18
11 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan dan Key Informant Penelitian ini terdiri dari 5 orang partisipan yang ditetapkan dengan kriteria merupakan petani sayuran organik yang tergabung dalam anggota dan pengurus kelompok tani Tranggulasi, yaitu Bapak Harto Slamet, Bapak Suparyono, Bapak Syaifrudin, Bapak Jumarno dan Bapak Harun. Karakteristik partisipan dapat dilihat berdasarkan tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Umum Partisipan Anggota Kelompok Tani Tranggulasi Nama Umur (tahun) Pendidikan Pendapatan /bulan (Rp) Keterangan Harto Slamet 58 SD 2.500.000 Wakil Ketua / Sesepuh Harun 48 SD 1.500.000 Anggota / Seksi Pengelola Lahan Jumarno 47 SMP 2.000.000 Anggota / Seksi Usaha Suparyono 49 SD 1.500.000 Sekretaris II Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013 Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant yang bertujuan untuk memvalidasi data hasil wawancara dengan partisipan. Karakteristik key informant dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Karakteristik Umum Key Informant Nama Umur (tahun) Pendidikan Keterangan Pitoyo Ngatimin 46 S1 Ketua Kelompok Tani Tranggulasi Abdul Wahab 41 SLTA Sekretaris 1 Kelompok Tani Tranggulasi Petrus Kriswigati 55 D3 PPL Dinas Pertanian Sumber : Data primer, 2013 4.2 Bentuk Partisipasi Petani di Kelompok Tani Tranggulasi 4.2.1 Partisipasi Buah Pikiran Menurut Khotim (2004), partisipasi buah pikiran merupakan sumbangan ide bentuk keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan dan perencanaan kegiatan. Partisipasi buah pikiran di kelompok tani Tranggulasi selebihnya berupa sumbangan ide dan informasi dalam mendukung budidaya organik. Berikut pernyataan dari partisipan mengenai partisipasi buah pikiran:

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

11

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Partisipan dan Key Informant

Penelitian ini terdiri dari 5 orang partisipan yang ditetapkan dengan

kriteria merupakan petani sayuran organik yang tergabung dalam anggota dan

pengurus kelompok tani Tranggulasi, yaitu Bapak Harto Slamet, Bapak

Suparyono, Bapak Syaifrudin, Bapak Jumarno dan Bapak Harun. Karakteristik

partisipan dapat dilihat berdasarkan tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Umum Partisipan Anggota Kelompok Tani

Tranggulasi Nama Umur

(tahun)

Pendidikan Pendapatan

/bulan (Rp)

Keterangan

Harto Slamet 58 SD 2.500.000 Wakil Ketua / Sesepuh

Harun 48 SD 1.500.000 Anggota / Seksi Pengelola Lahan

Jumarno 47 SMP 2.000.000 Anggota / Seksi Usaha

Suparyono 49 SD 1.500.000 Sekretaris II

Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara

Sumber : Data primer, 2013

Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant yang

bertujuan untuk memvalidasi data hasil wawancara dengan partisipan.

Karakteristik key informant dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik Umum Key Informant

Nama Umur

(tahun)

Pendidikan Keterangan

Pitoyo Ngatimin 46 S1 Ketua Kelompok Tani Tranggulasi

Abdul Wahab 41 SLTA Sekretaris 1 Kelompok Tani Tranggulasi

Petrus Kriswigati 55 D3 PPL Dinas Pertanian

Sumber : Data primer, 2013

4.2 Bentuk Partisipasi Petani di Kelompok Tani Tranggulasi

4.2.1 Partisipasi Buah Pikiran

Menurut Khotim (2004), partisipasi buah pikiran merupakan sumbangan

ide bentuk keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan dan

perencanaan kegiatan. Partisipasi buah pikiran di kelompok tani Tranggulasi

selebihnya berupa sumbangan ide dan informasi dalam mendukung budidaya

organik. Berikut pernyataan dari partisipan mengenai partisipasi buah pikiran:

Page 2: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

12

“ sebagai pengurus seksi usaha saya biasa nyumbang ide misalnya kita kelompok butuh

pupuk organik, selain pakai kotoran sapi, saya juga pakai urine sapi untuk buat pupuk

organik cair, itu dicampur EM4 biar bisa jadi, ide ini yang saya kasih ke kelompok trus

kita coba buat dan hasilnya juga memuaskan.” (Bapak Jumarno)

“ dalam rapat rutin kelompok tani Tranggulasi, ide atau pemikiran yang sering

disampaikan kebanyakan merupakan informasi tentang budidaya misalnya kendala cuaca,

hama, kebutuhan air. Selain itu informasi pasar juga sering disampaikan dalam rapat

seperti informasi harga, kontrak jual-beli.” (Bapak Harto Slamet)

Partisipasi buah pikiran yang tergambar dari pernyataan parisipan adalah

sumbangan ide dalam membuat pupuk cair organik dan informasi mengenai

budidaya, harga dan kontrak jual-beli. Hal ini juga didukung dengan pernyataan

key informant :

“ dalam rapat tidak menutup kemungkinan anggota kelompok memberi masukan

informasi atau pun ide-ide untuk mendukung kegiatan organik disini, informasi mengenai

harga yang ditawarkan, kontrak jual-beli. Selain itu pada proses budidaya organik,

banyak kendala-kendala yang anggota rasakan misalnya kekurangan pupuk organik,

disitu muncul ide-ide baru misalnya membuat pupuk cair organik, tidak hanya kotoran

sapi saja yang kita manfaatkan tetapi air kencing sapi juga bisa kita jadikan pupuk.”

(Bapak Abdul Wahab)

Penuturan dari partisipan dan key informant tentang bentuk partisipasi

buah pikiran yang diberikan oleh anggota kelompok adalah ide dan informasi.

Terdapat ide - ide berupa pemikiran untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada di

kelompok guna mendukung kegiatan budidaya sayuran organik yaitu

memanfaatkan urine sapi untuk dijadikan pupuk organik cair. Sumbangsih

partisipasi buah pikiran selanjutnya adalah informasi. Informasi yang diberikan

mencakup aspek budidaya dan pemasaran produk. Informasi dalam aspek

budidaya meliputi; kendala dalam budidaya organik seperti serangan hama

penyakit, kebutuhan akan pupuk organik dan air sedangkan dari aspek pemasaran

produk meliputi informasi pasar, harga, kontrak jual-beli dan komuditas sayuran

organik.

