243827200 Mekanika Fluida II Rev

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    1/49

    MEKANIKA FLUIDA II

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    2/49

    Lift and Drag

    Saat sebuah benda bergerak

    melalui fluida, interaksi

    antara benda dan fluida akan

    terjadi. Efek ini dapat

    digambarkan dalam bentukgaya-gaya pada pertemuan

    antar-muka benda dan fluida

    yang digambarkan dalam

    tegangan geser dinding

     

    akibat efek viskos dantegangan normal akibat

    tekanan, P. Baik   dan  Pbervariasi besar dan arahnya

    disepanjang permukaan. 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    3/49

    Lift and Drag

    Resultan gaya dengan arah sejajar dengan kecepatan

    hulu disebut gaya hambat (drag), D, dan gaya

    resultan yang tegak lurus terhadap arah kecepatan

    hulu disebut sebagai gaya angkat (lift ), L. 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    4/49

    Lift and Drag

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    5/49

    Lift and Drag

    Koefisien Lift and Drag

    Dimana :

    L  = Gaya angkat, lift (N)

    D = Gaya hambat, drag (N) 

     = koefisien gaya hambat (drag) = koefisien gaya angkat(lift )ρ = densitas fluida (kg/m3)

     A = luasan acuan (m2)

    ∞ = kecepatan fluida relatif terhadap obyek (m/s)Untuk aliran incompressible steady koefisien gaya angkat dan gaya hambat adalah

    fungsi dari parameter tak berdimensi 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    6/49

    Hydrofoil dan Airfoil

    Hydrofoil merupakan suatu bentuk sayap

    atau sudu dari rotor, baling-baling atau

    turbin yang bekerja pada suatu aliran air.Sedangkan airfoil   bekerja pada suatu

    aliran udara.

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    7/49

    Karakteristik Airfoil

    Dimana :

    c = Panjang chord

     f = maksimum chamber

     = posisi maksimum chamberd   = ketebalan maks airfoil 

     = posisi ketebalan maksimum

     = nose radius 

     Airfoil NACA

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    8/49

    Proses terbentuknya gaya angkat:

    • Aliran udara mengalir melalui airfoil  terpecah dua menjadi aliran atas danbawah permukaan airfoil .

    • Di trailing edge kedua aliran bersatu lagi. Namun, karna perbedaan sudutarah datangnya kedua aliran tersebut, maka akan terbentuk pusaran yangdisebut starting vortex  dengan arah putar berlawanan dengan arah jarum jam.

    • Karena momentum putar awal aliran adalah nol, maka menurut hukumkekekalan momentum, harus timbul pusaran yang melawang arah putarstarting vortex yang berputar searah jarum jam disebut bound vortex.

    • Starting vortex akan bergeser ke belakang karena gerak maju.

    • Akibat adanya bound vortex  ini, aliran di atas permukaan akan mendapattambahan kecepatan, dan aliran di bawah permukaan akan mendapatpengurangan kecepatan.

    • Karena terjadi perbedaan kecepatan itulah, sesuai dengan hukumBernoulli, timbul gaya yang arahnya ke atas dan disebut lift  (gaya angkat) 

    Karakteristik Airfoil

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    9/49

    Karakteristik Airfoil

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    10/49

    Karakteristik Airfoil

    Sudut Serang

    Sudut serang adalah sudut yang

    dibentuk oleh chord dengan arah

    datangnya fluida. Atau sudut antara

    gaya lift  (L) dan gaya normal (N) dangaya drag (D) dan gaya aksial (A). 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    11/49

    Koefisien Drag

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    12/49

    Koefisien Drag

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    13/49

    Boundary Layer (Lapisan Batas)

    Lapisan pada keadaan kecepatan aliran sama

    dengan nol pada permukaan saluran yangberarti tidak ada slip. Lapisan batas berata

    antara permukaan dengan garis aliran.

