Upload
skyarh10
View
43
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Konsep Tecnologi
Citation preview
Konsep Teknologi Pesawat Terbang
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Teknologi
yang dibina oleh Drs. Mistaram
Oleh
Ekky Ayusta
NIM. 408253416987
(off. HH angk. 2008)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
NOPEMBER 2010
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah – Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tanggung jawab
untuk menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik walaupun masih terdapat beberapa
kekurangan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kehadirat nabi besar
Muhammad SAW.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang turut serta
membantu terselesaikannya makalah ini, diantaranya adalah :
1. Orang tua yang selalu memberi dukungan moril maupun materiil selama proses
pembuatan makalah ini.
2. Bapak Drs. Mistaram yang telah membimbing dan membina mata kuliah
Konsep Teknologi.
3. Rekan – rekan mahasiwa/mahasiswi Universitas Negeri Malang angkatan 2008
yang terus - menerus memberikan saran, kritik serta masukan yang berguna
bagi kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Teknologi. Selain
itu diharapkan makalah ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Akhir kata bagi semua pihak yang telah membantu terselenggaranya penyelesaian
makalah ini penulis mengucapkan banyak terima kasih. Menyadari bahwa masih terdapat
adanya kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharap adanya sumbang saran
maupun kritik yang sifatnya membangun demi peningkatan mutu dan kualitas makalah
ini.
Malang, Nopember 2010
Tim Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Burung besi bernama pesawat terbang memang bukan barang aneh lagi di zaman
modern ini. Ternyata, perjalanan sejarah pesawat terbang dari pertaman kali dibuat
hingga tercipta pesawat terbang masa kini dengan segala kecanggihannya telah cukup
panjnag yaitu 100 tahun. Sejarah itu dimulai ketika seabad silam Orville Wright berhasil
menerbangkan sebuah pesawat kecil di North Carolina, Amerika Serikat. Namun,
penerbangan itu Cuma berlangsung selama 12 menit. Walau hanya sebentar ini
merupakan penerbangan pertama dengan pesawat terbang bermotor. Selain itu,
penerbangan perdana ini juga merupakan moment penting yang membuka jalan menuju
era penerbangan modern. Walau bentuknya masih sangat sederhana, pesawat ini
merupakan buah pemikiran mendalam dengan serangkaian uji coba yang dilakukan
selama tiga tahun. Pesawat dengan empat sayap ini juga merupakan buah dari kecintaan
Orville dan saudaranya Wilbur Wright pada segala hal yang terbang di udara. Salah satu
benda ’terbang’ yang merka sukai adalah layang-layang. Tak heran, saat masih anak-anak
Wright bersaudara banyak menghabiskan waktunya dengan bermain layang-layang.
Ketika beranjak remaja, mereka mulai gemar mengamati burung. Mereka melihat, burung
menjaga keseimbangan dengan cara memutar-mutarkan ujung sayapnya. Karena itu,
Orville dan Wilbur sengaja mendesain sayap pesawat mereka agak bengkok. Dengan cara
ini, pesawat mereka bisa belok. Pada tahun 1902, desain pesawat mereka makin
sempurna. Percobaan demi percobaan pun dilakukan. Akhirnya, pada pagi hari 17
Desember 1903, pesawat mereka yang dilengkapi motor sederhana dapat mengudara.
Sebelum Wright bersaudara, sebenarnya ada beberapa orang yang telah berusaha
menciptakan pesawat terbang. Tapi hasil upaya mereka tidak secemerlang Wright
bersaudara. Pada akhir tahun 1840-an misalnya, Sir George Cayley dari Inggris membuat
pesawat terbang layang yang bisa mengangkut satu orang ketika mengudara setelah
ditarik. Kemudian pada tahun 1890-an, seorang warga Jerman, Otto Lilienthal mengudara
dengan pesawat gantole. Lebih dari 2.000 kali, Lilienthal menerbangkan gantolenya dari
puncak bukit. Tapi akhirnya, ia mengalami kecelakaan dan tewas setelah gantolenya
4
mendadak ’mogok’ di udara. Sejak keberhasilan Wright bersaudara menerbangkan
pesawat bermotornya , teknologi penerbangan maju dengan cepat. Pada tahun 1947,
terjadi kemajuan yang sangat berarti. Pilot asal Amerika, Chuck Yeager berhasil
menerbangakn pesawat melebihi kecepatan suara. Padahal sebelumnya, orang sangat
yakin bahwa pesawat tidak akan mungkin terbang lebih cepat dari kecepatan suara.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini pesawat terbang digunakan sebagai
salah satu alat transportasi utama di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:
a. Apa pengertian dari pesawat terbang?
