84

2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten
Page 2: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten
Page 3: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

2 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

DAFTAR ISIDaftar Isi ............................................................................................................ 2

Kata Pengantar Direktur Eksekutif .................................................................... 3

1. Status Masyarakat Sipil di 16 Kabupaten/Kota Tahun 2012 ....................... 5

2. Penguatan Kapasitas OMS .......................................................................... 9a. Mendukung Penguatan Kapasitas OMS Mitra Program SETAPAK ............... 9b. Peningkatan Kapasitas OMS untuk Advokasi Pelayanan Publik di Empat

Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................... 11c. Refleksi Tata Kelola OMS Mitra Program ACCESS di NTT ........................... 13d. Konsolidasi OMS untuk Merefleksikan Kontribusi Terhadap TKLD ............. 15e. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Dana Hibah

Mitra Program SERASI di Papua` ................................................................ 17

3. Mengawal Implementasi UU PP .................................................................. 19a. Menumbuhkan Budaya Akuntabilitas Masyarakat Melalui Ruang-Ruang

Partisipasi Masyarakat Dalam Kebijakan PenyelenggaraanPelayanan Publik ........................................................................................ 19

b. Studi Stock Taking Praktik Baik Pelayanan Publik ....................................... 23c. Pengetahuan Masyarakat Tentang Kebijakan Pelayanan Publik

Masih Rendah ............................................................................................ 26

4. Advokasi Kebijakan Nasional: Dialog dan Negosiasiuntuk Kebebasan Berserikat dan Jaminan Pelayanan Publik. .................... 28a. Meluaskan Dukungan Menolak RUU Ormas .............................................. 28b. Kelompok Kerja Otonomi Daerah; Mengawal Revisi UU Pemda

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Kita ............................................ 30c. Laporan Praktik Keterbukaan Informasi Dalam Open Government

Partnership ................................................................................................. 32

5. Mengelola Dana Hibah Program MAMPU................................................... 33

6. Hasil Audit Keuangan 2012 ......................................................................... 35

2 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 4: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

3YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Semakin tak dapat dipungkiri bahwamasyarakat sipil yang kuat merupakansalah satu faktor kunci yang berpengaruh

pada pertumbuhan dan perluasan demokrasi.Warga yang kritis dan organisasinya sebagaientitas masyarakat sipil pun diakui sebagaiaktor tersendiri dalam proses tatapemerintahan dan pembangunan, pada forumtingkat tinggi tentang efektivitas bantuan diBusan Republik Korea, 2011. YAPPIKA tentu

saja juga tidakm e n g e n d u r k a nperhatian, tetapm e l e t a k k a ndevosi kerjapada penguatan

peran dan kontribusi masyarakat sipil baik ditingkat lokal maupun nasional.

Sepanjang 2012, YAPPIKA aktif melakukanberbagai bentuk pengembangan kapasitas bagiorganisasi masyarakat sipil (OMS) di berbagaidaerah. Sebanyak 87 OMS mendapatkanberbagai jenis pengembangan kapasitasdengan total 1.549 orang secara langsungmengikuti kegiatan pengembangan kapasitasyang diselenggarakan oleh YAPPIKA.

Jenis pengembangan kapasitas tersebutterdiri dari kapasitas pengelolaankelembagaan dan kapasitas untukmempengaruhi kebijakan. Kapasitaspengelolaan kelembagaan yang diberikanadalah tata kelola organisasi, manajemenkeuangan, peninjauan kapasitas dan kinerjaorganisasi menggunakan OCPAT(Organizational Capacity and PerformanceAnalysis Tool), dan refleksi peran dan kontribusiOMS dalam pencapaian demokrasi lokal.Sementara kapasitas untuk mempengaruhikebijakan meliputi keterampilan advokasi dankampanye dalam isu pelayanan publik,advokasi penganggaran daerah, danpenelitian. YAPPIKA juga melakukanpeningkatan kapasitas menulis praktik cerdassebagai sebuah strategi bagi OMS agar

3YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 5: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

4 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

berbagai pengalaman advokasi maupunpengorganisasian dapat didokumentasikandengan inspiratif.

Pengembangan kapasitas OMS yangdilakukan YAPPIKA sangatlah kontekstual.Implementasi Undang-Undang Nomor 14Tahun 2008 tentang Keterbukaan InformasiPublik (UU KIP) direspon dengan memberikankegiatan pendampingan penyusunan SOPPengelolaan Informasi Publik. Sementaraterkait dengan pelaksanaan Undang-UndangNomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik (UU PP), YAPPIKA berupaya untukmembangun budaya akuntabilitas pelayananpublik. Bersama dengan enam OMS anggotaMasyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3),YAPPIKA bekerja langsung untuk meningkatkankesadaran warga tentang hak pelayanan publikserta mengembangkan keterampilan merekauntuk berpartisipasi dalam berbagai titikkrusial penyelenggaraan pelayanan publik.Titik krusial yang dimaksudkan adalahpengaduan, monitoring melalui lembagapengawasan pelayanan publik milik warga, danpenyusunan standar pelayanan secarapartisipatif.

Pada kuartal terakhir 2012, untuk keempatkalinya YAPPIKA memfasilitasi lokakaryapengukuran Indeks Masyarakat Sipil di 16kabupaten/kota wilayah kerja Program ACCESSTahap II. Lokakarya ini menghasilkan 16 intanIndeks Masyarakat Sipil yang merupakanvisualisasi tingkat kesehatan masyarakat sipilterkait peran dan kontribusinya, menguatkanrelasi dan dialog masyarakat sipil denganpemerintah daerah, dan agenda-agendapenguatan masyarakat sipil.

Pada akhirnya patut disayangkan dibalikmenguatnya pengakuan dan penghargaanpada entitas masyarakat sipil, YAPPIKAbersama dengan Koalisi Kebebasan Berserikat(KKB) masih harus secara ketat mengawalperkembangan revisi (R)UU Ormas olehPANSUS DPR. Sebuah revisi undang-undangyang tidak dibutuhkan dan akan mengacaukankerangka hukum pengaturan OMS, yangberpotensi besar menghambat aktualisasiOMS di Indonesia.

Fransisca FitriDirektur Eksekutif

4 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 6: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

5YAPPIKALaporan Tahunan 2012

PENGUATAN KAPASITAS OMS

5YAPPIKALaporan Tahunan 2012

STATUS MASYARAKAT SIPIL

Keberadaan organisasi masyarakat sipil(OMS) tampaknya telah menjadi sebuahkeniscayaan dalam keberhasilan

pembangunan dan berjalannya sistem politikdemokrasi di Indonesia. Banyak bukti dapatditampilkan bahwa organisasi masyarakat sipilberperan aktif dalam mempengaruhi kebijakanpublik, mendidik warganegara, member-dayakan perempuan, serta mendorong negaradan sektor swasta lebih akuntabel. Sementaraitu, peran masyarakat sipil juga diakui ditingkat global. Kesepakatan Busan meng-implikasikan bahwa masyarakat sipil itu

sendiri adalah tujuan akhir dari pembangunan,bukan hanya sebuah alat untuk membantumemperluas upaya pembangunan yangdilakukan pihak lain1.

Berbagai peran dan kontribusi OMStersebut berhasil dipotret oleh YAPPIKAbersama berbagai aktor OMS, perwakilan daripemerintah dan swasta dengan menggunakanIndeks Masyarakat Sipil (IMS) pada tahun2012. IMS dilakukan di 16 kabupaten/kota yangterletak di 4 provinsi, yaitu Provinsi SulawesiSelatan (Kabupaten Jeneponto, Bantaeng,Gowa dan Takalar), Provinsi Sulawesi Tenggara

1 Kesepakatan Busan: adalah forum tingkat tinggi tentang efektivitas dana bantuan internasional yangdilakukan di Busan, Korea Selatan pada bulan November/Desember 2011. Dirujuk dari: State of Civil SocietyIndex 2013, Creating an Enabling Environment. CIVICUS, 2013. Hlm. 12

Page 7: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

6 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

PENGUATAN KAPASITAS OMS

2 CIVICUS Global Survey of the State of Civil Society, 2007. Volume 1. Edited by Heinrich, V. Finn, Kumarian PressInc. USA. Hlm. 4.

3 Holloway, R., 2001. Using the Civil Society Index, Assessing the Health of Civil Society. A Handbook for usingthe CIVICUS Index on Civil Society as a Self-Assessment Tool. CIVICUS, Printed in Canada.

6 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

STATUS MASYARAKAT SIPIL

(Kabupaten Buton, Muna, Buton Utara danKota Baubau), Provinsi Nusa Tenggara Barat(Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah,Bima dan Dompu), Provinsi Nusa TenggaraTimur (Kabupaten Kupang, Timor TengahSelatan, Sumba Barat dan Sumba Timur).Pengukuran IMS ini juga pernah dilakukan olehYAPPIKA dengan metodologi yang sama dandi 16 kabupaten/kota yang sama pada tahun2009. Pelaksanaan IMS tersebut terlaksanaberkat dukungan Program ACCESS Tahap II.

Definisi masyarakat sipil yang digunakandalam IMS ini merujuk pada definisi yangdikeluarkan oleh CIVICUS, bahwa “masyarakatsipil adalah arena di luar keluarga, negara danpasar dimana orang-orang berkumpul untukmemperjuangkan kepentingan bersama”2. IMSadalah sebuah alat untuk mengukur statusmasyarakat sipil di suatu wilayah yangdikembangkan oleh CIVICUS, sebuah jaringanmasyarakat sipil global yang berkantor di AfrikaSelatan. IMS mengukur kesehatan masyarakatsipil pada empat dimensi, yaitu struktur, nilai,

lingkungan dan dampak. Selain itu, IMSmemiliki 25 subdimensi dan 74 indikator.

Menurut Holloway (2001), IMS diarahkanuntuk menjadi “alat” yang berorientasi padadan diharapkan memiliki dampak politis -menguatkan masyarakat sipil menjadi arenayang potensial untuk mendorong perubahan/transformasi sosial. Hasil penilaianmenggunakan IMS bukanlah hasil akhir. HasilIMS ini haruslah dipandang sebagai wahanakomunikasi antar Masyarakat Sipil dan antaramasyarakat sipil dengan stakeholder (para-pihak) penting yang berpengaruh terhadapdan/atau dipengaruhi olehnya, untukmelakukan refleksi terhadap kondisi/statusmasyarakat sipil serta merancang strategi aksibersama, secara partisipatif3.

Secara umum, hasil IMS 2012menunjukkan peningkatan status masyarakatsipil di seluruh kabupaten/kota, jikadibandingkan dengan tahun 2009. PadaDimensi Struktur, ada empat kabupaten yangmeningkat statusnya dari kurang sehat (tahun

Page 8: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

7YAPPIKALaporan Tahunan 2012

PENGUATAN KAPASITAS OMS

7YAPPIKALaporan Tahunan 2012

STATUS MASYARAKAT SIPIL

2009) menjadi cukup sehat (tahun 2012), yaituButon, Takalar, Bima dan Muna. Ada 8(delapan) kabupaten yang mengalamipeningkatan skor pada seluruh subdimensipada Dimensi Struktur, yaitu Sumba Barat,

Sumba Timur, Bima, Dompu, Gowa, Takalar,Bantaeng dan Buton. ada delapan kabupatenyang mengalami penurunan skor pada tingkatsubdimensi pada Dimensi Struktur, yaituKupang, TTS, Lombok Barat, Lombok Tengah,Jeneponto, Baubau, Muna dan Buton Utara.Sebagian besar penurunan skor terjadi padasubdimensi keluasan partisipasi warga.

Pada Dimensi Lingkungan, statusmasyarakat sipil di 16 kabupaten semuaberada pada kondisi cukup sehat. Apabiladibandingkan dengan status pada tahun 2009,hampir seluruh kabupaten pada tahun 2012 inimengalami peningkatan skor pada DimensiLingkungan. Berdasarkan pada peningkatanskor tersebut, ada tiga kabupaten yangmengalami kenaikan status, yaitu dari kurangsehat pada tahun 2009 menjadi cukup sehatpada tahun 2012, yaitu Buton, Takalar danBima. Namun ada tiga kabupaten yangmengalami penurunan skor pada tingkatdimensi, yaitu Gowa, Buton Utara danJeneponto. Pada tingkat subdimensi, ada 9(sembilan) kabupaten yang mengalamikenaikan skor pada seluruh subdimensi yaituTTS, Sumba Barat, Sumba Timur, Bima, Takalar,Bantaeng, Buton, Kota Baubau dan Muna. Iniberarti bahwa kondisi masyarakat sipil di

Page 9: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

8 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

PENGUATAN KAPASITAS OMS

8 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

STATUS MASYARAKAT SIPIL

semua subdimensi mengalami perbaikantahun 2012 dan perbaikan kondisi tersebutbersifat mendukung tumbuh kembangnyamasyarakat sipil di wilayah bersangkutan.Namun demikian, ada tujuh kabupaten yangmengalami penurunan skor pada tingkatsubdimensi pada Dimensi Lingkungan, yaituKupang, Dompu, Lombok Barat, LombokTengah, Gowa, Jeneponto dan Buton Utara.Sebagian besar penurunan skor terjadi padasubdimensi konteks politik, kebebasan danhak-hak dasar, konteks sosial budaya, sertarelasi antara negara dan masyarakat sipil.

Pada Dimensi Nilai, status masyarakatsipil di 16 kabupaten berada pada kondisi sehatdan cukup sehat. Apabila dibandingkan denganstatus pada tahun 2009, seluruh kabupatenpada tahun 2012 ini mengalami peningkatanskor pada Dimensi Nilai. Ada empat kabupatenyang mengalami peningkatan status, yaitu daricukup sehat pada tahun 2009 menjadi sehatpada tahun 2012, tersebut adalah Takalar,Buton, Bantaeng dan Sumba Barat. Padatataran subdimensi, ada 11 (sebelas)kabupaten yang mengalami peningkatan, yaituKupang, TTS, Sumba Barat, Sumba Timur, Bima,Dompu, Lombok Tengah, Takalar, Bantaeng,Buton, Kota Baubau, dan Muna. Peringkatkenaikan skor IMS Dimensi Nilai yang palingtinggi dan termasuk tiga besar adalahKabupaten Takalar, Buton dan Bantaeng.Namun demikian, ada lima kabupaten yangmengalami penurunan skor pada tingkat

subdimensi pada Dimensi Nilai, yaitu LombokBarat, Gowa, Takalar, Jeneponto, dan ButonUtara. Tiga kabupaten (Lombok Barat, Gowadan Buton Utara) mengalami penurunan padasubdimensi demokrasi, satu kabupaten (Gowa)mengalami penurunan para subdimensitransparansi, dua kabupaten (Jeneponto,Buton) mengalami penurunan padasubdimensi toleransi, satu kabupaten (Gowa)mengalami penurunan pada subdimensi antikekerasan, dan satu kabupaten (Jeneponto)mengalami penurunan pada subdimensipenanggulangan kemiskinan.