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    14/49

    Boundary Layer (Lapisan Batas)

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    15/49

    Hubungan antara Tegangan Geserdengan Viskositas

    =

     

    =  

    Keterangan;

      = Tegangan geser [Pa]  = Viskositas absolut [Pa.s]   = gradient kecepatan [s-1]

      = massa jenis [kg/m3

    ]  = viskositas kinematik [m2.s-1]

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    16/49

    Bilangan ReynoldsBilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia

    dengan gaya viskos, digunakan untuk mengidentifikasi

     jenis aliran fluida, seperti aliran laminer, transisi dan

    turbulen.

    =    Keterangan;

      = Volume aliran [m3]  = Viskositas absolut [Pa.s]  = massa jenis [kg/m3]= Diameter hidrolik [m]

    • Aliran laminer,  < 2100• Aliran transisi, 2100 < > 4000• Aliran turbulen,  > 4000

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    17/49

    Fluida Kompresibel

    Fluida compressible  adalah fluida yang massa jenisnya bervariasi terhadap suhu dan tekanan

    yang terjadi pada fluida tersebut.

    Contoh: gas

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    18/49

    Gas Ideal

    . = .  Keterangan;

    P = Tekanan absolut [N/m2]

    v = volume jenis gas [m3/kg]

    R = Konstanta gas [joule/kg-mole]

    T = Temperatur absolut gas [0K]

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    19/49

    Gas Ideal

    Untuk massa m persamaan gas ideal dapat ditulis :

    . = . .  

    Keterangan;V = volume gas sebenarnya [m3]

    m = massa gas [kg]

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    20/49

    Gas Ideal 

    Untuk jumlah mole gas persamaan gas ideal

    menjadi :

    . ∗

    = .   atau

    . ∗

    = . .  

    Keterangan;

    n = jumlah mole gas [kg-mole]v* = volume jenis molar [m3/kg-mole]

    R0 = konstanta gas universil [joule/kg-mole.0K]

    M = berat molekul gas [kg/kg-mole]

    =  Dimana;

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    21/49

    Gas Ideal 

    Keterangan;

     K molekg 

     Nm R

    0

    3

    0

    .

    10.3149,8

     K molekg 

    mkg  R

    00.

    .848

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    22/49

    Hukum Termodinamika I 

    dQ = dU + dW

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    23/49

    Kapasitas Panas

    dT 

    dW dU 

    dT 

    dQC 

     

    Bila pada suatu sistem diberikan panas dQ hinggamenaikan temperatur sistem sebesar dT, maka

     perbandingan panas dQ dengan kenaikan

    temperatur dT disebut kapasitas panas dari sistem. 

    • proses berjalan dengan volume konstan, CV 

    • Proses berjalan pada tekanan konstan, Cp 

       

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    24/49

    Panas Jenis

    dT m

    dQ

    m

    C c

    .

    Kapasitas panas C persatuan massa m disebut

    panas jenis (specific heat) disimbol dengan c,

     jadi panas jenis suatu sistem adalah :

     

     

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    25/49

    Panas yang masuk kesistem persatuan

    massa untuk perubahan temperatur dT,

    besarnya :

    dq = c.dT

    Untuk proses dengan volume konstan :

    dq = cv.dT

    Untuk proses dengan tekanan konstan :

    dq = cp.dT

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    26/49

    Panas total yang masuk ke sistem (untuk

    massa m), besarnya :

    dQ = m.dq = m.cp

    .dT atau : dT cmQ

     p .

    2

    1

    Untuk proses dengan volume konstan :

    Q = U2

      – U1

     = m cv

     (T2

      – T1

    )

    Q = m.cp (T2 – T1)

    Untuk proses dengan tekanan konstan :

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    27/49

    Untuk semua gas dapat ditulis :

     – =   dimana : = , maka :

      =   1 

      = 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    28/49

    h = U + P.V

    Q = h2  – h1 

    h2  – h1 = m.cp(T2  – T1)

    h2  – h1 = cp(T2  – T1)

    Entalpi suatu sistem adalah penjumlahandari energi dalam dengan hasil kali tekanan

    dan volume sistem.

