Upload
agussupriyono
View
37
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dan Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Dalam
Supervisi Akademik Di Sekolah Dasar Negeri 3 Sawangan
Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning
pada pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
Periode : 2 Agustus s/d 2 November 2013
Oleh
NAMA : PUJI KURNIATUN, S.Pd
UNIT KERJA : SDN 3 SAWANGAN
NIP : 19750326 199803 2 006
PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH
KERJA SAMA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA KABUPATEN BANJARNEGARA
DENGAN LPMP JAWA TENGAH
2013
Lembar Pengesahan1.
2.
3
Jenis Laporan
Judul
Identitas Penyusun
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat/Gol
d. Unit Kerja
e. Alamat Kantor
:
:
:
:
:
:
Laporan Tindak Kepemimpinan On The Job
Learning (OJL) Calon Kepala Sekolah di
Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2013
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dan
Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Dalam
Supervisi Akademik Di SD Negeri 3
Sawangan
Puji Kurniatun, S.Pd
19750326 199803 2 006
Pembina / IVa
SD Negeri 3 Sawangan, UPT. Dindikpora
Kecamatan Punggelan, Banjarnegara
RT1/RW4 Desa Sawangan, Kec. Punggelan
Banjarnegara, 20 September 2013
Penyusun
PUJI KURNIATUN, S.PdNIP.19750326 199803 2 006
Mengesahkan
Pendamping OJL
Drs. SLAMET TRIHARTANTONIP. 19660105 199103 1 010
Banjarnegara, 2 November 2013
Kepala SDN 3 Sawangan
KHALIMI, S.Pd.INIP.19590312 198405 1 002
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
ii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan segala
isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah atas junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat dan
kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir kegiatan On The Job
Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berjudul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dan Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Dalam
Supervisi Akademik Di SD Negeri 3 Sawangan” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, merupakan
suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Walau diakui
terasa sangat melelahkan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu pendamping Diklat, Alhamdulillah
akhirnya laporan kegiatan OJL ini selesai juga.
Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan
kepada Drs. Muhdi, M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Banjarnegara yang telah banyak membantu sejak awal seleksi sampai
pelaksanaan diklat selesai. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Kepala
Bidang ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan diklat calon kepala sekolah yang telah
banyak membantu sejak seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai.
Dan tak lupa ucapan terimakasih tak terhingga kepada semua Fasilitator /
Master Trainer LPMP terutama Drs Slamet Trihartanto yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan Laporan Tindak Kememimpinan ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada KUPT dan pengawas TK/SD
Dindikpora Kecamatan Punggelan yang telah memberikan arahan dan masukan
kepada kami dalam pelaksanaan OJL, dan juga ucapan terima kasih terkhusus
penulis sampaikan kepada Khalimi, S.Pd.I selaku kepala sekolah SDN 3 Sawangan
yang telah banyak membantu, memberikan masukan dan bimbingan selama
pelaksanaan magang pada kegiatan OJL.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
iii
Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Munasir, S.Pd.SD
sebagai guru yunior SDN 3 Sawangan yang bersedia diobservasi pada kegiatan
supervisi akademik peserta diklat calon kepala sekolah.
Tak terlupakan, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada
pendidik dan tenaga pendidik serta peserta didik SDN 3 Sawangan yang telah banyak
membantu memberikan data dan informasi kepada penulis dalam melakukan kajian-
kajian dan pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah.
Teristimewa terimakasihku buat suami dan anakku tercinta yang telah
membantu dan mendukung terselesainya tugas ini.
Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada
semua teman peserta diklat calon kepala sekolah kabupaten Banjarnegara tahun 2013
atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan
OJL berakhir.
Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan semoga segala
bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, mendapat
ganjaran dan pahala dari Allah SWT, Amin.
Penulis,
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
iv
Daftar Isi
halaman
Halaman Judul …………………...................................................................
Pengesahan.....................................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................
Daftar Lampiran ............................................................................................
Daftar Tabel...................................................................................................
Daftar Gambar...............................................................................................
Bab 1. PENDAHULUAN……………………………...................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Tujuan ..........................………………………...........................
C. Hasil yang Diharapkan ...............................................................
Bab II. KONDISI NYATA SEKOLAH SDN 3 SAWANGAN.....................
A. Profil SDN 3 Sawangan ..............................................................
B. Permasalahan yang di temukan di lapangan ...............................
Bab III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN........................................
A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan
1. Rasional..................................................................................
2. Kerangka Pemikiran..............................................................
3. Implementasi Program ..........................................................
a. Pelaksanaan RTK I….........................................................
b. Pelaksanaan RTK 2............................................................
B. Observasi Guru Junior ...............................................................
1. Siklus I....................................................................................
a. Pra Observasi......................................................................
b. Observasi............................................................................
c. Pasca Observasi..................................................................
i
ii
iii
v
vii
viii
ix
1
1
2
3
4
4
12
16
16
32
34
34
36
40
42
42
43
45
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
v
2. Siklus II ………………………..............................................
a. Pra Observasi......................................................................
b. Observasi............................................................................
c. Pasca Observasi..................................................................
C. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Silabus....................................................................................
2. RPP.........................................................................................
3. Bahan Ajar..............................................................................
4. Instrumen Evaluasi.................................................................
D. Kajian Hasil On The Job Learning ............................................
1. Kajian RKS/RKAS ..............................................................
2. Kajian Pengelolaan Kurikulum ............................................
3. Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan……
4. Kajian Pengelolaan Sarana Prasarana ..................................
5. Kajian Pengelolaan Peserta Didik ........................................
6. Kajian Pengelolaan Keuangan ............................................
7. Kajian Pengelolaan Administrasi Sekolah ...........................
8. Kajian Pengelolaan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran...
9. Kajian Monitoring dan Evaluasi ..........................................
Bab IV PENUTUP ………………………………….....................................
A. Kesimpulan ………………………………….............................
B. Saran-saran .................................................................................
47
47
47
50
51
56
57
59
62
62
68
73
78
84
91
96
102
104
113
113
114
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
vi
Daftar Lampiran
Nomor
1. Instrumen Kajian RKJM dan RKAS
2. Instrumen Kajian Pengelolaan Kurikulum
3. Instrumen Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tendik
4. Instrumen Kajian Pengelolaan Sarana dan Prasarana
5. Instrumen Kajian Pengelolaan Peserta Didik
6. Instrumen Kajian Pengelolaan Keuangan sekolah
7. Instrumen Kajian Tenaga Administrasi Sekolah
8. Instrumen Kajian Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
9. Instrumen Kajian sistim Monitoring dan Evaluasi sekolah
10. Instrumen Kajian Program Supervisi Kepala Sekolah
11. Supervisi Pembelajaran
2.1 Program Supervisi
2.2 Lembar Pengamatan
2.3 Hasil Observasi Guru Yunior
2.4 Silabus Guru Yunior
2.5 RPP Guru Yunior
12. Silabus Peserta On The Job Leaning ( OJL )
13. RPP Peserta On The Job Leaning ( OJL )
14. Rencana Tindak Kepemimpinan
15. Surat Keputusan (SK) melaksanakan OJL
16. Daftar Hadir Sosialisasi On The Job Learning (OJL)
17. Daftar Hadir Pembimbingan On The Job Learning (OJL)
18. Daftar Hadir Peserta dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL)
19. Foto Dokumen Kegiatan
Halaman
115
119
126
129
135
140
145
153
155
159
162
162
164
176
182
186
203
211
253
267
268
269
271
272
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel interval ………………………………………………. 46
Tabel 2. Kajian Isi RKJM/RKS ………………………………………... 65
Tabel 3. Rencana Tindak Lanjut Kajian RKJM/RKS …………………. 66
Tabel 4. Kajian Kurikulum …………………………………………….. 71
Tabel 5. Rencana Tindak Lanjut Kajian Kurikulum …………………... 72
Tabel 6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ………………... 75
Tabel 7. Progran Kegiatan Pengelolaan PTK ………………………….. 76
Tabel 8. Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan PTK …………… 77
Tabel 9. Rencana Tindak Lanjut Kajian Sarana dan Prasarana ……….. 82
Tabel 10 Rencana Tindak lanjut Kajian peserta Didik 89
Tabel 11. Program Pengelolaan Keuangan ……………………………... 91
Tabel 12. Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Keuangan ……… 95
Tabel 13. Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Administrasi …... 100
Tabel 14. Jumlah guru SDN 3 Sawangan yang memanfaatkan TIK 103
Tabel 15. Rencana Tindak Lanjut Kajian Monitoring dan Evaluasi ……. 110
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Anyaman Bambu Dukuh Siwatu……………………………. 5
Gambar 2. Kerangka Pemikiran ………………………………………... 33
Gambar 3. Kegiatan Ekstrakurikuler …………………………………… 88
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
standar Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa Kepala Sekolah sebagai
pemimpin tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi yaitu
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan
sosial.Tekhnik pelaksanaan Permendiknas tersebut dijabarkan dalam Peraturan
Mentri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah / Madrasah. Amanat utama dari Permen Diknas tersebut
terdiri dari 6 hal, yaitu:
1. Penyiapan calon Kepala Sekolah/Madrasah, sertifikasi kepala sekolah ini
dimulai dari proses lamaran oleh seorang guru, rekrutmen, seleksi, program
penyiapan kepala sekolah, dan dengan proses pembelajaran sertifikat kepala
sekolah, serta diakhiri dengan uji akseptabilitas.
2. Proses Pengangkatan Kepala Sekolah.
3. Masa Tugas.
4. Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).
5. Penilaian kinerja kepala sekolah.
6. Mutasi dan pemberhentian guru sebagai kepala sekolah/madrasah.
Selanjutnya, Pasal 11 Permendiknas No. 28/2010 menyatakan bahwa:
(1) Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
(2) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan melalui
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
(3) PKB dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direktur
Jendral.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
2
Sampai saat ini Pusbang Tendik telah berhasil menulis, menguji coba salah satu
dari tujuh BPU untuk PKB Tingkat 1 Kepala Sekolah adalah Supervisi
Akademik.
Output dari kegiatan On The Job Learning adalah terwujudnya kepala sekolah
yang memiliki kemampuan membuat perencanaan, melaksanakan, analisis, dan
melakukan tindak lanjut supervise akademik, sehingga bermuara pada
peningkatan mutu sekolah.
B. Tujuan
Tujuan dari disusunnya Laporan Pelaksanaan Kegiatan On The Job
Learning Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah ini adalah untuk :
1. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik calon kepala sekolah yang
mencakup : konsep supervisi akademik, membuat rencana program supervisi
akademik, menerapkan tekhnik supervisi akademik, dan melaksanakan
tindak lanjut supervisi akadmik.
2. Memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah untuk mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik dengan
paradigma, pendekatan dan tekhnik - tekhnik yang telah diperoleh selama
kegiatan diklat In Service Learning.
3. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami kegiatan akademik, kehidupan kelas, mengembangkan
ketrampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui tekhnik
- tekhnik tertentu.
4. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas -
tugas mengajarnya, pengembangan kemampuannya sendiri, serta mendorong
guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (komitmen) terhadap
tugas dan tanggung jawabnya.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
3
C. Hasil yang diharapkan
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah
guru yang meliputi kegiatan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi / metode / tekhnik pembelajaran, penggunaan media dan
tekhnologi informasi pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, kompetensi yang diharapkan dari kagiatan supervisi
akademik bagi calon kepala sekolah diharapkan mampu :
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan
tekhnik supervisi yang tepat.
3. Melakukan tindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
4
BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG
A. PROFIL SEKOLAH SDN 3 SAWANGAN
Sekolah Dasar Negeri 3 Sawangan, merupakan pusat pendidikan di dukuh
Siwatu desa Sawangan RT01/R04, SDN 3 Sawangan ini berdiri pada tahun 1984
dan dibangun di atas tanah seluas 1210 dan luas bangunan 374 dengan
nomor statistik sekolah 101030412049 Sekolah ini beralamatkan di dukuh
Siwatu RT 01/RW04, Desa sawangan, Kecamatan Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara Kode Pos 53462 Provinsi Jawa Tengah.
Dukuh Siwatu terkenal dengan anyaman tampah (anyaman bambu) jadi
mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh, yaitu buruh nutus tampah. Dan
ada yang bekerja sebagai penggarap sawah, dan kaum lelakinya kebanyakan
bekerja di luar daerah juga sebagai buruh bangunan. Dan sebagian kecil bekerja
sebagai pedangang.Walaupun mayoritas kondisi orang tua kebanyakan kurang
mampu dalam segi materi dan berada di daerah pedesaan tetapi mereka
mempunyai tingkat kepedulian cukup tinggi terhadap sekolah. Terbukti
masyarakat selalu merespon setiap program sekolah dengan antusias. Walaupun
dalam kenyataannya kalau bicara tentang Dukuh Siwatu yang memiliki sejarah
masa lampau yang kurang menyenangkan, yang pada kenyataannya memang
Siwatu merupakan daerah yang tertinggal/daerah minus, Letaknya sebenarnya
dekat dengan kecamatan, tetapi tingkat ekonomi penduduknya masih kalah jauh
dengan desa-desa di sekitarnya. Kalau bicara tentang oyek/krekel ingat Siwatu,
bicara kebodohan merujuk siwatu , bicara tentang segala ketertinggalan pasti
yang di atas sendiri Siwatu. Saya masih ingat sewaktu kecil kalau tidak mau
belajar, malas mandi diolak-olok seperti ini :“ endah-endah kaya bocah Siwatu
bodongedebo, njijihi ora tau adus “ yang artinya kurang lebih sebagai berikut :
“mirip seperti anak Siwatu bodoh sekali dan jorok menjijihkan tidak pernah
mandi” kalau ingat olok-olokan seperti itu rasanya miris sekali. Ciri khas itu
sudah melekat dari dahulu. Menjadi simbol tak tergantikan, tetapi dengan
berkembangnya zaman, dan pembangunan yang berlangsung, Siwatu terus
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
5
berbenah dan simbol yang kurang baik tadi lama-kelamaan mengikis. ,
kelemahan yang selama ini melekat dipermak menjadi sebuah kekuatan untuk
menuju perubahan, Apalagi dengan adanya pendidikan di Siwatu, SDN 3
Sawangan menjadi proyek rehabilitasi simbul dukuh Siwatu dari sebutan
“kebodohan dan keterbelakangan”. Yang tentunya melalui tahapan dan proses.
Dan SDN 3 Sawangan sedikit demi sedikit telah mebuktikannya. Itulah Siwatu
bagian tak terpisahkan dan seirama dengan degup jantung SDN 3 Sawangan .
Gambar 1. Anyaman Tampah Dukuh Siwatu
Di SDN 3 Sawangan terdapat 14 orang pegawai, yang terdiri dari 1 orang
Kepala Sekolah, 8 guru kelas, 3 orang guru mata pelajaran, 1 orang pengelola
perpustakaan, dan 1 orang penjaga sekolah. Dari 14 personil terdiri dari 6 orang
berstatus PNS dan 8 orang tenaga wiyata bhakti. Sedangkan yang bersertifikat
pendidik sebanyak 5 orang. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri 3
Sawangan membina 78 peserta didik dalam 6 rombongan belajar yang terdiri
dari : kelas I = 11 siswa, kelas II = 16 siswa, Kelas III = 14 siswa, Kelas IV = 13
siswa, Kelas V = 13 dan Kelas VI = 11 siswa.
Sarana dan prasarana yang dimiliki SD Negeri 3 Sawangan antara lain : 6
ruang belajar, 1 ruang guru, 1 kamar dapur, 1 kamar UKS, 1 kamar WC Guru, 1
kamar WC siswa, 1 unit laptop, 2 Printer, seperangkat sound system.
Prestasi guru yang diraih SDN 3 Sawangan tiga tahun terakhir yaitu juara
I dua tahun berturut-turut guru berprestasi tahun 2010-2011 tingkat kecamatan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
6
Sedangkan prestasi siswa yaitu juara 3 lomba Calistung (tahun 2010), Juara III
Popda (tahun 2010), Juara I lomba kreatifitas ketrampilan anyamaan bambu
tingkat kecamatan (tahun 2010), Juara 1 lomba bercerita tingkat kecamatan (th
2011) dan Juara III lomba bercerita Tingkat Kabupaten (tahun 2011)
SDN 3 Sawangan Mempunyai visi yaitu : Unggul dalam prestasi, santun
dalam perilaku berakar pada budaya bangsa, berdasarkan iman dan taqwa. Dan
Misi SDN 3 Sawangan yaitu :
a. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif, agar setiap siswa
optimal
b. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah,
terutama siswa
c. Mendorong dalam membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat berkembang secara optimal
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak
e. Menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan komite sekolah.
Dengan visi dan misi tersebut SD Negeri 3 Sawangan telah melakukan
berbagai upaya atau kegiatan yang melibatkan berbagai pihak untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang diinginkan. Adapun
tujuan sekolah adalah : meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
1. Meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru di SD Negeri 3
Sawangan untuk menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Tertingkatnya pelayanan pembelajaran terhadap siswa dengan mengacu
kepada kebutuhan siswa dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
7
Kinerja SDN 3 Sawangan dilihat dari pencapaian delapan standar
pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Standar Isi
SDN 3 Sawangan telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan
dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan
mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi
budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran
bahasa Jawa sebagi muatan lokal propinsi dan pendidikan budi pekerti
merupkan muatan lokal kabupaten serta muatan lokal sekolah yaitu pertanian.
Sebenarnya yang paling sesuai akan dikembangkan muatan sekolah yang
mengangkat ciri khas Siwatu yaitu potensi ketrampilan anyaman bambu,
karena derah Siwatu terkenal dengan daerah penghasil Tampah. Sehingga
tidak mengherankan sebagian besar peserta didik bisa membut tampah.
Kemahiran yang jarang dimiliki oleh anak-anak sekolah seusianya di daerah
lain. Dan sudah sewajarnya bila SDN 3 Sawangan mengangkat anyaman
bambu sebagai muatan lokal sekolah. Untuk semakin meningkatkan kualitas
dari ketrampilan yang satu ini.
Dan keinginan untuk melestarikan bahasa Jawa serta menerapkan
tentang unggah ungguh/subasita sebagai orang Jawa setiap hari Kamis
dibiasakan berbahasa Jawa dan dengan pendidikan budi pekerti sekolah
menanamkan perilaku serta tingkahlaku yang terpuji, terlebih untuk
memupuk karakter yang kuat pada anak dalam pergaulan hidup di sekolah
maupun di masyarakat.
Kurikulum sekolah memuat 8 mata pelajaran muatan nasional dan tiga
mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. Alokasi waktu mata
pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Penjas masinag-masing 4 jam, Seni
Budaya, , Bahasa Jawa masing-masing 2 jam pelajaran. Mata pelajaran yang
diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA masing-
masing Bahasa dan matematik 5 jam pelajaran sedangkan IPA 4 jam
pelajaran. Mata pelajaran IPS juga diberikan alokasi waktu 3 jam pelajaran.
Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
8
pelajaran. Satu jam pelajaran setara 35 menit. Jumlah jam pelajaran
perminggu untuk kelas rendah 32 jam pelajaran per kelas sedangkan untuk
kelas tinggi 36 jam. Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi
siswa belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa
yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian
kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator
kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya
dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual di sore hari. Hal ini dilakukan
untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan
penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin
dikembangkan.
Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan
pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang
disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan, bola voly Mini, calistung.
2. Standar Proses
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP.
Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri
ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG satu dabin. Diakui bahwa
silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari
hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari
sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi
ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur (KMTT).
Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik
mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti
halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-
guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG satu dabin.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
9
RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain
dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru
yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun
kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai,
dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Sawangan.
Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP
sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru
masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model
pembelajaran langsung.
Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-
kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan
buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat
merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama
bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan
buku-buku paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang
senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.
Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas,
pengawas, kepala SDN 3 Sawangan, dan guru senior yang berkompeten,
melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan
supervisi belum terprogram dan belum dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2011/2012 dan
tahun 2012/2013 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa
Indonesia 6,47 dan 8,62, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95.
dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan
pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan
yang sangat baik dalam mencapai target atau melebihi yang ditetapkan
SKL.Pencapaian ini tentu saja memerlukan kerja keras dan usaha maksimal
sehingga perlu dipertahankan untuk tahun ke depannya.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
10
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya
masyarakat dukuh Siwatu, SDN 3 Sawangan melaksanakan kegiatan
pesantren kilat setiap bulan ramadhan, sholat duhur berjama’ah, sekolah
membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun
siswa, berbahasa Jawa setiap hari Kamis.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah Pendidik dan tenaga kependidikan mencapai 14 orang sudah
memenuhi standar jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah bisa
dikatakan sedikit berlebih karena rombelnya hanya 6. Guru yang sudah
berkualifikasi minimal S1 sebanyak 50% sedangkan D2 sebanyak 29%,
SMA sebanyak 7% dan tenaga Perpus pendidikan D2 sebanyak 7%, dan
penjaga sekolah pendidikan SMA sebanyak 7%.
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SDN 3
Sawangan belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur
berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing.
5. Standar Sarana dan Prasarana
SDN 3 Sawangan memiliki luas lahan 1210 m2 dengan jumlah dengan
luas bangunan 374 m2 sedangkan luas kebun dan halaman sekolah 836 m2 .
Dengan jumlah gedung sebanyak 9 unit.
Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar
sebanyak 6 ruang kelas dengan luas masing-masing 48 m2 per ruang kelas.
Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu black board, satu papan
data, satu papan absen, satu jam dinding, satu meja dan kursi guru, masing-
masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.
Ruang guru berukuran (12 7) m2 memuat 8 pasang meja dan kursi
guru, 1 set kursi dan meja tamu, 16 lemari buku, satu printer, 1 set sound
system dan 1 buah jam dinding, 2 buah papan data.
Sarana dan prasana sekolah lainnya yaitu ruang kantor, ruang dapur,
WC guru dan jamban (WC) siswa, yang kurang memenuhi standar dan
jumlah.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
11
Belum ada ruang perpustakaan , dan Jumlah buku teks pelajaran masih
sangat kurang dari jumlah siswa.
Belum adanya ruang UKS, Mushola, ruang laboratorium IPA maupun
laboratorium Multimedia.
6. Standar Pengelolaan
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SDN 3 Sawangan sudah
disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku
kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok
dinding sekolah, dipasang di blog guru, dan melalui persuratan.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun
rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga
sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah
(RKAS) sudah disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah sudah
melakukan pengisian EDS maka RKAS yang disusun masih mengacu pada
cara baru yang dikelompokkan ke dalam delapan standar.
Kegiatan supervisi belum terprogram secara baik dan belum
dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk
mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem
informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah
dapat diakses pada laptop sekolah.
7. Standar Pembiayaan
SDN 3 Sawangan mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh kepala
sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum
melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku
kepentingan yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-
usulannya.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah
berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah provinsi
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
12
Jawa Tengah dan pemerintah kabupaten Banjarnegara. Sekolah belum
mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun
kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan
kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah
ditetapkan oleh masing-masing guru kelas diinformasikan oleh sebagian guru
kepada siswa di awal pertemuan tatap muka dan sebagiannya
menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian
sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak
dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian
ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa
komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil
penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui guru
senior.
Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebagian guru sebagai koreksi
untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.
Pada tahun 2009 SD Negeri 3 Sawangan memperoleh predikat B dalam
akreditasi sekolah.
B. PERMASALAHAN YANG DI HADAPI SDN 3 SAWANGAN
Permasalahan yang ditemukan di lapangan secara umum dikelompokkan
dalam tujuh hal yaitu :
1. Ketidaklengkapan administrasi pembelajaran guru (pengembangan silabus,
RPP, dan administrasi penilaian)
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
13
a. Guru masih menggunakan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) hasil copy paste. Hanya beberapa guru yang mengembangkan
silabus dan menyusun RPP sendiri.
b. Administrasi penilaian masih lemah dalam hal tekhnik dan instrument
penilaian, kisi - kisi dan analisis butir soal, serta program remidial dan
pengayaan.
c. Daftar nilai masih sebatas nilai tugas dan ulangan harian dalam bentuk
kognitif. Lembar penilaian efektif (pengamatan) dan psikomotor juga
belum nampak.
d. Penentuan KKM belum mempertimbangkan berbagai aspek. Banyak guru
belum paham komponen atau dasar penentuan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) meski sudah mempunyai daftar KKM.
2. Belum optimalnya sumber daya manusia yang ada dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya, teridentifikasi rendahnya kemampuan guru dalam
pengelolaan kelas yang berbasis peserta didik.
a. Hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa masih ada guru
yang mengajar masih menggunakan pola lama dengan mendominasi kelas
dengan ceramah, belum menerapkan pembelajaran inovatif seperti
memanfaatkan model - model pembelajaran kooperatif, CTL atau lainnya.
b. Dari pengamatan muncul fakta bahwa guru yang sudah secara sadar
membawakan pembelajarannya inovatif merasa kekurangan waktu, karena
proses persiapannya terlalu lama dan siswa juga cenderung lambat dalam
hal mengubah posisi tempat duduk atau moving class.
c. Guru juga kurang mengeksplorasi siswa untuk mengembangkan
ketrampilan kooperatif dan berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi), meski di dalam RPP dicantumkan guru jarang yang benar-
benar menerapkannya di kelas.
d. Guru belum sepenuhnya memanfaatkan alat bantu dan media
pembelajaran, meski dari penelusuran RPP yang dibuat memang ada
rencana guru memanfaatkan sumber - sumber belajar dan media yang
beragam.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
14
e. Belum adanya kesadaran pada guru bahwa pemanfaatan lingkungan bisa
lebih mengembangkan daya pikir dan nalar siswa, karena berinteraksi
langsung dengan sumber belajar.
3. Masih ada calon peserta didik di bawah usia 7 tahun akan berdampak pula
pada hasil pembelajaran, latar belakang calon peserta didik yang berasal dari
rumah tangga dan taman kanak – kanak akan menimbulkan pula
permasalahan, latar belakang keluarga, masyarakat dan pergaulan peserta
didik juga membawa permasalahan. Untuk mengatasai hal tersebut kiranya
sangat diperlukan tenaga kependidikan yang lebih mendalami psikologi anak.
Harapannya setiap peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan dapat
mengembangkan dirinya sesuai potensi yang terdapat pada peserta didik
bersangkutan.
4. Tenaga Pendidik SD Negeri 3 Sawangan dalam kenyataan tugasnya bukan
hanya sebagai pendidik tetapi masih dibebani tugas sebagai administrasi
sekolah, sebagai tenaga kependidikan seperti pembuatan laporan.
Penambahan tugas ini akan menambah pengalaman Tenaga Pendidik dan
nilai tersendiri walau kadang pelaksanaan tugas pokok sebagai pendidik akan
berbarengan dengan tugas dinas lainnya sehingga menimbulkan ketidak-
konsistenan dalam pelaksanaannya. Kalau hal ini terjadi yang timbul adalah
terbaginya produktifitas sehingga hasilnya tidak sesuai dengan harapan.
Kelebihan Tenaga Pendidik dan kependidikan serta perbedaan status PNS
dengan wiyata bakti sudah saatnya mendapatkan perhatian. Paradigma baru
menuntut Tenaga Pendidik begitu cepat harus menyesuaikan, Tenaga
Pendidik dituntut berupaya meningkatkan kualitasnya dirinya melalui
kegiatan KKG, diklat, seminar, workshop, membaca, atau lainya di samping
secara formal meningkatkan taraf pendidikannya minimal setara S1 bagi
yang belum mengikuti pendidikan SI.
5. Kurikulum/pengajaran yang kurang dipahami oleh Tenaga Pendidik perlu
mendapat perhatian. Antara pembuat dan pelaksana kebijakan tentang
kurikulum kadang kurang seiring sehingga pengajaran yang terjadi tidak
dapat memenuhi harapan, penyelenggaraan dan keikut-sertaan tenaga
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
15
pendidik. Keterlibatan Tenaga Pendidik maupun kependidikan dalam
penyusunan kurikulum sangat membantu keberhasilan dan peningkatan mutu
pengajaran. Input dari masyarakat dapat memudahkan pencapaian tujuan dan
menentukan muatan beban pengajaran yang diharapkan.
6. Kurangnya saran dan prasarana yang mendorong pencapaian keberhasilan
peserta didik dalam KBM. Seperti kurangnya saran olah raga, sarana
multimedia, perlunya gedung perpustakaan dan perlunya penambahan buku
pelajaran, meja dan bangku belajar perlu di penuhi, memaksimalkan media
pembelajaran yang ada serta pengadaannya untuk lebih mendorong
tercapainya standar yang diharapkan, sarana penunjang seperti ruang
perputakaan dan laboratorium yang memadai akan menumbuhkan rasa
nyaman dan gairah membaca/ belajar yang tinggi, sarana yang lain untuk
memaksimalkan pembelajaran dan interaksinya perlu disediakan, sarana dan
prasarana untuk pengembangan diri peserta didik pun perlu disesuaikan.
7. Rendahnya kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun karya ilmiah.
Hasil temuan di lapangan menunjukkan fakta bahwa sebenarnya para guru
sangat tertarik dengan kegiatan penulisan karya ilmiah khususnya Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), namun guru beralasan banyak kendala yang dihadapi
antara lain sekarang banyaknya tuntutan administrasi pembelajaran yang
dihadapi hingga merasa tidak mempunyai waktu luang menulis karya ilmiah.
Ini terbukti bahwa ketika ditanya apa mereka punya masalah dengan kegiatan
belajar mereka sendiri? Mereka menjawab : punya! Namun hal tersebut
belum ditindak lanjuti dengan kegiatan PTK, meski mereka ingin sekali
mempunyai kemampuan meneliti. Dari pengamatan juga menunjukkan
motivasi guru untuk membaca juga lemah. Jika ada waktu kosong di sela jam
mengajar guru juga lebih banyak mengobrol dari pada membaca.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
16
BAB III
RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN
A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan
Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Optimalisasi Peran Kepala
Sekolah dalam Supervisi Akademik
1. Rasional
Esensi sebuah pendidikan di sekolah adalah proses pembelajaran. Tidak
ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai
uapaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dianggap kurang
berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh
karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah,
Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional,
mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponan dalam pembelajaran, guru merupakan
komponen yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas
pembelajaran. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru,
sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada
tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya
manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru
merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak
didik dalam upaya pendidikan sehari - hari di sekolah dan banyak
menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional,
di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa
profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut : (a) memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
17
kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
(e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f)
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g)
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; (i) dan
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih lanjut di dalam
bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa pemberdayaan profesi
guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara
demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka
pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, esensi supervisi akademik
adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu
kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi
supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah
harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru
yang dipimpinnya. Supervisi akademik secara umum digunakan dalam
merencanakan, pelaksanaan, dan mengevaluasi kemajuan belajar.
Pengawasan dilakukan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan siswa mengoptimalkan potensi dirinya dalam meraih target
akademis mereka. Untuk mendapatkan prestasi yang terbaik, siswa perlu
didorong untuk menyadari adanya prosedur standar yang harus mereka lalui
dan ada target yang harus mereka capai sesuai dengan standar kompetensi
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
18
lulusan (SKL). Oleh karena itu, sasaran esensial dari supervisi akademik
Indonesia guru yang berkaitan dengan rancangan pemanfaatan sumber daya
yang siswa miliki serta memenuhi standar prosedur pembelajaran.
Karena efektifnya pelaksanaan pembelajaran diukur dengan
kemampuan siswa mencapai target sesuai dengan SKL. Sekali pun yang
wajib dipantau adalah prilaku profesional guru dalam perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, namun perlu efektivitas hasilnya harus dilihat
dari prilaku siswa belajar dan hasil belajar yang siswa capai. Pemikiran ini
menegaskan bahwa supervisi akademik baru dinyatakan jika pemantau
melihat proses siswa belajar dalam kelas dan hasil belajarnya.
Sehubungan dengan pentingnya kegiatan supervisi akademik dalam
peningkatan mutu pembelajaran kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang paling berperan dalam upaya tersebut. Oleh
karena itu diperlukan kepala sekolah yang kompeten dan efektif. Efektivitas
Kepala Sekolah menurut Dirjen PMPTK (2007) adalah dapat dilihat dari
kriteria - kriteria; 1) mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif, 2) dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, 3) mampu menjain hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan
tujuan sekolah dan pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai
lainnya di sekolah, 5) bekerja dengan tim manajemen, serta 6) berhasil
mewujudkan tujuan sekolah produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi adalah kompetensi
supervisi. Kompetensi supervisi yang harus dilakukan kepala sekolah /
madrasah antara lain adalah sebagai berikut :
a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecendrungan
perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif,
inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
19
b. Membimbing guru dalam menyusu silabus tiap bidang pengembangan
di sekolah / madrasah atau mata pelajaran di sekolah / madrasah
berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan
prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi / metode /
tekhnik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa.
d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran /
bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk
mengembangkan potensi siswa.
e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
a. Kualitas Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
perlu direncanakan,dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana
secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya,keragaman
latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk
menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Agar kualitas pembelajaran dapat tercapai, hal ini sangat
menuntut peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan dan
pemantauan kegiatan pembelajaran tersebut. Proses ini dapat dilakukan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
20
dengan kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut sangat sesuai dengan
tuntutan salah satu kompetensi kepala sekolah dalam Permendiknas No
13 Tahun 2007 yaitu kompetensi supervisi. Kompetensi yang
diharapkan adalah: (1) merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (2) melaksanakan
supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik supervisi yang tepat, (3) Menindak lanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
Salah satu kompetensi yang sangat berperan penting dalam
peningkatan kualitas pembelajaran adalah pentingya guru mendesain
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
pembelajaran. Ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran merupakan
kemampuan pokok (basic skill) yang harus dikuasai oleh setiap guru.
Jika dikaitkan dengan keempat kompetensi di atas, maka ketrampilan
dasar pelaksanaan pembelajaran termasuk ke dalam kompetensi
profesional. Dalam menerapkan setiap jenis ketrampilan dasar mengajar
tersebut tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa, karena itu
ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran terkait pula dengan
kompetensi pedagogik.
Rencana tindakan kepemimpinan ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kompetensi guru dalam pembelajaran dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu kegiatan ini
dilaksanakan dalam dua tindakan RTK I dan RTK 2 yang masing
masing tindakan terdiri dari : persiapan,pelaksanaan,monev,refleksi dan
hasil.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, karena
dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan berbagai
komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan belajar untuk
diperolehnya perubahan perilaku (hasil belajar) sesuai dengan tujuan
(kompetensi) yang diharapkan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
21
Setiap individu / siswa merupakan obyek yang dihadapi oleh guru
dengan berbagai kompleksitas permasalahannya, karena menyangkut
dengan segi fisik dan psikis. Perilaku yang ingin dihasilkan dari
pembelajaran juga komplek, karena menyangkut berbagai kemampuan
(kompetensi) seperti kognitif, afektif, dan psikomotor. Demikian pula
dengan interaksi pembelajaran dan lingkungan pembelajarannya itu
sendiri juga komplek, karena menyangkut materi, pendekatan, model,
strategi, metode serta media yang digunakan dalam
mengkomunikasinya dengan siswa untuk diperolehnya tujuan
(kompetensi) pembelajaran yang diharapkan.
Mengingat serba kompleknya tugas-tugas pembelajaran, maka
setiap guru dipersyaratkan memiiki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran. Secara khusus dalam PP
Nomor 19 tahun 2005 ditegaskan bahwa kompetensi yang harus dimilki
oleh para guru meliputi : (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi
kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.
Salah satu kompetensi yang sangat berperan penting dalam
peningkatan kualitas pembelajaran adalah pentingya guru mendesain
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
pembelajaran. Ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran merupakan
kemampuan pokok (basic skill) yang harus dikuasai oleh setiap guru.
Jika dikaitkan dengan keempat kompetensi di atas, maka ketrampilan
dasar pelaksanaan pembelajaran termasuk ke dalam kompetensi
profesional. Dalam menerapkan setiap jenis ketrampilan dasar mengajar
tersebut tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa, karena itu
ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran terkait pula dengan
kompetensi pedagogik.
Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran melewati tiga
tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal / pembukaan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Adapun penerapan ketrampilan dasar mengajar
dilakukan pada ketiga tahapan pembelajaran tersebut. Karena itu
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
22
ketrampilan dasar mengajar merupakan bagian integral dari seluruh
proses pembelajaran. Melalui ketrampilan dasar mangajar dimaksudkan
untuk memfasilitasi proses pembelajaran agar berjalan secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu guru harus menguasai jenis - jenis
ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran.
Ketrampilan dasar pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya
adalah kemampuan-kemampuan khusus berkenan dengan aspek - aspek
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang harus dimilki dan diterapkan
oleh setiap orang yang memilki profesi sebagai guru, tutor, pelatih
maupun fasilitator dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun
beberapa kemampuan khusus berkaitan dengan kompetensi dasar
pelaksanaan pembelajaran tersebut, dikemukakan oleh Allen dan Ryan
(1987) dalam Dirjen PMPTK (2008) sebagai berikut : ketrampilan
membuka, memberikan stimulus yang bervariasi, bertanya membuat
ilustrasi / contoh menggunakan isyarat, komunikasi, penguatan dan
balikan, serta ketrampilan menutup pembelajaran.
Untuk dimilikinya setiap jenis ketrampilan dasar pelaksanaan
pembelajaran tersebut, tidak cukup hanya dengan dihafal, akan tetapi
perlu diasah, dilatih secara sistematis dan terkontrol sehingga diperoleh
kemahiran yang siap untuk digunakan dalam setiap kesempatan
pembelajaran. Oleh karena itu agar penerapan setiap ketrampilan dasar
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien,
maka dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan unsur - unsur
lain dalam sistem pembelajaran itu sendiri antara lain dengan kondisi
siswa, tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik materi
yang disajikan, sarana dan fasilitas pendukung, dan lingkungan.
Untuk menjaga dan memelihara suasana proses pembelajaran
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka kepedulian dan
kerja sama berbagai pihak yang terkait dengan proses pendidikan atau
pembelajaran di sekolah sangat diperlukan. Oleh karena itu sebagai
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah perlu dukungan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
23
berbagai pihak terutama kepala sekolah. Kepala sekolah perlu
meberdayakan guru dalam kegiatan persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran agar kualitas pembelajaran
dapat terpelihara dan ditingkatkan. Dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran diharapkan hasil belajar peserta didik juga meningkat.
Oleh karena itu kepala sekolah harus senantiasa menjadi motor
penggerak bagi berfungsi dan berkembangnya kualitas proses
pembelajaran karena keberhasilan proses pembelajaran di sekolah,
secara kelembagaan merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang
bersangkutan. Untuk itu setiap kepala sekolah harus mampu
memerankan dirinya sebagai manajer pendidikan yang memilki
pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalam, baik yang
menyangkut konsep, pengelolaan, maupun operasional pendidikan dan
pembelajaran.
b. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik
Kepala Sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang berkualitas
sehingga mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif,
kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri
jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan.
Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus memilki kompetensi
kepemimpinan yang memadai.
Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan
dalam berbagai organisasi / institusi, baik profit maupun non profit,
namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di
sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran (Kemdiknas, 2010c).
Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran di sekolah, banyak
penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang
memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi
belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala sekolah yang kurang
memfokuskan pada kepemimpinan pembelajaran. Ironisnya,
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
24
kebanyakan sekolah tidak menerapkan model kepemimpinan
pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa banyak sekolah tidak menerapkan
kepemimpinan pembelajaran antara lain kurangnya pelatihan tentang
kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan
kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang
harus dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa peran
kepala sekolah utamanya adalah seorang manager (Kemendiknas,
2010c).
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah
karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi
orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum
diketahui dan yang sarat dengan tantangan - tantangan yang sangat
turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah sebagai
organisasi harus memfokuskan pada kualitas pembelajaran yang
meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Agar kualitas pembelajaran dapat tercapai, hal ini sangat menuntut
peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan dan pemantauan
kegiatan pembelajaran tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan
kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut sangat sesuai dengan tuntutan
salah satu kompetensi kepala sekolah dalam Permendiknas No 13 Tahun
2007 yaitu kompetensi supervisi. Kompetensi yang diharapkan adalah:
(1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru, (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat, (3) Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Agar proses supervisi dapat berjalan sesuai rencana dan
memperoleh hasil sesuai target yang ditetapkan, maka sangat menuntut
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
25
kemampuan seorang kepala sekolah dalam menerapkan
kepemimpinannya, karena kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
sangat kuat terhadap kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu
sekolah. Pada kenyatannya kepala sekolah dapat mempengaruhi
semangat guru dan kualitas pembelajaran di suatu sekolah.
Seorang kepala sekolah harus mampu mengembangkan
profesionalisme warga sekolahnya terutama guru secara terus – menerus
agar diperoleh hasil belajar seoptimal mungkin. Seorang kepala sekolah
mempunyai peran yang sangat kritis dalam membantu guru mencapai
tujuan dengan cara meningkatkan motivasinya sehingga kompetensi
guru yang dipimpinnya dapat meningkat. Oleh karena itu kepala sekolah
harus mempunyai strategi kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan
profesionalisme guru.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari
seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan pada lembaga sekolah guna tercapainya tujuan sekolah. Kepala
sekolah mempunyai tugas yang sangat penting didalam mendorong guru
untuk melakukan proses pembelajaran agar mampu menumbuhkan
kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir
kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk
suatu system pendidikan.
Desentralisasi dan otonomi pendidikan seperti sekarang ini
membuat posisi kepala sekolah memegang peran sangat penting untuk
kemajuan sekolah. Dalam pengelolaan sekolah model Menejemen
Berbasi Sekolah (MBS) memperlukan kepala sekolah yang dapat
mengimplementasikan upaya – upaya pembaharuan dalam pendidikan
dan aspiratif terhadap perubahan. Agar proses pembelajaran berlangsung
sesuai harapan, maka kepala sekolah harus bertindak sebagai menejer
dan pemimpin yang efektif adalah melaksanakan supervisi akademik.
Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki keterampilan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
26
teknikal berupa kemampuan menerapkan tekhnik – tekhnik supervisi
yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari
penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Praktek nyata
penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi
nyata kinerja guru untuk mengetahui tentang apa yang sebenarnya
terjadi di dalam kelas, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan
siswa di dalam kelas, aktivitas – aktivitas mana dari keseluruhan
aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid, apa
yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik, apa
kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara
mengembangkannya.
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan tersebut
akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa
setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti telah selesai
pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan
tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan
melaksanakannya dengan sebaik – baiknnya.
Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi
sebagai administratror, manajer, supervisor, dan leader. Dalam
melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus
dikuasai adalah kemampuan di bidang evaluasi supervisi pendidikan.
Evaluasi supervisi pendidikan sangat penting bagi kelancaran dan
peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Kemampuan supervisi akademik tersebut juga merupakan salah
satu wujud implementasi kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya
memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya
dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
27
pembelajaran juga tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi juga pada
kegiatan – kegiatan berikut (Kemdiknas), 2010c):
a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna
visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun
kebiasaan – kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam
merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar
visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup
subur dalam implementasinya,
b. kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam
pengelolaan (manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan
para pemangku dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan
operasional sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas – batas
yuridiksi yang berlaku,
c. kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran,
misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan
pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas,
d. kepala sekolah melaukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa
yang sedang berlangsung di dalam sekolah,
e. kepala seklolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan
berbagai cara dia dapat mengetahui kesuitan pembelajaran dan dapat
membantu guru dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Supervisi akademik juga diartikan sebagai rangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (LPPKS, 2010).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Praktek nyata penilaian kinerja guru dalam
supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk tentang
apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang sebenarnya dilakukan
oleh guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas – aktivitas mana dari
keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
28
murid, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan
akademik, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara
mengembangkannya.
Rencana tindak kepemimpinan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang teknik-teknik supervisi akademik. Kegiatan ini
dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) persiapan, (2)
pelaksanaan, (3) monev, (4) refleksi, (5) hasil.
a. Persiapan
1. Menyusun materi supervisi akademik untuk sosialisai pada rekan
guru disekolah
2. Membuat angket dalam rangka mengetahui karakteristik masing –
masing guru terhadap supervisi akademik
3. Menyiapkan instrumen - instrumen supervisi akademik
4. Menyusun jadwal pelaksanaan supervisi akademik
b. Pelaksanaan
1) Melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk memperoleh
data dalam supervisi akademik
2) Membagi angket kepada guru untuk memperoleh data karakteristik
rekan- rekan guru menghadapi supervisi akademik
3) Menyusun materi supervisi akademik berdasarkan hasil angket
rekan guru
4) Melaksanakan sosialisasi supervisi akademik
5) Diskusi dengan rekan – rekan guru tentang instrumen – instrumen
supervisi akademik yang akan digunakan dalam kegiatan supervisi
akademik.
c. Monev
Melaksanakan supervisi kelas sesuai jadwal yang telah disepakati
Monitoring dan evaluasi dilakukan sesuai dengan pedoman instrumen –
instrumen supervisi akademik yang telah di susun
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
29
Melaksanakan tahap – tahap monitoring dan evaluasi yaitu :
1) Pra observasi
Memeriksa kelengkapan perangakat pembelajaran ( Silabus,RPP)
2) Supervisor memberikan penilaian dengan mengisi instrumen
perencanaan kegiatan pembelajaran
3) Observasi
Mengamati pelaksanaan pembelajaran
4) Pasca observasi
Supervisor menghitung nilai kemampuan guru
5) Refleksi pembelajaran dilaksanakan setelah KBM selesai,supervisor
mengundang rekan guru yang di supervisi untuk berdiskusi tentang
hasil observasi yang telah dilaksanakan ( membahas kekurangan dan
kelebihan KBM yang telah dilaksanakan)
d. Refleksi
Teknik supervisi akademik dengan mengobservasi kelas terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :
a. Kelebihan : supervisor memperoleh pengalaman langsung dari
observasi kelas, guru berusaha mengelola kelas dengan baik, guru
menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, guru mau menerima keritik dan saran dari supervisor.
b. Kekurangan : keberadaan supervisor di kelas membuat grogi siswa
dan guru
e. Hasil
Supervisi akademik dengan cara mengobservasi kelas banyak
memberikan pengalaman langsung bagi supervisor dalam rangka
mengetahui kualitas pembelajaran yang dilakukan. Selain itu juga
supervisor mengetahui aspek/bidang ketrampilan yang dibina dan
memahami sifat/kepribadian guru.
Ruang lingkup peran kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran dalam supervisi akademik mencakup kurikulum (apa
yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
30
pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan
pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan
silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran,
pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode
mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan
fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa.
Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi,
metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan
pengembangan profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan
pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran
mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran siswa serta
membangun warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran.
Tujuan kepemimpinan pembelajaran utamanya supervisi adalah
untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi
belajarnya meningkat kepuasan belajarnya, kreativitasnya, inovatifnya,
jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar
secara terus – menerus sepanjang hayat ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni berkembang dengan pesat.
Peran kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran
khususnya supervisi akademik sangat penting untuk diterapkan di
sekolah karena seperti dibuat sebelumnya bahwa kepemimpinan
pembelajaran berkontribusi sangat signifikan bahwa kepemimpinan
prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu
memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran
juga mampu memfokuskan kegiatan – kegiatan warganya untuk menuju
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan pembelajaran
penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya dalam
membangun komunitas belajar yang mampu:
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
31
a. Memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi
warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang,
b. mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi
kewenangan warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan
hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas,
dinamis, harmonis, dan lincah / cepat tanggap terhadap pelanggan
utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan
sekolahnya berfokus pada layanan siswa,
c. mengajak warga sekolahnya untuk siap akrab menghadapi
perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berfikir sistem,
mengajak warga sekolahnya,
d. untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga
sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus – menerus.
Sebagai seorang supervisor kepala sekolah harus mengarahkan
dan membimbing program pembelajaran di sekolah yang akan
memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan
efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal – hal berikut:
menyakini dengan sungguh – sungguh bahwa semua siswa dapat belajar
dengan efektif dan efisien, mengetahui dan mampu menerapkan prinsip
– prinsip pembelajaran yang baik, menyebarluaskan praktik – praktik
proses belajar mengajar yang efektif terhadap guru – guru lain,
menetapkan harapan atau target kualitas kurikulum melalui penggunaan
standar kurikulum dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan
kegiatan kurikulum yang diprioritaskan, dan monitor pelaksanaan
kurikulum, mengecek kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data
kinerja yang ada, dan publikasikan kepada guru agar mereka dapat
melihat kesenjangan antar standar yang telah ditetapkan dengan kinerja
yang dicapai oleh siswa, sehingga guru bisa merefleksi apa kekurangan
dan kelebihan.
Selain itu kepala sekolah harus memiliki harapan yang tinggi
terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan standar
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
32
yang baik, melakukan kunjungan kelas untuk mengamati pemelajaran,
memfokuskan kegiatan superfisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan
mempersiapkan serta monitor kegiatan – kegiatan pengembangan guru,
dan mengkomunikasikan program pembelajaran yang telah disepakati
sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang sistematis, prioritas
kegiatan yang jelas, dan pendekatan - pendekatan baru, harus
dilaksanakan dengan baik.
Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan apa
yang sebenarnya terjadi di ruang kelas, melakukan pengamatan
proses pembelajaran, dan mendorong peningkatan kinerja guru dan
siswa untuk mencapai hasil belajar maksimal.
b. Menelusuri hasil - hasil tes siswa dan indikator - indikator lainnya
untuk membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap
siswa yang mengalami kesulitan dan yang memerlukan bantuan guru
untuk mengatasinya.
c. Memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu
guru dan pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran.
d. Memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang
dirinya sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru
tradisional (out of date) atau guru modern (update), dan
e. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi
dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan
pembelajarannya.
2. Kerangka Pemikiran
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah harus
melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan
administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada
kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
33
berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif
terhadap jalannya seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di
lingkungan sekolah.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seorang kepala sekolah harus
mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Kepala sekolah
seagai seorang pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh -
pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan
tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Kinerja
guru dapat meningkat jika ada program dari kepala sekolah untuk selalu
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajarannya. Oleh karena itu
penerapan supervisi akademik secara terencana dan terprogram merupakan
langkah yang tepat untuk dilakukan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
KUALITASPEMBELAJARAN
RENDAH RENCANA TINDAKANKEPEMIMPINAN
(1)Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
OPTIMALISASIPELAKSANAAN
SUPERVISI AKADEMIK
RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN
(2) Meningkatkan Kompetensi Supervisi Akademik
KUALITASPEMBELAJARAN
MENINGKAT
34
3. Implementasi Programa. Pelaksanaan Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 1)
Rencana tindak kepemimpinan ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan mengoptimalkan kompetensi Supervisi
akademik. Kegiatan ini dilaksanakan terdiri dari :
1). Persiapan
Menyusun instrumen – instrumen untuk menggali data dalam bentuk
kuesioner
2). Pelaksanaan
Menyampaikan RTK kepada Kepala Sekolah
Mengadakan koordinasi dengan guru kelas yang mau di observasi,
untuk menyusun jadwal observasi pembelajaran
Konsultasi dengan Kepala Sekolah untuk mendapat ijin
melaksanakan jadwal observasi kelas sesuai dengan jadwal yang
telah tersusun.
Dari hasil observasi kelas yang dilakukan, maka diperoleh beberapa
data tentang kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran antara
lain adalah :
Guru dalam mengatur tempat duduk ada yang belum sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran ada
yang belum dapat di dengar dengan baik oleh peserta didik
Tutur kata guru sudah santun dan dapat dimengerti oleh peserta
didik
Guru sudah menghargai pendapat peserta didik
Guru belum memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
respon dan hasil belajar peserta didik
Guru kurang bisa mengelola waktu dalam proses pembelajaran
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
35
Guru kurang menggunakan variasi metode / pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran
Guru kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan proses eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi.
Instrumen observasi kelas terlampir.
Mensosialisasikan instrumen observasi kepada rekan guru di SDN
3 Sawangan.
Menyampaikan kepada rekan guru tentang cara-cara pengelolaan
kelas yang baik sesuai berdasarkan Permendiknas no 41 tahun
2007, serta berbagai metode / pendekatan yang mengarah ke
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3). Monev
Monitoring dan evaluasi program sekolah adalah pemberian
estimasi ( penafsiran ) terhadap keberhasilan yang dicapai oleh
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas – tugasnya sebagai
administrator dan supervisor. Tujuan dari monev program sekolah
antara lain adalah untuk menyediakan informasi yang relevan dan
tepat waktu pada pelaksanaan program sekolah yang akan membantu
pembuatan keputusan manajemen satuan pendidikan. Monev
program sekolah bukan tanggung jawab pribadi kepala sekolah,
melainkan tanggung jawab bersama, maka monev program sekolah
harus dilakukan kooperatif dengan berlandaskan pada perinsip –
perinsip pendidikan yang demokratis.
Masing – masing guru mengisi instrumen observasi kelas dalam
rangka mengevaluasi diri terhadap kinerjanya selama melaksanakan
proses pembelajaran, agar mengetahui seberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
36
4). Refleksi
Dari hasil monev yang dilakukan pada rekan guru SDN 3
Sawangan dan telah di analisis, untuk di jadikan dasar untuk
melakukan refleksi terhadap kinerja yang dilaksanakan.
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mencari kelebihan dan
kekurangan dari supervisi akademik yang dilaksanakan, selanjutnya
di carikan solusi atas kekurangan dan motivasi untuk kelebihannya.
Kegiatan ini dilakukan bersama rekan guru dengan bimbingan
kepala sekolah.
5). Hasil
Perolehan hasil monitoring dan evaluasi diri guru kelas SDN 3
Sawangan pada tindakan awal adalah kemampuan guru dalam
mengelola PBM sudah masuk kriteria baik, oleh karena itu, hal ini
perlu untuk ditingkatkan agar kualitas kompetensi guru dalam
pembelajaran dapat memperoleh kriteria baik sekali.Selanjutnya
mengadakan wawancara bersama kepala sekolah dan rekan guru
berkoordinasi untuk menyusun rencana tindakan kepemimpinan
yang ke-2.
2. Pelaksanaan Rencana Tindak kepemimpinan ( RTK ) 2
1). Persiapan
- Menyusun rencana tindakan ke-2 yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
- Menyusun jadwal observasi kelas
- Menyiapakan instrumen observasi kelas
- Menyiapkan alat bantu untuk membuat dokumentasi ( kamera)
- Mempelajari Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar
poses yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang
merupakan implementasi dari RPP
2). Pelaksanaan
- Sosialisasi observasi / kunjungan kelas pada rekan guru SDN 3
Sawangan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
37
- Menyampaikan jadwal obserasi kelas pada rekan guru
- Supervisor membantu rekan guru menyusun perangakat
pembelajaran ( Silabus, RPP, bahan ajar, Alat Evaluasi )
- Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang
bersumber dari Permendinas no 41 tahun 2007 yang meliputi
kegiatan pendahulauan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berapartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta sikhologis peserta didik. Kegiatan
inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses
eksplorasi,elaborasi,dan konfirmasi.
Eksplorasi
1) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan perinsip alam tak kambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
38
2) Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar lain.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guuru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan
Elaborasi
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas – tugas tertentu yang bermakna
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,
dan lain – lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tulisan
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestsi belajar
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebaggaan dan rasa percaya diri peserta didik
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
39
Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik positf dan penguatan di dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorsi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar :
a. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
b. Membantu menyelesaikan masalah
c. Memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi
d. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
e. Memberikan motivasi kepada pesera didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
1) Bersama – sama dengan peserta didk dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan
3). Monev
a). Mengobservasi kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama antara supervisor dengan rekan guru.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
40
b). Sehari sebelum observasi, rekan guru yang mau di observasi
menyerahkan foto copy RPP kepada supervisor untuk dilihat dan
dinilai berdasarkan instrumen yang ada
c). Supervisor melaksanakan observasi/ kunjungan kelas
d). Supervisor mengamati KBM dan mengisi instrumen yang ada terkait
dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh rekan guru
yang di supervisi.
4). Refleksi
Dari hasil monev yang telah dilakukan dan telah dianalisis. Terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan dari kegiatan observasi antara lain
adalah :
a. Kelebihan
Guru mampu menjadi fasilitator dan motivator siswa
Guru bertindak kreatif dan inovatif dalam menggunakan alat
peraga
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
Siswa dilibatkan dalam kegiatan eksplorasi,elaborasi,dan
konfirmasi dalam pembelajaran
b. Kekurangan
Guru belum menggunakan TIK dalam pembelajaran
Guru belum mengelola waktu yang tersedia dengan baik
5). Hasil
Nilai kemampuan rekan yang di supervisi dalam mengelola PBM
mendapat kriteria baik sekali
B. OBSERVASI GURU JUNIOR
Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 3 Sawangan, teknik yang di gunakan
adalah teknik supervisi akademik yaitu melaksanakan supervisi perorangan
terhadap seorang guru yunior. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan
cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior. Adapun
tahapan pelaksanaan supervisi antara lain :
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
41
a. Perencanaan
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
c. Refleksi dan tindak lanjut
Pada tahap ini, supervisor bersama guru yunior merefleksi
pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan
selama pembelajaran. Hasil refleksi ini di jadikan dasar untuk perbaikan
proses pembelajaran berikutnya.
Dari tahapan kegiatan tersebut diadakan pertemuan dengan guru
yunior dengan maksud untuk :
a. Menyampaikan informasi bahwa observasi guru yunior adalah salah satu
tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan On The Job
Learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di
sekolah. Observasi ini diharapkan dapat membantu guru yunior
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajarannya. Informasi ini perlu disampaikan untuk menghindari
kekakuan dan ketegangan guru yunior pada pelaksanaan observasi.
b. Menanyakan kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses
pembelajarannya.
c. Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan observasi dengan mengikuti
jadwal pelajaran guru yunior.
d. Menyampaikan kepada guru yunior bahan-bahan yang perlu dipersiapkan
yaitu silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan alat penilaian.
e. Membuat kesepakatan waktu penyerahan silabus, RPP, bahan ajar
kepada calon kepala sekolah/supervisor.
Langkah berikut yang diambil adalah menyiapkan program dan
jadwal pelaksanaan observasi serta menyiapkan instrumen observasi.
Kegiatan observasi guru yunior dilakukan terhadap satu guru yaitu Munasir,
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
42
S.Pd.SD guru kelas III, yang akan mengajar tematik dengan difokuskan
pada mapel IPA. Kegiatan observasi guru yunior ini dilaksanakan dalam
dua siklus meliputi tahap-tahap :
1. SIKLUS I
a. Pra Observasi
Pada awal tahap perencanaan, supervisor menyiapkan sejumlah
instrumen yang akan digunakan pada pelaksanaan observasi
diantaranya : (1) instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, (2)
instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan
(4) format tindak lanjut hasil supervisi.
Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan
diobservasi. Pada pertemuan pertama supervisor meminta kesediaan
guru yunior untuk diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru
yunior menyatakan bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu
pelaksanaan observasi, konsep atau materi yang akan dibahas
(mengikuti jadual materi guru yunior) dan menginformasikan bahan-
bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan
observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media
dan penilaian yang akan digunakan.
Diakhir pertemuan disepakati jadwal pertemuan berikutnya yang
dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk
mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan guru yunior.
Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan ajar,
alat peraga atau media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal
yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Supervisor dapat
memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat
kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta
kopian RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan
mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, yang
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
43
selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kontrol pada saat observasi
nantinya.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan
ketegangan guru yunior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka
diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi
guru yunior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah
pada kegiatan on the job learning dan tidak ada hubungannya dengan
penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu
guru yunior memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajarannya.
b. Observasi
Pada tahap ini supervisor melakukan observasi langsung ke kelas
III, tempat guru yunior melangsungkan proses belajar mengajar
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap pertemuan 2 35
menit). Supervisor melakukan pengamatan langsung pelaksanaan
pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar. Aktivitas guru dan siswa dicatat pada catatan
kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas yang telah
dipersiapkan. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi
sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran.
Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut
supervisor mendokumentasikannya dalam bentuk foto ( dokumentasi
terlampir )
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
44
Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun, guru mengajar Tematik kelas III dengan Dengan tema
Kegiatan dan kompetisi dasar sebagai berikut :
I. STANDAR KOMPETENSI
I. PKn1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
II. Bahasa IndonesiaMendengarkan 1. Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang
dilisankan Berbicara2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan
petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/ saran
Membaca3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca
intensif dan membaca dongengMenulis4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
bentuk paragraf dan puisi
III. Matematika1. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam
memecahkan masalahIV. IPA
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
II. KOMPETENSI DASAR
1. PKn : - Mengenal makna Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu
Bahasa
- Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam
kehidupan sehari-hari
2. IPA : - Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana
3. Matematika : - Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,
timbangan, jam)
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya
untuk belajar dan mengucapkan salam yang dibalas oleh guru dengan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
45
salam pula. Dengan menggunakan model pembelajaran langsung,
guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa
untuk belajar. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa
untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang pandai dan sopan.
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru dengan membagi 2 kelompok
besar,untuk mulai melakukan kegiatan eksplorasi Kemudian
mengadakan percobaan IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup, dilakukan secara berdiskusi dengan mengisi lembar kerja yang
sudah disediakan guru serta dengan menggunakan sumber belajar
buku.
Kemudian perwakilan dari setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, sementara kelompok
satunya memberi tanggapan dengan terlebih dulu guru menunjuk pada
nomor dikepalanya untuk yang menanggapi. Guru memberikan tepuk
tangan yang diikuti oleh siswa sebagai pertanda jawaban siswa tadi
adalah benar. Kemudian hasil dari kerja kelompok tadi di pajang di
papan tulis.
Pada bagian penutup, guru langsung memberikan PR serta soal –
soal evaluasi untuk dikerjakan. Beberapa siswa bersamaan berteriak
memberikan simpulan pelajaran, namun terburu – buru guru
menutupnya, sehingga beberapa siswa terlihat kecewa. Berikutnya
guru mempersilakan siswa menutup buku tulisnya karena mereka
harus mengerjakan soal yang telah disediakan. Setelah itu,
pembelajaran hari ini ditutup dengan menyanyikan lagu tepuk tangan,
yang syairnya telah diubah dengan materi kegiatan.
c. Pasca-Observasi
Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran dimulai, supervisor
menghitung nilai kemampuan guru yunior melaksanakan
pembelajaran berdasarkan hasil isian instrumen observasi kelas. Dari
perhitungan tersebut diperoleh nilai: (i) 62,5% untuk kegiatan awal,
(ii) 71,15% untuk kegiatan inti, dan (iii) 75 % untuk kegiatan penutup.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
46
Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada
pertemuan pertama adalah 72,06% (hasil perhitungan pada lampiran).
Nilai 72,06% mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran termasuk ke dalam kategori kemampuan Baik.
Tabel 1: Interval kategori kemampuan guru (KG)
mengelola pembelajaran
Kategori Interval
A: Baik Sekali : 86 % ≤ KG <100 %
B: Baik : 70 % ≤ KG < 85 %
C: Cukup : 55 % ≤ KG < 69 %
D: Kurang : KG < 55 %
Untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru
yunior dan supervisor sepakat bertemu pada jam istirahat pada hari
yang sama. Sebelum membahas hasil pelaksanaan pembelajaran,
terlebih dahulu supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan. Agar lebih
rileks dalam menjawab, jawaban pertanyaan dipersilahkan untuk
langsung menuliskannya pada tempat yang telah disediakan.
Pada tahap refleksi, supervisor memuji pembelajaran yang telah
dilaksanakan guru yunior. Kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran masuk kategori tinggi. Melengkapi pujian sambil
mengomentari sisi-sisi yang dianggap sudah bagus, misalnya guru
sudah berusaha untuk menggunakan model pembelajaran yang
menarik sehingga ada keceriaan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Berikutnya, supervisor mulai menyinggung sisi-sisi yang dianggap
masih kurang atau lemah dan perlu diperbaiki pada pelaksanaan
pembelajaran berikutnya. Misalnya pada saat membuka pelajaran,
menyampaikan tujuan pembelajaran itu sangat penting maka jangan
dilupakan. Sisi lemah lainnya adalah keaktifan siswa yang tidak
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
47
merata, yang salah satu faktornya adalah suara guru yang lemah
lembut, sementara posisi guru belum menguasai kelas. Hanya siswa
tertentu yang selalu aktif sementara lebih banyak siswa yang lainnya
kurang aktif. Hal yang terlupakan juga adalah, guru belum
memanfaatkan papan tulis secara maksimal, padahal dapat digunakan
untuk menulis judul materi maupun menampung pendapat siswa serta
membuat kesimpulan materi. Disarankan pula supaya guru tersebut
memanfaatkan TIK ( Teknologi dan Ilmu Komunikasi ) dalam
pembelajaran.
Supervisor mengangkat pada pembahasan (refleksi) semua
catatan-catatan kejadian pada pelaksanaan pembelajaran. Berikutnya
guru yunior dipersilahkan berkomentar mengenai pelaksanaan
pembelajarannya. Apa kesulitan, kesan yang diperoleh serta pesan
untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Pada akhir refleksi disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang
perlu dipertahankan dan bagian-bagian yang perlu mendapat perhatian
untuk diperbaiki. Selanjutnya disepakati waktu pelaksanaan observasi
yang kedua. Guru yunior kembali mempersiapkan RPP, bahan ajar,
alat peraga dan penilaian yang akan digunakan pada pertemuan kedua.
Supervisor kemudian meminta RPP yang sudah final untuk
digandakan sebagai bahan kontrol pada observasi pertemuan kedua.
1. Siklus II
a. Pra observasi
Pelaksanaan kegiatan pra observasi pada siklus II ini dengan
menilai perangkat pembelajaran RPP yang telah direvisi pada kegiatan
inti berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
b. Observasi
Pada pertemuan kedua, guru yunior melaksanakan pembelajaran
sama dengan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pada
pertemuan pertama. Materi pelajaran yang sajikan adalah Tematik
kelas III dengan Dengan tema Kegiatan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
48
Dan Standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :
I. STANDAR KOMPETENSI
I. PKn1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda
II. Bahasa IndonesiaMendengarkan 1. Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang
dilisankan Berbicara2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk
dengan bercerita dan memberikan tanggapan/ saranMembaca3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif
dan membaca dongengMenulis4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
bentuk paragraf dan puisiIII. Matematika
1. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan masalah
IV. IPA1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-
hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.II. KOMPETENSI DASAR
1. PKn : - Mengenal makna Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa
- Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan
sehari-hari
2. IPA : - Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana
3. Matematika : - Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,
timbangan, jam)
Guru masih menggunakan model pembelajaran langsung. Guru
mengawali pembelajaran dengan terlebih dahulu berdoa kemudian
menyiapkan anak dengan melakukan yel-yel setiap awal masuk kelas
dan menyayikan lagu yang berkaitan dengan tema.
Mengisi daftar kelas, mempersiapkan materi ajar, model dan alat
peraga. Guru menanamkan karakter dengan cerita pengalaman pribadi
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
49
melihat seorang anak sedang menyiksa beberapa ekor capung saat
berangkat sekolah, dengan memutus sayapnya, ekornya, kepalanya,
untuk mainan bersama teman yang lain setelah terlebih dahulu diadu.
Guru memperhatikan ekspresi siswa dan perasaannya terhadap kejadian
yang diceritakan. Guru menggiring siswa kearah penguatan karakter.
Kemudian guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
Setelah menyimak materi penggolongan hewan, siswa diminta
menjelaskan cara penegeloimpokkan hewan yaitu berdasarkan
persamaan ciri misalnya jumlah kaki, cara bergerak, penutup tubuh,
jenis makanannya, dan tempat hidupnya. Dan sebagi penguatan
menyayikan lagu yang memuat materi.
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok, dengan masing-
masing anggota kelompok diberi nomor di kepala dalam diskusi
dilakukan
kuis dengan soal yang disediakan dalam kartu soal oleh guru dan
guru menunjuk setiap anggota sesuai nomor yang tertera. Baik yang
bertanya maupun menjawab pertanyaan tentang ciri-ciri hewan. Hal itu
dilaksanakan sampai kartu soal dan kartu jawaban di baca semua.
Kemudian masing-masing kelompok bergantian yang menjawab soal
dan yang memberi pertanyaan, kelompok yang menjawab betul
mendapat skor dan yang menjawab salah dikurangi skornya. Setelah
selesai siswa memasukan ke dalam tabel ciri-ciri hewan yang telah
dibahas dalam kuis. Dan dipresentasikan melalui wakil kelompok. Hasil
ditempel/dipajang di papan tulis.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan lebih
baik dibanding pertemuan sebelumnya. Guru sudah memperbaiki sisi-
sisi lemahnya dan mempertahankan bagian-bagian yang sudah bagus.
Misalnya, Apersepsi dan pemberian motivasi sudah dilaksanakan
dengan baik. Dan siswa sudah terlibat dalam kegiatan secara aktif
dengan sehingga hati semua peserta didik riang dan materi mudah
terekam pada memori mereka. Model pembelajaran ditambah dengan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
50
melakukan kuis dan nomor di kepala. yakni guru menyiapkan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban dan peserta didik melakukan kuis dalam
kerja kelompok. Kelompok satu ditunjuk menggunakan nomor di
kepala dan yang menjawab kelompok lain juga ditunjuk guru sesuai
nomor yang di kepala. Yang tepat menjawab mendapat skor dan yang
tidak dapat menjawab skornya dikurangi setelah itu masing-masing
kelompok melalui wakil kelompok melakukan presentasi, Hal tersebut
membuat anak menemukan sendiri, mendapatkan pengalaman sendiri,
dan peserta didik luar biasa gembira dan bersemangat. Kemudian
peserta diskusi menempel hasil diskusi di papan tulis. Sehingga papan
tulis sudah dipergunakan dengan baik. Guru lebih menyemangati siswa
dengan memberikan penghargaan terhadap siwa yang menjawab
dengan benar. Begitu juga saat melakukan percobaan antar kelompok.
Pada saat presentasi siswa menempel hasil pada tempat yang
ditentukan.
Akhirnya guru menutup pembelajaran dengan terlebih dahulu
bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran pertemuan kedua dengan
Tanya jawab dan menyanyikan lagu anak-anak dengan menggunakan
kaleng bekas minuman yang dipukul dengan irama yang ditentukan.
Dan menyayikan lagu yang bertema materi. Selanjutnya diikuti dengan
pemberian PR pada soal latihan yang ada pada buku paket siswa. Sisa
waktu yang terakhir digunakan untuk mengerjakan evaluasi formatif.
c. Pasca Observasi
Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran pertemuan kedua
dimulai, supervisor menghitung nilai kemampuan guru yunior
melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil isian instrumen observasi
kelas. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai: (i) 100% untuk
kegiatan awal, (ii) 86,54% untuk kegiatan inti, dan (iii) 100% untuk
kegiatan penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran pada pertemuan kedua adalah 91,18% (hasil perhitungan
pada lampiran). Nilai 91,18 % mengindikasikan kemampuan guru
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
51
melaksanakan pembelajaran termasuk kedalam kategori kemampuan
BAIK SEKALI.
Sama dengan refleksi pada pertemuan pertama, supervisor
memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru yunior. Ada
peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran dengan memperoleh hasil
kategori kemampuan sangat tinggi. Berikutnya dikomentari bagian-
bagian pembelajaran yang berhasil dipertahankan dan diperbaiki,
misalnya apersepsi dan pemberian motivasi dilaksanakan dengan baik.
Guru lebih menyemangati siswa dalam pembelajaran apalagi bagi siswa
yang telah melakukan kebaikan atau menjawab dengan benar.
Perbaikan lain adalah nampak lebih banyak siswa yang aktif dibanding
pertemuan pertama. Usaha ini berhasil setelah guru lebih aktif
mendekati siswa sambil memberikan motivasi belajar siswa dalam
bentuk nyanyian dan permainan materi pembelajaran.
Terakhir disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang perlu
dipertahankan dan bagian-bagian yang masih perlu mendapat perhatian
untuk diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Supervisor berpesan
agar pelaksanaan pembelajaran berikutnya lebih ditingkatkan lagi
walaupun sudah tidak diobservasi oleh supervisor (peserta diklat
cakep), pengawas atau kepala sekolah.
Berikut ini lampiran perangkat pembelajaran yang telah
dipergunakan untuk mengajar, serta data instrumen penilaian guru
selama kegiatan observasi guru yunior. ( pada lampiran )
C. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
52
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Pengembangan silabus pembelajaran dapat dilakukan oleh para guru
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok
Kerja Guru (KKG) dan Dinas Pendidikan.
Pengembangan silabus harus menggunakan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Ilmiah.
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
social, emosional dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan
system penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan system penilaian cukup untuk menunjag pencapaian kompetensi
dasar.
f. Aktual dan konstekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu tehnologi dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
53
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif dan psikomotor)
Langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum dalam standar isi, harus memperhatikan hal-hal
berikut ini :
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi.
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan komepetensi dasar
antarmata pelajaran.
b. Mengidentifikasi materi pokok /pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan :
a) Potensi peserta didik
b) Relevansi dengan karakteristik daerah
c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual peserta didik
d) Kebermanfaatan bagi peserta didik
e) Struktur keilmuan
f) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,
dan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
54
h) Alokasi waktu
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar, Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
peserta didik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsure penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.
d. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobeservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
55
e. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian :
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan
dalam arti semua indicator ditagih kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum,
serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4) Hasil siswa dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagai
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
56
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, obyek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut PP No 19 tahun 2005 pasal 20, perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah
dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1
(satu) kali pertemuan atau lebih.
Langkah-langkah menyusun RPP adalah :
a. Mengisi kolom identitas
b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan.
c. Menentukan SK, KD dan indikator yang akan digunakan (terdapat pada
silabus yang telah disusun).
d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan indikator
yang telah ditentukan dan indikator, lebih rinci dari KD dan indikator,
pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan
pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat
dijabarkan lagi).
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
57
e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran
yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi
pokok/pembelajaran.
f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti dan akhir.
h. Menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan.
i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, tehnik
penskoran dan lain-lain.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan yang dibuat bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Bahan ajar berupa seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan untuk belajar.
Bahan ajar meliputi :
a. bahan cetak seperti : hand out, buku modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, walkchart
b. audio visual : video/film, VCD
c. visual : foto, gambar, model/maket
d. audio : radio, kaset, CD
e. multi media : CD interaktif, computer based, internet
Beberapa bahan ajar yang sering digunakan secara rutin adalah :
a. Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut :
b. Melakukan analisis kurikulum, SK, KD, indicator dan materi
pembelajaran
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
58
c. Menyusun peta kebutuhan LKS
d. Menentukan judul LKS
e. Menulis LKS
f. Menentukan alat penilaian
g. Lembar kegiatan berisi petunjuk langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori
dan atau praktik.
h. Buku teks yaitu sumber informasi yang disusun dengan struktur dan
urutan berdasarkan tingkatan ilmu tertentu. Syarat-syarat buku teks :
i. Menimbulkan minat baca
j. Ditulis dan dirancang untuk siswa
k. Menjelaskan tujuan instruksional
l. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
m. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan
dicapai
n. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
o. Mengakomodasi kesulitan siswa
p. Memberikan rangkuman
q. Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
r. Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
s. Dikemas untuk proses instruksional
t. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
u. Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar
v. Jenis bahan ajar berupa :
1) Lembar informasi
2) Operation sheet
3) Jobsheet
4) Worksheet
5) Hand out
6) Modul
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
59
4. Instrumen Evaluasi
Evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai
kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang
maupun obyek. Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasan
sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dengan berdasarkan batasan-batasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu.
Evaluasi mencakup tehnik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang
guru. Evaluasi bukanlah sekumpulan tehnik semata-mata, tetapi evaluasi
merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan
kegiatan pembelajaran yang baik. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana efisiensi proses pembelajaran yang dilaksanakan
dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan
nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran
dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud adalah proses
membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan
secara kuantitatif, sedangkan penilaian adalah proses pembuatan keputusan
nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
Sasaran evaluasi hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi.
Kompetensi yang dimaksud diartikan sebagai :
1. Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan
tugas.
2. Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
3. Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotor direfleksikan dalam
perilaku yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah pembelajarn
berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
60
Tahapan evaluasi meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan rencana evaluasi
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang
menggambarkan keterkaitan antara kemampuan yang menjadi sasaran
pembelajarn yang harus dikuasai siswa dan maeri sajian yang dipelajari
siswa untuk mencapai kompetensi serta tehnik evaluasi yang akan
digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi oleh
siswa.
c. Penyusunan instrument evaluasi
Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi
deskriptif dan/atau informasi dapat berupa tes maupun non tes. Tes
dapat berupa obyektif atau uraian, sedang non tes dapat berbentuk
lembar pengamatan ataupun kuisioner. Tes obyektif dapat berbentuk:
- Jawaban singkat
- Benar salah
- Menjodohkan
- Pilihan ganda
Tes uraian / tes subyektif dapat berupa tes uraian bebas, terbatas dan
terstruktur.
d. Pengumpulan data atau informasi
e. Analisis dan interpretasi
f. Tindak lanjut
Instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat
untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Bentuk instrument dapat berupa tes dan non tes. Instrumen
bentuk tes mencakup : tes uraian, pilihan ganda, jawaban singkat,
menjodohkan, benar salah, unjuk kerja dan portofolio. Instrumen
bentuk non tes mencakup : wawancara, angket dan pengamatan
(observasi).
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
61
Sebelum instrument digunakan hendaknya dianalisis terlebih
dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis instrument adalah
validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen evaluasi yang baik memiliki cirri-ciri dan harus memenuhi
beberapa kaidah antara lain :
a. Validitas
Sebuah instrument evaluasi dikatakan baik manakal memiliki
validitas yang tinggi. Validitas disini adalah kemampuan insrumen
tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.
b. Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabiltas yang tinggi manakala
instrument tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang
ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat dihitung dengan uji
reliabilitas dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.
c. Obyektifitas
Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh
subyektifitas pribadi dari si evaluator dalam menetapkan hasilnya.
Dalam menekan pengaruh subyektifitas hendaknya evaluasi
dilakukan mengacu kepada pedoman terutama menyangkut masalah
kontinuitas dan komprehensif.
d. Praktikabilitas
Sebuah instrument evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang
tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan
memiliki ciri mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberi kebebasan kepada audiens mengerjakan yang
dianggap mudah terlebih dahulu.
e. Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrument tersebut tidak
membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu
yang lama.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
62
f. Taraf kesukaran
Instrume yang baik terdiri dari butir-butir instrument yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah
tidak mampu merangsang peserta didik mempertinggi usaha
memecahkannya, sebaliknya apabila terlalu sukar membuat peserta
didik putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauannya.
g. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrument adalah kemampuan instrument
tersebut membedakan antara peserta didik yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang tidak pandai
(berkemampuan rendah).
D. KAJIAN HASIL ON THE JOB TRENING
1. Kajian RKJM dan RKAS
a. Pendahuluan
EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal
untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya
dipakai sebagai dasar penyusunan RKS .Proses EDS merupakan siklus
yang dimulai dengan :
1) Pembentukan Tim Pengembang Sekolah
1) Pelatihan Penggunaan instrumen,
2) Pelaksanaan EDS di sekolah.
3) Proses EDS dilaksanakan setiap tahun sekali
Pemanfaatan hasil EDS sebagai dasar penyusunan RKS dan RKAS.
Mekanisme penyusunan RKJM dan RKS antara lain:
1. RKJM/RKS disusun oleh tim penyusun RKJM/RKS.
2. RKJM dan RKS disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah/madrasah dan
disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
63
3. Disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat dan pemangku
kepentingan.
4. Penyusunan RKJM berdasarkan rekomendasi EDS.
Kelengkapan RKJM/RKS sesuai dengan Permendiknas no 19 tahun
2007, RKS meliputi RKJM yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu 4 tahun dan RKT yang dinyatakan dalam
RKAS . RKAS memuat :
1. Kesiswaan
2. Kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3. Pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
4. Sarana dan prasarana
5. Keuangan dan pembiayaan
6. Budaya dan lingkungan sekolah
7. Peran serta masyarakat dan kemitraan
Implementasi RKS adalah Rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengembangan mutu.RKS diimplementasi
dalam pelaksanaan semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
Evaluasi dan pelaporan dilaksanakan dengan memperhatikan
prinsip – prinsip evaluasi : shohih, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan criteria,
akuntabel.
b. Tujuan
1. Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam memahami,
menjabarkan, serta mengembangkan RKJM atau rencana kerja jangka
menengah (4 tahunan) dan rencana jangka pendek (1 tahunan) yang
disebut dengan RKAS yang efektif, akuntabilitas, transparansi dan
efisien;
2. Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengelola mengembangkan RKJM dan RKAS.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
64
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Hasil EDS SDN 3 Sawangan sudah dipakai sebagai dasar
penyusunan RKS, Kepala Sekolah, beserta Dewan Guru/Karyawan dan
Komite sekolah bersama-sama menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) yang disusun berdasarkan visi dan misi sekolah,Sekolah
sudah membentuk tim pengembang sekolah, yang terdiri dari Kepala
Sekolah, wakil unsur guru, wakil komite sekolah, wakil orang tua siswa,
dan pengawas.
Pemanfaatan EDS di gunakan awal tahun pelajaran 2012/2013
sudah dilaksanakan, Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Hasil
EDS untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sekolah sendiri, yang
selanjutnya dipakai dalam upaya memperbaiki kinerja sekolah, hal ini sudah
dilakukan oleh sekolah. Tim Penyusun RKS ada dan melaksanakan sesuai
dengan SK.
Mekanisme penyusunan RKS yang ada disusun, melalui
musyawarah Tim Pengembang Sekolah berdasarkan rekomendasi EDS,
sebagai bukti fisik, risalah rapat. Tim Penyusun RKS ada dan melaksanakan
sesuai dengan SK. RKS yang ada disusun, melalui musyawarah Tim
Pengembang Sekolah berdasarkan rekomendasi EDS, sebagai bukti fisik,
risalah rapat RKS yang telah tersusun, disyahkan berlakunya oleh Unit
Pendidikan Kecamatan , selanjutnya disosialisasikan kepada warga sekolah,
masyarakat, dan pemangku kepentingan, melalui pelaporan dan pemajangan
di tempat yang tersedia agar dapat dibaca oleh semua warga sekolah.
Penyusunan RKS melalui:
1. Tahap Persiapan
Sebelum penyusunan RKS dilakukan Dewan Pendidik (Kepala
Sekolah dan guru) bersama komite sekolah membentuk tim perumus
RKS yang disebut Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah (KKRKS).
2. Penyusunan RKS
Penyusunan RKS, terdiri dari 5 tahap :
a.Identifikasi tantangan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
65
b.Analisis pemecahan tantangan
c.Perumusan program
d.Perumusan rencana anggaran sekolah.
e. Perumusan Rencana Kerja Tahunan sekolah (RKT) dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran sekolah (RKAS).
Tabel 2 : Kajian Isi RKJM/RKS
No Jenis Kajian Hasil KajianKeterangan
1 Prinsip-prinsip RKJM/RKS
1. Indikator-indikator yang dibutuhkan sebagai patokan menilai keberhasilan belum lengkap.
2. Belum responsif terhadap bencana, dan belum menunjukkan daya tanggap terhadap kemungkinan terjadinya bencana
2 Alur Proses Penyusunan RKJM/RKS
1. Belum membentuk Tim Pengembang Sekolah, sehingga Pembuatan RKJM/RKS masih dominan hasil karya Kepala Sekolah, bukan hasil Tim Pengembang Sekolah
3 Pengesahan dan Sosialisasi RKJM/RKS
1. RKJM/RKS yang di buat belum ada persetujuan dari dyang berwewenang
2. RKJM/RKS yang dibuat belum disyahkan dari pihak yang berwewenang hanya ada tanda tangan Kepala Sekolah
3. RKJM/RKS yang dibuat belum disosialisasikan
4 Muatan RKJM/RKS
1. Belum memuat tentang Budaya dan lingkungan sekolah, sehingga perlu ditambahkan
d. Rencana Tindak Lanjut
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut dalam rangka memperbaiki dan
melengkapi RKJM/RKS yang telah disusun, sehingga nantinya akan
menjadi lengkap dan sempurna. RKJM/RKS yang lengkap dan dapat
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
66
mengakomodir semua hal yang ada di sekolah, betul-betul akan dapat
membawa sekolah tersebut kearah yang kita kehendaki baik secara mutu
maupun aut put yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil kajian RKJM/RKS di atas maka dapat kami susun
Rencana Tindak Lanjut ( RTL ) sebagai berikut :
Tabel 3 : Rencana Tindak Lanjut Kajian RKJM/RKS
No Kegiatan Langkah- langkahHasil yang diharapkan
WaktuKriteria Hasil
Ket
1 Pembentukan Tim Perumus RKS/KKRKS
1. Musyawarah pembentukan tim Perumus RKS
2. Mengadakan pembahasan bersama dengan stakeholder
3. Penyamaan persepsi tentang RKS
i. Terbentuk nya Tim
Perumus RKSii. Stakhplder
paham tentang RKS
Bulan November (I) 2013
90% guru memahami RKS
2 Penyusunan RKS
1. Menganalisa dan mengkaji kelemahan serta kelebihan sekolah
2. Mengidentifikasi kelemahan yang ada.
3. Meyusun program yang tepat untuk mengatasi kelemahan tersebut
4. Menyusun anggaran yang yang sesuai dan efisien
1. teridentifika si segala
kelemahan sekolah
2. tersusunnya program yang tepat
3. tersedianya anggaran sesuai dengan program
Bulan November (II) 2013
Memiliki RKJM/ RKS hasil revisi yang sesuai, sesuai dengan hasil kajian
3 Pelaksanaan RKJM/ RKS
1. Melaksanakan RKJM/RKS yang telah disusun
1. RKJM/RKS dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
Bulan November (II) 2013
Adanya peningkatan baik segi kualitas maupun kwantitas
4 Mengevaluasi RKJM/ RKS
1. Mengkaji dan merevisi RKJM/RKS tiap taun sesuai dengan kenyataan
1. Tersusunnya RKJM/RKS yang sesuai dengan kenyataan setiap taunnya
Bulan November (III) 2013
RKJM/ RKS setiap tahun tersusun
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
67
SD Negeri 3 Sawangan telah memiliki dokumen RKS yang meliputi
RKJM dan RKT . RKJM yang disusun oleh tim pengembang sekolah secara
bermusyawarah telah menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu 4 tahunan. Penyusunan RKAS sudah sesuai dengan kondis
ideal.
Implementasi RKS sudah sesuai dengan kegiatan sekolah.
Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan RKS perlu
mendapat persetujuan melalui rapat dewan guru dan komite sekolah.
Evaluasi dan Pelaporan sudah dilaksanakan secara rutin kepada pihak
terkait, yaitu UPT Dindikpora Kecamatan Punggelan.
e. Saran
Upaya kinerja sekolah sebagai usaha untuk meningkankan kualitas
pendidikan hendaknya dibarengi dengan usaha-usaha natara lain :
1. Terus memberikan motivasi, dukungan pada guru untuk selalu berkarya
yang terbaik, upaya untuk meyakinan akan prinsip-prinsiphidup guru
dalam kesehariannya;
2. Memfasilitasi guru dalam melaksanakan proses pembelajarannya,
sehingga guru merasanyaman dan berkonsentrasi dalam mengembangkan
proses pembelajarannya;
3. Berupaya memenuhi kebutuhan atau media dan bahan pembelajaran
sebagai stimulasi bagi guru agar selalu meningkatkan proses
pembelajarannya;
4. Mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan atau sejenisnya yang
orientasinya pada perbaikan kualitas pembelajaran;
5. Selalum emberikan respon yang positif pada guru dalam pengembangan
pembelajarannya.
c. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang
dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. KJM/RKS merupakan hal penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah
yang diharapkan;
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
68
2. Dalam penyusunan RKJM/RKS harus teliti dalam menganalisi
kelemahan kelemahan yang ada dan secara bersama-sama melibatkan
stakholde yang ada;
3. Tim Perumus RKJM/RKS bertanggungjawab secara penuh dalam
penyusunan RKJM/RKS;
4. Pelaksanaan RKJM /RKS dilakukan secara tepat sehingga hasil yang
diharapkan sesuai dengan tujuan sekolah.
2. Kajian Pengelolaan Kurikulum
a. Pendahuluan
Proses penyusunan kurikulum dokumen I antara lain : Kurikulum
sekolah disusun oleh tim pengembang kurikulum (TPK) sekolah. Disetujui
dalam rapat dewan guru.Diketahui oleh Komite sekolah.Disahkan
pemberlakuannya oleh Kepala Dinas pendidikan Kabupaten.
Kelengkapan dokumen/ Sistematika Dokumen 1 antara lain:
BAB I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan Pengembangan KTSP
- Prinsip Pengembangan KTSP
BAB II Tujuan
- Tujuan Pendidikan disesuaikan jenjang satuan pendidikan
- Visi misi sekolah
- Tujuan sekolah
BAB III Struktur dan muatan KTSP
- Mata Pelajaran
- Muatan Lokal
- Kegiatan Pengembangan diri
- Pengaturan Beban Belajar
- Ketuntasan Belajar
- Kenaikan kelas dan Lulusan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
69
- Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal dan Global
BAB IV Kalender Pendidikan
Proses penyusunan Silabus dan RPP antara lain : Silabus
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan
penyusunan KTSP. Pengembangan silabus dilakukan oleh guru secara
mandiri atau berkelompok ( KKG ).Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi Dinas kabupaten.RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Kelengkapan RPP antara lain : Komponen RPP: identitas
matapelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembejaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.Identitas memuat nama satuan pendidikan, kelas, semester, program,
mata pelajaran, jumlah pertemuan.Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi.Indikator sesua dengan
indikator pada silabus.Tujuan pembelajaran Menggambarkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai.Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan
kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran.Kegiatan
pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian.Penentuan
sumber belajar didasarkan pada SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi.
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian kurikulum adalah:
1. Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam memahami,
menjabarkan, serta mengembangkan kurikulum;
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
70
2. Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga proses pendidikan berjalan
optimal.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Proses penyusunan dokumen I antara lain : Ada tim pengembang
kurikulum ( TPK ) sekolah.Tidak diajukan dalam rapat dinas dewan
guru.Komite sekolah ikut menandatangani Dokumen I dan II. Pengesahan
dilakukan oleh UPK setelah menerima pendelegasian dari dinas kabupaten.
Kelengkapan dokumen I antara lain : Struktur dan muatan kurikulum
komponen KTSP sudah berpedoman pada standar isi.Kriteria kelulusan
perlu disesuaikan dengan PP/2005 psl 72 ayat 1. Belum memuat pendidikan
kecakapan hidup. Belum memuat pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.Pada BAB III belum mencantumkan strategi pelaksanaan muatan
lokal.Belum menyusun dan menetapkan peraturan akademik seperti
persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas
dari guru, dan ketentuan menggunakan fasilitas belajar, penggunaan buku
pelajaran, referensi dan buku perpustakaan serta ketentuan mengenai
layanan konsultasi kepada guru mapel, wali kelas dan konselor.Kaldik
belum dilengkapi dengan jadwal pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
Proses penyusunan kurikulum antara lain : Silabus sudah
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan
penyusunan KTSP, namun teknisnya dilaksanakan secara bersama dalam
KKG, di bawah bimbingan pengawas unit pendidikan kecamatan. RPP
disusun bersama di KKG, dengan memperhatikan komponen –komponen
pembuatan RPP dan dilakukan sesuai pembagian tugas masing-masing
mapel untuk setiap guru.
Kelengkapan RPP antara lain : Komponen RPP yang memuat identitas
mapel, rumusan SK, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran,materi ajar,
alokasi waktu, metode, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil dan sumber
belajar sudah mengacu pada kondisi ideal yang berlaku.Perumusan tujuan
pembelajaran yang terkadang masih belum memperhatikan unsure A,B,C,D
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
71
( audion, behavior,condition, degree ).Pada kegiatan inti sudah meliputi
kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Penilaian hasil belajar pada
setiap RPP sudah mengacu kepada standar penilaian, namun untuk
pemanfaatan sumber belajar masih belum maksimal.
Terkait dengan kajian dokumen 1 dan 2 pada pengembangan kurikulum di
SD Negeri 3 Sawangan, dapat dijabarkan dalam tabel hasil kajian berikut
ini:
Tabel 4 : Kajian Kurikulum
No Jenis Kajian Hasil Kajian Keterangan1 Dokumen 1 -KTSP mulai disusun tahun 2008,
sampai dengan saat ini baru mengalami sekali revisi, yaitu pada tahun 2011.
-Mulai tahun 2008-sekarang belum banyak mengalami perubahan kondisi fisik maupun program pencapian tujuan, sehingga
Semua dokumen 2 ini disahkan dan ditanda tangani oleh kepala sekolah
2 Dokumen 2 :a.Silabus -Setiap guru membuat silabus,
kemudian disertai program tahunan, program semester, kaldik (kalender pendidikan) dan KKM.
-Penyusunan silabus ini dilakukan secara mandiri baik dibantu rekan sekolah atau rekan dalam KKG.
b. RPP -Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap mata pelajaran disusun dengan baik oleh guru yang ada.
-Penyusunan RPP ini juga ada yang melibatkan rekan sekerja, juga ada yang hasil pengembangan dari KKG
-Dalam kajian RPP masih banyak dijumpai menggunakan model konvensional, selain itu juga belum memasukkan pengembangan karakter individu.
-RPP yang mengandung pengembangan karakter baru dibuat mulai tahu pelajaran 2011/2012.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
72
d. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di sekolah terkait dengan
pengembangan kurikulum maka dibuat Rencana Tindak Lanjut ( RTL )
dalam hal pengembangan kurikulum sebagai berikut :
Tabel 5 : Rencana Tindak Lanjut Kajian Kurikulum
No
Kegiatan Langkah- langkahHasil yang diharapkan
WaktuKriteria Hasil
Ket
1 Pemahaman/ sosialisasi kurikulum KTSP/yang berlaku/digunakan pada pelaksana di lapangan (guru)
4. Mengadakan pembahasan bersama (diskusi) tentang kurikulum yang berlaku
5. Mengikuti workshop/ seminar/ ceramah tentang pengembangan kurikulum
Guru memahami pengembangan kurikulum
Bulan November 2013
80% guru memahami kurikulum
2 Membentuk tim pengembang kurikulum
1. Menyempurnakan dan melengkapi kurikulum yang sudah ada
Terwujudnya kurikulum yang sudah lengkap
Bulan November 2013
Memiliki kurikulum hasil pengembangan atau revisi
3 Melaksanakan kurikulum dalam penjabaran tugas dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
1. Melakukan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pengembangan kurikulum yang ada
Guru membuat Silabus, kaldik, prota, promes, dan RPP
Bulan November 2013
100% guru membuat administrasi pembelajaran yang memuat silabus, prota, promes, dan RPP yang lebih baik.
4 Melakukan evaluasi masa pelaksaanaan kurikulum pada kurun waktu tertentu
1.Bersama tim pengembang kurikulum mengadakan evaluasi keterlaksanaan kurikulum di tingkat sekolahan
2.Menginventarisir masukan-masukan
Ada evaluasi menyeluruh tentang implementasi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah
November 2013
Terciptanya revisi kurikulum yang baru
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
73
terkait dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di sekolah
3.Mengadakan perbaikan/revisi dengan memprioritaskan kemajuan pelaksanaan pendidikan
e. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang dikemukakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengembangan kurikulum merupakan hal yang penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di tingkat mikro (sekolah);
2. Dalam pengembangan kurikulum tersebut, setiap sekolah mengacu pada
aturan pengembangan yang ada serta menyesuaikan dengan potensi yang
dimiliki sekolah mengingat ini merupakan salah satu penerapan dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
3. Dalam melakukan pengembangan tersebut, sekolah membentuk tim
pengembang yang merupakan pilihan dari unsur-unsur di sekolah yang
berkompeten;
4. Untuk meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum perlu dilakukan
evaluasi secara kontinu dan perbaikan-perbaikan secara khusus.
3. Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenagan Kependidikan
a. Pendahuluan
Perencanaan Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003,
khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5), Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.Pendidik adalah tenaga pendidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
74
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.Permendikns nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban
kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24 jam
tatap muka.
Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan Harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum D-IV atau S-1 dalam bidang
pendidikan.
Perekrutan tenaga kependidikan dengan mengatur komposisi tenaga
kependidikan secara seimbang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas
kependidikan melalui penyeleksian yang dilakukan. Penempatan
disesuaikan dengan kebutuhan, baik jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas.Pendidik harus memiliki kompetensi professional,
pedagogik, kepribadian dan sosial.Tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi data
pegawai, file pribadi pegawai dan pembagian tugas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan ini
direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan
mengacu pada standar pendidik dan tenaga kependidikan.Pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha mendayagunakan,
memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan
jenjang kependidikan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
75
Tata tertib ditetapkan oleh sekolah melalui rapat dewan
pendidik.Kode etik sekolah mengatur guru dan tenaga kependidikan,
memasukkan larangan bagi guru bagi pendidik dan tenaga kependidikan
secara perorangan maupun kolektif.
Pelaporan pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan oleh satuan
pendidikan.Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaiansekurang-
kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah danorang tua/wali peserta didik.Tenaga kependidikan
melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-
kurangnyasetiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah. kepala sekolah/madrasah, secara terus menerus
melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian kegiatan pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan adalah:
1) Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam memahami,
menjabarkan, serta mengembangkan manajemen pendidikdan tenaga
kependidikan sekolah yang efektif dan efisien;
2) Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengelolap endidikdan tenaga kependidikan.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Program kegiatan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di SD
Negeri 3 Sawangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 : Keadaan Pendidik dan Tenaga Pendidikkan
No Nama Tenaga Pendidik
Gol/Pangkat GT/WBPend. Mengajar Jam
Terakhir kelasPmbelajaran
1 Khalimi, S.Pd,I Pembina/Iva GT S1 PKn IV-VI 6
2 Ma'ruf, S.Pd.I Pembina/Iva GT S1 II 24
3 Umi Sohiroh, AMa Pembina/Iva GT D2 PAI, I-VI 18
4 Sulastri, A.Ma.Pd Pembina/Iva GT S1 I 24
5 Rustini, Ama.Pd Pembina/Iva GT S1 IV 24
6 Puji Kurniatun, S.Pd Pembina/Iva GT S1 VI 24
7 Munasir, S.Pd - WB S1 III 24
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
76
8 Nurhaidah, S.Pd - WB S1 I II-III 12
9 Aris Widiyanto, S.Pd - WB S1 IV-V 16
10 Sarif Sujono - WB SMA V-VI 18
11 Sartono, A.Ma.Pd - WB D2 Penjas IV-VI 12
12 Purwanti, A.Ma.Pd - WB D2 Penjas I-III 6
13 Pondeh Subekti - Penjaga SMA Penjaga -
14 Karlina Budiati - Perpus D1 Perpustakaan -
Keterangan : GT : Guru Tetap WB : Wiyata Bakti
d. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di sekolah magang terkait
dengan pengembangan kegiatan pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan maka dibuat Rencana Tindak Lanjut sebagai berikut :
Tabel 7 : Program Kegiatan Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Komponen Kegiatan Hasil dan Deskripsi Hasil
1 Identifikasi pendidik
dan tenaga
kependidikan
Memiliki jumlah guru yang sudah
memadai, baik secara kuantitas maupun
kualitas dalam standar kualifikasi
pendidikannya walaupun masih banyak
guru yang statusnya wiyata bakti, begitu
juga untuk tenaga kependidikannya semua
wiyata bakti baik tenaga perpustakaan dan
penjaga sekolah.
2 Perbandingan dengan
standar yang berlaku
Sedikit kekurangan yang dimiliki, yaitu ada
guru mapel PAI masih kurang jam sehingga
mengampu di sekolah lain
3 Identifikasi kendala dan
permasalahan yang ada
Segala pengaturan pemenuhan kebutuhan
pegawai sudah diatur oleh pejabat yang
berwenang, sekolah hanya melakukan
penempatan tupoksi sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki individu
4 Simpulan
(rekomendasi)
Dilihat dari stausnya maka perlu di tambah
guru kelas yang berstatus PNS sehingga
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
77
guru wiyata bakti dapat diberi tugas lain
5 Refleksi Sebagai kepala sekolah (pemimpin)
memerlukan kemampuan dalam
menempatkan seseorang sesuai dengan
bidang kerja atau tanggungjawabnya dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pelayannegara.
d. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa pada SD magang dengan pengembangan kegiatan pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan maka dibuat Rencana Tindak Lanjut
( RTL) yang berupa berikut :
Tabel 8 : Rencana Tindak Lanjut Pendidik dan Tenaga Pendidik
No
Kegiatan Langkah- langkah Hasil yang diharapkan
Waktu Kriteria Hasil
Ket
1 Memahami standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
1. Mengadakan pembahasan bersama /diskusi tentang pendidik dan tenaga kependidikan
2. Memperbanyak referensi tentang pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
Paham pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan
Minggu 2 Juni 2013
80% guru dan karyawan memahami pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
e. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang dikemukakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu
kegiatan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan.
b) Dalam rancangan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
tersebut, setiap sekolah mengacu pada pedoman peraturan perundangan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
78
yang berlaku, dalam hal ini adalah permendiknas nomor 24-28 Tahun
2008, dan nomor 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru
4. Kajian Pengelolaan Sarana dan Prasarana
a. Pendahuluan
Perencanaan sarana prasarana melibatkan beberapa unsur / pihak terkait
meliputi : Kepala Sekolah,Guru, Bendahara, dan Komite Sekolah.
Perencanaan pengadaan sarpras berdasarkan hasil EDS agar dapat
memenuhi SPM dan SNP.Sekolah memiliki sarana dan prasarana
pendidikan yang sesuai Permendiknas Nomor 24 tahun 2007:
1) Lahan
1. Kepemilikan sah dengan bukti
2. Memenuhi kondisi keamanan
2)Bangunan
1. Memenuhi ketentuan rasio luas lantai terhadap siswa
2. Memenuhi unsur-unsur keselamatan, unsur kesehatan, unsur
kenyamanan, dan daya listrik.
3) Ruang
Sekolah dasar sekurang-kurangnya memiliki prasarana terdiri
dari : ruang kelas,ruang perpustakaan,laboratorium IPA,ruang pimpinan,
ruangguru, ruang beribadah, ruang KS, jamban, gudang, ruang sirkulasi,
tempat bermain.
4)Perabot
a) Perabot Pendidikan :Meja dan kursi siswa di ruang kelas,Meja dan
kursi guru di ruang kelas,Meja dan kursi di ruang
Laboratorium,Lemari, meja dan kursi di ruang perpustakaan.
b) Perabot administrasi : Lemari, meja dan kursi di Ruang kepala
sekolah, Ruang tata usaha, Ruang guru.
c) Perabot Penunjang : Lemari, meja dan kursi di Ruang UKS, Ruang
OSIS, Ruang koperasi.
5)Alat dan Media Pembelajaran
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
79
a) Setiap mata pelajaran memiliki alat peraga,
b) Laboratorium memiliki alat-alat praktek,
c) Guru memiliki buku pegangan,
d) Setiap siswa memiliki buku pegangan/paket untuk semua mata
pelajaran,
e) Guru memiliki buku pelengkap,
f) Memiliki buku bacaan fiksi dan non fiksi.
Prosedur pengadaan sarpras adalah : Menganalisis kebutuhan dan
fungsi sarpras,Mengklasifikasikan sarpras yang dibutuhkan,Membuat
proposal pengadaan sarpras yang ditujukan kepada pemerintah, Ditinjau
dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang
dituju,Pengiriman sarpras ke sekolah setelah ditinjau dan disetujui.
Cara-cara pengadaan sarpras melalui :
Pembelian,Pembuatan sendiri,Penerimaan,hibah, bantuan-bantuan,
Penyewaan,Pinjaman,Pendaur ulangan,Penukaran.
Perawatan berkala antara lain : Perbaikan/pengecatan kusen-kusen,
pintu, tembok, dan komponen bangunan lainnya yang sudah terlihat
kusam,Perbaikan mebeler,Perbaikan genteng rusak/pecah yang
menyebabkan kebocoran,Pelapisan plesteran pada tembok yang retak
atau terkelupas.
6) Perawatan darurat
(a) Perbaikan kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan
berbahaya bila tidak diantisipasi secepatnya.
(b)Perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepat selesai supaya
kerusakan tidak bertambah parah dan atau supaya PBM tidak
terganggu.Perbaikan dilaksanakan secara swakelola.
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian pengelolaan sarana dan
prasarana ini adalah:
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
80
1) Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam mengelola
sarana dan prasarana;
2) Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengelola sarana dan prasarana sekolah menjadi lebih optimal.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Perencanaan sarpras, sudah melibatkan Kepala Sekolah, guru,
bendahara, dan komite sekolah, tujuannya adalah agar pihak-pihak tersebut
dapat memberikan masukan sesuai dengan bidang ahlinya.Perencanaan
pengadaan sarpras sudah berdasarkan hasil EDS. agar dapat memenuhi SPM
dan SNP.Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai
Permendiknas Nomor 24 tahun 2007:
Lahan/ Tanah yang digunakan untuk lokasi SD bersetatus hak pakai,
karena tanah milik pemerintah desa, serta ada bukti yang sah berupa SK
Kepala Desa Sawangan No. 141/016/ II/ 2003 tgl 21 Maret 2007.
Keamanan kondisi sekolah terjamin, baik fisik maupun lingkungan. Luas
tanah keseluruhan 1210 m² Luas bangunan 374 m², luas kebun/halaman 836
m². SD Negeri 3 Sawangan baru memiliki prasarana yang terdiri dari :
1) 6 ruang kelas
2) 1 ruang kepala sekolah dan guru
3) 4 ruang WC ( 3 untuk siswa, 1 untuk guru )
4) 1 ruang gudang
5) Tempat bermain
6) Ruang garasi motor
7) Meja kursi siswa belum mencukupi sebagian besar rusak
8) Alat Peraga Met KIP
9) Alat Peraga IPA
10) Guru memiliki buku pegangan
11) Buku pegangan siswa belum mencukupi
12) Buku pelengkap guru belum mencukupi
13) Buku bacaan fiksi dan non fiksi jumlahnya terbatas
14) Seperangkat hadroh sudah rusak sebagian
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
81
15) 2 buah leptop
Pengadaan sarana prasarana semua dianggarkan pada dana BOS
yang disusun bersama dewan guru, KS, dan Komite serta unsur masyarakat
lalu dituangkan dalam RAB atau RKAS. Pengadaan sarana prasarana yang
ada di SD Negeri 3 Sawangan dilakukan dengan cara :
1) Pembelian (paling dominan) komputer dari BOS
2) Pembuatan sendiri(beberapa alat peraga)
3) Penerimaan Komputer dari siswa pindahan dan komite sekolah
SD membentuk tim untuk menangani perawatan barang
1)Ada buku induk barang inventaris
2)Ada buku gol barang inventaris
3)Ada buku catatan non inventaris
4)Ada laporan semester mutasi barang inventaris
5)Buat daftar isian inventaris
6)Buat daftar rekaputulasi barang
7)Melakukan klasifikasi dan pengkodean barang
8)Sudah melakukan pemberian tanda barang inventaris secara rutin pada
setiap barang
Kelengkapan dokumen sudah sesuai dengan kondisi ideal, dan
sudah dilakukan secara rutin Sarana pendidikan yang ada di sekolah seperti
buku pelajaran dan perpustakaan sudah diberdayakan. aktivitas siswa
memanfaatkan pinjaman buku perpustakaan sangat antusias namun buku
bacaan fiksi maupun non fiksi masih sangat kurang.
Program kegiatan Jum’at bersih sudah dibuat untuk melaksanakan
perawatan rutin yang dilakukan oleh para siswa dipandu oleh
guru.Perawatan preventif belum dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal.
Program kegiatan jumat bersih sudah dibuat untuk melaksanakan perawatan
rutin yang dilakukan oleh para siswa dipandu oleh guru. Perawatan
preventif belum dilaksanakan sesuai dengan kondisi ideal.Petugas pengelola
barang di sekolah sudah melakukan pelaporan secara rutin sesuai dengan
prosedur pelaporan yang berlaku ke dinas / pihak terkait.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
82
d. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di dua sekolah terkait dengan
pengelolaan sarana dan prasarana yang dituangkan dalam
permendiknasnomor 19 tahun 2007 tentang pengelolaan pendidikan adalah
bahwa program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal :
1) Merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan;
2) Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
3) Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/madrasah;
4) Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat;
5) Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan
kesehatan dan keamanan lingkungan.
Dengan dasar analisa diatas, dibuat Rencana Tindak Lanjut( RTL ) dalam
hal pengelolaan sarana dan prasarana sebagai berikut
Tabel 9 : Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Sarana dan
Prasarana
No Kegiatan Langkah- langkah Hasil yang diharapkan
Waktu KriteriaHasil Ket
1 Perencanaan pengadaansarana dan prasarana
6. Mengetahui arah/tujuan/visi/misi sekolah;
7. Mengadakan musyawarah antara semua bidang terkait rencana pengadaan sarpras
8. Menyesuaikan alokasi anggaran dengan rencana pengadaan sarpras tersebut
Kebutuhan sarpras terdata secara lengkap
Mingguke-1 Oktobe 2013
100% perencanaan lengkap
2 Evaluasi dan pemeliharaan sarpras
2. Membuat prosedur pemanfaatan sarpras beserta prosedur pemeliharaan
3. Melakukan analisis evaluasi terhadap keberadaan sarpras
4. Menerima masukan terkait fungsi atau pemanfaatan sarpras tersebut
Terbentuk teknis pemeliharaansarpras dan evaluasinya
Minggu ke-2 Okto 2013
95% memiliki teknis pemeliharaansarpras dan evaluasi
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
83
3 Pemenuh an fasilitas pembelajaran
2. Menginventaris kebutuhan fasilitas pembelajaran setiap kelas
3. Melengkapi, memenuhi, serta mengontrol keberadaan fasilitas pembelajaran pada tiap kelas dengan membentuk system kerja yang baik
Setiap kelas memiliki standar minimum fasilitas pembelajaran
Mingguke-3-4 Okto 2013
100% sesuai standar minimum pemenuhan sarpras setiap kelasnya
4 Skala prioritas sesuai tujuan pendidikandan kurikulum
5. Memahami kebutuhan sarpras yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum
6. Memenuhi kebutuhan minimal (standar minimal) sarpras yang harus dimiliki pada institusi pendidikan
Sama dengan perencanaan, biasannya sudah tercakup pada RAPBS
Mingguke-4 Okto 2013
100% memiliki skala prioritas dalam pengadaan sarpras
5 Tindak lanjut pemeliharaan secara menyelu ruh terkait kesehatandan keamanan lingkungan
1. Membentuk prosedur/system pemeliharaan yang bik, dengan melibatkan segenap unsur di sekolah dengan memperhatikan factor kesehatan dan keamanan lingkungan
Memiliki teknis pemeliharaansarpras secara menyeluruh
Mingguke-1 Nov 2013
100% memiliki system pemeliharaansarpras secara menyeluruh
e. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang
dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, baik pada tingkat mikro maupun
makro;
2) Dalam pengelolaan sarana dan prasarana tersebut, setiap sekolah
mengacu pada standar pengelolaan sarana dan prasarana;
3) Kemampuan setiap sekolah berbeda dalam memenuhi kebutuhan
sarana dan prasaranya, mengingat kondisi materi yang berbeda;
4) Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana, maka
sekolah hendaknya berupaya memenuhi standar-standar dalam
permendiknas nomor 24 tahun 2007 tersebut.
5. Kajian Pengelolaan Peserta Didik
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
84
a. Pendahuluan
Penerimaan peserta didik Jumlah ruang = jumlah rombel.Satu
Rombel adalah 28 peserta didik.( Permendiknas 24 th 2007 ). Jumlah pesdik
dalam setiap rombel SD/MI tidak melebihi 32 orang ( Permendiknas No 15
th 2010 pasal 2 ayat 2 ttg SPM ). Persyaratan calon siswa kelas I telah
berusia minimal 6 tahun, jika kurang dari 6 tahun dapat diterima atas dasar
rekomendasi tertulis dari pihak berkompeten.Seleksi calon siswa baru
berdasarkan usia, namun jika daya tampung tidak mencukupi maka dapat
menggunakan kriteria lain yang ditentukan oleh sekolah dengan
pertimbangan komite.Prosedur penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB),
yaitu :
1) Penyusunan rencana PPDB
2) Pembentukan panitia PPDB
3) Rapat kerja dan pembagian tugas
4) Proses pendaftaran
5) Proses seleksi
6) Proses penentuan calon terpilih
7) Proses daftar ulang
Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah dilakukan:
1)secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam
aturan sekolah/madrasah;
2)tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis, status
sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI penerima subsidi dari
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
3)sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
4)Orientasi peserta didik Orientasi = perkenalan, meliputi fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah. Penerimaan peserta didik dikumpulkan di
gedung/tempat yang dapat menampung mereka secara keseluruhan, di
depan mereka duduk kepala sekolah, guru, dan karyawan untuk
diperkenalkan, kepala sekolah memberikan sambutan penerimaan yang
berisi ; sejarah singkat sekolah, prestasi yang diraih, penghargaan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
85
kepada peserta didik, dll. Pekan orientasi peserta didik untuk
memperkenalkan lingkungan sekolah secara rinci, misalnya tata tertib,
perpustakaan sekolah , cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah ,
dll. Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan
lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru. Administrasi
peserta didik meliputi : Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta
didik, Mengatur evaluasi peserta didik,Mengatur kenaikan kelas, mutasi
dan drop out.
Proses kenaikan dan kelulusan semua peserta didik mempunyai
hak yang sama untuk naik tingkat tertentu. Beberapa pertimbangan
kenaikan tingkat, meliputi :
a)Prestasi yang dicapai pada tingkat sebelumnya, memungkinkan kepada
yang bersangkutan untuk dapat belajar dengan baik pada tingkat
atasnya
b)Waktu kenaikan tingkat, meskipun mungkin peserta didik mempunyai
kemampuan untuk dinaikkan, jika masa kenaikan tingkat belum
dating, yang bersangkutan tidak mungkin dinaikkan sendiri
c)Persyaratan administratif sekolah seperti kecukupan hadir peserta didik
dalam pelajaran yang dilaksanakan sekolah.
Cara menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1)menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2)memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia;
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
3)lulus ujian sekolah/madrasah.
4)lulus UN.
Mengatur organisasi peserta didik yang meliputi OSIS. Melakukan
pelacakan terhadap alumni. Sekolah/Madrasah: memberikan layanan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
86
konseling kepada peserta didik. Konselor melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik.
Peraturan akademik antara lain berisi : ketentuan mengenai layanan
konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor. Sekolah
melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta
didik.Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler
disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta
didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.Pengembangan
yang bersifat ekstrakurikuler dilakukan dengan melaksanakan
pembelajaran di luar jam tatap muka pada jadwal pelajaran terprogram.
Waktu pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan antara guru dan siswa,
baru kemudian dibuat jadwal pertemuannya dan biasanya dilakukan pada
sore hari.
Evaluasi dan pelaporan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
– prinsip evaluasi : shohih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh
dan berkesinambungan, sistematis, beracuan criteria, akuntabel.
1)Melakukan pembinaan prestasi unggulan.
2)Melakukan Pembinaan dan pengembangan peserta didik berupa:
a) Pengembangan bakat, minat, kreatifitas, dan kemampuan
b) Penyiapan perangkat pemantau bakat, minat, kreatifitas, dan
kemampuan peserta didik
c) Menyelenggarakan penuangan wahana kreatifitas
d) Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreatifitas siswa
e) Melaksanakan pemantauan kemampuan siswa
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian pengelolaan peserta didik ini
adalah:
1) Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam
mengembangkan bakat dan minat siswa;
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
87
2) Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengembangkan bakat dan minat siswa menjadi lebih optimal.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Jumlah siswa kelas I tahun ini ada 12 siswa baru , saat penerimaan
peserta didik. SDN 3 Sawangan sudah melaksanakan langkah-langkah
PPDB tersebut sesuai juklis. PPDB sudah dilaksanakan secara objektif,
transparan,akuntabel sesuai aturan, dan tanpa diskriminasi. Kegiatan
orientasi sekolah hanya dilaksanakan 3 hari, baik untuk peserta didik baru di
kelas I, maupun kelas II s.d VI
Kegiatan di laksanakan dengan akrab, tumbuhkan rasa kekeluargaan,
dan tanpa kekerasan.Administrasi peserta didik sudah rutin dikerjakan, dan
sudah memenuhi kondisi ideal. Proses kenaikan dan kelulusan peserta didik
sudah mengacu pada kondisi ideal. Belum semua kelas memasang peraturan
/ kode etik, yang ada baru dipasang secara umum di luar kelas agar dapat
terbaca oleh semua peserta didik.Peserta didik, menerapkan keteladanan dari
para pendidik, misalnya melakukan kebiasaan memberi salam/ bersalaman
dengan guru.Penyusunan kode etik di SD hanya dilakukan oleh Kepala
Sekolah beserta dewan guru, belum melibatkan peserta didik. OSIS di SD
belum ada.organisasi siswa yang ada di SD adalah Pramuka, Dokter Kecil,
dan UKS. Pelacakan alumni belum dilakukan.
SD sudah melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik, namun dilaksanakan oleh tiap guru kelas, karena tidak ada
tenaga konselor khusus
Sekolah telah melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler.Sedangkan
fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler belum semua mengacu pada
strandar Sarpras.Jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kegiatan
ekstrakurikuler adalah di luar jam tatap muka, dan pelaksanaannya
berdasarkan kesepakatan antara guru dan siswa. Sudah melaksanakan
evaluasi dan pelaporan terkait pengelolaan peserta didik secara rutin dan
memperhatikan prinsip yang ada. Sekolah belum memiliki program
unggulan, maka prestasi unggulan yang diperoleh pun belum ada.Sekolah
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
88
telah melakukan pembinaan dan pengembangan bakat , minat, kreatifitas,
dan kemampuan, melalui kegiatan ekstrakurikuler, namun belum dapat
mewadahi semua yang dimilki siswa serta belum memiliki perangkat
pemantau bakat minat kreatifitas siswa.
Gambar 3. Foto Kegiatan Ekstra Kokurikuler
d. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di sekolah terkait dengan
pengembangan dan pembinaan bakat dan minat siswa adalah:
1. Kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik yang ada di
sekolah masih perlu dioptimalkan lagi.
2. Kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler dilakukan untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa pada kegiatan non akademik
3. Kegiatan pengembangan diri lewat bakat masih perlu ditambah
Kerajinana anyaman bambu mengingat daerah Siwatu daerah yang
mempunyai ciri khas penghasil anyaman bambu yaitu tampah.
Dengan dasar analisa diatas, dibuat Rencana Tindak Lanjut ( RTL ) dalam
hal pembinaan dan pengembangan bakat dan minat peserta didik. RTL
dibuat untuk dua kegiatan yaitu kegiatan yang terkait langsung dengan
pengembangan bakat dan minat peserta didik sebagai berikut :
Tabel 10 : Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Peserta Didik
No Kegiatan Langkah- langkah Hasil yang diharapkan
Waktu Kriteria Hasil
Ket
1 Pendataan awal
1.Membagikan formulir isian tentang data individu
Semua siswa telah dikelompokkan
Minggu ke-2 November
80% data lengkap
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
89
lengkap2.Mengelompokkan
data sesuai dengan jenisnya
sesuai jenis bakat dan minatnya
2013
2 Perencanaan Program
5. Membuat program pembinaan
6. Sosialisasi program7. Menyelenggarakan
seleksi awal8. Evaluasi rencana
program
Ada program kegiatan yang lengkap
Minggu ke-3 November 2013
90% program lengkap
3 Pelaksanaan Program
4. Melaksanakan program sesuai rencana awal
5. Mengontrol dan membantu kelancaran pelaksanaan program
Program kegiatan berjalan dengan lancar
Minggu ke--4 November 2013
100% program terlaksana
4 Evaluasi Program
7. Ikut serta dalam event-event luar
8. Menerima masukan dari berbagai sumber terkait dengan proses dan hasil program
Siswa memperoleh hasil program yang maksimal, serta ada koreksi terhadap program kegiatan yang telah dilakukan
Minggu ke-1 Desember 2013
80% ikut dalam event dan mendapat masukan program dari pihak luar
5 Tindak lanjut evaluasi
1. Memberikan reward bagi yang berprestasi
2. Bagi yang belum berprestasi terus memberikan motivasi
Ada beberapa siswa yang menerima reward, serta ada dukungan moriil terhadap mereka yang belum berprestasi
Minggu ke-2 Desember 20113
100% siswa berprestasi memperoleh reward dari sekolah, 100% siswa diberikan motivasi bagi belum berprestasi
Dari rencana tindak lanjut tentang pengembangan dan pembinaan bakat dan
minat peserta didik tersebut, perlu ditegaskan kembali bahwa :
1. Pendataan secara lebih optimal, terkait dengan prestasi yang telah
diperoleh atau bakat bawaan dari orang tua atau faktor genetisnya.
2. Mengembangkan program secara semi imbal swadaya dengan
melibatkan orangtua dan sekolah, disini sekolah merupakan manager
yang benar-benar berorientasi pada prestasi sehingga instruktur yang
akan dipilih mengelola kegiatan benar-benar ahli di bidangnya.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
90
Kemudian secara finansiilnya, kegiatan-kegiatan yang dikembangkan
melibatkan sumber pendanaan dari orangtua dan sekolah, serta tidak
menutup kemungkinan adanya donatur luar sebagai investor.
3. Meningkatkan proses evaluasi hasil dengan mengikutsertakan siswa
pada event-event baik di kegiatan sekolah atau di luar sekolah sebagai
pengalaman nyatanya.
4. Memberikan reward pada mereka yang berprestasi, sehingga ini akan
memberikan motivasi pada yang lainnya.
e. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang dikemukakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengelolaan peserta didik merupakan hal yang utama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, baik pada tingkat mikro maupun
makro;
2. Dalam pengelolaan peserta didik tersebut, penulis memfokuskan pada
pengembangan bakat dan minat peserta didik;
3. Pengembangan dan pembinaan bakat dan minat peserta didik dapat
dimulai sejak siswa menjadi kelas I baru hingga siswa lulus;
4. Untuk mensukseskan program pengembangan dan pembinaan bakat dan
minat peserta didik maka dilakukan semi imbal swadaya antara sekolah
dengan orang tua siswa dalam mengelola pengembangan bakat dan
minat terse
6. Kajian Pengelolaan Keuangan sekolah
a. Pendahuluan
Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan. Menurut UU No 20
tahun 2003 pasal 46 sumber keuangan sekolah dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Pemerintah (BOS Pusat, DAK).
Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
91
Usaha mandiri sekolah
Orang tua siswa
Dunia usaha dan industry
Sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Tabel 11 : Program Pengelolaan Keuangan
No Komponen Kegiatan Hasil dan Deskripsi Hasil
1 Perencanaan Manajemen
Keuangan di Sekolah
Direncanakan pada saat membuat APBS
pada awal tahun pelajaran
2 Penyusunan RKS Disusun bersama-sama secara diskusi
beriringan pada pembuatan APBS
3 Kiat Penggalian dana Pemerintah : melalui dana BOS, block
grant
Masyarakat : melalui dana sumbangan
pengembangan pendidikan.
4Ragam penggunaan
anggaran
Meliputi pembelanjaan pada bidang
kegiatan kesiswaan, sarana prasarana,
belanja pegawai, administrasi, kurikulum,
penilaian siswa, perpustakaan,
5 Pembukuan keuangan
Dilakukan secara lengkap dan teliti serta
mengutamakan prinsip efektif, efisien,
transparansi, dana kuntabel.
6Pengawasan penggunaan
anggaran
Dilakukan oleh petugas khusus dari
kabupaten pada waktu-waktu tertentu
7
Proses pelaporan dan
pertanggungjawaban
keuangan sekolah
Pertanggungjawaban dilakukan pada
atasan yang berkompeten, dalam halini
pada dinas pendidikan pemuda dan
olahraga
Mekanisme penyaluran dana BOS diatur dalam permen
keuangan.Dana BOS disalurkan secara triwulan ( tiga bulanan ), yaitu :
a) Triwulan I (Januari – Maret )
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
92
b) Triwulan II ( April – Juni )
c) Triwulan III ( Juli – September )
d) Triwulan IV ( Oktober-Nopember)
Penggunaan dana BOS harus didasarkan pada kesepakatan besama
antara Tim Manajemen BOS, dewan guru, dan komite sekolah, dan
dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara.Pengambilan dana BOS
dilakukan oleh Kepala Sekolah dan / Bendahara BOS dengan diketahui oleh
komite sekolah.Pencatatan setiap transaksi dilakukan dalam sebuah buku
menurut kelompok/jenis akunnya. Buku-buku yang dibutuhkan adalah :
Buku Kas Umum, yang merupakan buku utama untuk mencatat
transaksi keuangan
Buku Pembantu Kas, untuk mencatat transaksi keuangan terkait dengan
uang kas di bendahara
Buku Pembantu Bank, untuk mencatat transaksi keuangan terkait
dengan uang di bank.
Buku Pembantu Pajak, untuk mencatat transaksi keuangan terkait
dengan pemungutan dan penyetoran pajak oleh bendahara sekolah
Selain buku-buku tersebut dokumen lain yang relevan adalah :
Surat pertanggungjawaban kepala sekolah tentang penggunaan dana
Realisasi penggunaan dana per jenis anggaran
Penggunaan dana per triwulan
Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
hasil kerja sesuai dengan mandate yang diterima kepada orang lain
(masyarakat, atasan, ataupun pihak-pihak lain yang telah ditetapkan).
Dengan kata lain, akuntabilitas berarti mempertanggungjawabkan dana
sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua siswa,
masyarakat maupun pemerintah. Laporan pertanggungjawaban
keuangan disampaikan setiap triwulan, semester dan tahunan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
93
Laporan disusun dengan mengacu pada Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak
beserta dokumen pendukungnya sebagai bukti
b. Tujuan
1) Meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam memahami,
menjabarkan, serta mengembangkan manajemen keuangan sekolah
yang efektif, akuntabilitas, transparansi dan efisien;
2) Terwujudnya program tindak lanjut oleh calon kepala sekolah dalam
mengelola keuangan sekolah.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Penyusunan pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sudah mengacu pada Standar Pembiayaan. Untuk semua biaya operasional
sekolah keuangan bersumber dari dana BOS dan dibantu dari komite
sekolah yang sangat peduli dengan pendidikan. Dana BOS sudah
diterimakan sekolah secara rutin setiap triwulan dengan tidak ada
kendala.Sekolah sudah melaksanakan prosedur penggunaan dana BOS,
terbukti sudah ada bukti tertulis yang telah ditandatangani oleh Tim
manajemen BOS, dewan guru, dan komite sekolah.Pengambilan dilakukan
oleh Kepala Sekolah / bendahara BOS,tidak melalui komite sekolah, namun
saat pelaporan keuangan komite sekolah selalu mengetahuinya.
Sekolah sudah melakukan setiap transaksi keuangan BOS dengan baik,
terbukti Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank,
Buku Pembantu pajak, serta dokumen keuangan lainnya telah dikerjakan
secara rutin dengan diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Pihak
sekolah sudah mempertanggungjawabkan dana sekolah ( BOS ) sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan, hal ini terlihat dari upaya
sekolah untuk memajangkan laporan keuangan di papan pajangan sekolah
supaya dapat dilihat oleh semua pihak terkait. Hasil evaluasi ( MOnev )
BOS sekolah masih terdapat beberapa catatan, antara lain belum ada bukti
penanganan pengaduan dari masyarakat terkait dana BOS. Penyusunan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
94
laporan pertanggungjawaban keuangan sekolah sudah disajikan secara
terpisah sesuai pada petunjuk teknis laporan keuangan BOS.
1) Hambatan dan Solusinya
a) Hambatan
Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan termasuk kegiatan pengelolaan
dana BOS sudah barang tentu ada hambatan-hambatan. Hambatan-
hambatan tersebut antara lain adalah :
(1) Sumber utama pemasukan adalah BOS, maka jika saat kegiatan-
kegiatan akan berlangsung dana dari BOS belum cair sehingga
beberapa kegiatan tidak bisa maksimal dilaksanakan, kecuali ada
yang memberikan dana talangan. Sehingga mekanisme pencairan
dana BOS sangat berpengaruh terhadap kelangsungan dan
semangat para petugas di lapangan terutama waktu pencairannya.
(2) Perubahan harga yang sewaktu-waktu berubah drastis, ini
mempengaruhi kalkulasi dalam alokasi pembelian terhadap
perencanaannya.
b) Solusi :
(1) Melakukan inventarisasi modal biaya seefektif dan seefeisien
mungkin, serta memiliki dana talangan untuk mengantisipasi
andaikata dana BOS belumcair, sedangkan kegiatan harus
dilaksanakan. Jangan sampai kegiatan terhenti hanya dikarenakan
dana tidak ada.
(2) Mengalokasikan dana cadangan pada APBS agar kenaikan
harga sewaktu-waktu dapat ditanggulangi
e. Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di sekolah terkait dengan
pengembangan kegiatan pengelolaan keuangan sekolah maka dibuat
Rencana Tindak Lanjut( RTL ) yang berupa berikut :
Tabel 12 : Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Keuangan
No
Kegiatan Langkah- langkahHasil yang diharapkan
Waktu
KriteriaHasil
Ket
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
95
1 Memahamiprosedur atau mekanismepengelolaankeuangan sekolah
9. Mengadakan pembahasan bersama /diskusi tentang mekanisme pengelolaan keuangan sekolah
10. Mengikuti workshop/ seminar/ ceramah tentang pengelolaan keuangan sekolah
Guru dan karyawan memahami pengelolaan keuangan sekolah
Minggu ke -3 Okto2013
70% guru dan karyawanmemahami pengelolaan keuangan
2 Membuat skala prioritas dengan menentukantujuan atau arah pelaksanaanpendidikan di sekolah
1. Melakukan diskusi dengan komponen sekolah dan komite guna membahas skala prioritas atau arah tujuan pendidikan di sekolah
2. Membuat draft skala prioritas kebutuhan dengan mengacu pada studi SWOT
Terbentuknya draft skala prioritas yang tercakup dalam RKJM atau RKAS
Minggu ke-4 Okto2013
100% terwujudnya draft skala prioritas kebutuhan
e) Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang dikemukakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Pengelolaan keuangan sekolah merupakan salah satu kegiatan dalam
meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya di bidang pendanaan
sekolah;
b) Dalam rancangan pengelolaan keuangan sekolah tersebut, setiap sekolah
mengacu pada pedoman penggunaan dana, baik melalui BOS,
sumbangan orang tua/wali, serta bantuan pemerintah (blockgrant).
7. Kajian Tenaga Administrasi Sekolah
a. Pendahuluan
Perencanaan tenaga kependidikan merupakan suatu proses yang
sistematis dan rasional untuk memberikan jaminan bahwa penetapan jumlah
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
96
dan kualitas tenaga kependidikan dalam berbagai formasi dan dalam jangka
waktu tertentu benar-benar representative dapat menuntaskan tugas-tugas
organisasi pendidikan.TAS terdiri dari kepala tenaga administrasi sekolah,
pelaksana urusan dan petugas layanan khusus.Pelaksana Urusan
Administrasi Umum SD yang memiliki maksimal 6 rombongan belajar tidak
perlu kepala tenaga administrasi sekolah, melainkan pelaksana urusan
administrasi umum sekolah.
Kepala Tenaga Administrasi Sekolah dapat diangkat apabila sekolah
memiliki lebih dari 6 rombongan belajar. Kualifikasi kepala tenaga
administrasi sekolah adalah sebagai berikut :
Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program studi
yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah
minimal 4 tahun.
Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah dari lembaga yang
ditetapkan oleh Pemerintah
Pelaksana urusan administrasi umum dapat diangkat apabila
berpendidikan minimal SMK / MAK / SMA / MA atau yang sederajat.
Petugas layanan khusus yaitu penjaga sekolah. Kualifikasinya
berpendidikan minimal lulusan SMP / MTs atau yang sederajat.
Keberadaan TAS sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan,
maka pemenuhan standar kualifikasi yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008
tentang Standar TAS wajib dipenuhi agar dapat mengimbangi pelayanan
yang dilakukan oleh komponen lain di jenjang pendidikan dasar dan
menengah dalam melayani fungsi pembelajaran dan dalam rangka
akuntabilitas terhadap masyarakat, sekaligus dalam mendukung penciptaan
kepemerintahan yang baik, yang satu diantara prinsip yang harus dipenuhi
adalah prinsip efisiensi, keefekifan dan kualitas pelayanan. Di samping itu,
prinsip fokus pada penyelerasan kewenangan dan tanggung jawab sebagai
kunci peningkatan kerja.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
97
Untuk SD yang memiliki maksimal 6 rombongan belajar tidak perlu
Kepala Tenaga Administrasi Sekolah melainkan Pelaksana Urusan
Administrasi Umum Sekolah. Pelaksana Urusan Administrasi Umum
Sekolah kompetensi sosial dan kepribadian yang harus dimiliki sama
seperti Kepala TAS akan tetapi untuk kompetensi teknisnya sebagai berikut:
Melaksanakan administrasi sekolah
Menguasai penggunaan TIK
Petugas Layanan Khusus (Penjaga Sekolah)
Untuk kompetensi sosial, kepribadian sama seperti Kepala TAS. Sedangkan
untuk Penjaga Sekolah kompetensi teknisnya meliputi :
Menguasai kondisi keamanan sekolah
Menguasai teknik pengamanan sekolah
Menerapkan prosedur operasi standar pengamanan sekolah
Uraian tugas dan tata kerja antara lain :
Tugas Tenaga Administrasi Sekolah adalah memberikan pelayanan
prima kepada pelanggan internal dan eksternal sekolah.
Selain itu tugas Tenaga Administrasi Sekolah adalah mengejakan
sejumlah pekerjaan administrasi sekolah yang berhubungan dengan
pengarsipan, surat menyurat, pelaporan, pemberian layanan informasi
bagi siswa, orang tua, ataupun pihak lain yang memerlukan informasi
sekolah baik langsung maupun melalui perangkat komunikasi lain,
memelihara data, keuangan, pengoperasian alat-alat kantor, ketenagaan,
kesiswaan, ketidakhadiran guru dan lain-lain.
Menurut PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bahwa dalam mengembangkan sistem pelayanan adminisrasi
sekolah, Kepala Sekolah menerapkan konsep pembinaan antara lain
meliputi :
1. Mendefinisikan dan mendeskripsikan tugas TAS dan ruang lingkup TAS
2. Menetapkan pembatasan tugas pokok dan fungsi, wewenang, tanggung
jawab, hak dan kewajiban TAS
3. Meningkatkan kualifikasi TAS
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
98
4. Meningkatkan kompetensi TAS
5. Melakukan rekrutmen dan seleksi TAS
6. Melaksanakan pembinaan karir
7. Mengembangkan sistem penilaian kerja
8. Memberikan penghargaan dan perlindungan
9. Memberikan pelayanan menghentikan tenaga dan memberikan pelayanan
pensiun
Kepala Sekolah melakukan pembinaan berkelanjutan kepada tenaga
administrasi sekolah melalui berbagai media, kesempatan dan cara-cara
yang simpatik serta situasi secara professional.
Kepala Sekolah memberikan pengembangan TAS yang berupa :
Pemberian pengarahan kerja kepada TAS
Memotivasi TAS
Memberdayakan TAS
Penilaian tenaga kependidikan merupakan usaha yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa baik performance seorang tenaga kependidikan
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dan seberapa besar potensinya
untuk berkembang. Penilaiandiselenggarakan secara kooperatif,
komprehensif.
Pelaporan tenaga kependidikan dilakukan oleh satuan pendidikan,
secara objektif, adil, terbuka, menyeluruh /rutin, sistematis, dan akuntabel
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian kegiatan tenaga administrasi
sekolah adalah meningkatnya kemampuan calon kepala sekolah dalam
melakukan pembinaan tenaga administrasi sekolah menjadi semakin
meningkat.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
SDN 3 Sawangan hanya memiliki 6 rombel, jadi tidak memenuhi
persyaratan untuk memiliki Tenaga Administrasi Sekolah, karena menurut
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
99
Permendiknas No.24 th 2008 tentang Standar TAS untuk dapat mengangkat
Kepala TAS jika memiliki lebih dari 6 rombel. Namun untuk pengadaan
pelaksana urusan administrasi umum sekolah, sebenarnya sudah memenuhi
persyaratan, dan di sekolah belum ada tenaga tersebut, namun pihak
sekolah sudah merencanakan dan mengajukan permohonan pengadaan
tenaga tersebut.Petugas layanan khusus ( penjaga sekolah ) sudah memiliki
dan sudah PNS.
Kepala TAS tidak memiliki, Pelaksana urusan administrasi umum
belum ada, memiliki penjaga sekolah sebagai petugas layanan khusus yang
berpendidikan SMA masih wiyata bakti.
Di sekolah dasar Negeri 3 Sawangan belum memenuhi kebutuhan
sesuai standar, sehingga kegiatan pelayanan dalam rangka akuntabilitas
terhadap masyarakat maupun pihak terkait terkadang mengalami hambatan
karena harus mengorbankan salah satu tugas guru yang sedang bertugas
untuk mengurus administrasi sekolah.
Kompetensi teknis yang dimiliki penjaga sekolah,sudah cukup bagus dalam:
Menguasai kondisi keamanan sekolah
Menguasai teknik pengamanan sekolah
Menerapkan prosedur operasi pengamanan sekolah
Urusan administrasi umum sekolah yang ada di sekolah dikerjakan
oleh Kepala Sekolah dengan dibantu oleh para guru yang kompeten
dibidang tertentu yang meliputi :Administrasi kepegawaian, keuangan,
sarana prasarana, hubungan sekolah dan masyarakat, persuratan dan
pengarsipan, kesiswaan,dan kurikulum.
Kepala Sekolah melakukan pembinaan berkelanjutan kepada tenaga
pelaksana administrasi umum sekolah maupun kepada petugas layanan
khusus ( penjaga sekolah ) melalui beberapa kegiatan secara simpatik dan
profesional.
Pengembangan yang diberikan Kepala Sekolah petugas layanan
khusus ( penjaga sekolah ) berupa : pemberian pengarahan kerja,
memotivasi, dan memberdayakan potensi yang ada sudah
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
100
dilaksanakan.Untuk mengetahui seberapa baik performance seorang tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dan seberapa besar
potensinya untuk berkembang, maka Kepala Sekolah telah melakukan
penilaian yang diselenggarakan secara kooperatif, komprehensif.
Kepala Sekolah sudah melaksanakan pelaporan kepada dinas
pendidikan terkait, sesuai dengan aturan yang berlaku.
d. Rencana Tindak Lanjut
Tabel 13 : Rencana Tindak Lanjut Kajian Pengelolaan Administrasi
No KegiatanLangkah- langkah
Hasil yang diharapkan
WaktuKriteria
HasilKet
1 Memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) tenaga administrasi sekolah secara lengkap
1. Mengadakan diskusi atau pertemuan dinas guna membahas tugas pokok dan fungsi setiap tenaga administrasi sekolah.
2. Membagikan hasil pembahasan pada setiap anggota tenaga administrasi sekolah
Terbentuknya tujuan yang jelas pada kegiatan monitoring dan evaluasi
Minggu 4 September 2013
Adanya referensi yang leangkap terkait dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) tenaga administrasi sekolah
2 Membuat draf tugas pokok dan fungsi dari masing-masing anggota tenaga administrasi sekolah
Mengacu pada permendiknas atau aturan yang relevan terkait dengan tenaga administrasi sekolah
Terbentuknya draft pembagian tupoksi dari masing-masing tenaga administrasi sekolah
Minggu 1 Okt 2013
Adanya draft tupoksi
3 Melaksanakan tugas pokok
Melaksanakan tugas dan
100% dilakukan
Minggu 2 90% dilakukan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
101
dan fungsinya secara maksimal penuh kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi
kewajibannya tersebut
kegiatan administrasi sekolah
Okt 2013 kegiatan administrasi sekolah
4 Refleksi 1. Meminta tenaga administrasi sekolah memberikan masukan-masukan terkait dengan tupoksinya.
Adanya refleksi dan saran terhadap kegiatan administrasi sekolah tersebut
Minggu 3 Okt 2013
100% dilaksanakan refleksi dan saran/ rekomendasi terhadap administrasi sekolah yang telah dilakukan
e. Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang dikemukakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan tenaga administrasi sekolah dalam melaksanakan tupoksinya
merupakan salah satu kegiatan dalam meningkatkan pelayanan
pendidikan khususnya di bidang perbaikan administrasi sekolah;
2. Dalam rancangan kegiatan tenaga administrasi sekolah tersebut, setiap
sekolah mengacu pada pedoman peraturan perundangan yang berlaku.
8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
a. Pendahuluan
Kelengkapan sarana dalam praktek-praktek di lembaga pendidikan
baik formal maupun non formal TIK meliputi :Computer, laptop, network
computer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital, tape/CD,
interactive whiteboard/smartboard.Ketersediaan Prasarana Depdiknas telah
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
102
memiliki infrastruktur backbone TIK yang cukup besar dan siap untuk
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan pendidikan,
pelatihan maupun administrasi.Kompetensi/kemampuan guru dalam
pengoperasian TIK. Semua guru memiliki kompetensi TIK yang dibutuhkan
sesuai perkembangan teknologi.
Pelaksanaan TIK dalam pembelajaran Dalam rangka peningkatan
mutu, relevansi dan daya saing maka diharapkan ada penerapan TIK dalam
pembelajaran.Pelaksanaan TIK dalam pembelajaran dengan memanfaatkan
bahan belajar edukasiNet di sekolah dengan cara :
Pola pemanfaatan langsung (di lab computer)
Pola pemanfaatan di kelas dengan menggunakan LCD proyektor dan
computer yang tersambung ke internet.
Pola penugasan, dengan memberi tugas secara kelompok maupun
individual untuk menelusuri bahan belajar tertentu di situs EdukasiNet
atau situs lain dan dipresentasikan.
Pola pemanfaatan individual, siswa atas inisiatif sendiri dibebaskan
mengeksplorasi semua bahan belajar baik materi pokok, pengetahuan
popular, modul online, maupun uji kemampuan.Memiliki program
pengembangan TIK jangka panjang maupun kebutuhan tiap tahun.
B. Kondisi SDN 3 Sawangan
Sarana TIK yang dimiliki oleh SDN 3 Sawangan meliputi : laptop ( 2
unit ), printer ( 2 unit )Video/DVD Player ( 1 unit ), tape recorder & radio ( 1
unit ), dan berlangganan majalah Ancas, Sang Guru sebagai sarana informasi
dan memiliki jaringan internet. Sekolah belum tersedia infrastruktur backbone
TIK.
Kemampuan guru akan TIK sangat terbatas. Di sekolah baru 40% guru
yang sudah mampu mengoperasikan komputer. Komputer dimanfaatkan oleh
para peserta didiknya sebagai sarana belajar. Kemampuan guru akan TIK
sangat terbatas, sehingga pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pun belum
dapat maksimal.
Tabel 14 : Jumlah guru SDN 3 Sawangan yang memanfaatkan
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
103
TIK dalam pembelajaran
NO. TIKGURU YANG MENGGUNAKAN
PNS NON PNS JUMLAH1 TELEVISI 4 3 72 RADIO 0 0 03 TAPE RECORDER 3 2 54 VCD/DVD 3 2 55 KOMPUTER/LCD 2 1 36 INTERNET 1 1 2
JUMLAH 13 9 22
Yang baru dilakukan oleh para guru di sekolah antara lain adalah :
a) Guru menggunakan Koran/majalah sebagai sumber atau media
pembelajaran
b) Guru menjadikan acara VCD dan TV sebagai salah satu sumber atau
media pembelajaran
c) Guru dan siswa menggunakan acara televisi sebagai salah satu sumber
atau media pembelajaran.
Sekolah belum memiliki program pengembangan TIK, baik jangka
panjang maupun kebutuhan setiap tahun.
Kendala
1. Belum semua kelas dilengkapi fasilitas TIK
2. Belum semua guru menguasai TIK dalam pembelajaran.
3. Fasilitas TIK belum ada
Solusi
1. Perlu dilengkapi fasilitas TIK minimal satu ruangan kelas.
2. Peningkatan penguasaan TIK Guru, dengan mengadakan IHT, Seminar, dan
lain-lain
3. Menambah jumlah guru berbasis TIK.
Kesimpulan
1. Kebutuhan Fasilitas TIK masih jauh dari yang dibutuhkan.
2. Penguasaan TIK Guru masih sangat jauh dari harapan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
104
9. Kajian sistim Monitoring dan Evaluasi sekolah
a. Pendahuluan
Program monitoring dan Evaluasi yang utama mengacu pada ruang
lingkup semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, untuk menjawab tuntutan kualitas pelaksanaannya.
Monev proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
Monev dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi
Kegiatan monev dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan
Pengembangan instrumen monitoring dan evaluasi disusun berdasarkan
indikator-indikator penilaian kinerja sekolah.
Dalam upaya menggali data dan informasi yang komprehensif dalam
kerangka pengambilan kebijakan pemerintah untuk melakukan pembinaan
sekolah secara tepat, maka digunakan beberapa instrument untuk
sasaran/responden yang berbeda-beda.
Instrumen Monev sebagai berikut :
1. Instrumen yang sifatnya tertutup (dengan butir-butir
pertanyaan/pernyataan yang diberikan alternativ jawaban), yaitu untuk
mengetahui kinerja sekolah
2. Instrumen lain untuk menilai kondisi, keberadaan, dan kelengkapan
dokumen portofolio, baik dokumen dalam kerangka pemenuhan indikator
kinerja kunci tambahan yang pertanyaannya dijadikan satu dalam
instrument kinerja sekolah.
3. Instrumen yang bersifat terbuka dan dipergunakan untuk mengungkap
fakta secara kualitatif, di samping itu juga untuk melengkapi instrument
kinerja sekolah termasuk dokumen sekolah juga.
Tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi program sekolah adalah :
1) Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan
program sekolah yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen
satuan pendidikan;
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
105
2) Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan program sekolah
bersama para guru, dan merencanakan berbagai tindakan yang
diperlukan;
3) Menyumbang pada akuntabilitas. Kepala sekolah perlu mengetahui
bahwa pelaksanaan program sekolah yang sedang dilaksanakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan program sekolah yang telah dibuat, sesuai
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan sesuai dengan tujuan pada
tingkat satuan pendidikan.
4) Menyediakan sumber informasi kemajuan/prestasi utama bagi para
pengambil keputusan;
5) Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan. Apakah
pelaksanaan program sekolah yang telah dilaksanakan sudah cukup baik,
atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam pelaksanaan program sekolah
tahun berikutnya.
Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi perlu berpedoman
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) komprehensif
2) komparatif
3) kontinue
4) obyektif
5) berdasarkan kriteria yang valid
6) fungsional
7) diagnostik
Dalam pelaksanaannya, sekolah/madrasah menyusun program
pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan. Program pengawasan disosialisasikan ke
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan pengelolaan
sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan pengelolaan
sekolah/madrasah dilakukan oleh komite sekolah/madrasah atau bentuk
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
106
lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara
teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas pengelolaan.
Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian
sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah dan orang tua/wali peserta didik. Tenaga kependidikan
melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-
kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah. kepala sekolah/madrasah, secara terus menerus
melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada
komite sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Pengawas sekolah melaporkan
hasil pengawasan di sekolah kepada bupati/walikota melalui Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
dan sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah
terkait. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah
kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan pada madrasah
yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada madrasah terkait. Setiap
pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti laporan
hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut
untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam pengelolaan
pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan. Demikian juga dengan
aspek evaluasi, seperti evaluasi diri sekolah.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
107
Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja
sekolah/madrasah. Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikator
untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka
pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
Sekolah/Madrasah melaksanakan:
1). Evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya dua
kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;
2) Evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah/madrasah.
Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara periodik
berdasar pada data dan informasi yang sahih. Evaluasi dan Pengembangan
KTSP Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:
1) Komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mutakhir;
2) Berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan
sosial;
3) Integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata
pelajaran;
4) Menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi: dewan
pendidik, komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni.
Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan
mengacu pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Evaluasi
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kesesuaian
penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi
kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-
perubahan peserta didik. Akreditasi Sekolah/Madrasah
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
108
Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan
menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legitimasi.
Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan kualitas kelembagaannya
secara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
Profil sekolah, untuk mengetahui potret sekolah (dilihat secara
kuantitatif) sebagai data pendukung penilaian kinerja sekolah.
Evaluasi yang dilaksanakan antara lain :
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan ,pelaksanaan, dan penilaian hasil proses pembelajaran
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara :
a. membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
standar proses
b. mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
c. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja
guru dalam proses pembelajaran.
Hasil kegiatan pemantauan, supervise dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan. Tindak lanjut hasil
monev antara lain :
Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar
Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih
lanjut.
Terkait dengan tugas dalam on the job learning (OJL) program
penyiapan calon kepala sekolah oleh LPMP, maka berikut akan dilaporkan
program kegiatan monitoring dan evaluasi di SD Negeri 3 Sawangan.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
109
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pengkajian kegiatan monitoring dan
evaluasi program sekolah adalah meningkatnya kemampuan calon kepala
sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan menindaklanjuti program
monitoring dan evaluasi.
c. Kondisi SDN 3 Sawangan
Monitoring dan evaluasi khususnya dalam hal supervise
pembelajaran sudah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah terhadap para guru,
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Monev proses pembelajaran
dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil. Monev
dilakukan dengan diskusi terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi. Kepala sekolah sudah melaksanakan
monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran secara berkala dan rutin.
Biasanya untuk setiap semester dilaksanakan dua kali supervise kelas
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev). Program sekolah di SD Negeri 3
Sawangan dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1) Persiapan
Sebelum dilakukan pelaksanaan terlebih dahulu melakukan persiapan-
persiapan antara lain sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan melakukan monitoring dan evaluasi program di
SD Negeri 3 Sawangan
b) Membentuk tim monitoring dan evaluasi program sekolah dengan
mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada;
c) Membagi tugas dan tanggung jawab antar anggota tim monitoring
dan evaluasi program sekolah;
d) Mengembangkan instrumen yang akan digunakan;
e) Menyusun rencana pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
2) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program Sekolah
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi di sekolah, meliputi
kegiatan:
o Menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam monev;
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
110
o Mengumpulkan data dari berbagai sumber data;
o Mengidentifikasi atau mengelompokkan data-data yang telah
diperoleh sesuai dengan karakteristiknya;
o Melakukan diskusi antar tim monev guna membahas temuan-temuan
selama kegiatan monev berlangsung.
o Pelaporan Hasil
Secara lengkap laporan belum dapat disampaikan mengingat kegiatan
monev tersebut belum selesai secara optimal. Sehingga diperkirakan
akhir semester gasal tahun pelajaran 2013 / 2014 ini dapat dilengkapi.
d) Rencana Tindak Lanjut
Hasil analisa kegiatan yang dilakukan di SDN 3 Sawangan terkait
dengan kegiatan monitoring dan evaluasi maka dibuat Rencana Tindak
Lanjut (RTL) yang berupa berikut :
Tabel 15 : Rencana Tindak Lanjut Kegiatan Monev
No Kegiatan Langkah- langkahHasil yang diharapkan
WaktuKriteria
HasilKet
1 Menentukan tujuan monitoring dan evaluasi yang akan dikembangkan
1. Mengadakan diskusi guna membahas tujuan monitoring dan evaluasi program sekolah
1. Menentukan aspek-aspek/ indikator monitoring dan evaluasi
Terbentuknya tujuan yang jelas pada kegiatan monitoring dan evaluasi
Minggu 4 Oktober 2013
Adanya tujuan monitoring dan evaluasi yang akan dikembangkan sekolah 100%
2 Membuat instrumen monitoring dan evaluasi
1. Menentukan indikator monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan
2. Menuliskan pernyataan-pernyataan dalam instrumen yang akan digunakan
Terbentuknya instrumen monitoring dan evaluasi
Minggu 1 Novem 2013
Adanya instrumen monitoring dan evaluasi yang valid 80%
3 Melaksanakan monitoring dan evaluasi program
1. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program sekolah
2. Pelaksanaan dapat dibantu orang lain
100% dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
Minggu 1-2 Nove 2013
dilakukan monitoring dan evaluasi
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
111
yang berkompeten program sekolah
program
4 Refleksi kegiatan monitoring dan evaluasi
2. Melakukan analisis/ refleksi terhadap hasil yang telah diperolehnya
3. Membuat kesimpulan dan rekomendasi/ saran yang konstruktif terkait program sekolah
Adanya refleksi dan saran terhadap kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut
Minggu 3 Novem 2013
dilaksanakan refleksi dan saran / rekomendasi terhadap programsekolah
e) Kesimpulan
Dari beberapa ulasan di atas serta rencana tindak lanjut yang
dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
A. Monitoring merupakan salah satu kegiatan dalam meningkatkan
pelayanan pendidikan khususnya di bidang perbaikan pembelajaran;
B. Dalam rancangan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, setiap
sekolah mengacu pada pedoman peraturan perundangan yang berlaku.
Instrumen monitoring dan evaluasi disusun berdasarkan indikator-
indikator penilaian kinerja sekolah.Instrumen montoring dan evaluasi
berbeda–beda jenis dan butirnya tergantung dari tujuan monev itu sendiri.
Evaluasi dilaksanakan secara rutin dan berkala, sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan terhadap pihak-pihak terkait
sebagai pemangku kepentingan, untuk kemudian dievaluasi dan
ditindaklanjuti. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang
telah memenuhi standar sudah dilakukan, berbentuk ucapan selamat dan
terima kasih, serta pesan untuk ditingkatkan terus. Teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar sudah
dilakukan, dengan memanggil guru ybs untuk diajak berdiskusi. Guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut belum
dilakukan secara rutin, karena faktor situasi dan kondisi.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
112
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetensi supervisi akademik merupakan salah satu kemampuan yang
harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah. Namun, selama ini menunjukkan
bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan akademis sangat kurang karena
disibukkan oleh pekerjaan – pekerjaan rutin yang bersifat administratif,
pertemuan – pertemuan, dan kegiatan – kegiatan yang lain yang bersifat non-
akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan / inovasi kurikulum,
proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkan
perhatian secara serius.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
113
Oleh karena itu seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan mutu
pendidikan dengan menetapkan Standar Kompetensi Kepala Sekolah menuntut
peran kepala sekolah untuk lebih memperhatikan aspek akademis, khusunya
dalam hal supervisi terhadap guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan hasil pelaksanaan RTK yang sudah diterapkan
menunjukkan bahwa:
1. Guru belum banyak yang mengembangkan silabus dan menusun RPP secara
mandiri. Mayoritas guru hanya menggunakan silabus dan RPP hasil copy
paste.
2. Dalam pembelajaran dikelas guru belum banyak menerapkan pendekatan
pembelajaran inovatif seperti CTL, Kooperatif.
3. Guru juga belum banyak memanfaatkan media pembelajaran dan sumber
belajar yang bervariasi.
B. Saran
Agar peran kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik untuk
kemajuan pendidikan dapat optimal maka seorang kepala sekolah dapat
melakukan beberapa hal berikut:
1. Berkoordinasi dengan staf dan guru senior untuk melaksanakan pembagian
tugas yang berkaitan dengan bidang akademik, sehingga semua guru dapat
terpantau kegiatan pembelajarannya melalui supervise akademik.
2. Sekolah perlu memfasilitasi guru dalam hal pengembangan profesinya
khususnya administrasi pembelajaran, pengembangan media dan model
pembelajaran, dan penilaian.
3. Sekolah perlu mengusahakan penyediaan fasilitas pembelajaran dan
mendorong guru untuk memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan
114
4. Sekolah perlu memfasilitasi guru untuk mengembangkan kegiatan
pengembangan pfofesi bagi guru, khususnya penulisan karya ilmiah. agar
guru termotivasi dan kreatif.
5. Memfasilitasi penyusunan tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran
dengan melibatkan guru dan menggunakan standar kompetensi lulusan dan
standar isi (kurikulum nasional sebagai rujukannya).
6. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja guru untuk melakukan
pembaruan pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, efektif,
menyenangkan, berpusat pada siswa, dan kontekstual terhadap kondisi
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan lingkungannya.
7. Melakukan evaluasi kinerja guru dan tindak lanjut pengembangannya secara
regular mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Bagi yang hasil evaluasi
kinerjanya di atas standar perlu diberi pujian dan diberi dukungan untuk
mengembangkan dirinya. Bagi yang hasil evaluasi kinerjanya sudah sesuai
dengan standard dan yang masih dibawah standar. Perlu diciptakan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dan didukung oleh
kepala sekolah dan dinas dalam pembiayaannya.
Laporan OJL Puji Kurniatun SDN 3 Sawangan