14
PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Perkembangan kota Surakarta yang begitu pesat, dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan wilayahnya, memberi konsekuensi perlunya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung pergerakan orang (penduduk) dan barang dalam jumlah yang cukup besar. Perencanaan transportasi yang baik sangat dibutuhkan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat perkembangan tersebut. Transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh tersebarnya pola tata ruang (Spatial Separation), dengan kata lain selalu dibutuhkan proses perpindahan atau perjalanan. Untuk itu perlu dikembangkannya suatu sistem jaringan jalan yang efektif dan efisien sehingga bangkitan pergerakan yang akan timbul dan distribusinya dapat terkendali dengan baik. 1.2. Latar Belakang Transportasi atau perpindahan manusia dan barang dapat diwujudkan bila ada suatu jaringan transportasi. Peningkatan jumlah volume lalu-lintas harus diimbangi dengan peningkatan jaringan jalan juga, sehingga terjadi keseimbangan antara Demand dan Supply. Dengan adanya keseimbangan tersebut masalah transportasi seperti kemacetan, tundaan, biaya tinggi, angka kecelakaan dan polusi dapat diminimalkan. Peningkatan pelayanan jaringan jalan dapat berupa meningkatkan jumlah ruas jalan seperti pelebaran jalan, pembangunan jalan baru, atau melakukan pemeliharaan jalan agar umur pelayanan jalan akan lebih lama lagi. Kota Surakarta merupakan salah satu diantara 10 kota besar di Indonesia saat ini sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Luas

2095 Chapter I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keren

Citation preview

Page 1: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-1

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Tinjauan Umum

Perkembangan kota Surakarta yang begitu pesat, dilihat dari pertumbuhan

ekonomi dan wilayahnya, memberi konsekuensi perlunya kebutuhan sarana dan

prasarana transportasi dalam mendukung pergerakan orang (penduduk) dan

barang dalam jumlah yang cukup besar. Perencanaan transportasi yang baik

sangat dibutuhkan untuk mengurangi masalah-masalah yang timbul akibat

perkembangan tersebut. 

Transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh

tersebarnya pola tata ruang (Spatial Separation), dengan kata lain selalu

dibutuhkan proses perpindahan atau perjalanan. Untuk itu perlu dikembangkannya

suatu sistem jaringan jalan yang efektif dan efisien sehingga bangkitan pergerakan

yang akan timbul dan distribusinya dapat terkendali dengan baik.

1.2. Latar Belakang

Transportasi atau perpindahan manusia dan barang dapat diwujudkan bila

ada suatu jaringan transportasi. Peningkatan jumlah volume lalu-lintas harus

diimbangi dengan peningkatan jaringan jalan juga, sehingga terjadi keseimbangan

antara Demand dan Supply. Dengan adanya keseimbangan tersebut masalah

transportasi seperti kemacetan, tundaan, biaya tinggi, angka kecelakaan dan polusi

dapat diminimalkan. Peningkatan pelayanan jaringan jalan dapat berupa

meningkatkan jumlah ruas jalan seperti pelebaran jalan, pembangunan jalan baru,

atau melakukan pemeliharaan jalan agar umur pelayanan jalan akan lebih lama

lagi. 

Kota Surakarta merupakan salah satu diantara 10 kota besar di Indonesia

saat ini sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Luas

Page 2: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-2

 

administratif kota Surakarta ± 4.404 Ha, yang terdiri dari 5 wilayah kecamatan.

Kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian rata-rata ± 90 m di atas

permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 0-3% (Pembuatan Masterplan Kota

Surakarta, 2006). Sebagai konsekuensi keadaan geografis yang demikian

mendorong berkembangnya sektor industri, perdagangan, jasa, budaya dan

pariwisata, menjadikan Influence bagi pertumbuhan perekonomian dan

kependudukan di daerah sekitarnya (Hinterland), khususnya daerah yang masuk

dalam wilayah Subosuka (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar).

