Upload
nanda-nialanky
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 1/35
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengert ian Kewir ausahaan
Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p1), kewirausahaan merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Pengertian wirausaha berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh
Suryana (2003, p13) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan
Kewirausahaan meliputi kemampuan merumuskan tujuan dan memotivasi diri,
berinisiatif, kemampuan membentuk modal dan mengatur waktu, mental yang kuat, dan
kemampuan untuk mengambil hikmah dari pengalaman.
Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam bidang bisnis
semata, tetapi juga dimiliki setiap orang untuk memiliki jiwa kreatif dan inovatif, seperti
pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya, baik secara
individual maupun kelompok.
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang
berbeda-beda, misalnya pendapat Zimmerer dan Scarborough (2004, p4) mengemukakan
ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut ini:
1. Menyukai tanggung jawab, wirausaha merasa bertanggung jawab secara pribadi atas
hasil perusahaan tempat mereka terlibat.
2. Lebih menyukai risiko menengah, yaitu wirausaha bukanlah seorang pengambil risiko
liar, melainkan seorang yang mengambil risiko dengan penuh perhitungan.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 2/35
7
3. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil, yaitu wirausaha umumnya memiliki
banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil.
4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung, wirausahawan ingin mengetahui
sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan.
5. Memiliki tingkat energi yang tinggi, wirausahawan lebih energitik dibandingkan dengan
kebanyakan orang.
6. Orientasi ke depan, wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang.
7. Keterampilan mengorganisasi, membangun sebuah perusahaan dari nol dapat
dibayangkan seperti menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar.
8. Memiliki prestasi lebih tinggi daripada uang, salah satu kesalah pengertian yang paling
umum mengenai wirausaha adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh
keinginan menghasilkan uang.
2.1.3 Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
Dalam “Entrepreneur’s Handbook”, yang dikutip oleh Wirasasmita dalam buku Suryana
(2003, p35), terdapat beberapa alasan yang memicu seseorang untuk berwirausaha, yakni:
1. Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan.
2. Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan
dihormati.
3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan kepada masyarakat, untuk membantu
ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga.
4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi alasan atau mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 3/35
8
2.1.4 Fakt or- fakt or Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wir ausaha
Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi
wirausaha. Berdasarkan pendapat Zimmerer yang dikutip oleh Suryana (2003, p44):
1. Faktor-faktor keberhasilan tersebut adalah:
a. Mempunyai ide atau visi bisnis yang jelas.
b. Mempunyai kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik waktu maupun
uang.
c. Mempunyai semangat dan kerja keras dalam membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan, dan menjalankannya.
d. Mempunyai loyalitas dan tanggung jawab terhadap pihak-pihak terkait.
2. Faktor-faktor kegagalannya adalah:
a. Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha.
b. Kurang berpengalaman dalam mengelola sumber daya manusia, mengoperasikan
perusahaan, kemampuan mengkoordinasikan, dan lain-lain.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan yakni tidak dapat mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat.
d. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai atau kurang strategis menyebabkan perusahaan sukar
untuk beroperasi.
f. Kurangnya pengawasan peralatan yang dapat mengakibatkan alat tidak efisien dan
efektif.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi gagal.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 4/35
9
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan yang
disebabkan oleh ketidakberanian untuk mengadakan perubahan dan tidak mampu
membuat peralihan setiap waktu.
2.1.5 Keunt ungan dan Kerugian Kewir ausahaan
Berdasarkan pendapat Lambing dan Kuehi yang dikutip oleh Suryana (2003, p46),
terdapat beberapa keuntungan dan kerugian berwirausaha, yakni:
1. Keuntungan:
a. Otonomi
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang
“bos” yang penuh kepuasan.
b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan
sangat memotivasi wirausaha.
c. Kontrol finansial
Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
2. Kerugian:
a. Pengorbanan personal
Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk.
b. Beban tanggung jawab
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil
maupun pengadaan dan pelatihan.
c. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri,
maka margin laba atau keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan
kemungkinan gagal juga ada.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 5/35
10
2.2 I nvestasi
2.2.1 Pengert ian I nvestasi
Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka, yakni dana, kekayaan alam,
tenaga ahli dan terampil, teknologi pada proyek tertentu baik proyek tersebut baru atau
perluasan proyek, dalam jangka panjang Umar (2003, p1).
Menurut Downes dan Goudman dalam buku studi kelayakan proyek karangan Suratman
(2001, p6) memberikan pengertian investasi sebagai berikut:
“.. Investment can refer to financial investment (where an investor puts money into a
vehicle) or to an investment of effort and time on the part of individual who wants to reap
profits from the success of his labor..” , yang dalam pengertian bebas bahasa Indonesianya
adalah Investasi dapat merujuk pada investasi keuangan (di mana seorang investor
memasukkan uang ke dalam kendaraan) atau untuk investasi usaha dan waktu pada pihak
individu yang ingin menuai keuntungan dari keberhasilan kerja.
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman modal atau
uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sehingga
dapat disimpulkan investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk mempertahankan atau
meningkatkan persediaan kapital (capital stock ) yang diharapkan dapat memberikan
pengembalian yang menguntungkan di masa yang akan datang.
2.2.2 Ciri-ciri I nvestasi
Ciri-ciri investasi berdasarkan pendapat Sutojo (2000, p2) adalah sebagai berikut:
1. Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar.
2. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan), baru dapat dinikmati
sepenuhnya beberapa masa setelah investasi dilakukan.
3. Tingkat risiko yang ditanggung perusahaan lebih tinggi.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 6/35
11
4. Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya
keputusan memberikan kredit penjualan kepada pelanggan baru secara tidak tepat,
tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar.