4.2.2 Partisipasi Tenaga

Menurut Khotim (2004), bahwa partisipasi tenaga merupakan bentuk

keterlibatan seserorang secara fisik dalam aktifitas sosial. Sejalan dengan

pernyataan tersebut partisipasi tenaga merupakan hal yang penting dalam

budidaya sayuran organik bagi anggota kelompok tani Tranggulasi. Berikut

pernyataan dari partisipan mengenai partisipasi tenaga :

Page 3: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

13

“ partisipasi tenaga yang sering diberikan oleh anggota kelompok dari budidaya sampai

pasca panen. Saya pribadi juga seperti itu, lahan yang saya punya, yah saya yang

mengelola, mulai dari mencangkul, memasang mulsa, tanam, perawatan sampai panen

hasil dari itu semua saya serahkan ke kelompok.” (Bapak Jumarno)

“ tenaga yang saya punya yah saya bisa kerja buat kelompok mas, kalau ada kegiatan

mbangun pipa irigasi atau kita disuruh ngerawat pipa irigasi, yah saya kerja, tenaga saya

untuk ngasih ke kelompok.” (Bapak Harun)

Tergambar dari pernyataan di atas, bahwa partisipasi tenaga yang diberikan adalah

mengikuti kegiatan kerja kelompok dalam berbudidaya organik. Mendukung

pernyataan dari partisipan, selaku key informant membenarkan:

“ partisipasi tenaga yang diberikan anggota kelompok yaitu dari aspek budidaya,

contohnya masing-masing dari anggota mengelola lahan mereka sendiri. Hal ini

merupakan kewajiban dari anggota karena jika mereka tidak memberikan tenaga maka

hasilnya tentu tidak akan maksimal atau rugi. Selain budidaya, partisipasi tenaga dalam

kegiatan pasca panen juga sering diberikan, bisa dilihat dalam proses pensortiran dan

pengepakan di gudang, disana teman-teman anggota berkerja dalam menyelesaikan

kegiatan tersebut.”( Bapak Pitoyo)

“ seluruh kegiatan kelompok tani Tranggulasi mulai dari proses budidaya sampai pasca

panen ini dibutuhkan tenaga. Setiap anggota kelompok wajib memberikan tenaganya

untuk mendukung kegiatan kelompok. Tenaga yang diberikan tidak hanya mengelola

lahan pribadi selain itu juga untuk mendukung keberlangsungan kegiatan kelompok

seperti membuat embung, saluran irigasi.” (Bapak Abdul Wahab)

Partisipasi tenaga yang diberikan oleh anggota kelompok tani Tranggulasi

meliputi kegiatan fisik yaitu kegiatan kerja berbudidaya organik mulai dari

kegiatan produksi hingga pasca panen dan perawatan fasilitas kelompok.

Limpahan tenaga ini diperuntukkan guna mendukung seluruh kegiatan di

kelompok tani Tranggulasi. Hal ini dikarenakan partisipasi tenaga dirasa sebagai

suatu kewajiban karena tanpa partisipasi tenaga maka seluruh kegiatan budidaya

pengembangan agribisnis pertanian sayuran organik tidak akan berjalan dengan

baik.

4.2.3 Partisipasi Harta Benda

Menurut Fahrudin (2011) dalam Setiawan (2013), partisipasi harta benda

adalah yang diberikan orang dalam bentuk uang atau materi sebagai modal

pembangunan. Begitu juga yang tergambar di kelompok tani Tranggulasi seperti

penyediaan tanah dan iuran yang disampaikan oleh Bapak Syarifudin (35th)

sebagai berikut:

“ untuk harta benda kami hanya memberikan semampu kami saja,yah namanya kita

hanya petani mas…untuk saya pribadi saya menyewakan kepada anggota sebidang tanah

untuk ditanami sayur oleh kelompok...uang sewanya enggak banyak sih mas hanya

Rp.500.000,- per tahunnya, kalau untuk kelompok saya rela yang penting untuk

Page 4: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

14

kepentingan bersama nomer 1 mas. Kebetulan saya sebagai bendahara 2 di kelompok,

saya juga yang mengurus keuangan dari kelompok…itu berasal dari iuran-iuran wajib

dari anggota.”

Berdasarkan penuturan Bapak Syaifrudin (35th), dalam hal sumbangsih harta

benda seluruh anggota menyumbangkan seturut dengan kemampuan mereka.

Sumbangan yang diberikan berupa lahan yang disewakan untuk kelompok dan

iuran wajib. Memperjelas pernyataan tentang iuran wajib dari partisipan, selaku

key informant menambahkan :

“ dalam partisipasi harta benda, biasanya seperti ini, yaitu memberikan fasilitas untuk

kegiatan magang siswa/mahasiswa, memberikan akomodasi dalam mengikuti

pameran/pelatihan organik. Selain itu ada iuran untuk tanam pertama itu ada iuran saham

Rp.25.000/anggota, iuran wajib Rp.1000/bulan, potongan hasil panen diambil Rp.100/kilo

semuanya itu masuk ke kas kelompok.”(Bapak Pitoyo)

“ untuk kelompok tani ini, bentuk dari partisipasi harta benda tidak hanya berupa uang

iuran tetapi juga ada iuran pupuk kandang masing-masing anggota harus 2 keranjang atau

± 60 kg.”(Bapak Abdul Wahab)

Menyimpulkan hasil wawancara dengan partisipan dan key informant di

atas, bahwa partisipasi dalam bentuk harta benda terdiri dari iuran wajib dan

bangunan. Iuran wajib diperuntukkan sebagai pendukung pembiayaan dalam

berbudidaya organik, sedangkan sumbangan bangunan berupa rumah dan tanah,

rumah dipergunakan sebagai wadah atau fasilitas dalam kegiatan permagangan

serta tanah sebagai lahan tempat berbudidaya sayuran organik. Seluruh

sumbangsih harta benda yang diberikan oleh anggota ini berdasarkan kemampuan

dan sukarela dari seluruh anggota.

4.2.4 Partisipasi Keterampilan

Tentang bentuk partisipasi keterampilan, tidak semua anggota kelompok

mempunyai keterampilan yang sama. Bentuk partisipasi keterampilan hampir

mirip dengan partisipasi tenaga, namun bentuk partisipasi ini lebih spesifik pada

kemampuan personal dari masing-masing anggota kelompok tani tersebut. Berikut

pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Jumarno (47th) menggambarkan

keterampilan yang dimilikinya:

“ untuk partisipasi keterampilan, saya bisa dalam hal pembukuan kelompok, jadi semua

pencatatan akuntansi saya yang urus, keluar masuknya sayur saya yang catat itu butuh

terampil dan kita harus teliti mas.”

