20406403

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS DAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK

    (POLIETILENA)

    Ivory Son Kolontoko / 20406403

    Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin

    ABSTRAKSI

    Mesin pencacah sampah botol plastik ini merupakan alat untuk membantu para pengepul dalam

    mencacah botol plastik untuk mempermudah pembawaannya ke agen yang nantinya akan

    dijadikan bijih plastik. Dalam pengoperasiannya, mesin pencacah ini dibantu oleh beberapa

    komponen penunjang yaitu motor listrik, puli, roler penghantar dan rangka. Dan peranan dari

    komponen penunjang tersebut sangatlah penting, karena itu perlu dilakukan perancangan yang

    baik dan salah satunya yaitu dari segi kekuatan, dimana rangka mesin menerima beban dari

    beberapa komponen itu sendiri maupun dari sampah botol plastik yang akan cacah. Dalam

    penulisan tugas akhir ini, akan dibahas mengenai perencanaan puli, dan kapasitas produksi,

    dalam perancangan ini perlu dilakukan suatu analisis untuk memastikan hasil perancangan

    dapat digunakan. Bila dahulu proses perancangan dilakukan suatu mesin dilakukan dengan cara

    trial and error hingga diperoleh hasil yang optimal, maka sekarang ini rancang bangun

    mesin dilakukan dengan proses komputerisasi dalam hal ini mesin pencacah botol plastik

    digambar dengan menggunakan software AutoCad. Dan material rangka mesin yang dipakai

    adalah baja konstruksi S 10 C (AISI 1010).

    Kata kunci : perancangan mesin, plastik, perencanaan puli, V- belt, poros, pasak.

    PENDAHULUAN

    Dari masa ke masa, negeri ini selalu ingin

    mengubah dirinya untuk menjadi lebih

    bersih dan indah. Akan tetapi, keseriusan ini

    hanya ditanggapi oleh sebagian orang saja.

    Sebagian besar pihak merasa tidak peduli

    akan persoalan ini, dari beberapa orang

    hanya sibuk dengan apa yang harus dia

    kerjakan sehari-hari. Karena mereka tidak

    mau menemukan inovasi-inovasi baru untuk

    membuat negeri ini menjadi lebih bersih dan

    indah. Dari kebanyakan orang hampir

    mustahil untuk mengatakan bahwa kita bisa

    menemukan suatu tempat di negeri ini di

    mana tidak tampak sampah-sampah yang

    berserakan. Kalaupun kita bisa

    menemukannya, barangkali tempat-tempat

  • tersebut adalah kawasan-kawasan mewah

    dan di tempat yang masyarakatnya memang

    sudah mengerti akan indahnya kebersihan.

    Pengolahan dan pengelolaan sampah

    hendaknya menerapkan proses-proses,

    seperti Reduce (mengurangi), Reuse

    (menggunakan kembali), Recycle (mendaur

    ulang), Replace (mengganti barang

    berpotensi sampah ke arah bahan recycle).

    Untuk menunjang langkah tersebut maka

    dibuat suatu perancangan mesin untuk

    mengolah sampah. Dalam perancangan

    suatu mesin juga harus memperhatikan

    kinerja dari setiap elemen mesin yang

    digunakan. Seperti halnya dalam

    perancangan mesin pencacah sampah ini,

    kita harus memperhatikan bagaimana mesin

    pencacah ini dapat bekerja maksimal dalam

    mencacah sampah.

    LANDASAN TEORI

    Pemotongan Dengan Mesin Cutting

    Proses ini dilakukan untuk memotong

    bagian- bagian tertentu yang dibutuhkan

    dalam manufacturing. Proses ini dilakukan

    pada saat pengerjaan bagian-bagian tertentu

    dari konstruksi mesin yang dibangun. Proses

    pemotongan merupakan suatu proses yang

    digunakan untuk memotong bahan atau

    benda kerja setelah bahan tersebut diukur

    sesuai dengan yang diinginkan atau yang

    akan digunakan, untuk pengerjaan

    konstruksi pada modifikasi ini dengan

    menggunakan mesin potong logam yang

    membuat pengerjaan lebih mudah dan

    memerlukan waktu yang relatif cepat.

