Upload
raymond-letidjawa
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
1/12
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
2/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menolak eksepsi Tergugat tesebut.
Dalam Pokok Perkara:
1.
Mengabulkan gugatan Penggugat tersebut untuk sebagian;
2. Menetapka harta bersama Penggugat dan Tergugat adalah sebidang tanah
kering di Desa Cimanggung, Kabupaten Sumedang seluas 18,5 tumbak
beserta bangunan permanen di atasnya setempat dikenal Kampung Nusa
RT.03 RW. 01 yang batas-batasnya adalah:
- Utara : Jalan Desa Cimanggung
- Timur : D. Bapak E. Iskandar (almarhum)
- Selatan : D. Bapak Otang, D. Bapak Ende;
-
Barat : D. Bapak Adung, D. Bapak Yayat;
3. Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membagi dua harta bersama
seperti tersebut pada diktum angka 2 sama rata dan sama nilai dan apabila
tidak dapat dibagi secara natura, maka harta bersama tersebut dijual lelang di
depan umum dan hasilnya dibagikan kepada Penggugat dan Tergugat masing-
masing memperoleh (setengah) bagian sama rata dan sama nilai;
4. Menolak gugatan Penggugat tentang rumah tinggal permanen seluas lebih
kurang 112 m2 (seratus dua belas meter persegi), terletak di Jawa Barat
Kabupaten Bandung, kecamatan Rancaekek, Desa Bojongloa, setempat
dikenal Kampung Bojongjati RT. 03 RW. 06, tersebut;
5. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima selain dan selebihnya;
6.
Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membayar biaya perkara ini
sebesar Rp 421.000,00 (Empat ratus dua puluh satu ribu rupiah) secara
tanggung renteng.
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor:
96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 6 September 2010 yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Agama Cimahi, menerangkan bahwa Tergugat pada tanggal 6
September 2010 mengajukan permohonan banding terhadap Putusan Pengadilan
Agama Cimahi tanggal 25 Agustus 2010 Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.
Permohonan banding tersebut telah dibeitahukan kepada Terbanding pada tanggal
11 September 2010.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
3/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Pembanding telah menyerahkan Memori Banding
tertanggal 18 September 2010, sedangkan Terbanding sesuai Surat Keterangan
Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 15 Nopember 2010 tidak menyerahkan
Kontra Memori Banding melalui Kepaniteraan Pengadilan Agama Cimahi.
Menimbang, bahwa Pembanding dan Terbanding tidak memeriksa berkas
perkara banding (inzage) meskipun kepada mereka masing-masing telah
diberitahukan untuk memeriksa berkas pekara banding.
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding
masih dalam tenggang waktu banding dan menurut tata cara serta memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan undang-undang. Karena itu permohonn banding
tersebut dapat diterima.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Bandung
setelah membaca, meneliti, dan mempelajari dengan seksama berkas permohonan
banding yang terdiri dari: salinan resmi Putusan Pengadilan Agama Cimahi
tanggal 25 Agustus 2010 Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi., Berita Acara
Persidangan, surat-surat bukti, Memori Banding dengan segala keberatan-
keberatannya, dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, akan
memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di bawah ini.
Dalam Eksepsi:
Majelis sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama
karena telah tepat dan benar. Karena itu diambil alih menjadi pertimbangan dan
pendapatnya dalam mengadili dan memutus perkara ini.
Menimbang, bahwa oleh karena itu putusannya dapat dipertahankan dan
dikuatkan.
Dalam Pokok Perkara:
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, sesuai
dengan keberatan-keberatan Pembanding dalam Memori Bandingnya, Majelis
terlebih dahulu akan mempertimbangkan tentang apakah perkara ini ne bis in
idem atau tidak.
