Upload
khoirul-fahmi
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
CONTOH PERHITUNGAN RANGKA ATAP
Dalam contoh ini perhitungan gaya-gaya dalam dihitung dengan program SAP
2000.
A. Perencanaan Batang Tekan (dicoba dipakai L50.50.5)
1. Cek kelangsingan elemen penampang
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang
harus memenuhi syarat :
y
rrf
250 dimana ;
t
b maka,
(b/t) = (50/5) = 10
250
250r = 15,81
Diperoleh 10 < 15,81 Oke.
2. Cek kelangsingan struktur tekan.
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang
harus memenuhi syarat :
2
200.min
r
Lk kc
Data :
Lk = 1064 mm
kc = 1 (asumsi perletakan sendi-sendi)
rmin = 15,138 mm
138,15
1064.1 = 70,29 < 200 . Oke.
3. Daya dukung komponen struktur tekan.
E
f
r
L ykc
min
1
= 200000
250
138,15
10641
= 0,791
Untuk 0,25 < c < 1,2 maka, c
67,06,1
43,1
maka,
791,067,06,1
43,1
x = 1,34
Sehingga :
34,1
250960
y
gn
fAN = 179586 N
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang
harus memenuhi syarat :
Nu Nn dimana = 0,85 (Untuk komponen struktur tekan)
93531,6 N < 0,85 x 179586 N
93531,6 N < 152648 N Oke.
Maka profil Siku ganda 50.50.5 dapat digunakan.
B. Perencanaan Batang Tarik (dicoba dipakai L 50.50.5)
1. Cek kelangsingan struktur tarik
240.min
r
Lk kc
Data :
3
Lk = 1064 mm
kc = 1 (asumsi perletakan sendi-sendi)
rmin = 15,138 mm
138,15
1064.1 = 70,29 < 240 . Oke.
2. Daya dukung nominal komponen struktur tarik
Dalam SNI 2002 ditentukan nilai kelangsingan elemen penampang
harus memenuhi syarat :
Nu Nn dimana = 0,75 (Untuk komponen struktur tarik dengan
menggunakan sambungan baut)
Untuk sambungan dengan baut digunakan persamaan 10.1.1-2b
Nn = Ae fu, dengan Ae diambil = 0,85 Ag dan fu = 410 MPa
= 0,85 x 960 x 410
= 334560 N
Sehingga :
121690 N < 0,75 x 334560 N
121690 N < 250920 N Oke
Maka profil Siku ganda 50.50.5 dapat digunakan.
1. PERENCANAAN SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
2
1
3 4
5
6
4
Asumsi menggunakan baut dengan mutu baja BJ 41 dengan diameter 3/4 (19,1
mm) dengan data :
- Tebal plat sambung (tp) = 8 mm
- d = 19,1 mm
- db = 15,9 mm
- Ab = 198,6 mm2
- fub = 410 MPa
- fy = 250 MPa
Nomor Detail Nomor Gaya
Joint Joint Frame Batang (N)
1
119 83283
131 83283
178 -17416
161 61538
179 -6023
2
130 -94745
142 -94745
161 61538
3
117 93509
118 88340
177 6956
196 -4715
4
121 22074
122 -39312
192 -26077
171 32124
5
109 -117256
6
120 58497
5
170 43584
Dari gaya batang yang telah diperoleh seperti pada table diatas, maka
selanjutnya dapat ditentukan jumlah baut yang akan digunakan.
A. Menentukan kekuatan baut
Menurut SNI 2002 Pasal 13.2.2. Kekuatan satu baut diambil nilai terkecil
dari 3 kondisi berikut.
1. Kuat Geser Baut
b
b
ufd AfrV ... 1 , dengan f = 0,75 dan r1 = 0,5 (Pasal 13.2.2.1.)
= 0,75 x 0,5 x 410 x 198,6
= 30528,06 N
2. Kuat Tarik Baut
b
b
ufd AfT ..75,0. , dengan f = 0,75 (Pasal 13.2.2.2.)
= 0,75 x 0,75 x 410 x 198,6
= 45792,10 N
3. Kuat Tumpu Baut
upbfd ftdR ....2 , dengan f = 0,75 (Pasal 13.2.2.4.)
= 2x 0,75 x 15,9 x 8 x 250
= 47700 N
Maka digunakan kekuatan satu baut adalah 30528,06 N
6
B. Menentukan jumlah baut
Jumlah baut untuk masing-masing batang diperlihatkan dalam table berikut :
Nomor Nomor Gaya Kuat 1 Baut Jumlah Jumlah
Joint Frame Batang (N) (N) Baut terpasang
1
119 83283 30528.06 2.73 3
131 83283 30528.06 2.73 3
178 17416 30528.06 0.57 2
161 61538 30528.06 2.02 3
179 6023 30528.06 0.20 2
2
130 94745 30528.06 3.10 4
142 94745 30528.06 3.10 4
161 61538 30528.06 2.02 3
3
117 93509 30528.06 3.06 4
118 88340 30528.06 2.89 3
177 6956 30528.06 0.23 2
196 4715 30528.06 0.15 2
Nomor Nomor Gaya Kuat 1 Baut Jumlah Jumlah
Joint Frame Batang (N) (N) Baut terpasang
4
121 22074 30528.06 0.72 2
122 39312 30528.06 1.29 2
192 26077 30528.06 0.85 2
171 32124 30528.06 1.05 2
5 109 117256 30528.06 3.84 4
6 120 58497 30528.06 1.92 2
170 43584 30528.06 1.43 2
Untuk elemen yang memiliki jumlah baut < 2 buah, digunakan 2 buah.