Page 5: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

15

Seperti yang disebutkan dalam pernyataan di atas yaitu bentuk partisipasi yang

diberikan adalah pembukuan seluruh transaksi di kelompok. Membenarkan bentuk

keterampilan yang disebutkan partisipan, berikut pernyataan dari key informant :

“ dalam keanggotaan kelompok tani ada yang bisa administrasi…nah hal ini bisa dipakai

untuk mendukung kegiatan kelompok tani contohnya Pak Jumarno, beliau mahir dalam

hal pembukuan…yah saya tugaskan saja jadi pengelola gudang.” (Bapak Pitoyo)

“ kami membagi pekerjaan berdasarkan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing

anggota kelompok. Saya dan beberapa anggota lain seperti Pak Suparyono, Harto Slamet,

dan juga Pak Supardi khusus menangani pembuatan pupuk.”(Bapak Abdul Wahab)

Bentuk partisipasi keterampilan yang muncul di kelompok tani

Tranggulasi ini bermacam-macam, mulai dari keterampilan dalam pembuatan

pupuk organik serta pembukuan administrasi kelompok. Selaras dengan

pernyataan dari Fahrudin (2011) bahwa partisipasi keterampilan adalah kemahiran

yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri.

Partisipasi keterampilan yang diberikan oleh seluruh anggota kelompok sesuai

dengan kelebihan dan kemampuan dari masing-masing anggota dan semuanya itu

untuk mendukung kegiatan pengembangan pertanian sayuran organik di

Kelompok Tani Tranggulasi.

4.2.5 Partisipasi Sosial

Bentuk partisipasi ini adalah dimana setiap anggota akan dianggap sebagai

bagian dari kelompoknya. Huraerah (2008) memaparkan bahwa partisipasi sosial

adalah yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban. Menurut KBBI arti dari

keguyuban adalah berasal dari kata dasar guyub yang berarti perkumpulan yang

bersifat kekeluargaan, didirikan orang-orang yang sepaham (sedarah) untuk

membina persatuan (kerukunan) diantara para anggotanya (Anonim 2014a).

Berikut petikan wawancara dengan Bapak Suparyono (49th) tentang bentuk

partisipasi sosial:

“ partisipasi sosial untuk kelompok tani, yah semua anggota itu sering mengikuti rapat

rutin, gotong royong, semua itu dilakukan secara sukarela mas…semua anggota punya

inisiatif sendiri,..yah karena itu semua untuk kebutuhan kelompok juga. Kalau untuk

partisipasi sosial dengan desa disini, kita sering mengikuti pengajian bersama, kegiatan

bersih-bersih kampung.”

Tercermin dari pernyataan partisipan bahwa partisipasi sosial sebagai tanda

keguyuban yang diberikan anggota kelompok tani Tranggulasi adalah mengikuti

Page 6: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

16

rapat rutin internal kelompok, gotong royong dalam membangun fasilitas

kelompok. Mendukung pernyataan di atas, key informant menambahkan :

“ untuk kegiatan sosial di internal kelompok pasti semua anggota ikut serta contohnya

rapat rutin, gotong royong waktu bangun fasilitas kelompok. Semua kegiatan diikuti

anggota karena mereka mempunyai tujuan dan kepentingan bersama untuk kemajuan

kelompok tani ini mas.. Kalau untuk kegiatan sosial dengan masyarakat desa disini,

anggota kelompok sering ikut kerja bakti dalam kegiatan bersih-bersih kampung, kegiatan

lain lagi kalau ada warga desa yang terkena musibah, kelompok tani sudah menyiapkan

sumbangan.”(Bapak Pitoyo)

“ namanya kita bersosial kelompok pasti ada tujuan yang kita mau tuju, yah untuk itu kita

kelompok ini saling membantu dan aktif mulai dari ikut rapat, gotong royong tanam atau

panen, hajatan, pengajian dan misalnya ada anggota atau warga sini yang kena musibah

pasti kita bantu mas, semua itu untuk kepentingan bersama dan untuk kemajuan

kelompok tani Tranggulasi disini juga mas tooh kita sama-sama rasa juga.”(Bapak Abdul

Wahab)

Berdasarkan argumen dari partisipan dan key informant mengenai

partisipasi sosial, dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) kelompok partisipasi

sosial yaitu internal dan eksternal kelompok. Internal kelompok meliputi

mengikuti rapat, gotong royong dalam berkerjasama membangun dan merawat

fasilitas kelompok. Hal ini dikarenakan anggota kelompok menyadari menyadari

satu paham dan tujuan yang sama dalam memajukan kegiatan pengembangan

agribisnis pertanian sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi. Eksternal

yaitu anggota kelompok ikut andil dalam semua kegiatan di desa tersebut mulai

dari mengikuti pengajian, hajatan dan sumbangan sosial kepada warga desa yang

terkena musibah, hal ini dikarenakan seluruh anggota kelompok tani Tranggulasi

menyadari bahwa mereka adalah bagian dari desa tersebut.

4.3 Faktor-faktor Pendorong Partisipasi Petani

Menurut Suciati (2006), ada 2 (dua) faktor yang dapat menjadi pendorong

komunitas untuk berpartisipasi. Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal itu antara lain usia, tingkat pendidikan dan tingkat

penghasilan. Sementara faktor eksternal dapat berupa lembaga-lembaga yang

memberikan dukungan agar mendorong terjadinya partisipasi komunitas.

4.3.1 Faktor Internal Petani

a. Usia

Menurut Slamet (1994), bahwa usia berpengaruh pada keaktifan seseorang

dalam berpartisipasi. Dalam hal ini golongan tua yang dianggap lebih

Page 7: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

17

berpengalaman atau senior akan lebih banyak memberikan pendapat dan motivasi

(Yulianti, 2000 dalam Suciati, 2006). Hal ini juga terlihat di kelompok tani

Tranggulasi, dimana anggota yang sudah sesepuh bentuk partisipasinya hanya

sebatas partisipasi buah pikiran yaitu berbagi pengalaman dan motivasi. Berikut

petikan wawancara dengan Bapak Harto Slamet (58th) sebagai sesepuh kelompok

mengenai bentuk partisipasi yang diberikan:

“ saya bertambah umur berarti bertambah pengalaman, jadi yang bisa saya berikan itu

hanya pengalaman saja sama anggota kelompok. Dalam rapat juga seperti itu mas…saya

biasa memberikan motivasi kepada teman-teman anggota agar terus semangat

berbudidaya organik, karena saya juga yang paling sesepuh disini makanya saya harus

bisa memberikan contoh yang baik juga mas, di umur saya yang sudah tua ini yah saya

hanya bisa berbagi pengalaman saja mas…kalau untuk tenaga dan lainnya saya serahkan

pada yang muda saja, saya sebagai penasehat saja.”

