28
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DISUSUN OLEH: 1. AMANDA PUSPITA (07.01.20.0002) 2. BILLY INDRA RAHARJO (07.01.20.0008) 3. MEGA KRISTIANA SUSANTI (07.01.20.0028) DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

29825050 Laporan Pendahuluan Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

word

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

DISUSUN OLEH:

1. AMANDA PUSPITA

(07.01.20.0002)

2. BILLY INDRA RAHARJO

(07.01.20.0008)

3. MEGA KRISTIANA SUSANTI

(07.01.20.0028)

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LAWANG

2010

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR LANSIA

A. PENGERTIANKelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).

Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari , membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup, pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya( Yosaputra, 1987). Gerontology berasal dari kata Geron/Geronto ( bahasa yunani) yang berarti orangtua dan logos = ilmu. Sedangkan Geriartri merupakan bagian dari ilmu kedokteran untuk orang lanjut usia. Geriartri berasal dari kata Geros yang berarti lanjut usia dan eatriea = kesehatan. Yosaputra (1987) mendefinisikan Geriatri sebagai ilmu yang mempelajari, membahas, meneliti proses menua dan segala macam penyakit jasmani dan rohani yang mungkin mengenai manusia lanjut usia, serta bagaimana cara mencegah dan mengobatinya. Geriatri juga bisa diartikan sebagai cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun terapeutik bagi klien lanjut usia.

Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).Seorang perawat yang sedang menangani atau memberikan asuhan keperawatan lansia setidaknya harus memperhati kan hal-hal berikut :1. Mampu membina hubungan yang terapeutik pada lansia2. Menghargai keunikan kelompok lanjut usia3. Mempunyai kompetensi klinis sebagai basis tindakan keperawatan4. Mampu berkomunikasi dengan baik5. Memahami perubahan degeneratif secara fisik dan psikososial pada lansia6. Mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lain.B. BATASAN-BATASAN LANSIAWHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun

2. Elderly, antara 60-74 tahun

3. Old, antara 75-90 tahun

4. Very old, lebih dari 90 tahun

Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :

1. Young old: 60-75 tahun

2. Middle old: 75-84 tahun

3. Old-old: >85 tahun

(Wold: Basic Gerontology nursing)

Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :1. Fase iuventus, antara 25 -40 tahun2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun3. Fase prasenium, antara 55 65 tahun4. Fase senium, lebih dari 65 tahun

Sedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1, merumuskan bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memupunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menrima nafkah dari orang lain.

C. MITOS TERHADAP LANSIA1. Kedamaian dan Ketenangan Mitos:

Santai, menikmati hasil kerja

Kenyataan : Sering stress karena kesulitan biayandan keluhan-keluhan lain karena menderita

penyakit misal; depresi, kekhawatiran, paranoid, masalah psikotik.

2. Konservatif dan kemunduran Mitos:

Pandangan bahwa lansia pada umumnya; a. Konservatif b. Tidak kreatif c. Menolak inovasi d. Berorientasi ke masa silam

e. Merindukan masa lalu

f. Kembali ke masa kanak-kanak

g. Susah untuk berubah

h. Keras kepala

i. Cerewet

Kenyataan:

Tidak semua lansia bersikap dan berpikir demikian3. Berpenyakitan Mitos:

Dipandang mengalami masa degenerasi biologis disertai penderitaan-penderitaan

akibat dari bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua. Kenyataan:

Proses menua disertai menurunnya daya tahan tubuh, tetapi pada jaman sekarang

penyakit pada masa tua dapat diobati dan dikontrol.4. Penurunan daya ingat

Mitos:

Masa pikun karena kerusakan bagian otak

Kenyataan:

Banyak lansia yang tetap bugar dan sehat serta tidak mengalami penurunan daya

ingat. Selain itu banyak cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat

5. Tidak ada cinta lagi

Mitos:

Tidak lagi merasa jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis

Kenyataan:

Perasaan dan emosi orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak akan

berhenti hanya karena menjadi lansia.

6. Aseksualitas Mitos:

Hubungan seks menurun karena tidak adanya gairah, dorongan, dan daya seks.

