Chapter I (5)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

iok

Citation preview

ABSTRAK

23

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah mewujudkan impiannya membangun perusahaan terbaik melalui orang-orang terbaik tersebut.Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya. Persaingan dan perubahan lingkungan usaha yang mengakibatkan keadaan ekonomi dan bisnis berfluktuasi dengan cepat. Hal ini menuntut kemampuan perusahaan dalam menangkap fenomena perubahan tersebut, untuk menganalisa dampak perubahan terhadap perusahaan dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan usaha tersebut.Menyimak kenyataan diatas maka peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam organisasi tidak hanya sekedar administratif tetapi justru lebih mengarah pada kemampuan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia agar menjadi kreatif dan inovatif.

1Produktivitas kerja dalam perusahaan merupakan hasil dari perwujudan kompetensi yang dimiliki karyawan. Produktivitas adalah Hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Jadi produktivitas merupakan perbandingan antara hasil keluaran (output) dengan masukan (input). Produktivitas yang tinggi penting bagi perusahaan, karena produktivitas yang tinggi erat kaitannya dengan sumber daya manusia sebagai elemen input yang paling penting. Produktivitas sumber daya manusia menurut National Productivity Board, Larson (2000:6) menyebutkan produktivitas sumber daya manusia adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan peningkatan perbaikan.Tingkat produktivitas karyawan dalam bekerja ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki, sehingga kompetensi yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Dengan demikian kompetensi karyawan perlu diketahui perusahaan agar dapat bekerja secara produktif demi tercapainya tujuan perusahaan. Menciptakan keunggulan bersaing menjadi prioritas utama bagi para pemimpin dalam mengelola perusahaan, agar dapat memenangi persaingan usaha yang sangat ketat. Berbagai teknologi dan alat manajemen telah diterapkan pada suatu perusahaan, tetapi teknologi yang digunakan dapat ditiru oleh perusahaan lain.Suatu organisasi perlu merancang desain organisasi untuk mencapai tujuannya. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek struktural dan budaya termasuk karakteristik informasi yang dilakukan para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan atau manajemen keputusan dan mengendalikan perilaku.Pemilihan desain organisasi juga dipengaruhi oleh biaya di samping struktur kewenangan formal dan informal. Biaya dianggap sebagai dasar pengukuran kinerja karena biaya diperlukan untuk menyesuaikan struktur internal manajemen dalam perusahaan.Menurut Jones (2001:34) Desain organisasi adalah suatu model yang dipilih oleh organisasi untuk melakukan koordinasi dan pengendalian tugas-tugas dalam organisasi termasuk di dalamnya bagaimana seluruh anggota organisasi dimotivasi agar mengeluarkan segenap energi dan kemampuannya untuk memaksimalkan kemampuan dan sumberdaya organisasi dalam memproses, menciptakan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi organisasi baik barang maupun jasa. Beberapa tantangan dalam mendesain organisasi yaitu; diferensiasi, diferensiasi-integrasi, sentralisasi-desentralisasi dan standardisasi penyesuaian bersama (mutual adjusment).Tantangan tersebut dimaksudkan bahwa dalam desain organisasi senantiasa akan ditemui dua situasi yang dilematis antara dua kutub yang saling berseberangan. Situasi tersebut mengharuskan pimpinan organisasi atau perusahaan melakukan pilihan-pilihan desain mana yang paling efektif, produktif dan juga efisien bagi organisasinya. Setiap pilihan mempunyai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing desain.Menurut Siagian (2002;140) suatu deskripsi kerja tidak hanya berarti sekedar kejelasan serangkaian tugas yang tertulis dalam uraian pekerjaan,tetapi juga memperhatikan pentingnya rancang bangun pekerjaan yang baik yaitu adanya otonomi dalam bekerja, pemanfaatan berbagai keterampilan, identitas tugas pekerjaan, signifikansi tugas, dan adanya umpan balik. Deskripsi pekerjaan yang disusun dengan jelas sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditetapkan maka karyawan akan semakin jelas terhadap apa yang harus dikerjakan. Informasi pekerjaan yang tertuang pada deskripsi pekerjaan apabila dipahami dan dilaksanakan dengan baik akan mendorong pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif sehingga dampaknya pada prestasi kerja juga akan semakin baik.Dalam hal ini bahwa, masih desain organisasi pada perusahaan yang tidak sesuai dengan yang sudah didesain. Begitu pula pada departemen accounting & tax, logistik, dan general affair masih terdapat beberapa masing-masing departemen untuk karyawan bagian staff adalah yang disesuaikan dengan desain organisasinya.PT. Medan Kartika Perkasa suatu perusahaan yang bergerak di bidang property antara lain : pembangunan perumahan, pembangunan perkantoran, pembangunan gedung-gedung real estate, pembangunan swalayan dan lain-lain.PT. Medan Kartika Perkasa juga tidak terlepas dari permasalahan kompensasi serta deskripsi kerja. Terlihat gejala yang timbul seperti deskripsi yang tidak sebanding menurunkan produktivitas kerja di perusahaan rendah dan desain organisasi yang tidak sesuai dengan dibidangnya. Oleh karena itu untuk memperbaiki sistem produktivitas kerja atau kinerja karyawan PT. Medan Kartika Perkasa, desain organisasi dan deskripsi kerja harus di perhatikan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Pada kenyataannya masih rendahnya tingkat kinerja karyawan seperti tidak terselesaikannya pekerjaan secara tepat waktu, pekerjaan yang makin bertambah dari waktu ke waktu sehingga menumpuknya pekerjaan tersebut.Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Desain Organisasi Dan Deskripsi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Medan Kartika Perkasa. Hal ini disebabkan karena mengingat pentingnya kompetensi karyawan dalam era globalisasi ini.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh desain organisasi dan deskripsi kerja terhadap produktivitas kerja pada PT. Medan Kartika Perkasa?

