248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    1/12

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    2/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menolak eksepsi Tergugat tesebut.

    Dalam Pokok Perkara:

    1.

    Mengabulkan gugatan Penggugat tersebut untuk sebagian;

    2. Menetapka harta bersama Penggugat dan Tergugat adalah sebidang tanah

    kering di Desa Cimanggung, Kabupaten Sumedang seluas 18,5 tumbak

    beserta bangunan permanen di atasnya setempat dikenal Kampung Nusa

    RT.03 RW. 01 yang batas-batasnya adalah:

    - Utara : Jalan Desa Cimanggung

    - Timur : D. Bapak E. Iskandar (almarhum)

    - Selatan : D. Bapak Otang, D. Bapak Ende;

    -

    Barat : D. Bapak Adung, D. Bapak Yayat;

    3. Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membagi dua harta bersama

    seperti tersebut pada diktum angka 2 sama rata dan sama nilai dan apabila

    tidak dapat dibagi secara natura, maka harta bersama tersebut dijual lelang di

    depan umum dan hasilnya dibagikan kepada Penggugat dan Tergugat masing-

    masing memperoleh (setengah) bagian sama rata dan sama nilai;

    4. Menolak gugatan Penggugat tentang rumah tinggal permanen seluas lebih

    kurang 112 m2 (seratus dua belas meter persegi), terletak di Jawa Barat

    Kabupaten Bandung, kecamatan Rancaekek, Desa Bojongloa, setempat

    dikenal Kampung Bojongjati RT. 03 RW. 06, tersebut;

    5. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima selain dan selebihnya;

    6.

    Menghukum Penggugat dan Tergugat untuk membayar biaya perkara ini

    sebesar Rp 421.000,00 (Empat ratus dua puluh satu ribu rupiah) secara

    tanggung renteng.

    Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor:

    96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 6 September 2010 yang dibuat oleh Panitera

    Pengadilan Agama Cimahi, menerangkan bahwa Tergugat pada tanggal 6

    September 2010 mengajukan permohonan banding terhadap Putusan Pengadilan

    Agama Cimahi tanggal 25 Agustus 2010 Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.

    Permohonan banding tersebut telah dibeitahukan kepada Terbanding pada tanggal

    11 September 2010.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    3/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa Pembanding telah menyerahkan Memori Banding

    tertanggal 18 September 2010, sedangkan Terbanding sesuai Surat Keterangan

    Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 15 Nopember 2010 tidak menyerahkan

    Kontra Memori Banding melalui Kepaniteraan Pengadilan Agama Cimahi.

    Menimbang, bahwa Pembanding dan Terbanding tidak memeriksa berkas

    perkara banding (inzage) meskipun kepada mereka masing-masing telah

    diberitahukan untuk memeriksa berkas pekara banding.

    TENTANG HUKUMNYA

    Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding

    masih dalam tenggang waktu banding dan menurut tata cara serta memenuhi

    syarat-syarat yang ditentukan undang-undang. Karena itu permohonn banding

    tersebut dapat diterima.

    Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Bandung

    setelah membaca, meneliti, dan mempelajari dengan seksama berkas permohonan

    banding yang terdiri dari: salinan resmi Putusan Pengadilan Agama Cimahi

    tanggal 25 Agustus 2010 Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi., Berita Acara

    Persidangan, surat-surat bukti, Memori Banding dengan segala keberatan-

    keberatannya, dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, akan

    memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut di bawah ini.

    Dalam Eksepsi:

    Majelis sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama

    karena telah tepat dan benar. Karena itu diambil alih menjadi pertimbangan dan

    pendapatnya dalam mengadili dan memutus perkara ini.

    Menimbang, bahwa oleh karena itu putusannya dapat dipertahankan dan

    dikuatkan.

    Dalam Pokok Perkara:

    Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, sesuai

    dengan keberatan-keberatan Pembanding dalam Memori Bandingnya, Majelis

    terlebih dahulu akan mempertimbangkan tentang apakah perkara ini ne bis in

    idem atau tidak.

