30
22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk akhir dari proses akuntansi yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan dapat dijadikan bahan sarana informasi dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan harus dibuat oleh perusahaan setiap periodenya dan diidentifikasikan dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas, dan arus kas yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari suatu kesatuan. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Budi Rahardjo (2001; 45) adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan; yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank dan lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.” Sedangkan menurut S. Munawir (2004; 2) laporan keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa laporan keuangan dibuat oleh perusahaan dengan maksud memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara

22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

  • Upload
    vodieu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

22

BAB II

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan

yang diterbitkan perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk akhir dari

proses akuntansi yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan

dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan dapat dijadikan bahan

sarana informasi dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan harus dibuat

oleh perusahaan setiap periodenya dan diidentifikasikan dengan nama perusahaan,

jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu tertentu.

Laporan keuangan merupakan laporan yang menyajikan informasi

mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu, kinerja perusahaan, perubahan

ekuitas, dan arus kas yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode

akuntansi dari suatu kesatuan.

Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Budi Rahardjo (2001; 45) adalah

sebagai berikut:

“Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan; yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank dan lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.” Sedangkan menurut S. Munawir (2004; 2) laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.”

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa laporan keuangan dibuat oleh

perusahaan dengan maksud memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara

Page 2: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

23

periodik yang dilakukan oleh manajemen yang bersangkutan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut. Manajemen perusahaan

memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan perusahaan.

Tujuan Laporan Keuangan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002; 4) tujuan laporan keuangan

adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian

besar pemakainya. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan

semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan

dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi

non keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang

dipercayakan kepadanya.

Sedangkan tujuan lain yang terkait dari laporan keuangan menurut Budi

Rahardjo (2001; 46) adalah memberikan informasi yang dapat membantu

memberi gambaran kemampuan perusahaan untuk membiayai operasi atau

kegiatan perusahaan tanpa menderita kerugian, memberi gambaran kemampuan

untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo, dan memberi gambaran

kemampuan mendapatkan tambahan dana dari investor maupun kreditor.

Pemakai Laporan Keuangan

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum sehingga

informasi yang tersedia tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan para

Page 3: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

24

pemakai. Laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak

eksternal perusahaan. Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002; 3-4)

pemakai laporan keuangan meliputi :

1. Investor

Para investor (dan penasehatnya) berkepentingan terhadap risiko yang melekat

dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini

membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli, menahan,

atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi

yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan

dalam membayar dividen.

2. Kreditor (pemberi pinjaman)

Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka

untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat

jatuh tempo.

3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada

perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.

4. Shareholder’s (para pemegang saham)

Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan

perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan

modal untuk business plan selanjutnya.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasannya

berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan oleh karenanya

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga

Page 4: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

25

membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan

kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan

nasional dan statistik lainnya.

7. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi

mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada

informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan

kerja.

8. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti

pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang

yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Unsur-unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut

karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur-unsur

laporan keuangan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002; 8-11) dapat

diklasifikasikan menjadi :

1. Unsur posisi keuangan.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan

disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca, yang terdiri dari :

aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

1) Aktiva adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberikan manfaat

ekonomi bagi perusahaan di masa depan.

Page 5: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

26

2) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan

mengakibatkan arus keluar dari sumberdaya perusahaan yang mengandung

manfaat ekonomi.

3) Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan

setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih) .

2. Unsur pengukuran kinerja.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan

disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba-rugi, yang terdiri

dari : penghasilan dan beban.

1) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal.

2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal.

Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki manfaat dalam menggambarkan keadaan yang

terjadi dalam perusahaan akan tetapi ada pula keterbatasannya, dan pemakai

laporan keuangan perlu mengetahui agar tidak terjadi salah tafsir sehingga salah

dalam mengambil keputusan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004; 235-236)

sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian

yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai

satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu.

Page 6: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

27

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan

berbagai pertimbangan.

4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula

penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin

tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh material terhadap

kelayakan laporan keuangan.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila

terdapat beberapa kemungkinan simpulan yang tidak pasti mengenai penilaian

suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai

aktiva yang paling kecil.

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa

atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas).