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh desain organisasi dan deskripsi kerja terhadap produktivitas kerja pada PT. Medan Kartika Perkasa4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan antara lain :

a. Bagi PerusahaanMemberikan tambahan informasi tentang desain organisasi dan penempatan karyawan dan produktivitas karyawan sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.b. Bagi Peneliti Lain

Memberi tambahan referensi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.c. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menambah wawasan dan mengembangkan pola berpikir dalam bidang desain organisasi dan deskripsi kerja dan produktivitas karyawan yang dibutuhkan karyawan yaitu pengetahuan, keterampilan dan perilaku.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian TerdahuluNingwidhi (2008), Pengaruh Kompetensi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT. AXA Mandiri Cabang Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan Y = 3,576+3,57X1+2,197X2+2,873+0,133 artinya setiap kenaikan satu kesatuan kompetensi maka produksi kerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 5,897 satuan. Hasil perhitungan hipotesis secara serentak diperoleh t hitung = 5,970 > tabel = 1,77, artinya kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dan secara parsial untuk X2 dianggap konstan diperoleh t hitung = 3,576 > tabel = 1,77, artinya kompetensi konstan diperoleh kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Secara parsial untuk X3 diperoleh t hitung = 3,230 > tabel = 1,77, artinya kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Jadi dapat diasumsikan hipotesis dapat diterima. Hasil penerimaan secara serentak dari pengaruh kompetensi terhadap produktivitas kerja karyawan diperoleh sebesar 80,9 % dan faktor lain 19,1 % yang mempengaruhi produktivitas, sedangkan secara parsial diperoleh 85,6 % dan 14,4% dipengaruhi faktor lain.

7Indriani (2007), Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Cheil Jedang Indonesia, Jakarta. Berdasarkan hasil analisis, kompetensi mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dan hasil nilai F sebesar 35,060. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia. Koefisien regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Y = 92,176+0,292X1+0,541X2+0,233X3+1,146. Besar pengaruh kompetensi terhadap produktivias kerja karyawan sebesar 70,9% (Adjusted R Square), sedangkan sisanya 29,1% disebabkan oleh sebab-sebab lain.

2. Kerangka Teoritisa.2.1 Pengertian Produktivitas KerjaProduktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Produktivitas tidak hanya mencakup aspek-aspek ekonomi, tetapi juga berkaitan dengan aspek non ekonomi, misalnya manajemen dan organisasi, masalah mutu kerja, motivasi, inisiatif dan lain sebagainya. (Sinungan, 1992:2)Pengertian produktivitas sering dikacaukan dengan kata produksi. Produksi bukanlah produktivitas. Peningkatan produksi tidak selalu dengan peningkatan produktivitas, karena dalam pengertian produksi yang menjadi perhatian adalah peningkatan output sedangkan penggunaan input kurang mendapatkan perhatian.Istilah produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1776 dalam suatu makalah yang disusun oleh Sarjana Ekonomi Perancis, Quesney. Sedangkan produktivitas sebagai suatu konsep dengan output dan input yang menjadi bagian utamanya, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo sekitar 1810. Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah apabila besaran inputnya berubah. (Sinungan, 1992:3).

Hasibuan (2002:90) pengertian produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain yaitu hasil daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input).2. Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tertentu.3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial yaitu : investasi, termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajer, dan tenaga kerja. Pengertian produktivitas sebenarnya mengandung 2 aspek yaitu :

a. Aspek modal

Dilihat dari segi mental pada dasarnya produktivitas adalah sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa untuk kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari ini.b. Aspek teknis

Dari segi aspek teknis maka produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara pemasukan (input) dengan keluaran (output). Dan jika diartikan lebih sederhana produktivitas yang dimaksudkan disini adalah tentang perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah setiap sumber daya yang digunakan selama proses produksi berlangsung.

Hasibuan (2002:94) Produktivitas merupakan perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran atau dapat pula dibuat rumusan sebagai berikut:Produktivitas =Jumlah yang dihasilkanJumlah Sumber Daya yang Dipakai

Ada beberapa unsur yang secara relatif dapat menunjang proses produktivitas tenaga kerja yakni :1. Peranan tenaga kerja dalam perusahaan

Dalam hal ini diharapkan adanya kesungguhan hati untuk mematuhi dan menajalankan peraturan yang berlaku di dalam perusahaan. Menghindari adanya sifat kelalaian dan kecorobohan dalam menjalankan tugas yang merupakan pangkal kesulitan.2. Peranan para pemimpin perusahaan

Penanganan manajemen dalam pola yang lebih menguatamakan pendekatan manusiawi merupakan inti dari diperolehnya dorongan semangat dan kegairan kerja untuk berproduksi tinggi. Untuk kepentingan ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh yaitu: pendekatan spiritual dan pendekatan behavioristik.3. Pendekatan spiritual merupakan suatu usaha untuk meningkatkan semangat yang lahir dari hati nurani secara manusiawi yang sangat diperlukan untuk berproduksi tinggi.