    Proses Pengelasan

    Proses pengelasan adalah proses

    penyambungan antara dua material atau

    lebih (biasanya logam) secara permanen

    dengan cara mencairkan logam tersebut

    yang diakibatkan dari temperatur, tekanan,

    dan kondisi metalurgi. Pengelasan dapat

    dapat dilaksanakan dibawah variasi kondisi

    yang sangat luas sehingga pengelasan sangat

    penting dalam proses pembuatan rancangan

    (manufacturing). Untuk mendapatkan hasil

    las yang baik antara dua logam yang akan

    disambungkan, ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan yaitu:

    1.Permukaan-permukaan yang rata dan

    halus.

    2.Permukaan yang bersih, bebas dari oksida,

    gas-gas yang terserap, gemuk, dan zat

    pencemar lainnya.

    3.Logam tanpa ketidakmurnian didalamnya.

    4.Dua logam merupakan kristal tunggal

    yang mempunyai struktur orientasi kristal

    yang identik.

    Proses Gerinda

    Proses gerinda merupakan bagian dari

    proses finishing dalam hal pengerjaan suatu

    perancangan sehingga menghasilkan suatu

    rancangan yang baik dan berkualitas. Proses

    gerinda dapat didefinisikan sebagai proses

    pengerjaan bahan-bahan dengan tingkat

    kepresisian yang baik. Mesin gerinda yang

    digunakan, mengandalkan piringan

    pengasah yang terbuat dari campuran bahan

    abrasive seperti Alumunium oksida, atau

    yang umum dikenal dengan nama bauksit

    yang sesuai untuk menggerinda baja

    maupun logam ferro dan nonferro. Pada

    proses pembuatan mixer ini, proses

  • penggerindaan digunakan untuk meratakan

    dan menghaluskan permukaan bahan hasil

    pengelasan.

    Faktor Keamanan (factor of safety)

    Kekuatan sebenarnya dari suatu struktur

    melebihi kekuatan yang dibutuhkan .

    perbandingan dari kekuatan sebenarnya

    terhadap kekuatan yang dibutuhkan disebut

    faktor keamanan.

    (factor of safety) n :

    dibutuhkanyangKekua

    sebenarnyaKekuankeamananFaktor

    tan

    tan

    Faktor keamanan haruslah lebih besar dari

    1,0 jika dihindari kegagalan. Tergantung

    pada keadaan, maka faktor keamanan yang

    harganya sedikit diatas 1,0 hingga 10 yang

    dipergunakan.

    Mengikutsertakan faktor keamanan ke

    dalam desain bukanlah suatu hal yang

    sederhana, karena baik kekuatan dan

    keruntuhan memiliki berbagai macam arti.

    Keruntuhan dapat berarti patah atau

    runtuhnya suatu struktur. Penentuan suatu

    faktor keamanan harus memperhitungkan

    kemungkinan pembebanan yang melampaui

    batas (overloading) dari struktur, seperti

    jenis- jenis pembebanan (statik, dinamik

    atau berulang). Kemungkinan runtuhnya

    lelah (fatique failure) dan lain- lain. Apabila

    faktor keamanan sangat rendah, maka

    kemungkinan kegagalan akan menjadi tinggi

    dan karena itu desain strukturnya tidak

    diterima.

    Pasak (key)

    Pasak adalah suatu elemen mesin yang

    digunakan untuk meneruskan daya dalam

    bentuk putaran dari satu elemen terhadap

    elemen mesin yang lain. Daya yang

    diteruskan tersebut ditimbulkan oleh

    beberapa gaya tangensial dan momen torsi

    atau momen puntir resultan yang terdapat

    pada pasak sehingga ditransfer ke berbagai

    elemen mesin yang terhubung pada pasak

    tersebut. Seperti halnya penerusan putaran

    pada puli-puli, gear, poros transmisi, dan

    elemen mesin lain. Bahan yang digunakan

    pada pasak biasanya adalah baja lunak.

    Dalam perancangan suatu pasak, hal yang

    perlu diperhatikan adalah kekuatan,

    kekakuan, dan stiflness dari pasak.

    Disamping itu perlu diperhatikan juga

    momen-momen torsi, puntir, maupun

    momen lentur yang terjadi pada suatu pasak.