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan

pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi

dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat

kesuksesan antar perusahaan.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan

umumnya diabaikan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang

membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Dwi Prastowo dan Rifka

Julianty (2002; 6-8) karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah sebagai

berikut :

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Para pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi

Page 7: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

28

dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan

ketekunan yang wajar.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa

kini atau masa depan (predictive), menegaskan, atau mengkoreksi, hasil

evaluasi mereka di masa lalu (confirmatory).

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi mempunyai kualitas

andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan

dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful

representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan

(trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga harus

dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara

relatif.

Investasi

Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan. Keputusan

investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh

perusahaan. Keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap besarnya

rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan

datang. Investasi yang dilakukan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan.

Page 8: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

29

Pengertian Investasi

Pengertian investasi menurut Mulyadi (2001; 284) adalah sebagai berikut:

“Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Sekali investasi diputuskan maka perusahaan akan terikat pada jalan panjang di masa yang akan datang yang sudah dipilih, yang tidak mudah untuk disimpangi.” Sedangkan pengertian investasi menurut Kamarudin Ahmad (2004; 3)

adalah sebagai berikut :

“Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan

untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang

atau dana tersebut.”

Investasi pada dasarnya merupakan penundaan konsumsi sekarang yang

digunakan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan adanya investasi

kebutuhan dana di masa datang lebih terjamin sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai. Seorang investor harus memilih dengan tepat investasi apa yang cocok

dilakukan, karena jika salah memilih maka investasi akan menimbulkan kerugian.

Tujuan Investasi

Dengan adanya investasi perusahaan memiliki kesempatan yang lebih

besar untuk mempertahankan dan memperbesar usahanya. Ada beberapa alasan

mengapa seseorang melakukan investasi. Menurut Kamarudin Ahmad (2004; 3-

4) tujuan investasi adalah :

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Dengan investasi diharapkan taraf hidup seseorang akan meningkat atau

setidak-tidaknya dapat mempertahankan tingkat pendapatan yang ada

sekarang.

2. Mengurangi tingkat inflasi. Dengan melakukan investasi dalam memilih

perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar

kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti inflasi.

Page 9: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

30

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di

masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat

yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Jenis Investasi

Menurut Mulyadi (2001; 284) investasi dapat dibagi menjadi empat

golongan berikut ini:

1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena

syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk

melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan

akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung

secara teliti. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam

mempertimbangkan investasi jenis ini adalah persentase tertentu dari hasil

penjualan, persentase tertentu dari laba bersih perusahaan, investasi yang sama

yang dilakukan pesaing, dan jumlah uang kas yang tersedia.

3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)

Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan

ekuipmen yang ada. Penggantian mesin dan ekuipmen biasanya dilakukan atas

dasar pertimbangan adanya penghematan biaya yang akan diperoleh atau

adanya kenaikan produktivitas.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas

produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Kriteria yang perlu

dipertimbangkan adalah taksiran laba masa yang akan datang (selisih

pendapatan dan biaya) dan kembalian investasi (return on investment). Selain

itu juga harus dipertimbangkan faktor risiko, pajak penghasilan, dan nilai

waktu uang.

Page 10: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

31

Cara Investasi

Investasi yang dilakukan oleh investor dapat melalui berbagai macam cara

yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Menurut Itjang D.

Gunawan (2003; 42) ada berbagai macam cara yang dapat ditempuh oleh seorang

investor yaitu:

1. Berdasarkan waktu perputaran dananya

1) Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang perputaran dananya kurang

dari atau sama dengan satu tahun. Bentuk investasi ini dapat berupa modal

kerja, tabungan, atau investasi pada sekuritas berjangka pendek (sertifikat

deposito dan commercial paper).

2) Investasi jangka panjang, yaitu investasi yang perputaran dananya lebih

dari satu tahun. Bentuk investasi ini seperti pada aktiva tetap atau surat

berharga jangka panjang (saham dan obligasi).

2. Bedasarkan pihak yang mengadakan

1) Investasi swasta, yaitu investasi yang dilakukan individu maupun institusi

swasta dan biasanya bersifat profit oriented.

2) Investasi pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan oleh pemerintah, baik

pemerintah pusat, maupun daerah. Orientasi dari investasi ini lebih bersifat

social oriented.

3. Berdasarkan bentuk asetnya

1) Investasi pada asset riil, yaitu investasi yang dilakukan pada asset-aset

nyata, seperti gedung, kendaraan, mesin, dan bentuk-bentuk asset riil

lainnya.

2) Investasi pada asset sekuritas, yaitu investasi yang dilakukan pada surat-

surat berharga, seperti investasi pada saham, obligasi, sertifikat deposito,

dan sebagainya.

Return On Investment

Return On Investment merupakan salah satu metode yang

direkomendasikan oleh ahli-ahli dalam bidang akuntansi manajemen dan

Page 11: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

32

penggunaannya sudah sangat populer, sehingga telah banyak digunakan baik oleh

perusahaan lokal, swasta, dan pemerintah.

Analisa Return On Investment dalam analisa keuangan mempunyai arti

yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat

menyeluruh (komprehensif). Analisa Return On Investment ini merupakan teknik

analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Pengertian Return On Investment

Menurut S. Munawir (2004; 89) Return On Investment adalah sebagai

berikut:

“ Return On Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebutan lain untuk rasio ini adalah “Net Operating Profit of Return” atau “Operating Earning Power” .”

Return on Investment menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002;

85) adalah sebagai berikut :

“Return on Investment mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik modal.“

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2002; 63) adalah :

“ Return On Investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.”

Net Profit After Tax Return On Investment = x 100% Total Assets

Page 12: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

33

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa Return On Investment merupakan

salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat

kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga kemampuan

perusahaan secara keseluruhan dapat diketahui dengan menggunakan seluruh

aktiva yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ratio ini,

semakin baik keadaaan suatu perusahaan.

Kegunaan Return On Investment

Menurut S. Munawir (2004; 91-92) Return On Investment dapat berguna

untuk:

1. Salah satu kegunaannya yang prinsipiil ialah sifatnya yang menyeluruh.

Apabila perusahaan sudah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka

manajemen perusahaan dapat menggunakan teknik analisa Return On

Investment untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja,

efisiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan.

Apabila suatu perusahaan pada suatu periode telah mencapai “operating assets

turnover” sesuai standar atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata

Return On Investment-nya masih di bawah standar target, maka perhatian

manajemen dapat dicurahkan pada usaha peningkatan efisiensi di sektor

produksi dan penjualan.

2. Dengan analisa Return On Investment dapat dibandingkan efisiensi

penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan yang sejenis.

Dengan membandingkan Return On Investment dengan perusahaan sejenis,

maka akan diketahui apakah perusahaan berada di bawah, sama, di atas rata-

ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahannya dan

kekuatan perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

3. Analisa Return On Investment dapat digunakan untuk mengukur efisiensi

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian perusahaan.

Hal ini dilakukan dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam

bagian yang bersangkutan. Dengan dihitung rate of return pada tingkat

Page 13: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

34

bagian, akan diketahui efisiensi suatu bagian dengan bagian lain pada

perusahaan tersebut.

4. Analisa Return On Investment juga dapat digunakan untuk mengukur

profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan.

Dengan menggunakan “product cost system” yang baik, modal dan biaya

dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan

yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung profitabilitas masing-masing

produk.

Keterbatasan Return On Investment

Return On Investment memiliki keterbatasan dalam pengukuran kinerja

perusahaan. Menurut S. Munawir (2004; 92-93) keterbatasan Return On

Investment adalah :

1. Salah satu kelemahan yang prinsipiil ialah kesukarannya dalam

membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang

sejenis karena kadang-kadang praktik akuntansi yang digunakan oleh masing-

masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda.

2. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).

3. Dapat menggunakan analisa rate of return atau Return On Investment saja

tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua

perusahaan atau lebih dengan mendapatkan simpulan yang memuaskan.

Pasar Modal

Salah satu sarana yang dapat dipergunakan untuk perolehan modal didapat

melalui pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan

kelebihan dana masyarakat dan kebutuhan perusahaan akan dana yang digunakan

untuk pertumbuhan.

Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002;

359) adalah sebagai berikut :

Page 14: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

35

“Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga, yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).”

Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad (2004; 18) pengertian pasar

modal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

“1. Dalam arti luas Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak langsung.

2. Dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-

lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotik, dan tabungan serta deposito berjangka.

3. Dalam arti sempit Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang

memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner dan para underwriter.”

Pangertian pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah :

“Pasar modal adalah pasar konkrit atau abstrak yang

mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan

dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.”

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa pasar modal merupakan

pasar konkrit atau abstrak yang terorganisir dimana dana-dana jangka panjang

baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan.

Page 15: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

36

Peranan dan Manfaat Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat bertemu penjual dan pembeli dalam

melakukan transaksi efek. Investasi yang dilakukan di pasar modal tidak memiliki

jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli saham

dan harga jual saham. Pasar modal menurut Martono dan D. Agus Harjito

(2002; 360-362) memiliki peranan dan manfaat, yaitu :

Peranan pasar modal adalah sebagai suatu piranti untuk melakukan alokasi

sumberdaya ekonomi secara optimal, sehingga pendapatan nasional naik,

terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meningkatnya pemerataan hasil-hasil

pembangunan.

Manfaat pasar modal yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan penerbit

sekuritas (emiten), pemodal (investor), pemerintah maupun lembaga penunjang

pasar modal adalah sebagai berikut :

1. Manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu :

1) Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

2) Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.

3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.

4) Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

5) Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal

perusahaan.

6) Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi.

7) Tidak ada beban financial yang tetap.

8) Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas.

9) Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu.

10) Profesionalisme dalam manajemen meningkat.

2. Manfaat pasar modal bagi investor, yaitu :

1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan

ini tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.

2) Memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga

tetap atau bunga mengambang bagi yang memiliki obligasi.

Page 16: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

37

3) Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi

pemegang saham dan mempunyai hak suara dalam Rapat Umum

Pemegang Obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.

4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham

perusahaan A berganti ke saham perusahaan B sehingga dapat

meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.

5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk

mengurangi risiko.

3. Manfaat pasar modal bagi pemerintah, yaitu :

1) Mendorong laju pembangunan.

2) Mendorong investasi.

3) Penciptaan lapangan kerja.

4) Bagi BUMN mengurangi beban anggaran.

4. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang, yaitu :

1) Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanan sesuai

dengan bidang tugas masing-masing.

2) Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel.

3) Semakin bervariasinya lembaga jenis penunjang.

4) Likuiditas efek semakin tinggi.

Instrumen Pasar Modal

Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga

(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut Y. Sri Susilo,

dkk (2000; 200-203) instrumen pasar modal antara lain :

1. Saham, dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang

atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan kertas tersebut.

2. Saham preferen, adalah gabungan antara obligasi dan saham biasa. Pemegang

saham preferen memang tidak menanggung risiko sebesar pemegang saham

Page 17: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

38

biasa, namun risiko pemegang saham preferen lebih besar jika dibandingkan

risiko pemegang obligasi.

3. Obligasi, adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Surat obligasi adalah

selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan

pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.

4. Warrant, adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang

sudah ditentukan.

5. Right Issue, merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang

dikeluarkan emiten.

Saham

Saham merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal yang paling

umum diperjualbelikan. Wujud dari saham adalah selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan kertas tersebut.

Pengertian Saham

Saham menurut Kusnadi, dkk ( 2002; 92) adalah sebagai berikut :

“Saham merupakan suatu sertifikat atau tanda otentik yang mempunyai kekuatan hukum bagi pemegangnya sebagai keikutsertaan di dalam perusahaan serta mempunyai nilai nominal (mata uang) serta dapat diperjualbelikan.”

Sedangkan menurut Dyah Ratih Sulistyastuti (2002; 1) adalah :

“Saham biasa (common stock) atau sering disebut saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Saham sebagai sekuritas yang bersifat ekuitas, memberikan implikasi : bahwa kepemilikan saham mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan.” Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa kepemilikan saham merupakan

kepemilikan atas perusahaan yang mempunyai kekuatan hukum serta dapat

diperjualbelikan. Jumlah saham yang dimiliki seorang investor menentukan

Page 18: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

39

wewenang untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan tersebut. Semakin

besar kepemilikan saham, berarti semakin besar wewenang untuk mengendalikan

perusahaan tersebut.

Jenis-jenis Saham

Dalam dunia keuangan dikenal beberapa jenis saham yang beredar dan

diperdagangkan. Saham banyak sekali macamnya dan setiap macam mempunyai

karakteristik sendiri yang berbeda satu sama lain .

Menurut Martono dan Agus Harjito (2002; 367-368) saham dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Jenis saham menurut cara pengalihannya

Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi :

1) Saham atas unjuk (brearer stock)

Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan

saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau

memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.

Pemilik saham atas unjuk harus berhati-hati membawa dan

menyimpannya, karena kalau saham tersebut hilang, maka pemilik tidak

dapat meminta gantinya.