b. Mengapa teknologi pesawat terbang dicari dan bagaimana prosedurnya?
c. Siapa penemu pesawat terbang dan siapa penggunanya?
d. Bagaimana prosedur penemuan pesawat terbang dan perancangannya?
e. Kapan teknologi pesawat terbang ditemukan?
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
a. Perancangan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap dan
akurat mengenai latar belakang ditemukannya teknologi pesawat terbang.
b. Memberikan informasi tentang konsep teknologi pesawat terbang, cara kerjanya
maupun anatomi dari bagian per bagian pesawat terbang..
a. Perancangan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
mengenai konsep teknologi dari berbagai temuan teknologi.
b. Dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak tertentu yang memerlukan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Teknologi Pesawat Terbang
3.1.1 Pengertian Pesawat Terbang
Definisi pesawat terbang menurut Konvensi Chicago 1944 adalah “Any machine
which can derive support from the reaction of the air other than the reaction of the
surface of the earth”. Hal ini serupa dengan artikel yang ditampilkan pada Wikipedia
mengenai pengertian pesawat terbang yaitu kendaraan yang mampu terbang di atmosfer
atau udara. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pesawat terbang
sangat tergantung pada keberadaan dan daya dukung dari unsur-unsur udara.
Kemampuan ketinggian terbang pesawat udara berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi pesawat udara. Pada saat ini, kemampuan pesawat udara terbang
di ruang udara berkisar antara 60-80 km. Berdasarkan ”Diagram Sanger”, kemampuan
terbang suatu pesawat udara dikaitkan dengan mesin penggerak yang digunakannya dan
daya dukung aerodinamika. Nyatanya pesawat udara yang berbaling-baling hanya dapat
terbang hingga ketinggian 8000 m dan pesawat udara yang menggunakan mesin turbin
dapat beroperasi hingga 60 km. Sedangkan batas daya dukung aerodinamika bagi
pesawat udara diperkirakan hanya sampai ketinggian antara 60 km hingga 80 km saja.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan ketinggian terbang pesawat
udara yang didukung oleh kemampuan teknologi saat ini sudah mencapai titik optimum.
3.1.2 Sejarah Penemuan Pesawat Terbang
Perjalanan pesawat terbang dari awal mula terciptanya hingga sampai ke bentuk
yang sekarang ini cukup panjang yaitu hampir 100 tahun lebih. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa ide membuat pesawat terbang sudah ada sejak tahun 200 SM. Hal
tersebut dibuktikan dengan ditemukannya gambar-gambar pada balok atas penyangga
langit-langit sebuah ruangan kuil kerajaan Mesir Kuno.
6
Selain itu pada tahun 1898, dari sebuah makam kuno di Saqquara, Mesir, yang
diperkirakan dibuat pada 200 SM, juga telah ditemukan sebuah replika pesawat yang
bentuknya mirip dengan pesawat terbang modern.
Di beberapa wilayah di sekitar Amerika Tengah hingga beberapa bagian negara di
Amerika Latin, banyak ditemukan artefak-artefak purbakala yang berbentuk sangat mirip
dengan desain pesawat terbang modern pada umumnya. Artefak yang keseluruhannya
terbuat dari bahan dasar emas tersebut diperkirakan telah berusia 1000 tahun lebih.
7
Pada abad ke-8, seorang Muslim Spanyol, Abbas Ibnu Firnas atau Abbas Qasim
Ibnu Firnas (dikenal dengan nama Latin Armen Firman) dilahirkan di Ronda, Spanyol
pada tahun 810 M. Beliau telah menemukan, membangun, dan menguji konsep pesawat
terbang. Konsep pesawat terbang Ibnu Firnas inilah yang kemudian dipelajari Roger
Bacon lepas 500 tahun setelah Ibn Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbang.