Menimbang, bahwa untuk menilai apakah suatu perkara yang diajukan itu
ne bis in idem atau tidak, Yurisprudensi (Putusan Mahkamah Agung RI tanggal
20 Mei 2002 Nomor: 1226 K/Pdt/2001) menyatakan, Meskipun kedudukan
subyeknya berbeda, tetapi obyek sama dengan perkara yang diputus terdahulu dan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
4/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
berkekuatan hukum tetap, maka gugatan dinyatakan ne bis in idem. M.Yahya
Harahap, S.H., dalam bukunya Hukum Acara Perdatamenyatakan, . . . agar
dalam suatu putusan melekat ne bis in idem, harus terpenuhi secara komulatif
syarat-syarat:
- Gugatan yang diajukan belakangan, telah pernah diperkarakan sebelumnya;
- Terhadap gugatan (perkara) terdahulu, telah dijatuhkan putusan, dan putusan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap (res judicata, gezaag van gewisde);
- Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap itu, bersifat positip, berupa:
menolak gugatan seluruhnya, atau mengabulkan sebagian atau seluruhnya;
- Subyek yang menjadi pihak sama;
- Obyek perkara sama.
Yurisprudensi yang lain (Putusan Mahkamah Agung RI No. 1424 K/Sip/1975
tanggal 8 Juni 1976) menyatakan, Eksepsi yang diajukan oleh tergugat -tergugat,
bahwa perkara ini (No. 70/1974 G) ne bis in idem dengan perkara (No. 114/1974)
harus ditolak, karena dalam diktum putusan No. 114/194 G dinyatakan gugatan
tidak dapat diterima, sedangkan dalam pertimbangan dinyatakan bahwa tidak
dapat diterimanya gugatan ini adalah karena kesalahan formal mengenai pihak
yang harus digugatan ialah orang yang seharunya digugat belum digugat.
Menimbang, bahwa sebelum perkara Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.
telah ada putusan terdahulu Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. tanggal 16
September 2004 (bukti P.2 dan T.2). Setelah Majelis meneliti kedua perkaratersebut, diperoleh adanya kenyataan megenai hal-hal sebagai berikut:
- Bahwa subyek dan obyek sepanjang mengenai harta bersama dalam perkara
Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. adalah sama dengan perkara Nomor:
96/Pdt.G/2010/PA.Cmi., bedanya perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi.
adalah perkara Permohonan Cerai Talak dikomulasikan dengan gugatan harta
bersama, sedangkan pada perkara Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. hanyalah
gugatan harta bersama.
-
Bahwa putusan perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. telah berkekuatan
hukum tetap.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
5/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
- Bahwa amar putusan perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. terhadap obyek
sengketa point. 4.1 (sekarang) bersifat positip, menolak gugatan; amar putusan
terhadap obyek sengketa point. 4.2 (sekarang) bersifat negatip, menyatakan
gugatan tidak dapat diterima.
Menimbang, bahwa mengacu pada ketentuan-ketentuan hukum acara
sebagaimana telah diuraikan di atas, Majelis berpendapat bahwa gugatan
Penggugat/Terbandig terhadap obyek sengketa point.4.1 adalah ne bis in idem.
Karena itu gugatan Penggugat/Terbanding terhadap obyek sengketa point. 4.1
tersbut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Adapun gugatan terhadap obyek
sengketa point. 4.2 tidak ne bis in idem karena amarnya bersifat negatip sehingga
masih dapat diajukan gugatan lagi. Oleh karena itu Majelis akan meneruskan
pemeriksaan pokok perkaranya.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,
pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama mengenai obyek
sengketa point. 4.1 tidaklah tepat sehingga harus diperbaiki dengan pertimbangan
dan putusan sebagaimana tersebut di atas.
Menimbang, bahwa mengenai obyek sengketa point. 4.2, Majelis
sependapat dan dapat menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan putusan
Majelis Hakim tingkat pertama yang menyatakan bahwa obyek sengketa point.
