44637184-B-plan-SPBU-fix

Embed Size (px)

Citation preview

  • BUSSINESS PLAN SPBU UB

    I LATAR BELAKANG

    Indonesia adalah negara kepulauan yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa

    berupa wilayah yang luas, berkedudukan pada posisi silang antara dua benua dan dua

    samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak keunggulan, serta kaya akan

    keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu sumber daya

    alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia adalah minyak bumi

    dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa negara yang

    penting dalam kegiatan pembangunan nasional, dimana pembangunan nasional tersebut

    dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat, saling menunjang dan

    saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan

    nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata dalam segi materiil

    maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

    Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis

    bagi negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia

    sepenuhnya dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan

    usaha minyak dan gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada

    PT.PERTAMINA (Persero) untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan

    pertambangan minyak dan gas bumi, berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air.

    Malang adalah kota pendidikan, dikarenakan jumalah universitas baik negeri maupun

    swasta yang telah dikenal di seluruh Indonesia. Universitas brawijaya merupakan salah satu

    universitas yang menjadi tujuan para calon mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri,

    jumlah civitas akademika universitas Brawijaya (sumber : www.ub.ac.id):

    Dosen 1.482 orangGuru Besar 179 orangMahasiswa 30.278 orangMahasiswa Baru 8.605 orangLulusan Tahun 2009 7.502 orang

    Jumlah civitas akademika universitas brawijaya tersebut erat kaitannya dengan jumlah

    permintaan terhadap BBM, hal ini disebabkan karena BBM saat ini sudah menjadi kebutuhan

    pokok masyarakat perkotaan layaknya makanan sehari - hari yang dikonsumsi. Melihat tidak

    1

  • adanya lokasi SPBU di jalan MT haryono, hal ini mendorong untuk pembangunan SPBU UB

    ini.

    Peningkatan permintaan terhadap BBM pada sektor transportasi lebih disebabkan

    karena penjualan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat pada tahun 2007 mengalami

    peningkatan bila dibandingkan angka penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2006.

    Menurut data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia

    (Gaikindo), angka penjualan kendaraan bermotor pada 2007 mencapai 433.341unit. Angka

    penjualan ini meningkat sebanyak 35,9 persen dari penjualan tahun 2006 yang hanya

    mencapai 318.904 unit (Gaikindo, 2008).

    II KAJIAN PUSTAKAPERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh

    Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN.

    2

  • PERMINA dan setelah merger dengan PN. PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah

    menjadi PN. PERTAMINA. Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan

    perusahaan berubah menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA

    berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September

    2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang

    Minyak dan Gas Bumi. PERTAMINA melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk

    mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha tersebut meliputi:

    1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan

    turunannya.

    2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya,

    termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir

    negosiasi dan berhasil menjadi milik PERTAMINA.

    3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas (LNG) dan produk lain

    yang dihasilkan dari kilang LNG.

    4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha

    sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

    SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat

    memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat

    mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta

    fasilitas nyaman.

    SPBU Pertamina PASTI PAS! hanya diberikan kepada SPBU yang telah

    mendapatkan dan dapat mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional

    independent.Konsumen dapat mengenali SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara:

    1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU

    2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam, menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah.

    3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang

    tersedia.

    Jargon diatas adalah sekelumit "Jargon" yang bisa dilihat di Website PT Pertamina ,

    dikatakannya lagi, SPBU Pertamina PASTI PAS! Adalah SPBU yang telah tersertifikasi dari

    audit sertifikasi oleh Bureau Veritas, auditor internasional independen dapat memberikan

    3

  • pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas

    dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman.

    Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-

    alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang

    lebih ketat`. Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume

    secara rutin dengan batas toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan

    melakukan kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin

    kualitas BBM, SPBU melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa,

    juga dengan batas toleransi lebih ketat.

    Untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS!, SPBU harus lolos audit kepatuhan

    standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard

    pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format

    fasilitas, dan penawaran produk dan pelayanan tambahan. (data dari website Pertamina)

    Di Indonesia ,dari ribuan SPBU yang sudah beroperasi, menurut sumber di Website

    Pertamina, masih sekitar 110 ( Sepuluh) SPBU yang sudah mendapatkan sertifikat PASTI

    PAS, berarti masih banyak SPBU Pertamina yang belum bersertifikat PASTI PAS.

    Pertanyaannya adalah berarti banyak SPBU Pertamina yang secara kualitas dan kuantitas

    BBM yang belum terjamin, pada hal adalah Hak Konsumen di lindungi oleh UU Nomor 8

    Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen , UU ini juga secara jelas mengatur tentang

    Perbuatan apa saja yang di larang dilakukan oleh Pelaku Usaha, dalam Bab IV, Pasal 8 ayat 1

    dikatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang

    dan/atau jasa yang:

    a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang- undangan.

    b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut.

    c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.