Setelah Ibnu Firnas, percobaan di dunia penerbangan dilakukan pada tahun 1003
oleh Farabi Ismail Al-Jauhari, seorang guru asal Iran. Al Jauhari menggunakan pesawat
terbang tak dikenal yang diluncurkannya dari atas atap masjid tua Nishabur di Khurasan,
Turkistan. Pada tahun 1162, saat berkecamuk perang salib, para tentara muslim sudah
menggunakan pesawat terbang untuk melakukan serangan. Para Saracen (Muslim zaman
perang salib) berdiri di atas Hippodrome Constantinople dengan sebuah peralatan terbang
seperti jubah.
Kemudian, Marco Polo dalam sebuah perjalanannya mencatat aksi terbang layang
di Asia Timur. Bagi Marco itu sebuah aksi yang misterius yang teka-tekinya tidak
terungkap hingga pada abad 16. Lalu, Leonardo Da Vinci mencoba memecahkan teka-
teki pesawat terbang yang diperkenalkan Ibn Firnas. Da Vinci merasa terkunci dengan
misteri burung-burung hingga genius Italia itu melakukan pembedahan terhadap unggas
yang menghasilkan rancangan mesin terbang yang diikatkan di punggung seorang laki-
laki.
Setelah Da Vinci, percobaan penerbangan yang lebih modern dan berhasil
dilakukan oleh Hezarfen Ahmed Celebi, pilot Turki paling terkenal pada masa Khalifah
Usmani di bawah pemerintahan Sultan Murad IV. Diilhami rancangan Da Vinci, dengan
8
mengoreksi beberapa bagian dan sistim keseimbangannya, Hezarfen mengambil
pelajaran burung rajawali. Setelah melakukan sembilan kali percobaan, Hezarfen
menemukan formula yang pas untuk sayap pesawatnya. Pada tahun 1638, dengan
ketinggian 183 kaki dari Galata Tower di dekat Bosporus Istambul, Hezarfen melakukan
uji coba penerbangan. Hezarfen terbang menuju Uskudar lalu berbelok ke Bosporus, dan
sukses! Hezarfen mendarat mulus di sebuah tempat di Borporus. Peristiwa ini di rekam
oleh Evliya Celebi, seorang turis, yang kemudian menulis kesaksiannya dalam bukunya
Seyahatname (Catatan perjalanan). Prototipe pesawat Hezarfen inilah yang 200 tahun
kemudian menjadi bahan percobaan di tempat lain oleh Wright Bersaudara pada bulan
Desember 1903. Lima Puluh tahun setelah Hezarfen mencatat sukses, saudaranya Ladari
Hasan Celebi, menemukan roket berawak yang diluncurkannya dengan menggunakan
300 pon serbuk mesiu.
Pesawat terbang yang lebih berat dari udara diterbangkan pertama kali oleh
Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat
rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tanggal 17 Desember
1903 di Amerika Serikat.
Namun, penerbangan itu cuma berlangsung selama 12 menit. Walau hanya
sebentar ini merupakan penerbangan pertama dengan pesawat terbang bermotor. Ketika
itu Orville berhasil terbang setinggi 3 meter sejauh 40 meter. Beberapa saat kemudian
ganti Wilbur Wright berhasil menyusul terbang dengan pesawat yang sama sejauh 57
meter. Penerbangan perdana tersebut merupakan moment penting yang membuka jalan
menuju era penerbangan modern.