Pada Dimensi Dampak, status masyarakatsipil di 16 kabupaten berada pada kondisi sehatdan cukup sehat. Apabila dibandingkan denganstatus pada tahun 2009, seluruh kabupatenpada tahun 2012 ini mengalami kenaikan skor.Ada empat kabupaten yang mengalamikenaikan status, yaitu dari cukup sehat padatahun 2009 menjadi sehat pada tahun 2012,yaitu kabupaten Buton, Takalar, Bantaeng danSumba Barat. Di tingkat subdimensi, ada 10(sepuluh) kabupaten yang mengalami kenaikanskor pada seluruh subdimensi pada DimensiDampak, yaitu Kupang, TTS, Sumba Barat,Sumba Timur, Bima, Gowa, Takalar, Bantaeng,Buton, dan Kota Baubau. Namun demikian, adaenam kabupaten yang mengalami penurunanskor pada tingkat subdimensi pada DimensiDampak, yaitu Dompu, Lombok Barat, LombokTengah, Jeneponto, Muna, dan Buton Utara.

Page 10: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 9

PENGUATAN KAPASITAS OMS

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 9

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Pengembangan kapasitas organisasibermakna serangkaian upaya untukmeningkatkan kemampuan organisasi

dan bagian-bagian yang ada di dalamnya untukmenjadi organisasi yang efektif, efisien danberkelanjutan. Sebuah organisasi masyarakatsipil adalah entitas yang dinamis yangdipengaruhi oleh kohesi faktor-faktor internaldan eksternal. Ia didirikan dan dikembangkanuntuk tujuan tertentu, mengemban nilai-nilaitertentu serta bekerja dalam cakupan isu-isutertentu yang menjadi mandatnya sesuaidengan tujuan pendiriannya. Ia terdiri dariorgan-organ di dalam sebuah strukturorganisasi yang masing-masing memilikikewenangan dan tugasnya. Ia digerakkan olehorang-orang yang bekerja dalam aturan dansistem-sistem organisasi, kebiasaan-kebiasaan organisasi, menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi berdasarkan target-targettertentu serta upaya melanjutkan organisasi.

Dinamika internal tersebut beserta dinamikaeksternal akan berpengaruh terhadap kinerjaorganisasi.

Kekuatan sebuah organisasi salah satunyaditentukan oleh kemampuan tanggap terhadapperubahan-perubahan situasi internal daneksternal. Sebuah organisasi pembelajar akansecara serius melakukan refleksi terhadapsituasi internal, eksternal serta pelaksanaanmandat organisasi guna melihat apakah arah

Page 11: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

PENGUATAN KAPASITAS OMS

10 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

gerak organisasi berada di jalur mandatnya,apa yang harus dikembangkan di masa datanguntuk menjadi organisasi yang lebih baik.

Pemahaman tersebut di atas merupakansalah satu fokus perhatian YAPPIKA yang inginberkontribusi kepada penguatan organisasimasyarakat sipil di Indonesia. Pada akhir tahun2012, YAPPIKA mendukung upaya penguatankapasitas organisasi mitra Program SETAPAKyang dikelola oleh The Asia Foundation.Kegiatan ini berlangsung pada bulanNovember 2012 – Mei 2013. Konteks situasiekternal terkait dengan UU No. 14 Tahun 2008tentang Keterbukaan Informasi Publik,tuntutan publik terhadap OMS untuktransparan dan akuntabel serta keberadaanRUU Ormas yang berkeinginan untuk mengatursecara ketat terhadap entitas organisasimasyarakat sipil; menjadi latar belakangpenting terhadap penguatan kapasitasorganisasi tersebut. Rangkaian fasilitasidilakukan oleh YAPPIKA kepada 4 organisasimitra Program SETAPAK, yaitu self assessment

kapasitas organisasi menggunakan sebuahalat yang dikembangkan oleh YAPPIKA(Organizational Capacity Performance &Assessment Tool/OCPAT), perencanaanstrategis organisasi, perumusan secarapartisipatif aturan-aturan internal lembagaseperti SOP Kelembagaan, SOP PengelolaanInformasi Publik dan SOP Keuangan. Keempatorganisasi tersebut adalah Yayasan TITIAN(Pontianak), Walhi Sumatera Selatan, JARIBorneo Barat (Pontianak), dan STABIL(Balikpapan).

Kini, keempat organisasi tersebut telahmemiliki dokumen hasil refleksi kelembagaanyang merupakan potret kapasitasorganisasinya, rekomendasi-rekomendasipeningkatan kapasitas yang perlu dilakukan,dokumen perencanaan strategis yang menjadiacuan kerja organisasi dalam kurun waktu 3 –5 tahun mendatang, dan beberapa aturaninternal organisasi yang diharapkan dapatdijalankan guna mendukung efektivitas danefisiensi perjalanan organisasi.

PENGUATAN KAPASITAS OMS

10 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 12: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 11

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Kabar baik pengesahan Undang-UndangNo. 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik, selanjutnya disebut UU PP,

disambut oleh organisasi masyarakat sipil(OMS) di berbagai wilayah. UU PP banyakmendapat pujian dari sisi kemajuan kerangkaberpikirnya, seperti landasan hak dasar wargadalam pemenuhan pelayanan publik,dibukanya keran partisipasi yang substansialbagi masyarakat dan cukup rinci diuraikandalam bentuk dan tahap partisipasinya,instrumen sanksi bagi pelaksana danpenyelenggara pelayanan mulai dari suratteguran hingga pemberhentian dari jabatantidak dengan hormat atau penutupan operasipelayanan, dan adanya institusi pengawasaneksternal. Kesemuanya itu menjadi upaya

pemerintah untuk berubah dari cara memberipelayanan gaya lama (Old PublicAdministration-OPA) menjadi pelayanan publikgaya baru (New Public Service-NPS). Namunsayangnya implementasi UU PP terasa lambat,bahkan hingga tiga tahun paska pengesahan.Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaan UUPP pun baru lahir di penghujung akhir 2012.

YAPPIKA menyadari bahwa upaya untukmendorong implementasi UU PP mem–butuhkan kapasitas tinggi OMS dalam advokasipenyadaran publik dan peningkatanketrampilan warga untuk berpartisipasi hinggakerja-kerja teknokrasi bersama denganpemerintah atau unit layanan. Dalam konteksitu, salah satu kegiatan penguatan kapasitasadvokasi telah diselenggarakan oleh YAPPIKA

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 11

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Page 13: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

PENGUATAN KAPASITAS OMS

12 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

bekerja sama dengan Program ACCESSProvinsi Sulawesi Tenggara pada 30 Januarihingga 2 Februari 2012 di Kota Baubau.Lokalatih Advokasi Pelayanan Publik tersebutdiikuti oleh OMS dari Kota Baubau, KabupatenButon, Kabupaten Muna, dan Kabupaten ButonUtara. Peserta berlatar belakang dariorganisasi-organisasi warga yang mulai aktifmelakukan pemantauan dan advokasipelayanan pendidikan dan kesehatan, telahmembentuk lembaga pengawas pelayananpublik masyarakat yang dinamai PIPM (PusatInformasi, Pembelajaran, dan Mediasi), AliansiKader Posyandu, Aliansi Komite Orang TuaMurid, dll; dan LSM yang melakukan advokasidi tingkat kabupaten/kota serta melakukanpendampingan kepada organisasi-organisasiwarga tersebut. Proses lokalatih dengansengaja menggunakan pendekatan reflektifpembelajaran agar seluruh peserta, yang telahberpengalaman maupun sedikit pengalaman,mampu menempatkan pengalaman danmengabsorbsi pembelajaran dalam konsepstrategi advokasi dan konteks baru UU PP.Metode yang digunakan pun cukup kayadengan memadukan antara paparan, simulasi,diskusi dan refleksi.

Lokalatih ini diakui oleh para peserta telahmeningkatkan kepercayaan diri dan menyadaribahwa mereka mampu melakukan advokasi.Pengakuan ini muncul karena peserta berhasilmengaitkan kerja-kerja yang mereka lakukandengan pengetahuan dan ketrampilanadvokasi yang diberikan dalam lokalatih.

Peserta juga memahami aturan tentangpelayanan publik dan menilai implementasinyadi kabupaten/kotanya masing-masing. Modelkegiatan bersama seperti ini menguatkanproses saling belajar antar kabupaten dalambeberapa isu pelayanan publik. Hal terpentingadalah dihasilkannya roadmap advokasipelayanan publik yang akan menjadi kerjakolaborasi di tingkat kabupaten/kota danmenggelorakan semangat untuk perbaikankualitas pelayanan publik.

Berkaca pada teori-teori maupunpengalaman memperlihatkan bahwapartisipasi masyarakat yang substansial tidakakan terwujud tanpa landasan kesadaran akanhak, pengetahuan atas kebijakan danperaturan, serta memiliki ketrampilan untukberpartisipasi. Dan tentunya kemauan politikpemerintah untuk membuka ruang partisipasiserta kapasitas aparat untuk meresponpartisipasi masyarakat. Jaminan partisipasiyang substansial bagi masyarakat dalam UUPP inilah yang menjadi perhatian utamaYAPPIKA untuk mengembangkan kapasitasadvokasi OMS di berbagai wilayah, khususnyadalam memperkuat praktek yang telah danmulai dilakukan oleh OMS selama ini dalamhal pengawasan, pengaduan, dan monitoring.Melalui penguatan kapasitas advokasi ini,YAPPIKA berupaya terus berkontribusi untukmemperbesar ruang dan peran masyarakatsipil dalam relasinya dengan negara,khususnya pada konteks mendorong perbaikankualitas pelayanan publik.

PENGUATAN KAPASITAS OMS

12 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 14: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 13

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)merupakan aktor kunci pembangunanyang memainkan peran sebagai ujung

tombak transformasi sosial, pembangunanpolitik dan ekonomi serta mengupayakanterciptanya masa depan Tata KelolaKepemerintahan yang Demokratis (TKLD).ACCESS Tahap II meletakkan OMS sebagaiaktor penggerak perubahan sosial dikabupaten dengan cara melakukanpemberdayaan warga dan mendoronginteraksi yang dinamis antara warga denganpemerintah kabupaten dalam mencapai visibersama atau DCEP (District CitizensEngagement Plan).

Dalam rangka menuju pencapaian TataKepemerintahan Lokal Demokratis (TKLD) ditingkat kabupaten, Tata Kelola OrganisasiMasyarakat Sipil (TKOMS) merupakankapasitas dasar yang harus menjadi perhatianbaik oleh lembaga bersangkutan maupunACCESS Tahap II. OMS perlu memperkuat diridengan cara melihat secara berkalaperkembangan organisasinya (TKOMS).

Isu yang ingin diperkuat dalam TKOMS,secara umum, berkaitan dengan enamkomponen organisasi sebagai prasyarat dasardalam mendorong perubahan organisasi.Keenam komponen organisasi tersebut yaituorientasi organisasi, tata kepengurusan,manajemen organisasi, manajemen program,dan keberlanjutan, serta kinerja organisasi.Dalam TKOMS, orientasi organisasi merupakan‘ruh’ atau cita-cita perubahan organisasi

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 13

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Page 15: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

PENGUATAN KAPASITAS OMS

14 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

sekaligus menjadi dasar organisasi untukmencapai perubahan yang dikehendaki (kinerjaorganisasi).

Situasi tata laksana organisasi ini dalamperjalanannya, sangat dipengaruhi olehkonteks eksternal organisasi seperti sistempolitik, budaya patron-klien, kebijakan-kebijakan yang tidak pro-poor dan lainsebagainya. Sehingga perlu dilakukanpeninjauan (assesment) secara periodik.

Pada pertengahan 2012, YAPPIKAmelakukan kegiatan asistensi teknis TKOMSterhadap dua lembaga di Nusa Tenggara Timur,JARPUK Ina Foa dan PIAR NTT. Kegiatan inimerupakan upaya untuk melakukanpeninjauan kedua lembaga yang cukup dikenaldi Kota Kupang itu.

JARPUK Ina Fo’a Kupang NTT merupakanorganisasi komunitas yang mewadahikelompok perempuan usaha kecil yang memilikivisi “Terwujudnya perempuan yang suksesdan mandiri dalam usaha, bebas darikekerasan dan diskriminasi, sehat jasmanirohani, bijaksana dan demokratis serta peduliterhadap lingkungan hidup”.

Sebagai organisasi komunitas denganjaringan yang cukup luas, JARPUK menjadisebuah organisasi yang unik dengan kekhasankelembagaannya yang berakar padakomunitas. Kekhasan ini pula yang melahirkantantangan tersendiri bagi para pengelolanya,terutama dalam aspek manajemen organisasitermasuk di dalamnya manajemen kelompok(KPUK) yang sangat dinamis dan tersebar diberbagai pelosok desa.

Bagi JARPUK, kegiatan pendampingan inidirasa penting untuk meningkatkanpengelolaan lembaga utamanya dan jejaringdibawahnya (KPUK-PUK). Selain itu, juga untukmerespon potensi ancaman yang mulai terlihatsaat ini dimana kohesivitas kinerja jaringanmulai digerogoti oleh kinerja yang semakinsemakin mengarah ke individualis. Kegiatanpendampingan bagi JARPUK Ina Foa terlaksanadengan baik selama dua hari, 13-14 Agustus2012.

Pada 16 Agustus 2012, YAPPIKAmelanjutkan pendampingan di Kantor PIARNTT. Sebagai organisasi yang juga cukupdikenal di tingkat nasional, PIAR NTT konsistenmelakukan advokasi anti korupsi danmelakukan pengorganisasian rakyat. Dengankondisi tersebut, penting PIAR untukmeletakkan perhatiannya bagi pengembanganorganisasi dan penguatan internal kelem–bagaan. Utamanya dari sisi manajemenorganisasi melalui penyusunan laporankelembagaan dan mempraktikkan adanyapenilaian kinerja staf.

Pernyataan para peserta bahwa materimanajemen strategis yang diberikan sangattepat dengan kebutuhan lembaga saat inimenjadi bukti, pelaksanaan pendampingan initepat dilakukan.