Untuk itu Pemerintah Kota Surakarta perlu menyusun konsep-konsep

penanganan sistem manajemen transportasi yang efektif dan efisien, sehingga

tidak menyebabkan Delay ataupun gangguan pada lalu-lintas. Lalu lintas di Kota

Surakarta masih terkonsentrasi pada jalan-jalan utama yang berada di pusat kota

dan Surakarta bagian selatan. Menurut Pembuatan Masterplan Transportasi Kota

Surakarta tahun 2006, dan Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun

2009 dalam analisa pembebanan jalan pada sistem jaringan transportasi Kota

Surakarta menunjukkan bahwa ruas Jalan Yos Sudarso, Jalan Ir. Sutami, Jalan

Veteran secara umum termasuk beberapa jalan yang menjadi letak titik rawan

kemacetan. Ruas jalan-jalan tersebut merupakan ruas jalan yang berada pada

wilayah CBD (Central Bussiness Distric) dan ruas jalan yang menjadi akses

masuk ke Kota Surakarta.

Berikut ini adalah gambaran kondisi VCR jaringan transportasi Kota

Surakarta pada tahun 2010 berdasarkan hasil analisa Bapeda dalam Masterplan

Transportasi Kota Surakarta tahun 2006 dan hasil analisa Dinas Perhubungan kota

Surakarta dalam Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009:

Page 3: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-3

 

 

 

 

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Gambar 1. 1 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2010

Menurut Bapeda

Gambar 1.1. merupakan hasil analisa Bapeda dalam Pembuatan

Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 yang berdasarkan pada matrik asal tujuan

yang telah diforcasting dari tahun 2006 ke tahun 2010.

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta, 2009

Gambar 1. 2 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2010

Menurut Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Gambar 1.2. merupakan hasil analisa Dinas Perhubungan Kota Surakarta

dalam Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 yang

berdasarkan pada matrik asal tujuan yang telah diforcasting dari tahun 2009 ke

tahun 2010.

Berikut ini adalah gambar jalur akses penghubung dari arah Sragen dan

Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang melewati dalam Kota

Surakarta:

Page 5: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-5

 

Page 6: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-6

 

Jalur akses penghubung dari arah Sragen dan Karanganyar menuju

Sukoharjo dan Wonogiri yang melewati dalam Kota Surakarta diwakili oleh ke-7

jalan di bawah ini, yaitu:

• Ruas Jalan Kyai Mojo (arah Wonogiri)

• Ruas Jalan Kolonel Sutarto

• Ruas Jalan Kapten Mulyadi

• Ruas Jalan Komodor Yos Sudarso

• Ruas Jalan Ir. Sutami

• Ruas Jalan Veteran

• Ruas Jalan Urip Sumoharjo

• Ruas Jalan Surakarta-Sukoharjo

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 peta kondisi VCR jaringan jalan

Kota Surakarta dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 dan

Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta tahun 2009 yang telah

diforcasting ke tahun 2010 menunjukan tentang tingkat pelayanan jaringan jalan

dalam V/C Rasio sebagai berikut:

Tabel 1. 1 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2010

No. Nama Jalan VCR 1 Jl. Kapten Mulyadi 0.85< VCR <1 2 Jl. Veteran >1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.5< VCR <0.85 4 Jl. Kyai Mojo >1 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo 0.85< VCR <1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.5< VCR <0.85

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Page 7: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-7

 

Tabel 1. 2 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2010

No. Nama Jalan VCR 1 Jl. Kapten Mulyadi 0.85< VCR <1 2 Jl. Veteran 0.85< VCR <1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.85< VCR <1 4 Jl. Kyai Mojo 0.5< VCR <0.85 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo ≥1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.85< VCR <1

Sumber: Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta, 2009

Dari data analisa Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota Surakarta

tahun 2006 di atas menunjukkan bahwa beberapa jalan akses penghubung Kota

Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri telah mengalami keadaan yang tidak stabil

(VCR>0.75) khususnya Jalan Kapten Mulyadi, bahkan ada yang kritis dan harus

segera ditangani seperti Jalan Veteran, dan Jalan Kyai Mojo. Sedangkan menurut

analisa Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Studi Tataran Transportasi

Lokal Kota Surakarta tahun 2009 juga menunjukkan mayoritas jalan dalam

kondisi tidak stabil (VCR>0.75). Terutama untuk jalan Urip Sumoharjo yang

memiliki VCR ≥1.