9
3.1.3 Jenis Pesawat Terbang
Terdapat berbagai macam jenis pesawat terbang di seluruh dunia, berikut ini
klasifikasi pesawat terbang berdasarkan desain, propulasi dan penggunaan:
a. Berdasarkan desain
• Balon udara
• Kapal udara
• Pesawat bersayap tetap, antara lain:
o Pesawat bersayap satu
Pesawat bersayap delta
Pesawat bersayap lipat
Sayap terbang
o Pesawat bersayap dua
o Pesawat bersayap tiga
• Pesawat sayap berputar
o Helicopter
o Auto giro
b. Berdasarkan propulsi
• Pesawat terbang layang (Glider)
• Pesawat bermesin piston
• Pesawat bermesin turbo propeller
• Pesawat bermesin turbojet
10
• Pesawat bermesin ramjet
c. Berdasarkan propulsi
• Pesawat eksperimental
• Pesawat penumpang sipil
• Pesawat angkut
• Pesawat militer
3.1.4 Komponen Dasar Pesawat dan Fungsinya
Hal yang pertama yang orang perhatikan jika berada di bandara adalah
bervariasinya pesawat dan desainnya. Walaupun selintas Anda mungkin berpikir pesawat
berbeda satu dengan lainnya namun Anda mendapati komponen utama umumnya sama,
yaitu badan pesawat, sayap, ekor, dan dapur pacu alias mesinnya. Setiap pesawat
memiliki komponen-komponen ini sesuai dengan desain dan peruntukannya. Berikut ini
penjelasannya:
a. Fuselage / badan pesawat
Adalah badan pesawat yang memiliki banyak fungsi. Disamping tempat tempel
berbagai komponen utama lain badan pesawat juga terdapat kokpit juga kabin yang berisi
bangku-bangku penumpang dan juga bagasi yang dapat diganti dengan bangku tambahan.
b. Wing / sayap
Ketika aliran udara melewati sayap pesawat, aliran ini menyebabkan gaya angkat
yang membuat pesawat dapat terbang. Sayap dibentuk untuk mengambil manfaat gaya ini
secara maksimal. Ada yang terletak di atas, tengah maupun dibawah badan pesawat.
Desain ini dinamakan berturut-turut sebagai high, mid, dan low wing.
High Wing
11
Mid Wing
Low Wing
Jumlah sayap juga bervariasi, yang bersayap tunggal disebut monoplane, yang
ganda disebut biplane.
12
Untuk membantu menerbangkan pesawat, sayap punya dua macam sirip yang
menempel diujung dan dipangkal sayap. Masing masing disebut sebagai aileron dan flap.
Aileron (kemudi guling) terbentang dari tengah sayap sampai keujung tiap sayap yang
bergerak keatas dan kebawah secara berlawanan pada masing-masing sayap, dengan
membelokkan seperti stir mobil biasa. Jika aileron kanan naik maka yang kiri turun juga
sebaliknya.
Flap terbentang mulai pangkal sampai pertengahan sayap ditiap sayap, flap ini
selalu bergerak searah, jika flap kiri turun maka flap kanan juga turun dengan sudut yang
sama. Dikendalikan dengan menarik tuas seperti rem tangan pada mobil, atau memutar
roda kerekan atau juga secara elektris pada tipe pesawat yang lebih muda tahun
pembuatannya.
c. Empennage / ekor
Pada ekor pesawat ada stabiliser tegak dan stabiliser horisontal. Masing-masing
tak bergerak dan berfungsi seperti bulu pada panah untuk menstabilkan pesawat dan
membantu Anda meluruskan pesawat.
13
Di ekor juga ada rudder/ kemudi tegak yang ditempelkan dibelakang stabiliser
tegak. Gunanya menggeser hidung pesawat saat terbang kekiri dan kanan, dikendalikan
dengan pedal kaki. Rudder juga dikombinasikan dengan aileron agar pesawat membelok
sempurna.
Kemudian juga ada elevator yang ditempelkan dibelakang stabiliser horisontal.
Saat terbang berguna menaikkan dan menurunkan hidung pesawat sampai mencapai
ketinggian yang diiinginkan, dengan menarik atau mendorong yoke atau stik. Umumnya
elevator punya sirip tambahan yang kecil dibelakangnya disebut trim tab. Gunanya
mengatur tekanan yang harus dikeluarkan saat memposisikan sudut tanjak / tukik. Trim
tab diatur didalam kokpit oleh roda yang bisa diatur kedepan dan kebelakang.
d. Stabilator
Beberapa desain ekor memiliki tipe stabiliser horisontal unik yang bisa bergerak
naik turun pada engselnya (pivot point) sehingga berfungsi seperti elevator. Sirip ini
disebut stabilator, seperti yang diaplikasikan di pesawat PA 28-181 Archer II misalnya.
