yang digunakan untuk menyembuhkan

berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Dari sisi sejarahnya obyek wisata

Pemandian Air Panas Ngunut memiliki keterkaitan dengan pemandian Air

Panas Bayanan yang berlatar belakang sumber air panas yang mengandung

belerang untuk pemanfaatan kesehatan dan wisata alam.

Disamping itu dari sisi sosial budaya kehidupan masyarakat sekitar

kawasan dengan rutinitas aktifitas sehari-harinya yang khas dari masyarakat

pedesaan juga menarik minat sebagian wisatawan yang berkunjung.

Adanya kesenian tradisional Campursari, wayang, Tayub, Cokek,

Jathilan dan banyaknya sarana wisata yang terdapat di sekitar kawasan

Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut juga bisa menjadi factor

pendorong majunya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.

Dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang dimiliki Obyek

Wisata Pemandian Air Panas Ngunut,Kantor Pariwisata,Investasi dan

Promosi Kabupaten Sragen sebagai pihak pengelolatelah menyusun konsep

dan strategi sebagai langkah,upaya pengembangan dan pelestarian Obyek

88

Wisata Pemandian Air Panas Ngunut, agar bisa menjadi tempat tujuan

wisata yang menarik dan diminati para wisatawan.

Beberapa strategi dan rencana pengembangan produk wisata kawasan

Pemandian Air Panas Ngunut diantaranya adalah dengan upaya

pengembangan atraksi wisata yang meliputi pengembangan atraksi berbasis

latar belakang histori, atraksi wisata relegius,wisata berbasis ekologi,atraksi

wisata apresiasi social budaya pedesaan.Di samping itu juga diadakan

pengupayaan pengembangan fasilitas wisata yang lebih memadai.

B. Saran

Keberhasilan pengembangan Obyek Wisata Pemandian Air Panas

Ngunut sangat bergantungn pada keseriusan pihak pengelola dan segenap

aspek yang terkait. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya

pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut antara lain :

1. Memperhitungkan letak Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut yang

berdekatan dengan Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan yang

masih termasuk wilayah kabupaten Sragen, sangat memungkinkan apabila

Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat berkembang

sebagaimana Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan maka dampak

multiplier effect yang ditimbulkan akan lebih dirasakan oleh masyarakat

Kabupaten Sragen. Padahal salah satu tujuan pengembangan Pemandian

Air Panas Ngunut adalah diantaranya agar bisa memberikan keuntungan

di bidang ekonomi,social dan budaya bagi masyarakat Kabupaten Sragen

di sekitar kawasan Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Karena

itu diperlukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya hal tersebut.

2. Diperlukan data-data perolehan income dan kunjungan wisatawan yang

masuk setiap bulannya secara lengkap.

3. Keberadaan kesenian tradisional bisa menambah daya tarik bagi wisatawan

untuk datang berkunjung, bila dapat dikemas menjadi atraksi wisata yang

menarik sehingga bisa memberikan alternative hiburan bagi wisatawan yang

melakukan kunjungan.

89

90