21
SINUSITIS MAXILARIS KELOMPOK F Pembimbing: dr. Juwono H., Sp.THT

4. Sinusitis Maxilaris

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. Sinusitis Maxilaris

SINUSITIS MAXILARISKELOMPOK F

Pembimbing:dr. Juwono H., Sp.THT

Page 2: 4. Sinusitis Maxilaris

DefinisiSinusitis maksilaris adalah peradangan sinus maksilaris (sinus terbesar berbentuk piramid di atas rahang atas) yang menyebabkan nyeri pada maksila (rahang atas), terutama pada daerah fossa kanina dan nyeri kepala.

Page 3: 4. Sinusitis Maxilaris
Page 4: 4. Sinusitis Maxilaris

Klasifikasi1. Sinusitis akut: gejalanya

berlangsung beberapa hari sampai 4 minggu

2. Sinusitis subakut: berlangsung dari 4 mgg - 3 bln

3. Sinusitis kronis:berlangsung >3 bulan

Page 5: 4. Sinusitis Maxilaris

Unutik menentukan apakah sinusitis maksilaris akut, sub akut, atau kronis, harus menggunakan pemeriksaan histopatologis.

Sinusitis akut: terdapat tanda2 radang akut

Sinusitis sub akut: tanda2 radang akut sudah reda

Sinusitis kronik: terjadi perubahan histologis mukosa sinus yg irreversible

Page 6: 4. Sinusitis Maxilaris

Etiologi Tersering: infeksi saluran nafas

atas karena virus (rinitis akut, campak, dan batuk rejan)

Radang pada gigi molar atau premolar

Jarang: menyelam, fraktur tulang maksila dan tulang frontal.

Page 7: 4. Sinusitis Maxilaris

PatogenesisInfeksi

Rx radang (edema di daerah kompleks

ostiomeatal)

Gangguan drainase dan ventilasi di dlm

sinus

Lendir yg kental-media pertumbuhan bakteri

patogen

Sumbatan terus menerus menyebabkan hipoksia dan

retensi lendir sehingga terjadi infeksi bakteria

anaerob

Page 8: 4. Sinusitis Maxilaris

Gejala Sinusitis akut1. Rhinorrhea yang kental dan bewarna

agak hijau dan berbau.2. Sakit pada wajah 3. Hidung buntu4. Demam dan rasa lesu5. Batuk6. Nyeri pada telinga7. Penurunan atau gangguan penciuman8. Jika dibuat menunduk, keluar cairan

dari hidung

Page 9: 4. Sinusitis Maxilaris

Gejala sinusitis kronikBila telah terjadi kronik dapat

juga terdapat komplikasi di paru2 berupa bronkhitis/bronkiektasis/asma bronkial, sehingga terjadi sinobronkitis

Page 10: 4. Sinusitis Maxilaris

Pemeriksaan fisikPembengkakan di daerah pipi

dan kelopak mata bawah sisi yang terkena (dalam keadaan akut) .

Pada rinoskopi anterior : mukosa konka tampak hiperemis dan edema, selain itu tampak mukopus atau nanah di meatus media.

Pada rinoskopi posterior : tampak mukopus di nasofaring(post nasal drip)

Page 11: 4. Sinusitis Maxilaris

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan tranluminasi: sinus yang

sakit akan terlihat suram atau gelapPemeriksaan radiologi, foto Waters, PA,

dan lateral: tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau air- fluid level pada sinus yang sakit

CT scan : tes yang paling sensitif dalam mengungkapkan kelainan anatomis selain melihat adanya cairan dalam sinus

Pemeriksaan kultur, sampel diambil dari sekret dari meatus medius atau meatus superior

Page 12: 4. Sinusitis Maxilaris

Diagnosa bandingVakum sinusInfeksi gigi geraham atasBenda asing dalam rongga

hidung

Page 13: 4. Sinusitis Maxilaris

PenatalaksanaanPrinsip penatalaksanaan dari sinusitis:mengembalikan fungsi silia mukosa, memperbaiki drainase, eradikasi bakteri, dan mengurangi nyeri.

Page 14: 4. Sinusitis Maxilaris

1) Medikamentosa

Antibiotika golongan penisilin Amoksisilin 3x500mgEritromisin 4x500mgKotrimoksasol 2x1tabletDoksisiklin 2x100mg/hari diikuti 100 mg/hari hari ke 2 dan berikutnya.

Page 15: 4. Sinusitis Maxilaris

Vasokonstriktor lokal dan dekongestan lokal (memperlancar drainase sinus)Solusio efedrin 1-2% tetes hidungSolusio oksimetasolin Hcl 0,05% semprot hidung (anak2 0,025%)

Tablet pseudoefedrin 3x60mg (dewasa)

Analgetika untuk menghilangkan rasa nyeriParasetamol 3x500mgMetampiron 3x500mg

Page 16: 4. Sinusitis Maxilaris

2) Tindakan non invasif

Diatermi dengan gelombang pendek, digunakan pada sinusitis subakut sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus.

Bila belum membaik dilakukan pungsi sinus dan irigasi sinus

Page 17: 4. Sinusitis Maxilaris

3) Tindakan pembedahan

Bila pengobatan konservatif gagalMengangkat mukosa yang patologis dan membuat

drainase sinus yang terkena. Tipe pembedahan yang dilakukan adalah antrostomi intra nasal dan operasi Caldwell-Luc.

Pembedahan non radikal yaitu Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF),merupakan tindakan pembedahan utama untuk menangani sinus.

Prinsip BSEF membuka dan membersihkan daerah ostio-meatal yang menjadi sumber penyumbatan dan infeksi hingga ventilasi dan drainase menjadi lancar kembali. Tingkat keberhasilan mencapai 90% dengan tanpa meninggalkan jaringan parut.

Page 18: 4. Sinusitis Maxilaris

Komplikasi1. Komplikasi orbita

◦Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering.

◦Pembengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita.

Page 19: 4. Sinusitis Maxilaris

2. MukokelKista yang mengandung mukus yang

timbul dalam sinus.Kista ini paling sering ditemukan pada

sinus maksilaris, disebut kista retensi mukus.

Biasanya tidak berbahaya.Prinsip terapi adalah eksplorasi sinus

secara bedah untuk mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.

Page 20: 4. Sinusitis Maxilaris

3. Komplikasi Intra Kranial

a. Meningitis akut (komplikasi sinusitis yang terberat).

b. Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium. Proses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.

c. Abses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid. Gejala yang timbul sama dengan abses dura.

d. Abses otak, setelah sistem vena, mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.

Page 21: 4. Sinusitis Maxilaris

Thank youGood luck

^_^