Pada Pembuatan Masterplan Kota Surakarta tahun 2006 apabila

diforcasting ketahun 2016, kondisi jaringan jalan kota Surakarta menunjukkan

keadaan sebagai berikut:

Page 8: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-8

 

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Gambar 1. 4 Kondisi VCR Jaringan Jalan Kota Surakarta Tahun 2016

Pada gambar di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 1. 3 Kondisi Jalan Akses Penghubung Sragen dan Karanganyar Menuju Sukoharjo dan Wonogiri Melewati dalam Kota Surakarta

Forcasting ke Tahun 2016

No. Nama Jalan VCR 1 Jl.Kapten Mulyadi >1 2 Jl. Veteran >1 3 Jl.Kol. Sutarto 0.5< VCR <0.85 4 Jl. Kyai Mojo >1 5 Jl. Ir. Sutami 0.5< VCR <0.85 6 Jl. Yos Sudarso 0.5< VCR <0.85 7 Jl. Urip Sumoharjo ≥1 8 Jl. Surakarta-Sukoharjo 0.5< VCR <0.85

Sumber: Pembuatan Masterplan Kota Surakarta, 2006

Jalan Kapten Mulyadi mempunyai VCR >1, dan sepanjang ruas Jalan Ir.

Sutami merata mempunyai 0.5<VCR<0.85. Keadaan ini dipengaruhi oleh

bangkitan pergerakan menuju tempat perbelanjaan seperti Pusat Grosir Solo

Page 9: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-9

 

(PGS), Pasar Klewer, dan Mall Luwes yang terletak pada persimpangan Jalan

Demangan dan Jalan Kapten Mulyadi serta pusat-pusat kegiatan lainnya seperti

RSUI. Kustati, Pasar Klitikan Semanggi yang sekarang berpindah daerah dekat

Jalan Kyai Mojo ternyata juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi

bangkitan arus pada jalan Kapten Mulyadi dan Jalan Kyai Mojo.

Dalam rencana programnya, Bapeda dalam Pembuatan Masterplan Kota

Surakarta tahun 2006 dan hasil analisa Departemen Perhubungan Kota Surakarta

dalam memberikan sebuah solusi dalam penanganan permasalahan pada jalur

akses penghubung kota Surakarta-Sukoharjo atau Wonogiri tersebut yaitu berupa

pembuatan jaringan jalan baru berupa Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

Karena jika dilakukan peningkatan kapasitas jalan eksisting sepertinya tidak

memungkinkan karena terbatasnya lahan disekitarnya.

Pembangunan jalan baru ini dimaksudkan untuk menampung arus lalu-

lintas yang masuk ke Surakarta dari arah timur yaitu dari arah Sragen dan

Karanganyar menuju Sukoharjo dan Wonogiri. Karena jalur rute lama yang masuk

ke dalam kota yang menjadi penghubung jalur Kota Surakarta-Sukoharjo atau

Wonogiri menunjukkan performa yang melebihi kapasitas jalan yang tidak stabil

dan kritis menurut V/C rasionya pada tahun 2016 dengan berbagai faktor

penyebabnya sebagaimana telah disebutkan di atas dalam Pembuatan Masterplan

Transportasi Kota Surakarta tahun 2006. Dengan adanya pembangunan jalan baru

ini diharapkan dapat mengurangi jumlah arus dari arah Sragen dan Karanganyar

dengan tujuan ke Solo Baru, Sukoharjo, maupun Wonogiri dengan lintasan

Surabaya- Surakarta- Sukoharjo- Wonogiri yang masuk atau keluar kota dari arah

selatan atau utara yaitu melewati Jalan Ir. Sutami, Jalan Yos Sudarso, Jalan

Kapten Mulyadi, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Veteran dan

Jalan Kyai Mojo.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan jalur

transportasi alternatif untuk mengatasi permasalahan transportasi di Kota

Page 10: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-10

 

Surakarta sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan arus lalu-lintas yang

masuk dan keluar Kota Surakarta sebagaimana penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Bapeda tahun 2006 dan Departemen Perhubungan Kota Surakarta

tahun 2009. Mengingat Kota Surakarta yang terletak pada jalur lintas tengah Jawa

maupun lintas selatan Jawa. 

