23
5/20/2018 (333679636)200696293-Mammae-Aberans.docx-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/333679636-200696293-mammae-aberansdocx 1/23 1 BAB I LAPORAN KASUS 2.1. Identifikasi   Nama : Ny. F Jenis kelamin : Perempuan Usia : 27 tahun Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Status : Sudah menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Dipo RT 11 RW 03 Tanggal masuk : 01 Desember 2012 Tanggal pemeriksaan : 02 Desember 2012 2.2. Anamnesis Keluhan Utama: Terdapat benjolan yang menyerupai payudara di bawah ketiak kanan, sejak ± 1 tahun yang lalu. Riwayat Perjalanan Penyakit: Sejak ± 1 tahun SMRS, penderita mengaku teraba benjolan di bawah ketiak kanan sebesar telur puyuh, benjolan dapat digerakkan, nyeri (-), merah (-),. Sejak ± 8 bulan SMRS, penderita mengaku muncul benjolan kecil yang menyerupai puting di atas benjolan yang sebelumnya, nyeri (-), merah (-), mengeluarkan cairan (-). Sejak ± 1 bulan SMRS penderita mengaku benjolan semakin membesar, nyeri (+), merah (-), mengeluarkan cairan (-). Penderita mengeluhkan benjolan terasa semakin kencang dan nyeri menjelang mensturasi

(333679636) 200696293-Mammae-Aberans.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

LAPORAN KASUS

2.1.Identifikasi

Nama: Ny. F

Jenis kelamin: Perempuan

Usia: 27 tahun

Kebangsaan: Indonesia

Agama: Islam

Status: Sudah menikah

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Alamat: Jl. Dipo RT 11 RW 03

Tanggal masuk: 01 Desember 2012

Tanggal pemeriksaan : 02 Desember 2012

2.2. Anamnesis

Keluhan Utama:

Terdapat benjolan yang menyerupai payudara di bawah ketiak kanan, sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit:

Sejak 1 tahun SMRS, penderita mengaku teraba benjolan di bawah ketiak kanan sebesar telur puyuh, benjolan dapat digerakkan, nyeri (-), merah (-),.Sejak 8 bulan SMRS, penderita mengaku muncul benjolan kecil yang menyerupai puting di atas benjolan yang sebelumnya, nyeri (-), merah (-), mengeluarkan cairan (-).Sejak 1 bulan SMRS penderita mengaku benjolan semakin membesar, nyeri (+), merah (-), mengeluarkan cairan (-).Penderita mengeluhkan benjolan terasa semakin kencang dan nyeri menjelang mensturasi

22

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal oleh penderita. Riwayat hipertensi dalam kehamilan ada.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga:

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal oleh penderita.

2.3. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

- Kesadaran : composmentis

- Tekanan darah : 160/100 mmHg

- Nadi : 87 x/menit

- Pernapasan : 21 x/menit

- Suhu : 36,7 0C

- Kulit : ikterik (-), sianosis (-)

- Kepala :

Normocephali, rambut hitam dan tidak mudah rontok, sudut nasolabialis simetris.a. Mata : edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+),b. Hidung : sekret (-/-), napas cuping hidung (-/-)

c. Mulut dan Tenggorokkan : mukosa bibir anemis (-), sianosis (-), lidah kotor (-), papil atrophi (-), tonsil T1/T1, faring hipermis (-)d. Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), gangguan pendengaran (-/-)

- Leher :

Inspeksi : simetris, massa (-)

Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-) JVP : 5-2 cmH2O

- Thorax :

Simetris, gerak napas tertinggal (-/-), pektus ekskavatum (-)

Pulmo :

a. Inspeksi : sela iga melebar (-/-), otot bantuan napas (-/-)

b. Palpasi : vokal fremitus hemitoraks dextra = sinistra c. Perkusi : sonor, batas paru-hepar ICS VId. Auskutasi : vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

Cor :

a. Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

b. Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea mid clavicula sinistra c. Perkusi : batas atas : ICS IIbatas kanan : linea parasternalis dextra

batas kiri : ICS V linea mid aksilaris anterior sinistra

d. Auskultasi : S1/S2 (+) reguler, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen

Inspeksi : datar, lemas, massa (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-), hepar-lien tidak teraba

Perkusi : timpani, nyeri ketok (-) Auskultasi : bising usus (+) normal

- Ekstremitas

a. Superior : akral hangat, edema (-/-) sianosis (-/-), CRT < 2 detik

b. Inferior : akral hangat, edema (-/-), pitting edema (-/-), sianosis (-/-), CRT < 2 detik

Status Lokalis:

a. Regio Axillaris Dextra

Inspeksi : ukuran 9 x 8 cm, sewarna kulit, permukaan rata, terdapat benjolan kecil seperti putting di atas benjolan dengan ukuran sekitar 0,5 x 0,5 cm, retraksi (-), edema (-), discharge (-)Palpasi : konsistensi kenyal, batas tegas, mobile, nyeri tekan (-)

1.5. Diagnosis Kerja

Mamma Aberrans

1.6. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

- IVFD RL gtt XX/mnt

- Kaptopril 2 x 25 mg tab

- Diazepam 2 x 2 g

b. Tindakan operasi

Ekstirpasi jaringan mamma.

c. Rencana post operasi

- Biopsi Jaringan mamma

-Kontrol 3 hari pasca operasi untuk mengetahui kemungkinan terjadi penyulit.1.7. Prognosis

Quo ad vitam : bonam.Quo ad functionam : dubia.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1. Embriologi dan Anatomi Mamma

a.Embriologi

Pada minggu ke lima atau enam embrional kehamilan, terdapat dua ventral band dari penebalan ektoderm (mammary ridges, milk lines). Pada mammalia, penebalan ini terbentang bilateral dari axila ke vulva.Pada minggu kesembilan, milk lines ini menjadi atrofi, kecuali di daerah pectoralis dan mulai tampak tunas putting susu (primordium payudara). Pada minggu ke dua belas tunas putting susu diinvasi oleh epitel skuamosa ektodermis. Pada bulan ke lima, jaringan ikat mesenkim menginfiltrasi primordium payudara dan berdiferensiasi menjadi l5 sampai20 filamen padat yang terdistribusi simetris dibawah kulit tunas puting susu. Ductulus mamma berkembang sebagai pertumbuhan ke dalam ventral dari sisa embriologi ini, yang terbagi ke dalam duktus susu primer dan berakhir dalam tunas lobulus. Tunas putting susu akan terbuka dan membentukmammary pit;yang selanjutnya akan terelevasi dan membentuk puting susu.1

mammary bridges (1. mulai tampak primordium payudara, 2. invasi oleh epitel skuamosa ektodermis, 3. jaringan ikat mesenkim menginfiltrasi primordium payudara dan berdiferensiasi menjadi l5 sampai 20 filamen padat, 4.Ductulus mamma berkembang sebagai pertumbuhan ke dalam ventral)

Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar :

- superior : iga II atau III

- inferior : iga VI atau VII

- medial : pinggir sternum

- lateral : garis aksilaris anterior / linea mid axillae

2. Batas-batas payudara yang sesungguhnya :

- superior : hampir sampai ke klavikula

- medial : garis tengah

- lateral : m. latissimus dorsi

Sekitar 2/3 bagian payudara terletak pada m. pektoralis mayor, dan 1/3 nya pada m. latissimus dorsi. Pada sekitar 95% wanita, terdapat perpanjangan batas kuadran lateral atas payudara sampai ke axilla, yaitu axillary tail of spence. Pada daerah ini jaringan payudara memasuki suatu rongga pada fascia axillaris yang disebut Foramen of Langer; sehingga payudara pada daerah ini terletak dibawah fascia axillaris, dan bukan superfisial dari fascia axillaris.