    Entalpi

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    29/49

    Proses Isentropik

    • Proses pada entropi

    konstan, ds = dq/T = 0

    • Pada proses ini tidak ada

    kalor yang masuk, maupun

    keluar dari sistem, Q = 0.

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    30/49

    Proses Isentropik

    Hukum thermodinamika pertama

    dq = du + dw0 = du + dw

    U2  – U1 = - W

    atau

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    31/49

    = +   Dimana, =   = 

    =

     

    maka,

    = + =  +  

    = + =  +  

    Proses Isentropik

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    32/49

    Setiap ruas dibagi T, =

      +

     

    =

    = ln + l n  Atau

    =

    = ln

    l n

     

    Proses Isentropik

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    33/49

    p1 

    T1 =

    p2v2 

    T2 

    p1v1 

    T1 = = mR

    p2 

    T2 = Rdan

    11  = 22 dan

    Kompresi gas-gas bisa terjadi sesuai dengan berbagai

    hukum-hukum termodinamika. Untuk massa gas yang sama,yang mengalami dua keadaan berbeda,

    di mana p = tekanan mutlak dalam Pa, v = volume dalam m3, M =massa dalam kg, = rapat dalam kg/m3, R = tetapan gas dalam

    J/kg K, T = suhu mutlak dalam derajat K (273 + C).

    UNTUK KONDISI-KONDISI ISOTERMAL (suhu tetap) pernyataan di

    atas menjadi

     =

     

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    34/49

    UNTUK KONDISI ADIABATIK DAPAT-BALIK (REVERSIBEL) atau

    ISENTROPIK (tak ada pertukaran panas) pernyataan di atas

    menjadi

    di mana k adalah perbandingan panas spesifik pada tekanan tetap

    terhadap panas spesifik pada volume tetap, yang dikenal sebagai

    pangkat isentropik.

    11  = 22  dan

     = −

     

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    35/49

    MODULUS TOTAL (BULK) ELASTISITAS (E)

    Modulus total elastisitas (E) menyatakan kompresibilitas suatufluida. Modulus ini merupakan perbandingan perubahan tekanan

    satuan terhadap perubahan volume yang terjadi per satuan

    volume.

    E =dp’ 

    -dv/v=

    Pa

    m3/m3 = Pa (atau N/m2)

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    36/49

    Gangguan tekanan diperlihatkan pada suatu fluida yang bergerak

    dalam gelombang. Gelombang-gelombang tekanan ini bergerak

    pada kecepatan yang sama dengan kecepatan suara melalui fluida

    tersebut. Kecepatan, atau kepesatan, dalam m/dtk dinyatakan

    sebagai

    c =  E/ 

    di mana E harus dalam Pa. Untuk gas-gas, kecepatan akustik ini

    adalah

    c =  kp/ =  kRT

    GANGGUAN TEKANAN

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    37/49

    1. Pada 35C dan 1.5 bar mutlak volume spesifik v, suatu gas tertentu 0.75 m3 

    /kg. Tentukan tetapan gas R dan rapat .

    Karena  =

    RT

    p, maka R =

    T

    p=

    T

    p vs  (1.5 x 105)(0.75)

    (273 + 35)

    = = 365.3

    Jawab:

    = 1.33 kg/m3 Rapat  =1

    vs 

    1

    0.75=

    Contoh Soal

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    38/49

    2. (a) Carilah perubahan volume 1 m3 air pada, 26.7C bila mengalami kenaikan

    tekanan sebesar 20 bar. (b) Dari data uji berikut tentukan modulus bulk (total)

    elastisitas air: pada 35 bar volumenya 1 m3 dan pada 240 bar volumenya 0.990

    ml.

    Jawab:

    Dari Tabel, E pada 26.7C sama dengan 2.24 x 109 Pa.

    Suhu 

    C (F)

    Kerapatan 

    kg/m3 

    Kekentalan 

    Dinamik 

    Pa dtk 

    Tegangan 

    Permukaan 

    = N/m 

    Tekanan 

    Uap 

    Pa 

    Modulus 

    Elastik 

    N/m2 

    0 (32) 1000 1.796 x 10-3  0.0756 552 1.98 x 109 

    4.4(40) 1000 1.550 x 10-3  0.0750 827 2.04 x 109 

    10.0(50) 1000 1.311 x 10-3  0.0741 1 170 2.10 x 109 

    15.6(60) 1000 1.130 x 10-3  0.0735 1 790 2.16 x 109 

    21.1(70) 1000 0.977 x 10-3  0.0725 2480 2.20 x 109 

    26.7(80) 995 0.862 x 10-3  0.0718 3520 2.24 x 109 

    32.2(90) 995 0.761 x 10-3  0.0709 4830 2.27 x 109 

    37.8(100) 995 0.680 x 10-3  0.0699 6620 2.28 x 109 

    48.9(120) 990 0.560 x 10-3  0.0680 11700 2.29 x 109 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    39/49

    b. E = -dv/v

    dp’ 

    = -(240 - 35)105 

    (0.990 - 1.000)/1.000= 2.05 x 109 Pa = 2.05 GPa

    a. dv = -E

    v dp’ = -

    2.24 x 109 

    1.00 x 20 x 105= -0.000 89 m3 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    40/49

    3. Sebuah silinder berisi 0.35 m3 udara pada 50C dan 2.76 bar mutlak. Udara tersebut

    ditekan menjadi 0.071 m3. (a) Dengan menganggap kondisi-kondisi isotermal,

    berapakah tekanan pada volume yang baru dan berapakah modulus total

    elastisitasnya? (b) Dengan menganggap kondisi-kondisi isentropik, berapakahtekanan dan suhu akhir dan berapakah modulus total elastisitasnya?

    Jawab:

    (a) Untuk kondisi isotermal, p1v1 = p2v2 

    Maka (2.76 x 105)0.35 - (p2' x 105)0.071 dan p2' = 13.6 bar

    Modulus total E = p' = 13.6 bar.

    (b) Untuk kondisi isentropik, p1v1k = p2v2

    k dan k untuk udara= 1.40.

    Maka (2.76 x 105)(0.35)1.40 = (p2’ x 105 x 0.071)1.40 dan p2 = 25.8 bar

    T1 

    T2 

    p1 

    p2  (k  – 1)/k=

    Suhu akhir diperoleh dengan menggunakan persamaan (17)

    =T2 

    (273 + 50)

    0.40/1.40

    2.76

    25.8T2 = 612 K = 339C

    Modulus total E = kp' = 1.40 x 25.8 x 105 = 3.61 MPa.

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    41/49

    Tugas

    Gas mengalir dalam suatu saluran dengan luas penampang tetap

    sebanyak 0.15 kg/s. Saluran tersebut didinginkan oleh nitrogen.

    Kerugian panas (heat loss) pada saluran ini sebesar 15 kJ/s. Tekanan

    mutlak, temperatur dan kecepatan aliran pada sisi masuk saluran adalahberturut-turut 188 kPa, 440 K, dan 210 m/s. Sedangkan pada sisi keluar

    tekanan mutlak dan temperatur sebesar 213 kPa dan 351 K. Hitung luas

    penampang dari saluran dan perubahan-perubahan entalpi (∆h), energi

    dalam (∆u), dan entropi pada aliran tersebut.

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    42/49

    Bilangan Mach

    = ()  

    < 0.3 &  

    0.3 < > 0.8 &  0.8 < > 1.2  1.23.0 

    > 3 0  

    M=  

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    43/49

    Steady Isentropic Flow 

    Beberapa aplikasi dengan asumsi aliran steady, uniform,

    isentropik adalah sebagai berikut:

    1. Nozzle pada mesin roket2. Gas buang melewati blade pada turbin

    3. Diffuser pada jet engine

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    44/49

    Steady Isentropic Flow 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    45/49

    Steady Isentropic Flow 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    46/49

    Steady Isentropic Flow 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    47/49

    Steady Isentropic Flow 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    48/49

    Steady Isentropic Flow 

  • 8/19/2019 243827200 Mekanika Fluida II Rev

    49/49

    Steady Isentropic Flow