Upload
truongtu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara.
Disamping kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia juga
memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau – pulaunya
membentang dari Sabang sampai Meraoke Indonesia juga memiliki keaneka
ragaman budaya yang unik dan menarik. Keragaman budaya dan keindahan
alam merupakan salah satu faktor pendorong majunya pariwisata di
Indonesia.
Sejak zaman nenek moyang, Indonesia telah memiliki budaya yang
tinggi nilai dan mutunya. Peninggalan-peninggalan budaya itu ada berbagai
macam wujud, misalnya; bangunan kuno, adat, tradisi, bahasa, pakaian adat,
tari, dan lain- lain yang bernilai sejarah.
Indonesia termasuk negara yang kaya akan cagar budaya, artinya
benda –benda bersejarah seperti ; prasasti, masjid, gereja, gedung lama, pura,
tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana
Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah satu
usaha yang dilakukan pemerintah dalam melindungi, memelihara dan
melestarikan benda - benda bersejarah yaitu diadakannya Dinas Suaka
Sejarah dan Peninggalan Nasional.
Di Jawa banyak terdapat benda - benda bersejarah, yang perlu diawasi
dan dijaga kelestariannya. Seperti di Jawa Tengah terdapat Candi Prambanan,
Candi Mendut, Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran di Kota
Surakarta. Juga didaerah Sangiran kota Sragen ditemukan benda - benda
purbakala.
Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Jawa Tengah,
Kabupaten Sragen termasuk poros pengamatan wilayah Pembangunan IV
dengan pusat pembangunan di Surakarta, yang merupakan daerah industri,
2
perkebunan dan pariwisata yang relatif maju. Dalam paket wisata mempunyai
jalan pengimbang dengan tujuan wisata Magelang – Yogyakarta.
Kabupaten Sragen dengan kota Sragen sebagai ibu kota kabupaten
yang berperan menjadi pusat distribusi transportasi dan pusat perdagangan
maupun usaha jasa pariwisata terutama kawasan wisata di wilayah A
(Merbabu- Merapi) bagian Timur yang sudah dikenal kalangan pariwisata
Domestik dan wisatawan Asing (Musium Sangiran).
Oleh sebab itu dalam mengembangkan potensi wisata di tiga kawasan
dalam wisata Kabupaten Sragen akan dilakukan pendekatan dengan
memadukan pola jalur perjalanan yang menghubungkan obyek wisata di tiga
kawasan dengan obyek wista yang telah berkembang, baik diwilayah
Kabupaten Sragen sendiri maupun yang berada di wilayah Merbabu –
Merapi. Penggalian potensi kebudayaan dan atraksi alam akan dimanfaatkan
seoptimal mungkin untuk dapat menunjang dan mendorong daya tarik
wisatawan.
Di Kabupaten Sragen, Desa Ngunut terdapat kekayaan alam berupa
sumber air panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi oleh
hutan karet, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih terasa di
daerah tersebut. Alamnya berbukit – bukit, dari bukit ini kawasan kota Sragen
dapat dilihat, dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.
Untuk pemanfaatan sumber daya alam ini pihak Kantor Pariwisata,
Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen sudah melakukan pembangunan dan
pengembangan namun belum dapat berkembang dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan desa Ngunut agak tersendat. Kurangnya daya jual
obyek tersebut karena belum lengkapnya fasilitas – fasilitas yang dapat dijual
kepada wisatawan.(Sumber: Hari Kuncoro, Kep. Kantor Pariwisata, Investasi
dan Promosi Kabupaten Sragen, Rencana Penataan Kawasan Wisata
Kabupaten Sragen.)
Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan
mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan
berbagai macam penyakit kulit. Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar
3
420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak
penampungan 16 m2 ( 4.00 m x 4.00 m )
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,
namun sudah merupakan bangunan permanen berdinding pasangan bata dan
beratapkan bentuk joglo dari bahan seng bergelombang, Dilihat dari fungsi
dan kepentingan dari kolam utama sebagai mata air/sumber air panas,
bangunan ini untuk pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih
terbuka. Dari kolam/bak penampungan, selanjutnya air panas tersebut
dialirkan ke bangunan pemandian menggunakan pipa besi O2 “
Dengan melihat potensi – potensi yang ada di dalam kawasan wisata
Pemandian Air Panas Ngunut ini, kiranya perlu penataan kembali dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat menunjang kegiatan
wisata air panas, penyediaan sarana pencapaian yang mudah antara
fungsi,dan pemanfaatan alam sekitar obyek untuk rancangan selanjutnya.
Adanya potensi diatas diusahakan dapat menarik wisatawan
berkunjung ke tempat tersebut, sehingga daerah tersebut dapat berkembang
dalam bidang ekonomi dan juga meningkatkan pendapatan asli daerah di
Kabupaten Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di obyek wisata budaya
Pemandian Air Panas Ngunut.
2. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian obyek
wisata budaya bersejarah tersebut.
3. Bagaimana promosi yang dilakukan untuk mempromosikan obyek
wisata Pemandian Air Panas Ngunut
4
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah :
1. Umtuk mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di
obyek wisata budaya Pemandian Air Panas Ngunut.
2. Untuk mengetahui bagaimana usaha - usaha yang dilakukan untuk
menjaga kelestarian Pemandian Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata
budaya bersejarah.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan pengelola untuk
menjadikan Pemandian Air Panas Ngunut sebagai wisata yang diminati.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dibidang kepariwisataan.
b. Penulis dapat menerapkan materi-materi yang didapat di bangku
kuliah.
2. Manfaat Praktis yaitu :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
para pembaca dan pihak-pihak yang tertarik dengan dunia
kepariwisataan, khususnya bagi para pecinta wisata budaya seperti
Pemandian Air Panas Ngunut.
E. Kajian Pustaka
A. Definisi
1. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan, kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya
(Kamus Besar bahas Indonesia, 2005 : 891).
2. Obyek Wisata
5
Obyek Wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup,
seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (PP Nomor 24
tahun 1979).
3. Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta
menstimulasi sektor – sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya
sebagai sektor yang komplek ia juga meliputi industri kerajinan
tangan dan cinderamata, penginapan, dan transportasi secara
ekonomis juga dipandang sebagai industri (Nyoman S. Pendit, 1994 :
34).
4. Wisata
Wisata adalah bepergian bersama – sama untuk meperluas
pengetahuan, bersenang – senang dan sebagainya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005 : 888).
Menurut Undang –undang kepariwisataan No. 9, Bab I, pasal 1,
Tahun 1990. Wisata adalah kegitan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata ( M.A
Desky, 1999 :5).
5. Wisatawan
Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,
kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara
yang mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya
tinggal dan berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih
dari 6 bulan di dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk
tujuan non-imigran yang legal, seperti misalnya perjalan wisata,
rekreasi, olahraga, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau
urusan usaha (bussiness) (Oka A. Yoeti, 1983 : 124).
6
6. Pengertian dan Hakekat Wisata Budaya
Kebudayaan lahir karena adanya ulah akal dan budi manusia.
Dengan akal budinya, manusia tidak menerima begitu saja alam
anugrah Tuhan ini. Oleh manusia itu diubahnya, hasil kerja akal dan
budi itu merupakan kebudayaan yang berupa benda dan buah
pemikiran.
Pada hakekatnya wisata budaya adalah perjalanan yang
dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke
tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadan rakyat, kebiasaan
dan adat istiadat mereka, cara mereka hidup, budaya dan seni mereka.
B. Kriteria Penilaian Objek dan daya Tarik Wisata
1. Kemudahan Pencapaian (Aksesibilitas)
Kemudahan Pencapaian adalah suatu kndisi atau keadaan
tentang mudah tidaknya suatu lokasi (objek) dicapai oleh wisatawan
dari tempat asalnya. ( Sumber : Joko Saptpgiri ).
2. Potensi Pasar (Pengunjung)
Keberhasilan pembangunan objek dan daya tarik wisata banyak
ditentukan oleh tinggi rendahnya potensi pasar atau wisatawan yang
akan mengunjungi objek tersebut.
3. Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan suatu objek pada dasarnya bersifat timbal
balik, artinya pengaruh lingkungan wisatawan terhadap lingkungan
objek (lingkungan sosial budaya, lingkungan membudaya), pengaruh
lingkungan terhadap wisatwan seperti keamanan, kesehatan,
keindahan, dan sebagainya.
4. Sarana Wisata
Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan
objek dan daya tarik pada dasarnya meliputi :
7
a. Sarana akomodasi dan jumlah kamar pada radius 75 km atau
lebih
b. Sarana restaurant dan rumah makan
5. Pengelolaan / Pengusahaan
Pengusahaan dimaksud mencakup kegiatan membangun dan
mengelola. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran anatara lain :
a. Organisasi pengelola
b. Tingkat mutu pelayanan
c. Fasilitas bagi wisatawan, berikut pelaksanaan perawatan dari
fasilitas yang ada.
6. Prasarana Pasar
Prasarana pasar merupakan yang mutlak bagi pembangunan
objek dan daya tarik wisata. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran
seperti : sarana jalan, listrik, air bersih, pos, dan telekomunikasi.
7. Daya Tarik Pendukung
Pembanguan objek dan daya tarik wisata diperlukan adanya
daya tarik pengunjung lain, sehingga wisatawan dapat puas karena
menyaksikan beberapa daya tarik wisata. Unsur yang dinilai dalam
kriteria ini didasarkan ada atau tidaknya serta jumlah objek wisata
lain dalam raius 75 Km dari objek yang dinilai.
8. Kondisi Iklim
Iklim yang baik akan lebih mengundang wisatawan dan
kepuasan wisatawan pada suatu objek wisata budaya tertentu dan
sebagai suatu gejala alam di luar jangkauan manusia. Unsur – unsur
yang terkandung dalam rangka penilaian kondisi iklim antara lain :
a. Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan
b. Suhu udara pada musim kemarau
c. Jumlah bulan kering / tahun
d. Jumlah bulan / tahun (Musanef, 1995 : 184 - 187).
Suatu objek pariwisata atau destination memiliki 6 unsur yang
saling terkait. Semua unsur ini diperlukan agar para wisatawan dapat
8
menikmati suatu perjalanan yang memuaskan. Kelima unsur tersebut
antara lain :
a. Attraktion / Atraksi Wisata
Segala sesuatu yang menarik perhatian para wisatawan
sehingga mereka ingin mengunjungi.
b. Facilities / Fasilitas
Adanya fasilitas yang diperlukan para wisatawan seperti,
penginapan, restoran, souvenir, pemandu daerah, festival, dan
fasilitas rekreasi.
c. Infrastruktur
Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di
atas tanah dari suatu wilayah atau daerah, antara lain :
1. Sistem pengairan
2. Jaringan komunikasi
3. Fasilitas kesehatan
4. Terminal – terminal pengangkutan
5. Sumber listrik dan energi
6. Sistem pembuangan kotoran / pembuangan air
7. Jalan
8. Keamanan
d. Transportasi
Adanya jasa – jasa pengangkutan memudahhan para
wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang mereka
inginkan.
C. Jenis Pariwisata
1. Wisata pertanian
Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek –
proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya
dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan
peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil
9
menikmati segarnya tananman beraneka warna dan suburnya
pembibitan, berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar
perkebunan yang dikunjungi.
2. Wisata Cagar Alam
Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha
– usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar
alam lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang – undang.
3. Wisata Budaya
Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau
keluar negeri, mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat
istiadat, cara hidup, budaya dan seni dari penduduk setempat.
4. Wisata Kesehatan
Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari
dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti
jasmani dan rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas
– fasilitas lainnya.
5. Wisata Olah Raga
Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan
dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud
mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau
negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan
lain – lain.
6. Wisata Pilgram
Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang
dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat
atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh
orang perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam –
10
makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau
gunung yang di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).
7. Wisata Buru
Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan
oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang
bersangkutan.
8. Wisata Studi
Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata
sambil belajar.
9. Wisata Remaja
Wisata remaja adalah kegiatan wisata kaum remaja yang
dipengaruhi oleh faktor yang bermotif sosial, berwujud darmawisata,
karyawisata atau widyawisata.
D. Bentuk Pariwisata
1. Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang
datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu
rombongan. Maka timbullah istilah – istlah pariwisata tunggal dan
pariwisata rombongan.
2. Menurut asal wisatawan
Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik
dan wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya
berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri
selama ia mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika
wisatwan itu datang dari luar negeri.
3. Menurut alat angkut yang digunakan
11
Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh
wisatawan maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,
pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat),
tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal
laut, kereta api atau mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).
4. Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau
negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah
pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung
kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara
untuk mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.
5. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata
uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang
dikunjungi wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan
kepergian seseorang warga negara ke luar negeri memberi efek
negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya. Ini
dinamakan pariwisata pasif.
F. Metode Penelitian
1. Tehnik Pengumpulan Data :
a. Observasi
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengadakan observasi
yaitu melakukan kunjungan ke Dinas Pariwisata Sragen juga
kunjungan ke beberapa obyek seperti : Ngunut, Sangiran, Kolam
Renang Kartika, Kedung Ombo, Air Panas Bayanan dan beberapa
tempat lain.
b. Wawancara
12
Dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada petugas baik di Dinas Pariwisata maupun petugas di kawasan
wisata, juga kepada Joko Sapto Giri yang bertugas di bidang jasa
pariwisata.
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka dikumpulkan melalui referensi perpustakaan baik
di perpustakaan Disperta,juga dokumen pribadi dari teman-teman
yang bergerak di bidang pariwisata.
2. Analisis Data
Dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari observasi,
wawancara dan studi pustaka yang disajikan secara diskriptif kualitatif
G. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan materi di tuangkan dalam beberapa bagian yang
diurutkan sistematis. Tugas akhir ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan
pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan juga
sistematika penulisan.
Dalam Bab II diuraikan mengenai gambaran secara umum Pemandian
Air Panas Ngunut. Bab III diuraikan tentang gambaran secara umum
Pemandian Air Panas Ngunut yang menyangkut pengertian tujuan, dan fungsi
pendirian, lokasi Pemandian Air Panas Ngunut, struktur organisasi dan
kelembagaan Pemandian Air Panas Ngunut serta masa depan Pemandian Air
Panas Ngunut.
Pemandian Air Panas Ngunut sebagai kebutuhan, analisis,
permasalahan yang dihadapi Pemandian Air Panas Ngunut dan strategi
Pemandian Air Panas Ngunut dalam mengatasi permasalahan yang ada
dibahas dalam Bab IV, yaitu peranan Pemandian Air Panas Ngunut dalam
pengembangan wisata kemudian dijelaskan secara mendetail mengenai
rekomendasi pengembangan di tubuh Pemandian Air Panas Ngunut dari segi
13
fisik, manajemen, SDM, serta pemasaran dan promosi. Kemudian dijelaskan
juga rekomendasi pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menyangkut
peranannya dalam pelestarian potensi Sumber Daya Alam di Pemandian Air
Panas ngunut.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan isi
dari tugas akhir ini yang disertai pula dengan saran – saran bagi
pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut.
BAB II
GAMBARAN UMUM
OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT
A. Letak Geografi
Posisi Geografis obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
termasuk dalam wilayah geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan
pada 7015 - 7030 Lintang Selatan dan 110045-111010 Bujur Timur,
ketinggian dari permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah kecamatan
Sambirejo), kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut termasuk wilayah
Pembangunan I menurut pembagian wilayah pembangunan Kabupaten
Sragen. Lihat Peta P-4.
Pencapaian menuju kawasan wisata ini dari pusat kota sampai
dengan pusat kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia
prasarana jalan beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat
(minibus) cukup banyak.
Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah kabupaten Sragen
assetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain
saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang.(Sumber
data: monografi kec. Sambirejo : 2007 )
B. Topografi
14
Keadaan topografi di kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut
dengan kemiringan 0-5%, untuk mencapai ketempat pemandian sangat
mudah karena tempat sumber air panasnya agak datar.
C. Iklim
Iklim dan cuaca di kawasan wisata ditinjau dari letak geografisnya
mempunyai jenis iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 240-3300 C.
Data cuaca tahun 2007 menunjukkan banyaknya curah hujan rata-rata
dibawah 150 hari pertahun. ( Sumber data monografi kec.Sambirejo : 2007 ).