4. Pendekatan behavioristik merupakan suatu usaha untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja serta menggerakkan hati sangat diperlukan sebagai modal merubah perilaku untuk lebih produktif.5. Peranan masyarakat pemakai barang atau jasa. Proses produktivitas tenaga kerja secara tidak langsung juga perlu memperhatikan sikap para pelanggan, seperti adanya kritik, saran-saran. Pujian-pujian yang didasarkan atas pengalaman mereka memakai produk selama ini. Dengan demikian masyarakat pemakai barang dan jasa tetap berperan secara tidak langsung, serta ikut memperbaiki proses produksi dari perusahaan penghasil produk tersebut.6. Peranan pemerintah

Peranan pemerintah sangat penting, terutama program pendayagunaan sumber daya manusia dalam pembangunan nasional secara terpadu. Pemerintah berkewajiban memberi ijin, pengawasan, pembinaan serta perlindungan bagi masyarakat pemakai barang dan jasa. Dengan kata lain pemerintah perlu secara langsung menggerakkan aktifitas kerja secara maksimal dan penuh tanggung jawab.

Pemahaman mengenai produktivitas agar lebih bertambah ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui konsep dasar dari sistem produktivitas. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input dan output.Penelitian terdahulu Novita (2002:21) menyebutkan bahwa Produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efesiensi sehingga produktivitas dapat diukur dengan membandingkan antara efektifitas dengan efesiensi.Hasibuan (2002:95), Faktor-faktor penting untuk menjamin keberhasilan usaha dan meningkatkan produktivitas yaitu terdiri dari :1. Kesadaran fisik (kesehatan, gizi)

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah berusaha untuk mempertahankan kesehatan para karyawannya. Kesehatan fisik maupun mental karyawan yang buruk akan menyebabkan kecenderungan adanya tingkat absensi yang tinggi dan rendah tingkat produktivitasnya, dan sebaliknya karyawan yang memiliki kondisi yang prima dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik. Untuk itu gizi setiap karyawan perlu diperhatikan karena hal ini besar pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas.2. Pendidikan dan Keterampilan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas. Semakin tinggi pendidikan karyawan, semakin besar ia dapat bekerja dengan efektif dan efesien sehingga mampu meningkatkan prestasinya ke jenjang yang lebih baik dan lebih tinggi.3. Faktor manajerial (motivasi dan kepemimpinan)Perilaku pemimipin sering disebut gaya kepemimpinan (style of leadership) yaitu pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegerasikan tujuan tertentu. Seorang pemimpin yang efektif dalah pimpinan yang dapat memotivisir dan bergairah dalam melaksanakan tugasnya.4. Etos kerja

Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, dimana ia memerlukan persahabatan dan berhubungan dengan sesamanya. Kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya bisa diperoleh dari hubungan antara atasan dengan bawahan dimana akhirnya karyawan menginginkan adanya perhatian dalam pekerjaannya. Oleh karena itu faktor sosial merupakan elemen yang penting dalam meningkatkan produktivitas karyawan. Karakteristik umum dari individu atau karyawan yang produktif biasanya ditandai dengan beberapa hal berikut :1. Secara terus menerus selalu mencari berbagai gagasan dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik.2. Memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela3. Menggunakan waktu secara efektif dan efesien4. Melakukan perencanaan dengan menyertakan jadwal waktu.5. Selalu bersikap positif terhadap karyawan6. Dapat berperan sebagai anggota tim kerjasama yang baik.7. Dapat memotivasi diri melalui dorongan dari dalam diri sendiri.8. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap pekerjaannya serta mau menerapkan dalam pekerjaan itu.9. Hubungan antar pribadi dengan semua tingkatan manajemen dalam organisasi berlangsung dengan baik.10. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik.

11. Selalu mampu mempelajari sesuatu hal baru dengan cepat.

Manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain :1. Perusahaan dapat menilai efesiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efesiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.2. Perencanaan sumber-sumber daya akan lebih efektif dan efesien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapt diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran ingkat produktivitas sekarang.5. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan berikut tersebut.6. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk bekerja lebih baik.Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan dalam produktivitas tersebut.

a.2.2 Pengertian Desain OrganisasiDesain organisasi adalah suatu model yang dipilih oleh organisasi untuk melakukan koordinasi dan pengendalian tugas-tugas dalam organisasi termasuk di dalamnya bagaimana seluruh anggota organisasi dimotivasi agar mengeluarkan segenap energi dan kemampuannya untuk memaksimalkan kemampuan dan sumberdaya organisasi dalam memproses, menciptakan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi organisasi baik barang maupun jasa.Jones (2001: 34-58) mengemukakan beberapa tantangan dalam mendesain organisasi yaitu; diferensiasi, diferensiasi - integrasi, sentralisasi-desentralisasi dan standardisasi penyesuaian bersama (mutual adjusment)Tantangan tersebut dimaksudkan bahwa dalam desain organisasi senantiasa akan ditemui dua situasi yang dilematis antara dua kutub yang saling berseberangan. Situasi tersebut mengharuskan pimpinan organisasi atau perusahaan melakukan pilihan-pilihan desain mana yang paling efektif, produktif dan juga efisien bagi organisasinya. Setiap pilihan mempunyai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing desain.Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236).Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total (Griffin, 2004:352).Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspekaspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).Menurut Robbins dan Judge (2008:224) ada tiga desain organisasi yang lazim digunakan, yakni: a. Struktur Sederhana Sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departemantalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.b. BirokrasiSebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komandoc. Struktur matriksSebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Kekuatan-kekuatan dari desain organisasi ini antara lain: 1. Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi koordinasi manakala organisasi tersebut memiliki banyak aktivitas yang rumit dan saling bergantung. 2. Matriks memudahkan penempatan para spesialis secara efisien. 3. Matriks mencapai keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan sumber-sumber daya terbaik maupun cara yang efektif bagi organisasi untuk memastikan penggunaan sumber daya secara efisien. Kelemahan-kelemahan dari desain organisasi ini sebagai berikut: 1. Kebingungan yang diciptakan oleh struktur matriks ini. 2. Kecenderungannya untuk menumbuhkan perjuangan meraih kekuasaan. 3. Stres yang dirasakan para individu.

a.2.3 Pengertian Deskripsi KerjaInduk kajian deskripsi kerja adalah analisa jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total dari sebuah perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia di dalamnya telah mampu melaksanakan pekerjaan masing-masing dengan jelas, spesifik, serta tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja.Pekerjaan atau tugas dilakukan maka sebelumnya, terlebih dahulu harus dilakukan suatu analisis pekerjaan (job analysis). Perlu diingat bahwa analisis pekerjaan tidak sama dengan deskripsi kerja (job description), namun pada akhirnya analisis pekerjaan akan berakhir pada suatu bentuk uraian tugas. Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyusun berbagai informasi yang berkenaan dengan setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis sebuah perusahaan.Menurut Rivai (2005:125) deskripsi kerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan. Selain itu, deskripsi pekerjaan merupakan salah satu hasil utama yang disajikan oleh analisis pekerjaan yangsistematis. Deskripsi pekerjaan dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkasan informasi pekerjaan dan syarat- syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian tersebut. Deskripsi pekerjaan tidak membahas masalah orang atau pekerja, tetapi masalah ruang lingkup kegiatan, fungsi dasar atau tugas pokok, nama pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, kriteria penilaian dan hasilnya.Menurut Mathis and Jackson (2006:214) deskripsi kerja merupakan proses menyebutkan tugas, tanggung jawab dari suatu pekerjaan. Tugas-tugas perlu diketahui dengan jelas apa jenisnya, selanjutnya tanggung jawab apa yang harus dipegang oleh karyawan yang melakukan tugas tersebut, sehingga karyawan tidak melakukan kesalahan dengan adanya kejelasan-kejelasan pekerjaan yang harus karyawan lakukan. Sofyandi (2008:96) deskripsi kerja diartikan sebagai suatu keterangan singkat yang ditulis secara cermat mengenai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang da suatu jabatan tertentu. Sedangkan Gary Dessler (2004) bahwa sebuah deskripsi pekerjaan adalah sebuah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Dan satu defenisi mengatakan bahwa deskripsi pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari sebuah pekerjaan, yang dikemukakan oleh Stephen Robbins (2005:214).Dalam artikel Suwandi (damandiri.or.id) job description adalah suatu upaya menjelaskan peran seseorang dari luar orang itu, yaitu organisasi, sedangkan dari dalam yaitu dari setiap orang yang berada pada peran yang telah ditentukan dituntut pula adanya kemampuan dan kemauan untuk mengerti akan peran yang didudukinya. Kemampuan mengerti berarti kemampuan untuk memahanmi atau mengetahui job description yang telah ditetapkan oleh organisasi, sedangkan kemauan mengerti artinya secara mental seseorang mau menerima perannya itu, yaitu adanya kecocokan antara harapan pribadinya terhadap peran yang diberikan kepadanya.Menurut Stone (2005) Job description (deskripsi kerja) atau deskripsi posisi adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan mengapa pekerjaan itu ada, apa yang dilakukan pemegang pekerjaan sebenarnya, bagaimana mereka melakukannya dan dalam kondisi apa pekerjaan itu dilakukan. Sedangkan Hasibuan (2007:32) menyatakan adanya pengaruh deskripsi kerja terhadap pekerjaan, yakni apabila deskripsi kurang jelas akan mengakibatkan seorang karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada pekerjaan itu, mengakibatkan pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Dengan adanya perancangan pekerjaan dan deskripsi tugas yang jelas, maka akan semakin produktif dan berprestasi sehingga keuntungan ekonomis dari deskripsi pekerjaan akan diperoleh.Hal ini ju didukung oleh Yahya (2009:1) to perform on par or beyond of what is prescribed in job descriptions requires effective organizational structure and job characteristics. These are essentials in supporting such behaviors that mayenhance employee task and contextual performance, artinya untuk mendapatkan hasil yang setara atau lebih dari apa yang ditentukan dalam deskripsi pekerjaan,dibutuhkan struktur yang efektif dan karakteristik pekerjaan. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan tugas karyawan dan kinerja kontekstual.Indikator deskripsi pekerjaan menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:36), menyebutkan indikator-indikator deskripsi pekerjaan secara umum yaitu :a. Apa yang dilakukan