    Daya Rencana dan Torsi

    Jika P adalah daya rata- rata yang diperlukan

    maka harus dibagi dengan efisiensi mekanis

    dari sistem transmisi untuk mendapatkan

    daya penggerak mula yang diperlukan.

    Pd=fc x P

    Dimana : Pd = daya rencana (kW)

    P = daya rata- rata

    fc = faktor koreksi (1,0

    1,5 untuk daya normal)

    Jika momen puntir (disebut juga sebagai

    momen rencana) adalah torsi maka

    102

    )60/2)(1000/( nTPd

    Sehingga,

  • 1

    5

    1 1074,9n

    PdT

    Dimana : T = torsi (kg mm)

    n = putaran

    Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros

    tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat

    bertangga, karena pengaruh konsentrasi

    tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran

    permukaan juga harus diperhatikan. Untuk

    bahan Sf dengan kekuatan yang dijamin, dan

    6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa,

    dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan

    dengan Sf1. Sehingga dalam perhitungan

    perlu diambil faktor yang dinyatakan

    sebagai Sf2 dengan harga antara 1,3 sampai

    3,0.

    Maka besarnya tegangan geser yang

    diijinkan adalah :

    )( 21 SfxSfB

    a

    Dimana : a = tegangan geser yang

    diijinkan (kg/mm2)

    B = kekuatan tarik

    Menentukan Diameter Poros

    Menurut standar ASME rumus untuk

    menghitung diameter poros dinyatakan

    dengan :

    31

    11

    1,5

    TCKd bt

    a

    s

    dimana : ds = diameter poros (mm)

    Kt = faktor koreksi (standar

    ASME = 1,0 1,5 untuk beban dikenakan

    secara halus)

    Cb = faktor beban lentur

    (diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan

    lentur = 1,0)

    Tabel. Diameter Poros

    Perbandingan Reduksi

    Sabuk-V biasanya digunakan untuk

    menurunkan putaran, maka perbandingan

    yang umum dipakai adalah perbandingan

    reduksi i (i > 1), dimana :

    2

    1

    n

    n = i =

    dp

    Dp =

    u

    1; u =

    i

    1

    Dimana : i = perbandingan reduksi

    n1 = putaran motor (rpm)

    n2 = putaran poros (rpm)

    Dp = diameter puli yang

    digerakkan (mm)

    dp = diameter puli penggerak

    (mm)

  • 1.Kecepatan linier sabuk

    Kecepatan linear sabuk-V, berlaku

    persamaan :

    100060

    1

    nd p

    Dimana : v = kecepatan linier sabuk

    (m/s)

    n1 = putaran motor (rpm)

    Dalam perdagangan terdapat bermacam-

    macam ukuraan sabuk. Namun mendapatkan

    sabuk yang panjangnya sama dengan hasil

    perhitungan umumnya sukar.

    1.Panjang Lingkaran Jarak Bagi Sabuk (L)

    C

    dDCdDL

    pp

    pp.4

    .22

    2

    Jarak

    sumbu poros

    Jarak sumbu poros dinyatakan sebagai

    berikut :

    C = 2

    )(2 dpDpbb

    Dan juga berlaku persamaan :

    02

    pp Dd

    C

    Dimana : C = jarak sumbu poros (mm)

    b = tebal alur puli (mm)

    Dimana: b = 2L 3,14 (Dp + dp)

    Jenis Sabuk

    Transmisi dengan elemen mesin yang luwes

    dapat dihubungkan dengan transmisi sabuk,

    transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali.

    Dari macam- macam transmisi tersebut,

    kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud

    khusus. Transmisi sabuk masih terbagi atas:

    1.Sabuk datar (flat belt)

    Secara umum, sabuk datar terbuat dari kulit

    yang disamakan atau kain yang diresapi

    dengan karet. Sabuk datar yang modern

    terdiri dari inti elastis yang kuat, seperti

    benang baja atau nilon, untuk menerima

    beban tarik dan memindahkan daya,

    digabung dengan selubung yang lugas untuk

    memberi gesekan antara sabuk dan puli.