Seluruh kegiatan pendampingan tersebutdilakukan YAPPIKA dengan tujuan mewujudkantata kelembagaan OMS yang profesional,transparan, dan akuntabel melalui pembe–nahan aspek manajemen organisasi sehinggatercipta Tata Kelola Kepemerintahan yangDemokratis (TKLD) baik di pusat dan daerahdi Indonesia.

PENGUATAN KAPASITAS OMS

14 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 16: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 15

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Tata Kepemerintahan Lokal yangDemokratis (TKLD) merupakan salahsatu syarat bagi terwujudnya

pemenuhan hak-hak dasar warga secaramemadai. Salah satu wujud dari implementasiTKLD adalah sektor pelayanan publik yangmemberikan peran signifikan terhadapperbaikan kondisi kehidupan masyarakatseperti terkait dengan aspek pendidikan,pangan, kesehatan, administrasi pendudukdan catatan sipil, dll.

Upaya untuk mewujudkan TKLD tentu tidakbisa hanya dengan mengandalkan perubahandi pihak pemerintahan saja, tapi juga harusdidukung dengan serangkaian aksi yangkonstruktif dan terkoordinir dengan baik.Karenanya, penting untuk membangun aksi-aksi yang dapat mempercepat terwujudnya

situasi TKLD, seperti yang sudah dijabarkanoleh mitra ACCESS Tahap II di NTB dalambeberapa agenda utamanya:

a. Mewujudkan organisasi rakyat yangkuat dan mampu melakukan kontrolterhadap pembangunan.

b. Mendorong proses politikpenganggaran yang transparan danakuntabel.

c. Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak dasar atas pendidikan dankesehatan bagi perempuan, orangmiskin, anak dan kelompok marjinallainnya.

Ragam rencana aksi utama sebagaimanatersebut di atas perlu juga didukung denganstrategi yang pas, agar terjadi akselerasi

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 15

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Page 17: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

PENGUATAN KAPASITAS OMS

16 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

sebagaimana yang diharapkan.Salah satunya melalui upayakonsolidasi gerakan masyarakatsipil di Nusa Tenggara Barat.

Terkait dengan hal tersebut,YAPPIKA bersama dengan ACCESSmelaksanakan kegiatan workshop“Konsolidasi Gerakan MasyarakatSipil di Provinsi NTB dalamMerespon Isu Pemenuhan Hak-Hak Dasar Warga”. Kegiatantersebut terlaksana pada 6 – 8November 2012, di Hotel LombokRaya, Mataram. Hadir 20 orangperwakilan dari mitra ACCESS dilima kabupaten di NTB. Selain itu,juga hadir lima orang perwakilan

dari jaringan organisasi masyarakat sipil yang memilikilingkup wilayah kerja provinsi yaitu: Mitra Samea, WalhiNTB, Dewan Peduli Anggaran, MP3 NTB.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan yangsudah dilaksanakan sebelumnya pada bulan Agustus 2012tentang “Refleksi tentang Pembelajaran Kerja-Kerja MitraDalam Pencapaian TKLD dan Kaitannya dengan AgendaPAK serta Pengukuran IMS”.

Terwujudnya pelayananpublik yang prima dan

berkeadilan bagi seluruhrakyat Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

PENGUATAN KAPASITAS OMS

16 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 18: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 17

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Upaya mendukung penguatankapasitas organisasi melaluipendampingan pengelolaan dana

hibah, dilakukan YAPPIKA terhadap 21 mitraProgram SERASI di Papua. Upaya padatahun 2012 ini merupakan kelanjutan darikerja-kerja yang telah dilakukan sejak bulanOktober 2011 hingga Maret 2012. Sepertitelah dituangkan pada laporan tahunanYAPPIKA periode 2012 yang lalu, hasil yangdapat diamati dari proses ini adalah bahwamitra tampak mengalami kemajuan lebih

YAPPIKALaporan Tahunan 2012 17

PENGUATAN KAPASITAS OMS

Page 19: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

PENGUATAN KAPASITAS OMS

18 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

baik dalam mengelola keuangan, yang ditunjukkandengan semakin tepatnya waktu pengiriman laporankeuangan kepada lembaga dana yang mendukungnya.Hal ini dapat menjadi indikasi semakin terampilnyasumber daya manusia (SDM) pengelola keuangan danmeningkatnya perhatian pimpinan lembaga terhadapkualitas pengelolaan keuangan program.

Tantangan yang dihadapi dalam prosespendampingan ini adalah adanya pergantian SDM

keuangan sehingga pendampinganharus kembali dimulai dari awal. Selainitu kepemimpinan juga sangatberpengaruh terhadap kontrolpengelolaan dana hibah, khususnyaberkaitan dengan mekanisme otorisasitransaksi keuangan serta kepatuhanterhadap kebijakan pengelolaankeuangan yang diterapkan olehorganisasi. Tantangan yang disebutterakhir, kembali memperkuatpembelajaran YAPPIKA selama ini,yaitu bahwa penguatan kapasitaskeuangan tidak dapat dilakukan hanyakepada SDM pengelola keuangan saja.Namun, harus melibatkan pimpinandan manajer atau staff program.Pemahaman dan kesadaran ketiganyaterhadap pentingnya kualitas buktikeuangan dan proses akuntabilitasdalam pengelolaan keuangan, tidakdapat dipisahkan dari pelaksanaansebuah program. Capaian programyang membanggakan tentunya perludiikuti oleh pengelolaan keuanganyang transparan dan akuntabel.

PENGUATAN KAPASITAS OMS

18 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

Page 20: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

Era desentraliasi (otonomi daerah) adauntuk mendekatkan pemerintah kepadawarganya. Hal itu diwujudkan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang adildan berkualitas. Hadirnya Undang Undang No.25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publikmempertegas kewajiban negara untukmelayani setiap warga negara dan pendudukdalam memenuhi hak dan kebutuhan dasarnyadalam kerangka pelayanan publik. Hal tersebut

telah mampu mendorong berbagai inovasi baikoleh pemerintah maupun masyarakat dalamrangka mewujudkan penyelenggaraanpelayanan publik yang adil dan berkualitas.

Namun banyak studi menunjukkan realitasyang berlawanan. Dampak tak terduga daridesentralisasi adalah rendahnya akuntabilitaspenyelenggaraan pelayanan publik. Hal iniditunjukkan dengan tingginya korupsi dansemakin mahalnya layanan publik tanpa ada

19YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 21: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

20 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

“Saya mengapresiasi. Ini ide luar biasa, bahwa ada BulanPengaduan Masyarakat. Dengan demikian, ada suatu sarana

pintu untuk mereka mengadu. Dan, ada suatu keberanian oranguntuk mengadu. Semoga acara seperti ini ditindaklanjuti terus.”

M. Basyir Achmad - Walikota Pekalongan.

proses konsultasi dengan masyarakat.Rendahnya akuntabilitas bukan hanya produkdari lemahnya institusi penyelenggara tetapiberakar juga dari sikap dan cara pandangpublik terhadap pemerintah. Publik masihmenganggap bahwa pelayanan publikmerupakan “budi baik” dari pemerintah.

Sikap dan perilaku tersebut dibentuk olehbeberapa faktor seperti budaya, gender,pendidikan, dan strata sosial ekonomi. Tingkatpengetahuan terhadap hak-hak dasarnyadalam mendapatkan pelayanan publiktentunya akan menjadi dasar bagi masyarakatuntuk menentukan sikapnya terhadap kualitaspenyelenggaraan pelayanan publik yangdiberikan oleh pemerintah. Selain itu, hal lain

yang mempengaruhi sikap masyarakatterhadap penyelenggaraan pelayanan publikoleh pemerintah adalah berdasarkanpengalamannya dalam mengakses layanansecara langsung.

YAPPIKA bersama-sama dengan enammitra OMS, yaitu Pusat Studi Strategi DanKebijakan (PUSSbik), Perhimpunan PATTIROPekalongan, Yayasan Pusat Telaah DanInformasi Regional (PATTIRO) Surakarta,Malang Corruption Watch (MCW), KomitePemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi, danPerkumpulan Pengembangan Inisiatif danadvokasi Rakyat Nusa Tenggara Timur (PIARNTT), tengah melaksanakan program berjudul“Menumbuhkan Budaya Akuntabilitas

20 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 22: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

21YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Masyarakat melalui Pemanfaatan Ruang-Ruang Partisipasi Masyarakat dalam KebijakanPenyelenggaraan Pelayanan Publik”.

Program ini dijalankan di Jakarta danenam daerah, yaitu Kota Bandar Lampung(Provinsi Lampung), Kota Pekalongan (ProvinsiJawa Tengah), Kota Surakarta/Solo (ProvinsiJawa Tengah), Kota Malang (Provinsi JawaTimur), Kabupaten Sinjai (Provinsi SulawesiSelatan), dan Kota Kupang (Provinsi NusaTenggara Timur).

Program berdurasi 18 bulan ini dirancanguntuk memberikan kontribusi pada perbaikantata kelola penyelenggaraan pelayanan publikyang berintegritas dan akuntabel. Program inimelihat bahwa meningkatkan kesadarantentang hak dan penguatan kapasitasmasyarakat untuk berpartisipasi secara inklusifdalam proses penyelenggaraan pelayananpublik, menjadi salah satu kunci untukmempromosikan budaya akuntabilitas, danuntuk mengadvokasi perubahan dari sisipemerintah.

Secara khusus, program memilih strategiuntuk membangun dan memperkuat kesadarandan kapasitas masyarakat untuk menggunakanruang-ruang partisipasi formal dalampenyelenggaraan pelayanan publik sebagaipraktek budaya akuntabilitas. UU No. 25 Tahun2009 menjadi kebijakan utama yang diuji cobadalam rangka pemanfaatan ruang-ruangpartisipasi masyarakat tersebut.

Program ini berfokus pada tiga isupelayanan dasar, yaitu kesehatan, pendidikan,dan satu masalah lainnya yang sesuai untuksetiap lokasi kerja. Kesehatan dan pendidikanmerupakan kebutuhan vital sebagai dasar yangbisa memungkinkan warga negara untukmendapatkan manfaat dari hak-hak merekayang lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, aktivitasprogram telah disusun menjadi dua intervensiutama:

1. Kampanye penyadaran publik:berfokus pada mendorong danmemperkuat kesadaran masyarakat,

21YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 23: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

22 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

baik laki-laki maupun perempuan,tentang hak-hak dasar mereka untukberpartisipasi dalam penyelenggaraanpelayanan publik di sekitar mereka,untuk memberikan informasi kepadamasyarakat tentang adanya ruang-ruang partisipasi dan pentingnyaperan mereka dalam membangunakuntabilitas dalam penyelenggaraanpelayanan publik. Target sasaranadalah publik luas.

2. Meningkatkan kapasitas kelompok-kelompok masyarakat untuk pe–mantauan & partisipasi dalampenyelenggaraan pelayanan publik:berfokus pada pengembangan danpenguatan kapasitas kelompokmasyarakat sasaran, baik laki-lakimaupun perempuan, dalam memprak–tikkan budaya akuntabilitas melaluipemanfaatan ruang-ruang partisipasi(monitoring dan evaluasi) dalampenyelenggaraan pelayanan publik didaerah masing-masing.

Hasil yang telah nampak hingga akhirtahun 2012 yakni, diperolehnya dukungan darienam pemerintah kabupaten/ kota untukimplementasi Undang-undang PelayananPublik. Kota Bandar Lampung, Pekalongan,Malang, dan Kupang mendapat dukunganlangsung dari Walikota. Kota Surakartamendapat dukungan dari Sekretaris Daerah,dan Kabupaten Sinjai dari Wakil Bupati.Dukungan tersebut memperkuat legitimasiprogram di hadapan jajaran pemerintahdaerah (SKPD), maupun stakeholder kunci yanglain.

Dampak langsung yang dapat dilihatadalah terbukanya beberapa Satuan KerjaPemerintah Daerah untuk menindaklanjutikomitmen kerja sama dengan Mitra PelaksanaProgram SIAP II di enam wilayah. BeberapaSKPD tersebut yaitu Bappeda, DinasPendidikan, Dinas Kesehatan, Badan PerizinanTerpadu, Dinas Kependudukan dan CatatanSipil.

22 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 24: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

23YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

“Bagi saya, penulisan buku praktik baik penyelenggaraanpelayanan publik semacam ini merupakan tradisi yang baik dan

penting. Saya sampaikan selamat dan penghargaan, serta ucapanterima kasih kepada MP3 atas segala karya dan pengabdiannya untukkemajuan penyelenggaraan pelayanan publik di tanah air tercinta ini.”

Eko Prasojo - Wakil MenteriPendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi

Kalimat apresiasi di atas disampaikanoleh Eko Prasojo, Wakil MenteriPendayagunaan Aparatur Negara &

Reformasi Birokrasi, dalam kata sambutannyaatas terbitnya buku Oase Yang Tak Hilang‘Stock Take Praktik-praktik Baik PartisipasiWarga dalam Penyelenggaraan PelayananPublik’.

Buku tersebut terbit sebagaipendokumentasian praktik-praktik baikpenyelenggaraan pelayanan publik yangdilaksanakan pada 2012 melalui kegiatanStudy Stock Taking (SST). Kegiatan yangdidukung oleh Australian CommunityDevelopment and Civil Society StrengtheningScheme (ACCESS) Phase II ini terselenggara didelapan kabupaten di Indonesia: KabupatenBima, NTB; Kabupaten Lombok Barat, NTB;Kabupaten Kupang, NTT; Kabupaten SumbaTimur, NTT; Kabupaten Buton, Sultra;Kabupaten Muna, Sultra; Kabupaten Bantaeng,Sulsel; dan Kabupaten Jeneponto, Sulsel.

Praktik baik penyelenggaraan pelayananpublik yang dimaksudkan adalah suatu inisiatifpelayanan publik di lingkup pembentukan danimplementasi yang merupakan hasil kerjasama antar pihak yang mampu memberikanmanfaat bagi masyarakat dan berkelanjutan.

Temuan studi terbagi dalam dua temapraktik baik, yaitu Partisipasi Warga dalamPemantauan Pelayanan Publik dan PartisipasiWarga dalam Penyelenggaraan PelayananKesehatan Posyandu. Tema pertama telahditerbitkan menjadi buku tersebut di atas.Sementara tema kedua, akan menghasilkanbuku Stock Take Integrasi Layanan Sosial Dasardi Posyandu yang kini masih dalam prosespenyusunan.