Struktur Payudara

Payudara terdiri dari berbagai struktur :

- parenkim epitelial

- lemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran getah bening

- otot dan fascia

Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15 20 lobus, yang masing- masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya, dan bermuara pada putting susu. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10 100 asini grup. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mamma.Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper. Ligamentum suspensory Cooper ini bekerja sebagai jaringan penunjang yang kuat diantara lobus dan parenkim, dan diantara dermis kulit dengan bagian dalam fascia pektoralis superfisilais.Pada invasi keganasan, bagian ligamen ini dapat terkontraksi, membentuk fiksasi dan retraksi kulit.

Papilla mammae dan areola mammae

Epidermis pada puting susu dan areola adalah berpigmen; yang dilapisi keratinisasi dari epitel stratified aquamous. Pada pubertas, puting semakin berpigmen dan menonjol.Terdapat kumpulan serabut otot polos yang radier dan sirkumferensial, serta longitudinal pada daerah duktus laktiferus.Pada daerah areola terdapat kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar areola asesorius. Kelenjar asesori ini membentuk penonjolan-penonjolan kecil pada permukaan areola yang disebut glandula areola Montgomery tuberclesPada puncak puting terdapat banyak akhiran sel-sel saraf dan Meissners

Corpuscles pada dermis puting. Areola mengandung sedikit sitruktur ini.

Parenkim mamma

Ligamentum CooperPada keadaan normal, komponen glandular tampak renggang; mengandung banyak elemen duktus. Pada awal siklus menstruasi, duktulus tampak seperti tali dengan lumen yang sempit. Pada saat ovulasi, dengan stimulasi estrogen, lumen membesar, dan terdapat penumpukan sekresi kelenjar; sehingga cairan dan lemak tertimbun di jaringan penunjang. Jika proses stimulasi ini berhenti, komponen glandular ini akan kembali regresi.

Vaskularisasi Payudara

1. ArteriPayudara mendapat pendarahan terutama dari dua sumber utama, yaitu cabang-cabang perforantes anterior arteri mamaria interna dan arteri thorakalis lateralis:

a. Cabang-cabang perforantes a. Mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari a. Mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesuai, menembus m. Pertoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.b. Cabang-cabang dari a. Axillaris:

Rami pectoralis a. Thorako-akromialisArteri ini berjalan turun diantara m. Pektoralis minor dan m. Pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. Pektoralis mayor. Setelah menembus m. Pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface).

Arteri thorakalis lateralis (a. Mammaria eksterna)Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. Pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara

Arteri thorako-dorsalisPembuluh darah ini merupakan cabang dari a. Subskapularis. Arteri ini mendarahi m. Latissimus dorsi dan m. Serratus magnus. Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya. Karena pada tindakan

radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angle.

2. Vena

Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :a. Cabang-cabang perforantes V. Mammaria interna

Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. Mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. Innominata.b. Cabang-cabang v. Aksilaris yang terdiri dari v. Thorako-akromialis, v.

Thorakalis lateralis dan v. Thorako dorsalis

c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. Interkostalis.

Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada v. Azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru).

PersarafanPersarafan kulit payudara bersifat segmental dan berasal dari segmen dermatom T2 sampai T6. Sela iga pertama terutama dipersarafi oleh saraf ke musculus subclavius. Segmen dermatom area ini bisa didenervasi total atau sebagian setelah elevasi flap kulit untuk mastektomi radikal atau modifikasi. Dengan pemotongan flap kulit dalam axilla, maka suatu cabang utama nervus intercostobrachiales bisa dikenali dan dikorbankan. Saraf ini terutama terdiri dari serabut dari cabang cutaneus lateralis nervi intercostales kedua dan ketiga serta berjalan tegak lurus dan anterior terhadap musculus latissimus dorsi.

Nervus thoracodorsalisNervus thoracodorsalis terdapat pada m. Subscapularis, mempersarafi m. Latissimus dorsi dan muncul dari fasciculus posterior plexus branchialis (C5, C6, dan C7). Ia lewat di belakang fasciculus medialis dan pembuluh axillaries untuk berjalan lateral terhadap nervus thoracicus longus dan memasuki batas anterior musculus latissimus dorsi.

Bila terpotong, rotasi interna dan abduksi akan melemah, walaupun tidak mengakibatkan deformitas. Gangguan fungsionalnya adalah oposisi kuat lengan

atas ke dinding dada lateral, terutama bila penderita perlu membawa sesuatu yang dijepit diantara lengan atas dan dinding dadanya.