Penuturan Bapak Harto Slamet (58th) sependapat dengan Tamarli (1994), yang

menyatakan bahwa semakin tua usia seseorang, relatif berkurang kemampuan

fisiknya dan keadaan tersebut akan berperan dalam partisipasinya. Namun pada

anggota kelompok tani Tranggulasi yang lain, yang usianya lebih muda juga

memberikan kontribusi yang berbeda dalam kelompok tani Tranggulasi. Berikut

pernyataan dari Bapak Jumarno (47th):

“ kalau saya masih siap untuk segala sesuatu mas….yah umur saya baru 47 tahun, masih

kuat lah mas. Untuk kegiatan kelompok saya pasti nomer satu, mau dari budidaya sampai

pasca panen, kebetulan juga saya sebagai pengelola gudang jadi setiap hari saya kudu

stanby di gudang, jadi saya yang mengawasi, mencatat keluar masuknya sayur.”

Mendukung dari pernyataan partisipan, key informant menambahkan:

“ kalau dari segi usia, semua anggota punya hak untuk berpartisipasi, tidak terkecuali

anggota yang sudah lanjut usia contohnya mbah Harto Slamet, beliau sering sekali

menyampaikan pengalaman dia dalam bertani jadi misalnya dalam rapat ada anggota

yang terkendala masalah hama, beliau pasti langsung memberikan solusi dan beliau

menjadi panutan di kelompok tani Tranggulasi ini karena sudah banyak makan garam.

Dalam organisasi kelompok, beliau saya percayakan sebagai wakil ketua dan penasehat di

kelompok tani ini.”(Bapak Pitoyo)

“ semua anggota punya hak dan kewajiban untuk berpartisipasi, baik yang tua atau yang

muda. Banyak hal yang bisa diberikan untuk kemajuan dan pengembangan kelompok tani

disini, untuk buah pikiran bagi yang sudah sesepuh mereka bisa menyumbangkan

pengalaman mereka dalam bertani organik…yah mereka kan sudah lahir duluan dari kita

mas jadi yah otomatis pengalaman mereka lebih banyak, tetapi untuk yang masih muda

seperti saya dan anggota yang lain pasti untuk semua bentuk partisipasi…pasti kami siap

mas.”(Bapak Abdul Wahab)

Menyimpulkan berdasarkan usia anggota kelompok tani Tranggulasi

terhadap bentuk partisipasi yang diberikan adalah kelompok usia lanjut

(>50tahun) akan berkontribusi sebatas bentuk partisipasi buah pikiran yaitu

Page 8: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

18

berbagi pengalaman dan motivasi, sedangkan kelompok usia yang masih

produktif (< 50 tahun) cenderung berpartisipasi dalam seluruh bentuk partisipasi

baik dalam menyumbangkan buah pikiran, tenaga, harta benda, keterampilan dan

sosial.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang dalam komunitas turut menentukan bentuk

partisipasi yang diberikan pada komunitasnya. Anggota kelompok tani

Tranggulasi tidak semuanya berpendidikan tinggi, hal ini menentukan bentuk

partisipasi yang diberikan. Berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan, bentuk

partisipasi yang muncul adalah buah pikiran dan keterampilan. Membedakan

partisipasi buah pikiran, anggota yang berpendidikan rendah cenderung hanya

mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pengurus kelompok. Berikut penuturan dari

Bapak Harun (48th) dengan latar belakang pendidikan SD :

“ pendidikan saya hanya SD atau dulu itu sekolah rakyat mas, untuk ide-ide saya hanya

ikut saja apa kata pengurus, biar mereka saja yang atur saya terima kerja saja.”

Berdasarkan penuturan Bapak Harun (48th) bahwa buah pikiran yang

diberikannya hanya sebatas mengikuti saja. Hal ini membedakan bentuk

partisipasi buah pikiran pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Berikut

penuturan dari Bapak Jumarno (47th) dengan latar belakang pendidikan SMP :

“ kalau di kelompok saya termasuk dalam pengurus, disitu kami yang rancang rencana

kerja misalnya kalau ada hibah dana disitu kita yang tentukan mau diapakan dana itu, jadi

dirapat itu saya biasa memberikan ide-ide misalnya uang itu kita pakai untuk beli sapi,

selain bermanfaat kotorannya nanti juga bisa kita jual.”

Membenarkan dari pernyataan kedua partisipan tersebut, berikut pernyataan key

informant :

“ memang jauh berbeda mas...antara orang yang berpendikan dengan yang tidak, artinya

dari segi pandangan, pola pikir dan imajinasi itu orang yang berpendidikan akan

mempunyai kelebihan dalam menyampaikan ide dan pemikiran yang memajukan

kelompok disini dan pastinya berbanding terbalik dengan orang yang kurang dalam

pendidikan mereka akan cenderung untuk mengikuti saja apa yang sudah ada, tapi tidak

hanya itu saja mereka juga punya kemampuan dalam memecahkan masalah sendiri atas

dasar pengalaman yang mereka punya.” (Bapak Abdul Wahab)

Latar belakang tingkat pendidikan mempengaruhi bentuk partisipasi buah

pikiran yang diberikan. Anggota kelompok yang berpendidikan rendah cenderung

tidak memberikan partisipasi buah pikiran yang berarti sedangkan anggota yang

berpendidikan tinggi memberikan ide-ide yang bersifat nomatif dalam merancang

Page 9: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

19

rencana kerja dalam kelompok tani Tranggulasi. Hal ini seiring dengan pernyataan

Slamet (1994), bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi dalam berpartisipasi

karena dengan latar belakang pendidikan yang diperoleh, seseorang akan lebih

mudah berinovasi dan mempunyai pikiran yang kreatif.

Bentuk partisipasi keterampilan juga terlihat berbeda berdasarkan tingkat

pendidikan yang dimiliki anggota kelompok tani Tranggulasi. Berikut penuturan

dari Bapak Harun (48th) dengan latar belakang pendidikan SD:

“ yah bisa lah mas keterampilan yang saya punya bisa nukang atau tukang bangunan

wong saya ini hanya lulusan SD kok, jadi kalau kelompok mau mbangun saya siap bantu

biar mereka enggak cari tukang lain lagi kan kalau pakai tukang lain pasti bayar lagi

mas.”

Keterampilan yang dijabarkan oleh Bapak Harun (48th) merupakan keterbatasan

dari latar belakang pendidikannya sehingga hanya menyumbangkan seturut

dengan kemampuan yang dimiliki berupa keterampilan menjadi tukang bangunan.

Keterampilan lain juga diberikan oleh Bapak Jumarno (47th)lewat penuturan

berikut:

“ kalau pendidikan yah saya hanya lulusan SMP mas…saya dipercayakan oleh kelompok

sebagai sekretaris pengelola gudang, kebetulan saya mahir dalam pembukuan yang saya

dapat di sekolah dulu, itu yang saya pakai mas…yah lumayan lah mas bisa untuk

membantu kelompok.”