Dibelakangnya ada sirip kecil semacam trim tab yang disebut antiservo tab fungsinyapun
juga sama yaitu menjaga sudut tanjak atau tukik tanpa kontrol berlebih. Tanpa antiservo
14
setir terasa sangat ringan sehingga cenderung over control, dan pesawat jadi “liar”
gerakannya.
e. Landing gear / roda
Gunanya menyerap beban dan menyangga pesawat saat di darat. Umumnya ada
tiga bagian yaitu didepan (hidung) untuk menyetir, juga dikiri dan dikanan (main landing
gear). Umumnya sekarang seperti demikian (yang disebut tricycle) namun jaman dulu
untuk kemudi / setir diletakkan diujung ekor (taildragger / tailwheel). Landing gear ada
yang dapat ditarik masuk kesayap (retractable gear) namun banyak juga yang tidak
(fixed). Keuntungan jenis yang dapat ditarik adalah mengurangi hambatan saat terbang.
f. Shock strut / peredam kejut
Seperti pada mobil pesawat juga butuh peredam kejut pada roda. Peredam ini
berfungsi meredam goncangan saat mendarat, juga menstabilkan pesawat saat rolling saat
takeoff. Seperti di mobil peredam juga ada yang berbentuk teleskopik yang diisi gas atau
oli dan per daun (spring), atau kombinasi keduanya.
15
g. Brake / rem
Rem pesawat bekerja layaknya mobil namun perbedaannya ada pada
penempatannya, rem pesawat ditempatkan hanya di main gear umumnya terpisah kiri dan
kanan. Karenanya bisa dioperasikan terpisah pula (differential braking). Umumnya
diletakkan diatas pedal rudder, gunanya saat membelok lebih tajam di darat jika
diperlukan saat taxi.
h. Powerplant / dapur pacu
Pada pesawat kecil biasanya terdiri dari mesin dan baling-baling. Putaran mesin
juga membangkitkan listrik dari dinamo ampere / alternator atau generator yang
diperlukan peralatan elektronik seperti radio, juga menggerakkan sumber vakum yang
dibutuhkan beberapa instrumen terbang, dan memanaskan kabin jika suhunya turun.
Mesin pesawat tergantung (mounted) didinding yang juga berfungsi sebagai penyekat
(firewall).
3.1.5 Proses Pesawat Terbang
Mengapa Pesawat udara bisa terbang? Padahal pesawat udara itu berat sekali,
bahkan berton-ton. Lalu bagaimana pesawat udara bisa terbang? Para penemu pesawat,
yang pertama kali menciptakan pesawat, diilhami oleh burung. Tapi, sayap pesawat buat
badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih cepat daripada kecepatan di
16
bawah badan pesawat. Pada gilirannya, ini akan memicu perbedaan tekanan udara di atas
badan pesawat dan di bawah badan pesawat.
Tekanan udara di atas badan pesawat akan lebih kecil di bawah badan pesawat,
sehingga si pesawat bisa mendongak ke atas. Selama penerbangan, ada empat gaya yang
bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke
bawah. Ketiga, gaya maju. Dan keempat, gaya ke belakang.
Gaya berat bekerja menarik benda kembali ke bumi. Contohnya, kalau kita
lempar batu ke atas, makan akan jatuh lagi ke bawah. Sementara itu, gaya ke belakang,
contohnya, kalau kita mengendarai sepeda, maka terasa ada hambatan dari depan. Gaya
angkat dan gaya maju merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu
diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang.
Gaya angkat dihasilkan oleh permukaan sayap yang dirancang agar tekanan udara
di atas permukaan lebih kecil daripada di bagian bawah. Sedangkan gaya maju bekerja
agar pesawat tetap berada di udara. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya
maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Nah, jadi,
gaya maju dan gaya angkat akan bekerja bersamaan untuk menarik pesawat ke arah
depan dan meninggalkan darat.
Suatu pernyataan da Vinci yang begitu visioner adalah metode separasi. Sekitar
1500 tahun yang lalu da Vinci telah mengemukakan bahwa untuk bisa terbang cukuplah
dilakukan dengan sayap tetap dan memberinya gaya dorong. Hal ini didasari dari hasil
pengamatannya dari teknik burung untuk terbang. Menurutnya, sayap burung terdiri dari
dua bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian pangkal sayap burung yang
relatif tetap (fixed) berfungsi membangkitkan gaya angkat. Sedangkan bagian ujung
sayap burung berfungsi untuk mengepak dan membangkitkan gaya dorong. Separasi gaya
menjadi gaya angkat dan gaya dorong inilah yang sampai sekarang dipakai untuk
menciptakan mesin terbang.
Lalu bagaimana pesawat udara dapat terbang? Adalah suatu yang kesalahan jika
kita berfikir bahwa mesinlah menyebabkan pesawat dapat terbang. Pada dasarnya,
sayaplah yang memberi gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang, sedangkan engine
hanya memberi gaya dorong (thrust) untuk bengerak maju. Jadi, kesimpulan mudahnya
17
adalah bahwa pesawat udara (bukan pesawat antarikasa) dapat terbang karena memiliki
sayap.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana gaya angkat (lift) dapat terbangkit di sayap?
Secara mudah dapat dijelaskan bahwa gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan
tekanan di permukaan atas dan permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan
sedemikian rupa agar tercipta karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan.
Singkatnya, gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah permukaan sayap lebih tinggi
dari tekanan diatas permukaan sayap. Perbedaan tekanan ini dapat terjadi karena
perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan dibawah permukaan sayap. Sesuai hukum
Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran maka tekanannya makin rendah. Besarnya gaya
angkat yang dibangkitkan berbanding lurus dengan Luas permukaan sayap, kerapatan
udara, kuadrat kecepatan, dan koefisien gaya angkat.
Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar
pesawat dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan relatif
udara di permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan sudut serang
sayap (angel of attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu karakteristik aliran udara
dipermukaan sayap yang kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan atas
dan permukaan bawah sayap yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang
dibutuhkan untuk terbang.
Ada 4 gaya yang bekerja pada pesawat udara selama penerbangan yaitu Gaya
angkat ( LIFT) atau gaya keatas, gaya berat ( WEIGHT ) atau gaya kebawah, selanjutnya
gaya maju ( THRUST ) serta gaya kebelakang ( DRAG ). Dua gaya berikut dapat mudah
dipahami. Gaya berat ( WEIGHT ) bekerja menarik benda kembali ke bumi, sebagai
contoh apabila kita melemparkan batu ke atas maka akan jatuh. Selanjutnya apabila kita
mengendarai sepeda, maka terasa hambatan dari depan. Perhatikan gambar berikut :
18
3.2 Analisa
3.2.1 Analisa Sosial Ekonomi
Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat memerlukan sarana transportasi yang
cepat, murah, dan aman. Transportasi udara dengan menggunakan pesawat udara adalah
merupakan alat transportasi yang tercepat dibandingkan dengan sarana angkutan laut dan
angkutan darat. Perkembangan transportasi udara mengalami perkembangan pesat,
setelah pemerintah memberikan cukup kebebasan bagi maskapai penerbangan untuk
menentukan tarif.
Dengan model pengaturan yang demikian, bisnis di sektor transportasi udara
menjadi bergairah dan tumbuh pesat. Persaingan menciptakan pasar domestik yang pada
gilirannya dapat menguntungkan konsumen. Akibat tiket pesawat terbang komersial yang
relatif murah dan terjangkau, kini transportasi udara cenderung menggantikan/menggeser
dominasi transportasi laut dan darat jarak jauh. Sebagai contoh banyak penumpang kereta
api kelas eksekutif mengalihkan pilihan dari kereta api Jakarta-Surabaya menjadi ke
pesawat terbang komersial. Begitu juga penumpang Jakarta-Medan banyak yang beralih
memilih pesawat terbang komersial ketimbang bus antar propinsi. Kini transportasi udara
sudah bukan lagi menjadi sarana transportasi yang mewah dan hanya bisa dijangkau oleh
kalangan atas.
3.2.2 Analisa Kelestarian Lingkungan
19
Pesawat terbang mempunyai bahan bakar khusus, akan tetapi ternyata pesawat
menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu Avgas dan aviation kerosine. Seperti juga
mobil, pesawat terbang butuh bahan bakar. Energi yang dilepas dipakai untuk
menggerakkan piston dan turbin agar kendaraan tersebut bisa melaju. Jika pesawat
bermesin piston menggunakan aviation gasoline alias avgas, sedangkan pesawat
penyandang mesin turbin menggunakan aviation kerosene.