Nervus thoracalis longusNervus thoracalis longus terdapat pada m. Serratus anterior mempersarafinya. Cedera pada nervus ini menyebabkan morbiditas fungsional yang jauh lebih besar akibat kelemahan bahu dan menimbulkan deformitaswinged scapula

Nervus pectoralis lateralisNervus pectoralis lateralis berasal dari fasciculus lateral plexus branchialis untuk mempersarafi m. Pectoralis mayor dan minor. Saraf ini berjalan medial terhadap m. Pectoralis minor dan harus dilindungi sewaktu melakukan modifikasi mastektomi radikal untuk mencegah atrofi musculus pectoralis mayor.

Nervus pectoralis medialisDalam pembedahan, nervus pectoralis medialis yang berasal dari fasciculus medialis plexus brachialis, berjalan lateral terhadap musculus pectoralis minor dan mensarafi musculus pectoralis mayor dan minor. Saraf ini biasanya dikorbankan sewaktu membuang musculus pectoralis minor sebagai bagian modifikasi mastektomi radikal. Jika nervus pestoralis lateralis dilindungi, maka musculus pectoralis major tidak akan atrofi dan setelah operasi bentuk dinding dada akan sesuai dengan m. Pectoralis mayor dan tidak dengan sangkar iga.

Sistem Limfatik PayudaraPengaliran pembuluh limfatik terutama bersifat unidireksional (searah), kecuali di daerah subareolar dan daerah sentral payudara, atau pada keadaan dimana terjadinya obstruksi limfatik menyebabkan terjadinya aliran balik bidireksional. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh limfe tidak berkatup; sehingga aliran balik ini memungkinkan terjadinya metastasis.

Pengaliran limfatik dibagi 3 bagian:

1. Drainase Kulit

Mengalirkan pembuluh limfe dari kulit sekitarnya, dan tidak termasuk areola dan papilla. Terdapat komunikasi antara pembuluh dermis dengan pembuluh dermis pada payudara kontralateral, sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran tumor ke KGB dan payudara kontralateral

2. Drainase Areolar

Yaitu pleksus subareolar dari Sappey; selanjutnya akan bergabung dengan

KGB aksilla.

3. Drainase Aksiler

Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksila :

1. KGB mammaria eksterna. Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. Pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksila. Grup ini dibagi dalam dua kelompok :-Kelompok superior. Kelompok KGB ini terletak setinggi interkostal II-III- Kelompok imferior. Kelompok KGB ini terletak setinggi

interkostal IV-V-VI

2. KGB Skapula

KGB terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-dorsalis, mulai dari percabangan v. Aksilaris menjadi v. Subskapuralis, sampai ke tempat masuknya v. Thorako-dorsalis ke dalam m. Latissimus dorsi.

3. KGB sentral (central nodes)

KGB ini terletak di dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superficial, di bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang. KGB ini adalah kelenjar yang relatif paling mudah diraba. Dan merupakan kelenjar aksila yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.

4. KGB interpektoral (Rotters nodes)

KGB ini terletak diantara m. Pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. Thorako-akromialis. Jumlah satu sampai empat.

5. KGB v. Aksilaris

Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. Aksilaris bagian lateral, mulai dari white tendon m. Latissimus dorsi sampai ke sedikit medial dari percabangan v. Aksilaris v. Thorako-akromialis

6. KGB subklavikula

Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. Aksilaris, mulai dari sedikit medial percabangan v. Aksilaris v. Thorako-akromialis sampai di mana v. Aksilaris menghilang di bawah tendo m. Subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksila yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksila masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh KGB aksila ini terletak di bawah fasia kostokorakoid

Level I

Kelompok kelenjar ini kemudian dibagi lagi dalam 3 level atau tingkat, berdasarkan hubungannya dengan m. Pectoralis minor.Terletak lateral / dibawah batas bawah m. Pectoralis minor. Termasuk: KGB mamaria eksterna- KGB vena aksilaris

- KGB grup scapular

Level II

Terletak didalam (deep) atau dibelakang dari m. Pectoralis minor; yaitu grup sentral.b. Level IIITerletak medial atau diatas dari batas atas m. Pectoralis mino; yaitu grup subclavicular.

2. Definisi Mamma AberransMamma aberrans adalah terdapatnya payudara atau papillae mamma yang lebih dari dua. Letaknya pada garis susu dari axilla sampai ke inguinal tapi kebanyakan di axilla.

3.3. Etiologi dan Epidemiologi Mamma Aberrans

Downer menemukan dari kepustakaan 430 kasus. Menurut Haagensen insidensi anomali ini 1-2 % pada wanita kulit putih. Tetapi penduduk Asia agaknya lebih banyak. Iwai menemukan 1,88 % pada pria dan 5,19 % pada wanita. Taheya menemukan 3,8 % pada pria Tionghoa.Menurut Haagensen mamma aberrans ditemukan 2 kali lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki, yang ditemukan di Bandung hampir selalu wanita.Anomalis tersebut ada hubungannya dengan keturunan. Terdapat pada keluarga - keluarga tertentu.

3.4. Patofisiologi Mamma Aberrans

Pada minggu ke lima atau enam embrional kehamilan, terdapat dua ventral band dari penebalan ektoderm (mammary ridges, milk lines). Pada mammalia, penebalan ini terbentang bilateral dari axila ke vulva.Pada minggu kesembilan, mammary ridges ini menjadi atrofi, kecuali di daerah pectoralis. Disepanjang milk lines terdapat rudimen multipel untuk perkembangan payudara dikemudian hari. Rudimen multiple tersebut akan berkembang dikemudian hari jika terdapat pengaruh hormonal baik pada masa pubertas ataupun kehamilan. Hasil kegagalan regresi mammary ridges pada mamma aberrans memiliki berbagai tingkat ekspresi klinis termasuk jaringan payudara dengan puting tanpa memiliki areola, jaringan kelenjar dengan areola tapi tanpa puting, atau hanya dengan jaringan payudara bukan merupakan areola atau nipple.Terjadinya jaringan payudara menyimpang yang paling sering terjadi di kawasan aksila.

3.5. Klasifikasi Mamma Aberrans

Mamma aberrans memiliki beberapa bentuk dan telah diklasifikasikan oleh Kajava sebagai berikut :a. payudara lengkap dengan puting, areola, dan jaringan kelenjar,

b. jaringan payudara tanpa areola tapi dengan puting dan jaringan kelenjar,

c. payudara tanpa puting tapi dengan jaringan areola dan kelenjar,

d. payudara tanpa puting atau areola,

e. pseudomamma dengan puting dan areola tapi tanpa kelenjar jaringan

(jaringan payudara digantikan oleh lemak),

f. polythelia (Adanya puting saja);

g. polythelia areolaris (keberadaan dari areola saja),

h. polythelia pilosa (kehadiran hanya sepetak rambut)

3.7. Manifestasi Klinis Mamma Aberrans

Ectopic breast tissue mungkin muncul sebagai sesuatu dari jaringan subkutan dan memiliki fungsi penuh. Secara histologi, supernumerary breast mungkin memiliki sistem duktal yang terorganisir pada kulit eksternal, sedangkan ectopic breast tissue sendiri tidak memiliki perkembangan duktus tersebut dan tidak terhubung ke payudara ipsilateral. Jaringan ini mengikuti kontrol hormon normal dan dapat menjadi klinis yang jelas saat perempuan memasuki masa puber atau selama kehamilan. Payudara ektopik dengan kompleks areolar lengkap akan berfungsi sebagai payudara normal, termasuk menyusui. Gejala pada jaringan payudara aksila dilaporkan memburuk dengan kehamilan berikutnya, menyebabkan rasa sakit meningkat dan iritasi lokal. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa jaringan mungkin tanpa gejala.Polythelia dihubungkan dengan kelainan pada saluran kemih. Kelainan ginjal tersebut termasuk kegagalan pembentukan ginjal dan karsinoma ginjal. Hubungan polythelia dan anomali ginjal tidak begitu kuat tetapi sangat didukung oleh beberapa studi. Sebuah studi dari Israel melaporkan 40% dari anak-anak dengan polythelia memiliki anomali ginjal obstruktif atau duplikasi dari sistem ekskretoris. Kehadiran puting ekstra pada anak-anak harus meningkatkan kecurigaan klinisi anomali ginjal.Umumnya, mamma aberrans terjadi secara sporadis, tetapi kasus- kasus familial dilaporkan. Dalam keluarga, mamma aberrans dapat dilihat pada saudara kandung. Toumbis-Ioannou dan Cohen menggambarkan seorang wanita dengan sisi kiri polythelia dan ginjal kanan ektopik. Kakaknya memiliki sisi kiri polythelia, dan kakaknya memiliki payudara supernumerary lengkap di sisi kirinya.

