Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Bagan, Sistem, dan Prosedur Kerja Pendampingan
4.1.1. Bagan Prosedur Kerja Pendampingan
Gambar 4.1. Bagan Prosedur Kerja Pendampingan
Sumber : Hasil Penelitian Penulis
Jumlah pelanggan kurang optimal
Wawancara dengan
staff depo Sepanjang
Penelitian
Lapangan
Penggalian Data
perusahaan
Temuan
Lapangan
Analisa Temuan
Lapangan
Kesimpulan, Rasionalisasi,
dan Saran
Kepala
Depo
Depo PT. Tirta
Maju Bahagia di
Surabaya
Administrasi
Penjualan
Pelanggan Sales
Driver
34 Universitas Kristen Petra
4.1.2. Prosedur Kerja Pendampingan
Selama melakukan praktek kerja (magang) pada perusahaan, penulis
melakukan wawancara dengan kepala depo Sepanjang dari PT. Tirta Maju
Bahagia. Kemudian melakukan wawancara dengan bagian penjualan untuk
menelusuri data alur pemesanan yang dilakukan pelanggan hingga melakukan
pemesanan ke sales driver dari PT. Tirta Maju Bahagia. Penulis juga melakukan
tinjauan ke pelanggan (retailer), dengan cara mewawancarai langsung para
pelanggan mengenai produk AMDK merek Club dan meminta masukan dan saran
sebagai bahan evaluasi bagi kemajuan Depo Sepanjang dan PT. Tirta Maju
Bahagia.
Frekuensi bekerja selama penulis magang di perusahaan sesuai dengan
jadwal yang dibicarakan antara penulis dan kepala depo. Hal lain yang berkaitan
dengan fakta di lapangan selama pelaksanaan kerja magang dan masalah yang
terjadi di lapangan dan menyangkut pelanggan juga dibicarakan bersama.
4.2. Mekanisme Interaksi dengan Pejabat Subjek Perusahaan
Sebelum penulis melakukan interaksi dan pengumpulan data dengan
pihak perusahaan, penulis meminta izin terlebih dahulu kepada Bapak Hari
Purnomo selaku Manager Marketing & Development merangkap sebagai
Manager Sales & Distribution dari PT. Tirta Maju Bahagia.
Kegiatan pengumpulan data yang penulis lakukan menggunakan tiga
cara, antara lain: penelitian meja (desk research), wawancara dengan pejabat
perusahaan, dan pengamatan kegiatan perusahaan. Dalam melakukan penelitian
meja, penulis mencari informasi dari jalur perdagangan (kondisi pasar yang
dihadapi), melihat arsip-arsip perusahaan, dan formulir dalam perusahaan (laporan
harian, dll) dari bagian administrasi perusahaan. Lalu saat melakukan wawancara
dengan pejabat perusahaan, penulis dapat melakukan konsultasi untuk
menyatukan pendapat atau persepsi, sebagai pelaku dari pelaksanaan berbagai
kebijakan perusahaan yang terlibat langsung dalam kegiatan operasional
perusahaan. Untuk kegiatan pengamatan perusahaan, penulis melakukan
pengamatan lapangan, pendampingan petugas, dan pendampingan keluar
(pelanggan). Adapun semua kegiatan yang penulis lakukan adalah sesuai dengan
35 Universitas Kristen Petra
petunjuk dari Force One dan Dosen Petra dan dengan sepengetahuan Manager
Marketing & Development dan Manager Sales & Distribution dari PT. Tirta Maju
Bahagia.
4.3. Proses Pengumpulan Data, Realisasi Kerja, dan Temuan Lapangan
selama Pendampingan di PT. Tirta Maju Bahagia
4.3.1. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang penulis lakukan terdiri dari :
1. Data Primer :
a. Kegiatan operasional perusahaan
b. Struktur organisasi
c. Laporan penjualan
d. Pengamatan lapangan
e. Sejarah Perusahaan
2. Data Sekunder
1. Majalah dan artikel dari internet
2. Wawancara dengan para pelanggan
Data primer adalah data yang penulis gunakan untuk dianalisa dan
akhirnya digunakan untuk pembuatan laporan kerja akhir. Data primer ini dapat
diperoleh secara langsung dari pejabat perusahaan, baik berupa sejarah
perusahaan, gambaran kegiatan perusahaan, dan pembagian wilayah. Sedangkan
data sekunder adalah data yang dikumpulkan penulis sebagai pendukung analisa
dan penulisan laporan seperti informasi mengenai pesaing, kondisi persaingan
AMDK, dan semua artikel yang berhubungan dengan analisa penulis.