Setelah menempati jabatan yang ditetapkan apa yang dilakukan dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang karyawan untuk menjalankan aktivitas organisasi perusahaan.b. Kecakapan

Kemampuan seorang karyawan menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dan kesanggupan membangun hubungan dengan rekan kerja, ataupun atasan.c. Pendidikan yang diperlukan

Setiap jabatan yang ada masing-masing diperlukanpendidikan apa yang diperlukan untuk menduduki jabatan tersebut.d. Kondisi

Dimana jabatan itu dilaksanakan seorang karyawan yang duduk dalam suatu jabatan harus mampu melihat keadaan, keterangan tentang bahan yang dipakai, serta mampu memahami apa yang harus dilakukan di intern organisasi serta di ekstren organisasi.e. Jenis dan kualitas orang yang diperlukan untuk jabatan tersebut

Pada keterangan diatas bahwa seseorang yang akan memangku jabatan harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh perusahaan.

Manfaat Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja pertama-tama digunakaan sebagai dasar untuk penilaian jabatan, deskripsi kerja juga dikenal pimpinan sebagai dasar untuk memimpin menurut Moekijat (1998:112) deskripsi kerja dapat berguna untuk menugaskan karyawan-karyawan kepada jabatan-jabatan, dalam jabatan-jabatan mana uraian jabatan itu membantu meyakinkan perseorangan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan dapat dipergunakan sebagai checklist dalam menunjukkan karyawan-karyawan dalam mengerjakan pekerjaaan yang telah diserahkan.Susunan Deskripsi Kerja

Data-data yang yang harus dicantumkan dalam deskripsi kerja memiliki ketidakseragaman. Seperti apa yang ditunjukkan sendiri oleh namanya, deskripsi kerja itu pada pokoknya adalah bersifat menguraikan (deskriptif) dan merupakan suatu catatan mengenai fakta-fakta jabatan yang ada dengan tepat. Fakta-fakta atau kenyataan- kenyataan ini harus disusun sedemikian rupa agar dapat mudah dipergunakan. Yuli (2005 :44) menyarankan untuk menggunakan urutan atau susunan sebagai berikut :a. Identifikasi jabatan. Bagian identifikasi jabatan memuat informasi- informasi tentang nama jabatan, kode jabatan, tanggal analisis, penyusunan, dan dalam departemen apa.b. Ringkasan jabatan. Ringkasan jabatan hendaknya menggambarkan sifat umum dari jabatan, yaitu berupa fungsi dan kegiatan utamanya.c. Hubungan, tanggung jawab, dan kewajiban. Bagian ini memperlihatkan hubungan pemegang jabatan dengan pihak atau bagian lain, baik dalam organsasi maupun luar organisasi.d. Wewenang dari pemegang jabatan. Bagian akan menentukan batas-batas wewenang pemegang jabatan, termasuk wewenang pengambilan keputusannya dan batas-batas pelanggarannya.e. Standar kinerja. Bagian ini menetapkan standar-standar yang diharapkan bisa dicapai oleh karyawan pada masing-masing tugas dan tanggung jawab dari deskripsi jabatan.Kondisi kerja. deskripsi kerja juga akan merangkum kondisi kerja umum yang tercakup pada jabatan.3. Kerangka KonseptualTingkat produktivitas karyawan dalam bekerja ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki, sehingga kompetensi yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Dengan demikian kompetensi karyawan perlu diketahui perusahaan agar dapat bekerja secara produktif demi tercapainya tujuan perusahaan. Menciptakan keunggulan bersaing menjadi prioritas utama bagi para pemimpin dalam mengelola perusahaan, agar dapat memenangi persaingan usaha yang sangat ketat. Berbagai teknologi dan alat manajemen telah diterapkan pada suatu perusahaan, tetapi teknologi yang digunakan dapat ditiru oleh perusahaan lain.Suatu organisasi perlu merancang desain organisasi untuk mencapai tujuannya. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek struktural dan budaya termasuk karakteristik informasi yang dilakukan para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan atau manajemen keputusan dan mengendalikan perilaku.Pemilihan desain organisasi juga dipengaruhi oleh biaya di samping struktur kewenangan formal dan informal. Biaya dianggap sebagai dasar pengukuran kinerja karena biaya diperlukan untuk menyesuaikan struktur internal manajemen dalam perusahaan.Menurut Jones (2001:34) Desain organisasi adalah suatu model yang dipilih oleh organisasi untuk melakukan koordinasi dan pengendalian tugas-tugas dalam organisasi termasuk di dalamnya bagaimana seluruh anggota organisasi dimotivasi agar mengeluarkan segenap energi dan kemampuannya untuk memaksimalkan kemampuan dan sumberdaya organisasi dalam memproses, menciptakan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi organisasi baik barang maupun jasa. Jones (2001:58) mengemukakan beberapa tantangan dalam mendesain organisasi yaitu; diferensiasi, diferensiasi-integrasi, sentralisasi-desentralisasi dan standardisasi penyesuaian bersama (mutual adjusment)Tantangan tersebut dimaksudkan bahwa dalam desain organisasi senantiasa akan ditemui dua situasi yang dilematis antara dua kutub yang saling berseberangan. Situasi tersebut mengharuskan pimpinan organisasi atau perusahaan melakukan pilihan-pilihan desain mana yang paling efektif, produktif dan juga efisien bagi organisasinya. Setiap pilihan mempunyai konsekuensi-konsekuensi sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing desain.Menurut Siagian (2002;140) suatu deskripsi kerja tidak hanya berarti sekedar kejelasan serangkaian tugas yang tertulis dalam uraian pekerjaan,tetapi juga memperhatikan pentingnya rancang bangun pekerjaan yang baik yaitu adanya otonomi dalam bekerja, pemanfaatan berbagai keterampilan, identitas tugas pekerjaan, signifikansi tugas, dan adanya umpan balik. Deskripsi pekerjaan yang disusun dengan jelas sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditetapkan maka karyawan akan semakin jelas terhadap apa yang harus dikerjakan. Informasi pekerjaan yang tertuang pada deskripsi pekerjaan apabila dipahami dan dilaksanakan dengan baik akan mendorong pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif sehingga dampaknya pada prestasi kerja juga akan semakin baik

