61
RENCANA PERAWATAN ORTODONTIK OLEH: Drg. Cendrawasih AF M.Kes, Sp. Ort

3 Kelainan Skeletal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3 Kelainan Skeletal

RENCANA PERAWATAN ORTODONTIK

OLEH:

Drg. Cendrawasih AF M.Kes, Sp. Ort

Page 2: 3 Kelainan Skeletal

RENCANA PERAWATAN

• DIAGNOSIS

• USIA PERTUMBUHAN

• KEPARAHAN MALOKLUSI

• TIPE PENDEKATAN PERAWATAN

• TIPE ALAT ORTODONTIK

Page 3: 3 Kelainan Skeletal

Pemeriksaan klinis

kuesinerinterviu

Database

Daftarpermasalahan =

Diagnosis

Patologi(Karies, perio, dll}Kontrol sebelum

perawatan orto

problem

ortodontik

urutan rioritas

Analisiscatatan

diagnostik

interaksi

kompromi

Cost/benefit

Klasifikasi

Pendekatan Orientasi-Masalah

( perkembangan)evaluasi

Input pasien

KonsulPasien-ortu

Rencana alternatif

Informed consent

ABCDDLL

Kemungkinan2 solusi

ABCDDLL

Konsep TP

DetilTP

keefektifan

efisiensi

Page 4: 3 Kelainan Skeletal

Diagnosis

A. Facial

B. Dental Arch/Lengkung Gigi

C. Hub. Dentoskeletal arah Transversal

D. Hub. Dentoskeletal arah Sagital/Anteroposterior

E. Hub. Dentoskeletal arah Vertikal

Page 5: 3 Kelainan Skeletal

A. FACIAL

SIMETRI

Page 6: 3 Kelainan Skeletal

FACIALSagital/anteroposterior

Gigi dikatakan protrusif bila :

a.   Bibir prominen menonjol keluarb.   Bibir terpisah saat rest posisi kurang lebih 3 – 4 mm ( inkompeten bibir) c.   Retraksi gigi belum tentu memperbaiki estetis wajah dan bibir : lihat ketegangan bibir d.   Dipengaruhi ras

Page 7: 3 Kelainan Skeletal

Evaluasi Proporsi Vertikal Wajah

FACIAL

Page 8: 3 Kelainan Skeletal

B. LENGKUNG GIGI

• Transversal: Simetri?

– Tipe cross bite: dental/skeletal

• Space discrepancy?

Page 9: 3 Kelainan Skeletal

LENGKUNG GIGI…

PATOKAN EKSTRAKSI PADA CROWDING DAN PROTRUSIF

Diskrepansi lengkung < 4mm :Ekstraksi jarang diindikasikan (hanya bila terdapat protrusif I atau tdpt diskrepansi vertikal yang berat

Diskrepansi 5-9mm:Dapat dilakukan ekstraksi atau non ekstraksi.Keputusan tergantung karakteristik pasien dan detil terapi ortodontik: dapat dipertimbangkan pencabutan gigi selain P1

Diskrepansi >10mm: selalu memerlukan ekstraksi: P1/I2 bawahP2 dan M1 jarang diskrepansi besar

Page 10: 3 Kelainan Skeletal

Tipe maloklusi : Dental/skeletal:»Transversal»Sagital»Vertikal

Page 11: 3 Kelainan Skeletal

SKELETAL DISORDER

A. Kl II skeletal:

1. Defisiensi pertumbuhan mandibula

2. Pertumbuhan maxilla berlebihan

3. Kombinasi keduanya

B. Kl III skeletal:

(Ciri-ciri: tidak bisa ayun RB ke posterior)

1. Defisiensi maxilla: + Kelainan Transversal

+verticohorisontal

2. Prognasi mandibula

C. Kelainan vertikal pada– Open bite pada Kl II– Open bite pada Kl III

Page 12: 3 Kelainan Skeletal

USIA PERTUMBUHAN

• Preschool children: Primary Dentition

• Preadolescence : Early Mixed Dentition

• Adolescence : Late Mixed Dentition/ Early

Permanent Dent.

• Adult : Permanent Dentition

Page 13: 3 Kelainan Skeletal

USIA PERTUMBUHAN

Waktu optimal ortodontik

• Sewaktu waktu

• Seringkali di Adolescence– Masih ada sisa-sisa masa pertumbuhan untuk

perbaiki hubungan rahang

– Semua gigi permanen termasuka M2 bisa dikendalikan untuk dikoreksi

– Self motivation : cooperation and oral hygine

• Obvious maloclusion: start earlier

Page 14: 3 Kelainan Skeletal
Page 15: 3 Kelainan Skeletal

• Kelainan skeletal:

– Maloklusi pada rahang yang ukuran dan posisinya tidak proporsional

• Dalam 3 bidang:

• Anteroposterior/Sagital: kl II/III skeletal

• Transversal

• Vertikal: open/deep bite skeletal

PASIEN DENGAN PROBLEM SKELETAL

Page 16: 3 Kelainan Skeletal

Tiga pendekatan perawatan maloklusi skeletal:

1. Modifikasi pertumbuhan hasil ideal

2. Perawatan kamuflase:– Dengan penggerakan gigi

– Memerlukan pencabutan

3. Koreksi dengan bedah

•Acceptable

•Oklusi terkoreksi

•skeletal tetap ada

Page 17: 3 Kelainan Skeletal

1. Modifikasi pertumbuhanA. Hanya mungkin dilakukan pada fase pertumbuhan

aktif: sebelum atau selama adolesen growth spurt (mixed dent.)

• Meski masih terjadi pertumbuhan setelah pubertas namun besarnya tidak cukup untuk mengoreksi maloklusi skeletal

B. dapat merubah ekspresi pertumbuhan namun tidak mempengaruhi pola pertumbuhan individual

Perawatan harus dilanjutkan sampai pertumbuhan berhenti

Page 18: 3 Kelainan Skeletal

2. PERAWATAN ORTOGNATIK KAMUFLASE

• Dengan penggerakan gigi

• Memerlukan pencabutan

• Oklusi terkoreksi

• Diskrepansi skeletal tetap ada

TUJUAN:

koreksi molar dan anterior pada pasien skeletal kl II atau III untuk mendapatkan estetis wajah dengan extraksi

 

Page 19: 3 Kelainan Skeletal

A. TP: exo P1 atas dan retraksi Ant. Atas

B. TP: modifikasi pertumbuhan, kamuflase atau bedah tgtg umur dan maloklusi

Page 20: 3 Kelainan Skeletal

INDIKASI PERAWATAN KAMUFLASE

• geligi permanen awal: telah melalui pubertal growth spurt,

• usia tidak memungkinkan modifikasi pertumbuhan dengan sukses

• skeletal klas II mild sampai moderate

• skeletal Klas III mild

• Gigi sudah teratur (exo hanya untuk koreksi anteroposterior bukan crowding

• Proporsi vertikal baik, tidak pendek ( skeletal d. b. ataupun long face (skeletal o.b)         

Page 21: 3 Kelainan Skeletal

KONTRA INDIKASI KAMUFLASE

• Severe skeletal Kl II

• Moderate atau Severe Kl III dengan diskrepansi skeletal Vertikal

• Severe protrusive and crowding of Insisors

(exo digunakan untuk pengaturan gigi)

• Masih mempunyai potensi pertumbuhan yang max

• Kelainan skeletal Klas III lebih dari mild bedah

Page 22: 3 Kelainan Skeletal
Page 23: 3 Kelainan Skeletal

• ESTHETHIC LIMITATION

Page 24: 3 Kelainan Skeletal
Page 25: 3 Kelainan Skeletal
Page 26: 3 Kelainan Skeletal

MODERATE and SEVERE KATEGORI untuk Kl III

• kamuflase jarang memuaskan bahkan

• estetik memburuk

• meski exo P dan digunakan EO force

• oklusi bisa baik, namun estetika wajah jarang berhasil, bahkan pada retraksi ringan sekalipun, karena dagu menjadi lebih prominen

Page 27: 3 Kelainan Skeletal

TP KL II dg DEFISIENSI MANDIBULA

Preadolesen • modifikasi pertumbuhan RB beserta dental

Adolesen/adult dg. Moderate case

1. Kamuflase:

• extraksi P,

• close space dengan

• retraksi gigi RA,

• gigi post. RB ke depan

2. Bedah

• adult dan severe case

Page 28: 3 Kelainan Skeletal
Page 29: 3 Kelainan Skeletal

Orthodontic Appliance Masa Pertumbuhan: :

Kl II skeletal:

• Defisiensi pertumbuhan mandibula: Aktivator

• Prognasi maxilla : Head Gear

• Kombinasi keduanya

Kl III skeletal:

1. Defisiensi maxilla:

a. + Kelainan Transversal : RPE/SPE

b. + vertico horisontal : Face Mask

2. Prognasi mandibula : Chin Cap

Page 30: 3 Kelainan Skeletal

Orthodontic Appliance

• Aktif:

– Removable Appliance

– Fixed Appliance

• Pasif:

– Removable Appliance: Activator dll

– Fixed Appliance: RPE

Page 31: 3 Kelainan Skeletal

Kl II skeletal + defisiensi mandibula

AKTIVATOR

2 efek:– Efek elastik kl II: menggerakkan seluruh

gigi bawah ke depan dan atas ke belakang

– Efek Head Gear: elastisitas jaringan lunak menimbulkan kekuatan yang menghambat pertumbuhan maxilla ke depan

Page 32: 3 Kelainan Skeletal
Page 33: 3 Kelainan Skeletal

HEAD GEAR

Page 34: 3 Kelainan Skeletal

MODIFIKASI PERTUMBUHAN

• Aktivator

Page 35: 3 Kelainan Skeletal

Aktivator

Efek fungsional:

1. Percepatan pertumbuhan mandibula

2. Menghambat pertumbuhan maxilla

3. Insisivus atas tipping ke belakang

4. Insisivus dan seluruh gigi mandibula tipping ke depan (efek elastik kl II)

5. Gigi tetap dapat erupsi (rotasi bidang oklusal)

Page 36: 3 Kelainan Skeletal

Aktivator

• Alat untuk modifikasi pertumbuhan, bila tidak ada pertumbuhan lagi, hanya berefek pada gigi (efek Kl II)

• Perawatan :2 – 3 tahun pre pubertal

Karena efek headgear/el. Kl II tidak bisa samasekali dihindari, perawatan harus:

– Maxilla normal atau hanya berlebihan ringan

– Tinggi wajah normal atau sedikit pendek (tidak panjang)

– Gigi I atas sedikit protrusif

– Posisi I bawah normal atau retrusif, tapi tidak protrusif

– Kooperatif

Page 37: 3 Kelainan Skeletal

Kl II skeletal + Prognasi maxilla

• Dibutuhkan hambatan pertumbuhan maxilla namun mandibula juga dapat tetap berkembang

»HEAD GEAR

Page 38: 3 Kelainan Skeletal

HEAD GEARHEAD GEAR

• Dapat diharapkan pergerakkan gigi ke vertikal maupun horisontal

• Dengan neck strap:– Mudah terjadi ekstrusi gigi molar tidak

menguntungkan mandibula tumbuh ke bawah dan ke belakang tidak dapat ke depan

– Dapat diatasi dengan Head Cap

Pemilihan melihat morfologi pasien

Page 39: 3 Kelainan Skeletal

INDIKASI PERAWATAN DENGAN KEKUATAN EXTRA ORAL

1. Maloklusi skeletal dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal berlebihan

2. Gigi maxilla protrusif

3. Gigi mandibula s dengan morfologi skeletal baik (karena alat tidak banyak mempengaruhi)

4. Tinggi muka normal atau sedikit berlebihan

5. Masih punya potensi pertumbuhan mandibula spontan

6. Kooperasi

Page 40: 3 Kelainan Skeletal

HEAD GEAR

Pemakaian:

• Tidak full time karena kekuatannya melawan gigi

– 12 sampai 16 jam setiap hari

– Efektif pada prepubertal growth spurt

Page 41: 3 Kelainan Skeletal

HEAD GEAR

Page 42: 3 Kelainan Skeletal

Kl III skeletal :

Defisiensi maxilla

– Defisiensi transversal

( dimensi vertikal dan horisontal hanya sedikit terpengaruh

– Defisiensi verticohorisontal

(dimensi transversal sdkt terpengaruh)

Page 43: 3 Kelainan Skeletal

DEFISIENSI TRANSVERSAL

• Kubah palatum sempit

• Perawatan:

1. Rapid palatal Expansion:0,5-1 mm/ hari

2. Slow expansion: 1mm/minggu

• Retensi 3-4 bulan

Page 44: 3 Kelainan Skeletal

DEFISIENSI TRANSVERSAL

Rapid palatal Expansion

– Mampu menghasilkan ekspansi 10 mm,

– 8 mm pembukaan sutura, 2 mm pergerakan gigi

– Namun dalam 4bulan pasca retainer:

Ekspansi gigi tetap 10 mm, ekspansi skeletal relaps 5mm

Page 45: 3 Kelainan Skeletal

DEFISIENSI TRANSVERSAL

• Slow expansion

– Dalam 10 minggu didapatkan 10 mm, dengan 5mm ekspansi skeletal dan 5 mm pergerakan gigi = net RPE, dengan respon fisiologis

– Pembukaan sutura terjadi pada pasien muda

– Usia adolesen hanya menekspansi gigi saja

Page 46: 3 Kelainan Skeletal

Indikasi ekspansi

• Ekspansi dengan pembukaan sutura:

– Terdapat Full Cusp crossbite dengan komponen skeletal

– Terdapat konstriksi dental dan skeletal awal

– Tidak ada preexisting dental expansion

– Tidak ada tendensi open bite

• wajah panjang dengan open bite:– dengan alat bonded expansion dengan bite blok

Page 47: 3 Kelainan Skeletal

DEFISIENSI VERTICOHORISONTAL

• Diperlukan reverse head gear /face mask untuk menstimulasi pertumbuhan sutura ke depan

• Mempunyai efek resiprokal dengan bawah: mendorong mandibula kebawah dan belakang

memperbaiki Kl III

• Usia muda

• Indikasi: – Gigi normal atau retrognatik (tidak protrusif)

– Dimensi vertikal wajah anterior normal atau pendek , tidak panjang

Page 48: 3 Kelainan Skeletal
Page 49: 3 Kelainan Skeletal

Perawatan

- Kekuatan Extra Oral:Chin Cup pada dagu

- Alat Fungsional: Construction Bite

- Cara kerja chin cup:1. Heavy Force

2. Lighter Force

 

Page 50: 3 Kelainan Skeletal

Cara kerja chin cup:

1. Heavy Force Kekuatan ditujukan langsung ke condylus mandibularis

2. Lighter Force

Kekuatan diorientasikan ke bawah condylus mandibulary,

Efek:

- dagu bebas berotasi ke bawah dan

belakang, gigi erupsi dan terjadi

pemanjangan wajah, penonjolan dagu

berkurang

Page 51: 3 Kelainan Skeletal

HEAVY FORCE LIGHTER FORCE

Page 52: 3 Kelainan Skeletal

Lighter Force:

• Ideal untuk pasien dengan tinggi vertikal rendah cukup efektif pada pasien dengan tinggi wajah excessive

Pemakaian Chincup:

• terdapat tendensi terjadinya tipping ke lingual gigi anterior mandibular ke lingual

• Menguntungkan bagi gigi bawah yang protrusif namun pada batas tertentu tendensi ini menyebabkan crowding

Page 53: 3 Kelainan Skeletal

Chin cup sebagai alat fungsional

• Alat fungsional = cara kerja chin cup kedua

• Tujuan : bite opening mandibula yang memfasilitasi pertumbuhan gigi

• Tidak ada alat fungsional yang dapat langsung menahan mandibula

 

Page 54: 3 Kelainan Skeletal
Page 55: 3 Kelainan Skeletal

Indikasi Chin cup dan alat fungsional

• Masalah skeletal ringan

Mandibula mampu mencapai anterior end to end atau mendekati

• Tinggi muka pendek

• Posisi gigi anterior norma atau protrusif tetapi tidak retrusif

PROGNASI MANDIBULA BERAT BEDAH

Page 56: 3 Kelainan Skeletal

KELAINAN VERTIKAL

OPEN BITE SKELETAL

• Pertumbuhan vertikal maxilla yang berlebihan: lebih banyak posterior dari anterior dibarengi dengan rotasi mandibula ke bawah dan belakang– Bila mandibula normal, seakan-akan mandibula

defisiensi : Kl I yang rotasi ke Kl II

– Bila mandibula besar: Kl III yang rotasi ke Kl I

– Bila mandibula kecil: Kl II yang rotasi ke Kl II yang lebih parah

Page 57: 3 Kelainan Skeletal

Open bite skeletal

• Kl II dengan tinggi muka panjang:

– Muka yang panjang, belum tentu karena kompensasi erupsi gigi atas dan bawah

kombinasi Head Gear + alat fungsional

Page 58: 3 Kelainan Skeletal

OPEN BITE SKELETAL • Pencabutan gigi ditujukan koreksi kelainan anteroposterior, bukan

vertikal atau transversal

• el. Kl II akan akan merotasi ke bawah dan kebelakang

• Memfasilitasi extrusi

• Komponen vertikal meningkat

• Kontra indikasi untuk Kl II skeletal dengan vertikal dimensi tinggi 

Page 59: 3 Kelainan Skeletal

Alat Aktif

• Removable appl.:

– Tipping

• Fixed appl.

– Tipping

– Bodily

– Torque

•Axis gigi

•Prognosis

Page 60: 3 Kelainan Skeletal

KESIMPULAN

– Data

– Analisis kelainan

– Usia

– Jenis perawatan

– Alat perawatan

Jangan lupa

Prognosis Penjelasan informed concent!!!

Page 61: 3 Kelainan Skeletal