36 Universitas Kristen Petra
4.3.2. Realisasi Kerja
Tabel 4.1. Realisasi Kerja
Bulan
Banyaknya
kunjungan
(magang)
Kegiatan yang dilakukan
Oktober 5 Perkenalan dengan Manager Sales & Distribution,
kepala depo Sepanjang dan para staf depo yang
lain dan penetapan lingkup kerja
Wawancara terhadap masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan
Melihat sistem kerja yang ada di perusahaan
Melakukan kunjungan ke pelanggan
November 14 Membantu pencatatan data pelanggan
Melakukan kunjungan dan wawancara ke
pelanggan.
Desember 4 Membantu pencatatan data pelanggan
Melakukan kunjungan dan wawancara ke
pelanggan.
Mengolah dan melakukan analisa data penjualan
dan data pelanggan.
Januari 7 Analisa akhir data penjualan dan data SKU
4.3.3. Temuan Lapangan
Selama kegiatan pendampingan berlangsung, penulis menemukan
beberapa fakta yang terjadi di lapangan, diantaranya:
Time and territory management :
Total jumlah pelanggan terdaftar yang dilayani adalah 302 outlet berupa
172 toko, 130 institusi (terdiri atas kantor, rumah makan, rumah tangga)
yang tersebar di kecamatan Taman, Waru, Krian, Sedati, Sukodono,
Gedangan, dan Balongbendo (terlampir). Berikut adalah peta penyebaran
outlet di wilayah Sepanjang.
37 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2. Penyebaran outlet wilayah Depo Sepanjang
Setelah melakukan observasi lapangan, penulis menemukan bahwa
perbandingan antara jumlah pelanggan toko yang menjual galon Club yang
berasal dari depo dan pelanggan toko yang menjual galon Club yang
berasal dari grosir sebesar 3:2, atau 60% dari toko yang berjualan Club di
daerah ini dilayani oleh depo. Penulis juga menemukan, bahwa tingkat
coverage Club di wilayah Sepanjang sebesar 56,19%
38 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6. Prosentase coverage kemasan galon dari semua
perusahaan AMDK di wilayah Sepanjang
Gambar 4.3 menjelaskan mengenai tingkat ketersediaan produk di wilayah
Sepanjang.
Rata – rata waktu yang digunakan di dalam outlet 211 menit dan rata – rata
waktu yang digunakan untuk perjalanan antar outlet 202 menit. Jika
dihitung, maka proporsi waktu yang digunakan oleh salesman untuk berada
di jalan adalah 37% dari jam kerja salesman. Hal ini kami dapatkan setelah
mengikuti salesman dalam melakukan kunjungan ke pelanggan. Jumlah
pelanggan yang dilayani masing-masing salesman dapat dilihat pada tabel
berikut :
39 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5. Grafik jumlah pelanggan yang dilayani per salesman galon
AMDK merk Club di depo Sepanjang.
Gambar 4.4 menunjukkan jumlah pelanggan yang dilayani masing-masing
salesman depo wilayah Sepanjang. Dari grafik dapat dilihat bahwa setiap
bulan, salesman hanya mampu melayani rata-rata 257 pelanggan, dari total
jumlah pelanggan depo wilayah Sepanjang sebanyak 302 pelanggan
Setelah penulis melakukan wawancara dengan salesman, ternyata salesman
tidak mendapat insentif tambahan apabila salesman dapat melakukan
penambahan outlet.
40 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Daftar insentif salesman berdasarkan jumlah penjualan
Pelanggan Toko Pelanggan Institusi
Tunai Kredit 3750 galon
pertama per bulan
Diatas 3750 galon
per bulan
Salesman
Isuzu Elf
Rp 90,- per
galon
Rp 65,-
per galon
Rp 125,- per
galon
Rp 175,- per galon
Helper
Isuzu Elf
Rp 50,- per
galon
Rp 35,-
per galon
Rp 90,- per galon Rp 110,- per galon
Motoris Rp 150,-
per galon
Rp 110,-
per galon.