    Menimbang, bahwa untuk menilai apakah suatu perkara yang diajukan itu

    ne bis in idem atau tidak, Yurisprudensi (Putusan Mahkamah Agung RI tanggal

    20 Mei 2002 Nomor: 1226 K/Pdt/2001) menyatakan, Meskipun kedudukan

    subyeknya berbeda, tetapi obyek sama dengan perkara yang diputus terdahulu dan

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    4/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    berkekuatan hukum tetap, maka gugatan dinyatakan ne bis in idem. M.Yahya

    Harahap, S.H., dalam bukunya Hukum Acara Perdatamenyatakan, . . . agar

    dalam suatu putusan melekat ne bis in idem, harus terpenuhi secara komulatif

    syarat-syarat:

    - Gugatan yang diajukan belakangan, telah pernah diperkarakan sebelumnya;

    - Terhadap gugatan (perkara) terdahulu, telah dijatuhkan putusan, dan putusan

    telah memperoleh kekuatan hukum tetap (res judicata, gezaag van gewisde);

    - Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap itu, bersifat positip, berupa:

    menolak gugatan seluruhnya, atau mengabulkan sebagian atau seluruhnya;

    - Subyek yang menjadi pihak sama;

    - Obyek perkara sama.

    Yurisprudensi yang lain (Putusan Mahkamah Agung RI No. 1424 K/Sip/1975

    tanggal 8 Juni 1976) menyatakan, Eksepsi yang diajukan oleh tergugat -tergugat,

    bahwa perkara ini (No. 70/1974 G) ne bis in idem dengan perkara (No. 114/1974)

    harus ditolak, karena dalam diktum putusan No. 114/194 G dinyatakan gugatan

    tidak dapat diterima, sedangkan dalam pertimbangan dinyatakan bahwa tidak

    dapat diterimanya gugatan ini adalah karena kesalahan formal mengenai pihak

    yang harus digugatan ialah orang yang seharunya digugat belum digugat.

    Menimbang, bahwa sebelum perkara Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.

    telah ada putusan terdahulu Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. tanggal 16

    September 2004 (bukti P.2 dan T.2). Setelah Majelis meneliti kedua perkaratersebut, diperoleh adanya kenyataan megenai hal-hal sebagai berikut:

    - Bahwa subyek dan obyek sepanjang mengenai harta bersama dalam perkara

    Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. adalah sama dengan perkara Nomor:

    96/Pdt.G/2010/PA.Cmi., bedanya perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi.

    adalah perkara Permohonan Cerai Talak dikomulasikan dengan gugatan harta

    bersama, sedangkan pada perkara Nomor: 96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. hanyalah

    gugatan harta bersama.

    -

    Bahwa putusan perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. telah berkekuatan

    hukum tetap.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    5/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    - Bahwa amar putusan perkara Nomor: 193/Pdt.G/2004/PA.Cmi. terhadap obyek

    sengketa point. 4.1 (sekarang) bersifat positip, menolak gugatan; amar putusan

    terhadap obyek sengketa point. 4.2 (sekarang) bersifat negatip, menyatakan

    gugatan tidak dapat diterima.

    Menimbang, bahwa mengacu pada ketentuan-ketentuan hukum acara

    sebagaimana telah diuraikan di atas, Majelis berpendapat bahwa gugatan

    Penggugat/Terbandig terhadap obyek sengketa point.4.1 adalah ne bis in idem.

    Karena itu gugatan Penggugat/Terbanding terhadap obyek sengketa point. 4.1

    tersbut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Adapun gugatan terhadap obyek

    sengketa point. 4.2 tidak ne bis in idem karena amarnya bersifat negatip sehingga

    masih dapat diajukan gugatan lagi. Oleh karena itu Majelis akan meneruskan

    pemeriksaan pokok perkaranya.

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut,

    pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama mengenai obyek

    sengketa point. 4.1 tidaklah tepat sehingga harus diperbaiki dengan pertimbangan

    dan putusan sebagaimana tersebut di atas.

    Menimbang, bahwa mengenai obyek sengketa point. 4.2, Majelis

    sependapat dan dapat menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan putusan

    Majelis Hakim tingkat pertama yang menyatakan bahwa obyek sengketa point.

    4.2 adalah harta bersama Penggugat dan Tergugat, berdasarkan pertimbangan-

    pertimbangan sebagai berikut:

    Bahwa di dalam persidangan telah terungkap adanya fakta bahwa

    Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding terikat perkawinan yang sah

    sejak tanggal 16 September 1999 dan terjadi perceraian pada tanggal 16

    September 2004 (bukti P.2). Obyek sengketa point. 4.2 diperoleh pada tahun

    2000 atau setidak-tidaknya selama perkawinan.

    Bahwa dengan adanya ikatan perkawinan tersebut, maka

    Penggugat/Terbanding dan Tergugat Pembanding terikat pada seluruh hukum

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    6/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    perkawinan. Dalam hukum perkawinan berdasakan pasal 35 Undang-Undang

    Nomor 1 Tahun 1974 semua harta yang diperoleh selama perkawinan merupakan

    harta bersama, kecuali harta bawaan, harta hadiah dan harta warisan yang

    diperoleh masing-masing pihak, sepanjang para pihak tidak menentukan lain.

    Menimbang, bahwa terlepas siapa yang memperoleh obyek sengketa point.

    4.2 itu, atas nama siapa, dan seberapa besar andil masing-masing pihak, jika tidak

    terbukti bahwa sebagian atau seluruh harta itu adalah harta bawaan, harta hadiah,

    atau harta warisan dari salah satu atau kedua belah pihak, maka harta tersebut

    merupakan harta bersama. Oleh karena tidak tebukti adanya harta bawaan, hadiah,

    dan warisan yang diperoleh masing-masing pihak baik sebagian atau seluruhnya

    yang melekat pada obyek sengketa tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat

    bahwa obyek sengketa point. 4.2 adalah harta bersama yang diperoleh

    Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding selama perkawinan.

    Menimbang, bahwa dengan demikian pertimbangan-pertimbangan dan

    putusan Majelis Hakim tingkat pertama telah tepat dan benar, karena itu diambil

    alih menjadi pertimbangan-pertimbangan dan pendapat Majelis dalam mengadili

    dan memutus perkara ini. Dengan demikian putusan tersebut dapat dipertahankan.

    Menimbang, bahwa akan tetapi Majelis tidak sependapat dengan

    pertimbangan-pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama tentang

    pembagian harta bersama yang dalam putusannya masing-masing pihak mendapat

    sepaoh bagian. Dengan pembagian seperti itu menurut Majelis belum memenuhi

    rasa keadialan. Oleh karena itu Majelis perlu memberikan pertimbangan sendiri

    sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.

    Menimbang, bahwa menurut Majelis pasal 97 Kompilasi Hukum Islam

    yang mengatur pembagian harta bersama dimana janda dan duda masing-masing

    berhak seperdua, sifatnya hanyalah mengatur (regelen) bukan memaksa (dwingen)

    sehingga pembagian itu tidak mutlak harus demikian, akan tetapi secara kasuistis

    ketentuan itu dapat disimpangi.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    7/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa fakta yang terungkap di persidangan berkenaan

    dengan perolehan harta bersama tersebut adalah sebagai berikut:

    -

    Bahwa Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding menikah pada

    tanggal 16 September 1999.

    - Bahwa harta bersama diperoleh pada sekitar tahun 2000 yang saat itu berupa

    tanah sawah, membeli dari Momoh Fatimah yang diwakili oleh anaknya yang

    bersana Ende Maryana dengan harga sebesa Rp 17.143.000,00 dibayar

    dengan cara mengangsur; angsuran pertama tanggal 5 Mei 2000 sebesar Rp

    1.000.000,00, kedua tanggal 17 Juni 2000 sebesar Rp 7.000.000,00 berasal

    dari uang pemberian Penggugat/Terbanding, dan ketiga tanggal 24 Juli 2000

    sebesar Rp 9.143.000,00.

    - Bahwa pembayaran selebihnya dari yang Rp 7.000.000,00 dibayar oleh

    Tergugat/Pembanding dengan cara mengambil kredit di Bank Jabar.

    - Bahwa pada tahun 2001 terjadi perpisahan tempat tinggal,

    Penggugat/Terbanding pergi meninggalkan Tergugat/Pembanding dan tidak

    memperdulikan hutang rumah tangga sehingga Tergugat/Pembanding yang

    menyelesaikannya.

    -

    Bahwa di atas tanah harta bersama tersebut kemudian didirikan bangunan

    rumah permanen.