D. Vegetasi
Kabupaten Sragen pada umumnya merupakan daerah pertanian yang
cukup subur. Karakteristik demikian sangat menguntungkan apabila
dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah tersebut
sebagai unsur pembentuk lanskap.Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu
dikembangkan berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah
setempat, yang berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang
ada dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat
dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.
E. Demografi
Sektor kependudukan merupakan salah satu sektor penting dalam
pengembangan suatu wilayah atau kawasan di samping sektor - sektor
penting yang lain, sebab penduduk merupakan subyek sekaligus obyek di
kawasan pengembangan itu sendiri. Kondisi kependudukan juga
memberikan warna dan pengaruh tersendiri terhadap ciri khas suatu daerah,
baik itu perkotaan, pedesaan, perkampangan, dan sebagainya. Agar
didapatkan gambaran yang nyata bagi penentuan arah kebijakan
pengembangan pariwisata di Pemandian Air Panas Ngunut, maka berikut ini
diuraikan tentang gambaran kependudukan yang ada di Kecamatan
Sambirejo.( lihat Tabel 1 )
15
Jumlah Penduduk (Jiwa) No Desa/Kelurahan
Laki - laki Perempuan Jumlah
1. JETIS 1.633 1.504 3..137
2. MUSUK 1.986 1.954 3.940
3. SOKOREJO 1.247 1.256 2.503
4. JAMBEYAN 2.028 2.132 4.160
5. SAMBI 2.894 2.906 5.800
6. BLIMBING 2.323 2.304 4.627
7. DAWUNG 2.878 3.036 5.914
8. SAMBIREJO 2.405 2.353 4.758
9. KADIPIRO 1.724 1.755 3.479
Jumlah 19.118 19.200 38.318
(Sumber : Kecamatan Sambirejo dalam angka, 2007)
Agar didapatkan kualitas hasil yang baik bagi pengembangan suatu
daerah, maka kecenderungan peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tersedia, yaitu
melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pada tahun 2004,
penduduk Kecamatan Sambirejo masih menunjukkan angka yang signifikan
bagi mereka yang hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat bahkan
tidak sekolah sama sekali. Namun demikian ada suatu yang
menggembirakan bahwa di seluruh desa di Kecamatan Sambirejo,
masyarakatnya mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi
peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
16
F. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana yang ada di area Pemandian Air
Panas Ngunut dapat dikatakan sudah cukup memadai. Di area ini sudah
tersedia fasilitas pelayanan umum, seperti; kamar mandi ada 4 buah, WC
umum 4 buah, warung makan 2 buah dan toko kelontong 3 buah. Di
samping itu kondisi prasarana jalan dan angkutan umum juga sudah cukup
baik.
a. Jaringan jalan
Kondisi prasarana jalan yang menuju ke obyek wisata Pemandian
Air Panas Ngunut relatife sudah bagus, meskipun baru kategori jalan
kelas III.jalan ini sudah diperkeras dengan aspal dengan lebar kurang
lebih 4 m. Kondisi jalan yang baik ini semakin memudahkan bagi para
wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut, baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun
roda empat. Jalan yang menuju ke lokasi obyek ini mempunyai akses
jalan kecamatan dan jalan kabupaten dan berujung pada jalan arteri Solo
– Sragen - Surabaya, sehingga apabila dilihat dari hieraki jalan, maka
merupakan jalan kolektor (kolektor sekunder). Dengan demikian area
obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai akses yang
bagus dengan dunia luar, dan tingkat pencapaian ke lokasi relatif mudah.
Pada area obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut belum tersedia
area parkir yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pengunjung ke obyek wisata
ini, memang perlu dipikirkan area parkir yang lebih representative.
b. Transportasi
Selama ini untuk mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut kebanyakan pengunjung menggunakan kendaraan
pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Alternatif pencapaian
menuju obyek wisata ini dapat dicapai melalui jalur :
a. Jalur 1 : Sragen – Ngarum – Sambirejo – Sambi – Ngunut.
b. Jalur 2 : Banaran – Gondang – Sambi – Ngunut
17
c. Jalur 3 : Masaran – Jambangan – Batu Jamus – Kerjo – Sambirejo
– Sambi – Ngunut.
d. Jalur 4 ; Karanganyar – Mojogedang – Batu Jamus – Kerjo –
Sambirejo – Pelang – Ngunut
e. Jalur 5 : Magetan – J ogorogo – Ngrambe – Sine – Winong –
Sambi – Ngunut
f. Jalur 6 : Karangpandan – Ngargojoso-Jenawi – Sambirejo –
Sambi – Ngunut ( Sumber : Hari Kuncoro Kep Kantor Pariwisata,
Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen )
Yang perlu menjadi perhatian bagi pengembangan Obyek Wisata
Pemandian Air Panas Ngunut berkaitan dengan transportasi ini adalah
ketersediaan sarana transportasi umum yang menghubungkan langsung
dengan kota Sragen, yaitu jenis angkutan pedesaan yang berpangkalan di
Pasar Bunder Sragen. Namun hanya sampai pada Jetis ke Pemandian Air
Panas Ngunut belum tersedia kendaraan umum.
c. Jaringan Air Bersih
Untuk persediaan air bersih di Obyek Wisata Pemandian Air
Panas Ngunut tidak begitu mengalami kendala, karena daerah ini dilihat
dari segi hidrologi memiliki cukup memiliki cukup air tanah. Instalasi
jaringan air bersih sudah tersedia, meskipunbaru instalasi sederhana.
d. Jaringan Listrik.
Di lokasi Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut sudah
memiliki fasilitas berupa jaringan listrik, sehingga dibangun sarana wisata
tambahan tidak akan mengalami kesulitan untuk pasokan listriknya.
Ketersediaan jaringan listrik ini juga semakin mempermudah bagi
pengembangan beragam aktifitas wisata ini.
G. Tradisi dan Budaya Masyarakat
Kecamatan Sambirejo sebagai bagian dari Kabupaten Sragen,
masyarakatnya juga mencerminkan sebagai masyarakat Jawa dengan ciri
budaya Surakarta. Meskipun dalam beberapa aspek kesenian dan tradisi,
18
masyarakat Sambirejo memiliki warna local dengan istilah Sragenan yaitu
cengkoknya ( gayanya ) khas Sragen, namun dalam pola umum tradisi dan
budaya tetap terpengaruh dengan tradisi dan budaya Surakarta.Seperti
halnya dengan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Surakarta (Jawa
pada umumnya), dalam bidang kepercayaan, masyarakat Sambirejo juga
masih percaya dengan adanya kekuatan gaib/mistik di luar dirinya, seperti:
percaya pada makluk halus, kesaktian, hari buruk/baik, petungan dan
kepercayaan lainnya. Di samping itu untuk bidang kesenian, masyarakat
Sambirejo memiliki kesamaan dengan masyarakat Sragen pada umumnya,
yaitu lebih mengembangkan kesenian Tayub, Cokek, Campursari, wayang,
dan gamelan. Untuk seni tayub dan campursari telah dikembangkan suatu
gaya khas Sragenan, yang hingga kini banyak diminati oleh masyarakat luas.
Sinden dari Sragen sangat banyak diminati karena gayanya (cengkok) yang
khas kesenian lain yang juga banyak dikembangkan di Sambirejo adalah
jaran kepang (jathilan) dan seni tari tradisional. Uraian kesenian yang ada di
Sragen antara lain :
a. Kesenian tradisional Cokek.
Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar
kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu
mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa
sehabis panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis
klenengan namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan
bumbung yang ditiup. Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang
terdiri dari : pengendang, penabuh tote, penabuh saron, peniup
bumbung dan sinden. Ada 1 grup namanya Sekar Puri. ( Sumber :
Joko Saptogiri )
b. Kesenian Tayub.
Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun
sindennya menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si
Penari tersebut. Penonton yang menari dengan sinden tersebut
19
harus memberi imbalan uang kepada sinden itu. (Sumber : Joko
Saptogiri )
c. Kesenian Tradisional Jathilan
Jathilan adalah tari tradisional yang menggambarkan
tentang keprajuritan, pada waktu perang-perangan yang dilakukan
oleh beberapa orang dengan cara naik kuda kepang.
Dalam tari jathilan ini diperagakan dengan diiringi gamelan
yang berupa : kendang,bende,dan kecer. Tari jathilan ini
dipentaskan setiap ada peringatan hari-hari besar,misalnya HUT
Sragen Asri,Syawalan.dan lainnya. (Sumber : Joko Saptogiri)
d. Kesenian Campursari.
Campursari ini paduan antara gamelan dengan orjen,dram dan alat
yang lain.Di Ngunut ada 2 grup yaitu;
1. Grup Gunturmadu pimpinan Bapak Warkam.
2. Grup Marsudilaras pimpinan Bapak Tarno.
BAB III
GAMBARAN UMUM PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT SEBAGAI
TUJUAN WISATA
A. Pemandian Air Panas Ngunut sebagai Tujuan Wisata
Didaerah Kabupaten Sragen, desa Ngunut terdapat kekayaan alam
yaitu Sumber Air Panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi
oleh persawahan, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih
terasa di daerah tersebut, site berbukit-bukit, dari bukit ini kawasan kota
Sragen dapat dilihat dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.
Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan
mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan
20
berbagai macam penyakit kulit, Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar
420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak
penampungan 16 m (4.00 m x 4.00m).
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,
namun sudah merupakan bangunan permanent berdinding pasangan bata dan
beratapkan dari bahan seng gelombang. Dilihat dari fungsi dan kepentingan
dari kolam utama sebagai mata air / sumber air panas bangunan ini untuk
pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih terbuka. Dari
kolam/bak penampungan selanjutnya air panas tersebut dialirkan ke
bangunan pemandian menggunakan pipa besi.
Bangunan pemandian merupakan bangunan permanen berukuran ± 4 x
10.00 m (±40 m), yang terbagi menjadi 4 buah tempat mandi tertutup
masing-masing dilengkapi dengan sebuah stokpran dan bak rendam ukuran ±
0.60 x 1.70m. Bangunan pemandian ini beratapkan genteng bentuk pelana
sederhana dan lantai tempat mandi dari plesteran.
Tapak kawasan pemandian air panas Ngunut ini menempati areal
seluas ±0,35 Ha, keadaan permukaan tanahnya miring berteras – teras yang
juga dipergunakan untuk rekreasi alam.
B. Profil Kepariwisataan Kawasan
1. Profil Produk
Secara umum pariwisata di pemandian air panas Ngunut pada saat
ini belum dikembangkan secara optimal. Kawasan tersebut pada
dasarnya memiliki potensi sumber daya alam maupun budaya yang dapat
dikembangkan sebagai atraksi wisata. Namu demikian pada saat ini
terjadi penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial dalam
kawasan tersebut.
Untuk mendiskripsikan rona awal pemandian air panas Ngunut
secara lebih lengkap digunakan pendekatan 4A ( Thefour –A Approach )
dan analisis pasar secara sederhana agar dapat memudahkan analisis
21
mengenai kawasan tersebut. Pendekatan 4A terdiri atas 4 komponen,
yakni : Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktifitas. Sedangkan
analisis pasar didasarkan pada pasar yang sudah ada atau yang
berkembang selama ini (existing market) untuk memperkirakan pasar
potensi (the potential market) dimasa yang akan datang.
Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk
mengunjungi sebuah lokasi atau obyek wisata. Atraksi wisata yang
dominan di pemandian air panas Ngunut merupakan potensi alam berupa
sumber air panas di kawasan tersebut. Pemandian air panas Ngunut pada
saat ini belum seluruhnya dikembangkan dan dikelola secara
professional sebagai kawasan wisata.
Aksebilitas adalah keterjangkauan suatu daerah wisata atau sebuah
obyek wisata baik secara fisik atau sosial. Aksesibilitas fisik pada
umumnya terdiri atas jalan, jembatan dan signage yang berupa tanda
penunjuk arah ( sign board ) atau Rambu Pendahulu Pengarah Jurusan
dan Rambu Petunjuk Jurusan. Aksesibilitas sosial adalah penerimaan
masyarakat setempat (local community acceptance) terhadap
pembangunan pariwisata di daerah mereka. Dalam hal aksesibilitas fisik,
khususnya jalan, menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut sudah cukup
baik.
Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal meskipun kondisi
jalan perlu dipelihara dan diperbaiki secara kontinyu. Komponen
aksesibilitas fisik lainnya di Pemandian Air Panas Ngunut seperti papan
penunjuk belum memadai. Sedangkan aksesibilitas sosial yang berupa
penerimaan masyarakat terhadap program pengembangan pariwisata di
wilayah mereka sudah cukup baik. Ini ditunjukkan dengan adanya
pengembangan disekitar lokasi obyek wisata, masyarakat menerima dan
ikut berperan serta mendukung pembangunannya.
Amenitas terdiri atas akomodasi, layanan boga (makanan dan
minuman), layanan telekomunikasi, layanan perbankan, layanan
pemanduan ( guide and interpretation ) dan sejenisnya. Pada saat ini
22
sebagian besar komponen amenitas tersebut belum tersedia secara
memadai di Pemandian Air Panas Ngunut. Yang sudah ada yaitu rumah
makan, layanan air bersih, sarana komunikasi, toko suovenir. Yang
belum ada contohnya : layanan perbankan,layanan pemandu pusat
informasi.
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan
pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata di
Pemandian Air Panas Ngunut masih terbatas mengingat kawasan
tersebut memiliki daya tarik khusus yang lebih sesuai untuk
mengakomodasi minat khusus pengunjung yang berkaitan dengan
kesehatan ( health tourism ).
Kegiatan wisata yang sudah dilakukan selama ini adalah mandi
dengan air panas yang memiliki kandungan belerang yang diyakini
memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit
kulit. Meskipun kegiatan tersebut selama ini telah dikelola oleh pihak
pemerintah namun karena kondisi sumber air panas yang debit airnya
senantiasa menurun menjadi suatu kendala tersendiri bagi upaya
pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut tersebut dimasa yang akan
datang. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di sekitar Pemandian Air
Panas Ngunut menjelajah ( trekking ) di alam sekitar.
C. Potensi dan Daya Tarik Pemandian Air Panas Ngunut.
1. Nilai keunikan.
Posisi geografis obyek wisata tersebut termasuk dalam wilayah
geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan pada 7 015’ – 7 030’
Lintang Selatan dan 110045’ – 111010’ Bujur Timur, ketinggian dari
permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah Kecamatan Sambirejo).
Pencapaian menuju kawasan ini dari pusat kota sampai dari pusat
kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia prasarana jalan
beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat (minibus) cukup
banyak.
23
Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah Kabupaten Sragen
asetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain
saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang. Selain
itu kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai keunikan
sendiri.
Mata air yang menurut informasi dari pengelola pemandian
mengandung unsur mineral berkhasiat dapat menyembuhkan segala
penyakit kulit merupakan obyek tujuan utama pengunjung yang datang ke
tapak kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Air panas yang
bersuhu ±42 dari sumber bawah tanah ditampung pada bangunan kolam.
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana, namun
sudah merupakan bangunan permanen.
2. Pengembangan.
a. Nilai Historis dan Arkeologis.
i Dari Nilai Historis.
Rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut adalah suatu tempat yang
mewadahi kegiatan rekreasi yang memanfaatkan sumber air panas
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit serta memanfaatkan
keindahan alam sekitarnya yang didukung oleh sarana dan prasarana
rekreasi sehingga kegiatan rekreasi tercipta di kawasan tersebut.
Sumber air panas merupakan kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk itu pengelolaan dan penataan yang
benar akan didapatkan suatu manfaat yang besar untuk kepentingan
masyarakat. Penataan lokasi yang dapat menarik pengunjung
merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan semua kegiatan
yang ada di dalam lokasi rekreasi pemandian air panas tersebut.
ii Dari Nilai Arkeologis.
Dilingkungan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
terdapat bangunan rumah tradisional.Pada bangunan rumah itu
terdapat Ragam Hias semacam kaligrafi, pada dasarnya menggunakan
huruf Arab yang berfungsi sebagai hiasan. Disamping itu sudah
24
barang tentu ada maksud lain. Jadi bukan kaligrafi yang
sebenarnya.Yaitu tulisan Jawa yang mirip dengan tulisan Arab.
Perwujudan ragam hias yang menggunakan huruf Arab pada
bangunan rumah tradisional ini ada beberapa macam antara lain:
1. Huruf Arab yang digambarkan atau dipahatkan secara wajar.
2. Huruf Arab yang distalikan sehingga berupa suatu hiasan.
3. Huruf Arab yan dirangkum sehingga berupa suatu hiasan
4. Kata Jawa yang mirip dengan dengan kata Arab yang diwujudkan
dalam bentuk wujudnya.
Adapun perwujudannya ada yang digambarkan saja ada pula
yang dipahatkan sehingga berupa relief, dan ada pula yang
diwujudkan secara tiga demensi.
b. Nilai Visual
Penataan lanskap didasarkan pada :
i. Karakter lanskap.
Di kawasan ini mempunyai karakter lanskap yang kuat hal ini
dapat dilihat pada unsur-unsur lanskap yang ada pada kawasan
tersebut seperti kontur yang sangat bervariasi.
Batuan- batuan yang ada pada lereng perbukitan tumbuhan yang
banyak, sungai yang membelah kawasan.
Unsur – unsur tersebut digunakan sebagai faktor penataan
lanskap sehingga keadaan alami kawasan dapat dipertahankan dan
untuk unsur-unsur buatan harus disesuaikan dengan unsur alami.
Yaitu penataan lanskap disesuaikan dengan keadaan alam sekitar
sehingga tidak merubah banyak kontur yang sudah ada.
ii. Fungsi lanskap.
Secara keseluruhan lanskap tersebut merupakan obyek rekreasi
pemandangan yang menarik.Salah satu unsur lanskap yang
mempunyai bermacam-macam fungsi dan merupakan faktor
keindahan kesejukan adalah Pemandian Air Panas Ngunut.
c. Nilai Strategis.
25
Aksesbilitas untuk mencapai kawasan wisata Pemandian Air
Panas Ngunut sangat banyak antara lain:
1. Jalur satu : jalur dari Kota Sragen – Ngarum – Sambirejo –
Pelang 20 km
2. Jalur dua : jalur dari Gondang – Panggung – Sambi -
Sambirejo – Pelang 23 km
3. Jalur tiga : jalur tiga Grompol/ Masaran – Jambangan –
Batu Jamus – Kerjo – Pelang Ngunut 22km.
4. Jalur empat : Karang anyar – Mojogedang – Batujamus –
Kerjo –Pelang –Ngunut 25 km.
5. Jalur lima : Magetan – Jogorogo –Ngrambe – Sine –Winong
–Sambi –Sambirejo –Pelang –Ngunut 40 km.
d. Nilai Sosial Budaya Masyarakat.
Kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut terletak di
pedesaan, kehidupan masyarakatnya sehari – hari bermata pencaharian
sebagai petani dan pedagang. Karena letaknya juga berdekatan
dengan pasar Pelang. Karakteristik demikian sangat menguntungkan
apabila dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah
tersebut sebagai unsur pembentuk lanskap.
Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu dipadukan dengan
berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah setempat, yang
berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang ada
dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat
dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.
Nilai kegotongroyongan masyarakatnya juga sangat kuat,
sehingga menimbulkan loyalitas yang sangat tinggi.
Kegiatan – kegiatan relegius juga sangat kental terlihat dengan
adanya wayangan dan lebih menarik lagi adanya budaya tradisional
yaitu Cokean dan Tayub (Sumber dari Bu Hadi yaitu masyarakat desa
Jetis Kecamatan Sambirejo).
26
D. Potensi lokal sebagai Faktor Pendukung Daya Tarik Pemandian Air
Panas Ngunut.
Potensi lokal yang ada disekitar kawasan Pemandian Air Panas
Ngunut yaitu selain sumber air panas itu sendiri juga udara disekitar
sangatsejuk dan cocok untuk peristirahatan, apalagi ditambah dengan
panorama disekitar yang sangat indah. Ini merupakan daya tarik bagi
wisatawan untuk datang ke tempat wisata ini.
Ditambah lagi dengan kesenian tradisional yang sudah diuraikan
diatas yaitu Cokek dan Tayub.
a. Kesenian tradisional Cokek.
Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar
kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu
mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa sehabis
panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis klenengan
namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan bumbung yang ditiup.
Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang terdiri dari : pengendang,
penabuh tote, penabuh saron, peniup bumbung dan sinden. Di desa Jetis
ada 2 kelompok yaitu : kelompok Laras dan kelompok Manis
b. Kesenian Tayub.
Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun sindennya
menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si Penari tersebut.
Penonton yang menari dengan sinden tersebut harus memberi imbalan
uang kepada sinden itu. (Sumber data : Joko Saptogiri )
Dilingkungan Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut ada 1
grup yaitu grup Sekar Puri.
27
BAB IV
PERANAN PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT DALAM
PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN WISATA BUDAYA DI
KABUPATEN SRAGEN
Pemandian Air Panas Ngunut kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia, untuk itu pengelolaan dan penataan yang benar akan didapatkan
suatu manfaat yang besar untuk kepentingan masyarakat. Penataan lokasi yang
dapat menarik pengunjung merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan
semua kegiatan yang ada di dalam lokasi rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut
tersebut.
A. Visi dan Misi Pengembangan.
Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan
suatu kawasan wisata pemandian air
a. Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan
suatu kawasan wisata air panas yang dapat difungsikan sebagai
tempat rekreasi dengan menata sarana dan prasarananya, serta
menampilkan tampilan tradisional dengan sentuhan modern.
b. Manfaat.
Manfaat penataan kawasn wisata ini adalah untuk memajukan dan
mengembangkan kawasan wisata pemandian air panas sehingga
kawasan ini mempunyai daya jual kepada wisatawan asing maupun
domestik, selain itu juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat yang ada di kawasan wisata.
28
Gambaran umum kepariwisataan di Pemerintah Daerah Kabupaten
Sragen dalam pengembangan pariwisata di Jawa Tengah termasuk wilayah
pengembangan (Merbabu – Merapi) yang meliputi Semarang, Magelang,
Temanggung, Wonosobo dan daerah sekitarnya sampai di kaki gunung
Lawu perbatasan Jawa Timur.
Peta Aset Wisata Jawa Tengah dapat dilihat di P -1
Dalam pembangunan Jawa Tengah yang meliputi Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen di dalamnya, sektor pariwisata mendapatkan
prioritas pembangunan dengan penekanan pada pengembangan potensi
alam serta pelestarian aset wisata sejarah, disamping sektor pertanian dan
sektor indusrti yang relatif maju.
Peta wilayah pembangunan Jawa Tengah dapat dilihat pada Peta P-2
Penyebaran arus wisata di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen,
kota wisata yang datang dari arah utara melalui Purwodadi, dari arah barat
melalui Surakarta berjarak sekitar 30 km dan perjalanan wisata dari Jawa
Timur melalui Ngawi. Posisi kota Sragen dalam wilayah Propinsi Jawa
Tengah dapat dilihat pada peta P-3
Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di kawasan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen antara lain :
a. Pemandian Air Panas Bayanan, yang terletak di sebelah utara
Pemandian Air Panas Ngunut 2 km di desa Bayanan.
b. Wisata Budaya Gunung Kemukus merupakan aset wisata bernilai
sejarah, yang terletak didesa Pendem Kecamatan Sumberlawang,
jarak capai dari pusat kota Sragen sejauh 30 km.
c. Wisata Sangiran. Peninggalan sejarah diketemukannya fosil
manusia dan fosil binatang purba serta fosil – fosil lain. Terletak di
desa Sangiran.
d. Wisata Tirta Waduk Kedung Kancil. Terletak di desa Sunggingan
Kecamatan Miri, berjarak 37 km dari pusat kota Sragen. Obyek
Wisata Kedung Kancil merupakanan aset wisata alam/rekreasi
29
waduk dengan sebuah pulau di tengahnya dilengkapi dengan sarana
penyeberangan, bangunan tempat istirahat dan arena bermain anak.
e. Obyek Wisata Kedung Ombo merupakan wisata waduk dan tempat
pemancingan serta terdapat arena pacuan kuda, yang pernah
dipergunakan untuk memberebutkan piala GUBERNUR CUP
PROPINSI JAWA TENGAH. Terletak di Desa Kedung Ombo.
f. Kolam Renang Kartika. Kolam renang ini terletak di pusat kota
Sragen, tepatnya di Desa Tamanasri kalurahan Kroyo Kecamatan
Karang Malang yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen.
g. DAYU PARK. Wisata Dayu ini terletak di Desa Dayu Kecamatan
Karang Malang. Tempat Wisata ini dilengkapi dengan berbagai
fasilitas sangat memuaskan para pengunjung antara lain : hotel,
rumah makan, souvenir, toko makanan khas Sragen, kolam renang
dan kebun binatang.
Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Kabupaten Sragen
dan antara yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan, maka
tempat wisata Pemandian Air Panas Ngunut ini sangat potensial sekali
sehingga perlu adanya sentuhan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen
untuk pengembangannya.
Pada akhir ini perkembangan kepariwisataan, khususnya di
wilayah Kabupaten Sragen terus menunjukkan indikator kenaikan terletak
pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, serta peningkatan
jumlah pendapatan dari sektor ini terhadap pendapatan asli Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen.
Kepariwisataan di Kabupaten Sragen yang memiliki banyak tempat
– tempat wisata seperti telah disebutkan di atas. Tujuan utamanya adalah
bagaimana mengembangkan Pariwisata, memberdayakan perekonomian
masyarakat khususnya perekonomian sekitar obyek wisata dengan cara
terus menerus meningkatkan sarana dan prasarana obyek wisata dengan
harapan akan lebih menarik wisatawan, didasari etos kerja kepariwisataan
30
yang dikenal dengan SAPTAPESONA nya. Sapta Pesona Pariwisata yang
meliputi tujuh unsur utama antara lain:
1. AMAN : Situasi lingkungan yang damai dan nyaman
2. TERTIB : Lingkungan yang teratur
3. BERSIH : Jauh dari pulusi
4. SEJUK : Suasana yang menyenangkan
5. INDAH : Keadaan tertata rapi
6. RAMAH TAMAH : Lingkungan yang ramah terhadap sesama
7. KENANGAN : Siapa yang datang selalu terkenang dengan
keadaan yang menyenangkan
B. Konsep Dasar Pengembangan.
Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan
sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek
wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.
Pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut berada
dalam pengembangan global, yang menuntut pemikiran, perencanaan,
perancangan dan penanganan yang menyeluruh, sehingga tidak lepas dari
VISI dan MISI. Melakukan pengembangan demi kesejahteraan lahir dan
batin semua pihak. Pemberdayaan perekonomian masyarakat sekitar obyek
wisata pada ujungnya meningkatkan pula daya dukung perekonomian
daerah dalam menunjang pembangunan, ditandai dengan meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah Sendiri.Artinya pembangunan sektor lain di
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga meningkat. Hal tersebut
terlihat dalam bentuk semakin meningkatnya pelayanan pada masyarakat,
meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian, meningkatnya sumber
daya manusia, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
a. Pengembangan dalam perspektif pembangunan Pariwisata yang
berkesinambungan.
31
Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan
sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek
wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.
Untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata di
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Dinas Pariwisata Kabupaten
Sragen secara berkesinambungan mengadakan promosi baik melalui
pameran, travel market maupun melalui brosur. Selain itu event
kesenian tradisional juga diadakan. Pemeritah Daerah juga selalu
membina pengrajin souvenir, yang sangat digemari wisatawan
misalnya : batik, kerajinan batu Sangiran, Wayang beber serta
kerajinan ukir bambu dan lainnya yang menunjang pengaembangan
kepariwisataan di Kabupaten Sragen.
Usaha lain untuk menunjang pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Sragen yaitu dengan meningkatnya sumber daya manusia
di sektor pariwisata. Pembinaan POKDARWIS (Kelompok Sadar
Wisata) sebagai wujud pembinaan pemerintah kepada masyarakat
sekitar obyek wisata, serta pembinaan kepada para pengelola hotel,
restaurant, salon kecantikan, rumah billiard dan video game. (
Sumber : Joko Saryono, Kabid Pariwisata Kab Sragen ).
Obyek wisata sebagai komoditi non migas pariwisata juga
ditingkatkan baik fasilitas obyek wisata, sarana dan prasarana
maupun pelayanannya, jalan menuju obyek wisata, angkutan umum,
areal parkir, MCK, tempat pembuangan sampah, rumah makan dan
pusat informasi wisata disediakan di semua obyek wisata di
Kabupaten Sragen.
Dalam era globalisasi ini, diharapkan penghasilan devisa
utama Negara dan daerah.Untuk itu perlu didukung pengembangan
kepariwisataan unggulan di Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen yang satu – satunya memiliki obyek
wisata museum prasejarah Sangiran, dimana telah ditetapkan sebagai
warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1996.
32
Adanya museum Sangiran tersebut diharapkan wisatawan
baik domistik maupun mancanegara yang berkunjung di Kabupaten
Sragen semakin meningkat, selain itu juga dibutuhkan obyek wisata
penyangga dengan mengembangkan obyek wisata lainnya seperti
Pemandian Air Panas Ngunut dan Pemandian Air Panas Bayanan,
dengan bekerja sama dengan investor swasta dengan harapan akan
semakin mampu meningkatkan pemberdayaan perekonomian
masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen.
b. Pengembangan daya tarik wisata berbasis pada kegiatan sosial
budaya.
Dinamika kegiatan masyarakat sekitar Pemandian Air Panas
Ngunut yang bertumpu pada kegiatan pertanian memiliki potensi
besar dalam pariwisata. Realisitasnya yaitu pada waktu habis panen
masyarakat mengadakan upacara bersih desa sebagai ungkapan
syukur kepada Allah SWT. Dalam konsep ini beberapa kesenian
rakyat yang terdapat disekitar pemandian air panas Ngunut
berpeluang menarik wisatawan,seperti cokek dan Tayub yang cukup
terkenal disekitar kawasan pemandian tersebut.
c. Pengembangan keterkaitan aktivitas koridor – koridor budaya yang
terpadu.
Konsep dasar ini menekankan pengembangan kepariwisataan
Kawasan Pemandian Air Panas Ngunut secara spesial perlu
dikembangkan agar memiliki keterkaitan keluar (out word linkages)
dengan wilayah wisata strategis di sekitarnya, khususnya di
Pemandian Air Panas Bayanan. Yang berdekatan dan memiliki
pangsa pasar yang cukup besar. Hal tersebut dimaksudkan agar daya
tarik kawasan Pemandian Air Panas Ngunut memiliki kemampuan
akses yang lebih pada wilayah pengembangan yang ada
pengembangan keterkaitan keluar dengan obyek dan daya tarik wisata
lain yang kompetitif. Melalui pengembangan paket – paket wisata
terpadu lintas regional akan meningkatkan kemampuan daya serap
33
yang lebih besar bagi kawasan Pemandian Air Panas Ngunut untuk
dapat lebih berkembang.
d. Pengetahuan yang berbasis pada partisipasi masyarakat secara nyata
(Community Based Develepment).
Pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menitik
beratkan pada bentuk nyata dari partisipasi masyarakat yang
mendukung keberadaan Pemandian Air Panas Ngunut. Dibuktikan
dengan antusias masyarakat yang membuka warung makan,
penginapan disekitar obyek wisata.
Partisipasi nyata dimaksud agar timbul apresiasi dan
kepedulian terhadap peninggalan tersebut. Bentuk partisiasi tersebut
terwujud dalam aktivitas sehari –hari yang mereka lakukan dan
memperluas lahan usaha bagi masyarakat di dalam lingkup area di
sekitar kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Kewujudan partisipasi
masyarakat berpotensi sebagai salah satu Produk Pariwisata yang
menarik. Partisipasi masyarakat local terhadap perencanaan dan
menejemen pariwisata membantu memujudkan suatu pengembangan
sumberdaya manusia manusia yang dilakukan oleh masyarakat lokal
itu sendiri melalui pengembangan usaha – usaha berbasis ekonomi
maupun pariwisata yang memberikan kontribusi besar terhadap
kesinambungan kawasan pariwisata tertentu. Keterlibatan masyarakat
sebagai subyek (pelaku) dalam suatu pengembangan pariwisata
menjadi sangat penting mengingat pembangunan pariwisata
memberikaan berbagai dampak, baik itu positif maupun negatif,
terhadap keberadan masyarakat.
C. Strategi dan Rencana Pengembangan Produk.
a. Pengembangan wisata Air Panas dan Agro sebagai motor
penggerak kepariwisataan Pemandian Air Panas Ngunut.
34
Sebagai implikasi atas startegis tersebut diatas, maka
pengembangan kepariwisataan di Pemandian Air Panas Ngunut
perlu ditindak lanjuti dengan rencana – rencana pengembangan
pariwisata sebagai berikut :
1. Memberikan prioritas pada pengembangan fasilitas untuk
aktivitas wisata air panas dan agro.
2. Mengembangkan atraksi wisata baru,seperti wisata olah
raga (sport tourism) dan wisata pedesaan sebagai penarik
kunjungan bagi aktivitas wisata air panas dan agro.
b. Pengembangan produk wisata terpadu melalui pengembangan zona
– zona tematis.
Pengalaman yang menyeluruh bagi wisatawan mengenai
produk wisata (berupa obyek atau layanan) dapat diciptakan
melalui penetapan zona – zona tematis yang berupa obyek – obyek
dengan keunikan karakteristik dan atraksi wisata menarik yang
terintegrasi, terpadu, efisien, sehingga memiliki pembeda khas
dengan produk wisata sejenis di daerah lain.
Dalam kerangka pengembangan produk tematis tersebut,
maka pengembangan produk wisata Pemandian Air Panas Ngunut
perlu diarahkan pada basis wisata air panas dan potensi kekayaan
alam pedesaan yang ada disekitarnya, baik potensi agro, kerajinan,
kesenian, maupun tradisi masyarakatnya. Implikasi dan strategi ini
adalah menyusun arahan rencana pengembangan zona – zona
wisata tematis yang terpadu dan terintegrasi. Pengembangan
produk tematis berdasar dari pembentukan zona di Pemandian Air
Panas Ngunut perlu diarahkan pada :
1. Pengembangan produk berbasis wisata air panas.
2. Pengembangan produk berbasis wisata pendidikan
3. Pengembangan produk berbasis wisata pertanian dan
perkebunan (Agrowisata ).
35
4. Pengembangan produk berbasis pada paresisasi budaya atau
tradisi pedesaan.
c. Pengemasan paket wisata yang terintegrasi
Bertolak dari letak obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut yang berada pada jalur wisata seputar Gunung Lawu, maka
perlu dibuat arahan rencana pengembangan, seperti berikut ini :
a. Pengembangan pola alur kunjungan yang mengaitkan
antara obyek yang ada disekitar Pemandian Air Panas
Nginut, seperti perkebunan teh di Jamus (Sine – Ngawi),
Gunung Warak dan Gunung Lirliran (Sine – Ngawi),
Perkebunan teh Candi Cetho, dan Candi Sukuh
(Ngargoyoso- Karanganyar) dan obyek wisata lain di
Kabupaten Sragen.
b. Mengembangkan tema – tema berbeda, di tiap – tiap obyek,
sehingga semakin menarik pengunjung untuk datang
berekreasi.
D. Strategi dan Rencana Pengembangan Tata Ruang
Mengembangkan struktur tata ruang berdasarkan zonasi
(tematis) untuk menjadikan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
lebih menarik dan marketable, maka arah pengembangannya perlu dibuat
zona – zona tematis. Penambahan atraksi wisata baru perlu memperhatikan
zona – zona tetrsebut. Sebagai implikasi dari strategi di atas,maka dalam
pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut diperlukan
atraksi baru dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu :
a. Pengembangan taman wisata air panas dan pendidikan (zona
konservasi dan pendidikan).
b. Pengembangan taman wisata agro (zona agro – tourism).
c. Pengembangan wisata olah raga (zona wisata olah raga).
d. Pengembangan taman wisata keluarga (zona rekreasi dan hiburan).
36
e. Pengembangan kawasan wisata belanja dan cenderamata (zona
ekonomi).
E. Strategi Pengembangan Aksesibilitas
Pengembangan aksesibilitas merupakan komponen
pengembangan pariwisata yang sangat penting di samping aspek obyek
dan daya tarik wisata serta aspek ketata ruangan.
Untuk mengembangkan obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut sebagai area yang baik, maka aspek aksesibilitas harus
diperhatikan. Secara geografis, posisi obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut memang cukup mudah dicapai, meskipun letaknya tidak berada
pada jalur utama jalan arteri yang menghubungkan kota besar. Namun
demikian obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat diakses dari
beberapa jurusan paling tidak terdapat enam jalur masuk yang dapat
digunakan oleh wisatawan untuk menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut
( lihat –Transportasi ).
Berkaitan dengan Transportasi yang ada dikawasan Ngunut,
maka perlu dirumuskan arahan rencana pengembangan dalam bentuk :
a. Penataan jalur akses masuk utama ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut.
b. Pengembangan jalur akses alternatif ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut.
c. Pengembangan entry point atau gerbang wisata sebagai titik orientasi
kunjungan ke obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.
d. Peningkatan kualitas pelayanan dan kenyamanan angkutan
perjalanan, khususnya angkutan umum.
F. Strategi Pengembangan Pasar Dan Pemasaran
Pasar aktual obyek wisata Ngunut adalah wisatawan lokal yang
memiliki minat pada wisata air panas dan alam pedesaan. Minat wisatawan
lokal pada obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut terutama terkait
37
dengan motivasi rekreasi keluarga yang berbasis pemandian air panas.
Namun perlu dikemukakan untuk tahun – tahun belakangan ini minat
wisatawan yang datang ke Pemandian Air Panas Ngunut dengan dorongan
ingin mandi air panas semakin menurun dan digantikan oleh wisatawan
yang justru ingin mencari hiburan.
Sebenarnya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
memiliki pasar potensial, yaitu wisatawan yang tertarik terhadap alam
pedesaan. Pasar potensial ini juga mencakup mereka yang melakukan
kunjungan wisata ke obyek – obyek wisata disekitar Ngunut yang hampir
keseluruhan adalah wisatawan lokal dan regional. Agar pasar wisatawan
tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan, maka perlu adanya strategi
yaitu :
a. Pengembangan deferensiasi produk dan harga dengan tetap bertumpu
pada potensi alam dan budaya.
b. Pemanfaatan teknologi informasi bagi promosi dan sistim informasi
pariwisata daerah untuk mendukung strategi pemasaran yang handal.
c. Pemeliharaan pasar yang telah ada melalui peningkatan tawaran
keragaman produk dan layanan wisata.
d. Pengembangan citra pariwisata obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut sebagai upaya implementasi positioning pemasaran pariwisata.
G. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan pariwisata di obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut tidak mungkin dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari
masyarakat sekitar obyek, karena masyarakat sekitar obyek merupakan
salah satu subyek dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil
yang diharapkan adalah adanya peningkatan pendapatan melalui berbagai
peluang usaha dalam pelayanan pada wisatawan. Namun sebelum semua
itu terwujud, maka sangat diperllukan adaya kesadaran dari tiap warga
masyarakat untuk ikut aktif terlihat di dalam program – program yang
direncanakan bersama serta didukung oleh kemampuan SDM yang
38
memadai. Langkah –langkah pengembangan SDM di kawasan ini dapat
dilakukan dengan strategi :
a. Penyiapan dan peningkatan kesadaran masyarakat sekitar obyek
wisata Pemandian Air Panas Nunut dalam mendukung kegiatan
pariwisata.
Dalam konteks menyiapkan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat ini, maka sosialisasi program pengembangan Pemandian
Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata perlu dilaksanakan.Bentuk
sosialisasi ini dapat berupa :
- Sarasehan antara berbagai pihak terkait, LSM, tokoh Agama,
tokoh masyarakat dan warga setempat.
- Pemberitaan melalui berbagai media masa dalam upaya
menyebar luaskan berbagai informasi terkait dengan
pengembangan pariwisata.
- Penyuluhan yang dilakukan oleh instansi terkait, Perguruan
Tinggi dan LSM.
Apabila rencana ini dibuat Tabel maka akan terlihat seperti
dibawah ini :
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN
HASIL YANG
DIHARAPKAN
Masyarakat
Umum
· Sosialisasi program
pengembangan
pariwisata
· Pembentukan dan
pemantapan
organisasi kelompok
pemerhati pariwisata
(POKDAWIS)
· Timbulnya kesadaran
masyarakat bahwa
mereka merupakan
bagian dari subjek
kepariwisataan yang
akan dikembangkan
· Adanya masukan
baik saran atau kritik
39
dari masyarakat.
Kelompok
Usaha Kecil
Menengah
· Pelatihan dalam
bidang teknik
maupun manajemen
usaha yang meliputi
proses produksi,
rancangan
pembuatan produk
baru, dan pemasaran.
· Pembentukan
kemitraan usaha,
baik dalam tahap
proses produksi
maupun jenis usaha
yang sama.
· Terciptanya produk
cinderamata maupun
makanan khas yang
berkualitas dan
beragam.
· Terjalinnya
kemitraan antar
kelompok usaha.
· Terbukanya wawasan
mengenai peluang
usaha berkaitan
dengan kegiatan
wisata
· Tersedianya SDM
yang unggul
dibidang
pengembangan usaha
kecil menengah.
Kelompok
Kesenian
· Pembentukan dan
pemantapan
kelompok kesenian
· Pelatihan dan
peningkatan
kemampuan dalam
pementasan
(manajemen
· Terciptanya SDM
yang unggul
dibidang kesenian.
· Terciptanya seni
tradisional sebagai
salah satu atraksi
wisata menarik di
Pemandian Air Panas
40
pementasan) Ngunut.
· Terjalinnya
kemitraan antar
kelompok usaha
· Terbentuknya
lembaga kesenian
yang mampu
berkiprah dalam
memajukan objek
wisata Pemandian
Air Panas Ngunut.
Kelompok
penyedia jasa
dan pelayanan
langsung
kegiatan wisata
· Sosialisasi program
pengembangan
pariwisata
· Pelatihan
ketrampilan dalam
pelayanan pariwisata
· Pelatihan guiding
teknik dalam bahasa
asing bagi pemandu
wisata.
· Timbulnya kesadaran
masyarakat bahwa
mereka merupakan
bagian dari subjek
pengembangan
pariwisata
· Terciptanya SDM
yang trampil dan
berwawasan luas
Sumber data : Kantor pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten
Sragen : 2008.
Tabel IV.1 Sasaran dan program kegiatan pengembangan masyarakat
lokal
b. Penyiapan dan peningkatan sumberdaya manusia dalam rangka
pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut memang
41
perlu direncanakan dengan baik. Penyiapan dan peningkatan ini dapat
dilakukan dengan melalui berbagai bentuk kegiatan pelatihan atau
diklat berkaitan dengan ketrampilan khusus, peluang usaha baru
dibidang pariwisata, dan lain –lain, seperti terlihat dibawah ini :
PROGRAM
DIKLAT INSTANSI TERKAIT SASARAN
1.Diklat
pengenalan
program
pengembangan
kegiatan
pariwisata
Pemandian Air
Panas Ngunut
· Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ;
Kesbanglinmas
· Pengrajin
· Pemuda
· Aparat Desa
· Kelompok seni
tradisianal
· Pemuka
agama/tokoh
masyarakat
2. Diklat Kesenian · Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ;
Kesbanglinmas dan
Lembaga terkait
· Kelompok/anggota
kesenian baik
tradisional
maupun modern
3.Diklat
Pengelolaan
Fasilitas
· Kantor Pariwisata,
Promosi, Dan
Investasi ;
Kesbanglinmas
Dinas Perindustrian
Dan Koperasi Dan
Dinas Kesehatan
· Pengelola visitor
center.
· Pengelola WC
Umum
· Pengelola warung
makan
· Pengelola
panggung hiburan
· Pengelola home
stay
· Pengelola toko
42
cinderamata
· Pengelola parkir
4.Diklat
Pelestarian
Lingkungan
· Kantor Pariwisata,
Promosi, Dan
Investasi ; Kantor
Ligkungan Hidup,
Dinas Kehutanan
· Masyarakat
Umum
· Pengelola fasilitas
5.Diklat
Pengembangan
Cinderamata
· Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ; Dinas
Perindustrian dan
Koperasi dan
Kesbanglinmas
· Masyarakat
Umum
· Pengrajin
cinderamata
(Sumber : Kep Kantor pariwisata, Promosi, dan Investasi Kabupaten
Sragen ( Hery Kuncoro )
Tabel IV.2 Rencana Kebutuhan Program Pengembangan/Diklat SDM
BAB I
PENDAHULUAN
H. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara.
Disamping kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM), Indonesia juga
memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau – pulaunya
membentang dari Sabang sampai Meraoke Indonesia juga memiliki keaneka
ragaman budaya yang unik dan menarik. Keragaman budaya dan keindahan
alam merupakan salah satu faktor pendorong majunya pariwisata di
Indonesia.
Sejak zaman nenek moyang, Indonesia telah memiliki budaya yang
tinggi nilai dan mutunya. Peninggalan-peninggalan budaya itu ada berbagai
43
macam wujud, misalnya; bangunan kuno, adat, tradisi, bahasa, pakaian adat,
tari, dan lain- lain yang bernilai sejarah.
Indonesia termasuk negara yang kaya akan cagar budaya, artinya
benda –benda bersejarah seperti ; prasasti, masjid, gereja, gedung lama, pura,
tradisi daerah, Monumen Proklamasi, Taman Mini Indonesia Indah, Istana
Bogor dan lain - lain harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Salah satu
usaha yang dilakukan pemerintah dalam melindungi, memelihara dan
melestarikan benda - benda bersejarah yaitu diadakannya Dinas Suaka
Sejarah dan Peninggalan Nasional.
Di Jawa banyak terdapat benda - benda bersejarah, yang perlu diawasi
dan dijaga kelestariannya. Seperti di Jawa Tengah terdapat Candi Prambanan,
Candi Mendut, Kraton Kasunanan dan Kraton Mangkunegaran di Kota
Surakarta. Juga didaerah Sangiran kota Sragen ditemukan benda - benda
purbakala.
Dalam pembagian wilayah pengembangan pariwisata Jawa Tengah,
Kabupaten Sragen termasuk poros pengamatan wilayah Pembangunan IV
dengan pusat pembangunan di Surakarta, yang merupakan daerah industri,
perkebunan dan pariwisata yang relatif maju. Dalam paket wisata mempunyai
jalan pengimbang dengan tujuan wisata Magelang – Yogyakarta.
Kabupaten Sragen dengan kota Sragen sebagai ibu kota kabupaten
yang berperan menjadi pusat distribusi transportasi dan pusat perdagangan
maupun usaha jasa pariwisata terutama kawasan wisata di wilayah A
(Merbabu- Merapi) bagian Timur yang sudah dikenal kalangan pariwisata
Domestik dan wisatawan Asing (Musium Sangiran).
Oleh sebab itu dalam mengembangkan potensi wisata di tiga kawasan
dalam wisata Kabupaten Sragen akan dilakukan pendekatan dengan
memadukan pola jalur perjalanan yang menghubungkan obyek wisata di tiga
kawasan dengan obyek wista yang telah berkembang, baik diwilayah
Kabupaten Sragen sendiri maupun yang berada di wilayah Merbabu –
Merapi. Penggalian potensi kebudayaan dan atraksi alam akan dimanfaatkan
44
seoptimal mungkin untuk dapat menunjang dan mendorong daya tarik
wisatawan.
Di Kabupaten Sragen, Desa Ngunut terdapat kekayaan alam berupa
sumber air panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi oleh
hutan karet, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih terasa di
daerah tersebut. Alamnya berbukit – bukit, dari bukit ini kawasan kota Sragen
dapat dilihat, dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.
Untuk pemanfaatan sumber daya alam ini pihak Kantor Pariwisata,
Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen sudah melakukan pembangunan dan
pengembangan namun belum dapat berkembang dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan desa Ngunut agak tersendat. Kurangnya daya jual
obyek tersebut karena belum lengkapnya fasilitas – fasilitas yang dapat dijual
kepada wisatawan.(Sumber: Hari Kuncoro, Kep. Kantor Pariwisata, Investasi
dan Promosi Kabupaten Sragen, Rencana Penataan Kawasan Wisata
Kabupaten Sragen.)
Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan
mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan
berbagai macam penyakit kulit. Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar
420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak
penampungan 16 m2 ( 4.00 m x 4.00 m )
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,
namun sudah merupakan bangunan permanen berdinding pasangan bata dan
beratapkan bentuk joglo dari bahan seng bergelombang, Dilihat dari fungsi
dan kepentingan dari kolam utama sebagai mata air/sumber air panas,
bangunan ini untuk pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih
terbuka. Dari kolam/bak penampungan, selanjutnya air panas tersebut
dialirkan ke bangunan pemandian menggunakan pipa besi O2 “
Dengan melihat potensi – potensi yang ada di dalam kawasan wisata
Pemandian Air Panas Ngunut ini, kiranya perlu penataan kembali dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas yang dapat menunjang kegiatan
45
wisata air panas, penyediaan sarana pencapaian yang mudah antara
fungsi,dan pemanfaatan alam sekitar obyek untuk rancangan selanjutnya.
Adanya potensi diatas diusahakan dapat menarik wisatawan
berkunjung ke tempat tersebut, sehingga daerah tersebut dapat berkembang
dalam bidang ekonomi dan juga meningkatkan pendapatan asli daerah di
Kabupaten Sragen.
I. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
4. Potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di obyek wisata budaya
Pemandian Air Panas Ngunut.
5. Usaha - usaha apa saja yang dilakukan untuk menjaga kelestarian obyek
wisata budaya bersejarah tersebut.
6. Bagaimana promosi yang dilakukan untuk mempromosikan obyek
wisata Pemandian Air Panas Ngunut
J. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian yang dapat dicapai adalah :
1. Umtuk mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang terdapat di
obyek wisata budaya Pemandian Air Panas Ngunut.
2. Untuk mengetahui bagaimana usaha - usaha yang dilakukan untuk
menjaga kelestarian Pemandian Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata
budaya bersejarah.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan pengelola untuk
menjadikan Pemandian Air Panas Ngunut sebagai wisata yang diminati.
K. Manfaat Penelitian
46
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dibidang kepariwisataan.
b. Penulis dapat menerapkan materi-materi yang didapat di bangku
kuliah.
2. Manfaat Praktis yaitu :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
para pembaca dan pihak-pihak yang tertarik dengan dunia
kepariwisataan, khususnya bagi para pecinta wisata budaya seperti
Pemandian Air Panas Ngunut.
L. Kajian Pustaka
A. Definisi
7. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan, kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya
(Kamus Besar bahas Indonesia, 2005 : 891).
8. Obyek Wisata
Obyek Wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup,
seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (PP Nomor 24
tahun 1979).
9. Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta
menstimulasi sektor – sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya
sebagai sektor yang komplek ia juga meliputi industri kerajinan
tangan dan cinderamata, penginapan, dan transportasi secara
47
ekonomis juga dipandang sebagai industri (Nyoman S. Pendit, 1994 :
34).
10. Wisata
Wisata adalah bepergian bersama – sama untuk meperluas
pengetahuan, bersenang – senang dan sebagainya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005 : 888).
Menurut Undang –undang kepariwisataan No. 9, Bab I, pasal 1,
Tahun 1990. Wisata adalah kegitan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata ( M.A
Desky, 1999 :5).
11. Wisatawan
Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,
kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara
yang mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya
tinggal dan berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih
dari 6 bulan di dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk
tujuan non-imigran yang legal, seperti misalnya perjalan wisata,
rekreasi, olahraga, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau
urusan usaha (bussiness) (Oka A. Yoeti, 1983 : 124).
12. Pengertian dan Hakekat Wisata Budaya
Kebudayaan lahir karena adanya ulah akal dan budi manusia.
Dengan akal budinya, manusia tidak menerima begitu saja alam
anugrah Tuhan ini. Oleh manusia itu diubahnya, hasil kerja akal dan
budi itu merupakan kebudayaan yang berupa benda dan buah
pemikiran.
Pada hakekatnya wisata budaya adalah perjalanan yang
dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup
seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke
tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadan rakyat, kebiasaan
dan adat istiadat mereka, cara mereka hidup, budaya dan seni mereka.
48
B. Kriteria Penilaian Objek dan daya Tarik Wisata
9. Kemudahan Pencapaian (Aksesibilitas)
Kemudahan Pencapaian adalah suatu kndisi atau keadaan
tentang mudah tidaknya suatu lokasi (objek) dicapai oleh wisatawan
dari tempat asalnya. ( Sumber : Joko Saptpgiri ).
10. Potensi Pasar (Pengunjung)
Keberhasilan pembangunan objek dan daya tarik wisata banyak
ditentukan oleh tinggi rendahnya potensi pasar atau wisatawan yang
akan mengunjungi objek tersebut.
11. Kondisi Lingkungan
Kondisi Lingkungan suatu objek pada dasarnya bersifat timbal
balik, artinya pengaruh lingkungan wisatawan terhadap lingkungan
objek (lingkungan sosial budaya, lingkungan membudaya), pengaruh
lingkungan terhadap wisatwan seperti keamanan, kesehatan,
keindahan, dan sebagainya.
12. Sarana Wisata
Sarana wisata yang sangat menentukan bagi pengembangan
objek dan daya tarik pada dasarnya meliputi :
c. Sarana akomodasi dan jumlah kamar pada radius 75 km atau
lebih
d. Sarana restaurant dan rumah makan
13. Pengelolaan / Pengusahaan
Pengusahaan dimaksud mencakup kegiatan membangun dan
mengelola. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran anatara lain :
d. Organisasi pengelola
e. Tingkat mutu pelayanan
f. Fasilitas bagi wisatawan, berikut pelaksanaan perawatan dari
fasilitas yang ada.
14. Prasarana Pasar
49
Prasarana pasar merupakan yang mutlak bagi pembangunan
objek dan daya tarik wisata. Unsur – unsur yang dijadikan ukuran
seperti : sarana jalan, listrik, air bersih, pos, dan telekomunikasi.
15. Daya Tarik Pendukung
Pembanguan objek dan daya tarik wisata diperlukan adanya
daya tarik pengunjung lain, sehingga wisatawan dapat puas karena
menyaksikan beberapa daya tarik wisata. Unsur yang dinilai dalam
kriteria ini didasarkan ada atau tidaknya serta jumlah objek wisata
lain dalam raius 75 Km dari objek yang dinilai.
16. Kondisi Iklim
Iklim yang baik akan lebih mengundang wisatawan dan
kepuasan wisatawan pada suatu objek wisata budaya tertentu dan
sebagai suatu gejala alam di luar jangkauan manusia. Unsur – unsur
yang terkandung dalam rangka penilaian kondisi iklim antara lain :
e. Pengaruh iklim terhadap waktu kunjungan
f. Suhu udara pada musim kemarau
g. Jumlah bulan kering / tahun
h. Jumlah bulan / tahun (Musanef, 1995 : 184 - 187).
Suatu objek pariwisata atau destination memiliki 6 unsur yang
saling terkait. Semua unsur ini diperlukan agar para wisatawan dapat
menikmati suatu perjalanan yang memuaskan. Kelima unsur tersebut
antara lain :
e. Attraktion / Atraksi Wisata
Segala sesuatu yang menarik perhatian para wisatawan
sehingga mereka ingin mengunjungi.
f. Facilities / Fasilitas
Adanya fasilitas yang diperlukan para wisatawan seperti,
penginapan, restoran, souvenir, pemandu daerah, festival, dan
fasilitas rekreasi.
g. Infrastruktur
50
Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di
atas tanah dari suatu wilayah atau daerah, antara lain :
9. Sistem pengairan
10. Jaringan komunikasi
11. Fasilitas kesehatan
12. Terminal – terminal pengangkutan
13. Sumber listrik dan energi
14. Sistem pembuangan kotoran / pembuangan air
15. Jalan
16. Keamanan
h. Transportasi
Adanya jasa – jasa pengangkutan memudahhan para
wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang mereka
inginkan.
C. Jenis Pariwisata
10. Wisata pertanian
Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek –
proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya
dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan
peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil
menikmati segarnya tananman beraneka warna dan suburnya
pembibitan, berbagai jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar
perkebunan yang dikunjungi.
11. Wisata Cagar Alam
Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha
– usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar
alam lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang – undang.
12. Wisata Budaya
51
Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau
keluar negeri, mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat
istiadat, cara hidup, budaya dan seni dari penduduk setempat.
13. Wisata Kesehatan
Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari
dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti
jasmani dan rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas
– fasilitas lainnya.
14. Wisata Olah Raga
Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan
dengan tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud
mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau
negara seperti Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan
lain – lain.
15. Wisata Pilgram
Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang
dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat
atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh
orang perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam –
makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau
gunung yang di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).
16. Wisata Buru
Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan
oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah
52
atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang
bersangkutan.
17. Wisata Studi
Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata
sambil belajar.
18. Wisata Remaja
Wisata remaja adalah kegiatan wisata kaum remaja yang
dipengaruhi oleh faktor yang bermotif sosial, berwujud darmawisata,
karyawisata atau widyawisata.
D. Bentuk Pariwisata
6. Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang
datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu
rombongan. Maka timbullah istilah – istlah pariwisata tunggal dan
pariwisata rombongan.
7. Menurut asal wisatawan
Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik
dan wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya
berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri
selama ia mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika
wisatwan itu datang dari luar negeri.
8. Menurut alat angkut yang digunakan
Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh
wisatawan maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,
pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat),
tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal
laut, kereta api atau mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).
9. Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau
53
negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah
pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung
kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara
untuk mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.
10. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata
uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang
dikunjungi wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan
kepergian seseorang warga negara ke luar negeri memberi efek
negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negaranya. Ini
dinamakan pariwisata pasif.
M. Metode Penelitian
1. Tehnik Pengumpulan Data :
a. Observasi
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengadakan observasi
yaitu melakukan kunjungan ke Dinas Pariwisata Sragen juga
kunjungan ke beberapa obyek seperti : Ngunut, Sangiran, Kolam
Renang Kartika, Kedung Ombo, Air Panas Bayanan dan beberapa
tempat lain.
b. Wawancara
Dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada petugas baik di Dinas Pariwisata maupun petugas di kawasan
wisata, juga kepada Joko Sapto Giri yang bertugas di bidang jasa
pariwisata.
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka dikumpulkan melalui referensi perpustakaan baik
di perpustakaan Disperta,juga dokumen pribadi dari teman-teman
yang bergerak di bidang pariwisata.
2. Analisis Data
54
Dilaksanakan sesudah mendapat data-data dari observasi,
wawancara dan studi pustaka yang disajikan secara diskriptif kualitatif
N. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan materi di tuangkan dalam beberapa bagian yang
diurutkan sistematis. Tugas akhir ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan
pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan juga
sistematika penulisan.
Dalam Bab II diuraikan mengenai gambaran secara umum Pemandian
Air Panas Ngunut. Bab III diuraikan tentang gambaran secara umum
Pemandian Air Panas Ngunut yang menyangkut pengertian tujuan, dan fungsi
pendirian, lokasi Pemandian Air Panas Ngunut, struktur organisasi dan
kelembagaan Pemandian Air Panas Ngunut serta masa depan Pemandian Air
Panas Ngunut.
Pemandian Air Panas Ngunut sebagai kebutuhan, analisis,
permasalahan yang dihadapi Pemandian Air Panas Ngunut dan strategi
Pemandian Air Panas Ngunut dalam mengatasi permasalahan yang ada
dibahas dalam Bab IV, yaitu peranan Pemandian Air Panas Ngunut dalam
pengembangan wisata kemudian dijelaskan secara mendetail mengenai
rekomendasi pengembangan di tubuh Pemandian Air Panas Ngunut dari segi
fisik, manajemen, SDM, serta pemasaran dan promosi. Kemudian dijelaskan
juga rekomendasi pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menyangkut
peranannya dalam pelestarian potensi Sumber Daya Alam di Pemandian Air
Panas ngunut.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan isi
dari tugas akhir ini yang disertai pula dengan saran – saran bagi
pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut.
56
BAB II
GAMBARAN UMUM
OBYEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT
H. Letak Geografi
Posisi Geografis obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
termasuk dalam wilayah geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan
pada 7015 - 7030 Lintang Selatan dan 110045-111010 Bujur Timur,
ketinggian dari permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah kecamatan
Sambirejo), kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut termasuk wilayah
Pembangunan I menurut pembagian wilayah pembangunan Kabupaten
Sragen. Lihat Peta P-4.
Pencapaian menuju kawasan wisata ini dari pusat kota sampai
dengan pusat kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia
prasarana jalan beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat
(minibus) cukup banyak.
Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah kabupaten Sragen
assetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain
saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang.(Sumber
data: monografi kec. Sambirejo : 2007 )
I. Topografi
Keadaan topografi di kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut
dengan kemiringan 0-5%, untuk mencapai ketempat pemandian sangat
mudah karena tempat sumber air panasnya agak datar.
J. Iklim
Iklim dan cuaca di kawasan wisata ditinjau dari letak geografisnya
mempunyai jenis iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 240-3300 C.
57
Data cuaca tahun 2007 menunjukkan banyaknya curah hujan rata-rata
dibawah 150 hari pertahun. ( Sumber data monografi kec.Sambirejo : 2007 ).
K. Vegetasi
Kabupaten Sragen pada umumnya merupakan daerah pertanian yang
cukup subur. Karakteristik demikian sangat menguntungkan apabila
dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah tersebut
sebagai unsur pembentuk lanskap.Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu
dikembangkan berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah
setempat, yang berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang
ada dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat
dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.
L. Demografi
Sektor kependudukan merupakan salah satu sektor penting dalam
pengembangan suatu wilayah atau kawasan di samping sektor - sektor
penting yang lain, sebab penduduk merupakan subyek sekaligus obyek di
kawasan pengembangan itu sendiri. Kondisi kependudukan juga
memberikan warna dan pengaruh tersendiri terhadap ciri khas suatu daerah,
baik itu perkotaan, pedesaan, perkampangan, dan sebagainya. Agar
didapatkan gambaran yang nyata bagi penentuan arah kebijakan
pengembangan pariwisata di Pemandian Air Panas Ngunut, maka berikut ini
diuraikan tentang gambaran kependudukan yang ada di Kecamatan
Sambirejo.( lihat Tabel 1 )
Jumlah Penduduk (Jiwa) No Desa/Kelurahan
Laki - laki Perempuan Jumlah
1. JETIS 1.633 1.504 3..137
2. MUSUK 1.986 1.954 3.940
58
3. SOKOREJO 1.247 1.256 2.503
4. JAMBEYAN 2.028 2.132 4.160
5. SAMBI 2.894 2.906 5.800
6. BLIMBING 2.323 2.304 4.627
7. DAWUNG 2.878 3.036 5.914
8. SAMBIREJO 2.405 2.353 4.758
9. KADIPIRO 1.724 1.755 3.479
Jumlah 19.118 19.200 38.318
(Sumber : Kecamatan Sambirejo dalam angka, 2007)
Agar didapatkan kualitas hasil yang baik bagi pengembangan suatu
daerah, maka kecenderungan peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tersedia, yaitu
melalui lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pada tahun 2004,
penduduk Kecamatan Sambirejo masih menunjukkan angka yang signifikan
bagi mereka yang hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat bahkan
tidak sekolah sama sekali. Namun demikian ada suatu yang
menggembirakan bahwa di seluruh desa di Kecamatan Sambirejo,
masyarakatnya mulai menyadari akan pentingnya pendidikan bagi
peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
M. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana yang ada di area Pemandian Air
Panas Ngunut dapat dikatakan sudah cukup memadai. Di area ini sudah
tersedia fasilitas pelayanan umum, seperti; kamar mandi ada 4 buah, WC
umum 4 buah, warung makan 2 buah dan toko kelontong 3 buah. Di
59
samping itu kondisi prasarana jalan dan angkutan umum juga sudah cukup
baik.
a. Jaringan jalan
Kondisi prasarana jalan yang menuju ke obyek wisata Pemandian
Air Panas Ngunut relatife sudah bagus, meskipun baru kategori jalan
kelas III.jalan ini sudah diperkeras dengan aspal dengan lebar kurang
lebih 4 m. Kondisi jalan yang baik ini semakin memudahkan bagi para
wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut, baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun
roda empat. Jalan yang menuju ke lokasi obyek ini mempunyai akses
jalan kecamatan dan jalan kabupaten dan berujung pada jalan arteri Solo
– Sragen - Surabaya, sehingga apabila dilihat dari hieraki jalan, maka
merupakan jalan kolektor (kolektor sekunder). Dengan demikian area
obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai akses yang
bagus dengan dunia luar, dan tingkat pencapaian ke lokasi relatif mudah.
Pada area obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut belum tersedia
area parkir yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pengunjung ke obyek wisata
ini, memang perlu dipikirkan area parkir yang lebih representative.
b. Transportasi
Selama ini untuk mencapai lokasi obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut kebanyakan pengunjung menggunakan kendaraan
pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Alternatif pencapaian
menuju obyek wisata ini dapat dicapai melalui jalur :
g. Jalur 1 : Sragen – Ngarum – Sambirejo – Sambi – Ngunut.
h. Jalur 2 : Banaran – Gondang – Sambi – Ngunut
i. Jalur 3 : Masaran – Jambangan – Batu Jamus – Kerjo – Sambirejo
– Sambi – Ngunut.
j. Jalur 4 ; Karanganyar – Mojogedang – Batu Jamus – Kerjo –
Sambirejo – Pelang – Ngunut
60
k. Jalur 5 : Magetan – J ogorogo – Ngrambe – Sine – Winong –
Sambi – Ngunut
l. Jalur 6 : Karangpandan – Ngargojoso-Jenawi – Sambirejo –
Sambi – Ngunut ( Sumber : Hari Kuncoro Kep Kantor Pariwisata,
Investasi dan Promosi Kabupaten Sragen )
Yang perlu menjadi perhatian bagi pengembangan Obyek Wisata
Pemandian Air Panas Ngunut berkaitan dengan transportasi ini adalah
ketersediaan sarana transportasi umum yang menghubungkan langsung
dengan kota Sragen, yaitu jenis angkutan pedesaan yang berpangkalan di
Pasar Bunder Sragen. Namun hanya sampai pada Jetis ke Pemandian Air
Panas Ngunut belum tersedia kendaraan umum.
e. Jaringan Air Bersih
Untuk persediaan air bersih di Obyek Wisata Pemandian Air
Panas Ngunut tidak begitu mengalami kendala, karena daerah ini dilihat
dari segi hidrologi memiliki cukup memiliki cukup air tanah. Instalasi
jaringan air bersih sudah tersedia, meskipunbaru instalasi sederhana.
f. Jaringan Listrik.
Di lokasi Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut sudah
memiliki fasilitas berupa jaringan listrik, sehingga dibangun sarana wisata
tambahan tidak akan mengalami kesulitan untuk pasokan listriknya.
Ketersediaan jaringan listrik ini juga semakin mempermudah bagi
pengembangan beragam aktifitas wisata ini.
N. Tradisi dan Budaya Masyarakat
Kecamatan Sambirejo sebagai bagian dari Kabupaten Sragen,
masyarakatnya juga mencerminkan sebagai masyarakat Jawa dengan ciri
budaya Surakarta. Meskipun dalam beberapa aspek kesenian dan tradisi,
masyarakat Sambirejo memiliki warna local dengan istilah Sragenan yaitu
cengkoknya ( gayanya ) khas Sragen, namun dalam pola umum tradisi dan
budaya tetap terpengaruh dengan tradisi dan budaya Surakarta.Seperti
halnya dengan karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat Surakarta (Jawa
61
pada umumnya), dalam bidang kepercayaan, masyarakat Sambirejo juga
masih percaya dengan adanya kekuatan gaib/mistik di luar dirinya, seperti:
percaya pada makluk halus, kesaktian, hari buruk/baik, petungan dan
kepercayaan lainnya. Di samping itu untuk bidang kesenian, masyarakat
Sambirejo memiliki kesamaan dengan masyarakat Sragen pada umumnya,
yaitu lebih mengembangkan kesenian Tayub, Cokek, Campursari, wayang,
dan gamelan. Untuk seni tayub dan campursari telah dikembangkan suatu
gaya khas Sragenan, yang hingga kini banyak diminati oleh masyarakat luas.
Sinden dari Sragen sangat banyak diminati karena gayanya (cengkok) yang
khas kesenian lain yang juga banyak dikembangkan di Sambirejo adalah
jaran kepang (jathilan) dan seni tari tradisional. Uraian kesenian yang ada di
Sragen antara lain :
e. Kesenian tradisional Cokek.
Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar
kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu
mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa
sehabis panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis
klenengan namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan
bumbung yang ditiup. Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang
terdiri dari : pengendang, penabuh tote, penabuh saron, peniup
bumbung dan sinden. Ada 1 grup namanya Sekar Puri. ( Sumber :
Joko Saptogiri )
f. Kesenian Tayub.
Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun
sindennya menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si
Penari tersebut. Penonton yang menari dengan sinden tersebut
harus memberi imbalan uang kepada sinden itu. (Sumber : Joko
Saptogiri )
62
g. Kesenian Tradisional Jathilan
Jathilan adalah tari tradisional yang menggambarkan
tentang keprajuritan, pada waktu perang-perangan yang dilakukan
oleh beberapa orang dengan cara naik kuda kepang.
Dalam tari jathilan ini diperagakan dengan diiringi gamelan
yang berupa : kendang,bende,dan kecer. Tari jathilan ini
dipentaskan setiap ada peringatan hari-hari besar,misalnya HUT
Sragen Asri,Syawalan.dan lainnya. (Sumber : Joko Saptogiri)
h. Kesenian Campursari.
Campursari ini paduan antara gamelan dengan orjen,dram dan alat
yang lain.Di Ngunut ada 2 grup yaitu;
1. Grup Gunturmadu pimpinan Bapak Warkam.
2. Grup Marsudilaras pimpinan Bapak Tarno.
63
BAB III
GAMBARAN UMUM PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT SEBAGAI
TUJUAN WISATA
A. Pemandian Air Panas Ngunut sebagai Tujuan Wisata
Didaerah Kabupaten Sragen, desa Ngunut terdapat kekayaan alam
yaitu Sumber Air Panas yang cukup besar debit airnya, lokasinya dikelilingi
oleh persawahan, pemandangan cukup indah karena suasana alam masih
terasa di daerah tersebut, site berbukit-bukit, dari bukit ini kawasan kota
Sragen dapat dilihat dan kawasan ini terletak di lereng gunung Lawu.
Untuk keadaan sekarang ini, kawasan wisata ini masih mengandalkan
mata airnya yang mengandung unsur mineral tertentu untuk penyembuhan
berbagai macam penyakit kulit, Airnya sangat hangat dengan suhu sekitar
420C yang ditampung pada bangunan kolam penampungan, luas bak
penampungan 16 m (4.00 m x 4.00m).
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana,
namun sudah merupakan bangunan permanent berdinding pasangan bata dan
beratapkan dari bahan seng gelombang. Dilihat dari fungsi dan kepentingan
dari kolam utama sebagai mata air / sumber air panas bangunan ini untuk
pengembangan masa mendatang bisa direncanakan lebih terbuka. Dari
kolam/bak penampungan selanjutnya air panas tersebut dialirkan ke
bangunan pemandian menggunakan pipa besi.
Bangunan pemandian merupakan bangunan permanen berukuran ± 4 x
10.00 m (±40 m), yang terbagi menjadi 4 buah tempat mandi tertutup
masing-masing dilengkapi dengan sebuah stokpran dan bak rendam ukuran ±
0.60 x 1.70m. Bangunan pemandian ini beratapkan genteng bentuk pelana
sederhana dan lantai tempat mandi dari plesteran.
Tapak kawasan pemandian air panas Ngunut ini menempati areal
seluas ±0,35 Ha, keadaan permukaan tanahnya miring berteras – teras yang
juga dipergunakan untuk rekreasi alam.
64
B. Profil Kepariwisataan Kawasan
2. Profil Produk
Secara umum pariwisata di pemandian air panas Ngunut pada saat
ini belum dikembangkan secara optimal. Kawasan tersebut pada
dasarnya memiliki potensi sumber daya alam maupun budaya yang dapat
dikembangkan sebagai atraksi wisata. Namu demikian pada saat ini
terjadi penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial dalam
kawasan tersebut.
Untuk mendiskripsikan rona awal pemandian air panas Ngunut
secara lebih lengkap digunakan pendekatan 4A ( Thefour –A Approach )
dan analisis pasar secara sederhana agar dapat memudahkan analisis
mengenai kawasan tersebut. Pendekatan 4A terdiri atas 4 komponen,
yakni : Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktifitas. Sedangkan
analisis pasar didasarkan pada pasar yang sudah ada atau yang
berkembang selama ini (existing market) untuk memperkirakan pasar
potensi (the potential market) dimasa yang akan datang.
Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk
mengunjungi sebuah lokasi atau obyek wisata. Atraksi wisata yang
dominan di pemandian air panas Ngunut merupakan potensi alam berupa
sumber air panas di kawasan tersebut. Pemandian air panas Ngunut pada
saat ini belum seluruhnya dikembangkan dan dikelola secara
professional sebagai kawasan wisata.
Aksebilitas adalah keterjangkauan suatu daerah wisata atau sebuah
obyek wisata baik secara fisik atau sosial. Aksesibilitas fisik pada
umumnya terdiri atas jalan, jembatan dan signage yang berupa tanda
penunjuk arah ( sign board ) atau Rambu Pendahulu Pengarah Jurusan
dan Rambu Petunjuk Jurusan. Aksesibilitas sosial adalah penerimaan
masyarakat setempat (local community acceptance) terhadap
pembangunan pariwisata di daerah mereka. Dalam hal aksesibilitas fisik,
khususnya jalan, menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut sudah cukup
baik.
65
Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal meskipun kondisi
jalan perlu dipelihara dan diperbaiki secara kontinyu. Komponen
aksesibilitas fisik lainnya di Pemandian Air Panas Ngunut seperti papan
penunjuk belum memadai. Sedangkan aksesibilitas sosial yang berupa
penerimaan masyarakat terhadap program pengembangan pariwisata di
wilayah mereka sudah cukup baik. Ini ditunjukkan dengan adanya
pengembangan disekitar lokasi obyek wisata, masyarakat menerima dan
ikut berperan serta mendukung pembangunannya.
Amenitas terdiri atas akomodasi, layanan boga (makanan dan
minuman), layanan telekomunikasi, layanan perbankan, layanan
pemanduan ( guide and interpretation ) dan sejenisnya. Pada saat ini
sebagian besar komponen amenitas tersebut belum tersedia secara
memadai di Pemandian Air Panas Ngunut. Yang sudah ada yaitu rumah
makan, layanan air bersih, sarana komunikasi, toko suovenir. Yang
belum ada contohnya : layanan perbankan,layanan pemandu pusat
informasi.
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan
pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata di
Pemandian Air Panas Ngunut masih terbatas mengingat kawasan
tersebut memiliki daya tarik khusus yang lebih sesuai untuk
mengakomodasi minat khusus pengunjung yang berkaitan dengan
kesehatan ( health tourism ).
Kegiatan wisata yang sudah dilakukan selama ini adalah mandi
dengan air panas yang memiliki kandungan belerang yang diyakini
memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit
kulit. Meskipun kegiatan tersebut selama ini telah dikelola oleh pihak
pemerintah namun karena kondisi sumber air panas yang debit airnya
senantiasa menurun menjadi suatu kendala tersendiri bagi upaya
pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut tersebut dimasa yang akan
datang. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di sekitar Pemandian Air
Panas Ngunut menjelajah ( trekking ) di alam sekitar.
66
C. Potensi dan Daya Tarik Pemandian Air Panas Ngunut.
1. Nilai keunikan.
Posisi geografis obyek wisata tersebut termasuk dalam wilayah
geografis Kabupaten Sragen yang berkedudukan pada 7 015’ – 7 030’
Lintang Selatan dan 110045’ – 111010’ Bujur Timur, ketinggian dari
permukaan air laut adalah ± 300 m (wilayah Kecamatan Sambirejo).
Pencapaian menuju kawasan ini dari pusat kota sampai dari pusat
kecamatan relatif mudah dan lancar, karena telah tersedia prasarana jalan
beraspal dan transportasi angkutan umum roda empat (minibus) cukup
banyak.
Secara umum beberapa obyek wisata di wilayah Kabupaten Sragen
asetnya cukup beragam, hal ini memungkinkan satu dengan yang lain
saling menunjang dalam prospek pengembangan masa mendatang. Selain
itu kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut mempunyai keunikan
sendiri.
Mata air yang menurut informasi dari pengelola pemandian
mengandung unsur mineral berkhasiat dapat menyembuhkan segala
penyakit kulit merupakan obyek tujuan utama pengunjung yang datang ke
tapak kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Air panas yang
bersuhu ±42 dari sumber bawah tanah ditampung pada bangunan kolam.
Bangunan kolam penampungan meskipun bentuknya sederhana, namun
sudah merupakan bangunan permanen.
2. Pengembangan.
e. Nilai Historis dan Arkeologis.
i Dari Nilai Historis.
Rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut adalah suatu tempat yang
mewadahi kegiatan rekreasi yang memanfaatkan sumber air panas
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit serta memanfaatkan
keindahan alam sekitarnya yang didukung oleh sarana dan prasarana
rekreasi sehingga kegiatan rekreasi tercipta di kawasan tersebut.
67
Sumber air panas merupakan kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk itu pengelolaan dan penataan yang
benar akan didapatkan suatu manfaat yang besar untuk kepentingan
masyarakat. Penataan lokasi yang dapat menarik pengunjung
merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan semua kegiatan
yang ada di dalam lokasi rekreasi pemandian air panas tersebut.
ii Dari Nilai Arkeologis.
Dilingkungan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
terdapat bangunan rumah tradisional.Pada bangunan rumah itu
terdapat Ragam Hias semacam kaligrafi, pada dasarnya menggunakan
huruf Arab yang berfungsi sebagai hiasan. Disamping itu sudah
barang tentu ada maksud lain. Jadi bukan kaligrafi yang
sebenarnya.Yaitu tulisan Jawa yang mirip dengan tulisan Arab.
Perwujudan ragam hias yang menggunakan huruf Arab pada
bangunan rumah tradisional ini ada beberapa macam antara lain:
5. Huruf Arab yang digambarkan atau dipahatkan secara wajar.
6. Huruf Arab yang distalikan sehingga berupa suatu hiasan.
7. Huruf Arab yan dirangkum sehingga berupa suatu hiasan
8. Kata Jawa yang mirip dengan dengan kata Arab yang diwujudkan
dalam bentuk wujudnya.
Adapun perwujudannya ada yang digambarkan saja ada pula
yang dipahatkan sehingga berupa relief, dan ada pula yang
diwujudkan secara tiga demensi.
f. Nilai Visual
Penataan lanskap didasarkan pada :
i. Karakter lanskap.
Di kawasan ini mempunyai karakter lanskap yang kuat hal ini
dapat dilihat pada unsur-unsur lanskap yang ada pada kawasan
tersebut seperti kontur yang sangat bervariasi.
Batuan- batuan yang ada pada lereng perbukitan tumbuhan yang
banyak, sungai yang membelah kawasan.
68
Unsur – unsur tersebut digunakan sebagai faktor penataan
lanskap sehingga keadaan alami kawasan dapat dipertahankan dan
untuk unsur-unsur buatan harus disesuaikan dengan unsur alami.
Yaitu penataan lanskap disesuaikan dengan keadaan alam sekitar
sehingga tidak merubah banyak kontur yang sudah ada.
ii. Fungsi lanskap.
Secara keseluruhan lanskap tersebut merupakan obyek rekreasi
pemandangan yang menarik.Salah satu unsur lanskap yang
mempunyai bermacam-macam fungsi dan merupakan faktor
keindahan kesejukan adalah Pemandian Air Panas Ngunut.
g. Nilai Strategis.
Aksesbilitas untuk mencapai kawasan wisata Pemandian Air
Panas Ngunut sangat banyak antara lain:
6. Jalur satu : jalur dari Kota Sragen – Ngarum – Sambirejo –
Pelang 20 km
7. Jalur dua : jalur dari Gondang – Panggung – Sambi -
Sambirejo – Pelang 23 km
8. Jalur tiga : jalur tiga Grompol/ Masaran – Jambangan –
Batu Jamus – Kerjo – Pelang Ngunut 22km.
9. Jalur empat : Karang anyar – Mojogedang – Batujamus –
Kerjo –Pelang –Ngunut 25 km.
10. Jalur lima : Magetan – Jogorogo –Ngrambe – Sine –Winong
–Sambi –Sambirejo –Pelang –Ngunut 40 km.
h. Nilai Sosial Budaya Masyarakat.
Kawasan wisata Pemandian Air Panas Ngunut terletak di
pedesaan, kehidupan masyarakatnya sehari – hari bermata pencaharian
sebagai petani dan pedagang. Karena letaknya juga berdekatan
dengan pasar Pelang. Karakteristik demikian sangat menguntungkan
apabila dikaitkan dengan vegetasi yang akan dikembangkan di daerah
tersebut sebagai unsur pembentuk lanskap.
69
Berkenaan dengan masalah tersebut, perlu dipadukan dengan
berbagai jenis tanaman yang cukup menonjol di daerah setempat, yang
berpotensi sebagai penunjang kegiatan wisata. Vegetasi yang ada
dibedakan dalam kelompok tanaman persawahan, perdagangan rakyat
dan perkebunan besar milik negara yang berupa perkebunan karet.
Nilai kegotongroyongan masyarakatnya juga sangat kuat,
sehingga menimbulkan loyalitas yang sangat tinggi.
Kegiatan – kegiatan relegius juga sangat kental terlihat dengan
adanya wayangan dan lebih menarik lagi adanya budaya tradisional
yaitu Cokean dan Tayub (Sumber dari Bu Hadi yaitu masyarakat desa
Jetis Kecamatan Sambirejo).
D. Potensi lokal sebagai Faktor Pendukung Daya Tarik Pemandian Air
Panas Ngunut.
Potensi lokal yang ada disekitar kawasan Pemandian Air Panas
Ngunut yaitu selain sumber air panas itu sendiri juga udara disekitar
sangatsejuk dan cocok untuk peristirahatan, apalagi ditambah dengan
panorama disekitar yang sangat indah. Ini merupakan daya tarik bagi
wisatawan untuk datang ke tempat wisata ini.
Ditambah lagi dengan kesenian tradisional yang sudah diuraikan
diatas yaitu Cokek dan Tayub.
a. Kesenian tradisional Cokek.
Cokek ialah kesenian tradisional yang ada didaerah sekitar
kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Bila orang disekitar itu
mempunyai hajat ataupun mengadakan upacara Bersih Desa sehabis
panen selalu mengundang cokek tersebut. Cokek ini sejenis klenengan
namun hanya terdiri dari saron, kendang, tote dan bumbung yang ditiup.
Peraganyapun tidak banyak hanya 5 orang terdiri dari : pengendang,
penabuh tote, penabuh saron, peniup bumbung dan sinden. Di desa Jetis
ada 2 kelompok yaitu : kelompok Laras dan kelompok Manis
70
b. Kesenian Tayub.
Tayub ialah kesenian semacam klenengan namun sindennya
menari dengan penonton yang ketiban sampurnya si Penari tersebut.
Penonton yang menari dengan sinden tersebut harus memberi imbalan
uang kepada sinden itu. (Sumber data : Joko Saptogiri )
Dilingkungan Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut ada 1
grup yaitu grup Sekar Puri.
71
BAB IV
PERANAN PEMANDIAN AIR PANAS NGUNUT DALAM
PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN WISATA BUDAYA DI
KABUPATEN SRAGEN
Pemandian Air Panas Ngunut kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia, untuk itu pengelolaan dan penataan yang benar akan didapatkan
suatu manfaat yang besar untuk kepentingan masyarakat. Penataan lokasi yang
dapat menarik pengunjung merupakan salah satu upaya untuk menghidupkan
semua kegiatan yang ada di dalam lokasi rekreasi Pemandian Air Panas Ngunut
tersebut.
H. Visi dan Misi Pengembangan.
Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan
suatu kawasan wisata pemandian air
c. Tujuan dari penataan kawasan wisata adalah untuk mendapatkan
suatu kawasan wisata air panas yang dapat difungsikan sebagai
tempat rekreasi dengan menata sarana dan prasarananya, serta
menampilkan tampilan tradisional dengan sentuhan modern.
d. Manfaat.
Manfaat penataan kawasn wisata ini adalah untuk memajukan dan
mengembangkan kawasan wisata pemandian air panas sehingga
kawasan ini mempunyai daya jual kepada wisatawan asing maupun
domestik, selain itu juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat yang ada di kawasan wisata.
Gambaran umum kepariwisataan di Pemerintah Daerah Kabupaten
Sragen dalam pengembangan pariwisata di Jawa Tengah termasuk wilayah
pengembangan (Merbabu – Merapi) yang meliputi Semarang, Magelang,
Temanggung, Wonosobo dan daerah sekitarnya sampai di kaki gunung
Lawu perbatasan Jawa Timur.
Peta Aset Wisata Jawa Tengah dapat dilihat di P -1
72
Dalam pembangunan Jawa Tengah yang meliputi Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen di dalamnya, sektor pariwisata mendapatkan
prioritas pembangunan dengan penekanan pada pengembangan potensi
alam serta pelestarian aset wisata sejarah, disamping sektor pertanian dan
sektor indusrti yang relatif maju.
Peta wilayah pembangunan Jawa Tengah dapat dilihat pada Peta P-2
Penyebaran arus wisata di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen,
kota wisata yang datang dari arah utara melalui Purwodadi, dari arah barat
melalui Surakarta berjarak sekitar 30 km dan perjalanan wisata dari Jawa
Timur melalui Ngawi. Posisi kota Sragen dalam wilayah Propinsi Jawa
Tengah dapat dilihat pada peta P-3
Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di kawasan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen antara lain :
h. Pemandian Air Panas Bayanan, yang terletak di sebelah utara
Pemandian Air Panas Ngunut 2 km di desa Bayanan.
i. Wisata Budaya Gunung Kemukus merupakan aset wisata bernilai
sejarah, yang terletak didesa Pendem Kecamatan Sumberlawang,
jarak capai dari pusat kota Sragen sejauh 30 km.
j. Wisata Sangiran. Peninggalan sejarah diketemukannya fosil
manusia dan fosil binatang purba serta fosil – fosil lain. Terletak di
desa Sangiran.
k. Wisata Tirta Waduk Kedung Kancil. Terletak di desa Sunggingan
Kecamatan Miri, berjarak 37 km dari pusat kota Sragen. Obyek
Wisata Kedung Kancil merupakanan aset wisata alam/rekreasi
waduk dengan sebuah pulau di tengahnya dilengkapi dengan sarana
penyeberangan, bangunan tempat istirahat dan arena bermain anak.
l. Obyek Wisata Kedung Ombo merupakan wisata waduk dan tempat
pemancingan serta terdapat arena pacuan kuda, yang pernah
dipergunakan untuk memberebutkan piala GUBERNUR CUP
PROPINSI JAWA TENGAH. Terletak di Desa Kedung Ombo.
73
m. Kolam Renang Kartika. Kolam renang ini terletak di pusat kota
Sragen, tepatnya di Desa Tamanasri kalurahan Kroyo Kecamatan
Karang Malang yang dikelola Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen.
n. DAYU PARK. Wisata Dayu ini terletak di Desa Dayu Kecamatan
Karang Malang. Tempat Wisata ini dilengkapi dengan berbagai
fasilitas sangat memuaskan para pengunjung antara lain : hotel,
rumah makan, souvenir, toko makanan khas Sragen, kolam renang
dan kebun binatang.
Dengan banyaknya tempat wisata yang ada di Kabupaten Sragen
dan antara yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan, maka
tempat wisata Pemandian Air Panas Ngunut ini sangat potensial sekali
sehingga perlu adanya sentuhan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen
untuk pengembangannya.
Pada akhir ini perkembangan kepariwisataan, khususnya di
wilayah Kabupaten Sragen terus menunjukkan indikator kenaikan terletak
pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, serta peningkatan
jumlah pendapatan dari sektor ini terhadap pendapatan asli Pemerintah
Daerah Kabupaten Sragen.
Kepariwisataan di Kabupaten Sragen yang memiliki banyak tempat
– tempat wisata seperti telah disebutkan di atas. Tujuan utamanya adalah
bagaimana mengembangkan Pariwisata, memberdayakan perekonomian
masyarakat khususnya perekonomian sekitar obyek wisata dengan cara
terus menerus meningkatkan sarana dan prasarana obyek wisata dengan
harapan akan lebih menarik wisatawan, didasari etos kerja kepariwisataan
yang dikenal dengan SAPTAPESONA nya. Sapta Pesona Pariwisata yang
meliputi tujuh unsur utama antara lain:
8. AMAN : Situasi lingkungan yang damai dan nyaman
9. TERTIB : Lingkungan yang teratur
10. BERSIH : Jauh dari pulusi
11. SEJUK : Suasana yang menyenangkan
12. INDAH : Keadaan tertata rapi
74
13. RAMAH TAMAH : Lingkungan yang ramah terhadap sesama
14. KENANGAN : Siapa yang datang selalu terkenang dengan
keadaan yang menyenangkan
I. Konsep Dasar Pengembangan.
Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan
sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek
wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.
Pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut berada
dalam pengembangan global, yang menuntut pemikiran, perencanaan,
perancangan dan penanganan yang menyeluruh, sehingga tidak lepas dari
VISI dan MISI. Melakukan pengembangan demi kesejahteraan lahir dan
batin semua pihak. Pemberdayaan perekonomian masyarakat sekitar obyek
wisata pada ujungnya meningkatkan pula daya dukung perekonomian
daerah dalam menunjang pembangunan, ditandai dengan meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah Sendiri.Artinya pembangunan sektor lain di
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga meningkat. Hal tersebut
terlihat dalam bentuk semakin meningkatnya pelayanan pada masyarakat,
meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian, meningkatnya sumber
daya manusia, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
e. Pengembangan dalam perspektif pembangunan Pariwisata yang
berkesinambungan.
Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan
sarana dan prasarana obyek wisata dan kemudahan dari dan ke obyek
wisata serta penyediaan akomodasi yang memadai.
Untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata di
Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Dinas Pariwisata Kabupaten
Sragen secara berkesinambungan mengadakan promosi baik melalui
pameran, travel market maupun melalui brosur. Selain itu event
kesenian tradisional juga diadakan. Pemeritah Daerah juga selalu
75
membina pengrajin souvenir, yang sangat digemari wisatawan
misalnya : batik, kerajinan batu Sangiran, Wayang beber serta
kerajinan ukir bambu dan lainnya yang menunjang pengaembangan
kepariwisataan di Kabupaten Sragen.
Usaha lain untuk menunjang pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Sragen yaitu dengan meningkatnya sumber daya manusia
di sektor pariwisata. Pembinaan POKDARWIS (Kelompok Sadar
Wisata) sebagai wujud pembinaan pemerintah kepada masyarakat
sekitar obyek wisata, serta pembinaan kepada para pengelola hotel,
restaurant, salon kecantikan, rumah billiard dan video game. (
Sumber : Joko Saryono, Kabid Pariwisata Kab Sragen ).
Obyek wisata sebagai komoditi non migas pariwisata juga
ditingkatkan baik fasilitas obyek wisata, sarana dan prasarana
maupun pelayanannya, jalan menuju obyek wisata, angkutan umum,
areal parkir, MCK, tempat pembuangan sampah, rumah makan dan
pusat informasi wisata disediakan di semua obyek wisata di
Kabupaten Sragen.
Dalam era globalisasi ini, diharapkan penghasilan devisa
utama Negara dan daerah.Untuk itu perlu didukung pengembangan
kepariwisataan unggulan di Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen yang satu – satunya memiliki obyek
wisata museum prasejarah Sangiran, dimana telah ditetapkan sebagai
warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1996.
Adanya museum Sangiran tersebut diharapkan wisatawan
baik domistik maupun mancanegara yang berkunjung di Kabupaten
Sragen semakin meningkat, selain itu juga dibutuhkan obyek wisata
penyangga dengan mengembangkan obyek wisata lainnya seperti
Pemandian Air Panas Ngunut dan Pemandian Air Panas Bayanan,
dengan bekerja sama dengan investor swasta dengan harapan akan
semakin mampu meningkatkan pemberdayaan perekonomian
masyarakat di wilayah Kabupaten Sragen.
76
f. Pengembangan daya tarik wisata berbasis pada kegiatan sosial
budaya.
Dinamika kegiatan masyarakat sekitar Pemandian Air Panas
Ngunut yang bertumpu pada kegiatan pertanian memiliki potensi
besar dalam pariwisata. Realisitasnya yaitu pada waktu habis panen
masyarakat mengadakan upacara bersih desa sebagai ungkapan
syukur kepada Allah SWT. Dalam konsep ini beberapa kesenian
rakyat yang terdapat disekitar pemandian air panas Ngunut
berpeluang menarik wisatawan,seperti cokek dan Tayub yang cukup
terkenal disekitar kawasan pemandian tersebut.
g. Pengembangan keterkaitan aktivitas koridor – koridor budaya yang
terpadu.
Konsep dasar ini menekankan pengembangan kepariwisataan
Kawasan Pemandian Air Panas Ngunut secara spesial perlu
dikembangkan agar memiliki keterkaitan keluar (out word linkages)
dengan wilayah wisata strategis di sekitarnya, khususnya di
Pemandian Air Panas Bayanan. Yang berdekatan dan memiliki
pangsa pasar yang cukup besar. Hal tersebut dimaksudkan agar daya
tarik kawasan Pemandian Air Panas Ngunut memiliki kemampuan
akses yang lebih pada wilayah pengembangan yang ada
pengembangan keterkaitan keluar dengan obyek dan daya tarik wisata
lain yang kompetitif. Melalui pengembangan paket – paket wisata
terpadu lintas regional akan meningkatkan kemampuan daya serap
yang lebih besar bagi kawasan Pemandian Air Panas Ngunut untuk
dapat lebih berkembang.
h. Pengetahuan yang berbasis pada partisipasi masyarakat secara nyata
(Community Based Develepment).
Pengembangan Pemandian Air Panas Ngunut menitik
beratkan pada bentuk nyata dari partisipasi masyarakat yang
mendukung keberadaan Pemandian Air Panas Ngunut. Dibuktikan
77
dengan antusias masyarakat yang membuka warung makan,
penginapan disekitar obyek wisata.
Partisipasi nyata dimaksud agar timbul apresiasi dan
kepedulian terhadap peninggalan tersebut. Bentuk partisiasi tersebut
terwujud dalam aktivitas sehari –hari yang mereka lakukan dan
memperluas lahan usaha bagi masyarakat di dalam lingkup area di
sekitar kawasan Pemandian Air Panas Ngunut. Kewujudan partisipasi
masyarakat berpotensi sebagai salah satu Produk Pariwisata yang
menarik. Partisipasi masyarakat local terhadap perencanaan dan
menejemen pariwisata membantu memujudkan suatu pengembangan
sumberdaya manusia manusia yang dilakukan oleh masyarakat lokal
itu sendiri melalui pengembangan usaha – usaha berbasis ekonomi
maupun pariwisata yang memberikan kontribusi besar terhadap
kesinambungan kawasan pariwisata tertentu. Keterlibatan masyarakat
sebagai subyek (pelaku) dalam suatu pengembangan pariwisata
menjadi sangat penting mengingat pembangunan pariwisata
memberikaan berbagai dampak, baik itu positif maupun negatif,
terhadap keberadan masyarakat.
J. Strategi dan Rencana Pengembangan Produk.
d. Pengembangan wisata Air Panas dan Agro sebagai motor
penggerak kepariwisataan Pemandian Air Panas Ngunut.