Terlihat jelas perbedaan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing

partisipan, yaitu pada latar belakang pendidikan rendah, keterampilan yang

muncul berupa menjadi tukang bangunan dan pada latar belakang pendidikan

tinggi yaitu keterampilan dalam hal pembukuan administrasi kelompok.

Membenarkan perbedaan tersebut, berikut pernyataan key informant mengenai

bentuk partisipasi keterampilan:

“ keterampilan yang dikasih anggota macam-macam bentuknya, kalau yang

berpendidikan SD apa yang mereka bisa yah itu yang dikasih, ada yang bisa nukang yah

silahkan selama itu membangun dan menguntungkan kelompok enggak papa, seperti ini

lagi mas, untuk mengelola aktifitas di gudang misalnya pencatatan administrasi saya

menugaskan anggota yang mengerti dan paham tentang pembukuan..nah ini butuh orang-

orang yang pinter dalam hal ini yang berpendidikan baik seperti pak Jumarno sebagai

pengelola gudang dan Syaifrudin sebagai bendahara.”(Bapak Pitoyo)

Menyimpulkan hasil temuan melalui wawancara, ditemukan bahwa tingkat

pendidikan mempengaruhi bentuk partisipasi yang diberikan. Hal ini selaras

dengan pernyataan Mubyarto dan Kartodirdjo (1988) yang mengatakan bahwa

faktor pendidikan mempunyai pengaruh positif dalam derajat partisipasi yang

Page 10: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

20

diberikan. Pada tingkat pendidikan rendah, bentuk partisipasi keterampilan yang

diberikan hanya berdasarkan kemampuan individu yaitu menjadi tukang bangunan

guna mendukung pembangunan fasilitas di kelompok tani Tranggulasi.

Selanjutnya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka bentuk partisipasi

keterampilan yang diberikan akan lebih berkualitas berdasarkan pada pendidikan

yang pernah ditempuh seperti pembukuan dalam administrasi kelompok.

c. Tingkat Penghasilan

Menurut Panudju (1999) dalam Suciati (2006), masyarakat hanya akan

bersedia untuk mengerahkan semua kemampuannya apabila hasil yang dicapai

akan sesuai dengan keinginan dan prioritas kebutuhan mereka. Selaras dengan

pendapat tersebut, bahwa tingkat penghasilan yang didapat oleh petani anggota

kelompok tani Tranggulasi menjadi faktor pendorong dalam memberikan

partisipasi. Bentuk partisipasi yang dominan muncul adalah bentuk partisipasi

buah pikiran, tenaga dan harta benda.

Pertama akan dibahas bentuk partisipasi buah pikiran dimana para anggota

kelompok tani Tranggulasi memberikan motivasi atau ajakan untuk berbudidaya

organik baik kepada anggota ataupun ke orang lain. Berikut pernyataan dari

Bapak Harto Slamet (58th) untuk bentuk partisipasi buah pikiran:

“ kalau dari penghasilan begini mas…saya hanya bisa mengajak dan motivasi orang lain

untuk berbudidaya organik, karena sehat dan harganya lumayan juga. Alhamdulilah saya

sangat menikmati hasilnya sekarang mas...harga juga tinggi dan sehat makanya saya

mengajak teman-teman untuk ikut jejak saya, dengan hasil yang saya dapat sekarang pasti

mereka mau ikut berorganik.”

Mempertegas pernyataan mengenai bentuk partisipasi buah pikiran yang muncul

berikut pernyataan dari key informant:

“ Alhamdulilah anggota kelompok disini saling berbagi ilmu dan motivasi untuk teman-

teman yang lain untuk berbudidaya organik karena sehat dan penghasilan mereka yang

baik.”(Bapak Pitoyo)

“ untuk memacu keinginan petani lain untuk ikut bertani organik maka yang kita

butuhkan adalah contoh orang yang telah berhasil yah dalam hal ini orang yang

berpenghasilan baik dari budidaya organik. Nah dari situ kita bisa menyumbangkan ide

dan motivasi untuk mengajak oranglain berbudidaya organik.”(Bapak Abdul Wahab)

Berdasarkan pernyataan dari partisipan dan key informant, bahwa tingkat

penghasilan mempengaruhi bentuk partisipasi buah pikiran. Partisipasi buah

pikiran yang dimaksud adalah berbagi pengalaman dan motivasi untuk ikut

berbudidaya organik.

Page 11: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

21

Partisipasi tenaga, dimana dengan tingkat penghasilan yang baik secara

langsung mempengaruhi partisipasi tenaga yang muncul. Bapak Jumarno (47th)

misalnya, menyebutkan bahwa keterlibatan dirinya dalam bentuk partisipasi

tenaga dipengaruhi oleh tingkat penghasilan :

“ saya kerja keras berorganik ini yah untuk cari duit mas…cari penghasilan itu, karena

berorganik ini penghasilan saya jadi lumayan. Misalnya yah mas…harga untuk brokoli

organik Rp. 14.000,- harga di pasar bisa setengah harga dengan non organik, dengan

tingkat penghasilan yang seperti itu yah saya mau bekerja mas ngasih tenaga untuk

kelompok dan untuk saya pribadi juga.”

Pernyataan Bapak Jumarno (47th) bahwa bentuk partisipasi yang diberikan adalah

bentuk partisipasi tenaga yaitu kerja budidaya organik, karena beliau merasa

penghasilan yang didapat dari bertani organik sangat baik dibandingkan dengan

penghasilan bertani non organik. Mempertajam pernyataan dari partisipan, key

informant menambahkan :

“ sudah pasti ada tenaganya mas, orang yang berpenghasilan baik pasti harus kerja

keras..yah yang terjadi disini juga seperti itu mas…teman-teman anggota kelompok

bekerja keras untuk penghasilan yang lebih baik.”(Bapak Pitoyo)

“ semakin banyak penghasilan, otomatis orang itu berkerja keras. Sama halnya juga di

kelompok tani Tranggulasi ini, semakin kita berkerja keras pasti hasilnya juga

memuaskan, jadi tenaga punya peran penting dalam budidaya organik disini.”(Bapak

Abdul Wahab)

Terlihat dari pernyataan partisipan dan key informant dapat disimpulkan bahwa

faktor tingkat penghasilan sangat mempengaruhi bentuk partisipasi tenaga, dalam

hal ini seluruh anggota memberikan tenaga dan kerja keras untuk mendapatkan

penghasilan yang lebih baik.

Selanjutnya adalah tingkat penghasilan mempengaruhi bentuk partisipasi

harta benda yang diberikan anggota kelompok tani Tranggulasi. Berikut

pernyataan dari Bapak Syaifrudin (35th) mengenai hal tersebut :

“ dari penghasilan berorganik yang lumayan itulah ada saya sisipkan untuk kelompok,

yah itu tadi iuran wajib sama sumbangan-sumbangan lainya, pokoknya mas kalau untuk

kelompok pasti saya siap sedia.”

Bapak Abdul Wahab (41th) juga memperjelas tentang partisipasi harta benda:

“ semakin banyak penghasilan kita, katakanlah kita harus banyak-banyak juga

memberikan sumbangan untuk mendukung pengembangan kelompok tani Tranggulasi

ini, tooh semuanya itu kita rasakan sendiri kog mas... di kelompok ada iuran wajib

Rp.1000/bulan, iuran hasil panen Rp.100,-/kg dan sumbangan kalau ada musibah.”

Page 12: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

22

Pernyataan dari partisipan dan key informant disimpulkan bahwa sumbangsih

bentuk partisipasi harta benda yang muncul dikelompok tani Tranggulasi dalam

bentuk uang yaitu iuran wajib.

Berdasarkan pemaparan dari partisipan dan key informant, bentuk

partisipasi buah pikiran, tenaga dan harta benda yang diberikan anggota kelompok

tani berdasarkan tingkat penghasilan sangat mempengaruhi hal tersebut. Pada

partisipasi buah pikiran yaitu muncul keinginan dari anggota untuk menceritakan,

mengajak, membagi pengalaman dan informasi tentang budidaya organik yang

telah dijalani sampai sekarang. Selanjutnya mengenai partisipasi tenaga yang

muncul yaitu seluruh anggota berkerja keras dalam berbudidaya organik mulai

dari proses budidaya hingga pasca panen, karena seluruh anggota kelompok ingin

mendapatkan penghasilan yang baik dari budidaya organik tersebut. Mengenai

bentuk partisipasi harta benda yang muncul adalah dalam bentuk iuran wajib dan

dari semuanya itu diperuntukan memperlancar dan mendukung kegiatan budidaya

guna memperoleh penghasilan yang baik.

4.3.2 Faktor Eksternal Petani

a. Lembaga Pemerintah (Dinas Pertanian Kabupaten Semarang)

Dinas Pertanian Kabupaten Semarang dalam hal ini berperan dalam

mendukung dan memfasilitasi kegiatan pengembangan agribisnis pertanian

sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi. Adapun bentuk dukungan dan

fasilitas dapat dilihat secara fisik dan non fisik. Secara fisik yaitu gudang

penyimpanan, alat pengepakan, cooling storage, pembangkit listrik tenaga surya,

embung , saluran irigasi dan satu unit mobil box. Sedangkan untuk dukungan non

fisik berupa pendidikan dan pelatihan budidaya organik, baik yang diberikan oleh

petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) atau pun melalui pelatihan dalam

bidang budidaya organik.

Berkaitan dengan dukungan dan fasilitas secara fisik, bentuk partisipasi

yang muncul adalah tenaga, keterampilan, harta benda dan sosial sedangkan

bentuk dukungan secara non fisik memicu bentuk partisipasi buah pikiran. Berikut

pernyataan Bapak Jumarno (47th) untuk bentuk partisipasi tenaga yang tergambar

di kelompok tani Tranggulasi :

“ kalau partisipasi tenaga Alhamdulilah saya selalu siap, seluruh kegiatan kelompok

membutuhkan tenaga mulai dari budidaya sampai pasca panen. Dulu waktu ada kegiatan

Page 13: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

23

pembangunan embung, saya ikut gabung dan bersama-sama anggota kelompok, tidak

hanya itu saja mas..dengan inisiatif saya sendiri, saya merawat saluran air dari embung

tadi..pokoknya seluruh kegiatan kelompok yang berhubungan dengan tenaga saya siap.”

Penuturan dari Bapak Jumarno (47th) menjelaskan bahwa bentuk partisipasi

tenaga disiapkan mulai dari proses tanam sampai pasca panen, selain itu juga

untuk kegiatan pembangunan dan perawatan fasilitas fisik yang diberikan oleh

Dinas Pertanian. Memperkuat pernyataan dari partisipan, Bapak Petrus (55th)

menambahkan :

“ tenaga sudah pasti dari anggota kelompok yah…dengan adanya fasilitas itu otomatis

mendukung kegiatan usaha mereka dan mereka juga harus melimpahkan tenaga mereka

untuk memanfaatkan, mengelola sekaligus merawat seluruh fasilitas itu.”

Menyempurnakan dari pernyataan di atas, Bapak Pitoyo (46th) menambahkan :

“ tenaga diperlukan untuk seluruh aspek dalam budidaya sayuran organik disini, nah

dengan bermacam-macam fasilitas dari dinas pertanian, anggota dituntut untuk

memanfaatkan, mengelola dan merawat. Untuk memanfaatkan seperti ini mas…ketika

kita ingin mengirim hasil panen otomatis kita harus packing dulu pakai alat packing itu

terus diangkut pake mobil box, nah disini kita harus menyumbangkan tenaga kita,

lanjutnya lagi untuk perawatan fasilitas disini juga pasti butuh tenaga, perawatan saluran

irigasi dan embung misalnya, intinya mas bentuk partisipasi tenaga sangat diutamakan di

kelompok kami baik untuk pemanfaatan, pengelolaan dan perawatan fasilitas itu.”

Berdasarkan penuturan dari partisipan dan key informant mengenai bentuk

partisipasi tenaga yang muncul di kelompok tani Tranggulasi yaitu tenaga

diperlukan untuk memanfaatkan, mengelola dan merawat fasilitas yang telah

diberikan oleh Dinas Pertanian yang diperuntukkan guna keberlangsungan

budidaya oganik di kelompok tani Tranggulasi.

Bentuk partisipasi keterampilan juga muncul dengan adanya dukungan

fasilitas fisik dari Dinas Pertanian. Pernyataan dari Bapak Harun (48th)

menjelaskan tentang bentuk keterampilan yang muncul :

“ kita dikasih mobil box dari dinas, dulu dikelompok tidak ada yang bisa nyetir akhirnya

kita suruh Pak Rebo untuk belajar nyetir…akhirnya dia bisa yah dari situ kita manfaatkan

untuk dukung usaha kita misalnya waktu ngirim sayur jadi kita enggak perlu sewa orang

lagi. Yah saya juga bisa nukang mas…jadi kalau kelompok mau bangun fasilitas dari

dinas saya siap untuk bantu.”