Dari hasil observasi di depo, penulis menemukan bahwa salesman masih
sering melanggar ketentuan datang pagi di depo yang seharusnya pada
pukul 07.30, tetapi rata-rata 3 orang salesman salesman baru datang pada
pukul 07.45.
4.4. Analisa Temuan Lapangan
Dari hasil temuan lapangan yang didapatkan penulis selama melakukan
observasi di depo Sepanjang milik PT. Tirta Maju Bahagia, penulis menemukan
analisa hasil akhir sebagai berikut:
Time and territory management
Dengan memperhatikan luas wilayah pemasaran depo Sepanjang yang
terdiri atas 9 kecamatan yakni Taman, Waru, Krian, Sedati, Sukodono,
Gedangan, dan Balongbendo, penulis melihat potensi wilayah ini masih
sangat besar dan belum dikelola oleh depo. Hal ini dapat dilihat dari
hitungan sebagai berikut :
Dari 302 pelanggan terdaftar di depo ini, 57% merupakan pelanggan toko,
berarti total jumlah pelanggan toko yang dilayani depo ini sebesar :
57% x 302 = 172 toko.
Perbandingan pelanggan toko yang dilayani depo dengan grosir adalah
3:2, berarti jumlah toko yang dilayani oleh depo dan grosir adalah :
41 Universitas Kristen Petra
172 x 100/60 = 287 toko.
Dari hasil observasi diketahui bahwa tingkat coverage Club di wilayah ini
sebesar 56%, berarti total jumlah toko yang ada di wilayah ini sebesar :
287 x 100/60 = 511 toko.
Dengan demikian masih terdapat pelanggan potensial yang belum dilayani
oleh depo sebesar :
511 – 287 = 224 toko.
Menurut Rolph Anderson (1991, p.515) sebaiknya seorang salesman
menghabiskan waktunya dengan prosentase sebagai berikut :
1. Administrasi sebesar 10% dari total waktu kerja.
2. Rapat dengan salesman lainnya 5 % dari total waktu kerja.
3. Penjualan tatap muka dengan pelanggan 33% dari total waktu kerja.
4. Perjalanan antar pelanggan 20% dari total waktu kerja.
5. Penjualan melalui telepon 16% dari total waktu kerja.
6. Membuat laporan dan berkoordinasi dengan bagian lain 16% dari total
waktu kerja.
Namun selama penulis melakukan observasi bersama salesman yakni dari
jam 07.30 hingga 16.30 atau sama dengan 9 jam kerja setiap hari, penulis
menemukan pola kerja salesman yang terjadi di depo ini sebagai berikut :
1. Rata-rata keterlambatan salesman 15 menit ( 2,7% )
2. Administrasi pagi, telesales dan loading 30 menit ( 5,5% )
3. Waktu tempuh perjalanan 202 menit ( 37% )
4. Waktu untuk loading dan makan siang 60 menit ( 11% )
5. Waktu di pelanggan 211 menit ( 39% )
6. Administrasi sore 20 menit ( 3,7% )
Dari hasil analisa diatas penulis melihat bahwa salesman terlalu banyak
menghabiskan waktunya di jalan, di mana salesman menggunakan 37%
dari jam kerjanya untuk menempuh perjalanan, dari kondisi ideal yang
hanya 20%. Juga dapat dilihat bahwa waktu produktif salesman yang
terdiri atas tatap muka dengan pelanggan dan melakukan telesales hanya
42 Universitas Kristen Petra
40,8 % dari total jam kerja salesman atau sebesar 221 menit setiap
harinya. Ini tentu saja jauh dari waktu ideal apabila seorang salesman
melakukan telesales dan tatap muka dengan pelanggan yang mencapai
49%. Hal ini terjadi karena seorang salesman tidak memiliki perencanaan
waktu yang baik, terbukti dengan temuan bahwa tidak adanya sales call
plan dan route card yang membuat salesman bekerja tanpa perencanaan
yang matang. Tanpa sebuah perencanaan yang matang, salesman hanya
akan bekerja dengan menggunakan feeling dan tidak didasari pada
rasionalisasi yang matang, yang mengakibatkan pemborosan waktu kerja
dan hilangnya peluang akibat jumlah kunjungan yang hilang. Adapun,
jumlah kunjungan yang ideal oleh seorang salesman adalah sebagai
berikut:
o Idealnya produktifitas galon yang ditargetkan oleh perusahaan sebesar
1:4 per bulannnya. Dengan kata lain kunjungan rutin yang harus
dilakukan oleh salesman yaitu 1 minggu 1 kunjungan pada pelanggan
yang sama. Dengan jumlah pelanggan terdaftar sebesar 302 pelanggan,
maka jumlah kunjungan ideal yang harus dilakukan seorang salesman
adalah :
302 x 4 = 1208 kunjungan
Namun dari hasil observasi penulis, rata-rata kunjungan yang
dilakukan salesman setiap harinya sebesar :
12 kunjungan x 3 salesman = 36 kunjungan,
maka dalam 1 bulan terjadi:
36 kunjungan x 25 hari kerja = 900 kunjungan
Dari sini dapat kita lihat bahwa jumlah kunjungan yang dilakukan oleh
salesman jauh di bawah kunjungan ideal, yakni sebesar 308
kunjungan.