    2.Sabuk V (V belt)

    Sabuk ini terbuat dari kain dan benang,

    biasanya katun, rayon, atau nilon, dan

    diresapi dengan karet. Berbeda dengan

    sabuk datar, sabuk V dipakai dengan ikatan

    yang lebih kecil dan pada jarak sumbu yang

    lebih pendek. Sabuk V sedikit kurang efisien

    bila dibandingkan dengan sabuk datar, tetapi

    beberapa diantaranya dapat dipakai pada

    ikatan tunggal sehingga membuat suatu

    kelipatan penggerakan. Sabuk ini tak

    berujung, yang menghindarkan sambungan

    seperti yang dipakai pada sabuk datar.

    3.Sabuk V yang bermata rantai (link V belt)

    Sabuk ini terbuat dari sejumlah kain berkaret

    yang bermata ynag digabungkan dengan alat

    pengikat logam yang sesuai. Jenis sabuk ini

    bisa dilepas pada setiap mata rantai dan

    panjangnya bisa diatur dengan melepas

    beberapa mata rantai. Ini menghindarkan

    kebutuhan akan penyetelan sumber putaran

    dan menyederhanakan pemasangan. Ini

    memungkinkan untuk merubah tegangan

    untuk mendapatkan efisiensi yang

    maksimum dan juga mengurangi jumlah

    ukuran persediaan sabuk yang harus

    disimpan.

  • 4.Sabuk pengatur waktu (timing belt)

    Sabuk ini terbuat dari kain berkaret dan

    kawat baja, yang mempunyai gigi-gigi yang

    cocok dengan alur yang dibuat disekeliling

    puli. Sabuk pengatur waktu tidak akan

    molor atau slip dan karena itu akan

    memindahkandaya pada perbandingan

    kecepatan sudut yang konstan. Kenyataan

    bahwa sabuk tersebut bergigi memberi

    beberapa keuntungan dibandingkan dengan

    penyabukan yang biasa. Salah satu

    diantaranya adalah tidak diperlukannya

    tegangan awal, sehingga penggerak yang

    sumbunya tetap bisa dipakai.

    Gambar. Macam macam Sabuk

    Metoda Rancang Bangun

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini

    meliputi data karakteristik limbah botol

    plastik dan dan macammacam cara

    pengolahannya. Serta data karakteristik

    bahan pemotong dan system pemotongannya.

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini

    diperoleh melalui studi literatur untuk

    mendapatkan karakteristik bahan logam dan

    studi dokumentasi untuk mengumpulkan

    data plastik.

    Data yang telah terkumpul akan dianalisa

    untuk menghasilkan dengan langkah-

    langkah sebagai berikut :

    1. Mengidentifikasi karakteristik bahan

    plastik.

    2. Mengidentifikasi karakteristik bahan

    pisau.

    3. Menentukan proses heat treatment.

    4. Merancang mesin crusher melalui

    analisa kekuatasn komponen mesin dan

    konstruksi

    5. Menganalisa ulang hasil uji coba untuk

    penyempurnaan.

    Gambar. Pisau Pencacah

  • Sedangkan mesin hasil rancangan adalah

    sebagai berikut :

    Penggolongan Baja

    Pada umumnya baja diklarifikasikan atas

    baja lunak, baja liat, baja agak keras, dan

    baja keras. Diantaranya, baja liat dan baja

    agak keras banyak dipilih untuk poros. Baja

    lunak yang terdapat di pasaran umumnya

    agak kurang homogen ditengah, sehingga

    tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan

    sebagai poros penting. Baja agak keras pada

    umumnya berupa baja yang dikil. Baja

    macam ini jika diberi perlakuan panas secara

    tepat dapat menjadi bahan poros yang sangat

    baik.

    Golongan Kadar

    Karbon (%)

    Baja lunak

    Baja liat

    Baja agak keras

    Baja keras

    Baja sangat keras

    0 - 0,15

    0,2 0,3

    0,3 0,5

    0,5 0,8

    0,8 1,2

    Ukuran cacahan plastic output mesin

    pencacah, Ukuran yang didapat tidak

    beraturan.

