2
Pikiran Rakyat o Se/asa 0 Rabu Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu 45678 & 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 13 14 15 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov Des Mengenal Pengobatan untuk HIV-AIDS 11 NGKAPAN "AIDSbelum ada obatnya" begitu melekat di kalangan masyarakat luas se- hingga HIV yang menjadi penyebab AIDS menjadi virus yang begitu menakutkan. Masyarakat awam menganggap mereka yang mengidap HIV, hanya tinggal menghi- tung hari menunggu ajal menjemput. Sebe- narnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. HIV (Human Immunodeficiency Virus) me- mang merupakan virus yang dapat merusak sistem pertabanan tubuh, mengbancurkan sel kekebalan tubuh (limfosit-T/CD4) yang berperan melawan penyakit. Seseorang yang mengidap HIV, kemam- puan tubuhnya mempertahankan-diri dari serangan penyakit menjadi berkurang. Walaupun demikian, seorang pengidap HIV belum tentu AIDS. Dengan pengobatan yang teratur, tepat dan selalu terpantau, seseo- rang pengidap HIV bisa tetap hidup normal dan terjaga tidak sampai ke tahap AIDS. Se- baliknya, jika seorang pengidap HIV tidak memperoleh pengobatan yang tepat, teratur dan terpantau, hanya dalam waktu beberapa bulan saja ia bisa sampai ke tahap AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syn- drome) adalab suatu kondisi di manajum- lab sellimfosit T/CD4 tubuh berada di bawah 200 sel/mma danjumlab virus HIV dalam tubuhnya lebih dari 55.000 kopi/ml dan disertai timbulnya sejumlab infeksi dalam tubuh (infeksi opurtunistik). HIV merupakan virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang se- bagian besar terdiri atas protein. Untuk tum- buh memperbanyak diri, materi genetik ini perlu diubab menjadi DNA (asam deoksiri- bonukleat) dengan bantuan enzim reverse transkrip (RT), lalu diintegrasikan ke dalam DNA inang, kemudian mengalami proses lanjutan, yang mengbasilkan yang protein. Protein yang dihasilkan ini masih tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, protein ini harus dipotong di tempat-tempat tertentu pada rantainya, dengan bantuan enzim protease. Kemudian protein "barn" hasil pemotongan protease ini akan menjadi protein penyusun matriks virus yang barn (protein struktural ataupun protein fungsional). Demikian seterusnya, proses perbanyakan HIV dalam tubuh. Dengan menilik mekanisme per- banyakan HIV, obat-obatan yang kini digu- nakan, lebih mengarab pada proses peng- hambatan terhadap sistem-sistem tersebut jika kerja enzim-enzim tersebut dihambat dengan suatu inhibitor, diharapkan pertum- buhan HIV pun akan terhambat. Jadi, penggunaan obat-obatan ini me- mang tidak' dapat membunuh HIV dalam tubuh 100%, tetapi cukup efektif dalam • menekan pertum- buhan virus-virus barn. Jadi diharap- kan dengan pengo- batan tepat, teratur & selalu terpantau, jumlab HIV dalam tubuh bisa ditekan sampai serendah- rendahnya, di sam- ping.si penderitaju- ga diimbangi dengan asupan giziyang baik. Obat-obatan untuk HIV dikenal sebagai golongan antiretrovi- ral, yang terdiri dari kombinasi golongan Nukleoside Reverse Transcriptase In- hibitor (NRTI),Non- nukleoside Reverse In- lubitor (NNRTI) dan Protease Inhibitor (PI). NRTI dan NNRTI di- pakai secara kombinasi, agar tubuh makin kuat mengbambat perkem- bangan (replikasi) virus. Juga agar terjaga, timbulnya HIV yang lebih resistan. Kedua jenis obat tersebut bekerja pada tahap awal perkembangan virus, yaitu saat proses perubahan RNA menjadi DNA NNRTI mengbambat pembentukan RNA, sedangkan golongan PI, berfungsi meng- hambat terbentuknya protein barn. Golong- Kliping Humas Unpad 2010 L

4 5 6 7 8 oMar OApr OMei OJun OJul 0Ags OSep OOkt ONov ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/... · tubuh. Dengan menilik mekanisme per-banyakan HIV,obat-obatan yangkini

Embed Size (px)

Citation preview

Pikiran Rakyato Se/asa 0 Rabu • Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu4 5 6 7 8 & 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 13 14 1527 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov • Des

Mengenal Pengobatanuntuk HIV-AIDS

11NGKAPAN "AIDSbelum adaobatnya" begitu melekat dikalangan masyarakat luas se-hingga HIV yang menjadipenyebab AIDS menjadi virusyang begitu menakutkan.

Masyarakat awam menganggap merekayang mengidap HIV, hanya tinggal menghi-tung hari menunggu ajal menjemput. Sebe-narnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar.HIV (Human Immunodeficiency Virus) me-mang merupakan virus yang dapat merusaksistem pertabanan tubuh, mengbancurkansel kekebalan tubuh (limfosit-T/CD4) yangberperan melawan penyakit.

Seseorang yang mengidap HIV, kemam-puan tubuhnya mempertahankan-diri dariserangan penyakit menjadi berkurang.Walaupun demikian, seorang pengidap HIVbelum tentu AIDS. Dengan pengobatan yangteratur, tepat dan selalu terpantau, seseo-rang pengidap HIV bisa tetap hidup normaldan terjaga tidak sampai ke tahap AIDS. Se-baliknya, jika seorang pengidap HIV tidakmemperoleh pengobatan yang tepat, teraturdan terpantau, hanya dalam waktu beberapabulan saja ia bisa sampai ke tahap AIDS.AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syn-drome) adalab suatu kondisi di manajum-lab sellimfosit T/CD4 tubuh berada dibawah 200 sel/mma danjumlab virus HIVdalam tubuhnya lebih dari 55.000 kopi/mldan disertai timbulnya sejumlab infeksidalam tubuh (infeksi opurtunistik).

HIV merupakan virus yang materialgenetiknya adalah RNA (asam ribonukleat)yang dibungkus oleh suatu matriks yang se-bagian besar terdiri atas protein. Untuk tum-buh memperbanyak diri, materi genetik iniperlu diubab menjadi DNA (asam deoksiri-bonukleat) dengan bantuan enzim reversetranskrip (RT), lalu diintegrasikan ke dalamDNA inang, kemudian mengalami proseslanjutan, yang mengbasilkan yang protein.Protein yang dihasilkan ini masih tidak aktif.Untuk mengaktifkannya, protein ini harusdipotong di tempat-tempat tertentu padarantainya, dengan bantuan enzim protease.Kemudian protein "barn" hasil pemotonganprotease ini akan menjadi protein penyusun

matriks virus yang barn (protein strukturalataupun protein fungsional). Demikianseterusnya, proses perbanyakan HIV dalamtubuh. Dengan menilik mekanisme per-banyakan HIV, obat-obatan yang kini digu-nakan, lebih mengarab pada proses peng-hambatan terhadap sistem-sistem tersebutjika kerja enzim-enzim tersebut dihambatdengan suatu inhibitor, diharapkan pertum-buhan HIV pun akan terhambat.

Jadi, penggunaan obat-obatan ini me-mang tidak' dapat membunuh HIV dalamtubuh 100%, tetapi cukup efektif dalam •menekan pertum-buhan virus-virusbarn. Jadi diharap-kan dengan pengo-batan tepat, teratur& selalu terpantau,jumlab HIV dalamtubuh bisa ditekansampai serendah-rendahnya, di sam-ping.si penderitaju-ga diimbangi denganasupan giziyangbaik.

Obat-obatan untukHIV dikenal sebagaigolongan antiretrovi-ral, yang terdiri darikombinasi golonganNukleoside ReverseTranscriptase In-hibitor (NRTI),Non-nukleoside Reverse In-lubitor (NNRTI) danProtease Inhibitor (PI).NRTI dan NNRTI di-pakai secara kombinasi,agar tubuh makin kuatmengbambat perkem-bangan (replikasi) virus.Juga agar terjaga, timbulnya HIV yang lebihresistan. Kedua jenis obat tersebut bekerjapada tahap awal perkembangan virus, yaitusaat proses perubahan RNAmenjadi DNANNRTI mengbambat pembentukan RNA,sedangkan golongan PI, berfungsi meng-hambat terbentuknya protein barn. Golong-

Kliping Humas Unpad 2010

L

an obat NRTI &NNRTI yang biasa digu-nakan adalah Lamivudin, Zidovudin, danNevirapin, sedang golongan PI, biasa digu-nakan adalah Indinavir, Nelfinafir, ritonavirdan saquinavir. Selain obat-obatan di atas,pengidap HIV pun diberikan obat -obatanuntuk infeksi oportunistik, yaitu obat untukpenyakit yang muncul sebagai efek sampingrusalmya kekebalan tubuh. Pemberian obatini biasanya disesuaikan dengan infeksi yangtimbul, contohnya obat-obatan anti TBe, an-tijamur, dan lain sebagainya.