o Dari data penjualan dan jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per
salesman galon dalam 1 bulan, dapat dilihat bahwa salesman hanya
mampu melayani 257 pelanggan dari 302 pelanggan yang terdaftar di
depo wilayah Sepanjang. Salah satu fungsi salesman adalah melayani
pelanggan-pelanggannya. Salah satu bentuk pelayanan itu adalah
43 Universitas Kristen Petra
melakukan kunjungan rutin setiap satu minggu sekali, untuk
melakukan penggantian galon kosong dengan yang baru, agar terjadi
penjualan. Namun, dari observasi penulis, penulis menemukan bahwa
dalam satu bulan rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani oleh 3
orang salesman hanya sebesar 257 pelanggan, dari 302 pelanggan
terdaftar yang dimiliki oleh depo.
Dengan demikian, masih terdapat 302-257= 45 pelanggan yang tidak
dapat dilayani oleh salesman depo.
Rata-ratanya adalah 45 : 3 orang = 15 pelanggan. Artinya, dalam 1
bulan, rata-rata 15 pelanggan diabaikan seorang salesman. Hal ini
menunjukkan, salesman tidak memiliki perencanaan jadwal
kunjungan yang baik.
Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa depo wilayah Sepanjang
seharusnya memiliki time and territory management yang tertata dengan
baik agar meminimalkan waktu perjalanan, meningkatkan jumlah waktu
untuk tatap muka dengan pelanggan, menigkatkan perapatan dan
meningkatkan penjualan
Untuk memperbaiki time and territory yang kurang tertata, depo
Sepanjang wajib mengatur rute dan pola kunjungan setiap salesman secara
tepat, dan dijalankan secara konsisten. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
berikut:
o Membuat mapping untuk mengetahui sebaran distribusi depo
sepanjang, kantong pasar maupun koridor pasarnya, menggunakan
gambar penyebaran outlet di wilayah pemasaran depo Sepanjang,
sehingga dapat membantu depo memprediksi pembagian hari dan
wilayah kerja tiap salesman.
o Memprediksi jumlah kunjungan yang ideal, serta kapasitas drop size
tiap kunjungan untuk masing-masing pelanggan.
o Memilih rute kunjungan. Pelanggan outlet di depo Sepanjang tidak
hanya berada di jalan besar, namun banyak yang berada di daerah
pemukiman penduduk yang berada di jalan kecil. Oleh dengan
44 Universitas Kristen Petra
mempertimbangkan hal tersebut, penulis memilih teknik Hopscotch
untuk routing.
o Membuat rute kunjungan, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Semakin jauh wilayah yang harus dituju, maka semakin tidak
efisien apabila motoris roda 3 dikerahkan ke sana. Oleh karena itu,
wilayah dengan jarak tempuh di atas 30 menit harus ditempuh oleh
truk elf.