Sebagai implikasi atas startegis tersebut diatas, maka
pengembangan kepariwisataan di Pemandian Air Panas Ngunut
perlu ditindak lanjuti dengan rencana – rencana pengembangan
pariwisata sebagai berikut :
3. Memberikan prioritas pada pengembangan fasilitas untuk
aktivitas wisata air panas dan agro.
78
4. Mengembangkan atraksi wisata baru,seperti wisata olah
raga (sport tourism) dan wisata pedesaan sebagai penarik
kunjungan bagi aktivitas wisata air panas dan agro.
e. Pengembangan produk wisata terpadu melalui pengembangan zona
– zona tematis.
Pengalaman yang menyeluruh bagi wisatawan mengenai
produk wisata (berupa obyek atau layanan) dapat diciptakan
melalui penetapan zona – zona tematis yang berupa obyek – obyek
dengan keunikan karakteristik dan atraksi wisata menarik yang
terintegrasi, terpadu, efisien, sehingga memiliki pembeda khas
dengan produk wisata sejenis di daerah lain.
Dalam kerangka pengembangan produk tematis tersebut,
maka pengembangan produk wisata Pemandian Air Panas Ngunut
perlu diarahkan pada basis wisata air panas dan potensi kekayaan
alam pedesaan yang ada disekitarnya, baik potensi agro, kerajinan,
kesenian, maupun tradisi masyarakatnya. Implikasi dan strategi ini
adalah menyusun arahan rencana pengembangan zona – zona
wisata tematis yang terpadu dan terintegrasi. Pengembangan
produk tematis berdasar dari pembentukan zona di Pemandian Air
Panas Ngunut perlu diarahkan pada :
5. Pengembangan produk berbasis wisata air panas.
6. Pengembangan produk berbasis wisata pendidikan
7. Pengembangan produk berbasis wisata pertanian dan
perkebunan (Agrowisata ).
8. Pengembangan produk berbasis pada paresisasi budaya atau
tradisi pedesaan.
f. Pengemasan paket wisata yang terintegrasi
Bertolak dari letak obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut yang berada pada jalur wisata seputar Gunung Lawu, maka
perlu dibuat arahan rencana pengembangan, seperti berikut ini :
79
c. Pengembangan pola alur kunjungan yang mengaitkan
antara obyek yang ada disekitar Pemandian Air Panas
Nginut, seperti perkebunan teh di Jamus (Sine – Ngawi),
Gunung Warak dan Gunung Lirliran (Sine – Ngawi),
Perkebunan teh Candi Cetho, dan Candi Sukuh
(Ngargoyoso- Karanganyar) dan obyek wisata lain di
Kabupaten Sragen.
d. Mengembangkan tema – tema berbeda, di tiap – tiap obyek,
sehingga semakin menarik pengunjung untuk datang
berekreasi.
K. Strategi dan Rencana Pengembangan Tata Ruang
Mengembangkan struktur tata ruang berdasarkan zonasi
(tematis) untuk menjadikan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
lebih menarik dan marketable, maka arah pengembangannya perlu dibuat
zona – zona tematis. Penambahan atraksi wisata baru perlu memperhatikan
zona – zona tetrsebut. Sebagai implikasi dari strategi di atas,maka dalam
pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut diperlukan
atraksi baru dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu :
f. Pengembangan taman wisata air panas dan pendidikan (zona
konservasi dan pendidikan).
g. Pengembangan taman wisata agro (zona agro – tourism).
h. Pengembangan wisata olah raga (zona wisata olah raga).
i. Pengembangan taman wisata keluarga (zona rekreasi dan hiburan).
j. Pengembangan kawasan wisata belanja dan cenderamata (zona
ekonomi).
L. Strategi Pengembangan Aksesibilitas
Pengembangan aksesibilitas merupakan komponen
pengembangan pariwisata yang sangat penting di samping aspek obyek
dan daya tarik wisata serta aspek ketata ruangan.
80
Untuk mengembangkan obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut sebagai area yang baik, maka aspek aksesibilitas harus
diperhatikan. Secara geografis, posisi obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut memang cukup mudah dicapai, meskipun letaknya tidak berada
pada jalur utama jalan arteri yang menghubungkan kota besar. Namun
demikian obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat diakses dari
beberapa jurusan paling tidak terdapat enam jalur masuk yang dapat
digunakan oleh wisatawan untuk menuju ke Pemandian Air Panas Ngunut
( lihat –Transportasi ).
Berkaitan dengan Transportasi yang ada dikawasan Ngunut,
maka perlu dirumuskan arahan rencana pengembangan dalam bentuk :
e. Penataan jalur akses masuk utama ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut.
f. Pengembangan jalur akses alternatif ke obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut.
g. Pengembangan entry point atau gerbang wisata sebagai titik orientasi
kunjungan ke obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.
h. Peningkatan kualitas pelayanan dan kenyamanan angkutan
perjalanan, khususnya angkutan umum.
M. Strategi Pengembangan Pasar Dan Pemasaran
Pasar aktual obyek wisata Ngunut adalah wisatawan lokal yang
memiliki minat pada wisata air panas dan alam pedesaan. Minat wisatawan
lokal pada obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut terutama terkait
dengan motivasi rekreasi keluarga yang berbasis pemandian air panas.
Namun perlu dikemukakan untuk tahun – tahun belakangan ini minat
wisatawan yang datang ke Pemandian Air Panas Ngunut dengan dorongan
ingin mandi air panas semakin menurun dan digantikan oleh wisatawan
yang justru ingin mencari hiburan.
Sebenarnya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut
memiliki pasar potensial, yaitu wisatawan yang tertarik terhadap alam
81
pedesaan. Pasar potensial ini juga mencakup mereka yang melakukan
kunjungan wisata ke obyek – obyek wisata disekitar Ngunut yang hampir
keseluruhan adalah wisatawan lokal dan regional. Agar pasar wisatawan
tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan, maka perlu adanya strategi
yaitu :
e. Pengembangan deferensiasi produk dan harga dengan tetap bertumpu
pada potensi alam dan budaya.
f. Pemanfaatan teknologi informasi bagi promosi dan sistim informasi
pariwisata daerah untuk mendukung strategi pemasaran yang handal.
g. Pemeliharaan pasar yang telah ada melalui peningkatan tawaran
keragaman produk dan layanan wisata.
h. Pengembangan citra pariwisata obyek wisata Pemandian Air Panas
Ngunut sebagai upaya implementasi positioning pemasaran pariwisata.
N. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan pariwisata di obyek wisata Pemandian Air
Panas Ngunut tidak mungkin dapat tercapai tanpa adanya dukungan dari
masyarakat sekitar obyek, karena masyarakat sekitar obyek merupakan
salah satu subyek dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil
yang diharapkan adalah adanya peningkatan pendapatan melalui berbagai
peluang usaha dalam pelayanan pada wisatawan. Namun sebelum semua
itu terwujud, maka sangat diperllukan adaya kesadaran dari tiap warga
masyarakat untuk ikut aktif terlihat di dalam program – program yang
direncanakan bersama serta didukung oleh kemampuan SDM yang
memadai. Langkah –langkah pengembangan SDM di kawasan ini dapat
dilakukan dengan strategi :
c. Penyiapan dan peningkatan kesadaran masyarakat sekitar obyek
wisata Pemandian Air Panas Nunut dalam mendukung kegiatan
pariwisata.
Dalam konteks menyiapkan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat ini, maka sosialisasi program pengembangan Pemandian
82
Air Panas Ngunut sebagai obyek wisata perlu dilaksanakan.Bentuk
sosialisasi ini dapat berupa :
- Sarasehan antara berbagai pihak terkait, LSM, tokoh Agama,
tokoh masyarakat dan warga setempat.
- Pemberitaan melalui berbagai media masa dalam upaya
menyebar luaskan berbagai informasi terkait dengan
pengembangan pariwisata.
- Penyuluhan yang dilakukan oleh instansi terkait, Perguruan
Tinggi dan LSM.
Apabila rencana ini dibuat Tabel maka akan terlihat seperti
dibawah ini :
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN
HASIL YANG
DIHARAPKAN
Masyarakat
Umum
· Sosialisasi program
pengembangan
pariwisata
· Pembentukan dan
pemantapan
organisasi kelompok
pemerhati pariwisata
(POKDAWIS)
· Timbulnya kesadaran
masyarakat bahwa
mereka merupakan
bagian dari subjek
kepariwisataan yang
akan dikembangkan
· Adanya masukan
baik saran atau kritik
dari masyarakat.
Kelompok
Usaha Kecil
Menengah
· Pelatihan dalam
bidang teknik
maupun manajemen
usaha yang meliputi
proses produksi,
rancangan
· Terciptanya produk
cinderamata maupun
makanan khas yang
berkualitas dan
beragam.
83
pembuatan produk
baru, dan pemasaran.
· Pembentukan
kemitraan usaha,
baik dalam tahap
proses produksi
maupun jenis usaha
yang sama.
· Terjalinnya
kemitraan antar
kelompok usaha.
· Terbukanya wawasan
mengenai peluang
usaha berkaitan
dengan kegiatan
wisata
· Tersedianya SDM
yang unggul
dibidang
pengembangan usaha
kecil menengah.
Kelompok
Kesenian
· Pembentukan dan
pemantapan
kelompok kesenian
· Pelatihan dan
peningkatan
kemampuan dalam
pementasan
(manajemen
pementasan)
· Terciptanya SDM
yang unggul
dibidang kesenian.
· Terciptanya seni
tradisional sebagai
salah satu atraksi
wisata menarik di
Pemandian Air Panas
Ngunut.
· Terjalinnya
kemitraan antar
kelompok usaha
· Terbentuknya
lembaga kesenian
84
yang mampu
berkiprah dalam
memajukan objek
wisata Pemandian
Air Panas Ngunut.
Kelompok
penyedia jasa
dan pelayanan
langsung
kegiatan wisata
· Sosialisasi program
pengembangan
pariwisata
· Pelatihan
ketrampilan dalam
pelayanan pariwisata
· Pelatihan guiding
teknik dalam bahasa
asing bagi pemandu
wisata.
· Timbulnya kesadaran
masyarakat bahwa
mereka merupakan
bagian dari subjek
pengembangan
pariwisata
· Terciptanya SDM
yang trampil dan
berwawasan luas
Sumber data : Kantor pariwisata, Investasi dan Promosi Kabupaten
Sragen : 2008.
Tabel IV.1 Sasaran dan program kegiatan pengembangan masyarakat
lokal
d. Penyiapan dan peningkatan sumberdaya manusia dalam rangka
pengembangan obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut memang
perlu direncanakan dengan baik. Penyiapan dan peningkatan ini dapat
dilakukan dengan melalui berbagai bentuk kegiatan pelatihan atau
diklat berkaitan dengan ketrampilan khusus, peluang usaha baru
dibidang pariwisata, dan lain –lain, seperti terlihat dibawah ini :
PROGRAM
DIKLAT INSTANSI TERKAIT SASARAN
85
1.Diklat
pengenalan
program
pengembangan
kegiatan
pariwisata
Pemandian Air
Panas Ngunut
· Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ;
Kesbanglinmas
· Pengrajin
· Pemuda
· Aparat Desa
· Kelompok seni
tradisianal
· Pemuka
agama/tokoh
masyarakat
2. Diklat Kesenian · Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ;
Kesbanglinmas dan
Lembaga terkait
· Kelompok/anggota
kesenian baik
tradisional
maupun modern
3.Diklat
Pengelolaan
Fasilitas
· Kantor Pariwisata,
Promosi, Dan
Investasi ;
Kesbanglinmas
Dinas Perindustrian
Dan Koperasi Dan
Dinas Kesehatan
· Pengelola visitor
center.
· Pengelola WC
Umum
· Pengelola warung
makan
· Pengelola
panggung hiburan
· Pengelola home
stay
· Pengelola toko
cinderamata
· Pengelola parkir
4.Diklat
Pelestarian
Lingkungan
· Kantor Pariwisata,
Promosi, Dan
Investasi ; Kantor
Ligkungan Hidup,
· Masyarakat
Umum
· Pengelola fasilitas
86
Dinas Kehutanan
5.Diklat
Pengembangan
Cinderamata
· Kantor pariwisata,
Promosi, dan
Investasi ; Dinas
Perindustrian dan
Koperasi dan
Kesbanglinmas
· Masyarakat
Umum
· Pengrajin
cinderamata
(Sumber : Kep Kantor pariwisata, Promosi, dan Investasi Kabupaten
Sragen ( Hery Kuncoro )
Tabel IV.2 Rencana Kebutuhan Program Pengembangan/Diklat SDM
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut merupakan institusi yang
kehadirannya masih terbilang baru dalam proses pengembangan, senantiasa
dituntut agar mampu mengatasi setiap permasalahan baik di tubuh
institusinya sendiri maupun dalam memantapkan peranannya sebagai
pengembangan wisata budaya dan pengangkat nasib masyarakat di sektar
Obyek Wisata. Masalah-masalah lain yang cukup mendasar seperti
pencarian lokasi untuk bangunan permanen dan optimalisasi fungsi institusi
juga selalu menjadi agenda kerja Obyek Wisata Pemandian Air Panas
Ngunut.
Dari berbagai segi, Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut
memiliki berbagai potensi yang biasa dikembangkan, diantaranya yaitu :
memiliki sumber air mineral yang digunakan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit terutama penyakit kulit. Dari sisi sejarahnya obyek wisata
Pemandian Air Panas Ngunut memiliki keterkaitan dengan pemandian Air
Panas Bayanan yang berlatar belakang sumber air panas yang mengandung
belerang untuk pemanfaatan kesehatan dan wisata alam.
Disamping itu dari sisi sosial budaya kehidupan masyarakat sekitar
kawasan dengan rutinitas aktifitas sehari-harinya yang khas dari masyarakat
pedesaan juga menarik minat sebagian wisatawan yang berkunjung.
Adanya kesenian tradisional Campursari, wayang, Tayub, Cokek,
Jathilan dan banyaknya sarana wisata yang terdapat di sekitar kawasan
Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut juga bisa menjadi factor
pendorong majunya obyek wisata Pemandian Air Panas Ngunut.
Dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang dimiliki Obyek
Wisata Pemandian Air Panas Ngunut,Kantor Pariwisata,Investasi dan
Promosi Kabupaten Sragen sebagai pihak pengelolatelah menyusun konsep
dan strategi sebagai langkah,upaya pengembangan dan pelestarian Obyek
88
Wisata Pemandian Air Panas Ngunut, agar bisa menjadi tempat tujuan
wisata yang menarik dan diminati para wisatawan.
Beberapa strategi dan rencana pengembangan produk wisata kawasan
Pemandian Air Panas Ngunut diantaranya adalah dengan upaya
pengembangan atraksi wisata yang meliputi pengembangan atraksi berbasis
latar belakang histori, atraksi wisata relegius,wisata berbasis ekologi,atraksi
wisata apresiasi social budaya pedesaan.Di samping itu juga diadakan
pengupayaan pengembangan fasilitas wisata yang lebih memadai.
B. Saran
Keberhasilan pengembangan Obyek Wisata Pemandian Air Panas
Ngunut sangat bergantungn pada keseriusan pihak pengelola dan segenap
aspek yang terkait. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
pengembangan kawasan Pemandian Air Panas Ngunut antara lain :
1. Memperhitungkan letak Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut yang
berdekatan dengan Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan yang
masih termasuk wilayah kabupaten Sragen, sangat memungkinkan apabila
Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut dapat berkembang
sebagaimana Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan maka dampak
multiplier effect yang ditimbulkan akan lebih dirasakan oleh masyarakat
Kabupaten Sragen. Padahal salah satu tujuan pengembangan Pemandian
Air Panas Ngunut adalah diantaranya agar bisa memberikan keuntungan
di bidang ekonomi,social dan budaya bagi masyarakat Kabupaten Sragen
di sekitar kawasan Obyek Wisata Pemandian Air Panas Ngunut. Karena
itu diperlukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya hal tersebut.
2. Diperlukan data-data perolehan income dan kunjungan wisatawan yang
masuk setiap bulannya secara lengkap.
3. Keberadaan kesenian tradisional bisa menambah daya tarik bagi wisatawan
untuk datang berkunjung, bila dapat dikemas menjadi atraksi wisata yang
menarik sehingga bisa memberikan alternative hiburan bagi wisatawan yang
melakukan kunjungan.