Kenyataan:

Kehidupan seks lansia bisa saja berjalan dengan normal tergantung dari tiap

individu. Frekuensi bisa saja menurun sejalan dengan meningkatnya usia tetapi

masih bisa dipertahankan tergantung dari keinginan masing-masing individu.7. Ketidakproduktifan

Mitos:

Dipandang sebagai usia yang tidak produktif

Kenyataan:

Banyak lansia yang mencapai kematangan dan produktifitas, mental sert material.D. TIPE-TIPE LANSIA1. Arif dan bijaksana

Kaya dengan pengalaman. Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman serta

mempunyai kesibukan dan bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,

memenuhi undangan dan seringkali menjadi panutan.2. Mandiri

Mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru. Selektif dalam mencari

pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.3. Tidak puas Mengalami konflik lahir batin karena proses penuaan. Biasanya akibat dari

kehilangan kecantikan, daya tarik jasmani, kekuasaan, status sosial, teman yang

disayangi dll.

4. Bingung

Kaget dikarenakan kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, acuh.

Berdasarkan karakter, pengalaman hidup, lingkungan fisik, mental, dan sosoknya, tipe lansia dikelompokkan sebagai berikut:

1. Optimis, santai, dan riang

2. Konstruktif

3. Ketergantungan

4. Defensif

5. Militan dan serius

6. Marah dan frustasi

7. Putus asa (benci pada diri sendiri)

Tiga jenis usia menurut Birren and Jenner (1997) adalah sebagai berikut:

1. Usia biologis: Menunjuk pada jangk waktu seseorang semenjak lahir, berada dalam keadaan hidup tidak mati.

2. Usia psikologis: Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.

3. Usia sosial: Menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

Stereotip Psikologis lansia

Biasanya sifat-sifat stereotip para lansia sesuai dengan pembawaanya pada waktu muda berikut adalah beberapa tipe yang dikenal:

1. Tipe Konstruktif

a. integritas baik

b. dapat menikmati hidup

c. toleransi tinggi

d. humoris

e. fleksibel dan thu diri

f. dapat menikmati proses menua

g. mengalami dan menjalani masa pensiun dengan senang

h. menghadapi masa akhir dengan tenang

2. Tipe Ketergantungan (dependent)

a. masih dapat diterima ditengah masyarakat

b. selalu pasif

c. tidak berambisi

d. masih tahu diri

e. tidak mempunyai inisiatif

f. bertibdak tidak praktis

g. biasanya dikuasai istri

h. senang mengalami masa pensiun

i. banyak makan dan minum

j. tidak suka bekerja

k. senang berlibur

3. Tipe Defensive

a. dulu mempunyai pekerjaan yang jabatannya tidak stabil

b. selalu menolak bantuan

c. emosi sering tidak dapat dikontrol

d. memegang teguh kebiasaan

e. takut menjadi tua

f. tidak menyenangi masa pensiun

4. Tipe Bermusuhan

a. menganggap orang lain sebagai penyebab kegagalannya

b. selalu mengeluh

c. bersikap agresif, curiga

d. pekerjaannya dulu tidak stabil

e. mengenggap menjadi tua tidak ada baiknya

f. takut mati

g. iri hati pada orang muda

5. Tipe Membenci/Menyalahkan Diri Sendiri (Self Hater)a. kritis dan menyalahkan diri sendiri

b. tidak punya ambisi

c. perkawinan tidak bahagia

d. sealu merasa menjadi korban keadaan

e. menerima fakta dan proses menuaf. tidak iri pada orang muda

g. merasa cukup dengan apa yang ada

h. anggap kematian sebagai penyembuh penderitaan

Ciri-ciri mental sehat adalah sebagai berikut:

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan, walaupun realitas buruk

2. Memperoleh kepuasan dari perjuangannya

3. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima

4. Relatif bebas dari rasa tegang dan cemas

5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dn saling memuskan

6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk hari esok

7. Mnjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif

8. Mempunyai daya kasih sayang yang besarLANGKAH-LANGKAH PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK/KOMUNITAS

1. LANGKAH PERSIAPAN2. LANGKAH PENGENALAN WILAYAH3. LANGKAH PENGENALAN MASALAH KESEHATANa. mengumpulkan data-data sekunder tentang Program Kesehatan yang sedang atau akan dijalankan oleh Puskesmas setempat di wilayah kerjanya dengan cara:

1) menanyakan tentang program kesehatan pada kelompok khusus yang saat ini sedang dijalankan oleh Puskesmas di wilayak kerja setempat meliputi; kebijaksanaan program, tujuan program, kegiatan-kegiatan program, target dan pencapaian program.2) Pengkajian terhadap kader-kader kesehatan setempat tentang program kegiatan pelayanan kesehatan yang telah dijalankan, termasuk faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan

3) Tetapkan sasaran yang akan dikaji/dilakukan pendataan kesehatan sesuai dengan pengkajian pada poin 1) dan 2)

b. membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, berdasarkan aspek-aspek pendataan yang harus dikaji

c. melakukan proses pendataan dengan berbagai maca mode; survey, angket wawancara, dan observasi

d. melakukan tabulasi data hasil survey dengan menghitung frekwensi distribusi dan dilanjutkan dengan membuat tabel distribusi frekwensi/grafik/diagram

e. membuat deskripsi hasil pendataan yang telah dilakukan dengan wawancara dan observasi

f. melakukan analisa data dan identifikasi masalah dari poin d dan e dengan cara:

kelompokkan data-data kesehatan yang bermakna (memungkinkan masalah kesehatan) adakah kaitan erat antara masalah satu dan lainnya rumuskan masalah kesehatan yang muncul (masalah kesehatan yang paling banyak muncul, perilaku yang tidak sehat, target kegiatan yang belum tercapai atau pelayanan kesehatan di masyarakat yang kurang efektif)

identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah (faktor-faktor penyebab/etiologi) berdasarkan kelompok data tersebut (kurangnya pengethuan, kurangnya kesadaran, kurangnya sumber daya tenaga kader, fasilitas yang kurang mendukung, kurangnya sumber dukungan di masyarakat, dll)ASPEK-ASPEK PENGKAJIAN KELOMPOK/KOMUNITAS

1. Data Inti

a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.b. Data demografi

Mengkaji jumlah komunitas berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, suku dan agama.

c. Vital statistik

Angka kematian

Penyebab kematian

Angka pertambahan anggota

Angka kematian

d. Status kesehatan komunitas

Berdasarkan kelompok umur (bayi, balita, usia sekolah, remaja, lansia)

Berdasarkan kelompok khusus di masyarakat (ibu hamil, pekerja industri, kelompok penderita penyakit kronis, menular) 1) Keluhan yang dirasakan saat ini

pusing

nyeri sendi

demam

diare

batuk sulit tidur

cemas/stress

nyeri lambung

nyeri pinggang

sesak nafas

mual dan muntah

kurang nafsu makan

cepat lelah

jantung berdebar-debar, dll

2) Tanda-tanda vital

tekanan darah

nadi, respiratory rate

3) Kejadian penyakit saat ini ISPA

Hipertensi

Diabetes melitus

Stroke

Penyakit ginjal

Penyakit asthma

TB Paru

Penyakit kulit

Penyakit mata

Penyakit rheumatik

Penyakit jantung

Ganguan jiwa

Kelumpuhan

Penyakit menahun lainnya, dll

4) Riwayat penyakit keluarga

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

pola pemenuhan nutrisi

pola pemenuhan cairan

pola istirahat tidur

pola eliminasi

pola aktifitas gerak

pola pemenuhan kebersihan diri

6) Status psikososial

komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan

hubungan dengan orang lain

peran di masyarakat

kesedihan yang dirasakan

stabilitas emosi

penelantaran anak/lansia perlakuan yang salah dalam kelompok/perilaku tindak kekerasan

7) Status pertumbuhan dan perkembangan

8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

10) Pola perilaku tidak sehat

merokok

minum kopi

minum alkohol

penyalahgunaan obat tanpa resep

penyalahgunaan obat terlarang

pola konsumsi tinggi garam. Lemak, purin

2. Data Lingkungan Fisik

a. Pemukiman1) luas bangunan

2) bentuk bangunan (rumah, petak, asrama, paviliun)

3) jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen

4) atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes

5) dinding : tembok, kayu, bambu, lainnya sebutkan

6) lantai

: semen, tegel, keramik, tana, kayu, lainnya sebutkan

7) ventilasi : kurang/lebih dari 15% luas lantai

8) pencahayaan : baik, kurang

9) penerangan : baik, kurang

10) kebersihan : baik, kurang

11) pengaturan ruangan dan perabot: baik, kurang

12) kelengkapan alat rumah tangga: lengkap, tidak

b. Sanitasi1) penyediaan air bersih (MCK)