Sebuah wilayah sangat tidak efisien apabila dimasuki oleh lebih
dari 1 salesman. Oleh karenanya, salesman dengan armada elf
tidak boleh melayani wilayah yang sama, kecuali motoris roda tiga
dengan alasan tempatnya sulit dijangkau oleh truk elf
Jarak tempuh oleh salesman antar pelanggan, tidak boleh lebih dari
10 menit, agar proporsi waktu salesman tidak habis di jalan.
Wilayah dan jumlah pelanggan yang dilayani harus memperhatikan
kapasitas armada yang dimiliki. Dengan kata lain, jumlah
pelanggan yang dikunjungi harus pas dengan kapasitas armada.
Wilayah yang berada di daerah pedalaman dan terpencil dilayani
oleh motoris roda 3. Hal ini dilakukan karena ukuran motoris roda
3 yang lebih kecil sehingga lebih mudah menjangkau daerah
tersebut.
Dengan demikian, inilah jadwal routing masing-masing salesman:
(terlampir)
Dengan menerapkan time and territory management yang benar, armada
akan berjalan dengan lebih efisien, salesman akan lebih punya banyak
waktu untuk mencari pelanggan baru, yang pada akhirnya akan
meningkatkan angka pertumbuhan penjualan dan perapatan. Dengan rute
yang baru salesman akan memiliki rata-rata 183 menit waktu luang tiap
salesman. Dengan demikian, pola kerja salesman yang terjadi adalah
sebagai berikut:
o Jam kerja : 540 menit
o Administrasi pagi : 10 menit
o Telesales : 20 menit
45 Universitas Kristen Petra
o Administrasi sore dan loading untuk besok : 30 menit
o Istirahat dan loading : 45 menit
o Loading ke-2 : 30 menit
o Rata-rata waktu untuk berada di outlet : 157 menit
o Rata-rata waktu untuk berada di jalan : 65 menit
o Sisa waktu yang tersedia untuk mencari pelanggan baru : 183 menit
Perbandingan waktu perjalanan dan tatap muka adalah 20 : 33
Sisa waktu sebesar 183 menit, maka idealnya yang digunakan untuk waktu
perjalanan adalah sebesar:
183 menit x 20/53 = 69 menit
Sedangkan waktu yang digunakan untuk bertatap muka dengan pelanggan
adalah sebesar:
183 menit x 33/53 = 114 menit
Dengan demikian, proporsi waktu yang digunakan oleh salesman untuk
menempuh waktu perjalanan adalah sebesar:
(69 +65)/540 x 100% = 24,8%. Hal ini terjadi karena seorang salesman
harus melakukan perjalanan kembali ke depo dan melakukan loading.
Pengurangan waktu perjalanan yang terjadi sebesar 37% - 24,8% = 12,2%
Proporsi waktu yang digunakan oleh salesman untuk bertatap muka
dengan pelanggan adalah sebesar:
(157+114)/540 x 100% = 50 %.
Peningkatan waktu untuk bertatap muka dengan pelanggan sebesar:
50% - 39% = 11%
Proporsi waktu produktif seorang salesman, yang terdiri atas waktu tatap
muka dan telesales mencapai:
271 menit + 20 menit = 291 menit/ 540 x 100% = 53,89%
Sisa waktu 3 orang salesman apabila diakumulasikan selama 1 bulan
adalah:
3orang x 25 hari kerja x 183 menit = 13.725 menit/ 60 menit = 228,75 jam
waktu ideal yang digunakan untuk presentasi di outlet adalah 33/53 x
13.725 menit = 8.546 menit
46 Universitas Kristen Petra
Asumsi melakukan presentasi terhadap 1 calon pelanggan adalah sebesar
30 menit.
Jumlah outlet yang dapat dipresentasi 8.546 menit : 30menit/ outlet = 285
outlet.
285 outlet : 3 orang salesman = 95 outlet per orang
Dari perhitungan yang telah dilakukan, penulis melihat bahwa pelanggan
potensial yang berada di daerah Sepanjang yakni sebesar 224 toko, dapat
di prospek hanya dalam waktu satu bulan oleh 3 orang salesman.
Dari 224 toko yang belum menjadi pelanggan Club, penulis
mengasumsikan 80% toko tersebut akan menjadi pelanggan Club yaitu
sejumlah :
80% x 224 = 180 toko.
