16
MODUL 2 AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL BANK SYARIAH Dosen S A F I R A, SE. Ak. M.Si PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI Akuntansi Perbankan Syariah Safira SE,Ak,M.Si Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘12 0

32035-2-ewqewqewqe871496713318

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaeasdsadawerwwed

Citation preview

Page 1: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

MODUL 2AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SISTEM DAN OPERASIONAL BANK

SYARIAH

Dosen

S A F I R A, SE. Ak. M.Si

PROGRAM KELAS KARYAWAN

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2012

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘120

Page 2: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

SISTEM DAN OPERASIONAL BANK SYARIAH

1. Definisi, Asas dan Tujuan Bank Syariah

Dalam Pasal 1 Undang – undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah, disebutkan Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank terdiri

atas dua jenis , yaitu :

1. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara

konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional

dan Bank Perkreditan Rakyat.

2. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS)

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah

BUS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang

selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum

Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di

kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Terkait dengan asas operasional bank syariah, berdasarkan Pasal 2 UU No.

21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, disebutkan bahwa perbankan syariah

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘121

Page 3: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi

ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Terkait dengan tujuan bank syariah, pada Pasal 3 UU No. 21 Tahun 2008

tentang perbankan syariah, disebutkan bahwa perbankan syariah bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

2. Fungsi Bank Syariah

Berdasarkan Pasal 4 UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,

disebutkan bahwa fungsi bank syariah adalah : (1) Bank Syariah dan UUS wajib

menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. (2) Bank

Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi social dalam bentuk lembaga baitul

mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana

social lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. (3) Bank

Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang

dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak

pemberi wakaf (wakif).

Dalam beberapa literature perbankan syariah, dijelaskan bahwa bank syariah

memiliki 4 (empat) fungsi, yaitu sebagai berikut : (Yaya, Rizal, dkk, 2009)

a. Manajer Investasi

Yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad

mudharabah atau dengan bertindak sebagai agen investasi.

b. Investor

Yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang

dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai

dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang

disepakati antara pihak bank dan pemilik dan pemilik dana.

c. Jasa Keuangan

Dalam menjalankan fungsi ini, bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank

non-syariah yaitu sebagai penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran,

misalnya memberikan jasa kliring, transfer dan lain-lain, sepanjang tidak

bertentangn dengan prinsip syariah.

d. Fungsi Sosial

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘122

Page 4: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

Yaitu pengembangan fungsi sosial berupa pengelolaan dana ZIS (zakat, infaq,

shadaqah) serta pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

3. Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah beroperasi atas dasar prinsip bagi hasil (profit sharing), hal ini

merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam

secara keseluruhan.

Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan,

keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan

berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari

prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik antara lain sebagai berikut :

a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya,

b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money),

c. Konsep uang sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas,

d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif,

e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang,

f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

4. Transaksi Muamalah

Transaksi adalah kejadian ekonomi atau keuangan yang melibatkan paling

tidak dua pihak yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam

perserikatan usaha, pinjam meminjam, dan lain – lain atas dasar suka sama suka

ataupun dasar suatu ketetapn hukum atau syariat yang berlaku.

a. Penghimpunan dana

Sebagaimana pada bank konvensional, penghimpunan dana di bank umum

syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito sedangkan BPRS

hanya melayani tabungan dan deposito namun demikian mekanisme

operasional penghimpunan dana ini harus disesuaikan dengan prinsip

syariah. Prinsip operasional syariah yang telah diterapkan secara luas dalam

penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘123

Page 5: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

Prinsip Wadi’ah

Al-wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya baik

individu maupun bdan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan

saja si penitip menghendaki.

Pada pelaksanaannya, wadi’ah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wadi’ah

yad al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamana.

- Wadi’ah yad al-amanah

Pihak yang pertama menerima titipan tidak boleh menggunakan dan

memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak yang

memberikan titipan dapat membebankan biaya kepada penitip

sebagai biaya penitipan.