2) Saham atas nama (registered stock)

Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan

dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku

perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau

sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta ganti.

2. Jenis saham menurut manfaatnya

Ditinjau menurut manfaatnya, saham dapat dibagi menjadi :

1) Saham biasa

Saham biasa (common stock atau common share) biasanya selalu ada

dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain :

Page 19: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

40

(1) Saham unggulan (blue chip)

Yaitu jumlah saham yang diterbitkan besar yang telah memperlihatkan

kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen.

(2) Growth stocks

Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangsa

pasarnya mengalami perkembangan.

(3) Emerging growth stocks

Yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil

tetapi mempunyai daya tahan yang kuat dalam kondisi ekonomi yang

kurang baik.

(4) Income stocks

Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah rata-rata

pendapatan.

(5) Cyclical stocks

Yaitu saham perusahaan yang mempunyai keuntungan berfluktuasi dan

sangat dipengaruhi oleh siklus usaha.

(6) Defensive stocks

Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil dari

periode atau kondisi yang tidak menentu.

(7) Speculative stocks

Pada prinsipnya semua saham yang diperdagangkan adalah saham

spekulatif, karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan

yang akan kita dapat.

2) Saham preferen

Saham preferen (preferred stocks) dalam praktik terdapat beberapa jenis,

yaitu:

(1) Cumulative preferred stock

Saham preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas

pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase

atau jumlah tertentu. Sehingga jika pada tahun tertentu dividen yang

Page 20: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

41

dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka hal

ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.

(2) Non cumulative preferred stock

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian

dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak

kumulatif.

(3) Parcipating preferred stock

Pemilik saham ini selain memperoleh dividen tetapi juga memperoleh

dividen tambahan (extra dividend).

Sedangkan menurut Dyah Ratih Sulistyastuti (2002; 6-8) untuk

membantu investor memilih saham sesuai dengan potensi keuntungan dan

risikonya, saham biasa (common stock) diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan nilai kapitalisasi

Ada tiga kelompok saham berdasarkan nilai kapitalisasi yang beredar di Bursa

Efek Jakarta :

1) Big-Cap

Yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi

di atas Rp. 1 trilyun. Saham-saham yang termasuk big-cap disebut juga

saham blue-chip atau saham papan atas atau lapis pertama. Saham-saham

yang berkapitalisasi besar memberikan kontribusi 75-80% dari seluruh

kapitalisasi pasar di BEJ yang terdiri dari di bawah 40 saham.

2) Mid-Cap

Yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi

Rp. 100 milyar- Rp. 1 trilyun. Saham yang termasuk mid-cap disebut juga

saham baby blue chip atau saham lapis kedua. Saham-saham yang

berkapitalisasi pasar menengah memberikan kontribusi 15-17% dari

seluruh kapitalisasi pasar di BEJ yang terdiri dari 145 saham.

3) Small-cap

Yaitu kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai kapitalisasi

di bawah Rp. 100 milyar. Biasanya saham-saham yang termasuk small-

Page 21: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

42

cap atau lapis ketiga, sebagian besar terdiri dari saham “tidur” yang

bersifat labil. Saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil memberikan

kontribusi sekitar 3% dari seluruh kapitalisasi pasar di BEJ yang terdiri

dari 150 saham.

2. Berdasarkan fundamental perusahaan dan kondisi perekonomian

Klasifikasi saham biasa (common stock) berdasarkan fundamental perusahaan

dan kondisi perekonomian makro adalah :

1) Income stocks

Merupakan saham yang mampu memberikan dividen semakin besar dari

rata-rata dividen yang dibayarkan tahun sebelumnya. Emiten income

stocks adalah perusahaan-perusahaan yang telah mencapai tahapan mapan

(mature) dan memiliki pangsa pasar yang tinggi serta stabil.

2) Growth stocks

Merupakan saham yang emitennya sebagai perusahaan pemimpin dalam

industrinya dan cukup prospektif. Sehingga dividen tersebut mampu

memberikan dividen relatif tinggi. Contohnya perusahaan farmasi seperti

Indofarma, Kimia Farma.

3) Speculative stocks

Merupakan saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang pendapatannya

belum pasti, seperti perusahaan yang sedang memulai operasi atau

perusahaan yang sedang melakukan restrukturisasi modalnya sehingga

emitennya tidak konsisten dalam memberikan dividen. Contohnya

perusahaan eksplorasi minyak.

4) Cyclical stocks

Merupakan kelompok saham yang pergerakannya searah dengan

perekonomian makro. Emitennya adalah perusahaan property, otomotif,

industri dasar. Sebaiknya investor membeli saat resesi dan menjualnya saat

booming.

5) Defensive stocks

Merupakan saham yang tidak terpengaruh perekonomian makro maupun

turbulensi sosial-politik. Emitennya adalah perusahaan yang memproduksi

Page 22: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

43

consumer goods (Unilever, Tancho, Indofood), supermarket (Matahari,

Alfa, Hero) dan public utilities (Telkom, Indosat, CMPN).

Karakteristik Saham Biasa

Setiap surat berharga yang diperjualbelikan memiliki karakteristik yang

berbeda-beda. Menurut Dyah Ratih Sulyastuti (2002; 3) karakteristik /sifat yang

melekat pada saham biasa adalah :

1. Berhak atas pendapatan perusahaan berupa dividen.

Dividen adalah bagian laba bersih setelah bunga dan pajak yang diberikan

kepada pemegang saham. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividen) dan

saham (stock dividen). Pembayaran dividen biasanya setiap tahun, tetapi ada

perusahaan yang membagikan dividen setiap kuartal atau setiap semester.

2. Berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan penerbitnya dilikuidasi.

Dengan urutan sebagai berikut : pinjaman kepada supplier (account payable),

gaji karyawan, utang bank, obligasi, utang pajak, saham biasa. Besarnya nilai

buku perlembar saham dapat menunjukkan berapa bagian yang akan diterima

oleh investor saat emiten dilikuidasi.

3. Berhak mengeluarkan suara.

Hak pemegang saham mengeluarkan suara dalam RUPS diatur dalam UUPT

No. 1/1995 pasal 45 dan 46. penjelasan pasal 46 ayat 3 UUPT No. 1/1995

menyebutkan bahwa yang dimaksud saham biasa adalah saham yang

memberikan hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai

segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, hak menerima

pembagian dividen dan sisa kekayaan dalam proses likuidasi.

4. Tanggung jawab terbatas.

Maksudnya tanggung jawab pemegang saham atas perusahaan hanya sebatas

nilai saham yang dimilikinya dan tidak memiliki tanggung jawab secara

pribadi yang menjadikan harta pribadi menjadi jaminan.

5. Hak memesan efek terlebih dahulu.

Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) berkaitan dengan pengeluaran

saham baru dalam rangka penambahan dana. Pengeluaran saham baru yang

Page 23: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

44

dimaksud adalah untuk penambahan dana yang berkaitan dengan right issue,

bukan IPO.

Harga Saham

Dalam melakukan investasi pada pasar modal, khususnya saham.

Perubahan harga saham menjadi perhatian penting bagi para investor, selain

kondisi emiten dan keadaan perekonomiannnya. Harga saham yang digunakan

dalam melakukan transaksi di pasar modal adalah harga yang terbentuk dari

mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang

digunakan bukanlah harga nominal dari saham tersebut.

Pengertian Harga Saham

Menurut Agus Sartono (2001; 41) harga saham adalah sebagai berikut :

“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari

aliran kas yang diharapkan yang akan diterima.”

Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja (2003; 349)

“Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah

tercantum dalam akta pendirian perusahaan.”

Nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan

makna berbeda, menurut Dyah Ratih Sulistyastuti (2002; 1) yaitu :

1. Nilai nominal

Yaitu nilai per lembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi

dan hukum. Nilai nominal digunakan untuk menentukan besarnya modal

disetor penuh pada neraca. Modal disetor penuh adalah nilai nominal saham

dikalikan jumlah saham yang dikeluarkan perusahaan. Nilai nominal suatu

saham disebut juga stated value, face value, nilai pari, par value.

2. Nilai buku per lembar saham (book value per share)

Yaitu total ekuitas dibagi jumlah yang beredar. Nilai ini menunjukkan nilai

aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki pemegangnya. Nilai buku per

Page 24: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

45

lembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang diperoleh oleh

pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.

3. Nilai pasar (market value)

Adalah nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks

harga saham gabungan (IHSG). Fluktuasi harga saham di bursa yang

menentukkan risiko sistematis suatu saham.

4. Nilai fundamental atau sering disebut nilai intrinsik saham

Adalah menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut

mencerminkan nilai yang sebenarnya (riil value) sehingga tidak terlalu mahal

(overpriced).

Pengertian Perubahan Harga Saham

Perubahan harga saham di bursa ditentukan oleh pasar yang tergantung

oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Saham yang dimiliki oleh suatu

perusahaan yang kinerjanya baik akan sangat diminati oleh para investor. Makin

banyak investor yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham tersebut

cenderung bergerak naik. Sebaliknya makin sedikit orang yang ingin membeli

suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung turun. Dalam jangka waktu

panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham umumnya akan

bergerak searah.

Pengertian perubahan harga saham menurut Jogiyanto (2003; 383) adalah

sebagai berikut :

“ Perubahan harga saham merupakan kenaikan atau penurunan dari harga saham sebagai akibat dari adanya informasi baru yang mempengaruhi harga saham kemudian dibandingkan dengan harga saham tahun sebelumnya.” Harga dari surat berharga mencerminkan penilaian investor terhadap

proyek laba perusahaan di masa mendatang, termasuk di dalamnya penilaian

terhadap kualitas manajemen.

Page 25: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

46

Para investor yang membeli saham ingin memperoleh dividen dan capital

gain akan mencari perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik.

Menurut Ridwan S. Sundjaja (2003; 437) dividen dan capital gain adalah

sebagai berikut :

1. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen

diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam

(RUPS).

2. Capital gain merupakan selisih lebih dari harga beli dan harga jual. Saham

memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital

gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun, seiring dengan

berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal

mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Penilaian Harga Saham

Ada dua pendekatan analisis yang sering digunakan dalam penilaian harga

saham, pendekatan tersebut adalah pendekatan analisis fundamental dan

pendekatan analisis teknikal.

1. Analisis Fundamental

Pengertian analisis fundamental menurut Suad Husnan (2001; 315)

adalah sebagai berikut :

“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (i) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.” Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan

perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui

Harga Saham ke n – Harga Saham ke (n-1) Perubahan Harga Saham = X 100%

Harga Saham ke (n-1)

Page 26: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

47

bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor.

Apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak. Nilai suatu

saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan,

karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari

investasi dan juga risiko yang harus ditanggung (Pandji Anoraga dan Piji

Pikarti, 2001; 108).

Analisis fundamental bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor

adalah makhluk yang rasional. Keputusan investasi saham dari seorang

pemodal yang rasional didahului oleh analisis terhadap variabel yang secara

fundamental diperkirakan akan menghubungkan harga suatu saham.

Argumentasi pada dasarnya bahwa nilai mewakili nilai perusahaan, tidak

hanya nilai intrinsik pada suatu saat tetapi juga bahkan lebih penting lagi

harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai di kemudian

hari.

2. Analisis Teknikal

Pengertian analisis teknikal menurut Suad Husnan (2001; 367) adalah

sebagai berikut :

“Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan , (ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang.” Analisis teknikal ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan

biasanya data yang digunakan dalam analisis berupa grafik atau program

komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana

kecenderungan pasar ekuitas atau future comodities yang akan dipilih dalam

berinvestasi (Pandji Anoraga dan Piji Pikarti, 2001; 109). Analisis teknikal

pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli

(masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan

Page 27: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

48

memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis

grafis.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham di bursa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

yaitu :

1. Permintaan dan penawaran

Harga pasar saham akan terbentuk melalui jumlah permintaan dan penawaran

terhadap suatu efek. Jumlah permintaan dan penawaran mencerminkan

kekuatan pasar. Jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran,

pada umumnya harga cenderung akan naik. Sebaliknya jika jumlah penawaran

lebih besar dari jumlah permintaan, harga cenderung akan turun.

2. Tingkat efisiensi pasar modal

Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan

kualitas suatu pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas

pasar modal tersebut akan semakin baik.

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien,

yaitu :

1) Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan

profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan

menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di samping

itu, mereka juga merupakan price taker sehingga tindakan dari satu

investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga sekuritas.

2) Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama

dengan cara yang murah dan mudah.

3) Informasi yang terjadi bersifat random.

4) Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga

sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat

informasi tersebut.

Page 28: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

49

3. Tingkat risiko

Risiko dari suatu investasi langsung berkaitan dengan hasil yang diharapkan.

Pada hakekatnya, investor akan berusaha meminimalkan risiko untuk

mendapatkan hasil tertentu. Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya

berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility).

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002; 37) risiko-risiko yang

mungkin dihadapi oleh investor antara lain :

1) Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang berkaitan

dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil

pendapatan akan lebih kecil.

2) Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko menurunnya kemampuan

perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula

kemampuan perusahaan membayar bunga dan dividen.

3) Risiko tingkat bunga, naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga

surat-surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.

4) Risiko pasar (market risk), apabila pasar bergairah (bullish) pada

umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu

(bearish) maka harga saham cenderung turun.

5) Risiko likuiditas (liquidity risk), merupakan risiko yang berkaitan dengan

kemampuan suatu surat berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa

mengalami kerugian yang berarti.

4. Perilaku investor

Para investor yang masuk ke pasar modal berasal dari berbagai macam

kalangan masyarakat dan memiliki maksud yang berbeda-beda. Apabila

ditinjau dari segi tujuannya, investor dapat dikelompokkan ke dalam empat

kelompok, yaitu:

1) Kelompok investor yang bertujuan memperoleh dividen

Kelompok ini mengincar perusahaan yang sudah sangat stabil. Keadaan

perusahaan yang demikian menjamin kepastian adanya keuntungan yang

relatif stabil. Harapan utama dari kelompok ini adalah untuk memperoleh

Page 29: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

50

dividen yang cukup dan terjamin setiap tahun. Pembagian dividen lebih

penting daripada keinginan untuk memperoleh capital gain.

2) Kelompok investor yang bertujuan berdagang

Harga saham di bursa tidak tetap, dapat bergerak naik atau turun

tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga itu

menarik bagi investor yang tujuannya berdagang. Kelompok ini membeli

saham terutama bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih

harga jual dan harga beli.

3) Kelompok investor yang berkepentingan dalam kepemilikan perusahaan

Bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai

pemilik perusahaan. Kelompok ini cenderung memilih saham perusahaan

yang sudah mempunyai nama baik. Perubahan-perubahan harga saham

yang kurang berarti tidak membuat mereka gelisah untuk menjualnya.

Investor ini tidak aktif dalam perdagangan di bursa.

4) Kelompok investor yang bertujuan spekulasi

Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum

berkembang tetapi diyakini akan berkembang dengan baik. Pada umumnya

setiap kegiatan pasar modal, spekulator mempunyai peranan untuk

meningkatkan aktivitas pasar sekaligus meningkatkan likuiditas saham.

Pengaruh Return On Investment terhadap Perubahan Harga Saham

Analisis fundamental dalam penilaian harga saham sangat berhubungan

dengan kondisi keuangan perusahaan. Apakah perusahaan sehat atau tidak,

menguntungkan atau tidak, hal ini penting karena para investor dapat mengetahui

hasil yang akan diperoleh dan risiko yang harus diambil jika memiliki saham dari

perusahaan tersebut. Dari analisis fundamental dalam teori tersebut maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana pengaruh yang

ditimbulkan terhadap perubahan harga saham.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio

perputaran investasi. Rasio tingkat perputaran investasi termasuk dalam rasio

Page 30: 22 BAB II DAFTAR PUSTAKA Laporan Keuangan Kinerja keuangan

51

profitabilitas. Rasio ini dapat menunjukkan hubungan total asset dengan

pendapatan bersih yang dihasilkan perusahaan.

Dalam usaha untuk memprediksi atau meramalkan nilai masa depan

(future value) dari saham, seorang investor dapat menggunakan Return On

Investment dan beberapa rasio margin laba untuk membantu analisis yang

dilakukan. Hal ini disebabkan karena orientasi investor dalam melakukan

investasi pada saham adalah keuntungan yang besar baik melalui dividen yang

nanti akan diperoleh dari laba perusahaan, ataupun keuntungan yang diperoleh

dalam penjualan kembali saham-saham yang dimiliki investor tersebut.

Seorang investor akan percaya kepada perusahaan yang mampu

menunjukkan kinerja yang baik dalam mengelola hutang dan investasinya,

sehingga investor tersebut bersedia menanamkan sejumlah dana dalam perusahaan

tersebut dengan memiliki sahamnya, hal ini mengakibatkan kenaikan harga

saham. Sedangkan apabila investor menilai bahwa suatu perusahaan menunjukkan

kinerja yang kurang baik, sehingga para investor kurang berminat dengan saham

yang dikeluarkan oleh perusahaam maka terjadi penurunan harga saham.