Artinya coverage Club di wilayah Sepanjang menjadi :
{287 toko(baik pelanggan depo maupun grosir) + 180 toko}/ 511 x 100%
= 91,4 %
atau terjadi peningkatan sebesar:
91,4% - 56,19% = 35,21%
Target tersebut akan lebih mudah tercapai apabila depo melakukan
program promosi yang diberikan untuk mendukung kinerja salesman,
sehingga salesman tidak merasa berat untuk menjalankannya, mengingat
bahwa tingkat pendidikan salesman yang rendah. Ini dilakukan sebagai
upaya pemerataan coverage AMDK merk Club kemasan galon. Adapun
program cicilan galon itu berupa:
o Mencicil harga galon Rp 10.000,00 selama 3 bulan, apabila
pembeliannya di bawah 5 galon
o Jika melakukan cicilan sebanyak 5 – 9 galon, akan mendapat potongan
sebesar Rp 500,00 per galon
o Jika melakukan cicilan sebanyak 10 galon beserta kelipatannya, maka
akan mendapatkan potongan harga 1 galon air, atau sekitar Rp 7.500,00
o Jika melakukan pembelian galon tunai di bawah 5 galon, maka akan
mendapatkan potongan sebesar Rp 500,00 per galon
47 Universitas Kristen Petra
o Jika melakukan pembelian galon tunai 5 galon beserta kelipatannya,
maka akan mendapatkan potongan harga 1 galon air, atau sekitar Rp
7.500,00
Dengan adanya program ini, diharapkan bahwa jumlah galon di tiap toko-
toko sedang dan kecil akan meningkat, memberikan kontribusi lebih besar
terhadap penjualan, sehingga pelayanan yang dilakukan oleh salesman
bisa lebih merata. Asumsinya adalah sebagai berikut:
o Ada 20 % toko yang menolak menambah galon : 20% x 224 toko = 45
toko
o Ada 80% toko yang menerima dan melakukan transaksi dengan rincian
sebagai berikut:
o Ada 30 % toko yang mencicil sebanyak 3 galon : 54 toko x 3 galon =
162 galon
o Ada 20 % toko yang mencicil sebanyak 5 galon : 36 toko x 5 galon =
180 galon
o Ada 15 % toko yang mencicil sebanyak 10 galon : 27 toko x 10 galon =
270 galon
o Ada 10 % toko yang membayar tunai sebanyak 3 galon : 23 toko x 3
galon = 69 galon
o Ada 5 % toko yang membayar tunai sebanyak 5 galon : 9 toko x 5 galon
= 45 galon
Total galon yang berhasil ditambahkan ke pelanggan 726 galon
Dengan asumsi produktivitas galon 1:3,86, maka proyeksi tambahan
volume penjualan sebesar 2.803 galon pada bulan pertama. Maka terjadi
peningkatan penjualan sebesar :
2803/{(14582+20390+18032)/3} x 100% = 16%
Insentif yang hanya berorientasi pada volume penjualan dan tidak adanya
insentif tambahan bagi salesman yang mendapatkan pelanggan baru (New
Open Outlet), mengakibatkan salesman kurang termotivasi untuk mencari
pelanggan baru.
Ini karena salesman merasa lebih nyaman untuk melayani pelanggan yang
sudah ada, karena pasti menghasilkan komisi penjualan tanpa harus
48 Universitas Kristen Petra
bersusah payah melakukan pendekatan dan presentasi. Sedangkan, jika
harus mencari pelanggan baru, maka salesman harus meluangkan waktu,
yang mana belum tentu yang diprospek oleh salesman menerima
penawaran tersebut. Selain itu, salesman harus mengeluarkan tenaga
tambahan untuk melakukan pendekatan dan presentasi, di mana komisinya
pun dihitung beradasarkan volume penjualan. Inilah yang menyebabkan
salesman menjadi kurang termotivasi dalam mencari pelanggan baru.