Selaku key informant dalam penelitian ini menambahkan :

“ untuk keterampilan ini jelas sekali muncul misalnya waktu proses packing, ini butuh

keterampilan menggunakan alat packing itu kalau enggak terampil pasti amburadul

hasilnya mas…sama halnya juga waktu grading mas, kalau enggak terampil pasti akan

tercampur semua mana yang grade A dengan grade B.”(Bapak Petrus)

Menyimpulkan bentuk partisipasi keterampilan yang muncul di anggota kelompok

tani Tranggulasi adalah keterampilan dalam mengemudikan mobil box, menjadi

Page 14: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

24

tukang bangunan dalam membangun fasilitas dari Dinas Pertanian serta

keterampilan dalam proses pengepakan. Keterampilan ini muncul berdasarkan

inisiatif dari anggota kelompok karena ingin memanfaatkan fasilitas dan menjadi

suatu keharusan bagi anggota untuk mendukung kegiatan pengembangan

pertanian sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi.

Partisipasi harta benda yang muncul di kelompok tani Tranggulasi ini

berdasarkan kemampuan secara sukarela dari setiap anggota kelompok. Berikut

pernyataan dari Bapak Syaifrudin (35th) untuk bentuk partisipasi harta benda :

“ dengan adanya dukungan dari dinas pertanian ini mas, saya merasa sangat terbantu,

pendapatan saya tambah makin hari makin baik, yah setidaknya saya bisa

menyumbangkan sebagian tanah saya untuk menjadi inventaris kelompok yang penting

untuk kemajuan kelompok saya pasti siap.”

Mempertegas pernyataan di atas, Bapak Petrus (55th) selaku PPL menambahkan :

“ memang saya lihat antusias untuk partisipasi harta benda ini sangat tinggi, anggota

kelompok banyak yang menyumbangkan apa yang mereka punya untuk kelompok, ada

yang ngasih uang iuran, misalnya kelompok mau bangun saluran irigasi disitu kelompok

patungan untuk membeli bahan, sama lagi untuk perawatan fasilitas, mereka ada iuran

untuk biaya operasional semua fasilitas itu.”

Bapak Pitoyo (46th) juga menambahkan: “ saya pribadi mas, untuk menghadiri pelatihan di dinas misalnya saya harus

mengeluarkan duit saya sendiri untuk berangkat kesana, ini berlaku juga untuk semua

anggota dengan ada fasilitas dari dinas yah mereka harus tanggung jawab untuk merawat,

biaya perawatan itu ditarik dari iuran-iuran wajib dan sukarela.”

Bentuk partisipasi harta benda berdasarkan adanya fasilitas, maka dapat

disimpulkan tidak hanya sumbangsih dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk

sebidang tanah dalam hal ini untuk mendukung kegiatan budidaya organik.

Sumbangan dalam bentuk uang diperuntukan guna memanfaatkan dan merawat

seluruh fasilitas yang sudah diberikan oleh Dinas Pertanian.

Bentuk partisipasi sosial juga nampak dalam kegiatan berbudidaya organik

di kelompok tani Tranggulasi. Hal ini berhubungan dengan aktifitas kelompok

tani terhadap kehidupan sosial di Desa Batur. Berikut pernyataan dari Bapak

Suparyono (49th) untuk menggambarkan bentuk partisipasi tersebut :

“ namanya hidup sosial yah mas…kita harus bisa berbagi, sering di desa atau kelompok

tani ini ada kedukaan atau hajatan itu sering diminta sumbangan sukarelanya untuk

sekedar membantu, dan kita sebagai anggota kelompok sekaligus warga di desa sini..yah

kudu siap sedia semuanya mas, seperti kalau ada pembangunan jalan desa ini, itu jalan

setapak yang di desa sini, itu bantuan juga dari kelompok mas, kelompok yang cari dana

trus kita bangun bareng-bareng.”

Page 15: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

25

Terlihat dari pernyataan Bapak Suparyono (49th), bahwa peran dari kelompok

tani Tranggulasi melingkupi kegiatan sosial dan pembangunan desa. Hal ini

dibenarkan oleh Bapak Petrus (55th) selaku PPL Dinas Pertanian :

“ kelompok tani ini sudah berdiri dari tahun 2000 mas, jadi sampai sekarang sudah

mandiri, jadi seluruh akses jalan atau fasilitas pendukung lain mereka sudah bisa

usahakan sendiri, satu lagi mas, itu kalau ada acara di kampung mereka gotong royong

dan kerja sama misalnya kalau ada warga hajatan mereka ramai-ramai yah anggota

kelompok juga pasti ikut disitu, lah wong mereka itu warga desa Batur juga kog jadi

wajib itu mas.”

Tidak hanya dalam kegiatan sosial dan pembangunan desa, kelompok tani

Tranggulasi juga berperan dalam pemberdayaan dan peningkatan pendapatan

warga desa tersebut. Berikut pernyataan dari Bapak Pitoyo (46th) mengenai hal

tersebut :

“ sering kita kalau panen kekurangan tenaga kerja mas, jadi saya sendiri berinisiatif untuk

mencari tenaga kerja yang ada di desa ini untuk membantu saya dan kelompok, yah nanti

kita tinggal bayar saja, kan lumayan mas untuk tambah-tambah uang jajan. Satu lagi mas,

kita kan ada listrik tenaga surya itu, itu hibah dari KEMENTAN jadi kita manfaatkan saja

selain untuk kelompok juga bantu warga desa di sini misalnya kalau ada acara di Masjid

atau hajatan warga disini.”

Mengkonfirmasi hal tersebut, berikut pernyataan dari Bapak Petrus (55th) selaku

PPL Dinas Pertanian :

“ jumlah anggota kelompok hanya 32 orang, jadi sering waktu panen mereka kewalahan

jadi mereka kadang membayar orang untuk bantu, untuk penggunaan fasilitas dari dinas

diluar kepentingan kelompok, selama itu bermanfaat saya rasa itu aman-aman saja mas.”

Berdasarkan penuturan dari partisipan dan key informant mengenai partisipasi

sosial, bahwa kelompok tani Tranggulasi dengan adanya fasilitas dari Dinas

Pertanian, berperan dalam pembangunan, pemberdayaan dan ikut berpartisipasi

dalam kegiatan desa. Bentuk partisipasi sosial yang muncul adalah mengikuti

kegiatan kampung seperti hajatan, turut ikut serta dalam pembangunan desa,

memberdayakan warga desa yang kekurangan dan menggunakan fasilitas dari

Dinas Pertanian untuk kegiatan warga desa.