    Melihat dari bunyi UU di atas secara logika, seluruh SPBU milik Pertamina yang belum

    dan yang sudah bersertifikat Pasti Pas, hukum nya wajib menjamin baik kuantitas maupun

    kualitas BBM, persoalan perilaku seseorang dalam melayani konsumen dengan sapaan,

    4

  • senyum dan ramah itu persoalan strategi pemasaran saja, tetapi yang wajib adalah menjamin

    kualitas dan kuantitas BBM, Sekali lagi yang menjadi pertanyaan bahwa: Apakah Hanya

    SPBU Pertamina yang bersertifikat PASTI PAS saja yang dapat di jamin secara Kuantitas

    maupun Kualitas BBM-nya ? Bila "Ya" berarti banyak SPBU di Indonesia yang belum

    terjamin kuantitas maupun kualitas BBM dan "Pasti Tidak Pas" atau bahkan bisa jadi

    sebelum ada kebijakan "Pasti Pas" bisa jadi produk dari SPBU Pertamina adalah "Pasti Tidak

    Pas" dan ini juga berarti pula bahwa SPBU tersebut telah melanggar UU Nomor 8

    Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

    Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan

    jumlah (kualitas bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan

    3S (Salam, Senyum, Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu

    aspek fasilitas (mushalla, cafe, dan toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum

    (menyangkut hak-hak konsumen).

    Saat ini Pertamina memiliki lebih dari 3.600 unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam

    mengembangkan jaringan SPBU, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on

    Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo (Company on Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan

    jaringan Dodo (Dealer on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen.

    Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service).

    Kualitas terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang

    memuaskan konsumen. ''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell

    akan terus konsisten menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini,

    karyawan Shell juga terus melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan

    menyenangkan hati konsumen,'' ungkap Fathia.

    III GAMBARAN UMUM

    SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum

    yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan

    bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan

    pertamax plus.

    Mengenal SPBU

    Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau biasa kita sebut dengan SPBU atau orang

    lebih mengenalnya dengan sebutan PomBensin, adalah tempat yang sudah biasa kita lihat

    5

  • sehari hari baik oleh mereka yang membutuhkan sarana ini atau kita-kita yang hanya sekedar

    lewat setiap hari saat pergi ke kantor atau sedang dalam perjalanan.

    Kehadiran SPBU di tengah-tengah masyarakat kita ini, sudah sangat erat kaitannya

    dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang kita sangat tergantung kepada kehadiran

    spbu dimana kita berada. Banyak juga daerah-daerah atau kota-kota kecil bahkan kecamatan

    sekalipun, berusaha melengkapi sarana fasilitas umum berupa spbu untuk lebih menunjang

    kemajuan ekonomi di mana SPBU itu berada. Kehadiran SPBUdi kota-kota besar mungkin

    tidak terasa dampaknya, karena banyaknya SPBU dalam satu kota. Tapi kehadiran SPBU

    akan terasa membawa manfaat manakala SPBU itu ada di daerah pelosok desa di tingkat

    kecamatan atau di daerah-daerah yang sering dilalui kendaraan, sehingga dapat menunjang

    kegiatan masyarakat sekitarnya. Karena itu banyak daerah-daerah saat ini berusaha untuk

    melengkapi fasilitas umumnya dengan dibukanya SPBU di daerah sekaligus sebagai sarana

    untuk meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat pedesaan.

    Kehadiran SPBU yang merupakan kepanjangan dari perusahaan Pertamina ini, adalah

    merupakan ujung tombak pemasaran jaringan distribusi bahan bakar untuk umum, dimana

    pemerintah sebagai pemilik perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

    kepada masyarakat umum melalui SPBU ini. Dengan adanya peningkatan permintaan BBM

    kami selaku pihak swasta ingin mendirikan SPBU di daerah MT. Haryono sebelah KPRI

    Brawijaya. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi tersebut

    merupakan lokasi tempat berkumpulnya konsumen disamping KPRI yang bisa

    mempermudah akses mahasiswa untuk memperoleh BBM bagi kendaraan pribadi mereka.

    SPBU yang kami didirikan ini dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

    yang dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan melakukan upaya membangun

    fasilitas-fasilitas umum yang memberikan sarana dan prasarana yang layak dan memberikan

    kenyaman bagi pelanggan, melakukan upaya memperbanyak jenis BBM, melakukan upaya

    mengurangi antrian kendaraan, melakukan upaya memperbanyak ketersediaan fasilitas

    pendukung, melakukan upaya peningkatan jaminan jumlah bahan bakar, melakukan upaya

    perbaikan tata ruang, melakukan upaya peningkatan jaminan octane number bahan bakar,

    melakukan upaya peningkatan jaminan keamanan serta melakukan upaya peningkatan

    kecepatan pelayanan kepada pelanggan. Ini dilakukan guna lebih mewakili konsumen untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat dan khususnya bagi kalangan mahasiswa.

