Upload
sandal-masjid
View
29
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjhdvbhjghdc
Citation preview
LAPORAN PRAKTEKLAPORAN PRAKTEKPENGUKURANPENGUKURAN
DISERAHKAN KEPADA
Rabiatul Adawiyah, ST.,MTRabiatul Adawiyah, ST.,MT
DISUSUN OLEH
DIMAS SUPIYANDIMAS SUPIYAN
M03130015M03130015Kelas III AKelas III A
JURUSAN TEKNIK MESIN
PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
BANJARMASIN 2011
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya atas
limpahan karunia dan hidayah-Nya, laporan praktek pengukuran ini dapat diselesaikan
sesuai waktu yang ditentukan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rabiatul Adawiyah sebagai dosen
pengajar yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan laporan.
Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam pembuatan laporan ini.
Tiada manusia yang lepas dari kesalahan, demikian pula penulis menyadari
bahwa laporan ini belumlah sepenuhnya sempurna seperti yang diharapkan. Tetapi
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikannya hanya sebatas ini saja
sesuai kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca serta semua pihak.
Banjarmasin, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
2
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………iii-iv
BAB I.PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................. 1
BAB II. LANDASAN TEORI................................................................... 2
2.1 Pengertian Singkat Mengenai Ukuran..................................................... 2
2.2 Jenis Alat Ukur dan Cara Pengukuran...................................................... 2
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM................................................... 7
3.1 Pengukuran Diameter Luar dengan Mikrometer Luar............................. 7
3.2 Mengontrol Ketegaklurusan dengan Penyiku.......................................... 8
3.3 Pengukuran Diameter Luar dengan Jangka Sorong Milimeter................ 10
3.4 Pengukuran “V” Block dengan Jangka Sorong Milimeter........................ 11
3.5 Pengukuran dengan Mikrometer Dalam……………………………………………… 13
3.6 Pengukuran Sudut Pahat Bubut ( Bevel Protektor )................................ 15
3.7 Pengukuran Celah Busi dengan Feeler Gauge……………………………………… 16
3.8 Pengukuran kebulatan dengan Dial Indikator……………………………………… 18
3.9 Pengukuran Kelurusan dengan Dial Indikator………………………………………. 19
BAB IV. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA........................................ 20
4.1 Data Hasil Pengukuran............................................................................. 21
4.1.1 Pengukuran Kebulatan benda menggunakan Dial Indikator
(Dial Gauge)....................................................................................
4.1.2 Pengukuran kelurusan benda menggunakan Dial Indikator
(Dial Gauge).................................................................................... 23
3
4.2 Perhitungan data.....................................................................................
24
4.2.1 Pengukuran lingkaran benda menggunakan Dial Indikator
(Dial Gauge).................................................................................... 47
4.2.2 Pengukuran kelurusan benda menggunakan Dial Indikator
(Dial Gauge).................................................................................... 53
BAB V. P E N U T U P........................................................................... 58
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 58
5.2 Saran........................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 59
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Latar Belakang
Metrologi adalah ilmu tentang ukur memgukur dan memegang peran yang
penting dalam produksi. Kontrol mesin dan penanganan mesin untuk sebagian
tergantung pada pengukuran. Produksi-besaran yang merupakan sendi dari
industri modern dilandaskan pada ketetapan dan kemampuan tukar bagian-
bagian. Hanya bagian atau suKu cadang yang dibuat mengikuti gambar teknik
dan standar akan mempunyai kemampuan tukar.
1.4 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini antara lain adalah :
a. Sebagai bentuk tanggung jawab tertulis mahasiswa terhadap praktek yang
diikuti sekaligus melengkapi rangkaian tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing.
b. Mengevaluasi dan merealisasikan ilmu yang telah didapat dari praktek secara
teoritis, sistimatis dan terperinci dalam bentuk penjabaran umum.
c. Sebagai bahan penelitian dan perbandingan.
Maksud dan tujuan pelaksanaan praktek pengukuran adalah:
a. Memilih ukuran yang benar seperti micrometer metric sesuai dengan ukuran
luar yang telah ditentukan.
b. Membaca skala micrometer millimeter.
c. Mengetahui kegunaan, bisa membaca dan dapat mengukur pada alat-alat
ukur yang digunakan pada praktek.
d. Mengecek dan mengetahui apakah sudut tersebut <90o atau >90o.
e. Menganalisa hasil pengukuran.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.3 Pengertian Singkat Mengenai Ukuran
Pengukuran dalam arti yang luas adalah membandingkan suatu besaran standar.
Besaran standar tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dapat didefinisikan secara fisik.
b. Jelas dan tidak berubah dengan waktu.
c. Dapat digunakan sebagai pembanding.
Memang dalam prakteknya pengukuran tidak dilakukan dengan secara
langsung membandingkan dengan standar meter, melainkan digunakan alat
pembanding yaitu alat ukur.
Adapun beberapa jenis-jenis alat ukur yang dilengkapi sekala pengukuran
yaitu :
Micrometer, Vernier Caliper, Bevel (pengukur sudut), Feeler Gauge, Dial
Indicator, Penyiku, dan lain-lain.
2.4 Jenis Alat Ukur dan Cara Pengukuran
a. Micrometer
Micrometer digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih
teliti dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan Vernier Caliper. Karna pada
umumnya micrometer mempunyai ketelitian sampai 0,01 mm.
Gambar 2.1 Micrometer dalam
6
Gambar 2.2 Micrometer Luar
Pada umumnya micrometer yang dipergunakan adalah micrometer luar.
Maksudnya adalah micrometer yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pengukura diameter / panjang, pada bagia luar saja.
Micrometer tersedia dalam berbagai type yang berbeda tergantung dari
kebutuhan sesuai ukuran benda yang akan diukur. Micrometer dapat
dipergunakan untuk mengukur bagian luar yang sangat akurat, misalnya ukuran
diameter piston atau ukuran diameter pin piston.
b. Vernier Caliper
Vernier Caliper (Mistar Geser) adalah suatu alat ukur yang paling mudah
untuk melaksanakan pengukuran. Alat ukur ini banyak dipakai di bengkel-
bengkel
Vernier Caliper dapat digunakan untuk melakukan pengukuran :
Diameter bagian dalam.
Diameter bagian luar.
Kedalaman (ketinggian).
Ketebalan (panjang).
Gambar 2.3 Vernier Caliper
Pada Vernier Caliper dibuat rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak yang
berfungsi sebagai sensor untuk menjepit benda ukur sewaktu melakukan
7
pengukuran. Permukaan kedua rahang ukur ini dibuat sejajar dan relative kuat
untuk menghindari kesalahan ukur. Batang ukurnya dibuat kaku dengan
permukaan keras sehingga tidak mudah lentur dan tahan aus, sebab rahang ukur
gerak harus menggeser pada batang. Dimana Vernier Caliper ini mempunyai
ketelitian maksimum yang dapat dicapainya sebesar 0,02 mm.
c. Bevel (pengukur sudut)
Alat pengukur sudut ini termasuk alat pengukur sudut yang sudah
sempurna. Konstruksinya sangat baik dan penampakkannya sangat menarik
Penggunaan alat ini sangat flelksibel (0o – 360o), dan mempunyai skala
ukuran yang presisi hingga pada skala dapat dibaca sampai menit. Cara
membacanya sama seperti membaca jangka sorong/ micrometer.
Gambar 2.4 Bevel (pengukur sudut)
Alat ini juga praktis jika digunakan untuk :
Memeriksa / mengukur sudut.
Menarik garis atau beberapa garis.
Memeriksa kerataan suatu permukaan.
Alat ini terdiri dari sebuah rumah yang terbuat dari besi tuang dan sebuah
mistar baja yang berskala. Pada rumah ini terdapat garis-garis pembagi yang
menunjukkan besarnya sudut dalam derajat, dan pada bagian ini daopat diputar
setelah dikendorkan baut penjepitnya. Demikian juga mistar dapat dipasang dan
dilepas dari rumahnya dengan mengendorkan / mengeraskan baut penjepitnya.
8
d. Feeler Gauge
Feleer Gauge adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kerenggangan antara satu benda ke benda lain. Misalnya : platina,
Clereance cylinder ke piston, gap ujung ring piston, gap busi dan lain-lain.
Gambar 2.5 Feeler gauge
Feeler gauge ini terdiri dari bilah baja yang dikeraskan, bilah-bilah tersebut
digabungkan menjadi satu. Setiap bilah mempunyai ukuran yang tertera pada
bilah tersebut.
e. Dial Indicator
Dial Indicator adalah alat ukur yang strukturnya berdasarkan pada gerakan
lurus (batang) dan bergerak secara mekanis. Naik turunnya batang bergerak
diproyeksikan kelayar pembaca dengan memperhatikan gerak jarum yang
terdapat pada layer baca.
Gambar 2.6 Dial Indikator
Untuk menggunakan alat ini harus selalu melengkapi dengan peralatan
sebagai pendukung melaksanakan pengukuran, antara lain :
9
Magneto Satand
Surface Plate
“V” Block
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur kelurusan Crankshaft, kelurusan AS
dan lain-lain.
f. Penyiku
Penyiku digunakan sebagai alat pengecek yang bersudut 90o (tegak
lurus).Dengan menggunakan alat ini akan daoat diperiksa kesikuan antara dua
bidang atau dua sisi.
Gambar2.7 Penyiku
10
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.10 Pengukuran Diameter Luar dengan Mikrometer Luar
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memilih ukuran yang benar untuk micrometer metric sesuai dengan ukuran
luar yang akan diukur.
2. Mengecek micrometer luar pada pembacaan nol “0” yang benar.
3. Membaca skala micrometer millimeter.
4. Mengukur bermacam-macam ukuran luar yang termasuk dalam jangkauan
micrometer misalnya untuk pengukuran diameter luar poros bertingkat.
5. Menganalisa data hasil pengukuran
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Jangka sorong millimeter dengan ketelitian 0,02 mm atau 0,05 mm
2. Satu set “v” block sebagai benda ukur
3. Poros bertingkat
4. Meja perata
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem pembacaan vernier
2. Kerja jangka sorong
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hati bekerja karena peralatan mempunyai kepresisian tinggi
2. Hati-hati alat ukur mudah rusak dan sensitive
3. Bersihkan tangan dan bahan yang diukur sebelummelekukan pengukuran
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
11
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Kalibrasi jangka sorong sebelum digunakan
5. Lakukan pengukuran bagian luar, bagian dalam dan bagian kedalaman pada
sebuah “v” block
6. Lakukan pengukuran bagian luar untuk mengukurdiameter luar poros
bertingkat
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yag telah disediakan
Pengukuran Diameter Luar
Gambar 3.8 Pengukuran micrometer luar (outside micrometer)
Gambar 3.9 Poros bertingkat
3.11 Mengontrol Ketegaklurusan dengan Penyiku
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Mengecek sudut siku-siku (90O) pada benda kerja
2. Mengetahui apakah sudut tersebut < 90O atau > 90O
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
12
1. Penyiku
2. Benda kerja (“v” block)
3. Meja perata
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Pengertian alat ukur langsung dan alat ukur pembanding
2. Penggunaan alat ukur pembanding
Tindakan Keamanan :
1. Bersihkan penyiku dengan bersih dan letekkan pada tempat yang disediakan
2. Jangan menaruh penyiku pada tempat yang mudah jatuh
Keterangan Singkat :
1. Penyiku terdiri dari bilah sejajar yang dipasang pada tangkai sejajar . Bilah
dan tangkai dipasang tagak lurus satu dama lain membentuk sudut 90O pada
bagian dalam dan bagian luar
2. Pada ujung bilah dari penyiku dipasang dengan baik sedikit diatas alas
tangkai, untuk menghindari agar tidak membenuk sudut, untuk mencegah
agar bilah tidak langsung bersinggungan dengan permukaan benda kerja
yang dicek
3. Sebelum menggunakan penyiku, periksa bahwa bilah dan tangkai dalam
keadaan tidak rusak dan bersih.