Depo wilayah Sepanjang perlu meminta pada PT.TMB agar mengubah
sistem insentif yang ada. Adapun sistem insentif yang perlu diubah adalah
dengan menambahkan insentif yang berorientasi pada penambahan outlet
baru yang berhasil dilakukan oleh salesman. Ini dilakukan agar salesman
mau berupaya untuk melakukan perapatan wilayah dengan menambah
outlet baru. Adapun sistem yang kita tawarkan adalah sebagai berikut:
o Asumsi volume penjualan salesman per bulan 8000 galon.
o Asumsi yang dijual kepada toko adalah sebesar 70 %, yaitu sebesar
5600 galon
o Komisi yang diperoleh apabila menjual ke toko secara tunai adalah
sebesar Rp 90,00 per galon.
o Maka rata-rata insentif yang diperoleh salesman dari pelanggan toko
adalah 5600 @ Rp 90,00 = Rp 504.000,00
o Rata-rata pelanggan yang dilayani oleh salesman setiap bulannya
adalah 86 pelanggan.
o Maka idealnya, setiap mendapatkan 1 pelanggan, salesman
mendapatkan insentif tambahan sebesar Rp 504.000,00 : 86 pelanggan
= Rp 5.860,00
o Salesman akan diberikan insentif apabila mendapatkan pelanggan
baru dengan minimal pembelian 2 galon, untuk menghindari adanya
manipulasi.
o Insentif akan diberikan pada salesman setelah pelanggan baru tersebut
melakukan repeat ordernya yang ke 3, untuk memastikan bahwa
pelanggan tersebut memang merupakan pelanggan potensial.
o Insentif yang diberikan adalah sebesar Rp 6.000,00 per pelanggan.
49 Universitas Kristen Petra
Dengan insentif yang lama, take home pay yang bisa didapatkan oleh
seorang salesman elf sebesar:
o Gaji pokok Rp. 200.000,00
o Uang makan Rp. 10.000,00 @ 25 hari kerja Rp. 250.000,00
o Komisi dari penjualan galon (asumsi penjualan 8.000 galon per bulan)
Rp. 90,00 x 8000 galon = Rp.720.000,00
o Total insentif yang diterima oleh seorang salesman adalah Rp.
200.000,00 + Rp. 250.000,00 + Rp. 720.000,00 = Rp. 1.170.000,00
Sedangkan take home pay yang bisa didapatkan oleh seorang salesman
motoris roda 3 sebesar:
o Gaji pokok Rp.200.000,00
o Uang makan Rp. 10.000,00 @ 25 hari kerja Rp.250.000,00
o Komisi dari penjualan galon (asumsi penjualan 3.000 galon per bulan)
Rp. 90,00 x 3000 galon = Rp. 270.000,00
o Total insentif yang diterima oleh seorang salesman adalah Rp.
200.000,00 + Rp. 250.000,00 + Rp. 270.000,00 = Rp. 720.000,00
Dengan memakai insentif yang baru, maka seorang salesman elf akan
mendapatkan take home pay sebesar:
o Gaji pokok Rp. 200.000,00
o Uang makan Rp. 10.000,00 @ 25 hari kerja Rp.250.000,00
o Komisi dari penjualan galon (asumsi penjualan 8.000 galon ditambah
1.141 galon dari hasil program) Rp.90,00 x 9.141 galon = Rp.
822.690,00
o Komisi dari New Open Outlet (diasumsikan 180 toko dibagi 3 orang
salesman) Rp. 6.000,00 x 60 = Rp. 360.000,00
o Total yang didapatkan oleh seorang salesman adalah Rp. 200.000,00 +
Rp.250.000,00 + Rp. 822.960,00 + Rp.360.000,00 = Rp. 1.632.960,00
Sedangkan take home pay yang bisa didapatkan oleh seorang salesman
motoris roda 3 sebesar:
o Gaji pokok Rp. 200.000,00
o Uang makan Rp. 10.000,00 @ 25 hari kerja Rp.250.000,00
50 Universitas Kristen Petra
o Komisi dari penjualan galon (asumsi penjualan 3.000 galon ditambah
1.141 galon dari hasil program) Rp.90,00 x 4.141 galon = Rp.
372.690,00
o Komisi dari New Open Outlet (diasumsikan 180 toko dibagi 3 orang
salesman) Rp. 6.000,00 x 60 = Rp. 360.000,00
o Total yang didapatkan oleh seorang salesman adalah Rp. 200.000,00 +
Rp.250.000,00 + Rp. 372.960,00 + Rp.360.000,00 = Rp. 1.182.690,00
Dengan keterlambatan masing-masing salesman 15 menit per harinya,
maka dalam 1 hari perusahaan dirugikan sebesar 45 menit, dan dalam
waktu 1 bulan perusahaan dirugikan sebesar :
45 menit x 25 hari kerja = 1125 menit per bulannya.