Desain OrganisasiDeskripsi KerjaProduktivitas Kerja

Gambar3.1 Kerangka Konseptual

4. HipotesisAdapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Terdapat pengaruh positif yang signifikan desain organisasi dan deskripsi kerja terhadap produktivitas kerja.

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis PenelitianPada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan asosiatif untuk mengetahui hubungan setiap variabel. Sugiyono (2006, hal.9) mendefensikan bahwa penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan antara dua variabel atau lebih. Melalui penelitian ini akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, dan mengontrol suatu fenomena.

2. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di PT. Medan Kartika Perkasa yang beralamat di Jalan Timor Nomor 191-195

3. Populasi Dan SampelMenurut Sugiyono (2005, hal. 72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Penelitian ini menetapkan target populasi yaitu 101 karyawan PT. Medan Kartika Perkasa.

25Sugiyono (2005, hal. 72) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel yang diambil sebagai responden dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2004, hal. 65) sebagai berikut :

Dimana : N = Jumlah elemen/anggota populasi n = Jumlah elemen/anggota sampel e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.Dengan rumus diatas dapat dilakukan perhitungan sampel sebagai berikut :

= = = 50 Orang4. Teknik Pengumpulan Data PenelitianYaitu penelitian yang dilakukan pada perusahaan bersangkutan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan dengan cara:1. WawancaraYaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang bersangkutan dalam organisasi untuk memperoleh data yang berhubungan dengan materi pembahasan.2. KuesionerYaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan data atau menyebarkan daftar kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

Pengumpulan data dalam instrument ini menggunakan angket (Questioner), adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis dalam bentuk angket kepada responden untuk dijawabnya yang ditujukan kepada para nasabah Bank Sumut dengan menggunakan skala likert dalam bentuk checklist, dimana setiap pertanyaan mempunyai 5 opsi sebagaimana terlihat pada table berikut ini :Tabel III 5 : Skala Pengukuran LikertPERTANYAANBOBOT

Sangat Setuju 5

Setuju/ST4

Kuang Setuju/KS3

Tidak Setuju/TS2

Sangat tidak setuju /STS1

Sumber: Sugiyono (2006, hal. 107-108)Selanjutnya angket yang sudah diterima diuji dengan menggunakan validitas dan reliabilitas pertanyaan, yaitu :1. Validitas Instrumena. Tujuan Melakukan Pengujian ValiditasPengujian Validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen penelitian yang telah dibuat. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.b. Rumus Statistik untuk Pengujian Validitas

(Sugiyono, 2006, hal 212)Dimana :n= banyak nya pasangan pengamatan x = Skor-skor item instrument variabel-variabel bebas.y = Skor-skor item instrument variabel-veriabel terikat.Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS 16 dengan rumus Correlate, Bivariate Correlations, dengan memasukkan butir skor pernyataan dan totalnya pada setiap variabel.c. Kriteria Pengujian Validitas InstrumenKriteria pengujian validitas dilihat dari hasil yang di dapat dari pengujian validitas dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika rhitung > rtabel (0.05) = valid Jika rhitung < rtabel ( < 0,05 )= tidak valid2. Reliabilitas Instrumena. Tujuan Melakukan Pengujian ReliabilitasPengujian Reliabillitas dilakukan untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen penelitian yang telah dibuat. Reliabel berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.b. Rumus Statistik dengan menggunakan cronbach alpha

(Husein Umar,, 2004, hal.95)Dimana :r = Reliabilitas internal seluruh instrumentk = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan ke dua.Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS 16 dengan rumus scale, realibility analisys dengan memasukkan butir skor pernyataan dan totalnya pada setiap variabel.c. Kriteria Pengujian Reliabilitas InstrumenKriteria pengujian reliabilitas menurut Ghozali (2005, hal.42) adalah sebagai berikut:1) Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,60 maka instrumen memiliki reliabilitas yang cukup baik.2) Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,60 maka instrumen memiliki reliabilitas yang kurang baik.

5. Defenisi Operasional1. Produktivitas Kerja (X1)Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keingginan 32perusahaanIndikator dari produktivitas kerja yaitu: a. Kuantitas Kerja Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama bekerja. Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar efektivitas kerja dari karyawannya dapat ditingkatkan. Oleh Karena itu, suatu perusahaan selalu berusaha agar setiap karyawannya memiliki moral kerja yang tinggi. b. Kualitas Kerja Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan didalam mengerjakan pekerjaan. c. Pemanfaatan Waktu Pemanfaatan waktu adalah pengggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan

2. Desain Organisasi (X2)Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total. Indikator dari desain strukur organisasi adalah sebagai berikut: a. Spesialisasi Kerja (Work Specialization) Organisasi-organisasi melakukan tugas-tugas yang sangat beragam. Prinsip dasarnya adalah pekerjaan dapat dilakukan dengan cara yang lebih efisien jika karyawan diperkenankan untuk melakukan spesalisasi. Spesialisasi kerja kadang-kadang disebut pembagian tenaga kerja, adalah tingkatan sejauh mana tugas-tugas organisasi dibagi ke dalam pekerjaan individual yang lebih khusus. b. Rantai Komando (Chain Of Command)Rantai komando adalah garis wewenang yang menghubungkan semua individu dalam organisasi dan menunjukkan kepada siapa seorang meberikan laporan. Hal tersebut berhubungan dengan dua prinsip pokok. Kesatuan perintah yang berarti bahwa masing-masing karyawan bertanggung jawab hanya kepada satu penyelia. Prinsip scalar mengacu pada defenisi yang jelas dari garis wewenang dalam organisasi yang melibatkan semua karyawan. Semua personel dalam organisasi seharusnya mengetahui kepada sapa mereka memberikan laporan serta memahami tingkat manajemen sepenuhnya sampai kepuncak. c. Wewenang (Authority) Wewenang adalah hak formal dan legistimasi dari seorang manajer untuk membuat keputusan, mengeluarkan perintahm dan mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai hasil yang diinginkan organisasi. d. Rentang Manajemen Rentang manajemen Adalah jumlah karyawan yang memberikan laporan pada seorang penyelia (supervisor), kadang-kadang juga disebut rantang kendali (span of control), karakteristik struktur ini menentukan seberapa dekat seorang penyelia dapat memonitor bawahan. Secara umum, ketika seorang penyelia harus terlibat dekat dengan bawahannya, rentang akan semakin kecil, dan ketika penyelia memerlukan sedikit keterlibatan dengan bawahannya, rentang akan semakin lebar.e. Departementasi Departementasi adalah proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok pekerjaan yang sejenis. Kelompok pekerjaan yang sejenis dinamakan sebagai fungsi. Setiap fungsi merupakan tugas dan tanggung jawab dari suatu unit tertentu dalam organisasi. Pengelompokkan pekerjaan atau fungsi merupakan dasar daripada penyusunan organisasi.f. Formalisasi Formalisasi merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan para pekerja, dokumen tersebut termasuk bukubuku peraturan, kebijaksanaan, prosedur, deskripsi pekerjaan, dan peraturanperaturan. Dokumen tersebut melengkapi bagan organisasi dan menunjukkan deskripsi tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang keputusan.3. Deskripsi Kerja Deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Indikator deskripsi pekerjaan menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:36), menyebutkan indikator- indikator deskripsi pekerjaan secara umum yaitu:a. Apa yang dilakukanSetelah menempati jabatan yang ditetapkan apa yang akan dilakukan dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang karyawn untuk menjalankan aktivitas organisasi perusahaan.b. Tanggung jawabKemampuan seseorang pegawai menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dan kesanggupan upah menjalankan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan.c. Kecakapan atau pendidikan yang diperlukanSetiap jabatan yang ada masing- masing diperlukan kecakapan dan pendidikan apa yang diperlukan untuk menduduki jabatan tersebut.d. KondisiDimana jabatan itu dilaksanakan seorang karyawan yang duduk dalam suatu jabatan seorang karyawan yang duduk dalam suatu jabatan harus mampu melihat keadaan, serta memahami apa yang ahrus dilakukan di intern organisasi serta di ekstern organisasi.e. Jenis dan kwalitas orang yang diperlukan untuk jabatan tersebutPada keterangan dia tas menggambarkan bahwa seorang yang akan memangku jabatan harus memenuhi criteria yang ditentukan oleh perusahaan.6. Teknik Analisis Data PenelitianTeknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis data dengan perhitungan angka-angka dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut dengan alat uji korelasi product moment dan korelasi berganda tetapi dalam praktiknya pengolahan data penelitian ini tidak diolah secara manual,namun menggunakan software statistik SPSS. 1. Uji Asumsi KlasikModel regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik regresi meliputi (Imam Ghozali dalam Sugiyono, 2005, hal.43).a. Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitasb. Uji MultikolinearitasMasalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Nugroho (2005) dalam Sujianto (2009) menyatakan jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.c. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