    Gambar. Hasil cacahan

    Dengan melihat diagram alir perencanaan

    diatas, maka perencanaan puli dapat

    direncanakan dengan menggunakan

    persamaan- persamaan dari bab II yang telah

    dibahas sebelumnya. Adapun perencanaan

    puli tersebut dapat dilihat pada perhitungan

    dibawah ini.

    Diketahui : P = 1,5 HP = 1,1 kW

    n1 = 2820 rpm

    i = 3

    C = 500 mm

  • fc = 1,2 (untuk penggerak arus bolak-

    balik dengan momen normal dan jumlah jam

    kerja 2 3 jam per hari)

    Menentukan Rencana Daya Pada Motor

    Pd = fc x P

    = 1,2 x 1,1 kW

    = 1,32 kW

    Menentukan Diameter Poros

    1.Dimana : Bahan Poros = S-45C (Tabel

    poros 4.8) (bahan ditentukan)

    b = 58 (kg/mm)

    Kt = 2 (untuk beban tumbukan = 1,5 3)

    Cb = 2 (untuk pemakaian dengan beban

    lentur = 1,2 2,3)

    Sf1 = 6, Sf2 = 1,3 3 (diambil nilai 2 untuk

    perencanaan)

    22

    21

    /83,426

    /58mmkg

    mmkg

    SfSf

    Ba

    mmmmkgmmkg

    TCKd bta

    s

    44,12.9,45522/83,4

    1,5

    1,5

    31

    2

    31

    11

    mmmmkgmmkg

    TCKd bta

    s

    93,17.136722/83,4

    1,5

    1,5

    31

    2

    31

    22

    Menentukan Penampang Sabuk

    Dengan melihat diagram pemilihan sabuk V,

    maka dari data diperoleh dari perhitungan

    yaitu menurut nilai putaran (n1) dan daya

    rencana (Pd). Sehingga pada diagram

    tersebut menunjukkan pada titik daerah

    penampang jenis A. Dan dari tabel diameter

    minimum puli yang diizinkan, didapat : dmin

    = 65 mm (penampang A).

    Dimana : diameter luar puli penggerak yang

    dipakai, dk = 3 inchi = 76,2 mm

    mmmm

    idD kk

    6,22832,76

    mmmm

    Kdd kp

    2,675,422,76

    2

    mmmm

    KDD kp

    6,2195,426,228

    2

    Menentukan Sudut Kontak

    152,0

    500.2

    2,676,219

    .2sin

    mm

    mm

    C

    dD pp

    rad

    dibagidengankandikonversi

    mm

    mm

    C

    dD pp

    85,2

    )57(6,162

    500

    2,676,21957180

    .57180

  • KESIMPULAN

    Dengan proses perancangan yang sudah

    dibuat maka didapatkan suatu kesimpulan

    bahwa :

    1.Mesin pencacah sampah ini berfungsi

    untuk mencacah sampah khususnya jenis

    sampah botol plastik atau sampah anorganik.

    2.Mesin pencacah ini digerakkan oleh motor

    daya 1,1 KW dan putaran outputnya sebesar

    2820 rpm dan dihubungkan dengan

    transmisi sabuk V, dimana :

    Diameter puli kecil dan besar

    : 74,4 mm dan 101,5 mm.

    Jarak sumbu poros

    : 345 mm.

    Panjang keliling sabuk

    : 1473 mm.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]Wiryosumarto, Harsono, Teknologi

    Pengelasan Logam, Pradnya Paramita,

    Jakarta, 2000.

    [2]Sularso, Dasar Perencanaan dan

    Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya

    Paramita, Jakarta, 1983.

    [3]Joseph E. Shigley & Larry D. Mitchell,

    Terjemahan Gandhi Harahap M. Eng,

    Perencanaan Teknik mesin, Edisis

    keempat, Erlangga, Jakarta, 1986.

    [4]Aboejoewono, A, Pengelolaan Sampah

    menuju ke sanitasi lingkungan dan

    permasalahannya, Sarana Perkasa,

    Jakarta, 1985.

    [5]Shigley, Joseph E, Larry D Mitchell dan

    Gandhi Harahap., Perencanaan Teknik

    Mesin, Edisi keempat., Penerbit Erlangga,

    Jakarta, 1984.

    [6]www.efundan.com