Beda dari kedua jenis bahan bakar ternyata ada pada sifat titik didih. Avgas yang
sejatinya adalah campuran minyak tanah dengan hidrokarbon cair berkisar antara 32-220°
Celcius. Sementara aviation kerosine lebih tinggi, yakni antara 144-252° Celcius.
Pembedaan ini paling tidak muncul sebagai syarat baku lantaran metal ruang
bakar mesin punya toleransi beragam terhadap panas hasil pembakaran. Mesin piston,
sebagaimana laiknya dapur pacu generasi awal, jauh lebih rentan ketimbang mesin turbin
yang terbuat dari metal jenis terbaru. Itu sebab, mesin pesawat DC-3 Dakota yang walau
hingga kini masih terbang, misalnya, tetap tak bisa beranjak dari avgas.
Jadi, jika penerbangan jarak jauh ingin dipersingkat, pesawat terbang tak bisa lagi
tergantung pada mesin piston. Pemecahannya mau tak mau dengan mesin turbin
(turbojet, turbofan, atau turboshaft), yang pada akhirnya menuntut jenis bahan bakar lain
yang lebih berenergi. Maka diramulah aviation kerosine.
Namun demikian, sejalan dengan semakin canggihnya mesin turbin itu sendiri,
aviation kerosine mengalami beberapa perombakan. Jenis pertama, Jet A, misalnya,
hanya cocok digunakan untuk mesin jet generasi awal dengan struktur mesin yang masih
sederhana.
Namun, apa boleh buat, avgas semakin ketinggalan zaman karena tak mampu
memacu pesawat menerobos batas kecepatan subsonik. Mirip seperti yang
dipertentangkan antara mobil rumahan dan mobil balap, yang terakhir ini tentu perlu
bahan bakar khusus yang mampu menimbulkan panas lebih tinggi. Kuncinya, seperti
diketahui bersama, terletak pada “oktan”.
3.2.3 Analisa Politik dan Hukum
Berkembangnya pertumbuhan bisnis transportasi udara, tidak diiringi dengan
sistem hukum yang menopang pertumbuhan bisnis sektor tersebut. Salah satu diantaranya
20
adalah hukum mengenai agunan atas pesawat udara (yaitu: pesawat terbang dan
helikopter) yang terkait dengan pembiayaan pengadaan/pembelian pesawat udara. Sebab,
jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah terjadi maskapai penerbangan membeli
pesawat udara secara tunai seketika dengan menggunakan semata-mata uang/modalnya
sendiri. Dengan sistem non tunai atau pinjaman diperlukan agunan yang memberikan
kepastian hukum atas pembayaran kembali pinjaman secara tepat waktu dan untuk
jumlah seluruhnya. Dengan adanya agunan yang bersifat kebendaan yang memberikan
hak utama/prioritas kepada kreditur, maka apabila debitur wanprestasi atau gagal
melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya kreditur dapat mengeksekusi agunan
kebendaan yang telah diberikan debitor tersebut guna pelunasan hutangnya. Oleh
karenanya kreditor dapat merasa lebih aman dalam memberikan pembiayaan/kredit
terhadap debitor.
Terkait dengan pengaturan pesawat udara sebagai agunan (jaminan) utang,
pertama kali aturan yang diperkenalkan adalah melalui Keputusan Menteri Perhubungan
No.13/S/1971 (“Kep Menhub No.13/S/1971”). Pasal 11 Kep Menhub No.13/S/1971
mengatur bahwa untuk maksud registrasi pesawat udara di Indonesia, pembelian pesawat
udara dengan cara sewa beli (hire purchase) dapat dianggap sebagai pemilikan yang sah
dan memenuhi persyaratan untuk registrasi pesawat udara dengan ketentuan:
a. Dalam kontrak sewa-beli (hire purchase) tersebut tidak terdapat kemungkinan
bagi si penjual untuk membeli kembali pesawat tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung;
b. Sewa beli (hire purchase) tersebut disertai agunan berupa mortgage dari suatu
lembaga keuangan berupa bank atau institusi lainnya atau lembaga kredit yang
bonafide menurut pendapat Dirjen Perhubungan Udara.
3.2.4 Analisa Estetika
Kehebatan dunia transportasi seperti pesawat terbang dan kapal laut menjadi
inspirasi dan pendukung berkembangnya gaya Art Deco. Gaya ini merupakan perpaduan
antara bentuk baru yang disederhanakan dengan kecenderungan dekoratif lama. Pada
zaman ini juga muncul istilah “Forms Follow Function”. Art Deco juga mengenalkan
gaya Streamline yaitu desain badan yang memiliki garis dan bentuk ramping dan lurus
21
dengan ujung meruncing atau membulat sehingga dapat mengikuti alur atau arus air dan
udara.
3.2.5 Analisa Kegunaan
Tak bisa dipungkiri keberadaan pesawat terbang telah memberikan efek luar biasa
bagi dunia transportasi di dunia, berikut ini analisa kegunaan pesawat terbang :
a. Sebelum Perang Dunia II
• Lomba terbang nonstop “London Daily Mail” sebagai sponsor $50.000
• Tahun 1925 Kelly Air Mail mendapat otorisasi Post Office Dept.
• Tahun 1926 tumbuh berkembang 14 perusahaan Domestic Airmail
b. Selama Perang Perang Dunia II
• Tumbuh pembuatan Small Aircraft
• Tahun 1941 pekerja di Aviation Industri 193.000 menjadi 450.000 orang
• Tahun 1941 jumlah penumpang yang telah diangkut 3.375.000
• Tahun 1941 jumlah perusahaan penerbangan 18
c. Setelah Perang Perang Dunia II
• Technologi Aviation berkembang (Jet Propulsion, aerodinamis, radar)
• Tahun 1945 jumlah pesawat mencapai 40.000 buah
• Pabrik pesawat Boeing mendapat kontrak dari Military
• Technologi yang diperlukan ( Kecepatan, cabin press, turbin jet)
d. Di Indonesia
Pada mulanya penerbangan digunakan untuk mengangkut pos dan dilakukan oleh
dinas penerbangan militer. Didirikannya KNILM dengan Niewenhuis sebagai
direktur utama serta penerbangan Batavia-Surabaya pada tahun 1920 mewarnai
penerbangan sipil di wilayah yang dikenal sebagai Hindia Belanda pada masa itu.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan berbagai pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pesawat terbang yaitu kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara,
dimana sangat tergantung pada keberadaan dan daya dukung dari unsur-unsur udara.
Terinspirasi dari seekor burung yang dapat terbang dengan leluasa di udara, berbagai
ilmuwan dan orang-orang cerdas di jamannya berlomba-lomba menciptakan suatu alat
yang dapat digunakan terbang layaknya seekor burung. Pesawat terbang memiliki sejarah
panjang hingga berbentuk seperti saat ini. Dari jaman Mesir hingga ke suku Aztec di
America Tengah, lalu berkembang di jaman perkembangan Islam hingga seniman sekelas
Leonardo da Vinci pun tak mau ketinggalan. Saat ini pesawat terbang telah berkembang
sangat pesat bahkan hingga mampu terbang dan mendarat di bulan. Jadi mari kita tunggu
saja perkembangan selanjutnya dari pesawat terbang
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/26-
private-pilot/71-aerodinamika-4-gaya-yang-mempengaruhi-pesawat
http://www.engineeringtown.com/kids/index.php?
option=com_content&view=article&id=96:sejarah-pesawat-
terbang&catid=43:penemuan&Itemid=55v
http://bandara.web.id/pengertian-pesawat-terbang.html
http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/06/03/sejarah-pembuatan-pesawat-terbang/
http://gemadirgantara.wordpress.com/2007/06/27/sejarah-pesawat-terbang/
http://charles067.wordpress.com/2008/05/13/sejarah-pesawat-terbang-dapat-terbang/
http://www.majlisdzikrullahpekojan.org/sains-islam/sejarah-pesawat-terbang
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/26-
private-pilot/43-prinsip-dasar-penerbangan
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/41-
pengetahuan-umum-penerbangan/299-pengelompokan-pesawat-berdasarkan-
jenisnya
24