2. Regresi linier berganda Y= a + b1x1 + b2x2 +eY = Produktivitas Kerjaa = konstanta persamaan regresib1,b2,= koefisien regresix1= Desain organisasi x2= Deskripsi kerjae= Eror (Sugiyono, 2006, hal 212)

3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t)Menurut Sugiyono (2006: 288) Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan thitung denganttabelatau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing thitungUntuk mengetahui tingkat signifikan hipotesis digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut .Rumus umumnya adalah:

t = (Sugiyono, 2006, hal 288)Dimana :rxy = korelasi variabel x dan y yang ditemukann = jumlah sampelketentuannya :a. Bila t hitung > t tabel, maka H0 = ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dan terikatb. Bila t hitung < t tabel, maka H0 = diterima, sehingga tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dan terikat b. Uji Simultan (Uji F)Menurut Sugiyono (2006: 299) Uji F digunakan untuk yang memakai variabel Simultan harus menambahkan uji F dengan tujuanuntuk menentukan apakah suatudugaanhipotesis2 variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikattersebut sebaiknya diterima atau ditolakUntuk menguji hipotesis secara serentak, digunakan rumus uji F :

(Sugiyono, 2006, hal 297)Dimana :R = Koefisien korelasi bergandaK = Jumlah variabel bebasN = sampel

Kriteria Pengujian Uji FKriteria penerimaan/penolakkan hipotesis adalah sebagai berikut:1. Jika nilai Fhitung > F tabel, maka tolak H0 sehingga ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan terikat.2. Jika nilai Fhitung < F tabel, maka terima H0 sehingga tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan terikat.

c. Koefisien DeterminasiUntuk mengetahui seberapa besar persentase hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan koefisien determinasiD = R2 x 100 %.(Ginandjar, 2012, hal.135)Dimana: D= koefisien determinasiR2 = hasil kuadrat korelasi berganda

DAFTAR PUSTAKA

Alek S.Nitisemito,(2006), Manajemen Personalia, Edisi kedua, Ghalia Indonesia

Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri, (2004), Manajemen Motivasi, Cetakan Kedua, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Danang Sunyoto (2012) Sumber Daya Manusia (Praktik Penelitian), Yogyakarta, CAPS

Darmawan, Didit (2013) Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Surabaya, Pena Semesta

Dessler, Gary. (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh. Klaten: PT. Indeks.

Dharma, Agus. (2005) Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi para Supervisor. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006) Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam (2005) Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Gibson, Ivancevich, Donnelly. (2007). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi

Gray, C.F., Larson, E.W., (2000), Project Management, The Managerial Process, McGraw Hill, International Edition, Singapore

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen; edisi ketujuh jilid 2. Jakarta: Erlangga

Handoko, T. Hani. (2005). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE.

Hariandja, Marihot Tua. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Hasibuan, Malayu. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Indriani (2007), Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Cheil Jedang Indonesia, Jakarta. Jurnal Manajemen Suber Daya Manusia. Vol 15. No. 2

Indriani, Etty dan Chritologus, Wisnu Haryanto Petrus (2011). Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening pada Workshop SMK Katolik Santo Mikael Surakarta. Excelent Vol. 1 No. 1 Maret

Ismail Nawawi (2013) Kepuasan kerja Kepemimpinan Dan Kinerja, Jakarta, Prenamedia.

Jones, Gareth R. (2001) Organizational Theory. Third Edition, Pratince Hall International Edition, New Jersey

Kuncoro, Mudrajad. (2005) Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mathis, Robert, dan Jackson, John. (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Moekijat. (1998) Asas-asas Perilaku Organisasi, Bandung : Alumni

Novita, Sari. (2002). Tesis. Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. HM Sampoerna. Surabaya: UNAIR

Puji Hartatik, Indah (2014) Buku Praktis Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Laksana

Putu Ayu Ningwidhi (2008) Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus di Axa Mandiri Cabang Cirebon). Jurnal Program Studi Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia

Rivai, Veithzak. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Cetakan Pertama. Jakarta: Murai Kencana.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2005). Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Siagian, Sondang, P., (2002), Teori Motivasi dan Aplikasinya, Cetakan Ketiga, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sinungan, Machdarsyah. (1992). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.Soeprihanto, John. (2005). Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Sofyandi, Herman. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

The Liang Gie. (2004). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi

Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajagrafindo.

Winardi. (2005). Manajemen Sumber daya Manusia. Malang: UMM Press

Wisnu dan Nurhasanah , (2005) Teori Organisasi Struktur dan Desain, Cetakan kedua, Penerbit UMM Press, Malang

Yahya. A. Ramli. 2009. Dicipline Problems among Secondary School Students in Johor Bahru, Malaysia. Europa Journal of Social Scienses. Volume 11, Number 4

Yuli,Sri Budi Cantika.(2005).Manajemen Sumber Daya Manusia.Malang:UMM Press