2.2.3 Manfaat I nvestasi
Manfaat investasi adalah untuk meningkatkan jumlah perdagangan ekspor, menciptakan
lapangan kerja baru, dan penghematan pengeluaran devisa (Sutojo 2000, p3).
2.3 Ekspansi
2.3.1 Pengertian Ekspansi
Berdasarkan pendapat Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p231) ekspansi
dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja, atau modal kerja
dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus-menerus di dalam perusahaan.
2.3.2 Bentu k-bentu k dari Ekspansi
1. Business expansion atau ekspansi bisnis adalah
Ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur modal. Dalam
bentuk ekspansi ini perusahaan tidak menambah modal kerja saja dengan menggunakan
kapasitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Oleh karenanya perusahaan tidak
menambah aktiva tetap, maka tidaklah dibutuhkan tambahan modal jangka panjang
sehingga tidak mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Sering disebut juga
ekspansi yang berangsur-angsur.
2. Financial expansion atau ekspansi keuangan adalah
Ekspansi yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisir
alat-alat produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain,
penggabungan dengan perusahaan lain, dan lain-lain. Bentuk ekspansi yang
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 7/35
12
membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekspansi ini
mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Sering disebut ekspansi yang melonjak.
2.3.3 Keuntun gan-keuntu ngan bagi Perusahaan yang Mengadakan Ekspansi
1. Adanya produksi yang ekonomis:
a. Makin besar perusahaan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk dapat
bekerja dengan biaya produksi rata-rata atau harga pokok yang lebih rendah.
b. Penggunaan yang lebih efisien.
c. Adanya stabilitasi dalam produksi dan makin berkurangnya kerugian-kerugian karena
menganggurnya aktiva-aktiva tetap.
2. Pembelian dan penjualan yang ekonomis:
a. Kedudukan terhadap penjual lebih kuat, sehingga dapat mengadakan pembelian
dengan syarat-syarat yang menguntungkan.
b. Pembelian dalam jumlah besar, memungkinkan pembelian dapat dilakukan langsung
dari sumbernya.
3. Manajemen ekonomis
Manajemen merupakan faktor yang konstan, sedangkan bagian-bagian, pabrik,
perusahaan yang ditambahkan adalah merupakan faktor-faktor variabel. Ekspansi di sini
dimaksudkan untuk mencapai titik efisiensi manajemen yang optimal atau untuk
mendapatkan imbangan yang sebaik-baiknya antara manajemen dengan faktor-faktor
variabel tersebut.
4. Pembelanjaan yang ekonomis
Makin besarnya perusahaan memberikan kemungkinan untuk dapat menggunakan
modalnya dengan lebih efisien. Apabila perusahaan menuju kepada laba yang maksimal,
maka perusahaan akan menambah modalnya sampai laba yang diperoleh dari modal
yang diinvestasikan terakhir adalah sama dengan tingkat bunga yang berlaku.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 8/35
13
2.4 Studi Kelayakan Proyek
2.4.1 Pengert ian Studi Kelayakan Proyek
Sehubungan dengan pengertian Studi Kelayakan Proyek, Suratman (2001, p5)
berpendapat bahwa studi kelayakan proyek adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk
menilai layak tidaknya proyek investasi yang bersangkutan dilakukan dengan berhasil dan
menguntungkan secara ekonomis. Pengertian berhasil ini mungkin berbeda-beda, ada yang
menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang menafsirkan dalam artian yang
luas.
Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p141), Studi Kelayakan Proyek adalah suatu
penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus.
2.4.2 Tujuan Studi Kelayakan Proyek
Proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan memengaruhi
perusahaan dalam jangka panjang. Karenanya, perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar
jangan sampai proyek tersebut, setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar
ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan.
Maka tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan
(Husnan dan Muhammad 2000, p6).
2.4.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Berdasarkan pendapat Kamaluddin (2004, p2), ada tiga manfaat yang ditimbulkan dari
adanya studi kelayakan bisnis, yaitu:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 9/35
14
a. Manfaat finansial
Artinya, bisnis tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri
apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan risiko yang ditanggung.
b. Manfaat ekonomi nasional
Artinya, bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat makro bagi
negara. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap,
GNP meningkat dan lain-lain.
c. Manfaat sosial
Artinya, masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut merasa memperoleh manfaat atas
bisnis yang dilakukan.
2.4.4 Pihak-pihak yang Membutuhkan Studi Kelayakan
Pihak-pihak yang membutuhkan studi kelayakan menurut Umar (2003, p19-20) antara
lain:
1. Pihak investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan, pemenuhan
kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan mencari investor atau
pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan
dikerjakannya itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi
kelayakan yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung
tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang
akan ditanamkan.
2. Pihak kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjamkan dari bank. Sebelum memutuskan untuk
memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang tentang studi kelayakan yang telah
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 10/35
15
dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya
agunan yang dimiliki perusahaan.
3. Pihak manajemen perusahaan
Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal
perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat proposal ini merupakan upaya
dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada
peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi
project leader , sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu,
misalnya dalam hal pendanaan, rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.
4. Pihak pemerintah
Penyusunan studi kelayakan perlu memerhatikan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan pemerintah karena bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun
tidak langsung, memengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara,
penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-
contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu
kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu misalnya dengan subsidi
dan keringanan lain.
2.4.5 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Berdasarkan pendapat Suryana (2003, p142), format studi kelayakan bisnis adalah:
1. Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan
Tahap di mana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya, ide tersebut
kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.
2. Tahap memformulasikan tujuan
Tahap perumusan visi dan misi, misalnya apa visi dan misi bisnis yang hendak
diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 11/35
16
3. Tahap analisis
Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis
tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
4. Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah
berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau
tidak.
2.4.6 Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan Proyek
2.4.6.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan
pengkajian dalam usulan proyek investasi. Alasannya adalah tidak akan mungkin suatu
proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk
perusahaan. Menurut Umar (2003, p35), pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga.
Menurut Stanton dalam buku studi kelayakan bisnis karangan Umar (2003, p35), pasar
adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja,
dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang
terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah
lakunya dalam pembelian.
Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan sisi konsumen. Dari sisi produsen atau
penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik,
persaingan oligopoli, dan persaingan monopoli. Berikut ini dijelaskan secara singkat bentuk-
bentuk pasar produsen tersebut:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 12/35
17
1. Pasar persaingan sempurna, pada pasar ini aktivitas persaingan tidaklah nampak karena
tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-
kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli apa saja tanpa ada
batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.
2. Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang atau satu
penjual saja. Jadi dalam hal ini tidak ada barang subtitusi terhadap barang yang dijual
oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari
luar.
3. Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat
harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan
atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.
4. Pasar persaingan monopolistik merupakan bentuk campuran antara persaingan
sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada
kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar pasar. Selain itu barang yang dijual pun
tidak homogen. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa
perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan pasar monopoli.
Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu:
1. Pasar konsumen, pasar ini merupakan pasar untuk barang atau jasa yang mana si
pembeli merupakan konsumen akhir (pribadi).
2. Pasar industri, pasar ini adalah pasar untuk barang atau jasa yang mana si pembeli
adalah perorangan atau badan dan produk digunakan untuk proses lebih lanjut. Atau
dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi
barang atau jasa lain, baik untuk dijual atau untuk disewakan (dipakai untuk proses lebih
lanjut).
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 13/35
18
3. Pasar penjual kembali (reseller ), adalah suatu pasar di mana si pembeli disebut para
pedagang yang akan menjual kembali barang yang dibeli. Pasar ini terdiri dari
distributor, agen, dealer, dan retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali
dalam rangka mendapat keuntungan.
4. Pasar pemerintah, merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli
atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di
sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lain-lain.
Bagi pemasaran produk barang, manajemen pemasaran akan dipecah atas sembilan
kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix ) atau 9P
yang terdiri dari sembilan komponen, yaitu produk ( product ), harga ( price ), distribusi ( place ),
promosi ( promotion ), bukti fisik ( physical evidence ), orang (people), kerja sama
( partnership ), upaya ( power ), dan proses ( process ).
Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebijakan produk
Produk berupa barang dapat dibeda-bedakan atau diklasifikasikan menurut
macamnya. Produk barang tidak hanya memerhatikan penampilan, tetapi juga
hendaknya berupa produk yang praktis, aman, tidak mahal, sederhana, dan ekonomis
dalam proses produksi dan distribusinya.
2. Kebijakan harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki
atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 14/35
19
3. Kebijakan distribusi
Sebagian produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk,
khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok
organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang
memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen.
4. Kebijakan promosi
Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan
produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu
dikenal dan ujung-ujungnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun
suatu strategi yang sering disebut bauran promosi, yang terdiri atas empat komponen
utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan
perorangan.
5. Kebijakan bukti fisik
Bukti fisik merupakan bukti nyata dari layanan yang akan diterima pelanggan
(misalnya brosur liburan).
6. Kebijakan orang
Orang-orang bertemu dan berurusan dengan para pelanggan. Dalam pengerjaannya,
diperlukan orang-orang yang memiliki “ passion ” atau semangat untuk melakukan bisnis.
7. Kebijakan kerja sama
Kerja sama meliputi joint partnership , joint relationship , alliance . Kerja sama dengan
supplier atau distributor dapat menciptakan value delivery network , yang disebut juga
dengan istilah supply chain , partnership marketing , atau partner relationship
management .
8. Kebijakan upaya
Upaya dilakukan dalam rangka memanfaatkan peluang yang timbul dari adanya
peraturan mengenai usaha yang dilakukan.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 15/35
20
9. Kebijakan proses
Proses meliputi cara dalam menangani pesanan, memuaskan pelanggan, dan
memberikan layanan. Tujuannya untuk mengembangkan dan menerjemahkan tujuan
marketing menjadi marketing strategi dan taktik.
2.4.6.2 Aspek Tekni s
Langkah selanjutnya setelah menganalisis aspek pasar dan pemasaran dalam penentuan
kelayakan suatu rencana bisnis adalah menganalisis aspek teknis. Evaluasi aspek teknis ini
mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas produksi, jenis
teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi proyek dan letak pabrik yang
menguntungkan. Lalu dari kesimpulannya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan
harta tetapnya.
Aspek ini merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek
secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan
Muhammad 2000, p110)
Menurut Render dan Heizer (2001, p272), tata letak (layout ) merupakan salah satu
keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Tata
letak memiliki implikasi strategis karena menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja. Beberapa unsur yang
harus diperhatikan dalam pembuatan keputusan mengenai tata letak perusahaan yang
meliputi:
a. Pertimbangan spasial, seperti simetri, proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain.
b. Perencanaan ruangan, mencakup perancangan interior dan arsitektur perusahaan.
c. Perlengkapan yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya.
d. Tata cahaya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan perusahaan.
e. Warna, bertujuan untuk menggerakkan perasaan dan emosi para pelanggan.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 16/35
21
f. Pesan-pesan grafis, mencakup penampilan visual, pemilihan lambang perusahaan,
pemilihan warna, dan lain-lain.
Tata letak yang efektif akan membantu perusahaan untuk mencapai beberapa hal seperti
efisiensi penggunaan ruangan, peralatan dan manusia, kemudahan bagi konsumen,
peningkatan moral karyawan, dan kondisi kerja yang aman.
2.4.6.3 Aspek Manaj emen
Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi
rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Manajemen dalam penyusunan
perencanaan, hendaknya padat dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi pendekatan pembuatan
perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu sendiri, jangka waktu pelaksanaan yang akan
didukung oleh perencanaan, dan sisi tingkatan perencanaan, Umar (2003, p115).
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencana-rencana dapat
dilihat dari berbagai sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana
serta dari beberapa sisi tingkat manajemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional sebagai
berikut:
1. Sisi jangka waktu
Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana, dikenal
tiga bentuk perencanaan, yaitu:
a. Perencanaan jangka panjang, perencanaan semacam ini menjangkau waktu sekitar
20 sampai 30 tahun ke depan. Rencana-rencananya masih berbentuk garis besar
yang bersifat strategis dan umum.
b. Perencanaan jangka panjang, menjangkau sekitar 3 sampai 5 tahun ke depan.
Perencanaan jangka panjang dipecah-pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan
jangka menengah sehingga setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 17/35
22
c. Perencanaan jangka pendek, perencanaan ini menjangkau waktu paling lama 1
(satu) tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan lebih terperinci, karena lebih jelas
sasaran yang harus dicapai termasuk dalam hal penggunaan sumber daya.
2. Sisi tingkatan manajemen
Pada umumnya perencanaan bila digolongkan ke dalam tingkatan manajemen akan
terbagi dua, yaitu:
a. Perencanaan strategis, perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen strategis.
Perencanaan strategis lebih fokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan
visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam jangka waktu panjang.
b. Perencanaan operasional, merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih
mengarah pada bidang fungsional perusahaan.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian
dan produksi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas
kerja, serta mempertahankan hubungan fungsi dan aktifitas tersebut sampai batas-batas
tertentu. Ada empat elemen dalam struktur, yaitu:
a. Spesialisasi aktifitas, mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan
kelompok kerja di seluruh organisasi.
b. Standarisasi aktifitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menuju
kelayakdugaan aktifitas.
c. Koordinasi aktifitas, adalah prosedur yang digunakan dalam memadukan fungsi-
fungsi sub-unit dalam organisasi.
d. Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu
kelompok kerja.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 18/35
23
2.4.6.4 Aspek Sumber Daya Manusia
Menurut Dessler (2004, p2), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan
praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,
termasuk merekrut, menyaring, memberikan penghargaan dan penilaian.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek bisnis keberadaan sumber daya
manusia yang kompeten adalah penting, baik secara individual maupun dalam sebuah tim
atau kelompok kerja. Untuk merencanakan dan mengembangkan sebuah tim sumber daya
manusia yang efektif dibutuhkan suatu usaha yang gigih yang merupakan perpaduan antara
seni dan pengetahuan. Hal ini diperlukan karena untuk sebuah tim yang efektif bukan hanya
keahlian teknis saja yang menjadi pertimbangan utama melainkan juga peranan dan
keselarasan masing-masing individu dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Dessler (2004, p101), hal-hal yang dituntut dalam proses perekrutan dalam
penyeleksian karyawan adalah sebagai berikut:
a. Tentukan posisi yang harus Anda isi, dengan merencanakan dan memprediksi personil.
b. Panggilah calon karyawan untuk pekerjaan ini dengan merekrut calon internal atau
eksternal.
c. Mintalah para pelamar untuk mengisi formulir aplikasi dan mengikuti wawancara
penyaringan awal.
d. Gunakan teknik seleksi seperti ujian, pemeriksaan latar belakang dan ujian fisik untuk
mendapatkan calon yang bisa bertahan.
e. Akhirnya, tentukan kepada siapa tawaran itu diberikan, dengan memerintahkan penyelia
dan barang kali yang lainnya dalam tim untuk mewawancarai calon yang bertahan.
Setelah proses perekrutan dan seleksi dijalankan maka para karyawan akan melalui
proses orientasi. Menurut Dessler (2004, p101), orientasi karyawan adalah sebuah prosedur
untuk memberikan latar belakang dasar kepada karyawan baru tentang perusahaan itu.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 19/35
24
Proses ini sangat membantu karyawan baru dalam beradaptasi dengan lingkungan
perusahaan baik terhadap aturan-aturan yang berlaku maupun dengan mitra kerja mereka
yang lainnya. Manfaat lain dari proses orientasi yaitu mengurangi rasa gugup karyawan di
hari pertamanya dan juga menghindari kejutan kenyataan. Yang dimaksud dengan kejutan
kenyataan adalah suatu keadaan yang terjadi karena adanya kesenjangan antara apa yang
diharapkan oleh karyawan baru dari jabatan barunya dengan kenyataan yang ada.
Hasil penilaian kinerja pada karyawan diperlukan guna memperbaiki keputusan-
keputusan personalia dan memberikan feed back kepada karyawan tentang pelaksanaan
pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk memotivasi para karyawan agar menjadi lebih baik lagi di
masa depan. Sistem penilaian kinerja karyawan ini haruslah berkorelasi dengan deskripsi
pekerjaan baik secara tertulis maupun dalam praktiknya. Penilaian kinerja juga harus
memiliki standar-standar pengukuran yang dapat diandalkan.
Terdapat berbagai cara yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan prestasi
kerja pada karyawannya, di antaranya adalah dengan memberikan kompensasi. Menurut
Umar (2003, p166), kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi diberikan kepada para karyawan
disesuaikan dengan lingkup kerja mereka dan terkadang juga mempertimbangkan prestasi
kerja yang telah mereka capai.
Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perusahaan berkenaan dengan sumber
daya manusia adalah proses pemberhentian karyawan. Memberhentikan karyawan dari
pekerjaan menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun untuk karyawan itu sendiri. Bagi
perusahaan kerugian yang diderita adalah dari sisi biaya, di mana perusahaan menanggung
biaya-biaya penarikan, seleksi, dan pengembangan. Sementara itu di pihak karyawan
kerugian yang ditimbulkan mungkin berupa dampak psikologis karena hilangnya pekerjaan.
Untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut maka hendaknya proses pemberhentian
tersebut dilakukan berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 20/35
25
2.4.6.5 Aspek Lingk ungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar
apakah membawa dampak negatif atau positif terhadap masyarakat sekitar atau sebaliknya
apakah masyarakat sekitar membawa dampak positif atau negatif terhadap perusahaan.
Analisis yang dilakukan terhadap aspek ini bermanfaat untuk mengidentifikasi kelayakan
bisnis yang dijalankan sesuai dengan standar lingkungan hidup yang ada. Salah satu media
utama dari aspek ini adalah AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang sedang dan telah
dikembangkan di beberapa negara maju dengan nama Environmental Impact Analysis atau
Environmental Impact Assessment (EIA). Menurut Umar (2003, p303), AMDAL diperlukan
untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok:
1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Hal ini cukup
efektif untuk memaksa para pelaksana proyek yang kurang memerhatikan kualitas
lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya saja tanpa menghiraukan
dampak samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya
proyek-proyek industri.
Adapun kegunaan daripada AMDAL itu sendiri adalah:
a. Dalam pengelolaan lingkungan, AMDAL dijadikan sebagai standar dalam menyusun
perkiraan dampak yang akan timbul dari proyek yang akan dilaksanakan. Jika pada
kenyataannya dampak lingkungan jauh berbeda dengan standar yang ditetapkan dalam
AMDAL, maka ini mungkin saja disebabkan karena perusahaan melakukan kesalahan
dalam penyusunan laporan mengenai AMDAL atau perusahaan tidak mengindahkan
laporan AMDAL itu sendiri.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 21/35
26
b. Dalam pengelolaan proyek, AMDAL merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan bisnis lainnya seperti
aspek teknis dan ekonomis.
Sebagai dokumen penting, laporan AMDAL merupakan sumber informasi yang detail dan
penting mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran
mengenai lingkungan pada saat proyek rampung dan dioperasionalkan.
2.4.6.6 Aspek Huk um
Aspek hukum menurut Suratman (2001, p29) adalah mengkaji tentang legalitas usulan
proyek yang akan dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap aspek yang akan
didirikan dan dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata pengaturan
yang berlaku di wilayah tersebut.
2.4.6.7 Aspek Ekonom i, Sosial, dan Polit ik
Dalam menganalisa kelayakan suatu bisnis lingkungan eksternal perusahaan juga harus
dimasukkan dalam perhitungan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan eksternal
tersebut menyediakan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat
lainnya adalah untuk mengetahui sumbangsih seperti apa yang dapat diberikan oleh
perusahaan pada lingkungan eksternalnya jika usulan proyek perusahaan terealisasikan.
1. Dilihat dari sudut ekonomi
Begitu banyak informasi mengenai lingkungan ekonomi secara makro yang terbesar
di masyarakat baik melalui media maupun dilihat dari masyarakat itu sendiri. Informasi
tersebut dapat dikumpulkan oleh perusahaan dan diolah menjadi informasi yang penting
dalam rangka menyusun suatu kelayakan bisnis.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 22/35
27
Menurut Umar (2003, p245), informasi tersebut dapat berupa Produk Domestik
Bruto, investasi, inflasi, nilai tukar mata uang, kredit, perbankan, anggaran pemerintah,
pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.
2. Dilihat dari sisi sosial
Harus diperhatikan dan diingat bahwa perusahaan tidak akan hidup sendiri tanpa
dukungan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa perusahaan hidup bersama-sama dalam
satu tatanan kehidupan yang beragam dan semakin kompleks yang hendaknya selalu
berada dalam suatu titik keseimbangan. Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang
sosial, khususnya dalam bidang sosial, hendaknya fokus utamanya adalah untuk
meningkatkan kualitas masyarakat (sumber daya manusia) bukan untuk mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Politik dapat memengaruhi kegiatan perusahaan. Adanya gejolak dalam politik dalam
negeri dapat memengaruhi permintaan maupun penawaran di pasar terhadap barang
dan jasa. Hendaknya perusahaan memerhatikan aspek politik dalam menyusun studi
kelayakan bisnis untuk memperkirakan situasi politik yang terjadi saat proyek dibangun
dan kemudian diimplementasikan sehingga proyek dapat menjadi layak.
2.4.6.8 Aspek Keuangan
Tujuan dari analisa keuangan adalah untuk menentukan dan mengembangkan rencana
investasi perusahaan dengan melakukan perhitungan biaya dan manfaat yang akan diterima
perusahaan pada saat rencana investasi tersebut dikembangkan. Perhitungan tersebut
dilakukan dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan dari perusahaan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
investasi tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan dan juga penilaian pada kelayakan
proyek untuk terus berkembang.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 23/35
28
1. Kebutuhan Dana dan Sumbernya
Dalam merealisasikan suatu proyek bisnis, perusahaan membutuhkan dana untuk
investasi. Menurut Umar (2003, p178), dana tersebut dapat diklasifikasikan atas dasar
aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva
tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan, biaya-biaya sebelum
operasi. Selain digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, dana tersebut juga digunakan
untuk modal kerja yang merujuk pada semua investasi yang diperlukan untuk aktiva
lancar. Untuk menghitung modal kerja yang dibutuhkan dapat digunakan metode
berdasarkan waktu yang diperlukan sejak dana tersebut keluar dari kas perusahaan
sampai menjadi atau masuk ke dalam kas perusahaan kembali.
Setelah menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan rencana
investasi tersebut maka langkah selanjutnya adalah menentukan sumber dana. Menurut
Umar (2003, p178), beberapa sumber dana yang penting antara lain:
a. Modal pemilik saham yang disetorkan.
b. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal.
c. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
d. Kredit yang diterima dari bank.
e. Sewa guna (leasing ) dari lembaga non-bank.
2. Aliran Kas (Cash Flow )
Perusahaan perlu untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat
likuiiditas dari aliran kas (cash flow ) perusahaan karena jika tingkat likuiditasnya terlalu
tinggi, yang mungkin disebabkan oleh tingkat perputaran kas yang rendah, keuntungan
yang diterima oleh perusahaan akan menjadi rendah. Demikian juga sebaliknya, jika
tingkat likuiditas aliran kas tersebut terlalu rendah, yang mungkin disebabkan oleh
perputaran kas yang tinggi, perusahaan akan mendapat keuntungan yang tinggi namun
aliran kas menjadi tidak likuid jika terjadi kebutuhan dana yang mendadak.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 24/35
29
Perhitungan terhadap aliran kas sangat penting untuk dilakukan karena arti laba
dalam akuntansi tidak sama dengan pengertian kas masuk bersih bagi investor yang
justru lebih penting untuk diketahui. Hal ini menjadi wajar karena hanya dengan aliran
kas bersih perusahaan dapat membiayai kewajiban keuangannya. Menurut Umar (2003,
p180), kas mempunyai tiga komponen utama yaitu Initial Cash Flow yang berhubungan
dengan pengeluaran untuk investasi, Operational Cash Flow yang biasanya mempunyai
selisih neto yang positif yang dapat dipakai untuk mencicil pengembalian investasinya,
dan Terminal Cash Flow yang merupakan aliran kas dari nilai sisa aktiva tetap yang
dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi dan pengembalian modal kerja
awal.
3. Biaya Modal (Cost of Capit al )
Yang dimaksudkan dengan biaya modal adalah penentuan berapa besarnya biaya
real dari masing-masing sumber pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan proyek investasinya. Perusahaan dirasa perlu melakukan perhitungan
terhadap biaya penggunaan modal rata-rata keseluruhan sehingga tingkat keuntungan
yang layak (cut off rate ) dari proyek tersebut dapat diidentifikasi. Menurut Umar (2003,
p181) untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi
atas utang dan modal sendiri, maka biaya modal dari masing-masing sumber dihitung
seperti penilaian investasi dari biaya utang, aliran kas yang dihitung setelah pajak,
demikian pula terhadap biaya modal sendiri.
a. Biaya utang. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua jangka waktu yaitu biaya utang
dalam jangka panjang dan jangka pendek di mana kedua-duanya dapat dihitung
dengan menggunakan konsep present value .
b. Biaya modal sendiri. Biaya ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya saham
preferen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan. Untuk menghitung biaya saham
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 25/35
30
preferen dapat digunakan cara yang sama dengan penghitungan biaya modal utang.
Rumus yang digunakan:
Di mana:
PO = harga jual saham saat ini
A = nilai dividen (dalam persen)
B = nilai nominal saham
Kp = biaya saham preferen
Menurut Umar (2003, p184), biaya saham biasa adalah suatu tingkat keuntungan
minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa. Rumus
yang digunakan adalah:
Di mana:
Ke = biaya modal dari saham biasa
D = dividen per lembar saham yang konstan setiap kurun waktu tertentu
PO = harga saham saat ini
Sedangkan biaya laba yang ditahan memiliki prinsip yang sama dengan biaya saham
biasa namun perbedaannya adalah bahwa pada biaya ini tidak dikeluarkan biaya untuk
melaksanakan proses saham (floatation cost ).
4. In i t ia l dan Operati onal Cash Flow
Yang dimaksud dengan initial cash flow dana yang digunakan untuk mendanai dalam
pelaksanaan proyek investasi sedangkan yang dimaksud dengan operational cash flow
adalah rencana keluar-masuknya dana jika proyek tersebut telah rampung dan
dioperasionalkan.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 26/35
31
5. Analisis Kepekaan ( Sensitivi ty Analysis)
Ketidakpastian adalah unsur yang perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan
karena dengan adanya unsur tersebut hasil perhitungan di atas kertas dapat
menyimpang jauh dari kenyataan yang terjadi. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan
berkurangnya kapabilitas suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk mencapai
keuntungan maksimal bagi perusahaan. Manfaat dari analisis kepekaan ini adalah untuk
memaksa manajer mengidentifikasi variabel-variabel yang belum diketahui dan
mengungkapkan taksiran-taksiran yang tidak tepat. Kekurangan dari analisis ini adalah
bahwa nilai-nilai dari optimistis dan pesimistis bersifat sangat relatif dan bahwa, bisa jadi,
variabel-variabel yang mendasarinya saling berhubungan.
6. Penilaian dan Pemili han I nvestasi
Perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi dengan dana terbatas
maka perlu menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan tersebut. Penilaian terhadap
investasi dan melakukan analisis terhadap urutan prioritas dapat dilakukan dengan
beberapa cara:
a. Metode Penilaian Investasi
Dalam aspek keuangan perlu dilakukan analisis terhadap aliran kas yang akan
terjadi. Terdapat empat metode yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari investasi, yaitu metode Payback Period ,
Net Present Value , Internal Rate of Return , dan Profitability Index serta Break Even
Point .
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p308), Payback Period (PP)
adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Dengan
kata lain, metode ini merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash
inflow -nya dan hasilnya ditetapkan dalam satuan waktu. Rumus yang digunakan:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 27/35
32
Adapun kriteria dari penilaian dengan metode ini adalah bahwa jika Payback
Period lebih pendek daripada maximum Payback Period -nya maka proyek investasi
tersebut layak untuk dijalankan. Metode ini cukup sederhana untuk digunakan, oleh
karenanya masih terdapat kelemahan dalam menggunakan metode ini. Kelemahan
utamanya adalah bahwa metode ini tidak memerhatikan konsep nilai waktu dari
uang dan juga tidak memerhatikan aliran kas masuk setelah payback .
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p314), Internal Rate of Return
(IRR) adalah teknik anggaran modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang
menyeimbangkan nilai masukan sekarang dengan nilai keluaran sekarang. Rumus
yang digunakan:
Di mana:
t = tahun ke-
n = jumlah tahun
I0 = nilai investasi awal
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Kriteria penilaian dari metode ini adalah jika IRR yang dihasilkan lebih besar dari
rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Terdapat rumus IRR
yang menggunakan interpolasi, yaitu:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 28/35
33
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p311), Net Present Value atau
Nilai Bersih Sekarang adalah teknik anggaran modal yang didefinisikan sebagai nilai
sekarang arus bersih masa depan setelah pajak dikurangi pengeluaran awal proyek.
Di mana:
CF = aliran kas per tahun pada periode t
I0 = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga (discount rate )
Menurut Umar (2003, p201), kriteria penilaian dari metode ini adalah:
a. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima.
b. Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak.
c. Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.
Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2001, p312), Profitability Index adalah
rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran
awalnya. Rumus yang digunakan:
Kriteria penilaian untuk metode ini adalah bahwa jika PI > 1, maka usulan
proyek dikatakan menguntungkan namun jika PI < 1, maka usulan proyek tidak
menguntungkan.
Menurut Umar (2003, p202), analisis pulang pokok (Break Even Point ) adalah
suatu media analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa
variabel di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi
yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima
perusahaan dari kegiatannya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan yang dimaksud
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 29/35
34
adalah biaya yang terbagi menjadi tiga, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya
semi-variabel. Dengan menggunakan regresi linier yang mempunyai persamaan
sebagai berikut:
Y = a + b . X
Di mana:
Y = jumlah biaya semi-variabel
a = jumlah biaya tetap
b = biaya variabel per unit
X = luas produksi
Setelah menentukan semua konstanta di atas, selanjutnya perhitungan pulang
pokok dapat dilakukan dengan rumus:
TR = TC atau Q . P = a + b . X
Di mana:
Q = tingkat produksi (unit)
P = harga jual per unit
A = biaya tetap
Jika dilakukan analisis lebih lanjut lagi di mana yang dianalisa adalah jumlah
produksi untuk mencapai titik pulang pokok, maka rumus yang digunakan adalah:
X = (a / P – b)
Dan jika yang dicari adalah nilai atau total harga untuk mencapai titik pulang
pokok, maka rumus yang digunakan adalah:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 30/35
35
b. Pilihan Leasing atau Beli
Perusahaan terkadang dihadapkan pada suatu dilema di mana perusahaan harus
memilih antara membeli atau menyewa, katakanlah, suatu sistem informasi. Maka
untuk mencari jalan keluarnya adalah dengan membandingkan biaya leasing dengan
harga yang ditawarkan jika perusahaan ingin mengembangkan sistem informasi
untuk memperlancar operasionalnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
leasing adalah:
Di mana:
NAL = Net Advantage of Leasing
I0 = harga fasilitas (aktiva tetap)
Lt = pembayaran sewa secara periodik
Dept = jumlah beban penyusutan dalam periode t
K b = biaya utang sebelum pajak
T = tarif pajak
n = umur penyusutan ekonomis
Kriteria penilaian dari metode ini adalah:
a. Jika nilai NAL = 0, maka biaya membeli sama dengan biaya leasing .
b. Jika nilai NAL > 0, maka biaya membeli lebih besar dari biaya leasing .
c. Jika nilai NAL < 0, maka biaya membeli lebih kecil dari biaya leasing .
c. Urutan Prioritas
Bila perusahaan dihadapkan pada situasi di mana perusahaan harus menentukan
prioritas daripada rencana-rencana investasinya, maka proses pengurutan prioritas
dapat digunakan. Menurut Umar (2003, p207-209), terdapat lima skenario
pengurutan prioritas:
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 31/35
36
1. Mutually Exclusive (saling meniadakan)
Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A, maka proyek-proyek
lain ditiadakan. Instrumen pengukuran yang cocok digunakan pada skenario ini
adalah metode Net Present Value (NPV) atau Internal Rate Return (IRR)
tergantung pada persoalan yang dihadapi dan karakteristik keduanya.
2. Contingency (saling terkait)
Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A yang erat
hubungannya dengan proyek B, maka proyek B atau yang lainnya diikutsertakan
juga. Metode-metode yang dapat digunakan dalam skenario ini adalah
Profitability Index (PI), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan
lainnya.
3. Independence (saling bebas)
Dalam skenario ini, jika perusahaan memilih proyek A sesuai dengan
kelayakannya dan ternyata proyek B (bertolak belakang dengan proyek A dalam
hal jenis investasi) juga memiliki kelayakan untuk dijalankan, maka keputusan
terhadap proyek mana yang akan direalisasikan harus dipelajari kemudian
karena dianggap tidak berkaitan.
4. Capital Budget Constrain (keterbatasan keuangan)
Dalam skenario ini, di mana perusahaan dihadapkan pada keterbatasan
dana, maka proyek yang akan direalisasikan hanya satu atau beberapa yang
memenuhi syarat kelayakan yang telah dijelaskan.
5. Cost Effectiveness (biaya efektif)
Dalam situasi seperti ini, pengurutan pengerjaan proyek didasarkan pada
sumber daya yang mendesak untuk segera digunakan, seperti tenaga kerja yang
menganggur.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 32/35
37
2.5 Kerangka Pemik iran Teorit is
Gambar 2 .1 Kerangka Pemik iranSumber: Gambar diolah
2.6 Metodologi Penelit ian
2.6.1 Jenis dan Metode Penelit ian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan metode penelitian yang
dilakukan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran secara
sistematik, faktual, dan akurat. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk meneliti suatu
objek penelitian dan menemukan fakta-fakta yang ada mengenai studi kelayakan rencana
perusahaan.
Ide Bisnis
Aspek
Pasar dan
Pemasaran
Aspek
Sumber
Daya
Manusia
Analisis Studi Kelayakan
Aspek
Manajemen
Alternatif Kelayakan
Aspek
Hukum
Layak Tidak Layak
Aspek
Teknis
Aspek
Ekonomi
Sosial dan
politik
Aspek
Keuangan
Aspek
Lingkunga
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 33/35
38
2.6.2 Teknik Pengumpu lan Data
Data-data dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu dengan studi kepustakaan dan studi
lapangan.
1. Studi kepustakaan
Penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan
(literature ) dan berbagai jenis sumber data lainnya yang bersifat teoritis, yang faktual
dan aktual, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Misalnya melalui media
internet (www.kompas.com). Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk
memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan studi perbandingan,
sehingga diperoleh konsep sebagai titik tolak pembahasan.
2. Studi lapangan (Field Research Method )
Penelitian dilakukan dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat yang
menjadi objek penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi/Pengamatan
Merupakan pengamatan secara langsung terhadap berbagai masalah yang
berkaitan dengan objek penelitian serta pengamatan terhadap catatan-catatan dan
dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan. Penulis juga melakukan
pengamatan pada pasar mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk melakukan ekspansi.
b. Wawancara (Interview )
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan
dalam berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang
diperlukan.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 34/35
39
2.6.3 Defini si Operasional dan I nstrumen Pengukur an
Tabel 2.1 Defin isi Operasional dan I nstr umen Penguku ran
Variabel Dimensi I ndikator Ukuran
PenilaianKelayakan Usaha
Aspek-aspek penilaian: Aspek Pasar danPemasaran
PeramalanPermintaan Produk
Metode Perkiraan Kualitatif
Bauran Pemasaran Metode Deskriptif Kualitatif
Aspek Teknis
Penilaian Alternatif Lokasi
Metode Deskriptif Kualitatif Subjektif
Proses Operasional Metode Deskriptif Kualitatif
Layout /Letak Outlet Metode Deskriptif Kualitatif
Aspek Manajemen
PengorganisasianManajemen
Metode Deskriptif Kualitatif
Aspek Lingkungan
Lingkungan sosialdan ekonomi
Metode Deskriptif Kualitatif
Aspek Keuangan
Sumber Modal danBiaya Modal
Modal Sendiri
Cash Flow Initial Cash Flow Operational Cash Flow Terminal Cash Flow
Penilaian Investasi: Payback Period
IRR
NPV
PI
Sumber: Data setelah diolah
2.6.4 Tekni k Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan “analisis studi kelayakan bisnis”
dalam bentuk kualitatif sesuai dengan teori dalam beberapa aspek:
1. Aspek pasar dan pemasaran yaitu menjelaskan peramalan permintaan produk dan
bauran pemasarannya.
2. Aspek teknis yaitu menjelaskan penilaian alternatif lokasi, proses operasional, tata letak.
3. Aspek manajemen yaitu menjelaskan pengorganisasian manajemennya.
5/17/2018 2010-1-00391-MN Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2010-1-00391-mn-bab-2 35/35
40
Teknik peramalan menggunakan perkiraan kualitatif.
Metode Deskriptif Kuantitatif:
1. Payback Period
2. NPV (Net Present Value )
3. IRR (Internal Rate of Return )
4. PI (Profitability Index )
2.6.5 Kelemahan Tekni k Analisis Data
Kelemahan dari teknik analisis data yang digunakan penulis adalah:
1. Proyeksi tingkat bunga modal mengikuti suku bunga deposito ditambah dengan tingkat
risiko, di mana hal tersebut mudah sekali mengalami perubahan. Kondisi bisnis Indonesia
yang mudah berubah membuat proyeksi tersebut tidak flat tetapi mengikuti arus pasar.
Politik dan ekonomi saat ini memiliki korelasi yang sangat kuat, jika terjadi ketidak
harmonisan dalam pemerintahan maka para investor pasti meningkatkan angka risiko
mereka.
2. Pada analisa Payback Period tidak melihat nilai waktu dari uang (Time Value of Money ),
sehingga analisa dari segi inflasi tidak dapat dilakukan. Hal tersebut membuat tingkat
pengembalian menjadi lebih tinggi dari kenyataannya.