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Mengontrol permukaan luar
5. Lakukan pengukuran untuk mengukur diameter lubang
Pegang benda kerja dengan satu tangan dan tempelkan tangkai penyiku
pada sisi permukaan tegak
Geser tangkai kebawah sepanjang permukaan tegak, sampai bilah
menyentuh benda kerja
Posisikan sedemikian rupa hingga cahaya yang dating dari lampu atau
sinar luar dapat terlihat
13
6. Lakukan pengukuran untuk siku bagian yang lain
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Mengontrol Dengan Penyiku
Gambar 3.10 Posisi penyiku
Gambar 3.11 “V” Block
3.12 Pengukuran Diameter Luar dengan Jangka Sorong Milimeter
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memeriksa Jangka sorong (Vernier Caliper) untuk pembacaan yang betul
2. Membaca skala jangka sorong
3. Mengukur benda kerja untuk ukuran luar (out side), ukuran dalam (ijnside)
dan ukuran kedalaman (dept) untuk benda rata (segi empat)
4. Mengukur benda kerja untuk ukuran luar (out side) untuk benda silinder
5. Menganalisa data hasil pengukuran
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Jangka sorong millimeter dengan ketelitian 0,02 mm atau 0,05 mm
2. Satu set “V” block sebagai benda ukur
14
3. Poros bertingkat
4. Meja perata
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem pembacaan vernier
2. Kerja jangka sorong
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hati bekerja karena peralatan mempunyai kepresiasian tinggi
2. Hati-hati alat ukur mudah rusak dan sensitive
3. Bersihkan tangan dan bahan yang diukur sebelum melakukan pengukuran
Langkah Kerja :
1. Siapka alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotorsn
4. Kalibrasi jangka sorong sebelum digunakan
5. Lakukan pengukuran bagian luar, bagian dalam dan bagian kedalaman pada
sebuah “V” block
6. Lakukan pengukuran bagian luar untuk mendapatkan data yang akurat
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan
Pengukuran Diameter Luar
Gambar 3.12 Poros bertingkat
3.13 Pengukuran “V” Block dengan Jangka Sorong Milimeter
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memeriksa Jangka sorong (Vernier Caliper) untuk pembacaan yang betul
15
2. Membaca skala jangka sorong
3. Mengukur benda kerja untuk ukuran luar (out side), ukuran dalam (ijnside)
dan ukuran kedalaman (dept) untuk benda rata (segi empat)
4. Mengukur benda kerja untuk ukuran luar (out side) untuk benda silinder
5. Menganalisa data hasil pengukuran
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Jangka sorong millimeter dengan ketelitian 0,02 mm atau 0,05 mm
2. Satu set “V” block sebagai benda ukur
3. Poros bertingkat
4. Meja perata
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem pembacaan vernier
2. Kerja jangka sorong
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hati bekerja karena peralatan mempunyai kepresiasian tinggi
2. Hati-hati alat ukur mudah rusak dan sensitive
3. Bersihkan tangan dan bahan yang diukur sebelum melakukan pengukuran
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Kalibrasi jangka sorong sebelum digunakan
5. Lakukan pengukuran bagian luar, bagian dalam dan bagian kedalaman pada
sebuah “V” block
6. Lakukan pengukuran bagian luar untuk mendapatkan data yang akurat
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan
16
Pengukuran “V” Block
Gambar 3.13 “V” Block
3.14 Pengukuran dengan Mikrometer Dalam
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memilih ukuran yang benar untuk micrometer metric sesuai dengn ukuran
luar yang akan diukur.
2. Mengecek micrometer luar pada pembacaan nol “0” yang besar.
3. Membaca skala micrometer millimeter
4. Mengukur bermacam-macam ukuran dalam (lubang) yang termasuk dalam
jangkauan mikromater misalnya pengukuran diameter lubang.
5. Menganalisa data hasil pengukuran.
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Mikrometer dalam dengan ketelitian 0,01 mm.
2. Plat berlubang.
3. Meja perata.
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem pembacaan micrometer
2. Prinsip kerja micrometer
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
17
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hati bekerja karena peralatan mempunyai kepresisian tinggi
2. Berhati-hati alat ukur mudah rusak dan sensitive
3. Bersihkan tangan dan bahan yang akan diukur sebelum melakukan
pengukuran.
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Kalibrasi micrometer dalam sebelum digunakan
5. Lakukan pengukuran untuk mengukur diameter lubang
6. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat
7. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Pengukuran Dengan Mikrometer Dalam
Gambar 3.14 Peralatan micrometer dalam
Gambar 3.15 Plat berlubang
18
3.15 Pengukuran Sudut Pahat Bubut ( Bevel Protektor )
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Mengetahui kegunaan bevel protector
2. Membaca bevel protector dengan benar
3. Dapat mengukur dengan bevel protector
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Bevel protector
2. Benda kerja “pahat bubut”
3. Meja kerja
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Pengertian alat ukur langsung dan alat ukur pembanding
2. Penggunaan alat ukur pembanding
3. Penggunaan alat ukur langsung
4. Dapat membaca skala nonius pada sudut
Tindakan Keamanan :
1. Bersihkan bevel dengan bersih dan letakkan pada tempat yang disediakan
2. Jangan menaruh feeler gauge pada tempat yang mudah jatuh
Keterangan Singkat :
Alat ini sangat praktis jika digunakan untuk :
1. Memeriksa atau mengukur sudut
2. Menarik garis atau beberapa garis
3. Memeriksa keataan suatu permukaan
Alat ini terdiri dari sebuah rumah yang terbuat dari besi tuang dan sebuah mistar
baja yang berskala. Pada rumah ini terdapat garis-garis pembagi yang
menunjukkan besarnya sudut dalam derajat dan pada bagian ini dapat diputar
setelah dikendorkan baut penjepitnya demikian juga mistar dapat dipasang dan
dilepas dari rumahnya dengan mengendorkan atau mengeraskan baut
penjepitnya.
Langkah Kerja :
19
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Bersihkan peralatan dan dari kotoran.
4. Mengukur sudut-sudut pada pahat bubut :
Sudut potong
Sudut tatal
Sudut bebas
5. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat.
6. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Mengukur Sudut Pahat Bubut
Gambar 3.16 Bevel protekter
Gambar 3.17 Pahat bubut
3.16 Pengukuran Celah Busi dengan Feeler Gauge
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Mengetahui kegunaan feeler gauge
2. Dapat mengukur dengan feeler gauge
20
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Feeler gauge
2. Benda kerja “busi”
3. Meja perata
Keterangan Singkat :
Feeler gauge digunakan dibengkel untuk :
Setting posisi peralatan
Mengatur kelonggaran (Clereance) pada gunting
Mengontrol celah diantara dua benda yang bersinggungan (backlash roda gigi)
Mengukur slot atau alur yang kecil
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Pengertian alat ukur langsung dan alat ukur pembanding
2. Penggunaan alat ukur pembanding
Tindakan Keamanan :
1. Bersihkan alat ukur langsung dan alat ukur pembanding
2. Jangan menaruh feeler gauge pada tempat yang mudah jatuh
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Mengukur jarak antara pada busi (gap)
5. Mengukur kelonggaran gunting
6. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat.
7. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Mengukur Celah Busi / Clerence Guntin
Gambar 3.18 Feeler gauge
21
Gambar 3.19 Cara pengukuran dengan feeler gauge
3.17 Pengukuran Kebulatan dengan Dial Indikator
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memeriksa jam (dial indikator) untuk pembacaan yang betul
2. Membaca skala pada jam ukur (dial indikator) yang berbeda-beda
3. Mengatur jam ukur untuk mengukur penyimpangan-penyimpangan yang
kecil dan mencatat dalam kolom data
4. Menganalisa data hasil pengukuran
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Dial indikator dengan skala 0,01 pembacaan 0 – 10 mm
2. Pemegang dan dudukan yang sesuai dial indicator
3. Satu set “V” block digunakan untuk mendudukan benda kerja
4. Meja perata
5. Benda kerja silinder
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem satuan luas
2. Sistem decimal
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hatilah bekerja karena peralatan mempunyai kepresisian tinggi
2. Hati-hati alat ukur mudah pecah dan sensitive
22
3. Bersihkan tangan dan bahan yang diukur sebelum melakukan pengukuran
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan, jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Pasanglah dial indicator pada pemegang yang telah disediakan
5. Letakkan benda kerja silinder diatas dua buah “V” block yang telah tersedia
6. Lakukan pengukuran kelurusan dengan menggerakkan dial indicator dari kiri
kekanan atau sebaliknya
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat.
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Pemeriksaan Kebulatan
Gambar 3.20 Posisi dial indikator
3.18 Pengukuran Kelurusan dengan Dial Indikator
Tujuan :
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat :
1. Memeriksa jam (dial indikator) untuk pembacaan yang betul
2. Membaca skala pada jam ukur (dial indikator) yang berbeda-beda
3. Mengatur jam ukur untuk mengukur penyimpangan-penyimpangan yang
kecil dan mencatat dalam kolom data
4. Menganalisa data hasil pengukuran
Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1. Dial indikator dengan skala 0,01 pembacaan 0 – 10 mm
2. Pemegang dan dudukan yang sesuai dial indicator
3. Satu set “V” block digunakan untuk mendudukan benda kerja
4. Meja perata
23
5. Benda kerja silinder
Faktor Pendukung Kegiatan Praktikum :
1. Sistem satuan luas
2. Sistem decimal
3. Desimal-desimal tambahan
4. Desimal-desimal pecahan
Tindakan Keamanan :
1. Berhati-hatilah bekerja karena peralatan mempunyai kepresisian tinggi
2. Hati-hati alat ukur mudah pecah dan sensitive
3. Bersihkan tangan dan bahan yang diukur sebelum melakukan pengukuran
Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Periksa peralatan sebelum digunakan, jika perlu dikalibrasi terlebih dahulu
3. Bersihkan peralatan dan bahan dari kotoran
4. Pasanglah dial indicator pada pemegang yang telah disediakan
5. Letakkan benda kerja silinder diatas dua buah “V” block yang telah tersedia
6. Lakukan pengukuran kelurusan dengan menggerakkan dial indicator dari kiri
kekanan atau sebaliknya
7. Ulangi pengukuran sampai 5 – 10 kali untuk mendapatkan data yang akurat.
8. Catatlah data hasil pengamatan pada kolom yang telah disediakan.
Pemeriksaan Kelurusan
Gambar 3.21 Posisi dial indikator
24
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
4.1 Data Hasil Pengukuran
4.1.1 Pemeriksaan Kebulatan Dengan Dial IndikatorPengulangan Penyimpangan pada daerah (dalam mm)
A B C D E F
1 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,04
2 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,04
3 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,03
4 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,03
5 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,02
6 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,02
7 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,02
8 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02
9 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02
10 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02
Tabel 4.8 Pemeriksaan Kebulatan Dengan Dial Indikator
4.1.2 Pemeriksaan Kelurusan Dengan Dial IndikatorPengulangan Penyimpangan pada daerah (dalam mm)
A B C D E
1 0,01 0,00 0,04 0,01 0,02
2 0,01 0,02 0,03 0,01 0,00
3 0,01 0,01 0,03 0,02 0,01
4 0,01 0,00 0,01 0,02 0,01
5 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
6 0,01 0,00 0,02 0,01 0,01
7 0,02 0,00 0,01 0,01 0,02
8 0,03 0,00 0,00 0,02 0,02
9 0,03 0,01 0,02 0,03 0,03
10 0,04 0,01 0,01 0,02 0,02
Tabel 4.9 Pemeriksaan Kelurusan Dengan Dial Indikator
25
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Pengukuran Kebulatan dengan dial indicator
Kebulatan A
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 4,075 = 95,925 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,004 0,00163 mm
Hp1 = 0,004 + 0,00163 = 0,0563 mmHp2 = 0,004 - 0,00163 = 0,00237mm
26
X X – X (X – X)2
1 0,01 0,006 0,000036
2 0,00 -0,004 0,000016
3 0,00 -0,004 0,000016
4 0,00 -0,004 0,000016
5 0,01 0,006 0,000036
6 0,01 0,006 0,000036
7 0,00 -0,004 0,000016
8 0,00 -0,004 0,000016
9 0,01 0,006 0,000036
10 0,00 -0,004 0,000016Σ X =0,04 Σ (X – X)2 = 0,00024
Kebulatan B
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 6,65 = 93,35 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,004 0,00163 mm
Hp1 = 0,004 + 0,00163 = 0,0563 mmHp2 = 0,004 - 0,00163 = 0,00237mm
Kebulatan C
27
X X – X (X – X)2
1 0,00 -0,002 0,000004
2 0,00 -0,002 0,000004
3 0,00 -0,002 0,000004
4 0,00 -0,002 0,000004
5 0,01 0,008 0,000064
6 0,01 0,008 0,000064
7 0,00 -0,002 0,000004
8 0,00 -0,002 0,000004
9 0,00 -0,002 0,000004
10 0,00 -0,002 0,000004Σ X =0,02 Σ (X – X)2 = 0,00016
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 0 = 100 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,00
Kebulatan D
28
X X – X (X – X)2
1 0,00
2 0,00
3 0,00
4 0,00
5 0,00
6 0,00
7 0,00
8 0,00
9 0,00
10 0,00Σ X =0,00 Σ (X – X)2 = 0,00016
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 2,9 = 97,1 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,001 0,00299mm= 0,001 + 0,00299 = 0,00399
= 0,001 - 0,00299 = -0,00199
Kebulatan E
29
X X – X (X – X)2
1 0,01 0,009 0,000081
2 0,01 0,009 0,000081
3 0,01 0,009 0,000081
4 0,01 0,009 0,000081
5 0,01 0,009 0,000081
6 0,01 0,009 0,000081
7 0,01 0,009 0,000081
8 0,01 0,009 0,000081
9 0,01 0,009 0,000081
10 0,01 0,009 0,000081Σ X =0,01 Σ (X – X)2 = 0,00081
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 2,97 = 97,03 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,11 0,0297= 0,11 + 0,0297 =0,01397mm= 0,11 – 0,0297 = 0,0803mm
Kebulatan F
30
X X – X (X – X)2
1 0,01 0,089 0,007921
2 0,01 0,089 0,007921
3 0,01 0,089 0,007921
4 0,01 0,089 0,007921
5 0,01 0,089 0,007921
6 0,01 0,089 0,007921
7 0,02 0,089 0,007921
8 0,01 0,089 0,007921
9 0,01 0,089 0,007921
10 0,01 0,089 0,007921Σ X =0,11 Σ (X – X)2 = 0,07921
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 2,153 = 97,847 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,026 0,00556= 0,026 + 0,0556 = 0,0756mm= 0,026 – 0,0556 = -0,0296mm
4.2.8 Pemeriksaan Kerataan Dengan Dial Indikator
Kerataan A
31
X X – X (X – X)2
1 0,04 0,374 0,139876
2 0,04 0,374 0,139876
3 0,03 0,004 0,000016
4 0,03 0,004 0,000016
5 0,02 -0,006 0,000036
6 0,02 -0,006 0,000036
7 0,02 -0,006 0,000036
8 0,02 -0,006 0,000036
9 0,02 -0,006 0,000036
10 0,02 -0,006 0,000036Σ X =0,26 Σ (X – X)2 = 0,28
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 0,333 = 99,667 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,018 0,060 mm
Hp1 = 0,018 + 0,060 = 0,078 mmHp2 = 0,018 – 0,006 = -0,042 mm
Kerataan B
32
X X – X (X – X)2
1 0,01 -0,008 0,000064
2 0,01 -0,008 0,000064
3 0,01 -0,008 0,000064
4 0,01 -0,008 0,000064
5 0,01 -0,008 0,000064
6 0,01 -0,008 0,000064
7 0,02 0,002 0,000004
8 0,03 0,012 0,000144
9 0,03 0,012 0,000144
10 0,04 0,022 0,000484Σ X =0,18 Σ (X – X)2 =0,00116
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 0,515 = 99,485 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,006 1,165 mm
Hp1 = 0,006 + 1,165 = 1,171 mmHp2 = 0,006 - 1,165 = -1,159 mm
Kerataan C
33
X X – X (X – X)2
1 0,00 -0,006 0,000036
2 0,02 0,014 0,000196
3 0,01 0,004 0,000016
4 0,00 -0,006 0,000036
5 0,01 0,004 0,000016
6 0,00 -0,006 0,000036
7 0,00 -0,006 0,000036
8 0,00 -0,006 0,000036
9 0,01 0,004 0,000016
10 0,01 0,004 0,000016Σ X =0,06 Σ (X – X)2 =0,00044
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR)
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 21,61 = 78,39 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,018 0,00389 mm
Hp1 = 0,018 + 0,00389 = 0,02189 mmHp2 = 0,018 – 0,00389 = 0,01411 mm
Kerataan D
34
X X – X (X – X)2
1 0,04 0,022 0,000484
2 0,03 0,012 0,000144
3 0,03 0,012 0,000144
4 0,01 -0,008 0,000064
5 0,01 -0,008 0,000064
6 0,02 0,002 0,000004
7 0,01 -0,008 0,000064
8 0,00 -0,018 0,000324
9 0,02 0,002 0,000004
10 0,01 -0,008 0,000064Σ X =0,18 Σ (X – X)2 =0,00136
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR) V
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 30,43 = 69,57 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,016 0,00487 mm
Hp1 = 0,016 + 0,00487 = 0,0647 mmHp2 = 0,016 – 0,00487 = 0,01113 mm
Kerataan E
35
X X – X (X – X)2
1 0,01 -0,006 0,000036
2 0,01 -0,006 0,000036
3 0,02 0,004 0,000016
4 0,02 0,004 0,000016
5 0,01 -0,006 0,000036
6 0,01 -0,006 0,000036
7 0,01 -0,006 0,000036
8 0,02 0,004 0,000016
9 0,03 0,014 0,000196
10 0,02 0,004 0,000064Σ X =0,16 Σ (X – X)2 =0,000488
Setelah diperoleh nilai rata-rata perkolom, maka akan didapatkan nilai-nilai yaitu : Nilai rata-rata ( )
Standart deviasi (Sd)
Standart Deviasi Rata-rata (SD)
Kesalahan Relative (KR) V
Keseksamaan (K)K = 100 % - KR
= 100 % - 16,3475 = 83,6525 % Hasil pengukuran (Hp)
Hp = SD= 0,0016 0,00833 mm
Hp1 = 0,016 + 0,00833 = 0,02433 mmHp2 = 0,016 – 0,00833 = 0,00767 mm
BAB V
P E N U T U P
36
X X – X (X – X)2
1 0,02 0,004 0,000016
2 0,00 -0,016 0,000256
3 0,01 -0,006 0,000036
4 0,01 -0,006 0,000036
5 0,02 0,004 0,000016
6 0,01 -0,006 0,000036
7 0,02 0,004 0,000016
8 0,02 0,004 0,000016
9 0,03 0,014 0,000196
10 0,02 0,004 0,000016Σ X =0,16 Σ (X – X)2 =0,000624
5.1 Kesimpulan
Setiap proses pengukuran akan menghasilkan data pengukuran data
pengukuran, yaitu : kesimpulan harga hasil pengukuran. Berdasarkan data
tersebut seharusnya dapat disimpulkan sehingga hasil pengukuran dapat
disimpulkan sehingga hasil pengukuran menjadi lebih berarti, yaitu mengalami
variasi, yang berarti bahwa hasilnya juga mungkin lain jika proses pengukuran
diulangi. Sesungguhnya menghitung harga rata-rata adalah merupakan usaha
untuk mencari harga yang dapat dianggap sebagai wakil dari beberapa harga yang
bervariasi. Akan tetapi dalam beberapa hal harga rata-rata saja bukanlah
merupakan suatu informasi yang lengkap, karena variasi atau perbadaan diantara
harga-harga tersebut tidak diterangkan. Setelah didapat hasil dari pengolahan
data maka dapat disimpulkan hasil pengukuran dari berbagai macam alat ukur.
5.2 Saran
Sangat penting bagi setiap mahasiswa untuk memperhatikan arahan dari
dosen pembimbing serta mengikuti langkah – langkah perkerjaan pada job sheet
yang telah disiapkan dan di pelajari sebelumnya. Konsentrasi dan kesungguhan
adalah hal yang harus selalu di perhatikan oleh setiap peserta praktek. Setiap
mahasiswa harus selalu mengutamakan keselamatan kerja sebagai point penting
dalam pekerjaan teknik.Sebaiknya alat pengukuran lebih di perhatikan dalam hal
keakuratannya/di kalibrasi agar hasil praktek yang dihasilkan benar – benar sesuai
dengan standard bahan yang digunakan.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan laporan ini. Masukan berharga sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan laporan pengukuran bahan ini di masa
mendatang.Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.
DAFTAR PUSTAKA
37
- Diklat Metrologi Industri POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN.
- Job shet POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
- Rohyana, solih Drs, 1999. Pekerjaan Permesinan Tingkat II. Bandung ; Armico.
38