    Bentuk Kerjasama yang di Tawarkan :

    1. DODO (Dealer Owned Dealer Operated) SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya.

    6

  • 2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu.

    Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di

    bangun SPBU PT. Pertamina.

    IV PEMBAHASAN ASPEK-ASPEK

    1. Aspek Pasara) Produk

    Nama Produk : Pembangunan SPBU dijalan MT. Haryono

    Kualitas Produk : Produk utama yang ditawarkan pada SPBU adalah tipe C

    b) Spesifikasi Produk Desain SPBU sesuai standar PT. Pertamina

    Kanopi SPBU disesuaikan dengan PT. Pertamina

    Panduang untuk pump island harus disesuaikan PT. Pertamina

    Sirkulasi atau jalur masuk dan keluar harus sesuai antrian

    7

  • Dilengkapi fasilitas pendukung, yaitu: musollah, toilet, ATM Center,

    Minimarket.

    a) Market potensial

    Menurut publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk kota malang

    berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 807.136 jiwa. Sedangkan penjualan

    kendaraan bermotor mencapai 500.000 unit.

    b) Market Share

    Jumlah civitas akademika brawijaya berjumlah 50.544, yang terdiri dari dosen,

    karyawan dan mahasiswa yang menjadi pasar tersendiri bagi SPBU UB ini. Dan

    hampir 40% yang memiliki kendaraan.

    c) Analisis PeluangBerdasarkan hasil Survei yang dilakukan pada lokasi SPBU UB sangat strategis, hal

    tersebut dikarenakan berada dijalan poros jalan utama yang memudahkan akses untuk

    mengisi bahan bakar. Selain itu lokasi SPBU yang lain letaknya cukup jauh

    diantaranya :

    SPBU Sumbersari

    SPBU Tlogomas

    SPBU Jln Bandung

    SPBU Sukarno Hatta

    a) HargaMetode penetapan harga untuk SPBU disesuailan dengan harga BBM dari

    pemerintah.

    b) PromosiPromosi dilakukan atas kerjasama Pertamina Pasti Pas yaitu pada website Pertamina

    dan PT. Jasa Marga berupa rambu-rambu yang dipasang 500 meter dan 100 meter

    sebelum lokasi.Serta memasang pemberitahuan telah dibukanya SPBU di website UB.

    c) Strategi Pemasaran

    8

  • SPBU ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dengan menawarkan minicafe

    berWIFI,pembayaran dengan easy pay (kredit card,debit,flash),atm sehingga

    pengendara akan mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dalam pengisian BBM.

    d) Analisis SWOT Identifikasi SWOT pada suatu proyek perlu dilakukan agar dapat ditentukan strategi

    proyek berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat

    menilai faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu

    proyek pada lokasi tertentu. Faktor yang menjadi keunggulan harus dioptimalkan,

    sedangkan yang menjadi kelemahan harus dapat diatasi/dieliminasi agar tidak dapat

    memberikan pengaruh buruk.

    No Weakness Weight (%) Score (S) WxS

    1 Modal yang cukup besar 40 4 1,6

    2 Lokasi tidak terlalu luas 30 3 0,9

    3 Rawan terjadi antrian 30 3 0,9

    No Strength Weight (%) Score WxS

    1 Mempunyai fasilitas minicafe

    berWIFI, atm,mushola,toilet

    30 4 1,2

    2 Menerapkan standarisasi pelayanan

    yang baik

    25 4 0,8

    3 Mmpunyai layanan easy pay (kredit

    card,debit,flash

    25 4 0,8

    4 Merupakan SPBU pasti pas 20 3 0,6

    No Threats Weight (%) Score WxS

    1 SPBU pesaing menawarkan kualitas

    yang sama baik

    40 4 1,6

    9

  • 2 Kualitas BBM yang sulit dikontrol 30 4 1,2

    3 Suplai BBM dari pertamina yang

    terhambat dan bisa mengakibatkan

    kekosongan BBM di SPBU

    30 3 0,5

    No Oppprtunity Weight Score WxS

    1 Lokasi berada di poros jalan utama

    yang mrupakan jalur penghubung

    batu-kota

    30 4 1,2

    2 Mendapatkan dukungan dari

    pertamina, baik dari aspek teknis

    maupun pemasaran

    30 4 1,2

    3 Pangsa pasar sudah jelas dan

    berpotensi tinggi

    30 4 1,2

    4 Masyarakat umumnya lebih

    mengenal pertamina dibanding

    lainnya (petronas,shell)

    10 4 0,4

    Opportunity-Threats : 1- 0,7 =0,3,berikut diagram cartesiusnya :

    S

    T O

    W

    10

  • e) Keputusan Strategi

    Sebagai SPBU yang perlu diperhatikan adalah kualitas pelayanan pada SPBU itu

    sendiri. Berdasarkan grafik cartesius pada gambar dapat dilihat bahwa strategi yang

    dominan akan digunakan dalam proyek SPBU ini adalah kuadran S-O dan strategi

    yang ditempuh adalah :

    Terus menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen

    Berusaha untuk menjaga kualitas BBM yang dijual

    Memberikan tingkat security yang tinggi

    Memberikan gratis pengisian angin

    1. Aspek TeknisAspek teknis adalah satu aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan

    proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.

    a) Lokasi SPBULokasi SPBU rencananya akan ditempatkan di jalan MT. Haryono Malang dengan

    memanfaatkan lokasi yang saat ini menjadi gedung laboratorium proses produksi Fakultas

    Teknik Mesin. Kami mempertimbangkan lokasi itu atas pernyataan HUMAS UB, Ninik

    Chaerani yang mengatakan lokasi yang dipilih untuk SPBU sangat strategis karena berada di

    poros jalan utama. Nantinya, tutur beliau Laboratotirum akan dipindah ke lokasi yang lebih

    representatif untuk kepentingan pendidikan. Lokasinya pun bakal jadi satu dengan

    Laboratorium Fakultas Teknik lainnya sehingga tidak terpisah-pisah.

    Adapun faktor yang dijelaskan didalam aspek ini :

    Merupakan lokasi yang akan dijadikan tempat berdiri dan operasinya suatu proyek.

    Lokasi proyek/pabrik

    Lokasi bukan pabrik / kantor administrasinya

    a) Perencanaan proyekDisamping itu pihak manajemen pembangunan proyek perlu melakukan perencanaan

    pabrik (factoy planning) yang sangat penting karena diperlukan untuk menjamin

    kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dengan

    efektif dan efisien.

    Perencanaan Pabrik meliputi :

    1) Penentuan lokasi pabrik

    11

  • 2) Perencanaan bangunan pabrik

    3) Penyusunan peralatan pabrik

    4) Penerangan, pengaturan suara rebut, dan udara dalam pabrik.

    a) Pemilihan Lokasi Proyek Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi

    kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi

    pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.

    b) Tujuan Perencanaan Lokasi ProyekTujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.

    Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang

    dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.

    c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Proyek 1. Faktor utama:

    a) Lingkungan masyarakat

    b) Kedekatan dengan pasar

    c) Tenaga kerja

    d) Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok

    e) Fasilitas dan biaya transportasi

    f) Sumberdaya alam lainnya

    1. Faktor sekunder

    a) Harga tanah

    b) Dominasi masyarakat

    c) Peraturan tenaga kerja

    d) Rencana tata ruang

    e) Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing

    f) Tingkat pajak

    g) Cuaca/iklim

    h) Keamanan

    i) Peraturan lingkungan hidup

    Variable primer penentuan lokasi proyek :

    12

  • Lokasinya strategis mengingat belum adanya SPBU di daerah MT.Haryono dan

    Dinoyo

    Pangsa pasar menjanjikan, karena banyaknya mahasiswa UBa dan dosen-dosen yang

    memiliki kendaraan bermotor.

    Merupkan jalur penghubung Batu-kota

    Tenaga kerja bisa diperoleh dari mahasiswa Universitas brawijaya melalui rekruitmen

    Variabel sekunder penentuan lokasi pabrik :

    Mahasiswa dan masyarakat sekitar bisa mendapatkan harga BBM sesuai standar

    pemerintah

    Menjadi media entrepeneurship mahasiswa UB,karena masih satu lingkungan dengan

    kampus.

    a) Layout

    Layout yang digunakan pada bisnis SPBU ini adalah layout fungsional atau layout

    process.Karena dalam layout fungsional ini,mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai

    fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu ruang/tempat tertentu.

    b) Pemilihan jenis teknologi

    Dengan mempertimbangkan pemilihan mesin dan mempertimbangkan kemungkinan adanya

    teknologi lanjutan sebagai salinan dar iteknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan

    mesin. Pemilihan jenis teknologi berdasarkan standar dari PERTAMINA.

    1. Aspek Manajemen

    a) Manajemen Pembangunan ProyekSistem Organisasi Manajemen merupakan perpaduan fungsi manajemen dan berbagai

    pendekatan dalam memanajemen suatu proyek atau organisasi. Yaitu pembuatan sebuah

    model konsepsional, dimana akan dapat dipahami cara mengatur transformasi dari aliran arus

    sumber daya yang sasaran umumnya adalah untuk mendukung kerja suatu manajemen dalam

    perencanaan dan pengendalian serta menyediakan cara yang serba teratur dan efisien untuk

    mengukur, mengumpulkan dan mengkuantitaskan kemajuan dan status proyek dalam

    13

  • hubungannya dengan jalur pelaporan, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing

    kelompok dan pimpinan.

    Hubungan kerja antara pelaku Organisasi Manajemen Proyek ini dilakukan pada

    Proyek Pembangunan SPBU di daerah MT. Haryono dekat KPRI Brawijaya guna menjalin

    kerja sama untuk pengorganisasian manajemen pada proyek, memecahkan permasalahan-

    permasalahan yang terjadi sampai dengan bagaimana mereka berinteraksi dalam suatu

    kelompok pekerjaan.

    Namun ternyata sebuah SPBU berdiri disuatu lokasi atau di suatu kota, ada batasan

    atau aturan standar yang telah ditetapkan oleh pertamina agar lokasi tersebut layak berdiri

    sebuah SPBU. Persyaratan itu terdiri dari persyaratan sebelum pendirian bangunan dan

    persyaratan setelah bangunan spbu itu berdiri. Maka dari itu pihak manajemen pembangunan

    proyek harus mempertimbangkan lokasi proyek dan persyaratan yang diajukan PT.

    Pertamina.

    Persyaratan Lokasi SPBU

    Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan

    yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU

    terletak dijalan besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m.

    Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal 700 m.

    SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU

    tersebut adalah sebagai beriku

    KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E

    Minimal Ukuran

    Lahan (m)2500 1600 1225 900 700

    Min Lebar Muka Jalan 50 40 35 30 20

    Selang Min. 26 20 25 16 - 20 10 16 Max 10

    Kapasitas TangkiMin. 160

    kl

    Min. 140

    kl

    Min. 100

    kl

    Min. 80

    kl

    Min. 60

    kl

    Syarat-syarat kelengkapan sebuah SPBU itu adalah sebagai berikut :

    Sarana pemadam kebakaran:

    Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

    Sarana lindungan lingkungan:

    Instalasi pengolahan limbah.

    14

  • Instalasi oil catcher dan well catcher:

    Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam

    tempat penampungan.

    Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi

    terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha

    SPBU.

    Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

    Sistem Keamanan:

    Memiliki pipa ventilasi tangki pendam

    Memiliki ground point/strip tahan karat Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman

    Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.

    Sistem Pencahayaan:

    SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian

    BBM

    Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat

    oleh pengendara.

    Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa: Tangki pendam; Pompa dan Pulau pompa.

    Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU

    Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran

    Lambang PT. Pertamina

    Generator

    Fasilitas umum:

    Toilet

    Mushola

    Lahan parkir.

    Instalasi listrik dan air yang memadai

    Rambu-rambu standar PT. Pertamina:

    Dilarang merokok

    Dilarang menggunakan telepon seluler

    Jagalah kebersihan

    Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.

    a) Analisis stakeholder

    15

  • Stakeholder adalah semua pihak yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan

    proyek. Dalam analisis stakeholder dilakukan identifikasi terhadap semua pihak yang terkait

    dengan proyek, tujuan yang ingi dicapai masing-masing stakeholder, kewajiban dan tanggung

    jawab stakeholder atas proyek, serta hubungan keterkaitan antara proyek dan stakeholder.

    Pada pembangunan SPBU ini yang terlibat antara lain :

    1. Owner adalah pihak pemilik proyek yang mempunyai rencana untuk membangun SPBU

    ini yaitu universitas brawijaya.

    2. Leaders adalah pihak yang akan memberikan bantuan modal dengan bunga yang telah

    disepakati. Leader harus mengetahui apakah proyek yang akan dibangun layak atau

    tidak, dengan melihat cash inflow, pengembalian pinjaman yang diajukan pihak

    peminjam, leader disini yaitu bank mandiri.

    3. Asuransi adalah pihak yang akan menjamin keberlangsungan proyek pada tahap konstruksi. Pihak asuransi akan mengganti semua kerugian yang mungkin terjadi selama

    pelaksanaan proyek, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahap perencanaan

    proyek antara pihak asuransi dan investor. Untuk proyek SPBU ini yang bertindak

    sebagai pihak asuransi adalah PT Jasindo.

    4. Kontraktor adallah pihak pelaksana konstruksi yang ditunjuk oleh pemilik modal melalui

    mekanisme tender, yang bertanggung jawab melaksanaan semua lingkup pekerjaan

    sesuai dengan perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak, yaitu CV. Ana Karya.

    5. Konsultan adalah pihak perencana dan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik modal

    untuk membuat suatu desain dengan konsep yang menarik tentang produk yang akan

    dipasarkan, membuat estimasi biaya tentang produk tersebut, serta melaksanakan

    pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi dari pihak kontraktor. Yang bertindak

    sebagai konsultan adalah Lembaga FT-UB.

    6. Kompetitor adalah pihak pesaing yang memiliki bidang usaha yang sama dengan proyek

    yang akan dibangun. Pihak pesaing dalam proyek ini adalah : SPBU sumbersari, SPBU

    jalan bandung,SPBU tlogomas dan SPBU sukarno-hatta.

    7. Regulator adalah pihak yang membuat dan megeluarkan peraturan dengan tata cara

    suatu wilayah, termasuk penempatan suatu tempat usaha.pihak regulator disini :

    pemerintah kota Malang.

    8. Pihak lainnya adalah pertamina sebagai pemilik brand yang akan digunakan dan juga

    sebagai penyuplai BBM, teknologi dan penetapan standar-standar pengoperasian SPBU.

    16

  • a) Struktur Organisasib)

    No Jabatan Jumlah personil Strata pendidikan

    1 Direktur utama 1 -

    2 Mnajer keuangan 1 S1

    3 Manajer operasional 1 S1

    4 Bendahara 1 1 S1

    5 Bendahara 2 1 S1

    6 Kepala karyawan 1 1 S1

    7 Kepala karyawan 2 1 S1

    8 Kepala shift 1 1 D3

    9 Kepala shift 2 1 D3

    10 Kepala shift 3 1 D3

    11 Staff bendahara 1 2 S1

    12 Staff bendahara 2 2 S1

    13 Staff kepala karyawan 1 3 SMA

    14 Staff shift 1 (operator bensin) 5 SMA

    15 Staff shift 2 (operator bensin) 5 SMA

    16 Staff shift 3 (operator bensin) 5 SMA

    17

  • c) Job Analysis

    Pembagian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan yang disebutkan di

    atas dalam bentuk matriks dan dapat dilihat pada tabel berikut :

    Keterangan :

    R = Responsible C = Consult

    A = Accountable I = Inform

    No Jabatan Financial

    accounting

    Service Melayani

    pelanggan

    Kebersih

    an

    Pengama

    nan

    Pengatur

    Parkir

    1 Direktur utama R,C R,C R,C R,C R,C R,C

    2 Manajer

    keuangan

    R,C,I

    3 Manajer

    operasional

    R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I R,C,I

    4 Bendahara 1 R,I

    5 Bendahara 2 R,I

    6 Ka. karyawan 1 R,I R,I RI

    7 Ka. karyawan 2 R,I R,I

    8 Kepala shift 1 R,I R,I

    9 Kepala shift 2 R,I R,I

    10 Kepala shift 3 A R,I

    11 Staff bendahara

    1

    A

    12 Staff bendahara

    2

    A

    13 Staff Ka.

    karyawan 1

    A A A

    14 Staff shift 1

    (operator

    bensin)

    A A

    15 Staff shift 2 A A

    18

  • (operator

    bensin)

    16 Staff shift 3

    (operator

    bensin)

    A A

    d) Job description

    1. Direktur Utama

    Ringkasan pekerjaan : sebagai pemilik juga sekaligus memimpin, mengontrol dan

    mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan baik dalam lingkup

    internal maupun eksternal perusahaan.

    Tugas dan tanggung jawab ;

    Menerima laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen keuangan serta melakukan

    evaluasi yang diperlukan demi mencapai keuntungan yang lebih maksimal.

    Menerima laporan dari manajer operasional terhadap operasional yang telah dilakukan,

    serta memberikan beberapa rekomendasi dan saran-saran untuk mencapai efektivitas

    dalam pelaksanaan operasional.

    Memberikan intruksi bila terjadi kesalahan terhadap seluruh anggota.

    1. Manajer Keuangan

    Tanggung jawab kepada : direktur utama

    Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan keuangan

    pada operasional SPBU.

    Tugas dan tanggung jawab :

    Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan financial

    Menerima dan menyetujui laporan keuangan dari bendahara 1 dan 2

    Melaporkan pelaksanaan keuangan kepada direktur utama

    Mengkonsultasikan permasalahan bidang keuangan dengan direktur utama untuk

    optimasi kinerja keuangan

    1. Manajer Operasional

    Tanggung jawab kepada : direktur utama

    Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan

    operasional SPBU

    Tugas dan tanggung jawab :

    19

  • Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional dan marketing perusahaan

    Menerima laporan pelaksanaan operasional dari kepala karyawan 1 dan 2

    Melaporkan pelaksanaan operasional perusahaan kepada direktur utama

    Mengkonsultasikan permasalahan bidang operasional dengan direktur utama dalam

    mengoptimasi kinerja operasional.

    1. Bendahara 1

    Tanggung jawab : manajer Keuangan

    Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

    perusahaan yang tertuju kepada fasilitas utama SPBU (pengisian BBM)

    Tugas dan tanggung jawab :

    Mengurusi urusan pembayaran kepada pihak pertama dan juga pemasukan dari

    penjualana BBM

    Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu sesuai permintaan pihak

    perusahaan

    1. Bendahara 2

    Tanggung jawab kepada : manajer keuangan

    Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan

    perusahaan yang tertuju kepada fasilitas tambahan di SPBU dan juga keuangan karyawan.

    Tugas dan tanggung jawab ;

    Mengurusi pembayaran mini caf

    Mengatur pengeluaran untuk gaji karyawan

    Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, sesuai permintaan pihak

    perusahaan

    1. Kepala karyawan 1

    Tanggung jawab kepada : manajer operasional

    Ringkasan pekerjaan : mengatur jalannya operasional karyawan yang berhubungan dengan

    kebersihan, keamanan dan kenyamanan.

    Tugas dan tanggung jawab :

    Memonitor kerja dari karyawan kebersihan, keamanan

    Melakukan pembenahan terhadap kinerja karyawan kebersihan dan keamanan.

    1. Kepala Karyawan 2

    Tanggung jawab kepada : manajer operasonal

    Ringkasan pekerjaan: Mengatur dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan operator SPBU

    menjadi 3 shift.

    tugas dan tanggung jawab:

    20

  • Mengatur pembagian karyawan untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan operator

    SPBU. Pengaturan 3 shift adalah sebagai sebagai berikut:

    Hari 1 : 06.01 16.00 shift 1

    Hari 1 : 16.01 00.00 shift 2

    Hari 2 : 00.01 06.00 shift 2

    Hari 2 : 06.01 16.00 shift 3

    Hari 2 : 16.01 00.00 shift 1

    Hari 3 : 00.01 06.00 shift 1

    Hari 3 : 06.01 16.00 shift 2

    Hari 3 : 16.01 00.00 shift 3

    Hari 4 : 00.01 06.00 shift 3

    Dan seterusnya

    Mengontrol kinerja pelaksana kepala shift.

    1. Kepala shift

    Tanggung jawab kepada : kepala karyawan

    Ringkasan pekerjaan :Mengatur kinerja operator SPBU

    Tugas dan tanggung jawab :

    Melakukan pengawasan terhadap kerja operator SPBU

    Melakukan peningkatan terhadap pelayanan operator SPBU

    a) Proses Recruitment dan Seleksi

    Prosese recruitment dan seleksi secara umum yang akan diterapkan adalah sebagai

    berikut :

    1. Pembuatan informasi lowongan kerja melalui media

    2. Persiapan proses lamaran, termasuk persiapan tempat, interviewer, dan isi pertanyaan

    3. Seleksi administrasi

    4. Seleksi karyawan, melalui proses wawancara

    5. Penentuan karyawan, melalui rapat antara pihak internal atau pun keputusan langsung

    direktur utama berdasarkan hasil seleksi yang sudah dilakukan

    6. Pengumuman karyawan yang diterima, dengan menghubunginya

    7. Penempatan inti kerja, bagi karyawan yang diterima, sesuai dengan bidang keahlian

    masing-masing karyawan.

    8. Pengembangan dan pelatihan, dilakukan setiap periode waktu tertentu, demi

    mengoptimalkan kinerja karyawan.

    21

  • 1. Aspek Sosial Ekonomisa) Aspek Sosial

    1. Aktivitas SPBU tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat

    2. Pengolahan limbah diatur sedemikian rupa dengan dibuatnya sumur pantau,

    saluran drainase.

    3. Berpartisipasi dalam mensukseskan acara yang diadakan oleh Brawijaya (dengan

    menjadi sponsor).

    a) Aspek Ekonomis

    1. Mengurangi pengangguran masyarakat pada umumnya dan mahsiswa pada

    khususnya.

    2. Mendapatkan harga BBM yang lebih murah sesuai dengan standar pemerintah

    dibandingkan jika membeli di pedagang eceran.

    3. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dan mahasiswa dalam mendapatkan

    BBM.

    4. Keuntungan yang diperoleh SPBU ini membantu menopang biaya

    penyelenggaraan akademik universitas Brawijaya,yang secara tidak langsung

    mengurangi beban mahasiswa.

    1. Aspek Keuangana) Time Line Assumption

    Waktu awal proyek 2011

    Jangka waktu kontruksi 1 tahun

    Waktu akhir proyek 2012

    Life time proyek 15 tahun

    Waktu akhir proyek 2026

    b) Project Overview

    Lokasi MT. Haryono

    Luas lahan 3000 m2

    22

  • Luas bangunan 1100 m2

    c) Perkiraan Biaya investasi dan operasional

    Investasi yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya yaitu modal awal hanya sebesar Rp

    1.000.000.000, sedangkan untuk biaya pembangunan proyek adalah Rp 2.500.000.000,

    meliputi konstruksi dan sarana penunjang. Oleh karena itu dilakukan peminjaman bank

    sebesar 60% dari nilai.

    Penjualan komposisi kendaraan dari PERTAMINA sebagai berikut :

    Pertamax Plus = Rp 7.800 dijual Rp 7.850 Premium = Rp 4.300 dijual Rp 4.500

    a) Mekanisme dan profit margin

    Mekanisme bisnis SPBU yaitu pihak Pengusaha/Pengelola SPBU harus terlebih

    dahulu melakukan pembayaran/penebusan Delivery Order(DO) ke PT PERTAMINA

    kemudian barulah Bahan Bakar Minyak(BBM) dikirim melalui Perusahaan transportir

    Rekanan PT PERTAMINA menuju SPBU dan proses ini biasanya memakan waktu antara

    1(satu) hingga 3(tiga) hari sehingga ada baiknya pengelola SPBU dapat mengantisipasinya

    dengan menyiapkan cadangan BBM secukupnya agar intensitas penjualan tidak

    tersendat/terganggu. Adapun keuntungan unit Usaha SPBU ditentukan oleh perusahaan

    induknya PT PERTAMINA selaku franchiesor yaitu untuk SPBU Standard dengan profit

    margin Rp 180;(seratus delapan puluh rupiah) per liternya sedangkan untuk SPBU Way yang

    telah menerapkan program SPBU Pastipas maka Profit marginnya adalah Rp 205;(dua ratus

    lima rupiah) per liternya. Sehingga untuk merencanakan prospek usaha SPBU ini maka

    Pengusaha/calon Pengusaha SPBU perlu memilih lokasi yang strategis serta

    menyeleksi/merekrut Manager Pengelola dan tenaga pelayanan yang berpenampilan baik

    jujur dan terampil guna menunjang besaran volume omzet penjualan dengan demikian maka

    diharapkan terjadi percepatan BEP(Break Evet Point) yaitu nilai Investasi yang telah

    ditanamkan dapat segera kembali yangmana idealnya adalah kurang dari 5(lima) tahun sudah

    kembali modal. Dan sebagai gambaran umum dibawah ini Kami berikan ilustrasi Perhitungan

    Harga Pokok Penjualan unit Usaha SPBU dalam satu bulan (30 hari kerja) dengan asumsi

    omzet penjualan BBM 20(dua puluh) ton/hari belum termasuk pendapatan dari penjualan dan

    jasa lainya.

    23

  • Perhitungan investasi awal :

    Harga beli mesin fuel dispenser @Rp 15.000.000 x 3 RP 45.000.000

    Tangki pendam RP 100.000.000

    Biaya pemasangan Rp 30.000.000 (+)

    Rp 175.000.000

    Biaya lain-lain :

    Pembangunan mushola,toilet,mini cafe Rp 250.000.000

    Pemasangan wifi untuk mini cafe Rp 5.000.000

    Pembangunan taman RP 50.000.000

    Pembelian rambu peringatan Rp 5.000.000

    Pembelian alat pemadam kebakaran RP 2.500.000

    Lisensi PASTI PAS RP 700.000.000

    Pembelian BBM(utk 1bln 100000 l x 4350) Rp 435.000.000

    Biaya gaji 1bulan Rp 100.000.000

    Pembelian equipment PERTAMINA Rp 75.000.000

    Biaya listrik,air 1bulan Rp 10.000.000

    Biaya pembelian ATK(komputer,meja,buku)Rp 20.000.000

    Rp 1.652.500.000

    Rp 1.827.500.000

    Sumber dana :

    Modal sendiri (UB) RP 1.500.000.000

    Utang Bank Rp 1.000.000.000 (+)

    Rp 2.500.000.000

    24

  • NVP = Bn Cn

    (1 r) n

    = Rp 2.500.000.000 Rp 1.827.500.000

    (1 0,7) 15

    = Rp 672.500.000

    0,045

    = 1,49

    Kesimpulan :

    Bisnis SPBU ini dikatakan layak karena NVP = 1,49 0

    V KESIMPULAN

    Berdasarkan 5 aspek yang dilakukan pada studi kelayakan bisnis ini yaitu: Aspek pasar,

    aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial-ekonomi dan aspek keuangan, maka berikut ini

    rekomendasi dari setiap aspek:

    1. Aspek pasar

    Berdasarkan data dari www.ub.ac.id jumlah civitas akademika brawijaya 50.544..Oleh

    karena itu, sangat potensial untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar dari jumlah

    25

  • tersebut. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dilakukan analisis SWOT

    dan didapatkan hasil bahwa SPBU UB layak dibangun.

    2. Aspek Teknis

    Berdasarkan studi yang dilakukan pada aspek teknis yang merupakan kerja sama investor

    dengan Pertamina didukung dengan persediaan BBM dan menggunakan teknologi yang

    sesuai standar Pertamina maka SPBU UB layak dibangun.

    3. Aspek Manajemen

    Berdasarkan analisis aspek manajemen yang meninjau pembangunan proyek, analisis

    stakeholders, struktur organisasi, job analysis dan job description, prosese recruitment dan

    seleksi maka dari sisi manajemen dinyatakan layak.

    4. Aspek Sosial-Ekonomi

    Berdasarkan manfaat sosial dan manfaat ekonomis maka didapat analisis yang

    menunjukkan bahwa SPBU UB layak dibangun.

    5. Aspek KeuanganBerdasarkan analisis NPV yang telah dilakukan, jumlah NPV0, maka pembangunan

    SPBU UB dinyatakan layak.

    26