1125 menit : 540 menit/hari = 2,0833 hari kerja
Jika menggunakan produktifitas armada saat ini yaitu 1,9 rit per harinya,
maka depo ini kehilangan penjualan sejumlah :
(2 hari kerja x 2/3 x 1,9 x 150) + (2 hari kerja x 1/3 x 1,9 x 25) = 412
galon.
Jadi dalam 1 bulan, dengan keterlambatan 3 orang salesman tersebut,
perusahaan dirugikan sebesar 2 hari kerja atau setara dengan kehilangan
penjualan sejumlah 412 galon. Selain itu, ketidakdisiplinan salesman
dalam mematuhi waktu mulai bekerja merupakan tindakan yang dapat
mempengaruhi penjualan dan ketepatan waktu pengiriman produk ke
pelanggan. Dan keterlambatan salesman selama 15 menit tersebut,
salesman berpotensi kehilangan penjualan terutama dari institusi-institusi
yang tidak mengijinkan karyawannya untuk bertransaksi diluar waktu
yang telah ditentukan oleh pihak manajemen institusi. Salah satu
contohnya adalah Maspion dan Pokphand yang hanya bisa bertransaksi
hanya di pagi hari.
Oleh karena itu, untuk menunjang terciptanya time and territory
management yang baik, kepala depo harus tegas untuk memberikan denda
pada salesman yang datang terlambat setelah pukul 07.30. Denda yang
dapat diberikan berupa pemotongan uang makan sebesar Rp 5.000,00.
51 Universitas Kristen Petra
Diharapkan dengan denda ini dapat mengubah kebiasaan salesman yang
suka datang terlambat.
Pertimbangan biaya dan keuntungan yang terjadi :
o Dengan rute yang ada sekarang, tiap hari semua armada membutuhkan
23 liter, di mana elf membutuhkan masing-masing 10 liter dan motoris
roda 3 membutuhkan 3 liter. Dalam rute lama, waktu yang digunakan
salesman selama perjalanan sebesar 37%. Sedangkan dalam rute yang
baru, porsi waktu perjalanan sebesar 24,8%. Sehingga penghematan
biaya bbm dalam 1 bulan yang terjadi sebesar:
(37%-24,8%)/37% x 23 liter x Rp 4.500 x 25 hari kerja = Rp
853.175,67
o Dengan sistem insentif yang baru, maka terjadi penambahan biaya
sebesar:
180 toko x Rp. 6.000,00 = Rp. 1.080.000,00
o Biaya yang harus dikeluarkan dengan adanya program cicilan galon
adalah:
Toko yang mencicil sebanyak 5 galon:
180 galon x Rp. 500,00 = Rp. 90.000,00
Toko yang mencicil sebanyak 10 galon:
270 galon : 10 x Rp 7.500 = Rp. 202.500,00
Toko yang membayar tunai sebanyak 3 galon:
69 galon x Rp 500,00 = Rp 34.500,00
Toko yang membayar tunai sebanyak 5 galon:
45 galon : 5 x Rp 7.500 = Rp. 67.500,00
Total insentif yang harus dikeluarkan ke pelanggan adalah sebesar:
Rp. 90.000,00 + Rp. 202.500,00 + Rp. 34.500,00 + Rp. 67.500,00 =
Rp. 394.500,00
o Dengan asumsi harga yang diberikan ke pelanggan Rp. 7.500,00,
sedangkan harga modal 1 galon sebesar Rp. 5.500,00, maka margin
keuntungan 1 galon adalah sebesar Rp. 2.000,00. Maka pendapatan
yang bertambah dalam 1 bulannya mencapai:
2.803 galon x Rp. 2.000,00 = Rp. 5.606.000,00
52 Universitas Kristen Petra
o Dengan demikian, maka margin keuntungan yang terjadi dalam 1 bulan
sebesar:
Rp. 853.175,67 - Rp. 1.080.000,00 - Rp. 394.500,00 + Rp. 5.606.000,00
= Rp. 4.984.675,67