    -

    Bahwa Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding terjadi perceraian

    pada tanggal 16 September 2004.

    Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, telah terbukti

    bahwa setelah Penggugat/Terbanding memberi uang sebesar Rp 7.000.000,00

    tidak terbukti adanya pemberian uang untuk mengangsur pinjaman di Bank

    maupun untuk membangun rumah, sedangkan selama itu Penggugat/Terbandingpergi meninggalkan Tergugat/Pembanding.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    8/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa meskipun secara formal Penggugat/Terbanding dan

    Tergugat/Pembanding terikat perkawinan sejak tanggal 16 September 1999

    sampai dengan terjadi perceraian tanggal 16 September 2004, akan tetapi sejak

    terjadinya perpisahan tempat tinggal tahun 2001 hak dan kewajiban secara timbal

    baik tidak lagi terlaksana sehingga Tergugat/Pembandinglah yang menyelesaiakn

    pembayaran hutang di Bank dan pembangunan rumah. Karena itu tidaklah

    memenuhi rasa keadilan jika harta bersama tersbut harus dibagi dua masing-

    masing separoh.

    Menimbang, bahwa akan tetapi amatlah sulit untuk menentukan berapa

    perolehan masing-masing yang dianggap adil. Dalam hal ini Majelis mengambil

    perbandingan andil masing-masing pihak dalam perolehan harta bersama

    tersebut. Pada waktu harta bersama berupa tanah diperoleh bernilai sebesar Rp

    17.143.000,00 dan bangunan rumah bernilai sebesar Rp 7.000.000,00, sedangkan

    andil dari Penggugat/Terbanding sebesar Rp 7.000.000,00 yang berarti kurang

    lebih sepertiga dari nilai harta bersama yang diperoleh saat itu. Karena itu

    menurut Majelis telah mendekati rasa keadilan jika pembagian itu berbanding 1 :

    2 (1 (satu) bagian untuk Penggugat/Terbanding dan 2 (dua) bagian untuk

    Tergugat/Pembanding). Dengan demikian Penggugat/Terbanding mendapat 1/3

    bagian dan Tergugat/Pembanding mendapat 2/3 bagian.

    Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat/Pembanding yang menguasai

    obyek sengketa, harus dihukum untuk membagi harta bersama tersebut dan

    menyerahkan 1/3 bagian yang menjadi hak Penggugat/Terbanding kepada

    Penggugat/Terbanding. Jika tidak dapat dibagi seceara natura, maka harus dibagi

    secara inatura dengan jalan menjual lelang dan dari hasiln penjualan itu sepertiga

    bagian menjadi hak Penggugat/Terbanding dan harus diserahkan kepadanya.

    Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di

    atas, pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama tidak tepat dantidak benar sehingga tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    9/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa berkenaan dengan permohonan sita jaminan

    berdasarkan ketentuan pasal 227 HIR. seharusnya ditetapkan terlebih dahulu

    dengan penetapan Ketua Majelis. Dalam Penetapan Nomor:

    96/Pdt.G/2010/PA.Cmi. tanggal 18 Januari 2010 sita jaminan oleh Ketua Majelis

    akan ditetapkan tersendiri, akan tetapi sampai dengan perkara ini diputus belum

    ditetapkan apakah dikabulkan atau ditolak. Oleh karena permohonan sita jaminan

    itu belum ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Cimahi, maka

    tidak perlu dipertimbangkan.

    Menimbang, bahwa mengenai pembebanan biaya perkara yang oleh

    Majelis Hakim tingkat pertama dibebankan kepda kedua belah pihak, Majelis

    tidak sependapat karena menurut ketentuan pasal 49 ayat 2 Undang-Undang

    Nomor 7 Tahun 1989 berikut penjelasannya jis. Undang-Undang Nomor: 3

    Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor: 50 Tahun 2009 harta bersama termasuk

    perkara di bidang perkawinan, sedangkan biaya perkara di bidang perkawinan

    menurut pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Perailan Agama tersebut dibebankan

    kepada penggugat atau pemohon. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan

    tersebut semua biaya yang timbul pada tingkat pertama harus dibebankan kepada

    Penggugat/Terbanding dan pada tingkat banding harus dibebankan kepada

    Pembanding.