3.8. Diagnosis Klinis Mamma Aberrans

Untuk mendiagnosis suatu benjolan / massa, baik itu yang terdapat di regio aksilaris ataupun regio mammaria, ada beberapa hal yang harus kita pikirkan. Apakah benjolan merupakan suatu anomali, tumor jinak, keganasan atau merupakan suatu infeksi baik itu spesifik maupun non spesifik. Hal tersebut dapat kita bedakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan.Untuk suatu benjolan atau massa apapun, diagnosis jaringan diperlukan. Diagnosis dini karsinoma pada mamma aberrans memerlukan diagnosis jaringan awal karena diagnosis klinis tidak dapat diandalkan. Jika ditemani oleh kompleks puting-areolar, massa mungkin tidak salah didiagnosis sebagai lipoma, kelenjar getah bening, kista sebasea, atau suppurativa hidradenitis. Mamma aberrans berisiko untuk menjadi jinak ataupun ganas. Diagnosa dilaporkan termasuk penyakit fibrokistik, mastitis, fibroadenoma, hiperplasia atipikal, dan karsinoma. Penyakit keganasan yang paling sering dilaporkan adalah infiltrating ductal carcinoma (79%), diikuti oleh meduler dan karsinoma lobular (9,5%).Satu studi tentang mamma aberrans didiagnosis dengan aspirasi jarum halus hanya ditemukan 2 kasus kemungkinan kanker dari 69 kasus, dan sebuah studi terpisah dari jaringan payudara aksilaris menyimpang dihapus untuk tujuan kosmetik menemukan kanker tidak ada dalam 28 kasus.

3.9. Penatalaksanaan Mamma Aberrans

Mamma aberrans untuk sebagian besar kasus hadir sebagai masalah kosmetik dan mungkin pembedahan. Mereka juga dapat dibuang ketika menyebabkan ketidaknyamanan karena terasa mengganjal , menseksresikan cairan susu atau bahkan adanya kekuatiran bila terjadi karsinoma yang tidak mudah diketahui . Dalam kasus mamma aberrans ektirpasi yang direkomendasikan.Operasi tersebut harus dilakukan dengan tenang dan sebaliknya dengan narkose agar yang dianggap benar-benar jaringan kelenjar payudara yang dimaksud, bukan jaringan lemak subkutan.

3.10. Komplikasi Mamma Aberrans

Seperti disebutkan, jaringan mamma aberrans dapat menjalani perubahan patologis yang sama seperti payudara normal. Kasus mamma aberrans dengan perubahan kistik jinak, tumor jinak (adenoma dan fibroadenoma), dan karsinoma telah dilaporkan. Ketika massa terletak di sepanjang milk lines, kemungkinan adanya jaringan payudara harus dipertimbangkan. Massa tersebut, misalnya di ketiak, mungkin pada pemeriksaan awal keliru untuk kelenjar getah bening yang membesar. Sejumlah kasus kanker payudara yang timbul pada jaringan payudara ektopik telah dilaporkan. Kasus tersebut dapat menyajikan sebuah tantangan untuk kedua dokter dan ahli patologi dalam membuat diagnosis yang benar