4.2 adalah harta bersama Penggugat dan Tergugat, berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
Bahwa di dalam persidangan telah terungkap adanya fakta bahwa
Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding terikat perkawinan yang sah
sejak tanggal 16 September 1999 dan terjadi perceraian pada tanggal 16
September 2004 (bukti P.2). Obyek sengketa point. 4.2 diperoleh pada tahun
2000 atau setidak-tidaknya selama perkawinan.
Bahwa dengan adanya ikatan perkawinan tersebut, maka
Penggugat/Terbanding dan Tergugat Pembanding terikat pada seluruh hukum
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
6/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
perkawinan. Dalam hukum perkawinan berdasakan pasal 35 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 semua harta yang diperoleh selama perkawinan merupakan
harta bersama, kecuali harta bawaan, harta hadiah dan harta warisan yang
diperoleh masing-masing pihak, sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Menimbang, bahwa terlepas siapa yang memperoleh obyek sengketa point.
4.2 itu, atas nama siapa, dan seberapa besar andil masing-masing pihak, jika tidak
terbukti bahwa sebagian atau seluruh harta itu adalah harta bawaan, harta hadiah,
atau harta warisan dari salah satu atau kedua belah pihak, maka harta tersebut
merupakan harta bersama. Oleh karena tidak tebukti adanya harta bawaan, hadiah,
dan warisan yang diperoleh masing-masing pihak baik sebagian atau seluruhnya
yang melekat pada obyek sengketa tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa obyek sengketa point. 4.2 adalah harta bersama yang diperoleh
Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding selama perkawinan.
Menimbang, bahwa dengan demikian pertimbangan-pertimbangan dan
putusan Majelis Hakim tingkat pertama telah tepat dan benar, karena itu diambil
alih menjadi pertimbangan-pertimbangan dan pendapat Majelis dalam mengadili
dan memutus perkara ini. Dengan demikian putusan tersebut dapat dipertahankan.
Menimbang, bahwa akan tetapi Majelis tidak sependapat dengan
pertimbangan-pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama tentang
pembagian harta bersama yang dalam putusannya masing-masing pihak mendapat
sepaoh bagian. Dengan pembagian seperti itu menurut Majelis belum memenuhi
rasa keadialan. Oleh karena itu Majelis perlu memberikan pertimbangan sendiri
sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.
Menimbang, bahwa menurut Majelis pasal 97 Kompilasi Hukum Islam
yang mengatur pembagian harta bersama dimana janda dan duda masing-masing
berhak seperdua, sifatnya hanyalah mengatur (regelen) bukan memaksa (dwingen)
sehingga pembagian itu tidak mutlak harus demikian, akan tetapi secara kasuistis
ketentuan itu dapat disimpangi.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
7/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa fakta yang terungkap di persidangan berkenaan
dengan perolehan harta bersama tersebut adalah sebagai berikut:
-
Bahwa Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding menikah pada
tanggal 16 September 1999.
- Bahwa harta bersama diperoleh pada sekitar tahun 2000 yang saat itu berupa
tanah sawah, membeli dari Momoh Fatimah yang diwakili oleh anaknya yang
bersana Ende Maryana dengan harga sebesa Rp 17.143.000,00 dibayar
dengan cara mengangsur; angsuran pertama tanggal 5 Mei 2000 sebesar Rp
1.000.000,00, kedua tanggal 17 Juni 2000 sebesar Rp 7.000.000,00 berasal
dari uang pemberian Penggugat/Terbanding, dan ketiga tanggal 24 Juli 2000
sebesar Rp 9.143.000,00.
- Bahwa pembayaran selebihnya dari yang Rp 7.000.000,00 dibayar oleh
Tergugat/Pembanding dengan cara mengambil kredit di Bank Jabar.
- Bahwa pada tahun 2001 terjadi perpisahan tempat tinggal,
Penggugat/Terbanding pergi meninggalkan Tergugat/Pembanding dan tidak
memperdulikan hutang rumah tangga sehingga Tergugat/Pembanding yang
menyelesaikannya.