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

    atas, putusan Pengadilan Agama Cimahi tersebut harus dibatalkan dan Pengadilan

    Tinggi Agama akan mengadili sendiri yang bunyinya sebagaimana tersebut dalam

    amar putusan ini.

    Memperhatikan pasal 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 serta

    ketentuan-ketentuan hokum lainnya yang bersangkutan.

    MENGADILI:Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding.

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    10/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    DALAM EKSEPSI:

    Menguatkan putusan Pengadilan Agama Cimahi tanggal 25 Agustus 2010

    Masehi bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan 1431 Hijriyah Nomor

    96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.

    DALAM POKOK PERKARA:

    Membatalkan Putusan Pengadilan AgamaCimahi tanggal 25 Agustus

    2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan 1431 Hijriyah Nomor:

    96/Pdt.G/2010/PA.Cmi.

    DENGAN MENGADILI SENDIRI:

    1.

    Mengabulkan gugatan Penggugat/Terbanding untuk sebagian.

    2.

    Menetapkan sebagai hukum bahwa tanah seluas 18,5 tumbak atau kurang

    lebih 259 m2 dan bangunan permanen yang berdiri di atasnya yang terletak

    di Desa Cimanggung, setempat dikenal dengan Kampung Nusa RT. 03

    RW.01, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dengan

    batas-batas:

    - Sebelah Utasa : Jalan Desa Cimanggung

    - Sebelah Timur : D. Bapak E. Iskandar (almahum)

    - Sebelah Selatan : D. Bapak Otang, D. Bapak Ende

    - Sebelah Barat : D. Bapak Adung, D. Bapak Yayat

    adalah harta bersama antara Penggugat/Terbanding dengan

    Tergugat/Pembanding;

    3.

    Menyatakan bahwa Pengugat/Terbanding berhak atas 1/3 (sepertiga) bagian

    dan Tergugat/Pembanding berhak 2/3 (dua pertiga) dari harta bersama

    sebagaimana tersebut pada diktum nomor 2 (dua).

    4.

    Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membagi harta bersama

    sebagaimana tersebut pada diktum nomor 2 dan menyerahkan 1/3 bagian

    yang menjadi hak bagian Penggugat/Terbanding kepada

    Penggugat/Terbanding, jika tidak dapat dibagi secara natura, maka harus

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    11/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dibagi secara inatura dengan cara menjual lelang dan hasil penjualannya 1/3

    bagian harus diserahkan kepada Penggugat/Terbanding.

    5. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat/Terbanding mengenai obyek sengketa

    point. 4.1 tidak dapat diterima.

    6. Membebankan kepada Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara

    ini sebesar Rp 421.000,00 (empat ratus dua puluh satu ribu rupiah);

    Membebankan kepada Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya

    perkara pada tingkat banding sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu

    rupiah).

    Demikianlah diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

    Pengadilan Tinggi Agama Bandung pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2010

    Masehi bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1432 Hijriyah, oleh kami

    Drs. H. MUHTADIN, S.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. H. MUHAMMAD

    SHALEH, S.H., M.Hum. dan H. M. SURURY YS, S.H.,M.H., masing-masing

    sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam siding

    terbuka untuk umum oleh Drs. H. MUHTADIN, S.H., Hakim Ketua Majelis

    tersebut dengan didampingi oleh Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H.,

    M.Hum. dan H.M. SURURY YS, S.H., M.H., sebagai Hakim Anggota dengan

    dibantu oleh DEDE SUPRYADI sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri

    oleh kedua belah pihak.

    HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS

    Drs. H. MUHAMMAD SHALEH, S.H.M.Hum. Drs.H. MUHTADIN. S.H.,

    H. M. SURURY YS, S.H., M.H.,

    PANITERA PENGGANTI

    DEDE SURYADI,

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

    Email : [email protected]

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • 7/24/2019 248_PDT.G_2010_PTA.Bdg

    12/12

    a

    kamah

    Agun

    gRe

    pu

    kam

    ahAgun

    gRe

    publik

    Indon

    esi

    hAgu

    ngRepub

    likIndon

    es

    ikIndo

    ne

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Disclaimer

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada namun belum tersedia maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :