23
Aborsi Ilegal Martha Yuanita Loru 10.2007.026 Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana SKENARIO Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah Rumah Sakit tipe B. Seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari sebuah alat “suction curret” milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang illegal dan didalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat keterangannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang ssat ini sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di Rumah Sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hokum terhadap dokter tersebut. Anda tau bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang memeriksa perempuan-perempuan diatas, agar pemeriksaan medis dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukum. PENDAHULUAN Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat lebih lanjut sampai pada akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, di perlukan bantuan berbagai ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara tindak yang satu dengan yang lain dalam 1

47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

Page 1: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Aborsi Ilegal

Martha Yuanita Loru

10.2007.026

Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

SKENARIO

Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah Rumah Sakit tipe B. Seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari sebuah alat “suction curret” milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang illegal dan didalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat keterangannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang ssat ini sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di Rumah Sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hokum terhadap dokter tersebut.

Anda tau bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang memeriksa perempuan-perempuan diatas, agar pemeriksaan medis dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukum.

PENDAHULUAN

Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat lebih lanjut sampai pada akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, di perlukan bantuan berbagai ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara tindak yang satu dengan yang lain dalam rangka peristiwa tersebut. Dalam hal terdapat korban, baik yang masih hidup atau pun yang meninggal akibat peristiwa tersebut, di perlukan seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang menangani kasus tersebut.1

Dalam suatu tindakan abortus, di masyarakat masih mengangap bahwa kejadian ini adalah sesuatu hal yang bertentangan dengan agama dan memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang melarang seorang melakukan tindakan abortus tersebut. Faktor- faktor yang memungkinkan seorang perempuan melakukan tindakan abortus adalah karena ia takut ketahuan kalau sedang hamil, tidak menginginkan anak tersebut, adanya paksaan dari orang lain, atau karena indikasi medis tertentu yang mengharuskan seorang perempuan harus diaborsi. 1

Pengertian pengguguran kandungan menurut hokum adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia kandungannya dan juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut bayi lahir hidup atau mati. Yang dianggap

1

Page 2: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

penting adalah ketika dilakukan pengguguran kandungan tersebut, janin masih dalam keadaan hidup. Pengertian pengguguran kandungan secara hukum berbeda pengertiannya dengan pengertian pengguguran kandungan jika dilihat dari sisi kedokteran karena mengandung unsur kesengajaan dan tidak mementingkan usia kehamilan. 2

Pengertian pengguguran kandungan kandungan atau aborsi secara kedokteran dibagi dalam beberapa bagian menurut cara terjadinya, yaitu:

1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan), yaitu: Abortus Imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks

Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. 4.Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat), yaitu: Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidupAbortus provokatus dapat dibedakan menjadi:

Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya :

Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi

Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga

terdekat Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai,

yang ditunjuk oleh pemerintah Prosedur tidak dirahasiakan Dokumen medik harus lengkap

Abortus Provokatus Kriminalis Abortus yang sengaja dilakukan dengan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

Dalam hal ini, hanya abortus provokatus kriminalislah yang termasuk dalam lingkup pengertian pengguguran kandungan menurut hukum. 3

Kasus abortus di Indonesia jarang diajukan ke pengadilan, karena pihak si ibu yang merupakan korban dan juga sebagai pelaku, sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus. Umumnya kasus

2

Page 3: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

abortus di Indonesia diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi atau apabila ada pengaduan dari si ibu atau si ayah. 1

PROSEDUR MEDIKOLEGAL

Kewajiban Dokter Membantu Peradilan 4,5 KUHAP Pasal 133 Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

(1) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

(2) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

KUHAP Pasal 134 (1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin

lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud

dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu

diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.

KUHAP Pasal 179 (1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau

ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan

keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.

Hak Menolak Menjadi Saksi/Ahli 4,5 KUHAP Pasal 120

(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus

(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.

3

Page 4: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

KUHAP Pasal 168Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi:

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwaKUHAP Pasal 170

(1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka

(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut

Bentuk Bantuan Dokter bagi Peradilan dan Manfaatnya 4,5 KUHAP Pasal 184

(1) Alat bukti yang sah adalah:a. Keterangan saksib. Keterangan ahlic. Suratd. Petunjuke. Keterangan terdakwa

(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.KUHAP Pasal 186 Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.KUHAP Pasal 187 Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:

a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.

b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tatalaksana yang menjadi tanggungjawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan.

c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya.

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

4

Page 5: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

KUHAP Pasal 65 Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang mempunyai keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya.

Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter 4,5 KUHP Pasal 216 Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasanya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah

(1) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut undang-undang terus meneruus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum

(2) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga

KUHP Pasal 222Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Rahasia Jabatan dan Pembuatan SKA/ V et R 4,5

Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 1960 tentang lafal sumpah dokterSaya bersumpah/berjanji bahwa:Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaanSaya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya.Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur kedokteran.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dank arena keilmuan saya sebagai dokter…..dst.

Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteranPasal 1 PP No 10/1966Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

KUHP Pasal 322 (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau

pencariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

5

Page 6: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

ASPEK HUKUM

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis” . Yang menerima hukuman adalah:4-6

Ibu yang melakukan aborsi Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah: 4-6

KUHP Pasal 229 (1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,

dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

(2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

(3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

KUHP Pasal 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

KUHP Pasal 347

(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

KUHP Pasal 348

(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

6

Page 7: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

KUHP Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

UU HAM pasal 53

(1) Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.

UU Kesehatan Pasal 75(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

UU Kesehatan Pasal 76Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dane. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri

UU Kesehatan Pasal 77Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7

Page 8: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai berikut:Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis. Namun sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung soal masalah kehamilan akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks komersial. Dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk.

PEMERIKSAAN

Abortus provokatus yang dilakukan menggunakan berbagai cara selalu mengundang resiko kesehatan baik bagi sang ibu maupun bagi sang janin. Seorang dokter perlu mengenali kelainan yang dapat timbul akibat berbagai cara yang dilakukan untuk melakukan pengguguran criminal ini agar benar-benar dapat membantu secara maksimal pihak penyidik.2

TERSANGKA

Pada tersangka yang masih hidup perlu diperhatikan beberapa hal seperti:

Tanda-tanda kehamilan2,7

Perubahan pada payudara Pigmentasi Hormonal

Tanda-tanda kekerasan2

Kekerasan mekanik local dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Kekerasan dari luar dapat dilakukan sendiri oleh ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik berlebihan, pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan yang langsung pada perut atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dan sebagainya. Perlu dibuktikan adanya usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda kekerasan pada genitalia interna atau eksterna, daerah perut bagian bawah. Uterus diperiksa apakah ada pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi. Lakukan pula tes emboli udara pada vena cava inferior dan jantung. Periksa alat genitalia interna apakah pucat, mengalami kongesti atau adanya memar. Kekerasan dapat pula berasal dari dalam dengan melakukan:

Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada portio, aplikasi asam arsenic, kalium permanganate pekat atau jodium tinktur.

Pemasangan laminaria stift atau kateter ke dalam serviks Manipulasi serviks dengan jari tangan

8

Page 9: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Manipulasi uterus dengan melakukan pemecahan selaput amnion. Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat apa saja yang cukup panjang dan kecil melalui serviks.

Manipulasi uterus dengan penyuntikan kedalam uterus. Penyuntikan atau penyemprotan biasa dilakukan dengan menggunakan Higginson Syiringe, sedangkan cairannya adalah air sabun, desinfektan atau dengan air biasa/air panas. Penyemprotan ini dapat menyebabkan emboli udara.

Pemeriksaan ginekologi7

Inspeksi vulva : pendarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.

Inspekula : ostium uteri masih terbuka atau sudah tertutup ada atau tidak cairan dan jaringan berbau busuk yang keluar dari ostium.

Colok vagina : portio masih terbuka atau sudah tertutup tidak nyeri saat portio digoyang.

Pada pemeriksaan bimanual uterus membesar atau tidak sesuai dengan riwayat haid dan tidak mendatar.

Riwayat Ginekologi, riwayat penyakit/kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberikan keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, dan menopause. Selalu harus ditanyakan tanggal haid terakhir yang masih normal. Jikalau haid terakhirnya tidak jelas normal, maka perlu juga ditanyakan tanggal haid. Perlu juga diketahui riwayat tiap kehamilan sebelumnya. Apakah berakhir dengan keguguran, ataukah dengan persalinan, apakah persalinannya normal atau operasi.

Tindakan abortus provokatus yang dilakukan menggunakan pelbagai cara selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu atau janin. Untuk mengenali adanya tindakan abortus provokatus, dapat ketahui dari adanya

Pemeriksaan toksikologi2

Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat/zat yang dapat mengakibatkan abortus. Racun umumnya digunakan dengan harapan agar janin mati tetapi masih cukup kuat untuk tetap bertahan. Pernah dilaporkan penggunakan minyaak eter tertentu yang merangsang saluran pencernaan hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang kontraksi uterus dan hormone wanita yang merangsang kontraksi uterus melalui hyperemia mukosa uterus. Hasil yang diperoleh sangat bergantung pada dosis/takaran, sensitivitas individu dan keadaan kandungan (usia gestasi). Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat pada:

Jamu peluntur Nenas muda Bubuk beras dicampur lada hitam

Ada juga bahan-bahan lain yang agak beracun dan beracun seperti:

Garam logam berat Laksan

9

Page 10: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Strichnin Prostigmin Pilokarpin Dikumarol Kina Kombinasi kina atau menosilin dengan ekstrak hipofisis (oksitosin) terbukti sangat

efektif. Sitostatika (aminopterin)

Penggunaan obat-obat abortifasien sebenarnya tidak ada yang efektif tanpa menimbulkan gangguan pada sang ibu. Cara yang lebih efektif adalah dengan melakukan manipulasi mekanik oleh tangan yang terampil.

Penentuan usia kehamilan/umur janin2

Umur janin maupun usia kehamilan juga penting untuk diketahui sekalipun dalam undang-undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan usia kehamilan kadang diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara keseluruhan.

BARANG BUKTI

Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk melakukan identifikasi hubungan antara tersangka dengan jaringan dan darah yang ada di dalam botol. Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan payudara, nyeri tekan di daerah perut, kongesti pada labia mayora, labia minora dan serviks. Tanda-tanda tersebut biasanya tidak mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah melahirkan mungkin masih didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu pemeriksaan secara histopatologi (patologi anatomi), luka, peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa bahan abortivum. Pada masa kini bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan DNA untuk pemastian hubungan ibu dan janin.2

Untuk mengidentifikasi hubungan antara tersangka dengan barang bukti kita perlu melakukan beberapa pemeriksaan diantaranya:

Pemeriksaan DarahPemeriksaan bercak darah merupakan salah satu pemeriksaan yang paling sering

dilakukan pada laboratorium forensik. Karena darah mudah sekali tercecer pada hampir semua bentuk tindakan kekerasan, penyelidikan terhadap bercak darah ini sangat berguna untuk mengungkapkan suatu tindakan kriminil. Pemeriksaan darah pada forensik sebenarnya bertujuan untuk membantu identifikasi pemilik darah tersebut. Sebelum dilakukan pemeriksaan darah yang lebih lengkap, terlebih dahulu kita harus dapat memastikan apakah bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan guna menentukan :

Bercak tersebut benar darah Darah dari manusia atau hewan Golongan darahnya, bila darah tersebut benar dari manusia

10

Page 11: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Bercak yang menempel pada suatu objek dapat dikerok kemudian direndam dalam larutan fisiologis, atau langsung direndam dengan larutan garam fisiologis bila menempel pada pakaian. Ada banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah bercak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya positif saja yang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 2,7

Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda

kehamilan, kerusakan jaringan yang merupakan jejas atau tanda usaha penghentian kehamilan. Ditemukannya sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas. Tentukan pula umur janin atau usia kehamilan, karena sekalipun undang-undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan usia kehamilan kadang kala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara keseluruhan. 2

Pemeriksaan toksikologi Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat atau zat yang dapat

mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian kehamilan, misalnya berupa IUFD, kematian janin di dalam rahim dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan. Abortus yang dilakukan oleh ahli yang terampil mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang menyertai mungkin mengaburkan tanda-tanda abortus criminal. 2,8

Pemeriksaan DNA Pemeriksaan DNA pertama kali diperkenalkan oleh Jeffrey pada tahun 1985. Beliau

menemukan bahwa pita DNA dari setiap individu dapat dilacak secara simultan pada banyak lokus sekaligus dengan pelacak DNA (DNA probe) yang diciptakannya. Pola DNA ini dapat divisualisasikan berupa urutan pita-pita yang berbaris membentuk susunan yang mirip dengan gambaran barcode pada barang di supermarket. Uniknya ternyata pita-pita DNA ini bersifat spesifik individu, sehingga tak ada orang yang memiliki pita yang sama persis dengan orang lain. Perkembangan lebih lanjut pada bidang forensik adalah ditemukannya pelacak DNA yang hanya melacak satu lokus saja (single locus probe) . Berbeda dengan tehnik Jeffreys yang menghasilkan banyak pita, disini pita yang muncul hanya 2 buah saja. Ditemukannya metode penggandaan DNA secara enzimatik (metode Polymerase Chain Reaction atau PCR) oleh kelompok Cetus, membuka lebih banyak kemungkinan pemeriksaan DNA. Dengan metode ini bahan sampel yang amat minim jumlahnya tidak lagi menjadi masalah karena DNAnya dapat diperbanyak jutaan sampai milyaran kali lipat di dalam mesin yang dinamakan mesin PCR atau thermocycler. Dengan metode ini waktu pemeriksaan juga banyak dipersingkat, lebih sensitif serta lebih spesifik pula. Pada metode ini analisis DNA dapat dilakukan dengan sistim dotblot yang berbentuk bulatan berwarna biru, sistim elektroforesis yang berbentuk pita DNA atau dengan pelacakan urutan basa dengan metode sekuensing. 2

hCG (human Chorionic Gonadotropin)Hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu

hamil dan diekskresikan melalui urin. Hormon hCG ini dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan di antara

11

Page 12: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

30-60 hari. produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari. 7

ETIKA PROFESI

Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang Negara, maupun Etik Kedokteran, seorang dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan pengguguran kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak awal seseorang yang akan menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan Sumpah Dokter Indonesia yang didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates, di mana ia akan menyatakan diri untuk menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. Dari aspek etika, Ikatan Dokter Indonesia telah merumuskannya dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai kewajiban umum.9

KODEKI terdiri dari 4 kewajiban , yaiut kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap teman sejawat dan kewajiban terhadap diri sendiri. Bunyi pasal-pasal yang berhubungan dengan kasus ini adalah:

(1) Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter

(2) Seorang dokter harus berupaya melaksanakan profesinya ssuai dengan standar yang tertinggi.

(3) Dalam melaksanakan pekerjaan kedokterannya, seorang tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

a. setiap dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compasion) dan penghormatan atas martabat manusia.

b. setiap dokter harus bersifat jujr dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang ia ketahui memiliki kerurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.

c. setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insane

Dalam dunia medis, aborsi secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yakni aborsi spontan dan aborsi provokatus. Aborsi provokatus selanjutnya dibedakan menjadi aborsi provokatus terapeutik dan aborsi provokatus kriminalis. Aborsi spontan penyebabnya dapat karena faktor maternal (ibu) seperti infeksi, penyakit kronik yang melemahkan ibu,pengaruh hormonal ibu, kekurangan gizi pada ibu (malnutrisi), kelelahan fisik, trauma psikologis, kelainan rahim, kelainan sistempertahanan (sistem imun). Selain faktor maternal, faktor janin sendiriberperanan, yakni janin yang mengalami kelainan kromosom, sehinggajanin tak dapat tumbuh dengan baik dan akhirnya meninggal dalamkandungan. 3

12

Page 13: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Pendek kata, aborsi spontan terjadi diluar campur tangan manusia.Aborsi provokatus adalah aborsi yang terjadi karena campur tangan manusia, dibedakan menjadi dua yaitu terapeutik/elektif dan kriminalis. Aborsi terapeutik dapat dilakukan dengan indikasi medis sebagai berikut yang pertama adalah bila kelanjutan kehamilan dapat mengancam jiwa ibu atau menjadi gangguan yang serius bagi kesehatan ibu, yang kedua bila kelanjutan kehamilan kemungkinan besar akan menghasilkan persalinan anak dengan cacat bawaan beratatau cacat mental. 3

Selain diatr dalam KODEKI terdapat pula beberapa pengangan etika kedokteran yang ada dan dijadikan tempat berpijak selama ini, yaitu: 6

Sejak abad 5 SM, Hipokrates sudah bersumpah antara lain bahwa ia “tidak akan memberikan obat kepada seorang perempuan untuk menggugurkan kandungannya”. Sumpah itu kemudian kemudian menjadi dasar bagi sumpah dokter sampai sekarang.

Pernyataan Geneva yang dirumuskan pada tahun 1984 & memuat sumpah dokter antara lain menyatakan bahwa para dokter akan “menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan”. Pernyataan itu juga termuat dalam sumpah dokter Indonesia yang dirumuskan dalam PP no.26/1960.

Sikap para dokter se-dunia terhadap pengguguran terutama dirumuskan dalam “Pernyataan Oslo” pada tahun 1970, yang terutama menyoroti hal pengguguran berdasarkan indikasi medis. Rumusan itu berbunyi sebagai berikut:

(1) Prinsip moral dasar yang menjiwai seorang dokter ialah rasa hormat terhadap kehidupan manusia sebagaimana diungkapkan dalam sebuah pasal Pernyataan Geneva: “Saya akan menjujung tinggi rasa hormat terhadap hidup insani sejak saat pembuahan”.

(2) Keadaan yang menimbulkan pertentangan antara kepentingan vital seorang ibu & kepentingan vital anaknya yang belum dilahirkan ini menciptakan suatu dilema & menimbulkan pertanyaan: “Apakah kehamilan ini harusnya diakhiri dengan sengaja atau tidak?”

(3) Perbedaan jawaban atas keadaan ini dikarenakan adanya perbedaan sikap terhadap hidup bayi yang belum dilahirkan. Perbedaan sikap ini adalah soal keyakinan pribadi & hati nurani yang harus dihormati.

(4) Bukanlah tugas profesi kedokteran untuk menentukan sikap & peraturan negara atau masyarakat manapun dalam hal ini, tetapi justru adalah kewajiban semua pihak mengusahakan perlindungan bagi pasien-pasien & melindungi hak dokter di tengah masyarakat.

(5) Oleh sebab itu di mana hukum memperbolehkan pelaksanaan pengguguran terapetis, atau pembuatan UU ke arah itu sedang dipikirkan, & hal ini tidak bertentangan dengan kebijaksanaan dari ikatan dokter nasional, serta dimana dewan pembuat undang-undang itu ingin atau mau mendengarkan petunjuk dari profesi medis, maka prinsip-prinsip berikut ini diakui:

a. Pengguguran hendaklah dilakukan hanya sebagai suatu tindakan terapetis.

13

Page 14: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

b. Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan seyogyanya sedapat mungkin disetujui secara tertulis oleh dua orang dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional mereka.

c. Prosedur itu hendaklah dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten dalam instalasi-instalasi yang disetujui oleh suatu otoritas yang sah.

d. Jika seorang dokter merasa bahwa keyakinan hati nuraninya tidak mengizinkan dirinya menganjurkan atau melakukan pengguguran, ia berhak mengundurkan diri & menyerahkan kelangsungan pengurusan medis kepada koleganya yang kompeten.

(6) Meskipun pernyataan ini didukung oleh “General Assembly of The World Medical Association”, namun tidak perlu dipandang sebagai mengikat ikatan-ikatan yang menjadi anggota, kecuali kalau hal itu diterima oleh ikatan itu.Karenanya dihimbau bagi para dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya agar:

a. Tindakan aborsi hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik.b. Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin disetujui

secara tertulis oleh minimal dua orang dokter yang kompeten & berwenang.c. Prosedur tersebut hendaknya dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten di

instansi kesehatan tertententu yang diakui oleh suatu otoritas yang sah.d. Jika dokter tersebut merasa bahwa hati nuraninya tidak sanggup melakukan

tindakan pengguguran, maka hendaknya ia mengundurkan diri serta menyerahkan pelaksanaan tindakan medis ini pada teman sejawat lainnya yang juga kompeten .

e. Selain memahami & menghayati sumpah profesi & kode etik, para dokter & tenaga kesehatan juga perlu meningkatkan pemahaman agama yang dianutnya.Pada beberapa negara seperti Singapura, Cina, & Tunisia, aborsi dilegalkan oleh pemerintahnya masing-masing dengan tujuan untuk membatasi pertumbuhan guna meningkatkan kesejahteraan. Negara Swedia, Inggris, & Italia atas dasar sosiomedik, sedangkan di Jepang atas dasar sosial.

Untuk masyarakat agar dihimbau untuk:

a. Sedapat mungkin menghindari hubungan suami isteri pada pasangan yang tidak/belum menikah.

b. Bagi para suami isteri yang tidak merencanakan untuk menambah jumlah anak, agar mengikuti program KB.

c. Bagi para pekerja seks komersial agar selalu menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan intim dengan pelanggannya.

d. Meningkatkan pengetahuan agama agar selalu terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agamanya.

e. Menuntut pada pemerintah agar memberikan tindakan hukuman yang seberat-beratnya bagi para pemerkosa ataupun pelaku tindakan pelecehan/kekerasan

14

Page 15: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

seksual lainnya, agar para kriminal maupun calon pelaku kriminal ini berpikir panjang untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut.

INTERPRETASI HASIL

Pada kasus di atas, seorang dokter diduga melakukan pengguguran kandungan terhadap salah satu dari ketiga perempuan yang sedang diperiksa di bagian kebidanan sebuah rumah sakit. Pada kasus seperti ini, tidak semua aborsi berdampak terhadap hukum. Oleh karena itu, harus diperhatikan dengan seksama dan dilakukan pemeriksaan yang memastikan apakah tindakan tersebut sesuai indikasi medis atau termasuk dalam kasus kriminalitas. Pada kasus aborsi provokatus, hasil pemeriksaan dapat ditemukan:

Pada pemeriksaan medis, ditemukan tanda-tanda kekerasan mekanik lokal pada organ reproduksi (uterus, vagina, serviks, dsb) sebagai tanda adanya usaha aborsi provokatus.

Pada pemeriksaan toksikologi ditemukan adanya zat/obat yang digunakan untuk membantu proses aborsi

Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan adanya sel trofoblas (tanda kehamilan, tanda kerusakan jaringan akibat usaha penghentian kehamilan), sel PMN (tanda intravitas)

Adanya peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadothropin) Adanya kecocokan DNA tersangka dengan janin.

VISUM et REPERTUM

KESIMPULAN

Tindakan aborsi atau pengguguran kandungan sesuai dengan hukum yang berlaku adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup atau mati.

Tindakan pengguguran kandungan tidak semuanya berdampak pada hukum. Seorang dokter dapat melakukan tindakan medis tertentu sesuai dengan pasal 15 UU Kesehatan, dimana dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu dapat dilakukan sesuai indikasi medis, oleh tenaga kesehatan yang ahli dan berwenang sesuai tanggung jawab profesinya, dengan persetujuan ibu hamil atau keluarganya, dan pada sarana kesehatan tertentu. Oleh karena itu, harus diperhatikan dan diteliti dengan seksama supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Abortus provocatus yang dilakukan menggunakan pelbagai cara selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu atau janin.seorang dokter perlu mengenali kelainan yang dapat timbul akibat pelbagai macam cara yang digunakan untuk melakukan pengguguran criminal ini agar benar-benar dapat membantu secara maksimal pihak penyidik. Untuk membantu proses penyidikan, dokter dapat membantu dalam pemeriksaan medis dan laboratorium.

15

Page 16: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

Para dokter dan tenaga medis lainnya, hendaklah selalu menjaga sumpah profesi dan kode etiknya dalam melakukan pekerjaan. Apapun alasannya selain untuk tindakan medis tertentu yang dapat membahayakan nyawa ibu dan ataupun janin, tindakan aborsi tidak boleh dilakukan.

16

Page 17: 47470313 Kasus IV Aborsi Ilegal

DAFTAR PUSTAKA

1. Aborsi. 2004. Diunduh dari: www.aborsi.org, 19 Januari 2011.2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik . Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.Cetakan ke-2.1997.3. Jenis aborsi. Juni 2007. Diunduh dari: http://abortus.blogspot.com/2007/06/jenis-abortus.html4. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Aspek Hukum & Prosedur Medoco-Legal.

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Edisi 1; Tahun 1994.5. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP). Aturan Utama. Buku I. Diunduh dari:

http://www.jsmp.minihub.org/English/webpage/reso/KUHP%20indo..pdf6. Abortus dan Undang-undangnya. Desember 2010. Diunduh dari:

http://requestartikel.com/abortus-dan-undang-undangnya-201012304.html7. Adiraansz G, Hanafiah TM. Diagnosis kehamilan. Dalam: Ilmu kebidanan, Prawirohardjo S. Jakarta:

PT. Bina pustaka; 20088. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W, Setiowulan W. Ilmu kedokteran forensik, Kapita Selekta

Kedokteran edisi ke tiga, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2009.9. Sampurna. Budi., Syamsu. Zulhasmar., Siswaja. Tjetjep Dwidja. Didalam: Bioetik dan Hukum

Kedokteran. Juli 2007.

17