tidak bisa ditoleransi lagi, perlu dilakukankombinasi obat antiretroviral yang lain.Beberapa obat anti retroviral yang biasa

digunakan adalah sebagai berikut:Lamivudin (C8HltN303S).Mol.rriassa 229,26 g/mol. Merupakan 1-

enantiomer, analog deoksisitidin. Lamivudindimetabolisme di hepatosit menjadi bentuktriposfat aktif, bekerja dengan caramenghentikan sintesis DNA Secara kom-petitif menghambat polymerase virus,

memiliki kemampuanmengikat protein sam-pai kurang 36%.Lamivudin juga digu-nakan untuk obat he-patitis Bkronik, na-mun dengan dosisyang lebih rendahdaripada untuk HIV.Efek samping bi-asanya timbul rasamual & sakit kepala.Zidovudin(CloH13N504)Mol.massa267,242 g/rnol. Zi-dovudin bekerja un-tuk menghambat en-zim reverse tran-scriptase (RT) HIV,di saat setelah gugusasidotimidin (AZf)pada Zidovudinmengalami fosfosi-lasi. Gugus AZT5'monofosfat akanbergabung padaujung 3' rantaiDNAvirus dan

menghambat reaksi reverse transcrip-tase, efek samping pemakaian zidovudinadalah anemia, sakit kepala & timbul rasamual serta perubahan lemak tubuh. Pe-makaian untuk HIV biasanya dikombi-nasikan dengan lamivudin. AZTanalog de-ngan timidin. AZTmemperlambat penye-baran HIV secara signifikan walau tidakmenghentikan sepenuhnya. Untukmenghindari timbulnya HIVmutan yang re-

AntiretroviralObat antiretroviral bukanlah obat-obatan

bebas. Pemakaiannya hams berdasarkan re-sep dokter dan dampaknya hams selalu di-pantau disertai selalu mengawasi kadar RNAdalam plasma darah, CD4& kadar enzim hatiuntuk menghindari timbulnya HIVmutanyang resistan. Jika pemakaian obat tertentusudah tidak efektif& efek saJIlpingnyasudah

sistan, maka AZTdiberikan dalam kombi-nasi dengan inhibitor reverse transcriptasedari kelompok lain.Nevirapin (C15H14N40)Mol.massa 266,298 g/mol. Nevirapin be-

kerja pada situs alostrik tempat ikatan nonsubstract HIV-RT, efek samping yang timbulbiasanya adalah timbulnya ruam pada kulit,demam, sakit kepala dan peningkatan enzimhati.Protease Inhibitor (PI)Semua protease inhibitor kerja dengan

cara berikatan secara reversibel dengan situsaktif HIV-protease. Beberapa PI yang umumdigunakan adalah :SakuinavirSakuinavir bekerja pada tahap transis,i

merupakan HIV protease peptidomimeticinhibitor. Efek samping yang biasa timbuladalah diare, mual dan nye . abdomen,RitonavirMekanisme ritonavir sama dengan sakui-

navir, demikian juga dengan efek sam-pingnya.IndinavirMekanisme Indinavir juga sama dengan

sakuinavir, efek sampingny bisa menim-bulkan hiperbilirubinemia, batu ginjal danmual.NelfinavirNelfinafir juga bekeIja pada tahap transisi,

yangjuga merupakan HIV protease pep-tidomimetic inhibitor. Efek samping yang bi-asa muncul adalah diare dan mual. Perlu di-pahami, bahwa semua obat-obatan di atashanya bersifat menekan per embanganHIV, tidak bersifat mematikan virus yangsudah ada. Juga pemakaiannya tidak be-bas.harus berdasarkan resep dokter ahli,di-gunakan teratur, dan hams lalu dipantaubperkembangandan efek sampingnya, un-tuk menghindari timbulnya HIVmutanyang lebih resistan, yang akan lebihmenyulitkan dalam pengobatan. Namun ter-lepas dari semua obat-obatan tersebut diatas, jauhi narkoba, jauhi se bebas, setiapada pasangan dan menjaga asupan gizi se-imbang dan gaya hidup sehat akan jauh .lebih efektif menangkal HIV.(Y. Zakiah A.,alumnus FMIPA Unpad) ***

1