2) penyediaan air minum

3) pengelolaan jamban; jenis, jumlah, jarak dengan sumber air

4) sarana pembuangan limbah (SPAL)

5) pengelolaan sampah

6) polusi udara, air, tanah, suara

7) sumber polusi; pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan

c. Fasilitas

1) peternakan, perikanan, dll

2) pekarangan

3) sarana olahraga

4) taman, lapangan

5) ruang pertemuan

6) sarana hiburan

7) sarana ibadah

d. Batas-batas wilayah

e. Kondisi geografis

3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

a. pelayanan kesehatan

1) lokasi sarana kesehatan

2) sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan & kader)

3) jumlah kunjungan

4) sistem rujukan

b. fasilitas sosial (pasar, toko, dll)

1) lokasi

2) kepemilikan

3) kecukupan

4. Ekonomi

a. jenis pekerjaan

b. jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

c. jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

d. jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan usia lanjut

5. Kemanan dan Transportasi

a. kemanan1) sistem keamanan lingkungan

2) penanggulangan kebakaran

3) penanggulangan bencana

4) penanggulangan polusi udara, air, tanah

b. transportasi

1) kondisi jalan

2) jenis transportasi yang dimiliki

6. Politik dan Pemerintahan

a. sistem pengorganisasian

b. struktur organisasi

c. kelompok organisasi dalam komunitas

d. peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7. Sistem Komunikasi

a. sarana umum komunikasi

b. jenis dan alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

c. cara penyebaran informasi

8. Pendidikan

a. tingkat pendidikan komunitas

b. fasilitas pendidikan yang tersedia (formal & informal)1) jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

2) sumber daya yang tersedia

c. jenis bahasa yang digunakan

9. Rekreasi

a. kebiasaan rekreasi

b. fasilitas tempat rekreasi

- Pastikan bahwa data-data yang mendukung timbulnya masalah dan etiologi tersebut benar-benar ada dan valid

4. LANGKAH PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATANa. susunlah Plan of Action (rencana kegiatan pemecahan masalah) dari masing-masing masalah yang ditemukan dengan cara:

menuliskan rumusan masalah kesehatan menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus

contoh tujuan umum:

terbentuknya pelayanan Posyandu Lansia di RW A dalam waktu 3 minggu

contoh tujuan khusus:

1) terbentuknya kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu2) terlaksananya pelatihan kader kesehatan lansia di RW A dalam waktu 2 minggu

3) tersosialisasinya pelayanan posyandu lansia di RW A dalam waktu 2 minggu

4) terlaksananya uji coba posyandu lansia di RW A dalam jangka waktu 2 minggu tetapkan sasaran kegiatan berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus tersebut tetapkan indikator pencapaian tujuan berdasarkan tujuan khusus

contoh : indikator pencapaian tujuan 1) 7 orang kader kesehatan lansia

contoh : indikator pencapaian tujuan 2) seluruh kader kesehatan lansia

mengikuti pelatihan

contoh : indikator pencapaian 3) seluruh RT di RW A tersosialisasi

posyandu lansia

buat rencana kegiatan sesuai dengan tujuan khusus:

contoh : 1) kejasama dengan tokoh masyarakat merekrut calon kader kesehatan lansia di masing-masing RT

contoh : 2) laksanakan pelatihan kader-kader kesehatan lansia tingkat desa dengan melibatkan petugas Puskesmas

contoh : 3) sosialisasikan Posyandu lansia ke seluruh masyarakat melalui kegiatan penyuluhan di kelompok-kelompok masyarakat

tetapkan metode dan media yang akan digunakan (ceramah, simulasi, demonstrasi, diskusi. Media; LCD proyektor, leaflet, poster, model, buku panduan kader, KMS, lansia, dll)

tetapkan penanggung jawab masing-masing

buat perkiraan waktu pelaksanaan kegiatan (hari/tanggal/jam)

tetapkan perkiraan tempat pelaksanaan kegiatan (balai RW, rumah kepala dusun, mushola, RW, dll)

susunlah rencana biaya masing-masing kegiatan (pembelian bahan, alat, foto kopi, konsumsi, dll)

b. adakan musyawarah terbatas dengan tokoh-tokoh masyarakat/kader (lokakarya mini terbatas) untuk membahas hasil pendataan, rumusan masalah dan Plan of Action yang telah disusun:

undang tokoh masyarakat dan kader setempat (kepala dusun, ketua RT/RW, kader, tokoh masyarakat yang berpengaruh)

paparkan hasil pendataan, rumusan masalah, dan faktor penyebab

paparkan Plan of Action yang telah disusun, kemudian tawarkan pada forum musyawarah tersebut diskusikan dengan forum musyawarah, adakah masukan-masukan yang terkait dengan rencana kegiatan, indikator pencapaian, jadwal kegiatan, tempat kegiatan, biaya yang dibutuhkan

buat kesepakatan terhadap hasil musyawarah, minta forum untuk bekerjasama dan mendukung kegiatan-kegiatan yang kan dilaksanakan

c. susunlah hasil musyawarah yang telah dilaksanakan dala bentuk matrik kegiatan (nama kegiatan, penanggung jawab tiap tim, hari/tanggal/jam kegiatan, tempat kegiatan) perbanyak matrik kegiatan tersebut, berikan kepada masing-masing ketua kelompok, dosen pembimbing, kepala dusun/ketua RW dan Puskesmas

d. menyusun prioritas masalah dengan menggunakan metode skoring dengan kriteria:

perhatian masyarakat yang meliputi; pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi

prevalensi, yang menunjukkan jumlah kasus (masalah) yang ditemkan pada saat tertentu

beratnya masalah, adaah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

kemungkinan masalah untuk dikelola

masing-masing kriteria tersebut diberi skor 1-4

( skor 4 bila masalah tersebut menjadi perhatia utama masyarakat,

jumlah kejadiannya paling banyak, masalah tersebut dapat berdampak secara serius bila tidak ditanggulangi, dan sangat mudah untuk dikelola

( skor 3 bila masalah tersebut menjadi perhatian di masyarakat tapi tidak

utama, jumlah kejadianya pada urutan kedua, masalah tersebut dapat

berdampak serius bila tidak ditanggulangi, dan mudah untuk dikelola( skor 2 bila masalah tersebut kurang menjadi perhatian masyarakat,

jumlah kejadiannya tidak banyak, masalah tersebut kurang dapat

berdampak serius di masyarakat bila tidak ditanggulangi, dan bisa

dikelola tapi tidak mudah

( skor 1 bila masalah tersebut tidak terjadi di masyarakat, mudah untuk

dikelola

> cara perhitungannya:

nilai total didapat dengan cara mengalikan semua nilai dari masing-

masing kriteria. Contoh; masalah gizi kurang = 3x3x4x3 = 108. Nilai

tertinggi menjadi prioritas pertama dalam mengatasi masalah

e. buatlah kerangka acuan kegiatan pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, meliputi: Judul kegiatan

Tujuan kegiatan

Waktu

Tempat kegiatan

Langkah-langkah kegiatan

Pelaksanaan kegiatan

Metode

Media

Lampiran materi

Daftar hadir peserta (sasaran/masyarakat)5. LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN

a. pastikan kerangka acuan kegiatan telah dibuat sebagai panduan anda melaksanakan kegiatan

b. pastikan sasaran kegiatan telah mengetahui jadwal yang telah ditetapkan

c. laksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan

d. catat evaluasi hasil kegiatan sesuai dengan tujuan kegiatan, dengan mencatat: jumlah kehadiran dari sasaran, ketepatan jadwal kegiatan, kelancaran kegiatan, respon dari peserta/sasaran.

e. Buat laporan hasil kegiatan dengan menuliskan evaluasi hasil kegiatan tersebut, dengan menambahkan poin hasil kegiatan pada kerangka acuan kegiatan saudara setelah poin 8)

6. LANGKAH EVALUASI KEGIATAN

a. evaluasi kegiatan merupakan penilaian perkembangan/kemajuan/keberhasilan tujuan dan indikator yang telah ditetapkan pada kerangka acuan kegiatan, dan merupakan rangkuman evaluasi hasil tiap-tiap kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Buat evaluasi secara narasi dengan menguraikan tiap-tiap kegiatan

c. Buat rencana tindak lanjut (RTL). Hasil kegiatan yang ditujukan pada berbagai pihak; Puskesmas, Desa/Kelurahan, Kader Posyandu, Institusi, RTL merupakan rencana pelimpahan/operan untuk ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait tersebut. Susunan RTL meliputi:

1) sasaran RTL

2) rumusan masalah

3) tujuan RTL

4) rencana tindak lanjut