Selain itu, tanggapan positif juga munculdari pihak Ombudsman Republik Indonesia,BAPPENAS dan Organisasi Masyarakat Sipilanggota Masyarakat Peduli Pelayanan Publik(MP3) dalam Workshop Nasional. Dariworkshop tersebut, dihasilkan sejumlah

23YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 25: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

24 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

rekomendasi yang menjadi bahan penyusunanpolicy brief.

Dari hasil SST ini, tiga policy brief berhasildisusun. Policy brief pertama, bertemakan“Partisipasi Masyarakat dalam PelayananPublik”. Penekanan pentingnya peranmasyarakat yang ditonjolkan dalam policybrief ini, ingin mengingatkan bahwapartisipasi masyarakat telah jelas diaturdalam pasal 20 ayat 2 dan pasal 22 ayat 2Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik. Sementara itu, monopoliruang publik oleh pemerintah masih menjadimasalah selama ini. Pemerintah masihmenganggap warganya sebagai obyekpembangunan sehingga tidak perlu dilibatkan.

Penyelenggara layanan publik diajakberkaca pada sejumlah pengalaman darilapangan. Satu contoh, misalnya para kaderPosyandu Desa Lalemba, Kecamatan Lawa,Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yangmengatasi kondisi ketiadaan fasilitas Mandi,Cuci, Kakus dengan memunculkan gagasan‘Arisan Jamban’. Upaya-upaya mandiri ininyatanya telah menjawab problem kesehatanwarga setempat, diare akut. Keberhasilanpraktik baik tersebut, menulari warga lainnya.Hasilnya, kualitas kesehatan masyarakatsetempat semakin membaik.

Ada empat rekomendasi yang disodorkan.Pertama, mengubah mentalitas birokratismenjadi ‘pelayan publik’. Kedua,meningkatkan transparansi penyelenggaraanpublik untuk partisipasi yang lebih berkualitas.Ketiga, memaknai partisipasi masyarakatsebagai kontributor percepatan reformasibirokrasi. Keempat, memberikan dukungankepada warga atau kelompok warga agarterlibat aktif dalam mendorong perbaikanpelayanan publik.

Policy brief kedua berjudul “MeluaskanSpektrum Mekanisme Pengaduan PelayananPublik”. Mekanisme pengaduan konvensionalperlu dievaluasi bila nyatanya tidak lagi efektif.Bukan lagi saatnya acuh menghadapipengaduan warga. Apalagi malahmengkriminalisasikannya. Pemerintah justruperlu mengembangkan mekanisme-mekanisme pengaduan yang mudah danresponsif. Misalnya, berkaca pada pengalamanwarga di Lombok Barat. Lembaga Sangkepyang dulunya hanya mengurusi persoalanperkawinan, kini direvitalisasi menjadilembaga yang mengelola pengaduan warga di

24 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 26: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

25YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

tingkat desa. Di level kabupaten, Forum GaweRapah cukup efektif sebagai sarana dialogantara warga dengan penyedia layanan. Daridialog tersebut, lahir dokumen publikKomitmen Bale Kuwu yang ditandatanganibupati, tokoh agama, tokoh adat, Satuan KerjaPerangkat Daerah, Lembaga SwadayaMasyarakat dan warga. Komitmen Bale Kuwuyakni menciptakan pelayanan publik yangberkualitas, cepat, mudah dan terukur.

Ada enam rekomendasi dalam policy briefini. Pertama, lembaga dan sarana pengaduanpelayanan publik mutlak harus dibentuk disetiap instansi pemerintah, terutama padainstansi yang mempunyai fungsi pelayanan.Kedua, lembaga dan sarana pengaduan yangdibentuk harus diberi kewenangan yang tidakhanya menampung pengaduan, melainkanjuga untuk menyelesaikan sengketapengaduan. Ketiga, pemerintah berkewajibanterus mendidik masyarakat dan membukaruang dialog yang selebar-lebarnya agarpelayanan yang diberikan semakin baik.Keempat, mengapresiasi dan menjalin sinergidengan lembaga-lembaga pengaduan yangdiinisiasi masyarakat. Kelima, tidakmempersulit mekanisme pengaduan yangsebenarnya simpel. Keenam, memperjelasmekanisme ganti rugi dan besaran ganti rugiyang diatur dalam Peraturan Perundangan.

Policy brief ketiga, bertopik“Membangunkan Warga MengawasiPelayanan Publik”. Di dalamnya, memuat enamrekomendasi yang perlu ditindaklanjuti.Pertama, penyelenggara dan pelaksanalayanan publik di semua tingkatan perlumelakukan percepatan perwujudan pelayananpublik yang baik dan berkualitas. Hal itu dapatditempuh dengan penyusunan SOP di semuaunit layanan, merumuskan standar danmaklumat pelayanan bersama masyarakat.Kedua, tidak perlu adanya penyeragamannama, struktur, peran dan fungsi, jaringan,maupun strategi pendekatan pengawasan

terhadap organisasi pengawasan pelayananpublik yang diinisiasi warga. Hendaknya wargadiberi kebebasan melakukan inovasi sesuaikebutuhan dan kapasitasnya.

Ketiga, perlu dipublikasikannya hasilpengawasan internal, baik yang dilakukan olehpenyelenggara layanan atau pun inspektorat,agar masyarakat tahu progres kinerja tiap unitlayanan. Keempat, hendaknya pemerintah daritingkat desa hingga pusat, mulai meresponssecara positif upaya-upaya pengawasan yangtelah dilakukan organisasi masyarakat warga.Kelima, perlunya mensinergikan kerja-kerjaorganisasi warga dalam mengawasi jalanyapelayanan publik dengan kerja-kerja lembagapengawas formal semacam, DPRD danOmbudsman. Keenam, pemerintah danorganisasi masyarakat sipil perlumemublikasikan praktik-praktik baikpengawasan pelayanan publik yang pernahdilakukan organisasi warga agar dapatmenjadi pembelajaran bagi warga lainnya.

Selain menghasilkan tiga policy brief diatas, dari SST ini telah tersusun dua kertaskebijakan/kertas lobi sebagai masukan dalampenyusunan Peraturan Presiden tentangMekanisme Ganti Rugi dan Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara tentangPetunjuk Teknis Penyusunan StandarPelayanan Publik.

Kegiatan SST ini secara langsungberkontribusi pada tercapainya outcome 1,yaitu terjadinya perbaikan kebijakan danpraktik penyelenggaraan pelayanan publikkhususnya di bidang pelayanan dasar diIndonesia.

Di samping itu, dengan terpublikasikannyalaporan kajian praktik baik penyelenggaraanpelayanan publik ini berkontribusi mewujudkanYAPPIKA sebagai pusat kajian masyarakat sipildan pelayanan publik.

25YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 27: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

26 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Judul di atas adalah satu dari tiga hasilsurvei Knowledge Attitude Practice (KAP)yang dilakukan YAPPIKA bersama enam

mitra di daerah pada pertengahan tahun 2012lalu. Mitra yang terlibat yaitu Pusat StudiStrategi dan Kebijakan (PUSSbik), YayasanPusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)Surakarta, Perhimpunan PATTIRO Pekalongan,Malang Corruption Watch (MCW), KomitePemantau Legislatif (Kopel) Sulawesi, danPerkumpulan Pengembangan Inisiatif danadvokasi Rakyat Nusa Tenggara Timur (PIAR

NTT). KAP Survei dilakukan di enamKabupaten/ Kota wilayah StrengtheningIntegrity and Accountability Program (SIAP) IIyang dikelola YAPPIKA, yaitu Kota BandarLampung, Kota Surakarta, Kota Pekalongan,Kota Malang, Kabupaten Sinjai, dan KotaKupang.

Survei ini dilakukan untuk mengidentifikasipengetahuan, sikap, dan perilaku/ praktikmasyarakat berkaitan dengan akuntabilitaspelayanan publik. Program yang mendapat

26 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 28: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

27YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

dukungan dari USAID ini ingin berkontribusiuntuk menumbuhkan budaya akuntabilitasmasyarakat melalui pemanfaatan ruang-ruangpartisipasi masyarakat dalam kebijakanpenyelenggaraan pelayanan publik.

Survei KAP yang dilakukan YAPPIKAbersama enam mitra, mengacu pada tigaaspek yang diukur terkait dengan tata kelolapelayanan publik, sebagai berikut:

1. Knowledge yaitu pengetahuan tentangakuntabilitas pelayanan publik;

2. Attitude adalah sikap/ penilaian danide/ pikiran/ pandangan merekatentang pelayanan publik yangakuntabel;

3. Practice yakni praktek-praktek wargayang menggambarkan kulturakuntabilitas dalam pelayanan publik.

Seperti telah disebut dalam judul artikelini, menjadi informasi menarik yang harusmenjadi refleksi penting bagi kita semua,khususnya yang bergiat dalam kerja-kerjaterkait dengan isu hak dasar dan pelayananpublik. Undang-undang Pelayanan Publik yangsudah berumur tiga tahun sejak disahkan,belum juga dipahami masyarakat dandiimplementasikan sepenuhnya. Berikut iniadalah gambaran hasil survei KAP tersebut:

Mayoritas responden tidak mengetahuikeberadaan Undang-undang No. 25 tahun 2009tentang Pelayanan Publik (UUPP). Hanya13,4% responden yang mengetahui.

Sementara sisanya, 86,6% respondenmenyatakan tidak mengetahui. Pengetahuanmasyarakat mengenai isi UU Pelayanan Publikjuga didominasi pengetahuan normatif saja.

Dari 13,4% responden yang mengaku tahu,sebanyak 18,88% menunjukkan pengetahuandominan pada asas, tujuan dan ruang lingkuppenyelenggaraan pelayanan publik. Dan,sebanyak 17,13% menunjukkan pengertian danbatasan penyelenggaraan pelayanan publik.Sementara materi UUPP terkait hak-hakmasyarakat, utamanya dalam peningkatankualitas layanan publik, justru relatif lebihrendah. Misalnya, peran serta masyarakat12,59%, sanksi 8,04% dan pengaduan 5,77%.

Menurut responden, sebagai warganegara sangatlah penting untuk mengetahuiisi UUPP. Responden yang menyatakan pentingsebanyak 85,39%, sementara 14,61%responden tidak menyatakan penting bagiwarga negara untuk mengetahui isi UUPelayanan Publik.

Karenanya, sosialisasi UU PelayananPublik harus dilakukan agar warga negaramemahami dengan baik maksud dan tujuanserta isinya. Televisi merupakan pilihanterbanyak dengan 33,47% responden, radio16,27%, koran dan majalah cetak sebanyak15,34%, kemudian pertemuan formal danpertemuan informal. Sementara sosialisasimelalui situs online kurang didukungresponden dalam sosialisasi UUPP.

27YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGAWAL IMPLEMENTASI UU PP

Page 29: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

28 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

28 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

Tumbuh dan berkembangnya OrganisasiMasyarakat Sipil (OMS) yang akuntabeldan dijamin kebebasannya dalam

menjalankan peran-perannya dalam tatakepemerintahan dan pembangunan adalahsalah wajah demokrasi. Karenanya, sebagainegara demokrasi, segala hal yangmenghambat warga untuk berkumpul danberorganisasi haruslah ditentang. Salahsatunya adalah Rancangan Undang-undangOrganisasi Kemasyarakatan (RUU Ormas).

Setelah melakukan konsolidasi internal,pada 2012, YAPPIKA dan Koalisi Kebebasan

Berserikat (KKB), melakukan perluasandukungan penolakan atas RUU Ormas. Untukmenggemakan penolakan tersebut, KKBmenggandeng para ahli dan sejumlah tokohnasional. Mereka adalah Prof. Jimly Assidiqi,Prof. Laica Marzuki, Prof. Gde Pantja Astawa,Prof. Fadjrul Falakh, Arie Sudjito, Buya SyafiiMaarif, Masdar F. Mas’ud dan Romo BennySusetyo.

Sepanjang 2012, KKB aktif melakukandiskusi dan menyampaikan gagasanpenolakan RUU Ormas. Hasilnya cukupmenggembirakan. Prof. Laica dan Prof. Fadjrul

Page 30: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

29YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

29YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

menyampaikan pendapat yang sesuai dengan sikap-sikapKKB di hadapan Pansus RUU Ormas DPR. Selain itu, Prof.Jimly Assidiqi dan Arie Sudjito bersikap sama dengan KKBpada saat menjadi narasumber dalam berbagai diskusipublik. Selain itu, KKB sendiri bertindak menjadinarasumber dalam berbagai diskusi yang diselenggarakanoleh FraksiPartai Gerindra, KWI, PMII, BEM UniversitasTirtayasa Banten, Dompet Dhuafa dan INFID.

Di DPR, KKB aktif melakukan pemantauan sidang-sidang Pansus RUU Ormas, utamanya sidang dengarpendapat beberapa organisasi keagamaan, organisasikemasyarakatan dan lembaga donor. Pada setiappemantauan, KKB selalu membagikan materi tolak RUUOrmas kepada anggota Pansus. Sejumlah audiensi jugadilakukan dengan sejumlah fraksi di DPR, F-PDIP, F-PKB, F-PKS, F-PPP dan F-Gerindra. Namun audiensi ini tidak

menghasilkan dukungan apa pun.Advokasi RUU Ormas mendapatsejumlah tantangan saatpembahasannya berada di tingkatPanja.

Sebanyak tiga policy briefsebagai materi kampanyepenolakan RUU Ormas dihasilkansepanjang tahun 2012. KKBmelakukan konsolidasi OMS diMedan, Yogyakarta, Makassar,Surabaya, Denpasar, Bandung,Menado, Mataram, Kupang,Maluku Utara guna menggaung–kan penolakan atas UU Ormas.Perluasan isu dilakukan pulakepada kelompok mahasiswa,organisasi berbasis keagamaan,dan buruh. Di kalanganmasyarakat luas, kampanyedilakukan saat car freeday dandengan talkshow radio.

Dukungan juga digalangdengan melakukan audiensikepada media, yaitu Jakarta Post,Media Indonesia/Metro TV,Harian KOMPAS dan Tempo.Hasilnya dukungan berbentuktulisan bersambung selama tigahari di Harian KOMPAS.

Page 31: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

30 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

30 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

Koalisi Kelompok Kerja Otonomi Daerah(Pokja Otda) dibentuk pada tahun 2009untuk mengawal proses pemilihan

presiden kala itu. Setelah sempat mengalamikevakuman pasca pemilihan presiden, koalisiini kembali aktif pada Maret 2012. Misi baru

Pokja Otda adalah mengawal proses revisiUndang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Pemda) agar sejalandengan inisiatif masyarakat sipil. Koalisi PokjaOtda terdiri dari tujuh lembaga yaitu KomitePemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah

Page 32: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

31YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

31YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

(KPPOD), Seknas FITRA (Forum Indonesia untukTransparansi Anggaran), Yayasan InovasiPemerintah Daerah (YIPD), Urban andRegional Development Institute (URDI), PusatStudi Hukum dan Kebijakan (PSHK) danYAPPIKA. Anggota Pokja Otda mengusung isusesuai dengan fokus masing-masing lembaga.YAPPIKA membawahi isu pelayanan publik danpartisipasi masyarakat. Isu pelayanan publikmenjadi salah satu isu sentral, mengingatsalah satu alasan dari revisi UU Pemda iniadalah untuk meningkatkan kualitaspelayanan publik bagi masyarakat di seluruhIndonesia.

Selain mengawal revisi UU Pemda,konsolidasi isu-isu perubahan yang akandidorong dalam Tata Kelola PemerintahanDaerah juga menjadi perhatian. Koalisi merasaperlu untuk melakukan pengawalan RUUPemda, karena peran strategis UU No. 32Tahun 2004 yang mempengaruhi UU lainterkait Pemerintahan Daerah, di antaranyaadalah UU No. 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,RUU Pemerintah Desa, dan RUU PemilihanKepala Daerah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan olehPokja Otda selama tahun 2012 di antaranya,penyusunan kertas posisi untuk lobby yang

selanjutnya diserahkan kepada DPR; konsultasidengan organisasi masyarakat sipil baik dipusat maupun daerah terkait dengansubstansi RUU Pemda; road show ke media-media nasional; diskusi terfokus (focus groupdiscussion) tentang sinergi dengan koalisiuntuk RUU Desa dan RUU Pemilu; sertamenghadiri rapat dengar pendapat umum(RDPU) yang diadakan oleh Pansus RUUPemda di DPR RI.

Pada bulan Oktober 2012, telah dilakukandiskusi terfokus untuk sinergi RUU Pemda,RUU Desa, dan RUU Pemilu. Dalam diskusi ini,banyak ditemukan persinggungan antaraketiga RUU yang memang memerlukanpembahasan lebih mendalam.

Sementara itu, kertas posisi yang disusunbersama oleh Pokja Otda, mendapat apresiasicukup baik dari berbagai pihak termasuk dariPansus RUU Pemda di DPR. Kertas posisi inipun mendapatkan respon yang positif darimedia nasional yakni Harian Kompas danMedia Indonesia. Setelah Pokja Otdamelakukan kunjungan untuk diskusi lebihmendalam dengan beberapa media, poin-poinkrusial yang disampaikan oleh Pokja Otdamenjadi salah satu liputan utama dalam keduamedia tersebut.

Page 33: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

32 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

32 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

Hak atas informasi dianggap sebagaielemen penting dalam menciptakandemokrasi yang bermakna,

pembangunan berkelanjutan yang berpihakkepada rakyat dan perjuangan melawankorupsi. UU No. 14 tahun 2008 tentangKeterbukaan Informasi Publik (UU KIP)mengatur secara tegas siapa saja yangtermasuk dalam domain keterbukaan, tidakterkecuali organisasi non pemerintah. Pasal 1ayat 3 UU KIP menjelaskan secara eksplisitkeberadaan Civil Society Organization (CSO)merupakan badan publik yang memilikikewajiban untuk menyediakan, memberikandan/atau menerbitkan informasi publik yangberada di bawah kewenangannya secara benar,akurat dan tidak menyesatkan.

Semestinya tanggung jawab tersebuttidaklah sulit karena posisi CSO umumnyabermain di area atau isu transparansi. Apalagisecara historis organisasi ini juga hadir sebagaikekuatan sipil alternatif untuk ikut mengawasidan mendorong negara untuk lebih transparandan akuntabel melaksanakan kewajiban atashak-hak politik, ekonomi, sosial dan budayamasyarakat yang diabaikan.

Mengingat “bisnis transparansi”merupakan kerja-kerja yang terbiasa dilakukan,maka tata kelola CSO pun seharusnyamemperlihatkan serta menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas agarkredibiltasnya pun meningkat di mata

masyarakat. Prinsip transparansi tersebuttentu termasuk di dalamnya keterbukaandalam memberikan pelayanan informasikepada masyarakat.

Oleh karena itu, dalam rangkamembangun sebuah gerakan keterbukaaninformasi yang masif CSO perlu merefleksikandirinya. Karena, beberapa CSO juga termasukdalam kategori badan publik yang terikatdengan ketentuan yang diatur UU KIP. CSOperlu mengkonstruksi dirinya menjadi sebuahbadan publik yang memadai. Melembagakanpelayanan dan pengelolaan informasi publik.Agar, proses advokasi keterbukaan informasipublik tidak menjadi “bumerang” bagi CSO.

Pada 2012, YAPPIKA bersama enamlembaga lainnya, ICEL, IPC, PATTIRO,ICW,FITRA, LADANG MEDIA, menyusun LaporanAssesment Implementasi UU KIP di OrganisasiMasyarakat Sipil. Satu dari lima kesimpulanyang dihasilkan menyatakan bahwa CSO padaprinsipnya sangat terbuka terhadap setiappermintaan informasi, namun demikiansemangat keterbukaan ini belum dilembagakansebagaimana dimandatkan UU KIP.

Selain upaya tersebut di atas, langkah-langkah YAPPIKA mendorong keterbukaaninformasi juga dilakukan bersama Freedom ofInformation Network Indonesia (FOINI), sebuahjaringan organisasi masyarakat sipil danindividu yang intensif mendorong keterbukaaninformasi di Indonesia.

Page 34: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

33YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGELOLA DANA HIBAH

Program Maju Perempuan Indonesiauntuk Penanggulangan Kemiskinan(MAMPU) adalah program yang

bertujuan untuk meningkatkan kapasitasorganisasi perempuan dan organisasi yangberperspektif perempuan. Ada lima temaprogram, yaitu memperbaiki akses perempuanpada program-program jaminan sosial,meningkatkan akses perempuan padapekerjaan dan menghapuskan diskriminasikerja, memperbaiki kondisi pekerja migranperempuan, menguatkan kepemimpinan

perempuan untuk kesehatan reproduksi danmelahirkan yang lebih baik, dan menguatkankepemimpinan perempuan untuk mereduksikekerasan pada perempuan. Terdapat enammitra nasional penerima dana program ini,yaitu Koalisi Perempuan Indonesia, InstituteKapal Perempuan, Migrant Care, PEKKA, PPAisyiyah, BaKTi.

Pada Mei 2012, YAPPIKA terpilih untukmengelola dana hibah tahap persiapanprogram yang didukung oleh AusAID ini.YAPPIKA berperan mengelola dana hibah untuk

Page 35: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

34 YAPPIKAAnnual Report 2012

GRANT MANAGEMENT PROGRAM

34 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

MENGELOLA DANA HIBAH

enam mitra tersebut. Selain itu, YAPPIKA jugamelakukan pengkajian kapasitas kelembagaandengan pendekatan self assessmentmenggunakan Organizational CapacityPerformance and Assessment Tool (OCPAT)kepada seluruh mitra serta mengelola danauntuk dukungan kegiatan peningkatankapasitas mitra. Hasil OCPAT selanjutnyamenjadi data dasar bagi mitra dan AusAIDuntuk mendukung kegiatan-kegiatanpengembangan kapasitas masing-masingmitra.

Proses pengelolaan dana hibah ini diawalidengan penyusunan acuan pengelolaan danayang dilakukan secara partisipatif bersamamitra. Bahkan batasan lingkup peran antaraYAPPIKA – AusAID dan mitra pun dibicarakansecara bersama-sama sehingga adakesepahaman yang baik mengenai peranmasing-masing sejak awal pelaksanaanprogram. Proses partisipatif tersebut jugamenghasilkan kesepakatan agar pengelolaandana oleh mitra mengacu kepada aturaninternal pengelolaan keuangan yang dimilikioleh masing-masing mitra. Sedangkankebijakan acuan pengelolaan dana hibahprogram hanya memuat aturan-aturan pokoksaja. Proses partisipatif tersebut di satu sisimemerlukan waktu yang lebih lamadibandingkan jika dilakukan sendiri oleh

YAPPIKA atau AusAID, namun memudahkanpada saat implementasinya karena semuapihak memahami batasan maupun kele–luasaan yang dapat dilakukan dalampengelolaan keuangan program.

Kerjasama yang berjalan selama 12 bulanini, telah rampung dan telah dilakukan auditoleh kantor akuntan independen.

Page 36: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

35YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 37: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

36 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 38: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

37YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 39: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

38 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 40: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

39YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 41: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

40 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

HASIL AUDIT KEUANGAN

Page 42: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten
Page 43: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten
Page 44: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten
Page 45: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

2 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

CONTENT

2 YAPPIKAAnnual Report 2012

Contents ......................................................................................................... 2

Preface from Executive Director ..................................................................... 3

1. Civil Society Status in 16 Regency/Municipality 2012 ............................. 5

2. CSO Capacity Building .............................................................................. 9a. Supporting CSO Capacity Building of SETAPAK Programme Partner ....... 9b. CSO Capacity Building for Public Service Advocacy in Four Area

in South East Sulawesi ........................................................................... 11c. Reflection of CSO Management of ACCESS Programme Partner

in NTT .................................................................................................... 13d. CSO Consolidation for Reflecting Contribution Towards TKLD .............. 15e. Capacity Building of Grant Financial Management

of SERASI Programme Partner in Papua ................................................. 17

3. Assisting Implementation of Public Service Law ..................................... 19a. Encouraging Society Accountability Culture through Utilization

of Community Participatory Opportunities in Public ServiceImplementation Policy. .......................................................................... 19

b. Study Stock Taking Good Practices of Public Service ............................. 23c. Low Level of Community Knowledge about Public Service Policy. ......... 26

4. National Policy Advocacy: Dialogue and Negotiation for Union Freedom andPublic Service Assurance ......................................................................... 28a. Extending Support to Object Bill of Society Organization ...................... 28b. Working Groups on Regional Autonomy; Assisting Local Government

Law Revision Improving the Quality of Our Public Service .................... 30c. Report of Information Openness Practices in Open

Government Partnership ........................................................................ 32

5. Managing Grant of MAMPU Programme ................................................ 33

6. Financial Audit Report 2012 .................................................................... 35

Page 46: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

3YAPPIKALaporan Tahunan 2012 3YAPPIKA

Annual Report 2012

It cannot be denied that a strong civil societyis one of the key factors that affect to thegrowth and expansion of democracy. Critical

citizens and their organization as the entitiesof civil organization are recognized as theindividual actors in the process of governanceand development at the High Level Forum onAid effectiveness in Busan, the Republic ofKorea, 2011. Of course, YAPPIKA does notloosen attention and still puts the work

devotion onstrengtheningthe role and

the contribution of civil society both at localand national levels.

During 2012, YAPPIKA actively conductedkinds of capacity building for civil societyorganizations in various areas. A total of 87CSOs have experienced various types ofcapacity building with total participants 1.549people. They directly participated in capacitybuilding activity organized by YAPPIKA.

Types of capacity building consist ofcapacity of institutional management andcapacity to influence policy. Capacity ofinstitutional management consists oforganization management, financialmanagement, capacity assessment andorganization performance using OCPAT(Organizational Capacity and PerformanceAnalysis Tool), and reflection of roles andcontributions of CSOs in achieving localdemocracy. Meanwhile, the capacity toinfluence policy consists of skill of advocacyand campaign in public service issues, regionalbudgeting advocacy, and research. YAPPIKAalso conducted capacity building of smartpractical writing as a strategy for CSO tocompile various advocacy experiences ororganizing inspiringly.

Page 47: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

4 YAPPIKALaporan Tahunan 20124 YAPPIKAAnnual Report 2012

The capacity building organized byYAPPIKA is very contextual. Implementation ofthe Act No. 14 Year 2008 on Public InformationOpenness is responded by providingassistance activity to arrange the StandardOperation Procedures of Public InformationManagement. Meanwhile, related with theimplementation of the Act No. 25 Year 2009on Public Services, YAPPIKA strives to establishthe public service accountability culture. Alongwith six CSOs, the members of Public SocietyCare Community (MP3), YAPPIKA works directlyto raise the public awareness of public servicerights and develops their skills to participatein various crucial points of public serviceimplementation. The crucial points includecomplaints, monitoring through public servicemonitoring units that belong to society andparticipatory arrangement of service standard.

In the last quarter of 2012, YAPPIKAfacilitated the workshop of Civil Society IndexMeasurement for the fourth time in 16Regencies/Municipalities of ACCESS Program

Phase II working areas. The workshopdelivered 16 Civil Society Index Diamond whichis a visualization of the civil society health levelrelated with their roles and contributions. Theworkshop also strengthened the relation anddialogue between civil society and localgovernment and delivered the agendas of civilsociety strengthening.

At last, it should be regretted that behindthe strengthened recognition and award forcivil society entity, YAPPIKA along with TheCoalition of Freedom of Association still haveto be strictly assist the revision process of CivilSociety Bill by Ad Hoc Committee of the Houseof Representatives. It is the revision of the Actthat is not needed and that will disturb thelegal framework of CSO organizing whichpotentially detain the actualization of CSO inIndonesia.

Francisca FitriExecutive Director

Page 48: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

5YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUSCIVIL SOCIETY STATUS

5YAPPIKAAnnual Report 2012

The existing of Civil Society Organization(CSO) seems to be a must in a successdevelopment and a politic system running

in Indonesia. Many chapters and verses canbe revealed to show that CSO has roled activelyto influence public policy, educate the citizens,empower women, and encourage the state andprivate sector to be more accountable.Meanwhile, the role of civil society is alsoadmitted in global level. Busan Agreementimplies that the civil society itself is the finalaim of development, not only a tool to helpenhancing development efforts done by thirdparty1.

Those roles and contributions of CSO aresuccessfully captured by YAPPIKA togetherwith CSO actors, government representativeand private sectors by using Civil Society Index(CSI) in year 2012. CSI is conducted in 16regencies/municipalities that lies in fourprovinces, they are South Sulawesi Province(Jeneponto Regency, Bantaeng, Gowa, andTakalar), South East Sulawesi Province (ButonRegency, North Buton and BaubauMunicipality), Nusa Tenggara Barat Province(West Lombok Regency, Central Lombok, Bima,and Dompu), Nusa Tenggara Timur Province(Kupang Regency, West Sumba and East

1 Busan Agreement: is forum about effectiveness of international fund carried out in Busan, South Korea inNovember/Desember 2011. Reference: State of Civil Society Index 2013, Creating an Enabling Environment.CIVICUS, 2013. p. 12

Page 49: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

6 YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

Sumba). CSI Measurement had also beenconducted by YAPPIKA with the same methodand the same 16 regencies/municipality in2009. It can be carried out by the support ofACCESS Programme Phase II.

The definition of civil society used in CSIrefers to the definition from CIVICUS, that ‘civilsociety is the area outside the family, state,and market where people come together tofight for their common interests2. CSI is a toolto measure the status of civil society in an areawhich is developed by CIVICUS, a network ofglobal civil society whose office is in SouthAfrica. CSI measures the health of civil societyin four dimension, they are structure, value,environtment, and impact. Besides, CSI has 25subdimension and 74 indicators.

According to Holloway (2001), CSI aimedto become ‘a tool’ that has orientation andexpected to have political impact to strengthenthe civil society as a potential arena toencourage change/social transformation.Measurement using CSI is not the final result.

The result should be considered as a media ofcommunication inter civil society and betweencivil society and important stakeholders thatinfluence or being influenced, to do reflectiontowards the condition/status of civil societyand design the strategy of common actionparticipatively3.

In general, CSI result in 2012 shows theincreasing of civil society status in allegencies/municipalities, if it is compared with2009. In dimension of structure, there were fourregencies that upgraded their status fromunhealthy (2009) to quite healthy (2012), e.g.Buton, Takalar, Bima, and Muna. There wereeight regencies experienced score increase inall subdimension of Dimension of Structure e.g.West Sumba, East Sumba, Bima, Dompu, Gowa,Takalar, Bantaeng and Buton. There were eightregencies experienced score decrease in thelevel of subdimension of Dimension ofStructure e.g. Kupang, TTS, West Lombok,Central Lombok, Jeneponto, Baubau, Muna,and North Buton. Most of the score decrease

2 CIVICUS Global Survey of the State of Civil Society, 2007. Volume 1. Edited by Heinrich, V. Finn, Kumarian PressInc. USA. p. 4.

3 Holloway, R., 2001. Using the Civil Society Index, Assessing the Health of Civil Society. A Handbook for usingthe CIVICUS Index on Civil Society as a Self-Assessment Tool. CIVICUS, Printed in Canada.

6 YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

Page 50: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

7YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

occurred on subdimension of communityparticipatory vastness. In the dimension ofenvironment, civil society status in 16regencies was in quite healthy condition. If it

is compared with the status in 2009, almostall of the regencies in 2012 experienced scoreincrease in the dimension of environment.According to the score increase, there werethree regencies experiences status upgraded,from unhealthy in 2009 to quite healthy in2012, e.g. Buton, Takalar and Bima. However,there were three regencies experienced scoredecrease in the level of dimension, e.g. Gowa,North Buton, and Jeneponto. In the level ofsubdimension, there were nine regenciesexperienced score increase in allsubdimension, e.g. TTS, West Sumba, EastSumba, Bima, Takalar, Bantaeng, Buton,baubau Municipality, and Muna. It means thatthe condition of civil society in allsubdimension improved in 2012 and theimprovement of the condition supported thegrowing of civil society in the concerned areas.However, there were seven regenciesexperienced score decrease in the level ofsubdimension of Dimension of Environment,e.g. Kupang, Dompu, West Lombok, CentralLombok, Gowa, Jeneponto, and North Buton.Most of the score decrease occurred in thesubdimension of political, freedom, and basicrights context, social and culture context, andrelation between state and civil society.

7YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

Page 51: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

8 YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

In the dimension of Value, Civil SocietyStatus in 16 regencies was in healthy conditionand quite healthy condition. If it is comparedwith the status in 2009, all of regencies in 2012experienced score increase in the dimensionof value. There were four regenciesexperienced status ugrade, it was from quitehealthy in 2009 to healthy in 2012, e.g. Takalar,Buton, Bantaeng, and West Sumba. In the levelof subdimension, there were eleven regenciesexperienced the increase, e.g. Kupang, TTS,West Sumba, East Sumba, Bima, Dompu,Central Lombok, Takalar, Bantaeng, Buton,Baubau Municipality and Muna. The highestrank of score increase in dimension of valuecame to Takalar Regency, Buton, andBantaeng. However, there were five regenciesexperienced score decrease in thesubdimension level of dimension of value, i.eWest Lombok, Gowa, Takalar, Jeneponto, andNorth Buton. Three regencies (West Lombok,Gowa and North Buton) experienceddecreasein democracy subdimension, oneregency (Gowa) experienced decrease intransparence subdimension, two regencies

(Jeneponto, Buton) experienced decrease intolerance subdimension, one regency (Gowa)experienced decrease in anti-violencesubdimension, and one regency (Jeneponto)experienced decrease in overcoming povertysubdimension.

In the Dimension of Impact, civil societystatus in 16 regencies was in healthy and quitehealthy condition. If it is compared with thestatus in 2009, all of the regencies in 2012experienced score increase. There were fourregencies experienced status uprade, it wasfrom quite healthy in 2009 to healthy in 2012,i.e Buton Regency, Takalar, Bantaeng and WestSumba. In subdimension level, there were tenregencies experienced score increase in allsubdimension of Dimension of Impact, e.g.Kupang, TTS, West Sumba, East Sumba, Bima,Gowa, Takalar, Bantaeng, Buton and BaubauMunicipality. However, there were sixregencies experienced score decrease insubdimension level, e.g. Dompu, WestLombok, Central Lombok, Jeneponto, Muna,and North Buton.

8 YAPPIKAAnnual Report 2012

CIVIL SOCIETY STATUS

Page 52: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKAAnnual Report 2012 9

CSO CAPACITY BUILDING

YAPPIKAAnnual Report 2012 9

CSO CAPACITY BUILDING

Organization capacity building means aseries of efforts to improve theorganization ability and its parts to

become an effective, efficient and sustainaibleorganization. A civil society organization is thedynamic entity that is influenced by cohesionof internal and external factors. It isestablished and expanded for certain aims,carries out certain values and works in certainissues that related to its mandate andappropriate with its vision of establishment.The organization consists of organizationalstructure and each of it has certain authorityand assignment. It is driven by those people,who work with regulations and organizationsystems, organization customs, run theorganization activities based on certain targetsand the effort to continue the organization. Theinternal dynamics and the external willinfluence the organization performance.

The strength of organization is determinedby the ability to response to the changes ofinternal and external situation. A learnerorganization will seriously conduct thereflection towards internal and externalsituation and the implementation oforganization mandate to see whether thedirection of the organization is still in the track,what should be developed in the future tobecome a better organization.

Page 53: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

CSO CAPACITY BUILDING

10 YAPPIKAAnnual Report 2012

CSO CAPACITY BUILDING

10 YAPPIKAAnnual Report 2012

The understanding above is one of thefocuses of YAPPIKA that wants to contributeto strengthen the civil society organization inIndonesia. In the end of 2012, YAPPIKAsupported the effort to strengthen theorganization capacity of SETAPAK Programmepartner that is organized by The AsiaFoundation. The activity was held in November2012-Mei 2013. The important backgrounds oforganization capacity strengthening are thecontext of external situation related with LawNumber 14 Year 2008 about Public InformationOpenness, public demand on CSO to becometransparence and accountable and the existingof Society Organization Bill that mean to rulethe entities of CSO strictly. A series offacilitation carried out by YAPPIKA to the fourorganizations of SETAPAK Programme partners,it is self assessment of organization capacityusing a tool developed by YAPPIKA

(Organizational Capacity Performance andAssessment Tool/OCPAT), organizationstrategic planning, participatory formulation ofinstitution internal rules, such as InstitutionalSOP, Public Information Management SOP, andfinancial SOP. The four organizations are TITIANFondation (Pontianak), WALHI (SouthSumatera), JARI West Borneo (Pontianak) andSTABIL (Balikpapan).

Now, the four organizations has had resultdocuments of institution reflection which is theportrait of the organization capacity,recommendations of capacity building needed,strategic planning documents that become theterm of reference of the organization in theupcoming 3-5 years, and some internalregulations of organization that is expectedthey are able to be applied in order to supportthe effectiveness and effiency of theorganization.

Page 54: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKAAnnual Report 2012 11

CSO CAPACITY BUILDING

YAPPIKAAnnual Report 2012 11

CSO CAPACITY BUILDING

Ratification of Act No. 25 Year 2009 aboutPublic Service is good news that iswelcomed by Civil Society Organization

(CSO) in various places. Public Service Act getscompliment on its advance framework, suchas the fundamental of citizen basic rights infulfilling public service, substantialparticipation is opened for the society anddescribed in quite detail in its form and levelof participation, sanction instruments for theorganizer or service provider begin from thewarning letter until firing or closing the

service, and the existence of an externalcontrolling institution. All of these are thegovernment efforts to change from Old PublicAdministration (OPA) into New Public Service(NPS). Unfortunately, the implementation ofPublic Service Act is very slow, even until thethird year of its implementation. GovernmentalRule for Civil Service Act has just ratified inthe end of 2012.

YAPPIKA fully awares that the effort toencourage the implementation of Public ServiceAct needs high capacity of CSO in public

Page 55: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

CSO CAPACITY BUILDING

12 YAPPIKAAnnual Report 2012

CSO CAPACITY BUILDING

12 YAPPIKAAnnual Report 2012

awareness advocacy and improvement ofcommunity skill to participate until technocracyworks with government or service units. In thatcontext, one of the activities of advocacycapacity strengthening has been conducted byYAPPIKA in cooperation with ACCESSProgramme of South East Sulawesi Provinceon 30 January-2 February 2012 in BaubauMunicipality. Participants of the Public Serviceadvocacy training were the CSO from BaubauMunicipality, Buton Regency, Muna Regency,and North Buton Regency. Their backgroundswere the society organizations that started tobe active to do monitoring and advocacy ofeducation and health service. They haveestablished society public service controllinginstitution named PIPM (Center of Information,Learning, and Mediation), Posyandu CadreAlliance, parents Committee Alliance, etc; andCSO that conducted advocacy in the level ofregency/municipality and assistance for thesociety organizations. The training processwas intentionally using reflective learningapproach, so that all the participants who hadexperiences or not, able to located theirexperiences and absorbed the learning in theconcept of acvocacy strategy and new contextof Public Service Act. It was also rich in methodby mixing the presentation, simulation,discussion, and reflection.

The training is admitted by the participantshad increased their self confidence andrealized that they were able to do advocacy.This acknowledgement revealed because the

participants linked their works with theknowledge and skill that they got in thetraining. The participants also understood therules of public service and assessed theimplementation in their own regencies/municipalities. The model of this collectiveactivity strengthened the learning processbetween regencies in some issues of publicservice. The important thing was they wereable to deliver roadmap of public serviceadvocacy that would become collaborationwork in regency/municipality level and raisedthe spirit to improve the quality of publicservice.

Refer to the theories and experiences, itshows us that the substantial participation ofsociety will not be concrete without theawareness of rights, knowledge of policy andrule and skill to participate. And of course,government political will to open participationroom and officer capacity to response to thesociety participation. A substantialparticipation assurance for community inPublic Service Act is the main focus for YAPPIKAto elaborate the capacity of CSO advocacy invarious places, especially in strengthening thepractice that has been and start to do by CSOalong this time in the field of controlling,complaint, and monitoring. Through thisadvocacy capacity strengthening, YAPPIKAtries to keep contributing to enlarge the roomand the role of civil society in its relation withstate, especially in the context of encouragingthe improvement of public service quality.

Page 56: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKAAnnual Report 2012 13

CSO CAPACITY BUILDING

YAPPIKAAnnual Report 2012 13

CSO CAPACITY BUILDING

Civil Society Organization (CSO) is the keyactor of development that plays a roleas the spearhead of social

transformation, politic and economicdevelopment and efforts the establishment ofthe future of Democratic GovernanceManagement (TLKD). ACCESS Phase II puts CSOas the driven actor of social change in regencyby empowering the community andencouraging dynamic interaction bertweencitizens and regencial governance to gain thecommon vision or District Citizens EngagementPlan (DCEP).

To achieve TKDL in regency level, CivilSociety Organization Management (TKOMS) isthe basic capacity that should be a concern ofthe institution itself or ACCESS Phase II. CSOshould strengthen theirself by periodicallyoverviews the development of its organization(TKOMS).

The concerned issues to be strengthen inTKOMS, in general connecte with sixorganization components as the basic

requirements to encourage organizationchange. Those six components areorganization orientation, management system,organization management, programmanagement, sustainability, and organizationperformance. In TKOMS, organizationorientation is the spirit or idea of organizationchange and also becomes the basic oforganization to achieve the desired change(organization performance).

Page 57: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

CSO CAPACITY BUILDING

14 YAPPIKAAnnual Report 2012

CSO CAPACITY BUILDING

14 YAPPIKAAnnual Report 2012

Situation of organization codes of conductis much influenced by organization externalcontext, such as political system, patron-clientculture, non pro-poor policy, etc, so it isnecessary to do periodically assessment.

In the middle of 2012, YAPPIKA conductedTKOMS technical assistance activity of the twoinstitution in East Nusa Tenggara, JARPUK InaFoa and PIAR NTT. This activity was the effortto conduct assessment on those two quitepopular institutions in Kupang.

JARPUK Ina Fo’a Kupang NTT is thecommunity organization that provide smallbusiness woman group that has vision ‘Theactualization of a successful and independentwoman, free from violence and discrimination,healthy body and soul, wise and democraticand care about the environment’.

As a community organization with quitelarge nerwork, JARPUK becomes a uniqueorganization with its institution characteristicsthat rooted in the community. It is thecharacteristics that reveal the challenges tothe organizer, especially in organizationmanagement aspect including groupmanagement (KPUK) which is very dynamic andspread in various remote villages.

For JARPUK, the assistance activity isconsidered important to improve themanagement of its main institution and the

network below (KPUK-PUK). Besides, it is alsoto respond the potential threat that begins toreveal recently where the cohesivity of networkperformance starts being undermined by moreand more individualistic performance. Theassistance activity for JARPUK Ina Foa is carriedout successfully in two days, 13-14 August2012.

On 16 August 2012, YAPPIKA continued theassistance in PIAR NTT Office. As an alsopopular organization in national level, PIARNTT consistently conducts anti-corruptionadvocacy and citizen organizing. With thatcondition, it is important for PIAR to payattention on organization development andinstitution internal strengthening, especiallyin organization management throughpreparation of institutional reports andpracticing staff performance assessment.

Statement from the participants that thesubject of strategic management indeed meetsthe institution needs is the proof that theassistance is appropriate to be conducted.

All of assistance activities are conductedby YAPPIKA in order to actualize a professionalinstitutional governance of CSO, transparence,and accountable by improving organizationmanagement aspect, so that a democraticgovernmental management in national andregional level could be established.

Page 58: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKAAnnual Report 2012 15

CSO CAPACITY BUILDING

YAPPIKAAnnual Report 2012 15

CSO CAPACITY BUILDING

Democratic Local Governance (TKLD) isone of the requirements for theactualization of citizen basic rights

fulfillment. One of the implementation of TKDLis public service sector that gives a significantrole towards the improvement of societycondition related with education aspect, food,health, citizen administration and civil record,etc.

Efforts to actualize TKDL certainly not canonly rely on changes on the part ofgovernment, but also must be supported by aseries of constructive and well coordinatedactions. Therefore, it is important to developactions which can accelerate the realizationof TKLD situation, as has been described byACCESS Phase II partner in NTB in their mainagendas, they are:

a. Actualizing a citizen organization thatis powerful and able to control thedevelopment.

b. Encouraging the transparent andaccountable budgeting politicalprocess.

c. Struggling for the fulfillment of thebasic rights for women, poor people,children and other marginal groups ineducation and health.

Variety of major action plans as mentionedabove should also be supported by strategiesthat fit, so that the expected accelation willbe happened. One was through the efforts ofcivil society movement consolidation in theWest Nusa Tenggara.

Page 59: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

CSO CAPACITY BUILDING

16 YAPPIKAAnnual Report 2012

CSO CAPACITY BUILDING

16 YAPPIKAAnnual Report 2012

In this regard, YAPPIKA alongwith ACCESS conducted workshop‘Consolidation of Civil SocietyMovement in the West NusaTenggara to Respond the Issues ofCitizen Basic Rights Fulfillment’.The workshop conducted on 6-8November 2012, at Lombok RayaHotel, Mataram. It was attendedby the representative of ACCESSpartner in five regencies in WestNusa Tenggara. Besides, it wasalso attended by fiverepresentatives from civil societyorganization network thatcovering provincial working area,

they are Samea partner, WALHI NTB, Dewan PeduliAnggaran (Budgeting Care Council), MP3 NTB.

This activity is the continuation of the previous activitythat has been conducted in August 2012 about ‘Reflectionson Partners Works Learning to Achieve TKLD and theRelation with PAK Agenda and CSI Measurement’

The actualization ofexcellent and equitable

public service for allpeople of West Nusa

Tenggara (picture note)

Page 60: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

YAPPIKAAnnual Report 2012 17

CSO CAPACITY BUILDING

YAPPIKAAnnual Report 2012 17

CSO CAPACITY BUILDING

Efforts to support the strengthening oforganizational capacity through grantsfund management assistance

conducted by YAPPIKA to 21 partners ofSERASI Program in Papua. The efforts in2012 are the continuation of works thathave been done since October 2011 toMarch 2012. As it has been

stated on the Annual Report of YAPPIKAperiod 2012, the results that can beobserved from this process is that partners

Page 61: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

CSO CAPACITY BUILDING

18 YAPPIKAAnnual Report 2012

CSO CAPACITY BUILDING

18 YAPPIKAAnnual Report 2012

seem to have more progress in financial management.It can be seen from the more precise delivery time offinancial report to the sponsor. This can be theindicator that the human resources of financial staffare more skillfull and the institution leader’s concerntowards the quality of financial management of theprogramme increased.

The challenge faced in the assistance process isthe changing of financial staff so that the assistance

should re-started from the beginning.Besides, the leadership also muchinfluences the grants managementcontrol, especially related withmechanism of financial transactionauthorization applied by theorganization. The last mentionedchallenge strengthened YAPPIKAlearning all this time that financialcapacity strengthening cannot beapplied to the financial staff only, butshould also involve the leader and themanager or programme staff. Theunderstanding and awareness of ofthose three parties towards theimportance of financial receipt qualityand accountability process of financialmanagement cannot be separatedfrom the implementation of a program.An excellent achievement should befollowed by a transparent andaccountable financial management.

Page 62: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 19

The era of decentralization (localautonomy) existence is to bringgovernment closer to its citizens. It is

embodied in a fair and qualified public serviceimplementation. The presence of Act Number25 Year 2009 on Public Service reinforces thestate’s obligation to serve all citizens andresidents to fulfill their rights and basic needsin the framework of public service. It has beenencouraged various innovations both by thegovernment and society in order to actualize

a fair and qualified public serviceimplementation.

However, many studies show the oppositereality. The unexpected impact fromdecentralization is the lack of accountabilityof public service implementation. It isindicated by the high level of corruption andthe more expensive public services without anyconsultation with the community. Lack ofaccountability is not just a product of theorganizer institution weakness but also rooted

Page 63: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

20 YAPPIKAAnnual Report 2012

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

20 YAPPIKAAnnual Report 2012

from attitude and public perspective to thegovernment. Public still considers that thepublic service is a ‘good favor ’ of thegovernment.

Attitudes and behaviors are shaped byseveral factors such as culture, gender,education, and socioeconomic strata. Level ofknowledge of the basic rights to obtain publicservicewill be the basis for public to determinetheir attitudes towards the quality publicservice implementation given by thegovernment. Besides, other things that affectpeople’s attitudes toward public service given

by the government based on their experiencesin accessing services directly.

YAPPIKA together with six CSO partners,namely the Study Center for Strategy and Policy(PUSSbik), PATTIRO association Pekalongan,Regional Assessing and Information CenterFoundation (PATTIRO) Surakarta, MalangCorruption Watch (MCW), Legislative WatchCommittee (Kopel) Sulawesi, and Associationof Initiative and Citizens AdvocationDevelopment of West Nusa Tenggara (PIARNTT) is carrying out a program titled ‘GrowingSociety Accountability Culture through

‘I appreciate. This is an outstanding idea, that there is PublicComplaint Month. Thus, there is a media for people to

complaint. And people have encouragement to complaint.Hopefully, event like this will keep on continue’

M. Basyir Ahmad, Mayor of Pekalongan

Page 64: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 21

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 21

Utilization of Public Participation Spaces inPublic Service Implementation Policy.

The program is run in Jakarta and sixregions, which are Bandar Lampung (LampungProvince), Pekalongan (Central java Province),Surakarta/Solo ( Central Java Province),Malang (East Java), Sinjai (South Sulawesi),and Kupang (East Nusa Tenggara).

The program with 18-months duration isdesigned to contribute to the improvement ofpublic service implementation managementthat is integrated and accountable. Theprogram observes that to increase theawareness about the rights and societycapacity strengthening to participateinclusively in the process of public serviceimplementation, becoming one of the keys topromote accountability culture and toadvocate changes to the government side.

In particular, the programme chose astrategy to build and strengthened the

awareness and capacity of society to useformal participation spaces in public serviceimplementation as a practice of accountabilityculture. Act No. 25 Year 2009 becomes themain policy to be tested in order to utilizesociety participation spaces.

The programme focuses on three issuesof basic services, which are health, educationand the other appropriate problem for eachfield work. Health and education are the vitalneeds. It is the basis to enable citizens to takebenefits from their other rights.

To achieve those objectives, the programactivities have been structured into two maininterventions:

1. The public awareness campaign:focuses on encouraging andstrengthen public awareness, bothmen and women, about their basicrights to participate in the publicservice implementation, to give

Page 65: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

22 YAPPIKAAnnual Report 2012

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

22 YAPPIKAAnnual Report 2012

information to the society about theexistence of participation spaces andthe importance of their roles todevelop accountability in publicservice implementation. The objectiveis wide range of public.

2. Increasing the capability of communitygroups for monitoring andparticipation in public serviceimplementation: focuses on thedevelopment and strengthening thecapacity of targeting communitygroups, both men and women, inpracticing accountability culturethrough utilization of participationspaces (monitoring and evaluation) inpublic service implementation in eacharea.

The visible results until the end of 2012were the obtained supports from six regencies/municipalities to implement Public ServiceLaw. Bandar Lampung, Pekalongan, Malang,and Kupang obtained supports directly fromthe mayor. Surakarta obtained support fromRegional Secretary and Sinjai Regency from thevice regent. Those supports strengthened thelegitimacy of programme in front of the localgovernments (SKPD), as well as the other keystakeholders.

The direct impact that can be seen is theopenness of some Local Governemnt WorkingGroup (SKPD) to follow up the commitment ofcooperation with partner of SIAP II Programmestaff in six areas. Those SKPDs are RegionalPlanning Board (Bappeda), Education Office,Health Office, Intergrated License Board,Population and Civil Record Office.

Page 66: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 23

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 23

“For me, writing a book good practice of public serviceimplementation is a good tradition and important. I say

congratulations anf appreciation, as well as thank you to MP# forall the works and dedication for the development of public

service implementation in this beloved homeland,”Eko Prasodjo, Deputy Minister of State Aparature Usage and Bureaucratic Reform

The appreciation sentences abovedelivered by Eko Prasodjo, DeputyMinister of State Aparature Usage and

Bureaucratic Reform, in his speech for thepublication of book titled Oase Yang Tak Hilang‘Stock Take Praktik-Praktik Baik PartisipasiWarga dalam Penyelenggaraan PelayananPublik’ (Never Lost Oase ‘Stock Take GoodPractise of Citizen Participation in PublicService Implementation’).

The book was published as adocumentation of good practices of publicservice implementation delivered in 2012through Stock taking Study (SST). The activitythat is supported by Australian CommunityDevelopment and Civil Society StrengtheningScheme (ACCESS) Phase II conducted in eightregencies in Indonesia: Bima Regency, West

Nusa Tenggara; West Lombok Regency, WestNusa Tenggara; Kupang Regency, East NusaTenggara, East Sumba Regency, East NusaTenggara; Buton Regency, Southeast Sulawesi;Muna Regency, Southeast Sulawesi; BantaengRegency, South Sulawesi; and JenepontoRegency, South Sulawesi.

Good practices of public serviceimplementation is the initiative of publicservice in the scope of establishment andimplementation which is the result ofcooperation between the parties that able togive benefits for society and sustainable.

The findings of the study are divided intotwo good practices. They are the citizenparticipation in public service monitoring andcitizen participation in health serviceimplementation of Posyandu. First theme has

Page 67: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

24 YAPPIKAAnnual Report 2012

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

24 YAPPIKAAnnual Report 2012

been published as the mentioned book above,while the second theme will entitled StockTake Integration of Basic Social Service inposyandu which is still in process ofpreparation.

Besides, positive responses also appearfrom Ombudsman of the Republic of Indonesia,National Planning Board (BAPPENAS), and civilsociety organization which is member of PublicService Care Society (MP3) in Nationalworkshop. From the workshop, it is deliveredsome recommendations that became thematerials of policy brief preparation.

From SST results, three policy briefssuccessfully prepared. The first brief hastheme ‘Society participation in Public Service’.The emphasis of the importance of societyroles in this policy brief, intended to remindthat society participation has been clearlystated in article 20, paragraph 2 and article22, paragraph 2 of Act No. 25 Year 2009 onPublic Service. Meanwhile, the monopoly ofpublic space by the government is still aproblem over the years. The government stillconsiders citizens as the object ofdevelopment so they do not necessary to beinvolved.

Public service providers are asked toreflect to some experiences from the field.One example is the Posyandu cadre in LalembaVillage, Lawa Subdistrict, Muna Regency,Southeast Sulawesi that overcomes the lackof bathing, Washing, Water Closet facilities bygenerating ideas of “Arisan Jamban’ or ArisanToilet. These independent efforts in fact havebeen answered the health problem of localpeople e.g. acute diarrhea. The success storyof that good practice influenced other people.As a result, the quality of local public healthquality is getting better.

There were four recommendations offered.First, change the bureaucratic mentality to be‘public servants’. Second, increase thetransparency of public implementation for amore qualified participation. Third, understandthe society participation as the contributor toacceleration of the bureaucracy reform. Fourth,provide supports to the citizens or group ofcitizens to actively getting involved toencourage public service improvement.

Page 68: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 25

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 25

The second policy brief entitled“Broadening Spectrum of Public ServiceComplaint Mechanism”. Conventionalcomplaints mechanism needs to be evaluatedwhen in fact no longer effective. It is not thetime to ignore the complaints of the people,moreover criminalize it. Government evenneeds to develop an easy and responsivecomplaints mechanism. For example,reflecting to the experiences of people inWest Lombok. Sangkep Institute that used toonly deal with the issue of marriage, nowrevitalized into institution that manages citizencomplaints in village level. At regency level,Gawe Rapah Forum is quite effective as themedia for dialogue between citizens andservice providers. From the dialogue, itdelivered public document Bale KuwuCommitment, signed by the Regents, religiousleaders, traditional leaders, Local GovernmentUnit, Non Governmental Organization andcitizens. Bale Kuwu Commitment is to createa qualified, fast, easy and measurable publicservice.

There are six reccomendations in thispolicy brief. First, institution and public servicecomplaint media absolutely should be set upin any government agencies, especially inagencies that have a service function. Second,instritution and the the established complaintmedia should be given authority, not onlyaccommodate complaints, but also to resolvecomplaints disputes. Third, the governmentis obligated to educate society continuouslyand widely open the dialogue space so theservice will be better provided. Fourth,appreciate and build synergies with institutionof complaints initiated by community. Fifth,do not complicate the complaint mechanismwhich is actually simple. Sixth, clarify thecompensation mechanism and the amount ofcompensation set out in regulation.

The third policy brief has topic ‘Wakingup the Citizens to Watch Public Service’. Itcontains six recommendations that need tobe followed up. First, the provider and public

service staff in all level need to accelerate theactualization of a good and qualified publicservice. It can be obtained by composing SOPin all service units, formulate the standard andservice declaration with the community.Second, there is no need for uniformity thename, structure, roles and functions, network,and supervisory strategy approach towards thepublic service supervisory organizationinitiated by the community. The citizens shouldget freedom to innovate suitably with theirneeds and capacities.

Third, internal supervisory results need tobe published, both provided by service provideror inspectorate so that people will know theperformance progress of each service unit.Fourth, the government in village level tocentral level should begin to respond positivelythe efforts of supervisory that have beenconducted by civil society organization. Fifth,community organization works need to besynergized to monitor the running of publicservice together with the formal institutionssuch as Regional House of Representative andOmbudsman. Sixth, the government and civilsociety organization need to publish their goodpractice of public service supervisory that everconducted by civil organization so it can be alesson learned for other people.

Besides delivering the three policy briefsabove, the SST has composed two paperpolicies/lobbying paper as the input incomposing Presiden Decree on CompensationMechanism and Regulation of the Minister ofState Aparature Usage on Technical Guide ofPublic Service standard.

SST activity directly contributed to theachievement of outcomes 1, it is theimprovement of policy and public servicepractices, especially in the field of basicservices in Indonesia.

Besides, the publication of Study Reporton Good Practises of Public Service willcontribute to actualize YAPPIKA as a center forthe study of civil society and public services.

Page 69: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

26 YAPPIKAAnnual Report 2012

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

26 YAPPIKAAnnual Report 2012

The title above is one of the three surveyresults of Knowledge Attitute Practise(KAP) conducted by YAPPIKA with six

partners in mid-2012. The involved partnersamong others are the Study Center for Strategyand Policy (PUSSbik), Regional Assessing andInformation Center Foundation (PATTIRO)Surakarta, PATTIRO association Pekalongan,Malang Corruption Watch (MCW), LegislativeWatch Committee (Kopel) Sulawesi, andAssociation of Initiative and Citizens

Advocation Development of West NusaTenggara (PIAR NTT). KAP Survey wasconducted in six regencies/municipalities ofStrengthening Integrity and AccountabilityProgram (SIAP) II areas that managed byYAPPIKA. They are Bandar Lampung city,Surakarta city, Pekalongan city, Malang city,Sinjai Regency, dan Kupang City.

The survey was conducted to identifyknowledge, attitude, and behavior/practices ofsociety related with public service

Page 70: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 27

ASSISTING IMPLEMENTATION OF PUBLIC SERVICE LAW

YAPPIKAAnnual Report 2012 27

accountability. Program that received supportfrom USAID wanted to contribute to grow thesociety accountability culture through societyparticipation in public service implementationpolicy.

Survey KAP conducted by YAPPIKA togetherwith six partners refers to the three measuredaspect related to public service management,as follows:

1. Knowledge is the knowlwdge of publicservice accountability;

2. Attitude is the attitude/assessmentand ideas/thoughts/their point of viewabout accountability of public service.

3. Practice is the citizen practices thatdescribe accountability culture in publicservice.

As mentioned in in the tittle of this article,it becomes interesting information that shouldbe an important reflection for us, especiallythose who work in issues related to basic rightsand public service. It has been three years sincePublic Service Act was issued, but it has notbeen fully understood and implemented bysociety. The description of Survey KAP asfollows:

Most of the respondents did not know theexistence of Act No. 25 year 2009 on PublicService. Only 13.4% respondents know it, whilethe rest 86.6% respondents said they did notknow. Public knowledge about the content of

Public Service Act was also dominated bynormative language.

From 13.4% who claimed they know, asmuch as 18.88% showed dominant knowledgeon the principle, objective, and public servicescope and as much as 17.13% shownunderstanding and limitation of public cerviceimplementation. While Public Service Actmaterials related to society rights,particularly in improving quality of publicservice is relatively so few. For example,community participation 12.59%, sanction8.04% and complaint 5.77%.

According to the respondents, as citizensit was important to know the contents ofPublic Service Act. Respondent who said itwas important as much as 85.39%, while14.6% respondents said that it was notimportant for the citizens to know thecontents of Public Service Act.

Therefore, socialization of Public ServiceAct should be carried out so the citizens willhave good understanding of the intent andpurpose as well as its contents. Television isthe most options as much as 33.47%respondents, radio 16.27%, paper andmagazine 15.34%, then a formal and informalmeeting. Meanwhile, the socializationthrough online sites was less supported byrespondents in Public Service Actsocialization.

Page 71: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

28 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

28 YAPPIKAAnnual Report 2012

NATIONAL POLICY ADVOCACY: DIALOGUE AND NEGOTIATION FOR UNION FREEDOM AND PUBLIC SERVICE ASSURANCE

The growth and development ofaccountable Civil Society Organization(CSO) and assured its freedom to run

the roles in government and development isone of democracy faces. Therefore, as ademocratic country, everything that inhibitscitizens to gather and get involve inorganization must be resisted. One of them isSociety Organization Bill.

After conducting an internal consolidation,in 2012, YAPPIKA and The Coalition of Freedomof Association (KKB) expanded supports to

reject Society Organization Bill. To spread therejection, KKB adjoined the experts andnational figures. They were Prof. Jimly Assidiqi,Prof. Laica Marzuki, Prof. Gde Pantja Astawa,Prof. Fadjrul Falakh, Ari Sudjito, Buya SyafiiMaarif, Masdar F. Mas’ud and Romo BennySusetyo.

Throughout 2012, KKB conducteddiscussion actively and conveyed the idea ofSociety Organization denial. The results werequite encouraging. Prof. Laica and Prof. Fadjrulconveyed their ideas which were appropriate

Page 72: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

29YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

29YAPPIKAAnnual Report 2012

NATIONAL POLICY ADVOCACY: DIALOGUE AND NEGOTIATION FOR UNION FREEDOM AND PUBLIC SERVICE ASSURANCE

with KKB posture in front of AdHoc Committee of SocietyOrganization Bill at the House of Representatives. Besides,Prof. Jimly Assidiqi and Arie Sudjito took the same posturewith KKB when they became speakers in various publicdiscussions. KKB itself acted as speaker in variousdiscussion organized by Gerindra Party Faction, KWI, PMII,BEM Tirtayasa Banten, Dompet Dhuafa, and INFID.

In the House of Representatives, KKB activelymonitored AdHoc Committee sessions on SocietyOrganization Bill, especially hearing sessions of somereligious organization, society organization, and donor. Inevery monitoring, KKB always distributed materials ofSociety Organization Bill rejection to the member of AdHocCommittee. A number of hearings also performed with anumber of factions in the House of Representatives, PDIPFaction, PKB Faction, PKS Faction, PPP Faction, and Gerindra

Faction. However, the hearings didnot get any supports. Advocationof Society Organization Bill gotsome challenges in the discussionat the level of Working GroupCommittee.

A total of three policy briefs asmaterials of Society OrganizationBill denial campaign generatedduring 2012. KKD did consolidationwith CSO in Medan, Yogyakarta,Makassar, Surabaya, Denpasar,Bandung, Menado, Mataram,Kupang, North Maluku in order tocampaign the rejection of SocietyOrganization Act. Expansion of theissue has also been conducted tothe student groups, religious baseorganizations, and labors. Amongwider society, campaign wasconducted when the car free-dayand radio talkshow.

Support was also raised bycarrying out hearings to the media,such as Jakarta Post, MediaIndonesia/Metro TV, KOMPAS DailyNewspaper and Tempo. The resultwas the support in term of serialarticles for three days in KOMPASDaily Newspaper.

Page 73: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

30 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

30 YAPPIKAAnnual Report 2012

NATIONAL POLICY ADVOCACY: DIALOGUE AND NEGOTIATION FOR UNION FREEDOM AND PUBLIC SERVICE ASSURANCE

Coalition of Working Group on RegionalAutonomy (Otda WG) was establishedin 2009 to oversee the process of

president election at that time. Having been avacuum group after the president election, the

coalition was re-activated in March 2012. Thenew mission of Otda WG was assisting theprocess of revision of Act No. 32 Year 2004 onLocal Government so it could be in line withcivil society initiatives. Otda WG Coalition

Page 74: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

31YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

31YAPPIKAAnnual Report 2012

NATIONAL POLICY ADVOCACY: DIALOGUE AND NEGOTIATION FOR UNION FREEDOM AND PUBLIC SERVICE ASSURANCE

consists of 7 institutions. They are MonitoringCommittee for Regional AutonomyImplementation (KPPOD), National Secretariatof FITRA (Indonesia Forum for BudgetTransparency), Local Government InnovationFoundation (YIPD), Urban and RegionalDevelopment institute (URDI), Study Center ofLaw and Policy (PSHK) and YAPPIKA. Memberof Otda WG brought the issue in line with thefocus of each institution. YAPPIKA focused onpublic service and community participationissues. Public service issue became one of thecentral issues considering that one of thereasons of Local Government Act revision wasto improve the quality of public service for thepeople of Indonesia.

Besides assisting the revision of LocalGovernment Act, the consolidation of issuesof changes to be encouraged in localGovernment management should also be aconcern. The coalition considered that it isnecessary to assist Local Government Bill,because of the strategic roles of Act No. 32Year 2004 that influences other Acts thatrelated to Local Governance, among others areAct No. 33 Year 2004 on Financial Balancebetween Central and Local Government,Village Government Bill, and Local LeaderElection Bill.

The activities carried out by Otda WGduring 2012 among others are the preparation

of position paper for lobbying that furthermoresubmitted to the House of Representatives;Consultation with civil society organizationsboth at the central or local which were relatedwith the substances of Local Government Bill;Roadshow to national media; Focus GroupDiscussion about synergy with the coalition forVillage Bill and General Election Bill; andattended the public hearing held by AdHocCommittee for Local Government Bill in theHouse of Representatives of the Republic ofIndonesia.

In October 2012, it has been conductedFocus Group Discussion on synergy of LocalGovernment Bill, Village Bill, and GeneralElection Bill. In this discussion, it is found thatthere were many interfaces between thosethree Bills that required more in-depthdiscussions. Meanwhile, the position paperprepared by Otda WG received quite wellappreciation from many parties, included theAdHoc Committee of Local Government Bill atthe House of Representatives. The positionPaper was also received a positive responsefrom national media, they are KOMPAS DailyNewspaper and Media Indonesia. After OtdaWG visited some media to do more in-depthdiscussion, the important points submitted bythe Otda WG became one of the main articlesin those both media.

Page 75: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

32 YAPPIKALaporan Tahunan 2012

ADVOKASI KEBIJAKAN NASIONAL

32 YAPPIKAAnnual Report 2012

NATIONAL POLICY ADVOCACY: DIALOGUE AND NEGOTIATION FOR UNION FREEDOM AND PUBLIC SERVICE ASSURANCE

The right to get information is consideredas an important element in creating ameaningful democracy, pro-people

sustainable development and the struggleagainst corruption. Act no. 14 Year 2008 on Publicinformation Openness strictly regulates anyonewho included in openness domain, not withexceptionof non-governmental organization.Article 1 paragraph 3 of Public informationOpenness Act explisitly explained the existenceof Civil Society Organization (CSO). It is a publicboard that has obligation to provide, deliver and/or publish the public information under itsauthority correctly, accurately and not misleading.

The responsibility should not be difficultbecause CSOs generally play in the area or issueof transparency. Moreover, historically theorganization also has existed as the alternativeof civil power to participatively monitor andencourage the state to be more transparent andaccountable to implement its obligation onpolitical rights, economic, social and culture ofthe society that has been ignored.

Considering the ‘business transparency’ isthe common works, the CSO management shouldalso demonstrate and apply the principles oftransparency and accountability in order toincrease its credibility in front of the public. Theprinciple of transparency necessarily includesopenness in providing information services to thepublic.

Therefore, in order to build a massivemovement of information openness, CSO needsto reflect to itself. It is because some CSOs alsoinclude in the category of Public Board whichbound with the provisions regulated in the Act ofPublic Information Openness. CSO needs toconstruct itself to be an appropriate public board.To institutionalize the services and publicinformation management so that the advocacyprocess of public information openness will notbe a ‘boomerang’ for the CSO.

In 2012, YAPPIKA along with other sixinstitutions, ICEL, IPC, PATTIRO, ICW, FITRA,LADANG MEDIA, prepared the AssessmentReport on the implementation of PublicInformation Openness in Civil SocietyOrganization. One of the five conclusions statedthat CSO in principle is very open to anyinformation request. However, this spirit ofopenness has not been institutionalized as hasbeen mandated in the Act of Public InformationOpenness.

Besides the efforts above, steps of YAPPIKAto encourage information openness is alsoconducted together with Freedom of InformationNetwork Indonesia (FOINI), a network of civilsociety organization and the individu whointensively encourages the informationopennesss in Indonesia.

Page 76: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

Program of Indonesia Woman Thrive forPoverty Reduction (MAMPU) is aprogram that aims to increase the

capacity of woman organization and theorganization with female perspectives. Thereare five programme themes, they are to improvewomen’s access on social securityprogrammes, to increase women’s access towork and eliminate employment discrimination,to improve the condition of women workers, tostrengthen women’s leadership for

reproduction health and better delivery, andto strengthen women’s leadership to reduceviolence against women. There are six nationalpartners as the beneficiary of this programme,namely Indonesian Women Coalition, InstitutKapal Perempuan (Women Ship Institute),Migrant Care, PEKKA, PP Aisyiyah, BaKTi.

In May 2012, YAPPIKA was elected tomanage grants of programme preparationphase supported by AusAID. YAPPIKA took roleto manage grants for those six partners.

33YAPPIKAAnnual Report 2012

GRANT MANAGEMENT PROGRAM

Page 77: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

34 YAPPIKAAnnual Report 2012

GRANT MANAGEMENT PROGRAM

Besides, YAPPIKA also conducted the studyof institutional capacity by using selfassessment approach named OrganizationalCapacity Performance and Assessment Tool(OCPAT) to all partners and manage the fundto support the activities of capacity buildingof the partners. The results of OCPAT thenbecame the database for the partners andAusAID to support the capacity buildingactivities of each partner.

The process of grants management beganwith the preparation of fund managementreference. It was done partisipatively withpartners. Even the constraint of roles scopesbetween YAPPIKA-AusAID and partners alsodiscussed together so that there were goodunderstanding about each roles since thebeginning of the programme. Theparticipatory process also resulted in anagreement that the fund management by thepartners should refer to the internalregulations of financial management had byeach partner. Whereas the reference policyof the programme grants managementcontained only the basic rules. Thatparticipatory process on the one handrequired a longer time than if it was done byYAPPIKA or AusAID, but it would be easier inimplementation because all parties has

understood the constraints and flexibility thatwas able to do in financial management ofthe programme.

The cooperation that runs for 12 monthshas been completed and the audits have beenperformed by an independence accountingfirm.

34 YAPPIKAAnnual Report 2012

GRANT MANAGEMENT PROGRAM

Page 78: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

35YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 79: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

36 YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 80: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

37YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 81: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

38 YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 82: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

39YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 83: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten

40 YAPPIKAAnnual Report 2012

FINANCIAL AUDIT REPORT 2012

Page 84: 2 YAPPIKA tahunan... · kegiatan pendampingan penyusunan SOP Pengelolaan Informasi Publik. Sementara terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ... STATUS MASYARAKAT SIPIL (Kabupaten