-
Bahwa di atas tanah harta bersama tersebut kemudian didirikan bangunan
rumah permanen.
-
Bahwa Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding terjadi perceraian
pada tanggal 16 September 2004.
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, telah terbukti
bahwa setelah Penggugat/Terbanding memberi uang sebesar Rp 7.000.000,00
tidak terbukti adanya pemberian uang untuk mengangsur pinjaman di Bank
maupun untuk membangun rumah, sedangkan selama itu Penggugat/Terbandingpergi meninggalkan Tergugat/Pembanding.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
8/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa meskipun secara formal Penggugat/Terbanding dan
Tergugat/Pembanding terikat perkawinan sejak tanggal 16 September 1999
sampai dengan terjadi perceraian tanggal 16 September 2004, akan tetapi sejak
terjadinya perpisahan tempat tinggal tahun 2001 hak dan kewajiban secara timbal
baik tidak lagi terlaksana sehingga Tergugat/Pembandinglah yang menyelesaiakn
pembayaran hutang di Bank dan pembangunan rumah. Karena itu tidaklah
memenuhi rasa keadilan jika harta bersama tersbut harus dibagi dua masing-
masing separoh.
Menimbang, bahwa akan tetapi amatlah sulit untuk menentukan berapa
perolehan masing-masing yang dianggap adil. Dalam hal ini Majelis mengambil
perbandingan andil masing-masing pihak dalam perolehan harta bersama
tersebut. Pada waktu harta bersama berupa tanah diperoleh bernilai sebesar Rp
17.143.000,00 dan bangunan rumah bernilai sebesar Rp 7.000.000,00, sedangkan
andil dari Penggugat/Terbanding sebesar Rp 7.000.000,00 yang berarti kurang
lebih sepertiga dari nilai harta bersama yang diperoleh saat itu. Karena itu
menurut Majelis telah mendekati rasa keadilan jika pembagian itu berbanding 1 :
2 (1 (satu) bagian untuk Penggugat/Terbanding dan 2 (dua) bagian untuk
Tergugat/Pembanding). Dengan demikian Penggugat/Terbanding mendapat 1/3
bagian dan Tergugat/Pembanding mendapat 2/3 bagian.
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat/Pembanding yang menguasai
obyek sengketa, harus dihukum untuk membagi harta bersama tersebut dan
menyerahkan 1/3 bagian yang menjadi hak Penggugat/Terbanding kepada
Penggugat/Terbanding. Jika tidak dapat dibagi seceara natura, maka harus dibagi
secara inatura dengan jalan menjual lelang dan dari hasiln penjualan itu sepertiga
bagian menjadi hak Penggugat/Terbanding dan harus diserahkan kepadanya.
Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama tidak tepat dantidak benar sehingga tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
9/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa berkenaan dengan permohonan sita jaminan
berdasarkan ketentuan pasal 227 HIR. seharusnya ditetapkan terlebih dahulu
dengan penetapan Ketua Majelis. Dalam Penetapan Nomor:
96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 18 Januari 2010 sita jaminan oleh Ketua Majelis
akan ditetapkan tersendiri, akan tetapi sampai dengan perkara ini diputus belum
ditetapkan apakah dikabulkan atau ditolak. Oleh karena permohonan sita jaminan
itu belum ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Cimahi, maka
tidak perlu dipertimbangkan.
Menimbang, bahwa mengenai pembebanan biaya perkara yang oleh
Majelis Hakim tingkat pertama dibebankan kepda kedua belah pihak, Majelis
tidak sependapat karena menurut ketentuan pasal 49 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1989 berikut penjelasannya jis. Undang-Undang Nomor: 3
Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor: 50 Tahun 2009 harta bersama termasuk
perkara di bidang perkawinan, sedangkan biaya perkara di bidang perkawinan
menurut pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Perailan Agama tersebut dibebankan
kepada penggugat atau pemohon. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan
tersebut semua biaya yang timbul pada tingkat pertama harus dibebankan kepada
Penggugat/Terbanding dan pada tingkat banding harus dibebankan kepada
Pembanding.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, putusan Pengadilan Agama Cimahi tersebut harus dibatalkan dan Pengadilan
Tinggi Agama akan mengadili sendiri yang bunyinya sebagaimana tersebut dalam
amar putusan ini.
Memperhatikan pasal 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 serta
ketentuan-ketentuan hokum lainnya yang bersangkutan.
MENGADILI:Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
10/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DALAM EKSEPSI:
Menguatkan putusan Pengadilan Agama Cimahi tanggal 25 Agustus 2010
Masehi bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan 1431 Hijriyah Nomor
96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.
DALAM POKOK PERKARA:
Membatalkan Putusan Pengadilan AgamaCimahi tanggal 25 Agustus
2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan 1431 Hijriyah Nomor:
96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.
DENGAN MENGADILI SENDIRI:
1.
Mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding untuk sebagian.
2.
Menetapkan sebagai hukum bahwa tanah seluas 18,5 tumbak atau kurang
lebih 259 m2 dan bangunan permanen yang berdiri di atasnya yang terletak
di Desa Cimanggung, setempat dikenal dengan Kampung Nusa RT. 03
RW.01, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dengan
batas-batas:
- Sebelah Utasa : Jalan Desa Cimanggung
- Sebelah Timur : D. Bapak E. Iskandar (almahum)
- Sebelah Selatan : D. Bapak Otang, D. Bapak Ende
- Sebelah Barat : D. Bapak Adung, D. Bapak Yayat
adalah harta bersama antara Penggugat/Terbanding dengan
Tergugat/Pembanding;
3.
Menyatakan bahwa Pengugat/Terbanding berhak atas 1/3 (sepertiga) bagian
dan Tergugat/Pembanding berhak 2/3 (dua pertiga) dari harta bersama
sebagaimana tersebut pada diktum nomor 2 (dua).
4.
Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membagi harta bersama
sebagaimana tersebut pada diktum nomor 2 dan menyerahkan 1/3 bagian
yang menjadi hak bagian Penggugat/Terbanding kepada
Penggugat/Terbanding, jika tidak dapat dibagi secara natura, maka harus
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
11/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dibagi secara inatura dengan cara menjual lelang dan hasil penjualannya 1/3
bagian harus diserahkan kepada Penggugat/Terbanding.
5. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat/Terbanding mengenai obyek sengketa
point. 4.1 tidak dapat diterima.
6. Membebankan kepada Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara
ini sebesar Rp 421.000,00 (empat ratus dua puluh satu ribu rupiah);
Membebankan kepada Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya
perkara pada tingkat banding sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu
rupiah).
Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Agama Bandung pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2010
Masehi bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1432 Hijriyah, oleh kami
Drs. H. MUHTADIN, S.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. H. MUHAMMAD
SHALEH, S.H., M.Hum. dan H. M. SURURY YS, S.H.,M.H., masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam siding
terbuka untuk umum oleh Drs. H. MUHTADIN, S.H., Hakim Ketua Majelis
tersebut dengan didampingi oleh Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H.,
M.Hum. dan H.M. SURURY YS, S.H., M.H., sebagai Hakim Anggota dengan
dibantu oleh DEDE SUPRYADI sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri
oleh kedua belah pihak.
HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS
Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H.M.Hum. Drs.H. MUHTADIN. S.H.,
H. M. SURURY YS, S.H., M.H.,
PANITERA PENGGANTI
DEDE SURYADI,
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg
12/12
a
kamah
Agun
gRe
pu
kam
ahAgun
gRe
publik
Indon
esi
hAgu
ngRepub
likIndon
es
ikIndo
ne
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada namun belum tersedia maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :