29
TUGAS PRAKTEK ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh: Kelompok G-1 1 . 2 . 3 Lilyana Cynthia Santoso Angelina Santoso Melya 108084 9 108086 8 108086

49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

TUGAS

PRAKTEK ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Oleh:

Kelompok G-1

1.

2.

3.

4.

5.

Lilyana

Cynthia Santoso

Angelina Santoso

Melya

Stevie Pramudita W

1080849

1080868

1080869

1080870

1080871

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SURABAYA

2008

Page 2: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

DAFTAR ISI

Halaman

Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Daftar isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i

ii

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Pendahuluan

1.1 Tinjauan Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.2 Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.3 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Metode Kerja

2.1 Sarana. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2 Prosedur. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Hasil Praktikum. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pembahasan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

5

5

6

6

10

14

16

Daftar Pustaka

Lampiran : 1. Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi

2. Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan

Darah

3. Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi

4. Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan

Darah

5. Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah

6. Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut

Nadi dan Tekanan Darah

7. Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut

Nadi dan Tekanan Darah

Page 3: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan pustaka

1.1.1 Denyut Nadi

Denyut nadi sendiri merupakan pelonggaran dan

penyempitan dari arteri yang terjadi setiap detak jantung ventrikel

kiri sehingga tercipta sebuah gelombang tekanan. Denyut nadi dari

orang sehat berkisar antara 70-76 denyut/detik pada saat posisi orang

tersebut dalam keadaan istirahat. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kecepatan denyut nadi selain dari posisi tubuh yang

berubah ialah perasaan seseorang.

Denyut nadi arteri adalah gelombang tekanan yang

merambat 6-9 meter per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.

Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak

dekat permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras.

Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan

tangan. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.

Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung,

pembuluh darah dan sirkulasi.

1.1.2 Tekanan darah

Setiap manusia memiliki tekanan darah dalam

memberlangsungkan kehidupan. Tekanan darah adalah daya dorong

darah ke semua arah paada seluruh permukaan yang tertutup yaitu

dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah

berasal dari aksi pemompaan jantung yang memberikan tekanan

yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah

mengalir melalui sisitim peredaran darah tertutup karena ada

perbedaan gradien tekanan anatar ventrikel kiri dan atrium kanan.

Tekanan ventrikular kiri berubah dari 120 mmHg saat

sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole. Tekanan aorta

Page 4: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80

mmHg, tekanan diastole tetap dipertahankan dalam arteri karena

adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan

aorta adalah 100mmHg.

Perubahan tekanan sirkulasi sistemik yaitu darah mengalir

dari ........... (dengan tekanan 100mmHg menuju arteri dengann

perubahan tekanan dari 100 mmHg sampai 40 mmHg) ke arteriol

(dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung

vena) masuk ke ......... (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke

5 mmHg) menuju ke vena cava superior dan inferior (dengan

tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0

mmHg).

Faktor-faktor yang memepengaruhi tekanan darah:

Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah

jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan

frekuensi jantungnya).

Tahanan perifer terhadap aliran darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan

tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki

beberapa faktor penentu yaitu:

Viskositas darah

Semakin banyak kandungan protein dan sel

darah dalam plasma, semakin besar tahanan

terhadapa aliran darah. Peningkatan hematokrit

menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia,

kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

Panjang pembuluh

Semakin panjang pembuluh semakin besar

tahanan terhadap aliran darah.

Radius pembuluh

Page 5: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan

radius pembuluh sampai pangkat ke empatnya. Jika

radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi

pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat

16 kali lipat dan tekanan darah akan turun. Jika

radius pembuluh dibagi 2, seperti yang terjadi pada

vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan

meningkat 16 kali lipat dan teanan darah akan naik.

Karena panjang pembuluh dan viskositas darah

secara normal konstan, maka perubahan dalam

tekanan darah didapat dari perubahann radius

pembuluh darah.

Dari kontraksi dan relaksasi yang dilakukan jantung, aliran

darah yang masuk ke dalam arteri mengakibatkan tekanan darah naik

dan turun pada setiap detak jantung, sehingga tekanan darah dapat

diukur dan terbagi atas dua bagian yaitu:

1. Tekanan sistolik adalah tekanan darah dalam puncak kontraksi

ventricular.

2. Tekanan diastolic adalah yaitu tekanan saat ventrikel jantung

berelaksasi.

Pengaturan tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan

saraf, yaitu pusat vasomotorik pada medula otak yang mengatur

tekanan darah, pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor yang

mengatur curah jantung. Selain dipengaruhi oleh pengaturan saraf,

pengaturann tekanan darah juga dipengaruhi oleh pengaturan kimia

dan hormonal. Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung ataupun

tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya

hormon medula adrenal, hormon antideuretik dan oksitosin,

angiotensin, berbagai amina dan peptida dan prostaglandin.

Tekanan darah yang diukur secara tidak langsung dapat

melalui metode auskultasi dengan menggunakan

Page 6: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

sphygmomanometer. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan

untuk menghentikan aliran darah arteri brachial, sebuah manometer

raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb memompa manset untuk

menghentikan aliran darah arteri brachial dan sebuah katup untuk

mengeluarkan udara dari manset. Sebuah stetoskop dipakai untuk

mendeteksi bunyi korotkoff yaitu bunyi semburan darah yang

melalui sebagian pembuluh darah tertutup. Tekanan darah rata-rata

paada pria dewasa muda adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah pada

wanita dewasa muda biasanya lebih kecil 10mmHg dari tekanan

darah pria dewasa muda.

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset

lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan

tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena

kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba,

tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg

lebih rendah dibanding dengan yang diukur dengan metode

auskultasi.

Dengan stetoskop kita dapat mendengar denyut jantung normal yang

biasanya dideskripsikan sebagai “lub,dub,lub,dub...”. Bunyi “lub”

dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikular (A-V) pada permulaan

sistole, dan bunyi “dub” dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris

(aorta dan pulmonaris) pada akhir sistole. Bunyi “lub” disebut bunyi

jantung yang pertama, dan “dub” sebagai bunyi jantung kedua karena

siklus normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistole ketika

katup A-V menutup.

Penyebab bunyi jantung adalah getaran pada katup yang tegang

segera setelah penutupan bersama dengan getaran darah yang berdekatan,

dinding jantung, dan pembuluh-pembuluh jantung.

Page 7: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh

posisi tubuh dan latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum yang telah kami lakukan adalah

untuk mempelajari dan mengetahui oengaruh posisi tubuh dan latihan fisik

terhadap denyut nadi dan tekanan darah.

Page 8: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

BAB II

METODE KERJA

2.1 Sarana

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Stopwatch

2. Sphygmomanometer (tensimeter)

3. Stethoscope

4. Bangku

5. Metronom

2.2 Prosedur

2.2.1 Memeriksa Denyut Nadi

1. Membaringkan manusia coba (MC) terlentang tenang 2-3 menit di

meja periksa/tempat tidur dengan kedua lengan diletakkan di

samping tubuh.

2. Memeriksa denyut nadi Arteri radialis dextra dengan ujung jari II-

III-IV yang diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain,

longitudinal di atas Arteri radialis tersebut. Kemudian menentukan

frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur atau tidak).

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah secara Palpasi

1. Membaringkan manusia coba terlentang, lengan yang hendak

diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di samping tubuh.

2. Memasang manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau

terlalu longgar), sekitar 3 cm di atas fossa cubiti.

3. Meraba dan merasakan denyut Arteri radialis dextra.

4. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai

maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu

memompakan udara ke dalam manset. Pada suatu saat denyut

Arteri radialis dextra menghilang (tak teraba). Kemudian

Page 9: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

meneruskan memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer

sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut Arteri

radialis dextra tadi mulai menghilang.

5. Mengeluarkan udara dari manset secara perlahan dan

berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa udara

berlawanan arah jarum jam). Mencatat tinggi air raksa pada

manometer dimana denyut Arteri radialis teraba kembali. Ini

menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.

2.2.3 Pengukuran Tekanan Darah secara auskultasi

1. Manusia coba tetap berbaring terlentang dengan manset tetap

terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di

samping tubuh.

2. Menentukan letak Arteri Brachialis dextra secara palpasi pada fossa

cubiti, kemudian meletakkan diafragma stetoskop di atas Arteri

brachialis dextra tersebut.

3. Memutar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai

maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu

pompakan udara ke dalam manset. Akan terdengar suara bising

Arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Pada suatu saat suara

bising tersebut akan menghilang (tak terdengar). Meneruskan

memompa sampai tinggi air raksa dalam amnometer sekitar 20

mmHg lebih tinggi daripada titik di mana suara bising Arteri

Brachialis dextra tadi mulai menghilang.

4. Mengeluarkan udara dari manset secara pelan dan

berkesinambungan, maka anda akan mendengar suara-suara

Korotkoff I –V. Tekanan udara dimana terdengar Korofkoff I

menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi,

sedangkan tekanan dimana terdengar Korofkoff IV atau V

menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

Page 10: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

2.2.4 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

1. a. Memilih 1 manusia coba (MC1)

b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC

1 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.1.

c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah

MC 1 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum

point 2.2.1.

d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data.

2. Membaringkan MC 1 terlentang selama 2-3 menit, kemudian

menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra

serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-

masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya menghitung nilai

rata-ratanya.

3. Menyuruh MC 1 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian

menentukan frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra

serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-

masing diukur tiga kali berturut-turut) selanjutnya menghitung nilai

rata-ratanya.

4. Menyuruh MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3

menit, kemudian menentukan frekuensi dan irama denyut arteria

radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara

auskultasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut)

selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya.

Bila di dalam tiga akali pengukuran secara berturut-turut terdapat

perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

2.2.5 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah

1. a. Memilih 1 mahasiswa coba (MC 2)

b. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC

2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum point 2.2.2.

Page 11: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

c. Memilih 1 mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah

MC 2 pada lengan kanan secara auskultasi selama praktikum

point 2.2.2.

d. Memilih 1 mahasiswa untuk mencatat data.

2. Menyuruh MC 2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian

memeriksa frekuensi dan irama denyut arteria radialis sinistra serta

tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi (masing-masing

diukur tiga akli berturut-turut). Memcatat frekuensi dan irama

denyut arteri radialis sinistra serta tekanan sistolik dan diastolik,

selanjutnya menghitung nilai rata-ratanya.

3. Dengan manset tetap terpasang pada lengan atas kanan (hubungan

manset dengan skala manometer dilepas), MC 2 melakukan latihan

fisik dengan cara “Step Test (naik turun bangku)” 20 kali/menit

selama 2 menit dengan dipandu oleh irama metronom yang

disetting pada frekuensi 80 ketukan per menit.

4. Setelah fase test berakhir, menyuruh MC 2 segera duduk,

memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan tekanan

darahnya masing-masing satu kali. Data ini diharapkan tercatat

tepat 1 menit setelah step test berakhir.

5. Meneruskan memeriksa frekuensi denyut arteri radialis sinistra dan

tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke-3, menit ke-5,

menit ke-7, dst) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum

latihan.

Untuk setiap interval, pengukuran frekuensi denyut arteri radialis

sinistra dan tekanan darah hanya diukur satu kali.

Page 12: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Denyut Nadi Tekanan Darah

secara Palpasi

Tekanan Darah secara

Auskultasi

1. 64 kali per menit

2. 56 kali per menit

3. 64 kali per menit

82

80

81

100/70

100/69

100/60

Tabel 1. Data Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Tabel 2. Data Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah

Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik

(auskultasi)

Tekanan Diastolik

(auskultasi)

Berbaring

terlentang

1. 67

2. 64

3. 66

Mean = 65,67

1. 100

2. 100

3. 100

Mean = 100

1. 70

2. 68

3. 73

Mean = 70,33

Duduk

1. 72

2. 81

3. 77

Mean = 76,67

1. 90

2. 85

3. 82

Mean = 85,67

1. 60

2. 60

3. 59

Mean = 59,67

Berdiri

1. 78

2. 86

3. 71

Mean = 78,33

1. 90

2. 98

3. 101

Mean = 96,33

1. 68

2. 70

3. 65

Mean = 67,67

Grafik 1. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi

Page 13: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Grafik 2. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah

Jumlah denyut

Posisi tubuh

Posisi tubuh

Tekanan

Page 14: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Tabel 3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan

Darah

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik

(auskultasi)

Tekanan Diastolik

(auskultasi)

Pra latihan

1. 67

2. 64

3. 79

Mean = 70

1. 98

2. 98

3. 96

Mean = 97,33

1. 64

2. 68

3. 56

Mean = 62,67

P

a

s

c

a

Menit ke-182 110 55

Menit ke-378 102 52

Menit ke-572 101 54

Menit ke-770 100 60

Grafik 3. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi

Page 15: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Grafik 4. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah

BAB IV

PEMBAHASAN

Jumlah denyut

Waktu

Waktu

Tekanan

Page 16: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Tekanan darah dan denyut nadi seseorang juga dipengaruhi oleh posisi

tubuh seseorang, misalnya denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat

berbaring berbeda dengan denyut nadi dan tekanan darah seseorang pada saat

duduk maupun berdiri. Dan jika seseorang melakukan aktivitas maka denyut nadi

dan tekanan darahnya juga berbeda.

Denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berbaring pada saat praktikum

merupakan denyut nadi dan tekanan darah yang terendah dibandingkan pada

posisi duduk dan berdiri karena pada posisi berbaring diasumsikan keadaan

istirahat biasanya ketegangan fisik dan psikis menurun.

Pada praktikum yang kami lakukan pada saat manusia coba berbaring

denyut nadi yang diperoleh 65,67 kali per menit, pada saat duduk denyut nadi

yang diperoleh 76,67 kali per menit, sedangkan pada saat berdiri denyut nadi yang

diperoleh 78,33 kali per menit. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori yang

ada yaitu semakin berat kegiatan yang dilakukan maka semakin besar denyut nadi

yang dihasilkan. Pada saat berdiri dihasilkan denyut nadi paling besar karena

berdiri memerlukan energi yang lebih besar dan juga pada saat berdiri dipengaruhi

gaya gravitasi yang memperlancar aliran darah sehingga semakin banyak denyut

yang dihasilkan.

Pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah baik di sistole maupun

diastole dapat terlihat pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat

berbaring didapatkan tekanan darah 100/70,33 mmHg, pada saat duduk

85,67/59,67 mmHg, sedangkan pada saat berdiri 96,33/67,67 mmHg. Data

tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat kegiatan yang

dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal tersebut

mungkin dikarenakan pada saat berbaring manusia coba bergurau, berbicara,

bergerak-gerak, kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi,

pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar.

Aktivitas tubuh juga dapat berpengaruh besar terhadap denyut nadi dan

tekanan darah. Pengaruh aktivitas utbuh terhadap denyut nadi dapat ditunjukkan

melalui hasil praktikum yang telah kami lakukan yaitu pada saat pra latihan

didapatkan denyut nadi 70 kali per menit. Pada saat setelah aktivitas naik turun

Page 17: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

kursi, pada saat menit ke satu didapat denyut nadi 82 kali per menit,pada saat

menit ke tiga 78 kali per menit, pada saat menit ke lima 72 kali per menit, dan

pada saat menit ke tujuh diperoleh denyut nadi 70 kali per menit. Dari data yang

kami peroleh terlihat bahwa denyut nadi manusia coba pada saat setelah aktivitas

bertambah kemudian berangsur-angsur turun hingga kembali ke normal setelah

menit ke tujuh.

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa pada

saat beraktivitas jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena

itu, setelah selesai melakukan aktivitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga

kembali ke normal karena kebutuhan oksigen telah terpenuhi.

Aktivitas tubuh sangat mempengaruhi tekanan darah baik sistole maupun

diastole. Pada praktikum yang telah kami lakukan didapatkan data pada saat pra

latihan tekanan darah 97,33/62,67 mmHg, pada saat menit ke satu 110/55 mmHg,

pada saat menit ke tiga 102/52 mmHg, pada saat menit ke lima 101/54 mmHg,

dan pada menit ke tujuh 100/60 mmHg. Hasil yang telah kami peroleh tersebut

tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin berat aktivitas tubuh yang

dilakukan maka semakin besar tekanan darah yang dihasilkan. Hal ini mungkin

dikarenakan kesalahan pemeriksaan pendengaran karena kurang konsentrasi,

pemasangan manset yang terlalu kencang atau terlalu longgar, dan juga irama naik

turun kursi tidak sesuai prosedur.

BAB V

KESIMPULAN

Page 18: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Berikut kesimpulan yang dapat kami peroleh dari percobaan yang

telah kami lakukan:

Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai denganposisi tubuhnya,

yakni berbaring, duduk dan berdiri.

Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yang

dilakukan.

Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turun

setelah beristirahat.

Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: 49549015 Denyut Nadi Dan Tekanan Darah (1)

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Marieb, Elaine N. 1994. Essentials of Human Anatomy & Physiology.

California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc.

Sloane, Ethel. -. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.