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa fasilitas yang diberikan Dinas

Pertanian terdiri dari bentuk fisik dan non fisik. Fasilitas non fisik seperti ilmu

dan pengetahuan tentang budidaya organik yang didapat dari penyuluh (PPL) atau

seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian. Hal ini memicu

bentuk partisipasi buah pikiran. Berikut pernyataan dari Bapak Suparyono (49th)

mengenai bentuk partisipasi buah pikiran :

Page 16: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

26

“ pernah saya yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan di dinas pertanian, pasti saya

dapat ilmu dari situ, nah ilmu itu pasti saya informasikan ke teman-teman anggota lain,

jadi yah saya hanya berbagi saja dengan kelompok supaya kita sama-sama bisa, begitu

juga dengan informasi dari Pak PPL.”

Hal ini dibenarkan juga oleh Bapak Petrus (55th) selaku PPL:

“ saya pribadi sebagai fasilitas dan pendamping petani dari Dinas Pertanian kabupaten

Semarang sering memberikan arahan kepada anggota kelompok, misalnya saya ngasih

informasi tentang obat hama sama Mbah Harto, pasti Mbah Harto bawa informasi itu ke

rapat anggota. Jadi otomatis mas, mereka berbagi informasi tadi itu.”

Menambahkan pernyataan di atas, Bapak Pitoyo (46th):

“ semua informasi yang ada baik dari luar atau dari dalam kelompok, pasti akan dibawa

ke rapat rutin anggota. Misalnya ada anggota yang ditugaskan untuk ikut pelatihan

penggunaan teknologi tepat guna di Dinas Pertanian, nah begitu beliau pulang dari sana

pasti dan harus berbagi dengan kelompok.”

Pelatihan dan seminar tentang budidaya organik merupakan salah satu

sarana bagi Dinas Pertanian untuk menyampaikan seluruh teknik dan teknologi

tepat guna dalam budidaya organik. Selain itu juga Petugas Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) dalam hal ini berperan sebagai perpanjangan tangan dari dinas

pertanian untuk menyampaikan seluruh informasi yang mendukung kegiatan

budidaya organik. Nampak jelas dari pernyataan partisipan dan key informant

bahwa berbagi informasi menjadi bentuk partisipasi buah pikiran yang tercermin

di kelompok tani Tranggulasi. Informasi masalah budidaya atau penggunaan

teknologi tepat guna yang berasal dari instansi tersebut dimanfaatkan secara

bersama-sama untuk mendukung keberlangsungan kegiatan pengembangan

budidaya pertanian sayuran organik di kelompok tani ini.

b. Lembaga Keuangan (Bank Pembangunan Daerah – Jawa Tengah)

Lembaga keuangan dalam hal ini adalah lembaga penyedia kredit.

Lembaga keuangan ini dapat memicu anggota kelompok tani Tranggulasi untuk

berpartisipasi, artinya bahwa kehadiran dan dukungan dana yang diberikan, turut

menjadi pendorong partisipasi anggota untuk terlibat dalam kegiatan

pengembangan pertanian sayuran organik. Sejalan dengan pernyataan tersebut

Pujoalwanto (2012) menyatakan bahwa dibutuhkan dana bagi keberlangsungan

partisipasi, sehingga dana menjadi bagian yang menentukan aktivitas partisipasi,

semakin baik kondisi dana semakin baik pula partisipasinya.

Lembaga keuangan yang terlibat dalam hal ini adalah BPD (Bank

Pembangunan Daerah) Jawa tengah. Bantuan meliputi pemberian kredit usaha

Page 17: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

27

rakyat (KUR). KUR merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diakses oleh

UMKM dan koperasi terutama memiliki usaha layak namun belum bankable.

Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki

kemampuan untuk mengembalikannya. UMKM dan koperasi yang diharapkan

dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif seperti :

pertanian, perikanan, perindustrian, kehutanan dan jasa simpan pinjam (Anonim,

2014b).

Bentuk partisipasi yang muncul di kelompok tani Tranggulasi adalah

partisipasi buah pikiran dan tenaga. Berikut pernyataan dari Bapak Harun (48th)

mengenai hal tersebut :

“kita anggota hanya mengikuti aja mas, soalnya yang lebih paham masalah begituan

pengurus, kita cukup kerja saja tenaga yang kita punya yah itu yang kami kasih, yang

penting bisa bayar kredit.”

Penuturan dari Bapak Harun (48th) menegaskan bahwa untuk partisipasi buah

pikiran di kalangan anggota hampir tidak ada dan lebih cenderung ke partisipasi

tenaga yaitu melimpahkan tenaga mereka untuk kerja berbudidaya sayuran

organik. Hal ini dikarenakan pengurus kelompok dianggap paling paham dalam

mengelola kredit yang ada. Membenarkan pernyataan tersebut, selaku key

informant menambahkan:

“ untuk pengelolaan dana, kami para pengurus yang punya andil untuk itu mas, untuk

anggota hanya mengikuti saja mereka cenderung untuk kerja saja ngasih tenaga aja untuk

kerja budidaya. Artinya disini yang butuh orang-orang yang bisa mengeluarkan ide-ide

yang bagus untuk pengelolaan bantuan ini contohnya yah mas, ketika ada bantuan kredit,

pasti anggota bingung mau diapakan dana itu, disini kita sebagai pengurus berinisiatif

untuk membeli sapi, selain menguntungkan juga bisa dipakai untuk dukung kegiatan

organik disini dan aturan-aturan lainnya seperti pembayaran kredit kita juga yang atur

biar enggak memberatkan anggota.”(Bapak Abdul Wahab)

“ mekanismenya seperti ini mas, ketika ada dana kredit kita para pengurus, pengurus loh

mas…beda dengan anggota, mengadakan rapat untuk membuat draft rencana kerja,

kemudian hasil dari sana kita lempar kedalam rapat dengan anggota dan itu pasti anggota

mengikutinya.”(Bapak Pitoyo)

Partisipasi buah pikiran dalam pengelolaan fasilitas kredit yang muncul adalah

ide-ide dalam membuat rancangan kerja kelompok dan hanya muncul di kalangan

pengurus kelompok tani Tranggulasi. Hal ini dikarenakan beda latar belakang

pendidikan, sebab kemampuan untuk mengeluarkan ide-ide yang tepat hanya

mampu dikemukakan oleh pengurus dengan latar belakang pendidikan yang baik.

Selanjutnya untuk bentuk partisipasi tenaga yang muncul adalah seluruh anggota

Page 18: 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Key Informant · Syaifrudin 35 SMP 1.000.000 Bendahara Sumber : Data primer, 2013. Selain data dari para partisipan diambil juga data dari key informant

28

berinisiatif untuk berkerja keras dalam berbudidaya organik untuk memanfaatkan

fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa

Tengah.