3SK3 SIG NTT Fenty Dian Aryanti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Informasi Geografis

Citation preview

Fenty Dian Aryanti3SK3/12.7145Analisis dan Pembahasan Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010.

Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang terletak di 8 - 12 Lintang Selatan dan 118 - 125 Bujur Timur, tepatnya di kepulauan Negara Indonesia bagian selatan. Luas daratan provinsi ini adalah 47.350,00 km2 yang terdiri atas 1192 pulau. Dengan jumlah pulau yang cukup banyak tersebut, pulau yang berpenghuni hanya 43 pulau. Jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 4.963.967 jiwa, sementara itu kepadatan penduduknya ialah 105 jiwa/km2. Daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri atas pegunungan, perbukitan kapur, dan dataran rendah. Di beberapa pulau juga terdapat savana (padang rumput) seluas 613 ribu hektar yang digunakan untuk menggembalakan ternak. Kota Kupang merupakan ibukota provinsi dari Nusa Tenggara Timur dan satu satunya kota yang dimiliki oleh provinsi tersebut. Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan kota dan provinsi di NTT sehingga tidak heran jika kepadatan penduduknya paling tinggi di antara wilayah administratif lainnya yang setingkat yaitu sebesar 2296 jiwa/km2. Bersama sama dengan Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Timor Tengah Utara, kota ini berada pada Pulau Timor yang berbatasan dengan Negara Timor Timur yang dulunya merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum menyatakan kemerdekaannya pada tahun 2002.Penduduk di Nusa Tenggara Timur lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat tercermin dari rasio jenis kelamin provinsi yaitu 98 dimana terdapat 98 penduduk laki laki per 100 penduduk perempuan. Namun jika dilihat berdasarkan kabupaten, akan ditemukan fakta fakta menarik. Pulau pulau di bagian utara provinsi ini rasio jenis kelaminnya sejalan dengan angka rasio jenis kelamin provinsinya, namun untuk kabupaten/kota di sebelah selatan penduduknya didominasi oleh laki laki. Rasio jenis kelamin lebih dari 100 berada pada kabupaten kabupaten di Pulau Sumba, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Kupang, dan Kota Kupang. Hal ini dikarenakan akses lapangan pekerjaan yang tersedia terdapat di Kota Kupang dan kabupaten yang berada disekitarnya, sehingga menarik minat penduduk laki laki untuk mencari nafkah di wilayah tersebut. Hal ini juga didukung dengan banyaknya penduduk perempuan dari kabupaten kabupaten tersebut yang bekerja sebagai TKI di Malaysia, Hongkong, dan Singapura. Tingginya rasio jenis kelamin di pulau Sumba (lebih dari 100) disebabkan oleh potensi wilayahnya yang terdapat lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan pertambangan yang menarik minat penduduk dari kabupaten/kota lain untuk melakukan migrasi ke pulau Sumba dimana migran tersebut didominasi oleh laki laki. Pulau Sumba merupakan daerah tujuan transmigrasi di provinsi Nusa Tenggara Timur.Jumlah penduduk usia muda (0 14 tahun) di NTT cukup besar jumlahnya dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,07% pada tahun 2010. Dengan fenomena tersebut, angka ketergantungan kabupaten kabupaten di NTT melebihi 60% dimana sejumlah lebih dari enam puluh penduduk usia non produktif ditanggung oleh seratus penduduk usia produktif. Sementara itu, angka ketergantungan di Kota Kupang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten kabupaten lainnya, yaitu berada pada rentang 40 60%. Hal ini dikarenakan Kota Kupang yang merupakan pusat pemerintahan yang menyediakan akses berbagai fasilitas dan sarana penunjang kehidupan sehingga banyak dihuni oleh penduduk usia produktif. Di Kota Kupang juga terdapat kawasan industri, pusat perdagangan, pergudangan, pertambangan, dan pariwisata yang dapat menjadi faktor penarik penduduk usia produktif untuk pindah dan menetap di kota tersebut. Sehingga tidak heran jika rasio ketergantungan di Kota Kupang merupakan yang terendah di antara wilayah kabupaten lainnya.Hampir semua wilayah kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur memiliki rata rata jumlah anggota rumahtangga yang sama yaitu empat sampai lima orang. Namun hal yang berbeda terjadi pada Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Barat, dan Kabupaten Sumba Tengah dimana rata rata jumlah anggota rumah tangganya lebih dari lima orang.Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat yang diresmikan pada tahun 2007. Hal ini menyebabkan karakteristik penduduk antara ketiga kabupaten tersebut tidak jauh berbeda saat dilakukan pendataan pada Sensus Penduduk 2010. Kabupaten Sumba Barat masih banyak terdapat suku terasing dimana penduduknya masih memegang teguh adat istiadat setempat diantaranya adalah Suku Gaura, Suku Balikeda, dan Suku Lenang. Kehidupan masyarakat di kabupaten ini dapat dikatakan masih tradisional dilihat dari cara penduduknya yang sebagian besar bekerja sebagai petani masih mengandalkan hewan ternak untuk membajak sawahnya. Di wilayah ini banyak terdapat makam makam nenek moyang penduduknya serta bangunan bangunan yang berasal dari zaman Megalitikum.Berbeda dengan tiga kabupaten lainnya yang berada dalam satu pulau di Pulau Sumba, Kabupaten Sumba Timur memiliki rata rata jumlah anggota rumah tangga sebesar empat sampai lima orang. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat perekonomian yang cukup maju di wilayah ini karena didukung dengan pengembangan industri rumah tangga, pertanian, dan pariwisata. Kabupaten Sumba Timur juga banyak didiami oleh penduduk yang berasal dari Suku Jawa, Suku Tionghoa, Suku Arab, dan Suku Bugis yang secara tidak langsung mengindikasikan keterbukaan suku asli penduduknya terhadap suku lain.Tidak berbeda jauh dengan Kabupaten Sumba Barat dan daerah pemekarannya, penduduk Kabupaten Ngada juga masih menjunjung adat istiadat setempat. Ada tiga suku besar yang mendiami wilayah ini, yaitu Suku Nagekeo, Suku Bajawa, dan Suku Riung. Kehidupan masyarakatnya yang masih sangat tradisional menyebabkan wilayah ini menarik banyak wisatawan asing untuk melakukan kunjungan karena tertarik dengan kebudayaanya. Bahkan UNESCO memasukkan Kabupaten Ngada sebagai World Heritage Tentative List pada tahun 1995. Meskipun demikian, Kabupaten Ngada masih termasuk dalam daerah paling miskin di Indonesia. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Ngada berprofesi sebagai nelayan yang kebanyakan tingkat pendidikannya masih rendah. Sebenarnya wilayah kabupaten ini memiliki potensi yang bagus pada subsektor perkebunan dan pertambangan, namun masih dapat belum dikelola dengan baik oleh sumber daya manusia yang ada.Kabupaten Nagekeo merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Ngada yang diresmikan pada tahun 2007. Karakteristik penduduknya pun tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Ngada saat pendataan Sensus Penduduk 2010. Hal ini terlihat dari rata rata jumlah anggota rumah tangga di kedua kabupaten tersebut lebih dari lima orang yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten kabupaten lain di sebelah utara Provinsi Nusa Tenggar Timur.