Tujuan yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk

menganalisa kemampuan jalan eksisting dan jalan baru (Jalan Lingkar Dalam

Timur Kota Surakata) seberapa efektif perannya dalam menampung beban lalu

lintas yang melewati kota Surakarta dari arah timur dan selatan terhadap

perubahan arus lalu lintas pada tahun-tahun yang akan datang.

1.4. Peta Lokasi

Peta lokasi yang direncanakan sebagai trase jalan baru tersebut

ditunjukkan pada Gambar 1.4. Adapun batas-batas yang dilalui trase jalan lingkar

baru menurut Bapeda dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai

berikut:

• Utara : Kelurahan Pucangsawit

• Selatan : Kelurahan Semanggi

• Barat : Kelurahan Semanggi

• Timur : Kelurahan Sangkrah

Page 11: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-11

 

Page 12: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-12

 

Rencana trase jalan baru pada Gambar 1.5 ditunjukkan oleh garis berwarna

merah. Rencana trase jalan baru berawal dari Jalan Cokro Aminoto kemudian

melewati tanggul Sungai Bengawan Solo (Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan

Sangkrah, Kelurahan Semanggi) sampai menuju ruas Jalan Brigjend. Sudiarto

(jalan akses ke Sukoharjo dan Wonogiri-Cilacap).

Trase ini direncanakan untuk memfasilitasi kendaraan bus, sehingga akses

menuju Terminal Tirtonadi menjadi lebih dekat dan diharapkan mampu

mengurangi arus yang lewat pada Jalan Urip Sumoharjo (jalur lama dari Terminal

Tirtonardi-Sukoharjo-Wonogiri). Selain itu, juga untuk memfasilitasi kendaraan

pribadi, karena dari hasil studi yang ada, Trend kendaraan pribadi lebih dominan

dalam pergerakan menuju Sukoharjo dan Wonogiri yang biasanya melewati jalan

Sutami, Jalan Kolonel Sutarto, dan Jalan Urip Sumoharjo. Faktor pendukung

lainnya adalah trase ini juga dekat dengan Terminal Kargo Pedaringan sehingga

truk yang singgah di terminal tersebut dapat langsung menuju Sukoharjo dan

Wonogiri tanpa memutar jauh yaitu melewati Ring Road Utara Surakarta (jalur

asli dari terminal Kargo Pedaringan).

1.5. Pembatasan Masalah

Laporan tugas akhir Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota 

Surakarta ini, akan dibatasi pada beberapa masalah antara lain:

a. Analisa terhadap kinerja lalu-lintas jalan eksisting.

b. Perencanaan jalan baru, meliputi:

1) Perencanaan geometri jalan baru.

2) Perencanaan struktur perkerasan jalan baru.

3) Gambar Rencana.

4) Rencana kerja dan syarat-syarat.

5) Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Page 13: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-13

 

1.6. Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 8 bab yang dijabarkan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang tinjauan umum, latar belakang, maksud dan

tujuan, peta lokasi, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai acuan untuk

menyelesaikan permasalahan dalam perencanaan Jalan Lingkar Dalam

Timur Kota Surakarta.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang metode yang digunakan dalam penyusunan

tugas akhir yang meliputi tinjauan umum, identifikasi permasalahan,

pengumpulan data, analisa dan pengolahan data, serta perancangan

teknis.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang analisa pembebanan jalan eksisiting, peramalan

(Forecasting) dan pembebanan lalu lintas untuk jalan baru, analisa

data tanah, dan analisa data hidrologi.

BAB V PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perancangan teknis jalan baru berupa

perancangan geometri jalan, struktur perkerasan jalan, perancangan

bangunan drainase dan gambar rencana.

Page 14: 2095 Chapter I

 

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA

I-14

 

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Berisi tentang rencana kerja dan syarat–syarat teknis mengenai

pekerjaan yang akan dilaksanakan dan spesifikasinya.

BAB VII RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA (RAB)

Pada bab ini berisi tentang rencana anggaran dan biaya yang

digunakan dalam Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota

Surakarta.

BAB VIII PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran secara keseluruhan dari hasil

Perancangan Jalan Lingkar Dalam Timur Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

ini.

LAMPIRAN

Berisi tentang peta lokasi, kontur, gambar rencana dan data

pendukung lainnya.