- Wadi’ah yad adh-dhamanah

Pihak yang pertama menerima titipan boleh menggunakan dan

memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan tanpa izin pemilik

barang atau uang dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau

kehilangan barang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang

diperoleh dalam penggunaan barang atau uang tersebut menjadi hak

penerima titpan, dalam hal ini bank sebagai penerima titipan dapat

memberikan insenstif berupa bonus kepada si penitip.

Prinsip Mudharabah

Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul

maal) dan pengelola dana (mudharib) dalam hal ini bank. Jika terjadi

kerugian maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.

Secara garis besar mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai

berikut :

- Mudharabah Muthalaqah

Penerapan mudharabah muhlaqah dapat berupa tabungan dan

deposito sehingga terdapt dua jenis penghimpunan dana yaitu :

tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan

prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan

dana yang dihimpun.

- Mudahrabah Muqayyadah

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘124

Page 6: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

Jenis ini merupakan simpanan khusus yang terikat, di mana pemilik

dana (shahibul maal) memberikan batasan atas dana yang

diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut

sesuai dengan batasan dan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan oleh shahibul maal.

b. Penyaluran dana

Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip

kehati-hatian. Sehubungan dengan hal ini bank diwajibkan untuk meneliti

secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas

pembiayaan yang sehat.

Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip ini meliputi Murabahah, Salam, dan Istishna’

- Bai’ Al-Murabahah

Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang

diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara tangguh.

Prinsip ini umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan

barang investasi.

- Bai’ As-Salam

Adalah pembelian barang untuk penghantaran yang ditangguhkan

dengan pembayaran di muka. Bank sebagai pembeli, dan nasabah

sebagai penjual. Dalam transaksi ini ada kepastian tentang kualitas,

harga dan waktu peyerahan. Prinsip ini biasanya diterapkan pada

pembiayaan berjangka pendek untuk produksi agribisnis atau industri

sejenis lainnya.

- Bai’ Istishna’

Prinsip ini menyerupai salam, namun pada prinsip ini pembayran

dapat di muka, dicicil atau di belakang. Istishna’ umumnya diterapkan

dalam pembiayaan manufaktur, industri kecil-menengah dan

kontruksi.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘125

Page 7: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

Prinsip Sewa (Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas

barang itu sendiri. Prinsip ini dilandasi dengan adanya pemindahan manfaat,

pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun

perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek

transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah

jasa. Dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease. Pada akhir masa

sewa, bank dapat menjual barang yang disewakannya kepda nasabah.

Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah wa iqtina / ijarah

muntahiyyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan).

Harga sewa dan jual disepakati pada awal perjanjian. Objek sewa harus

bermanfaat dan dibenarkan oleh syariah dan nilai dari manfaat dapat

diperhitungkan atau diukur.

Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Prinsip bagi hasil atau syirkah meliputi musyarakah, mudharabah muthlaqah,

dan mudharabah muqayyadah.

- Musyarakah

Adalah kerjasama dalam suatu uasaha oleh dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan

dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dalam perbankan musyarakah biasanya diaplikasikan untuk

pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama

menyediakan dana untuk mebiayai proyek tersebut. Modal disetor

dapat berupa barang perdagangan, uang, property, dan barang-

barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Semua modal

dicampur untuk dijadikan modal proyek dan dikelola bersama-sama.

Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan

usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘126

Page 8: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

- Mudharabah Muthlaqah

Kerjasama di mana shahibul maal memberikan dana 100% kepada

mudharib yang memiliki keahlian. Jumlah modal yang diserahkan

kapada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai,

dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam

uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas

tahapannya dan disepakati bersama.

- mudharabah muqayyadah

Pada dasarnya sama dengan mudharabah muthlaqah perbedaanya

terletak pada adanya pembatasan modal sesuai dengan permintaan

pemilik modal.

c. Produk Jasa

Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa, akad ini

dioperasionalkan denga pola sebagai berikut :

- Al-Hiwalah (alih hutang piutang)

Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang

wajib menanggungnya.

- Ar-Rahn (gadai)

Menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterimanya, barang yang ditahan tersebut memiliki

nilai ekonomis.

- Al-Qardh (pinjaman kebaikan)

Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta

kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan.

- Al-Wakalah (penyerahan)

Pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepda yang lain dalam hal-

hal yang diwakilkan.

- Al-Kafalah (jaminan)

Jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga

untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dalam

pengertian lain mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘127

Page 9: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai

peminjam.

4. Transaksi Ijtimai

Transaksi ijtimai atau kesejahteraan sosial merupakan salah satu fungsi yang

tidak terpisahkan dalam perbankan syariah. Dalam melakukan fungsi sosial tersebut

bank syariah/ Unit Usaha Syariah wajib membentuk satuan kerja yang mengelola

dana kebajikan. Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh bank syariah

dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen Zakat, Infak, shadaqah, dan

Wakaf (ZISWAF) dan instrumen dana kebajikan (qardhul hasan) (Yaya, Rizal, dkk,

2009).

Instrumen ZISWAF berfungsi untuk menghimpun ZISWAF dari masyarakat,

pegawai bank syariah serta bank syariah itu sendiri sebagai lembaga milik para

investor. Dana yang dihimpun melalui instrumen ZISWAF penyalurannya ditujukan

kepada orang yang berhak (mustahiq), yang terdiri dari 8 golongan, yaitu (1) Fakir,

(2) Miskin, (3) ’Amil (pengelola zakat), (4) Mualaf (orang yang baru masuk Islam), (5)

Hamba Sahaya, (6) Gharimin (orang yang banyak hutangnya), (7) Sabilillah, dan (8)

Ibnu Sabil (Yaya, Rizal, dkk, 2009).

Instrumen dana kebajikan (qardhul hasan) berfungsi menghimpun dana dari

penerimaan yang tidak memenuhi kriteria halal serta dana infak dan sedekah yang

tidak ditentukan peruntukannya secara spesifik oleh pemberi. Dana kebajikan

disalurkan antara lain dalam bentuk santunan (grant) ataupun pinjaman kebajikan

(Qardhul Hasan) dan lain – lain yang berkaitan dengan pemenuhan fungsi sosial

bank syariah (Yaya, Rizal, dkk, 2009).

Ringkasan Produk Bank Syariah (Siamat, Dahlan, 2004) :

a. Penghimpunan Dana

No. PRODUK/JASA PRINSIP SYARIAH

1. Giro wadi’ah yad adh-dhamana

2. Tabungan wadi’ah yad adh-dhamana dan Mudharabah

3. Deposito Mudharabah

4. Simpanan Khusus Mudharabah Muqayyadah

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘128

Page 10: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

b. Penyaluran Dana dan Jasa Perbankan

No. PRODUK/JASA PRINSIP SYARIAH

1. Dana Talangan Qardh

2. Penyertaan Musyarakah

3. Sewa Beli Ijarah Muntahiyah Bittamlik (Ijarah Wa Iqtina)

4. Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah

5. Pembiayaan Proyek Mudharabah atau Musyarakah

6. Pembiayaan Sektor

pertanian

Bai As Salam

7. Pembiayaan untuk akuisisi aset

Ijarah Muntahiyah Bittamlik

8. Pembiayaan Ekspor Mudharabah, Musyarakah, atau Murabahah

9. Anjak Piutang Hiwalah

10. Letter of Credit L/C Wakalah

11. Garansi Bank Kafalah

12. Inkaso, Transfer Wakalah dan Hawalah

13. Pinjaman Sosial Qardhul Hasan

14. Surat Berharga Mudharabah, Qardh, Bai’ Al Dayn

15. Safe Deposit Box Wadi’ah Amanah

16. Jual Beli Valas Sharf

17. Gadai Rahn

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘129

Page 11: 32035-2-ewqewqewqe871496713318

Referensi :

Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.

Antonio, Muhammad Syafi’i , 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema

Insani, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006, Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE –

Usakti, Jakarta.

Yusuf, Muhammad dan Muhammad Syafi’i Antonio, 2006, Pengantar Ilmu

Ekonomi dan Perbankan Syariah, Ganeca Press, Jakarta.

Siamat, Dahlan, 2004, Manajemen Lembaga Keuangan , Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Yaya, Rizal, dkk, 2009, Akuntansi perbankan syariah Teori dan Praktik

Kontemporer, 2009, Salemba Empat, Jakarta.

http://www.bi.go.id

Akuntansi Perbankan SyariahSafira SE,Ak,M.Si

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘1210